BAB IV HASIL PENELITIAN · : Kelompok Jenis Kelamin Perempuan. Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN · : Kelompok Jenis Kelamin Perempuan. Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis...
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.
Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada
hasil awal asam laktat setelah dilakukan latihan dan hasil akhir asam laktat setelah
diberikan treatment pada mahasiswa laki-laki dan perempuan. Berturut-turut berikut
disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Hasil Asam laktat pada mahasiswa laki-laki dan perempuan setelah dilakukan
latihan tiap-tiap kelompok perlakuan dihitung rata-rata nilai yang diperoleh, kemudian
dianalisis secara statistik. Data dari hasil asam laktat pada mahasiswa laki-laki dan
perempuan setelah diberikan treatment yang diperoleh sesuai dengan kelompok yang
dibandingkan, dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Data Asam Laktat pada laki-laki dan perempuan. Tiap Kelompok
Berdasarkan Pemberian Ice massage, dan foam roller massage
Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata kadar asam laktat pada mahasiswa laki-laki
dan perempuan maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :
60
Gambar 4.1 Histogram Nilai Rata-rata Hasil Asam Laktat Awal dan Hasil Akhir Asam
Laktat Pada Mahasiswa Tiap Kelompok Berdasarkan Pemberian Latihan dan
Treatment Foam Roller Massage dan ice massage
Keterangan :
A1B1 = Kelompok mahasiswa laki-laki dengan foam rollers massage terhadap
kadar asam laktat
61
A1B2 = Kelompok mahasiswa perempuan dengan foam rollers massage
terhadap kadar asam laktat
A2B1 = Kelompok mahasiswa laki-laki dengan ice massage terhadap kadar
asam laktat
A2B2 = Kelompok mahasiswa perempuan dengan ice massage terhadap kadar
asam laktat.
Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki penurunan asam laktat
yang berbeda. Nilai penurunan asam laktat tiap-tiap sel (kelompok perlakuan) dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Nilai Penurunan Kadar Asam laktat Masing-Masing Kelompok Perlakuan.
No Kelompok Perlakuan Nilai Penurunan Kadar
Asam Laktat
1 A1B1 2,7320
2 A1B2 3,4107
3 A2B1 5,7693
4 A2B2 2,9593
Nilai rata-rata penurunan kadar asam laktat pada mahasiswa laki-laki dan
perempuan yang dicapai tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut.
Gambar 4.2 Histogram Nilai Rata – Rata Penurunan Kadar Asam Laktat Pada Tiap
Kelompok Perlakuan.
Keterangan :
A1B1 = Kelompok mahasiswa laki-laki dengan foam rollers massage terhadap
kadar asam laktat
62
A1B2 = Kelompok mahasiswa perempuan dengan foam rollers massage
terhadap kadar asam laktat
A2B1 = Kelompok mahasiswa laki-laki dengan ice massage terhadap kadar
asam laktat
A2B2 = Kelompok mahasiswa perempuan dengan ice massage terhadap kadar
asam laktat.
B. Penguji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data.
Kelompok
Perlakuan n Mean SD Lhitung Ltabel Kesimpulan
A1B1 15 2,7320 0,99431 0,1388 0.2200 Berdistribusi normal
A1B2 15 3,4107 0,77652 0,1175 0.2200 Berdistribusi normal
A2B1 15 5,7693 1,51067 0,1596 0.2200 Berdistribusi normal
A2B2 15 2,9593 0,95889 0,1507 0.2200 Berdistribusi normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada A1B1 diperoleh nilai Lo =
0.1388. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5% yaitu 0.2200. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada
A1B1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada
A1B2 diperoleh nilai Lo = 0,1175, yang ternyata lebih kecil dari angka batas
penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.2200. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada A1B2 termasuk berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada A2B1 diperoleh nilai Lo = 0.1596. Di
mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi
5% yaitu 0.2200. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada A2B1
termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada
A2B2 diperoleh nilai Lo = 0.1507, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas
penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.2200. Dengan
63
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada A2B2 juga termasuk berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara
kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan
dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data.
Kelompok Ni SD2gab
2hitung
2tabel Kesimpulan
4 15 1,198307 7,00 7,81 Varians homogen
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ 20 = 7.00., angka χ2 tabel 5% = 7,81,
yang ternyata bahwa nilai χ 20 = 7.00 lebih kecil dari χ2 tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa antara kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang
homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-
langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji
rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian
disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II. Hasil analisis data,
yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel 4.5 Ringkasan Nilai Rata-rata Kadar Asam Laktat Pada Mahasiswa Laki-Laki dan
Perempuan, Berdasarkan Pemberian Latihan dan Treatment Post Exercise dengan
Pemberian Foam Roller Massage dan Ice Massage.
Variabel
Rerata
A1 A2
B1 B2 B1 B2
Post Exercise 13,3800 13,3840 13,6653 11,9860
Post Treatment 10,6480 9,9733 7,8960 9,0267
Penurunan 2,7320 3,4107 5,7693 2,9593
64
Keterangan :
A1 : Pemberian Foam Roller Massage
A2 : Pemberian Ice Massage
B1 : Kelompok Jenis Kelamin Laki-laki
B2 : Kelompok Jenis Kelamin Perempuan.
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Latihan Foam Rollers massage dan
Ice Massage (A1 dan A2).
Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung Ftabel
A 1 25,078 25,078 20,928 * 4,01
Kekeliruan 56 67,105 1,198
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Jenis Kelamin Laki-laki dan
Perempuan (B1 dan B2)
Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung Ftabel
B 1 17,035 17,035 14,216 * 4,01
Kekeliruan 56 67,105 1,198
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Anava Dua Faktor (A dan B)
Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung Ftabel
Rata-rata Perlakuan 1 829,337 829,337
A 1 25,078 25,078 20,928 * 4,01
B 1 17,035 17,035 14,216 * 4,01
AB 1 45,640 45,640 38,087 * 4,01
Kekeliruan 56 67,105 1,198
Total 60 984,195
Keterangan ;
Yang bertanda * signifikan pada P 0,05.
65
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Newman-Keuls Setelah Analisis Varians
Penurunan Asam Laktat
Student-Newman-Keuls
Interaksi
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
A1B1 15 2.7320
A2B2 15 2.9593
A1B2 15 3.4107
A2B1 15 5.7693
Sig. .215 1.000
Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat dilakukan prngujian hipotesis
sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis I
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa hasil penurunan asam laktat dengan
pemberian foam roller massage memiliki penurunan yang berbeda dengan hasil
penurunan asam laktat dengan pemberian ice massage. Hal ini dibuktikan dari nilai
Fhitung = 20,928 > Ftabel = 4,01. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang
berarti bahwa pemberian foam roller massage memiliki penurunan asam laktat
yang berbeda dengan pemberian ice massage dapat diterima kebenaranya. Dari
analisis lanjutan diproleh bahwa ternyata pemberian ice massage setelah latihan
beban lebih baik dari pada pemberian foam roller massage. Pada mahasiswa yang
mendapatkan latihan dengan treatment foam roller massage memiliki rata-rata
penurunan kadar asam laktat sebesar 3.07 m/dL, sedangkan Pada mahasiswa yang
mendapatkan latihan dengan treatment ice massage memiliki rata-rata penurunan
kadar asam laktat sebesar 4.37 m/dL.
2. Pengujian Hipotesis II
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang berjenis kelamin
laki-laki memiliki penurunan asam laktat yang berbeda dengan Mahasiswa yang
berjenis kelamin perempuan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 14,216 > Ftabel =
4,01. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti mahasiswa yang
berjenis kelamin lak-laki memiliki penurunan kadar asam laktat yang berbeda
66
dengan mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan dapat diterima kebenarannya.
Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata mahasiswa yang berjenis kelamin
laki-laki memiliki penurunan kadar asam laktat yang lebih tinggi dari pada
mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.
3. Pengujian Hipotesis III
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi antara pemberian metode
massage dan dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sangat bermakna. Karena
Fhitung = 38,087 > Ftabel = 4,01. Dengan demikian hipotesis nol ditolak. Yang berarti
terdapat interaksi antara pemberian metode massage (foam roller massage dan ice
massage) dengan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian
hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :
1. Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian
faktor utama yang diteliti meliputi :
a) Pemberian metode massage atara foam roller massage dengan ice massage
pada latihan beban pada lengan
b) Perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
2. Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi
dua faktor.
Kelompok kesimpulan analisis dapat dijelaskan dan dipaparkan lebih lanjut
sebagai berikut :
1. Perbedaan pengaruh foam rollers massage dan ice massage terhadap
kadar asam laktat.
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan
pengaruh antara kelompok mahasiswa yang latihan beban dengan pemberian
foam roller massage dan kelompok mahasiswa yang latihan beban dengan
pemberian ice massage, Pada kelompok mahasiswa yang mendapatkan latihan
beban yang diikuti dengan pemberian ice massage mempunyai penurunan
kadar asam laktat lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa
67
yang mendapat latihan beban yang diikuti dengan pemberian foam roller
massage.
Pada tehnik massage yang diberikan reseptor sentuhan adalah Kulit
yang merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang
dimiliki manusia. Sensasi sentuh/raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak
dini. Oleh karena itu, sejak dalam kandungan, janin telah dapat merasakan
belaian hangat cairan ketuban, sehingga setiap manusia yang dilahirkan sudah
mendapatkan rangsangan sentuhan sejak dini.
Reaksi yang diberikan massage akan mengaktifkan ujung-ujung syaraf
yang terdapat pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan.
Selanjutnya, mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf yang
berada di tulang belakang. Sentuhan juga akan merangsang peredaran darah
dan akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih
banyak dikirim ke otak dan ke seluruh tubuh.
Foam roller massage merupakan tehnik massage dari salah satu
manipulasi sederhana metode refleksologi yang bertujuan untuk memperlancar
kembali aliran darah, dengan penekanan-penekanan atau pijatan-pijatan
kembali aliran darah pada sentra refleks. dalam hal ini merupakan manipulasi
dari struktur jaringan lunak yang dapat menenangkan serta mengurangi stress
psikologis dengan meningkatkan hormon morphin endogen seperti endorphin,
enkefalin dan dinorfin sekaligus menurunkan kadar stress hormon seperti
hormon cortisol, norepinephrine dan dopamine.
Pemberian ice massage menimbulkan dingin dari ice akan
mengurangi terjadinya proses peradangan pada jaringan ikat dan
mengurangi terjadinya resiko akibat cedera. Salah satu efek pertama dari
aplikasi ice massage pada sistem tubuh adalah vasokonstriksi yang
diberikan pada area. Vasokonstriksi ini dapat menurunkan sel-sel untuk
melakukan metabolisme. Penurunan tingkat metabolisme jaringan akan
menurunkan suhu temperatur. Semakin cepat pemberian ice massage maka
kecepatan konduksi diturunkan dan akan memberikan efek analgesia. Saraf
propriocepive memiliki ambang batas yang sangat rendah dan bermielin
tebal yang terletak jauh di dalam jaringan. Dengan pemberian es maka akan
68
terjadi penurunan metabolisme dan akan mengurangi terjadinya nyeri yang
bisa menyebabkan spasme otot.
2. Perbedaan Jenis kelamin mempengaruhi tingkat kadar asam laktat.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang kedua ternyata ada perbedaan
pengaruh antara kelompok mahasiswa Laki-laki dan perempuan terhadap
penurunan kadar asam laktat. Pada kelompok mahasiswa laki-laki mempunyai
penurunan kadar asam laktat lebih tinggi dari kelompok mahasiswa perempuan.
Pada Laki-laki lebih mudah terjadinya penurunan asam laktat,
dikarenakan pada laki-laki secara anatomi berbeda dengan perempuan dimana
dimensi fisik pada laki-laki rata-rata 7-100% lebih besa daripada wanita.
Dibawah pengaruh hormon pria, testosteron, laki-laki tumbuh lebih tinggi,
dengan gelang bahu yang lebih luas, panggul yang lebih sempit, dan tungkai
yang lebih panjang. Serta secara fisiologis pada laki-laki untuk luas penampang
melintang yang sama, sehingga power otot laki-laki 20-25% lebih tinggi dari
pada wanita. Hal ini disebabkan struktur histologisnya yang berbeda,yaitu
karena otot laki-laki mempunyai sedikit lemak, maka kepadatan serabut-serabut
otot perluas penampang melintang yang sama lebih besar dari pada laki-laki.
Selain itu pada laki-laki mempunyai darah yang kurang lebih satu liter
lebih banyak dari pada wanita, dengan kadar hemoglobin yang lebih tinggi pula
(15,8 g.Lˉˡ ± 0,9 lawan 13,9 g.Lˉˡ ± 1,1). Karenanya maka kemampuan daya
tahan laki-laki lebih besar dari pada pria. Volume normal jantung pria ± 800 cc
sehingga dimensi jantung pada laki-laki adalah lebih besar sehingga volume
sedenyutnya juga lebih besar, volume paru kurang lebih 10% lebih besar dari
pada wanita. Sehingga dalam proses pemulihan laki-laki lebih cepat.
Dikarenakan pada perempuan dipengaruhi oleh hormon androgen yang
tidak hanya mempengaruhi komposisi tubuh mereka juga memiliki dampak
besar pada pernafasan dan sistem kardiovaskular, wanita memiliki ukuran
jantung yang lebih kecil, termasuk volume jantung, dan tekanan diastolik lebih
rendah dari pada pria, bahkan ketika mengendalikan berat badan. Bahkan
dengan peningkatan denyut jantung, curah jantung laki-laki adalah sekitar 30%
lebih tinggi dari pada curah jantung perempuan dilihat dari volume stroke pada
wanita lebih rendah. Selain perbedaan jantung, pria memiliki sel darah merah
69
sekitar 6% lebih tinggi dan 10% sampai 15% lebih hemoglobin per 100 ml darah
dari pada wanita, dalam meningkatkan kapasitas oksigen pada laki-laki. Dengan
perbedaan ukuran jantung yang mutlak lebih besar dan volume total darah yang
lebih besar, sistem kardiovaskular pria bisa menyediakan lebih banyak darah per
menit untuk kerja otot. Selain memiliki jantung yang lebih rendah output dan
tingkat hemoglobin yang lebih rendah, perempuan juga memiliki kapasitas vital
lebih rendah. Sehingga pada wanita lebih cepat terjadi peningkatan asam laktat
dan lebih lama dalam penurunan kadar asam laktat karena perempuan lebih lama
untuk menyediakan darah dijantung sehingga untuk mengeliminasir asam laktat
membutuhkan waktu yang banyak. Selain itu pada wanita dipengaruhi hormon
estrogen dimana pada hormon tersebut sebagai pengendali dari menstruasi,
dimana jika pada wanita yang menstruasinya tidak teratur , mempunyai resiko
lebih besar terjadinya stress fisik yang bisa mempermudah terjadinya cedera.
Dan kemampuan pemulihan pada wanita sangat lebih rendah dibandingkan laki-
laki
3. Interaksi antara massage (foam roller dan ice massage) serta jenis kelamin
terhadap kadar asam laktat
Salah satu tujuan penelitian dengan rancangan faktorial yaitu untuk
mengetahui interaksi antara variabel utama A (variabel manipulatif) dengan
faktor variabel B (variabel atributif).
Pada penelitian ini dianalisis interaksi pemberian metode massage (foam
roller massage dan ice massage) serta jenis kelamin pada subjek. Dari tabel
ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama
penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk
kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel di bawah ini.
Tabel 4.10 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B
Terhadap Kadar Asam Laktat.
Jenis Kelamin A1 (Foam Roller Massage) A2 (Ice massage)
B1 Pria 2,73 < 5,77
B2 Wanita
3,41 > 2,96
70
Faktor A = Latihan
B = Jenis
Kelamin
Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2
B1 2,7320 5,7693 4,2507 -3,0373
B2 3,4107 2,9593 3,1850 0,4514
Rerata 3,0714 4,3643 3.3512
B1 – B2 -0,6787 2,8100