BAB IV KONDISI UMUM - repository.ipb.ac.id · BAB IV KONDISI UMUM . 4.1 Sejarah Kebun Raya . ......

12
BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Kebun Raya Kebun raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 4.2 Keadaan Fisik Kebun Raya Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan salah satu kebun raya yang terdapat di Indonesia. KRC terletak di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Pintu Gerbang utama KRC terletak di kaki Gunung Gede Pangrango, sekitar 40 km sebelah tenggara Bogor, 25 km sebelah tenggara Cianjur dan terletak 4 km dari Desa Cimacan yang terletak di tepi jalan raya utama yang menghubungkan Jakarta dan Bogor dengan Bandung melalui jalur puncak. Kebun Raya Cibodas berada di lereng utama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) dengan ketinggian 1300-1425 m diatas permukaan laut. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan luas KRC 84,99 hektar. Kebun Raya Cibodas memiliki kelembaban udara rata-rata : 89,28%, temperatur maksimal 26,44 C, temperatur minimal 17,04 C, temperatur rata-rata 21,74 C, jumlah hari hujan : 68 hari dan jumlah hari cerah 170 hari (Januari- Desember 2010). KRC termasuk daerah basah dengan curah hujan per tahun

Transcript of BAB IV KONDISI UMUM - repository.ipb.ac.id · BAB IV KONDISI UMUM . 4.1 Sejarah Kebun Raya . ......

31

BAB IV

KONDISI UMUM

4.1 Sejarah Kebun Raya

Kebun raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes

Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor, dengan nama Bergtuin te

Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai

tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai

penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona

calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan

nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya

Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun

Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI).

4.2 Keadaan Fisik Kebun Raya

Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan salah satu kebun raya yang

terdapat di Indonesia. KRC terletak di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Cianjur,

Jawa Barat. Pintu Gerbang utama KRC terletak di kaki Gunung Gede Pangrango,

sekitar 40 km sebelah tenggara Bogor, 25 km sebelah tenggara Cianjur dan

terletak 4 km dari Desa Cimacan yang terletak di tepi jalan raya utama yang

menghubungkan Jakarta dan Bogor dengan Bandung melalui jalur puncak. Kebun

Raya Cibodas berada di lereng utama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGP) dengan ketinggian 1300-1425 m diatas permukaan laut. Sebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah tenggara berbatasan dengan

Kabupaten Bogor, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango. Dengan luas KRC 84,99 hektar.

Kebun Raya Cibodas memiliki kelembaban udara rata-rata : 89,28%,

temperatur maksimal 26,44 C, temperatur minimal 17,04 C, temperatur rata-rata

21,74 C, jumlah hari hujan : 68 hari dan jumlah hari cerah 170 hari (Januari-

Desember 2010). KRC termasuk daerah basah dengan curah hujan per tahun

32

sebesar 3380 mm. Letak KRC yang berada di lereng gunung TNGP membuat

KRC berhawa sejuk. Topografi sangat bervariasi mulai dari datar, bergelombang,

berbukit hingga curam.

4.3 Fungsi Kebun Raya

Pada awalnya KRC berfungsi sebagai area penanaman tanaman yang

sudah tidak bisa ditampung oleh Kebun Raya Bogor. Pada saat itu KRC bernama

Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Akan tetapi kebun raya

cibodas berfungsi untuk inventarisasi, eksplorasi, dan konservasi tumbuhan dari

dataran tinggi basah, menyediakan jasa pelayanan landscape floriculture, fasilitas

penelitian, dan pendidikan serta area wisata dan rekreasi masyarakat. Kebun Raya

Cibodas memiliki status sebagai unit pelaksanaan teknis konservasi tumbuhan

Kebun Raya Cibodas dibawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

dalam Kadeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI).

Kebun Raya Cibodas secara keseluruhan memiliki keanekaragaman hayati

yang tinggi. KRC-LIPI memiliki 10.792 koleksi tanaman berupa 700 jenis koleksi

biji dan 4852 koleksi herbarium. Koleksi tanaman KRC terbagi kedalam koleksi

di kebun dan koleksi di rumah kaca. Koleksi di kebun berupa tanaman-tanaman

khas seperti pohon kina (Cinchona pubescens), pohon bunya-bunya (Araucararia

bidwill), rhododendron (Rhododendron javanicum), cemara (Cupressus Spp) dan

koleksi lainnya. Koleksi di rumah kaca berupa koleksi anggrek, kaktus, dan

sekulen serta koleksi lainnya. Selain flora, terdapat pula fauna berupa burung-

burung endemik khas pegunungan seperti burung puyuh dan perenjak jawa serta

terdapat satwa primata (lutung).

Fungsi Kebun Raya Cibodas menurut Laporan Tahunan 2009 UPT Balai

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas :

1) pelayanan, inventarisasi, eksplorasi, konservasi, dan reintroduksi jenis

tumbuhan dataran tinggi basah khususnya kawasan barat Indonesia yang

memiliki nilai ilmu pengetahuan dan potensi ekonomi, pengembangan dan

pendokumentasian biodata jenis tumbuhan koleksi yang berkaitan dengan

konservasi ex-situ;

33

2) memberikan pelayanan jasa ilmiah di bidang arsitektur lanskap,

permasyarakatan ilmu pengetahuan dalam bidang konservasi tumbuhan

dan introduksi tumbuhan; dan

3) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Tujuan dari KRC menurut Rencana Strategis Kebun Raya 2005-2010 :

1) mengkonservasi tumbuhan Indonesia dan tumbuhan tropika;

2) melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka;

3) memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex-situ tumbuhan;

4) meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terhadap konservasi dan

pendayagunaan;

5) meningkatkan pendidikan lingkungan; dan

6) meningkatkan pelayanan jasa dan informasi mengenai kebun raya.

Tugas dari Kebun Raya Cibodas sebagai tempat konservasi yaitu penambahan

koleksi, pengelolaan pangkalan data, perluasan lahan konservasi, reintroduksi dan

introduksi, penelitian, pendidikan lingkungan, serta pariwisata dan pelayanan

umum.

4.4 Penggunaan Area Kebun Raya

KRC dibagi kedalam tiga area yaitu (1) area pelayanan, (2) area koleksi,

dan (3) area rekreasi. Area pelayanan meliputi area penerimaan (welcome area)

dan wisma tamu (guest house). Area koleksi meliputi Taman Rhododendron,

Taman Sakura, Taman Lumut, Jalan Araucaria, kebun koleksi paku-pakuan,

koleksi kayu putih, koleksi magnolia, koleksi tanaman obat, dan rumah kaca. Area

rekreasi meliputi Air Terjun Cibogo, lawn area, kolam, dan Air Terjun Ciismun.

Kebun raya ini juga menawarkan objek-objek rekreasi yang menarik dan

memiliki nilai estetika (vantage point). Objek-objek ini berada pada area

pelayanan yaitu area penerimaan (welcome area) dan wisma tamu (guest house),

area koleksi yaitu Taman Rhododendron, Taman Sakura, koleksi paku-pakuan,

Jalan Araucaria, serta area rekreasi yaitu Jalan Air, lawn area, kolam, Air Terjun

Cibogo dan Air Terjun Ciismun. Selain area rekreasi, KRC juga didukung oleh

fasilitas gazebo, bangku taman, dan fasilitas lainnya. Area-area rekreasi ini dapat

34

diakses baik dengan menggunakan kendaraan maupun berjalan kaki. Akses objek

rekreasi KRC :

1) Area Penerimaan (Welcome Area)

Area penerimaan berfungsi sebagai area pelayanan KRC, pembelian tiket,

serta area rekreasi. Di area ini terdapat papan nama KRC, papan peta KRC, loket

tiket, perpustakaan, rumah anggrek, shelter, dan lawn area.

2) Wisma Tamu (Guest House)

Wisma tamu berfungsi sebagai tempat istirahat bagi pengunjung. Wisma

tamu ini yaitu Guest House Sakura dan Guest House Medinila. Bangunan wisma

tamu memiliki kondisi fisik yang baik dan terawat. Wisma tamu KRC berbahan

material kayu. Selain itu terdapat pekarangan yang ditanami rumput dan bunga-

bungaan di depan wisma tamu ini.

3) Taman Rhododendron

Taman Rhododendron berfungsi sebagai area koleksi rhododendron

sekaligus rekreasi bagi pengunjung KRC. Tanaman Rhododendron yang terdapat

di taman ini yaitu vegetasi asli Indonesia yaitu Rhododendron aegregoride dan

jenis introduksi yaitu Rhododendron mucronutum dan Rhododendron sinense.

Selain itu terdapat juga tanaman kaktus dan tanaman lainnya. Taman ini memiliki

akses jalan berupa jalan berpaving yang terjal.

4) Taman Sakura

Taman Sakura merupakan taman koleksi yang mengkoleksi sakura

(Prunus cerasoides) yang berasal dari Himalaya. Taman ini memiliki luas 5000

m2

dan ditanami 200 pohon sakura. Tanaman ini berbunga dua kali dalam

setahun sehingga jika tidak sedang berbunga tanaman ini terlihat kering tanpa

daun (meranggas) sehingga taman terkesan panas. Selain itu taman ini juga

memiliki beberapa jenis tanaman sakura yaitu Prunus costata yang berasal dari

Papua dan Prunus arborea yang berasal dari Jawa. Taman Sakura dilewati oleh

jalan air yang mengalir membelah taman ini sehingga selain dapat berekreasi pasif

di area lawn. Pengunjung juga dapat rekreasi aktif (bermain air) pada area ini. Di

Taman Sakura terdapat beberapa gazebo sebagai tempat istirahat dan lawn sebagai

tempat rekreasi.

35

5) Kebun Koleksi Paku-Pakuan

Kebun koleksi berfungsi untuk mengkoleksi tanaman paku-pakuan KRC.

Di kebun ini telah tedapat koleksi paku-pakuan sebanyak 24 jenis yang berasal

dari seluruh Indonesia. Di kebun ini terdapat Dicsonia blumei yaitu paku sutra

yang berasal dari Australia. Tanaman ini memiliki penampilan yang menarik

karena berwarna keemasan dan memiliki bulu-bulu yang menutup pucuk dan

pangkal daun sepert sutra yang berwarna kuning keemasan. Beberapa jenis paku-

pakuan yang ada di taman ini yaitu Cyatea contaminami, Adiantum spp,

Iselligueia feei, dan Todea barbara. Di kebun koleks juga terdapat rumah kaca

untuk tanaman paku-pakuan.

6) Jalan Araucaria

Jalan Araucaria merupakan salah satu jalan di KRC yang berfungsi

sebagai akses menuju area lawn, kolam besar, wisma tamu dan Air Terjun

Ciismun serta berfungsi sebagai area koleksi tanaman bunya-bunya. Jalan ini

merupakan jalan berbatu yang disisi kanan kirinya diapit oleh pohon Araucaria

yang menjulang tinggi sehingga membentuk suatu jalan lorong. Di sisi tepi Jalan

Araucaria dialiri oleh air jernih. Tanaman bunya-bunya (Araucaria bidwilii)

berasal dari Australia dan ditanam sejak tahun 1866. Pada sisi tepi jalan juga

disediakan tempat duduk sebagai tempat istirahat dan dapat melihat pemandangan

yang ada di sekitar Jalan Araucaria.

7) Jalan Air

Jalan Air merupakan jalan aspal yang dilalui air dan berfungsi sebagai area

rekreasi aktif bagi pengunjung. Pada area ini tidak terdapat fasilitas rekreasi tetapi

pengunjung dapat bermain air pada area ini. Aliran air jalan ini membelah Taman

Sakura.

8) Padang Rumput (Lawn)

Lawn area berfungsi sebagai area piknik, social gathering, bermain, area

outbound, serta pelaksanaan acara-acara pengunjung. Lawn area diapit oleh

deretan pohon Araucaria, cemara dan pohon-pohon lainnya. Di atas lawn terdapat

bangunan kafe KRC. Area ini memiliki topografi dari landai hingga berlereng.

36

9) Kolam

Kolam berfungsi sebagai area rekreasi bagi pengunjung KRC. Kolam

terletak di bawah area lawn. Pada kolam ini terdapat ar mancur, tumbuhan air, dan

ikan sebagai daya tarik kolam. Selain itu di area ini juga terdapat tempat duduk

dan gazebo sebagai tempat istirahat.

10) Air Terjun Cibogo

Air Terjun Cibogo merupakan area rekreasi aktif bagi pengunjung KRC.

Pada area ini tidak terdapat sarana dan fasilitas tetapi pengunjung dapat bermain

air di area ini. Air terjun buatan ini terdapat di dekat Jalan Air dan Taman Sakura.

11) Air Terjun Ciismun

Air terjun ini merupakan air terjun yang terbentuk secara alami yang

berfungsi sebagai area rekreasi air di KRC. Jalan menuju air terjun ini merupakan

jalan berbatu dan terdapat jalan turun yang berbentuk tangga berbatu dengan

kondisi rusak. Area air terjun ini diapit oleh dua dinding lereng. Terdapat

beberapa area dinding lereng yang gundul tanpa penutup lahan oleh vegetasi.

Selain itu terdapat susunan batu-batuan yang dibuat oleh pengelola KRC yang

berada di aliran air yang berasal dari air terjun. Air terjun ini lebih tinggi dan lebih

besar dibandingkan air terjun Cibogo. Vegetasi pada area ini berupa semak khas

dataran tinggi berupa tanaman paku-pakuan. Di dalam area ini terdapat toilet dan

bangunan warung.

4.5 Titik-Titik Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data terdiri atas beberapa area objek wisata KRC dan

beberapa area yang bertepatan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGP). Lokasi pengambilan data ditentukan dengan mengambil pola menjari

dengan bantuan garis linier yang disesuaikan dengan bentuk tapak yakni

menyerupai bentuk jajar genjang seperti telah dijelaskan pada tahapan penelitian.

Hal ini dilakukan agar didapatkan radius pada tiga lokasi tersebut. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

37

38

Lokasi 1 terdapat pada area kolam besar yang merupakan salah satu objek

menarik bagi pengunjung. Pada area ini lebih didominasi oleh hamparan rumput

yang luas dengan beberapa pohon cemara dan semak sebagai elemen lanskap

pendukungnya. Lokasi 1 memiliki topografi yang cenderung datar hingga landai

sehingga pada area ini banyak digunakan oleh keluarga maupun suatu kelompok

tertentu sebagai tempat berkumpul dan menikmati keindahan alam pegunungan.

Titik-titik pengambilan data berada di tengah hamparan rumput (lawn). Titik

lokasi tersebut terdiri dari tiga titik yang memiliki struktur pohon, tiga titik yang

memiliki struktur semak, dan tiga titik yang memiliki struktur hamparan rumput

(lawn area). Struktur pohon sebagai sample diambil cemara norflok (Araucaria

heterophylla) di satu titik dan Araucaria cunninghamii di dua titik lainnya.

Pengambilan data untuk struktur semak pada lokasi yang ditentukan

berkendala dengan jarak yang jauh. Untuk mengatasi kondisi tersebut, sample

struktur semak diganti dengan pohon cemara (Araucaria cunninghamii) yang baru

ditanam dan memiliki tinggi masih dibawah 2 meter di dua titik pada lokasi 1.

Pada 1 titik lainnya terdapat semak yaitu Calliandra calothyrsus dan pada titik

lawn area (hamparan rumput) sendiri, rumput yang terdapat di tiga titik

pengambilan data tersebut memiliki jenis rumput yang sama yaitu Axonopus

compressus. Aktivitas pengunjung sering berpusat pada Lokasi 1 karena

merupakan area yang menjadi pusat wisata dengan berbagai macam fasilitas yang

dapat menunjang wisata pada KRC ini.

Secara keseluruhan setiap lokasi memiliki 9 titik pengambilan data

berdasarkan struktur RTH yang diukur data iklimnya. Jarak antar titik di Lokasi 1

kurang lebih 5 meter. Titik-titik pengambilan data tersebut dapat dilihat pada

Gambar 9.

39

40

Lokasi 2 terdapat pada area-area yang berbatasan dengan taman nasional

dan area objek wisata tanaman obat. Pada Lokasi 2 ini struktur RTH yang terdapat

di dalamnya cenderung lebih masiv atau rapat. Kebalikan dari Lokasi 1, Lokasi 2

justru di dominasi oleh pohon, sehingga area lawn sangat terbatas. Hal ini

dimungkinkan karena area-area ini berbatasan dengan tebing/jurang sehingga

didominasi oleh pohon sebagai penyangga agar tidak terjadi longsor pada saat

musim hujan dikarenakan area KRC termasuk area yang sering terjadi hujan.

Pada titik pengambilan yang pertama, pohon yang berperan sebagai

sample yaitu pohon kayu putih (Eucalyptus saligna), pada semak yaitu kucai

(Carex morowii) dan lawnnya yaitu Axonopus compressus. Titik pengambilan

kedua, pohon yang dijadikan sample yaitu Eugenia formosa, sedangkan semak

yang digunakan sebagai sample yaitu Fagraera sp dan untuk lawn yaitu Axonopus

compressus. Titik pengambilan yang terakhir, pohon yang digunakan sebagai

sample yaitu Castanopsis jamaica, semak liar dan lawnnya yaitu Axonopus

compressus. Area-area tersebut berada di tepi jalan lingkar KRC, akan tetapi dua

dari tiga titik tersebut berada di tepi tebing. Titik-titik pengambilan data pada

Lokasi 2 dapat dilihat pada Gambar 10.

Lokasi 3 merupakan lokasi yang berada pada bagian tepi KRC. Pada

lokasi ini antara titik 1 dengan dua titik lainnya berjauhan karena berada pada

radius luar. Struktur RTH pada Lokasi 3 merupakan struktur yang paling kondusif

jika dibandingkan dengan lokasi yang lainnya. Ini dikarenakan pada Lokasi 3

setiap titik pengambilan data memiliki struktur RTH yang lengkap yaitu pohon,

semak dan lawn area. Pada titik pengambilan pertama berada di area objek wisata

kolam luar, pohon yang dijadikan sample yaitu Araucaria cunninghammii, semak

Chamaedorea sp, dan lawn area sama seperti titik-titik lokasi lainnya yaitu

Axonopus compressus. Titik pengambilan yang kedua sama seperti titik

pengambilan yang pertama, pohon yang digunakan yaitu Araucaria

cunninghammii, semak Duranta sp, dan lawnnya Axonopus compressus. Pada titik

pengambilan yang terakhir berbeda dari titik-titik pengambilan yang lainnya,

pohon yang digunakan sebagai sample Pinus mercusii, semak Castanospermum

australe, lawnnya Axonopus compressus. Posisi titik-titik tersebut dapat dilihat

pada Gambar 11.

41

42