BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional...

21
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Observasi dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada bulan Februari 2013. Hasil yang diperoleh saat observasi adalah data siswa. Pada kelas 5 SD Negeri Susukan 1 digunakan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 anak yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan untuk kelompok kontrol kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 dengan jumlah siswa 42 yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah siswa pada kelompok kontrol ada 36 siswa, dikarenakan pada saat uji hasil belajar ada 6 siswa yang tidak berangkat. Dalam kelompok eksperimen menggunakan Make a Match berbantuan gambar dan untuk kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Pelaksanaan penelitian berawal dari kegiatan observasi yang dilakukan di SD Negeri Susukan 1 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Ketapang 1 sebagai kelompok kontrol di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Berikut tabel jadwal kegiatan beserta indikator dalam pelaksanaan penelitian : Tabel 15 Jadwal Kegiatan Penelitian Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Hari / Tanggal SD Negeri Susukan 1 SD Negeri Ketapang 1 Uraian Kegiatan 1. Rabu, 6 Maret 2013 Pukul 07.35 08.45 WIB Wali kelas : Bu Sri Wahyuni, S.Pd Pukul 09.35 10.45 WIB Wali kelas : Bu Sulastri, S.Pd Pelaksanaan uji kesetaraan (20 soal pilihan ganda) pada siswa kelas 5 dengan KD. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 2. Senin, 18 Maret 2013 Pukul 07.35 08.45 WIB Pertemuan I : Pukul 09.35 10.45 WIB Pertemuan I : Materi pertemuan I : 1. Menyebutkan jenis batuan berdasarkan

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional...

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan April

2013. Observasi dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada bulan Februari 2013.

Hasil yang diperoleh saat observasi adalah data siswa. Pada kelas 5 SD Negeri

Susukan 1 digunakan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 anak

yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan untuk

kelompok kontrol kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 dengan jumlah siswa 42 yang

terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Tetapi dalam

pelaksanaannya jumlah siswa pada kelompok kontrol ada 36 siswa, dikarenakan

pada saat uji hasil belajar ada 6 siswa yang tidak berangkat. Dalam kelompok

eksperimen menggunakan Make a Match berbantuan gambar dan untuk kelompok

kontrol menggunakan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.

Pelaksanaan penelitian berawal dari kegiatan observasi yang dilakukan di

SD Negeri Susukan 1 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Ketapang 1

sebagai kelompok kontrol di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Berikut

tabel jadwal kegiatan beserta indikator dalam pelaksanaan penelitian :

Tabel 15

Jadwal Kegiatan Penelitian Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan

Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

No Hari / Tanggal SD Negeri

Susukan 1

SD Negeri

Ketapang 1 Uraian Kegiatan

1. Rabu, 6 Maret

2013

Pukul 07.35 –

08.45 WIB

Wali kelas :

Bu Sri

Wahyuni, S.Pd

Pukul 09.35 –

10.45 WIB

Wali kelas :

Bu Sulastri,

S.Pd

Pelaksanaan uji

kesetaraan (20 soal

pilihan ganda) pada

siswa kelas 5 dengan

KD. 7.1

Mendeskripsikan

proses pembentukan

tanah karena

pelapukan.

2. Senin, 18 Maret

2013

Pukul 07.35 –

08.45 WIB

Pertemuan I :

Pukul 09.35 –

10.45 WIB

Pertemuan I :

Materi pertemuan I :

1. Menyebutkan jenis

batuan berdasarkan

41

diberikan

perlakuan

dengan Make a

Match

berbantuan

gambar.

diberikan

perlakuan

dengan

pembelajaran

konvensional

berbantuan

gambar.

proses

terbentuknya

2. Mengidentifikasi

batuan beku

3. Menyebutkan

contoh jenis batuan

beku

4. Menyebutkan ciri

dari jenis batuan

beku

5. Menyebutkan

manfaat dari jenis

batuan beku

3. Rabu, 20 Maret

2013

Pukul 07.35 –

08.45 WIB

Pertemuan II :

diberikan

perlakuan

dengan Make a

Match

berbantuan

gambar.

Pukul 09.35 –

10.45 WIB

Pertemuan II :

diberikan

perlakuan

dengan

pembelajaran

konvensional

berbantuan

gambar.

Materi pertemuan II :

1. Mengidentifikasi

batuan endapan

2. Menyebutkan

contoh dari jenis

batuan endapan

3. Menyebutkan ciri

dari jenis batuan

endapan

4. Menyebutkan

manfaat dari jenis

batuan endapan

4. Senin, 4 April

2013

Pukul 07.35 –

08.45 WIB

Pertemuan III :

mengulas

kembali materi

pada

pertemuan I

dan II. Siswa

mengerjakan

tugas diskusi

kelompok dan

post test untuk

akhir

penelitian.

Pukul 09.35 –

10.45 WIB

Pertemuan III :

mengulas

kembali materi

pada

pertemuan I

dan II. Siswa

mengerjakan

tugas diskusi

kelompok dan

post test untuk

akhir

penelitian.

1. Mengerjakan

tugas diskusi

kelompok.

2. Mengerjakan post

test. (20 soal

pilihan ganda)

Dari Tabel 15, uji kesetaraan dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2013

pada kelompok eksperimen di kelas 5 SD Negeri Susukan 1 yang diampu oleh

wali kelas 5 yaitu Ibu Sri Wahyuni. Kemudian pada hari yang sama juga

pemberian uji kesetaraan pada kelompok kontrol di kelas 5 SD Negeri Ketapang 1

42

oleh wali kelas 5 Ibu Sulastri. Dari data uji kesetaraan yang telah diujikan maka

akan memperoleh hasil data yang akan di uji normalitas dan homogenitas.

Kemudian pada tanggal 18 Maret, 20 Maret, dan 4 April 2013 dilaksanakan

perlakuan dengan menggunakan Make a Match berbantuan gambar pada

kelompok eksperimen pada kelas 5 SD Negeri Susukan 1 yang diampu oleh ibu

Sri Wahyuni. Dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar pada kelompok

kontrol kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 yang diampu oleh ibu Sulastri. Dengan

strategi pembagian waktu yaitu dalam pertemuan pertama membahas 5 indikator

dan dalam pertemuan kedua membahas 4 indikator.

Pelaksanaan perlakuan pada kelompok eksperimen pertama pada hari

Senin, 18 Maret 2013 pukul 07.35-08.45 WIB selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35

menit dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar. Terdapat 5 indikator

yang akan dibahas dalam pertemuan pertama. Antara lain : (1) menyebutkan jenis

batuan berdasarkan proses terbentuknya; (2) mengidentifikasi batuan beku; (3)

menyebutkan contoh jenis batuan beku; (4) menyebutkan ciri dari jenis batuan

beku; dan (5) menyebutkan manfaat dari jenis batuan beku. Pembelajaran diawali

dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan

salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa

untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan menyuruh siswa

mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Dalam apersepsi, guru membawa beberapa

bingkisan yang berisi contoh jenis batu yang ada dilingkungan sekitar. Dengan

tujuan untuk menunjukkan kepada siswa cara menggolongkan batuan yang

berdasarkan sifatnya (lunak, keras, permukaan kasar atau halus, warna batu).

Siswa bertanya jawab mengenai apersepsi yang telah dilakukan guru. Kemudian,

guru menyiapkan gambar jenis batuan beku dan menjelaskan sedikit mengenai

batuan beku. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menyiapkan kartu soal

dan kartu jawaban (Make a Match) yang dibagikan kepada siswa masing-masing

menerima satu kartu soal maupun kartu jawaban. Dalam waktu 5 menit siswa

harus sudah menemukan pasangan melalui kartu soal maupun kartu jawaban

masing-masing siswa. Setelah siswa menemukan pasangan masing-masing, guru

43

bersama siswa mencocokkan jawaban bersama dengan ditulis di papan tulis.

Siswa yang membawa kartu soal membacakan pertanyaan atau soal di depan kelas

kemudian siswa yang membawa jawaban yang cocok dan benar maju ke depan

dan menuliskan soal dan jawaban di papan tulis. Siswa yang benar akan mendapat

point. Kartu soal dan kartu jawaban dikumpulkan kembali dan di acak kemudian

dibagikan kepada siswa lagi secara acak. Dengan tujuan agar siswa mendapat

kartu soal atau kartu jawaban yang berbeda dari kartu sebelumnya. Selanjutnya,

permainan Make a Match (mencari pasangan) dilakukan kembali dengan perintah

yang sama. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan

bersama yang dirangkai dalam sebuah lagu. Kemudian dilanjut mengerjakan LKS

(lembar kerja siswa) dan meluruskan kesalahpahaman siswa dengan memberikan

tindak lanjut dengan membuat rangkuman dari materi yang sudah disampaikan

yaitu batuan beku.

Pada hari dan tanggal yang sama tetapi berbeda jam yaitu pukul 09.35-

10.45 WIB untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional

berbantuan gambar. Pertemuan pertama ini membahas materi pelajaran IPA

tentang proses terbentuknya batu dan jenis batuan beku. Terdapat 5 indikator yang

akan dibahas dalam pertemuan pertama. Antara lain : (1) menyebutkan jenis

batuan berdasarkan proses terbentuknya; (2) mengidentifikasi batuan beku; (3)

menyebutkan contoh jenis batuan beku; (4) menyebutkan ciri dari jenis batuan

beku; dan (5) menyebutkan manfaat dari jenis batuan beku. Pembelajaran diawali

dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan

salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa

untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan menyuruh siswa

mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Dalam apersepsi, guru membawa beberapa

bingkisan yang berisi contoh jenis batu yang ada dilingkungan sekitar. Dengan

tujuan untuk menunjukkan kepada siswa cara menggolongkan batuan yang

berdasarkan sifatnya (lunak, keras, permukaan kasar atau halus, warna batu).

Siswa bertanya jawab mengenai apersepsi yang telah dilakukan guru. Kemudian,

guru menyiapkan gambar jenis batuan beku dan menjelaskan sedikit mengenai

44

batuan beku. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menjelaskan materi

batuan beku dengan memperlihatkan gambar jenis batuan beku. Siswa

memperhatikan dengan baik. Guru menanggapi tanya jawab siswa dengan segera.

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan mengerjakan LKS

(lembar kerja siswa) pada akhir pertemuan.

Pelaksanaan perlakuan pada kelompok eksperimen kedua pada hari Rabu,

20 Maret 2013 pada pukul 07.35-08.45 WIB selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35

menit dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar. Pertemuan kedua ini

membahas materi pelajaran IPA tentang batuan endapan. Dengan 4 indikator yaitu

(1) mengidentifikasi batuan endapan; (2) menyebutkan contoh dari jenis batuan

endapan; (3) menyebutkan ciri dari jenis batuan endapan; dan (4) menyebutkan

manfaat dari jenis batuan endapan. Pembelajaran diawali dengan guru masuk ke

kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan salam kepada guru. Guru

menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam

menerima pelajaran dengan menyuruh siswa mempersiapkan buku dan alat tulis

yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah lalu yaitu materi

batuan beku. Kemudian, guru menyiapkan gambar jenis batuan endapan dan

menjelaskan sedikit mengenai batuan endapan. Masuk kegiatan eksplorasi dan

elaborasi guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban (Make a Match) yang

dibagikan kepada siswa masing-masing menerima satu kartu soal maupun kartu

jawaban. Dalam waktu 5 menit siswa harus sudah menemukan pasangan melalui

kartu soal maupun kartu jawaban masing-masing siswa. Setelah siswa

menemukan pasangan masing-masing, guru bersama siswa mencocokkan jawaban

bersama dengan ditulis di papan tulis. Siswa yang membawa kartu soal

membacakan pertanyaan atau soal di depan kelas kemudian siswa yang membawa

jawaban yang cocok dan benar maju ke depan dan menuliskan soal dan jawaban

di papan tulis. Siswa yang benar akan mendapat point. Kartu soal dan kartu

jawaban dikumpulkan kembali dan di acak kemudian dibagikan kepada siswa lagi

secara acak. Dengan tujuan agar siswa mendapat kartu soal atau kartu jawaban

yang berbeda dari kartu sebelumnya. Selanjutnya, permainan Make a Match

45

(mencari pasangan) dilakukan kembali dengan perintah yang sama. Dengan

bimbingan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan bersama yang

dirangkai dalam sebuah lagu. Kemudian dilanjut mengerjakan LKS (lembar kerja

siswa) dan meluruskan kesalahpahaman siswa dengan memberikan tindak lanjut

dengan membuat rangkuman dari materi yang sudah disampaikan yaitu batuan

endapan.

Pada hari dan tanggal yang sama tetapi berbeda jam yaitu pukul 09.35-

10.45 WIB untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional

berbantuan gambar. Dengan 4 indikator yaitu (1) mengidentifikasi batuan

endapan; (2) menyebutkan contoh dari jenis batuan endapan; (3) menyebutkan ciri

dari jenis batuan endapan; dan (4) menyebutkan manfaat dari jenis batuan

endapan. Pembelajaran diawali dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai

pelajaran dengan berdo’a dan salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa.

Guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan

menyuruh siswa mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian, guru

menyiapkan gambar jenis batuan endapan dan menjelaskan sedikit mengenai

batuan endapan. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menjelaskan

materi batuan endapan dengan memperlihatkan gambar jenis batuan endapan.

Siswa memperhatikan dengan baik. Guru menanggapi tanya jawab siswa dengan

segera. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan mengerjakan

LKS (lembar kerja siswa) pada akhir pertemuan.

Pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen ketiga pada hari Senin, 4

April 2013 pada pukul 07.35-08.45 WIB selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35

menit dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar. Pada hari dan tanggal

yang sama tetapi berbeda jam yaitu pukul 09.35-10.45 WIB untuk kelompok

kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Pertemuan ketiga

ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengulas kembali sedikit materi

dari pertemuan pertama dan kedua yaitu batuan beku dan endapan. Setelah itu,

siswa dibentuk menjadi 6 kelompok untuk kelompok eksperimen dan 8 kelompok

untuk kelompok kontrol dengan penugasan diskusi kelompok. Setelah tugas

46

diskusi selesai guru dan siswa membahas secara bersama-sama. Setelah itu guru

memberikan evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda sebagai hasil belajar siswa

kelas 5 di akhir pertemuan.

Dalam penelitian, sebelumnya ada observasi dan ijin pelaksanaan

penelitian. Ijin pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membawa surat ijin dari

kampus atas persetujuan Dekan FKIP yang terlampir judul dari penelitian.

Penelitian dilakukan dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan

pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Dalam perlakuan Make a Match

berbantuan gambar pada kelompok eksperimen di SD Negeri Susukan 1, guru

mempelajari tentang Make a Match terlebih dahulu. Pemahaman guru dengan

perlakuan Make a Match sudah mengenal sebelumnya. Saat akan dilaksanakan

penelitian, guru sudah mempelajari RPP dan sintak yang telah disiapkan dalam

perlakuan pada kelompok eksperimen. Guru sudah paham dan mengerti

pembelajaran Make a Match itu sendiri.

Kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 mendapat perlakuan Make

a Match berbantuan gambar dalam KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan. Keterlaksanaan sintak dan RPP sudah berhasil

dilaksanakan guru. Sintaknya antara lain : Guru masuk kelas, berdoa dan

menanyakan kabar siswa. Kemudian guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap

dalam menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Dalam apersepsi, guru membawa beberapa contoh jenis batu yang ada di

lingkungan sekitar. Dengan tujuan untuk menunjukkan kepada siswa cara

menggolongkan batuan yang berdasarkan sifatnya (lunak, keras, permukaan kasar

atau halus, warna batu). Siswa bertanya jawab mengenai apersepsi yang telah

dilakukan guru. Kemudian guru menyiapkan gambar jenis batuan beku dan

menjelaskan sedikit mengenai batuan beku. Masuk ke eksplorasi dan elaborasi

guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban (Make a Match) yang dibagikan

kepada siswa. Tugas guru sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam

mencari kartu berpasangan tersebut. Dalam waktu 5 menit siswa harus sudah

menemukan pasangan masing-masing melalui kartu soal dan kartu jawaban.

Setiap pasangan membacakan hasil dari pasangannya tersebut. Guru dan siswa

47

bersama-sama mengoreksi atau mencocokkan jawaban dari masing-masing siswa.

Siswa yang benar akan mendapat nilai point sendiri. Kartu soal dan kartu jawaban

dikumpulkan lagi dan di acak lalu dibagikan kepada siswa lagi untuk babak kedua

dalam mencari pasangan. Kemudian permainan dilakukan kembali dengan

instruksi atau perintah yang sama. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama

membuat kesimpulan bersama yang dirangkai dalam sebuah lagu. Kemudian

dilanjut mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) dan meluruskan kesalahpahaman

siswa dengan memberikan tindak lanjut berupa membuat rangkuman atau

ringkasan dari materi yang sudah disampaikan yaitu batuan beku.

RPP dan sintak sudah berhasil dipahami oleh guru kelas 5 sehingga

keterlaksanaan sintak sudah sesuai dan ada penambahan yaitu saat kegiatan

kesimpulan guru melakukannya dengan bernyanyi. Kesimpulan dibuat menjadi

lagu sehingga siswa mudah untuk mengingat materi dengan sebuah lagu.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian berupa data uji kesetaraan dan hasil belajar akan

disajikan dalam bentuk tabel. Dalam tabel distribusi frekuensi akan disajikan no

kelas, interval kelas dan frekuensi dari jumlah siswa masing-masing kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

4.2.1 Deskripsi Data

Berikut data hasil belajar siswa kelas 5 mata pelajaran IPA KD 7.1

mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Data hasil belajar

merupakan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan. Dalam kelompok

eksperimen SD Negeri Susukan 1 menggunakan perlakuan Make a Match

berbantuan gambar dan dalam kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1

menggunakan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.

4.2.1.1 Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok eksperimen SD Negeri Susukan

1 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Tabel distribusi frekuensi di

dalamnya terdapat jumlah kelas, interval kelas dan frekuensi siswa serta

prosentase dari frekuensi siswa yaitu dengan rumus :

Jumlah kelas = 1 + 3,3 log𝑛

48

jumlah kelas = 1 + 3,3 log 31

jumlah kelas = 1 + 4,917

jumlah kelas = 5,917 = 6 kelas

Rentang data = nilai maksimal − nilai minimal + 1

Rentang data = 100 − 55 + 1

Rentang data = 45 + 1 = 46

Interval kelas = Rentang data

Jumlah kelas

Interval kelas = 46

6= 7,667 = 8 kelas

Maka tabel akan disajikan dengan jumlah kelas ada 8 kelas, interval kelas 6. Tabel

distribusi frekuensi hasil belajar kelompok eksperimen, sebagai berikut :

Tabel 16

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen

SD Negeri Susukan 1 Semester 2 Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013

No Interval Frekuensi Presentase

1 93 – 100 5 16,13 %

2 85 – 92 10 32,26 %

3 77 – 84 6 19,35 %

4 69 – 76 5 16,13 %

5 61 – 68 2 6,45 %

6 53 – 60 3 9,68 %

Jumlah 31 100 %

Dari Tabel 16, bahwa hasil belajar siswa kelas 5 setelah mendapat

perlakuan pada pelajaran IPA KD 7.1 mengidentifikasi proses terbentuknya tanah

karena pelapukan pada kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan

jumlah siswa 31. Sebanyak 5 siswa atau 16,13% dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai antara 93 sampai dengan 100. Ada 10 siswa atau 32,26% dari

jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 85 sampai dengan 92. Sebanyak 6

siswa atau 19,35% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 77 sampai

dengan 84. Sebanyak 5 siswa atau 16,13% dari jumlah siswa yang memperoleh

nilai antara 69 sampai dengan 76. Sebanyak 2 siswa atau 6,45% dari jumlah siswa

49

yang memperoleh nilai antara 61 sampai dengan 68. Dan 3 siswa atau 9,68% dari

jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 53 sampai dengan 60.

Data hasil belajar siswa kelas 5 setelah mendapat perlakuan kelompok

eksperimen akan disajikan dengan gambar diagram batang. Berikut diagram

batang hasil belajar KD. 7.1 Mendeksripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 pada SD Negeri

Susukan 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok

Eksperimen SD Negeri Susukan 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

Dari diagram batang pada Gambar 18, dapat dilihat bahwa perolehan nilai

antara 53 sampai dengan 60 ada 5 siswa. Nilai antara 61 sampai dengan 68 ada 2

siswa. nilai 69 sampai dengan 76 ada 5 siswa. Nilai antara 77 sampai 84 ada 6

siswa. Untuk nilai antara 85 sampai dengan 92 ada 10 siswa. Dan nilai antara 93

sampai dengan 100 ada 5 siswa. Perolehan nilai dengan jumlah siswa terbanyak

adalah nilai antara 85 sampai dengan 92.

4.2.1.2 Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1

dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50 dari jumlah siswa 36. Awal jumlah

siswa 42 tetapi pada akhir pertemuan hanya 36 siswa yang mengikuti evaluasi

untuk hasil belajar siswa. Tabel distribusi frekuensi di dalamnya terdapat jumlah

kelas, interval kelas dan frekuensi siswa serta prosentase dari frekuensi siswa

yaitu dengan rumus :

Jumlah kelas = 1 + 3,3 log𝑛

50

jumlah kelas = 1 + 3,3 log 36

jumlah kelas = 1 + 5,14

jumlah kelas = 6,14 = 7 kelas

Rentang data = nilai maksimal − nilai minimal + 1

Rentang data = 95 − 50 + 1

Rentang data = 45 + 1 = 46

Interval kelas = Rentang data

Jumlah kelas

Interval kelas = 46

7= 6,57 = 7

Maka tabel akan disajikan dengan jumlah kelas ada 7 kelas, interval kelas 7. Tabel

distribusi frekuensi hasil belajar kelompok kontrol, sebagai berikut :

Tabel 17

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Kontrol

SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

No Interval Frekuensi Presentase

1 89 – 95 9 25 %

2 82 – 88 - 0 %

3 75 – 81 10 27,78 %

4 68 – 74 4 11,11 %

5 61 – 67 2 5,56 %

6 54 – 60 10 27,78 %

7 47 – 53 1 2,78 %

Jumlah 36 100 %

Dari Tabel 17, bahwa hasil belajar siswa kelas 5 pelajaran IPA KD 7.1

mengidentifikasi proses terbentuknya tanah karena pelapukan pada kelompok

kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan jumlah siswa 36. Sebanyak 9 siswa atau

25% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 89 sampai dengan 95. Dari

jumlah siswa 36 tidak ada siswa yang memperoleh nilai 82 sampai dengan 88.

Sebanyak 10 siswa atau 27,78% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara

75 sampai dengan 81. Sebanyak 4 siswa atau 11,11% dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai antara 68 sampai dengan 74. Sebanyak 2 siswa atau 5,56% dari

jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 61 sampai dengan 67. Sebanyak 10

51

siswa atau 27,78% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 54 sampai

dengan 60. Dan sebanyak 1 siswa atau 2,78% dari jumlah siswa yang memperoleh

nilai antara 47 sampai dengan 53 pada SD Negeri Ketapang 1.

Data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok eksperimen dan juga kelompok

kontrol akan disajikan dengan gambar diagram batang. Berikut diagram batang

hasil belajar KD. 7.1 Mendeksripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 pada SD Negeri Ketapang 1

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, sebagai berikut :

Gambar 2. Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Kontrol

SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Dari diagram batang pada Gambar 2, dapat dilihat bahwa perolehan nilai

antara 47 sampai dengan 53 ada 1 siswa. Nilai antara 54 sampai dengan 60 ada 10

siswa. Nilai 61 sampai dengan 67 ada 2 siswa. Nilai antara 68 sampai 74 ada 4

siswa. Untuk nilai antara 75 sampai dengan 81 ada 10 siswa. Tidak siswa yang

mendapat nilai antara 82 sampai dengan 88. Dan nilai antara 89 sampai dengan 95

ada 9 siswa.

4.2.2 Analisis Data

Analisis data disajikan untuk mengetahui perbedaan pengaruh Make a

Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.

Selanjutnya akan dibahas analisis deskriptif yang menyajikan hasil belajar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan tabel deskripsi statistik

52

dan menyajikan analisis uji t berdasarkan uji normalitas, uji homogenitas dan uji t

data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.2.2.1 Analisis Deskriptif

Hasil belajar IPA kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan

kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan menyajikan data jumlah siswa,

nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean) hasil belajar

per kelompok, standar deviasi (Std. Deviation). Berikut tabel group statistika hasil

belajar :

Tabel 18

Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri

Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Gugus Wisanggeni

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013

Dalam tabel 18, bahwa deskripsi statistik hasil belajar kelompok

eksperimen dengan jumlah siswa 31, untuk nilai terendah 55 dan nilai tertinggi

100 dengan rata-rata kelas 80,81 serta standar deviasi 11,69. Sedangkan dalam

kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 untuk nilai terendah 50 dan nilai

tertinggi 95 dengan rata-rata kelas 72,92 serta standar deviasi 14,01.

4.2.2.2 Analisis Uji t

Berikut data uji normalitas dan homogenitas hasil belajar kelas 5

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kriteria dari uji normalitas

dikatakan normal jika signifikan > 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnova pada program SPSS 18.0 for windows.

53

Tabel 19

Hasil Uji Normalitas SD Negeri Susukan 1 Dan SD Negeri Ketapang 1 Semester

2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Dari Tabel 19, hasil uji normalitas hasil belajar kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol di dapat hasil sebagai berikut :

a. Hasil belajar kelompok eksperimen dari tabel Kolmogorov-Smirnova di

dapat signifikan 0,074. Jika nilai signifikan > nilai taraf signifikan, maka

berdistribusi normal. Nilai signifikan tabel adalah 0,074 > 0,05 maka hasil

belajar kelompok eksperimen berdistribusi normal.

b. Hasil belajar kelompok kontrol dari tabel Kolmogorov-Smirnov di dapat

signifikan 0,078. Jika nilai signifikan > nilai taraf signifikan, maka

berdistribusi normal. Nilai signifikan tabel adalah 0,078 > 0,05 maka hasil

belajar kelompok kontrol berdistribusi normal.

Normalitas skor hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen SD Negeri Susukan

1 dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 disajikan pada gambar berikut :

Gambar 3. Normalitas Q-Q Plot Hasil Belajar Kelompok Eksperimen SD Negeri

Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Siswa Kelas 5

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Setelah dilakukan uji normalitas, prasyarat berikutnya adalah uji

homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data

54

mempunyai variasi data antara kedua group. Menurut Hartono (2011:186) dalam

pengambilan keputusan uji Leven’s didasarkan pada hasil probabilitas atau

signifikasi yang diperoleh, yaitu :

Jika probabilitas > 0,05 maka hipotesis nihil diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak

Hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Varian variabel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah

sama (homogen)

Ha : Varian variabel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

sama (tidak homogen)

Maka uji homogenitas hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol akan disajikan sebagai berikut :

Tabel 20

Hasil Uji Homogenitas SD Negeri Susukan 1 Dan SD Negeri Ketapang 1

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan Tabel 20, hasil uji homogenitas diketahui bahwa Sig. 0,139.

Taraf signifikan dari uji homogenitas dikatakan homogen diterima jika taraf

signifikan > 0,05. Maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi, dari uji homogenitas

hasil belajar SD Negeri Susukan 1 dan SD Negeri Ketapang 1 dapat dikatakan

sama atau homogen.

Analisis uji t Independent Samples Test dilakukan jika sudah melakukan

uji normalitas dan uji homogenitas. Uji t Independent Samples Test dilakukan

menggunakan program SPSS 18.0 for windows. Analisis uji t Independent

Samples Test dilakukan jika sudah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Berikut disajikan tabel uji t Independent Samples Test hasil belajar pada

kelompok eksperimen dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan

kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.

55

Tabel 21

Hasil Analisis Uji t Independent Samples Test Hasil Belajar Siswa Kelas 5

Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri

Ketapang 1 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan tabel 21 uji Levene’s Test for Equality of Variances dan t-test

for Equality of Means yang telah tersaji, diketahui thitung 2,478 pada t-test for

Equality of Means. Kemudian, Sig pada Equal variances assumed yaitu 0,139.

Adapun df 65 dengan sig. (2-tailed) 0,016. Serta perbedaan berkisar antara 1,532

– 14,25 (lower-upper). Signifikansi 2 tailed pada tabel yaitu 0,016 < 0,05.

4.3 Pembahasan

Dalam pembahasan penelitian, akan dibahas mengenai uji hipotesis secara

statistik melalui perhitungan uji statistik data. Secara ringkas hipotesis dalam

statistik merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasi sedangkan

hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah pada suatu penelitian menurut Sugiyono (2011:85). Dalam perumusan

hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu

berpasangan, bila salah satu ditolak maka yang lain pasti diterima. Kemudian,

akan dilakukan pembahasan hasil penelitian yang menjawab tentang rumusan

masalah dengan uji hipotesis.

4.3.1 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji t Independent Samples Test SPSS 18.0 for windows,

uji hipotesis ini disajikan perbedaaan hasil belajar IPA antara kelompok

eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan Make a Match berbantuan gambar dan

kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan pembelajaran konvensional

berbantuan gambar. Hipotesis merupakan jawaban sementara dalam penelitian.

Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol (H0) yaitu hipotesis yang

56

menyatakan tidak ada perbedaan antara sampel dan data populasi. Hipotesis nol

(H0) diuji karena diasumsikan dengan tidak berharap ada perbedaan antara sampel

dan populasi. Hipotesis nol dalam penelitian ini diasumsikan tidak ada pengaruh

terhadap hasil belajar siswa, maka dengan diberikan perlakuan Make a Match

berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar

diharapkan ada perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5.

Hipotesis statistik sebagai berikut :

H0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Make a Match

berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan

gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus

Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Ha : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Make a Match

berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan

gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus

Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Dengan asumsi tidak berharap ada perbedaan dalam hipotesis nol (H0)

maka dengan diberikan perlakuan diharapkan ada perbedaan terhadap hasil belajar

siswa. Yaitu dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan

pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Dengan diberikan perlakuan

maka hipotesis nol (H0) yang awalnya tidak berharap ada perbedaan maka

diharapkan ada perbedaan yaitu hipotesis alternatif (Ha) terhadap hasil belajar

siswa. Untuk kriteria tingkat signifikasi pengujian hipotesis dengan uji dua pihak

(Sig. (2-tailed)) dengan probabilitas signifikasi <0,05. Apabila tingkat signifikasi

>0,05 maka H0 diterima dan apabila signifikasi <0,05 maka H0 ditolak.

Perbedaan pengaruh dilihat dari perbedaan rerata. Analisis data uji t

berfungsi untuk menguji atau melihat perbedaan rerata (mean). Dari uji t yang

menyatakan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan kelas

yang setara berarti uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Biasanya dalam

penelitian kesalahan taksiran ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan adalah

57

5% dan 1%. Taraf kesalahan taksiran sebesar 5% artinya peluang kesalahan

sebesar 5% atau 0,05. Sedangkan taraf kesalahan taksiran 1% artinya peluang

kesalahan sebesar 1% atau 0,01.

Pada hipotesis awal, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah, kemudian hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis kerja dan

sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan

atas teori yang dipandang handal dinyatakan dalam kalimat positif, sedangkan

hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan belum handal dan

dinyatakan dalam kalimat negatif. Sehingga dalam hipotesis dimana H0 diterima

manakala >0,05 dan apabila <0,05 maka H0 ditolak.

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahasan uji hipotesis dinyatakan bahwa H0 diterima

manakala >0,05 dan apabila <0,05 maka H0 ditolak. Terbukti dari hasil uji t

Independent Samples Test dalam sig.(2-tailed) yaitu 0,016 < 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara

penggunaan Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran

konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5

Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Dari hasil analisis deskripsi statistik hasil belajar kelompok eksperimen

dengan jumlah siswa 31, untuk nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 100 dengan

rata-rata kelas 80,81 serta standar deviasi 11,69. Sedangkan dalam kelompok

kontrol dengan jumlah siswa 36 untuk nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95

dengan rata-rata kelas 72,92 serta standar deviasi 14,01. Rata-rata kelompok

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kelompok kontrol yaitu 80,81 dan 72,92.

Terdapat perbedaan rata-rata kelas antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan Make a Match berbantuan

gambar sedangkan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvesional

berbantuan gambar. Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan Make a

Match antara lain siswa mampu menciptakan suasana belajar aktif dan

58

menyenangkan, materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih

menarik perhatian, dan siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai

taraf ketuntasan belajar secara klasikal. Dari kelebihan Make a Match terbukti

bahwa dengan perlakuan Make a Match suasana pembelajaran menjadi aktif, jauh

lebih menyenangkan, dapat menarik perhatian siswa dan ada perubahan hasil

siswa dalam mencapai taraf ketuntasan belajar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum

Urbangatun Fitria (2012) dengan judul Pengaruh Model Cooperative Learning

Teknik Make a Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Negeri Limbasari

Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Tahun Ajaran

2011/2012 menyimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan yang

ditunjukkan oleh adanya perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

yaitu 90,69 dan kelompok kontrol yaitu 72. Dengan rata-rata hasil belajar lebih

tinggi pada kelompok eksperimen dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini

terdapat perbedaan yang signifikan antara Make a Match berbantuan gambar

dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.

Dalam pembahasan hasil penelitian dikemukakan bahwa dalam penelitian

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari penelitian. Proses

perencanaan tercantum perlakuan yang akan digunakan dan cara melaksanakan

perlakuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian menggunakan dua

kelompok dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran

konvensional berbantuan gambar guna untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

IPA siswa kelas 5. Untuk kelompok eksperimen menggunakan perlakuan Make a

Match berbantuan gambar dimulai dengan membuka pembelajaran, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menyampaikan apersepsi menggunakan

contoh jenis batuan, kemudian bertanya jawab mengenai apersepsi disertai dengan

media gambar. Kegiatan inti guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban

kemudian dibagi kepada siswa, siswa mencari pasangan sendiri sesuai kartu yang

dibawa siswa. Setelah bertemu dengan pasangan masing-masing, guru

mencocokkan jawaban dan kegiatan akhir menyimpulkan bersama-sama. Dan

kelompok kontrol menggunakan perlakuan pembelajaran konvensional

59

berbantuan gambar. Dimulai dengan pembukaan yaitu mengucap salam dan

berdo’a, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan

apersepsi menggunakan contoh jenis batu serta gambar. Selanjutnya kegiatan inti

siswa mendengarkan penjelasan guru dengan memperhatikan gambar yang telah

disiapkan guru. Kegiatan akhir diisi dengan mengerjakan LKS serta

menyimpulkan secara bersama-sama tentang materi yang telah di ajarkan oleh

guru.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terbukti bahwa

kedua kelompok setara dan homogen. Kemudian tes hasil belajar diberikan pada

pertemuan ketiga yang diperoleh adalah nilai hasil belajar. Kemudian hasil yang

diperoleh pada masing-masing kelompok di analisis dengan uji t untuk

membuktikan perbedaan hasil belajar setelah perlakuan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dari uji t yang menyatakan bahwa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol merupakan kelas yang setara berarti uji t

menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian hipotesis dengan uji dua pihak

(Sig. (2-tailed)) dengan probabilitas signifikasi <0,05. Apabila tingkat signifikasi

(>0,05) maka H0 diterima dan apabila signifikasi (<0,05) maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Dan apabila t-hitung lebih kecil atau sama dengan (<) dari harga t tabel

maka H0 diterima.

Selain analisis uji hipotesis, hasil analisis deskripsi statistik dari kelompok

eksperimen dari 31 jumlah siswa nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi 100

dengan rata-rata kelas 80,81 serta standar deviasi 11,69. Sedangkan dalam

kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 untuk nilai terendah 50 dan nilai

tertinggi 95 dengan rata-rata kelas 72,92 serta standar deviasi 14,01. Dari hasil

analisis deskripsi statistik tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Make a Match

berbantuan gambar lebih efektif dibanding dengan pembelajaran konvensional

berbantuan gambar. Perlakuan dengan Make a Match mempunyai kelebihan

antara lain mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. Siswa

dapat berekspresi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan bertukar informasi

tentang soal dan jawaban masing-masing siswa. Materi pembelajaran yang

disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian karena siswa merasa lebih

60

tertarik untuk mengetahui informasi pembelajaran dalam mencari pasangan.

Selain itu juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar secara klasikal.

Sedangkan kelebihan dari pembelajaran konvensional berbantuan gambar

di banding dengan Make a Match antara lain guru mudah menguasai kelas, yaitu

dengan mengenal karakteristik masing-masing siswa. Mudah mengorganisasikan

tempat duduk/kelas, dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, mudah

mempersiapkan dan melaksanakannya karena dalam pembelajaran tidak terlalu

repot dalam menyiapkan alat atau media pembelajaran dan guru mudah

menerangkan pelajaran dengan baik serta menyeluruh kepada siswa.