BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN...
BAB IV
HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Kecamatan Wonosari terbentuk pada tanggal 31 desember 2001 berdasarkan
perda no.74 tentang pembentukan kecamatan Wonosari, adalah kecamatan yang baru
di mekarkan dari kecamatan Paguyaman dengan luas wilayah 520,50 km2, batas-
batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tolangohula
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mootilango
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Dulupi
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Paguyaman
Secara administrasi Kecamatan Wonosari terdiri dari 14 desa yaitu:
1) Desa Mekar Jaya terdiri dari 4 dusun
2) Desa Harapan terdiri dari 5 dusun
3) Desa Suka Maju terdiri dari 5 dusun
4) Desa Jati Mulya terdiri dari 4 dusun
5) Desa Bongo II terdiri dari 7 dusun
6) Desa Tri Rukun terdiri dari 5 dusun
7) Desa Raharja terdiri dari 3 dusun
8) Desa Tanjung Harapan terdiri dari 3 dusun
9) Desa Bongo III terdiri dari 3 dusun
10) Desa Suka Mulya terdiri dari 4 dusun
11) Desa Dimito terdiri dari 7 dusun
12) Desa Pangeya terdiri dari 9 dusun
13) Desa Sari Tani terdiri dari 11 dusun
14) Desa Dulohupa terdiri dari 4 dusun.
1.1.2. Kondisi Demografis
a. Keadaan Penduduk
Berdasarkan registrasi periode tahun 2012 jumlah penduduk Kecamatan
Wonosari sebanyak 23,660 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk kecamatan
Wonosari menurut jenis kelamin perdesa dapat di lihat pada tabel 1.1.
Berdasarkan lampiran 1.1 tersebut bahwa dari 14 desa yang ada di Kecamatan
Wonosari jumlah penduduk terbanyak adalah desa sari tani dengan jumlah penduduk
3.389 jiwa, dan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah desa Raharja dengan
jumlah penduduk 736 jiwa.
Apabila komposisi penduduk yang mendiami Kecamatan Wonosari maka
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak di bandingkan dengan
penduduk berjenis kelamin perempuan. Adapun jumlah penduduk berjenis kelamin
laki-laki adalah sebanyak 12.140 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin
perempuan sebanyak 11.560 jiwa.
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembentukan kualitas sumber daya
manusia.semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin baik
pula kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu pembangunan di bidang
pendidikan sangatlah penting bagi suatu daerah, karena menyangkut kualitas modal
pembanguna yaitu manusia itu sendiri. Strategi pembangunan pendidikan secara
umum di jabarkan melalui empat sendi pokok yaitu: pemerataan kesempatan,
relevansi pendidikan dengan pembangunan, kualitas pendidikan dengan
pembangunan kualitas pendidikan dan efisiensi pengelolaan.
Pendidikan salah satu prioritas utama Kecamatan Wonosari sebagai upaya
untuk meningkatakan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena itu pemerintah
Kecamatan Wonosari telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan baik
peningkatan tenaga mengajar maupun sarana penunjang.upaya ini di lakukan agar
dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak usia sekolah
sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Untuk
mendukung upaya peningkatan program pendidikan pemerintah telah
mengoptimalkan seluruh stake holder pendidikan untuk bersama-sama mewujjudkan
pembangunan sarana dan prasarana di bidang pendidikan menurut tingkat jenjang
pendidikan
Di samping sarana dan prasarana pendidikan penunjang yang tidak kalah
penting adalah hadirnya tokoh pendidikan yang berperan langsung sebagai pemimpin
sekolah.karena berhasil atau tidaknya pendidikan anak maupun murid tidak hanya
merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
Tanpa ada dukungan menyeluruh dari pemerintah, instansi, pendidikan
masyarakat dan orang tua maka pembangunan pendidikan di suatu daerah tidak akan
berhasil.
Berkaitan dengan fungsi masyarakat maka keberadaan tokoh pendidikan
sangatla penting. Tokoh pendidikan ini terdiri dari orang-orang yang mempunyai
kepedulian terhadap maju atau tidaknya pendidikan yang terdiri dari kepala sekolah
ataupun institusi pendidikan. Melalui upaya mereka, maka kesadaran pentingnya
pendidikan di masyarakat dapat di tingkatkan. Untuk mengetahui data jumlah sekolah
guru dan siswa berdasarkan jenjang pendidikanya sekecamatan Wonosari lihat pada
tabel 1.2
Dari lampiran tabel tersebut terlihat jelas bahwa data siswa sekecamatan
Wonosari berjumlah 6.836 siswa yang terdiri dari siswa SMA, SMP, SD,TK, dan
Paud. Sementara itu, terdapat 595 tenaga guru yang terdiri dari guru SMA, SMP, SD,
TK, dan Paud. Hal ini berarti terbukti secara jelas bahwa pemerintah sangat
menganggp bahwa pendidikan adalah prioritas utama sebagai langkah untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam
pembentukan dalam sumber daya manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat pendidikan
masyarakat semakin baik sumber dayanya.pada saat kedatangan transmigrasi di
kecamatan Wonosari kawasan ini belum mempunyai sekolah, tetapi dengan adanya
masyarakat transmigrasi di Kecamatan Wonosari, dengan adanya transmigrasi dengan
pula anak-anaknya terbanyak masih dalam usia sekolah maka segera mungkin
pemerintah daerah kerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional serta Departemen
Transmigrasi mengusahakan sekolah-sekolah dasar walaupun masih sekolah darurat
yaitu kelas jauh (pilal) dari sekolah-sekolah dasar yang ada di sekitarnya seperti kelas
jauh SDN Suka Maju dan sekolah dan sekolah jauh Bongo.
Perkembangannya melihat pertumbuhan anak usia yang sudah memasuki
SMP maka pemerintahan pun mengusahakan sekola menengah pertama (SMP), dan
setelah itu secara berkelanjutan mulai mengarah perhatian pada pentingnya
pendidikan pada kawasan transmigrasi, sehingga saat sekarang ini sudah didirikan
sekolah menengah umum (SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang
mampu menjawab arti penting pendidikan di daerah ini. Dan di bidang tenaga
mengajar dan sarana penunjang pemerintah mengupayakan dengan mendatangkan
dari sekolah-sekolah di sekitarnya.
Upaya peningkatan sumber daya manusia sehubungan dengan tingkat
pendidikan masyarakat trasmigrasi maka dapat kita lihat bahwa banyak anak-anak
dari transmigran yang sudah mengecap pendidikan sampai keperguruan tinggi bahkan
sebagian ada yang sudah menjadi negeri sipil.
Wawancara yang di lakukan peneliti kepada Intan Badu 20 april 2012
menyatakan bahwa pendidikan sudah ada perubahan karena karena sebelumnya
masih menggunakan sekolah yang darurat dengan adanya perhatian dan datangnya
para transmigrasi di sini pemerintah sudah membangun beberapa sekolah dari SD,
SMP, SMA, SMK, sehingga anak-anak sudah bisa sekolah dengan baik.
c. Tingkat Kesehatan.
Arah kebijakan yang di tempuh pemerintah kecamatan Wonosari dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat diantaranya adala pembangunan sarana
dan prasarana kesehatan serta menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan yang terampil,
lihat pada tabel 1.3.
Dari lampiran tabel 1.3 tersebut, dapat di lihat bahwa fasilitas dan tenaga
kesehatan di Kecamatan Wonosari sudah cukup memadai dan di harapkan dapat
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain sarana
infrastruktur berbentuk fisik yang memadai makafaktor sumber daya manusia bidang
kesehatan merupakan salah satu kunci dalam usaha mewujudkan masyarakat
sehat.berbagai saran fisik yang beragam dan berteknologi tinggi tidak akan
bermanfaat tanpa di tunjang oleh manusia-manusia yang memakai dan
mengoperasikanya pembangunan di bidang kesehatan mengupayakan agar semakin
banyak jumlah penduduk tenaga kesehatan terdidik dan terlatih secara professional
dan seimbang dengan jumlah masyarakat.
d. Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Wonosari adalah hampir
seluruhnya sebagai petani karena daerah ini merupakan kawasan pertanian yang
sangat subur dengan keadaan tanahnya yang merata. Akan tetapi ada sebahagian
masyarakatnya pula yang bekerja sebagai pedagang, ada yang sebagai tukang, dan
hanya beberapa orang lainnya bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
Pekerjaannya sebagai petani berjumlah 4,790 dari 14 Desa dengan jumlah
KK 6.729. Desa harapan yang paling didominasi sebagai petani dari jumlah KK 921
dan Pekerjaannya sebagai pedagang sebanyak 1.885 dari 14 desa dari jumlah KK
6.729.
e. Jumlah Etnis
Masyarakat Transmigrasi merupakan masyarakat yang berbeda-beda etnis
tempat tinggalnya berada di Kecamatan wonosari. Dimana mereka hidup berbaur
dengan suku yang lainnya, dengan keberagaman suku diantaranya suku Jawa,
Sunda, Sasak, Sangir, Bali, Gorontalo. Berbagai ragam suku tersebut mereka hidup
berbaur dalam melakukan suatu interaksi dengan orang lain, yang terdiri dari 14
Desa. Dengan jumla keseluruhan KK 12.184, dari jumlah KK perempuan berjumlah
11.477 dan jumlak laki-laki KK 12.184. Masing-masing desa menyebar beberapa
suku, dua sampai tiga suku. Lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel 1.5.
4.1.3 Perubahan Sosial Antaretnik Masyarakat Transmigrasi Kecamatan Wonosari
Program transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah pada tahun 1977
dalam hal ini masyarakat yang berasal dari luar Gorontalo yang berbeda etnis, akan
tetapi di datangkan tidak bersamaan melainkan secara bertahap, dari tahap pertama
sampai tahap kedelapan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Dapat dilihat pada tabel 1.6 bahwa masyarakat transmigrasi dilakukan secara
bertahap, tahap I sampai tahap VIII. Tahap I yang paling banyak 550 KK adalah
tahun 1977, tahap yang ke VIII adalah 100 KK.,dan setelah dijumlahkan seluruhnya
jumlah penduduk transmigrasi secara bertahap dari I sampai VIII 1350 KK.
Dengan jumlah yang minoritas penduduk tranmigrasi menetap di Kecamatan
Wonosari karena transmigrasi merupakan kebijakan pemerintah untuk memindahkan
penduduk dari suatu pulau yang padat penduduknya ke pulau yang tempat
penduduknya masih jarang guna kepentingan pembangunan Negara.
Pemerintah bukan sekedar memindahkan transmigrasi sebelum dipindahkan
di berikan penyuluhan terlebih dahulu agar para transmigran ini bisa memahami
bagaimana caranya untuk bertrasmigrasi. Dari sejak penyuluhan ini Dinas
transmigrasi lah yang menanggung semua dari pemberankatan sampai tiba di tempat
tujuan. Setiap KK mendapat jaminan hidup baik dari rumah untuk bertempat tinggal,
tanah sekitaran dua hektar di olah untuk lahan pertanian, dan mendapat kebutuhan
sehari-hari misalnya minyak kelapa, minyak tanah, beras, gula pasir, susu, dan ikan.
Masuknya masyarakat transmigrasi di kecamatan Wonosari tahun 1977
sampai pada tahun 2010 yang di lakukan secara bertahap, setelah beberapa tahun
hidup berbaur, masyarakat otomatis akan berusaha bisa menyesuaikan dengan yang
lainnya agar tidak terjadi konflik atau pertentangan.Seperti kita ketahui bahwa tidak
ada masyarakat yang berhenti pada suatu titik, pada umumnya selalu mengalami
perkembangan dan perubahan dari zaman kezaman, perkembangan dan perubahan,
mungkin yang istilah yang tepat untuk menggambarkan keadaan perjalanan
kehidupan masyarakat.
Masyarakat trasmigrasi di Kecamatan Wonisari memiliki beberapa etnik
diantaranya yaitu suku Jawa, Bali, dan Lombok. Perpaduan antaretnik ini memiliki
dua sisi yaitu positif dan negatif, dilihat dari sisi positifnya bahwa hubungan interaksi
masyarakat trasmigrasi antaretnik di Kecamatan Wonosari dapat mengubah suatu
desa menjadi lebih berkembang dan maju dalam bidang polotik, sosial dan budaya.
Dengan adanya interaksi ini maka terjadi percampuran yang mengakibatkan
perubahan sosial budaya.
4.1.4 Latar Belakang Wonosari di jadikan Daerah Transmigrasi.
Salah satu perkembangan pemerintahan menetapkan kawasan Wonosari
sebagai daerah transmigrasi dengan tujuan adalah karena Wonosari merupakn daerah
potensial dan menetapkan (layak huni, layak berkembang layak upah dan layak
lingkungan). Kondisi wilayah daerah transmigrasi meliputi kondisi fisik penduduk
dan sosial ekonomi wilayah, potensi otonomi, sarana dan prasarana dan
perkembangan syarat untuk menjadi daerah transmigrasi adalah potensi yang di
tetapkan sebagai pengembangan pemukiman tansmigrasi untuk mewujudkan pusat
pertumbuhan wilayah yang baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Syarat
lain adalah harus memiliki untuk mengembangkan potensi untuk mengembangkan
usaha primer sekunder dan tertier, tersedianya sarana dan parasarana pemukiman,
tingkat kepadatan penduduk tentng termaktub.
Kecamatan Wonosari memenuhi syarat untuk di jadikan kawasan
transmigrasi. Karena memenuhi syarat untuk di jadikan untuk kawasan transmigrasi,
karena memenuhi persyaratan baik fisik maupun non fisik, serta memiliki potensi
untuk di kembangkan baik pertumbuhan ekonomi, maupun sosial budaya serta
memiliki luas lahan yang memadai serta memiliki kemiringan lahan yang tidak lebih
dari 30% sehingga adanya keadaan geografi yang mendukung serta di tunjang dengan
potensi yang ada sehingga kecamatan wonosaridi jadikan sebagai kawasan
transmigrasi bahkan pemerintah merencanakan menjadikan kecamatan Wonosari
sebagai kawasan transmigrasi percontohan nasional (di kawasan mandiri terpadu).
(wawancara pontoh 21 April 2012 ).
Melalui transmigrasi akan tercipta lapangan kerja dan peluang usaha lebih
luas serta tumbuhnya daerah baru dan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, penyelenggraan transmigrasi membuka kesempatan bagi penduduk
dari daerah lain untuk berpindah dan menetap guna meningkatkan kesejahteraan,
peningkatan dan pembangunan daerah, sera memperkokoh kesatuan dan kesatuan
bangsa.
Dalam temuan penelitian sangat tepat pemerintah menjadikan Wonosari di
jadikan sebagai kawasan transmigrasi, selain memenuhi syarat sebagai daerah
kawasan daerah transmigrasi dalam hal kesejahteraan masyarakat transmigrasi dapat
terlihat perubahan dan peningkatan.bahkan sedikit sekali para transmigrasi pulang
kedaerah asal.ini menandakan keberhasilan pemerintah dan dinas transmigrasi
menempatkan transmigrasi di tempat yang sangat strategis.
4.1.5 Keadaan Wilayah pada masa kedatangan Transmigrasi
Pada masa kedatangan transmigrasi pertama di kecamatan Wonosari pada
tahun 1977, kawasan ini mash dalam bentuk hutan belantara dan masih termasuk
dalam wilayah kesamatan paguyaman. Areal pertanian pada masa itu banyak yang
terbelangakai akibat kurangnya penduduk daerah ini. Daerah ini pula merupakan
kawasan pertanian yang subur dengan topografi tanah yang merata. Keadaan ini
menjadi ciri khas kawasan ini adalah terdapatnya sumber air yang tidak pernah kering
yaitu sungai paguyaman yang melintasi kawasan hutan subur.
Keadaan ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menetapkan
kawasan Wonosari sebagai daerah tujuan transmigrasi, sebagai salah satu kawasan
transmigrasi di Gorontalo, disamping daerah wonggsari (marisa) dan sidomulyo.
Jumlah penduduk termasuk jarang diantara Kecamatan yang ada di Gorontalo saat
itu, sebagian dari hutan belantara terdapat hutan perdu (bini) sebagai akibat dari para
petani yang berpinda-pindah.
Kedatangan transmigrasi, walaupun hanya mendapat jaminan hidup selama
satu tahun, akan tetapi hal ini dapat diatasi atas berkat keuletan dan kerja keras serta
disiplin dalam mengelola lahan pertanian sehingga tentang waktu yang di berikan
dapat diatasi dengan cara menanami pala wijaya sehingga dapat mengatasi
kekurangan pangan (wawancara I Dewa Nyoman Rai 19 april 2012).
4.1.6 Penyelengaraan Transmigrasi di Kecamatan Wonosari
Penyelengaraan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Sehingga dari pelaksanaanya tidak terlepas dari tujuan untuk meningkatkan
kesejateraan dari para tranmigrasi dan menciptakan kesempatan kerja.
Dengan demikian transmigrasi membuat kesempatan bagi penduduk dari
daerah lain untuk berpindah dan menetap guna menempatkan kesejateraan,
peningkatan dan pembangunan daerah, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa. Dalam temuan penelitian sangat tepat pemerintah menjadikan Wonosari
sebagai kawasan transmigrasi selain memenuhi syarat sebagai daerah kawasan daerah
transmigrasi dapat terlihat perubahan dan peningkatan.bahkan sedikit sekali para
transmigrasi pulang kedaerah asal ini menandakan keberhasilan pemerintah dan
Dinas transmigrasi menempatkan di tempat yang sangat srategis.
4.2 Sajian Data
4.2.1 Perubahan sosial pada masyarakat transmigrasi antaretnik di bidang budaya
1. Bahasa
Menurut Toyib Robin (wawancara 21 April 2012) mengatakan bahwa
Setiap hari bahasa digunakan oleh seluruh manusia, dengan adanya bahasa
maka akan tercipta komunikasi. Manusia untuk beradaptasi dan berintegrasi,
yaitu proses penyesuaian dan diantara unsur kebudayaan yang saling berbeda
sehingga mencapai suatu keserasian dalam kehidupan masyarakat, diantara
unsur budaya bahasa yang berbeda ini masyarakat membaurkan diri dengan
anggota masyarakat di sekitarnya untuk belajar bahasa daerah orang lain,
karena dengan datangnya masyarakat yang berbeda etnis ini, mau tidak mau
harus menyeragamkan bahasa lebih dahulu, sehingga tidak mengalami
kesulitan untuk berinteraksi. Dari transmigrasi itu sendiri terdapat beberapa
etnis, ditambah lagi masyarakat etnis Gorontalo itu sendiri.
Menurut I Ketut Suwardika (wawancara 12 April 2012) Bahasa daerah
pasti mempunyai dialeknya masing-masing, sehingga antara sesama
masyarakat transmigrasi yang berbeda etnik ketika membaur dengan
masyarakat penduduk asli gorontalo, maka pasti akan ikut dialeknya gorontalo
pula, apalagi sudah begitu lama tinggal bersama-sama.
2. Teknologi
Menurut Muhammad kasim (wawancara 21 April 2012) menagatakan bahwa
pertanian di kecamatan Wonosari ini dapat di katakan sudah ada kemajuan dari pada
sebelumnya. Setelah di datangkan para transmigrasi dari berbagai etnis, langsung
atau tidak langsung sistem pertanian menetap dari masyarakat transmigrasi atau
lebih di kenal pertanian sawah telah terjadi penularan teknologi sawah terhadap
penduduk asli.
Menurut Irpan Panigoro (wawancara 21 April 2012) Penduduk asli sebelum
kedatangan masyarakat transmigrasi masih terisolir dan mereka melakukan sistem
pertanian belum menetap masih dengan cara berpindah-pindah.
Di tambahkan oleh Ruwiyah Djafar Tine (21 April 2012) tanahnya sangat
subur untuk di tanami berbagai macam tanaman utamanya tanaman padi, jagung,
tebu, dengan adanya tanaman ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat di
Kecamatan Wonosari bisa meningkat sehingga masyarakat transmigrasi bisa menetap
di sana.
Menurut Udin Basarah wawancara (21 April 2012) perubahan kebudayaan
yang terjadi dari segi teknologi dan peralatan hidup dapt dilihat dari sektor pertanian
masyarakat. Dahulu, seluruh masyarakat membajak sawahnya dengan menggunakan
kerbau atau sapi. Namun, karena dengan adanya discovery maka masyarakat
sekarang cepat menerima adanya temuan baru ini dalam bidang teknologi. Sebagian
besar masyarakat telah beralih menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih
cepat, karena suatu temuan baru dapat di katakan invention kalau masyarakat sudah
mengakui, menerima, menerapkannya.
3. Kerja sama
Menurut Zeinal Abidin (wawancara 21 April 2012) kerja sama atau gotong
royong merupakan pekerjaan yang di lakukan secara bersama-sama agar terasa
ringan. Dalam pertanian ketika seseorang menolong mereka akan bersifat
memperhitungkan kemungkinan untuk mendapatkan balasan pekerjaan.
4. Persaingan
Menurut Nur Salam (wawancara 21 april 2012) hilangnya kerja sama atau
gotong royong karena adanya persaingan antara masyarakat Kecamatan
Wonosari, akan tetapi persaingan di sini persaingan yang sehat misalnya dalam
mata pencaharian. Mata pencaharian pada umumnya petani maka masing-masing
bekerja dengan tekun untuk melakukan pekerjaan yaitu bertani di masing-masing
sawah atau kebun dan bisa menikmati hasil yang sangat memuaskan bagi
masyarakat itu sendiri.
Senada dengan bapak Sudjoko Herman (wawancara 21 April 2012) terjadi
persaingan positif karena masyarakat sudah tidak mengandalkan kerja sama,karena
paktor penghambat untuk maju yaitu kerja sama atau gotong royong, yang hanya
mengandalkan bantuan orang lain dan tidak berfikir untuk maju, di sini
kemandirian untuk bekerja ini akan melekat pada diri pribadi masyarakat itu
sendiri.
4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat dilihat dalam dua
faktor:
1. Pertambahan Penduduk
Menurut Nur Salam wawancara (21 April 2012) pertambahan penduduk
dapat disebabkan oleh datangnya penduduk transmigrasi dari daerah lain, bagi
penduduk asli akan menagalami proses penerimaan sedangkan bagi pendatang
akan menyesuaikan diri. Keduanya akan mengalami perubahan, proses perubahan
terjadi karena adanya percampuran atau benturan budaya dan latar belakang
kehidupan yang berbeda. Perubahan bisa terjadi terhadap perilaku, adat istiadat
ataupun cara bermatapencaharian.
Menurut Jaman wawancara ( 21 April 2012) mengatakan pertambahan
penduduk dapat mengakibatkan tumbuhnya pengangguran, kemiskinan dan
menurunnya kesejahteraan masyarakat karena di sebabkan oleh jumlah angkatan
kerja, meningkatnya kebutuhan hidup dan rendahnya kemampuan kerja secara
teknis. Tetapi Kecamatan wonosari daerah yang strategis untuk menempatkan
Transmigrasi karena memenuhi persyaratan baik fisik maupun non fisik.
2. Penemuan-Penemuan Baru
Menurut Sukadi (wawancara 21 April 2012) Seiring dengan perkembangan
zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks.
Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu
atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru
yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery,
invention, dan inovasi.
Pendapat di atas di tambahkan oleh Arifin wawancara (21 April 2012)
Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau
kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru
ataupun ideide baru. Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery,
sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau
difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah
mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata
di masyarakat. Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi
suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan
akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.
4.2.3. Faktor-Faktor terjadinya Proses Perubahan Sosial
1) Disorganisasi sosial
Penyebab Terjadinya Disorganisasi Sosial, dalam suatu masyarakat disebabkan
oleh 3 faktor :
a) Faktor Politik
Menurut Redi Suwianto (wawancara 21 April 2012) hubungan antar
kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh konflik
ketika di dalamnya di beri muatan politik
Menurut Ernawati Saleh (wawancara 21 April 2012) masyarakat yang ada di
Kecamatan Wonosari ketika pada saat pemilu baik itu pemilihan Kepala Desa
maupun pemilihan dalam Bupati. Masyarakat ini sering terjadi konflik baik antara
individu dengan individu maupun kelompok dengan kelompok yang di sebabkan
karena mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai calon yang mereka
pilih
b) Faktor Ekonomi
Menurut I Ketut Suwardika (wawancara 21 April 2012) Perbedaan antar
kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap antipati ketika perbedaan
antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan kelas ekonomi.
Menurut Rumayat (wawancara 21 April 2012) Seperti halnya di masyarakat
Kecamatan Wonosari, diantara masyarakat tersebut kadang terjadi konflik
(disorganisasi sosial) dikarenakan karena faktor ekonomi, bahkan disorganisasi sosial
itupun ada yang terjadi di satu keluarga (antar anggota keluarganya sendiri) hal itu
terjadi karena faktor pembagian hak waris yang salah satu anggota keluarganya
merasa pembagian hak warisnya tidak adil. Dalam hal pembagian warisan ini pasti
sering terjadi konflik dan itu bisa saja terjadi selain di masyarakat Wonosari, dalam
hal pembagian tanah atau pembagian harta sejenis apa pun.
c) Faktor Sosial Budaya
Menurut Jaman (wawancara 21 April 2012) Maksud faktor sosial budaya di
sini terutama adanya ikatan primordialisme antara kelompok satu dengan kelompok
yang lain atas dasar solidaritas etnis, ras, kelas, perbedaan budaya.
Menurut Udin Basarah (wawancara 21 April 2012) masyarakat di Kecamatan
Wonosari pernah terjadi disorganisasi sosial karena faktor budaya yaitu ketika ada
anggota masyarakat baru yang masuk dan bertempat tinggal menetap di desa atau
Kecamatan tersebut, anggota masyarakat yang baru tersebut tidak bisa menyesuaikan
diri dengan budaya yang ada di Kecamatan Wonosari, sehingga konflik terjadi akan
tetapi konflik tersebut dapat terselesaikan secara damai.
2) Karakter masyarakat
Menurut Ni Wayan Sugiarti (wawancara 21 April 2012) Setiap kelompok
masyarakat berbeda karakter sehingga berbeda pula sikapnya dalam menghadapi
suatu masalah sosial. Ada masyarakat yang mudah menerima sikap hal baru, sikap ini
bertanian erat dengan nilai yang di anut masyarakat tersebut. Disamping itu sikap
masyarakat yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju telah
melembaga dalam masyarakat, maka akan mendorong masyarakat untuk melakukan
penemuan-penemuan baru.
3) Rasa Tidak Puas
Menurut Redi Suwianto rasa tidak puas masyarakat yang telah berakar
menyebabkan revolusi dalam masyarakat, revolusi melahirkan perubahan dalam
seluruh aspek kehidupan. Ketidak puasan masyarakat ditimbulkan ketidak
bijaksanaan penguasa yang tidak berakar dalam aspirasi masyarakat, akan lebih
mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.
4) Sifat Terbuka Masyarakat
Menurut Toyib Robin (wawancara 21 April 2012) Sistim terbuka
memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal yang luas, atau berarti memberi
kesempatan pada individu untuk maju, atas dasar kemampuan sendiri. Sistim terbuka
yang ketat menyulitkan gerak sosial vertikal. Individu yang merasa lebih puas dalam
kedudukan di beri kesempatan untuk memeperbaiki nasib. Oleh karena itu individu
yang memiliki kreatifitas dan kritis berkesempatan memperbaiki kedudukannya.
4.3.6. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
a) Perubahan Alami
Menurut Rumayat Perubahan lambat dan perubahan cepat. Perubahan lambat
disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat
dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Menurut Muhammad Kasim (wawancara 21 April 2012) perubahan evolusi
adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu
bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan,
maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks.
Menurut Intan Badu (wawancara 21 April 2012) Perubahan cepat disebut juga
dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali
perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam
masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin
berkembang dan tidak dapat dikendalikan.
b) Perubahan yang di rencanakan
Menurut Zeinar Abidin (wawancara 21 April 2012) Perubahan yang
dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan
atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan
perubahan di masyarakat. Seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
Menurut Redi Suwianto (wawancara 21 April 2012) perubahan yang
dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan
perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
4.3. Pembahasan
Perubahan Sosial Masyarakat Transmigrasi antaretnik di bidang budaya
4.3.1. Bahasa
Bahasa setiap hari digunakan oleh manusia di seluruh dunia. Tanpa bahasa,
manusia tidak dapat berkomunikasi. Bahasa berperan penting secara langsung sebagi
bentuk pernyataan dan pertukaran pemikiran ataupun pandangan mengenai orang
lain. Dalam bahasa ini media yang utama dikuasai oleh manusia karena dengan
adanya bahasa maka tercipta suatu komunikasi, untuk penggunaan bahasa berperan
untuk mengatur manusia sesuai dengan faktor-faktor usia, jenis kelamin, dan bahkan
sosial-ekonomi.
Indonesia merupakan yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni oleh
ratusan suku bangsa dengan pola kebudayaan sendiri-sendiri, pasti melahirkan
berbagai ragam bahasa yang bermacam-macam dan ini disebut Ragam Bahasa
Indonesia..
Bahasa merupakan alat utama berkomunikasi untuk menyampaikan maksud
hati kepada orang lain yang di sertai penjelasan hingga lawan bicaranya mengerti
maksud tujuan permasalahan yang di maksud, dalam mengungkapkan pikiran, idea
atau gagasan, pengalaman-pengalaman, tujuan agar komunikasi berjalan secara
lancar.
Bahasa adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan bermasyarakat,
karena dengan adanya bahasa sehingga komunikasi akan mudah terjalin, dari
komunikasi ini proses interaksi antar individu dengan individu, individu dengan
kelompok maupun kelompok dengan kelompok akan mempermudah memahami
kemauan dari lawan bicaranya. Masyarakat transmigrasi merupakan masyarakat yang
berbeda-beda suku yang tempat tinggalnya berada di kecamatan Wonosari, dimana
mereka hidup berbaur dengan suku yang lainnya.
Manusia untuk beradaptasi dan berintegrasi, yaitu proses penyesuaian dan
diantara unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu keserasian
dalam kehidupan masyarakat, diantara unsur budaya bahasa yang berbeda ini
masyarakat membaurkan diri dengan anggota masyarakat di sekitarnya untuk belajar
bahasa daerah orang lain, karena dengan datangnya masyarakat yang berbeda etnis
ini, mau tidak mau harus menyeragamkan bahasa lebih dahulu, sehingga tidak
mengalami kesulitan untuk berinteraksi. Dari transmigrasi itu sendiri terdapat
beberapa etnis, ditambah lagi setelah tiba di Wonosari terdapat masyarakat etnis
Gorontalo itu sendiri. Perbedaan etnis atau bahasa daerah ini menuntut untuk manusia
yang mampu berinteraksi itu bagaimana dirinya menyesuaikan dengan orang lain
utamanya dalam penggunaan bahasa.
Fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi untuk memperoleh suatu
informasi, sebelum seseorang menyeragamkan bahasa, tidak mungkin hanya mampu
berkomunikasi antara sesama etnis saja, sedangkan mau mencari informasi dari yang
berbeda etnis ini terlebih dahulu bergaul, atau mencari tahu bahasa orang lain ini.
Dari cara bergaul ini, lebih mudah mencari keakraban.
Dengan Perkembangan zaman antara masyarakat satu dengan lainnya baik
sesama etnis maupun yang berbeda etnis akan terpengaruh dengan lingkungan sekitar,
karena manusia akan hidup berdampingan dengan manusia yang lainnya pasti
mengalami yang namanya perubahan, baik dari segi bahasa dan berbagai macam
yang lainnya. Dari beragam suku, budaya bahasanya pula berbeda-beda. Akan tetapi
dengan adanya bahasa Indonesia maka itulah menjadi pemersatu masyarakat Idonesia
antar etnik.
Bahasa daerah pasti mempunyai dialeknya masing-masing, sehingga antara
sesama masyarakat transmigrasi yang berbeda etnik ketika membaur dengan
masyarakat penduduk asli gorontalo, maka pasti akan ikut dialeknya gorontalo pula,
apalagi sudah begitu lama tinggal bersama-sama.walau pun demikian mereka tetap
mempertahankan budaya bahasanya masing-masing.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama dan bahasa daerah sebagai bahasa
lain dari masing-masing etnis, sedangkan bahasa kedua yang sering di temukan
adalah bahasa daerah oleh beberapa etnis yang ada di kecamatan Wonosari. namun
dalam penggunaanya mereka lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia
sedangkan untuk dialek, serta simbol-simbol yang kadang di ketahui secara umum,
bagai warga masyarakat gorontalo, seperti penuturan dalam bahasa gorontalo.
Etnis Gorontalo dalam berbahasa mereka sering memakai bahasa daerah,
seperti dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja bakti semua etnis berkumpul
ditempat bekerja, bukan hanya etnis gorontalo, melainkan etnis jawa, sunda, bali,
sasak, dan minahasa. Dengan adanya pertemuan ini maka terjadilah percakapan antar
etnis masyarakat pribumi dan masyarakat transmigrasi. Mereka berbicara dengan
bahasa Gorontalo seperti etnis Gorontalo bertanya kepada salah satu temannya yang
berbeda etnis dengan menggunakan bahasa Gorontalo, lapato mo karaja, ito mo nao
deutonu, artinya setelah kerja bakti bapak mau kemana, terus etnik jawa pun
menjawab menggunakan bahasa Indonesia ,selesai kerja saya mau ke sawah, walau
si pendatang ini belum bisa menguasai bahasa Gorontalo tapi setidaknya etnis
pendatang tersebut sudah mengerti dengan pertanyaan yang di tanyakan dalam bahasa
Gorontalo.
Bertemunya masyarakat etnis Gorontalo dan etnis jawa di jalan, kami sempat
berbicara mengenai soal tanaman, wololo pilomulo orang jawa menjawab piyo
piyohu, ketika kami asyik berbicara tiba-tiba ada anaknya dari orang jawa mengajak
bapaknya pulang, menggunakan bahasa jawa “ pae,monggo wangsul artinya ayo
pulang, bahasa yang barusan di ucapkan oleh anak dari etnis jawa tadi di tanyakan
artinya sama orang gorontalo.
Setelah itu mereka bubar dan pamitan pulang ke rumah masing-masing. Setelah
keesokan harinya mereka berdua bertemu di sawah, karena waktu itu sudah petang
makanya dari gorontalo ini menjagak temannya dalam berbahasa jawa monggo
wansul, mendengar ajakan dalam bahasa jawa ini keduanya pulang bersama. Dari
bahasa tadi sehingga terjadinya komunikasi antara etnis. Bahasa adalah salah satu
aspek terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya bahasa
sehingga komunikasi akan mudah terjalin, dari komunikasi ini proses interaksi antar
individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan
kelompok, akan terjalin dengan baik.
Seorang Bapak yang berasal dari etnis bali yaitu bapak ketut, berbicara dengan
menggunakan bahasa Indonesia ketika etnis jawa berbelanja juga di tempat itu, tetapi
menggunakan bahasa Gorontalo maka tidak lama lagi kemudian muncul seorang
pembeli yang dari etnis minahasa maka penjual tersebut menanyakan kepada pembeli
dengan menggunakan bahasa gorontalo .Etnis jawa kaget, ketika pak ketut bisa
berbahasa Gorontalo, maka dari etnis Sasak, Minahasa, dan etnis Jawa ikut berbahasa
Gorontalo dengan adanya bahasa yang sama, maka tawar menawar dalam antara
pembeli dan penjual dari berbagai etnis. Dalam bidang budaya ini masyarakat
beradaptasi menyesuaikan diri. Dengan adanya Waktu, lingkungan sehingga
masyarakat terhadap etnis yang lain, sehingga mayoritas (Gorontalo) sangat
berpengaruh kepada masyarakat minoritas, (Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Minahasa).
Karena di dalam lingkungan masyarakat pasti ingin bergaul dengan masyarakat
yang ada di sekitarnya, oleh karena itu pergaulan dari berbeda etnis ini terjalin
komunikasi semakin akrab, sehingga Perubahan bahasa terjadi suku Gorontalo sudah
tahu berbahasa Jawa, dan Bali, begitu pula dengan jawa dan Bali sudah mengerti
bahasa Gorontalo, walau pun belum seluruhnya di pahami. Akan tetapi masyarakat
ini ketika bertemu di pasar atau d mana saja, saling menyapa dan berjabat tangan
sambil mengucapkan salam atau bahasa yang di mengerti oleh lawan bicaranya.
Sehingga keakraban pun terjadi terjalin dalam komunikasi ini.
Kecamatan Wonosari juga merupakan daerah yang memiliki keragaman
etnis/suku di antaranya suku Jawa, Sunda, Sasak, Bali, Gorontalo, dan Minahasa,
berbagai keragaman suku tersebut selalu berbaur dalam melakukan interaksi sosial.
Kehidupan bermasyarakat, aspek yang terpenting adalah bahasa, sehingga
komunikasi akan mudah terjalin dari ini proses interaksi antar individu dengan
individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Masyarakat transmigrasi merupakan masyarakat yang berbeda-beda suku yang
tempat tinggalnya berada di Kecamatan Wonosari. Dimana mereka hidup berbaur
dengan suku yang lainnya. Dengan keragaman etnis/suku di antaranya suku Jawa,
Sunda, Sasak, Bali, Gorontalo, dan Minahasa. Berbagai keragaman suku tersebut
selalu berbaur dalam melakukan interaksi sosial . setiap manusia mengembangkan
konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dan itu dilakukan lewat
komunikasi.
Bertemunya etnis Jawa, Bali Sunda, Sasak, Minahasa, dan Etnis Gorontalo
di Kecamatan Wonosari, tidak menjadikan daerah tersebut rentang akan konflik
sehingga etnis Jawa, Sunda, Bali, Sasak, Minahasa dapat beradaptasi dengan baik
dengan masyarakat setempat (etnis Gorontalo). Dalam bidang budaya ini dengan
berjalanya waktu dan dengan di pengaruhi oleh lingkungan itu sendiri membaurnya
masyarakat berbagai etnis, sehingga mayoritas sangat berpengaruh kepada
masyarakat minoritas, karena dalam kehidupan sehari-hari tentunya masyarakat
hidup bergaul dengan masyarakat yang ada di sekililingnya. Karena sudah cukup
lama, hidup bersama-sama. Perubahan budaya di sini dari bahasa itu sendiri, suku
Gorontalo sudah tahu berbahasa Jawa, dan Bali, begitu pula dengan Jawa dan Bali
sudah mengerti bahasa Gorontalo, walau pun belum seluruhnya di pahami. Akan
tetapi masyarakat ini ketika bertemu di pasar atau dimana saja, saling menyapa dan
berjabat tangan sambil mengucapkan salam atau bahasa yang di mengerti oleh lawan
bicaranya. Sehingga keakraban pun terjadi terjalin dalam komunikasi ini.
4.3.2.Agama
Agama adalah bagian dari kebudayaan manusia, dua hal yang tidak bisa
terpisahkan. Agama ini pula melambangkan ketatatan terhadap Tuhan, Kecamatan
Wonosari terdapat tiga agama diantaranya ada agama Kristen, Hindu dan Islam.
Agama Kristen berasal dari suku Minahasa, agama Hindu dari suku Bali, dan agama
islam dari suku Jawa, Sunda, Sasak, Gorontalo .Masing-masing agama mempunyai
keyakinan yang berbeda terutama dalam pelaksanaan ritual.
Pelaksanaan ritual (Yajna) dalam ajaran Hindu, merupakan pengorbanan suci
secara tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para leluhur, kepada
sesama manusia, dan kepada alam semesta. Biasanya diwujudkan dalam ritual yang
sangat erat kaitannya dengan kehidupan umat Hindu. Tujuan pengorbanan tersebut
bermacam-macam, bisa untuk memohon keselamatan dunia, keselamatan leluhur,
maupun sebagai kewajiban seorang umat Hindu. Bentuk pengorbanan tersebut juga
bermacam-macam, salah satunya yang terkenal adalah Ngaben, yaitu ritual yang
ditujukan kepada leluhur (Pitra Yadnya).
Agama Hindu pula mengenal yang namanya berpuasa satu hari satu malam,
puasa ini di lakukan sebelum siangnya dari hari Raya Nyepi, mereka tidak di
perbolehkan melakukan aktivitas seperti yang di lakukan pada hari-hari sebelumnya.
Aktivitasnya hanya melakukan sembahyang di pura. Peringatan hari besar agama
Hindu masyarakat hindu bertapa serta menahan lapar dan dahaga dan puncak acara
pada sore hari berupa arakan patung”ogo-ogo” mengelilingi kampong.
Agama Kisten pula mengenal yang namanya puasa, berpuasa ini adalah sebuah
pilihan dari lubuk hati terdalam. Sebenarnya, setiap orang Kristen tak perlu mengumumkan
sedang berpuasa. Cukup orang yang berpuasa dan Tuhan yang tahu. Khusus bagai pemeluk
agama Kristen Protestan, memang tidak mewajibkan untuk berpuasa, Sedangkan dalam
kitab suci Kristen, Alkitab, tak ada aturan teknis berpuasa. Niat dan pelaksanaan puasa itu
terserah pribadi masing-masing. Misalnya, bisa menentukan sendiri jangka waktunya, yakni
8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dan seterusnya. Jenis puasa juga
beragam, seperti hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau
puasa kebiasaan jelek seperti misalnya tidak merokok dan tidak berjudi. Dalam puasa
Kristen, harus memperbanyak jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab. Menurut
Alkitab, Yesus mengajarkan agar murid-murid Nya untuk berpuasa. ”Dan apabila kamu
berpuasa” (Mat 6:16). Kata apabila artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat
kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh agama, karena niat
berpuasa timbul dari masing-masing pribadi. Puasa sebelum 1 Masehi atau sebelum Yesus
lahir, juga terdapat di kitab perjanjian lama di Alkitab. menantikan kedatangan Mesias.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, orang Kristen berpuasa untuk menjaga keselamatan yang
sudah dimiliki.
Masyarakat Wonosari utama bagai agama Islam terkait Bulan Suci Ramadhan
1433 Hijriah Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat dengan
berbagai kelebihan dan keutamaan yang besar, karena merupakan bulan yang penuh
rahmat bagi umat Islam. Disamping itu, merupakan perwujudan rasa solidaritas
kepada umat dan rasa Ukhuwah yang berdasarkan iman kepada Tuhan Yang Maha
kuasa. Hal penting lainnya, bahwa bulan suci Ramadhan merupakan momentum yang
tepat untuk meningkatkan kualitas iman, memperkuat ketaqwaan. Menimbulkan rasa
cinta kepada keadilan dan persamaan derajat umat manusia, memperbanyak amalan,
serta mempererat hubungan kasih sayang dengan sesama umat Muslim dan umat
manusia. Itulah sebabnya, bulan suci ramadhan tidak sekedar sebagai ritual
keagamaan saja, tetapi merupakan media untuk semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Semakin indah dan bermakna bagi seluruh umat Islam, khususnya masyarakat
muslim yang ada di Kecamatan Wonosari, sebelum memasuki bulan suci Ramdhan
ini masyarakat Kecamatan Wonosari mengadakan acara halal bi halal di mana acara
ini diadakan di Mesjid, di acara ini semua etnis yang beragama islam berkumpul.
Pada acara halal bi halal ini dimknai pula sebagai kesempatan emas untuk saling
memaafkan, saling memberi hormat, sekaligus sebagai wahan pembaharuan diri
melalui pikiran dan tindakan yang mulia, luhur dan berkenan kepada Allah SWT
teraktualisasi nyata melalui perbuatan amal, seperti memberikan sedekah kepada fakir
miskin, memberi bantuan kepada orang-orang yang tertimpa bencana dan yang
membutuhkan pertolongan, serta perbuatan baik lainnya mempersiapkan diri dengan
sebaik-sebaiknya, baik lahir maupun bathin, agar ibadah puasa dapat dilaksanakan
secara sempurna, serta dapat mengaktualisasikan hakekat makna ibadah puasa dalam
kehidupan sehari-hari. Kepada masyarakat Wonosari yang tidak melaksanakan ibadah
puasa, kiranya dapat menunjukan toleransi yang tinggi, dengan menghormati dan
menghargai saudara-saudara yang lainnya terutama bagi umat Islam yang akan
melaksanakan ajaran agamanya.
Idul fitri adalah hari raya bagi semua umat Islam di seluruh dunia, di sini
perayaan dilakukan serentak tanpa terhalang oleh batas wilayah tertentu, keterikatan
keislamanlah yang membuat kekompakkan untuk menyelenggarakan perayaan
tersebut. Banyak alasan untuk berbahagia di idul fitri, pertama bahagia karena
kemampuan yang diberikan Allah untuk bisa berpuasa satu bulan penuh, ada
semacam kesyukuran atas kemampuan yang diberikan. Kedua bahagia karena tibanya
saat untuk bersama keluarga berbuka puasa dalam pengertian yang luas, syukur atas
kesempatan kehidupan di hari ini dan esok. Ketiga bahagia karena diberi kesehatan,
bisa mudik, bertemu keluarga.
4.3.3. Teknologi.
Pada umumnya masyarakat Kecamatan Wonosari yang terdiri dari 14 desa.
Mata pencahariannya yaitu petani. Pertanian di Kecamatan Wonosari ini sudah
sebagian besar mendapat irigasi setengah teknis, namun demikian ada pula yang
mengandalkan dari air hujan untuk pengairan sawahnya atau lebih di kenal dengan
sawah tadah hujan. Pertanian di kecamatan Wonosari ini dapat di katakan sudah ada
kemajuan dari pada sebelumnya.
Setelah di datangkan para transmigrasi dari berbagai etnis, langsung atau
tidak langsung sistem pertanian menetap dari masyarakat transmigrasi atau lebih di
kenal pertanian sawah telah terjadi penularan teknologi sawah terhadap penduduk
asli. Penduduk asli sebelum kedatangan masyarakat transmigrasi masih terisolir dan
mereka melakukan sistem pertanian belum menetap masih dengan cara berpindah-
pindah.
Tanahnya sangat subur untuk di tanami berbagai macam tanaman utamanya
tanaman padi, jagung, tebu, dengan adanya tanaman ini menyebabkan mata
pencaharian masyarakat di Kecamatan Wonosari bisa meningkat sehingga
masyarakat transmigrasi bisa menetap di sana.
Majunya hasil pertanian masyarakat transmigrasi Kecamatan Wonosari untuk
mengolah tanah sudah menggunakan alat yang canggih, masyarakat sebelum
datangnya para transmigran ini masih berpindah-pindah dan menggunakan alat
tradisional. Perubahan kebudayaan masyarakat yang paling sering dan jelas terlihat
adalah dari unsur teknologi dan peralatan hidup. Pada dasarnya perubahan-perubahan
sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat merasa tidak puas lagi terhadap
keadaan kehidupan yang lama, Norma-norma dan lembaga-lembaga serta
sarana-sarana penghidupan dianggap tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang baru. Oleh karena itulah, masyarakat menuntut adanya perubahan.
Perubahan ini terjadi karena semakin berkembangnya pengetahuan manusia
sehingga banyak melakukan penemuan–penemuan yang berguna demi lebih
lancarnya kehidupan manusia. Karena itu, perubahan ini dapat diterima oleh manusia
dengan mudah dan cepat.
Selain itu, perubahan tersebut dianggap lebih maju dan apabila masih
menggunakan cara yang lama dianggap ketinggalan. Hal inilah yang membuat
perubahan dari segi teknologi dan peralatan hidup sangat mudah diterima oleh
masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka perubahan
inipun akan semakin berkembang. Jadi, bisa dikatakan perubahan tesebut akan selalu
berlangsung dan tidak akan berhenti.
Contoh kasus perubahan kebudayaan yang terjadi dari segi teknologi dan
peralatan hidup dapt dilihat dari sektor pertanian masyarakat. Dahulu, seluruh
masyarakat membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau atau sapi. Namun,
karena dengan adanya discovery maka masyarakat sekarang cepat menerima adanya
temuan baru ini dalam bidang teknologi. Sebagian besar masyarakat telah beralih
menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih cepat, karena suatu temuan baru
dapat di katakan invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima,
menerapkannya
Uraian diatas dapat diperoleh bahwa manusia dengan mudah menerima
perubahan kebudayaan apabila perubahan itu membawa keuntungan bagi mereka dan
membuat kehidupan mereka lebih mudah serta lebih baik, adanya pembauran dari
berbagai etnis sehingga dengan situasi dan tempat maka dari itu masyakatnya dari
segi menggunakan peralatan pertanian khususnya masyarakat Wonosari sebelum
datangnya transmigrasi, masih menggunakan bajak dengan menggunakan kerbau atau
sapi, sekarang sudah ada perubahanya sekarang sebagian besar masyarakat telah
beralih menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih cepat.
Kesimpulannya Semua perubahan yang terjadi banyak berakibat dari
kebudayaan yang datang silih berganti, dan dengan pembauran masyarakat
transmigrasi sangat mempengaruhi masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari,
sehingga yang dulunya masih membajak dengan menggunakan sapi, karena sudah
zaman modern dan alat teknologi yang canggih sehingga masyarakat itu sudah
terpengaruh sudah menggunakan traktor.
4.3.4 Kerja Sama
Pengertian gotong royong menurut Gorontalo huyula yaitu bekerja sama, dari
bahasa jawa gotong berarti bersama-sama membawa suatu barang yang berat.royong
berarti membagi hasil kerja secara adil sesauai dengan besarnya sumbangan yang di
berikan.
Koenjaranigrat ( sanjoyo dan puji wati 2002:27) berpendapat ada dua tipe
gotong royong.Gotong royong dalam kematian dan dalam berpesta dan gotong
royong dalam pertanian
1. Gotong royong dan tolong menolong dalam kematian dan mesta merupakan tolong
menolong yang sangat rela menolong sesame tanpa berpikir tenaga untuk
mendapat balasan atau mengharapkan imbalan
2. Gotong royong atau tolong menolong dalam bidang pertanian yaitu ketika
seseorang menolong,mereka akan bersifat memperhitungkan kemungkinan-
kemungkinan untuk mendapatkan balasan tenaga.
Sakjoyo dan pujiwati sakjoyo (2002:28) mengemukakan gotong royong
merupakan adat istiadat tolong menolong antara warga desa dan berbagai
macam lapangan aktivitas sosial.baik berdasrkan hubungan, tetangga
kekerabatan yang berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula
aktivitas kerja sama yang lain.
Koenjranigrat (2002:56) mengemukakan gotong royong merupakan satu
konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat sebagai
petani pada masyarakat agraris gotong royong meruapakan suatu system
pengarahan tenaga tambahan dari luar keluarga untuk mengisi kekurangan
dalam rangka aktivitas produksi bercocok tanam.
Koenjaranigrat (2002:59) mengemukakan ada tiga aktivitas tolong menolong
atau gotong royong yaitu aktivitas tolong menolong antar tetangga, aktivitas tolong
menolong antar kaum kerabat dan aktivitas gotong royong secara bersamaan
Kerja sama atau gotong royong ini sudah tidak berlaku lagi pada masyarakat
antar etnis karena dengan adanya persaingan. Akan tetapi kerja sama ini masih tetap
terjalin dengan baik ketika dari pemerintah, kecamatan maupun dari kabupaten, untuk
menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan suatu pekerjaan, sehingga masing-
masing etnis siap melaksanakan terhadap pekerjaan yang ingin akan di selesaikan.
Begitu pula jika tidak ada permintaan dari masing-masing mereka melakukan
pekerjaan yang dilakuakn bersama dilaksanakan secara individu.
Sebelum datangnya para transmigrasi ini masyarakat Wonosari dalam
pelaksanaan pemetikan hasil kebun di lakukan secara bersama-sama atau beramai
ramai. Sistem kerja yang berlaku pada umumnya adalah bersifat gotong royong. atau
kerja sama atas dasar kekerabatan. Andaikata pada waktu bekerja ada orang lain atau
bukan anggota kerabat yang terlibat maka keberadaan orang lain ini telah dianggap
seperti anggota kerabat. Pelaku pelaksanaan gotong royong atau kerja sama pihak
yang memerlukan tenaga kerja biasanya menyediakan makan dan minum bagi
pekerja. Selanjutnya maka waktu menjelang pulang para pemburuh ini mendapat
bagian hasil yang di berika menurut kerelaan si pemilik kebun ladang.
Pelaksanaan pemetikan hasil kadang juga di serahkan kepada orang lain
dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil ini yang berlaku biasanya bagi tiga. Dua
bagian untuk pemilik dan satu bagian untuk pemetik tetapi ada pula yang bagi lima
tergantung pada kesepakatan antar kedua belah pihak
Setelah datangnya para transmigrasi ini maka dari penanaman sampai
pemetikan hasil dilakukan sendiri-sendiri atau perindividu akan tetapi juga
menggunakan tenagah upahan yang biasanya oleh transmigran. Karena dengan
adanya teknologi dan peralatan hidup dapat dilihat dari sektor pertanian masyarakat.
Dahulu, seluruh masyarakat membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau atau
sapi. Namun, sekarang sebagian besar masyarakat telah beralih menggunakan traktor
yang lebih praktis dan lebih cepat. Selain itu, masyarakat juga telah banyak
menggunakan perkembangan teknologi dalam pertaniannya, misalnya penggunaan
pupuk kimia sebagai penyubur tanah sawahnya dan juga penggunaan zat-zat kimia
seperti pestisida untuk memperoleh hasil panen yang lebih baik. Karena dengan
adanya teknologi ini maka masing- masing individu melakukan persaingan dalam
sektor pertanian.
4.3.5 Persaingan
Hilangnya kerja sama atau gotong royong karena adanya persaingan antara
masyarakat Kecamatan Wonosari, akan tetapi persaingan di sini persaingan yang
sehat misalnya dalam mata pencaharian.karena mata pencaharian pada umumnya
petani maka masing-masing bekerja dengan tekun untuk melakukan pekerjaan yaitu
bertani di masing-masing sawah atau kebun dan bisa menikmati hasil yang sangat
memuaskan bagi masyarakat itu sendiri. Kerja sama sudah mulai hilang,atau sudah
tidak nampak.karena dengan adanya persaingan ,dengan bersaing ini maka masing-
masing dari individu masyarakat bisa berorientasi kemasa depan.akan tetapi
persaingan yang terrjadi bukan persaingan negatif melainkan persaingan positif.
Karena masyarakat ingin berubah hidupnya bisa mengambil contoh dari masyarakat
yang sudah meningkat ekonominya, sehingga rasa semangat dari individu masing-
masing.
Terjadinya persaingan positif karena masyarakat sudah tidak mengandalkan
kerja sama,karena paktor penghambat untuk maju yaitu kerja sama atau gotong
royong, yang hanya mengandalkan bantuan orang lain dan tidak berfikir untuk maju,
di sini kemandirian untuk bekerja ini akan melekat pada diri pribadi masyarakat itu
sendiri. Gotong royong itu memang sangat penting pada acara tertentu, misalnya pada
acara kematian akan tetapi dalam sistim pertanian ini sudah tidak mengandalkan
gotong royong karena dengan adanya traktor, pekerjaan bisa di kerjakan dengan
cepat.
Kesimpulan saya dari dua informan diatas faktor utama yang dapat
mendudkung hilangnya kerja sama atau gotong royong karena adanya persaingan
yang sehat, dalam persaingan ini masyarakat ingin merubah hidupnya dengan mandiri
dan tidak mau mengandalkan dari bantuan orang lain,karena memiliki motivasi untuk
meraih prestasi.
4.3.6 Faktor-Faktor yang Mendorong Perubahan Sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat dilihat dalam dua faktor:
1. Pertambahan Penduduk
Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah tiga hal yang sangat sulit di
pisahkan yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya
penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula,
memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti
masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada
masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk. Sudah tentu
penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok manusia.
Bertambahnya penduduk sehingga mengakibatkan pada kekurangan
pekerjaan, setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi,
yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus
terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi
oleh industri tekstil, kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian
(salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industri bahan bangunan
(salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula
manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.Tapi apa yang
terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak mampu
memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah maka terjdi
pengangguran dimna-mana. Oleh sebab itu pemerintah mengadakan transmigrasi
untuk mengatasi ledakan penduduk yang semakin padat utamanya masyarakat yang
ada di Jawa masyarakat di datangkan dengan cara tranmigrasi ini di tempatkan di
Wonosari karena pada waktu itu Kecamatan Wonosari ini merupakan tempat dan
wilayah yang sangat strategis. Memiliki potensi yang baik untuk di jadikan sebagai
pertumbuhan ekonomi. Selain itu areal pertaniannya masa itu banyak yang
terbelangkai akibat kurangnya penduduk, sehingga masyarakat trnsmigrasi ini bisa
mengolah tanahnya dengan baik untuk meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan
kerja, disinilah terjadi perubahan sosial pada masyarakat transmigrasi itu sendiri.
2. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru akan berakibat pada perubahan pada masyarakat
itu sendiri. Pada umumnya masyarakat Wonosari sebelum datangnya transmigrasi ini
khususnya dalam bidang pertanian, mereka hanya menggunakan sapi untuk
membajak sawah. Setelah adanya masyarakat transmigrasi ini mengolah tanah
dengan cara menggunakan sapi, lama kelamaan sudah mulai hilang, mereka mulai
terbiasa dengan menggunakan traktor, karena dengan cara menggunakan traktor ini,
pekerjaan yang biasa dikerjakan berminggu-minggu hanya bisa dikerjakan dua
sampai tiga hari. Discovery dikatakan menjadi invention karena masyarakat sudah
mengakui, menerima, dan bisa menerapkannya.
4.3.7. Faktor-Faktor terjadinya Proses Perubahan Sosial
1) Disorganisasi sosial
Penyebab Terjadinya Disorganisasi Sosial, dalam suatu masyarakat, termasuk
masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari sering kali terjadi proses disorganisasi
sosial, terjadinya disorganisasi sosial sekurang-kurangnya disebabkan oleh 3 faktor :
a) Faktor Politik
Hubungan antar kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah
menjadi penuh konflik ketika di dalamnya di beri muatan politik.Contohnya Seperti
halnya masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari ketika pada saat terjadi pemilu,
baik itu pemilu dalam memilih Kepala Desa maupun pemilu dalam memilih bupati,
di masyarakat ini sering terjadi konflik baik antara individu dengan individu, maupun
kelompok dengan kelompok yang disebabkan karena mereka memiliki pandangan
berbeda mengenai calon yang mereka pilih.
b) Faktor Ekonomi
Perbedaan antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap
antipati ketika perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan
kesenjangan kelas ekonomi. Contohnya Seperti halnya di masyarakat Kecamatan
Wonosari, diantara masyarakat tersebut kadang terjadi konflik (disorganisasi sosial)
dikarenakan karena faktor ekonomi, bahkan disorganisasi sosial itupun ada yang
terjadi di satu keluarga (antar anggota keluarganya sendiri) hal itu terjadi karena
faktor pembagian hak waris yang salah satu anggota keluarganya merasa pembagian
hak warisnya tidak adil. Dalam hal pembagian warisan ini pasti sering terjadi konflik
dan itu bisa saja terjadi selain di masyarakat Wonosari, dalam hal pembagian tanah
atau pembagian harta sejenis apa pun.
c) Faktor Sosial Budaya
Maksud faktor sosial budaya di sini terutama adanya ikatan primordialisme
antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atas dasar solidaritas etnis, ras,
kelas, perbedaan budaya. Contohnya masyarakat di Kecamatan Wonosari pernah
terjadi disorganisasi sosial karena faktor budaya yaitu ketika ada anggota masyarakat
baru yang masuk dan bertempat tinggal menetap di desa atau Kecamatan tersebut,
anggota masyarakat yang baru tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan budaya
yang ada di Kecamatan Wonosari.
2) Karakter masyarakat
Secara etnopikologis tiap kelompok masyarakat berbeda karakter sehingga
berbeda pula sikapnya dalam menghadapi suatu masalah sosial. Ada masyarakat yang
mudah menerima sikap hal baru, sikap ini bertanian erat dengan nilai yang di anut
masyarakat tersebut. Disamping itu sikap masyarakat yang menghargai hasil karya
seseorang dan keinginan untuk maju telah melembaga dalam masyarakat, maka akan
mendorong masyarakat untuk melakukan penemuan-penemuan baru.
3) Rasa Tidak Puas
Rasa tidak pusa masyarakat yang telah berakar menyebabkan revolusi dalam
masyarakat, revolusi melahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Ketidak
puasan masyarakat ditimbulkan ketidak bijaksanaan penguasa yang tidak berakar
dalam aspirasi masyarakat, akan lebih mendorong terjadinya perubahan-perubahan
dalam masyarakat.
4) Sifat Terbuka Masyarakat
Sistim terbuka memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal yang luas, atau
berarti memberi kesempatan pada individu untuk maju, atas dasar kemampuan
sendiri. Sistim terbuka yang ketat menyulitkan gerak sosial vertikal. Individu yang
merasa lebih puas dalam kedudukan di beri kesempatan untuk memeperbaiki nasib.
Oleh karena itu individu yang memiliki kreatifitas dan kritis berkesempatan
memperbaiki kedudukannya.
4.3.6. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
c) Perubahan Alami
Perubahan lambat dan perubahan cepat. Perubahan lambat disebut juga
evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah
perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya
sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk
yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut
juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali
perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam
masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin
berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan
persyaratan tertentu.
d) Perubahan yang di rencanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan
yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent
of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki
adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya
perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Perubahan yang
tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa
kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan
tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
4.4 Kekerabatan, kerukunan serta toleransi antar umat beragama.
Salah satu cirri masyarakat desa adalah keeratan dan kepatuhan mereka
terhadap adat istiadat masyarakatnya.mereka adalah yang terikat erat oleh kebiasaan
dan tradisinya.oleh karena itu masyarakat biasanya akan menjunjung tinggi adat
istiadat.
Masyarakat transmigrasi di Wonosari saling menghargai antara pemeluk
agama, gotong royong ketika akan di mintai bantuan seperti terlihat pada salah satu
peringatan hari besar agama hindu.hari raya nyepi yaitu masyarakat hindu bertapa
dan nyepi serta menahan lapar dan dahaga dan puncak acara pada sore hari berupa
arakan patung”ogo-ogo” mengelilingi kampung dan kegiatan itu diikuti pula oleh
seluruh etnis di sekitarnya walaupun hanya mengikuti dari belakang.Inilah salah satu
wujud kerukunan serta keharmonisan di dalam bidang sosial budaya pada masyarakat
transmigrasi di Wonosari
Kebudayaan lain pada salah satu agama yang nampak pada masyarakat bali
adalah upacara ngaben yaitu upacara pembakaran mayat, umat hindu meyakini bahwa
dengan diadakannya atau dilaksanakanya upacara ngaben maka akan dapat
menghasilkan kebaikan baik roh orang yang meninggal maupun keluarga yang di
tinggalkan.pada masyarakat bali pula di kenal beberapa kasta yang sangat
menentukan derajat seseorang. Akan tetapi ketika mereka bergaul dengan orang
gontalo dan etnis lain yang ada di kecamatan itu, kasta tersebut ditanggalkan semua
menyatu menjadi satu keluarga denagan suku lain dengan memegang teguh saling
menghormati dan menghargai sebagai bagian dari budaya timur Indonesia.
Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengenai kerukunan antar umat
beragama dan hubungan kekerabatan kepada bapak sukadi 2 april 2012, menagatakan
hubungan kekerabatan antar umat Bergama harus perlu di pertahan kan karena
manusia di ciptakan untuk berdampingan dan tetap menjaga saling menghargai dan
toleransi untuk mencegah agar tidak timbulnya konflik . Kepada masyarakat
Wonosari yang tidak melaksanakan ibadah puasa, kiranya dapat menunjukan
toleransi yang tinggi, dengan menghormati dan menghargai saudara-saudara yang
lainnya terutama bagi umat Islam yang akan melaksanakan ajaran agamanya.
Masyarakat perlu memprtahankan keharmonisan sosial dengan selalu cara
berpatisipasi atau hanya sekedar menghargai baik dari upacara keagamaan maupun
upacara adat pada salah satu masyarakat. Terjadinya konflik pada masyarakat itu,
maka dari masing-masing pihak tidak yang saling menyalahkan akan tetapi mencari
jalan keluarnya dari masalah tersebut,dan jika terjadi perbedaan pendapat baik antar
etnik maupun antar agama, maka masyarakat yang bersangkutan itu akan minta maaf
atas kesalahn yang di lakukan.
Kesimpulannya bahwa masyarakat menganggap bahwa kerukunan antar umat
beragama atau hubungan kekerabatan yang sangat akrab sehingga terwujud
harmonisasi sosial masyarakat transmigrasi masih di pertahankan kerena mengingat
begitu beragamnya etnis yang cenderung mendorong timbulnya suatu konflik, oleh
karena itu untuk mencegah timbulnya konflik masyarakat selalu mengedepankan
toleransi serta saling menerima perbeadaan satu sama lain sehingga kerukunan pada
masyarakat trasmigrasi itu dapat tercipta bahkan di lingkungan masyarakat multi
etnik sekali pun.
Menyambut bulan suci Ramadhan, maka masyarakat kaum Muslimin dan
Muslimat khususnya yang berada di Kecamatan Wonosari. bersama-sama
menunjukan, bahwa Kecamatan Wonosari dibangun dan berfondasikan suasana
kekeluargaan dan kebersamaan dalam semangat” Torang Samua Basudara”. Karena
mengajak kita semua untuk saling mendoakan, saling membantu dalam ketulusan,
saling menghormati dan menghargai berbagai perbedaan. Jagalah kerukunan yang
sudah kita bina selama ini sambil tetap waspada terhadap berbagai ancaman yang
dapat mengganggu indahnya kebersamaan kita.