BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru...

38
89 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gugus Diponegoro merupakan gerbang pintu masuk wilayah selatan untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat sehingga gugus ini diharapkan mampu berkembang dengan baik serta mampu menciptakan kesan yang baik bagi kalangan pendidikan yang masuk dari wilayah selatan. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah hal yang mudah tetapi perlu usaha dan kerja keras dalam pelaksanaan proses pendidikan di tingkat sekolah dasar. Gugus Diponegoro merupakan salah satu wilayah gugus di Kecamatan Ungaran Barat yang terdiri dari 6 sekolah dasar yaitu: SD Negeri Langensari 01, SD Negeri Langensari 02, SD Negeri Langensari 03, SD Negeri Langensari 04, SD Negeri Candirejo 01 dan SD Negeri Candirejo 02. Sekolah dasar di wilayah Gugus Diponegoro rata-rata sudah berusia lebih dari 15 tahun. Hal tersebut menandakan bahwa sekolah dasar di wilayah Gugus Diponegoro sudah banyak meluluskan siswa dalam rangka mensukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Adapun gambaran keadaan siswa dan tenaga kependidikan di Gugus Diponegoro tertuang dalam tabel berikut:

Transcript of BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru...

Page 1: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

89

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gugus Diponegoro merupakan gerbang pintu

masuk wilayah selatan untuk UPTD Pendidikan

Kecamatan Ungaran Barat sehingga gugus ini

diharapkan mampu berkembang dengan baik serta

mampu menciptakan kesan yang baik bagi kalangan

pendidikan yang masuk dari wilayah selatan. Untuk

memenuhi harapan tersebut bukanlah hal yang

mudah tetapi perlu usaha dan kerja keras dalam

pelaksanaan proses pendidikan di tingkat sekolah

dasar.

Gugus Diponegoro merupakan salah satu wilayah

gugus di Kecamatan Ungaran Barat yang terdiri dari 6

sekolah dasar yaitu: SD Negeri Langensari 01, SD

Negeri Langensari 02, SD Negeri Langensari 03, SD

Negeri Langensari 04, SD Negeri Candirejo 01 dan SD

Negeri Candirejo 02.

Sekolah dasar di wilayah Gugus Diponegoro

rata-rata sudah berusia lebih dari 15 tahun. Hal

tersebut menandakan bahwa sekolah dasar di wilayah

Gugus Diponegoro sudah banyak meluluskan siswa

dalam rangka mensukseskan program pemerintah

dalam bidang pendidikan.

Adapun gambaran keadaan siswa dan tenaga

kependidikan di Gugus Diponegoro tertuang dalam

tabel berikut:

Page 2: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

90

Tabel 4.1. Profil Guru Gugus Diponegoro Tahun 2015

Nama SD Jumlah

Siswa

Tenaga Pendidik

S2 S1 Diploma SLTA

SDN Langensari

01 174 0 8 1 1

SDN Langensari

02 266 0 7 1 1

SDN Langensari

03 258 0 7 2 1

SDN Langensari

04 261 0 6 1 1

SDN Candirejo 01

169 1 6 2 0

SDN Candirejo

02 170 0 8 2 0

Jumlah

1298 1 42 9 4

Sumber: Laporan bulan Maret 2015, UPTD Pendidikan Ungaran Barat.

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar

tenaga pendidik di wilayah Gugus Diponegoro sudah

kualifikasi pendidikan S1 bahkan ada yang sudah S2.

Dengan demikian secara mayoritas tenaga pendidik di

wilayah Gugus Diponegoro sudah memenuhi persya-

ratan dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14

Tahun 2005, bahwa pendidik sekurang-kurangnya

harus memiliki kualifikasi Strata 1. Adapun sebagian

kecil yang belum S1, saat ini juga mereka dalam

proses studi untuk mencapai Strata1. Hal demikian

diharapkan akan dapat semakin meningkatkan

kualitas layanan di bidang pendidikan.

Focus Group Discussion dalam rangka

mengumpulkan data penelitian dilakukan dalam 2

tahap. Hal ini diharapkan agar penelitian benar-

Page 3: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

91

benar memeroleh data yang maksimal sesuai tujuan

penelitian.

FGD pertama pada hari Sabtu tanggal 7 Maret

2015 membahas tentang realitas pelaksa-naan

kinerja guru dan masalah kinerja yang terjadi di

sekolah sewilayah Gugus Diponegoro. FGD

berikutnya pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2015

digunakan untuk membahas tentang akar masalah

dan upaya pemecahan masalah yang terjadi

sehubungan dengan kinerja guru di Gugus

Diponegoro. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat

secara jelas dan terinci yang meliputi gambaran

umum, realita pelaksanaan kinerja, akar masalah

yang dihadapi serta upaya pemecahan masalah pada

pemaparan berikut. Semoga gambaran hasil

penelitian ini dapat memberikan penjelasan hasil

penelitian yang telah dilakukan.

Setelah data terkumpul dalam FGD tersebut

kemudian peneliti memohon pada pengawas sekolah

untuk melakuan pengecekan/konfirmasi. Hal ini

peneliti lakukan agar data yang diperoleh memenuhi

standar keabsyahan data. Selesai pengecekan oleh

pengawas peneliti melakuan pengecekan berulang –

ulang mengenai data hasil penelitian dan menyusun

hasil penelitian.

4.1.2. Kinerja Guru Gugus Diponegoro

Fakta mengenai kinerja Guru di Gugus Dipone-

goro yang terungkap melalui Focus Group Discussion

secara garis besar dikelompokkan dalam 3 bagian

Page 4: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

92

berpedoman Permenpan RB, No. 16 Tahun 2009 yaitu:

Kinerja dalam proses pembelajaran, Kinerja dalam

pengembangan keprofesian dan Kinerja dalam

pelaksanaan penunjang tugas guru.

Realitas kinerja dalam proses pembelajaran hasil

FGD dengan Kepala Sekolah dan Guru. Mengenai

pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru di sekolah

menyangkut: Penyusunan silabus, Penyusunan

program tahunan, Penyusunan program semester,

Penyusunan program evaluasi, Program analisis KKM,

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

Pembuatan jurnal, Kelengkapan daftar nilai, Analisis

penilaian, Program tindak lanjut, dan Pelaksanaan

Bimbingan Konseling terungkap bahwa:

“Belum semua guru membuat sendiri silabus

pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran

sehari-hari melainkan masih menggunakan silabus dari BSNP tanpa merubah sedikitpun isinya.

Penyusunan program tahunan sebagian besar guru di

sekolah kami sudah belum membuat program

tahunan secara rutin. Penyusunan program semester

sebagian besar guru telah menyusun program semester. Akan tetapi dalam pelaksanaan

pembelajaran sering kali tidak sesuai dengan program tersebut. Karena program diperoleh dari copy

paste.Penyusunan program evaluasi masih banyak

guru yang tidak menyusun program evaluasi. Program

analisis KKM, sebagian besar guru tidak membuat

program analisis KKM. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum sesuai. Pembuatan

jurnal, sebagian besar guru tidak membuat jurnal

pembelajaran yang telah dilakukan. Kelengkapan

daftar nilai, sebagian besar nilai pada daftar nilai

hanya mencakup aspek kognitif, sehingga aspek afektif dan psikomotoriknya terkesan diabaikan.

Analisis penilaian, sebagian besar guru tidak melaku-

kan analisis penilaian. Program tindak lanjut,

sebagian besar guru belum melakukan tindak lanjut

dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Page 5: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

93

Pelaksanaan bimbingan konseling, belum maksimal”

Demikian Pernyataan Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Candirejo 01.

Pernyataan lain diungkapkan oleh

Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri

Langensari 01 bahwa,

“Penyusunan silabus, program tahunan dan

program semester dibuat oleh guru sendiri kemudian

didiskusikan. Penyusunan program evaluasi oleh

guru kelas sendiri atau guru mapel. Program analisis

KKM oleh guru. Pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran oleh guru sendiri. Pembuatan daftar nilai, analisis nilai dan program tindak lanjut oleh

guru walaupun pengadministrasiannya masih ada

kesalahan.”

Jawaban dari SD Negeri Langensari 03

menyatakan bahwa,

“Pelaksanaan dalam proses pembelajaran tertib

sesuai arahan pimpinan melalui diskusi baik tingkat

sekolah, gugus maupun keca-matan. Kelengkapan

administrasi dibuat sendiri sesuai arahan pimpinan”.

Pernyataan lain dari SD Negeri Langen-

sari 02 menyatakan,

“Pelaksanaan kinerja dalam proses

pembelajaran oleh guru di sekolah, semua sudah

dilaksanakan namun belum maksimal. Namun pihak

sekolah baik kepala sekolah dan guru selalu berusaha

untuk lebih maksimal.”

Pernyataan dari masing – masing sekolah dasar

mengenai pelaksanaan dalam hal yang berhubungan

dengan proses pembelajaran masih terjadi variasi

dalam pelaksanaan. Variasi yang dimaksud yaitu

terjadi pelaksanaan yang sedikit berbeda keadaannya

untuk setiap sekolah. Sebagian kecil sekolah

menyatakan sudah lancar namun sebagian besar

Page 6: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

94

sekolah menyatakan bahwa pelaksanaan proses

pembelajaran belum lancar sesuai harapan dan

pedoman.

Pelaksanaan Kinerja dalam pengembangan

keprofesian. Pelaksanaan kinerja yang menyangkut

pengembangan keprofesian dengan pertanyaan.

Bagaimana pelaksanaan kinerja dalam pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan oleh guru yang

meliputi: peran serta dalam diklat fungsional,

keikutsertaan dalam diklat ilmiah, publikasi ilmiah

dalam membuat karya ilmiah dan makalah ilmiah

serta dalam membuat / memodifikasi alat peraga?

Pertanyaan tersebut di atas memunculkan jawaban

sebagai berikut.

SD Negeri Langensari 01 me-

ngemukakan bahwa,

“Peran serta dalam diklat guru kelas atau mapel

mengikuti diklat fungsional misalnya diklat

kurikulum 2013, Kegiatan bersama (KKG) guru

mengikuti KKG tingkat gugus maupun kecamatan,

Guru masih belum aktif dalam mengikuti kegiatan

ilmiah (seminar), Pelaksanaan publikasi ilmiah dalam

membuat PTK dan makalah, belum semua guru

melaksanakan karena keterbatasan SDM, belum

menguasai pembuatan PTK dan makalah, dan ada

guru yang membuat/ memodifikasi alat pelajaran/

peraga /praktikum.

Pernyataan lain yang terungkap dari

SD Negeri Candirejo 02 menyatakan hal yang

terjadi.

“Kurangnya kesadaran guru untuk berpartisipasi

dalam diklat fungsional, Kegiatan bersama (KKG) dalam menyusun kurikulum dan/ atau pembelajaran

Page 7: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

95

belum efektifkarenatidakada program yang jelas,

Sebagian besar guru masih belum aktif dalam

mengikuti kegiatan ilmiah (seminar), Belum ada guru di sekolah kami yang mempublikasikan karya

tulisnya., Belum ada guru di sekolah kami yang

mempublikasikan makalahnya, dan Sebagian besar

guru di sekolah kami belum membuat/ memodifikasi

alat pelajaran/ peraga /praktikum.

Pernyataan hampir senada diung-

kapkan dari SD Negeri Candirejo 01 yaitu

bahwa.

“Peran serta dalam diklat fungsional, sebagian besar

guru masih kurang aktif berpartisipasi dalam diklat

fungsional, Lokakarya atau kegiatan bersama (KKG)

untuk menyusun perangkat kurikulum dan/atau

pembelajaran. Kegiatan bersama (KKG) dalam

menyusun kurikulum dan/ atau pembelajaran belum

maksimal dan belum membuahkan hasil yang

signifikan. Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah

(seminar) sebagai peserta. Sebagian besar guru masih

belum aktif dalam mengikuti kegiatan ilmiah

(seminar). Pelaksanaan publikasi ilmiah dalam

membuat karya tulis, Belum ada guru di sekolah

kami yang mempu-blikasikan karya tulisnya.

Pelaksanaan publikasi ilmiah dalam membuat

makalah, belum ada guru di sekolah kami yang

mempublikasikan maka-lahnya, Pelaksanaan

membuat/ modifikasi alat pelajaran/ peraga/

praktikum. Sebagian besar gu-ru di sekolah kami

belum membuat/ memodifikasi alat pelajaran/ peraga

/praktikum.

Pelaksanaan kinerja dalam pe-

ngembangan keprofesian yang diung-kapkan

oleh SD Negeri Langensari 04 bahwa,

“Usaha dalam pengembangan keprofesian

berkelanjutan ditinjau dari peran serta diklat, seminar, pembuatan karya ilmiah serta pembuatan

alat peraga sederhana dalam taraf usaha berlatih

bahkan ada sebagian guru yang belum memahami

hingga pelaksanaan belum dapat maksimal, belum

ada yang membuat PTK.”

Page 8: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

96

SD Negeri Langensari 03 meng-

ungkapkan bahwa,

“Diklat fungsional baru dalam tahap wacana, Animo

untuk ikut seminar tinggi, Publikasi ilmiah animo

kecil walau bisa dilaksanakan di tingkat gugus /

beberapa sekolah.

SD Negeri Langensari 02 meng-

ungkapkan bahwa,

“Kepala sekolah beserta Guru, belum semua ber-

partisipasi aktif dalam kegiatan yang menunjang

peningkatan kemampuan profesionalisme baru se-

bagian kecil yang membuat PTK.”

Pelaksanaan penunjang tugas guru.

Pelaksanaan tugas guru sebagai pengawas ujian,

penilai terhadap proses hasil belajar, anggota

organisasi profesi PGRI, dan anggota atau pengurus

gugus depan yang terungkap.

Pernyataan yang diungkapan SD Negeri Langensari 03,..Pengawas ujian rutin sesuai

ketentuan aturan. Anggota aktif dalam PGRI. Anggota

dan pengurus dalam Gudep..

Ungkapan SD Negeri Langensari 04 bahwa,

…guru aktif sebagai pengawas dan penilai proses belajar. Guru aktif menjadi anggota profesi

PGRI. Guru aktif menjadi anggota dan pengurus

gugus depan...

Ungkapan SD Negeri Candirejo 01, …Sebagai pengawas ujian penilaian dan evaluasi

terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah. Sebagian besar guru aktif sebagai pengawas ujian

penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil

belajar tingkat sekolah. Menjadi anggota aktif atau

pengurus organisasi profesi (PGRI). Semua guru aktif

menjadi anggota atau pengurus organisasi profesi

(PGRI). Menjadi anggota aktif atau pengurus kegiatan

Page 9: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

97

kepramukaan gugus depan. Sebagian besar guru aktif

menjadi anggota atau pengurus kegiatan

kepramukaan gugus depan.

Ungkapan SD Negeri Candirejo 02, Semua guru aktif sebagai pengawas ujian penilaian

dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah. Semua guru aktif menjadi anggota atau

pengurus organisasi profesi (PGRI). Sebagian besar

guru aktif menjadi anggota atau pengurus kegiatan

kepramukaan gugus depan. Ungkapan SD Negeri Langensari 01,

Semua guru aktif dalam mengawasi ujian penilaian

dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah. Guru aktif menjadi anggota atau pengurus

organisasi profesi (PGRI).Guru aktif menjadi anggota

atau pengurus kegiatan kepramukaan gugus depan.

Ungkapan SD Negeri Langensari 02, Pelaksanaan penunjang tugas guru, guru sebagian

aktif sebagai anggota maupun pengurus di tingkat

sekolah maupun gugus.

Ungkapan pernyataan tersebut mengung-

kapkan tentang realitas kinerja yang terjadi di Gugus

Diponegoro menyangkut kinerja dalam proses

pembelajaran, pengembangan keprofesian serta

pelaksanaan penunjang tugas guru.

Berdasarkan FGD yang telah dilaksanakan

bersama oleh Guru dan Kepala sekolah di Gugus

Diponegoro. Ditemukan beberapa masalah kinerja

yang terjadi di Gugus Diponegoro. Masalah adalah

terjadinya kesenjangan antara harapan dengan

kenyataan. Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara

tuntutan kinerja sesuai Permenpan RB, No.16 tahun

2009 dengan realitas kinerja guru di lapangan.

Adapun masalah - masalah yang terjadi di Gugus

Diponegoro sebagai hasil analisis ishikawa dirangkum

dirangkum dalam tabel berikut.

Page 10: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

98

Tabel 4.2. Masalah Kinerja Guru Gugus Diponegoro

Dalam Proses Pembelajaran

Kinerja Guru (Permenpan RB

no.16 Tahun 2009)

Kinerja Guru

Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan

proses pembelajaran, bagi

Guru Kelas dan Guru Mata

Pelajaran; 2) melaksanakan

proses bimbingan, bagi Guru Bimbingan dan Konseling; dan

3) melak-sanakan tugas lain

yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah.

a)Belum menyusun silabus sendiri,b) belum

rutin menyusun program

tahunan, program semester,

program evaluasi dan

analisis ketuntasan KKM, b) Pembuatan RPP belum

sesuai standar proses,

c)daftar nilai belum lengkap,

d) belum melakukan analisis

penilaian, e) belum

membuat program tindak lanjut, e) belum rutin

melaksanakan bimbingan

Konseling.

Sumber: data primer melalui FGD,2015

Dari hasil FGD terungkap masalah dalam

kinerja guru. Hal ini terjadi karena terjadinya

perbedaan tuntutan atau harapan yang tertuang

dalam Permenpan RB No. 16 Tahun 2009 dengan

kenyataan kinerja yang diulakukan oleh guru di Gugus

Diponegoro.

Tabel di atas tertuang tuntutan kinerja dalam

kinerja guru yang berhubungan dengan proses

pembelajaran bahwa seorang guru hendaknya:

1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

dan Guru Mata Pelajaran; 2) melaksanakan proses

bimbingan, bagi Guru Bimbingan dan Konseling; dan

3) melaksanakan tugas lain yang relevan dengan

fungsi sekolah/madrasah. Melaksanakan proses

Page 11: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

99

pembelajaran perlu melakukan persiapan dengan

membuat instrument atau perangkat pembelajaran.

Demikian pula seorang guru perlu hendaknya

melakukan bimbingan. Namun dalam realitas kinerja

yang menyangkut proses pembelajaran ternyata guru:

a)Belum menyusun silabus sendiri,b) belum rutin

menyusun program tahunan, program semester,

program evaluasi dan analisis ketuntasan KKM, b)

Pembuatan RPP belum sesuai standar proses, c)daftar

nilai belum lengkap, d) belum melakukan analisis

penilaian, e) belum membuat program tindak lanjut, e)

belum rutin melaksanakan bimbingan Konseling.

Hal demikian menandai terjadinya perbedaan

antara harapan sesuai tuntutan dalam Permenpan RB,

No.16 tahun 2009 dengan realitas kinerja guru di

gugus Diponegoro. Kesenjangan inilah yang

menyatakan adanya masalah dalam pelaksanaan

proses pembelajaran yang dilakukan guru di Gugus

Diponegoro.

Tabel 4.3. Masalah Kinerja Guru Gugus Diponegoro

Dalam Pengembangan Keprofesian

Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009)

Kinerja Guru

Kinerja dalam pengembangan

keprofesian: 1. pengembangan

diri: a) diklat fungsional; dan b)

kegiatan kolektif Guru yang

meningkatkan kompetensi

dan/atau kepro-fesian Guru; 2. publikasi Ilmiah: a) publikasi

ilmiah atas hasil penelitian

atau gagasan inovatif pada

bidang pendidikan formal; dan

a)belum aktif dalam

diklat fungsional, b) belum

melaksanakan Loka karya

atau kegiatan bersama

(KKG) untuk menyusun

perangat kurikulum dan /atau pembelajaran secara

rutin, c) tidak pernah

mengikuti kegiatan ilmiah

(seminar),

Page 12: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

100

Lanjutan Tabel 4.3

b) publikasi buku teks

pelajaran, buku pengayaan,

dan pedoman Guru; 3. karya Inovatif: a)menemukan

teknologi tepat guna; b) mene-

mukan/menciptakan karya

seni; c) membuat /me-

modifikasi alat pelajaran /

peraga /praktikum; dan d) mengikuti pengembangan

penyusunan standar,

pedoman, soal dan sejenisnya;

d) belum membuat

publikasi ilmiah dalam

membuat karya tulis berupa laporan hasil

penelitian pada bidang

pendidikan di sekolahnya,

e) belum membuat

publikasi ilmiah dalam

membuat makalah berupa tinjauan ilmiah dalam

bidang pendidikan formal

dan pembe-lajaran pada

satuan pendidikan-nya, f)

belum membuat/modifikasi alat pelajaran /

peraga/praktikum.

Sumber: data primer melalui FGD,2015

Hal senada juga terjadi dalam kinerja dalam

pengembangan keprofesian tertuang dalam tabel di

atas. Dalam hal ini guru dituntut untuk melakukan

pengembangan keprofesian melalui: 1. Pengem-bangan

diri: a) diklat fungsional; dan b) kegiatan kolektif Guru

yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian

Guru; 2. publikasi Ilmiah: a) publikasi ilmiah atas

hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang

pendidikan formal; dan b) publikasi buku teks

pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru; 3.

karya Inovatif: a)menemukan teknologi tepat guna; b)

menemukan/menciptakan karya seni; c) membuat /

memodifikasi alat pelajaran / peraga / praktikum; dan

d) mengikuti pengembangan penyusunan standar,

pedoman, soal dan sejenisnya. Namun kenyataan

realitas kinerja pengembangan keprofesian yang terjadi

adalah: a)guru belum aktif dalam diklat fungsional, b)

belum melaksanakan Loka karya atau kegiatan

Page 13: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

101

bersama (KKG) untuk menyusun perangat kurikulum

dan /atau pembelajaran secara rutin, c) tidak pernah

mengikuti kegiatan ilmiah (seminar), d) belum

membuat publikasi ilmiah dalam membuat karya tulis

berupa laporan hasil penelitian pada bidang

pendidikan di sekolahnya, e) belum membuat

publikasi ilmiah dalam membuat makalah berupa

tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan

pembelajaran pada satuan pendidikan-nya, f) belum

membuat/modifikasi alat pelajaran / peraga / prak-

tikum.

Tabel 4.4. Masalah Kinerja Guru Gugus Diponegoro Dalam Pelaksanaan Penunjang Tugas Guru

Kinerja Guru (Permenpan RB

no.16 Tahun 2009)

Kinerja Guru Gugus

Diponegoro

Kinerja dalam pelaksanaan

penunjang tugas Guru: 1. Memperoleh gelar/ijazah yang

sesuai dengan bidang yang

diampunya; 2. memperoleh

penghargaan /tanda jasa; dan

3. melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas Guru,

antara lain: a) membimbing

siswa dalam praktik kerja

nyata/praktik industri/

ekstrakurikuler dan sejenisnya;

b) menjadi anggota organisasi profesi / kepramukaan; c)

menjadi tim penilai angka

kredit; dan/atau d) menjadi

tutor /pelatih/instruktur.

a)belum pernah mem-

peroleh penghargaan, b)belum mahir sebagai

pembina kegiatan kepra-

mukaan.

Sumber: data primer melalui FGD,2015

Tabel di atas menggambarkan realitas kinerja

guru di Gugus Diponegoro mengenai kinerja yang

menyangkut pelaksanaan penunjang tugas guru

meliputi: 1) Memperoleh gelar/ijazah yang sesuai

Page 14: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

102

dengan bidang yang diampunya; 2) memperoleh

penghargaan /tanda jasa; dan 3) melaksanakan

kegiatan yang mendukung tugas Guru, antara lain: a)

membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik

industri/ ekstrakurikuler dan sejenisnya; b) menjadi

anggota organisasi profesi / kepramukaan; c) menjadi

tim penilai angka kredit; dan/atau d) menjadi tutor

/pelatih/instruktur.

Dalam hal ini kesenjangan yang terjadi adalah:

a) guru belum pernah memperoleh penghargaan,

b)guru belum mahir sebagai pembina kegiatan

kepramukaan.

4.1.3. Analisis Akar Permasalahan Kinerja Guru

Melalui FGD permasalahan tersebut ditelusuri

lebih dalam dengan analisis Fishbone hingga

mendapatkan akar penyebab masalah yang terjadi.

Adapun akar masalah tersebut tertuang dalam tabel

berikut.

Tabel 4.5 Tabel 4.5. Akar Masalah Kinerja dalam Proses

Pembelajaran Guru Gugus Diponegoro Masalah Akar masalah

(Fatimah, 2012)

Belum menyusun silabus sendiri,

belum rutin menyusun program tahunan, program

semester, program evaluasi dan analisis ketuntasan

KKM,

Pembuatan RPP belum sesuai standar proses,

daftar nilai belum lengkap,

belum memahami cara menyusun RPP yang baik

dan benar sesuai

standar proses,

kurang memahami standar isi, proses dan

penilaian,

daftar nilai hanya menunjukan kompe-tensi

kognitif, d)malas

melakukan analisis

Page 15: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

103

Lanjutan tabel 4.5

belum melakukan analisis penilaian,

belum membuat program tindak lanjut,

belum rutin melaksanakan bimbingan Konseling.

penilaian,

tidak paham cara melakukan bimbingan

konseling, f)guru kurang

menguasai TIK,

supervisi belum rutin

Sumber: data primer melalui FGD,2015 Dari tabel 4.5 hasil FGD yang telah dilakukan

melalui penelusuran mengenai masalah yang dialami

guru di Gugus Diponegoro mengenai pelaksanaan

proses pembelajaran yang bersumber pada masalah:

a)Belum menyusun RPP sendiri, b) belum rutin

menyusun program tahunan, program semester,

program evaluasi dan analisis ketuntasan KKM, b)

Pembuatan RPP belum sesuai standar proses, c)daftar

nilai belum lengkap, d) belum melakukan analisis

penilaian, e) belum membuat program tindak lanjut, f)

belum rutin melaksanakan bimbingan Konseling.

Ketika dilontarkan pertanyaan mengapa itu

terjadi terungkap akar masalah yaitu: a)belum

memahami cara menyusun RPP yang benar, b)kurang

memahami standar isi, proses dan penilaian, c)daftar

nilai hanya menunjukan kompe-tensi kognitif, d)malas

melakukan analisis penilaian, e) tidak paham cara

melakukan bimbingan konseling, f)guru kurang

menguasai TIK, g)supervisi belum rutin. Ketika

dilontarkan pertanyaan “mengapa” itu terjadi untuk

keempat kalinya diperoleh jawaban antara lain: malas

membaca, malas belajar, merasa sibuk. Dan ketika

ditanyakan mengapa malas? Ternyata diperoleh

jawaban yang sungguh mengejutkan yaitu: “ Begini saja

sudah bayaran.” Jadi akar masalah yang terungkap

Page 16: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

104

dalam akar masalah yang menyangkut pelaksanaan

kinerja guru dalam proses pembelajaran pada kinerja

guru di gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat

adalah sikap malas dan merasa sudah dibayar penuh

tanpa ada sangsi yang kurang jelas. Kondisi guru

seperti ini sungguh memprihatinkan karena guru

menjadi tulang punggung dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Tabel 4.6 Tabel 4.6. Akar Masalah Kinerja dalam Pengembangan

Keprofesian Guru Gugus Diponegoro Masalah Akar masalah

(Fatimah, 2012)

belum aktif dalam diklat fungsional,

belum melaksanakan Loka karya atau kegiatan bersama (KKG) untuk

menyusun perangat

kurikulum dan /atau pem-

belajaran secara rutin,

tidak pernah mengikuti kegiatan ilmiah (seminar), d)

belum membuat publikasi ilmiah dalam membuat

karya tulis berupa laporan

hasil penelitian pada bidang

pendidikan di sekolahnya,

belum membuat publikasi ilmiah dalam membuat makalah berupa tinjauan

ilmiah dalam bidang

pendidikan formal dan

pembe-lajaran pada satuan

pendidikan-nya,

belum membuat/modifikasi alat pelajaran / peraga/ praktikum.

malas mengikuti diklat fungsional karena biaya,

program dan pelaksana-an KKG belum tersusun dengan baik,

malas mengikuti kegiatan ilmiah (seminar),

belum terbiasa membuat publikasi ilmiah dalam

membuat karya tulis

berupa laporan hasil

penelitian pada bidang pendidikan di sekolah,

belum bisa membuat publikasi ilmiah dalam

membuat makalah

berupa tinjauan ilmiah

dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran

pada satuan pendi-

dikannya,

belum bisa membuat /modifikasi alat

pelajaran /peraga

/praktikum yang benar,

belum lancar komputer,

Sumber: data primer melalui FGD,2015

Page 17: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

105

Tabel 4.6 merupakan ungkapan hasil FGD

tentang masalah kinerja guru dalam pengembangan

keprofesian meliputi: a)belum aktif dalam diklat

fungsional, b) belum melaksanakan Loka karya atau

kegiatan bersama (KKG) untuk menyusun perangat

kurikulum dan /atau pembelajaran secara rutin, c)

tidak pernah mengikuti kegiatan ilmiah (seminar), d)

belum membuat publikasi ilmiah dalam membuat

karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang

pendidikan di sekolahnya, e) belum membuat publikasi

ilmiah dalam membuat makalah berupa tinjauan ilmiah

dalam bidang pendidikan formal dan pembe-lajaran

pada satuan pendidikan-nya, f) belum membuat/

modifikasi alat pelajaran / peraga / praktikum.

Melalui FGD masalah tersebut ditelusuri lebih

dalam dengan tehnik 5M dan ditemukan akar masalah

yang dari masalah kinerja pengembangan keprofesian

adalah sebagai berikut: a)malas mengikuti diklat

fungsional karena biaya, b)program dan pelaksanaan

KKG belum tersusun dengan baik, c) malas mengikuti

kegiatan ilmiah (seminar), d) belum bias membuat

publikasi ilmiah dalam membuat karya tulis berupa

laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di

sekolahnya, e) belum bisa membuat publikasi ilmiah

dalam membuat makalah berupa tinjauan ilmiah dalam

bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada

satuan pendidikan-nya,f) belum bisa membuat

/modifikasi alat pelajaran / peraga/praktikum yang

benar, g) belum lancar menggunakan komputer, h)

kurang arahan dari kepala sekolah, i)merasa nyaman

Page 18: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

106

dalam golongan IVa. Masalah tersebut ketika dilontari

pertanyaan dengan Mengapa yang keempat kalinya

munculah jawaban: sudah enak nyaman tidak ada

sangsi, sudah merasa kerjanya pas, sudah malas

berusaha, sudah merasa mentok. Ketika seseorang

sudah merasa nyaman maka dia sudah mencapai pada

puncak tujuan hidupnya. Tanpa disadari sikap seperti

itu dapat menimbulkan dampak buruk pada orang lain.

Dan pada umumnya manusia merasa egois lebih

mementingkan dirinya sendiri. Hal ini juga terjadi pada

guru yang merasa sudah nyaman tanpa disadari

kenyamanan yang mereka rasakan membawa dampak

pada anak didiknya, hal tersebut terjadi menyangkut

kinerja guru dalam pengembangan keprofesian. Dari

tabel serta paparan yang diuraikan berdasarkan data

FGD yang diperoleh bahwa akar masalah tersebut

terjadi pada kinerja guru gugus Diponegoro Kecamatan

Ungaran Barat yang berhubungan dengan kinerja guru

dalam pengembangan keprofesian.

Akar masalah yang terjadi dalam kinerja yang

berhubungan dengan pelaksanaan tugas penunjang

tertera dalam tabel berikut.

Tabel 4.7. Akar Masalah Kinerja dalam Pelaksanaan

Tugas Penunjang Guru Gugus Diponegoro Masalah Akar masalah

(Fatimah, 2012)

belum pernah memperoleh penghargaan,

belum mahir sebagai pembina kegiatan

kepramukaan.

tidak pernah mengikuti lomba,

malas mengikuti kegia-tan mahir lanjutan.

Sumber: data primer melalui FGD,2015

Page 19: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

107

Tabel 4.7 mengungkapkan masalah kinerja dalam

pelaksanaan penunjang tugas Guru meliputi: a)belum

pernah memperoleh penghargaan, b) belum mahir

sebagai pembina kegiatan kepramukaan. Dari masalah

pelaksanaan penunjang tugas guru, melalui FGD

ditelusuri akar masalah yang terjadi. Adapun akar

masalah yang terjadi meliputi: guru tidak pernah

mengikuti lomba, b) malas mengikuti kegiatan mahir

lanjutan. Akar permasalahan inilah yang ditemukan

dalam FGD.

Ketika terus ditanya mengapa tidak mengikuti

lomba, mereka menjawab tidak bisa membuatnya dan

ketika ditanya mengapa tidak bisa terjawab tidak mau

berusaha belajar. Dari sini terungkap lagi bahwa guru

masih malas berusaha dan belajar yang menjadi akar

permasalahan dalam kinerja guru yang menyangkut

pelaksanaan tugas penunjang.

Berbagai akar masalah yang terjadi dalam kinerja

guru di Gugus Diponegoro terus ditelusuri dalam FGD.

Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mencari solusi

akar permasalahan yang terjadi. Karena tujuan FGD

bukan hanya untuk mencari akar masalah tetapi lebih

utama untuk mencari solusi pemecahan masalah-

masalah yang terjadi yang menyangkut kinerja guru di

gugus Diponegoro sebagai autcome analisis fishbone.

Ketiga pokok permasalahan kinerja guru Gugus

Diponegoro meliputi kinerja dalam proses pembe-

lajaran, pengembangan keprofesian serta pelaksanaan

tugas penunjang. Dari ketiga pokok permasalahan yang

terjadi, masalah yang lebih banyak dialami oleh guru di

Page 20: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

108

Gugus Diponegoro adalah yang menyangkut kinerja

dalam pengembangan keprofesian. Hal tersebut setelah

dikonfirmasi dengan data sasaran kerja guru memang

sebagian besar belum membuat PTK, makalah ilmiah

(sasaran kerja terlampir). Dari sasaran kerja guru

untuk kolom realisasi mendapat skor 0 artinya guru

tidak membuat sasaran kerja yang seharusnya

dikerjakan. Masalah ini lebih bersumber pada

kompetensi guru yang kurang untuk kompetensi

professional kompetensi yang kurang disebabkan

karena malas belajar dan merasa tidak ada sangsi.

Guru adalah jabatan professional sehingga guru harus

bekerja secara professional sesuai profesinya.

4.1.4. Solusi Pemecahan Masalah Kinerja Guru

Melalui proses teknik FGD yang telah

dilaksanakan terungkap solusi pemecahan masalah.

Pemecahan masalah yang digunakan dengan teknik

brainstorming.

Tabel 4.8. Solusi Pemecahan Masalah Kinerja Guru Gugus Diponegoro

Akar masalah Solusi (Hana Pramudiana, 2014)

belum memahami cara

menyusun silabus yang benar,

kurang memahami standar

isi, proses dan penilaian,

daftar nilai hanya menunjukan kompetensi

kognitif,

malas melakukan analisis penilaian,

tidak paham cara melakukan bimbingan konseling,

guru kurang menguasai TIK,

malas mengikuti diklat fungsional karena biaya

Latihan secara berkesinambungan

dalam menyusun perangkat pem-belajaran agar semakin baik.

Supervisi akademik oleh Kepala

Sekolah maupun Pengawas Sekolah secara terprogram dan terus menerus.

Mengadakan pelatihan IT bagi guru yang belum menguasai.

Memotivasi guru, Mengadakan

siraman rohani rutin, Memberikan penghargaan, Meningkatkan disiplin guru

Diskusi bedah masalah dalam KKG.

Mengagendakan pelatihan TIK dalam kegiatan KKG.

Page 21: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

109

Lanjutan tabel 4.8

program dan pelaksanaan

KKG belum tersusun dengan baik,

malas mengikuti kegiatan

ilmiah (seminar), belum bisa membuat publikasi ilmiah dalam membuat karya tulis

berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya,

belum bisa membuat

/modifikasi alat pelajaran / peraga/praktikum yang benar,

belum lancar menggunakan

computer,

merasa nyaman dalam

golongan Iva

Peningkatan kesadaran, membantu

dengan biaya BOS.

Menyusun program KKG dengan baik.

Memotivasi guru untuk mengikuti seminar membuat PTK dan makalah, Mengikutsertakan guru dalam pelatihan membuat PTK dan

makalah, Mengundang nara sumber, Memberikan bantuan bagi guru dalam biaya pelatihan

Memotivasi guru untuk membuat /

memodifikasi alat peraga.

Mengadakan pelatihan TIK,

Memasukkan dalam program kegiatan KKG

Memberikan penghargaan bagi

guru, Meningkatkan kesadaran melalui siraman rohani

tidak pernah mengikuti lomba,

malas mengikuti kegiatan mahir lanjutan

Meningkatkan keaktifan guru dalam kegiatan lomba,

memberikan apresiasi pada guru

Membiayai pelatihan mahir dasar

Sumber: data primer FGD 2015

Setelah dilakukan penelusuran masalah melalui

FGD kemudian dilakukan diskusi pemecahan masalah

yang terjadi. Masalah yang muncul dalam pelaksanaan

kinerja guru meliputi: Guru belum membuat

administrasi pembelajaran lengkap, Guru kurang

menguasai TIK, Faktor usia guru, Guru kurang

memahami penyusunan RPP, Guru kurang memahami

bimbingan konseling, Guru malas, kurang kerja keras,

Belum rutin membuat dan Keterbatasan pemahaman

guru. Masalah tersebut akan diselesaikan dengan:

Pelatihan secara berkesinambungan dalam menyusun

perangkat pembelajaran agar semakin baik, Supervisi

akademik oleh Kepala Sekolah maupun Pengawas

Sekolah secara terprogram dan terus menerus.

Mengadakan pelatihan IT bagi guru yang belum

Page 22: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

110

menguasai. Memotivasi guru untuk selalu

meningkatkan kinerjanya, Diskusi bedah masalah,

Mengadakan siraman rohani rutin dalam KKG.

Meningkatkan disiplin guru, Memberikan penghargaan

serta Mengagendakan dalam kegiatan KKG.

Solusi pemecahan masalah pada kinerja dalam

pengembangan keprofesian yaitu: Peningkatan

kesadaran dan pemahaman akan pentingnya

pengembangan keprofesian berkelanjutan. Memotivasi

guru untuk membuat PTK dan makalah.

Mengikutsertakan guru dalam pelatihan membuat PTK

dan makalah. Memotivasi guru untuk membuat /

memodifikasi alat peraga. Membuat wadah kegitan di

tingkat gugus, mengundang nara sumber, memberikan

penghar-gaan bagi guru. Memberikan bantuan bagi

guru dalam biaya pelatihan serta memasukkan dalam

program kegiatan KKG.

Permasalahan kinerja dalam pelaksanaan

penunjang tugas guru meliputi: tidak pernah

mengikuti lomba, malas mengikuti kegiatan mahir

lanjutan. Permasalahan ini akan ditindaklanjuti

dengan cara: Meningkatkan keaktifan guru dalam

kegiatan lomba, memberikan apresiasi pada guru,

membiayai pelatihan mahir dasar.

Akar masalah dari permasalahan proses

pembelajaran, pengembangan keprofesian dan

pelaksanaan tugas penunjang tersebut adalah sikap

malas dan merasa sudah dibayar penuh tanpa ada

sangsi yang kurang jelas, sudah enak nyaman tidak

ada sangsi, sudah merasa kerjanya pas, sudah malas

Page 23: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

111

berusaha, sudah merasa mentok, guru belum

professional. Dari permasalahan tersebut maka dalam

FGD ditentukan langkah untuk mencari solusi

masalah. Solusi masalah yang ditawarkan adalah:

mewajibkan guru untuk belajar dari berbagai sumber,

menghilangkan sikap malas dengan siraman rohani,

mendorong guru untuk menjadi guru yang

professional.

4.2. Pembahasan Kinerja guru adalah hasil atau taraf kesuksesan

yang dicapai seseorang guru dalam bidang pekerjaan-

nya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh

orang-orang tertentu terutama atasan yang bersang-

kutan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui FGD

yang telah diselenggarakan dan telah dipaparkan

dalam hasil penelitian ditemukan beberapa masalah

serta akar masalah dalam kinerja guru di Gugus

Diponegoro. Selain itu juga ditemukan solusi

pemecahan masalah lewat FGD. Hal tersebut akan kita

bahas lebih lanjut dalam pembahasan berikut.

4.2.1. Kinerja Guru Gugus Diponegoro Hasil FGD yang menyangkut pelaksanaan

kinerja guru di Gugus Diponegoro Ungarat Barat

terungkap beberapa masalah. Masalah tersebut

meliputi pelaksanaan proses pembelajaran, pengem-

bangan keprofesian serta pelaksanaan penunjang

tugas guru.

Page 24: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

112

Kinerja guru dalam proses pembelajaran: Belum

menyusun silabus sendiri, belum rutin menyusun

program tahunan, program semester, program

evaluasi dan analisis ketuntasan KKM, Pembuatan

RPP belum sesuai standar proses, c)daftar nilai belum

lengkap, belum melakukan analisis penilaian, belum

membuat program tindak lanjut, belum rutin

melaksanakan bimbingan Konseling.

Tuntutan kinerja guru yang tertuang dalam

Permenpan RB, No.16 tahun 2009, mengenai

pelaksanaan proses pembelajaran adalah:

Melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

dan Guru Mata Pelajaran; melaksanakan proses

bimbingan, bagi Guru Bimbingan dan Konseling; dan

melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi

sekolah/madrasah. Tugas ini meliputi: merencanakan

pembelajaran / bimbingan, melaksanakan pembela-

jaran / bimbingan yang bermutu, menilai dan meng-

evaluasi hasil pembela-jaran / bimbingan, serta melak-

sanakan pembela-jaran /perbaikan dan pengayaan.

Selain itu guru juga dituntut memilih dan menentukan

materi, strategi, metode, media pembelajaran /

bimbingan dan alat penilaian /evaluasi dalam melak-

sanakan proses pembelajaran / bimbingan untuk

mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai

dengan kode etik profesi Guru.

Pelaksanaan tugas guru dalam proses

pembelajaran yang terjadi di Gugus Diponegoro dari

hasil FGD masih terjadi kesenjangan antara tuntutan

dan realita. Kesenjangan yang terjadi antara lain

Page 25: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

113

belum rutin menyusun program tahunan, program

semester, program evaluasi dan analisis ketuntasan

KKM, Pembuatan RPP belum sesuai standar proses.

Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

dituntut untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar proses

namun ralitanya guru belum rutin membuat RPP.

Selain itu guru juga belum secara rutin membuat

program semester maupun program tahunan yang

menjadi tuntutan kewajibannya. Selain itu guru juga

belum malakukan analisis Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) secara rutin. Hal ini tentu menjadikan

masalah dalam pelaksanaan tugas guru.

Realitas kinerja guru dalam pengembangan

keprofesian: Belum aktif dalam diklat fungsional,

belum melaksanakan Loka karya atau kegiatan

bersama (KKG) untuk menyusun perangat kurikulum

dan /atau pembelajaran secara rutin, tidak pernah

mengikuti kegiatan ilmiah (seminar), belum membuat

publikasi ilmiah dalam membuat karya tulis berupa

laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di

sekolahnya, belum membuat publikasi ilmiah dalam

membuat makalah berupa tinjauan ilmiah dalam

bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada

satuan pendidikannya, belum membuat/modifikasi

alat pelajaran / peraga/ praktikum.

Tuntutan dalam Permenpan RB, No.16 tahun

2009, mengenai tugas guru dalam pengembangan

keprofesian guru dituntut untuk: Mengikuti diklat

fungsional; dan melaksanakan kegiatan kolektif Guru

Page 26: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

114

yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian

Guru; membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian

atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal;

dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan,

dan pedoman Guru; menemukan teknologi tepat guna;

mene-mukan/menciptakan karya seni; membuat /me-

modifikasi alat pelajaran / peraga /praktikum; dan

mengikuti pengembangan penyusunan standar,

pedoman, soal dan sejenisnya.

Pelaksanaan untuk tugas guru dalam

pengembangan keprofesian juga masih menemui

kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Hal

terungkap misalnya dalam tuntutan guru dituntut

untuk membuat publikasi ilmiah, menciptakan

modifikasi alat peraga namun realita kinerja

menyatakan guru belum membuat publikasi ilmiah

maupun modifikasi peraga sederhana, belum membuat

tinjauan ilmiah sederhana mengenai pendidikan.

Selain itu guru juga belum mengikuti diklat fungsional

dalam rangka mengembangkan profesinya. Hal

tersebut tentu akan menghambat dalam pelaksanaan

tugas guru dalam pengembangan keprofesian.

Kinerja guru dalam pelaksanaan penunjang

tugas guru: Belum pernah memperoleh penghargaan,

belum mahir sebagai pembina kegiatan kepramukaan.

Tuntutan dalam Permenpan RB, No.16 tahun 2009

mengenai kinerja guru dalam pelaksanaan penunjang

tugas guru adalah: Memperoleh gelar/ijazah yang

sesuai dengan bidang yang diampunya; memperoleh

penghargaan /tanda jasa; dan melaksanakan kegiatan

Page 27: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

115

yang mendukung tugas Guru, antara lain: a)

membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik

industri/ ekstrakurikuler dan sejenisnya; b) menjadi

anggota organisasi profesi / kepramukaan; c) menjadi

tim penilai angka kredit; dan/atau d) menjadi tutor

/pelatih/instruktur.

Kinerja guru mengenai pelaksanaan penunjang

tugas guru juga mengalami masalah yaitu tidak

sesuainya harapan dan realita yang terjadi. Misalnya

guru dituntut untuk membimbing siswa dalam

ektrakurikuler pramuka. Namun pada kenyataanya

guru belum mahir atau belum memiliki bekal yang

cukup dalam mahir dasar pramuka. Hal tersebut tentu

akan menjadi penghambat dalam pelaksanaan

penunjang tugas guru.

Masalah yang terjadi dalam kinerja guru yang

terungkap melalui FGD yang diselenggarakan di Gugus

Diponegoro terus ditelusuri untuk mencari akar

terhadap masalah yang terjadi.

4.2.2. Analisis Akar Permasalahan Kinerja Guru Analisis akar masalah dilakukan melalui

pengkajian dengan penelusuran yang lebih mendalam

akan masalah yang ada. Melalui teknik FGD yang

dilakukan Kepala Sekolah dan Guru di Gugus

Diponegoro dengan melakukan penelusuran yang

mendalam terhadap masalah yang ada maka

ditemukan akar masalah.

Hasil diskusi yang terungkap dalam FGD akar

permasalahan yang menyangkut kinerja guru yang

berhubungan dengan proses pembelajaran: belum

Page 28: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

116

memahami cara menyusun silabus yang benar, kurang

memahami standar isi, proses dan penilaian, daftar

nilai hanya menunjukan kompetensi kognitif, malas

melakukan analisis penilaian, tidak paham cara

melakukan bimbingan konseling, guru kurang

menguasai TIK, supervisi belum rutin.

Akar masalah yang menyangkut kinerja guru

dalam pengembangan keprofesian meliputi: Malas

mengikuti diklat fungsional karena biaya, program

dan pelaksanaan KKG belum tersusun dengan baik,

malas mengikuti kegiatan ilmiah (seminar), belum

terbiasa membuat publikasi ilmiah dalam membuat

karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada

bidang pendidikan di sekolahnya, belum bisa membuat

publikasi ilmiah dalam membuat makalah berupa

tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan

pembelajaran pada satuan pendidi-kannya, belum bisa

membuat /modifikasi alat pelajaran / peraga/prak-

tikum yang benar, belum lancar menggunakan

komputer, kurang arahan dari kepala sekolah,

h)merasa nyaman dalam golongan IVa,

Akar masalah yang menyangkut kinerja guru

dalam pelaksanaan tugas penunjang: tidak pernah

mengikuti lomba, malas mengikuti kegiatan mahir

lanjutan.

Fatimah (2012), dalam hasil penelitiannya

menyatakan bahwa Kompetensi guru, Pengalaman

Mengajar serta Kompetensi Kepala Sekolah merupa-

kan faktor yang berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kinerja guru baik secara terpisah maupun

Page 29: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

117

bersama – sama. Hal ini terbukti bahwa dari akar

masalah yang terungkap dalam FGD tersebut terjadi

bersumber pada ketiga faktor tersebut.

Kompetensi guru meliputi: Kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial

dan kopetensi profesional. Kompetensi pedagogik

meliputi: 1) pemahaman guru terhadap peserta didik,

2) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, 3)

evaluasi hasil belajar,dan 4) pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang

dimilikinya. Apabila kompe-tensi ini benar-benar

dimiliki guru maka masalah seperti: belum memahami

cara menyusun silabus yang benar, kurang memahami

standar isi, proses dan penilaian, daftar nilai hanya

menunjukan kompetensi kognitif, malas melakukan

analisis penilaian, tidak paham cara melakukan

bimbingan konseling. Seorang guru yang memiliki

kompetensi professional yang baik maka ia akan dapat

menjalankan profesinya dengan baik karena dia dapat

memahami peserta didik, merancang dan

melaksanakan pembelajaran dengan baik, melakukan

evaluasi dengan benar serta mengembangkan

kompetensi peserta didik dengan maksimal.

Kompetensi kepribadian merupakan kemam-

puan personal yang mencerminkan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Bila hal

ini dihayati dan dilakukan guru dengan baik maka

masalah seperti rasa malas akan hilang dari sifat guru.

Seorang guru yang memiliki kompetensi kepribadian

Page 30: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

118

akan mencerminkan sikap yang mantap, arif hingga

dia melaksanakan kewajibannya tanpa rasa malas.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orangtua atau wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Kompetensi sosial apabila dimiliki

guru dengan baik maka dia juga dapat melaksanakan

bimbingan dengan baik. Karena melaksanakan

bimbingan bikan hanya sekedar ucapan tetapi guru

mampu memberikan teladan kepribadian yang baik

terhadap siswanya. Hal ini dilakukan melalui

komunikasi yang baik dengan siswa, orangtua wali

maupun sesame guru.

Kompetensi profesional merupakan pengua-saan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

mencakup penguasaan materi kurikulum mata

pelajaran dari sekolah dan substansi keilmuan yang

menaungi materinya. Penguasaan materi yang

mendalam bukan hanya pada materi pelajaran namun

tetapi juga materi penunjang pelaksanaan tugas guru

seperti kepramukaan. Selain itu juga materi lain yang

menjadi tuntutan guru sesuai tugasnya seperti

pengembangan karya ilmiah, pembuatan alat peraga

sederhana. Apabila hal ini benar-benar dikuasai maka

tidak akan terjadi masalah.

Keempat kompetensi yang sesuai Peraturan

pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar

pendidikan nasional bahwa tenaga kependidikan harus

memiliki kompetensi pedagogik, profesional,

Page 31: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

119

kepribadian dan sosial. Apabila benar-benar dihayati

dan dikembangkan guru maka tidak akan terjadi

permasalahan dalam pelaksanaan kinerja guru.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru

adalah pengalaman mengajar. Dalam akar masalah

tersebut terungkap bahwa ada guru yang merasa

nyaman karena sudah golongan IVa. Tingginya

golongan seorang guru menandakan bahwa seorang

guru tersebut sudah lama menjadi guru artinya sudah

berpengalaman. Namun waktu yang lama justru

diartikan sebagai zona nyaman. Masalah ini

menandakan bahwa lamanya guru mengajar bukan

menjadikan semakin kreatif tapi mengarah ke semakin

malas. Misalnya dengan timbulnya masalah malas

membuat karya inovasi karena sudah golongan IVa.

Hal ini merupakan pemahaman yang salah dan harus

diluruskan. Justru semakin tinggi golongan semakin

tinggi tuntutan yang harus diemban guru bukannya

dibuat malas-malasan dalam membuat karya ilmiah.

Selain itu untuk mensukseskan pendidikan juga

diperlukan kompetensi kepala sekolah yang meliputi:

kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan

kompetensi sosial. Permasalahan yang terjadi pada

guru tidak luput dari kompetensi kepala sekolah.

Masalah seperti supervisi yang belum rutin, guru

kurang menguasai TIK, guru belum dapat membuat

karya ilmiah dapat diselesaikan apabila kepala sekolah

memiliki 5 kompetensi yang harus dimiliki.

Page 32: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

120

Kompetensi Kepribadian, meliputi 5 sub

kompetensi dasar: Berakhlak mulia, mengembangkan

budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan

akhlak mulia bagi komunitas di sekolah /madrasah;

memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin;

memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan

diri sebagai kepala sekolah / madrasah; bersikap

terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;

mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah; serta

memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

pendidikan. Apabila seorang kepala sekolah dapat

memiliki kompetensi kepribadian yang baik maka dia

dapat dijadikan teladan bagi guru maupun siswanya.

Guru dan siswanya dapat mengembangkan diri dengan

baik karena ada sikap terbuka dari kepala sekolah.

Kompetensi manajerial, meliputi 16 sub

kompetensi dasar: menyusun perencanaan sekolah/

madrasah untuk berbagai tingkatan perenca-naan;

mengembangkan organisasi sekolah/ madrasah sesuai

dengan kebutuhan; memimpin sekolah/ madrasah

dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/

madrasah secara optimal; mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi

pembelajar yang efektif; menciptakan budaya dan

iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif

bagi pembelajaran peserta didik; mengelola guru dan

staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal; mengelola sarana dan

prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendaya-

Page 33: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

121

gunaan secara optimal; mengelola hubungan sekolah/

madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian

dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan

sekolah/ madrasah; mengelola peserta didik dalam

rangka penerimaan peserta didik baru, dan

penempatan dan pengembangan kapasitas peserta

didik; mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan

pendidikan nasional; mengelola keuangan

sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan

yang akuntabel, transparan, dan efisien;mengelola

ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung

pencapai-an tujuan sekolah/ madrasah;mengelola unit

layanan khusus sekolah/ madrasah dalam men-

dukung kegiatan pembelaja-ran dan kegiatan peserta

didik di sekolah/ madrasah;mengelola sistem

informasi sekolah/ madrasah dalam men-dukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan;

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi

peningkatan pembelajaran dan manajemen

sekolah/madrasah; serta melakukan monitoring,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan

sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta

merencanakan tindak lanjutnya. Kompetensi ini bila

dengan baik dimiliki kepala sekolah maka hambatan

seperti tidak memiliki biaya dalam diklat dapat

teratasi. Hal tersebut karena kepala sekolah dapat

mengangarkan pembiayaan dari BOS yang diperoleh

sekolah.

Page 34: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

122

Kompetensi Kewirausahaan, meliputi 5 sub

kompetensi dasar yaitu: menciptakan inovasi yang

berguna bagi pengembangan sekolah /madrasah;

bekerja keras untuk mencapai keberhasilan

sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang

efektif; memiliki motivasi yang kuat untuk sukses

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai pemimpin sekolah/madrasah; pantang

menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah /

madrasah; serta memiliki naluri ke-wirausahaan

dalam mengelola kegiatan produksi /jasa sekolah/

madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. Kepala

sekolah harus mampu berinovasi namun dalam

kenyataan kepala sekolah kuarang melakukan inovasi

dalam pembelajaran sehingga kurang dapat

memotivasi guru untuk berinovasi.

Kompetensi Supervisi, dalam hal ini meliputi 3

sub dimensi kompetensi dasar: merencanakan

program supervisi akademik dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru; melaksanakan

supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang

tepat; serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik

terhadap guru dalam rangka pening-katan

profesionalisme guru. Supervisi menjadi penting untuk

dilakukan oleh kepala sekolah. Melalui supervise yang

dilakukan maka guru akan terbimbing untuk

melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran.

Miasalnya tentang kurangya pemahaman guru dalam

Page 35: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

123

penyusunan RPP. Hal ini tidak akan terjadi atau akan

segera teratasi apabila kepala sekolah melakukan

supervise dengan baik.

Kompetensi Sosial, kompetensi ini memiliki 3

sub kompetensi dasar meliputi: bekerja sama dengan

pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah;

berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan;

serta memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau

kelompok lain. Dalam hal ini kepala sekolah

senantiasa hendaknya mendorong guru untuk aktif

dalam kegiatan KKG. Dari berbagai masalah yang

muncul di Gugus Diponegoro, masalah yang paling

menonjol adalah masalah pada kinerja dalam pengem-

bangan keprofesian terutama dalam pembuatan karya

ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas untuk guru

dan Penelitian Tindakan Sekolah untuk kepala

sekolah. Selain itu juga masalah dalam publikasi yang

menyangkut makalah ilmiah. Hal ini terlihat dari nilai

pencapaian sasaran kerja yang diperoleh guru (contoh

terlampir).

Akar masalah dari permasalahan proses

pembelajaran, pengembangan keprofesian dan

pelaksanaan tugas penunjang tersebut adalah sikap

malas dan merasa sudah dibayar penuh tanpa ada

sangsi yang kurang jelas, sudah enak nyaman tidak

ada sangsi, sudah merasa kerjanya pas, sudah malas

berusaha, sudah merasa mentok, guru belum

professional.

Page 36: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

124

4.2.3. Solusi Pemecahan Masalah Kinerja Guru

Lamtenggo mengatakan bahwab kinerja Guru

yang baik tergambar pada penampilan mereka, baik

dari penampilan kemampuan akademik maupun

kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu

mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik

siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya.

Seiring pendapat tersebut maka FGD yang

dilakukan tidak hanya berhenti mencari akar masalah

namun juga mencari solusi terhadap masalah yang

terjadi. Berdasarkan diskusi tentang pemecahan

masalah yang terjadi dihasilkanlah kesepakatan upaya

pemecahan masalah yang terjadi.

Solusi pemecahan masalah dalam kinerja

pelaksanaan proses pembelajaran hasil kesepakatan

meliputi: Latihan secara berkesinambungan dalam

menyusun perangkat pembelajaran agar semakin baik,

Supervisi akademik oleh Kepala Sekolah maupun

Pengawas Sekolah secara terprogram dan terus

menerus, Mengadakan pelatihan IT bagi guru yang

belum menguasai, dalam KKG.

Solusi pemecahan masalah yang berhubungan

dengan pengembangan keprofesian meliputi:

Memotivasi guru untuk mengikuti seminar membuat

PTK dan makalah, Mengikutsertakan guru dalam

pelatihan membuat PTK dan makalah, Mengundang

nara sumber, Memberikan bantuan bagi guru dalam

biaya pelatihan, Memotivasi guru untuk membuat /

memodifikasi alat peraga, Mengadakan pelatihan TIK,

Memasukkan dalam program kegiatan KKG,

Page 37: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

125

Memberikan penghargaan bagi guru, Meningkatkan

kesadaran melalui siraman rohani

Upaya dalam pelaksanaan kinerja yang

menyangkut penunjang tugas guru ditempuh dengan

cara: Meningkatkan keaktifan guru dalam kegiatan

lomba, memberikan apresiasi pada guru, membiayai

pelatihan mahir dasar

Upaya pemecahan masalah tersebut terus

diupayakan agar kinerja guru yang baik dapat

terwujud. Dengan demikian guru dapat memberikan

layanan yang maksimal kepada masyarakat di bidang

pendidikan.

Upaya pemecahan masalah ini sesuai yang

dengan penelitian Hana Pramudiana ( 2014) dalam

penelitiannya tentang “Upaya Peningkatan Kinerja

Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan”

menjelaskan bahwa upaya yang dapat dilaksanakan

untuk meningkatkan kinerja guru antara lain antara

lain: 1) menerima kehadiran hal yang baru dengan

baik; 2) memberi tugas mengajar baru sesuai dengan

bidang dan kompetensi yang dikuasi oleh guru baru; 3)

membentuk dan melaksanakan kelompok kerja guru

bidang studi dan musyawarah guru bidang studi

sejenis (MGMP) sebagai wadah bagi guru untuk

berdiskusi merencanakan masalah dan memecahkan

masalah yang terjadi di kelas; 4) melakukan supervisi

administrasi dan akedemik terhadap guru baru

sebagai bahan perbaikan dan menentukan kebijakan;

5) melukukan pembinaan baik bersifat administratif,

akademik, maupun karier guru baru; 6) memberi

Page 38: BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...Kinerja Guru (Permenpan RB no.16 Tahun 2009) Kinerja Guru Kinerja dalam proses pembelajaran:1)melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas

126

kesempatan pada guru baru untuk mengikuti

pelatihan baik yang dilaksanakan di sekolah,

kabupaten, propinsi maupun pada tingkat nasional; 7)

memberi reward (penghargaan) pada guru yang

berprestasi dan memberikan hukuman pada guru yang

malas dan bermasalah; 8) memberi tugas tambahan

pada guru baru; 9) membentuk ikatan keluarga di

sekolah masing-masing dengan pertemuan

dilaksanakan di rumah anggota ikatan keluarga.

Solusi pemecahan masalah kinerja yang terjadi

pada gugus Diponegoro hasil kesepakatan dalam FGD

ada kesesuaian dengan upaya yang telah dibuktikan

dalam penelitian Hana Pramu-diana. Untuk itu upaya

pemecahan masalah hasil FGD akan ditindaklanjuti

sebagai wujud komitmen bersama dalam mengatasi

masalah kinerja yang terjadi di Gugus Diponegoro.

Ketika kinerja guru dalam kualitas yang baik

maka peningkatan kualitas sumber daya manusia

akan terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Mulyasa (2004) bahwa peningkatan kualitas sumber

daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang

berkualitas baik pada jalur pendidikan formal,

informal, maupun non formal.

Solusi masalah yang ditawarkan adalah:

mewajibkan guru untuk belajar dari berbagai sumber,

menghilangkan sikap malas dengan siraman rohani,

mendorong guru untuk menjadi guru yang

professional.