BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelas Kontrol (Kelas 3A)...

14
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD MI Asas Islam Salatiga. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas 3A yang berjumlah 27 siswa dan siswa kelas 3B yang berjumlah 30 siswa. Kelas 3B adalah sebagai kelas ekperimen yang diberi perlakuan metode APIQ sedangkan kelas 3A sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran dengan metode perhitungan bersusun. Data siswa kelompok kotrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel seperti berikut: Tabel 1. Data Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelas Kontrol (Kelas 3A) 14 13 27 Kelas Eksperimen (Kelas 3B) 13 17 30 Jumlah Seluruhnya 57 4.2 Analisis Data Pretest 4.2.1 Deskripsi Nilai Pretest Nilai pretest digunakan untuk mengetahui keadaan sebelum diberi perlakuan awal pada kelompok kontrol yaitu kelas 3A dan kelompok eksperimen yaitu kelas 3B maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Deskripsi Nilai Pretest PRETEST KONTROL PRETEST EKSPERIMEN N Valid 27 30 Missing 31 28 Mean 57.59 52.33 Median 60.00 50.00 Mode 65 65 Std. Deviation 13.110 9.890 Minimum 25 35 Maximum 75 70

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelas Kontrol (Kelas 3A)...

  • 28

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SD MI Asas Islam Salatiga. Subjek pada

    penelitian ini yaitu siswa kelas 3A yang berjumlah 27 siswa dan siswa kelas 3B

    yang berjumlah 30 siswa. Kelas 3B adalah sebagai kelas ekperimen yang diberi

    perlakuan metode APIQ sedangkan kelas 3A sebagai kelas kontrol diberi

    pembelajaran dengan metode perhitungan bersusun. Data siswa kelompok kotrol

    dan eksperimen dapat dilihat pada tabel seperti berikut:

    Tabel 1. Data Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen

    Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

    Kelas Kontrol (Kelas 3A) 14 13 27

    Kelas Eksperimen (Kelas 3B) 13 17 30

    Jumlah Seluruhnya 57

    4.2 Analisis Data Pretest

    4.2.1 Deskripsi Nilai Pretest

    Nilai pretest digunakan untuk mengetahui keadaan sebelum diberi

    perlakuan awal pada kelompok kontrol yaitu kelas 3A dan kelompok eksperimen

    yaitu kelas 3B maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai

    berikut:

    Tabel 2. Deskripsi Nilai Pretest

    PRETEST KONTROL

    PRETEST EKSPERIMEN

    N Valid 27 30

    Missing 31 28

    Mean 57.59 52.33

    Median 60.00 50.00

    Mode 65 65

    Std. Deviation 13.110 9.890

    Minimum 25 35

    Maximum 75 70

  • 29

    Berdasarkan hasil dari analisis soal pretest dapat terlihat bahwa hasil dari

    pretest kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa mempunyai rata-rata 57,59

    dengan standar deviasi 13,110; nilai minimum sebesar 25 serta nilai maximum

    sebesar 75. Sedangkan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai

    rata-rata sebesar 52,33. Kelas eksperimen mempunyai standar deviasi sebesar

    9,890 dengan nilai minimum sebesar 35 dan nilai maksimum sebesar 70.

    Analisis frekuensi pada hasil belajar pretest kedua kelas dapat

    dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:

    Nilai Maksimum = 75; dan nilai minimum = 25 sehingga rangenya = (75-

    25) = 50 sehingga lebar kelasnya adalah (50+1)/3 = 17

    Oleh karena itu, distribusi frekuensi nilai pretest dapat dilihat dalam tabel

    berikut ini

    Tabel 3.

    Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

    Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

    Frekuensi % Frekuensi %

    Tinggi 58< x≤ 75 14 51,85% 10 33,33%

    Sedang 41< x ≤ 58 9 33,33% 14 46,67%

    Rendah 24 < x ≤ 41 4 14,82% 6 20%

    Jumlah 27 100% 30 100%

    Berdasarkan Tabel 13 hasil belajar pretest kelas kontrol memiliki kategori

    tinggi sebanyak 14 siswa (51,85%), kategori sedang sebanyak 9 siswa (33,33%),

    kategori rendah sebanyak 4 siswa (14,82%). Kelas Eksperimen memiliki hasil

    belajar pretest kategori tinggi sebanyak 10 siswa (33,33%), kategori sedang

    sebanyak 14 siswa (46,67%), dan kategori rendah sebanyak 6 siswa (20%). Oleh

    karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas

    kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi serta kelas 3B

    sebagai kelas eksperimen berada pada kategori sedang.

  • 30

    4.2.2 Uji Normalitas Pretest

    Uji normalitas merupakan salah satu syarat sebelum melakukan uji

    banding dua sampel. Gunanya untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang

    ada pada varabel kontrol dan eksperimen. Untuk uji normalitas, penelitian ini

    menggunakan SPSS v16.0 dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Data pada hasil uji

    normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi Asymp sig. (2-tiled)

    menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukan tidak berdistribusi normal jika

    Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat

    dari tabel berikut:

    Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest

    Pretest kontrol Pretest eksperimen

    N 27 30

    Normal Parametersa Mean 57.59 52.33

    Std. Deviation 13.110 9.890

    Most Extreme Differences Absolute .158 .137

    Positive .092 .137

    Negative -.158 -.133

    Kolmogorov-Smirnov Z .823 .753

    Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .622

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig.

    (2-tailed) pretest pada kelas kontrol adalah 0,507 atau probabilitas lebih dari

    0,05 dan kelas ekperimen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,622 atau

    probabilitas lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima yang berarti kedua populasi

    berdistribusi normal.

    Gambar 1. Data Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

  • 31

    4.2.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Pretest

    Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti

    menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test.

    Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 5. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Pretest

    Levene's Test for

    Equality of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. t df Sig. (2-tailed)

    Mean Difference

    Std. Error Differenc

    e

    95% Confidence Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    NILAI PRETEST

    Equal variances assumed

    1.743 .192 1.720 55 .091 5.259 3.057 -.868 11.386

    Equal variances not assumed

    1.695 48.135 .097 5.259 3.103 -.978 11.497

    Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene

    atau uji homogenitas pretest sebesar 0,192 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan

    bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai pretest kelas eksperimen dan

    kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen.

    Untuk uji t, jika dilihat dari Equal Variances Assumed, pada kolom sig. (2-

    tailed) menunjukan angka 0,091 > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat

    perbedaan nilai rerata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

    Selanjutnya, untuk menafsirkan hasil uji t dapat juga dengan cara melihat thitung

    dan ttabel nya. thitung dari output diatas adalah 1,720. Sedangkan ttabel dapat dicari

    dengan perhitungan t(0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) = t(0,025;55) = 1,960. Sehingga dapat

    diketahui nilai dari ttabel adalah 1,960. Karena thitung= 1,720 < ttabel= 1,960, maka

    H0 diterima, yang berarti rata-rata kedua sampel adalah sama. Kesimpulanya

    rataan kedua sampel adalah sama.

  • 32

    4.3 Langkah Pembelajaran

    Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hasil posttest siswa kelas

    eksperimen, peneliti melakukan empat kali pertemuan. Pada setiap pertemuan

    terdapat beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Langkah kegiatan

    pembelajaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pertemuan Pertama

    a. Kegiatan awal

    Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dan

    membimbing siswa untuk melakukan do’a. Kemudian guru melakukan

    absensi, perkenalan tentang metode dan membuat kesepakatan dengan

    siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas

    berlangsung. Kemudian guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan

    meminta siswa mengerjakan soal pretest yang diberikan oleh guru. Setelah

    itu guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.

    b. Kegiatan inti

    Guru menjelaskan materi perkalian dasar 1-100 dengan metode

    APIQ, kemudian meminta siswa membuat soal perkalian yang akan

    ditukarkan dengan teman satu bangkunya. Setelah itu guru melakukan

    tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

    c. Kegiatan penutup

    Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran

    yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian membimbing siswa melakukan

    doa penutup dan mengucapkan salam penutup.

    2. Pertemuan Kedua

    a. Kegiatan awal

    Kegiatan pembelajaran pada hari kedua diawali dengan guru

    mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.

    Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai

    aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung.

    Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi

  • 33

    beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta

    siswa melakukan permainan kombi milinium yang diawali dengan

    pelemparan dadu oleh guru. Setiap individu di dalam kelompok mempunyai

    tugas masing-masing yaitu mencari hasil perkalian, pembagian,

    pertambahan, dan pengurangan. Setelah dadu dilempar, setiap siswa

    diminta mencari jawaban sesuai dengan tugas masing-masing individu

    dalam kelompok. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk

    dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan

    tentang tujuan pembelajaran.

    b. Kegiatan inti

    Guru menjelaskan materi perkalian yang hasilnya tiga angka dengan

    metode APIQ, kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa yang harus

    diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru melakukan tanya

    jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

    c. Kegiatan penutup

    Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran

    yang baru saja dilakukan siswa kemudian membimbing siswa melakukan

    doa penutup dan mengucapkan salam penutup.

    3. Pertemuan Ketiga

    a. Kegiatan awal

    Kegiatan pembelajaran pada hari ketiga diawali dengan guru

    mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.

    Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai

    aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung.

    Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi

    beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok dan meminta

    memberikan permainan ular tangga yang berkaitan dengan hitung

    perkalian. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan

    siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan

    pembelajaran.

  • 34

    b. Kegiatan inti

    Setelah guru mengulas pelajaran yang lalu, guru menjelaskan materi

    pembagian bilangan tiga angka dengan Metode APIQ. Kemudian bersama

    siswa menyelesaikan soal pembagian dari nomor-nomor yang diambil dari

    sebuah kantung. Dengan pengambilan nomor-nomor dari sebuah kantung

    tersebut, guru juga mengajarkan cara mengubah perkalian ke dalam bentuk

    pembagian dan sebaliknya. Setelah itu, Guru memberikan tugas yang

    dikerjakan secara kelompok yang berkaitan dengan penyelesaian masalah

    sehari-hari melalui matematika dan melakukan tanya jawab secara lisan

    tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

    c. Kegiatan Penutup

    Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran

    yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian, guru membimbing siswa

    melakukan do’a penutup dan mengucapkan salam penutup.

    3 Pertemuan Keempat

    a. Kegiatan awal

    Kegiatan pembelajaran pada hari keempat diawali dengan guru

    mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.

    Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai

    aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung.

    Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi

    beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta

    siswa melakukan permainan lucky ball yang berkaitan dengan pembagian.

    Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara

    individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.

    b. Kegiatan Inti

    Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita baik dalam materi

    perkalian ataupun pembagian. Kemudian memberikan pertanyaan kepada

    siswa yang harus diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru

  • 35

    melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu

    hitung.

    c. Kegiatan Penutup

    Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran

    yang baru saja dilakukan siswa. kemudian membimbing siswa melakukan

    doa penutup dan mengucapkan salam penutup.

    4.4 Analisis Data Posttest

    4.4.1 Deskripsi Nilai Posttest

    Analisis deskriptif nilai posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar

    siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan

    dengan metode APIQ. Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan

    SPSS v16.0. Hasil analisis deskriptif untuk nilai posttest pada kelas kontrol dan

    kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan hasil dari analisis

    soal posttest dapat terlihat bahwa hasil dari posttest kelas kontrol yang berjumlah

    27 siswa mempunyai rata-rata 71,85; standar deviasi sebesar 14,620; nilai

    minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar 100. Sedangkan kelas

    eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai rata-rata sebesar 84,50; standar

    deviasi sebesar 15,776; nilai minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar

    100.

    Tabel 6. Deskripsi Nilai Posttest

    Posttest Kontrol

    Posttest Eksperimen

    N Valid 27 30

    Missing 31 28

    Mean 71.85 84.50

    Median 75.00 90.00

    Mode 80 90a

    Std. Deviation 14.620 15.776

    Minimum 45 45

    Maximum 100 100

    a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

    Analisis frekuensi pada hasil belajar posttest kedua kelas dapat

    dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:

  • 36

    Nilai Maksimum = 100; dan nilai minimum = 45 sehingga rangenya =

    (100-45) = 55 sehingga lebar kelasnya adalah (55+1)/3 = 18,67

    Oleh karena itu, tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini

    Tabel 7.

    Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

    Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

    Frekuensi % Frekuensi %

    Tinggi 81,33< x≤ 100 11 40,74% 22 73,33%

    Sedang 62,66< x ≤ 81,33 11 40,74% 6 20%

    Rendah 43,99< x ≤ 62,66 5 18,52% 2 6,67%

    Jumlah 27 100% 30 100%

    Berdasarkan tabel 17 hasil belajar posttest kelas kontrol memiliki kategori

    tinggi sebanyak 11 siswa (40,74%); kategori sedang sebanyak 11 siswa

    (40,74%) dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (18,52%). Kelas Eksperimen

    memiliki hasil belajar posttest kategori tinggi sebanyak 22 siswa (73,33%);

    kategori sedang sebanyak 6 siswa (20%), dan kategori rendah sebanyak 2 siswa

    (6,67%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas

    3A sebagai kelas kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi

    dan sedang serta kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori tinggi.

    4.4.2 Uji Normalitas Posttest

    Data pada hasil uji normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi

    Asymp sig. (2-tiled) menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukkan tidak

    berdistribusi normal jika Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas posttest

    pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 dapat

    dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig. (2-tailed) posttest pada kelas

    kontrol adalah 0,841 (> 0,05) berarti data normal dan kelas ekperimen

    mempunyai nilai signifikan sebesar 0,070 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan

    kedua data berdistribusi normal.

  • 37

    Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest

    Nilai Posttest Kontrol

    Nilai Posttest Eksperimen

    N 27 30

    Normal Parametersa Mean 71.85 84.50

    Std. Deviation 914.620 15.776

    Most Extreme Differences Absolute .119 .236

    Positive .118 .163

    Negative -.119 -.236

    Kolmogorov-Smirnov Z .617 1.294

    Asymp. Sig. (2-tailed) .841 .070

    a. Test distribution is Normal.

    Untuk diagram datanya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

    4.4.3 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar PosttestMatematika

    4.4.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Posttest

    Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti

    menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test.

    Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Metode APIQ

    terhadap kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada

    tabel berikut ini:

    Gambar 2. Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

  • 38

    Tabel 9. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Posttest

    Levene's Test

    for Equality

    of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. t df

    Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Differen

    ce

    Std.

    Error

    Differen

    ce

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Nilai

    Posttest

    Equal

    variances

    assumed

    .145 .705 -3.128 55 .003 -12.648 4.043 -20.750 -4.546

    Equal

    variances

    not

    assumed

    -3.141 54.947 .003 -12.648 4.026 -20.718 -4.579

    Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji

    homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

    hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

    mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Jika dilihat dari Equal

    Variances Assumed, pada kolom sig. (2-tailed) menunjukan sebesar 0,003 < 0,05

    artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda, maka

    H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, berdasarkan thitung dari output diatas adalah

    -3,128. Sedangkan ttabel dapat dicari dengan perhitungan t (0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) =

    t(0,025;55) = 1,960 . Sehingga dapat diketahui nilai dari Tabel t adalah 1,960 atau -

    1,960. Karena thitung= -3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima

    yang berarti ada pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa.

    4.4.4 Pembahasan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode APIQ

    terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga Tahun

  • 39

    Pelajaran 2015/2016. Analisis pelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan

    tingkat keberhasilan pembelajaran dengan Metode APIQ.

    Pembelajaran matematika di kelas 3A sebagai kelas kontrol pada materi

    perhitungan perkalian dan pembagian menggunakan cara panjang dengan bersusun

    tanpa adanya permainan ataupun modifikasi dalam pembelajarannya. Setelah guru

    membuka pelajaran, guru mengajarkan pembelajaran. Sebelum memasuki tugas

    kelompok, guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan jika terdapat

    siswa yang kurang jelas dalam pembelajarannya. Kemudian guru membentuk siswa

    menjadi beberapa kelompok, dan memberikan tugas secara kelompok. Setelah itu,

    guru memberikan latihan secara individu melalui lembar kerja siswa dan melakukan

    beberapa pembahasan terkait soal yang susah.

    Pembelajaran matematika di kelas 3B sebagai kelas eksperimen menggunakan

    metode APIQ. Metode APIQ mengajarkan siswa melakukan perhitungan perkalian

    dan pembagian secara cepat. Mula-mula pada awal pembelajaran siswa akan

    diberikan permainan edukatif. Permainan edukatif tersebut akan berganti-ganti pada

    setiap pertemuan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan permainan super kombi

    milenium, ular tangga dan lucky ball. Kemudian, siswa akan diberi lembar kerja

    yang sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru akan

    menjelaskan materi perhitungan cepat dengan cara yang menyenangkan sampai

    siswa jelas dalam pengerjaannya. Jika ada yang masih kurang jelas, guru

    memperbolehkan siswa untuk bertanya. Perhitungan cepat pada awalnya akan

    diajarkan oleh guru, kemudian guru akan memberikan tugas secara kelompok agar

    siswa dapat saling membantu dan berdiskusi dengan temannya. Kemudian, guru

    akan memberikan evaluasi yang harus dijawab oleh siswa secara lisan tanpa

    menggunakan alat tulis sebagai alat bantu hitung. Dalam sesi ini, biasanya siswa

    akan mengikuti dengan penuh antusias sehingga guru harus menekankan peraturan

    tentang hal yang harus dilakukan siswa pada saat menjawab pertanyaan.

    Hasil belajar sebelum diberikan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen

    dapat dilihat dari nilai pretest siswa. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata

  • 40

    sebesar 57,59 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar

    52,53. Berdasarkan hasil kategorisasi hasil pretest, sebagian besar siswa kelas 3A

    sebagai kelas kontrol berada pada kategori tinggi sedangkan kelas 3B sebagai kelas

    eksperimen berada pada kategori sedang. Pada hasil uji normalitas dari hasil pretest

    menunjukan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal yaitu sebesar 0,507 untuk

    kelas kontrol dan 0,622 untuk kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest juga

    menunjukan bahwa kedua kelas bersifat homogen yang dapat dilihat dari angka

    signifikan sebesar 0,192. Angka tersebut sudah melampaui angka 0,05.

    Setelah diberikan perlakuan yaitu menggunakan metode perhitungan bersusun

    pada kelas kontrol dan perlakuan Metode APIQ pada kelas eksperimen, diperoleh

    nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 71,85 sedangkan kelas eksperimen memperoleh

    nilai rata-rata lebih besar yaitu 84,50. Tampaklah bahwa nilai rerata kelas

    eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol.

    Berdasarkan kategorisasi hasil posttest, pada kelas 3A sebagai kelas kontrol,

    11 siswa berada pada kategori tinggi dan 11 siswa berada pada kategori sedang.

    Pada kelas eksperimen, yaitu kelas 3B, hampir seluruh siswanya berada pada

    kategori tinggi.

    Hasil uji normalitas posttest menunjukan nilai signifikan sebesar 0,841 untuk

    kelas kontrol dan 0,070 untuk kelas eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa

    kedua sampel berdistribusi normal. Pada tabel uji t diperoleh nilai signifikansi uji

    Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas

    eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut

    homogen. Sedangkan hasil dari hasil uji t posttest yang menunjukan bahwa thitung= -

    3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima yang berarti bahwa

    terdapat perbedaan rereata antara kedua kelompok sampel. Selanjutnya, pada

    analisis t-test dengan melihat sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05, artinya bahwa

    nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda.

  • 41

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

    Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3B SD MI Asas

    Islam Salatiga. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh

    Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas 3 SD MI Asas

    Islam Salatiga” diterima. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis data yang

    menunjukan nilai rata-rata kelas 3B sebagai kelas eksperimen lebih baik daripada

    kelas 3A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini sependapat dengan Fitriani

    (2015) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pada hasil belajar tes

    akhir pada kelas yang diterapkan metode APIQ daripada siswa yang tidak

    memperoleh pembelajaran dengan metode APIQ.