BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan...
Transcript of BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Penyusunan...
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap (Fixed Cost) Organisasi
Perangkat Daerah Tahun 2015 pada BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
4.1.1 Landasan Hukum Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap
(Fixed Cost)
Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) mengacu pada
beberapa landasan hukum yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
33
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional
14. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan beberapa landasan hukum di atas, maka setiap Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) akan melaksanakan semua kegiatan-kegiatan
berdasarkan dengan ketetapan-ketetapan yang telah ditentukan dan bekerja sesuai
pada jalurnya. Sehingga dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak
diinginkan oleh setiap OPD.
34
Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) merupakan salah
satu faktor penting dalam pelaksanaan kinerja organisasi perangkat daerah dalam
mencapai setiap tujuan organisasi perangkat daerah tersebut. Hal itu terlihat jelas
dalam suatu Badan Perencanaan dan Pembagunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi
Jawa Barat, dalam hal ini BAPPEDA Provinsi Jawa Barat memiliki tugas penting
untuk melakukan proses penyusunan kebutuhan belanja tetap setiap organisasi
perangkat daerah yang nantinya akan dibebankan didalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat tersebut.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan salah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan
dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta
pengendalian dan pengawasan. Jika demikian, maka kerangka perencanaan daerah
meliputi perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan
perencanaan jangka pendek / tahunan, yang kesemuanya dituangkan pada APBD
yang nantinya akan dilakukan proses penyusunan APBD.
Proses penyusunan APBD merupakan proses penganggaran daerah dimana
secara konseptual terdiri atas formulasi kebijakan anggaran (budget policy
formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operational
planning). Penyusunan kebijakan umum APBD termasuk kategori formulasi
kebijakan anggaran yang menjadi acuan dalam perencanaan operasional anggaran.
Formulasi kebijakan anggaran berkaitan dengan analisi fiskal, sedangkan
perencanaan operasional anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya
keuangan.
Bagan 4.1
Bagan Alur Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap (Fixed Cost) OPD
JUNI DESEMBER
( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014 )
FIXED COST
TAPD OPD
KESESUAIAN
DPA RKA APBD
DPRD
35
36
4.1.2 Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah
Belanja tetap tidak dapat dibuat semena-mena, maksudnya didalam belanja
tetap terdapat berbagai macam prosedur yang harus dilewati, agar semua
usulan-usulan yang diajukan oleh setiap organisasi perangkat daerah dapat
disetujui dan dibebankan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Adapun usulan kegiatan yang diajukan oleh setiap organisasi perangkat
daerah adalah sebagai berkut :
1. Belanja alat tulis kantor
2. Belanja pengadaan materai dan perangko
3. Pengiriman paket / dokumen
4. Pengandaan barang cetakan
5. Penggandaan dan pencetakan
6. Belanja jasa transaksi keuangan
7. Langgaran surat kabar / majalah
8. Belanja alat listrik dan elektronik (lampu pijar, baterry kering)
9. Belanja pengisian tabung gas
10. Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya
11. Belanja perjalanan dinas
12. Belanja makanan dan minuman
13. Pemeliharaan bangunan (pelaburan, pintu, kunci, dll)
14. Jasa keamanan
15. Pemeliharaan lingkungan / taman
37
16. Pemeliharaan pagar / benteng
17. Pemeliharaan fasilitas kantor
18. Bayar pajak bumi dan bangunan (PBB)
19. Pemeliharaan alat-alat laboratorium atau alat-alat berat.
20. Pengadaan lampu / penerangan
21. Pengadaan barang pecah belah
22. Bantuan biaya diklat struktural
23. Bantuan biaya diklat fungsional
24. Bantuan biaya pra jabatan
25. Bantuan biaya diklat substantif
26. Bantuan biaya kepesertaan
27. Pengadaan obat
28. Bantuan biaya rawat inap
29. Bantuan biaya meninggal dunia / tewas dalam melaksanakan tugas / musibah
berat
30. Bantuan biaya pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah
31. Peningkatan kesehatan jasmani / olahraga
32. Peningkatan kerohanian
33. Biaya kesenian
34. Kesehatan pegawai
35. Prasarana olah raga
36. Pengadaan baju seragam dan ongkos jahit
37. Kegiatan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur
38
38. Kegiatan penyelenggaraan administrasi perkantoran
39. Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal
40. Kegiatan pemeliharaan sarana prasarana kantor
Usulan-usulan kegiatan tersebut diajukan berdasarkan kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap organisasi perangkat daerah agar dapat menunjang kinerja
organisasi perangkat daerah tersebut, dalam hal ini dapat diumpamakan seperti
Dinas Peternakan yang mengajukan usulan-usulan kegiatan. Salah satu dari
berbagai macam usulan kegiatannya yaitu pengadaan obat-obatan untuk hewan
ternak.
Usulan tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam
keberlangsungan kinerja Dinas Peternakan tersebut, sehingga apabila usulan
tersebut tidak dipenuhi maka akan menghambat kinerja dari Dinas Peternakan dan
akan berperngaruh terhadap pencapain tujuan organisasi perangkat daerah
tersebut.
Usulan-usulan kegiatan yang telah dibuat oleh setiap oraganisasi perangkat
daerah diajukan kepada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat, yang lebih tepatnya nanti akan di proses dan
ditindaklanjuti oleh bagian Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Jadwal
pegajuan usulan-usulan kegiatan yang dilakukan oleh setiap organisasi perangkat
daerah dilaksanakan pada awal bulan juni hingga akhir bulan juni. Apabila OPD
tersebut tidak mengajukan usulan-usulan kegiatan untuk tahun kedepan, maka
akan dianggap masih menggunakan usulan-usulan yang sama dengan tahun
sebelumnnya.
39
4.1.3 Penyeleksian Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah
Usulan-usulan kegiatan yang telah diajukan oleh setiap organisasi
perangkat daerah kemudian diproses dan ditindaklanjuti oleh bagian Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Dalam hal ini, bagian TAPD memeriksa
satu persatu dari berbagai macam usulan-usulan yang diajukan oleh setiap
organisasi perangkat daerah. Kemudian, tim anggaran pemerintah daerah
menyesuaikan segala kebutuhan yang diperlukan dengan melihat pagu setiap
organisasi perangkat daerah.
Setiap tahunnya pagu organisasi perangkat daerah akan dapat berubah, hal
ini dikarenakan oleh beberapa hal :
1. Jumlah pegawai yang setiap tahunnya dapat berubah, baik penambahan
pegawai maupun pengurangan pegawai ( pegawai tewas ), sehingga dengan
berubahnya jumlah pegawai maka akan berpengaruh terhadap pagu organisasi
perangkat daerah.
2. Inflasi atau kenaikan harga secara umum yang terus menerus, sehingga
dengan meningkatnya harga-harga dari setiap barang secara umumnya, maka
akan berpengaruh pula terhadap pagu organisasi perangkat daerah.
3. Trendi atau perubahan zaman, dalam masa ke masa terjadi perubahan yang
sangat signifikan, dengan semakin moderennya zaman maka semakin besar
pula kebutuhan yang diperlukan dan biaya yang dikeluarkanpun semakin
besar pula, sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pagu
organiasasi perangkat daerah.
40
Bagan 4.2
Klasifikasi Belanja
( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014 )
keterangan :
Pelayanan dasar (yandas) adalah suatu pemenuhan kebutuhan yang sangat
berpengaruh terhadap kegiatan suatu OPD, jika tidak terpenuhi maka akan
menghambat kinerja suatu OPD. Sedangkan fasilitas dasar (fasdas) apabila tidak
tidak terpenuhi kebutuhan tersebut, maka tidak akan mengahambat kinerja OPD.
Fixed Cost
Belanja
Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
Belanja
Fasilitas
Dasar
Pelayanan
Dasar
Tupoksi
Inovasi
41
Penyeleksian usulan-usulan kegiatan setiap organisasi perangkat daerah
belum selesai hanya sampai disitu saja, dalam hal ini penyeleksian juga dilihat
dalam segi klasifikasi belanjanya. Berdasarkan bagan di atas, Belanja daerah
terbagi menjadi 2 yaitu : belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja
langsung adalah belanja yang dilakukan sebagai dampak langsung karena adanya
kegiatan dan program-program yang dilakukan oleh organisasi, sedangkan belanja
tidak langsung adalah belanja yang tidak berkenaan atau tidak dipengaruhi secara
langsung oleh kegiatan ataupun program-program.
Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis
belanja yang terdiri dari :
1. Belanja pegawai
Honor : merupaka sesuatu yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada
pegawai , tetapi apabila pegawai tidak melakukan pekerjaan maka upah tidak
akan dibayarkan. ( dia bekerja / produktivitas dan berkaitan dengan tujuan
oraganisasi )
2. Belanja barang dan jasa
3. Belanja modal.
kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri
dari :
1. Belanja pegawai
Gaji. ( Mau kerja atau tidak kerja tetap diterima, sehingga tidak ada
produktivitas)
2. Belanja bunga
42
3. Belanja subsidi
4. Belanja hibah
5. Belanja bantuan sosial
6. Belanja bagi hasil
7. Bantuan keuangan
8. Belanja tidak terduga.
Belanja langsung kemudian terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu :
belanja tetap (fixed cost), belanja Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), dan
belanja inovasi. Belanja tetap (fixed cost) merupakan biaya yang berorientasi
kepada efisiensi dan efektivitas untuk mencapai pelayanan publik bermutu tinggi
dan bersifat rutin tahunan. Seperti (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM,
internet, dan perawatan mobil). Belanja TUPOKSI adalah belanja yang
mempengaruhi TUPOKSI OPD yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi,
konsultasi, sosialisasi, pengendalian & evaluasi, dan perencanaan. Sedangkan
belanja inovasi adalah belanja yang berorientasi kepada pengembangan dapat
bersifat tahun jamak (multiyears) atau satu tahun yang lebih mengarah terhadap
perkembangan suatu instansi.
Dengan demikian, OPD dapat diibaratkan seperti piramida yang
mengerucut ke atas, hal ini dikarenakan kebijakan-kebijakan mana yang harus
didahulukan. Sebagai contoh dalam suatu OPD dibebankan anggaran sebanyak 1
Millyar, maka hal yang harus didahulukan untuk menggunakan anggaran tersebut
ialah digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan pegawai, kemudian barulah
anggaran tersebut digunakan untuk belanja tetap (fixed cost) , setelah belanja tetap
43
terpenuhi barulah kemudian anggaran tersebut digunakan untuk belanja rutin /
Tupoksi OPD dan sisa dari anggaran tersebutlah yang bisa digunakan untuk
belanja inovasi suatu OPD.
Tahap penyeleksian usulan kegiatan organisasi perangkat daerah masih
belum selesai hanya sampai disitu saja, masih terdapat satu kriteria lagi yang
harus dilakukan oleh bagian tim anggaran pemerintah daerah, yaitu sistem
penganggaran APBD berbasis kewenangan pemerintah terdapat program atau
kegiatan dalam lingkup kewenangan provinsi terbagi 2 :
1. Belanja variabel (variable cost)
2. Belanja tetap (fixed cost)
Belanja variabel adalah belanja yang berorientasi kepada pengembangan
dapat bersifat tahun jamak (multiyears) atau satu tahun. Belanja variabel terbagi
menjadi 2 jenis :
a. Committed program cost
Merupakan biaya untuk mendanai program yang sudah menjadi komitmen
bersama yang mempunyai dimensi waktu tertentu
b. New/innovation program cost
Merupakan biaya untuk mendanai program yang merupakan inovasi /
unggulan / terobosan baru OPD yang mempunyai dimensi waktu tertentu
Belanja tetap adalah belanja yang berorientasi kepada efisiensi dan
efektivitas untuk mencapai pelayanan publik bermutu tinggi dan bersifat tahunan.
Belanja tetap ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan suatu OPD dalam
melaksanakan tugas dan kinerja suatu OPD. Belanja tetap terbagi menjadi 3 jenis :
44
a. Public service basic activity cost
Merupakan biaya untuk mendanai aktivitas pelayanan publik yang menjadi
tanggung jawab OPD
b. Basic supporting cost
Merupakan biaya untuk mendanai fasilitas dasar bagi keberlangsungan kerja
OPD
c. Internal basic activity cost
Merupakan biaya untuk mendanai aktivitas dasar bagi keberlangsungan kerja
OPD
Belanja tetap (fixed cost) sering juga disebut dengan belanja administrasi
umum kantor hal ini dikarenakan belanja tetap meliputi sebagai berikut :
1. Gaji dan tunjangan tahunan :
a. Gaji
b. Tunjangan
c. Jumlah pegawai
d. Luas bangunan gedung
2. Program aministrasi perkantoran
2.1. Kegiatan internal administrasi perkantoran
a. Belanja telepon
b. Belanja air dan gas
c. Belanja listrik
d. Belanja internet
e. Belanja alat tulis kantor
45
f. Pengiriman paket/dokumen
g. Pengandaan barang cetakan
h. Penggandaan dan pencetakan
i. Belanja jasa transaksi keuangan
j. Langganan surat kabar/majalah
k. Belanja alat listrik dan elektronik (lampu pijar, baterry kering)
l. Belanja pengisian tabung gas
m. Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya
n. Belanja makanan dan minuman
2.2. Kegiatan eksternal administrasi perkantoran
a. Belanja sewa ruangan ( lebih 100 peserta)
b. Belanja perjalanan dinas rutin
3. Program pemeliharaan sarana prasarana perkantoran
a. Belanja jasa service dan penggantian suku cadang kendaraan bermotor
b. Belanja BBM/pelumas
c. Belanja STNK dan KIR kendaraan dinas
d. Belanja jasa kebersihan
e. Belanja jasa asuransi kendaraan dan gedung
f. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
g. Pemeliharaan bangunan (pelaburan, pintu, kunci, dll)
h. Jasa keamanan
i. Pemeliharaan lingkungan / taman
j. Pemeliharaan pagar / benteng
46
k. Pemeliharaan fasilitas kantor
l. Pemeliharaan alat-alat laboratorium atau alat-alat berat.
m. Pengadaan lampu / penerangan
n. Pengadaan barang pecah belah
4. Program peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur
4.1. Kegiatan Peningkatan Kemampuan aparatur
a. Bantuan biaya diklat struktural
b. Bantuan biaya diklat fungsional
c. Bantuan biaya pra jabatan
d. Bantuan biaya diklat substantif
e. Bantuan biaya kepesertaan
4.2. Kegiatan Peningkatan kesejahteraan aparatur
a. Pengadaan obat dan bantuan biaya rawat inap
b. Bantuan biaya meninggal dunia/tewas dalam melaksanakan tugas/musibah
berat
c. Bantuan biaya pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah
d. Peningkatan kesehatan jasmani/olahraga
e. Peningkatan kerohanian
f. Biaya kesenian
g. Kesehatan pegawai
h. Sewa rasarana olah raga
i. Pengadaan baju seragam dan ongkos jahit
5. Program capaian kinerja dan pelaporan kinerja
47
a. Penyusunan RKA/DPA
b. Penyusunan LAKIP dan LKPJ
c. Penatausahaan keuangan
d. Penyusunan laporan pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan pada kriteria-kriteria di atas, maka usulan-usulan kegiatan
organisasi perangkat daerah telah selesai di seleksi dan telah sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, sehingga usulan kegiatan organisasi
perangkat daerah tersebut dapat di teruskan dalam proses verifikasi usulan
kegiatan organisasi perangkat daerah. Jadwal pelaksanaannya dilakukan pada
awal bulan juli hingga akhir bulan juli.
4.1.4 Verifikasi Usulan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah
Tahap verifikasi usulan kegiatan organisasi perangkat daerah merupakan
lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu penyeleksian usulan kegiatan. Dengan
demikian, usulan yang telah melewati proses penyeleksian dan telah dinyatakan
sesuai dengan ketetapan yang telah dicantumkan oleh bagian tim anggaran
pemerintah daerah bisa diteruskan dalam tahap selanjutnya yaitu penyusunan
didalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).
Lain halnya dengan usulan-usulan kegiatan organisasi perangkat daerah
yang tidak sesuai dengan ketetapan yang telah dicantumkan maka usulan-usulan
kegiatan organisasi perangkat daerah tersebut tidak akan diterima oleh bagian tim
anggaran pemerintah daerah dan dikembalikan kepada organisasi perangkat
daerah yang bersangkutan untuk diperbaiki kembali.
48
4.1.5 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) baru bisa dilaksanakan
setelah semua usulan-usulan kegiatan setiap organisasi perangkat daerah telah di
setujui oleh bagian tim anggaran pemerintah daerah . Rencana Kerja Anggaran
Organisasi Perangakat Daerah (RKA OPD) merupakan dokumen yang digunakan
untuk penyusunan rencana kerja dan anggaran organisasi perangkat daerah yang
antara lain memuat rencana program dan kegiatan, serta anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan organisasi perangkat daerah.
Rencana Kerja Anggaran Organisasi Perangakat Daerah (RKA OPD) juga
memuat informasi tentang urusan pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya,
prestasi kerja yang akan dicapai dari program dan kegiatan. Sehingga , dengan
adanya rencana kerja anggaran tersebut akan dapat terlihat jelas apa-apa saja
kegiatan yang dilakukan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pencapain
tujuan organisasi perangkat daerah tersebut. Adapun proses penyusunan RKA
tersebut dimulai dari :
1. Penelaahan
Dalam hal ini, organisasi perangkat daerah menguji atau membandingkan
apakah rencana kegiatan ataupun sub kegiatan telah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah dan benar-benar mendukung
program organisasi perangkat daerah tersebut
2. Costing atau Perhitungan
Memastikan dan mengukur biaya kegiatan ataupun sub kegiatan yang akan
dikeluarkan sesuai dengan standar biaya
49
3. Satuan Anggaran
Dalam hal ini tercantum ringkasan rencana kerja anggaran perorganisasi
perangkat daerah untuk mempercepat dan mempermudah penyusunan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan pengesahan DIPA
4. Himpunan Rencana Kerja Anggaran
Terdapat bahan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD)
5. Rincian APBD
Menetapkan rincian anggaran menurut fungsi/sub fungsi, program, kegiatan,
jenis belanja dan lokasi
Setelah dilakukan proses penyusunan rencana kerja anggaran barulah kemudian
rencana tersebut dimasukan kedalam dokumen pelaksanaan anggaran.
Pelaksaanaannya dilaukan dalam bulan agustus hingga bulan september.
Gambar 4.1
Format RKA
( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat , 2014 )
50
4.1.6 Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) hingga disahkan
dalam APBD
Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran baru bisa dilakukan setelah
dibuatnya rencana kerja anggaran, hal itu telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya. Dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah
merupakan dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan, yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran atau
pengguna barang.
Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah
diperlukan informasi yang akurat dan sinkron yang terkait dengan belanja yang
berdasarkan urusan pemerintahan, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang
dicapai dari program dan kegiatan. Mekanisme penyusunan dokumen pelaksanaan
anggaran ialah sebagai berikut :
1. Setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan, Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) paling lambat 3 hari setelah ditetapkannya APBD
harus memberitahukan kepada semua kepala organisasi perangkat daerah agar
menyusun rancangan dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat
daerah
2. Kepala organisasi perangkat daerah menyerahkan rancangan dokumen
pelaksanaan anggaran kepada pejabat pengelola keuangan daerah paling lama
6 hari kerja terhitung sejak tanggal pemberitahuan disampaikan oleh PPKD
3. Tim anggaran pemerintah daerah melakukan verifikasi terhadap dokumen
pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah bersama-sama dengan
51
kepala organisasi perangkat daerah paling lama 15 hari kerja sejak
ditetapkannya peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
4. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, PPKD mengesahkan rancangan
dokumen pelaksanaan anggaran organisasi perangkat daerah dengan
persetujuan Sekretaris Daerah
5. DPA organisasi perangkat daerah yang telah disahkan disamapaikan kepada
kepala organisasi perangkat daerah, satuan kerja pengawasan daerah, dan
BPK paling lama 7 hari kerja sejak tanggal disahkan.
6. Dengan demikian, DPA organisasi perangkat daerah telah dapat digunakan
sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh kepala organisasi perangkat daerah
selaku pengguna anggaran atau pengguna barang.
Gambar 4.2
Format DPA
( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014)
52
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses penyusunan kebutuhan
belanja tetap (fixed cost), setelah melalui berbagai macam tahap hingga
dicantumkannya kedalam APBD. Dengan demikian, penulis membuat ringkasan
dari proses tersebut untuk mempermudah pembaca dalam memahami prosesnya,
adapun ringkasannya ialah :
1. Setiap OPD harus membuat usulan-usulan kegiatan yang berhubungan
langsung dengan kinerja suatu OPD, didalam hal ini disebutkan bahwa apa-
apa saja yang diperlukan, serta berapa baiaya dibutuhkan serta program-
program yang dilakukan untuk mencapai kinerja suatu OPD tersebut
2. Usulan-usulan yang telah dibuat, diajukan kepada Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD). Bagian ini, TAPD berfungsi untuk memeriksa apakah usulan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada pagu OPD.
Apabila usulan tersebut belum sesuai dengan pagu OPD, maka usulan
tersebut dikembalikan kepada OPD untuk diperbaiki, tetapi apabila sudah
sesuai maka usulan tersebut boleh dimasukan kedalam Rencana Kerja
Anggaran (RKA).
3. Usulan yang telah dimasukan kedalam RKA kemudian diperiksa kembali
secara teliti apakah sudah benar-benar sesuai dengan pagu OPD, setelah
usulan tersebut benar-benar sudah sesuai maka di teruskan pada Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA)
4. DPA tersebut kemudian diperiksa oleh DPRD dan setelah semuanya sesuai
maka DPA tersebut dapat disetujui dan dimasukan kedalam APBD. Proses ini
berlangsung pada awal bulan juni hingga akhir bulan desember.
53
Tabel 4.1 Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung dan Fixed Cost OPD /
BIRO Tahun 2014
N
O
OPD / BIRO
PROVINSI
ANGGARAN
BL-OPD Fixed Cost BL OPD + FC
1 Dinas Pendidikan 314.900.912.500 22.451.981.000 337.352.893.500
2 Dinas Kesehatan 133.402.351.000 16.112.753.000 149.515.104.000
3 Rumah Sakit Jiwa 35.368.700.000 7.640.780.000 43.009.480.000
4 Rumah Sakit Paru 46.825.000.000 46.825.000.000
5 Rumah Sakit Umum
Daerah Al Ihsan
337.988.440.000 15.055.000.000 353.043.440.000
6 Dinas Bina Marga 1.656.664.150.000 25.152.224.000 1.681.816.374.000
7 Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air
419.015.031.000 14.362.619.000 433.377.650.000
8 Dinas Permukiman
Dan Perumahan
342.427.600.000 26.480.000.000 368.907.600.000
9 Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
37.060.800.000 10.850.000.000 47.910.800.000
10 Dinas Perhubungan 640.041.659.800 31.553.233.000 671.594.892.800
11 Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Daerah
37.650.000.000 4.400.000.000 42.050.000.000
54
12 Badan
Pemberdayaan
Perempuan
Perlindungan Anak
Pengendalian
Kependudukan dan
Keluarga Berencana
21.104.849.000 3.401.750.000 24.506.599.000
13 Dinas Sosial 106.678.095.000 23.314.712.000 129.992.807.000
14 Dinas Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi
123.252.869.900 7.619.560.000 130.872.429.900
15 Dinas Koperasi Dan
Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah
34.820.620.000 5.100.000.000 39.920.620.000
16 Badan Koordinasi
Promosi Dan
Penanaman Modal
Daerah
14.780.000.000 6.450.000.000 21.230.000.000
17 Dinas Pariwisata
Dan Kebudayaan
184.831.900.000 23.003.198.700 207.835.098.700
18 Dinas Olah Raga
Dan Pemuda
137.060.000.000 137.060.000.000
19 Badan Kesatuan
Bangsa Politik Dan
Perlindungan
Masyarakat Daerah
27.350.000.000 4.250.000.000 31.600.000.000
20 Sekretariat Daerah 207.363.683.000 147.254.555.000 354.618.238.000
Biro Pemerintahan
Umum
10.200.080.000 531.408.000 10.731.488.000
Biro Otonomi
Daerah dan
Kerjasama
14.250.000.000 500.000.000 14.750.000.000
55
Biro Hukum dan
HAM
10.300.000.000 50.000.000 10.350.000.000
Biro Administrasi
Perekonomian
6.717.405.000 1.250.000.000 7.967.405.000
Biro Bina Produksi 10.886.200.000 18.884.540.000 29.770.740.000
Biro Administrasi
Pembangunan
7.450.000.000 850.000.000 8.300.000.000
Biro Pelayanan
Sosial Dasar
36.810.000.000 36.810.000.000
Biro Pengembangan
Sosial
22.475.000.000 22.475.000.000
Biro Organisasi 10.375.000.000 600.000.000 10.975.000.000
Biro Keuangan 26.599.999.000 11.000.000.000 37.599.999.000
Biro Pengelolaan
Barang Daerah
26.800.000.000 15.550.000.000 42.350.000.000
Biro Humas
Protokol dan Umum
24.499.999.000 98.038.607.000 122.538.606.000
21 Sekretariat DPRD 79.709.119.000 58.348.200.000 138.057.319.000
22 Dinas Pendapatan
Daerah
175.075.254.000 85.741.959.700 260.817.213.700
23 Inspektorat 19.245.800.000 5.654.200.000 24.900.000.000
24 Badan Koordinasi
Pemerintahan Dan
PembangunanWilay
ah I
13.443.187.000 4.250.132.000 17.693.319.000
25 Badan Koordinasi
Pemerintahan Dan
PembangunanWilay
ah II
14.673.420.000 3.524.499.300 18.197.919.300
56
26 Badan Koordinasi
Pemerintahan Dan
PembangunanWilay
ah III
7.559.370.000 3.408.904.400 10.968.274.400
27 Badan Koordinasi
Pemerintahan Dan
PembangunanWilay
ah IV
9.601.000.000 1.450.000.000 11.051.000.000
28 Badan Kepegawaian
Daerah
69.216.125.000 9.500.000.000 78.716.125.000
29 Badan Pendidikan
Dan Pelatihan
Daerah
57.847.072.000 8.950.000.000 66.797.072.000
30 Kantor Perwakilan
Pemerintahan
1.161.560.000 3.513.223.000 4.674.783.000
31 Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu
73.442.646.800 7.517.157.000 80.959.803.800
32 Sekretariat Komisi
Penyiaran Indonesia
Daerah
3.865.980.000 3.580.000.000 7.445.980.000
33 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
30.810.999.000 1.912.755.000 32.723.754.000
34 Satuan Polisi
Pamong Praja
19.578.643.000 5.910.598.000 25.489.241.000
35 Sekretariat KORPRI 2.150.000.000 8.900.000.000 11.050.000.000
36 Badan Ketahanan
Pangan Daerah
77.633.475.000 3.625.430.000 81.258.905.000
37 Badan
PemberdayaanMasy
arakat Dan
Pemerintahan Desa
50.088.410.000 4.100.000.000 54.188.410.000
57
( Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2014 )
38 Dinas Komunikasi
Dan Informatika
27.944.883.000 7.369.084.000 35.313.967.000
39 Badan Perpustakaan
Dan Kearsipan
Daerah
45.176.123.000 16.382.926.300 61.559.049.300
40 Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
101.737.927.000 21.487.406.000 123.225.333.000
41 Dinas Perkebunan 24.850.000.000 7.800.000.000 32.650.000.000
42 Dinas Peternakan 66.840.930.000 8.240.605.000 75.081.535.000
43 Dinas Kehutanan 85.521.111.000 9.902.600.000 95.423.711.000
44 Dinas Energi Dan
Sumber Daya
Mineral
149.020.000.000 8.900.000.000 157.920.000.000
45 Dinas Perikanan Dan
Kelautan
156.256.675.000 11.823.361.000 168.080.036.000
46 Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
88.679.937.000 19.442.325.000
108.122.262.000
JUMLAH 6.309.716.308.000 725.687.731.400 7.035.404.039.400
58
4.2 Hambatan Dalam Proses Penyusunan Kebutuhan Belanja Tetap
(Fixed Cost) Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2015 Pada
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) seharusnya sesuai
dengan alur yang telah penulis gambarkan dalam beberapa bagan di atas, namun
dalam prakteknya penulis menemukan beberapa jenis hambatan yang berpengaruh
ke dalam proses pelaksanaannya. Hambatan-hambatan tersebut adalah :
a. Ketidaksesuaian dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan
Proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) yang mengacu
kepada pagu OPD harus sesuai dengan rambu-rambu yang telah terdapat dalam
rincian yang telah ditetapkan. Hambatan yang ditemui adalah ketidaksesuaian
terhadap rambu-rambu yang terdapat dalam penyusunan kebutuhan belanja tetap
(fixed cost). Kebutuhan belanja tetap adalah salah satu kebutuhan untuk
memenuhi semua kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam setiap kinerja OPD,
hal ini bertujuan agar setiap OPD melaksanaka tugas-tugasnya dengan efektif dan
efisien.
Dalam praktek dilapangan, penulis menemukan ketidaksesuaian yang
terdapat didalam rincian-rincian kebutuhan belanja tetap (fixed cost). Sebagai
contoh dalam kasus tersebut, penulis menemukan salah satu rincian mengenai
kebutuhan baju seragam, namun dalam hal ini bukanlah merupakan baju seragam
yang telah ditetapkan oleh setiap OPD melainkan kebutuhan baju seragam untuk
untuk tim futsal instansi tersebut. Kejadian seperti ini tentu sangat menghambat
dalam proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost), karena kebutuhan
59
untuk baju seragam tim futsal tidak termasuk kedalam kebutuhan belanja tetap
(fixed cost).
b. Keterlambatan waktu
Hambatan dalam proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost)
yang penulis temukan lainnya adalah keterlamabatan waktu dalam mengajukan
usulan-usulan kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan
kinerja suatu OPD. Hal tersebut menimbulkan efek yang sangat mempengaruhi
dalam pencapain visi dan misi suatu OPD.
Keterlambatan waktu yang penulis temukan sewaktu dilapangan adalah
terdapat beberapa OPD yang mengajukan usulan-usulan kegiatan tidak sesuai
dengan waktu yang telah tercantum pada setiap OPD. Padahal, proses penyusunan
kebutuhan belanja tetap dilakukan pada awal bulan Juni hingga akhir bulan
Desember. Namun, dalam kasus ini penulis menemukan beberapa OPD
mengajukan tidak sesuai dengan jadwal yang telah tercantum. Dalam hal ini, bisa
juga terjadi akibat salah satu kinerja pegawai yang suka menunda-menunda
pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya akan mengalami keterlamabatan dari
pada waktu yang telah terencana dalam setiap OPD.
Berdasarkan kedua hambatan diatas, maka suatu OPD tidak akan bisa
mencapai visi yang telah ditetapkan dan tidak bisa menjalankan misi-misi yang
telah terencana tersebut. Hal ini dikarenakan, ketidaksesuaian dan ketepatan
waktu dalam pelaksanaan kinerja suatu OPD, dalam hal ini berkaitan dengan
proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost).
60
4.3 Upaya Mengatasi Hambatan Dalam Proses Penyusunan Kebutuhan
Belanja Tetap (Fixed Cost) Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2015
Pada BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan demi mencapai
kelancaran dalam proses penyusunan kebutuhan belanja tetap (fixed cost) maka
harus dilakukan upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul seperti :
a. Koordinasi dengan setiap OPD
Koordinasi tentang ketidaksesuain rincian yang terdapat dalam rambu-
rambu tersebut harus segera diberitahukan kepada setiap OPD yang bermasalah.
Dalam koordinasi ini bagian TAPD bisa memusyawarahkan dengan OPD yang
tidak sesuai tersebut untuk diarahkan bahwa kebutuhan yang dimasukkan kedalam
rincian tersebut bukanlah merupaka kebutuhan belanja tetap (fixed cost)
melainkan dapat dialihkan kebutuhan-kebutuhan yang lain seperti kebutuhan
belanja variabel (variable cost)
b. Ketepatan waktu dan kinerja pegawai
Ketepatan waktu yang dimaksud adalah upaya untuk mencapai visi dan
misi yang telah terencana, dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol
setiap kinerja para pegawai dengan cara memastikan apakah semua para pegawai
telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan tepat waktu. Sehingga
dengan terlaksananya semua kegiatan tersebut maka tidak akan menghambat
dalam proses pelaksanaannya dan setiap OPD dapat bekerja seefektif dan
seefisien mungkin.