BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI ...
Transcript of BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI ...
144
BAB IV
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTET PESANTREN
CIREBON
A. Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang
cerdas dan terampil serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai
semangat patriotisme terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jenis dan
tingkat pendidikan masing-masing.
Sekolah bisa berjalan dengan baik karena adanya guru, guru adalah
orang yang diberi tugas mengajar dan mendidik di sekolah. Oleh karena itu
peranan guru adalah sangat penting sekali didalam menyiapkan generasi
muda guna membangun bangsa dan negara kedepan. Ditangan gurulah
terletak masa depan bangsa, tanpa guru maka bangsa ini tidak akan
mengalami banyak kemajuan. Oleh karena itulah guru dikatakan pahlawan
tanpa tanda jasa, karena pengabdian yang dilakukan oleh guru tidak
diberikan jasa berupa pangkat seperti kalangan militer.1
Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru
bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak
1 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
145
didik tetapi lebih dari itu yakni membina karakter siswa sehingga
tercapailah kepribadian yang berakhlakul karimah. Diantara karakter baik
yang hendak dibangun dalam kepribadian peserta didik adalah bisa
bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli
kepada orang lain, percaya diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tidak
mudah putus asa, bisa berfikir rasional dan kritis, kreatif dan inofatif,
dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak sombong, sabar, cinta ilmu
kebenaran, rela berkorban, berhati-hati, bisa mengendalikan diri, tidak
mudah terpengaruh oleh informasi buruk, mempunyai inisiatif, setia
menghargai waktu, dan bisa bersikap adil.2
Upaya Pembentukan Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan
guru-guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon,
diantaranya adalahKepala sekolah, beliau mengatakan bahwa, dari
madrasah sendiri sudah ada konsep dalam upaya pendidikan karakter
siswa, seperti:3
kedisiplinan yang meliputi peraturan waktu maupun
peraturan tugas, upaya meningkatkan akhlakul karimah siswa dalam
bentuk penerapan ibadah sehari-hari, kejujuran dalam hal apapun termasuk
ujian, tanggung jawab siswa, jika ada pelanggaran siwa wajib dan harus
bertanggung jawab, semua ini yang tidak kalah penting adalah upaya
2 Ibid
3 Ibid
146
penyadaran siswa, karena dengan siswa sadar akan semuanya menjadi
mudah.4
Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada peserta didik sejak dini.
Pendidikan karakter adalah segala upaya yang bisa dilakukan untuk
mempengaruhi karakter anak didik. Pendidikan karakter merupakan suatu
usaha yang disengaja untuk membantu anak didik sehingga ia dapat
memahami, memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai etika atau budi
pekerti dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi manusia yang lebih baik.
Pendidikan karakter penting bagi setiap orang, yang di mana karakter
tersebutlah yang mendominasi sifat atau identitas orang itu sendiri.
Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting. Dengan
pendidikan karakter kita mampu mengenali siapa diri kita yang sebenarnya
kemudian dapat membentuk sifat yang baik, terutama dari segi etika dan
moral. Etika seseorang yang tidak mendapatkan pendidikan karakter.5
Jadi perlu dipahami, bahwasanya pendidikan karakter dalam dunia
pendidikan mengambil peranan yang penting yaitu sebagai penyeimbang
dari kecakapan kognitif dari peserta didik. Contoh nyata dari tidak
seimbangnya pendidikan kognitif dengan pendidikan karakter adalah
seringnya kita jumpai, ada pejabat atau oknum pemerintah yang
melakukan korupsi. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pendidikan karakter
pada peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus bangsa yang
memiliki karakter baik, berdedikasi tinggi, jujur dan amanah.
Kepala sekolah juga mengatakan bahwa setiap guru harus
menanamkan ketauladanan nilai-nilai pendidikan karakter, agar para siswa
bisa mencontoh yang dilakukan oleh gurunya. Nilai-nilai karakter yang
harus guru tauladani adalah dalam hal tanggung jawab, kebersihan,
disiplin, jujur dan shalat berjamaah.6
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani terdiri dari
tanggung jawab, kebersihan, kedisiplinan, jujur dan shalat berjamaah.
Adapun contoh dari tanggung jawab adalah Guru berangkat ke sekolah
4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
5 Ibid
6 Ibid
147
tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai menjadi salah satu rutinitas
seorang guru, guru bersikap baik dalam menjalankan pengajaran dan
tugas-tugas harian, guru tidak pernah terlambat “mengembalikan”
pekerjaan siswa, guru tidak lupa memberi feedback secara positif bagi
perkembangan siswanya. guru merasa bersalah dan terus mencari cara
ketika pengajarannya tidak dipahami dan dimengerti siswa.7
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam kebersihan
adalah guru harus mencontoh membuang sampah pada tempatnya dan
guru selalu menggunakan pakaian yang rapih dan bersih. Adapun contoh
nilai karakter kedisiplinan adalah guru selalu datang di sekolah tepat pada
waktunya, guru masuk kelas tidak terlambat, dan guru keluar kelas tepat
pada waktunya.8
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam karakter
kejujuran adalah Sejauhmana guru menilai hasil “pekerjaan” siswanya
dengan standar yang jelas, guru tidak mentolerir kebiasaan siswa dalam
mencontek dan tidak melakukannya dalam keseharian, guru dapat juga
memaparkan apa maknanya seorang siswa mengerjakan “PR”-nya sendiri
dan tepat waktu mengumpulkannya, guru mengapresiasi hasil pekerjaan
siswa yang dikerjakannya secara jujur sekalipun belum sepenuhnya
diselesaikan.9
Sedangkan contoh nilai karakter yang harus guru tauladani berupa
shalat berjamaah adalah guru selalu mengikuti shalat dzuhur berjamaah di
7 Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
8 Ibid
9 Ibid
148
sekolah, dan guru hadir tepat waktu dalam mengikuti shalat dzuhur
berjamaah di sekolah.
Wakil kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum
melalui hal-hal berikut ini:10
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik
secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan rutin adalah
kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah.
Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.
Contoh kegiatan rutin adalahberdoa sebelum memulai kegiatan,
kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik berdoa sebelum
memulia segala aktifitas, membaca Asmaul Husna Kegiatan ini bertujuan
membiasakan peserta didik untuk berdzikir, mengingat nama-nama Allah,
hormat Bendera Merah Putih dan upacara pada hari besar kenegaraan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga
sebagai bangsa pada peserta didik, pemeriksaan kebersihan badan (kuku,
telinga, rambut, dan lain-lain). Bertujuan agar siswa senantiasa menjaga
kebersihan anggota baannya agar menjadi siswa yang bersih dan sehat,
beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai
dan selesai pelajaran, bertujuan agar siswa tertanam jiwa religiusnya, dan
mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau
teman.Bertujuan agar siswa mempunyai sifat sopan santun dimanapun
juga.
10
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017
149
Kegiatan spontan yaituKegiatan spontan tidak saja berkaitan
dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap atau perilaku yang
positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap atau
perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat
dijadikan teladan bagi teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan biasanya
pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada
saat itu juga.
Contoh kegiatan sepontan adalah ada siswa yang melakukan
kesalahan atau datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat
itu juga agar tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi,
membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan
dan sesama siswa, membiasakan bersikap sopan santun, membiasakan
membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri, membiasakan
menghargai pendapat orang lain, membiasakan minta izin masuk/keluar
kelas atau ruangan, membiasakan menolong atau membantu orang lain,
membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK, dan membiasakan
konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan.11
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta
didik untuk mencontohnya.
11
Ibid
150
Contoh kegiatan keteladanan adalah membiasakan berpakaian rapi,
mebiasakan datang tepat waktu, membiasakan berbahasa dengan baik,
membiasakan rajin membaca, membiasakan bersikap ramah, membiasakan
disiplin, kebersihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, tata
beribadah dan kerja keras.
Pengkondisian, untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan
budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai
pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Contoh dalam kegiatan
ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau
dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong-lorong
kelas dan di dalam kelas.12
Masalah Siswa di Sekolah
Menurut guru PKn ada banyak prilaku yang menunjukkan sifat
percaya diri di sekolah, yaitu berani mengutarakan gagasan yang
bersumber dari diri sendiri di hadapan guru maupun siswa lain. Tidak
mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan diri juga adalah
perilaku yang mencerminkan percaya diri.Memiliki inisiatif, yakni
kemampuan dalam memutuskan dan melakukan sesuatu baik itu di kelas
atau di lingkungan sekolah lainnya. Berani menghadapi dan melaporkan
siswa lain yang hobi melakukan perundungan atau bullying.Selalu belajar
dari kegagalan dalam ujian sekolah misalnya. Mereka yang percaya diri
tidak akan jatuh berlama-lama melainkan segera bangkit, belajar dari
kegagalan dan kembali memaksimalkan usaha.13
Meskipun demikian masih banyak siswa yang enggan atau tidak
berani bertanya kepada guru didalam kelas, Ada beberapa faktor yang
membuat siswa enggan atau tidak berani bertanya, diantaranya adalah
12
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017 13
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
151
takut dianggap bodoh atau ditertawakan teman, takut disuruh maju
menyelesaikan soal ke depan oleh guru, takut jika diminta menjelaskan
ulang materi yang baru saja disampaikan oleh guru, tidak membaca materi
pelajaran atau kurang memperhatikan guru saat pelajaran sehingga sama
sekali tidak paham materi yang akan ditanyakan, dan takut mengemukakan
pendapat karena bingung cara menyampaikannya (tidak dapat berbahasa
dengan baik).
Mengatasi rasa tidak percaya diri pada siswa di sekolah guru dapat
melakukan upaya yang dapat dipakai untuk meningkatkan rasa percaya
diri pada siswa adalah dengan mengetahui penyebab kurangnya rasa
percaya diri pada siswa, guru dapat memberikan perlakuan yang tepat
untuk siswa tersebut. Biasanya siswa akan memiliki rasa percaya diri
ketika mereka dalam situasi yang membuat mereka merasa penting. Maka,
guru harus menemukan hal yang membuat siswa merasa bernilai.14
Hampir setiap kelas memiliki siswa yang pernah menerima
penilaian negatif. Siswa ini mungkin berasal dari keluarga yang kasar dan
suka merendahkan mereka, atau mungkin berasal dari kelas sebelumnya
yang pernah memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka. Jadi,
dukungan emosional sangat penting untuk membuat siswa kembali
mendapat rasa percaya dirinya.15
Prestasi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tidak cukup
hanya memberitahukan bahwa mereka bisa mencapai suatu prestasi, tapi
14
Ibid 15
Ibid
152
guru harus membantu mereka mengembangkan kemampuannya,
memastikan bahwa prestasi benar-benar dapat dicapai.
Tidak mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan
diri juga adalah perilaku yang mencerminkan percaya diri
Guru aqidah akhlak, Guru memberikan contoh dalam menegakkan
disiplin dan tata tertib, misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan
pembelajaran dan berpenampilan rapi. Membantu peserta didik dalam
mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan
keadaan fisik peserta didik. Misalnya siswa yang lambat dalam proses
belajar, ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok
siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang sama. Memotivasi peserta
didik dalam belajar, berkarya dan berkreasi. Guru mampu berkomunikasi
dengan peserta didik untuk meningkatkan prestasinya. Mau menerima
perbedaan pendapat peserta didik dan berani mengatakan yang benar dan
yang salah tanpa menyinggung perasaan.16
Menurut guru aqidah akhlak nilai-nilai karakter yang diberikan
pada siswa MAN Buntet Pesantren Cirebon adalah, Terhadap Tuhan:
iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat, Terhadap diri sendiri:
berusaha keras untuk mencapai prestasi yang baik, jujur, disiplin, amanah
dan konsisten.Terhadap sesama: adil, jujur, tanggungjawab, santun, tolong
menolong, tidak egois, tertib, patuh, menjaga lingkungan dan
disiplin.Terhadap kebangsaan: setia, peduli, dan menghargai
keberagaman.17
Jadi didalam pendidikan karakter mengandung nilai-nilai karakter
baik yang berhubungan dengan Tuhan (hablumminallah), diri sendiri
(hablum minnafsi), sesama manusia (hablum minannas), lingkungan
(hablum minal’alam), dan kebangsaan.
16
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 17
Ibid
153
Guru BK, beliau mengatakan bahwa, Bimbingan dan Konseling
adalah suatu upaya untuk membantu siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah dan memperoleh jawaban dari masalah yang sedang dihadapi oleh
siswa. Penyelesaian masalahnya dengan cara kelompok atau dengan cara
individu namun itu semua adalah proses untuk membantu siswa dalam
menemukan jawaban. Bimbingan dan Konseling juga adalah layanan yang
diberikan oleh guru BK kepada semua siswanya, disamping membimbing
juga memberikan solusi kepada siswa yang membutuhkan.18
Contoh kasus yang sering dihadapi guru BK (Bimbingan
Konseling) di MAN Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah kasus
jarang masuk sekolah, membolos sekolah, sering terlambat masuk sekolah,
dan berbuat anarkis.
Kasus jarang masuk sekolah, penyelesaiannya siswa diberi
bimbingan oleh guru BK serta guru mata pelajaran dan wali kelas untuk
menasehati dan memberi motivasi agar kedewasaan dalam belajar muncul
dan hilangnya rasa takut serta munculnya tanggung jawab untuk
menghafal mata pelajaran tertentu yang sudah ditanggung jawabkan
kepada siswa.
Membolos sekolah, penyelesaiannya terkadang dalam usia yang
labil, anak-anak lebih suka bermain bersama teman-temannya dari pada
belajar. Jadi guru harus memberikan motivasi tentang pentingnya belajar
agar siswa tidak membolos lagi.
Sering terlambat masuk sekolah, penyelesaiannya siswa harus
mempunyai rasa tanggung jawab dalam belajar dan membagi waktu agar
masalah dalam keterlambatan siswa berkurang dan menjadi siswa yang
disiplin berangkat ke sekolah.
18
Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017
154
Berbuat anarkis, tidak menghormati guru, penyelesaiannya, dalam
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus seimbang. Adanya
kerjasama yang dijalani keduanya merupakan hasil yang paling efektif,
sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan secara mulus. Siswa
menghormati guru, guru mengerti siswa dalam hal pribadi maupun dalam
hal memberi dan menerima informasi dalam belajar sehingga
kemungkinan adanya konflik semakin kecil.
Siswa bisa memiliki karakter baik atau buruk tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa
bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Menurut kepala sekolah
MAN Buntet Pesantren Cirebon, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor eksteren.19
1. Faktor Intern
Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah :
a. Insting atau Naluri
Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan
yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah
tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri merupakan tabiat
yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang
asli.Nurani adalah perasaan atau lubuk hati terdalam yang selalu
membisikkan dan mendorong pada kebaikan. Kata nurani biasanya
disejajarkan dengan hati, sehingga menjadi hati nurani. Karena memang
nurani erat kaitannya dengan hati (perasaan). Nurani selalu menunjuk
19
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd
155
pada hal-hal yang positif, berbeda dengan hati atau perasaan yang bisa
digunakan untuk sesuatu yang positif ataupun negatif. Misalnya:
kebusukan hati, ketenangan hati, perasaan bahagia, perasaan dengki,
dan sebagainya.
b. Adat atau kebiasaaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga
gampang untuk dikerjakan atau dilaksanakan. karena kebiasaan
merupakan perbuatan yang diulang-ulang, jadi kebiasaan mudah
dikerjakan maka hendaknya siswa selalu mengulang-ulang perbuatan
baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter)
yang baik padanya.20
c. Kehendak atau Kemauan
Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku
21adalah kehendak atau kemauan keras (azam).
d. Suara batin atau suara hati
Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan
buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk
melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan dituntun
akan menaiki jenjang kekuatan rohani.22
e. Keturunan
20
Ibid 21
22
ibid
156
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi
manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam
yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah.23
2. Faktor Ekstern
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala
aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena
naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan
terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan
melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan
informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada
pada masyarakat.24
b. Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang
hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan pergaulan
manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lain atau juga
dengan alam sekitar.Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan
yang mempengaruhi karakter maka sekolah bisa menjadi salah satu
tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu pengetahuan
yang diajarkan oleh guru25
Penunjang Berhasilnya Pendidikan Karakter
23
Ibid 24
Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 25
Ibid
157
Karakter yang ingin dibentuk kepada siswa Madrasah Aliyah
Negeri Buntet Pesantren Cirebon yaitu siswa yang Islami, berkualitas,
terampildan berdaya saing tinggi. Karakter ini diwujudkan melalui
misipendidikan terpadu antara dunia dan akhirat, yang berorientasi
mutu,berilmu, terampil, cerdas dan mandiri, sehingga mampu bersaing
didunia Internasional, di samping mengembangkan dan
memeliharanilai-nilai yang ada di madrasah, meliputi; Aqidah Islam,
Akhlaqul karimah, nilai ilmiah, kekeluargaan, kebersamaan, mandiri,
hemat,bertanggung jawab, sederhana dan kreatif.Untuk mencapai
tujuan tersebut ditunjang oleh fasilitas belajar yang cukup
seperti laboratorium, masjid, serta fasilitas lainnya yangtelah dipenuhi
oleh MAN Buntet Pesantren Cirebon.26
Di samping ituditunjang pula dengan kegiatan extra kurikuler
berupa kegiatanpramuka dan olah raga. Adapun strategi yang
dilaksanakan dalampendidikan karakter di samping dilaksanakan dalam
pembelajaran yang banyak diperankan oleh guru,
juga dilakukan melalui kegiatanrutin seperti pelaksanaan shalat
berjamaah pada waktu zuhur semuasiswa wajib melaksanakannya di
masjid, melalui kegiatan spontanseperti memberi sanksi kepada siswa
yang terlambat datang, melaluiketeladanan dan pengkondisian seperti
membuat selogan-selogan yang dapat mempengaruhi siswa untuk
memiliki karakter yang baik.
26
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
158
Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di MAN
Buntet Pesantren Cirebon sebagaimana dirumuskan dalam visinya,
yaitumewujudkan siswa yang Islami, berkualitas, terampil dan
berdayasaing tinggi, Untuk mewujudkan visi tersebut semua guru
telahberperan dalam tugasnya selaku pendidik yang
bertanggungjawabterhadap pembinaan karakter siswa MAN Buntet
Pesantren Cirebon sertatelah ditunjang dengan fasilitas yang cukup.27
B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama. Nilai-nilai tersebut adalah perilaku manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.
Nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan tuhan adalah
pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah jujur,
bertangguang jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerjakeras, percaya
diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri,
ingin tahu, dan cinta ilmu.
27
Ibid
159
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama adalah, sadar
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan
sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan adalah
peduli sosial dan lingkungan, nilai kebangsaan, nasionalis, menghargai
keberagaman dan nilai karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan
adalah setia, peduli, dan menghargai keberagaman.28
Kegiatan Penerapan Karakter Siswa di Sekolah
Berikut adalah hasil wawancara di sekolah MAN Buntet Pesantren
Cirebon mengenai bentuk-bentuk pendidikan karakter berdasarkan nilai-
nilai diatas adalah menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:
Bentuk pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dengan
diadakannya kegiatan pengembangan diri dimana terdapat ekstrakurikuler,
kegiatan rutin, kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan,
pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain).
Setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap
dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan
spontan,kegiatan ini adalah ada siswa yang melakukan kesalahan atau
datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat itu juga agar
tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi. Keteladanan,
kegiatan ini adalah nilai disiplin, kebersihan, kerapihan, kasih sayang,
kesopanan, perhatian, jujur, tata beribadah dan kerja keras. dan
28
Ibid
160
pengkondisian, kegiatan ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat
sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak
yang dipajang dilorong-lorong kelas dan di dalam kelas. Ada kegiatan
terprogram dalam ekstrakurikuler seperti, pramuka (mandiri dan
bertanggungjawab), palang merah remaja (kecakapan sosial dan jiwa
sosial kepada sesama), olahraga (kerja keras, semangat jiwa yang tinggi,
kebersamaan), keagamaan (tanggung jawab, toleransi, disiplin, saling
menghargai, kerja keras).29
Penerapan atau implementasi nilai-nilai karakter siswa di MAN
Buntet Pesantren dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai karakter
terhadap Tuhan, nilai karakter terhadap diri sendiri, nilai karakter terhadap
sesama, nilai karakter terhadap lingkungan dan nilai karakter terhadap
kebangsaan.30
Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap Tuhan adalah
berupa iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat. Adapun contoh
bentuk pelaksanaan kegiatan iman adalah mempercayai adanya Allah
SWT sebagai Tuhannya, dengan cara meyakininya didalam hati dan
ucapan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taqwa
contohnya Siswa selalu melaksanakan yang diperintah oleh Allah dan
menjauhi segala larangan Allah. Syukur contohnya bersyukur dan
berterimakasih kepada Allah, lega, sena yang dan menyebut nikmat yang
diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati
maupun perbuatan. Ikhlas contohnya Tidak merasa terpaksa atau terbebani
29
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 30
Ibid
161
dalam melakukan suatu pekerjaan, mengerjakan dengan sepenuh hati dan
sungguh-sungguh. Taat contohnya melaksanakan rukun iman, dan
melaksanakan rukun islam. Taubat contohnya menyesal dengan sungguh-
sungguh atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan meninggalkan perkara-
perkara yang mendatangkan dosa-dosa, baik itu dosa besar maupun dosa
kecil.
Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap diri sendiri
adalah kerja keras, jujur, disiplin, amanah dan konsisten. Kerja keras
contohnya pada saat pemberian tugas selalu menggunakan pedoman waktu
untuk ditaati dalam penyelesaian tugas, tidak boleh bersantai-santai. Jujur
contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran pada
waktu mengisi soal ulangan atau ujian sekolah. Disiplin contohnya
bersikap sopan santun, menghormati Ibu, Bapak guru, pegawai dan dengan
siswa yang lainnya, menggunakan artibut sekolah, hadir tepat waktu, tidak
meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapatkan ijin dari guru kelas.
Amanah contohnya Ketika diberikan tugas oleh guru, siswa
mengerjakannya dengan baik. Dan konsisten menerapkan hidup bersih,
sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.31
Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap sesama adalah jujur,
tanggung jawab tolong menolong, tidak egois, tata tertib patuh dan peduli.
Jujur contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran
pada waktu berbicara dengan teman atau guru. Tolong menolong
contohnya Saling tolong menolong diantara semua siswa dan guru ketika
31
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
162
ada permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas belajar atau diluar
aktifitas belajar. Tidak egois contohnya memahami hak dan kewajiban diri
dan orang lain dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat dan
menghargai adanya perbedaan pendapat. Tata tertib contohnya tata tertib
sekolah berlaku untuk semua unsur yang ada di sekolah, tidak terkecuali
kepala sekolah ataupun guru atau staf harus patuh dan taat pada peraturan
sekolah yang berlaku. Patuh contohnya disiplin waktu masuk sekolah,
pulang sekolah dan menyelesaikan tugas. Mengenakan seragam sekolah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peduli contohnya menolong teman
yang sedang kesusahan, berempati pada orang lain, berbagi pada teman
dan saling menghargai.32
Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap lingkungan adalah
menjaga lingkungan, disiplin, tertib dan patuh. Menjaga lingkungan
contohnya siswa membuang sampah pada tempatnya, dan meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya keselamatan alam. Disiplin contohnya
kerapihan dan kedisiplinan dalam menjaga lingkungan sekolah. Tertib
contohnya tertib dalam hal menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban dan
kerukunan bersama, ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau gotong
royong untuk mewujudkan ertib lingkungan sampah basah dan sampah
yang kering harus dipisahkan pada kantong yang berbeda. Patuh
contohnya mematuhi peraturan-peraturan sosial yang berlaku dalam
lingkungan yang lebih luas.33
32
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 33
Ibid
163
Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap kebangsaan adalah
setia, peduli, dan menghargai keberagamaan. Setia contohnya setia dan
taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, peduli
contohnya menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya dalam
persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Menghargai
keberagamaan contohnya menghargai keberagaman, budaya, suku, ras dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.34
Menurut wakil kepala sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon,
beliau mengatakan bahwa: dalam upaya pembentukan pendidikan karakter
siswa, dari madrasah sendiri menerapkan kegiatan-kegiatan pembiasaan
yang harus dilaksanakan oleh para siswa, yang dikendalikan oleh guru
pendidikan sekolah. Adapun kegiatannya antara lain:35
Membaca Al-Qur’an, asmaulhusna bersama dan dilanjutkan
membaca do’a pada saat pembelajaran akan dimulai. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat Al-Qur’an
dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isi Al-Qur’an serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari., ini adalah langkah secara
tidak langsung akan merubah karakter siswa menjadi karakter yang agamis
dan mampu mengamalkannya khususnya membaca Al-Qur’an.Membaca
Asmaulhusnah juga merupakan bentuk wirid bagi yang membacanya,
banyak manfaat dalam membaca asmaulhusnah diantaranya adalah
membuka pintu rizki, menyembuhkan penyakit, mendapat keselamatan,
mendapat ampunan, memperoleh kemudahan, menumbuhkan rasa percaya
34
Hasil wawancara dengan Guru PKN 35
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
164
diri, mengendalikan nafsu, mencerdaskan otak, terhindar dari sifat lupa,
mendekatkan diri kepada Allah, menjadi muslim sejati, memperkuat
persatuan dan kesatuan dan memperkuat keimanan seorang hamba. Setiap
siswa bisa mengikuti karena siswa di MAN Buntet Pesantren Cirebon rata-
rata mereka adalah santri (tinggal di pesantren), yang tidak mengikuti ada
sangsinya seperti membaca Al-Qur’an sendirian atau membaca
Asmaulhusna sendirian setelah kegiatan selesai.36
Shalat jamaah zuhur yang dilaksanakan secara bersama-sama
antara siswa siswi, guru dan karyawan kantor, karena diadakannya shalat
zuhur berjamaah siswa dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Sehingga dapat menumbuhkan tali silaturahmi antar sesama.Manfaat
shalat berjamaah diantaranya adalah Allah akan melipatgandakan pahala
shalat berjamaah sampai duapuluh tujuh drajat, menjauhkan diri dari sifat
munafiq, menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah, mengembangkan
disiplin dan berakhlak mulia, tumbuhnya persaudaraan dan kasih sayang
dan persamaan. Siswa yang tidak mengikuti shalat dzuhur berjamaah juga
ada, tapi kebanyakan dari mereka mengikuti kegiatannya, yang tidak
mengikuti diberi sangsi seperti membersihkan atau menyapu kelas.37
Melalui kegiatan sholat berjama’ah maka akan menghindarkan
siswa untuk menghindari dari hal-hal yang keji dan mungkar. Begitu juga
dengan membaca Al-qur’an akan mendatangkan ketentraman, ketenangan
dan kedamaian serta rahmat Allah selalu menyertainya. Sebagimana sabda
Rasulullaah saw: “Jika adas ekelompok orang yang berkumpul di rumah
36
Ibid 37
Ibid
165
Allah untuk membaca dan mempelajari kitabullaah, amka akan turun
kepada mereka ketentarman, kedamaian, dan mereka akan diliputi oleh
rahmat serta dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah selalu menyebut
mereka di kalangan penduduk langit (HR Muslim, Ibu Majah, Abu Daud
dan Tirmidzi).
Melakukan kegiatan peringatan hari besar islam, di madrasah ini
setiap hari besar islam selalu ada acara, seperti Isro’ Mi’roj kemudian
Maulid Nabi. Bahkan dibulan rajab pun siswa siswi disini juga melakukan
kegiatan rajaban. Manfaat mengikuti hari besar agama Islam diantaranya
adalah membuat hati kita menjadi nyaman, menjauhi aktifitas negatif,
karena kita disibukkan dengan kegiatan Islami, dan bersosialisasi sesama
muslim.38
Dari pembahasan pada kajian di atas, dikatakan bahwa pembiasaan
implementasi ibadah di Madrasah merupakan suatu proses yang bertujuan
untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang di miliki siswa, membantu
siswa dalam Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja; Menunjukkan sikap percaya diri; Mematuhi aturan-
aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; Menerapkan nilai-
nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik
Indonesia; dengan baik.
38
Ibid
166
Dengan adanya banyak kegiatan yang dilakukan oleh siswa maka
siswa perlu menanamkan sikap atau perilaku sabar dan ikhlas. Sifat sabar
sangat diperlukan dalam melaksanakan semua kegiatan yang diadakan
disekolah. Ketika kita melaksanakannya mungkin akan banyak sekali
kesulitan yang dialami saat kita melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu
kita harus bersabar dalam menjalaninya dan tidak mudah putus asa.
Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama
Islam yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik dalam aspek hukum baik yang
berupa ajaran ibadah maupun muamalah sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut guru fiqih beliau mengatakan bahwa saya membiasakan
siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan berdo’a,
mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran. Memberikan arahan
tentang cara berwudhu yang benar, membiasakan sholat duha. Jadi saya
sering mengadakan proses belajar mengajar di mushola.39
Pembelajaran Fiqih diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan
untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
39
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
167
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial.
Pembelajaran Fiqih diharapkan menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif
membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup
lokal, nasional, regional maupun global.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Fiqih,
yaitu:40
Pembelajaran Fiqih adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai.Peserta didik yang
hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing,
diajari dan dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.Pendidik atau
guru Fiqih yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan
tertentu.Kegiatan pembelajaran Fiqih diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam
dari peserta didik, di samping untuk membuat kesalehan sosial. Dengan
demikian, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu
memancar keluar hubungan keseharian dengan manusia lainnya
40
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
168
(bermasyarakat), baik yang seagama (sesama Muslim) ataupun yang tidak
seagama (hubungan dengan non Muslim), serta dalam berbangsa dan
bernegara sehingga dapat terwujud persatuan nasional.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran guru fiqih harus
memperhatikan beberapa bentuk nilai-nilai pendidikan karakter siswa
dalam pembelajarannya di antaranya adalah:Setiap anak pada dasarnya
mempunyai cara belajar sendiri yang berbeda dengan anak lain. Karena
itu, kegiatan pembelajaran perlu mempertimbangkan karakter belajar ini.
Secara umum, cara belajar anak dapat dikategorikan ke dalam empat hal,
yakni cara belajar somatic, auditif, visual, dan intelektual.41
Cara belajar somatik adalah pola pembelajaran yang lebih
menekankan pada aspek gerak tubuh atau melakukan. Anak akan cepat
belajar jika sambil mempraktekkan. Cara belajar auditif adalah cara
belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran. Anak akan cepat
belajar jika materi disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat
didengar. Cara belajar visual adalah cara belajar yang lebih menekankan
pada aspek penglihatan. Anak akan cepat menangkap materi pelajaran jika
disampaikan dengan tulisan atau melalui gambar. Untuk itu, proses
pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut
berkembang dengan baik.
Dalam kegiatan pembelajaran fiqh, cara belajar dan kecerdasan
majemuk tersebut dapat dikembangkan. Misalnya, dalam materi thaharah,
41
Ibid
169
anak diminta untuk mempraktekkan cara berwudlu, menjelaskan cara
berwudlu di depan kelas, menujukkan jumlah gerakan dalam berwudlu,
menggambar urut-urutan gerakan wudlu, mendiskusikan rukun wudlu,
menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudlu,
dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah.42
Belajar dengan Melakukan, Melakukan aktifitas adalah bentuk
penyataan diri anak. Pada hakikatnya anak belajar sambil melakukan
aktifitas. Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan
kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan
menemukan sendiri. Dengan demikian, apa yang diperoleh siswa tidak
akan mudah dilupakan. Pengetahuan tersebut akan tertanam dalam hati
sanubari dan pikiran siswa karena ia belajar secara aktif. Siswa akan
memperoleh harga diri dan kegembiraan kalau diberi kesempatan
menyalurkan kemampuan dan melihat hasil kerjanya.
Dalam pembelajaran fiqh, mengajarkan materi sholat dengan
praktek lebih efektif dan berkesan bagi siswa ketimbang dengan
mengharuskan siswa untuk menghafal kaifiyah sholat. Demikian pula
dalam pembelajaran manasik haji, tatacara pembagian harta warisan,
pengurusan jenazah, kompetensi dasarnya akan dapat tercapai secara
efektif apabila ditempuh dengan siswa melakukannya (mempraktekan).43
Mengembangkan Kemampuan Sosial. Sebagaimana bagian
sebelumnya, kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan
kemampuan individual siswa secara internal, melainkan juga mengasah
42
Ibid 43
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
170
kemampuan siswa membangun hubungan dengan pihak lain. Karena itu,
kegiatan belajar harus dikondisikan yang membuat siswa melakukan
interaksi dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru,
dan siswa dengan masyarakat. Dengan pemahaman ini, guru dapat
menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang membuat siswa terlibat
dengan orang lain, misalnya diskusi, pro-kontra, sosiodrama, dan
sebagainya.
Dengan kegiatan pembelajaran secara berkelompok, antar siswa
akan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga
muncul semangat saling mengisi dan menghargai satu sama lain. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran perlu dikondisikan sebagai media
sosialisasi, menghargai perbedaan pendapat, dan bekerjasama.
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan.
Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
bertuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar untuk bersikap peka,
kritis, mandiri, dan kreatif. sedang yang ketiga untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan. Dengan pemahaman seperti ini, kegiatan
pembelajaran perlu memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi siswa
serta diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan
tingkatan usia siswa.44
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
tolak ukur kepandaian siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk
memecahkan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran perlu
44
Ibid
171
diciptakan situasi menantang kepada pemecahan masalah agar siswa peka
terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditumbuhkan jika
siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahannya. Guru
hendaknya mendorong siswa untuk melihat masalah, merumuskannya, dan
berupaya memecahkannya sesuai dengan kemampuan siswa. Jika prinsip
ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke
arah pembelajaran aktif siswa mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan
cepat tanggap terhadap gejala sosial, budaya, dan lingkungan perlu
dipupuk ke arah yang positif. Dengan demikian, guru harus lebih banyak
mengajak siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan
riil di sekitarnya. Dengan cara seperti itu diharapkan setiap siswa terlibat
aktif dalam memecahkan masalah di sekitarnya dengan menggunakan
prosedur ilmiah.45
Mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa memiliki potensi untuk
berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi
(pengandaian) dan hasil karyanya. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu
dipilih dan dirancang agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi
secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifitas siswa.
Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan
teknologi.Siswa perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak gagap terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian kegiatan
pembelajaran perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh
45
Ibid
172
informasi dari multi media setidaknya dalam penyajian materi dan
penggunaan media pembelajaran. Hal ini dapat diciptakan dengan
pemberian tugas yang mengharuskan siswa berhubungan langsung dengan
teknologi, misalnya membuat laporan tentang materi tertentu dari televisi,
radio, atau bahkan internet.
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik.
Siswa perlu memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga
negara yang produktif dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai-nilai sosial yang dapat
membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang
bertanggung jawab. Dengan demikian menimbulkan kesadaran siswa akan
kemajemukkan bangsa, akibat keragaman latar geografis, budaya, sosial,
adat istiadat, agama, sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemudian kegiatan pembelajaran hendaknya mampu menggugah
kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.46
Belajar sepanjang hayat. Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan
bagi setiap orang mulai dari ayunan hingga liang lahad. Siswa
memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk ketahanan fisik
dan mentalnya. Kegiatan pembelajaran perlu mendorong siswa untuk
dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya sendiri, baik berupa
kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa
yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.
46
Ibid
173
Demikian juga, kegiatan pembelajaran perlu membekali siswa
dengan keterampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri,
keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk
senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal
di luar sekolah.47
Perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas
siswa. Perlu belajar berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan
mengembangkan solidaritasnya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama dan solidaritas.48
Menurut guru Aqidah Akhlaq, beliau mengatakan bahwa: Dalam
hal pembentukan karakter, Pendidikan Aqidah Akhlaq mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Pendidikan Aqidah
Akhlaq berperan sebagai pengendali akhlak atau perbuatan yang terlahir
dari sebuah keinginan. Jika ajaran aqidah akhlaq sudah terbiasa
dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan siswa sehari-hari dan
sudah ditanamkannya sejak kecil, maka akhlak akan lebih terkendali
dalam menghadapi segala keinginannya yang timbul.49
Kegiatan yang dilakukan guru Aqidah Akhlak untuk pendidikan
karakter adalah50
Dalam kerja keras, kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan
secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum
target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan
kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Guru Aqidah Akhlak
47
Ibid 48
Ibid 49
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 50
Ibid
174
memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas sekolah dengan sebaik-
baiknya serta tidak malas ketika menerima pelajaran.51
Dalam kemandirian, kemandirian adalah perilaku seseorang untuk
hidup dengan usaha mandiri tidak bergantung kepada orang lain. Orang
yang mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan
kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri
perlu dilatih sejak dini. Guru Aqidah Akhlak memberikan motivasi peserta
didik untuk tidak bergantung pada orang lain serta memberikan tugas
mandiri.52
Dalam tanggung jawab, tanggung jawab adalah kesadaran manusia
akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya. Guru Aqidah Akhlak selalu memberi
motivasi peserta didik untuk bertanggung jawab seperti, melaksanakan
tugas piket sesuai jadwalnya, menerima sangsi ketika melanggar
peraturannya dan mengerjakan tugas dengan baik.53
Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang harus di terapkan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di MAN Buntet Pesantren terdapat dua aspek pengajaran yang ada
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Kedua pengajaran tersebut adalah
pengajaran Aqidah dan pengajaran Akhlak. Adapun rincian keduanya
adalah sebagai berikut:
51
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 52
Ibid 53
Ibid
175
Pengajaran Aqidah,Aqidah dalam bahasa Arab, menurut etimologi
adalah ikatan atau sangkutan. Dalam pengertian teknis aqidah dapat
diartikan sebagai iman atau keyakinan. Kedudukannnya menjadi sangat
fundamental karena iman atau tauhid menjadi inti dari segala
aspek.Adapun nilai-nilai yang tergambar dalam pengajaran aqidah ini
adalah rukun iman, yaitu:
Iman kepada Allah, Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
mendirikan Sholat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman Kepada Kita
Allah, menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun
sempit, selalu berbuat kebajikan, mampu menahan amarah, mampu
memaafkan kesalahan orang lain, melaksanakan perintah Allah dari segi
ibadah, berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi,
mempercayai dengan benar rukum iman.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah.Ada banyak sekali contoh
perilaku iman kepada malaikat-malaikat Allah yang bisa kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti :54
Iman kepada Malaikat Jibril. Selalu berusaha mencari dan
memohon hidayah kepada Allah. Bersyukur dengan cara banyak berbagi
ilmu.Iman kepada Malaikat Mikail, Berusaha secara maksimal untuk
mencari rezeki yang baik dan halal.Iman kepada Malaikat Israfil, Selalu
memohon kepada Allah Swt. agar diselamatkan dalam menghadapai
musibah dan huru hara dunia, maupun saat terjadinya hari kiamat.Iman
54
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017
176
kepada Malaikat Izrail, Berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi
kematian. Selalu berdoa agar terhindar dari siksaan sakaratul maut (ketika
ajal menjemput kita).
Iman kepada Malaikat Munkar dan Nakir, Selalu memohon kepada
Allah Swt. agar dilapangkan di alam kubur dan diringankan dari siksa
kubur. Iman kepada Malaikat Raqib, Selalu memiliki niat baik, dalam
segala perbuatan, baik ucapan maupun perbuatan.Iman kepada Malaikat
Atid, Menjauhi niat buruk, perkataan yang kotor, perbuatan yang jelek dan
menjauhi perilaku tercela.Iman kepada Malaikat Ridwan, Selalu memohon
kepada Allah Swt. agar masuk surga dengan aman. Menciptakan
kedamaian dan ketentraman di dunia ini. Iman kepada Malaikat Malik,
Selalu memohon kepada Allah Swt.agar terhindar dari siksaan api neraka.
55
Iman kepada kitab-kitab Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku
iman kepada kitab-kitab Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti :56
Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang
memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain. Berusaha menjaga
kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang
meremehkannya. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk
yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri
majlis taklim.Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.Berusaha untuk menyebarluaskan
55
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 56
Ibid
177
petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga
sendiri maupun masyarakat. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya
dengan mempelajari ilmu tajwid. Tunduk kepada hukum yang ada di
dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Iman kepada Rasul Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada Rasul Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti :57
Jujur dalam segala perbuatan, berkata baik dan benar kepada
siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam,
melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari
orang lain, maupun amanah agama, berusaha sekuat tenaga untuk
berjuang, menegakkan kebenaran dan berjuang untuk mencapai
kesuksessan degan penuh kesadaran dan semangat mencari Ridha Allah
swt, gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas, gemar
membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, melaksanakan atau menaati
risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.
Iman kepada hari Akhir. Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada hari akhir yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti :58
selalu berusaha menjadi lebih baik, tidak iri pada nikmat yang
diterima orang lain, menghindari sifat cinta dunia dan harta secara
berlebihan, bersikap rendah hati, tidak silau pada gemerlap dunia.
57
Ibid 58
Ibid
178
Iman kepada qada’ dan qadar.Ada banyak sekali contoh perilaku
iman kepada qada’ dan qadar yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti :59
Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya
qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk akal). Apabila kita sulit
memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum
memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan
melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.Allah
tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus
yakin akan kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.Kita tidak
boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak
semata-mata atas usaha kita sendiri.Tidak boleh putus asa karena
senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.
Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan
sehingga hasilnya efektif dun efisien.Bersyukur apabila memperoleh
rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan
ujian atau musibah.Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada
Allah SWT. agar tidak mudah tergoda bujuk rayu setan. Biasakan bergaul
dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat,
sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal
baiknya.Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk
lemah.Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam
59
Ibid
179
menerima segala sesuatu yang berhubungan dan qada dan qadar
Allah.Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah
yang kita terima.Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang
yang beriman kuat, berilmu manfaat dan berakhlak mulia.60
Pengajaran Akhlak.Akhlak secara etimologi berasal dari kata
khalaqa, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti
kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai,
adat, tabiat, atau sistem penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) akhlak identik maknanya dengan pekerti atau budi pekerti.
Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung
kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Dalam pengajaran Akhlak
ada dua nilai yang kita kenal. Yakni Akhlak tercela dan Akhlak terpuji.
Dalam hal ini tentu nilai yang berusaha kita internalisasikan dalam diri
peserta didik kita adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak terpuji
(Akhlakul Kharimah). Contoh-contoh akhlakul kharimah adalah:61
Akhlak yang berhubungan dengan Allah; mentauhidkan Allah,
taqwa, berdoa, tawakka.Akhlak terhadap diri sendiri; sabar, syukur,
tawadhu’ (rendah hati), jujur dan amanah.Akhlak terhadap keluarga; Birrul
Walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga.Akhlak
terhadap masyarakat; tolong-menolong, adil, pemurah, ukhuwah atau
persaudaraan, pemaaf, menepati janji, musyawarah.
Wali kelas, beliau mengatakan bahwa,dalam tataran nilai, budaya
religius berupa semangat berkorban, semangat persaudaraan, semangat
saling menolong dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan dalam tataran
60
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 61
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017
180
perilaku, budaya religius berupa tradisi shalat berjamaah, gemar
bersedekah, rajin belajar dan perilaku mulia lainnya.
Dengan demikian, budaya religius sekolah pada hakikatnya adalah
terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan
budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan
menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah, maka secara sadar
maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam
tersebut, sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. Saat
ini, usaha penanaman.62
Kegiatan yang dilakukan oleh wali kelas dalam membentuk
karakter siswa diantaranya yaitu:
Dakam kejujuran, kejujuran adalah perbuatan terpuji yang semakin
jarang dilakukan oleh umat manusia, jujur memang susah untuk dijalankan
tetapi kita hanya perlu melawan kesusahan itu dengan keberanian berbuat
benar dan tidak berbohong saat melakukan apapun. Jujur merupakan hal
yang mempunyai banyak pahala tetapi susah kalau kita hanya
memikirkannya tetapi kita bisa mencobanya untuk tidak berbohong dan
tidak mementingkan perkataan yang baik tapi tidak menepatinya. Wali
kelas memberikan arahan agar dalam ujian dan ulangan siswa dituntut
untuk jujur dan tidak menyontek.63
Penanaman nilai-nilai kejujuran menuntut tata kehidupan sosial
yang merealisasikan nilai-nilai tersebut. Keteladanan yang baik dari orang
tua atau guru, akan mengantarkan anak didik untuk mendapatkan
62
Hasil wawancara dengan wali kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 63
Ibid
181
modelling yang tepat untuk dijadikan cermin kepribadian dalam kehidupan
mereka. Tanpa menyertakan keteladanan (dalam hal ini kejujuran) pada
pribadi orang tua dan guru, boleh jadi anak didik akan
kehilangan public figure yang bisa membawa mereka menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter jujur. Orang bijak mengatakan bahwa
kejujuran itu berawal dari rumah dan sekolah. Hal ini mengisyaratkan
betapa pentingnya peranan orang tua dan guru dalam penanaman nilai-
nilai kejujuran itu.
Dalam kedisiplinan, kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan
hanya untuk menjaga kondisi susana belajar dan mengajar berjalan dengan
lancar, tetapi juga dengan menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap
siswa. Wali kelas juga memberikan peraturan agar siswa masuk sekolah
tepat waktu, kerapihan dalam berseragam yakni setiap siswa harus
menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan harinya.64
Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang
mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat
meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian
64
Ibid
182
dari upayapendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan
siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan
pencegahan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah:Guru
hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu.
Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga
tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan
jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga
mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk
belajar.Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa
tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil
optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui
keteladanan.
Absensi peserta didik selalu dikontrol oleh wali kelas, absensi
siswa merupakan salah satu bentuk kedisiplinan siswa dan setiap bulan
akan direkap dan diserahkan keorang tua siswa. Kehadiran di sekolah
bukan hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan
ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah.65
Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di
sekolah, ada tiga pilar yang perlu dijadikan pijakkan. Ketiga pilar
memadukan potensi dasar anak. Pilar yang dipakai untuk mewujudkan
sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun watak,
65
Ibid
183
kepribadian, atau moral. Kedua, mengembangkan kecerdasan majemuk.
Ketiga, kebermaknaan pembelajaran.
Agar ketiga pilar itu tetap pada landasan yang kokoh, maka ada
kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan watak,
kepribadian, dan moral seperti sidiq yang artinya benar atau jujur dan
kepedulian dapat dijabarkan dengan memberi indikator untuk
memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk mengacu
pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak
berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada
setiap individu. Kebermaknaan pembelajaran mengacu pada sebuah
proses. Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk serta menanamkan
perilaku atau pembangunan watak, kepribadian, dan moral perlu
kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat memberikan nilai
manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya tercapai semua
harapan menjadi sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan
perbaikan berkelanjutan. Agar pembentukan karakter lebih mudah
dipantau dan dinilai, maka perlu adanya indikator.66
Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti
adalah dengan cara memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan
pembelajaran, membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan
baik dalam segala tingkah laku masyarakat di sekolah. Pemantauan secara
kontinyu. Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan
pembangunan karakter atau budi pekerti. Dalam pemantauan ini ada data
66
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
184
yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan berbuat baik,
masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa melakukan
pembiasaan berbuat baik atau masih sering melakukan aktivitas di luar
aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang
positif.
Penanaman moral ini dilakukan dengan cara pendampingan guru.
Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa
diteladani, guru juga melakukan pemantauan secara berkelanjutan
terhadap perkembangan moral anak. Guru juga bisa membangun
komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah.
Semua itu untuk menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan
konsep moral pada diri mereka, Penilaian orang tua. Orang tua memiliki
peranan yang sangat besar dalam membangun karakter anak. Waktu anak
di rumah lebih banyak daripada di sekolah dan rumah merupakan tempat
pertama anak berkomunikasi serta bersosialisasi dengan lingkungannya.
Untuk itulah, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak,
khususnya dalam pembentukan moral atau budi pekerti.67
Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran
dengan cara, menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good).
Menanamkan konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi
pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji tentang karakter, maupun
pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan. Menggunakan
cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat
67
Ibid
185
baik (desiring the good). Memberikan beberapa contoh kepada anak
mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya melalui cerita dengan
tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa. mengembangkan sikap
mencintai perbuatan baik (loving the good). Agar anak mengembangkan
karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang membiasakan
melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran,
supaya diberi hukuman yang mendidik, melakukan perbuatan baik (acting
the good). Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep
diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di sekolah. Selain itu,
juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter
di rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat
siswa. Apa yang dilakukan oleh guru, dianggap benar oleh siswa. Untuk
itulah guru harus memberikan contoh yang positif.
Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter Menerapkan Program K3
Upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Aliyah Negeri Buntet
Pesantren adalah untuk menanamkan pendidikan karakter antara lain:
menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban),
membiasakan mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran, guru
berusaha menjadi idola yang uswatun hasanah bagi siswa, guru berusaha
menjadi sahabat bagi siswanya, mengintegrasikan materi pelajaran ke
dalam kegiatan sehari-hari dan ke dalam kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan oleh sekolah, menerapkan pendidikan holistik berbasis
karakter, dan membuat design pembelajaran yang bernuansa karakter.68
Bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada
disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai
siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Karena bila
68
Hasil Wawancara dengan guru Pkn: Ainurrohmah S.Pd pada tanggal 6 juni 2017
186
ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu otak
dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.
Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa
dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaannya
setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan
sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas
termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik – baiknya, maka motivasi
belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat–sahabat untuk semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh
besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang
pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa
disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap
penggerak–penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di
sekolah serta keamanan disekolah.
Contoh kebersihan yang harus dilaksanakan siswa di sekolah
adalah siswa tidak membuang sampah sembarangan, siswa wajib
membantu membersihkan lingkungan sekolah jika kotor, melaksanakan
piket sesuai jadwal, siswa tidak mencoret coret tembok sekolah (agar
tembok tetap bersih) dan juga siswa jika melihat ada sampah yg
berserakan siswa wajib membuangnya ketempat sampah.
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman
persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan diartikan
187
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi
sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas
yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.69
Masyarakat yang tertib adalah masyarakat yang mampu menjaga
sikap dan perilaku mereka sesuai peraturan yang tertulis atau tidak tertulis
di dalam lingkungannya.Peraturan yang tertulis berupa hukum,seperti
undang-undang peraturan daerah,peraturan pemerintah,dan banyak lagi
jenisnya.Sedangkan peraturan tidak tertulis bisa berupa nilai-nilai yang di
anut di suatu daerah tertentu seperti kebiasaan dan tata cara.70
Untuk menilai kondisi ketertiban dalam lingkungan sekitar,ada
beberapa indicator yang bisa di pakai yaitu, ada atau tidaknya peraturan
mengenai ketertiban di lingkungan, lingkungan tersebut bebas polusi
udara,polusi suara,polusi air,dan tanah.Dampak dari ketertiban yaitu
lingkungan yang teratur, lingkungan yang dapat di nilai adalah ketertiban
di rumah, ketertiban di sekolah dan ketertiban di lingkungan sekitar
lainnya.71
JIka kita hidup di lingkungan yang bersih,maka kesehatan sebagai
harta yang paling berharga akan mudah di rasakan.Selain menjaga
kebersihan diri,maka kebersihan pada lingkungan juga patut di
perhatikan.Untuk menilai kondisi kebersiahan di lingkungan sekitar,ada
beberapa indicator yang bisa di pergunakan yaitu, lingkungan tersebut
69
Wawancara dengan guru kesenian, Uswatun Hasanah, S.Pd 70
Ibid 71
Ibid
188
bebas polusi atau pencemaran lingkungan,misalnya polusi udara, suara,
dan sebagainya, lingkungan tersebut tidak memiliki wabah penyakit
menular minimal selama 2 tahun terakhir, masyarakat yang tinggal di
lingkungan tersebut memiliki kesadaran akan kebersihan dengan
memisahkan dan menangani sampah mereka.
Keindahan identik dengan sesuatu yang berbau fisik,nyata,bisa,di
lihat atau di rasakan.Indra manusia berperan besar dalam menilai sesuatu
menuntut keindahannya,mata, hidung,dan telinga, terutama untuk menilai
kondisi keindahan lingkungan di sekitarmu ada beberapa indicator yang
bisa dipakai. Lingkungan yang indah dapat dilihat secara nyata(dengan
indra manusia lainnya juga)tertata indah, manusia yang berada di
lingkungan tersebut merasa nyaman dan betah berada di
sekitarnya.lingkungan yang indah manusia yang berada di lingkungan
tersebut memiliki kualitas kehidupan lebih baik,misalnya lebih kreatif,
lebih tenang.72
Sekolah adalah tempat kita menimba ilmu, dan juga berhubungan
dengan lingkungan, jika lingkungan sekolah kita kotor, tidak tertib, tidak
terawat, maka akan memberikan kesan tidak nyaman pada saat kita
belajar. Dan disinilah kita menyadari bahwa betapa pentingmya hidup
tertib dan indah di lingkungan sekolah, jika hidup tertib bisa kita
laksanakan, maka kebersihan dan ketertiban akan terjamin keadaannya,
dan juaga memberikan kesan keindahan pada lingkungan sekolah kita.
72
Ibid
189
Hal–hal yang harus diterapkan hidup tertib dan indah di lingkungan
sekolah :73
Tata tertib siswa di lingkungan sekolah contohnya
menekankan peraturan - peraturan tentang kebersihan, keindahan dan
ketertiban sepertidilarang buang sampah, merusak lingkungan sekolah,
supaya tercapai ketertiban di lingkungan sekolah.
Kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah contoh demi
tercapainya kebersihan dan keindahan dilingkungan sekolah, perlu
adanya mengadakan praktek pendidikan lingkungan hidup
seperti membersihkan kelas, lapangan dan kebun sekolah.
Nilai – nilai dalam ketertiban, kebersihan, dan keindahan nilai-nilai
bisa di tekankan pada masyarakat di suatu lingkungan dengan secara
bertahap, yaitu tahap pertama adalah perlu ditekanya ketertiban pada
masyarakat. ketertiban tersebut juga harus di laksanakan dari hal-hal yang
kecil terlebih dahulu seperti buang sampah pada tempatnya dan yang
lainya, sampai hal – hal yang besar lainya. Dan setelah ketertiban maka
akan tercapai kebersihan lingkungan, bersih dari sampah, pencemaran, dan
lainnya, setelah tercapai kebersihan, maka akan memberikan kesan
bernilai keindahan pada lingkungan.74
Menciptakan keindahan pada lingkungan harus ada usaha-usaha
seperti menekankan nilai-nilai K3 kepada siswa, membuat peraturan-
peraturan tentang kebersihan dan penghijauan. Penghijauan sangat
penting untuk pelestarian lingkungan, berguna untuk mengurangi
73
Ibid 74
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
190
pencemaran udara, mencegah bencana alam seperti banjir dan longsor, dan
juga mengurangi resiko penipisan lapisan ozon.
Macam-macam Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter terdapat 18 nilai diantaranya
adalah: Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contohnya adalah
Merayakan hari-hari besar keagamaan, memiliki fasilitas yang dapat
digunakan untuk beribadah, memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik untuk melaksanakan ibadah, berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran, memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.75
Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Jujur dari segi kognitif siswa harus mengetahui apa itu
pengertian jujur dan contoh perilaku jujur. Jujur dari segi afektif siswa
terlihat memiliki sikap dan minat yang menunjukkan kejujuran. Jujur dari
segi psikomotorik terlihatnya perbuatan, tindakan atau perilaku yang
menunjukkan kejujuran.
Contohnya adalah menyediakan fasilitas tempat temuan barang
hilang, tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala,
menyediakan kantin kejujuran, menyediakan kotak saran dan pengaduan,
larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian,
menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, tempat pengumuman
75
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah. 2011
191
barang temuan atau hilang, tranparansi laporan keuangan dan penilaian
kelas secara berkala dan larangan menyontek.76
Toleransi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahuia apa arti dari
toleransi, dari segi afektif siswa sudah terlihat adanya minat untuk
melakukan toleransi, dan toleransi dari segi psikomotorik terlihat Sikap
dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Contohnya adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang
sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama,
ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas,
memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi, memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi, memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus,
bekerja dalam kelompok yang berbeda.77
Disiplin, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu disiplin
dalam segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dari segi psikomotorik
siswa sudah bisa menerapkan sikap disiplin seperti tepat waktu datang
disekolah, baju seragam sekolah dipakai sesuai dengan ketentuan harinya.
Contohnya adalah memiliki catatan kehadiran, memberikan
penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin, memiliki tata tertib
sekolah, membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin, menegakkan
aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib
sekolah, menyediakan peralatan praktik, membiasakan hadir tepat waktu,
76
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 77
Ibid
192
membiasakan mematuhi aturan, menggunakan pakaian praktik
penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan.78
Kerja Keras, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
kerja keras, dari segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dari segi
psikomotorik adalah menciptakan suasana kompetisi yang sehat,
menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja
keras.
Contohnya memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang
kerja, pelaksanaan di dalam kelas, menciptakan suasana kompetisi yang
sehat, menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan
belajar, mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja,
memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan
belajar.79
Kreatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu yang
dinamakan kreatif, dari segi afektif siswa berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi yang menumbuhkan
daya berpikir dan bertindak kreatif.
contohnya menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan
daya pikir dan bertindak kreatif, pemberian tugas yang menantang
munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
Mandiri, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
pengertian mandiri, dari segi afektif sudah terlihat sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi sekolah yang
membangun kemandirian peserta didik.
Contohnya menciptakan suasana kelas yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.80
78
Ibid 79
Ibid 80
Ibid
193
Demokratis, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
pengertian demokratis, dari segi afektif siswa sudah bisa menunjukkan
cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain. Dari segi psikomotorik adalah
melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
Contohnya menciptakan suasana sekolah yang menerima
perbedaan, pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka, mengambil
keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat,
pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka, seluruh produk
kebijakan melalui musyawarah dan mufakat, mengimplementasikan
model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.81
Rasa Ingin Tahu, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
rasa ingin tahu, dari segi afektif siswa sudah mampu melakukan Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dari segi
psikomotorik adalah menyediakan media komunikasi atau informasi
(media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.
Contohnya memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, menciptakan
suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu, eksplorasi lingkungan
secara terprogram, tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak
atau media elektronik).
Semangat Kebangsaan, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui
apa itu arti semangat kebangsaan, dari segi afektif siswa bisa berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik
adalah Melakukan upacara rutin sekolah, melakukan upacara hari-hari
besar nasional.
Contohnya menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan
nasional, memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah,
81
Ibid
194
mengikuti lomba pada hari besar nasional, bekerja sama dengan teman
sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi, mendiskusikan
hari-hari besar nasional.82
Cinta Tanah Air, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari cinta tanah air, dari segi afektif Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik adalah
Menggunakan produk buatan dalam negeri, menyediakan informasi (dari
sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Contohnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang
negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia,
menggunakan produk buatan dalam negeri.83
Menghargai Prestasi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa
itu arti menghargai prestasi, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dari segi psikomotorik adalah Memberikan penghargaan atas hasil
prestasi kepada warga sekolah.
Contohnya memajang tanda-tanda penghargaan prestasi,
memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik, memajang tanda-
tanda penghargaan prestasi, menciptakan suasana pembelajaran untuk
memotivasi peserta didik berprestasi.
Bersahabat/Komunikatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui
apa itu pengertian bersahabat atau komunikatif, dari segi afektif Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta
didik. Dari segi psikomotorik adalah Suasana sekolah yang memudahkan
terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
82
Ibid 83
Ibid
195
Contohnya berkomunikasi dengan bahasa yang santun, saling
menghargai dan menjaga kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih dan
rela berkorban, pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi
peserta didik, pembelajaran yang dialogis, guru mendengarkan keluhan-
keluhan peserta didik.84
Cinta Damai, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti
cinta damai, dari segi afektif siswa menunjukkan sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dari segi psikomotorik adalah Menciptakan suasana sekolah dan bekerja
yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
Contohnya membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender,
perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang, menciptakan
suasana kelas yang damai, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, pembelajaran yang tidak bias gender, kekerabatan di kelas yang
penuh kasih sayang.
Gemar Membaca, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari gemar membaca, dari segi afektif siswa menunjukkan kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya. Dari segi psikomotorik adalah Program wajib baca.
Contohnya frekuensi kunjungan perpustakaan, menyediakan
fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca, pelaksanaan di
dalam kelas, daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik, frekuensi
kunjungan perpustakaan, saling tukar bacaan, pembelajaran yang
memotivasi anak menggunakan referensi.85
84
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 85
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
196
Peduli Lingkungan, dari segi kognitif siswa sudah bisa mengetahui
apa itu arti peduli lingkungan, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi. Dari segi psikomotorik adalah Pembiasaan memelihara
kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
Contohnya tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci
tangan, menyediakan kamar mandi dan air bersih, pembiasaan hemat
energi, membuat biopori di area sekolah, membangun saluran pembuangan
air limbah dengan baik, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah
organik dan anorganik, penugasan pembuatan kompos dari sampah
organik, menyediakan peralatan kebersihan, membuat tandon
penyimpanan air, memrogramkan cinta bersih lingkungan, memelihara
lingkungan kelas, tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas,
pembiasaan hemat energi, memasang stiker perintah mematikan lampu
dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.86
Peduli Sosial, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti
dari peduli sosial, dari segi afektif, sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Dari segi psikomotorik adalah Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial,
melakukan aksi sosial.
Contohnya menyediakan fasilitas untuk menyumbang, berempati
kepada sesama teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun
kerukunan kelas.
Tanggung Jawab, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari tanggung jawab, dari segi afektif, sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari segi psikomotorik
adalah Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tertulis.
86
Ibid
197
Contohnya melakukan tugas tanpa disuruh, menunjukkan prakarsa
untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat, menghindarkan
kecurangan dalam pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas piket secara
teratur, peran serta aktif dalam kegiatan sekolah, mengajukan usul
pemecahan masalah.
Menurut guru Pkn, penerapan pendidikan berkarakter sangatlah
baik, sebab kebanyakan dari sekarang pendidikan menerapkan sistem
militer, tpi itu sangatlah bermanfaat bagi siswa dan guru. disamping itu
juga dalam penerapan pendidikan, guru dan murid haruslah saling bekerja
sama dan saling berkomunikasi. meskipun kebanyakan siswa masih
terdapat bersifat jelek atau buruk, tpi semua itu bisa berubah menjadi baik
apabila guru bisa menerapkan penerapan pendidikan berkarakter dan juga
berkomunikasi yang baik, sehingga siswa tidak bosan dengan guru.
pendidikan berkarakter bisa ditanamkan mulai dari remaja agar kelak
ketika sudah dewasa, dapat menanamkan kepada anak-anak kita. lewat
blog ini saya pun belajar sedikit demi sedikit untuk menanamkannya pada
diri saya. meskipun kadang sedikit ada masalah yang membuat saya tidak
disiplin, melanggar aturan dll. lewat pendidikan ini saya pun belajar
bagaimana bisa menghargai guru, giat belajar, tidak melanggar aturan,
disiplin.87
C. Strategi Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
Pendidikan karakter di Era globalisasi ini memerlukan sebuah
terobosan dalam mengenovasi strategi dan metode pembelajaran yang
akan dipakai mengingat munculnya berbagai fenomena baru yang
sebelumnya tidak ada.
Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan
dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler terintegrasi kedalam mata
pelajaran, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam
pelajaran.
87
Hasil wawancara dengan guru Pkn: Ahmad Fikri pada tanggal 6 juni 20 17
198
Penerapan pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat
adalah strategi yang menggunakan pendekatan kontekstual. Alasan
penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi tersebut dapat
mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari
dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.88
Dengan demikian dalam pendidikan karakter harus mempunyai
setrategi yang pas agar siswa bisa melaksanakan atau menjalankkan
karakter yang telah ditanamkan oleh guru di sekolah Madrasah Aliyah
Negeri Buntet Pesantren Cirebon.
Strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-
sikap sebagai berikut:89
Keteladanan, Allah dalam mendidik manusia menggunakan contoh
atau teladan sebagai model terbaik agar mudah diserap dan diterapkan para
manusia. Contoh atau teladan itu diperankan oleh para Nabi dan Rasul.
Penanaman kedisiplinan, disiplin pada hakikatnya adalah suatu
ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaiman mestinya
menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku didalam
suatu lingkungan tertentu.
88
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 89
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
199
Pembiasaan, terbentuknya karakter memerlukan proses yang relatif
lama dan terus menerus. Oleh karena itu, sejak dini harus ditanamkan
pendidikan karekter pada anak.Menciptakan suasana yang kondusif,
lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan anak
dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak..
demikian halnya, menciptakan suasana yang kondusif di sekolah
merupakan upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan
untuk membangun karakter terutama berkaitan dengan budaya kerja dan
belajar di sekolah.
Integrasi dan internalisasi, pendidikan karakter membutuhkan
proses internalisasi nilai-nilai. Untuk itu diperlukan pembiasaan diri untuk
masuk kedalam hati agar tumbuh dari dalam. Pentingnya pendidikan atau
pembelajaran terintegrasi atau terpadu didasarkan dari beberapa asumsi
dan dasar pemikiran sebagai berikut:90
Fenomena yang ada tidak berdiri
sendiri, memandang objek sebagai keutuhan, tidak dikotomi.
Pembinaan, untuk menjadikan seorang anak didik yang memiliki
karakter atau akhlak yang baik diperlukan pembinaan yang terus menerus
dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan akhlak yang luhur pada diri
anak didik tidaklah mudah karena menyangkut kebiasaan hidup.
Pembinaan akan berhasil hanya dengan usaha yang keras dan kesabaran
serta dukungan dari orang tua dan masyarakat.
Berdasarkan wawancara dari kepala sekolah dan guru dari MAN
Buntet Pesantren Cirebon pelaksanaa strategi pendidikan karakter di
sekolah Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren diantaranya adalah
sebagai berikut:Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa strategi yang
90
Ibid
200
diterapkan agar memaksimalkan penerapan pendidikan karakter di MAN
Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah: 91
Kognitif, kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Contohnya, Siswa mampu membedakan nilai-nilai
akhlak mulia dan mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur
teladan akhlak mulia melalui hadits dan sunnahnya.Cara penyampaian
pembelajaran kognitif adalah sebagai berikut: adanya guru yang
memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam
menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang positif.Materi yang diberikan harus saling berkaitan
karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi
kemampuan kognitifnya.Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum
kekhusus dan sebaliknya dari khusus keumum atau dari kongkrit
keabstrak.92
Afektif, afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak , perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi dan nilai. Menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-
nilai akhlak mulia, sasaran guru di sini adalah hati dan emosional siswa.
Cara penyampaiannya adalah dengan cara:Meminta siswa menganalisis
situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan
dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, setiap siswa
menuliskan responnya masing-masing, siswa menganalisis respon siswa
91
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, pada tanggal 2 juni 2017 92
Ibid
201
lain, mengajak siswa melihat konswekensi dari tiap tindaknya, meminta
siswa untuk menentukan pilihannya sendiri.93
Psikomotorik, psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berprilaku). Pada siswa di lakukan dengan
pembiasaan dan pemotivasian supaya mampu mempraktikkan pendidikan
karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut guru Aqidah Akhlak, beliau mengatakan bahwa:
pengajaran aqidah akhlak merupakan kesatuan bahan pelajaran yang
berguna dalam pembentukan prilaku dan akhlakul karimah, maka
penggunaan metode ceramah adalah sangat efektif. Selain metode
ceramah, juga menggunakan metode tanya jawab, diskusi,
penugasan,demonstrasi dan lain-lain. Penanaman akhlakul karimah juga
dapat dilakukan dengan pendekatan perorangan (individu) secara langsung
antara guru dan anak didik dengan memberikan motivasi-motivasi dan
juga contoh prilakunya dalam berinteraksi sosial dan hal ini saya biasanya
melakukan di luar kelas.94
Dalam penyampaian pembelajaran Akhlak bisa menggunakan
melalui dua pendekatan, yaitu:
Rangsangan-jawaban (stimulus-renspon) dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari
pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan
secara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua
dirumah. karena walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa ( life skill )
93
Ibid 94
Hasil wawancara dengan Aqidah Akhlak: Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017
202
perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak
fositif. Disamping itu juga pembentukan akhlak al mahmudah sangatlah
sulit jika tidak dilatih dan dibiasakan. Peranan orang tua dan lingkungan
akan sangat menentukan sekali dalam hal ini. Jika siswa hidup dalam
keluarga yang kurang baik akhlaknya, maka pendidikan disekolah
mengenai akhlak tidak bisa terealisasikan karena anak akan melihat akhlak
orang tua atau saudaranya yang lain, begitupun lingkungan. Oleh karena
itu kerja sama antara sekolah, orang tua siswa, dan para tokoh-tokoh
masyarakat sangatlah diperlukan dalam pembinaan dan pembiasaan akhlak
al mahmudah ini.95
Metode tanya jawab didesain untuk meningkatkan kreatifitas siswa
serta tanggung jawabnya terhadap pembelajaran sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung dengan
yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari
materi yang ditugaskan. Dalam pembelajaran menggunakan metode tanya
jawab ini yang berperan aktif adalah guru dan siswa, guru sebagai
motivator siswa dan siswa mengarahkan kegiatan belajar mengajar.96
Metode simulasi ( contoh / suri tauladan ) adalah metode yang
sangat tepat dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini, karena walau
bagaimanapun akhlak kita sebagai seorang pendidik akan menjadi contoh
yang berarti untuk peserta didik. Sebagaimana Rosulpun memberi contoh
kepada umatnya dalam gerak gerik kehidupan.
95
Hasil wawancara dengan Aqidah Akhlak: Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 96
Ibid
203
Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat
dilakukan antara lain melalui dakwah,97
untuk mantapnya strategi dakwah,
maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen
yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus
Lasswell,who? (Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?), says
What? (Pesan apa yang disampaikan?), In Which Channel? (Media apa
yang digunakan?), To Whom? (Siapa Mad'unya atau pendengarnya?),
With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?)
Sejak zaman Rasulullah Saw, metode ceramah merupakan cara
yang paling awal yang dilakukan Rasulullah Saw dalam menyampaikan
wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah
adalah peranan guru tampak lebih dominan. Sementara siswa lebih banyak
bersifat pasif dan menerima dengan baik terhadap apa yang disampaikan
oleh guru.98
Metode diskusi hampir semua mata pelajaran di MTs biasa
mengunakan metode tersebut. Metode diskusi adalah suatu metode yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memecah
masalah secara bersama-sama dengan mengemukakan jawaban-jawaban
yang setepat-tepatnya, dimana dalam penyajian materi guru memberikan
kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk mengadakan
97
Ibid 98
ibid
204
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusunan berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah.99
Menurut Guru BK, beliau mengatakan bahwa, Strategi yang
dilakukan dalam membentuk karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
yaitu dengan cara terus menerus dimulai di awal masuk sampai para siswa
lulus sesuai dengan karakteristik masing-masing anak. Terkadang juga
masih ada diantara alumni yang masih menjalin komunikasi dan
bimbingan dengan guru BK yang ada di sekoleh tersebut. Pembentukan
karakter yang dilakukan secara terus menerus walaupun pelan pastinya
akan diperoleh perubahan yang luar biasa walaupun pada kenyataannya
tidak tahu pastinya kapan. Dalam hal ini yang seharusnya ditanamkan
supaya tidak kecewa dengan hasi adalah ketabahan dan kesabaran. Apalagi
selama tiga tahun lamanya harus mengamati satu demi satu siswa yang ada
di sekolahan itu. Apalagi dalam menghadapi siswa yang satu dengan siswa
yang lain dalam menanganinya berbeda beda, ini disebakan oleh karaketr
setiap siswa yang unik dengan ciri khas masing-masing.Strategi bimbingan
dan konseling dapat dilihat juga dari fungsi bimbingan dan konseling
karena bimbingan dan konseling di sekolah adalah untuk memberikan
wadah dan solusi bagi semua siswa yang membutuhkan, ataupun siswa
yang hanya sekedar ingin cerita yang tidak penting kepada guru BK,
karena bisa jadi menurut guru itu tidak penting namun belum tentu tidak
penting menurut siswa, karena bisa jadi menurut siswa adalah hal yang
sangat penting.100
Memperhatikan hal-hal di atas, tujuan pengembangan diri juga
berkenaan dengan masalah kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan,
kemampuan sosial, keandirian, dan kemampuan memecahkan masalah.
Maka, dalam hal ini pendidikan karakter diintegrasikan dalam konseling
serta dalam pembiasaan. Untuk itu pelaksanaannya sebagai berikut:
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir,
99
Ibid 100
Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017
205
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku.101
Dalam konseling harus ditetapkan terlebih dahulu masalah yang
akan dikonsulkan oleh peserta didik pada guru kelas yang memerankan
guru konseling khususnya yang menyangkut perilaku masalah kompetensi
dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan sosial, keandirian, dan
kemampuan memecahkan masalah.
Karena arah pemberian konseling memberikan solusi berdasarkan
norma-norma yang berlaku, masalah-masalah yang teridentifikasi
kemudian ditegrasikan dengan nilai-nilai yang ada dalam pendidikan
karakter.
Metode pembelajaran yang yang dapat digunakan dalam
membentuk karakter siswa diantaranya berdasarkan persoalan sederhana
yang memiliki dilema moral dengan menggunakan metoda diskusi
kelompok. Pelaksanaan kegiatan diskusi ini hendaknya diawali dengan
penyajian cerita yang mengandung dilema. Dalam proses keterlibatan
diskusi tersebut, siswa didorong untuk berani menentukan posisi apa yang
seharusnya dipilih dan dilakukan oleh orang yang terlibat serta alasan-
alasan apa saja yang mendasari pemilihan pertimabangan tersebut.
Akhirnya setelah siswa mendiskusikan tentang alasan-alasan tersebut
bersama kelompoknya, mereka diminta untuk menyampaikan pandangan
101
Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017
206
sikapnya yang disertai dengan argumentasi di hadapan teman-teman yang
lainnya.102
Ada enam unsur yang sangat penting dalam usaha menciptakan
budaya moral yang baik di sekolah. Enam unsur tersebut adalah:
kepemimpinan moral dan akademis dari kepala sekolah, disiplin dalam
seluruh lingkungan sekolah yang memberi teladan, mendorong, dan
menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kesadaran komunitas di seluruh
lingkungan sekolah, organisasi siswa yang melibatkan para siswa dalam
mengurus diri sendiri dan menumbuhkan perasaan handarbeni terhadap
sekolah, sebuah atmosfer moral yang di dalamnya terdapat sikap saling
menghormati, keadilan, dan kerja sama yang terwujud dalam semua
bentuk hubungan antar individu. menjunjung arti penting moralitas dengan
memberi waktu khusus untuk penanganan masalah moral.
Secara garis besar, pendidikan karakter dilaksanakan melalui dua
strategi, yaitu strategi intervensi dan strategi habituasi. Strategi intervensi
dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah dikembangkan melalui
suasana interaksi pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan pengalaman belajar
yang terstruktur. Agar proses pembelajaran tersebut berhasil guna, peran
guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan. Strategi
intervensi meliputi penguatan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa pada
102
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
207
pengembangan kurikulum, pendahuluan KTSP, visi dan misi sekolah,
mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri.103
Strategi habituasi dilaksanakan untuk menciptakan situasi dan
kondisi serta penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan
pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan
diri berperilaku sesuai nilai yang telah menjadi karakter dirinya, karena
telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi.
Proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup pemberian
contoh, pembelajaran, pembiasaan, dan penguatan harus dikembangkan
secara sistemik, holistik, dan dinamis. Strategi habituasi meliputi
implementasi nilai-nilai pendidikan karakter bangsa pada budaya sekolah,
peraturan dan pengaturan sekolah/kelas, keteladanan, dan pembiasaan
warga sekolah.104
Tak dapat dipungkiri bahwa guru memiliki peran yang sangat
sentral dalam pembentukan karakter siswa. Guru dituntut untuk melihat
signifikansi moral dari interaksi sosial, bahkan pada hal-hal kecil
sekalipun; membayangkan pengaruh jangka panjang dari pengalaman
anak-anak di sekolah terhadap nilai dan karakter mereka, serta masyarakat
seperti apakah yang kelak akan mereka hadapi.
Pengembangan karakter di sekolah dapat dibagi menjadi empat
pilar, yaitu kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan keseharian dalam
103
IBID 104
Ibid
208
bentuk budaya sekolah, kegiatan kokurikuler dan atau ekstrakurikuler,
serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat. Keempat pilar itu
dapat digambarkan sebagai berikut:105
Paradigma lama menganggap bahwa pendidikan karakter
merupakan tanggung jawab mata pelajaran agama dan PKn, namun
perlahan paradigma semacam ini mulai terkikis. Perlahan mulai muncul
kesadaran bahwa pendidikan karakter merupakan ”kewajiban” semua
komponen sekolah.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada
setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran pada semua mata pelajaran. Prinsip-prinsip yang dapat
diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar),
melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip
105
Ibid
209
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Prinsip-
prinsip pembelajaran kontekstual tersebut antara lain:106
Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa
orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman-
pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan
mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya, pengalaman hidup dan
pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi
siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut.
Memori siswa akan lebih mudah memahami informasi baru yang
mengandung elemen yang telah diketahuinya sebelumnya.
Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik
daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam
pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang
fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan
belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan.
Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Dengan melibatkan siswa dalam pengambilan
keputusan juga menanamkan pada mereka tentang tanggung jawab dalam
keputusan tersebut, seperti menggunakan pertemuan dalam kelas untuk
membicarakan tentang suatu kasus moral yang terjadi di sekolah.107
106
Hasil wawancara denganWali Kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 107
Ibid
210
Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang
muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus
menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian
hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta
konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Siswa belajar
menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan
menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas
data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan
bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan
menghubungkan ide-ide atau teori untuk mendapatkan konsep.108
Komunitas belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam
kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus
mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide
siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun
pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan
pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara
individual.109
Siswa belajar tentang moral dengan cara mempraktikkannya.
Untuk itu, mereka harus berada dalam sebuah komunitas dimana mereka
dapat berinteraksi, menjalin hubungan, menyelesaikan masalah,
108
Ibid 109
Ibid
211
berkembang sebagai sebuah kelompok, dan belajar langsung dari
pengalaman sosial yang mereka rasakan sendiri secara langsung.
Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain
berpikir, bekerja, dan belajar. Pada saat pembelajaran, sering guru
memodelkan bagaimana agar siswa belajar. Guru menunjukkan bagaimana
melakukan sesuatu untuk mempelajari sesuatu yang baru guru bertindak
sebagai pengasuh, teladan moral, dan pembimbing etis.110
Keteladanan merupakan cara terbaik untuk mengajarkan moral
pada orang lain, karena mencontoh adalah karakter dasar dan awal dari
manusia. Profil dan penampilan guru hendaknya dapat membawa karakter
kuat pada siswa.
Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa
pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa
sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan
pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagaimana
merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru
tersebut. Refleksi dapat ditulis di dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi,
atau merupakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya
seni. Refleksi moral sangat penting untuk membangun sisi kognitif
110
Ibid
212
karakter sehingga mampu membuat pertimbangan moral terhadap perilaku
sendiri dan orang lain.111
Salah satu strategi pengembangan pendidikan karakter adalah
melalui transformasi budaya sekolah (school culture) dan habituasi.
Strategi habituasi karakter melalui budaya sekolah ini dianggap lebih
efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi
pendidikan kaarakter ke dalam muatan kurikulum.
Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan
di dalam atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka
memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan
menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma
sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang
paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan
pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu
perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah
merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan
111
Hasil wawancara dengan Guru Al-Qur’an Hadits: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017
213
peningkatan mutu akademik peserta didik. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa
tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.112
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai berikut:
Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat dan minat.Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler
untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi
peserta didik yang menunjang proses perkembangan.Persiapan karir, yaitu
fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir
peserta didik.113
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu didukung oleh
penggunaan strategi yang relevan dengan situasi dan kondisi sekolah serta
perkembangan peserta didik. Pemilihan dan penggunaan suatu strategi
pembinaan, akan sangat bergantung kepada faktor penentu sebagai berikut:
pemahaman pendidik terhadap kondisi obyektif siswa, tingkat penguasaan
kompetensi pendidik, tujuan yang akan dicapai, proses pelaksanaan yang
direncanakan, materi kegiatan yang dikembangkan, dan dukungan
kelembagaan sekolah, baik berupa tenaga, dana, maupun sarana dan
prasarana.
112
Ibid 113
Ibid
214
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pendidikan karakter
memang bukan sepenuhnya ranah sekolah dan lembaga pendidikan formal
saja melainkan juga dalam ranah keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Namun sekolah juga dapat mengupayakan program-program yang juga
dapat menjangkau keseharian peserta didik ketika berada di rumah dan
lingkungannya.
Salah satu upaya sekolah adalah pembiasaan peserta didik untuk
mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungannya, dibuktikan dengan buku
catatan ibadah, sebagaimana telah banyak diterapkan saat bulan
Ramadhan. Sekolah (dalam hal ini, guru) juga dapat menstimulus peserta
didik untuk aktif dalam kegiatan organisasi di lingkungannya dengan
memberikan poin nilai untuk setiap kegiatan yang diikuti.114
D. Materi Ajar Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
Penyajian materi berkaitan dengan penyajian tujuan pembelajaran,
keteraturan urutan penyajian dari aspek yang mudah kepada yang sulit,
pengurutan penugasan kepada siswa, hubungan antarbahan, dan hubungan
teks dengan latihan dan soal. Hal ini senada dengan hasil dari wawancara
penulis di MAN Buntet Pesantren Cirebon, isi dari wawancaranya adalah
sebagai berikut:
Menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Dalam
lingkup intrakurikuler, pendidikan karakter diimplementasikan melalui
perangkat pembelajaran yang terintegrasi pada semua bidang mata
pelajaran.
114
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
215
Pengelolaan tersebut dilaksanakan secara intensif dengan
menggunakan perencanaan pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan
karakter, dan evaluasi pendidikan karakter. Pertama, perencanaan
pendidikan karakter di MAN Buntet Pesantre Cirebon
dilakukanketikapenyusunan rencana pembelajaran, yakni silabus dan RPP.
Seluruh silabus dan RPP dipastikan telah memasukkan muatan-muatan
pendidikan karakter.115
Contoh materi Pkn diantaranya perlindungan dan pemajuan HAM,
partisipasi, aktif dalam perdamaian dunia, hak dan kewajiban warga
negara Indonesia, menghargai persamaan kedudukan warga negara
Indonesia.
Kedua, Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan melalui tatap
muka di dalam kelas dan kegiatan mandiri di luar kelas. Ketiga, evaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan dengan cara menilaisikap
siswa selama di sekolah, ketaatan siswa dalam memenuhi tata tertib
sekolah, kedisiplinan dalam mengikuti upacara bendera, kedisiplinan
dalam mengikuti senam pagi, kedisiplinan dalam mengikuti gotong royong
di sekolah, kedisiplinan dalam mengikuti ibadah secara berjamaah dan
kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.116
Kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik
ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti
ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok,
115
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 116
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
216
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,
observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya
jawab, atau simulasi.Pembelajaran di luar kelas juga membutuhkan
ketrampilan guru. Bila guru tidak trampil, alih-alih menyenangkankan,
kalau tidak direncana dan didesain dengan baik, justru yang terjadi adalah
keributan yang tak terkendali karena tempatnya luas, tidak seperti di kelas
umumnya yang hanya berukuran 55 m, itupun harus dipenuhi bangku-
bangku.117
Sikap keseharian di luar kelas terbentuk karena pembiasaan siswa
dan guru sama-sama menjadikan kebiasaan. Yang terpenting adalah sikap
saling menghormati dan toleransi. Selain itu, bekerja sama antara guru dan
siswa menjadi hal yang biasa. Semua dilakukan dengan komitmen
bersama-sama, komunikasi setiap saat, dan pembiasaan yang akan
menguatkan pendidikan karakter siswa.
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi
oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran),
guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam
pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).
Jurnal berisi catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu
(incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak
hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas,
dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang
diterima dari berbagai sumber. Selain itu, penilaian diri dan penilaian
antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan
karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data
konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.118
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar
observasi atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom
117
Ibid 118
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, Drs. Jaja Harja Nugraha,M.PD pada tanggal 2 juni 2017
217
catatan perilaku yang diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru
BK berdasarkan pengamatan dari perilaku siswa yang muncul secara alami
selama satu semester. Perilaku siswa yang dicatat di dalam jurnal pada
dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang
berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap
catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan
tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan tersebut disusun berdasarkan
waktu kejadian.
Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap yang kurang
baik, jika pada kesempatan lain siswa tersebut telah menunjukkan
perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau
indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa
sikap siswa tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat
baik. Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap
kurang baik dan sangat baik, tetapi juga setiap perkembangan sikap
menuju sikap yang diharapkan.
Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan
yang sadar akan hukum dan aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-
rambu kehidupan bagi siswa dalam melaksanakan kehidupan dalam
masyarakat sekolah.119
Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat
kedisiplinan setiap siswa ternyata berbeda-beda, perlu usaha yang lebih
serius dari pihak sekolah dalam upaya meningkatkan kesadaran siswa
terhadap kedisiplinan. Bukan hanya dengan peraturan yang terkesan
mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa sering diberikan
119
Hasil wawancara denganWali Kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017
218
penyuluhan dan pengarahan-pengarahan oleh berbagai pihak terutama
lingkungan sekolah.
Seluruh nilai tersebut dikurangi dengan jumlah pelanggaran yang
dilakukan siswa, seperti jumlah terlambat masuk sekolah, jumlah
meninggalkan sekolah tanpa izin, dan jumlah pelanggaran terhadap tata
tertib sekolah lainnya.120
Pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan dengan cara menilai
sikap siswa selama di sekolah, adapun sikap siswa selama disekolah
adalah menghormati guru di manapun dia berada, mengucapkan salam
seraya menyapa dengan hormat saat berpapasan dengan guru, tidak
bermalas-malasan dalam belajar, berusaha menjadi lebih baik dari hari
kehari. Ketaatan siswa dalam memenuhio tata tertib sekolah memakai
seragam sekolah sesuai jadwal atau hari, datang dan pulang tepat waktu,
memperhatikan guru ketika mengajar atau menjelaskan, belajar dengan
tertib di kelas, ematuhi tata tertib yang berlaku. Kedisiplinan dalam
mengikuti upacara bendera, bersunggug-sungguh mengikuti upacara
bendera, mengikuti upacara bendera dari awal sampai selesai, datang tepat
waktu saat akan upacara, tidak bercerita dengan teman saat upacara sedang
berlangsung. Kedisiplinan dalam mengikuti senam pagi, bersungguh-
sungguh mengikuti senam pagi, mengikuti senam pagi dari awal sampai
akhir, datang tepat waktu saat akan senam pagi, tidak bercerita dengan
teman saat senam pagi berlangsung. Kedisiplinan dalam mengikuti
kegiataan ekstrakurikuler, siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang
berlaku dan iswa tetap mematuhi peraturan.
120
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, Drs. Jaja Harja Nugraha,M.PD pada tanggal 2 juni 2017
219
Guru aqidah akhlak, beliau mengatakan bahwa: dalam pelaksanaan
penerapan pendidikan karakter saya gabungkan dengan mata pelajaran
yang saya ajarkan dalam setiap pokok bahasan, dicantumkan ke silabus
dan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Dimana menghubungkan atau
mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sehingga
dapat diterapkan. Saya menggunakan buku sebagai komponen
pembelajaran yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran dikelas.
Saya menggunakan pendekatan kontektual sebagai proses belajar
mengajar.121
Materi Aqidah Akhlak dalam silabus berupa prinsip aqidah yaitu
syahadat tauhid, tentang kebenaran agama Islam, Al-Qur’an kitab terakhir
sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya, Nabi Muhammad sebagai
penutupsegenap Nabi dan Rasul. Prinsip aqidah yang meliputi syahadat
tauhid, tentang kebenaran agama Islam, Al-Qur’an kitab terakhir sebagai
penyempurna kitab-kitab sebelumnya, Nabi Muhammad sebagai
penutupsegenap Nabi dan Rasul, emahami makna tauhid dan istilah-
istilahnya, Deskripsi tentang syirik, pengertian dan ruang lingkup akhlak,
persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti, macam-macam
metode peningkatan kualitas akhlak.
Guru Qur’an Hadits, beliau mengatakan bahwa: Bahan ajar di
MAN Buntet Pesantren Cirebon yang berada di bawah naungan Menteri
Agama, maka bahan ajarnya mengacu pada bahan ajar dari Menteri
Agama yaitu buku tentang Aqidah dan Akhlak yang terbitkan langsung
dari menteri agama. Sedangkan materi penunjang bagi para guru bisa
mengambil dari 7 sumber-sumber yang lain seperti Lks, Al-Qur’an dan
Hadits, dan buku-buku yang berkaitan dengan akhlak/karakter tetapi tetap
tidak boleh keluar dari konsep bahan ajar yang telah ditetapkan oleh
Menteri Agama.122
Materi Qur’an Hadits yang terkait dengan pendidikan karakter
adalah Sikap untuk menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman
121
Hasil wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak: Dra. Hj. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 122
Hasil wawancara dengan Guru Al-Qur’an Hadits: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017
220
hidup meliputi perilaku orang yang mencintai Al-Qur’an dan Hadits,
menulis Al-Qur’an dan Hadits tentang ciri iman dan ibadah yang diterima
oleh Allah. Menterjemahkan Al-Qur’an dan hadits tentang ciri ibadah yang
diterima oleh Allah.Contoh perilaku orang yang beriman dan tidak
beriman.
Pembelajaran Karakter di Dalam Kelas
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas hampir sama dengan kegiatan pembelajaran biasanya,
namun lebih ditekankan pada penanaman karakter pada siswa. Dalam
setiap pembelajaran pastinya ada tahap-tahap atau langkahlangkah
pembelajaran. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut: 123
Kegiatan Awal,merupakan kegiatan pendahuluan dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, antara lain: Guru mengucapkan salam menanamkan
karakter religious, guru mengawali pembelajaran dengan basmalah
menanamkan karakter religious, melaksanakan apersepsi atau penilaian
kemampuan awal.
Kegiatan Inti, merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
123
Observasi pembelajaran di kelas pada tanggal, 2 juni 2017
221
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti ini guru memberikan langkah
sebagai berikut: Guru mereview materi sebelumnya, guru memberikan
muqodimah tentang materi yang akan disampaikan sesuai dengan bahan
aja dan dapat mengaplikasikan di dalam kehidupan keseharian siswa
menanamkan karakter religious, dalam pembelajaran, guru memanggil
siswa sesuai dengan nomor urutnya yang dibuat acak kemudian disuruh
untuk membaca materi yang ada dibuku pegangan, menanamkan karakter
percaya diri, intelectualitas, respect atau perhatian dan rasa hormat,
kemudian guru mengelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran.124
Penutup,merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Kegiatan penutup ini antara lain: melaksanakan penilaian akhir dan
mengkaji hasil penilaian, melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan
alternatif kegiatan diantaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan,
menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan
motivasi atau bimbingan belajar, mengakhiri proses pembelajaran dengan
menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada
pelajaran berikutnya.125
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Pkn
pengalaman tahun lalu masalah yang dihadapi disekolah cukup banyak
diantaranya kurangnya siswa yang mampu mengemukakan pendapat dan
124
Ibid 125
Ibid
222
bertanya apabila tidak mengerti dan kurang paham tentang materi yang
diajarkan pada waktu belajar mengajar berlangsung, biar pun ada itu
karena disuruh guru pengajar, tidak ada inisiatif dari siswa itu sendiri atau
bisa dikatakan siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Kurangnya keaktifan siswa ini bisa mengakibatkan siswa hanya menghafal
informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar tanpa memahami
informasi itu.hal ini berimbas pada nilai yang dibawah Keteria ketuntasan
minimum karena pembelajaran yang tidak optimal baik dari segi
pemahaman dan penggunaan pada kehidupan sehari – hari.
Dengan adanya keadaan siswa seperti itu maka siswa harus
memikiki sifat atau nilai keberanian dalam bertanya didepan kelas.Guru
harus memotivasi siswanya agar terbiasa bertanya, karena hal itu penting
bagi perkembangan kepribadian dan penambah pengetahuan. Dan sebagai
orang yang menginginkan keberhasilan dalam mengajar, guru harus selalu
mempertahankan agar umpan balik selalu berlangsung dalam diri
siswanya. Umpan balik itu tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga
dalam bentuk sikap mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan
pelajaran yang diberikan. Bertanya adalah salah satu umpan balik yang
diberikan siswa pada guru. Guru yang hanya mengajar dan tanpa
memperhatikan mengerti tidaknya siswa terhadap bahan pelajaran yang
disampaikan, akan mendapat reaksi negatif dari siswa. Siswa cenderung
menunjukkan sikap acuh tak acuh atas apa yang disampaikan, ia juga bisa
melakukan kegiatan lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
223
Cara Meningkatkan Keberanian Bertanya pada Guru di Kelas
Salah satu hal yang membuat kita tidak berani mulai bicara adalah karena
ada ketakutan-ketakutan dalam diri kita. Kita memiliki beberapa ketakutan
dalam berbicara di depan umum, antara lain takut dikritik atau dinilai,
ketakutan ini sangat menyiksa. Kita jadi tidak pernah mencoba karena kita
merasa bahwa apa pun yang akan kita lakukan tidak akan cukup baik.
Kadang kita juga takut terlihat ”berbeda” dari kebanyakan orang lain.126
Takut dipermalukan atau dihina, kadang kita takut kalau pendapat
kita tidak bagus, kita akan mempermalukan diri sendiri. Hal ini juga bisa
bersumber dari pengalaman trauma masa lalu. Seorang teman pernah
menceritakan mengapa dia takut berbicara di depan umum. ”Saya selalu
salah mengucapkan kata tertentu, jadi guru saya memaksa saya berdiri di
depan kelas dan mengangkat satu kaki sambil terus mengucapkan kalimat
itu berulang-ulang sampai saya bisa…,” katanya.
Takut secara emosional, ini juga bisa berhubungan dengan
pengalaman buruk masa lalu. Bisa saja karena siswa pernah mencoba
bicara di hadapan orang lain, tetapi malah ditertawakan. Akhirnya ini
membekas dalam diri siswa.Siswa memiliki pilihan-pilihan tentang
bagaimana dia akan menangani masannya. Meskipun ketakutan-ketakutan
yang ada terasa mendalam, tetapi siswa bisa mengubahnya saat ini jika
mau. Caranya, dengan memberikan fokus perhatian siswa pada
126
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
224
keuntungan yang akan didapatkan. Siswa dapat mencoba jurus jitu agar
berani bicara di hadapan orang lain.127
Temukan apa yang menjadi hambatan siswa dan akui supaya siswa
bisa menetapkan rencana untuk ”mengatasinya”. siswa bisa mulai berlatih
dengan menuliskan sebanyak mungkin kemungkinan terburuk yang akan
terjadi jika siswa bicara.
Ini bukan tentang penting atau tidaknya isi pembicaraan siswa,
tetapi tentang sesuatu yang jauh lebih penting. Tuliskan ketakutan
mengenai kemungkinan terburuk yang akan terjadi, lalu baca berulang-
ulang. Sesudah itu, tuliskan daftar perubahan yang ingin siswa capai.
Pahami, bangkitkan, dan rasakan motivasi untuk berubah.
Banyak mitos yang ada di benak siswa yang menghambat siswa
untuk berani bersuara, seperti kegugupan adalah pertanda kelemahan,
semua yang siswa katakan harus penting, semua berakhir kalau siswa
melakukan satu kesalahan. Siapa pun yang akan menjadi pusat perhatian
punya kemungkinan untuk ditolak. Jadi, wajar siswa merasa gugup.
Kegugupan hanyalah tanda kelebihan energi yang harus dipelajari cara
menguasai dan mengendalikannya.
Semua orang yang siswa lihat terampil bicara saat ini juga nervous
waktu berbicara pertama kalinya. siswa harus mulai, harus ada praktik
yang pertama untuk melakukannya. Cobalah, karena kalau siswa tidak
pernah mencoba, siswa tidak akan pernah belajar.
127
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
225
Bulatkan tekad, ”Saya harus berani mencoba! Biar saja, mungkin
saya merasa terhina seminggu atau sebulan daripada seumur hidup enggak
pernah bisa.” siswa bisa berlatih sendiri di rumah di depan cermin atau
bersama teman dan minta teman memberikan masukan. Bicara langsung di
hadapan orang lain adalah latihan yang paling ampuh.
Inti dari bicara (komunikasi) adalah menyampaikan pesan atau
informasi. Jadi, setiap saat pelajari informasi yang siswa butuhkan dalam
hidup sisw, termasuk informasi-informasi lainnya yang berpengaruh
terhadap siswa. Punya banyak informasi juga akan membantu siswa untuk
jadi lebih percaya diri.128
Pendidikan karakter siswa dalam keterpaduan pembelajaran dengan
semua mata pelajaran sasaran integrasinya adalah materi pelajaran,
prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para siswa.
Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa
harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa. Variasi
belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan,
melakukan percobaan, mewawancarai nara sumber, dan sebagainya
dengan cara kelompok maupun individual.
Terselenggaranya variasi modus belajar para siswa perlu ditunjang
oleh variasi modus penyampaian pelajaran oleh para guru. Kebiasaan
penyampaian pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik
hendaknya dikembangkan kepada pendekatan yang lebih beragam seperti
diskoveri dan inkuiri. Kegiatan penyampaian informasi, pemantapan
128
Ibid
226
konsep, pengungkapan pengalaman para siswa melalui monolog oleh guru
perlu diganti dengan modus penyampaian yang ditandai oleh pelibatan
aktif para siswa baik secara intelektual (bermakna) maupun secara
emosional (dihayati kemanfaatannya) sehingga lebih responsif terhadap
upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan. Dengan bekal varisai modus
pembelajaran tersebut, maka skenario pembelajaran yang di dalamnya
terkait pendidikan karakter bangsa dapat dilaksanakan lebih bermakna.129
Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan
ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya
keutamaan fokus dari tiap mata pelajaran yang tentunya mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Pada prinsipnya, pengembangan budaya
dan karakter bangsa tidak dimasukan sebagai mata pelajaran monolitik,
melainkan terintegrasi kedalam mata pelajaran. Dimana jika kita lihat isi
kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
sebenarnya ada ruang khusus untuk pendidikan karakter, yaitu melalui
pengembangan diri. Oleh Karena itu guru dan sekolah perlu
mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya
dan karakter kedalam KTSP.
Kegiatan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren
Cirebon yang menggunakan persentase waktu, perhatian dan energi
terbanyak adalah proses pembelajaran berbagai mata pelajaran. Oleh
karena itu proses pembelajaran adalah wahana yang tepat untuk
melakukan rekayasa mental agar terjadi internalisasi nilai-nilai budaya
129
Ibid
227
bangsa pada diri para siswa. Pada setiap mata pelajaran guru perlu
memiliki misi untuk menyisipkan atau menyampaikan pesan-pesan moral
yang berdasar pada nilai-nilai budaya dasar bangsa.130
Nilai-nilai tersebut bisa disampaikan secara intelektualistik pada
saat mengawali atau mengakhiri proses pembelajaran yang salah satu
kegiatannya adalah guru memberikan wawasan, motivasi dan penguatan
pada siswa. Dapat juga disisipkan di sela-sela penyampaikan materi ajar.
Misalnya dalam pelajaran kimia ketika menjelaskan tentang senyawa-
senyawa karbon dapat disampaikan agar siswa mengurangi emisi karbon
dioksida dengan tidak membakar sampah, menghemat bahan bakar, dan
ikut aktif dalam penghijauan. Hal ini untuk menanamkan nilai-nilai cinta
lingkungan. Dalam pelajaran biologi misalnya menjelaskan karbohidrat
sebagai sumber energi, dapat diberikan wawasan bahwa Indonesia kaya
umbi-umbian sumber karbohidrat yang semakin ditinggalkan masyarakat
yang justru semakin tergantung pada gandum import. Dengan mempelajari
dan memelihara keanekaragaman tanaman sumber pangan akan
memperkuat ketahanan pangan sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Implementasi ini akan memberikan hasil optimal apabila integrasi pada
proses pembelajaran telah dirancang dalam perangkat pembelajaran secara
eksplisit dan selanjutnya dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.
Kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya merupakan kegiatan
pilihan yang disukai oleh siswa. Pada kegiatan ini sangat tepat jika
diintegrasikan nilai-nilai budaya dasar bangsa. Nilai-nilai rasa cinta tanah
130
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 4 juni 2017
228
air, kecintaan dan apresiasi terhadap budaya daerah dan nasional,
kebersamaan dan kerja sama, kemasyarakatan, sportivitas, kejujuran, sikap
ilmiah, kepemimpinan dan kewirausahaan dapat ditanamkan secara
optimal melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya nilai-nilai
cinta tanah air, kedisiplinan, dan kesiap-siagaan dapat ditanamkan pada
bidang-bidang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (Upacara, PKS,
Pramuka, Pecinta Alam). Nilai-nilai sportivitas, kerja sama, dan semangat
pantang menyerah dapat ditanamkan melalui ekstra kurikuler bidang olah
raga. Bidang seni, untuk menumbuhkan kecintaan dan apresiasi pada hasil-
hasil karya budaya bangsa, bidang ilmiah untuk menanamkan sikap ilmiah
serta bidang kewirausahaan untuk menanamkan jiwa enterpreneurship.131
Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat melalui beberapa
cara yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pemahaman dan
pelaksanaan langsung terkait dengan pendidikan karakter itu sendiri, di
antaranya materi, silabus, media, pedagogi dan evaluasi.
Pertama melalui materi, Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter
melalui mata pelajaran Agama Islam salah satunya melalui materi mata
pelajaran fiqih. Materi fiqih mempunyai karakteristik yaitu materi fiqih
mempelajari tentang thoharoh, cara-cara shalat, muamalah dan zakat.
Berdasarakan hasil penelitian menyatakan bahwa nilai-nilai karakter yang
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran fiqih adalah religius, rasa ingin
tahu, jujur, disiplin, tangguh, santun, komunikatif, toleransi, demokratis,
peduli sosial, tanggung jawab, nasionalisme. Nilai-nilai itulah yang tersirat
131
Ibid
229
atau yang menjadi salah tujuan yang harus tersampaikan pada pendidikan
karakter melalui salah satunya materi fiqih.132
Aspek kedua untuk pendidikan karakter adalah silabus. Silabus
merupakan acuan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertententu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan
berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Berdasarkan hasil
analisis disimpulkan bahwa pengembangan silabus dalam pengintegrasian
nilai-nilai karakter pada perangkat pembelajaran khususnya Silabus oleh
guru mata pelajaran fiqihyaitu Bapak Fathurrohim S.pdi dengan cara
menambahkan kolom nilai-nilai karakter setelah kolom materi pada silabus
itu sendiri.
Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan kedalam silabus tersebut
masih bersifat umum belum secara spesifik. Artinya nilai-nilai karakter
yang ada di dalam silabus masih keseluruhan dari nilai-nilai karakter yang
dianalisis berdasarkan karakteristik mata pelajaran fiqih, bukan
berdasarkan materi bahan ajar. Jadi kesimpulan pengembangan silabus
yang dilakukan oleh Bapak Fathurrohim S.Pd.I selaku guru mata pelajaran
secara keseluruhan yaitu: penulisan identitas mata pelajaran, perumusan
standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar, penentuan materi pokok
dan uraiannya, penentuan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan,
pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, dan penentuan sumber
bahan.
132
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Fathurrohim Sp, dI, pada tanggal 4 juni 2017
230
Nilai-nilai karakter yang terdapat pada pengembangan silabus yang
dibuat: religius, rasa ingin tahu, jujur, disiplin, tangguh, santun,
komunikatif, toleransi, demokratis, peduli sosial, tanggung jawab,
nasionalisme. Nilai-nilai karakter itulah yang nantinya masih akan
dianalisis untuk pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam RPP.
Perencanaan pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan awal kegiatan tahap demi tahap
apa yang akan dilakukan guru dengan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran untuk setiap kali pertemuan pada suatu pokok bahasan
tertentu. Perencanaan tersebut disusun oleh guru agar kegiatan
pembelajran dapat tertata dengan baik, meskipun pada prakteknya tidak
selalu sama persis dengan apa yang sudah di konsep dalam RPP.133
Hakikatnya apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik
agar sesuatu yang akan disampaikan dapat ditransfer dan diterima oleh
peserta didik dengan mudah. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal
tersebut, maka diperlukan suatu persiapan yang matang sebelum
melaksanakan kegiatan. Menentukan metode yang akan digunakan
melainkan disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan dan
tidak lupa pemilihan metode pembelajaran tersebut juga disisipi dengan
nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan.
Pada materi ajar di RPP, secara lebih detail juga diintegrasikan
nilai-nilai karakter melalui materi pelajaran fiqih. Pada materi RPP yang
dibuat buat oleh Bapak Fathurrohim S.Pd.I juga ditambah dengan nilai-
133
Ibid
231
nilai karakter yang ada. Sehingga tidak hanya di silabus dan RPP saja
pengintegrasian nilai-nilai karakter yang ada melainkan juga pada bahan
ajar atau materi ajar yang akan digunakan.134
Nilai karakter ini di peroleh berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang sudah dianalisis di kelas X yaitu meliputi Standar
Kompetensi memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai-dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan Standar Kompetensi
tersebut membuat individu untuk dapat menjadi anggota msyarakat yang
baik, bapat menghayati nilai-nilai yang ada di masyarakat,
mengembangkan jiwa sosial yang tinggi dalam berperilaku sehari-hari
sehingga dapat menjadi masayarakat yang berkarakter nantinya.
Berikut beberapa metode yang digunakan Bapak Fathurrohim
S.Pd,I selaku guru mata pelajaran fiqih dalam melakukan penanaman nilai-
nilai pendidikan karakter baik didalam kelas maupun di luar kelas,
diantaranya: ceramah, keteladanan, penanaman kedisiplinan dan
pembiasaan. Proses penanaman nilai-nilai karakter juga dapat diberikan
melalui metode ceramah.
Ceramah dapat diberikan dengan menggunakan contoh kasus
ataupun nasehat-nasehat yang diberikan ketika peserta didik melakukan
suatu kesalahan. Pemilihan metode ceramah ini didasarkan pada pemikiran
bahwa peserta didik lebih menyerap hukuman yang berupa nasehat-
nasehat oleh guru daripada hukuman-hukuman yang sifatnya mental dan
fisik.
134
Ibid
232
Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam
mendidik karkter. Keteladanan guru dalam berbagai aktivitasnya akan
menjadi cerminan peserta didiknya. Sosok guru yang bisa diteladani
peserta didik sangat penting. Guru dapat menjadi tokoh idola dan panutan
bagi anak. Oleh karena itu, dituntut ketulusan, keteguhan dan konsisten
sikap dari seorang guru.135
Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter.
Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya,
banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak
disiplin. Menanamkan prinsip agar peserta didik memiliki pendirian yang
kokoh merupakan bagian yang sangat penting dari strategi menegakkan
kedisiplinan.
Mulai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.
Pendidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan melalui mata pelajaran di
kelas, tetapi juga harus diterapkan melalui suatu pembiasaan. Kegiatan
pembiasaan secara spontan dapat dilakukan misalnya saling menyapa, baik
antar teman, antar guru maupun antar guru dan peserta didik.
Pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan pada aktivitas
tertentu sehingga menjadi aktivitas yang terpola atau tersistem.Penciptaan
suasana kondusif di dalam kelas merupakan hal utama yang harus
diciptakan terlebih dahulu guna ingin mencapai tujuan pembelajaran yang
akan menjadi target nantinya. Suasana yang gaduh, tidak tenang, banyak
masalah antar peserta didik akan menjadi hambatan dalam proses belajar
135
Ibid
233
mengajar baik guru mentansfer ilmu atau mendidik peserta didik itu
sendiri. sehingga diperlukan sekali penciptaan suasana yang kondusif
dalam mendukung atau agar penyampaian nilai-nilai karakter yang
menjadi tujuan dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.
Aspek berikutnya dalam pendidikan karakter adalah media
pembelajaran. Media yang digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih ada di
antaranya seperti hal yang sudah dipaparkan di atas yaitu media yang
digunakan oleh Bapak Fathurrohim S.Pd.I dalam menunjang proses
pembelajaran Fiqih dan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter,
diantaranya: Gambar dan Foto, Film, Televisi, VCD (CompactVideo
Disc), LCD.136
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai dan
manfaat media pembelajaran dalam mempertinggi proses belajar peserta
didik karena: pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar menumbuhkan nilai
karakter rasa ingin tahu, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh para peserta didik dan memungkinkan
peserta didik menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik sehingga dapat
menumbuhkan nilai karaker rasa ingin tahu atau cerdas, metode mengajar
akan lebih bervariasi sehingga merangsang anak untuk dapat lebih kreatif
dalam berbagai hal dan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan
belajar menumbuhkan nilai karakter aktif, berfikir kritis dan lain-lain.
136
Ibid
234
Aspek berikutnya adalah evaluasi. Penilaian pendidikan karakter
dititikberatkan kepada keberhasilan penerapan nilai-nilai dalam sikap dan
perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat
berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok.
Berdasarkan rapat bersama ada dua format penilaian yang dapat digunakan
oleh guru dalam menilai perilaku peserta didik.
Cara penilaian atau evaluasi pendidikan karakter di Madrasah
Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon dilakukan oleh semua guru. Hasil
penilaian diinformasikan secara terkoordinasi kepada guru, wali kelas,
guru Bimbingan Konseling dan Kepala Sekolah. Penilaian dilaksanakan
setiap saat, baik pada jam perlajaran dan pada setiap tempat baik di kelas
maupun di luar kelas, dengan cara pengamatan dan pencatatan.137
Hasil penilaian pendidikan karakter ditunjukkan untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang nilai-nilai karakter yang
telah ditanamkan kepada peserta didik yang tercermin dalam kualitas
hidup sehari-hari, bukan nilai-nilai berbentuk kuantitatif. Informasi yang
diperoleh melalui hasil penilaian dapat memberikan gambaran perilaku
peserta didik secara individual. Semua informasi ini digunakan hanya
untuk perbaikan tingkah laku peserta didik (diagnostik). Hasil penilaian
tersebut diharapkan perilaku yang mencerminkan karakter peserta didik
senantiasa dapat diketahui dan diperbaiki. Informasi yang diperoleh dari
berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk
137
Ibid
235
memperoleh gambaran tentang pendidikan karakrter yang telah
dilaksanakan. Gambaran menyeluruh tersebut dilaporkan sebagai
suplemen buku rapor oleh wali kelas.138
E. Relevensi dan Dampak pada perilaku sosial keagamaan siswa
Penerapan pendidikan karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
ternyata memiliki dampak positif bagi seluruh civitas sekolah. Antara lain
meningkatnya pengendalian diri siswa. Maksud dari pengendalian diri
disini adalahsuatu aktivitas pengendalian tingkah laku dengan melakukan
pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak.
Dengan meningkatnya pengendalian diri siswa berarti secara tidak
langsung mengurangi dengan tindakan-tindakan yang dilarang bagi para
siswa. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah dan
guru-guru yang ada di MAN Buntet Pesantren Cirebon yaitu:
Menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Dampak
pelaksanaan pendidikan karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon sangat
baik bagi siswa. Siswa dapat merasakan dampak positif, yaitu: 139
motivasi
yang tinggi untuk selalu berbuat jujur setiap saat, tidak berbohong dengan
siapa pun, selalu menghormati yang lebih tua dan menyayangi sesama,
mensyukuri atas apa yang telah diterima, beribadah secara berjamaah,
menghargai karya orang lain, terlatih menjadi pemimpin masa depan yang
kuat, terlatih untuk mengerjakan tugas secara kreatif, terbiasa berpikir
mandiri, terlatih peduli lingkungan, terbiasa membantu teman yang
membutuhkan bantuan.
Menurut Wakil kepala sekolah, “beliau mengatakan bahwa: kalau
dari yang saya amati karakter yang nampak dari siswa itu mereka jadi
memiliki tatakrama yang baik dengan orang lain dan memilikikejujuran
dalam kehidupan sehari-hari”.140
138
Ibid 139
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 140
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
236
Contoh tatakrama dengan teman sebaya adalah berkata jujur dan
bersikap ikhlas. Perkataan jujur dalam komunikasi dengan teman sebaya,
penting untuk diterapkan karena dapat meningkatkan kepercayaan dalam
persahabatan. Ikhlas menerima teman sebaya apa adanya, tanpa syarat atau
mengharapkan imbalan atas kebaikan yang diberikan pada teman sebaya,
menghantarakan individu pada hubungan yang lebih harmonis.Berpikir
positif terhadap teman sebaya. Berpikir positif dimaksudkan tidak berburuk
sangka terhadap teman sebaya. Menasehati satu sama lain. Artinya dalam
hubungan teman sebaya, pentingnya saling menasehati satu sama lain dalam
hal kebaikan, sehingga mengajak teman kita untuk senantiasa berbuat baik
pada sesama manusia.Mengucapkan salam jika bertemu dengan teman
sebaya. Mengucapkan salam pada teman sebaya, berarti kita menerima
kehadirannya dihadapan kita dan menghargai adanya dirinya dan untuk
meningkatkan rasa kekerabatan di antara keduanya.Tidak mengumpat atau
berbicara tentang hal buruk mengenai teman sebaya. Individu tidak
diperbolehkan untuk membicarkan hal-hal buruk dari teman sebaya, apalagi
jika sampai membicarakan sesuatu yang tidak benar mengenai temannya atau
menceritakan rahasia teman sebayanya ke orang lain.Menghormati sudut
pandang teman sebaya. Artinya menghargai cara pandang teman terhadap
suatu persoalan yang mungkin berbeda dengan pendapat kita.
Tata krama yang ditunjukkan terhadap orang tua, contohnya adalah
menyayangi kedua orang tua dengan tulus. Individu perlu untuk menyayangi
dan mengasihi kedua orang tuanya dan menerima kondisi kedua orang
tuanya secara apa adanya.Membantu meringankan beban kedua orang tua.
237
Meringankan beban kedua orang tua dapat dilakukan salah satunya dengan
cara membantu membersihkan rumah, merawat saudara kandung dengan
baik, dan menjaga rumah dengan baik.Menghormati kedua orang tua.
Artinya individu diminta untuk mendengarkan nasehat orang tua dengan baik
dan melaksanakannya, tidak berbicara dengan nada yang kasar dan
tinggi.Mendoakan kedua orang tua dengan ikhlas dan baik. Sebagai seorang
anak yang berbakti pada kedua orang tua, penting bagi anak untuk
mendoakan kebaikan pada kedua orang tuanya.141
Peran sekolah dalam pendidikan karakter siswa adalah sekolah
seharusnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan
kemampuan mereka, hal itu akan menjadi modal siswa untuk
meningkatkan rasa percaya diri. Bukan hanya kemampuan belajar di
dalam kelas saja, tapi juga kemampuan mereka di luar kelas, misal saat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, berorganisasi, maupun saat jam
istirahat.
Semua siswa terlahir dengan mempunyai bakat mereka masing-
masing. Akan tetapi tidak semua siswa mengetahui bakat yang mereka
miliki, walaupaun ada beberapa yang sudah mengetahui bakat mereka
sejak kecil. Bagi siswa yang belum mengetahui bakat mereka, guru di
sekolah berkewajiban membekali mereka dengan ilmu pengetahuan yang
ada, agar siswa mampu menggali bakat mereka.
Saat berada di sekolah anak tidak hanya berinteraksi dengan guru
dan siswa yang lain. Siswa juga akan berinteraksi dengan orang-orang
141
Ibid
238
yang termasuk bagian dari sekolah, seperti petugas kebersihan, satpam,
pesuruh sekolah, bapak ibu kantin, dan juga tukang jajanan di lingkungan
sekolah. Dengan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan
akan membantu siswa untuk belajar lebih menghargai apapun profesi
orang itu.
Menurut guru Pkn, beliau mengatakan bahwa: “seluruh guru dan
wali kelas disini diharuskan selalu memantau tingkah laku peserta
didiknya selama di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan agar kita
mengetahui bagaimana sebenarnya perilaku mereka dan hasil dari
pemantauan selama ini jarang sekali ditemukan sisa yang memiliki
perilaku menyimpang adalah satu dua tetapi itu disebabkan karena faktor
diluar sekolah”.142
Contoh perilaku siswa yang sesuai dengan pancasila
Sila kesatu, selalu tertib dalam menjalankan ibada dantidak
mengganngu teman yang sedang beribadah. Sila kedua, menolong teman
yang sedang kesusahan, mau mengajari teman yang belum paham pada
pelajaran tertentu, meminta maaf atau apabila mempunyi kesalahan,
hormat dan patuh kepada guru, tidak membentak-bentak. Sila ketig,
mengikuti upacara bendera dengan tertib, bergotong royong membersihkan
lingkungan sekolah.Sila keempat, membiasakan diri bermusyawarah
dengan teman-teman apabila ada permasalahan, memberikan suara ketika
ada pemilihan kelas dan ketua osis, menerima kekalahan dengan ikhlas
apabila kalah bersaing dengan teman lain.Sila kelima, berlaku adil kepada
siapapun, berbagi kepada teman lain dengan sama rata, tidak pilih-pilih
dalam berteman, memberi sumbangan.
142
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 4 juni 2017
239
Menurut wali kelas, beliau mengatakan bahwa, sudah bagus sih
sebenarnya, dimana yang satu dalam kondisi anak yang memiliki
penanganan agak sulit dan yang satu lagi sudah bagus.143
Contoh permasalahan yang dihadapi didalam kelas adalah siswa
ada yang tidak berdoa sebelum belajar, berdoa tidak sungguh-sungguh,
dan bercanda ketika teman yang lain berdo’a. ada siswa yang tidak
mendengarkan penjelasan yang diberikan guru, tidak menghormati guru,
tidak menghormati teman dan bermain-main dikelas. berkelahi dengan
teman dan membeda-bedakan teman, memaksakan kehendak diri sendiri
tidak mau bermusyawarah, tidak peduli terhadap teman, tidak jujur kepada
guru dan teman, tiswa lain bekerja keras tapi ada siswa yang cuek.
Menurut guru BK, semakin mampu individu mengendalikan
perilakunya, maka semakin mungkin menjalani hidupnya secara efektif
dan terhindar dari situasi yang dapat mengganggu perjalanan hidupnya.144
Seorang anak yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan
terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Siswa yang masih membandel sekitar 15%, siswa tetap membandel
bisa diakibatkan karena kurangnya perhatian dari lingkungan keluarga atau
lingkungan sekolah, dan yang menyebabkannya siswa tetap membandel
adalah dari lingkungan keluarga, mislnya orang tua yang terlalu sibuk
143
Hasil wawancara denganWali Kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 144
Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017
240
dengan pekerjaannya sering kali menyebabkan kurang perhatian kepada
anaknya. Saat disekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat
perhatian dari orang lain, termasuk pada gurunya.
Sedangkan penyebab siswa tetap membandel dari lingkungan
sekolahsiswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan
tidak berdaya, guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Jenis hukuman
tergantung guru, apabila guru sedang senang maka siswa yang
terlambatpun tidak akan ditegur atau dihukum. Guru cenderung memberi
cap buruk bagi anak yang sering melanggar.
Cara mengatasi siswa yang nakal adalah Sekolah mempersiapkan
anak untuk suatu pekerjaan sekolah memberikan keterampilan dasar,
sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib, sekolah menyediakan
tenaga pembangunan, sekolah memecahkan masalah-masalah sosial,
sekolah membentuk manusia yang sosial.145
Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan
karakter menunjukkan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang
dapat menghambat keberhasilan akademik.
Salah satu usaha untuk mengaplikasikan pendidikan karakter ini
adalah di lingkungan sekolah yang cakupannya dibidang pengetahuan
(Kognitif), kesadaran ataupun kemauan (Afektif), dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut (Psikomotorik).
Secara umum pendidikan karakter ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang
145
Ibid
241
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik atau siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan
standar kompetensi kelulusan.146
Jadi berdasarkan pemaparan diatas diharapkan kedepannya
pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon lebih
menjadikan pendidikan karakter menjadi pendidikan utama, karena
pendidikan tanpa pendidikan karakter tidak akan menghasilkan individu
yang berkompeten nantinya.
siswa merupakan individu yang memiliki potensi kognitif yang
sedang dan akan terus tumbuh dan berkembang. Karena itu, melalui
pendekatan ini siswa didorong untuk membiasakan berpikir aktif tentang
seputar masalah-masalah moral yang hadir di sekeliling mereka di mana
siswa dilatih untuk belajar dalam membuat keputusan-keputusan moral.
Pada gilirannya diharapkan keputusan yang diambilnya dapat melatih anak
untuk bertanggungjawab terhadap keputusan yang diambilnya.
Melalui pendekatan ini, tujuan yang ingin dicapai antara lain
sebagai berikut. Pertama, sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa
dibantu untuk mampu membuat pertimbangan moral mulai dari yang
paling sederhana menuju tingkatan yang lebih kompleks berdasarkan
kepada tata nilai yang lebih tinggi. Kedua, siswa berikutnya didorong
untuk mendiskusikan rasionalisasi atau alasan-alasan terhadap nilai yang
dipilih kaitannya dengan masalah masalah moral.
Menurut kepala sekolah beliau mengatakan bahwa, siswa Madrasah
Aliyah Negeri sudah mampu membiasakan diri mempertimbangkan moral
146
Ibid
242
mulia dari yang paling sederhana sampai ketingkat yang lebih kompleks
berdasarkan tata nilai yang lebih tinggi.147
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui
pencapaian indikator oleh peserta didik yang mengamalkan ajaran agama
yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja, memahami
kekurangan dan kelebihan diri sendiri, menunjukkan sikap percaya diri,
mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas, menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional, mencari dan menerapkan
informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis,
kritis, dan kreatif, menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif, menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai
dengan potensi yang dimilikinya, menunjukkan kemampuan menganalisis
dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mendeskripsikan
gejala alam dan sosial, memanfaatkan lingkungan secara bertanggung
jawab, menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan
dalam negara kesatuan Republik Indonesia, menghargai karya seni dan
budaya nasional, menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan
untuk berkarya, menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik, berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan santun, memahami hak dan kewajiban diri dan orang
lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan
147
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
243
pendapat, menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana, menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana,
menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah, memiliki jiwa kewirausahaan.
Menurut guru Qur’an Hadits, setiap sekolah pasti memiliki
berbagai macam peraturan dan ingin siswa dan siswinya menaati peraturan
itu. Banyak yang berfikir apabila siswa diberi sanksi atas pelanggaran yg
dilakukannya, mereka akan jera. Tapi pada kenyataannya, tanpa adanya
kesadaran dari diri masing-masing, peraturan dan sanksi sebanyak apapun
takkan ada gunanya. Namun, apabila guru dapat ikut menaati peraturan itu.
Kesadaran diri pada siswa siswi akan timbul sedikit demi sedikit. Harus
ada yang memberikan contoh yang baik. Jadi mereka tidak akan merasa
hanya mereka saja yang diberi peraturan. Namun semua yang berada di
sekolah itu ikut melaksanakannya. Intinya guru harus bisa menyadarkan
siswa siswi. Bukan hanya lewat perkataan, namun sikap dan tingkah laku
guru bisa menjadi panutan buat siswa siswinya. Dan pada akhirnya
pendidikan berkarakter di sekolah itu dapat terwujud.148
Contoh peraturan yang berlaku di Madrasah Aliyah Negeri Buntet
Pesantren Cirebon adalah engikuti upacara setiap hari Senin, datang tepat
waktu, disiplin dalam berpakaian. menghormati guru dan menyayangi
teman, buang sampah pada tempatnya, tidak membawa makanan di dalam
kelas, merawat dan menjaga tanaman yang ada di sekolah.
Ketika sebuah peraturan dibuat, tidak jarang ada pelanggaran yang
mengikutinya, baik sengaja maupun “terpaksa”. Apalagi jika peraturan itu
dirasakan tidak sesuai dengan keinginan para siswa yang diatur, berbagai
alasan akan muncul untuk memberikan pembenaran terhadap si pelanggar.
Padahal pada prinsipnya, sebuah peraturan diberlakukan untuk melindungi
148
Wawancara dengan guru Qur’an Hadits: Dra. Muizzah pada tanggal 7 juni 2017
244
pihak yang diaturnya. Pendapat pun muncul; aturan dibuat untuk
dilanggar.149
Menurut Kepala Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren
Cirebon, kewajiban siswa memenuhi ketentuan berseragam sebenarnya
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan.
Akan tetapi banyak siswa yang menganggap bahwa peraturan perturan
dasar yang ada di sekolah adalah “peraturan yang tidak relevan, tidak
penting buat di taaati.”Lebih baik memperhatikan nilai nilai pelajaran dari
pada peraturan-peraturan dasar yang ada di sekolah.Tapi apabila kita tilik
lebih dalam lagi peraturan-peraturan yang ada di sekolah di buat untuk
membentuk kepribadian siswa, supaya siswa mempunyai watak taat pada
peraturan.Apabila para siswa sudah dapat menaati peratutan-peraturan
yang sederhana maka kelak siswa akan dapat menaati hal-hal yang lebih
besar lagi, sehingga dapat membantu diri mereka sendiri.150
Segala peraturan yang diberikan kepada siswa juga sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial dan kepribadiannya, maka guru juga
harus tanggap dalam pengembangan yang di alami pada muridnya. karena
hal-hal seperti yang di bahas di atas haruslah juga menjadi keprihatinan
yang di pahami oleh guru-guru,saat murid melakukan suatu kesalahan atau
kecerobohan yang membuatnya melanggar aturan,guru haruslah menjadi
penopang dan pembimbing yang baik agar murid tersebut tidak melakukan
hal-hal yang lebih parah/buruk yang membuat semua di rugikan. jadi peran
guru sangatlah penting bagi pelaksanaan peraturan,terkadang murid
149
Ibid 150
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
245
memberitahu/melapor itu di karenakan murid tersebut mengalami suatu
masalah,sebagai guru haruslah peduli. agar para murid merasa lebih di
perhatikan dan dapat menjauhi hal-hal seperti tawuran,narkoba,merokok,
minum minuman keras. Sebagai guru harus menjadi panutan jadi peraturan
yang di berikan untuk siswa harus juga di laksanakan oleh para guru agar
tidak terjadi kecemburuan sosial kepada para guru. semoga komentar saya
ini dapat membangun pengertian lebih antar guru dan siswa.
Masih susah siswa-siswi untuk menerapkan karakter-karakter yang
baik dan menaati peraturan-peraturan yang di terapkan di sekolah, karena
karakter-karakter siswa-siswi berbeda-beda. Tapi kita sebagai siswa-siswi
wajib mempunyai karakter-karakter seperti itu dan menaati peraturan-
peraturan yang di buat sekolah, tapi peraturan yang di buat di sekolah di
anggap remeh. salah satu contoh karakter siswa antar lain merusak fasilitas
sekolah. itu contoh karakter siswa-siswi. padahal sekolah memberikan
fasilitas untuk dinikmati bukan di rusak kalau fasilitas kurang memuaskan
siswa-siswi mengeluh. maka dari itu kita sebagai siswa-siswi dan guru
harus berkerja sama agar karakter-karakter yang bermoral baik itu tercipta.
Menurut guru BK siswa mempunyai sifat yang berbeda,begitu juga
dengan cara guru untuk mengarahkan muridnya agar bisa menjadi siswa
yang berkualitas. Dengan cara mengetahui sifat dan karakter siswa
masing-masing akan lebih mudah untuk menjalankan proses perubahan
karakter siswa disekolah. memang sulit untuk mengetahui karakter siswa
masing-masing,agar bisa mudah mengetahui karakter siswa masing-
masing guru juga harus melakukan pendekatan kepada wali atau orang tua
murid. Dengan begitu proses perubahan karakter disekolah akan berjalan
lancar dan sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.151
151
Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 327 ibid
246
Data tentang bentuk-bentuk karakter siswa yang mempunyai
masalah disekolah diantaranya adalah masalah siswa suka merokok
disekolah terdiri dari 30%, siswa yang terlambat masuk sekolah 10%,
siswa yang suka bolos sekolah atau pada saat jam pelajaran ada di kantin
sekolah sekitar 15%, siswa yang suka mencontek ketika ulangan masih
banyak yaitu sekitar 50%.327
Dari data tersebut pihak sekolah masih melakukan upaya agar
seluruh siswa tidak lagi melakukan pelanggaran atau kesalahan dengan
cara pendekatan dengan siswa atau memberikan nasehat agar tidak
mengulanginya lagi.
Mengenal dan mendalami karakter siswa, memberikan manfaat yg
tidak sedikit baik bagi siswa sendiri ataupun bagi guru yg berperan
mendampingi mereka. Bagi peserta didik, mereka bakal mendapat layanan
prima, perlakuan yg adil, tak ada diskriminasi, merasakan bimbingan yg
maksimal & menyelesaikan masalah anak didik bersama memperhatikan
karakternya.
Bagi guru, manfaat mengenal serta mendalami karakter siswa yakni
guru dapat sanggup memetakan keadaan siswa pas bersama karakternya
masing-masing.Guru akan memberikan layanan prima & berikan
pekerjaan pas bersama kepentingan & kesanggupan peserta didiknya.
Bersama begitu guru akan mengembangkan potensi yg dipunyai mereka
berupa kesukaan, bakat & kegemarannya & mengusahakan menekan
potensi negatif yg bisa saja muncul dari karakter anak didik yg tak baik yg
dimilikinya.
247
Demikian pentingnya mengenal & mendalami karakter siswa
sehingga seseorang guru mesti meluangkan waktunya dengan peserta didik
& memberikan perhatian yg maksimal terhadap peserta didik dalam
membimbing mereka kepada tercapainya maksud
pendidikan.Sesungguhnya keberadaan & kesunguhan guru dalam
melakukan pekerjaan bakal memberikan energi positif bagi peserta
didiknya dalam wujudkan angan-angan indah mendapatkan angan-angan
yg luar biasa. Mudah-mudahan.152
Dalam mengenal dan memahami peserta didik, guru hendaknya
dibekali dengan Ilmu Psikologi Pendidikan, Ilmu Psikologi Anak dan Ilmu
Psikologi Perkembangan. Dalam ketiga Ilmu tersebut terdapat konsep-
konsep dasar tentang perkembangan kejiwaan peserta didik yang sangat
membantu guru dalam mendampingi mereka. Disiplin ilmu ini sudah
mulai dilupakan atau kurang diperhatikan guru sehingga kesulitan demi
kesulitan dialami guru ketika berhadapan dengan peserta didik. Banyak
masalah yang dihadapai peserta didik yang tidak terlalu berat tetapi karena
kurang tepatnya pendekatan dan terapi yang digunakan guru dalam
menyelesaikan masalah itu. Hal ini tidak menghasilkan penyelesaian
secara tuntas dan masalah itu tetap menyelimuti peserta didik yang
memberatkan langkahnya dalam meraih cita-cita.153
Untuk itu seorang guru juga harus berperan sebagai Psikolog, yang
dapat mendidik dan membimbing peserta didiknya dengan benar,
memotivasi dan memberi sugesti yang tepat, serta memberikan solusi yang
152
Ibid 153
Ibid
248
tuntas dalam menyelesaikan masalah anak didik dengan memperhatikan
karakter dan kejiwaan peserta didiknya. Guru juga hendaknya mampu
berperan sebagai seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada
pasiennya sesuai dengan diagnosanya. Salah diagnosa maka salah juga
terapi dan obat yang diberikan sehingga penyakitnya bukannya sembuh
tetapi sebaliknya semakin parah.154
Demikian juga guru dalam menyelesaikan masalah anak, harus
mengetahui akar masalah sehingga dapat menentukan terapi dan solusi
yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Disamping itu guru
juga dapat berperan sebagai seorang ulama yang dapat membimbing dan
menuntun batin atau kejiwaan peserta didik, memberikan pencerahan yang
menyejukkan dan menyelesaikan masalahnya dengan pendekatan agama
yang hasilnya akan lebih baik.
Mengenal dan mememahami peserta didik dapat dilakukan dengan
cara memperhatikan dan menganalisa tutur kata (cara bicara ), sikap dan
prilaku atau perbuatan anak didik, karena dari tiga apek di atas setiap
orang (anak didik ) mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya (karakter
atau jiwa). Untuk itu seorang guru harus secara seksama dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas
pendidikan.
Pendidikan karakter sangat penting bagi siswa karena dapat
membentuk pribadi yang lebih baik. tapi itu semua kembali lagi pada
murid, guru dan orang tua. jika tidak ada kerjasama diantara ketiganya
154
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 4 juni 2017
249
tidak akan pernah terwujud, karena karakter siswa itu berbeda-beda, jadi
harus diarahkan secara perlahan. guru dan orang tua juga harus
bekerjasama dalam pembentukan karakter siswa agar ada keseimbangan
dalam pendidikan kepribadian, baik dari pihak sekolah maupun dari
rumah.
Menjadi pribadi yang baik dapat dimulai dengan cara mengenali
diri sendiri, mengenali bagian dari diri kita sendiri, terkadang kita hidup
dikendalikan oleh ego, amarah dan keinginan kita snediri. Ketiga hal
tersbeut sangat mendasar, jika ketiga hal tersbeut dapat ditata maka
pikiranpun akan bisa menjadi selalu positif, jika positif maka kehidupan
pun akan menjadi baik. Jika kita bisa mengenali diri dan menatanya, maka
karakter kita akan menjadi menarik dan menyenangkan sekaligus kuat
menghadapi segala kondisi yang muncul. Ketika itulah maka kita bisa
menyebarkan kebaikan kepada seluruh alam semesta.155
155
Ibid
250