BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN...
32
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V,
SD Negeri Kebondowo 1 dan SD Negeri Kebondowo 2 Kecamatan Banyubiru
Kabupateb Semarang tahun pelajaran 2011/2012. Siswa SD Negeri Kebondowo 1
berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
dan siswa SD Negeri Kebondowo 2 berjumah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kedua sekolah terdapat 2 orang siswa dari SD
Kebondowo 1 yang tidak mengikuti program secara keseluruhan pada ketemuan
kedua Sehingga subjek penelitian berjumlah 59 orang siswa terdiri dari SD
Negeri Kebondowo 1 berjumlah 31 orang dan SD Negeri Kebondowo 2
berjumlah 26 orang.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis validitas Instrumen Soal
4.2.1.1 Analisis Validitas Pretest
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan
skor total. Menggunakan formula pearson product moment, dan perhitungan yang
dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 16.0. Instrumen soal yang
direncanakan untuk tes awal atau pretest sebanyak 25 item soal, setelah dilakukan
uji validitas Instrumen pretest di SD Kristen Satya Wacana terdapat 18 item soal
yang valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Hasil try out dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
` 33
Tabel 4.1
Hasil Try Out Uji Validitas Instrmen Soal Pretest 1
No Soal ID Ket No Soal ID Ket
Soal 1 0,37 Valid Soal 14 0,24 Valid
Soal 2 0,36 Valid Soal 15 0,02 Tidak Valid
Soal 3 0,12 Tidak Valid Soal 16 0,00 Tidak Valid
Soal 4 0,64 Valid Soal 17 0,58 Valid
Soal 5 0,41 Valid Soal 18 0,52 Valid
Soal 6 0,11 Tidak Valid Soal 19 0,52 Valid
Soal 7 0,38 Valid Soal 20 0,46 Valid
Soal 8 0,52 Valid Soal 21 0,40 Valid
Soal 9 0,28 Valid Soal 22 0,52 Valid
Soal 10 0,06 Tidak Valid Soal 23 0,55 Valid
Soal 11 0,54 Valid Soal 24 0,29 Valid
Soal 12 -0,02 Tidak Valid Soal 25 0,06 Tidak Valid
Soal 13 0,24 Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 25 soal tes 18 soal dinyatakan
valid dan 7 dinyatakan tidak valid soal nomor 3, 6, 10, 12, 15, 16, 25. Dengan
ketentuan Corrected Item-Total Correlation kurang dari 0,20 tidak valid. Indeks
diskriminasi menunjukkan koefisien validitas bergerak dari -0,02 sampai dengan
0,64. Dari 18 soal yang valid di uji lagi validitas dari instrumen soal tersebut.
Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Try Out Uji Validitas Instrumen soal Pretest 2
No Soal ID Keterangan No Soal ID Keterangan
Soal 1 0,37 Valid Soal 11 0,45 Valid
Soal 2 0,33 Valid Soal 12 0,47 Valid
Soal 3 0,74 Valid Soal 13 0,51 Valid
Soal 4 0,46 Valid Soal 14 0,41 Valid
Soal 5 0,43 Valid Soal 15 0,50 Valid
Soal 6 0,57 Valid Soal 16 0,53 Valid
Soal 7 0,40 Valid Soal 17 0,23 Valid
Soal 8 0,63 Valid Soal 18 0,49 Valid
Soal 9 0,25 Valid
Soal 10 0,64 Valid
` 34
Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwa 18 soal tes valid, indeks data
diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,23
sampai dengan 0,74. Sehingga instrumen yang digunakan untuk pretest kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Instrumen soal Pretest Sesudah Validitas
4.2.1.2 Analisis Validitas Posttest
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan
skor total. dan perhitungan yang dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi
16.0. Hasil try out dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Try Out Uji Validitas Instrumen Soal Posttest 1
No Soal ID Keterangan No Soal ID Keterangan
Soal 1 0,35 Valid Soal 16 0,61 Valid
Soal 2 0,49 Valid Soal 17 0,56 Valid
Soal 3 0,00 Tidak Valid Soal 18 0,42 Valid
Soal 4 0,44 Valid Soal 19 0,42 Valid
Soal 5 0,65 Valid Soal 20 0,55 Valid
Soal 6 -0,05 Tidak Valid Soal 21 0,30 Valid
Soal 7 0,44 Valid Soal 22 0,48 Valid
Soal 8 0,65 Valid Soal 23 0,35 Valid
Soal 9 0,33 Valid Soal 24 -0,29 Tidak Valid
Soal 10 0.08 Tidak Valid Soal 25 0,48 Valid
Soal 11 0.35 Valid Soal 26 0,45 Valid
Soal 12 0.52 Valid Soal 27 0,27 Valid
Soal 13 0.29 Valid Soal 28 0,48 Valid
Soal 14 0.55 Valid Soal 29 0,36 Valid
Soal 15 -0.52 Tidak valid Soal 30 0,30 Valid
SK KD Indikator Jumlah soal Nomor soal
Menggunak
an pecahan
dalam
pemecahan
masalah.
Menjumlah dan
mengurangkan
berbagai bentuk
pecahan
Membandingkan dua
pecahan serta letaknya
pada garis bilangan.
3 1, 2, 5
Melakukan penjumlahan
berbagai bentuk pecahan. 7
4, 7, 8, 9, 17,
23, 24
Melakukan pengurangan
berbagai bentuk pecahan. 8
11,13, 14, 18,
19. 20, 21, 22
Jumlah soal 18
` 35
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa dari 30 soal tes 25 valid dan 5 soal
dinyatakan tidak valid soal nomor 3, 6, 10, 15, 24. Indeks diskriminasi
menunjukkan koefisien validitas bergerak dari -0,05 sampai dengan 0,65. Dari 25
soal yang valid di uji lagi validitas dari instrumen soal tersebut. Hasil uji validitas
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Try Out Uji Validitas Instrumen Soal Posttest 2
No Soal ID Keterangan No Soal ID Keterangan
Soal 1 0.40 Valid Soal 14 0.43 Valid
Soal 2 0.49 Valid Soal 15 0.43 Valid
Soal 3 0.50 Valid Soal 16 0.57 Valid
Soal 4 0.64 Valid Soal 17 0.31 Valid
Soal 5 0.50 Valid Soal 18 0.49 Valid
Soal 6 0.64 Valid Soal 19 0.35 Valid
Soal 7 0.32 Valid Soal 20 0.49 Valid
Soal 8 0.40 Valid Soal 21 0.48 Valid
Soal 9 0.51 Valid Soal 22 0.24 Valid
Soal 10 0.28 Valid Soal 23 0.49 Valid
Soal 11 0.57 Valid Soal 24 0.38 Valid
Soal 12 0.61 Valid Soal 25 0.31 Valid
Soal 13 0.55 Valid
Berdasarkan Tabel 4.5, terlihat bahwa 25 soal tes valid, indeks data
diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,24
sampai dengan 0,64.
Instrumen posttest setelah validitas digunakan untuk posttest kedua kelas
untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa Kelas V dapat dilihat pada tabel
4.6.
` 36
Tabel 4.6
Hasil Instrumen Soal Posttest Setelah Validitas
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah
soal Nomor soal
Memahami sifat-
sifat bangun datar
dan bangun ruang
serta hubungan
antar bangun
ruang
Mengidentifik
asi sifat-sifat
bangun datar
- Mengidentifikasi dari
sifat –sifat bangun
datar persegi
panjang, trapesium,
jajargenjang,
lingkaran, belah
ketupat, dan layang-
layang.
9
2, 4, 5, 7, 8, 9,
11, 13, 23
- Menyebutkan sifat-
sifat bangun datar,
segitiga, persegi,
persegi panjang,
trapesium,
jajargenjang,
lingkaran, belah
ketupat, dan layang-
layang.
8
1, 12, 14, 16,
17, 18, 19, 22,
- Menggambar bangun
datar dari sifat-sifat
bangun datar yang
diberikan.
8 20, 21, 25, 26,
27, 28 29, 30
Jumlah 25
4.2.2 Analisis Reliabilitas Instrumen
4.2.2.1 Analisis Reliabilitas Instrumen Pretest
Analisis reliabilitas instrumen pretest menggunakan Alpha dari Cronbach
yang memberikan koefisien reliabilitas untuk hasil uji try out instrumen pretest
1 sebesar 0,80. Sedangkan Analisis hasil uji reliabilitas instrumen pretest 2
menggunakan Alpha dari Cronbach yang memberikan koefisien reliabilitas
sebesar 0,85. Dari hasil reliabilitas yang diolah melalui SPSS 16.0 for Windows
dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini
Tabel 4.7
Hasil Try Out Uji Reliabilitas Instrumen Soal Pretest 1& 2
Uji Instrumen Cronbach's Alpha N of Items
Uji 1 0,80 25
Uji 2 0,85 18
` 37
Sehingga pada soal pilihan ganda yang terdiri dari 18 soal ini terdapat
Cronbach‟s Alpha (r) sebesar 0,85 maka instrument dinyatakan reliabilitas bagus.
4.2.2.2 Analisis Reliabilitas Instrumen Posttest
Analisis reliabilitas instrumen postestt menggunakan Alpha dari
Cronbach yang memberikan koefisien reliabilitas untuk hasil uji try out
instrumen posttest 1 sebesar 0,80. Sedangkan analisis hasil uji reliabilitas
instrumen pretest 2 memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,88. Dari hasil
reliabilitas yang diolah melalui SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada tabel
4.6 di bawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Try Out Uji Reliabilitas Instrumen Posttest 1&2
Uji
Instrumen
Cronbach's
Alpha N of Items
Uji 1 0.80 30
Uji 2 0.88 25
Sehingga pada soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal ini terdapat
Cronbach‟s Alpha (r) sebesar 0,88 maka instrument dinyatakan reliabilitas bagus.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan penelitian.
4.2.3 Analisis Hasil Pretest
4.2.3.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif Pretest
Berikut adalah tabel hasil analisis deskriptif pretest SD Negeri
Kebondowo 1 dan SD Negeri Kebondowo 2 .Hasil analisis diskriptif dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Deskriptif Pretest
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SD Negeri Kebondowo 1 33 44.00 88.00 65.03 8.89
SD Negeri Kebondowo 2 26 50.00 88.00 62.04 11.52
Valid N (listwise) 26
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai hasil pretest SD Negeri
Kebondowo 1 dengan nilai minimum 44, nilai maksimum 88, rata-rata kelas 65,03
` 38
dan standar deviasi 8,89 sedangkan SD Negeri Kebondowo 2 , nilai maksimum 88
rata-rata kelas 62,03 dan standar deviasi 11,52.
4.2.3.2 Analisis Uji Normalitas Pretest
Pretest dilakukan untuk kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dengan bentuk dan jumlah soal sama, bertujuan untuk mengetahui
kemampuan kognitif siswa berkenaan dengan bahan pelajaran yang akan
diberikan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-
Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu Probabilitas (P) > 0,05 maka sebaran data
tersebut normal, sedangkan jika Probabilitas (P) < 0,05 maka sebaran data
tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Pretest
SD Negeri
Kebondowo 1
SD Negeri
Kebondowo 2
N 33 26
Normal Parametersa Mean 11.79 11,23
Std. Deviation 1.62 2,10
Most Extreme
Differences
Absolute 0,20 0,24
Positive 0,21 0,24
Negative -0,16 -0,14
Kolmogorov-Smirnov Z 1,18 1,20
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,12 0,11
Berdasarkan Tabel 4.8 atas hasil uji normalitas dapat dilihat bahwa
Analisis data KS-2 sebesar 1,18 dengan P = 0,12 pada SD Negeri Kebondowo 1
dan nilai KS-2 sebesar 1,20 dan P = 0,11 pada SD Negeri Kebondowo 2. Karena
probabilitas dari kedua sampel lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
distribusi kedua sampel adalah normal.
Hasil uji nomalitas kelas eksperimen SD Negeri Kebondowo 1 dan kelas
kontrol SD Negeri Kebondowo 2 dapat dilihat grafik histogram sebagai berikut
pada gambar 4.1 dan 4.2.
` 39
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Normal Hasil Pretest SD Negeri Kebondowo 1
Gambar 4.2. Grafik Distribusi Normal Hasil Pretest SD Negeri Kebondowo 2
4.2.3.3 Analisis Uji Homogenitas Pretest
Uji Homogenitas pretest dilakukan pada nilai hasil pretest dua SD yaitu
SD Negeri Kebondowo 1 dan 2 . Uji homogenitas hasil matematika siswa ini
menggunakan SPSS for windows version 16.0. Berikut hasil uji homogenitas
ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut.
` 40
Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Nama SD N Rata-rata
Nilai F Sig F Keterangan
SDN Kebondowo 1 33 63,5 2,19 0,14 Variasi sama
SDN Kebondowo 2 26 62,4
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui hasil F hitung levene test sebesar 2,19
dengan probabilitas 0,14 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan varians pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua kelas adalah
homogen sehingga penelitian dapat dilakukan dengan SD Negeri Kebondowo 1
sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Kebondowo 2 sebagai kelas
kontrol.
4.2.4 Hasil Analisis Posttest
4.2.4.1 Hasil Analisis Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov.
Kaidah yang digunakan yaitu P > 0,05 maka sebaran data tersebut normal,
sedangkan jika P < 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Posttest
SD Negeri
Kebondowo 1
SD Negeri
kebondowo 2
N 31 26
Normal Parametersa Mean 20,77 18,42
Std. Deviation 2,09 2,78
Most Extreme Differences Absolute 0,12 0,20
Positive 0,10 0,10
Negative -0,12 -0,20
Kolmogorov-Smirnov Z 0,69 1,01
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,73 0,26
Analisis data KS-2 sebesar 0.69 dengan P = 0,73 pada SD Negeri
Kebondowo 1 dan nilai KS-2 sebesar 1,01 dan P = 0,26 pada SD Negeri
` 41
Kebondowo 2. Karena probabilitas dari kedua sampel lebih besar dari 0.05 maka
dapat dikatakan bahwa distribusi kedua kelas adalah normal.
Hasil uji nomalitas posttest kelas eksperimen SD Negeri Kebondowo 1
dan kelas kontrol SD Negeri Kebondowo 2 dapat dilihat grafik distribusi normal
berikut pada gambar 4.3 dan 4.4.
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Normal Hasil Posttest Kelas Eksperimen SD
Negeri Kebondowo 1
Gambar 4.4. Grafik Distribusi Normal Hasil Posttest Kelas Kontrol SD
Negeri Kebondowo 2
Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran pada nilai posttest
kelas kontrol adalah normal.
` 42
4.2.4.2 Hasil Analisis Homogenitas Posttest
Uji Homogenitas dilakukan pada nilai posttest yang didapat dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas
menggunakan SPSS for windows version 16.0. Hasil homogenitas posttest dapat
dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Nama SD N Rata-rata
Nilai F Sig F Keterangan
SD Negeri Kebondowo1 31 83,09 2,34 0,13 Ada Perbedaan
SD Negeri Kebondowo 2 26 73,69
Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa dapat diketahui
bahwa rata-rata total hasil belajar matematika kelas eksperimen 83,09 lebih tinggi
dari pada kelas kontrol yaitu 73,69 dan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas
di atas 0,05 (0,13 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians
yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka
sampel-sampel tersebut cukup homogen
4.2.5 Hasil Uji Beda Rata-rata (t-test)
Dalam Pengujian Hipotesis statistik uji perbedaan dua rata-rata dilakukan
pada nilai post test dari kelas eksperimen dan kontrol. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan independent sampel t-test bertujuan untuk melihat
perbedaan rata-rata hasil belajar matematika yang menggunakan model
pembelajaran Van Hiele dan model pembelajaran mekanistik. Hasil perhitungan
uji t dapat dilihat pada Tabel 4.14
` 43
Tabel 4.14
Uji Beda Total Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Hasil uji beda total kelas eksperimen dan kelask kontrol setelah diberi
perlakuan yaitu hasil uji t diperoleh Thitung = 3,63 dengan sig t = 0.001. Karena
sig t lebih kecil 0,05 (0,001 <0,05), Hal ini dapat simpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen
yang diajarkan model pembelajaran Van Hiele dengan model pembelajaran
mekanistik dan kata lain kedua kelompok homogen. perbedaan rata-rata adalah
2,35.
Maka setelah diperoleh hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah :
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa
kelas V yang diajar menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan
model mekanistik
H1 : Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas V yang diajar
menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan model pembelajaran
mekanistik.
Hasil t-hitung diperoleh sig. 0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
H1 diterima artinya ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas V
yang menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan model pembelajaran
Hasil belajar
Equal
variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of
Variances
F 2,34
Sig. 0,13
t-test for Equality of Means
T 3,63 3,54
Df 55 45,71
Sig. (2-tailed) 0,001 0,001
Mean Difference 2,35 2,35
Std. Error Difference 0,65 0,66
95% Confidence
Interval of the
Difference
Low
er 1,05 1,06
Upp
er 3,65 3,69
` 44
mekanistik. Hasil belajar matematika yang diberi perlakuan menggunakan model
pembelajaran Van Hiele lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang diberi
perlakuan model pembeajaran mekanistik.
4.3 Analisis Deskriptif Hasil Posttest
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika
di SD Negeri Kebondowo 1 dan 2 adalah ≥ 60. Dalam penelitian ini hasil belajar
matematika dibagi dalam lima kategori mengikuti acuan penilaian pada SD
Negeri Kebondowo 1 dan SD Negeri kebondowo 2 sebagai berikut:
0 – 59 : kurang
60 – 69 : cukup
70 – 79 : lebih dari cukup
80 – 89 : baik
90– 100 : baik sekali
Nilai hasil belajar matematika siswa kelas V dari sejumlah 25 soal posttest
terhadap subyek penelitian adalah tampak seperti pada tabel 4.15
Tabel 4.15
Kategori Nilai Hasil Posttest
SD Negeri Kebondowo 1 dan SD Negeri Kebondowo 2
Berdasarkan table 4.15 tersebut maka kategori nilai hasil belajar siswa SD
Negeri Kebondowo yang menggunakan model pembelajaran Van Hiele
Nama SD Interval Kategorisasi
fekuensi
Presentase
(%) Keterangan
SD Negeri
Kebondowo 1
90– 100 baik sekali 7 22,58 Tuntas
80 – 89 Baik 15 48,38 Tuntas
70 – 79 lebih dari cukup 8 25,80 Tuntas
60 – 69 Cukup 1 3,22 Tuntas
0 – 59 Kurang 0 0 Tidak Tuntas
Jumlah 31 100
SD Negeri
Kebondowo 2
90– 100 baik sekali 4 15,38 Tuntas
80 – 89 Baik 5 19,23 Tuntas
70 – 79 lebih dari cukup 8 30,76 Tuntas
60 – 69 Cukup 5 19,23 Tuntas
0 – 59 Kurang 4 15,38 Tidak Tuntas
Jumlah 26 100
` 45
menunjukkan bahwa 31 subjek penelitian yang memiliki hasil belajar baik sekali
dengan nilai sebanyak 7 siswa (22,58%), tingkat hasil belajar baik sebanyak 15
siswa (48,38%), tingkat hasil belajar lebih dari cukup 8 siswa (25,80%), tingkat
hasil belajari cukup 1 siswa (16.12%).
Kategorisasi nilai untuk hasil belajar siswa SD Negeri Kebondowo 2 yang
menggunakan model pembelajaran mekanistik menunjukkan bahwa 26 subjek
penelitian, yang memiliki hasil belajar baik sekali sebanyak sebanyak 4 siswa
(15,38%) tingkat hasil belajar baik sebanyak 5 siswa (19,23%), tingkat hasil
belajar lebih dari cukup 8 siswa (30,76%), tingkat prestasi cukup 5 siswa
(19,23%), dan tingkat hasil belajar hampir cukup 4 siswa (15,38%). Sehingga
dapat dilihat diagram batang pada gambar 4.5.
02468
10121416
SD Negeri Kebondowo 1
SD Negeri Kebondowo 2
0
4
1
5
8 8
15
57
4
F
r
e
k
u
e
n
s
iInterval
Hasil PosttestKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kurang
Cukup
Lebih dari cukup
Baik
Baik Sekali
Gambar 4.5. Diagram batang hasil posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Analisis hasil posttest kelas eksperimen SD Negeri kebondowo 1 dengan
model pembelajaran Van Hiele dan kelas kontrol SD Negeri Kebondowo 2
dengan model mekanistik yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan
ukuran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Berikut adalah
tabel hasil analisis deskriptif posttest kelas eksperimen dan kontrol pada tabel
4.16.
` 46
Tabel 4.16
Deskriptif Hasil Posttest
Nama SD N Minimum Maximum mean Std. Deviation
SD Negeri Kebondowo 1 31 68 100 83.10 8.37
SD Negeri kebondowo 2 26 52 92 73.69 11.15
Valid N (listwise) 26
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai hasil posttest kelas
eksperimen nilai minimum 68, nilai maksimum 100, rata-rata kelas 83,10, dan
standar deviasi 8,37 sedangkan kelas kontrol nilai minimum 52 nilai maksimum
92, rata-rata kelas 73,69 dan standar deviasi 11,15.
Sehingga dari analisis kategori nilai dan analisis deskriptif, berdasarkan
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen SD Negeri Kebondowo 1 yang menggunakan model pembelajaran
model Van Hiele disimpulkan semua siswa tuntas (100%) sedangkan kelas
kontrol SD Negeri Kebondowo 2 yang menggunakan model pembelajaran
mekanistik ada 22 siswa yang tuntas (84,62%) dan 4 siswa yang tidak tuntas
(14,38%) dalam pembelajaran pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kemampuan siswa yang
dijadikan kelas eksperimen dan kontrol. Untuk mengetahui kemampuan awal
kedua kelompok yang sama atau tidak dilakukan pretest. Setelah dilakukan analisi
data dari dua kelompok menunjukkan bahwa kelompok tersebut homogen.
Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara
signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok
mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat
diberi perlakuan yaitu dengan penerapan model pembelajaran Van Hiele dan
kelas kontrol menggunakan model mekanistik. Setelah diberi perlakuan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pelaksanan
` 47
pembelajaran ini masing-masing waktu yang digunakan adalah 4x 35 menit (2
kali pertemuan).
Pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model pembelajaran Van
Hiele mata pelajaran matematika pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat
mereka bekerja dengan kelompoknya. Para siswa berdiskusi dalam mengerjakan
lembar kerja kelompok dengan alat peraga kertas lipat macam-macam bentuk
bangun datar yang dibagikan. Siswa melakukan pengamatan terhadap macam-
macam bangun datar yang telah tersedia sehingga siswa dapat menemukan sifat-
sifat dari bangun datar sederhana tersebut. Siswa tidak takut bertanya kepada guru
saat mereka mengalami kesulitan. Melalui diskusi kelompok akan terjalin
komunikasi dan terjadi interaksi dengan siswa lain dengan saling berbagi ide serta
memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Dengan
belajar secara berkelompok siswa yang lebih pandai dapat memberikan bantuan
kepada siswa yang kurang pandai. Ini dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi
siswa yang akan berdampak positif pada hasil belajar siswa. Selain itu, mereka
juga berani menyampaikan pendapat kepada teman kelompok, antar kelompok,
maupun kepada guru. Guru bertindak sebagai fasilitator membimbing dengan
memberi bantuan selama pelajaran berlangsung jika mengalami kesulitan.
Pembelajaran berpusat pada siswa sangat ditekankan dalam model Van Hiele
guna memudahkan pemahaman terhadap konsep materi geometri.
Pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model mekanistik
kegiatan pembelajaran lebih aktif dimainkan oleh guru dibandingkan dengan
siswa. Guru aktif memberikan penjelasan tentang materi, mengelola dan
mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa. Sebaliknya
siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan. Sehingga suasana
pembelajaran menjadi begitu membosankan dan tidak menyenangkan bagi siswa,
karena rutinitas yang dilakukan siswa monoton pada setiap pertemuan yaitu duduk
diam mendengarkan siswa tidak berani untuk mengeluarkan pendapat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru, didapatkan bahwa
proses pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik
` 48
dari aspek persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai
dengan prosedur dalam pembelajaran model Van Hiele.
Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda, selanjutnya
diberi evaluasi dengan soal yang sama. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan pemahaman siswa dari masing-masing kelompok. Soal tersebut
berbentuk tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
Berdasarkan hasil evaluasi siswa kelas eksperimen dan kontrol diperoleh
data akhir yang kemudian diuji kenormalan dan kehomogenitasnya. Hasil
menunjukan bahwa hasil evalaluasi kedua kelas berdistribusi normal dan
homogen. Oleh karena itu, uji perbedaan rata-rata atau uji hipotesis yang
digunakan adalah dengan non parametik yaitu uji t.
Hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Secara umum
adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena
pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Van Hiele dengan suasana
pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, tidak tegang, karena siswa
mampu untuk mengungkapkan ide, pendapat siswa dihargai, pengetahuan
dikonstruksi oleh siswa sendiri, siswa sebagai penerima aktif dan pelaku utama
dalam proses pembelajaran dan menimbulkan memotivasi siswa untuk belajar
sedangkan guru hanyalah sebagai pembimbing. Sehingga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Sehingga sejalan dengan Nurhayati (2007) dalam penelitian eksperimen
dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Geometri
Bangun Datar Antara Pembelajaran Menurut Teori Van Hiele Dengan
Pembelajaran Secara Biasa Siswa Kelas 1 Tarsisius Vireta Jalan Vila Regency 2
Tangerang” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika
pokok bahasan geometri bangun datar antara pembelajaran menurut teori Van
Hiele dengan pembelajaran secara biasa. Hal ini juga berpengaruh pada hasil
belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 1 dengan model
pembelajaran Van Hiele pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.