BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan...

29
32 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap (Fixed Cost) Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2015 pada BAPPEDA Provinsi Jawa Barat 4.1.1 Landasan Hukum Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap (Fixed Cost) Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) mengacu pada beberapa landasan hukum yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Transcript of BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan...

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

32

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap (Fixed Cost) Organisasi

Perangkat Daerah Tahun 2015 pada BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

4.1.1 Landasan Hukum Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap

(Fixed Cost)

Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) mengacu pada

beberapa landasan hukum yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

33

9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional

14. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025

15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan beberapa landasan hukum di atas, maka setiap Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) akan melaksanakan semua kegiatan-kegiatan

berdasarkan dengan ketetapan-ketetapan yang telah ditentukan dan bekerja sesuai

pada jalurnya. Sehingga dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak

diinginkan oleh setiap OPD.

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

34

Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) merupakan salah

satu faktor penting dalam pelaksanaan kinerja organisasi perangkat daerah dalam

mencapai setiap tujuan organisasi perangkat daerah tersebut. Hal itu terlihat jelas

dalam suatu Badan Perencanaan dan Pembagunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi

Jawa Barat, dalam hal ini BAPPEDA Provinsi Jawa Barat memiliki tugas penting

untuk melakukan proses penyusunan kebutuhan belanja tetap setiap organisasi

perangkat daerah yang nantinya akan dibebankan didalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat tersebut.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan salah satu kesatuan dalam

sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan

dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta

pengendalian dan pengawasan. Jika demikian, maka kerangka perencanaan daerah

meliputi perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan

perencanaan jangka pendek / tahunan, yang kesemuanya dituangkan pada APBD

yang nantinya akan dilakukan proses penyusunan APBD.

Proses penyusunan APBD merupakan proses penganggaran daerah dimana

secara konseptual terdiri atas formulasi kebijakan anggaran (budget policy

formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operational

planning). Penyusunan kebijakan umum APBD termasuk kategori formulasi

kebijakan anggaran yang menjadi acuan dalam perencanaan operasional anggaran.

Formulasi kebijakan anggaran berkaitan dengan analisi fiskal, sedangkan

perencanaan operasional anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya

keuangan.

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

Bagan 4.1

Bagan Alur Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap (Fixed Cost) OPD

JUNI DESEMBER

( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014 )

FIXED COST

TAPD OPD

KESESUAIAN

DPA RKA APBD

DPRD

35

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

36

4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah

Belanja tetap tidak dapat dibuat semena-mena, maksudnya didalam belanja

tetap terdapat berbagai macam prosedur yang harus dilewati, agar semua

usulan-usulan yang diajukan oleh setiap organisasi perangkat daerah dapat

disetujui dan dibebankan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

Adapun usulan kegiatan yang diajukan oleh setiap organisasi perangkat

daerah adalah sebagai berkut :

1. Belanja alat tulis kantor

2. Belanja pengadaan materai dan perangko

3. Pengiriman paket / dokumen

4. Pengandaan barang cetakan

5. Penggandaan dan pencetakan

6. Belanja jasa transaksi keuangan

7. Langgaran surat kabar / majalah

8. Belanja alat listrik dan elektronik (lampu pijar, baterry kering)

9. Belanja pengisian tabung gas

10. Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya

11. Belanja perjalanan dinas

12. Belanja makanan dan minuman

13. Pemeliharaan bangunan (pelaburan, pintu, kunci, dll)

14. Jasa keamanan

15. Pemeliharaan lingkungan / taman

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

37

16. Pemeliharaan pagar / benteng

17. Pemeliharaan fasilitas kantor

18. Bayar pajak bumi dan bangunan (PBB)

19. Pemeliharaan alat-alat laboratorium atau alat-alat berat.

20. Pengadaan lampu / penerangan

21. Pengadaan barang pecah belah

22. Bantuan biaya diklat struktural

23. Bantuan biaya diklat fungsional

24. Bantuan biaya pra jabatan

25. Bantuan biaya diklat substantif

26. Bantuan biaya kepesertaan

27. Pengadaan obat

28. Bantuan biaya rawat inap

29. Bantuan biaya meninggal dunia / tewas dalam melaksanakan tugas / musibah

berat

30. Bantuan biaya pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah

31. Peningkatan kesehatan jasmani / olahraga

32. Peningkatan kerohanian

33. Biaya kesenian

34. Kesehatan pegawai

35. Prasarana olah raga

36. Pengadaan baju seragam dan ongkos jahit

37. Kegiatan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

38

38. Kegiatan penyelenggaraan administrasi perkantoran

39. Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal

40. Kegiatan pemeliharaan sarana prasarana kantor

Usulan-usulan kegiatan tersebut diajukan berdasarkan kebutuhan yang

diperlukan oleh setiap organisasi perangkat daerah agar dapat menunjang kinerja

organisasi perangkat daerah tersebut, dalam hal ini dapat diumpamakan seperti

Dinas Peternakan yang mengajukan usulan-usulan kegiatan. Salah satu dari

berbagai macam usulan kegiatannya yaitu pengadaan obat-obatan untuk hewan

ternak.

Usulan tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam

keberlangsungan kinerja Dinas Peternakan tersebut, sehingga apabila usulan

tersebut tidak dipenuhi maka akan menghambat kinerja dari Dinas Peternakan dan

akan berperngaruh terhadap pencapain tujuan organisasi perangkat daerah

tersebut.

Usulan-usulan kegiatan yang telah dibuat oleh setiap oraganisasi perangkat

daerah diajukan kepada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat, yang lebih tepatnya nanti akan di proses dan

ditindaklanjuti oleh bagian Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Jadwal

pegajuan usulan-usulan kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi perangkat

daerah dilaksanakan pada awal bulan juni hingga akhir bulan juni. Apabila OPD

tersebut tidak mengajukan usulan-usulan kegiatan untuk tahun kedepan, maka

akan dianggap masih menggunakan usulan-usulan yang sama dengan tahun

sebelumnnya.

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

39

4.1.3 Penyeleksian Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah

Usulan-usulan kegiatan yang telah diajukan oleh setiap organisasi

perangkat daerah kemudian diproses dan ditindaklanjuti oleh bagian Tim

Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Dalam hal ini, bagian TAPD memeriksa

satu persatu dari berbagai macam usulan-usulan yang diajukan oleh setiap

organisasi perangkat daerah. Kemudian, tim anggaran pemerintah daerah

menyesuaikan segala kebutuhan yang diperlukan dengan melihat pagu setiap

organisasi perangkat daerah.

Setiap tahunnya pagu organisasi perangkat daerah akan dapat berubah, hal

ini dikarenakan oleh beberapa hal :

1. Jumlah pegawai yang setiap tahunnya dapat berubah, baik penambahan

pegawai maupun pengurangan pegawai ( pegawai tewas ), sehingga dengan

berubahnya jumlah pegawai maka akan berpengaruh terhadap pagu organisasi

perangkat daerah.

2. Inflasi atau kenaikan harga secara umum yang terus menerus, sehingga

dengan meningkatnya harga-harga dari setiap barang secara umumnya, maka

akan berpengaruh pula terhadap pagu organisasi perangkat daerah.

3. Trendi atau perubahan zaman, dalam masa ke masa terjadi perubahan yang

sangat signifikan, dengan semakin moderennya zaman maka semakin besar

pula kebutuhan yang diperlukan dan biaya yang dikeluarkanpun semakin

besar pula, sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pagu

organiasasi perangkat daerah.

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

40

Bagan 4.2

Klasifikasi Belanja

( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014 )

keterangan :

Pelayanan dasar (yandas) adalah suatu pemenuhan kebutuhan yang sangat

berpengaruh terhadap kegiatan suatu OPD, jika tidak terpenuhi maka akan

menghambat kinerja suatu OPD. Sedangkan fasilitas dasar (fasdas) apabila tidak

tidak terpenuhi kebutuhan tersebut, maka tidak akan mengahambat kinerja OPD.

Fixed Cost

Belanja

Tidak

Langsung

Belanja

Langsung

Belanja

Fasilitas

Dasar

Pelayanan

Dasar

Tupoksi

Inovasi

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

41

Penyeleksian usulan-usulan kegiatan setiap organisasi perangkat daerah

belum selesai hanya sampai disitu saja, dalam hal ini penyeleksian juga dilihat

dalam segi klasifikasi belanjanya. Berdasarkan bagan di atas, Belanja daerah

terbagi menjadi 2 yaitu : belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja

langsung adalah belanja yang dilakukan sebagai dampak langsung karena adanya

kegiatan dan program-program yang dilakukan oleh organisasi, sedangkan belanja

tidak langsung adalah belanja yang tidak berkenaan atau tidak dipengaruhi secara

langsung oleh kegiatan ataupun program-program.

Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis

belanja yang terdiri dari :

1. Belanja pegawai

Honor : merupaka sesuatu yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada

pegawai , tetapi apabila pegawai tidak melakukan pekerjaan maka upah tidak

akan dibayarkan. ( dia bekerja / produktivitas dan berkaitan dengan tujuan

oraganisasi )

2. Belanja barang dan jasa

3. Belanja modal.

kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri

dari :

1. Belanja pegawai

Gaji. ( Mau kerja atau tidak kerja tetap diterima, sehingga tidak ada

produktivitas)

2. Belanja bunga

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

42

3. Belanja subsidi

4. Belanja hibah

5. Belanja bantuan sosial

6. Belanja bagi hasil

7. Bantuan keuangan

8. Belanja tidak terduga.

Belanja langsung kemudian terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu :

belanja tetap (fixed cost), belanja Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), dan

belanja inovasi. Belanja tetap (fixed cost) merupakan biaya yang berorientasi

kepada efisiensi dan efektivitas untuk mencapai pelayanan publik bermutu tinggi

dan bersifat rutin tahunan. Seperti (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM,

internet, dan perawatan mobil). Belanja TUPOKSI adalah belanja yang

mempengaruhi TUPOKSI OPD yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi,

konsultasi, sosialisasi, pengendalian & evaluasi, dan perencanaan. Sedangkan

belanja inovasi adalah belanja yang berorientasi kepada pengembangan dapat

bersifat tahun jamak (multiyears) atau satu tahun yang lebih mengarah terhadap

perkembangan suatu instansi.

Dengan demikian, OPD dapat diibaratkan seperti piramida yang

mengerucut ke atas, hal ini dikarenakan kebijakan-kebijakan mana yang harus

didahulukan. Sebagai contoh dalam suatu OPD dibebankan anggaran sebanyak 1

Millyar, maka hal yang harus didahulukan untuk menggunakan anggaran tersebut

ialah digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan pegawai, kemudian barulah

anggaran tersebut digunakan untuk belanja tetap (fixed cost) , setelah belanja tetap

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

43

terpenuhi barulah kemudian anggaran tersebut digunakan untuk belanja rutin /

Tupoksi OPD dan sisa dari anggaran tersebutlah yang bisa digunakan untuk

belanja inovasi suatu OPD.

Tahap penyeleksian usulan kegiatan organisasi perangkat daerah masih

belum selesai hanya sampai disitu saja, masih terdapat satu kriteria lagi yang

harus dilakukan oleh bagian tim anggaran pemerintah daerah, yaitu sistem

penganggaran APBD berbasis kewenangan pemerintah terdapat program atau

kegiatan dalam lingkup kewenangan provinsi terbagi 2 :

1. Belanja variabel (variable cost)

2. Belanja tetap (fixed cost)

Belanja variabel adalah belanja yang berorientasi kepada pengembangan

dapat bersifat tahun jamak (multiyears) atau satu tahun. Belanja variabel terbagi

menjadi 2 jenis :

a. Committed program cost

Merupakan biaya untuk mendanai program yang sudah menjadi komitmen

bersama yang mempunyai dimensi waktu tertentu

b. New/innovation program cost

Merupakan biaya untuk mendanai program yang merupakan inovasi /

unggulan / terobosan baru OPD yang mempunyai dimensi waktu tertentu

Belanja tetap adalah belanja yang berorientasi kepada efisiensi dan

efektivitas untuk mencapai pelayanan publik bermutu tinggi dan bersifat tahunan.

Belanja tetap ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan suatu OPD dalam

melaksanakan tugas dan kinerja suatu OPD. Belanja tetap terbagi menjadi 3 jenis :

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

44

a. Public service basic activity cost

Merupakan biaya untuk mendanai aktivitas pelayanan publik yang menjadi

tanggung jawab OPD

b. Basic supporting cost

Merupakan biaya untuk mendanai fasilitas dasar bagi keberlangsungan kerja

OPD

c. Internal basic activity cost

Merupakan biaya untuk mendanai aktivitas dasar bagi keberlangsungan kerja

OPD

Belanja tetap (fixed cost) sering juga disebut dengan belanja administrasi

umum kantor hal ini dikarenakan belanja tetap meliputi sebagai berikut :

1. Gaji dan tunjangan tahunan :

a. Gaji

b. Tunjangan

c. Jumlah pegawai

d. Luas bangunan gedung

2. Program aministrasi perkantoran

2.1. Kegiatan internal administrasi perkantoran

a. Belanja telepon

b. Belanja air dan gas

c. Belanja listrik

d. Belanja internet

e. Belanja alat tulis kantor

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

45

f. Pengiriman paket/dokumen

g. Pengandaan barang cetakan

h. Penggandaan dan pencetakan

i. Belanja jasa transaksi keuangan

j. Langganan surat kabar/majalah

k. Belanja alat listrik dan elektronik (lampu pijar, baterry kering)

l. Belanja pengisian tabung gas

m. Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya

n. Belanja makanan dan minuman

2.2. Kegiatan eksternal administrasi perkantoran

a. Belanja sewa ruangan ( lebih 100 peserta)

b. Belanja perjalanan dinas rutin

3. Program pemeliharaan sarana prasarana perkantoran

a. Belanja jasa service dan penggantian suku cadang kendaraan bermotor

b. Belanja BBM/pelumas

c. Belanja STNK dan KIR kendaraan dinas

d. Belanja jasa kebersihan

e. Belanja jasa asuransi kendaraan dan gedung

f. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

g. Pemeliharaan bangunan (pelaburan, pintu, kunci, dll)

h. Jasa keamanan

i. Pemeliharaan lingkungan / taman

j. Pemeliharaan pagar / benteng

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

46

k. Pemeliharaan fasilitas kantor

l. Pemeliharaan alat-alat laboratorium atau alat-alat berat.

m. Pengadaan lampu / penerangan

n. Pengadaan barang pecah belah

4. Program peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur

4.1. Kegiatan Peningkatan Kemampuan aparatur

a. Bantuan biaya diklat struktural

b. Bantuan biaya diklat fungsional

c. Bantuan biaya pra jabatan

d. Bantuan biaya diklat substantif

e. Bantuan biaya kepesertaan

4.2. Kegiatan Peningkatan kesejahteraan aparatur

a. Pengadaan obat dan bantuan biaya rawat inap

b. Bantuan biaya meninggal dunia/tewas dalam melaksanakan tugas/musibah

berat

c. Bantuan biaya pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah

d. Peningkatan kesehatan jasmani/olahraga

e. Peningkatan kerohanian

f. Biaya kesenian

g. Kesehatan pegawai

h. Sewa rasarana olah raga

i. Pengadaan baju seragam dan ongkos jahit

5. Program capaian kinerja dan pelaporan kinerja

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

47

a. Penyusunan RKA/DPA

b. Penyusunan LAKIP dan LKPJ

c. Penatausahaan keuangan

d. Penyusunan laporan pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan pada kriteria-kriteria di atas, maka usulan-usulan kegiatan

organisasi perangkat daerah telah selesai di seleksi dan telah sesuai dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, sehingga usulan kegiatan organisasi

perangkat daerah tersebut dapat di teruskan dalam proses verifikasi usulan

kegiatan organisasi perangkat daerah. Jadwal pelaksanaannya dilakukan pada

awal bulan juli hingga akhir bulan juli.

4.1.4 Verifikasi Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah

Tahap verifikasi usulan kegiatan organisasi perangkat daerah merupakan

lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu penyeleksian usulan kegiatan. Dengan

demikian, usulan yang telah melewati proses penyeleksian dan telah dinyatakan

sesuai dengan ketetapan yang telah dicantumkan oleh bagian tim anggaran

pemerintah daerah bisa diteruskan dalam tahap selanjutnya yaitu penyusunan

didalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Lain halnya dengan usulan-usulan kegiatan organisasi perangkat daerah

yang tidak sesuai dengan ketetapan yang telah dicantumkan maka usulan-usulan

kegiatan organisasi perangkat daerah tersebut tidak akan diterima oleh bagian tim

anggaran pemerintah daerah dan dikembalikan kepada organisasi perangkat

daerah yang bersangkutan untuk diperbaiki kembali.

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

48

4.1.5 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) baru bisa dilaksanakan

setelah semua usulan-usulan kegiatan setiap organisasi perangkat daerah telah di

setujui oleh bagian tim anggaran pemerintah daerah . Rencana Kerja Anggaran

Organisasi Perangakat Daerah (RKA OPD) merupakan dokumen yang digunakan

untuk penyusunan rencana kerja dan anggaran organisasi perangkat daerah yang

antara lain memuat rencana program dan kegiatan, serta anggaran pendapatan,

belanja dan pembiayaan organisasi perangkat daerah.

Rencana Kerja Anggaran Organisasi Perangakat Daerah (RKA OPD) juga

memuat informasi tentang urusan pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya,

prestasi kerja yang akan dicapai dari program dan kegiatan. Sehingga , dengan

adanya rencana kerja anggaran tersebut akan dapat terlihat jelas apa-apa saja

kegiatan yang dilakukan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pencapain

tujuan organisasi perangkat daerah tersebut. Adapun proses penyusunan RKA

tersebut dimulai dari :

1. Penelaahan

Dalam hal ini, organisasi perangkat daerah menguji atau membandingkan

apakah rencana kegiatan ataupun sub kegiatan telah sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah dan benar-benar mendukung

program organisasi perangkat daerah tersebut

2. Costing atau Perhitungan

Memastikan dan mengukur biaya kegiatan ataupun sub kegiatan yang akan

dikeluarkan sesuai dengan standar biaya

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

49

3. Satuan Anggaran

Dalam hal ini tercantum ringkasan rencana kerja anggaran perorganisasi

perangkat daerah untuk mempercepat dan mempermudah penyusunan Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan pengesahan DIPA

4. Himpunan Rencana Kerja Anggaran

Terdapat bahan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD)

5. Rincian APBD

Menetapkan rincian anggaran menurut fungsi/sub fungsi, program, kegiatan,

jenis belanja dan lokasi

Setelah dilakukan proses penyusunan rencana kerja anggaran barulah kemudian

rencana tersebut dimasukan kedalam dokumen pelaksanaan anggaran.

Pelaksaanaannya dilaukan dalam bulan agustus hingga bulan september.

Gambar 4.1

Format RKA

( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat , 2014 )

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

50

4.1.6 Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) hingga disahkan

dalam APBD

Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran baru bisa dilakukan setelah

dibuatnya rencana kerja anggaran, hal itu telah dilakukan dalam tahap

sebelumnya. Dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah

merupakan dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan, yang

digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran atau

pengguna barang.

Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah

diperlukan informasi yang akurat dan sinkron yang terkait dengan belanja yang

berdasarkan urusan pemerintahan, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang

dicapai dari program dan kegiatan. Mekanisme penyusunan dokumen pelaksanaan

anggaran ialah sebagai berikut :

1. Setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan, Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) paling lambat 3 hari setelah ditetapkannya APBD

harus memberitahukan kepada semua kepala organisasi perangkat daerah agar

menyusun rancangan dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat

daerah

2. Kepala organisasi perangkat daerah menyerahkan rancangan dokumen

pelaksanaan anggaran kepada pejabat pengelola keuangan daerah paling lama

6 hari kerja terhitung sejak tanggal pemberitahuan disampaikan oleh PPKD

3. Tim anggaran pemerintah daerah melakukan verifikasi terhadap dokumen

pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah bersama-sama dengan

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

51

kepala organisasi perangkat daerah paling lama 15 hari kerja sejak

ditetapkannya peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD

4. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, PPKD mengesahkan rancangan

dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah dengan

persetujuan Sekretaris Daerah

5. DPA organisasi perangkat daerah yang telah disahkan disamapaikan kepada

kepala organisasi perangkat daerah, satuan kerja pengawasan daerah, dan

BPK paling lama 7 hari kerja sejak tanggal disahkan.

6. Dengan demikian, DPA organisasi perangkat daerah telah dapat digunakan

sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh kepala organisasi perangkat daerah

selaku pengguna anggaran atau pengguna barang.

Gambar 4.2

Format DPA

( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014)

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

52

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses penyusunan kebutuhan

belanja tetap (fixed cost), setelah melalui berbagai macam tahap hingga

dicantumkannya kedalam APBD. Dengan demikian, penulis membuat ringkasan

dari proses tersebut untuk mempermudah pembaca dalam memahami prosesnya,

adapun ringkasannya ialah :

1. Setiap OPD harus membuat usulan-usulan kegiatan yang berhubungan

langsung dengan kinerja suatu OPD, didalam hal ini disebutkan bahwa apa-

apa saja yang diperlukan, serta berapa baiaya dibutuhkan serta program-

program yang dilakukan untuk mencapai kinerja suatu OPD tersebut

2. Usulan-usulan yang telah dibuat, diajukan kepada Tim Anggaran Pemerintah

Daerah (TAPD). Bagian ini, TAPD berfungsi untuk memeriksa apakah usulan

tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada pagu OPD.

Apabila usulan tersebut belum sesuai dengan pagu OPD, maka usulan

tersebut dikembalikan kepada OPD untuk diperbaiki, tetapi apabila sudah

sesuai maka usulan tersebut boleh dimasukan kedalam Rencana Kerja

Anggaran (RKA).

3. Usulan yang telah dimasukan kedalam RKA kemudian diperiksa kembali

secara teliti apakah sudah benar-benar sesuai dengan pagu OPD, setelah

usulan tersebut benar-benar sudah sesuai maka di teruskan pada Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA)

4. DPA tersebut kemudian diperiksa oleh DPRD dan setelah semuanya sesuai

maka DPA tersebut dapat disetujui dan dimasukan kedalam APBD. Proses ini

berlangsung pada awal bulan juni hingga akhir bulan desember.

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

53

Tabel 4.1 Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung dan Fixed Cost OPD /

BIRO Tahun 2014

N

O

OPD / BIRO

PROVINSI

ANGGARAN

BL-OPD Fixed Cost BL OPD + FC

1 Dinas Pendidikan 314.900.912.500 22.451.981.000 337.352.893.500

2 Dinas Kesehatan 133.402.351.000 16.112.753.000 149.515.104.000

3 Rumah Sakit Jiwa 35.368.700.000 7.640.780.000 43.009.480.000

4 Rumah Sakit Paru 46.825.000.000 46.825.000.000

5 Rumah Sakit Umum

Daerah Al Ihsan

337.988.440.000 15.055.000.000 353.043.440.000

6 Dinas Bina Marga 1.656.664.150.000 25.152.224.000 1.681.816.374.000

7 Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air

419.015.031.000 14.362.619.000 433.377.650.000

8 Dinas Permukiman

Dan Perumahan

342.427.600.000 26.480.000.000 368.907.600.000

9 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

37.060.800.000 10.850.000.000 47.910.800.000

10 Dinas Perhubungan 640.041.659.800 31.553.233.000 671.594.892.800

11 Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Daerah

37.650.000.000 4.400.000.000 42.050.000.000

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

54

12 Badan

Pemberdayaan

Perempuan

Perlindungan Anak

Pengendalian

Kependudukan dan

Keluarga Berencana

21.104.849.000 3.401.750.000 24.506.599.000

13 Dinas Sosial 106.678.095.000 23.314.712.000 129.992.807.000

14 Dinas Tenaga Kerja

Dan Transmigrasi

123.252.869.900 7.619.560.000 130.872.429.900

15 Dinas Koperasi Dan

Usaha Mikro Kecil

Dan Menengah

34.820.620.000 5.100.000.000 39.920.620.000

16 Badan Koordinasi

Promosi Dan

Penanaman Modal

Daerah

14.780.000.000 6.450.000.000 21.230.000.000

17 Dinas Pariwisata

Dan Kebudayaan

184.831.900.000 23.003.198.700 207.835.098.700

18 Dinas Olah Raga

Dan Pemuda

137.060.000.000 137.060.000.000

19 Badan Kesatuan

Bangsa Politik Dan

Perlindungan

Masyarakat Daerah

27.350.000.000 4.250.000.000 31.600.000.000

20 Sekretariat Daerah 207.363.683.000 147.254.555.000 354.618.238.000

Biro Pemerintahan

Umum

10.200.080.000 531.408.000 10.731.488.000

Biro Otonomi

Daerah dan

Kerjasama

14.250.000.000 500.000.000 14.750.000.000

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

55

Biro Hukum dan

HAM

10.300.000.000 50.000.000 10.350.000.000

Biro Administrasi

Perekonomian

6.717.405.000 1.250.000.000 7.967.405.000

Biro Bina Produksi 10.886.200.000 18.884.540.000 29.770.740.000

Biro Administrasi

Pembangunan

7.450.000.000 850.000.000 8.300.000.000

Biro Pelayanan

Sosial Dasar

36.810.000.000 36.810.000.000

Biro Pengembangan

Sosial

22.475.000.000 22.475.000.000

Biro Organisasi 10.375.000.000 600.000.000 10.975.000.000

Biro Keuangan 26.599.999.000 11.000.000.000 37.599.999.000

Biro Pengelolaan

Barang Daerah

26.800.000.000 15.550.000.000 42.350.000.000

Biro Humas

Protokol dan Umum

24.499.999.000 98.038.607.000 122.538.606.000

21 Sekretariat DPRD 79.709.119.000 58.348.200.000 138.057.319.000

22 Dinas Pendapatan

Daerah

175.075.254.000 85.741.959.700 260.817.213.700

23 Inspektorat 19.245.800.000 5.654.200.000 24.900.000.000

24 Badan Koordinasi

Pemerintahan Dan

PembangunanWilay

ah I

13.443.187.000 4.250.132.000 17.693.319.000

25 Badan Koordinasi

Pemerintahan Dan

PembangunanWilay

ah II

14.673.420.000 3.524.499.300 18.197.919.300

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

56

26 Badan Koordinasi

Pemerintahan Dan

PembangunanWilay

ah III

7.559.370.000 3.408.904.400 10.968.274.400

27 Badan Koordinasi

Pemerintahan Dan

PembangunanWilay

ah IV

9.601.000.000 1.450.000.000 11.051.000.000

28 Badan Kepegawaian

Daerah

69.216.125.000 9.500.000.000 78.716.125.000

29 Badan Pendidikan

Dan Pelatihan

Daerah

57.847.072.000 8.950.000.000 66.797.072.000

30 Kantor Perwakilan

Pemerintahan

1.161.560.000 3.513.223.000 4.674.783.000

31 Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu

73.442.646.800 7.517.157.000 80.959.803.800

32 Sekretariat Komisi

Penyiaran Indonesia

Daerah

3.865.980.000 3.580.000.000 7.445.980.000

33 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

30.810.999.000 1.912.755.000 32.723.754.000

34 Satuan Polisi

Pamong Praja

19.578.643.000 5.910.598.000 25.489.241.000

35 Sekretariat KORPRI 2.150.000.000 8.900.000.000 11.050.000.000

36 Badan Ketahanan

Pangan Daerah

77.633.475.000 3.625.430.000 81.258.905.000

37 Badan

PemberdayaanMasy

arakat Dan

Pemerintahan Desa

50.088.410.000 4.100.000.000 54.188.410.000

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

57

( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014 )

38 Dinas Komunikasi

Dan Informatika

27.944.883.000 7.369.084.000 35.313.967.000

39 Badan Perpustakaan

Dan Kearsipan

Daerah

45.176.123.000 16.382.926.300 61.559.049.300

40 Dinas Pertanian

Tanaman Pangan

101.737.927.000 21.487.406.000 123.225.333.000

41 Dinas Perkebunan 24.850.000.000 7.800.000.000 32.650.000.000

42 Dinas Peternakan 66.840.930.000 8.240.605.000 75.081.535.000

43 Dinas Kehutanan 85.521.111.000 9.902.600.000 95.423.711.000

44 Dinas Energi Dan

Sumber Daya

Mineral

149.020.000.000 8.900.000.000 157.920.000.000

45 Dinas Perikanan Dan

Kelautan

156.256.675.000 11.823.361.000 168.080.036.000

46 Dinas Perindustrian

Dan Perdagangan

88.679.937.000 19.442.325.000

108.122.262.000

JUMLAH 6.309.716.308.000 725.687.731.400 7.035.404.039.400

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

58

4.2 Hambatan Dalam Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap

(Fixed Cost) Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2015 Pada

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) seharusnya sesuai

dengan alur yang telah penulis gambarkan dalam beberapa bagan di atas, namun

dalam prakteknya penulis menemukan beberapa jenis hambatan yang berpengaruh

ke dalam proses pelaksanaannya. Hambatan-hambatan tersebut adalah :

a. Ketidaksesuaian dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan

Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) yang mengacu

kepada pagu OPD harus sesuai dengan rambu-rambu yang telah terdapat dalam

rincian yang telah ditetapkan. Hambatan yang ditemui adalah ketidaksesuaian

terhadap rambu-rambu yang terdapat dalam penyusunan kebutuhan belanja tetap

(fixed cost). Kebutuhan belanja tetap adalah salah satu kebutuhan untuk

memenuhi semua kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam setiap kinerja OPD,

hal ini bertujuan agar setiap OPD melaksanaka tugas-tugasnya dengan efektif dan

efisien.

Dalam praktek dilapangan, penulis menemukan ketidaksesuaian yang

terdapat didalam rincian-rincian kebutuhan belanja tetap (fixed cost). Sebagai

contoh dalam kasus tersebut, penulis menemukan salah satu rincian mengenai

kebutuhan baju seragam, namun dalam hal ini bukanlah merupakan baju seragam

yang telah ditetapkan oleh setiap OPD melainkan kebutuhan baju seragam untuk

untuk tim futsal instansi tersebut. Kejadian seperti ini tentu sangat menghambat

dalam proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost), karena kebutuhan

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

59

untuk baju seragam tim futsal tidak termasuk kedalam kebutuhan belanja tetap

(fixed cost).

b. Keterlambatan waktu

Hambatan dalam proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost)

yang penulis temukan lainnya adalah keterlamabatan waktu dalam mengajukan

usulan-usulan kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan

kinerja suatu OPD. Hal tersebut menimbulkan efek yang sangat mempengaruhi

dalam pencapain visi dan misi suatu OPD.

Keterlambatan waktu yang penulis temukan sewaktu dilapangan adalah

terdapat beberapa OPD yang mengajukan usulan-usulan kegiatan tidak sesuai

dengan waktu yang telah tercantum pada setiap OPD. Padahal, proses penyusunan

kebutuhan belanja tetap dilakukan pada awal bulan Juni hingga akhir bulan

Desember. Namun, dalam kasus ini penulis menemukan beberapa OPD

mengajukan tidak sesuai dengan jadwal yang telah tercantum. Dalam hal ini, bisa

juga terjadi akibat salah satu kinerja pegawai yang suka menunda-menunda

pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya akan mengalami keterlamabatan dari

pada waktu yang telah terencana dalam setiap OPD.

Berdasarkan kedua hambatan diatas, maka suatu OPD tidak akan bisa

mencapai visi yang telah ditetapkan dan tidak bisa menjalankan misi-misi yang

telah terencana tersebut. Hal ini dikarenakan, ketidaksesuaian dan ketepatan

waktu dalam pelaksanaan kinerja suatu OPD, dalam hal ini berkaitan dengan

proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost).

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan …media.unpad.ac.id/thesis/170103/2011/170103110023_4_9761.pdf36 4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah Belanja tetap tidak dapat

60

4.3 Upaya Mengatasi Hambatan Dalam Proses Penyusunan Kebutuhan

Belanja Tetap (Fixed Cost) Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2015

Pada BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan demi mencapai

kelancaran dalam proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) maka

harus dilakukan upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul seperti :

a. Koordinasi dengan setiap OPD

Koordinasi tentang ketidaksesuain rincian yang terdapat dalam rambu-

rambu tersebut harus segera diberitahukan kepada setiap OPD yang bermasalah.

Dalam koordinasi ini bagian TAPD bisa memusyawarahkan dengan OPD yang

tidak sesuai tersebut untuk diarahkan bahwa kebutuhan yang dimasukkan kedalam

rincian tersebut bukanlah merupaka kebutuhan belanja tetap (fixed cost)

melainkan dapat dialihkan kebutuhan-kebutuhan yang lain seperti kebutuhan

belanja variabel (variable cost)

b. Ketepatan waktu dan kinerja pegawai

Ketepatan waktu yang dimaksud adalah upaya untuk mencapai visi dan

misi yang telah terencana, dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol

setiap kinerja para pegawai dengan cara memastikan apakah semua para pegawai

telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan tepat waktu. Sehingga

dengan terlaksananya semua kegiatan tersebut maka tidak akan menghambat

dalam proses pelaksanaannya dan setiap OPD dapat bekerja seefektif dan

seefisien mungkin.