BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/5/T1... ·...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2168/5/T1... ·...
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum SDN Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto
Kabupaten Wonosobo semester II tahun pelajaran 2011/2012 dengan subyek
penelitian kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang. SD Negeri 3
Karangrejo terletak pada desa, kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.
Dengan letaknya yang berada dikawasan pedesaan menjadikan SD Negeri 3
Karangrejo memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga cocok untuk
dijadikan tempat belajar. SD Negeri 3 Karangrejo berada cukup jauh dari pusat
kota Wonosobo, meskipun demikian tidak menyebabkan SD Negeri 3 Karangrejo
tertinggal melainkan dapat terus menerus menunjukkan prestasinya dengan
memenangkan beberapa perlombaan dan kompetisi.
Fasilitas pembelajaran di SD Negeri 3 Karangrejo masih terbatas, yakni
masih kurangnya alat peraga, dan belum terdapatnya lab komputer yang sekarang
ini sudah mulai dimiliki oleh berberapa SD lainnya. Meskipun demikian sarana
pembelajaran untuk menunjang kebutuhan siswa sudah dapat dikatakan cukup
karena terpenuhinya kebutuhan peserta didik akan buku-buku penunjang
pembelajaran. Selain itu, terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan
sumber bacaan bagi siswa.
Adapun tenaga mengajar di SD Negeri 3 Karangrejo terdiri dari guru kelas
dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1 guru, 1 guru
olahraga, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir setiap guru adalah rata-
rata S1. SD Negeri 3 Karangrejo telah banyak meraih prestasi baik dibidang
akademik maupun non akademik.
83
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas V SDN 3
Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 12
siswa pada mata pelajaran IPS, terlihat bahwa prestasi belajar siswa masih
rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPS
yang telah dilakukan. Dimana, sebagian besar peserta didik memperoleh nilai
di bawah KKM = 65. Data prestasi belajar siswa sebelum dilakukan tindakan,
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 1
Rekapitulasi Prestasi Belajar IPS Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan KeteranganJumlah Siswa Prosentase (%)
1 < 50 6 50 Belum tuntas2 50 – 54 - - Belum tuntas3 55 – 59 - - Belum tuntas4 60 – 64 2 16.67 Belum tuntas5 65 – 69 1 8.33 Tuntas6 70 – 74 - - -7 75 – 79 1 8.33 Tuntas8 80 – 84 - - Tuntas9 85 – 89 2 16.67 Tuntas
10 90 – 94 - - Tuntas11 95 – 100 - - TuntasJumlah 12 100Rata-rata 57.08Nilai tertinggi 85Nilai terendah 40
Mengacu pada tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa perbandingan siswa
yang mencapai KKM adalah 4 siswa atau 33.33% dan siswa yang belum
84
mencapai KKM berjumlah 10 siswa atau 66.67%, yang diuraikan dengan
data pada tabel di atas yaitu siswa yang mendapat nilai < 50 sebanyak 6
siswa atau 50%, siswa mendapat nilai antara 60 – 64 sebanyak 2 siswa atau
16.67%, siswa yang mendapat nilai antara 65 – 69 berjumlah 1 siswa,
dengan prosentase sebesar 8.3%, siswa yang mendapatkan nilai 75 – 879
berjumlah 1 siswa atau prosentasenya sebesar 8.3% dan siswa yang
mendapatkan nilai antara 85 – 89 sebanyak 2 orang atau prosentasenya
sebesar 16.67%. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas adalah 57.08%, dengan
perolehan nilai terendah yaitu 45 dan tertinggi 85. Adapun data rekapitulasi
ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan disajikan pada grafik berikut
ini:
Gambar 4. 1Rekapitulasi Ketuntasan Prestasi Belajar Sebelum Tindakan
Mengacu pada KKM = 65, maka prosentase keseluruhan siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan maupun belum tuntas belajar, disajikan pada
tabel berikut ini:
0
1
2
3
4
5
6
> 50
50-5
4
55-5
9
60-6
4
65-6
9
70-7
4
75-7
9
80-8
4
85-8
9
90-9
4
95-1
00
Rekapitulasi Hasil BelajarSebelum Tindakan
85
Tabel 4. 2
Prosentase Ketuntasan Prestasi Belajar Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan KeteranganJumlahSiswa
Prosentase(%)
1 < 65 8 66.67 Belum tuntas2 ≥ 65 4 33.33 Tuntas
Jumlah 12 100Rata-rata 57.08Nilai tertinggi 85Nilai terendah 40
Prosentase ketuntasan prestasi belajar siswa kelas V SDN 3
Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo sebelum dilakukan tindakan,
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 8 siswa atau 66.67% dari total
keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal sebanyak 4 siswa atau 33.33% dari total seluruh siswa. Berikut,
prosentase siswa yang belum ataupun telah mencapai KKM disajikan pada
gambar berikut ini:
Gambar 4. 2Prosentase Ketuntasan Prestasi Belajar Sebelum Tindakan
67%
33%
tidak tuntas
tuntas
86
Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian, rendahnya
hasil prestasi belajar siswa disebabkan oleh siswa tidak termotivasi dalam
mengikuti pelajaran IPS, ini terlihat ketika di kelas, siswa mudah bosan
selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, cara guru mengajar
yang masih didominasi dengan ceramah membuat kelas menjadi monoton
dan sajian pelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa.
Berpatokan pada data hasil prestasi belajar awal atau data hasil
prestasi belajar sebelum dilakukan tindakan, kolabolator melakukan sebuah
penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang
telah diuraikan pada bab-bab terdahulu. Dalam penelitian di SDN
Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo, kolabolator akan menggunakan
metode pembelajaran Mind Map. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua
siklus, dimana tiap siklus akan dilakukan dua pertemuan.
4.2.2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa langkah yang
dilakukan oleh penulis, antara lain:
1) Memeriksa kembali RPP yang telah disusun, sambil mencermati
kembali setiap butir yang direncakan akan dilaksanakan pada
pelaksanaan tindakan.
2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan.
Setelah itu dilakukan pengecekan lagi alat peraga tersebut apakah
sudah benar-benar tersedia dan sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang hendak dilakukan.
3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan guru yang
mendampingi sebagai observer.
87
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penulis
bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan perbaikan
pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu:
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan oleh penulis meliputi beberapa
kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu
membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek
kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan
apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan
kembali kepada para siswa tentang materi mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sekaligus menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh penulis adalah
menjelaskan materi pembelajaran yaitu mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan, dengan sub materi “Perjuangan
Bersenjata Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia” mengambil
salah satu tokoh kunci yaitu Soekarno, kemudian menempelkan
gambar Presiden pertama RI tersebut, pada kertas karton putih yang
telah disediakan, menempelkan gambar tersebut pada tengah-tengah
karton, kemudian membuat cabang-cabang dari gambar tersebut
dengan spidol berwarna sambil menjelaskan kepada siswa kaitan
antara gambar presiden Soekarno dengan cabang-cabang yang dibuat.
Cabang pertama yang dibuat adalah tempat dan tanggal kelahiran
beliau, kemudian cabang yang kedua yang dibuat adalah orangtua
beliau, cabang yang ketiga yang dibuat adalah pendidikan yang beliau
tempuh, cabang yang keempat yang dibuat adalah karya-karya beliau
88
untuk bangsa dan Negara Indonesia. Setelah membuat cabang-cabang
tersebut, penulis melanjutkan membuat sub-sub cabang yang dimulai
dengan orangtua beliau, tentang bagaimana perbedaan budaya dari
orang tua beliau yaitu antara Jawa dan Bali ditambah juga dengan
agama dari masing-masing orangtuanya yang mempengaruhi
pemikirannya tentang Nasionalisme. Pada cabang yang lain, yaitu
pendidikan beliau, penulis juga membuat sub cabang yaitu waktu
beliau bersekolah di SMP dan SMA di Surabaya, dan bagaimana
pertemuannya dengan Hj Cokroaminoto yang mengajarkan beliau
tentang Islam, tetapi juga mengajarkan beliau tentang nasionalisme.
Pada kedua sub cabang yang berbeda, namun ada titik temunya,
kolabolator membuat garis melengkung, dimana pada ujung garis itu
diberikan tanda panah sebagai tanda bahwa dua sub konsep yang
berbeda tadi yaitu identitas orangtuanya yang berbeda dan salah satu
orang yang mempengaruhi Soekarno ditemukan titik temu yaitu orang-
orang yang sama-sama mempengaruhi pemikiran beliau tentang
gagasan-gagasan nasionalismenya.
Setelah kolabolator memberikan contoh tentang bagaimana
sebuah konsep mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan,
diangkat dengan menggunakan salah satu tokoh sebagai konsep kunci,
dan mengacu pada tokoh tersebut, dapat ditemukan banyak hal melalui
metode Mind Map, kolabolator meminta siswa untuk melakukan hal
yang sama terkait dengan materi yang diberikan. Ketika memulai
meminta siswa untuk melakukan hal tersebut, pada saat bersamaan,
kolabolator juga membagikan angket motivasi belajar untuk
mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa dengan menggunakan
metode Mind Map.
Persoalan muncul ketika siswa diminta untuk mulai melakukan
pembelajaran dengan metode Mind Map. Suasana menjadi agak ribut,
89
karena masih banyak siswa belum memahami dengan benar bagaimana
menggunakan metode Mind Map, sehingga kelas menjadi gaduh
karena siswa saling bertanya kepada temannya bagaimana memulai
sebuah ide dengan kata kunci tertentu. Untuk mengendalikan suasana
agar tidak terlalu ribut, penulis meminta siswa untuk menanyakan saja
kepada penulis apa yang belum dipahami. kolabolator kemudian
mendampingi para siswa, memperhatikan cara kerja mereka dengan
menggunakan metode Mind Map, sambil memberikan stimulus yang
dapat memicu pengetahuan-pengetahuan siswa terkait dengan materi
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Setelah waktu membuat Mind Map selesai, kolabolator
memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan secara
individual. Lembar kerja tersebut dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh siswa mulai memahami materi pelajaran yang sedang
dipelajari dengan menggunakan metode Mind Map.
3) Kegiatan penutup
Kolabolator selaku pengajar, bersama-sama dengan siswa
mengambil kesimpulan tentang materi yang ditelah dipelajari dengan
menggunakan metode Mind Map, sekaligus memberikan kesempatan
kepada siswa yang masih belum memahami materi pelajaran yang
diberikan, kolabolator memberikan pesan kepada siswa untuk
mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena masih akan
dilakukan lagi pertemuan berikutnya, dan memberikan PR.
Pertemuan II
1) Kegiatan awal
Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di
ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian, guru bertanya kepada siswa
“siapa yang tidak mengerjakan PR?”. Guru mencocokkan PR dan
90
mengingatkan kembali tentang materi tentang diajarkan dipertemuan
sebelumnya yaitu materi Perjuangan Bersenjata Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan oleh
kolabolator adalah menjelaskan materi pembelajaran tentang
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan sub
materi Perjuangan Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia. Untuk memberikan penjelasan tentang sub materi tersebut,
kolabolator menggunakan metode Mind Map, dengan memilih kata
kunci perjuangan diplomasi sebagai konsep utama. Dari konsep utama
ini, kolabolator membuat cabang-cabang lagi yaitu perjanjian Renville,
perjanjian Linggarjati, perjanjian Roem – Royen. Setelah membuat
sub-sub cabang tersebut, kolabolator melanjutkan membuat ranting-
ranting lagi dengan menyertakan para tokoh yang berjuang melalui
jalur diplomasi pada setiap perjanjian-perjanjian yang dibuat antara
Indonesia dengan Belanda. Setelah melakukan pemetaan materi
dengan menggunakan metode Mind Map, siswa diminta untuk
memetakan materi yang sedang dipelajari dengan menggunakan salah
satu perundingan antara Indonesia dan Belanda yaitu perundingan
Linggarjati. kolabolator mendampingi selama siswa melakukan
pemetaan materi tersebut, sambil membantu siswa mengaitkan materi
tersebut dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah didapatkan
sebelum-sebelumnya untuk mempermudah mengembangkan konsep-
konsep. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah lebih tenang, dimana
masing-masing sudah lebih fokus untuk mengerjakan bagiannya
sendiri-sendiri. Tidak terlupakan pula, kolabolator membagikan angket
motivasi belajar untuk diisi oleh para siswa, secara khusus motivasi
belajar pada mata pelajaran dengan menggunakan metode Mind Map.
91
3) Kegiatan penutup
Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual
untuk dikerjakan di rumah, kolabolator sebagai pengajar memberikan
kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk
metode pembelajarn untuk bertanya, kolabolator selaku pengajar
bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan dan kolabolator
mengingatkan untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
c. Observasi
Pada kegiatan ini, yang diamati adalah prestasi belajar melalui tes
yang dilakukan setelah tindakan, dan motivasi belajar siswa setelah
diberikan tindakan dengan metode belajar Mind Map. Berikut ini akan
dipaparkan prestasi belajar juga motivasi belajar siswa yang diperoleh
setelah dilakukan tindakan pada siklus I, baik pada pertemuan pertama
maupun pertemuan kedua.
1) Prestasi belajar Siswa pada Siklus I
Hasil observasi prestasi belajar dan motivasi belajar pada siklus I
yang diperoleh selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode Mind Map kelas V SDN Karangrejo Kec Selomerto Kab
Wonosobo, adalah sebagai berikut:
92
Tabel 4. 3
Rekapitulasi Ketuntasan Prestasi belajar Siklus I
No NilaiSebelum Tindakan
KeteranganJumlahSiswa
Prosentase(%)
1 < 50 1 8.33 Belum tuntas2 50 – 54 1 8.33 Belum tuntas3 55 – 59 1 8.33 Belum tuntas4 60 – 64 1 8.33 Belum tuntas5 65 – 69 4 33.33 Tuntas6 70 – 74 - - Tuntas7 75 – 79 2 16.67 Tuntas8 80 – 84 1 8.33 Tuntas9 85 – 89 1 8.33 Tuntas
10 90 – 94 - - Tuntas11 95 – 100 - - Tuntas
Jumlah 12 100Rata-rata 66
Nilai tertinggi 86Nilai terendah 43
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan prestasi belajar
siswa pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada
siklus I, yang mencapai kentuntasan belajar (KKM= 65) sebanyak 8 siswa
atau 66.67% dari kondisi awal yang hanya mencapai 33.33%, sedangkan
siswa yang belum mencapai kentuntasan belajar sebanyak 4 siswa atau
sebanyak 33.33%, dari kondisi awal sebelum tindakan yaitu 66.67%.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa ada 6 siswa atau 50% dari total
siswa yang memperoleh nilai di bawah 50. Kondisi ini berubah setelah
diberikan tindakan pada siklus I, dimana hanya terdapat 1 siswa yang
mendapatkan nilai di bawah 50 atau sebesar 8.33%. Siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang 55 – 59 dan 60 – 64 juga berjumlah
masing-masing 1 siswa dengan prosentase 8.33%. Siswa yang
mendapatkan nilai antara 65 – 59 berjumlah 4 siswa atau 33.33%, tidak ada
93
siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 70 – 74, 2 siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang 75 – 79 atau 16.67%, tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang 80 – 84, dan ada 2 siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang 85 – 90 atau 16.67% dan tidak ada siswa
yang mendapatkan nilai pada rentang antara 90 – 100. Nilai rata-rata siswa
meningkat dari awal sebelum tindakan yaitu 57.08 menjadi 66 pada siklus
I. Nilai terendah dicapai dengan nilai 45 dan nilai tertinggi adalah 85.
Rekapitulasi perolehan prestasi belajar pada siklus I tersebut, disajikan
pada gambar berikut ini:
Gambar 4. 3
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Siklus I
Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan belajar pada
siklus I. hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
0
1
2
3
4
RekapitulasiKetuntasan HasilBelajar Siklus I
94
Tabel 4. 4
Prosentase Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Siklus I
No Nilai Sebelum Tindakan KeteranganJumlah Siswa Prosentase (%)
1 < 65 4 33.33 Belum tuntas2 ≥ 65 8 66.67 Tuntas
Jumlah 12 100Rata-rata 66Nilai tertinggi 85Nilai terendah 45
Prosentase ketuntasan hasil prestasi belajar siswa SD Negeri 3
Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo, sebelum dilakukan tindakan
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal sebanyak 8 siswa atau 66.67%; sedangkan yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa dengan prosentase 33.33%. Kondisi
ini berubah setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang
berhasil lulus KKM sebanyak 8 siswa atau 66.67% dan siswa yang belum
berhasil lulus KKM sebanyak 4 siswa atau 33.33%. Berikut prosentase
prestasi belajar siklus I disajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 4
Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan penelitian tindakan siklus
I, terjadi peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena
siswa termotivasi dan mulai merasa senang dalam proses pembelajaran.
67%
33%tuntas
tidak tuntas
95
Meskipun awalnya siswa sangat ribut, namun terlihat bahwa siswa
menikmati dan tidak merasa bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran di
kelas.
2) Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I
Berikut ini juga dipaparkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa,
dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Mind
Map. Patokan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah nilai (skala)
tertinggi pada jawaban angket yaitu 4 dikalikan dengan jumlah soal yaitu
25, dikalikan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran yaitu 12
siswa. Uraiannya adalah seperti berikut:= ∑∑ 100Untuk skor perolehan, diperoleh sebagai berikut: 4 x 25 x 12 = 1200.
Jumlah skor yang diperoleh adalah 882. Dengan berpatokan pada rumus
untuk menghitung skor motivasi belajar siswa yaitu:Nilai = Σ Skor yang diperolehΣ Skor maksimum X100%8821200 100
= 74%.
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
<54% = kurang
Dari ketentuan di atas, maka motivasi belajar siswa kelas V SDN 3
Karangrejo pada mata pelajaran IPS dikatakan baik setelah dilakukan
tindakan pada siklus I, dengan menggunakan metode Mind Map sebagai
metode pembelajaran.
96
Tabel 4.5Hasil Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa
Variabel Aspek Indikator Item Skor Prosentase
Motivasibelajarsiswa
Mendorongindividu
untuk berbuat
Terdorongmenggunakan metode
Mind Map dalampembelajaran IPS
1 – 8 300 34%
Menyeleksisesuatu
perbuatan(tindakan)
Memilih menggunakanmetode Mind Map
dalam pembelajaranIPS
9 – 15 261 30%
Mencapaitujuan
Berhasil mencapaiKKM 16 – 25 321 36%
Total 882 100%
3) Perbandingan Prestasi belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I
Untuk mengetahui terjadinya peningkatan prestasi belajar setelah
dilakukan tindakan pada siklus I, berikut disajikan dalam tabel nilai
yang diperoleh siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada
siklus I.
Tabel 4. 6Perbandingan Prestasi belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I
No Nilai Pra Siklus Keterangan Siklus I Keterangan1 40-45 6 Belum Tuntas 1 Belum Tuntas2 46-50 0 Belum Tuntas 1 Belum Tuntas3 51-55 0 Belum Tuntas 1 Belum Tuntas4 56-60 0 Belum Tuntas 1 Belum Tuntas5 61-65 2 Belum Tuntas 0 Belum Tuntas6 66-70 0 Tuntas 4 Tuntas7 71-75 2 Tuntas 2 Tuntas8 76-80 0 Tuntas 0 Tuntas9 81-85 2 Tuntas 2 Tuntas
10 86-90 0 Tuntas 0 Tuntas11 91-95 0 Tuntas 0 Tuntas12 96-100 0 Tuntas 0 Tuntas
Jumlah 12 12
97
Dari data tabel 4.6 di atas menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa. Pada studi awal siswa yang tuntas prestasi belajar
hanya 4 siswa (33.33%). Siswa yang belum tuntas belajar mencapai 8
siswa (66.67%) dari 12 siswa, dengan nilai rata-rata sebelum tindakan
57.08. Pada siklus I peningkatan prestasi belajar meningkat mencapai 8
siswa (66.67%) dari 12 siswa, nilai rata-rata dari studi awal 57.08 naik
menjadi 65. 83. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi
belajar siswa, meskipun peningkatan prestasi belajar siswa belum sesuai
dengan kriteria yang diinginkan yaitu 70% dari 12 siswa.
Adapun perbandingan prestasi belajar sebelum tindakan dan
setelah tindakan pada siklus I disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 7
Perbandingan Ketuntasan Prestasi belajar Kondisi Awal dan Siklus I
No. NilaiKondisi Awal Siklus I
JumlahSiswa
Prosentase(%)
JumlahSiswa
Prosentase(%)
1 Tuntas 4 33.33 8 66.67
2 BelumTuntas 8 66.67 4 33.33
Jumlah 12 100% 12 100%
Mengacu pada tabel 4.6 di atas, dilihat bahwa terjadi peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada
siklus I. Meskipun, peningkatan tersebut belum mencapai kriteria yaitu
70% dari total jumlah siswa. Adapun perbandingan prestasi belajar
sebelum tindakan dan tindakan pada siklus I, tersaji pada gambar berikut
ini:
98
Gambar 4. 5
Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Sebelum Tindakan
dan Tindakan Siklus I
Mengacu pada tabel dan gambar di atas, maka terjadi peningkatan
prestasi belajar sebelum siklus dan setelah siklus I yaitu terjadi
peningkatan 33.34%.
d. Refleksi
Pembelajaran IPS kelas V pada materi mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan pada siklus I ini belum berhasil sesuai
kriteria yang ditentukan karena ketuntasan belajar baru 66.67%. Ini ini
berarti baru 8 siswa dari 12 siswa tuntas belajar atau mendapat nilai 65
ke atas.
Hasil diskusi guru dengan observer dapat mengungkapakan faktor
penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran yaitu:
a) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali saat pada saat siswa
mulai diminta untuk membuat materinya sendiri dengan
menggunakan metode Mind Map.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Kondisi Awal Siklus I
Tidak Tuntas
Tuntas
99
b) Guru belum memberi reward/penguatan pada siswa yang menjawab
benar.
c) Guru masih kaku dalam memandu siswa yang belum memahami
langkah-langkah pembuatan Mind Map, juga dalam mengeksplorasi
pengetahuan siswa untuk diasosiasikan dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan data yang telah dianalisis dan data hasil diskusi, penulis
melakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil tindakan yang
telah dilakukan. Hasil ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa sudah
meningkat, meskipun belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
ditentukan karena ketuntasan belajar baru 66.67%, atau baru 8 dari 12
siswayang tuntas belajar atau mendapat nilai 65 ke atas.
Berdasarkan hasil evaluasi observasi, peneliti memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
1) Memandu siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk
diasosiakan dengan materi yang sedang dipelajari melalui metode
Mind Map.
2) Memberikan reward kepada siswa yang menjawab benar. Reward
atau penguatan kepada siswa berupa poin-poin.
4.2.3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Bersama-sama dengan supervisor dan observer penulis yang
berperan sebagai pengajar merevisi RPP dan menyiapkan kembali skenario
tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus II.
Berdasarkan hasil diskusi dengan observer dan refleksi siklus I maka
penulis selaku pengajar melakukan upaya perbaikan pembelajaran,
memandu siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk
diasosiakan dengan materi yang sedang dipelajari melalui metode Mind
Map. dan memberikan reward atau penguatan kepada siswa yang
100
menjawab benar. Selain itu penulis juga menyiapkan kembali lembar kerja
siswa, lembar evaluasi, dan menyiapakan alat peraga. Juga, observer
bersama guru juga menyepakati fokus observer dan kriteria yang akan
digunakan.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Kegiatan awal
Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di
ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian, guru bertanya kepada siswa
“siapa yang tidak mengerjakan PR?”. Guru mencocokkan PR dan
mengingatkan kembali tentang materi tentang diajarkan dipertemuan
sebelumnya yaitu materi Perjuangan Diplomasi Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia.
2) Kegiatan inti, kolabolator menjelaskan kembali materi tentang
perjuangan diplomasi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Setelah bertanya jawab sebentar, kolabolator melanjutkan materi
tokoh-tokoh pejuang dalam usaha mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Pada materi ini, kolabolator memilih menggunakan dua
tokoh yaitu Jenderal Soedirman dan Drs Moh Hatta sebagai konsep
kunci dalam menjelaskan materi yang diajarkan. Kolabolator lebih
dahulu menempelkan tokoh Jenderal Soedirman pada karton yang
telah disediakan, kemudian membuat cabang dengan menggunakan
spidol berwarna mulai dari asal beliau, tempat dan tanggal lahir beliau,
orangtua, pendidikan militer yang pernah ditempuh, dan karya-karya
beliau dalam fungsi dan perannya sebagai panglima besar dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sambil membuat cabang-
cabang, kolabolator juga ikut menjelaskan isi dari cabang-cabang
tersebut kepada siswa. Setelah selesai membuat cabang-cabang,
101
kolabolator meminta kepada siswa untuk membuat peta konsep yang
sama dengan menggunakan tokoh Drs Moh Hatta. Pada saat siswa
diminta untuk memulai menggunakan peta konsep dengan kata kunci
di atas, tampak bahwa tidak seperti pada siklus I, siswa sudah mulai
lebih tenang, ada siswa yang sudah berani mengangkat tangan dan
bertanya tentang melanjutkan dari membuat cabang ke ranting-ranting
dan bagaimana mengaitkan antara dua cabang yang berbeda, namun
ada titik temu yang sama. Ada yang sudah berani bertanya, “pak kalau
metode Mind Map ini diterapkan pada mata pelajaran lain bisa atau
tidak? Kolabolator menjawab bisa dan menjelaskan bahwa sebenarnya
metode Mind Map dapat diterapkan bukan hanya dalam pelajaran,
tetapi bisa diterapkan ketika membuat perencanaan untuk liburan,
membuat perencanaan menabung dan lain-lain. Sambil memberikan
penjelasan tentang manfaat menggunakan metode Mind Map,
kolabolator bersama dengan observer membagikan angket motivasi
belajar untuk diisi oleh para siswa. Angket ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana siswa memberikan tanggapan, bagaimana
siswa menjadi termotivasi dalam belajar setelah mengerti bagaimana
menggunakan metode Mind Map.
3) Kegiatan akhir
Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual
untuk dikerjakan di rumah, kolabolator sebagai pengajar memberikan
kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk
metode pembelajarn untuk bertanya, kolabolator selaku pengajar
bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan dan kolabolator
mengingatkan untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya. Tidak lupa, kolabolator juga
memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya, sambil
102
mengingatkan pada siswa yang lain, bahwa bertanya adalah hal
penting dan mendasar di dalam belajar.
Pertemuan II
1) Kegiatan awal
Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kegiatan awal
dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana
di ruangan kelas, dan apersepsi. Kolabolator sebagai pengajar
kemudian melemparkan pertanyaan kepada siswa, “ayo siapa yang
bisa bercerita tentang Drs Moh Hatta?” Serempak hampir semua siswa
mengacungkan tangan dan menjawab saya pak. Kolabolator
memberikan kesempatan satu persatu kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Ada siswa yang menjawab tempat lahir
beliau, ada yang menjawab pendidikan yang ditempuh, ada yang
menjawab beliau penemu gagasan ekonomi kerakyatan, ada yang
menjawab beliau adalah salah satu delegasi dalam perjanjian-
perjanjian diplomasi antara Indonesia dengan Belanda dan ada juga
yang menjawab beliau adalah Wakil Presiden I Republik Indonesia.
Setelah siswa selesai menjawab tidak lupa kolabolator memberikan
pujian kepada seisi kelas. Setelah itu, kolabolator menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan itu.
2) Kegiatan inti
Melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya, pada
pertemuan II siklus II ini, masih dibahas materi tentang tokoh-tokoh
pejuang dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tokoh
yang kali ini dipilih sebagai konsep sentral dalam menjelaskan materi
ini adalah Mr Syafrudin Prawiranegara. Sama seperti pada pertemuan
sebelumnya, kolabolator menempelkan karton putih, kemudian
menempelkan gambar Mr Syafrudin Prawiranegara, kemudian
103
membuat cabang-cabang dimulai dengan menggunakan lima
pertanyaan dasar yaitu (siapa, apa, kapan, dimana, dan bagaimana),
yang semua itu terkait dengan beliau. Setelah itu, kolabolator meminta
siswa untuk menjelaskan peran tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan Dr Kariadi. Sambil siswa mengerjakan tugasnya,
kolabolator mengingatkan untuk siswa jangan lupa mengisi angket
motivasi belajar yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan kedua siklus II ini, terlihat siswa sangat tenang dalam
mengerjakan tugasnya, siswa paham menggunakan metode Mind Map,
ini terlihat dengan beragam warna yang digunakan siswa dalam
membuat cabang-cabang dan ranting-ranting dari konsep utama yang
diberikan.
3) Kegiatan akhir
Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya, kolabolator
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-hal yang
belum dipahami. Ada siswa mengacungkan tangan; awalanya
kolabolator berpikir bahwa siswa tersebut hendak bertanya, ternyata
siswa tersebut mengeluarkan pendapatnya : “pak, ternyata metode
Mind Map menyenangkan ya pak, saya jadi banyak tahu tentang materi
yang diajarkan. Dibandingkan kalau dengar saja, saya jadi bosan dan
mengantuk”. Sebelum menutup pelajaran, kolabolator memberikan tes
akhir kepada siswa, juga memberikan pujian dan mengucapkan
terimakasih atas kerjasama selama kolabolator melakukan penelitian.
Kolabolator juga mengingatkan siswa, untuk dapat menggunakan
metode Mind Map pada mata pelajaran yang lain, atau mungkin juga
dalam membuat rencana-rencana yang lain.
c. Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,
bersamaan dengan itu, kolabolator meminta observer untuk melakukan
104
observasi dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang
telah disiapkan sebelumnya. Berikut diuraikan hasil observasi yaitu
prestasi belajar siswa pada siklus II, kolabolator ketika mengajar dengan
menggunakan metode Mind Map, termasuk motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS materi mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan dengan menggunakan metode Mind Map.
1) Prestasi belajar Siklus II
Hasil observasi prestasi belajar dan motivasi belajar pada siklus
II yang diperoleh selama proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode Mind Map kelas V SDN Karangrejo Kec
Selomerto Kab Wonosobo, adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 8Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siklus II
NoNilai Sebelum Tindakan Keterangan
JumlahSiswa
Prosentase(%)
1 < 50 - - Belum tuntas2 50 – 54 - - Belum tuntas3 55 – 59 - - Belum tuntas4 60 – 64 - - Belum tuntas5 65 – 69 - Tuntas6 70 – 74 1 8.33 Tuntas7 75 – 79 1 8.33 Tuntas8 80 – 84 1 8.33 Tuntas9 85 – 89 3 25 Tuntas
10 90 – 94 2 16.67 Tuntas11 95 – 100 4 33.33 Tuntas
Jumlah 12 100Rata-rata 87.5Nilai tertinggi 100Nilai terendah 70
Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan prestasi belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan
pada siklus I. Jika pada siklus I, siswa yang tuntas belajar mencapai
105
66.67% dari total jumlah keseluruhan siswa, maka pada siklus II siswa
yang tuntas belajar 100% ; dengan uraian sebagai berikut: yang
mendapatkan nilai pada rentang 70 – 74, 75 – 79, 80 – 84 berjumlah
masing-masing berjumlah 1 siswa dengan prosentase 8.33%; yang
mendapatkan nilai dalam rentang 85 – 89 berjumlah 3 sswa, yang
mendapatkan nilai pada rentang 90 – 94 ada dua siswa atau 16.67%
dan yang mendapatkan nilai pada rentang 95 – 100 berjumlah 4 orang
atau 33.33%. Nilai rata-rata kelas menjadi meningkat yaitu 87.5,
dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 100. Adapun rekapitulasi
ketuntasan prestasi belajar siswa, disajikan pada grafik berikut ini:
Gambar 4. 6Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Siklus II
02468
1012
> 50
50-5
4
55-5
9
60-6
4
65-6
9
70-7
4
75-7
9
80-8
4
85-8
9
90-9
4
95-1
00
0 0 0 0 0 1 1 1 2 3 4
Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar Siklus II
Rekapitulasi HasilBelajar Siklus II
106
Tabel 4. 9Prosentase Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Setelah Pelaksanaan
Siklus II
No Nilai Sebelum Tindakan KeteranganJumlahSiswa
Prosentase(%)
1 < 65 - - Belum tuntas2 ≥ 65 12 100 Tuntas
Jumlah 12 100Rata-rata 87.5Nilai tertinggi 100Nilai terendah 70
Ketuntasan prestasi belajar Hasil Ketuntasan belajar siswa SD
Negeri 3 Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo, sebelum
dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 8 siswa
atau 66.67% pada siklus I kemudian terjadi penurunan menjadi 4 siswa
atau 33.33% setelah dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa yang tidak
berada pada di bawah KKM. Sedangkan, sedangkan yang mencapai
ketuntasan minimal sebelum dilaksanakan tindakan yaitu sebanyak 4
siswa atau 33.33% pada siklus I kemudian meningkat menjadi 8 siswa
atau 66.67%, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi
100% tuntas dalam belajar IPS. Dengan hasil ini membuktikan
penelitian yang telah dilakukan telah berhasil karena telah melebihi
batas ketuntasan yaitu 70% sedangkan hasil yang didapat adalah
100%. Ketuntasan prestasi belajar pada kondisi awal setelah siklus I
dan siklus II disajikan pada grafik berikut ini:
107
Gambar 4. 7
Ketuntasan Prestasi belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan
siklus II, terjadi kenaikan prestasi belajar siswa. Terjadinya kenaikan
prestasi belajar siswa tersebut karena siswa merasa senang dalam
proses pembelajaran. Siswa terlihat sangat antusias, aktif dalam
bertanya tentang menggunakan metode Mind Map, bahkan ada siswa
yang mengatakan jika metode Mind Map sangat menyenangkan karena
membantu menggali pengetahuannya. Berikut disajikan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS materi mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan metode Mind
Map.
2) Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II
Berikut ini, juga dipaparkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Mind
Map. Patokan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah nilai (skala)
tertinggi pada jawaban angket yaitu 4 dikalikan dengan jumlah soal yaitu
25, dikalikan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran yaitu 12
siswa. Uraiannya adalah seperti berikut:
0
2
4
6
8
10
12
Awal Siklus I Siklus II
8
4
0
4
8
12
Tidak Tuntas
Tuntas
108
= ∑∑ 100Untuk skor maksimum, diperoleh sebagai berikut: 4 x 25 x 12 = 1200.
Dari hasil pengumpulan angket motivasi belajar, diketahui bahwa
perolehan nilai adalah 1052.Nilai = Σ Skor yang diperolehΣ Skor maksimum X100%10521200 100
= 88%.
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
>86% = baik sekali70 – 85% = baik55 – 69% = cukup baik<54% = kurang
Adapun hasil penghitungan motivasi belajar IPS siswa dalam
menggunakan metode Mind Map dalam pembelajaran disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4. 10
Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Variabel Aspek Indikator Item Skor Prosentase
Motivasibelajarsiswa
Mendorongindividu
untukberbuat
Terdorong menggunakanmetode Mind Map dalam
pembelajaran IPS1 – 8 353 34%
Menyeleksisesuatu
perbuatan(tindakan)
Memilih menggunakanmetode Mind Map dalam
pembelajaran IPS9 – 15 306 29%
Mencapaitujuan Berhasil mencapai KKM 16 – 25 393 37%
Total 1052 100%
109
Dari ketentuan di atas, maka motivasi belajar siswa kelas V SDN
Karangrejo pada mata pelajaran IPS dikatakan baik sekali setelah
dilakukan tindakan pada siklus I, dengan menggunakan metode Mind Map
sebagai metode pembelajaran.
3) Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
Untuk mengetahui terjadinya peningkatan prestasi belajar setelah
dilakukan tindakan pada siklus II, berikut disajikan dalam tabel nilai
yang diperoleh siswa pada siklus I dan setelah tindakan pada siklus II
Tabel 4. 11
Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
No Nilai Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan1 41-45 1 Belum Tuntas 0 Belum Tuntas2 46-50 0 Belum Tuntas 0 Belum Tuntas3 51-55 2 Belum Tuntas 0 Belum Tuntas4 56-60 1 Belum Tuntas 0 Belum Tuntas5 61-65 0 Belum Tuntas 0 Belum Tuntas6 66-70 4 Tuntas 1 Tuntas7 71-75 0 Tuntas 1 Tuntas8 76-80 2 Tuntas 1 Tuntas9 81-85 1 Tuntas 3 Tuntas
10 86-90 1 Tuntas 2 Tuntas11 91-95 0 Tuntas 2 Tuntas12 96-100 0 Tuntas 2 Tuntas
Jumlah 12 12
Dari data tabel 4.10 di atas, menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas hasil prestasi
belajar hanya 8 siswa (66.67%) Siswa yang belum tuntas belajar
mencapai 4 siswa (33.33%) dari 12 siswa, dengan nilai rata-rata
sebelum tindakan 65.83. Pada siklus II, peningkatan hasil prestasi
belajar meningkat mencapai 12 siswa (100%) dari 12 siswa, nilai rata-
rata dari studi awal 65.83 naik menjadi 87.5. Hal ini menunjukkan
110
adanya peningkatan hasil prestasi belajar siswa, dan pelaksanaan
pembelajaran dikatakan berhasil, karena semua siswa berhasil lulus dari
KKM. Berikut disajikan perbandingan ketuntasan hasil prestasi belajar
pada siklus I dengan siklus II.
Tabel 4. 12
Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
No. NilaiSiklus I Siklus II
JumlahSiswa
Prosentase(%)
JumlahSiswa
Prosentase(%)
1 Tuntas 8 66.67 12 100
2 BelumTuntas 4 33.33 - -
Jumlah 12 100% 12 100%
Mengacu pada tabel di atas, berikut akan disajikan dalam bentuk
grafik perbandingan hasil prestasi belajar pada siklus I dengan siklus II.
Gambar 4. 8
Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
Siklus I Siklus II
4
0
8
12
Tidak Tuntas
Tuntas
111
Berikut akan disajikan dalam tabel prosentase perbandingan hasil
prestasi belajar setelah tindakan pada siklus I dan tindakan pada siklus II.
Tabel 4. 13
Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II
No PembelajaranSiswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1. Siklus I 8 66.67% 4 33.33%
2. Siklus II 100 100% - -
Berdasarkan tabel 4.12 di atas terlihat jelas peningkatan ketuntasan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan, dengan menggunakan metode Mind
Map. Dari siklus I ke siklus II peningkatan yang terjadi mencapai
33.33%.
Di bawah ini akan disajikan dalam tabel, perbandingan keseluruhan
ketuntasan prestasi belajar mulai dari kondisi awal, siklus I, sampai
siklus II.
Tabel 4. 14
Perbandingan Ketuntasan Hasil Prestasi Belajar Kondisi Awal,Siklus I dan Siklus II
No. NilaiTuntas Belum Tuntas
JumlahSiswa Persentase Jumlah
Siswa Persentase
1 Kondisi Awal 4 33.33% 8 66.67%
2 Siklus I 8 66.67 % 4 33.33 %3 Siklus II 12 100 % - -
112
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil prestasi belajar baik pada siklus I maupun ke siklus II.
Pada kondisi awal menuju siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan hasil
prestasi belajar sebanyak 33.34%, sedangkan ketuntasan hasil prestasi
belajar pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 33.33%. Dengan hasil
ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Mind Map
berhasil pada pelajaran IPS materi mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Karangrejo Kec Selomerto Kab
Wonosobo semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Hasil ini disajikan pada grafik perbandingan ketuntasan hasil
prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat
pada grafik yang tersaji berikut ini:
Gambar 4. 9Perbandingan Ketuntasan Hasil Pretasi Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
4) Perbandingan Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus IIAgar mengetahui terjadinya peningkatan motivasi belajar IPS siswa
kelas V SDN 03 Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo, berikut ini
0
2
4
6
8
10
12
Awal Siklus I Siklus II
8
4
0
4
8
12
Tidak Tuntas
Tuntas
113
dipaparkan perbandingan motivasi belajar IPS siswa dalam menggunakan
metode Mind Map sebagai metode pembelajaran. Perbandingannya
diuraikan melalui tabel berikut ini:
Tabel 4. 15Perbandingan Motivasi Belajar Siklus I dengan Siklus II
No. AspekSiklus I Siklus II Peningkatan
Skor Skor Skor Prosentase
1 Item 1-8 300 353 53 4%
2 Item 9-15 261 306 45 4%
3 Item 15-30 321 393 72 6%
Total 882 1052 170 14%
Melihat tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa peningkatan motivasi
belajar siswa pada siklus I dari 74%, meningkat menjadi 88% pada siklus
II, atau terjadi peningkatan 14%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus
II. Hal ini terjadi karena guru melakukan beberapa perbaikan kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus II.
Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPS
siswa kelas V SDN 03 Karangrejo Kec Selomerto Kab Wonosobo,
meningkat dari baik pada siklus I menjadi baik sekali pada siklus II.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran,pada materi
mempe4rsiapkan dan mempertahankan kemerdekaan, kolabolator bersama
observer5 melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran
memberik6an hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa pada
siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya.
114
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru
Pada bagian ini, akan diuraikan penggunaan metode Mind Map dalam
pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru, maupun oleh siswa. Uraian
penggunaan metode Mind Map dalam pembelajaran IPS ini dimaksudkan untuk
melihat sejauh mana metode ini benar-benar diterapkan, sehingga dengan demikian
dapat diambil kesimpulan darinya bahwa metode ini dapat meningkatkan motivasi
maupun prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN 03 Karangrejo Kec
Selomerto Kab Wonosobo.
Acuan untuk penggunaan metode Mind Map dalam pembelajaran ini,
diambil dari lembar observasi guru maupun lembar observasi siswa. Berikut ini,
akan disajikan dalam tabel penggunaan metode Mind Map sebagai metode
pembelajaran oleh guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPS materi
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan. Penggunaan metode Mind
Map dalam pembelajaran IPS pada materi mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan tersebut, akan disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. 16Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru Siklus I Pertemuan I
No Aspek yang diamati
Siklus I
Pertemuan I
Ya Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2 Penyampaian Materi dan StrategiPembelajaran X
3 Penggunaan Metode Pembelajarandan Pemanfaatan Sumber Belajar √
4 Penilaian Hasil Belajar √
5 Mengakhiri Pelajaran X
115
Mengacu pada lembar observasi guru dalam menggunakan metode Mind
Map dalam pembelajaran IPS materi mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan, diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I, dari lima aktivitas yang
diamati, hanya 3 yang dilakukan atau 60% dari keseluruhan aktivitas dan 2 langkah
tidak dilakukan. Pada siklus I pertemuan II penilaian pembelajaran pada guru
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan aspek yang sama pada
pertemuan I pada siklus II. Berikut dipaparkan penilaian pembelajaran yang
dilakukan oleh guru yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 17
Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru Siklus I Pertemuan II
No Aspek yang diamatiSiklus I
Pertemuan IIYa Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2 Penyampaian Materi danStrategi Pembelajaran √
3Penggunaan MetodePembelajaran danPemanfaatan Sumber Belajar
√
4 Penilaian Hasil Belajar √
5 Mengakhiri Pelajaran X
Pada pertemuan II siklus I, terjadi peningkatan yaitu dari 5 askpek yang
diamati melalui pembelajaran berdasarkan metode pembelajaran Mind Map yang
harus dilakukan, ada 4 aktivitas yang dilakukan atau 80%, dan 1 aktivitas lainnya
tidak dilakukan atau 20% dari keseluruhan aktivitas pembelajaran.
Pada siklus I pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode mind map menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berlangsung dengan
cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian dari lembar observasi yang
116
menunjukkan peningkatkan dari pertemuan I hingga pertemuan II pada siklus I.
Sedangkan penilaian pada siklus II dijabarkan melalui tabel berikut:
Tabel 4. 18Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang diamatiSiklus II
Pertemuan IYa Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2 Penyampaian Materi dan StrategiPembelajaran √
3 Penggunaan Metode Pembelajarandan Pemanfaatan Sumber Belajar √
4 Penilaian Hasil Belajar √
5 Mengakhiri Pelajaran √
Tabel di atas menunjukkan penilaian yang diberikan kepada guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Dari kelima aspek yang diamati, guru telah
melakukan keseluruhan aspek dengan demikian pembelajaran pada siklus II
pertemuan I telah berlangsung dengan sangat baik. Pembelajaran pada siklus II
pertemuan II dipaparkan melalui tabel berikut:
Tabel 4. 19Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru Siklus II Pertemuan II
No Aspek yang diamatiSiklus II
Pertemuan IIYa Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2 Penyampaian Materi dan StrategiPembelajaran √
3 Penggunaan Metode Pembelajarandan Pemanfaatan Sumber Belajar √
4 Penilaian Hasil Belajar √
5 Mengakhiri Pelajaran √
117
Pada siklus II pertemuan I dan II, dari 5 askpek yang diamati dalam
pembelajaran, kelima askpek tersebut dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Kelima aspek tersebut dilakukan karena berdasarkan catatan
observasi pada siklus I, dimana ha-hal yang perlu diperbaiki oleh pengajar antara
lain, yaitu mendampingi siswa selama siswa melakukan pencatatan materi
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan metode
Mind Map, mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan cara mengasosiasikan
konsep-konsep kunci dengan hal-hal yang dipahami siswa.
4.3.2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Siswa
Selain mengamati kegiatan guru dalam mengajar dengan menggunakan
metode Mind Map, juga diamati kegiatan siswa yang terlibat dalam pembelajaran.
Pengamatan ini dimaksudkan bahwa sejauh mana siswa memahami metode
pembelajaran dengan menggunakan Mind Map itu sendiri. Berikut ini, dipaparkan
dalam tabel, hasil amatan siswa dalam pembelajaran IPS materi mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan, baik siklus I dan siklus II dengan menggunakan
metode Mind Map.
Tabel 4. 20Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Siswa Siklus I Pertemuan I
No Aspek yang diamati
Siklus I
Pertemuan I
Ya Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2 Menyampaikan Materi danStrategi Pembelajaran X
3 Penggunaan Mind Mapping X
4 Penilaian Prestasi Belajar X
5 Mengakhiri Pelajaran √
118
Pada pertemuan pertama dari kelima aspek yang diamati, hanya 2 atau 40%
aktivitas yang dilakukan sedangkan ke 3 aktivitas lainnya ataau 60% tidak
dilakukan. Hal ini disebakan oleh siswa kurang terbiasa dengan menggunakan
metode Mind Map. Penilaian serupa juga diberikan pada pertemuan II dengan
penilaian yang disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 21Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Siswa Siklus I Pertemuan II
No Aspek yang diamati
Siklus I
Pertemuan II
Ya Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2 Menyampaikan Materi dan StrategiPembelajaran X
3 Penggunaan Mind Mapping X
4 Penilaian Prestasi Belajar X
5 Mengakhiri Pelajaran √
Penilaian pada pertemuan II siklus I tidak jauh berbeda dengan pertemuan I
siklus I. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, pertama bahwa metode pembelajaran
Mind Map adalah metode pembelajaran yang pertama kali diterapkan; kedua, guru
sendiri masih kaku dalam mengajar dengan menggunakan metode Mind Map;
ketiga, guru belum melakukan pendampingan kepada siswa dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map, akibatnya siswa belum
memahami dengan benar dan masih keliru dalam menerapkan metode Mind Map
dalam pembelajaran IPS materi mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Hal tersebut berbeda pada siklus II. Dengan memperbaiki kekurangan-
kekurangan pada siklus I, guru mencoba memperbaiki hal-hal yang perlu dilakukan
119
pada siklus II. Berikut disajikan penilaian dari hasil pengamatan yang dipaparkan
pada tabel berikut:
Tabel 4. 22
Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Siswa Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang diamati
Siklus II
Pertemuan I
Ya Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2Menyampaikan Materidan StrategiPembelajaran
√
3 Penggunaan MindMapping √
4 Penilaian PrestasiBelajar √
5 Mengakhiri Pelajaran √
Pembelajaran pada siklus II sudah berlangsung dengan baik, hal tersebut
terbukti dari penilaian yang tergambar pada lembar observasi yang menunjukkan
peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan demikian permasalahan yang tadinya
masih terdapat pada siklus I pertemuan I dan II, namun pada siklus II ini
permasalahan tersebut dapat teratasi. Dengan memperhatikan beberapa hal yang
telah menjadi masalah pada siklus I, maka pada sebelum memasuki siklus II
dilakukan refleksi terhadap permasalahan tersebut guna dicar jalan keluarnya.
Penilaian pada siklus II pertemuan II disajikan pada tabel berikut:
120
Tabel 4.23
Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Siswa Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang diamatiSiklus II
Pertemuan IIYa Tidak
1 Membuka Pelajaran √
2Menyampaikan Materidan StrategiPembelajaran
√
3 Penggunaan MindMapping √
4 Penilaian PrestasiBelajar √
5 Mengakhiri Pelajaran √
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, hasilnya menunjukkan bahwa
siswa kemudian terlibat aktif dalam bertanya, siswa mulai lebih tertib dan tidak lagi
saling bertanya dengan temannya yang menjadikan suasana menjadi ribut. Siswa
mulai benar dalam melakukan asosiasi antara konsep utama dan sub konsep atau
membuat cabang dalam mencoba melakukan penjabaran materi. Hal ini terjadi
karena selama membuat Mind Map, guru secara aktif terlibat dalam mendampingi
dengan mengarahkan juga menggali pengetahuan siswa. Selain itu, siswa menyadari
manfaat dalam menggunakan metode Mind Map dalam pembelajaran.
4.3. Pembahasan
Pada studi awal, siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 siswa (33.33%) dari
12 siswa, dengan nilai rata-rata 57.08. Setelah dilaksanakan perbaikan
pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 8 siswa
(66.67%) dengan nilai rata-rata 66.36. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi
peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal ke siklus I yaitu 9.28%. Setelah
mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus
121
I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, diketahui
bahwa semua siswa berhasil tuntas dalam belajarnya, dengan perolehan nilai rata-
rata 87.5. Mengacu pada hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 21.14%.
Berdasarkan pada hasil ini maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode
Mind Map dapat meningkatkan prestasi belajar sesuai dengan yang direncanakan.
Pada awal pelaksanan tindakan (siklus I), dari hasil observasi bersama dengan
observer hal-hal yang ditemui selama proses pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran masih gaduh pada saat siswa diberikan kesempatan untuk
menyusun materi dengan menggunakan metode Mind Map
b. Kolabolator selaku pengajar, belum memberikan reward/penghargaan dan juga
penguatan kepada siswa yang terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
c. Kolabolator belum memandu siswa untuk menggali informasi dengan cara
melakukan asosiasi pada hal-hal yang diketahui siswa dengan konsep kunci
yang sedang diajarkan.
Mengantisipasi hal tersebut, sebelum dilakukan tindakan pada siklus II,
terlebih dahulu kolabolator berdiskusi dengan observer tentang hal-hal yang perlu
diperbaiki dan lebih difokuskan pada siklus II. Di atas telah dipaparkan bahwa
setelah melakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada siklus I, setelah
diberikan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan prestasi belajar
sebesar 21.14%. Semua siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Mind Map pada mata pelajaran IPS materi mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan, lulus dari kriteria KKM, dengan nilai rata-rata
87.5
Demikian juga motivasi belajar siswa. Jika pada siklus I, motivasi belajar
siswa untuk menggunakan metode Mind Map adalah 75%, terjadi peningkatan
motivasi belajar untuk menggunakan metode Mind Map sebanyak 20% lagi
sehingga menjadi 95%. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode Mind Map
sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran IPS. Metode
122
pembelajaran ini cocok diterapkan, karena metode ini sesungguhnya hanya
memicu hal-hal yang telah diketahui oleh siswa, namun hanya tinggal dipanggil
dengan cara yang benar.