BAB IV KP

53
[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA] BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum 4.1.1. Tujuan Pelaksanaan Konstruksi Pelaksanaan konstruksi suatu perancangan adalah tahapan untuk mewujudkan gambar gambar yang sifatnya tiga dimensi dengan skala dan ukuran ukuran baku menjadi sebuah objek nyata sehingga sesuai dengan fungsi dan menerapkan estetika yang diharapkan dalam perancangan. Selain itu pelaksanaan konstruksi membutuhkan realisasi dari rencana rencana yang sudah digambarkan sehingga terwujud desain jadi. 4.1.2. Hal - hal yang Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi A. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi pekerjaan suatu proyek : o Biaya : Dalam pelaksanaan konstruksi suatu proyek pembangunan diharapkan dapat meminimalisir penggunaan biaya sehingga terjadi efisiensi dalam tahap konstruksi. o Mutu : Aspek mutu sangatlah dipentingkan di dalam pekerjaan konstruksi karena dapat menentukan kekuatan dari bangunan yang sedang dikerjakan. BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 53

description

Laporan KP

Transcript of BAB IV KP

Page 1: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

BAB IV

PEMBAHASAN

1.1. Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum

1.1.1. Tujuan Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi suatu perancangan adalah tahapan untuk

mewujudkan gambar gambar yang sifatnya tiga dimensi dengan skala dan

ukuran ukuran baku menjadi sebuah objek nyata sehingga sesuai dengan

fungsi dan menerapkan estetika yang diharapkan dalam perancangan. Selain

itu pelaksanaan konstruksi membutuhkan realisasi dari rencana rencana yang

sudah digambarkan sehingga terwujud desain jadi.

1.1.2. Hal - hal yang Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi

A. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi pekerjaan suatu proyek :

o Biaya :

Dalam pelaksanaan konstruksi suatu proyek pembangunan diharapkan

dapat meminimalisir penggunaan biaya sehingga terjadi efisiensi dalam

tahap konstruksi.

o Mutu :

Aspek mutu sangatlah dipentingkan di dalam pekerjaan konstruksi

karena dapat menentukan kekuatan dari bangunan yang sedang

dikerjakan.

o Waktu :

Aspek waktu yakni ketepatan proses konstruksi dengan time schedule

yang sudah direncanakan sehingga efektif dan efisien.

o Volume :

Volume pekerjaan yang tepat sesuai dengan rencana dan diusahakan

meminimalkan pekerjaan tambahan.

o Keselamatan :

Aspek keselamatan merupakan aspek yang tak kalah penting di dalam

menentukan keberhasilan suatu pekerjaan konstruksi, aspek

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 53

Page 2: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

keselamatan pekerja menjadi isu yang sangat penting yang mampu

mempengaruhi prestasi kerja dari kegiatan konstruksi.

B. Beberapa faktor penentu pelaksanaan suatu proyek antara lain :

o Faktor Pengendalian Sumber Daya Manusia (SDM) :

Pengendalian SDM sangat penting perannya terhadap jalanya

suatu pekerjaan.Maka dari itu perlu adanya pemisahan kualifikasi dan

kompetensi dari pekerja pekerja tersebut sehingga dapat ditempatkan

pada posisi yang tepat. Tenaga kerja ini juga telah dikelompokkan

sesuai dengan keahlian masing-masing, antara lain:

a. Tenaga ahli, meliputi : site manager, logistic, supervisor (pelaksana)

b. Tenaga terampil, meliputi : mandor, tukang

c. Tenaga kasar, meliputi: buruh, pembantu tukang

o Faktor Pengadaan Material :

Faktor pengadaan merupakan hal yang cukup mempengaruhi

efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan konstruksi, misalnya saja

keterlambatan kedatangan material dalam hitungan hari membuat

pekerja menjadi kehilangan target pekerjaan yang menyebabkan

mundurnya proyek. Hal hal yang menjadi perhatian di dalam pengadaan

material antara lain:

a. Tempat penyimpanan bahan material proyek.

b. Jumlah bahan bangunan yang diperlukan.

c.Alat dan metode pengangkutan material, terutama jika proyek berada

pada lokasi yang tidak dapat dijangkau dengan kendaraan kendaraan

dengan tonase besar.

d. Waktu pengadaan bahan bangunan, waktu pengadaan untuk

menghindarkan terjadinya penumpukan material yang berlebihan di

lapangan sedangkan pekerjaan belum mencapai tahapan yang

membutuhkan material tertentu.

e.Jenis bahan bangunan, menyangkut bahan material yang memiliki

kualifikasi tidak tahan terhadap kondisi kondisi tertentu.

f. Karakteristik bahan bangunan

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 54

Page 3: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

g. Sumber Daya Manusia penyedia bahan bangunan

o Faktor Pengadaan Peralatan :

Pengadaan peralatan pekerjaan juga sangat berpengaruh di

dalam kelancaran proses pelaksanaan konstruksi. Beberapa peralatan

dalam konstruksi sangat berpengaruh dalam efisiensi dari suatu

pekrjaan konstruksi. Berikut merupakan hal hal yang dipertimbangkan

di dalam pengadaan peralatan:

a. Jenis peralatan yang digunakan.

b. Tempat penyimpanan peralatan.

c. Alat dan metode pengangkutan peralatan pekerjaan konstruksi

d. Kapasitas dan kemapuan peralatan yang dibutuhkan.

e. Waktu dan cara perolehan peralatan.

f. Sumber daya manusia yang bertugas

o Faktor Metode Kerja :

Aspek metode kerja di dalam suatu kerja konstruksi sangat

mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dari sebuah proyek. Melalui

pengaturan metode kerja yang tepat pada suatu pekerjaan akan

didapatkan hasil pekerjaan yang optimal dan sesuai dengan hasil yang

diharapkan pada Term Of Reference. Suatu metode kerja yang baik akan

membagi pekerjaan konstruksi menjadi bidangnya masing nasing sesuai

dengan kompetensi dari pekerja. Diharapkan dengan pembagian

pekerjaan dapat menjamin kelancaran proyek serta meminimalisir

kesalahan kesalahan yang terjadi.

o Faktor Biaya

Aspek biaya merupakan aspek yang paling penting dalam suatu

pekerjaan konstruksi.Biaya sangat berpengaruh dalam penentuan

kualitas dari suatu proyek, maka dari itu kontraktor pelaksana harus

mempertimbangkan dengan sebaik baiknya aspek ini. Sehingga kualitas

pekerjaan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan kerja, namun di sisi

lain proyek tetap memberikan keuntungan dan hasil proyek akan

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 55

Page 4: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

memuaskan dengan target yang telah ditetapkan sesuai dengan

keinginan owner ataupun pemakai.

o Faktor Cuaca

Faktor cuaca juga sangat berpengaruh dalam suatu pekerjaan

konstruksi.Di Indonesia sendiri dikenal dua musim yakni musim hujan

dan musim kemarau.Pada musim hujan terdapat beberapa item

pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan sehingga membuat kemoloran

pada time schedule proyek.

1.2. Pelaksanaan Proyek Secara Non Teknis

Pelaksanaan proyek secara non teknis merupakan pekerjaan yang dilakukan

kontraktor di lapangan di luar aspek teknis. Namun keberadaan faktor ini cukup

mempengaruhi aspek teknis, karena faktor non teknis sangat mendukung kelancaran

dari kegiatan yang bersifat teknis.Aspek non teknis terdiri dari pengelolaan site,

sarana dan prasarana site, administrasi dan koordinasi, pengelolaan waktu

pelaksanaan, pengelolaan mutu proyek, pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan bahan

dan pengelolaan alat. Berikut akan dijelaskan item pekerjaan tiap-tiap pekerjaan yang

termasuk ke dalam pelaksanaan non teknis tersebut.

1.2.1. Pengelolaan Site

Pengelolaan site merupakan tahapan penentuan posisi penempatan

material kerja dan work shop yang nantinya diharapkan mampu mendukung

kelancaran jalannya suatu proyek. Dalam penentuan posisi ini harus tetap

memperhatikan efisiensi dan keselamatan dalam pengerjaan suatu

proyek.Melalui penempatan site ini diharapakan dapat meminimalisir

rintangan di lapangan yang berpotensi menghambat jalannya pengerjaan suatu

proyek.

Dalam pelaksanaan suatu proyek, penempatan material kerja ataupun

work shop dapat saja berubah.Hal ini dilakukan melihat berubahnya kondisi

proyek pada setiap tahapan pelaksanaanya. Maka dari itu peletakan - peletakan

ini sepenuhnya dipengaruhi oleh kebutahan dari setiap tahapan proyek dan

kesediaan lahan untuk peletakan ini. Kebanyakan dari bangunan yang

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 56

Page 5: BAB IV KP

Keterangan :

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

mewadahi kegiatan pada peletakan ini bersifat semi permanen sehingga tidak

sulit di pindahkan sewaktu - waktu.

Pada proyek pembangunan Hotel milik PT. Bali Langit Cerah ini,

terjadi bebrapa kali perubahan peletakan dari masing - masing pendukung

proyek.perpindahan peletakan ini menyesuaikan dengan tahapan pengerjaan

proyek ini.

Berikut ini adalah pengelolaan site pada proyek pembangunan J-four Hotel

milik PT. Bali Langit cerah

a. Direksi keet Ruang direksi terletak di depan proyek, berjarak kurang lebih 4 meter dari jalan raya,

Ruang direksi ini terletak di arah barat daya dari pada site. Pada ruang direksi keet

yang ada pada proyek ini tidak terlalu besar namun bertingkat. Pada lantai satu

terdapat beberapa fasilitas antara lain : Meja dan kursi bagi para staf, printer, serta

telepon yang menunjang kerja daripada staff yang bertugas. Selain itu terdapat jiga

beberapa papan tulis serta Rak sebagai tempat mletakan arsip-arsip dari proyek

tersebut. Sedangkan untuk lantai dua terdapat beberapa sofa dan meja sebagai ruang

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 57

Gambar : 4.1 Gambar Pengelolaan Site Minggu 1-10

(Sumber :Gambar Pribadi)

: area proyek

: direksi keet

: Area drop off material

: Pos Keamanan

: Logistik

: Toilet Tukang

: Warung

: Tower Crane

Page 6: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

untuk menerima tamu proyek. Ruangan lantai dua ini juga sering digunakan para staff

kantor sebagai tempat beristirahat.

Pada Minggu ke 3 Kerja praktek perletakan Direksi Keet di pindahkan ke dalam

bangunan kantor yang belum rampung. Pemindahan ini dilakukan karena melihat

progres proyek yang menyebabkan bangunan direksi keet sebelumnya harus di

bongkar. Pada ruangan direksi keet yang baru hanyalah terdiri dari satu ruangan.

Ruangan yang baru ini tidak terlalu luas karena menggunakan ruangan yang belum

rampungg pada banguan kantor yang juga di bangun pada proyek ini. Ruang direksi

keet yang baru ini menggunakan furniture bekas direksi keet sebelumnya dan semua

fungsi pada direksi keet sebelumnya di wadahi dalam satu ruangan pada direksi keet

yang baru ini. Walaupun tidak terlalu luas namun tetap dapat mewadahi kegiatan dari

staf pada proyek ini.

b. Gudang Peralatan

Gudang peralatan pertamanya terletak di sebelah selatan ruang kerja staf

menyatu dengan ruang kerja pengawas pada bangunan direksi keet lama. Namun,

pada saat terjadi perombakan pengelolaan site, gudang peralatan di pindahkan ke

dalam basement yang telah selesai di kerjakan. Pada gudang peralatan ini tersimpan

berbagai peralatan kerja proyek yang di butuhkan oleh semua perkerja lapangan.

terdapat juga beberapa material kecil yang sewaktu - waktu di butuhkan oleh para

pekerja namun tidak memiliki ukuran yang besar. Ruangan ini tidar terlalu besar

namum cukup untuk menempatkan beberapa peralatan - peralatan proyek.

c. Toliet Tukang

Toilet tukang ini terletak di bagian belakang site dan berhimpitan dengan

warung yang ada pada site. Pada saat terjadi perombakan, kamar madi tukang tidak

mengalami perpindahan. Toilet ini terdiri sederetan Toilet darurat yang di tujukan

bagi para tukang. Toilet ini terbuat dari triplek sama sepertiwarung untuk tukang.

Pada terdapat fasilitas seperti Toiletpada umumnya seperti kloset jongkok dan ember.

d. SecurityPos keamanan ini terletak di sbelah utara entrance utama. Terdapat dua

orang tenaga pengaman yang di ambil dari penduduk local serta 2 orang Staff

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 58

Page 7: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

kemanan dari pihan PT. JKS. Pos Keamanan ini berfungsi mengecek, melarang

ataupun mngizinkan siapa saja yang akan masuk ke dalam proyek. Hal ini dilakukan

agar tidak terjadi gangguan dari oranng - orang yang tidak berkepentingan yang dapat

menghambat kelancaran proyek.

e. Drop Off MaterialDrop off material terletak di bagian depan site, dan hanya berupa lahan site

yang sengaja di kosongkan sebagai tempat peletakan material awalnya. Drop off

material ini terletak di antara kantor logistik serta ruang direksi keet. Dari drop off

material bahan akan di distribusikan ke titik-titik tertentu dengan menggunakan tower

crane. Pada proyek ini tidak ada tempat khusus yang digunakan sebagai gudang

material. Setelah material tiba di proyek akan di salurkan ke titik-titik tertentu tanpa

ada ruang penempatan material khusus.

f. Kantor LogistikKantor Logistik terletak di bagian depan site juga, bersebelahan dengan area

Drop Off material. Staff Logistik ini berfungsi untuk mencatat serta mengecek

material yang memasuki proyek. Setelah dilakukan pengecekan material oleh

pelaksana maka material akan segera di data dan didistribusikan menuju titik-titik

tertentu. Selain itu logistik juga berfungsi sebagai pendata material di lapangan dan

melakukan pengadaan meterial jika di butuhkan.

g. Tower CraneTower Crane terletak tepat di tengah-tengah site, agar lebih mudah menjangkau ke

segala titik di site. Tower Crane ini berfungsi sebagai pendistributor material menuju

titik-titik tertentu pada lahan serta membantu daripada proses pengecoran pada

proyek. Keberadaan Tower Crane pada proyek ini sangatlah membantu proses

berjalannya pembuatan proyek tersebut.

h. WarungBangunan warung ini pertamanya terletak di depan, terletak tepat di samping

pos keamanan. Pada saat perombakan pengelolaan site, warung di pindahkan ke

bagian belakang site, dan bersebelahan dengan toilet tukang. Hal ini dilakukan karena

tanah tempat warung berdiri akan di gunakan sebagai pembangunan bangunan

gudang kecil sesuai dengan prgres proyek. Warung yang baru ini lebih kecil di

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 59

Page 8: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

bandingkan warung sebelumnya. Warung di fungsikan sebagaai penyedia makanan

bagi seluruh civitas yang bekerja pada proyek ini. Warung ini menjadi satu - satunya

fasilitas yang menyediakan makanan yang terdapat di dalam proyek. Pengelolaan

warung pun di serahkan kepada pihak luar kantor. Para pekerja yang melakukan

transaksi di sini tidak langsung membayar secara cast ap yang mereka beli, namun di

catat pada sebuah buku, kemudian di kalkulasikan pada saat pembagian gaji.

Penyediaan Sarana Air Bersih, Listrik dan Sarana Komunikasi

A. Air Bersih

Air bersih didapat melalui pasokan Sumur Bor yang ada pada proyek.Air

sumur bor ini biasanya di gunakan untuk keperluan MCK, memasak dan untuk air

pekerjaan pembangunan proyek. Sedangkan untuk air minum biasanya di

datangkan dari depo air minum isi ulang yang biasanya setiap hari di bawakan

dengan menggunakan galon.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terkait penyediaan air bersih:

Air untuk konsumsi harus memenuhi standar air bersih, yaitu syarat fisik,

kimia, biologis serta tidak keruh.

Air untuk pekerjaan konstruksi haruslah memenuhi standar untuk campuran

beton, cuci bahan, tidak berminyak atau bebas dari bahan kimia serta telah

melewati pengujian laboratorium.

B. Listrik

Listrik dalam sebuah proyek merupakan bagian yang sangat penting di dalam

menentukan keberhasilan suatu proyek. Pada proyek ini pasokan listrik disupply

oleh PLN kabupaten Badung dan penggunaan genset. Genset hanya digunakan

untuk pemakaian TC (Tower Crane) yang memerlukan supply listrik yang besar,

dimana kuota atau beban listrik tidak cukup jika menggunakan listrik dari PLN.

Oleh karena Genset dikhususkan untuk supply listrik ke tower crane. Peletakan

Genset itu terletak bersebelahan dengan Tower Crane.

C. Sarana Komunikasi

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 60

Page 9: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Sarana komunikasi proyek yang dipergunakan untuk mempermudah

komunikasi berupa Telepon sera HT yang dilakukan antara site manager,

pengawas, pelaksana, logistic dan mandor.

1.2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kontraktor wajib menjaga dan memelihara keselamatan dan kesehatan

dari pekerja. Seluruh kesehatan dan keselamatan pekerja beserta orang orang

yang terlibat di dalam proyek dijaminkan oleh pihak kantor dan mandor.

Berkenaan dengan hal tersebut kontraktor dalam hal ini PT. Jaya Kusuma

Sarana (JKS) telah menyediakan kelengkapan keselamatan dan keaman.Selain

itu seluruh staf proyek seringkali menghimbau pekerja untuk melaksanakan

prosedur keselamatan pekerjaan proyek.

Regulasi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dalam

perkerjaan proyek antara lain:

Peraturan yang dicantumkan dalam dokumen kontrak mengenai

keselamatan beserta jaminan keselamatan pekerja.

Peraturan teknis, mengenai prasyarat perlindungan keselamatan tentang

perlindungan bahaya kebakaran, benda jatuh, kecelakaan kerja, dan

lainnya.

Persyaratan administrasi dimana kontraktor harus mengetahui prosedur

tentang organisasi K3 dan laporan kecelakaan.

1.2.3. Pengamanan Tapak

PT. Jaya Kusuma Sarana (JKS) menempatkan tenaga satuan keamanan

dalam proyek ini berjumlah 4 orang, yaitu 2 orang dari Staff JKS itu sendiri dan

2 dari Desa adat Kuta .Hal ini mengingat proyek merupakan proyek besar

dengan nilai yang cukup tinggi serta tidak adanya tukang yang menginap di

proyek. Keamanan proyek sepenuhnya dibebankan kepada Pihak keamanan dari

JKS dengan kerja sama dengan Keamanan dari desa adat Kuta.

1.2.4. Pengendlian Waktu Pelaksanaan

Di dalam proyek pembangunan rumah tinggal milik Bapak Jero Karang,

aspek penjadwalan pekerjaan menjadi sesuatu yang sifatnya penting sehingga

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 61

Page 10: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

dibutuhkan acuan waktu sebagai dasar untuk penetapan perkembangan

pekerjaan konstruksi.Acuan waktu yang dimaksud di sini adalah Time

Schedule.Pada time schedule tersebut ditampilkan acuan waktu, volume

pekerjaan, deadline pekerjaan beserta prestasi pekerjaan yakni sejauh mana

perkembangan proyek tersebut jika dibandingkan dengan rencananya.Time

Schedule merupakan dasar ukuran dalam pengendalian bahan, alat, tenaga kerja

dan waktu pengerjaan.

Time Schedule disusun berdasarkan aspek aspek yang berperan di dalam

proyek antara lain:

Waktu Pengerjaan dan sejauh mana prestasi kerja yang telah dicapai.

Jumlah beserta keterampilan dari tenaga kerja

Tingkat kesulitan di lapangan, antara lain tingkat kesulitan site, iklim,

cuaca, beserta gangguan lain yang dapat menghambat jalannya proyek.

Ketersediaan material bangunan

Deadline kerja/ tenggang waktu pekerjaan yang harus dicapai

Metode dan teknis pengerjaan suatu pekerjaan konstruksi

Peralatan yang digunakan di dalam pekerjaan konstruksi

Pada Time Schedule yang telah disusun dalam proyek pembangunan J-

Four Hotel oleh PT. Jaya Kusuma Sarana, antara lain terdapat beberapa aspek

diantaranya:

Bobot Pekerjaan/ Volume pekerjaan

Jenis Pekerjaan

Target Pekerjaan

Waktu Pengerjaan Jenis Item Pekerjaan tertentu

Melalui Time Schedule dapat diketahui sejauh mana perkembangan proyek

yang telah dicapai selama ini, sehingga dapat dikontrol pada saat kapan

seharusnya diadakan penambahan tenaga kerja, material, serta penyediaan alat

alat yang sifatnya penting. Penyusunan Time Schedule proyek pembangunan J-

Four Hotel oleh PT. Jaya Kusuma Sarana Bali berbentuk kurve S dan terdapat

pada lampiran. Berdasarkan pengamatan proyek selama dilaksanakannya

kegiatan Kerja Praktek. Pelaksanaan pekerjaan Proyek pembangunan J-Four

Hotel ,memiliki target yang lebih cepat dari yang disyaratkan di dalam Time

Schedule.Sehingga meminimalisir biaya dan waktu pelaksanaan. Namun, pada

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 62

Page 11: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

kenyataan di lapangan target yang direncanakan terlambat sekitar 9% dari

pelaksanaan yang direncanakan karena beberapa faktor yang terduga maupun

tidak terduga, sehingga sedikit menghambat pelaksanaan pekerjaan pada

proyek ini.

1.2.5. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu pekerjaan menjadi hal yang sangat penting di

dalam sebuah proyek. Pengendalian mutu dipengaruhi hal - hal yang telah

disebutkan di atas antara lain kualifikasi tenaga kerja, peralatan yang

digunakan, serta kualitas material dan metode pengerjaan. Pengendalian mutu

ini tidak hanya menyangkut tentang kualitas hasil pekerjaan yang dicapai

tetapi juga dapat mempengaruhi citra dari perusahaan pemborong itu sendiri.

Sebab ketika buruknya kualitas hasil dari suatu pekerjaan proyek maka akan

memberikan dampak negative terhadap citra perusahaan kedepannya.

Pengendalian mutu dari pekerjaan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh

pihak kontraktor saja.Namun pihak pengawas memiliki peranan yang besar di

dalam menentukan kualitas pekerjaan konstruksi.Pengawas sendiri dapat

senantiasa melakukan pemantauan terhadap kemajuan pekerjaan beserta

kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.Pihak direksi

(pengawas) berhak memerintahkan untuk membongkar jika kualitas hasil

pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu pengawas juga

berhak membatalkan atau menghentikan suatu pekerjaan jika material yang

akan digunakan tidak tepat sesuai yang tercantum pada acuan kerja.

1.2.6. Administrasi dan Koordinasi Lapangan

Administrasi yang terdapat pada bagian administrasi pada ruang kerja staf

yang menjadi dokumentasi kemajuan proyek yang telah dicapai diantaranya

dicantumkan dalam bentuk - bentuk sebagai berikut antara lain:

a. Daily Report (Laporan Harian), yaitu catatan yang memuat rencana dan

actual dari pekerjaan di lapangan. Laporan harian ini seharusnya dibuat

oleh semua supervisor dan diserahkan kepada site manager dan

ditunjukkan kepada project manager untuk kemudian dirapatkan pada

rapat intern kontraktor setiap harinya setelah selesai jam kerja proyek.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 63

Page 12: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Laporan ini terdiri dari:

Gambar lokasi kerja

Nama pelaksana dan lingkup pekerjaan.

Keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Jumlah pekerja pada masing-masing pos pekerjaan

Nama material yangt digunakan.

Jenis alat yang digunakan.

dll

b. Laporan Mingguan, yaitu laporan yang disusun oleh site manager yang

memuat perkembangan pekerjaan setiap minggunya.

c. Laporan Bulanan, yaitu laporan progress pekerjaan yang disusun oleh

bagian administrasi /Quantity Surveyor dengan persetujuan Site Manager

dan Project Manager dengan acuan perkembangan pelaksanaan pekerjaan

setiap hari dan setiap minggu. Laporan bulanan ini diserahkan kepada

pihak Direksi (pengawas) yang nantinya akan disampaikan kepada pemilik

(Owner).

d. Buku Direksi, yaitu catatan untuk pengecekan pekerjaan yang akan

dilaksanakan di lapangan. Penilaian dilakukan terhadap mutu pekerjaan,

apakah sudah sesuai gambar atau tidak.

e. Laporan khusus dari pihak pengawas proyek mengenai perkembangan

proyek selama ini.

f. Catatan-catatan untuk pemesanan bahan, penerimaan bahan dan

penggunaan bahan serta laporan stok bahan.

1. Catatan rencana penggunaan bahan, yaitu catatan pemesanan material

yang disertai dengan gambar dan hitungan jumlah penggunaan bahan

yang dipesan.

2. Rekaman material terkirim, yaitu catatan mengenai kedatangan

material di lapangan yang dilengkapi dengan tanggal kedatangan, jenis

material, jumlah, dan supplier pengirim material.

3. Daftar material yang digunakan, yaitu catatan mengenai penggunaan

bahan di lapangan yang memuat: jenis material, jumlah, tanggal

pemakaian dan jenis pekerjaan.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 64

Page 13: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

4. Inventory Stock, yaitu catatan mengenai laporan ketersediaan bahan di

gudang logistik. Hal ini berfungsi untuk mengecek budget dari material

sehingga memudahkan dalam pemesanan.

1.2.7. Pengelolaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek proyek pembangunan J-Four Hotel oleh PT.

Jaya Kusuma Sarana Bali terdiri dari 2 jenis yaitu tenaga kerja yang

merupakan karyawan dari PT. Jaya Kusuma Sarana Bali dan tenaga kerja

pelaksana di lapangan yang disuplai oleh mandor ataupun pihak lain. Tenaga

lapangan ini merupakan tenaga harian yang berada di bawah mandor, sebagai

pelaksana lapangan di bawah Supervisor lapangan. Seluruh koordinasi

mengenai pekerjaan proyek pembangunan di lapangan pertama kali berasal

dari supervisor lapangan kemudian menuju mandor dan mandor

mengkoordinasikan kepada pekerja agar bekerja sesuai dengan desain.

Tenaga kerja pelaksana lapangan yang disuplai oleh mandor umumnya

berasal dari Jawa dan Flores dengan kualifikasi yang bermacam macam dari

pekerja khusus pembesian, Khusus kayu, pembongkaran, tenaga pemasangan

dll. Jam kerja di lapangan biasanya dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul

17.00, dengan istirahat siang pukul 12.00-13.00.Namun jika ada penambahan

jam kerja (Lembur) tukang akan bekerja hingga pukuln 22.00 dengan

penambahan jam istiraha sore yaitu dari jam 17.00-18.00. Pada jam makan

siang ataupun sore pihak kontraktor tidak menyediakan ransum bagi pekerja

namun pekerja membeli di warung sekitar lokasi proyek ataupun memasak

sendiri di dapur sementara yang terletak di lingkungan bedeng pekerja.

Pengelolaan tenaga kerja juga dilakukan melalui pengawasan terhadap

jadwal kerja sesuai dengan Time Schedule, dengan mencatat pekerjaan

pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan segera diperbaiki oleh pihak

pelakasana.Sehingga dapat diketahui prestasi dan kemajuan pekerjaan yang

telah dicapai.Selain itu pengelolaan tenaga kerja juga meliputi perlindungan

dan jaminan keselamatan tenaga kerja. Hal ini penting karena dengan adanya

jaminan keamanan dan keselamatan para pekerja merasa telah memiliki

proteksi jika sewaktu waktu terjadi musibah di lapangan.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 65

Page 14: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Untuk fasilitas tempat tinggal sementara pekerja pertamanya di

sediakan bedeng bagi pekerja/tukang.Bedeng tempat tinggal tukang terletak

sekitar 1 Km dari proyek namun masih berada dalam kawasan Kelurahan

Kuta. Keberadaan Bedeng yang agak jauh dari proyek menyebabkan pihak

Kontraktor menyediakan transportasi berupa Truk untuk antar-jemput tukang

dari bedeng menuju proyek. Sehingga diperlukan dana tambahan serta waktu

yang kurang effisiennya pemanfaatan waktu dalam pelaksanaan proyek ini.

1.2.8. Pengelolaan Bahan

Pengelolaan bahan dan material meliputi mengatur kedatangan bahan

sehingga tepat sesuai dengan pekerjaan yang memerlukan bahan tersebut. Selain

itu pengelolaan bahan juga menghindarkan penumpukan bahan yang tidak

sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pengelolaan bahan juga

menyangkut pemilihan kualitas bahan agar sesuai dengan standar standar yang

telah ditetapkan.Dalam hal ini direksi (pengawas) berhak menolak atau

mengembalikan bahan atau material yang tidak sesuai dengan kualifikasi

standar.

1. Pengadaan Bahan

Pengadaan bahan bahan pada proyek pembangunan J-Four Hotel oleh PT.

Jaya Kusuma Sarana Bali bertujuan memenuhi keperluan di dalam pekerjaan

pembangunan proyek. Pada proyek pembangunan ketentuan-ketentuan yang

mestinya diperhatikan di dalam pengadaan bahan adalah:

Surat permintaan material dikeluarkan oleh Site Manager kepada bagian

logistic, untuk diadakan order pada material tertentu sesuai dengan

spesifikasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pengajuan SPM harus dilakukan minimal tiga hari kerja sebelum

material/alat yang dibutuhkan.

Jika telah dirasa sesuai dengan kebutuhan pekerjaan maka Project

Manager dapat memverifikasi tentang pemesanan material pada kantor

pusat.

Adapun urutan kerja dan tanggung jawab yang dilakukan di lapangan

adalah:

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 66

Page 15: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

2. Prosedur Pemesanan Material

Yang bertanggungjawab dalam proses pemesanan material adalah bagian

logistik, dimana tugas yang dilakukan adalah:

1. Menerima Surat Penerimaan Material dari logistik proyek yang sudah

ditandatangani oleh pelaksana serta disetujui oleh Project Manager.

2. Memeriksa keabsahan SPM tersebut.

3. Melakukan prosedur penyeleksi supplier.

4. Membuat Order Pembelian (OP) dan ditandatangani oleh bagian logistik.

OP asli untuk arsip dan OP copian untuk pengirim.

Pengecekan jumlah terkirim, Tanggung jawab terhadap pengecekan jumlah

terkirim adalah logistic, dimana tugasnya adalah:

Sesudah kwitansi masuk, dilakukan pengecekan kembali.

Membuat rekapitulasi tagihan dua rangkap

3. Penyimpanan, Pemakaian, dan Pengeluaran Bahan

Tujuan dari penyimpanan, pemakaian dan pengeluaran bahan adalah

memastikan bahwa material siap pakai dan dalam keadaan baik.Berlaku untuk

material yang tahan cuaca, material tidak tahan cuaca dan material yang

membutuhkan pengamanan khusus. Adapun ketentuan-ketentuan umum di

lapangan adalah:

Untuk barang yang sama dan masuk terlebih dahulu akan dikeluarkan

terlebih dahulu.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 67

Surat Pemesanan Material oleh Supervisor lapangan

Dikoreksi oleh Site Manager

Kedatangan Material Pengecekan Administrasi

Gudang

Lokasi/ Pemakaian

Page 16: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Site Manager bertanggungjawab memastikan transportasi material

(horizontal dan vertikal)

Site Manager bertanggung jawab atas penyimpanan pemakaian

pengeluaran material.

Project Manager/ Site Manager bertanggung jawab mengidentifikasi dan

melaporkan kepada owner apabila material yang dipasok hilang, rusak,

atau tidak sesuai untuk digunakan.

4. Pemeriksaan Bahan

Tujuan dari pemeriksaan bahan adalah untuk memastikan bahwa

bahan/material yang datang telah sesuai dengan dengan spesifikasi, jumlah

dan jadwal penerimaan yang telah ditetapkan dan memastikan agar seluruh

bahan yang dipakai telah lulus pemeriksaan. Ada tiga lingkup pemeriksaan

bahan antara :

Pemeriksaan penuh, untuk material/bahan supplier dan sub kontraktor saat

kedatangan.

Pemeriksaan berkala, yaitu untuk material yang telah tersimpan di gudang

atau tempat penyimpanan lainnya.

Pemeriksaan terbatas, yaitu untuk material dari owner saat pelaksanaan

pekerjaan.

Ketentuan-ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:

Pengadaan desain, contoh dan pelaksanaan uji material dilakukan sesuai

rencana mutu proyek masing-masing.

Prosedur pengendalian produk yang tidak sesuai diberlakukan segera

untuk material yang tidak lulus pemeriksaan sesuai rencana mutu proyek.

Laporan ketidaksesuaian menggunakan formulir laporan ketidaksesuaian

dari prosedur pengendalian produk yang tidak sesuai.

1.3. Pelaksanaan Proyek Secara Teknis

Pada sub bab ini akan dijelaskan pekerjaan yang telah diamati selama masa

Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan dari tanggal 25 Februari 2013 – 25 Mei

2013 (SK Kerja Praktek). Pekerjaan yang diamati pada masa kerja praktek ini yaitu :

A. Pembuatan Struktur Pondasi Basement (Zona 3)

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 68

Page 17: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Lingkup Pekerjaan Menentukan titik-titik akan diletakannya pondasi dan

melakukan pembuatan struktur rangka pondasi

Teknis Pekerjaan. Pekerjaan pembuatan struktur diawali dengan

penentuan titik untuk penempatan pondasi dan

dilakukan penggalian dengan ukuran tertentu di titik

yang telah ditentukan dengan luas yang telah

ditentukan juga oleh pihak pelaksana, sebagai

tempat peletakan kerangka struktur dari pondasi

Pada bagian samping galian akan dibuatkan

pasangan batako sebagai dinding penguat dan

pemisah antara lubang galian dengan tanah sekitar

galian agar campuran beton tidak tercampur dengan

tanah di sekitar galian tersebut.

Kerangka pondasi dibuat dengan bentuk trapesium,

berbahan besi ulir 16”dim yang dikaitkan dengan

kawat pengaku, dibuat diluar galian agar para

tukang lebih mudah untuk memproduksinya.

Setelah kerangka pondasi selesai dikerjakam akan

diletakan titik galian yang telah digali, dan akan

dilakukan pengecoran.

Mutu Pekerjaan Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan ini bisa dikatakan

baik, walaupun ada sedikit gangguan berupa adanya

mata air ada beberapa titik galian, sehingga sedikit

menyusahkan proses penggalian. Namun masalah dapat

segera diatasi dengan penyedotan air dengan

menggunakan pompa air yang disediakan oleh pihak

kontraktor

Waktu Pekerjaan Waktu pembuatan kerangka dan penggalian ini

dilaksanakan selama 1 hari, dikerjakan mulai pukul

09.00 WITA – 17.00 WITA sehingga lamanya waktu

pengerjaan sesuai dengan time schedule (1 minggu),

namun dengan adanya gangguan yang disebabkan oleh

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 69

Page 18: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

munculnya mata air di beberapa titik menyebabkan

dibutuhkannya waktu ekstra (Lembur) dalam

pengerjaan ini . Pada TSP pekerjaan ini seharusnya di

selesaikan dalam rentang 7 minggu

Jumlah Pekerja 1 mandor dan 8 pekerja

Alat dan Bahan Pasir Semen Air Agregat Batako Sekop Cetok Ember Bulldozer

Biaya, Volume, dan

bobot Pekerjaan.

Biaya Total : Rp. 345.600.000

Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

1 mandor x 100.000 = 100.000

8 pekerja x 70.000 = 560.000

TOTAL 660.000 per Hari

Persentase yang telah di kerjakan : 97%

Biaya yang telah di gunakan : Rp. 332.232.000

Total Volume yang telah di kerjakan : 74,22 m3

Bobot pekerjaan yang telah di selesaikan : 0,97%

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang : 9,27 m3

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang perharinya :

0,189 m3

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 70

Page 19: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Dokumentasi

B. Penggalian dan pengerasan (Perlantaian) untuk pembuatan Basement (Zona 4)

Lingkup Pekerjaan Menentukan titik-titik akan diletakannya pondasi dan

melakukan penggalian dengan bantuan alat berat

(bulldozer), dengan kedalaman galian yang telah di

tentukan.

Teknis Pekerjaan. Pembuatan dan Perkerasan pada basement di bagian

depan bangunan ini dimulai dengan pengerukan

menggunakan alat berat yaitu bulldozer untuk

melakukan pengerukan d tempat tertentu.

Setelah Pengerukan dengan alat bantuan selesai dan

terbentuk bentuk dasar basement, akan dimulai

perataan serta pemasangan pondasi tiang pancang.

Setelah dilakukan pengerukan akan ada proses

pengecoran sebagai proses pemadatan. Dalam hal

levelling lantai digunakan bantuan theodolit sebagai

alat bantu menentukan akrurasi dari levelling yang

dilakukan.

Mutu Pekerjaan Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan ini bisa dikatakan

baik, walaupun ada sedikit gangguan berupa adanya

mata air ada beberapa titik galian, sehingga sedikit

menyusahkan proses penggalian. Namun masalah dapat

segera diatasi dengan penyedotan air dengan

menggunakan pompa air yang disediakan oleh pihak

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 71

Gambar 4.2 : Pondasi Basement

Sumber : Dokumrntasi Pribadi

Page 20: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

kontraktor

Waktu Pekerjaan Waktu pembuatan penggalian dan perkerasan ini

dilaksanakan selama 1 hari, dikerjakan mulai pukul

09.00 WITA – 17.00 WITA sehingga lamanya waktu

pengerjaan sesuai dengan time schedule (1 minggu),

namun dengan adanya gangguan yang disebabkan oleh

munculnya mata air di beberapa titik menyebabkan

dibutuhkannya waktu ekstra (Lembur) dalam

pengerjaan ini. Pada TSP pekerjaan ini seharusnya di

selesaikan dalam rentang 10 minggu

Jumlah Pekerja 1 mandor dan 8 pekerja

Alat dan Bahan Pasir Semen Air Agregat Batako Sekop Cetok Ember Bulldozer

Biaya, Volume, dan

bobot Pekerjaan.

Biaya Total : Rp. 713.600.000

Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

1 mandor x 100.000 = 100.000

8 pekerja x 70.000 = 560.000

TOTAL 660.000 per Hari

Persentase yang telah di kerjakan : 97%

Biaya yang telah di gunakan : Rp. 692,192,000

Total Volume yang telah di kerjakan : 243,45 m3

Bobot pekerjaan yang telah di selesaikan : 0,97%

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang : 30,431 m3

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang perharinya :

0,43 m3

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 72

Page 21: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Dokumentasi

C. Pemasangan Bakesting pada Ground Floor

Lingkup Pekerjaan Pemasangan bakesting ini meliputi bagian pekerjaan

struktur dimana pada bagian tertentu seperti Kolom,

Balok, serta perlantaian yang akan di cor.

Teknis Pekerjaan. Dilakukan Perakitan/pabrikasi Bagesting (bagesting

ada yang di rakit di bawah dan ada juga yang

langsung saat pemasangan) dengan ukuran sesuai

dengan yang telah ditentukan

Untuk penyangga bakesting digunakan skafholding

Bagesting di pasang di sesuai marking kemudian di

sangga dengan stut atau skafholding

Perkuatan di lakukan di beberapa bagian yg di

anggap perlu dengan menggunakan kawat, sparator

ataupun kayu tambahan.

Mutu Pekerjaan Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan ini bisa dikatakan

baik dan masih dalam quality kontrol dari PT. Jaya

Kusuma Sarana.

Waktu Pekerjaan Waktu pembuatan bakesting ini dilaksanakan satu hari

dari pukul 09.00-14.00. Lama waktu pengerjaan

bakesting ini tergantung dari kebutuhan keperluan

pembuatan bakesting untuk pengecoran. Pada TSP

pekerjaan ini seharusnya di selesaikan dalam rentang 8

minggu

Jumlah Pekerja 10 orang pekerja

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 73

Gambar 4.3 : Penggalian dan perkerasan Basement

Sumber : Dokumrntasi Pribadi

Page 22: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Alat dan Bahan Palu

Tang Potong

Linggis

Biaya, Volume, dan

bobot Pekerjaan.

Biaya Total : Rp. 149.545.000

Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

10 pekerja x 65.000 = 650.000

TOTAL 650.000 per Hari

Persentase yang telah di kerjakan : 97,5%

Biaya yang telah di gunakan : Rp. 145,806,000

Total Volume yang telah di kerjakan : 538,412 m2

Bobot pekerjaan yang telah di selesaikan : 1.95%

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang : 53,8412 m2

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang perharinya :

0,96 m2

Dokumentasi

D. Pekerjaan Kolom Praktis pada tipe kamar (First Floor)

Lingkup Pekerjaan Pembuatan kolom praktis pada masing-masing

prototipe kamar yang telah ditentukan. Pembuatan

kolom ini berfungsi sebagai penguat/pemegang dinding

Teknis Pekerjaan. Dilakukan pengukuran oleh surveyor dengan

asistennya dan pembuatan garis patokan agar

memudahkan para tukang bekerja

Setelah garis patokan dikerjakan dilakukan akan

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 74

Gambar 4.3 : Bakesting Struktur

Sumber : Dokumrntasi Pribadi

Page 23: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

dimulai dengan pengeboran di beberapa titik pada

plat lantai sebai tempat menancapkan kolom praktis

Jika pembesian telah selesai dilakukan akan

dilakukan pengecoran secara manual dengan

bantuan cetok dan ember.

Mutu Pekerjaan Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan ini bisa dikatakan

baik dan masih dalam quality kontrol dari PT. Jaya

Kusuma Sarana.

Waktu Pekerjaan Waktu pembuatan Kolom Praktis ini dilaksanakan satu

hari dari pukul 08.00-17.00. Lama waktu pengerjaan

Kolom praktis ini termasuk dalam time schedule

pekerjaan arsitektural, yang dimana pengerjaannya

dilakukan seminggu penuh sesuai dengan yang

tercantum TSP.

Biaya Pekerjaan Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

6 orang pembantu tukang x 60.000 = 360.000

4 orang tukang x 70.000 = 280.000

1 orang kepala tukang x 75.000 = 75.000

TOTAL 715.000

Jumlah Pekerja 6 orang pembantu tukang

4 orang tukang

1 orang kepala tukang

Alat dan Bahan Besi 6 dim Kawat pengikat Semen Agregat Pasir Air Tang Potong Meteran Ember Cetok

Biaya, Volume, dan

bobot Pekerjaan.

Biaya Total : Rp. 84,374,300

Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 75

Page 24: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

6 orang pembantu tukang x 60.000 = 360.000

4 orang tukang x 70.000 = 280.000

1 orang kepala tukang x 75.000 = 75.000

TOTAL 715.000 per hari

Persentase yang telah di kerjakan : 80 %

Biaya yang telah di gunakan : Rp. 67,499,400

Total Volume yang telah di kerjakan : 542,40 m2

Bobot pekerjaan yang telah di selesaikan : 1.6 %

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang : 60,26 m2

Dokumentasi

E. Pekerjaan dinding prototipe pada kamar.

Lingkup Pekerjaan Pemasangan dinding dengan menggunakan bata merah,

sebagai dinding penyekat di setiap tipe kamar yang

telah di tentukan.

Teknis Pekerjaan. Pekerjaan pemasangan dinding bata diawali dengan proses pengukuran dan pembuatan patokan dengan menggunakan benang yang dibuat oleh asisten dari surveyor.

Sebelum pemasangan bata dilakukan, bata terlebih dulu disiram/direndam dengan air agar bata mencapai titk lembab tertinggi.

Dilanjutkan dengan pemasangan bata yang direkatkan dengan campuran semen dengan pola runing bond

Kemudian setelah pasangan bata telah dipasang

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 76

Gambar 4.4 : Kolom Praktis

Sumber : Dokumrntasi Pribadi

Page 25: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

semua, dilanjutkan dengan melapiskan plesteran semen pada dinding.

Mutu Pekerjaan Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan ini bisa dikatakan

agak kurang disebabkan oleh kualitas bata merah yang

di datangkan tidak memenuhi standar dari yang

ditetapkan, bata terlihat rapuh dan mudah patah

sehingga perlu ketelitian ekstra dalam pemasangannya.

Waktu Pekerjaan Waktu pembuatan dinding ini dilaksanakan satu hari

dari pukul 08.00-17.00. Lama waktu pengerjaan Kolom

praktis ini termasuk dalam time schedule pekerjaan

arsitektural, yang dimana pengerjaannya dilakukan

seminggu penuh sesuai dengan yang tercantum TSP.

Biaya Pekerjaan Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

6 orang pembantu tukang x 60.000 = 360.000

8 orang tukang x 70.000 = 560.000

1 orang kepala tukang x 75.000 = 75.000

TOTAL 895.000

Jumlah Pekerja 6 orang pembantu tukang

8 orang tukang

1 orang kepala tukang

Alat dan Bahan Cetok Ember Benang Sekop Air Pasir Agregat Semen

Biaya, Volume, dan

bobot Pekerjaan.

Biaya Total : Rp. 84,374,300

Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

6 orang pembantu tukang x 60.000 = 360.000

8 orang tukang x 70.000 = 560.000

1 orang kepala tukang x 75.000 = 75.000

TOTAL 895.000

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 77

Page 26: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Persentase yang telah di kerjakan : 80 %

Biaya yang telah di gunakan : Rp. 67,499,400

Total Volume yang telah di kerjakan : 542,40 m2

Bobot pekerjaan yang telah di selesaikan : 1.6 %

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang : 36.16 m2

Dokumentasi

F. Pekerjaan pembuatan struktur Kolom Basement

Lingkup Pekerjaan Pembuatan pembesian sebagai struktur Kolom

Teknis Pekerjaan. Pembuatan pembesian kolom struktur diawali

dengan penyambungan besi kerangka pondasi ke

pembesian ke kolom

besi sepanjang 3 meter akan diletakan dan dikaitkan

dengan kerangka pondasi yang belum di cor

Jarak antara besi yang satu dan yang lainnya

berrkisar kurang lebih 5-8 cm.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 78

Gambar 4.5 : Pemasangan dinding

Sumber : Dokumrntasi Pribadi

Page 27: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Besi vertikal akan diikat atau disatukan dengan besi

yang berarah diagonal dengan jarak besi diagobal 5

cm pada bagian bawah, sedangkan semakin keatas

akan semakin renggang.

Mutu Pekerjaan Mutu dalam pelaksanaan pekerjaan ini bisa dikatakan

baik dan masih dalam quality kontrol dari PT. Jaya

Kusuma Sarana.

Waktu Pekerjaan Waktu pembuatan struktur ini dilaksanakan satu hari

dari pukul 08.00-17.00. Lama waktu pengerjaan Kolom

ini dilakukan seminggu penuh sesuai dengan yang

tercantum TSP.

Biaya Pekerjaan Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

10 orang tukang x 70.000 = 700.000

TOTAL 895.000

Jumlah Pekerja 1 orang surveyor

2 orang asisten surveyor

10 orang tukang

Alat dan Bahan Besi ulir 18 dim Kawat pengikat Beton Tahu

Biaya, Volume, dan

bobot Pekerjaan.

Biaya Total : Rp. 345.600.000

Biaya pekerjaan (upah pekerja) :

1 mandor x 100.000 = 100.000

8 pekerja x 70.000 = 560.000

TOTAL 660.000 per Hari

Persentase yang telah di kerjakan : 97%

Biaya yang telah di gunakan : Rp. 332.232.000

Total Volume yang telah di kerjakan : 74,22 m3

Bobot pekerjaan yang telah di selesaikan : 0,97%

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang : 9,27 m3

Pekerjaan yang di selesaikan per tukang perharinya :

0,189 m3

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 79

Page 28: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Dokumentasi

1.4. Pengawasan Pekerjaan

1.4.1. Tujuan

Kegiatan pengawasan ini bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan

pekerjaan teknis maupun non teknis dengan tujuan mendapatkan hasil atau

mutu sesuai dengan yang diharapkan dan pelaksaan pekerjaan selesai tepat

pada waktu yang ditentukan.

1.4.2. Pengawasan Pekerjaan Non Teknis

Pengawasan pekerjaan non teknis pada pelaksanaan pembangunan J-Four

Hotel:

A. Pengawasan Program Kerja dan Waktu Pelaksanaan

Pengawasan terhadap program kerja, waktu, dan target yang dilakukan

dengan melakukan pengecekan pelaksanaan pekerjaan yang berupa time

schedule. Progress proyek akan diawasi dengan mencocokan

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan laporan harian dan

presentase kemajuan pekerjaan. Apabila target tidak tercapai, pengawas

dapat menegur pelaksana secara lisan untuk mengejar targetnya atau

mengadakan meeting dengan pihak kontraktor apa yang menyebabkan

target tidak tercapai. Bila tidak ada tanggapan dari pelaksana, maka

pengawas dapat memberikan teguran secara tertulis berupa memo. Jika

tidak ada tanggapan juga, maka pengawas akan mengeluarkan surat

perhatian, kemudian surat peringatan.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 80

Gambar 4.6 : Struktur Kolom basement

Sumber : Dokumrntasi Pribadi

Page 29: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

B. Pengawasan Koordinasi

Pengawasan ini dilakukan dengan mengadakan rapat, yaitu :

(a) Rapat koordinasi mingguan yang melibatkan semua pihak terkait

baik itu pengawas, pelaksana dan pihak owner. Rapat koordinasi

mingguan dalam proyek ini diadakan setiap hari senin.

(b) Rapat engineering, yaitu membahas gambar proyek yang akan

dilaksanakan oleh konsultan, kontraktor, pengawas bagian

engineering dan pihak owner.

(c) Rapat internal yang dilaksanakan oleh pengawas

C. Pengawasan Adminitrasi

Pengawasan administrasi yang dilakukan oleh pengawas :

(a) Pengawasan terhadap proses administrasi tagihan pembelian bahan

dari supplier

(b) Memeriksa request yang diajukan oleh pelaksana untuk memulai

suatu pekerjaan

D. Pengawasan Pengelolaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan J-Four

Hotel ini meliputi tenaga kerja lapangan yang cukup profesional di

bidangnya. Pekerja yang digunakan rata-rata termasuk usia produktif

18-45 tahun. Dalam hal pengawasan tenaga kerja, pengawas mengawasi

pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja jika terjadi kekeliruan dan

memberikan arahan apabila pekerja menemui kesulitan dalam

pekerjaannya.

E. Pengawasan Pengelolaan Bahan dan Peralatan

Pengawasan pengelolaan bahan dan peralatan yang dilakukan pengawas

meliputi :

(a) Pengawasan terhadap jenis dan kualitas serta kuantitas bahan dan

peralatan yang digunakan apakah sudah sesuai dengan persyaratan

teknis (RKS) atau belum

(b) Pengawasan terhadap penempatan atau penyimpanan bahan dan

peralatan agar mendapatkan perlindungan dari perubahan cuaca

untuk bahan yang rawan kerusakan. Pengawasan juga harus

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 81

Page 30: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

memperhatikan penempatan bahan agar tidak mengganggu sirkulasi

dalam lokasi pekerjaan proyek.

(c) Pengawasan terhadap kedatangan bahan dan peralatan apakah sesuai

dengan waktu penjadwalan dan memeriksa banyaknya bahan serta

mutu bahan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

1.4.3. Pengawasan Pekerjaan Teknis

Pengawasan pekerjaan teknis ini merupakan hal yang penting dalam

pelaksanaan pembangunan J-Four Hotel. Pengawasan pekerjaan yang

dilakukan yaitu pada semua item pekerjaan yang telah disepakati oleh pihak

owner dengan kontraktor. Pengawasan pekerjaan meliputi :

a. Pengawasan pekerjaan persiapan

b. Pengawasan pekerjaan Tanah dan Urugan

c. Pengawasan pekerjaan struktur

d. Pengawasan pekerjaan arsitektural

e. Pengawasan pekerjaan finishing

f. Pengawasan pekerjaan plumbing

g. Pengawasan pekerjaan mekanikal dan elektikal

1.5. Permasalahan dalam pelaksanaan dan pengawasan

Dalam pelaksanaan suatu proyek tidak jarang ditemui berbagai masalah.

Permasalahan-permasalahan yang ada pada pembangunan J-Four Hotel ini, dapat

dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

a. Permasalahan menggenai pengelolaan pekerjaan non teknis, yaitu

permasalahan yang timbul dari segi non teknis yang banyak berhubungan

dengan kegiatan administrasi dan cara pengelolaan proyek.

b. Permasalahan pekerjaan teknis, menyangkut pelaksanaan pekerjaan teknis

di lapangan, baik dari tahap persiapan maupun pelaksanaan. Permasalahan

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yang terdiri dari:

1. Permasalahan yang timbul karena faktor dalam, diantaranya :

kesalahan dan kurang jelasnya gambar (sering terjadinya

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 82

Page 31: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

perubahan gambar), tenaga kerja, hubungan kerja, sirkulasi tenaga

kerja, dsb.

2. Permasalahan yang timbul karena faktor dari luar, yaitu

permasalahan yang diakibatkan oleh alam atau keadaan di luar

kemampuan manusia/pihak pelaksana, seperti sering terjadinya

perubahan cuaca hujan dan panas matahari.

1.5.1. Permasalahan Non Teknis

Berikut adalah beberapa contoh permasalahan yang terjadi pada proyek yang

berkaitan dengan non teknis.

A. Pengelolaan Tenaga Kerja

Dalam pengelolaan tenaga kerja tentunya banyak permasalahan yang

akan ditemui, bagaimana cara menganalisis permasalahan tersebut, apa

akibat yang akan ditimbulkan dan tentunya cara mengatasi

permasalahan tersebut.

1. Permasalahan :

Kurangnya Kedisiplinan waktu tukang dalam bekerja

Kurangnya jumlah tenaga kerjayang dibutuhkan dalam proyek ini

Tidak lengkapnya fasilitas alat pengaman yang seharusnya di

dapatkan oleh para tukang

2. Analisis :

Pengelolaan tenaga kerja yang ada dalam proyek ini umumnya telah

berjalan dengan cukup baik, namun adanya ganguan atau masalah

ekcil seperti kurangnya kedisipilinan para tukang hingga terkadang

adanya tukang yang semena-mena atau tidak mengindahkan

peraturan menyebabkan adanya sedikit permasalahan serta kemoloran

waktu dalam bekerja dan menimbulkan masalah dalam pengelolaan

tenaga kerja yang terdapat pada proyek tersebut.

3. Akibat :

Akibat yang ditumbulkan dari kurangnya kedisiplinan tukang dalam

bekerja menyebabkan semakin mundurnya target proyek dari ayng

telah ditetapkan. Selain itu kurangnya ketelitian juga kerap

menyebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diinginkan dan

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 83

Page 32: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

menyebabkan harus terjadi pengulangan pekerjaan yang telah

dilakukan dan menyebabkan terbuangnya keefisienan waktu.

Tidak lengkapnya Fasilitas keamanan pada proyek seperti helm

proyek untuk para pekerja juga meningkatkan resiko terjadinya

kecelakaan sehingga juga dapat mempengaruhi ketepatan waktu

pekerjaan.

4. Rekomendasi :

Kurangnya kedisiplinan pekerja dalam melaksanakan tugasnya di

dalam proyek seharusnya lebih menjadi perhatian para pengawas

proyek, sehingga lebih bisa mengefisienkan waktu yang tersedia, dan

lebih meminimalisir adanya keterlambatan dalam pengerjaan proyek.

Selain itu penyediaan Fasilitas untuk keamanan dan keselamatan para

pekerja juga merupakan sebuah solusi untuk meminimalisir jumlah

angka kecelakaan pada proyek tersebut.

4.5.2. Permasalahan Teknis

Berikut adalah beberapa contoh permasalahan pada proyek yang berkaitan

dengan Teknis.

a. Permasalahan pada penggalian basement.

1. Permasalahan :

Munculnya beberapa mata air pada beberapa titik tertentu sehingga

menghambat pekerjaan pada basement

Sempat terjadinya penurunan kualitas beton sehingga menyebabkan

terjadinya pengecoran ulang

2. Analisis :

Munculnya beberapa titik air pada basement saat melakukan pekerjaan

penggalian sedikit menyebabkan terhambatnya pekerjaan sebelum

berhasil diatasi oleh pihak kontraktor. Ini merupakan sebuah kejadian di

luar perkiraan dari pada pihak kontraktor

Penurunan kualitas beton yang menyebabkan pengulangan pengecoran

kembali sempat terjadi beberapa kali di proyek ini, sehingga

menyebabkan terjadinya beberapa kali pergantian supllier beton ready

mix.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 84

Page 33: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

3. Akibat :

Akibat yang ditimbulkan dari adanya beberapa titik air yang muncul tentu

saja penghambatan waktu kerja dari proyek ini, dan jika terus di biarkan

tentu saja amat menggangu proses pekerjaan dan berimbas pada

mundurnya jadwal pada TSP

Selain itu Akibat dari adanya kerusakan atau menurunnya kualitas beton

tentu saja berimbas kerugian dari pada proyek, baik itu dari segi waktu,

biaya maupun waktu.

4. Rekomendasi :

Penanganan yang cepat sebaiknya dilakukan oleh pihak kontraktor, dan

hal itu telah dilakukan sampai saat ini, dengan cara menyediakan pompa

penyedot air dan membantu memudahkan para pekerja proyek untuk

kembali melakukan pekerjaan pada basement.

Kerusakan kualias beton tersebut telah di tanggung kembali oleh

supllayer beton ready mix tersebut, sehingga dari pihak kontraktor tidak

mengalami kerugian dari segi biaya, namun tetap mengalami kerugian

dari segi waktu.

b. Permasalahan pada Pengecoran Kolom Lantai 3

1. Permasalahan :

Permasalahan pada kolom ini berupa buruknya kualitas beton ready

mix yang yang di sediakan oleh pihak supplier, karena pada

pengecoran kolom di lantai tiga bias di katakana gagal akibat beton

yang lama kering dan rapuh, sehingga harus di lakukan

pembongkaran dan pengecoran kembali.

2. Analisa :

Kerusakan beton diakibatkan adanya penurunan kualitas bahan yang

digunakan untuk membuat adonan beton ready mix. Setelah di

telusuri lebih lanjut, kerusakan pada kualitas beton campuran tersebut

diakibatkan adanya kesalahan pencampuran dan kualitas air yang di

gunakan sehingga beton susah mengeras dan rapuh.

3. Akibat :

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 85

Page 34: BAB IV KP

[PROYEK PEMBANGUNAN J-FOUR CITY HOTEL, LEGIAN, KUTA]

Karena kerusakan beton campuran tersebut, mengakibatkan harus di

lakukannya pembongkaran kembali, dan pengulagan pemasangan

bakesting serta proses pengecoran. Hal ini tentu saja membawa

dampak langsung terhadap waktu (TSP) serta biaya yang

membengkak. Hal ini merupakan masalah yang tidak terduga.

4. Rekomendasi :

Karena kerusakan ini tentu saja kontraktor harus menanggung biaya

lebh. Namun hal ini tidak terjadi karena kerugian di tanggung oleh

pihak supplayer Beton sehingga kerugian biaya bias dikurangi, akan

tetapi kerugian dari segi waktu harus membuat pihak kontraktor

bekerja lembur untuk mengejar ketertinggalan.

BAB IV | Laporan Kerja Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan 86