BAB IV n V (1).docx

28
BAB IV PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini, dibahas mengenai sistem imunologi dengan kasus kanker paru yang membahas kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati.. Pada kasus Tn. M, kanker paru sudah bermetastase ke jaringan limfoid yaitu menyerang sistem imun atau biasa yang disebut dengan imunokompromise yaitu memiliki respon imun yang diperlemah dengan pemberian obat, malnutrisi dan proses penyakit seperti kanker. Selain 79

Transcript of BAB IV n V (1).docx

Page 1: BAB IV n V (1).docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, dibahas mengenai sistem imunologi dengan kasus

kanker paru yang membahas kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi

di lapangan. Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari

saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan

pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas dan merusak sel-sel jaringan

yang normal. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti

kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. Pada stadium

lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,

khususnya pada hati.. Pada kasus Tn. M, kanker paru sudah bermetastase ke

jaringan limfoid yaitu menyerang sistem imun atau biasa yang disebut dengan

imunokompromise yaitu memiliki respon imun yang diperlemah dengan

pemberian obat, malnutrisi dan proses penyakit seperti kanker. Selain hal tersebut,

dalam kasus ini ada beberapa yang perlu dibahas, antara lain:

1. Pengkajian Keperawatan

a. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci

untuk diagnosis tepat.Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan

tanda awal penyakit kanker paru.Batuk disertai dahak yang banyak dan

kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan

nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan

anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang

79

Page 2: BAB IV n V (1).docx

perlu diperhatikan pada pasien kanker paru adalah faktor usia, jenis

kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat

menyebabkan nodul soliter paru.

Beberapa keluhan dan gejala klinis yang didapatkan dalam anamnesis,

sesuai dengan teori diatas yaitu batuk disertai mukus, sesak nafas dengan

suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan

menurun dan anoreksia.Tetapi, pada saat dilakukan pengkajian tidak

didapatkan gejala klinis hemoptysis. Berdasarkan riwayat pengakajian,

alasan Tn. M masuk rumah sakit yaitu batuk yang disertai darah.

Faktor-faktor yang meyebabkan Tn. M mengalami kanker paru-paru

yaitu kebiasaan merokok yang dimulai pasien sejak pasien berumur 11

tahun dengan konsumsi rokok sebanyak 2-3 bungkus perhari. Selain itu

pasien berkerja di Industri semen yang menyebabkan pasien tepajan

polutan dan debu.

Pemeriksaan fisik juga sangat penting dalam mendiagnosis suatu

penyakit.Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan kelainan-

kelainan berupa batuk yang disertai lendir, sesak, nyeri dada,terdengar

suara ronchi pada area segmen anterior lobus kanan atas. Selain itu pada

pemeriksaan fisik paru saat inspeksi ditemukan asimetris dimana dada

kanan tertinggal saat bernafas, pada palpasi ditemukan vokal fremitus pada

dada kanan menurun sedangkan pada dada kiri normal, pada perkusi

ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada dada kiri, pada

auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada kanan

80

Page 3: BAB IV n V (1).docx

sedangkan pada kiri normal. Semua abnormalitas yang ditemukan pada

pasien yang mengalami penimbunan cairan pada rongga pleura kanan,

sehingga pasein dicurigai adanya penumpukan cairan pada rongga pleura

bagian kanan (efusi pleura) dan hal ini kemudian diperkuat oleh hasil

pemeriksaan USG yang memberikan kesan terjadinya efusi pleura pada

paru kanan klien.

Terdapat beberapa teori tentang timbulnya efusi pleura pada

neoplasma yakni, menumpuknya sel-sel tumor akan meningkatkan

permeabilitas pleura terhadap air dan protein, adanya massa tumor

mengakibatkan tersumbatnya aliran pembuluh darah vena dan getah

bening sehingga rongga pleura gagal dalam memindahkan cairan dan

protein, dan adanya tumor membuat infeksi lebih mudah terjadi dan

selanjutnya timbul hipoproteinemia (Halim, 2007).

b. Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama

dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru.Kanker paru memiliki

gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk

menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar

getah bening, dan metastasis ke organ lain. Pada pemeriksaan tomografi

komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks,

bronkus, dan pembuluh darah secara jelas

Pada pemeriksaan Thorax Foto yang dilkukan pada Tn.m

didapatkan hasil yaitu tampak massa lobulated multiple dimedia sternum

81

Page 4: BAB IV n V (1).docx

superior sisi kanan,konveles kearah baru dan tampak massa modular

didaerah superior dextra, batas tegas, tepi regular.

c. Bronkospi

Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan

visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam

prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru.

Bronkoskopi dengan tujuan diagnostik dapat diandalkan untuk

mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas.

Pemeriksaan ada tidaknya massa intra bronkus atau perubahan mukosa

saluran nafas, seperti terlihat kelainan mukosa, misalnya berbenjol-benjol,

hiperemis, atau stenosis infiltratif, mudah berdarah. Prosedur ini juga dapat

menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan menilai

karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening

subkarina atau intra bronkus.

Pada periksaan Bronkoskopi pada Tn. M didapatkan hasil yaitu terdapat

massa yang menutupi 1/3 lumen utama.

d. Ultrasonografi

Pada pemeriksaan USG yang dilakukan pada Tn. Mtidak terdapat

metastasis pada organ abdominal.Hepar, pancreas, ginjal dan vesika urinaria

masih dalam batas normal.Tetapi, terdapat cairan pleural bilateral.Hal ini

disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia sel kanker menembus

ruang pleura sehingga terjadi efusi pleura. Selain itu, pada pemeriksaan

82

Page 5: BAB IV n V (1).docx

prostat, didapatkan prostat membesar dengan volume ± 29,3 ml. Hipertropi

prostat ini belum dapat diketahui penyebab pastinya.

Dalam teori tidak didapatkan pemeriksaan ultrasonografi sebagai

pemeriksaaan penunjang dalam menegakkan diagnosa pada pasien kanker

paru-paru. Namun pada kenyataannya pemeriksaan ultrasonografi dilakukan

pada pasien Tn.M, dan dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan hasil yang

membantu dalam menegakkan diagnosa dan memberi gambaran tentang

normal tidaknya organ-organ lain yang ada dalam rongga abdomen dan

sekitarnya.

e. Laboratorium

Pada pemeriksaan tumor marker yaitu CEA: 47,47 Mg/nl. Hal ini,

menunjukkan adanya sel kanker.Sedangkan, untuk pemeriksaan fungsi hati

yaitu SGOT dan SGPT meningkat, hal ini menunjukkan sel kanker sudah

mempengaruhi fungsi hati. 

Sedangkan, pada pemeriksaan darah lengkap, didapatkan White Blood

Cell (WBC) meningkat yaitu 15,84 103/µl. Hal ini menunjukkan terdapat

nfeksi akibat penurunan system imun. Selain WBC, hemoglobin menurun

yang menyebabkan Anemia normositik normokron. Hb yang menurun

berbanding lurus dengan hemaktorit yang menurun yaitu 33,0 %. Selain itu,

jumlah limfosit menurun yaitu 1,69 103/µl. artinya, sistem kekebalan tubuh

klien menurun, akbatnya limfosit yang berperan sebagai antibody tubuh tidak

berfungsi dan tidak mengenali partikel berbahaya atau antigen yang masuk

kedalam tubuh.

83

Page 6: BAB IV n V (1).docx

2. Diagnosa keperawatan

Dalam konsep teori, diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan pada

pasien dengan kanker paru yaitu

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret oleh adanya obstruksi brankial sekunder karena invasi

tumor.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan oleh

perubahan membran kapiler alveolar.

3. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan pemasukan/mencerna/mengabsorbsi zat-zat gizi karena

faktor biologis dan psikologis.

5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

(muntah), intake tidak adekuat.

6. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

7. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik.

8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedres, kelemahan.

9. Ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status kesehatan, takut

terhadap kematian.

10. Kurangpengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis dan

pencegahan berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi,

keterbatasan kognitif, ketidakterpaparan informasi.

84

Page 7: BAB IV n V (1).docx

Sedangkan, dalam kasus Tn. M berdasarkan data-data yang ditemukan

dalam pengkajian dan analisa data dirumuskan diagnosa keperawatan yaitu:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatam

produksi sekret oleh adanya obstruksi brankial sekunder karena invasi

tumor

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

dan muntah.

3. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan pada

kasus Tn. M disusun berdasarkan intervensi yang didelegasikan dalam konsep

standar asuhan keperawatan Nanda NIC NOC. Beberapa rencana keperawatan

yang ditetapkan dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan ketersediaan

instrumen di ruangan perawatan. Selain intervensi NIC diberikan juga

intervesi lain yaitu terapi pemberian Murottal Al-Qur,an. Terapi ini diberikan

kepada pasien sebab banyak penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa

terapi Murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat nyeri dan mempercepat

proses penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang

telah dilakukanal Al-Qodi’, direktur utama Islamic Medicine Institute for

Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi

tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, melakukan presentasi tentang hasil

penelitianya dengan tema pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif

85

Page 8: BAB IV n V (1).docx

fisiologi dan psikologi.Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif

bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan

dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan

terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis computer

(Remolda, 2009).

Adapun pengaruh terapi pembacaan Al-Quran berupa, adanya

perubahan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,perubahan

detak jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan

adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang

mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar

darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi

murotal bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar

(terapi Al-Quran), maka otak maka memproduksi zat kimia yang disebut

neuropeptide. Molekul ini akan menangkutkan kedalam reseptor–reseptor

mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa

kenikmatan atau kenyamanan. (Remolda, 2009).

Selain mendengarkan murottal Al-Qur’an bisa juga dilakukan teknik

distraksi dengan menengarkan Asmaulhusna. Mendengarkan Asmaulhusna

terbuktimemberikanefek positif melalui mekanisme pengalihanperhatian

terhadap nyeri (distraction),memberikan perasaan nyaman, merangsang

pengeluaran endorphin dan menyebabkanperasaan tenang(Hanifah,2007).

Secara fisiologis, mendengarkanAsmaul husna ini otak akan bekerja.

Ketika otak mendapat rangsangan dari luar, maka otak akanmemproduksi zat

86

Page 9: BAB IV n V (1).docx

kimia yang akan memberi rasa nyaman yaitu neuropeptida. Setelah otak

memproduksi zat tersebut, maka zat ini akanmenyangkut dan diserap didalam

tubuh yang kemudian akan memberi umpan balik berupa kenikmatan atau

kenyamanan (Lukman, 2012).

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan yang diberikan pada kasus Tn.M sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan berdasarkan intervensi yang didelegasikan dalam

konsep standar asuhan keperawatan Nanda NIC NOC. Beberapa rencana

keperawatan yang ditetapkan dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan

ketersediaan instrumen di ruangan perawatan. Selain intervensi NIC di berikan

juga terapi lain yaitu pemberian terapi Murottal Al-Qur,an dan terapi distraksi

dengan mendengarkan Asmaul husna.

5. Evaluasi keperawatan

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. M

dengan kanker paru yang dilaksanakan selama tiga hari,dari empat masalah

keperawatan yang ditemukan menunjukkan :

1. Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi, dibuktikan dengan

pasien mengatakan tidak sesak, pasien batuk efektif dan sekret keluar

secara efektif

2. Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi,

dibuktikan dengan pasien tidak mual dan muntah.

3. Masalah nyeri teratasi dibuktikan dengan pasien tampak tenang/rileks

dengan skala nyeri VAS: 1

87

Page 10: BAB IV n V (1).docx

4. Masalah intoleransi aktivitas teratasi dibuktikan dengan pasien tidak

mengalami kelelahan saat melakukakan aktivitas dan pasien berpartisipasi

dalam beberapa aktivitas sehari-harinya.

6. Integrasi Nilai Islam Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan

Jika melihat prognosis pada penyakit Tn M yakni kanker paru jenis

NSCLC kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%. Kemungkinan hidup rata-

rata kanker bermetastasis bervariasi dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Hal

ini tergantung pada status penderita dan luasnya tumor. (Wilson, 2005).

Tetapi, jika ditinjau dari pandangan ajaran islam tidak ada penyakit

yang tak dapat disembuhkan. Islam mengandung ajaran yang mencakup

semua aspek hidup dan kehidupan manusia termasuk didalammnya ajaran

yang berkaitan dengan kesehatan jasmani, rohani, sosial, kultural dan

spiritual. Pengamalan ajaran Islam dalam bidang kesehatan wajib

dilaksanakan oleh umat sebagai perwujudan ibadahnya kepada Allah SWT

dan sesama umat manusia, diantaranya melalui pelayanan/asuhan

keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan.

Asuhan keperawatan Islam adalah Integrasi nilai-nilai Islam yang

bersumber pada Alqur’an dan Hadits, merupakan suatu sistem sehingga

banyak faktor-faktor yang berpengaruh untuk keberhasilan asuhan sehingga

mempengaruhi tujuan akhir dari pemberian asuhan keperawatan Islam. Dalam

pelaksanaan Asuhan Keperawatan Islam selain perawat melaksanakan profesi

keperawatan yang merupakan manifestasi dari Ibadahnya maka asuhan

88

Page 11: BAB IV n V (1).docx

perawatan Islam mempunyai nilai spiritual yang sangat tinggi karena

merupakan sarana da’wah amar ma’ruf nahi munkar.(Sigit. 2010)

Allah swt., Yang menyembuhkan dari segala macam penyakit dan

keraguan. Kesembuhan ada dua macam yaitu kesembuhan maknawi rubi,

yaitu kesembuhan dari penyakit hati dan kesembuhan yang nampak terlihat,

yaitu kesembuhan badan (al-Qahthani. 2005).

Allah swt., telah menyebutkan dua jenis kesembuhan ini dalam Kitab-

Nya (al-Qur’an) dan Rasulullah saw. menjelaskan dalam Sunnah-nya.

Firman Allah swt., dalam QS. Yunus (10): 57

Terjemahnya:“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Depag, 2002)

Menurut M. Quraish Shihab (2002) dalam tafsir Al-Mishbah, ayat di

atas menjelaskan bahwa dimanapun dan kapanpun sepanjang masa telah ada

semua pengajaran yang sangat agung dan bermanfaat dari Allah swt., yaitu al-

Qur’an al-Karim dan obat yang sangat ampuh untuk penyakit-penyakit

kejiwaan yang terdapat dalam hati manusia serta menjadi petunjuk yang sangat

jelas menuju kebenaran dan kebajikan agar memeroleh rahmat yang berlimpah

bagi orang-orang yang beriman. Ayat di atas menegaskan bahwa al-Qur’an

adalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada. Sementara ulama memahami

ayat-ayat al-Qur’an juga dapat menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Mardawaih melalui sahabat Nabi, Ibn

89

Page 12: BAB IV n V (1).docx

Mas’ud ra., yang memberitakan bahwa ada seorang yang datang kepada Nabi

saw. yang mengeluhkan dadanya. Rasulullah saw. kemudian bersabda,

“Hendaklah engkau membaca al-Qur’an.” Makna serupa dikemukakan oleh al-

Baihaqi melalui Wa’ilah Ibn al-Asqa’. Namun, tanpa mengurangi

penghormatan terhadap al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw. yang dimaksud

bukanlah penyakit jasmani, tetapi penyakit ruhani yang disebabkan oleh jiwa.

Ia adalah psikosomatik dan tidak jarang seseorang merasa sesak napas atau

dada bagaikan tertekan karena adanya ketidakseimbangan ruhani.

Nabi saw. bersabda:

Artinya:“Allah tidak menurunkan satu penyakit pun, kecuali menurunkan obatnya.”(HR. Al-Bukhari). Dikutip dari Al-Qahthani (2005).

Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di

muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur

hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam surga, namun Islam

memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas, dan

logis.

Nabi Muhammad SAW  bersabda:

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, sesuatu yang sesuai

dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah

memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam.

90

Page 13: BAB IV n V (1).docx

Tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di

hadapan Tuhannya. Karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran, dan hati

akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan.

Salah satu kelebihan keperawatan Islam adalah perihal perspektif

Islam dalam mendoakan pasien sebagai kliennya. Adapun do’a-do’a yang

dapat diterapkan oleh perawat dalam mendoakan pasien sesuai ajaran

Rasulullah adalah sebagai berikut :

Dari Aisyah ra. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW membacakan

doa kesembuhan kepada sebagian keluarganya dengan mengusapkan tangan

kanannya seraya berdoa :

“ Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafi’i laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba’sa rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal ‘azhiima, rabbal ‘ arsyil ‘azhiimi an-yasfiyaka.”

Artinya :“Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah

kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakititu, wahai Tuhan pengurus manusia.Hanya padamulah obat itu.Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya ‘arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan mendo’akan pasien, perawat dapat menjalin hubungan yang

baik dengan pasienya. Selain itu, pasien juga akan merasa dihargai dan

diterima keadaannya di mata perawat serta pasien akan merasa sedikit terhibur

hatinya. (Amiruddin. 2008)

91

Page 14: BAB IV n V (1).docx

Selain mendoakan pasien, seorang perawat muslim juga dianjurkan

memberikan kata-kata semangat kepada pasien seimannya dan tak lupa

keluarganya, supaya tidak berputus asa dengan keadaannya serta selalu

percaya bahwa Allah satu-satunya yang dapat menyembuhkan keadaan pasien.

Apalagi biasanya pasien yang menghadapai penyakit berat dan kronis, seperti

penyakit kanker,AIDS,dan sebagainya seringkali Pasien diliputi oleh rasa

putus asa padahal sudah berobat sebagaimana mestinya, namun belum juga

memperoleh kesembuhan. Sebagai seorang yang beragama dan beriman,rasa

putus asa hendaknya dihindari. Untuk mengatasinya ayat dan hadis berikut ini

dapat membantu pasien untuk terhindar dari keputusasaan dalam Q.S. Az

Zumar,39:53

Terjemahnya:

“Katakanlah,hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dari segala dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Penyayang” (Q.S. Az Zumar,39:53)

Selanjutnya dalam hadis riwayat Jama’ah dari Anas:

Artinya:“Janganlah ada seseorangpun diantaramu mengharapkan mati

karena bahaya (penyakit) yang menimpa dirinya. Maka seandainya terpaksa mengharapkan mati, hendaknya ia membaca:Ya Allah, hidupkanlah aku apabila hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati itu lebih baik bagiku” (H.R. Jama’ah dari Anas).

92

Page 15: BAB IV n V (1).docx

Dari pembahasan diatas aspek spiritual sangat penting terutama untuk

pasien yang didiagnosa harapan sembuhnya sangat tipis. Oleh sebab itu, peran

perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi pasien tersebut, sehingga

semangat hidup pasien meningkat, meskipun harapannya sangat tipis. Fitrah

manusia dapat disentuh oleh asuhan keperawaatan yang diberikan sehingga

merefleksikan rasa Syukur, ridho, sabar dan tawaqal terhadap apapun yang

dijalaninya melalui pencapaian ikhtiar manusia. Apabila klien dan perawat

sudah bisa merasakan itu maka akan dicapai ketenangan didunia dan akhirat.

Asuhan keperawaatan Islam dalam tataran nilai-nilai ini perlu

dikembangkan pada konsep-konsep yang dapat menjadi acuan operasional

perawat muslim sehingga semakin cepat dan semakin banyak kaum muslimin

akan mendapatkan pelayanan sesuai dengan keyakinan dan keimanannya.

Upaya-upaya mengembangkan asuhan keperawatan Islami secara terus

menerus menjadi tanggung jawab muslim sebagai manifestasi dari hamba

Allah dalam menegakkan agama Allah, pengembangan tersebut secara

komprehensif dan terintegrasi dan sistematis bersumber pada Alqur’an dan

Hadits yang merupakan warisan Rasulullah kepada ummatnya.(Sigit. 2010)

BAB V

93

Page 16: BAB IV n V (1).docx

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mahasiswa mengumpulkan data dengan teknik komunikasi teraupetik

dalam asuhan keperawatan

2. Mahasiswa menganalisis data dan merumuskan masalah keperawatan

3. Mahasiswa menyusun diagnosa keperawatan serta merencanakanan

intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

4. Mahasiswa melakukanan implementasi dan evaluasi keperawatan

B. Saran

1. Pemerintah terkait kesehatan dapat lebih meningkatkan fungsi promotif

untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

penyakit–penyakitkronis yang sering terjadi dimasyarakat.

2. Untuk pemberi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan kondisi-

kondisi pasien yang baru masuk dengan kondisi sakit parah atau dalam

kondisi baik, sehingga penanganan akan lebih terarah

3. Perlu adanya pemberian/pelayanan dukungan moril (support system/ terapi

modalitas) di rumah sakit, terutama untuk pasien-pasien dengan

keganasan.

DAFTAR PUSTAKA

94

Page 17: BAB IV n V (1).docx

Al-Qahthani, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf. 2005. Syarah Asma’-Ul Husna. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.

American Cancer Society. 2008.Cancer Facts &Figures.Atlanta : American Cancer Society.

Amin, Z.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV.Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI.

Amiruddin, 2008. Doa Orang-Orang Sukses. Bandung: Penerbit Khazanah Intelektual.

Ancuceanu, R. V., and Victoria, I, 2004, Pharmacologically Active Natural Compounds for Lung Cancer, Altern. Med. Rev

Carpenito, L.J. 2000.Buku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC

Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV Darus Sunnah.

Doengoes, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC

Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG

El-zaky.2011. Mukjizat Kesehatan Ibadah.Jakarta : Penerbit Zaman

Halim, Hadi. 2007. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoyo AW, et al. Edisi 4, Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.

Hamka. 1999. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panji Mas

Jabbar, Abdul. 2008. Nge-Rokok Bikin Kamu “Kaya”. Solo: Samudera.

Melindawati Br.G.,2009.Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU.

Muzasti, Riri Andri. 2011.Prosedur Diagnostik Dan Staging Kanker Paru. Departemen Ilmu Penyakit Dalam: USU

Nashr, Abdul Karim Muhammad. 2008. Rokok Haram. Bandung: Citra Risalah.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Kanker Paru-paru; Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesis. PDPI: Indonesia

95

Page 18: BAB IV n V (1).docx

Pranowo, Sigit. 2010. Muamalah Perawat dengan Pasien. EraMuslim

Robbins, S.L &Kumar, V., Cotran, R.S.,2007.Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah; pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an. Cet. I. Jakarta: Lentera Hati

Stoppler, M.C.2010.Lung Cancer. Available from : http://www.emedicinehealth/ [Accesed on 20 April 2010]

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2006. Buku Ajar Medikal-Bedah. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC.

Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik.  Edisi 2. EGC:Jakarta.

Wilkinson, Judith M dan ahern, Nancy R. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed. 9. Jakarta: EGC

Wilson, Lorraine Mand Price,  Sylvia A. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.

96