BAB IV HASIL PENELITIAN -...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN -...
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1.1.1 Aktivitas Belajar
Hasil observasi yang dilakukan dikelas VIII-H SMP Negeri 6 Salatiga
peneliti mengidentifikasi permasalahan apakah dengan menggunakan metode
pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa
dalam materi pelajaran IPS Ekonomi dengan pokok bahasan kebutuhan manusia
pada semester 1 dikelas VIII-H di SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2013/2014
Kegiatan pembelajaran siswa dan guru pada mata pelajaran ekonomi masih
rendah, sebelum diadakan tindakan. Guru tidak menguasai keadaan kelas. Karena
selama ini pembelajaran di sekolah hanya transfer ilmu pengetahuan semata dan guru
dalam menyampaikan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah bervariasi
dan tidak ada Tanya jawab, sehingga membuat siswa cenderung menjadi pasif dan
jenuh. Cara menyampaikan materi pelajaran guru kurang jelas, jadi siswa tidak
memperhatikan pelajaran tapi ia sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti berbicara
dengan temannya, bergurau dan tiduran. Motivasi guru terhadap pelajaran masih
kurang hal ini yang menyebabkan hasil belajar siswa menurun.
2
1.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa sebelum peneliti masih sangat rendah. Hasil belajar
diperoleh dari nilai ulangan harian pada kompetensi dasar kelangkaan atau
keterbatasan yaitu nilai terendah 40 dan tertinggi 90 dan rata-rata kelas yang
diperoleh 6.91 dan ketuntasan belajar 74.9%.
Table 4.1
Hasil belajar siswa kondisi awal (Lampiran I)
Kompetensi Dasar Kebutuhan Manusia
Indikator Kondisi sebelum siklus Target
Hasil nilai 6.91 7.0
Rata-rata 74.9% 7.0
Melihat kondisi ini, peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut dengan
mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) metode pembelajaran yang digunakan
menggunakan pembelajaran Make a Match. Pada kompetensi dasar kebutuhan manusia
dengan metode ini diharapkan mampu memberikan pengarahan positif pada siswa yang
berupa peningkatan kreatifitas siswa dan peningkatan hasil belajar. Pada setiap siklus
pelaksanaan tindakan dua kali pertemuan dan satu kali tes formatif.
Hasil penelitian yang akan dilakukan meliputi hasil pengamatan dalam bentuk
ketrampilan social dan motivasi terhadap siswa dengan menggunakan lembar penelitian/
observasi siswa hasil berupa tes formatif yang diadakan siklus I maupun pada siklus II.
3
Selain itu terdapat hasil pengamatan kegiatan siswa selama menerima pelajaran.
Pengamatan aktivitas guru dan tanggapan siswa selama menerima pelajaran. Pengamatan
aktivitas guru dan tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Make a Match pada kompetensi dasar kebutuhan manusia telah diperoleh data
sebagai berikut :
1.1.3 Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran hal 76) tentang
pemanfaatan sumber dayadengan menggunakan model pembelajaran Make a
Match
2. Membagi kelompok menjadi 2 kelompok (kelompok kartu soal dan kelompok
pemegang kartu jawaban)
3. Menyusun dan menyiapkan observasi yang meliputi
a. Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dilihat dari jumlah siswa
28 yang membawa buku paket, buku catatan, LKS dan alat tulis
b. Lembar pengamatan siswa yang menunjang pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match. Lembar
pengamatan dibuat untuk sejauh mana interaksi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
4
c. Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui
aktivitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran Make a Match.
Lembar pengamatan dibuat untuk mengetahui sejauh mana interaksi siswa
selama proses pembelajaran berlangsung
d. Membuat kartu soal dan kartu jawaban
e. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa
f. Mempersiapkan soal untuk kelompok
g. Lembar soal kuis untuk tiap siklus
b. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan dilaksanakan tindakan sesuai dengan scenario
pembelajaran yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2013 jam ketiga dan
keempat, tanggal 4 September 2013 jam ketiga dan keempat, tanggal 11
September 2013 jam ketiga dan keempat.
Pertemuan pertama pada kegiatan belajar mengajar guru memberi salam dan
mengabsen, mengecek kesiapan siswa dan memberi tahu bahwa nilai ulangan
harian masih terdapat sebagian siswa yang mendapat nilai dibawah 7,0. Guru
mulai pembelajaran dengan pertanyaan apersepsi dengan mengingat materi
sebelumnya tentang pemanfaatan sumber daya motivasi dan tujuan pembelajaran.
Guru melakukan tanya jawab supaya siswa aktif dengan apa yang dimaksud
5
sumber kebutuhan itu ? setelah materi disampaikan maka guru menjelaskan
tentang metode pembeljaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a
Match serta langkah-langkahnya. Untuk mempermudah pembagian kartu soal dan
kartu jawaban guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
pemegang kartu soal dan pemegang kelompok pemegang kartu jawaban masing-
masing kelompok terdiri 10 orang yang saling berhadapan baik putra maupun
putri, kelompok 3 sebagai pengumpul kartu soal dan jawaban yang telah
dipasangkan dan kemudian diambil kesimpulannya dan betul diberi poin berupa
nilai 1.
Pada pertemuan pertama dalam pembagian kelompok ada 2 anak yang tidak
masuk. Setelah siswa duduk pada meja kursinya masing-masing guru mulai
memberi kartu soal dan kartu jawaban dengan cara mengundi untuk pemegang
kartu soal dan kartu jawaban setelah siswa siap dengan kartunya masing-masing
guru memberi aba-aba agar siswa mulai mencari pasangan yang cocok dan
kemudian diberikan kepada kelompok 3 untuk diambil kesimpulannya. Apakah
pasangan betul atau salah setelah kartu soal dan jawaban telah diteliti oleh
kelompok 3, kemudian guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi dari hasil
jawaban dan soal yang telah terkumpul, kemudian disimpulkan secara bersama-
sama. Namun dari hasil kesimpulan guru memberi kesempatan pada siswa apabila
ada materi yang belum jelas dan guru memberi kesempatan pada siswa agar
6
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan kemudian mengambil kesimpulan
dari materi tersebut dan memberitau bahwa pertemuan berikutnya membahas
tentang sumber daya tenaga kerja.
Pertemuan kedua guru memberi apersepsi untuk mengingatkan siswa
tentang materi selanjutnya yaitu tentang pemanfaatan sumber daya manusia,
setelah menyampaikan materi yang akan dibahas guru memerintahkan para siswa
untuk membentuk kelompok seperti pada pertemuan pertama kemudian guru
membagi kartu soal dan kartu jawaban dari pelaksanaan diskusi setelah kartu soal
dan kartu jawaban di cocokan, guru memrintahkan untuk berdiskusi dan menjadi
fasilitator serta menjadi motivator setelah berdiskusi guru mengambil kesimpulan
sekaligus memberitaukan pada siswa bahwa pertemuan ketiga akan diadakan
ulangan harian
Pertemuan ketiga guru mengabsen siswa kemudian guru memberikan
apersepsi dan motivasi selanjutnya guru membagi lembar ulangan harian setelah
kuis selesai guru memberi kesempatan pada siswa tentang kesulitan dalam
mengerjakan soal kuis (ulangan)
c. Pengamatan (Observasi)
Penerapan pembelajaran Make a Match dalam penelitian tindakan kelas ini
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peniliti hasil yang
7
diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan metode pembelajaran Make a
Match dalam siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Hasil observasi aktivitas siswa
Hasil aktivitas siswa dilihat dari kesiapan siswa dengan metode pembelajaran
Make a Match diperoleh :
a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam pelajaran
Hasil penelitian kesiapan siswa di dalam menerima pelajaran pada
siklus I pertemuan pertama siswa yang membawa buku paket 80% yang
membawa buku catatan 65%.dalam observasi diketahui 6 siswa (3 buku
paket 1 tidak membawa buku paket, 8 siswa tidak membawa buku catatan.
Dalam pertemuan kedua diketahui bahwa partisipasi siswa dalam
mengikuti pelajaran meningkat yaitu sebesar 85% siswa membawa buku
paket membawa buku catatan 75% siswa penjelasan yang perlu ditekankan
pada siswa yaitu baik buku paket, buku catatan, Lks maupun alat tulis
yang lain
b. Observasi tentang aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Make
a Match
Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui
kegiatan siswa selama proses pembelajaran hasil observasi belajar siswa
pada siklus I sebesar 70%. Pada siklus I diketahui toleransi siswa
8
mendapat nilai empat (60% - 80%) ketrampilan social mendapatkan nilai
tiga (40% - 60%)motivasi siswa mendapatkan nilai empat (40% - 80%)
1. Aktivitas Siswa dilihat dari Toleransi
Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dilihat dari toleransi
mengenai kerjasama dalam diskusi kelompok mendapat nilai tiga.
Pertemuan pertama menunjukkan nilai empat (60% - 80%) dan pada
pertemuan kedua mendapatkan nilai tiga (40% - 60%) dalam hal ini
siswa yang disiplin merupakan siswa yang mempunyai kepandaian
lebih yang dapat melakukan jalannya diskusi kelompok sehingga dapat
memberi pengertian pada siswa yang lain. Dan toleransi siswa yang
mau menghargai pendapat temannya mendapat nilai tiga (40% - 60%)
dalam hal ini masih terdapat sebagian siswa yang belum mengetahui
tentang bagaimana cara mereka memecahkan masalah yang ada.
2. Aktivitas siswa dilihat dari ketrampilan social
Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pertemuan pertama
dalam ketrampilan social,siswa berdiskusi dan kerja sama mencapai
nilai tiga (40% - 60%) sedangkan pertemuan kedua mencapai nilai
empat yaitu (60% - 80%) terbukti siswa sudah memiliki kesadaran
pentingnya kerjasama dalam memecahkan masalah. Namun masih ada
9
sebagian siswa yang belum menyadari pentingnya kerjasama sehingga
mereka masih sibuk dengan kepentingannya sendiri.
3. Aktivitas siswa dilihat dari motivasi
Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dilihat dari
motivasinya, dalam membangun kerjasama dalam pasangan diskusi
sudah mencapai cukup (40% - 60%) yaitu dalam pertemuan pertama
dan kedua pada siklus I dalam kerjasam setiap kelompok saling tukar
pendapat mengenai soal-soal yang terdapat di kartu soal maupun yang
terdapat di soal-soal latihan untuk dijawab bersama dan bila
mengalami kesulitan para kelompok bertanya pada guru. Motivasi
siswa dalam memberikan dukungan terhadap siswa lain pada waktu
proses pembelajaran sudah cukup yaitu pada pertemuan pertama dan
kedua dalam hal ini masih terdapat siswa yang belum menguasai
materi dan siswa tersebut tidak mau bertanya pada siswa lainnya.
Pertemuan ketiga dalam pelaksanaan kuis atau ulangan harian
berjalan dengan baik, namun masih ada siswa yang berusaha membaca
buku catatan pada waktu tanya jawab mengenai kesulitan selama
ulangan ada siswa yang mengungkapkan yaitu tidak belajar
sebelumnya dan hanya sebagian siswa yang bertanya tentang kesulitan
dalam mengerjakan.
10
c. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran
Make a Match siswa yang tuntas dalam ulangan harian hanya 21 siswa dan
siswa yang lain masih dibawah KKM. Hal ini masih belum memahami
materi yang disampaikan oleh guru sehingga belum bisa mencapai target
ketuntasan belajar yaitu 85% sehingga perlu peningkatan.
Table 4.2
Hasil belajar siswa siklus I
Kompetensi dasar pemanfaatan sumber daya dengan menggunakan metode
pembelajaran Make a Match
Indikator Kondisi awal Siklus I Target Peningkatan
Hasil nilai 6,9 7,7 7.0 Sebesar 0,8
Rata-rata 74,9% 84.8% 85% Sebesar 9,7
11
Grafik perbandingan Hasil Belajar pada kondisi awal dan pada siklus I
kelas VIII-H SMP Negeri 6 Salatiga Semester Gasal tahun pelajaran
2013/2014
Kondisi awal siklus I
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Data hasil observasi aktivitas guru dapat digunakan untuk
mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Pada siklus I untuk
pertemuan pertama guru memberi motivasi pada siswa dengan
memberitaukan materi yang akan dibahas guru bertanya kepada para siswa
siswa mengenai sumber daya dan macam-macam sumber daya. Guru
memerintahkan para siswa untuk membentuk kelompok menjadi tiga
kelompok, kelompok satu dan dua masing-masing 10 siswa dan kelompok
54
56
58
60
62
64
66
68
70
72
kondisi awal siklus I
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
12
tiga terdiri 8 siswa. Karena meja posisinya pasing berbanjar kebelakang
maka untuk membentuk posisi meja berbentuk U membuat situasi siswa
agak sedikit gaduh atau ramai, setelah posisi tempat duduk membentuk
huruf U kemudian guru memerintahkan para siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Guru membagikan kartu soal dan kartu
jawaban kepada kelompok satu dan dua sedangkan kelompok tiga sebagai
penilai. Guru membimbing jalannya diskusi apakah ada kesulitan dalam
mencari pasangan. Guru menyampaikan pertanyaan pada para siswa
apakah ada pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang salah pada
kelompok tiga dan apabila tidak ada yang salah untuk segera diambil
kesimpulan, kemudian kartu dikocok lagi dan gentian dengan kelompok
tiga untuk mendapat kartu soal dan kartu jawaban
Pada pertemuan kedua guru memberi motivasi pada siswa tentang
sumber daya manusia. Pada pertemuan kedua ini guru tidak lagi
menyampaikan langkah-langkah pembelajaran, guru tinggal
memerintahkan pada siswa untuk mengubah posisi meja seperti minggu
yang lalu dan para siswa segera menempatkan ditempat duduk masing-
masing. Guru membagi kartu soal dan kartu jawaban dan untuk lalu
menyuruh siswa untuk mencari pasangan yang cocok dan apabila yang
bisa cocok atau benar akan mendapat poin atau nilai dan selanjutnya
13
diambil kesimpulan. Suasana tenang dan aktif guru memberikan
bimbingan jalannya diskusi. Upaya membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.
Pada pertemuan ketiga, sebelum soal ulngn harian dibagikan, Guru
terlebih dahulu memberikn apersepsi pada siswa setelah itu baru
membagikan soal ulangan harian I selama ulangan harian berlangsung
guru mengawasi jalannya proses ulangan harian. Hasil pengamatan
aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya selama pembelajaran pada
ulangan harian I belum mencapai indicator keberhasilan yaitu berikhtisar
85%. Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk
mencapai hasil yang optimal.
e. Wawancara dengan siswa tentang penggunaan metode pembelajaran
Make a Match
Berdasarkan angket dari tanggapan siswa setelah mengikuti pelajaran
dengan metode pembelajaran Make a Match yang telah diterapkan mereka
menjawab senang, 20 siswa menjawab memahami materi, 6 siswa
menjawab lebih mudah mengingat materi dengan bertukar pendapat dan
saling membantu. 2 siswa menjawab selama proses pembelajaran tidak
bosan.
14
f. Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan dengan menggunakan
metode pembelajaran Make a Match
Hasil angket tentang tanggapan siswa yang diperoleh dari 20 siswa
menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match.
Mereka merasa lebih paham tentang materi yang disampaikan guru karena
sesama teman saling bekerjasama memecahkan masalah yang perlu
dipecahkan. Dan apabila tidak mengerti baru bertanya pada guru namun
masih ada 3 siswa yang belum memahami arti pembelajaran sehingga
mereka ribut sendiri tidak mengindahkan teguran temannya dan ternyata
dari hasil ulangan harian I nilainya juga belum mencapai ketuntatasan
belajar.
g. Refleksi (Reflekting)
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang merupakan siklus
awal dalam penelitian tindakan kelas diperoleh baor hwa data aktivitas siswa
sudah cukup baik. Namun perlu ada peningkatan aktivitas, sebab belum
optimal belum menunjukkan indicator keberhasilan sehingga perlu adanya
perbaikan indicator yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi aktivititas
kinerja guru pada siklus I sudah cukup baik. Kinerja guru juga belum
mencapai indicator keberhasilan yang optimal maka guru perlu
mengungkapkan langkah-langkah pembelajaran Make a Match yang lebih
15
mendetail, sehingga proses pembelajaran akan dapat mencapai indicator
keberhasilan maksimal.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat
hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai
dalam penelitian tersebut antara lain :
1. Toleransi siswa pada siklus I sudah cukup
Hasil tersebut masih dibawah ketentuan keberhasilan proses sehingga
pada siklus II perlu ada peningkatan terutama pada toleransi para siswa
untuk saling bertukar pendapat
2. Ketrampilan social pada siklus I sudah cukup
Namun hasil tersebut masih dibawah ketentuan keberhasilan
pembelajaran sehingga pada siklus II perlu ada peningkatan terutama
pada ketrampilan sosial mengenai keaktifan siswa masih ada yang belum
memahami arti belajar
3. Motivasi siswa pada siklus I sudah cukup baik
Terutama pada penguasaan materi serta dalam memabantu sesama siswa
dalam memecahkan masalah namun pada siklus II perlu ditingkatkan
lagi supaya hasilnya lebih optimal.
16
4. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 84,8%. Hasil tersebut
masih dibawah ketentuan keberhasilan belajar sehingga perlu
ditingkatkan lagi.
1.4 Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini persiapan dilakukan seperti pada siklus I dan
bagaimana memperbaiki kekurangan yang ada siklus I yang dapat dilihat
pada refleksi siklus I
Persiapan perbaikan diantaranya sebagai berikut :
1. Penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan RPP. Persiapan guru dalam perbaikan yaitu menjelaskan
secara rinci tindakan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran dengan metode pembelajaran Make a Match
yang telah disusun dalam bentuk RPP sehingga proses pembelajran
berjalan dengan baik.
2. Peningkatan Toleransi
Upaya perbaikan toleransi dengan memberikan pengarahan kepada
siswa bagaimana mendominasi kelompok diskusi dan saling bertukar
pendapat perlu ditingkatkan.
17
3. Peningkatan ketrampilan social
Upaya peningkatan ketrampilan social dilakukan dengan cara
berdiskusi kelompok perlu ditingkatkan.
4. Peningkatan Motivasi
Upaya peningkatan pada motivasi terhadap siswa dengan cara
memberi pengarahan agar siswa lebih berkonsentrasi dalam
kelompok bukan hanya tau saat berdiskusi saja tetapi juga harus
dapat memecahkan masalah yang ada di soal ulangan harian pada
siklus II sehingga hasil belajar meningkat dan mencapai ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 85%.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 18 September 2013 jam ke6 - ke7 dalam apersepsi guru memberi
salam kemudian mengabsen siswa dan memberitaukan hasil nilai
ulangan pada siklus I dan belum mencapai nilai 7.0 (KKM) kemudian
guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan bertanya tentang apa yang
dimaksud dengan alat pemenuhan kebutuhan diawali dengan membentuk
kelompok seperti pada siklus I yaitu posisi meja dibuat seperti huruf U
setelah siswa duduk ditempatnya masing-masing, guru membagi kartu
soal dan kartu jawaban yang jumlahnya sesuai dengan jumlah siswa. Jadi
18
dalam siklus II siswa sudah terbiasa menggunakan metode pembelajaran
Make a Match. Setelah setiap siswa mendapatkan kartu baik kartu soal
dan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan yang cocok
dengan kartunya. Kemudian dicocokkan pasangan kartu itu betul atau
salah dengan cara didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya diambil
kesimpulan.
Dalam pertemuan kedua berjalan dengan baik,mungkin sudah
mengerti langkah-langkahnya sehingga guru tinggal memantau persiapan
para siswa dan mengecek siswa yang tidak masuk serta memberi
motivasi pada siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
Make a Match. Dalam pertemuana kali ini sudah berjalan dengan lancar
dibanding pada siklus I. guru menyampaikan materi tentang sumber
daya modal dan sumber daya kewiraswastaaan dengan menggunakan
kartu soal dan kartu jawaban. Pelaksanaan siswa dalam pembelajaran
lebih efektif dalam mencari pasangan soal atau jawaban, tidak gaduh
seperti pada siklus I. setelah kartu pasangan terkumpul maka siswa mulai
mengadakan diskusi kelompok yang kenudian diperoleh kesimpulan.
Selanjutnya guru memberi penguatan dan memberi taukan bahwa rabu
depan tanggal 2 Oktober 2013 akan diadakan ulangan harian yang ke II.
Guru memberi motivasi pada siswa agar belajar dengan materi sumber
19
daya modal dan sumber daya kewiraswastaan sehingga bisa mencapai
ketuntasan belajar (KKM).
Pertemuan ketiga diadakan ulangan harian kedua dalam siklus II.
Kegiatan awal guru memberi motivasi guru memberi motivasi pada
siswa untuk mengerjakan soal dengan teliti selanjutnya guru membagi
soal ulangan harian kedua. Selama ulangan guru mengawasi jalannya
ulangan pembagian hasil ulangan akan diberikan satu minggu setelah
ulangan berlangsung.
h. Pengamatan (Observasi)
Pada penelitian tindakan kelas ini pelaksanaan penerapan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match yaitu dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil
penelitian yang dilakukan pada siklus II akan diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil observasi aktivitas siswa
a. Observasi siswa dalam menerima pelajaran
Hasil pengamatan siswa dalam menerima pelajaran pada siklus II
pertemuan pertama dapat dilihat bahwa 75% untuk siswa yang
membawa buku paket 85% untuk siswa yang membawa buku catatan
dan 80% untuk siswa yang membawa alat tulis. Dalam pertemuan
kedua 77% siswa yang membawa buku paket 86 untik siswa yang
20
membawa buku catatan untuk siswa yang membawa peralatan tulis.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II daripada
siklus I.
b. Observasi mengenai aktivitas siswa dengan proses pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran Make a Match
Hasil penelitian pada siklus II aktivitas belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode Make a Match. Telah mencapai 85%
sedangkan yang kurang aktif karena takut masih ada 15% sedangkan
toleransi siswa terhadap pelajaran sudah baik.
1. Aktivitas siswa dalam toleransi
Hasil aktivitas siswa dalam toleransi antar sesama siswa sudah
baik. Dalam hal ini antar sesama siswaa sudah saling bekerjasama
dalam memecahkan masalah, baik yang pandai maupun yang
kurang pandai sudah saling berdiskusi hanya sedikit siswa yang
masih pasif terhadap jalannya diskusi.
2. Aktivitas siswa dilihat dari ketrampilan social
Hasil motivasi siswa dalam diskusi kelompok sudah baik. Hal ini
terlihat dalam mengerjakan soal sudah ada pembagian pekerjaan
sehingga teman yang tidak mengerjakan akan terlihat jelas dan
akhirnya mereka mengerjakan soal.
21
3. Aktivitas siswa dilihat dari motivasi
Hasil aktivitas siswa dalam membangun kerjasama dalam tim
sudah baik. Hal ini terlihat setiap siswa saling mendukung antara
satu dengan yang lainnya. Hal ini terlihat bahwa yang sudah
menguasai materi mau membantu siswa yang belum memahami.
Dalam pertemuan ketiga ketika ulangan harian berlangsung
masih ada yang melihat kekanan dan kekiri hal ini bahwa siswa
tersebut tidak siap dalam menghadapi ulangan. Saat ulangan
berakir guru bertanya mengenai kesulitan saat ulangan tersebut
namun hanya sedikit siswa yang mengutarakan kesulitannya.
c. Hasil observasi aktivitas guru
Hasil aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru
selama proses pembelajaran berlangsung pertemuan pada siklus II
guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali pertemuan awal.
Guru bertanya tentang pengertian dan macam-macam modal kemudian
guru membagi kartu soal dan kartu jawaban agar masing-masing siswa
dapat mencari pasangannya yang cocok selanjutnya guru memberi
bimbingan pada siswa yang sedang berdiskusi kelompok.
Pada pertemuan kedua guru membagi motivasi pada siswa dengan
menggali pengetahuan awal. Guru menanyakan pada siswa tentang
22
pengertian dan macam-macam modal. Dalam diskusi guru menunjuk
salah satu siswa untuk memberi contoh modal tetap kemudian guru
menunjuk siswa lain untuk memberi pengertian modal tetap.
Pada pertemuan ketiga. Guru memberi motivasi tentang
pelaksanaan ulangan harian kemudian guru membagi soal ulangan
setelah selesai membagi soal guru mengawasi jalannya ulangan. Hasil
pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus II
sudah baik. Wawancara siswa mengenai model pembelajaran Make a
Match mudah dimengerti.
Namun berdasarkan hasil wawancara masih ada beberapa siswa
yang masih sulit kerja kelompok yaitu mengandalkan jawaban siswa
yang rajin dan pandai akibat dari keadaan seperti ini akan
mengakibatkan siswa yang aktif masih terganggu namun dengan cara
diskusi kelompok akan menemukan masalah yang ada dalam soal.
4. Refleksi (Reflekting)
Hasil observasi pada siklus II aktivitas belajar siswa sudah
mengalami peningkatan, begitu juga aktivitas guru juga mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan siklus II
Aktivitas siswa sudah menunjukkan tercapainya tujuan
pembelajaran dalam penellitian yaitu sebagai berikut :
23
a. Toleransi siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini berarti
toleransi siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan
b. Ketrampilan sosial pada siklus II mengalami peningkatan yang
sangat baik, hal ini berarti ketrampilan social siswa mencapai
kriteria keberhasilan
c. Motivasi dalam proses pembelajaran pada siklus II mengalami
peningkatan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat motivasi
siswa sudah mencapai criteria proses keberhasilan
d. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah mencapai
kriteria keberhasilan belajar sebesar 100%
Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Kompetensi Dasar Kebutuhan dan Kelangkaan Sumber Daya
dengan metode pembelajaran Make a Match
Indikator
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II Target Peningkatan antara
Siklus I,Siklus II
Hasil Nilai 6,9 7,7 8,9 7,0 Peningkatan sebesar 1,5
Rata-rata
%
74,9% 84,8% 100% 85% Peningkatan 15,2
24
Grafik 4.2. Perbandingan Hasil Belajar siswa pada kondisi awal, Siklus I dan Siklus
II kelas VIII-H SMP Negeri 6 Salatiga semester gasal tahun pelajaran 2013/2014
Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Belajar pada siklus I dan siklus II dikelas VIII-H
SMP Negeri 6 Salatiga semester gasal tahun pelajaran 2013/2014
4.2 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian
berdasarkan hasil observasi selama penelitian. Dalam penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan untuk refleksi secara keseluruhan
pada tiap-tiap siklus proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik apabila terdapat komunikasi yang menyeluruh antara
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kondisi awal siklus I Siklus II
25
guru dan siswa dan bukan hanya satu arah. Guru dalam proses
pembelajaran harus menentukan metode yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik
materi pembelajaran yang akan disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajaran
akan tercapai secara optimal apabila dalam proses pembelajaran
terjadi interaksi antara guru dan siswa keaktifan siswa dapat dilihat
pada hasil belajar siswa bila terjadi peningkatan.
Penelitian tindakan kelas VIII-H SMP Negeri 6 Salatiga
Tahun Pelajaran 2013/2014. Dilaksanakan dalam dua siklus, siklus
I dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2013, 4 September 2013
dan 11 September 2013 sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal
18 September 2013, 25 September 2013 dan 2 Oktober 2013.
Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas mengambil
kompetensi dasar pemanfaatan sumber daya alam.
Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas,peneliti
melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui situasi
kelas. Dalam observasi diketahui bahwa dalam kegiatan belajar
belum optimal yaitu siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru
dan mencatat sehingga sebagian siswa tidak memperhatikan
26
penjelasan dari guru dan berbicara dengan temannya sehingga
hasil belajar belum sesuai dengan yang diharapkan terbukti dari 28
siswa masih 7 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar 7.0
sehingga untuk pemecahannya diperlukan metode pembelajaran
Make a Match dikelas VIII-H SMP Negeri 6 Salatiga semester
gasal tahun pelajaran 2013/2014 dengan kompetensi dasar
pemanfaatan sumber daya yaitu melalui siklus I ke siklus II
mengalami perubahan dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi
pembelajaran secara optimal pada diri siswa dan bisa mendapatkan
hasil belajar yang baik. Siswa harus aktif sehingga terjadi interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan
siswa menjadi hal yang penting dalam menentukan ketercapaian
dalam proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yaitu untuk memberikan pengetahuan
kepada siswa, kemampuan, konsep dan pemahaman yang mereka
bentuk butuhkan agar supaya bisa menjadi anggota masyarakat
beriman dan bermanfaat.
Peningkatan aktivitas siswa dapat berwujud perubahan
toleransi, ketrampilan social, motivasi dan hasil belajar siswa.
27
Hasil observasi pada proses pembelajaran dilihat dari keaktifan
siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Proses
pembelajaran yang terjadi sebelum tindakan kelas dilaksanakan,
siswa belum aktif hal ini terlihat masih ada yang bermain sendiri
menganggu teman didepannya dan ada yang berbicara dengan
teman sebelahnya, sehingga menggangu jalannya proses
pembelajaran. Namun setelah diadakan penelitian mulai siklus I
siswa sudah mulai aktif mengikuti proses pembelajaran namun
belum bisa secara optimal.
Mulai pertemuan pertama dalam siklus I dari kelompok satu
hingga kelompok tiga. Sudah mulai bisa memanfaatkan kerja sama
dalam diskusi, sudah dapat menghargai pendapat siswa lainnya
dan saling dan saling membantu terhadap siswa yang belum
memahami, Dalam pertemuan kedua para siswa sudah mengetahui
kelompoknya masing-masing sehingga guru dalam membagi kartu
soal dan kartu jawaban lebih lancer, walaupun ada sebagian siswa
yang malas menerima pelajaran sehingga tidak mau segera
bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Dan hasil diskusi
kelompok tiga terlihat lebih aktif.
28
Pada siklus II tiap kelompok sudah mulai ada peningkatan
dalam proses pembelajaran, baik mulai pembentukan kelompok
hingga pelaksanaan diskusi, Dari pertemuan pertama sudah mulai
terlihat aktif. Untuk mencari pasangan masing-masing pada
pertemuan kedua sudah berjalan dengan baik walaupun masih ada
siswa yang kurang memperhatikan diskusi temannya. Hasil diskusi
para siswa menunjukkan motivasi yang sangat baik dari tiap-tiap
kelompok.
Selain itu perubahan keaktifan siswa juga dapat dilihat dari
hasil ketuntasan belajar. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode Make a Match hasil belajar siswa masih
rendah, namun sesudah menggunakan metode pembelajaran Make
a M atch nilai awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian
memahami peningkatan.
Hal ini dapat digunakan sebagai ukuran perhitungan
ketuntasan hasil belajar tiap-tiap siklus. Materi tiap-tiap siklus
merupakan materi pengulangan. Hasil analisis terhadap hasil
belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus II
mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar dari siklus I
sebesar 77 dan ketuntasan belajar sebesar 84,8%. Ketidaktuntasan
29
dari siklus I sebanyak 4 siswa atau 15,2%. Ketidak tuntasan hasil
belajar siswa dikarenakan masih ada siswa yang sifatnya
menghafal apa yang akan dipakai dalam soal tersebut, sehingga
soal yang untuk ulangan tidak sesuai dengan yang dihafalkan.
Sedangkan rata-rata belajar dari hasil ulangan harian pada siklus II
sebesar 8,9 dan ketuntasan belajar sebesar 100% dan
ketidaktuntasan hasil belajar secara individu pada siklus II tidak
ada sama sekali Hal tersebut terjadi peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil
belajar siswa sudah masuk dalam criteria ketuntasan hasil belajar
yaitu lebih dari 85%. Hal ini terbukti dengan diterpakannya
metode pembelajaran Make a Match hasil belajar siswa, toleransi,
motivasi siswa mengalami peningkatan. Guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran juga sudah mengalami
perubahan disbanding sebelum menggunakan metode
pembelajaran Make a Match. Guru selalu memberi motivasi pada
siswa sehingga kondisi kelas tercipta sama-sama belajar yang baik.
Guru membimbing siswa untuk berkelompok dalam mengerjakan
30
soal yang berlangsung dalam suasana berdiskusi. Guru juga selalu
memantau jalannya diskusi.
Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 85% dan pada
siklus II sebesar 89%. Dari data tersebut menunjukkan adanya
kenaikan kinerja guru secara baik dari siklus I dan siklus II. Guru
berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses
pembelajran, baik dari cara peyampaian,tujuan pembelajaran dan
motivasi siswa. Hasil obseravasi guru dalam menerapkan metode
pembelajaran Make a Match dari siklus I ke siklus II sudah baik.
Siklus I guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran.
Yang sudah disusun meskipun belum maksimal, masih ada yang
terlewatkan. Untuk siklus II kinerja guru sudah semakin baik
karena guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran
dengan baik, mungkin itu karena sudah terbiasa.
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Make a Match, guru dapat mengarahkan dari segi motivasi,
toleransi dan hasil belajar menjadi lebih baik. Keaktifan siswapun
berjalan dengan baik, siswa bisa saling membantu temannya yang
belum bisa, dan lebih tertip didalam kelas dan aktif untuk
mengungkapkan pendapatnya. Indicator dalam penelitian tindakan
31
kelas ini tolak ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas
apabila belum berhasil dalam siklus I maka dilanjutkan pada siklus
II. Belum berhasilnya penelitian ini dikarenakan masih adanya
permasalahan pada siklus I yaitu :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran Make
a Match belum berjalan dengan baik.
2. Penyampaian guru dalam pembelajaran hanya memberikan
cara melaksanakannya dan gaaris besarnya saja.
3. Masih banyak siswa yang belum siap menerima pembelajaran
yaitu peralatan tulis, buku catatan dan buku paket belum siap
karena satu buku paket untuk dua siswa.
4. Siswa belum pernah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Make a Match sehingga
masih banyak siswa yang bingung.
5. Siswa yang malas malah mengganggu temannya yang aktif
sehingga suasana menjadi agak ramai.
Pada pelaksanaan siklus II guru berusaha untuk melakukan
perbaikan dari kekurangan yang terjadi dalam siklus I yaitu
guru harus melakukan perbaikan pada siklus II dengan lebih
memperhatikan proses pembelajaran tersebut dengan cara :
32
1. Mempersiapkan dan merencanakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan sebaik mungkin
2. Guru lebih mengoptimalkan oada pemberian materi dan
menjelaskan kepada siswa tentang langkah-langkah metode
pembelajaran Make a Match
3. Guru memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan
kepada siswa supaya lebih aktif dalam diskusi kelompok
4. Guru secara langsung mengamati siswa dalam melakukan
diskusi kelompok, apakah sudah saling bekerjasama atau
masih ada yang bergurau
Pembelajaran dengan menggunakan metode Make a
Match dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman untuk
meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran sehingga dalam kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik. Penggunaan metode
pembelajaran Make a Match sudah terbukti dapat
meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-
H SMP Negeri 6 Salatiga semester gasal tahun pelajaran
2013/2014 dengan kompetensi dasar kebutuhan dan
kelangkaan sumber daya.