BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan...
Transcript of BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan...
40
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data Awal
Paparan data awal diperoleh peneliti dari proses pembelajaran dan data
hasil belajar siswa kelas V SDN Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten
Sumedang. Data hasil proses belajar diperoleh melalui hasil kegiatan observasi
yang dilakukan oleh peneliti dalam materi sifat fisik tanah. Berdasarkan observasi
awal, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran dengan materi sifat fisik
tanah adalah sebagai berikut.
1. Guru kurang memberdayakan media pembelajaran, guru hanya memaparkan
materi dari gambar yang ada pada buku paket. Pemahaman materi bersifat
menghapal bagi siswa. Sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi
dengan baik.
2. Guru tidak mengobservasi kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung.
Sehingga beberapa siswa tidak melakukan pembelajaran yang sesuai dengan
instruksi guru, adapula yang bermain-main.
3. Guru terfokus pada siswa yang aktif, sehingga beberapa siswa tidak
menghiraukan penjelasan guru, dan ada pula siswa yang mengobrol.
4. Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Sehingga
siswa cenderung pasif dan hanya melakukan pembelajaran dengan menerima
informasi dari guru saja.
5. Guru tidak memperhatikan siswa secara menyeluruh dalam hal motivasi dan
penguatan. Sehingga siswa pasif dan malas untuk menyimak dan mengikuti
pembelajaran.
6. Guru tidak menggunakanmodelpembelajaran, pemaparan materi hanya
berdasarkan buku paket. Sehingga siswa tidak berpikir kritis dan memaknai
pembelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan.
Data-data tersebut diperoleh berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa berikut.
41
Tabel 4.1
Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru
No. Aspek yang Dinilai Skor
3 2 1 0
1. Guru melakukan apersepsi. √
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √
3. Guru memakai media yang menunjang pada
pembelajaran. √
4. Guru menggunakan model pembelajaran. √
5. Guru menggunakan berbagai metode pembelajaran. √
6. Guru membimbing dan mengarahkan siswa pada
setiap kegiatan pembelajaran. √
7. Guru mengobservasi siswa dalam pembelajaran. √
8. Guru melakukan pembelajaran yang menarik bagi
siswa. √
9. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi. √
10. Guru melakukan tes pada siswa √
11. Guru memberikan tindak lanjut. √
Jumlah skor perolehan 17
Persentase 52%
Kriteria Cukup
Kinerja guru yang tergambar dalam Tabel 4.1 berdampak pada aktivitas
siswa yang kurang kondusif, cenderung pasif, tidak mengikuti pembelajaran
sesuai yang diharapkan, serta berperilaku yang menyimpang seperti mengganggu
teman atau bermain-main saat pembelajaran berlangsung. Di mana seharusnya
siswa aktif dalam pembelajaran serta melakukan aktivitas yang sesuai dengan
pembelajaran. Adapun aktivitas siswa kelas V SDN Cinangsi Kecamatan
Tanjungmedar Kabupaten Sumedang saat pembelajaran IPA pada materi sifat
fisik tanah lebih rinci tergambar pada Tabel 4.2 berikut.
42
Tabel 4.2
Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek yang Dinilai
Skor
3 2 1 0
1. Siswa aktif dalam pembelajaran. √
2. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan
guru. √
3. Siswa bertanya yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. √
4. Siswa bekerjasama dalam berdiskusi tentang
materi. √
5. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. √
6. Siswa menyimak setiap penjelasan dari guru. √
7. Siswa dapat mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan baik. √
8. Siswa melakukan kegiatan yang dapat
memotivasi teman ketika pembelajaran
berlangsung.
√
9. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran. √
Jumlah skor perolehan 12
Persentase 44%
Kriteria Cukup
Adapun hasil pengumpulan data awal peneliti diperoleh dari wawancara
dan hasil belajar siswa sebagai berikut.
1. Data hasil wawancara dengan guru
Hasil wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri Cinangsi Kecamatan
Tanjungmedar Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.
a. Guru menyadari bahwa media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan, tetapi
guru tidak menggunakan media dengan alasan keterbatasan waktu dalam
menyiapkan media.
43
b. Pada saat pembelajaran, ketika siswa diberikan kesempatan bertanya, tidak
ada yang bertanya. Ketika ditanya sudah mengerti, siswa menjawab sudah
mengerti. Namun, setelah dilakukan tes masih banyak siswa yang tidak
mencapai ketuntasan belajar berdasarkan nilai KKM yang telah ditetapkan.
c. Pada saat pembelajaran guru berusaha agar semua siswa aktif, dengan
melemparkan pertanyaan kepada siswa yang terlihat sering bermain dan
mengobrol. Pada saat ditanya siswa tersebut tidak bisa menjawab, yang dapat
menjawab setiap pertanyaan hanya siswa yang pandai saja.
2. Data hasil wawancara dengan siswa
Data wawancara dengan siswa kelasV SD Negeri Cinangsi Kecamatan
Tanjungmedar Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.
a. Siswa merasa sulit memahami materi sifat fisik tanahkarena proses
pembelajaran hanya dijelaskan oleh guru sambil membaca buku paket
selanjutnya mengerjakan soal yang ada pada buku paket.
b. Siswa merasa bosan karena hampir setiap pembelajaran guru hanya ceramah
dan dan membacakan materi di buku paket kemudian menyuruh siswa untuk
mengisi soal-soal latihan yang ada pada buku paket.
c. Siswa yang pasif, tidak berani bertanya kepada guru atau teman jika ada yang
tidak dimengerti.
3. Data hasil tes belajar siswa
Berdasarkan uraian hasil observasi pada proses pembelajaran di atas,
berdampak pada hasil tes belajar siswa kelas V SD Negeri Cinangsi Kecamatan
Tanjungmedar Kabupaten Sumedang masih banyak siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan guru. Adapun data
awal hasil tes belajar siswa telah tergambar pada Tabel 4.3 berikut.
44
Tabel 4.3
Data Awal Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah di Kelas V
SDN Cinangsi
No. Nama Nilai Akhir Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1 Ai Rukmini Nurendah 55 √
2 Ade Agung Gunawan 85 √
3 Ade Tia Agustina 45 √
4 Alda Amelia Putri 80 √
5 Dedi Junaedi 65 √
6 Hendra Kustiawan 50 √
7 Jejen Suryana 40 √
8 Marsha Vina A. 80 √
9 Maya Lismayanti 60 √
10 M. Avin Firmansyah 60 √
11 Nisa Alela 65 √
12 Nur Lela 50 √
13 Rendi Setiawan 60 √
14 Resa Noviyanti 65 √
15 Riska Nurhalimah 70 √
16 Setya Indra Hardiyat 70 √
17 Sudarman 55 √
18 Susilawati 15 √
19 Tita Rosika 40 √
20 Wulan Febriani 50 √
21 Wulan Sari Nurhayati 45 √
22 Yayan Sopian 45 √
23 Anita Melawati 65 √
24 Azkah 45 √
Jumlah 3 orang 21 orang
Persentase 12,5% 87,5%
Keterangan: KKM = 75 (tujuh puluh lima)
Berdasarkan Tabel 4.1 tentang data awal yang diperoleh terlihat bahwa
hanya 3 orang yang tuntas dan 21 orang yang belum tuntas, bila dipersentasekan
siswa yang tuntas adalah 12,5%, sedangkan yang belum tuntas 87,5% dengan nilai
KKM yang ditentukan oleh guru yaitu 75.
Dapat disimpulkan, bahwa kinerja guru dan aktivitas siswa belum optimal
sehingga perlu perbaikan. Hal tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
menunjukkan banyaknya siswa yag mendapatkan nilai di bawah KKM.
45
Permasalahan di atas harus diupayakan untuk dipecahkan melalui
penerapan sebuah model pembelajaran pada materi sifat fisik tanah. Model
pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki pembelajaran ini adalah model
discovery learning, dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK).
Model discovery learning merupakan suatu komponen penting dalam
pendekatan konstruktivis. Ide pembelajaran discovery learning muncul dari
keinginan untuk memberi rasa curious kepada siswa dalam “menemukan” sesuatu
oleh mereka sendiri. Dalam melaksanakan pembelajaran di SD dengan
menggunakan model discovery learningdilakukan melalui tahapan stimulation,
problem statement, data collection, data processing, verification, dan
generalization.
Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran sifat fisik tanah dengan
menggunakan model discovery learning siswa dapat melakukan langkah-langkah
menganalisis sifat fisik tanah dan dapat membuat kesimpulan dari hasil percobaan
tersebut.
B. Paparan Data Tindakan
1. Paparan data tindakan siklus I
Setelah diketahui adanya permasalahan tentang pembelajaran materi sifat
fisik tanah di kelas V SD Negeri Cinangsi, peneliti kemudian berupaya untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut melalui perencanaan siklus I, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
a. Paparan data perencanaan siklus I
Peneliti pertama-tama melakukan perencanaan pada siklus I ini. Segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran peneliti siapkan sebaik
mungkin. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
dengan model discovery learning, dibuat untuk satu kali pertemuan dalam 3
jam pelajaran (3 x 35 menit).
2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam
pembelajaran materi sifat fisik tanah dengan model discovery learning.
46
3) Mempersiapkan alat evaluasi berupa pilihan ganda, menjodohkan, soal
jawaban singkat, dan uraian.
4) Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli (expert),
diantaranya adalah format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas
siswa, pedoman wawancara kepada guru dan pedoman wawancara kepada
siswa, format catatan lapangan, serta alat dokumentasi.
5) Menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran sifat
fisik tanah, yaitu alat dan bahan percobaan.
6) Mempersiapkan materi pembelajaran.
7) Melakukan diskusi dengan observer pada tanggal 02 Mei 2015 mengenai
pembelajaran yang akan dilakukan, meliputi alat dan bahan yang perlu
dipersiapkan siswa, aktivitas siswa yang harus terjadi, kinerja guru yang harus
dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang seharusnya terlaksana.
8) Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebagai berikut.
a. Guru menyajikan peristiwa-peristiwa yang menggiring siswa menemukan
masalah.
b. Siswa untuk merumuskan masalah dengan bimbingan guru.
c. Siswa merumuskan hipotesis dari masalah yang telah dirumuskan.
d. Guru membagikan LKS. Kemudian siswa melakukan percobaan sesuai
perintah di LKS.
e. Guru membantu siswa yang kesulitan melakukan percobaan.
f. Siswa dengan bantuan guru dan LKS melakukan pengamatan terhadap hal-hal
yang terjadi selama percobaan.
g. Siswa menganalisis dan mengolah data hasil percobaan dengan bantuan guru.
h. Siswa memverifikasi hipotesis yang dibuat dengan hasil analisis percobaan.
i. Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta menemukan
sendiri konsep dengan bantuan guru dan LKS, yakni sifat fisik setiap tanah
berbeda-beda.
Adapun perencanaan yang dilakukan guru untuk pembelajaran materi sifat
fisik tanah pada siklus I ini hasilnya sebagai berikut.
47
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Guru
Perencanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus 1
No. Aspek yang Dinilai Skor
0 1 2 3 4
1. Menggunakan bahan pembelajaran yang
sesuaidengan kurikulum.
√
2. Memetakan kompetensi dasar, indikator dan
pengalaman belajar.
√
3. Menentukan dan mengembangkan media/alat bantu
pembelajaran yang relevan √
4. Memilih sumber belajar √
5. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar √
6. Menentukan prosedur dan jenis penilaian √
7. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban √
Jumlah Skor 20
Persentase 71%
Kriteria Baik
b. Paparan data pelaksanaan siklus I
Proses pembelajaran untuk siklus I pada materi sifat fisik tanah,
dilaksanakan pada hari Senin, 04 Mei 2015 pada siswa kelas V SD Negeri
Cinangsi. Pelaksanaan dimulai pukul 07.30-09.15 WIB. Adapun pelaksanaan
siklus I adalah sebagai berikut.
Pada kegiatan awal pembelajaran mengkondisikan siswa pada situasi
belajar mengajar yang kondusif dengan meminta siswa duduk rapi. Kemudian
menginstruksikan berdoa dengan dipimpin KMdanmengecek kehadiran siswa.
Setelah itu, guru menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang
harus dicapai secara lisan. Selanjutnya guru melaksanakan apersepsi sebagai
berikut.
48
Guru : “Pernahkah kalian membuat kerajinan dari tanah?”
Siswa : “Pernah!”
Guru : “Apa yang kamu buat?”
Siswa : “Asbak, Bu!”
Guru : “Berasal dari tanah apa membuat asbak tersebut?”
Siswa : “Tanah liat, Bu!”
Guru : “Nah sekarang kitaakan mempelajari lebih jauh mengenai tanah
liat”.
(Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).
Guru mulai menggiring siswa untuk melakukan kegiatan inti dengan
menerapkan model discovery learning sebagai berikut. Tahap pertama adalah
stimulation (observasi untuk menemukan masalah) dimana guru menyajikan
peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa
menemukan masalah. Masalah yang disajikan adalah:
1. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir dibentuk bulatan-
bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing jenis tanah?
2. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir diremas oleh tangan.
Apa yang tanganmu rasakan?
3. Apa warna tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir?
4. Apabila kita membuang sampah anorganik ke kebun, apa yang akan terjadi
pada tanah?
5. Apabila di sekeliling kita ada tanah berhumus, tanah liat, dan tanah berpasir.
Apa yang bisa kamu manfaatkan dari masing-masing tanah tersebut?
Problem Statetment dimana siswa dibimbing merumuskan masalah
berdasarkan peristiwa dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
pertanyaan secara lisan untuk merumuskan masalah.
Guru : “Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir dibentuk
bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-
masing jenis tanah?”.
Agung : “Tanah liat lengket, Bu, jadi bentuknya akan bulat.!”
Hendra : “Tanah pasir juga, Bu!”
Avin : “Tanah berhumus seperti apa Bu?”
Guru : “Tanah berhumus seperti tanah yang ada di kebun.”
Avin : “ Oh. Kalau tanah berhumus bisa dibentuk bulat Bu”.
(Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).
Kemudian guru membimbing siswa merumuskan hipotesis dengan
menuliskan setiap argumen siswa di papan tulis.
49
Guru : “Sekarang kita akan membuat hipotesis, untuk merumuskan
hipotesis ibu akan memberikan contoh. Apabila tanah liat
dibentuk bulat, maka tanah dapat dibentuk bulat dengan
mudah”.
(Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).
Selanjutnya siswa membuat hipotesis dari setiap rumusan masalah sesuai
contoh dengan bimbingan guru.
Data Collection (merencanakan pemecahan masalah) melalui percobaan
atau cara lain sesuai perintah LKS untuk memecahkan masalah serta untuk
menguji hipotesis. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing setiap
kelompok siswa melakukan percobaan.
Agung : “Bu Jejen main-main saja”.
Dedi : “Bu, Mini tidak membantu Bu”.
Guru :”Jejenduduk yang betul! Mini coba kamu tulis hasil percobaan
temanmu di kolom yang sudah disediakan pada LKS”.
(Catatan lapangan, Senin, 04 Mei 2015).
Siswa melaksanakan percobaan kesatu dengan bimbingan guru yakni
mengidentifikasi warna tanah, siswa mengamati tiap-tiap warna tanah. Tanah
berhumus berwarna hitam/gelap, tanah liat berwarna kuning, dan tanah berpasir
berwarna abu-abu.
Percobaan kedua mengidentifikasi tekstur tanah, yaitu masing-masing
tanah diambil secukupnya, tiap jenis tanah diberi sedikit air, kemudian diremas
diantara ibu jari. Dengan percobaan tersebut dapat mengidentifikasi kasar, sedang,
dan halus tektur tanahnya yang dirasakan oleh kulit tangan.
Percobaan ini untuk mengidentifikasi struktur tanah, yaitu mengambil satu
kepal setiap jenis tanah selanjutnya dibuat bulatan-bulatan kecil. Siswa
mengamati tiap jenis tanah tersebut. Apabila tanah lengket dan saling menempel
satu sama lain dengan sangat rekat termasuk struktur tanah gumpal. Tanah yang
gembur tidak lengket serta tidak saling terpisah termasuk struktur tanah dengan
derajat cukup. Keadaan tanah yang tidak lengket sama sekali termasuk struktur
tanah yang kokoh.
50
Keempat, melakukan pengamatan pada gambar, untuk mengidetifikasi
masalah pencemaran tanah dan cara penanggulangannya serta menjelaskan
pemanfaatan tanah dalam kehidupan sehari-hari.
Data processing, yakni melakukan pengamatan dan pengumpulan data.
Siswa dibantu guru melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama
percobaan. Hasil diskusi salah satu kelompok siswa menuliskan, untuk struktur
tanah liat dapat dibentuk bulat, tanah berhumus dapat disatukan tanahnya menjadi
suatu gumpalan, namun agak sulit dibentuk bulat, tanah berpasir tidak bisa
dibentuk bulat. Untuk tekstur tanah siswa menuliskan, tanah liat halus,
tanahberhumus agak kasar, tanah berpasir kasar. Untuk warna tanah siswa
menuliskan tanah liat kekuning-kuningan, tanah berhumus gelap, tanah berpasir
abu-abu. Untuk pengamatan peristiwa nomor 4 dan 5 disajikan siswa dapat
mengisi LKS sesuai dengan gambar.
Verifikasi, di mana siswa melakukan pembuktian dari hipotesa yang
mereka buat dengan data hasil percobaan dan pengamatan, apakah hipotesa yang
telah dirumuskan mengenai sifat fisik tanah terbukti atau justru bertentangan
dengan hasil percobaan.
Generalization, di mana siswa menarik kesimpulan atas percobaan dan
pengamatan gambar. Siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat fisik tanah
dilihat dari strukturnya, teksturnya, dan warnanya. Selanjutnya pencemaran tanah
dan penanggulangannya serta contoh pemanfaatan tanah.
Untuk kegiatan akhir siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum
dimengertisiswa mengenai materi sifat fisik tanah serta bertanya pada beberapa
siswa yang pendiam atau banyak bermain ketika pembelajaran untuk mengetahui
paham tidaknya ia pada materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tes pada
siswa. Ternyata pada saat tes ada siswa yang mencotek dan menanyakan jawaban
kepada guru. Setelah melakukan tes gurumemberikan PR dan menutup pelajaran
IPA.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan guru untuk pembelajaran materi sifat
fisik tanah pada siklus I hasilnya sebagai berikut.
51
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kinerja Guru
Pelaksanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus I
No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
0 1 2 3 4 SB B C K SK A. Tahap Pelaksanaan
√
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengkondisikan kelas. √
b. Guru menginstruksikan siswa
berdoa
√
c. Guru mengecek kehadiran siswa. √
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
√
e. Guru melakukan apersepsi. √
f. Guru menjelaskan kegiatan
discovery learning yang akan
dilakukan oleh siswa.
√
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengelompokkan siswa. √
b. Guru membagikan LKS, dan
menyediakan sumber pembelajaran.
√
c. Guru menyajikan peristiwa agar
siswa dapat menemukan masalah
mengenai sifat fisik tanah.
√
d. Guru membimbing siswa dalam
belajar kelompok: merumuskan
masalah.
√
e. Guru membimbing siswa dalam
belajar kelompok : merumuskan
hipotesis.
√
f. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan.
√
g. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa
√
h. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa. √
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membantu siswa dalam
membuat kesimpulan. √
Jumlah 37
Persentase 62%
B. Tahap Penilaian
√
1. Guru melakukan penilaian selama
proses pembelajaran. √
2. Guru melaksanakan penilaian. √
Jumlah 6
Persentase 75%
52
c. Paparan data hasil siklus I
Berikut paparan data hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada
pembelajaran materi sifat fisik tanah melalui model discovery learning.
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah
di Kelas V SDN Cinangsi Siklus 1
No. Nama Nilai Akhir Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1 Ai Rukmini Nurendah 45 √
2 Ade Agung Gunawan 85 √
3 Ade Tia Agustina 70 √
4 Alda Amelia Putri 80 √
5 Dedi Junaedi 85 √
6 Hendra Kustiawan 50 √
7 Jejen Suryana 65 √
8 Marsha Vina A. 60 √
9 Maya Lismayanti 80 √
10 M. Avin Firmansyah 75 √
11 Nisa Alela 75 √
12 Nur Lela 55 √
13 Rendi Setiawan 65 √
14 Resa Noviyanti 80 √
15 Riska Nurhalimah 80 √
16 Setya Indra Hardiyat 85 √
17 Sudarman 60 √
18 Susilawati 55 √
19 Tita Rosika 60 √
20 Wulan Febriani 70 √
21 Wulan Sari Nurhayati 60 √
22 Yayan Sopian 70 √
23 Anita Melawati 75 √
24 Azkah 55 √
Jumlah 10 orang 14 orang
Persentase 41,7% 58,3%
Keterangan: KKM= 75
53
Berdasarkan Tabel 4.6 siswa yang mendapat nilai 45 sebanyak 1 siswa,
nilai 50 sebanyak 1 siswa, nilai 55 sebanyak 3 siswa, nilai 60 sebanyak 3 siswa,
nilai 65 sebanyak 2 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa, nilai 75 sebanyak 3 siswa,
nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 85 sebanyak 3 siswa. Kemudian nilai tersebut
dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh
sekolah yakni 75. Dengan demikian, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan
75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas hasil belajarnya, tetapi jika nilai siswa
kurang dari 75 maka dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya. Dapat disimpulkan
hasil tindakan siklus I terdapat siswa yang tuntas sebanyak 10 (41,7%) siswa dan
siswa yang belum tuntas sebanyak 14 (58,3%) siswa.
Fakta rendahnya hasil belajar siswa di atas ternyata siswa masih
mengalami kendala dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
pada siswa bahwa kesulitan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya adalah
masih belum paham materi pembelajaran serta sulit dalam menyimpulkan hasil
percobaan pada LKS.
d. Analisis siklus I
Berdasarkan data pada hasil pelaksanaan tindakan siklus I yang diantaranya
data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, serta data
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.
1) Kinerja guru
a) Tahap Perencanaan
Redaksi kesimpulan pada LKS kurang dipahami siswa.
b) Tahap Pelaksanaan
(1) Guru melakukan apersepsi kurang lengkap, yakni hanya memberi satu
pertanyaan saja untuk mengaktifkan skemata siswa.
(2) Tata cara penyajian peristiwa-peristiwa seputar sifat fisik tanah kepada siswa
kurang tepat.
(3) Penjelasan pengerjaan LKS yang dipaparkan guru kurang jelas.
(4) Guru menyajikan peristiwa kurang jelas dan kurang rinci.
(5) Perumusan masalah dan hipotesis dilakukan secara lisan dan kurang
mendalam.
54
(6) Guru kurang menguasai pengelolaan kelas saat kerja kelompok. Sedangkan,
karakteristik IPA salah satunya adalah menuntut guru agar dapatmelakukan
pengelolaan di kelas dengan baik.
(7) Guru kurang maksimal dalam membimbing siswa untuk melakukan
pengamatan.
(8) Guru kurang tegas memberikan aturan dalam pengerjaan tes hal ini
menyebabkan ada siswa yang mencontek.
2) Aktivitas siswa
a) Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa melalui 6 aspek yang telah
dianalisis, ternyata masih banyak siswa yang melakukan aktivitas belajar yang
belum maksimal. Dikarenakanterdapat perilaku siswa yang menyimpang dari
aktivitas belajar yang diharapkan oleh guru, hal ini terlihat pada tahap data
collection sebagian besar siswa hanya diam dan kegiatan didominasi oleh
siswa yang aktif sehingga yang paham pada materi hanya siswa yang aktif
melakukan percobaan dan pengamatan. Hal ini membuktikan bahwa discovery
learning yang merupakan pembelajaran bermakna akan berhasil jika
indikasinya muncul yakni murid aktif.
b) Pada saat presentasi kesimpulan materi kurang perhatian dari siswa karena
volume suara yang kecil selain itu hanya siswa yang pandai/aktif yang
melakukan presentasi.
c) Pengerjaan LKS kurang baik, hal ini dikarenakan guru saat membimbing
kelompok hanya kelompok itu-itu saja.
3) Hasil belajar
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa,
ternyata masih di bawah targetyang diharapkan. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor. Hasil wawancara terhadap siswa yang belum tuntas tentang apa
kesulitan mereka dalam mengerjakan tes adalah:
a) Siswa belum paham materi
Materi yang belum dipahami siswa disebabkan karena saat penyajian
langkah-langkah pembelajaran discovery learning dilaksanakan, ada beberapa
tahap yang belum maksimal cara pengerjaannya. Mulai penyajian peristiwa yang
55
diberikan guru yang disampaikan hanya secara lisan mengakibatkan kurang
kesempatan berpikir bagi siswa, dan hanya siswa yang pandai saja yang bisa
menjawab. Begitu pula saat merumuskan masalah dan membuat hipotesis, kurang
diberikan banyak kesempatan untuk berpikir sehingga kesempatan untuk
memahami materi kurang maksimal. Saat pembuktian percobaan ternyata belum
semua siswa melakukannya, masih didominasi oleh siswa yang aktif saja dan
masih ada siswa yang bermain-main sehingga ketika menyimpulkan materi masih
banyak siswa yang belum paham.
b) Siswa merasa takut salah dalam memilih jawaban sehingga saling mencontek
Kebiasaan saling mencontek saat tes berlangsung sering terjadi, ketika
siswa mencontek kepada teman yang sama kurang pandai maka hasilnya sama
mendapat nilai di bawah rata-rata.
c) Ada kalimat dalam soal yang tidak dipahami siswa
Hasil belajar siklus I secara keseluruhan ada peningkatan dibanding data awal
meskipun belum sesuai harapan yang ditargetkan. Persentase hasil tes belajar
siswa tuntas adalah 41,7% masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 85%
Untuk perbaikan selanjutnya adalah dengan cara memperbaiki LKS, pengelolaan
kelas, dan alat evaluasi.
e. Refleksi siklus I
Dilihat dari hasil analisis di atas, peneliti dapat melakukan refleksi yang
hasilnya sebagai berikut.
1) Kinerja guru
a) Tahap perencanaan
(1) Guru memperbaiki redaksi kesimpulan pada LKS.
(2) Guru membuat format perumusan masalah dan hipotesis.
b) Tahap pelaksanaan
(1) Guru memberikan beberapa pertanyaan apersepsi tentang berbagai jenis tanah
dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa.
(2) Guru harus menjelaskan cara mengerjakan LKS dengan jelas.
(3) Guru menyajikan peristiwa harus ditulis secara jelas dan rinci untuk
dikerjakan secara berkelompok.
56
(4) Guru menyajikan perumusan masalah dan hipotesis ditulis secara jelas dan
rinci untuk dikerjakan secara berkelompok.
(5) Guru memberikan perhatian kepada siswa dengan tegas agar siswa sungguh-
sungguh mengikuti pembelajaran tidak ada yang bermain-main. Dengan kata
lain, guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas.
(6) Guru harus meningkatkan kinerjanya dalam membimbing kelompok.
(7) Guru harus tegas membuat aturan dengan memberikan sanksi saat
melaksanakan tes, jika ada yang mencontek dan jika ada yang mengobrol
ketika tes masih berlangsung.
2) Aktivitas siswa
a) Agar siswa semangat, maka siswa dimotivasi dengan dijanjikan akan
diberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai bagus serta berperilaku baik
ketika pembelajaran berlangsung. Hadiah akan diberikan di akhir siklus
supaya siswa berlomba-lomba untuk menjadi siswa yang terbaik dalam
kegiatan pembelajaran dan berlomba-lomba mendapatkan nilai tes yang
paling bagus.
(1) Guru menugaskan siswa yang aktif untuk membagi-bagi tugas kelompok pada
setiap anggotanya terutama pada anggota kelompok yang pasif.
(2) Guru menugaskan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi, meminta siswa
mengeraskan volume suara, jika belum terdengar maka guru yang mengulang
kembali ucapan siswa.
(3) Guru sering memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok siswa tentang
hal-hal yang sulit dalam pengerjaan LKS.
3) Hasil belajar
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa,
ternyata masih di bawah targetyang diharapkan. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor. Perbaikannya adalah:
a) Guru memperbaiki langkah-langkah penyajian pembelajaran discovery
learningyang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman materi
terutama pada tahap stimulation, problem statement, data collection, serta
generalization.
57
b) Guru harus memberikan peraturan tegas saat melaksanakan tes.Peraturan
tersebut dengan memberikan informasi sebelum mengerjakan tes, siswa harus
bekerja sendiri, jangan bertanya kepada teman apalagi bertanya kepada guru,
selesai mengerjakan tes jangan ngobrol atau mengganggu teman yang belum
selesai mengerjakan tes. Selanjutnya memberi sanksi bagi siswa yang tidak
mematuhi peraturan tersebut.
c) Guru harus membuat soal disesuaikan dengan keluasan materi dan tingkat
kemampuan perkembangan siswa.
Persentase peningkatan ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.1
berikut ini.
Diagram 4.1
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Pada dasarnya telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang terbilang
cukup memuaskan dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah, namun masih perlu
dilakukan perbaikan lagi dalam aspek kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus
II.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Data awal Siklus 1
58
2. Paparan data tindakan siklus II
a. Paparan data perencanaan siklus II
Perencanaan yang peneliti siapkan untuk kegiatan siklus II adalah sebagai
berikut.
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan
model discovery learning, dibuat untuk satu kali pertemuan dalam 3 jam
pelajaran (3 x 35 menit).
2) Membuat format perumusan masalah dan hipotesis.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam
pembelajaran materi sifat fisik tanah dengan model discovery learning.
4) Mempersiapkan alat evaluasi berupa pilihan ganda, menjodohkan, soal
jawaban singkat, dan uraian.
5) Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli (expert),
diantaranya adalah format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas
siswa, pedoman wawancara kepada guru dan pedoman wawancara kepada
siswa, format catatan lapangan, serta alat dokumentasi.
6) Menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran sifat
fisik tanah, yaitu alat dan bahan percobaan.
7) Mempersiapkan materi pembelajaran.
8) Melakukan diskusi dengan observer pada tanggal 9 Mei 2015 mengenai
pembelajaran yang akan dilakukan, meliputi alat dan bahan yang perlu
dipersiapkan siswa, aktivitas siswa yang harus terjadi, kinerja guru yang
harus dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang seharusnya terlaksana.
9) Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebagai berikut.
a) Guru menyajikan peristiwa-peristiwa yang menggiring siswa menemukan
masalah.
b) Guru membagikan format untuk merumuskan masalah dan hipotesis.
c) Siswa merumuskan masalah dengan bimbingan guru.
d) Siswa merumuskan hipotesis dari masalah yang telah dirumuskan.
e) Guru membagikan LKS. Kemudian siswa melakukan percobaan sesuai
perintah di LKS.
f) Guru membantu siswa yang kesulitan melakukan percobaan.
59
g) Siswa dengan bantuan guru dan LKS melakukan pengamatan terhadap hal-hal
yang terjadi selama percobaan.
h) Siswa menganalisis dan mengolah data hasil percobaan dengan bantuan guru.
i) Siswa memverifikasi hipotesis yang dibuat dengan hasil analisis percobaan.
j) Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta menemukan
sendiri konsep dengan bantuan guru dan LKS, yakni setiap sifat fisik tanah
berbeda-beda.
Adapun perencanaan yang dilakukan guru untuk pembelajaran materi sifat
fisik tanah pada siklus II hasilnya sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kinerja Guru
Perencanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus II
No. Aspek yang Dinilai Skor
0 1 2 3 4
1. Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuaidengan
kurikulum.
√
2. Memetakan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman
belajar.
√
3. Menentukan dan mengembangkan media/alat bantu
pembelajaran yangrelevan.
√
4. Memilih sumber belajar. √
5. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar. √
6. Menentukan prosedur dan jenis penilaian. √
7. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban. √
Jumlah Skor 22
Persentase 78,6%
Kriteria Baik
b. Paparan data pelaksanaan siklus II
Proses pembelajaran untuk siklus II pada materi sifat fisik tanah,
dilaksanakan pada hari Senin, 11 Mei 2015 pada siswa kelas V SD Negeri
Cinangsi. Pelaksanaan dimulai pukul 07.30-09.15 WIB. Adapun pelaksanaan
siklus I adalah sebagai berikut.
60
Pada kegiatan awal pembelajaran mengkondisikan siswa pada situasi belajar
mengajar yang kondusif dengan meminta siswa duduk rapi. Kemudian
menginstruksikan berdoa dengan dipimpin KM dan mengecek kehadiran siswa.
Setelah itu, guru menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang
harus dicapai secara lisan. Selanjutnya guru melaksanakan apersepsi sebagai
berikut.
Guru : “Pernahkah kalian membuat kerajinan dari tanah?”
Siswa : “Pernah!”
Guru : “Apa yang kamu buat?”
Indra : “Asbak!”
Alda : “Pas bunga!”
Guru : “Berasal dari tanah apa membuat asbak tersebut?”
Indra : “Tanah liat, Bu!”
Alda : “Sama Bu, pas bunga juga dari tanah liat!”
Guru : “ Ya, bagus!”
Guru : “Nah sekarang,siapa yang pernah menanam tanaman?
Anita : “Saya Bu, menanam cabe di kebun!”
Guru : “Tanah apa namanya kalau untuk menanam cabe?”
Azkah : “Tidak tahuBu!”
Anita : “Tanah berhumus!”
Guru : “Ya, betul sekali, kalau untuk membuat bangunan tanah apa?”
Anita : “Pasir!”
Guru : “Betul sekali!”
(Catatan lapangan, Senin, 11 Mei 2015 ).
Guru mulai menggiring siswa untuk melakukan kegiatan inti dengan
menerapkan model discovery learningsebagai berikut.
Tahap stimulation (observasi untuk menemukan masalah) dimana guru
menyajikan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang memungkinkan
siswa menemukan masalah. Masalah yang disajikan adalah:
1. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir masing-masing
dibentuk bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing
jenis tanah?
2. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir diremas oleh tangan.
Apa yang tanganmu rasakan?
3. Apa warna tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir?
4. Apabila kita membuang sampah anorganik ke kebun, apa yang akan terjadi
pada tanahnya?
61
5. Apabila di sekeliling kita ada tanah berhumus, tanah liat, dan tanah berpasir.
Apa yang bisa kamu manfaatkan dari masing-masing tanah tersebut?
Problem Statetment dimana siswa dibimbing merumuskan masalah
berdasarkan peristiwa dengan menggunakan lembar kerja. Tiap siswa berdiskusi
merumuskan masalah.
Guru : “Anak-anak, ayo semua berpikir untuk merumuskan masalah!”
Hendra : “Susi kamu jangan diam saja!”
Guru : “Ya, semua harus bisa merumuskan masalah!”
(Catatan lapangan, Senin, 11 Mei 2015 ).
Kemudian guru membimbing siswa merumuskan hipotesis berdasarkan
rumusan masalah pada format yang telah disediakan guru.
Siswa : “Bu, bagaimana cara membuat hipotesis?”
Guru : “Kalian buat pernyataan sederhana dari hasil rumusan masalah
yang telah kalian buat. Hipotesis ini merupakan dugaan
sementara dari percobaan yang akan dilakukan nanti!”
(Catatan lapangan,Senin, 11 Mei 2015 ).
Data Collection (merencanakan pemecahan masalah) melalui percobaan
atau cara lain sesuai perintah LKS untuk memecahkan masalah serta untuk
menguji hipotesis. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing setiap
kelompok siswa melakukan percobaan.
Guru :“Bagi kelompok yang masih merasa kesulitan silakan bertanya
kepada Ibu!”
(Catatan lapangan, Senin, 11 Mei 2015 ).
Siswa melaksanakan percobaan kesatu dengan bimbingan guru. Percobaan
ini untuk mengidentifikasi struktur tanah, yaitu mengambil satu kepal setiap jenis
tanah selanjutnya dibuat bulatan-bulatan kecil. Siswa mengamati tiap jenis tanah
tersebut. Apabila tanah lengket dan saling menempel satu sama lain dengan sangat
rekat termasuk struktur tanah gumpal. Tanah yang gembur tidak lengket serta
tidak saling terpisah termasuk struktur tanah dengan derajat cukup. Keadaan tanah
yang tidak lengket sama sekali termasuk struktur tanah yang kokoh.
Percobaan kedua mengidentifikasi tekstur tanah, yaitu masing-masing tanah
diambil secukupnya, kemudian diremas diantara ibu jari. Dengan percobaan
tersebut dapat mengidentifikasi kasar, sedang, dan halus tektur tanahnya yang
dirasakan oleh kulit tangan.
62
Percobaan ketiga mengidentifikasi warna tanah, siswa mengamati tiap-tiap
warna tanah. Tanah berhumus berwarna hitam/gelap, tanah liat berwarna
kekuning-kuningan, dan tanah berpasir berwarna abu-abu.
Keempat, melakukan pengamatan pada gambar, untuk mengidentifikasi
masalah pencemaran tanah dan cara penanggulangannya serta menjelaskan
pemanfaatan tanah dalam kehidupan sehari-hari.
Data processing, yakni melakukan pengamatan dan pengumpulan data.
Siswa dibantu guru melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama
percobaan. Hasil diskusi salah satu kelompok siswa menuliskan, untuk struktur
tanah liat dapat dibentuk bulat, tanah berhumus dapat disatukan tanahnya menjadi
suatu gumpalan, namun agak sulit dibentuk bulat, tanah berpasir tidak bisa
dibentuk bulat. Untuk tekstur tanah siswa menuliskan, tanah liat halus, tanah
berhumus agak kasar, tanah berpasir kasar. Untuk warna tanah siswa menuliskan
tanah liat kekuning-kuningan, tanah berhumus gelap, tanah berpasir abu-abu.
Untuk pengamatan peristiwa nomor 4 dan 5 disajikan siswa dapat mengisi LKS
sesuai dengan gambar.
Verifikasi, di mana siswa melakukan pembuktian dari hipotesis yang mereka
buat dengan data hasil percobaan dan pengamatan, apakah hipotesisnya terbukti
atau bertentangan dengan hasil percobaan.
Generalization, di mana siswa menarik kesimpulan atas percobaan dan
pengamatan gambar.Siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat fisik tanah
dilihat dari strukturnya, teksturnya, dan warnanya. Selanjutnya pencemaran tanah
dan penanggulangannya serta contoh pemanfaatan tanah.Untuk kegiatan akhir
siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru. Guru memberi kesempatan
siswa untuk bertanya. Guru memberikan tes pada siswa. Secara keseluruhan pada
saat tes siswa dapat mengerjakan soal dengan tertib, walau masih ada siswa yang
menanyakan jawaban kepada guru. Setelah melakukan tes guru memberikan PR
dan menutup pelajaran.
63
Tabel 4.8
Hasil Observasi Kinerja Guru
Pelaksanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus II
No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
0 1 2 3 4 SB B C K SK
A. Tahap Pelaksanaan
√
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengkondisikan kelas. √
b. Guru menginstruksikan siswa berdoa √
c. Guru mengecek kehadiran siswa. √
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. √
e. Guru melakukan apersepsi √
f. Guru menjelaskan kegiatan discovery
learning yang akan dilakukan oleh
siswa.
√
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengelompokkan siswa. √
b. Guru membagikan LKS, dan
menyediakan sumber pembelajaran. √
c. Guru menyajikan peristiwa agar siswa
dapat menemukan masalah mengenai
sifat fisik tanah.
√
d. Guru membimbing siswa dalam belajar
kelompok: merumuskan masalah. √
e. Guru membimbing siswa dalam belajar
kelompok : merumuskan hipotesa. √
f. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan. √
g. Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa √
h. Guru memberikan penghargaan kepada
siswa. √
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membantu siswa dalam membuat
kesimpulan. √
Jumlah 40
Persentase 67%
B. Tahap Penilaian
√
1. Guru melakukan penilaian selama
proses pembelajaran. √
2. Guru melaksanakan penilaian. √
Jumlah 6
Persentase 75%
64
c. Paparan data hasil siklus II
Berikut paparan data hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada
pembelajaran materi sifat fisik tanah melalui model discoveri learning.
Tabel 4.9
Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah
di Kelas V SDN Cinangsi Siklus II
No. Nama Nilai Akhir Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1 Ai Rukmini Nurendah 70 √
2 Ade Agung Gunawan 90 √
3 Ade Tia Agustina 75 √
4 Alda Amelia Putri 80 √
5 Dedi Junaedi 75 √
6 Hendra Kustiawan 75 √
7 Jejen Suryana 70 √
8 Marsha Vina A. 75 √
9 Maya Lismayanti 85 √
10 M. Avin Firmansyah 85 √
11 Nisa Alela 75 √
12 Nur Lela 65 √
13 Rendi Setiawan 80 √
14 Resa Noviyanti 90 √
15 Riska Nurhalimah 90 √
16 Setya Indra Hardiyat 90 √
17 Sudarman 70 √
18 Susilawati 65 √
19 Tita Rosika 60 √
20 Wulan Febriani 80 √
21 Wulan Sari Nurhayati 70 √
22 Yayan Sopian 80 √
23 Anita Melawati 85 √
24 Azkah 60 √
Jumlah 16 orang 8 orang
Persentase 66,7% 33,3%
Keterangan: KKM= 75
Berdasarkan Tabel 4.9 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 siswa,
nilai 65 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa, nilai 75 sebanyak 6 siswa,
nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 85 sebanyak 2siswa, nilai 90 sebanyak 4 siswa.
Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang
65
telah ditentukan oleh sekolah yakni 75. Dengan demikian, jika nilai siswa lebih
dari atau sama dengan 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas hasil belajarnya,
tetapi jika nilai siswa kurang dari 75 maka sisa dinyatakan belum tuntas hasil
belajarnya. Dapat disimpulkan hasil tindakan siklus II terdapat siswa yang tuntas
sebanyak 16 (66,7%) siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 (33,3%)
siswa.
d. Analisis siklus II
Berdasarkan data pada hasil pelaksanaan tindakan siklus II yang
diantaranya data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, catatan
lapangan, serta data hasil belajar siswa maka peneliti analisis sebagai berikut.
Dilihat dari hasil analisis di atas, peneliti dapat melakukan refleksi yang
hasilnya sebagai berikut.
1) Kinerja guru
a) Tahap perencanaan
Redaksi kesimpulan pada LKS masih kurang spesifik petunjuknya.
b) Tahap pelaksanaan
(1) Perumusan masalah dan hipotesis hanya dirumuskan oleh beberapa orang
dalam suatu kelompok. Sehingga anggota yang tidak merumuskan masalah
dan hipotesis pengetahuannya lebih sedikit dari siswa yang merumuskan
masalah dan hipotesis.
(2) Guru masih kurang menguasai pengelolaan kelas saat kerja kelompok.Hal ini
terlihat dari masih ada beberapa anggota kelompok yang membuat kegaduhan
dengan menumpahkan air ke lantai. Hal ini sesuai dengan teori pada BAB II
tentang karakteristik IPA salah satunya adalah dalam IPA guru dituntut untuk
dapat melakukan pengelolaan di kelas dengan baik.
(3) Guru masih kurang maksimal dalam membimbing siswa untuk melakukan
diskusi. Sesuai dengan hasil wawancara pada siswa di mana siswa masih
kesulitan dalam membandingkan komposisi tanah.
66
2) Aktivitas siswa
a) Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa melalui 6 aspek yang telah
dianalisis, ternyata masih banyak siswa yang memperoleh hasil yang belum
maksimal. Dikarenakan guru masih belum mampu mengelola kelas dengan
baik. Sedangkan, paparan di BAB II tentang karakteristik IPA salah satunya
adalah dalam IPA guru dituntut agar dapat melakukan pengelolaan di kelas
dengan baik.
b) Ada sebagian siswa saat pelaksanaan percobaan terlihat belum sungguh-
sungguh mengerjakan tugasnya. Sedangkan, pembelajaran dalam discovery
learning merupakan pembelajaran bermakna (meaningful learning), dimana
salah satu indikasi meaningful learning adalah murid aktif.
c) Pengerjaan LKS masih kurang baik, hal ini dikarenakan ketika guru
menjelaskan instruksi pengerjaan beberapa siswa tidak memperhatikan.
3) Hasil belajar
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa,
ternyata ada peningkatan meskipun belum mencapai target yang ditetapkan. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Hasil wawancara terhadap siswa yang
belum tuntas tentang apa kesulitan mereka dalam mengerjakan tes adalah siswa
belum paham materi.
Materi yang belum dipahami siswa disebabkan karena saat penyajian
langkah-langkah pembelajaran discovery learning dilaksanakan, masih ada tahap
yang belum maksimal cara pengerjaannya, yakni pada tahap pengumpulan data
saat melakukan percobaan, dimana masih ada siswa yang tidak fokus pada
kegiatan percobaan yang dilakukan kelompoknya. Sehingga ketika menyimpulkan
materi masih ada siswa yang belum paham materi.
Hasil belajar siklus II secara keseluruhan ada peningkatan dari siklus I
meskipun belum mencapai target yang diharapkan. Persentase hasil tes belajar
siswa tuntas adalah 66,7% masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 85%
Untuk perbaikan selanjutnya adalah dengan cara memperbaiki LKS, perumusan
masalah oleh siswa, dan pengelolaan kelas.
67
e. Refleksi siklus II
Dilihat dari hasil analisis di atas, peneliti dapat melakukan refleksi yang
hasilnya sebagai berikut.
1) Kinerja guru
a) Tahap perencanaan
Membubuhkan kata-kata pengantar pada kesimpulan di LKS agar siswa
mudah untuk menyimpulkan materi.
b) Tahap pelaksanaan
(1) Guru memperbaiki cara perumusan masalah dan hipotesis di mana rumusan
masalah dan hipotesis dirumuskan secara berkelompok namun ditulis oleh
masing-masing siswa.
(2) Guru memberikan perhatian kepada siswa dengan tegas agar siswa sungguh-
sungguh mengikuti pembelajaran tidak ada yang bermain-main. Dengan kata
lain, guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kelas.
(3) Guru harus meningkatkan aktivitas dalam membimbing kelompok.
2) Aktivitas siswa
a) Guru harus meningkatkanpengelolaan kelas dengan baik.
c) Guru perlu memperbaiki dengan menugaskan kembali kepada siswa yang
aktif untuk membagi-bagi tugas kelompok pada setiap anggotanya terutama
pada anggota kelompok yang pasif. Disesuaikan dengan teori yang
dipaparkan di BAB II tentang bagaimana siswa mempengaruhi temannya agar
dapat belajar.
d) Guru memotivasi setiap siswa khususnya yang pasif untuk aktif.
e) Guru sering mengecek pekerjaan setiap kelompok.
3) Hasil belajar
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar siswa,
ternyata ada peningkatan meskipun belum mencapai target yang ditetapkan. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Hal yang harus diperbaiki adalah pada
langkah-langkah discovery learning terutama pada tahappengumpulan data (data
collection)saat melakukan percobaan.
68
Persentase peningkatan ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.2
berikut ini.
Diagram 4.2
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Pada dasarnya telah ada peningkatan hasil belajar siswa yang cukup
memuaskan dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah, namun masih perlu
dilakukan perbaikan lagi dalam aspek kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus
III karena belum mencapai target yang diharapkan.
3. Paparan data tindakan siklus III
a. Paparan data perencanaan siklus III
Berikut adalah perencanaan untuk siklus III yang merupakan perbaikan
dari siklus II.
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan
model discovery learning, dibuat untuk satu kali pertemuan dalam 3 jam
pelajaran (3 x 35 menit).
2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan dalam
pembelajaran materi sifat fisik tanah dengan model discovery learning.
3) Mempersiapkan alat evaluasi berupa pilihan ganda, menjodohkan, soal
jawaban singkat, dan uraian.
0
10
20
30
40
50
60
70
Data awal Siklus I Siklus II
69
4) Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli (expert),
diantaranya adalah format observasi kinerja guru, format observasi aktivitas
siswa, pedoman wawancara kepada guru dan pedoman wawancara kepada
siswa, format catatan lapangan, serta alat dokumentasi.
5) Menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran sifat
fisik tanah, yaitu alat dan bahan percobaan.
6) Mempersiapkan materi pembelajaran.
7) Melakukandiskusi dengan observer mengenai pembelajaran yang akan
dilakukan, meliputi alat dan bahan yang perlu dipersiapkan siswa, aktivitas
siswa yang harus terjadi, kinerja guru yang harus dilaksanakan, serta kegiatan
pembelajaran yang seharusnya terlaksana.
8) Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebagai berikut.
a) Guru menyajikan peristiwa-peristiwa yang menggiring siswa menemukan
masalah.
b) Siswa untuk merumuskan masalah dengan bimbingan guru.
c) Siswa merumuskan hipotesis dari masalah yang telah dirumuskan pada format
yang telah disediakan.
d) Guru membagikan LKS. Kemudian siswa melakukan percobaan sesuai
perintah di LKS.
e) Guru membantu siswa yang kesulitan melakukan percobaan.
f) Siswa dengan bantuan guru dan LKS melakukan pengamatan terhadap hal-hal
yang terjadi selama percobaan.
g) Siswa menganalisis dan mengolah data hasil percobaan dengan bantuan guru.
h) Siswa memverifikasi hipotesis yang dibuat dengan hasil analisis percobaan.
i) Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta menemukan
sendiri konsep dengan bantuan guru dan panduan pada LKS.
Hal-hal yang dipersiapkan pada paparan di atas hasilnya terpapar pada tabel
di bawah ini.
70
Tabel 4.10
Hasil Observasi Kinerja Guru
Perencanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik Tanah Siklus III
No
. Aspek yang Dinilai
Skor
0 1 2 3 4
1. Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuaidengan
kurikulum
√
2. Memetakan kompetensi dasar, indikator dan pengalaman
belajar.
√
3.
Menentukan dan mengembangkan media/alat bantu
pembelajaran yang relevan
√
4. Memilih sumber belajar √
5. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar √
6. Menentukan prosedur dan jenis penilaian √
7. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban √
Jumlah Skor 27
Persentase 96 %
Kriteria Sangat Baik
b. Paparan data pelaksanaan siklus III
Proses pembelajaran untuk siklus II pada materi sifat fisik tanah,
dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2015 pada siswa kelas V SD Negeri
Cinangsi. Pelaksanaan dimulai pukul 07.30-09.15 WIB. Adapun pelaksanaan
siklus I adalah sebagai berikut.
Pada kegiatan awal pembelajaran mengkondisikan siswa pada situasi
belajar mengajar yang kondusif dengan meminta siswa duduk rapi. Kemudian
menginstruksikan berdoa dengan dipimpin KM dan mengecek kehadiran siswa.
Setelah itu, guru menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang
harus dicapai secara lisan. Selanjutnya guru melaksanakan apersepsi sebagai
berikut.
71
Guru : “Siapasaja yangpernahmembuat kerajinan dari tanah?”
Agung : “Saya, Bu!”
Guru : “Apa yang kamu buat?”
Agung : “Asbak!”
Guru : “Asbak apa?”
Agung : “Asbak bentuk hewan, Bu!”
Guru : “Berasal dari tanah apa asbak tersebut?”
Agung : “Tanah liat, Bu!”
Guru : “ Ya, bagus!”
Guru : “Nah sekarang, siapa yang pernah menanam tanaman?
Yayan : “Saya Bu! Menanam pohon di kebun!”
Guru : “Masih ingat tanah apa namanya yang digunakan untuk
menanam tanaman?”
Anita : “Tanah berhumus!”
Guru : “kalau tanah untuk membuat bangunan tanah apa?”
Agung : “Pasir!”
Guru : “Betul sekali!”
(Catatan lapangan,Senin, 18 Mei 2015 ).
Pada tahap apersepsi ini siswa sudah dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru. Kemudian guru menyampaikan langkah-lagkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPA hari ini (Senin, 18
Mei 2015) kepada siswa.Siswa dan guru kemudian memasuki tahap discovery
learning yang pertama sebagai berikut.
Tahap stimulation (observasi untuk menemukan masalah) dimana guru
menyajikan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang memungkinkan
siswa menemukan masalah. Masalah yang disajikan adalah:
1. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir masing-masing
dibentuk bulatan-bulatan kecil. Apa yang akan terjadi pada masing-masing
jenis tanah?
2. Apabila tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir diremas oleh tangan.
Apa yang tanganmu rasakan?
3. Apa warna tanah liat, tanah berhumus, dan tanah berpasir?
4. Apabila kita membuang sampah anorganik ke kebun, apa yang akan terjadi
pada tanah?
5. Apabila di sekeliling kita ada tanah berhumus, tanah liat, dan tanah berpasir.
Apa yang bisa kamu manfaatkan dari masing-masing tanah tersebut?
72
Problem Statetment dimana siswa dibimbing merumuskan masalah
berdasarkan peristiwa dengan menggunakan lembar kerja. Tiap siswa berdiskusi
merumuskan masalah.
Siswa : “Bu, Hendra memainkan tanah liat!”
Guru : “Hendra, bantu temanmu berdiskusi membuat rumusan masalah.
Kamu catat hasil diskusi pada format yang sudah Ibu bagikan”.
Siswa : “Baik, Bu!”
(Catatan lapangan,Senin, 18 Mei 2015 ).
Kemudian guru membimbing siswa merumuskan hipotesis dengan
menuliskan setiap argumen berdasarkan diskusi tiap kelompok.
Guru : “Sekarang kita akan membuat hipotesis, untuk merumuskan
hipotesis seperti pada pertemuan yang lalu, apakah semua
masih ingat caranya?
Siswa : “Ya Bu!”
(Catatan lapangan, Senin, 18 Mei 2015).
Data Collection (merencanakan pemecahan masalah) melalui percobaan dan
pengamatan sesuai perintah LKS untuk memecahkan masalah serta untuk menguji
hipotesis. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing setiap kelompok siswa
melakukan percobaan.
Siswa melaksanakan percobaan kesatu dengan bimbingan guru yakni
mengidentifikasi warna tanah, siswa mengamati tiap-tiap warna tanah. Tanah
berhumus berwarna hitam/gelap, tanah liat berwarna kuning, dan tanah berpasir
berwarna abu-abu.
Percobaan kedua mengidentifikasi tekstur tanah, yaitu siswa
mengidentifikassi komposisi tanah terlebih dahulu dengan mencampurkan air
pada setiap jenis tanah kemudian dilihat baha-bahan penyusunnya. Setelah itu,
masing-masing tanah diambil secukupnya, tiap jenis tanah diberi sedikit air,
kemudian diremas diantara ibu jari. Dengan percobaan tersebut dapat
mengidentifikasi kasar, sedang, dan halus tektur tanahnya yang dirasakan oleh
kulit tangan.
Percobaan ketiga ini untuk mengidentifikasi struktur tanah, yaitu
mengambil satu kepal setiap jenis tanah selanjutnya dibuat bulatan-bulatan kecil.
Siswa mengamati tiap jenis tanah tersebut. Apabila tanah lengket dan saling
menempel satu sama lain dengan sangat rekat termasuk struktur tanah gumpal.
Tanah yang gembur tidak lengket serta tidak saling terpisah termasuk struktur
73
tanah dengan derajat cukup. Keadaan tanah yang tidak lengket sama sekali
termasuk struktur tanah yang kokoh. Ketika guru berkeliling memeriksa setiap
kelompok ada siswa yang mencampurkan air pada tanah, sedangkan pada langkah
pengerjaan tidak demikian.
Agung : “Bu, di percobaan ketiga ini dikasih air ya Bu tanahnya?”
Guru : “Coba kamu baca pada langkah pengerjaan. Apa harus ditambah
air?”
Siswa : Oh iya, Bu. Tidak”.
(Catatan lapangan,Senin, 18 Mei 2015).
Keempat, melakukan pengamatan pada gambar, untuk mengidetifikasi
masalah pencemaran tanah dan cara penanggulangannya serta menjelaskan
pemanfaatan tanah dalam kehidupan sehari-hari.
Data processing yakni melakukan pengamatan dan pengumpulan data.
Siswa dibantu guru melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terjadi selama
percobaan serta hasil pengamatan pada permasalahan tanah yang disajikan dalam
LKS.
Verifikasi, di mana siswa melakukan pembuktian dari hipotesis yang mereka
buat dengan data hasil percobaan dan pengamatan, apakah hipotesisnya terbukti
atau sebaliknya.
Generalization, pada tahap ini siswa menarik kesimpulan dari kegiatan data
collection, kesimpulan tersebut ditulis pada LKS.
Untuk kegiatan akhir siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru
serta dengan melakukan tanya jawab seputar tanah. Guru memberikan tes pada
siswa. Pada saat tes siswa dapat mengerjakan soal dengan tertib. Setelah
melakukan tes guru memberikan PR dan menutup pelajaran.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Kinerja Guru
Pelaksanaan Pembelajaran Materi Sifat Fisik TanahSiklus III
No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
0 1 2 3 4 SB B C K SK
A. Tahap Pelaksanaan
√
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengkondisikan kelas. √
b. Guru menginstruksikan siswa berdoa. √
c. Guru mengecek kehadiran siswa. √
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
√
74
No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
0 1 2 3 4 SB B C K SK
e. Guru melakukan apersepsi √
f. Guru menjelaskan kegiatan discovery
learning yang akan dilakukan oleh
siswa.
√
2. Kegiatan Inti a. Guru mengelompokkan siswa. √
b. Guru membagikan LKS, dan
menyediakan sumber pembelajaran. √
c. Guru menyajikan peristiwa agar siswa
dapat menemukan masalah mengenai
sifat fisik tanah. √
d. Guru membimbing siswa dalam belajar
kelompok: merumuskan masalah. √
e. Guru membimbing siswa dalam belajar
kelompok : merumuskan hipotesa.
√
f. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan.
√
g. Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa.
√
h. Guru memberikan penghargaan kepada
siswa. √
3. Kegiatan Akhir a. Guru membantu siswa dalam membuat
kesimpulan. √
Jumlah 57
Persentase 95%
B. Tahap Penilaian
√
1. Guru melakukan penilaian selama
proses pembelajaran. √
2. Guru melaksanakan penilaian. √
Jumlah 8
Persentase 100%
75
c. Paparan data hasil siklus III
Berikut paparan data hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada
pembelajaran materi sifat fisik tanah melalui model discoveri learning.
Tabel 4.12
Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Fisik Tanah
di Kelas V SDN Cinangsi Siklus III
No. Nama Nilai Akhir Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1 Ai Rukmini Nurendah 75 √
2 Ade Agung Gunawan 100 √
3 Ade Tia Agustina 75 √
4 Alda Amelia Putri 85 √
5 Dedi Junaedi 80 √
6 Hendra Kustiawan 85 √
7 Jejen Suryana 80 √
8 Marsha Vina A. 80 √
9 Maya Lismayanti 80 √
10 M. Avin Firmansyah 85 √
11 Nisa Alela 85 √
12 Nur Lela 80 √
13 Rendi Setiawan 95 √
14 Resa Noviyanti 95 √
15 Riska Nurhalimah 100 √
16 Setya Indra Hardiyat 100 √
17 Sudarman 80 √
18 Susilawati 60 √
19 Tita Rosika 60 √
20 Wulan Febriani 75 √
21 Wulan Sari Nurhayati 80 √
22 Yayan Sopian 80 √
23 Anita Melawati 90 √
24 Azkah 60 √
Jumlah 21 orang 3 orang
Persentase 87,5% 12,5%
Keterangan: KKM= 75
Berdasarkan Tabel 4.10 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa,
nilai 65 sebanyak 1 siswa, nilai 75 sebanyak 3 siswa, nilai 80 sebanyak 8 siswa,
nilai 85 sebanyak 4 siswa, nilai 95 sebanyak 3 siswa, nilai 100 sebanyak 3 siswa.
Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal yang
76
telah ditentukan oleh sekolah yakni 75. Dengan demikian, jika nilai siswa lebih
dari atau sama dengan 75, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas hasil belajarnya,
tetapi jika nilai siswa kurang dari 75 maka sisa dinyatakan belum tuntas hasil
belajarnya. Dapat disimpulkan hasil tindakan siklus III terdapat siswa yang tuntas
sebanyak 16 (66,7%) siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 (33,3%)
siswa.
d. Analisis siklus III
Berdasarkan data pada hasil pelaksanaan tindakan siklus III yang
diantaranya data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, catatan
lapangan, serta data hasil belajar siswa maka peneliti analisis sebagai berikut.
1) Kinerja guru
Kinerja guru baik perencanaan ataupun pelaksanaan telah mengalami
peningkatan hasil perencanaan yakni sebesar 96% dan hasil pelaksanaannya
sebesar 98% hal ini membuktikan kinerja guru telah mencapai target yang telah
ditetapkan yakni 85%. Guru telah berhasil menjadi falisilitator bagi siswa untuk
menemukan konsep-konsep tentang sifat fisik tanah serta memotivasi siswa untuk
terus berusaha dalam percobaan dan pengamatan hingga akhirnya dapat
menemukan konsep itu sendiri.
2) Aktivitas siswa
Ketika siswa dipersilahkan memulai percobaan, siswa dengan semangat
untuk melakukan percobaan. Siswa tergali rasa penasaran untuk mencoba, terbukti
aktivitas diskusi kelompok meningkat dari siklus II sebesar 68% menjadi 91%
pada siklus III ini.Dilihat dari hasil pengerjaan LKS, secara keseluruhan siswa
telah mampu mengerjakan LKS dengan baik karena pembelajaran menjadi
kondusif serta siswa mampu mengkonstruktif pengetahuan melalui model
discovery learning.
3) Hasil belajar
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap hasil belajar
siswa, ternyata hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan serta secara
keseluruhan telah mencapai target yang diharapkan. Tetapi, ada tiga siswa yang
77
belum mencapai KKM, dengan kata lain siswa tersebut belum tuntas hasil
belajarnya.
e. Refleksi siklus III
Dilihat dari hasil analisis di atas, hasil refleksinya adalah guru melakukan
remedial pada siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa. Namun, secara
keseluruhan untuk kinerja guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa telah
mencapai target yang diharapkan, maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali.
Hal ini menandakan bahwa penelitian ini berhasil.
Persentase peningkatan ketuntasan tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.3
berikut ini.
Diagram 4.3
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru
1. Paparan pendapat siswa
Peneliti mengadakan wawancara yang dilakukan terhadap siswa untuk
memperoleh gambaran mengenai pendapat siwa dalam pembelajaran discovery
learning. Melalui wawancara peneliti mengajukan beberapa pertanyaan. Pada
tahap awal pembelajaran mereka masih belum terbiasa melakukan langkah-
langkah yangdiinstruksikan oleh guru dengan model discovery learning.Tetapi
pada petemuan berikutnya siswa mulai terbiasa dan merasa senang dengan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Data awal Siklus I Siklus II Siklus III
78
pembelajaran tersebut.Selain itu siswa juga merasa semangat untuk melakukan
aktivitas kerja kelompok karena bisa bekerja dengan baik dengan sesama
temannya.
2. Paparan pendapat guru
Pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat respon positif. Guru
mengakui melalui penerapan model discovery learning siwa lebih aktif
belajar.Dengan pembelajaran tersebut siswa lebih terlihat antusias.Penguasaan
materi oleh siswa lebih dipahami karena mereka menemukan sendiri konsep,
adapun hal-hal yang tidak mereka pahami dapat saling bertanya dengan temannya
yang lebih pandai dan saling bekerjasama dalam memecahkan masalah.
D. Pembahasan
Penelitian ini mengenai penerapan model discovery learning pada materi
sifat fisik tanah di kelas V SDN Cinangsi Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten
Sumedang. Di bawah ini akan dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut.
1. Perencanaan
Pembelajaran IPA pada materi sifat fisik tanah ini memakai model
pembelajaran yang merupakan rancangan, pola, kerangka berlandaskan landasan
filosofis dan pedagogis berisi muatan mata pelajaran dengan susunan prosedur
yang sistematis. Penggunaan model pembelajaran ini supaya pengembangan
kurikulum, pedoman pembelajaran, penempatan bahan-bahan pembelajaran lebih
terstruktur sehingga lingkungan belajar menjadi kondusif dan nyaman serta
penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah
discovery learning yang menuntut siswa untuk berpikir kritis serta aktif dalam
pembelajaran. Rumusan umum model discovery learning memiliki potensi yang
baik untuk digunakan pada pembelajaran sifat fisik tanah.
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah pengkajian
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Selanjutnya bersama-sama
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan
model discovery learning,membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), mempersiapkan
alat evaluasi, mempersiapkan instrumen yang akan digunakan kepada pihak ahli
(expert), menyiapkan media pembelajaran yang menunjang pada pembelajaran
79
sifat fisik tanah, mempersiapkan materi pembelajaran yakni materi sifat fisik
tanah dimana materi sifat fisik tanah ini termasuk dalam ruang lingkup IPA, serta
melakukan diskusi dengan observer.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari siklus I,II dan III pada
perencanaan yang dirancang guru terdapat peningkatan yang lebih baik dari tiap
siklusnya dimana persentase perencanaan siklus I adalah 71℅, siklus II 78,6 ℅
dan pada siklus III 96℅. Gambaran lebih jelasnya terdapat pada Diagram berikut.
Diagram 4.4
Perbandingan Persentase Kinerja Guru Pada Tahap Perencanaan Tiap
Siklus
Pada perencanaan siklus I temuan peneliti adalah redaksi kesimpulan pada
LKS kurang dipahami siswa. Kemudian untuk siklus II redaksi kesimpulan pada
LKS masih kurang spesifik petunjuknya.Pada siklus III peneliti terus
memperbaiki LKS, sehingga upaya perbaikan tersebut memperoleh perubahan
yang baik terhadap proses dan hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dari pada kegiatan awal pembelajaran
mengkondisikan siswa pada situasi belajar mengajar yang kondusif dengan
meminta siswa duduk rapi. Kemudian menginstruksikan berdoa dengan dipimpin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II Siklus III
80
KM dan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru menyampaikan informasi
tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai secara lisan. Selanjutnya guru
melaksanakan apersepsi. Selanjutnya tahap pelaksanaan model discovery learning
menurut Syah (dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) adalah:
b. Penyajian peristiwa atau fenomena berupa pertanyaan yang menggiring siswa
menemukan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2012, hlm.
167) bahwa “IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari
fenomena alam”.
c. Perumusan hipotesis.
d. Melakukan percobaan dan pengamatan dimana guru membimbing siswa
dalam melakukan percobaan (kerja ilmiah). Dalam hal ini guru menampilkan
salah satu karakteristik IPA menurut Sujana (dalam Djuanda & Maulana,
2010) yakni, menuntut guru untuk mampu melakukan kerja ilmiah. Percobaan
yang dilakukan siswa untuk mengidentifikasi tanah yang ada di lingkungan
siswa serta mudah ditemui oleh siswa agar konsep tentang tanah tersebut dapat
diaplikasikan dalam kehidupan siswa. Seperti tanah berhumus merupakan
tanah baik untuk menanam tumbuhan, maka siswa tidak akan menanam
tumbuhan di tanah berpasir atau tanah liat. Dalam percobaan siswa
mengidentifikasi warnat tanah, struktur tanah yakni susunan atau gumpaan
tanah, tekstur tanah yakni kasar halusnya tanah, penggunaan tanah,
pencemaran tanah, serta penanggulangan dari pencemaran tanah.
Karena model discovery learning menuntu siswa untuk mampu
mengkonstruksikan temuan-temuannya, maka untuk siswa yang asor perlu
bimbingan untuk melakukan percobaan untuk itu percoban dilakukan secara
berkelompok dengan bimbingan guru.
e. Menganalisis dan mengolah data hasil percobaan, memverifikasi hipotesis
yang dibuat dengan hasil analisis percobaan, kemudian menarik kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh. Dengan melalui tahap model discovery
learning tersebut siswa mengkonstruksikan pengetahuannya sesuai dengan
teori konstruktivisme menurut (Suyono dan Hariyanto, 2011) bahwa
pengalaman belajar semata-mata sebagai suatu proses pengaturan model
mental seseorang untuk mengakomodasi pengalam-pengalaman baru.
81
Pada pelaksanaan siklus I kinerja guru kurang maksimal terlihat dari
aktivitas siswa yang kurang kondusif serta kurang aktif sedangkan, pada
pembelajaran discovery learning yang merupakan pembelajaran bermakna
haruslah menjadikan siswa menjadi aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat
Flewelling & Higginson (dalam Suyono & Hariyanto, 2011) bahwa indikasi
pembelajaran bermakna (meaningful learning) adalah salah satunya murid aktif.
Keadaan yang kurang kondusif juga dikarenakan guru yang kurang baik
melakukan pengelolaan kelas. Sesuai dengan pendapat Sujana (dalam Djuanda &
Maulana, 2010) bahwa karakteristik IPA salah satunya adalah menuntut guru
untuk mampu melakukan pengelolaan di kelas dan di laboratorium.
Selain itu, penyajian peristiwa-peritiwa agar dapat merumuskan masalah
kurang menyeluruh serta guru yang lebih terlibat dalam melakukan perumusan
masalah. Di mana seharusnya siswa yang merumuskan masalah, dengan penyajian
peristiwa yang memunculkan keinginan pada siswa untuk merumuskan masalah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syah (dalam Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013) bahwa guru menghadapkan siswa pada suatu keadaan dimana
siswa akan memulai menemukan masalah, dan memunculkan keinginan pada
siswa untuk menemukan sendiri masalahnya.
Bentuk perbaikan untuk siklus I dilaksanakan pada sikllus II yaitu, guru
memberikan beberapa pertanyaan apersepsi tentang berbagai jenis tanah dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. Guru harus menjelaskan cara
mengerjakan LKS dengan jelas. Guru membuat format perumusan masalah dan
hipotesis agar siswa dapat aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya
merumuskan masalah dan hipotesis. Guru sering mengontrol tiap kelompok secara
merata untuk membantu kelompok yang kesulitan serta melakukan observasi
aktivitas siwa.
Pada pelaksanaan siklus III beberapa hal yang diperbaiki yakni pada tahap
generalization dimana siswa masih kesulitan dalam melakukan kesimpulan.
Dimana ada kelompok siswa yang konten kesimpulannya bukan merupakan
konsep yng harus ditemukan melainkan narasi dari proses pembelajaran yang
telah mereka laksanakan. Sedangkan menurut Syah (dalam Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) pada tahap generalization ini siswa menarik
82
kesimpulan untuk menegaskan konsep yang ditemukan setelah melewati tahap
verification.
3. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil data awal yang diperoleh dari tes hasil belajar materi
sifat fisik tanah hanya 3 orang yang tuntas mencapai nilai KKM yang telah
ditentukan yaitu 75 dengan kata lain hanya 12,5% kemudian setelah dilakukan
tindakan melalui penerpana model discovery learning pada siklus I terjadi
peningkatan, siswa yang tuntas mencapai nilai KKM yaitu bertambah menjadi 10
siswa kemudian di siklus II menjadi 16 siswa dan pada siklus III bertambah
menjadi 21orang, artinya hanya 3 siswaatau sekitar 12,5% yang tidak tuntas hasil
belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa model discovery learning mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sifat fisik tanah. Model
ini tidak hanya membuat siswa aktif dengan kata lain menciptakan pembelajaran
student centered juga siswa dapat menemukan suatu konsep lebih baik dengan
caranya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat kecakapanya Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan(2013) bahwa salah satu kelebihan model discovery
learning adalah dengan siswa menemukan sendiri, maka
akan terhindar dari keragu-raguan dalam memahami suatu konsep dan siswa akan
mengerti konsep lebih baik.
Peningkatan kinerja guru pada materi sifat fisik tanah tiap siklusnya
tergambar pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru pada Pembelajaran
Sifat Fisik Tanah Kelas V SDN Cinangsi
Siklus Jumlah Kriteria Jumlah persentase
Sangat
Baik
Baik Cukup Kurang Kurang
Sekali
Tahap
perencanaan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Penilaian
I 0 3 0 0 0 71 62 75
II 0 3 0 0 0 79 67 75
III 3 0 0 0 0 96 95 100
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat digambarkan perbandingan hasil observasi
kinerja guru pada pembelajaran sifat fisik tanah kelas V SDN Cinangsi dalam
Diagram 4.5 berikut.
83
Diagram 4.5
Perbandingan Persentase Kinerja Guru pada Pembelajaran Sifat Fisik
Tanah Kelas V SDN Cinangsi Tiap Siklus
Peningkatan aktivitas siswa pada materi sifat fisik tanahtiap siklusnya
tergambar pada tabel dan Diagram berikut.
Tabel 4.14
Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik Tanah
Kelas V SDN Cinangsi
Kegiatan
Jumlah persentase
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
Kurang
Sekali
Siklus I 2 7 15 0 0
Siklus II 6 7 11 0 0
Siklus III 24 0 0 0 0
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat digambarkan perbandingan hasil aktivitas
siswa pada pembelajaran sifat fisik tanah kelas V SDN Cinangsi dalam Diagram
4.5 berikut.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II Siklus III
84
Diagram 4.6
Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik
Tanah Kelas V SDN Cinangsi Tiap Siklus
Peningkatan hasil belajar siswa pada materi sifat fisik tanah tiap siklusnya
tergambar pada tabel dan Diagram berikut.
Tabel 4.15
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik
Tanah
Kelas V SDN Cinangsi
No Kegiatan
Jumlah siswa Persentase
Tuntas Belum
Tuntas Tuntas
Belum
Tuntas
1. Data Awal 3 21 12,5% 87,5%
2. Siklus I 10 14 41,7% 58,3%
3. Siklus II 16 8 66,7% 33,3%
4. Siklus III 21 3 87,5% 12,5%
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat digambarkan perbandingan hasil aktivitas
siswa pada pembelajaran sifat fisik tanah kelas V SDN Cinangsi dalam Diagram
4.6 berikut.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II Siklus III
85
Diagram 4.7
Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sifat Fisik
Tanah Kelas V SDN Cinangsi Tiap Siklus
Melalui penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus ini
terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi sifat fisik tanah sebelum diadakannya tindakan yang berdasarkan
pada penelitian data awal dan setelah dilaksanakan tindakan. Penerapan model
discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cinangsi
Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang telah berhasil dilaksanakan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II Siklus III