BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil …repository.unwira.ac.id/4021/5/4.pdfberjumlah 35...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil …repository.unwira.ac.id/4021/5/4.pdfberjumlah 35...
104
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Hasil Penelitian Deskriptif
4.1.1.1 Efektivitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar
Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery learning dilihat dari
pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan ini. Implementasi
perangkat pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan subjek penelitian
berjumlah 35 orang. Peneliti bertindak sebagai guru dan pengamatan dilakukan oleh dua
orang pengamat.
Analisis hasil penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berikut ini diuraikan
hasil analisis data penelitian terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
ketuntasan indikator hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar.
a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran dengan
Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Discovery Learning
Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran
yang menerapkan pendekatan discovery learning di kelas menggunakan instrumen lembar
pengamatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan guru diamati oleh dua
orang pengamat yakni guru kimia pada SMA NEGERI 4 Kupang Bapak frans saverius
baluloa, S.Pd, sebagai pengamat I dan Ibu indra agustina, S.Pd, sebagai pengamat II.
Kedua pengamat melakukan penilaian berdasarkan pedoman penilaian yang disebut
lembar pengamatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
105
pendekatan discovery learning. Hasil pengamatan ini juga digunakan untuk menghitung
reliabilitas instrumen. Secara singkat hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan discovery learning disajikan pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Penilaian dan Reliabilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran dengan Pendekatan
Discovery Learning
No Kegiatan Pembelajaran RPP 01 RPP 02 RPP 03 Rata
-rata
Ket
P1 P2 P1 P2 P1 P2
1 Kegiatan pendahuluan
a. Guru memberi salam
pembuka
4
4
4
4
4
4 3,95
Baik
b. Guru meminta salah
seorang siswa untuk
memimpin doa
4
4
4
4
4
4
3,82
Baik
c. Guru mengisi absen dan
jurnal
4
4
3,9
4
3,9
3,9
4
Baik
d. Guru mengecek
kebersihan kelas
4
4
3,8
3,7
3,7
3,7
3,85
Baik
e. Guru menyampaikan
indikator pembelajaran
4
4
4
4
4
4
3,95
Baik
f. Guru menyampaikan
aspek penilaian
4
3,9
3,8
3,8
3,8
3,8
3,77
Baik
2 Kegiatan inti
a. Memberi rangsangan
(mengamati)
1) Guru memotivasi
siswa dengan
melakukan
3,9
4
3,9
3,9
4
4
3,8
Baik
106
demonstrasi
b. Identifikasi masalah
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya (menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa).
Siswa diminta untuk
membuat hipotesis
3,8
3,7
3,8
3,7
3,8
3,8
3,88
Baik
c. Mengumpulkan data
3,9
4 3,9 3,8 3,9 3,8
3,92
Baik
d. Mengolah data
Guru membimbing siswa
dalam menganalisis
percobaan yang telah
dibuat dan
membandingkan
hasilnya dengan
hipotesis yang telah
dibuat.
3,8
3,7 3,8 3,6 3,9 3,8
3,7
Baik
e. Verifikasi
Guru membimbing
peserta didik memeriksa
kembali hasil analisis
kelompok dan
membuktikan
kebenarannya
berdasarkan informasi
pada literatur/ buku
sumber yang ada.
Guru memberi
kesempatan kepada
4
4 4 3,9 3,7 3,9
3,8
Baik
107
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi (menanamkan
sikap bertanggung
jawab kepada siswa
dalam mempresentasikan
data hasil pengamatan
dan menggunakan
bahasa yang baku dalam
presentasi
Guru memberi
kesempatan kepada
kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi
kelompok yang
mempresentasikan
Guru memberi
penegasan terhadap
jawaban dari siswa
Memberi penghargaan
kepada kelompok yang
berkinerja baik dan
memberi motivasi
kepada kelompok yang
belum berkinerja baik.
Guru memberi kuis 01
f. Generalisasi
Guru bersama-sama
dengan siswa
menyimpulkan proses
pembelajaran
Guru membimbing
siswa untuk membuat
laporan praktikum
sederhana
3,7
3,8 3,7 3,7 3,6 3,7
3,83
Baik
108
3 Kegiatan Penutup
Guru memberikan tugas
rumah 01
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8 3,6
Baik
Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin
doa (menumbuhkan
sikap spiritual).
Guru mengakhiri
pembelajaran dengan
salam penutup
(menumbuhkan sikap
saling menghargai).
4
3,9
4
3,7
3,6
3,8
3,65
Baik
4 Pengelolaan waktu 3,6 3,5 3,6 3,7 3,6 3,6 3,6 Baik
5 Suasana kelas
a. Peserta didik antusias
3,7 3,5 3,7 3,6 3,7 3,7
3,95 Baik
b. Guru antusias 3,5 3,6 3,5 3,8 3,5 3,7 3,82 Baik
Jumlah 69,
5
69,
2 69
68,
4
68,
3
68,
9 68,9
Baik
Rata-rata 3,8
61
3,8
44
3,8
33 3,8
3,7
94
3,8
278 3,83
Baik
Reliabilitas
99,78% 99,56% 99,56%
99,6
3%
Baik
Sumber Olahan Data Peneliti
Keterangan:
Nilai Rata-Rata = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃1 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃2
2
109
Dari tabel 4.1 di atas menunjukan skor rata-rata penilaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada setiap aspek adalah 3,83 termasuk dalam
kategori baik. Sedangkan rata-rata reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran yang
diamati oleh pengamat I dan pengamat II adalah 99,63 % dan termasuk kategori baik
karena koefisien reliabilitas > 75%.
b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB)
1) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Spiritual (KI-1)
Untuk mengetahui ketuntasan indikator sikap spiritual, maka digunakan instrument
berupa lembar observasi sikap spiritual (KI-1) dan lembar angket sikap spiritual (KI-1).
Lembar observasi sikap spiritual (KI-1) terdiri dari 4 indikator yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek Sikap Spiritual (KI-1)
dengan Instrumen Lembar Penilaian Observasi
No Aspek yang diamati Proporsi
indikator
Ketuntasan P ≥
0,75
1 Berdoa sebelum memulai
kegiatan pembelajaran
0,97 Tuntas
2 Berdoa setelah memulai
kegiatan pembelajaran
0,85 Tuntas
3 Berdoa dengan cara yang
baik dan berkonsentrasi
0,8 Tuntas
4 Berdoa sesuai ajaran agama
yang dianutnya
0,97 Tuntas
110
Jumlah 3,59 Tuntas
Rata-rata 0,8975 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.2 indikator lembar observasi hasil belajar sikap spiritual (KI-1)
siswa tuntas dengan proporsi indikator adalah 0,89. Lembar angket sikap spiritual (KI-1)
terdiri dari 3 indikator sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek Sikap Spiritual (KI-1)
dengan Instrumen Lembar Penilaian Angket
No Indikator Aspek Sikap Spiritual
Proporsi
Angket
Ketuntasan
Proporsi P ≥ 0,75
1 Mengucap syukur 0,85 Tuntas
2 Menyadari pengetahuan yang bersifat
tentatif
0,8 Tuntas
3 Menyadari kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa
0,91 Tuntas
Rata-rata 0,85 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan tabel 4.3 tiga indikator angket sikap spiritual (KI-1) tuntas dengan
proporsi tiap indikator adalah 0,85.
111
2) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Sosial (KI-2)
Untuk mengetahui ketuntasan sikap sosial (KI-2), maka digunakan instrumen berupa
lembar obsevasi sikap sosial (KI-2) dan lembar angket sikap sosial (KI-2).
Lembar observasi sikap sosial (KI-2) terdiri dari 5 indikator yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Sikap Sosial (KI-2) dengan
Instrumen Lembar Penilaian Observasi
No. Aspek Yang Diamati P.Indikator Ketuntasan P≥ 0,75
1. Disiplin 0,82 Tuntas
2. Jujur 0,88 Tuntas
3. Kerja sama 0,91 Tuntas
4. Proaktif 0,80 Tuntas
5. Bertanggung jawab 0,81 Tuntas
Rata-rata 0,84 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan tabel indikator hasil belajar yang diukur menggunakan lembar
observasi sikap sosial (KI-2) siswa tuntas dengan proporsi tiap indikator 0,84.
112
Tabel 4.5
Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek Sikap Sosial (KI-2)
dengan Instrumen Lembar Penilaian Angket
No Indikator Aspek Sikap Spiritual Proporsi
Angket
Ketuntasan
Indikator P≥ 0,75
1 Rasa ingin tahu 0,85 Tuntas
2 Jujur 0,89 Tuntas
3 Bertanggung jawab 0,81 Tuntas
4 Kerjasama 0,86 Tuntas
5 Proaktif 0,80 Tuntas
Rata-rata 0,84 Tuntas
Sumber : Olah Data Peneliti
Berdasarkan tabel 4.5, 5 indikator ketrampilan (KI-2) tuntas dengan proporsi tiap
indikator 0,84.
3) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3)
Ketuntasan indikator pengetahuan (KI-3) diukur menggunakan teknik tes hasil
belajar dengan instrumen soal ulangan. Soal ulangan terdiri dari 8 indikator yaitu sebagai
berikut:
113
Tabel 4.6
Analisis Data Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3)
dengan Instrumen Lembar Penilaian Tes Hasil Belajar Esay
No Indikator No soal P. tiap soal P.indiktor Ketuntasan
P ≥ 0,75
1 Menjelaskan
Konsep Laju
Reaksi
1 0,97 0,97 Tuntas
2 Menjelaskan
pengaruh
konsentrasi, suhu,
dan luas
permukaan
terhadap laju reaksi
2, 3, 4 0,89 0,80 Tuntas
3 Menentukan nilai
orde reaksi dan laju
reaksi
5 0,97 0,97
Tuntas
4 Menentukan
persamaan laju
reaksi berdasarkan
analisis data yang
diperoleh melalui
percobaan
6 0,94 0,94 Tuntas
114
5 Menentukan harga
dan satuan tetapan
laju reaksi
berdasarkan
analisis data yang
diperoleh melalui
percobaan
7 0,97 0,97 Tuntas
6 Menjelaskan grafik
orde reaksi
8, 9, 10 0,75 0,75 Tuntas
7 Memahami teori
tumbukan
(tabrakan) untuk
menjelaskan reaksi
kimia.
11 0,8 0,8 Tuntas
8 Menjelaskan
hubungan laju
reaksi dengan
koefisien reaksi
12 0,85 0,85 Tuntas
Rata-rata 0, 88 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dikemukakan bahwa dari 8 indikator yang diamati
selama proses pembelajaran yang dinilai dengan tes hasil belajar essay (KI-3) tuntas
dengan rata-rata proporsi indikator sebesar 0,88 dan termasuk dalam kategori baik.
115
4) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek Ketrampilan (KI-4)
Ketuntasan indikator aspek ketrampilan (KI-4) RPP 01, RPP 02 dan RPP 03 diukur
menggunakan lembar observasi aspek psikomotor, protofolio, THB proses dan persentasi,
dikatakan tuntas jika proporsi indikator ≥ 0,75. Ketuntasan indikator KI-4 dapat dilihat
pada tabel 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10 berikut :
a) Penilaian Psikomotor
Tabel 4.7
Hasil Analisis Data Rata-rata Ketuntasan Indikator Aspek
Keterampilan (KI-4) dengan Lembar Penilaian Rata-rata Psikomotor
No Indikator P. Indikator Keterangan P ≥ 0,75
1 Persiapan praktikum 0,85 Tuntas
2 Pelaksanaan praktikum 0,75 Tuntas
3 Kegiatan akhir paraktikum 0,85 Tuntas
Jumlah 2,41 Tuntas
Rata-rata 0, 80 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dikemukan bahwa dari 3 aspek yang diamati selama
proses pemblajaran yang dinilai dengan lembar sikap ketrampilan (KI-4) tuntas dengan
proporsi tiap indikator 0,80 dengan kategori baik.
116
b) Penilaian Portofolio
Tabel 4.8
Hasil Analisis Data Rata-rata Ketuntasan Indikator Aspek Keterampilan
(KI-4) dengan Lembar Penilaian Portofolio
No. Aspek yang Diamati Proporsi
Indikator
Ketuntasan
proporsi.
P≥ 0,75
1. Judul 0,97 Tuntas
2. Tujuan 0,85 Tuntas
3. Dasar Teori 0,97 Tuntas
4. Alat dan Bahan 0,97 Tuntas
5. Prosedur Kerja 0,91 Tuntas
6. Data Pengamatan 0,82 Tuntas
7. Pembahasan 0,77 Tuntas
8. Menjawab Pertanyaan 0,82 Tuntas
9. Kesimpulan 0,94 Tuntas
10. Daftar Pustaka 0,97 Tuntas
11. Kerapian Penulisan 0,95 Tuntas
Rata-rata 0,90 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
117
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dikemukakan bahwa dari 11 aspek yang diamati
selama proses pembelajaran yang dinilai dengan penilaian portofolio sikap keterampilan
(KI-4) memperoleh rata-rata 0,90 dengan kategori baik.
c) Penilaian THB Proses
Tabel 4.9
Hasil Analisis Data Rata-rata Ketuntasan Indikator Aspek
Keterampilan (KI-4) dengan Lembar Penilaian THB proses
No. Indikator Hasil Belajar P. Indikator Ketuntasan
P≥0,75
1. Rumusan Masalah 0,82 Tuntas
2. Hipotesis 0,79 Tuntas
3. Data Hasil Pengamatan 0,80 Tuntas
4. Analisis Data Hasil Pengamatan 0,82 Tuntas
5. Kesimpulan 0,85 Tuntas
Rata-rata 0,81 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dikemukakan bahwa dari 5 aspek yang diamati
selama proses pembelajaran yang dinilai dengan THB proses sikap keterampilan (KI-4)
memperoleh rata-rata 0,81 dengan kategori baik.
118
d) Penilaian Persentasi
Tabel 4.10
Hasil Analisis Data Rata-rata Ketuntasan Indikator Aspek Keterampilan (KI-4)
dengan Lembar Penilaian Persentasi
No Aspek Yang Dinilai Prop. Indikator Ket. P ≥ 0,75
1 Sistematika Penyampaian 0,79 Tuntas
2 Komunikasi 0,82 Tuntas
3 Keberanian 0,91 Tuntas
4 Wawasan 0,80 Tuntas
5 Antusias 0,95 Tuntas
6 Penampilan 0,97 Tuntas
Rata-rata 0,87 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dikemukakan bahwa dari 6 aspek yang diamati selama
proses pembelajaran yang dinilai dengan presentasi sikap keterampilan (KI-4)
memperoleh rata-rata 0,87 dengan kategori baik.
119
e) Rata-Rata Rekapan dari Aspek-Aspek Ketrampilan (KI-4)
Tabel 4.11
Hasil Analisis Data Rata-rata Rekapan dari Aspek Ketrampilan KI-4
No. Aspek Keterampilan P. Indikator Ketuntasan P ≥
0,75
1. Psikomotor 0, 80 Tuntas
2. Portofolio 0,90 Tuntas
3. Presentasi 0,87 Tuntas
4. THB Proses 0,81 Tuntas
Rata-rata 0,84 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dikemukakan bahwa dari rekapan rata-rata 4 aspek
keterampilan (KI-4), rata-rata ketuntasan sikap keterampilan yang diperoleh siswa sebesar
0,84 dengan kategori baik.
c. Ketuntasan Hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dilihat dari 4 aspek
yaitu penilaian aspek sikap spiritual (KI-1), penilaian aspek sikap sosial (KI-2), penilaian
aspek pengetahuan (KI-3) dan penilaian aspek ketrampilan (KI-4). Siswa dinyatakan
tuntas apabila skor yang diperoleh ≥ 75.
120
1) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sikap Spiritual (KI-1)
Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek sikap spiritual (KI-1) berupa
lembar observasi dan lembar angket sikap spiritual (KI-1). Secara terperinci dapat dilihat
pada lampiran dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12
Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spiritual (KI-1)
No. Kode Siswa Nilai Nilai
Akhir
Ketuntasan
P ≥ 75 Observasi Angket
1 AAB 100 70 85 Tuntas
2 AS
75 81 78 Tuntas
3 ASPK
100 77 88 Tuntas
4 AAT
75 90 82 Tuntas
5 ABPA
100 75 87 Tuntas
6 AYB
100 80 90 Tuntas
7 DNN
75 90 82 Tuntas
8 DLS
75 77 76 Tuntas
9 EY
100 85 92 Tuntas
121
10 EB
100 78 89 Tuntas
11 FBT
75 89 82 Tuntas
12 FANR
100 76 88 Tuntas
13 FRA
100 80 90 Tuntas
14 HRAUD
100 90 95 Tuntas
15 ILM
75 78 76 Tuntas
16 JBN
100 76 88 Tuntas
17 LPD
100 82 91 Tuntas
18 LWSN
100 84 92 Tuntas
19 LNP
75 78 76 Tuntas
20 MYCO
100 90 95 Tuntas
21 MMNM
75 88 81 Tuntas
22 MWVL
100 78 89 Tuntas
23 MN
100 69 84 Tuntas
24 NSM
75 90 82 Tuntas
25 NLA
100 88 94 Tuntas
26 PMS
100 98 99 Tuntas
27 RS
100 77 88 Tuntas
122
28 RMAM
75 85 80 Tuntas
29 SBBPE
100 65 82 Tuntas
30 SFN
100 76 88 Tuntas
31 SMM
75 85 80 Tuntas
32 TML
100 70 85 Tuntas
33 YOU
75 77 76 Tuntas
34 YN
90 74 82 Tuntas
35 PSN 75 80 77 Tuntas
Rata-rata 85,4 Tuntas
Sumber :Data Olahan Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dikemukakan bahwa rata-rata ketuntasan sikap
spiritual yang diperoleh siswa sebesar 85,4 dinyatakan tuntas.
2) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sikap Sosial (KI-2)
Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek sikap sosial (KI-2) berupa lembar
observasi dan lembar angket sikap sosial (KI-2). Secara terprinci dapat dilihat pada
lampiran dan secara ringkas dapa dilihat pada Tabel 4.13 berikut :
123
Tabel 4.13
Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek Sikap Sosial (KI-2)
No. Kode
Siswa
Nilai Nilai Akhir Ket.
P ≥ 75 Observasi Angket
1 AAB 80 86 83 Tuntas
2 AS
95 81 88 Tuntas
3 ASPK
90 87 88 Tuntas
4 AAT
85 93 89 Tuntas
5 ABPA
90 85 87 Tuntas
6 AYB
100 93 96 Tuntas
7 DNN
90 86 88 Tuntas
8 DLS
95 90 92 Tuntas
9 EY
90 85 87 Tuntas
10 EB
95 96 95 Tuntas
11 FBT
90 92 91 Tuntas
12 FANR
90 92 91 Tuntas
13 FRA
95 95 95 Tuntas
124
14 HRAUD
90 95 92 Tuntas
15 ILM
90 98 94 Tuntas
16 JBN
90 85 87 Tuntas
17 LPD
95 75 85 Tuntas
18 LWSN
95 90 92 Tuntas
19 LNP
90 75 82 Tuntas
20 MYCO
100 85 92 Tuntas
21 MMNM
85 75 80 Tuntas
22 MWVL
95 90 92 Tuntas
23 MN
95 86 90 Tuntas
24 NSM
85 93 89 Tuntas
25 NLA
85 92 88 Tuntas
26 PMS
75 90 82 Tuntas
27 RS
80 85 82 Tuntas
28 RMAM
75 92 83 Tuntas
29 SBBPE
80 85 82 Tuntas
30 SFN
95 93 94 Tuntas
31 SMM
95 90 92 Tuntas
125
32 TML
100 75 87 Tuntas
33 YOU
80 75 77 Tuntas
34 YN
90 85 87 Tuntas
35 PSN 95 80 87 Tuntas
Rata-rata 88,1 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dikemukakan bahwa rata-rata
ketuntasan sikap sosial yang diperoleh siswa sebesar 88,1 dinyatakan
tuntas.
3) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3)
Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek pengetahuan (KI-3)
berupa soal tes hasil belajar dalam bentuk kuis, tugas dan ulangan. Secara
terperinci dapat dilihat pada lampiran dan secara ringkas dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.14
Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengtahuan (KI-3)
No. Kode
Siswa
Nilai Nilai
akhir
KI 3
Ket. P ≥ 75
1 x
Kuis
1 x
Tugas
2 x
Ulangan
1 AAB 100 96 61 79 Tuntas
2 AS
95 92 77 85 Tuntas
126
3 ASPK
100 95 70 83 Tuntas
4 AAT
95 89 64 78 Tuntas
5 ABPA
95 92 70 81 Tuntas
6 AYB
95 89 66 79 Tuntas
7 DNN
100 88 65 79 Tuntas
8 DLS
100 97 61 79 Tuntas
9 EY
100 96 74 86 Tuntas
10 EB
95 92 67 80 Tuntas
11 FBT
100 88 61 77 Tuntas
12 FANR
100 89 81 87 Tuntas
13 FRA
100 97 65 81 Tuntas
14 HRAUD
100 97 79 88 Tuntas
15 ILM
100 97 77 87 Tuntas
16 JBN
100 96 68 83 Tuntas
17 LPD
100 95 67 82 Tuntas
18 LWSN
100 95 82 89 Tuntas
19 LNP
100 96 71 84 Tuntas
20 MYCO
100 88 74 84 Tuntas
127
21 MMNM
95 92 72 82 Tuntas
22 MWVL
100 88 64 79 Tuntas
23 MN
100 89 78 86 Tuntas
24 NSM
95 89 70 81 Tuntas
25 NLA
100 96 73 85 Tuntas
26 PMS
100 89 64 79 Tuntas
27 RS
100 88 74 84 Tuntas
28 RMAM
100 95 70 83 Tuntas
29 SBBPE
100 89 77 85 Tuntas
30 SFN
95 89 87 89 Tuntas
31 SMM
100 95 85 91 Tuntas
32 TML
100 97 71 84 Tuntas
33 YOU
95 89 79 85 Tuntas
34 YN
100 89 65 79 Tuntas
35 PSN 95 92 71 82 Tuntas
Rata-rata 83 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
128
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dikemukakan bahwa rata-rata ketuntasan sikap
pengetahuan yang diperoleh siswa sebesar 83 dinyatakan tuntas.
4) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Ketrampilan (KI-4)
Instrumen yang digunakan untuk menilai aspek ketrampilan (KI-4) berupa lembar
penilaian persentasi, lembar observasi psikomotor, lembar portofolio dan lembar THB
proses. Secara terperinci dapat dilihat pada lampiran dan secara ringkas dapa dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel 4.15
Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Ketrampilan
(KI-4)
No.
Kode Nilai Nilai Ket. P
≥ 75 Siswa Portofolio Persentasi Psikomotor Proses akhir KI 4
1 AAB 82 80 75 82 79 Tuntas
2 AS
90 70 87 90 84 Tuntas
3 ASPK
78 70 90 78 79 Tuntas
4 AAT
75 75 92 75 79 Tuntas
5 ABPA
85 85 75 80 81 Tuntas
6 AYB
78 70 90 79 79 Tuntas
7 DNN
87 89 90 83 87 Tuntas
129
8 DLS
90 80 75 91 84 Tuntas
9 EY
78 78 90 72 79 Tuntas
10 EB
90 80 70 94 83 Tuntas
11 FBT
85 75 80 83 80 Tuntas
12 FANR
88 80 88 85 85 Tuntas
13 FRA
78 75 76 79 77 Tuntas
14 HRAUD
88 78 88 85 84 Tuntas
15 ILM
90 75 90 92 86 Tuntas
16 JBN
95 77 75 96 85 Tuntas
17 LPD
76 90 76 78 80 Tuntas
18 LWSN
92 80 90 91 88 Tuntas
19 LNP
77 78 70 77 75 Tuntas
20 MYCO
88 90 87 88 88 Tuntas
21 MMNM
86 82 85 86 84 Tuntas
22 MWVL
77 71 90 77 78 Tuntas
23 MN
90 83 78 90 85 Tuntas
24 NSM
88 75 80 80 80 Tuntas
25 NLA
87 79 75 87 82 Tuntas
130
26 PMS
75 90 75 75 78 Tuntas
27 RS
76 80 76 75 76 Tuntas
28 RMAM
77 90 77 75 79 Tuntas
29 SBBPE
91 76 91 91 87 Tuntas
30 SFN
87 80 87 87 85 Tuntas
31 SMM
88 90 75 80 83 Tuntas
32 TML
76 84 90 75 81 Tuntas
33 YOU
76 74 90 78 79 Tuntas
34 YN
75 90 75 87 81 Tuntas
35 PSN 80 75 85 75 78 Tuntas
Rata-rata 83,4 79,8 82,3 82,7 81,6 Tuntas
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dikemukakan bahwa rata-rata ketuntasan sikap
keterampilan yang diperoleh siswa sebesar 81,6 dinyatakan tuntas.
131
5) Ketuntasan Hasil Belajar Secara Keseluruhan.
Tabel 4.16
Hasil Analisis data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara
Keseluruhan
No. Kode
Siswa
Nilai NA
P ≥ 75
keterangan 1 x KI 1 1 x KI 2 3 x KI 3 2 x KI 4
1 AAB 85 83 79 79 80 Tuntas
2 AS
78 88 85 84 84 Tuntas
3 ASPK
88 88 83 79 83 Tuntas
4 AAT
82 89 78 79 80 Tuntas
5 ABPA
87 87 81 81 83 Tuntas
6 AYB
90 96 79 79 83 Tuntas
7 DNN
82 88 79 87 83 Tuntas
8 DLS
76 92 79 84 82 Tuntas
9 EY
92 87 86 79 85 Tuntas
10 EB
89 95 80 83 84 Tuntas
11 FBT
82 91 77 80 81 Tuntas
12 FANR
88 91 87 85 87 Tuntas
13 FRA
90 95 81 77 83 Tuntas
132
14 HRAUD
95 92 88 84 89 Tuntas
15 ILM
76 94 87 86 86 Tuntas
16 JBN
88 87 83 85 85 Tuntas
17 LPD
91 85 82 80 83 Tuntas
18 LWSN
92 92 89 88 90 Tuntas
19 LNP
76 82 84 75 80 Tuntas
20 MYCO
95 92 84 88 88 Tuntas
21 MMNM
81 80 82 84 82 Tuntas
22 MWVL
89 92 79 78 82 Tuntas
23 MN
84 90 86 85 86 Tuntas
24 NSM
82 89 81 80 82 Tuntas
25 NLA
94 88 85 82 86 Tuntas
26 PMS
99 82 79 78 82 Tuntas
27 RS
88 82 84 76 82 Tuntas
28 RMAM
80 83 83 79 82 Tuntas
29 SBBPE
82 82 85 87 85 Tuntas
30 SFN
88 94 89 85 88 Tuntas
31 SMM
80 92 91 83 87 Tuntas
133
32 TML
85 87 84 81 84 Tuntas
33 YOU
76 77 85 79 81 Tuntas
34 YN
82 87 79 81 81 Tuntas
35 PSN 77 87 82 78 81 Tuntas
Rata-rata 83,7
Sumber : Olahan Data Peneliti
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dikemukakan bahwa rata-rata ketuntasan hasil belajar
secara keseluruhan yang diperoleh siswa sebesar 83,7 dinyatakan tuntas.
4.1.2 Analisis Kemampuan Numerik
Data hasil analisis presentase kemampuan numerik siswa terhadap pembelajaran
yang diperoleh dengan instrumen Tes Kemampuan Numerik dapat dilihat pada Tabel
4.17.
Tabel 4.17
Hasil Analisis Data Tes Kemampuan Numerik
No.
Kode
Siswa
Passing
Grade
Skor
Kemampuan
Numerik
Nilai
Kemampuan
Numerik Ket.
1 AAB
0.85 85 710 Istimewa
2 AS 0.97 97 780 Sangat Istimewa
3 ASPK 0.6 60 560 Baik
4 AAT 0.68 68 613 Baik
5 ABPA 0.6 60 560 Baik
134
6 AYB 0.82 82 682 Istimewa
7 DNN 0.75 75 650 Sangat Baik
8 DLS 0.9 90 740 Sangat Istimewa
9 EY 0.8 80 680 Istimewa
10 EB 0.82 82 682 Istimewa
11 FBT 0.77 77 655 Sangat Baik
12 FANR 0.82 82 682 Istimewa
13 FRA 0,97 97 780 Sangat Istimewa
14 HRAUD 0.97 97 780 Sangat Istimewa
15 ILM 0.8 80 680 Istimewa
16 JBN 0.75 75 650 Sangat Baik
17 LPD 0.85 85 710 Istimewa
18 LWSN 0.97 97 780 Sangat Istimewa
19 LNP 0.85 85 710 Istimewa
20 MYCO 0.75 75 650 Sangat Baik
21 MMNM 0.87 87 730 Istimewa
22 MWVL 0.82 82 682 Istimewa
23 MN 0.68 68 613 Baik
24 NSM 0.97 97 780 Sangat Istimewa
25 NLA 0.66 66 610 Baik
26 PMS 0.68 68 613 Baik
27 RS 0.87 87 730 Istimewa
28 RMAM 0.8 80 680 Istimewa
29 SBBPE 0.97 97 780 Sangat Istimewa
135
30 SFN 0.97 97 780 Sangat Istimewa
31 SMM 0.75 75 650 Sangat Baik
32 TML 0.85 85 710 Istimewa
33 YOU 0.85 85 710 Istimewa
34 YN 0.97 97 780 Sangat Istimewa
35 PSN
0.85 85 710 Istimewa
∑ 27.88 2885 24292 -
Rata-rata 0.82 82.43 1350 Istimewa
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dikemukakan bahwa rata-rata ketuntasan tes
kemampuan numerik terhadap hasil belajar siswa sebesar 82,43 dinyatakan istimewa.
4.1.3 Analisis Motivasi
Data hasil analisis presentase motivasisiswa terhadap pembelajaran yang diperoleh
dengan instrumen angket kemampuan motivasidapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18
Hasil Analisis Data Angket Motivasi Belajar
No Kode Siswa % Motivasi Ket
1 AAB
89 Sangat Kuat
2 AS 88 Sangat Kuat
3 ASPK 70 Kuat
4 AAT 72 Kuat
5 ABPA 67 Kuat
136
6 AYB 66 Kuat
7 DNN 80 Kuat
8 DLS 61 Kuat
9 EY 64 Kuat
10 EB 66 Kuat
11 FBT 63 Kuat
12 FANR 72 Kuat
13 FRA 82 Sangat Kuat
14 HRAUD 83 Sangat Kuat
15 ILM 80 Kuat
16 JBN 77 Kuat
17 LPD 80 Kuat
18 LWSN 82 Sangat Kuat
19 LNP 83 Sangat Kuat
20 MYCO 77 Kuat
21 MMNM 82 Sangat Kuat
22 MWVL 65 Kuat
23 MN 86 Kuat
24 NSM 83 Sangat Kuat
25 NLA 68 Kuat
26 PMS 61 Kuat
27 RS 73 Kuat
28 RMAM 67 Kuat
29 SBBPE 88 Sangat Kuat
137
30 SFN 90 Sangat Kuat
31 SMM 65 Kuat
32 TML 81 Sangat Kuat
33 YOU 67 Kuat
34 YN 82 Sangat Kuat
35 PSN
67 Kuat
∑ 2627 -
Rata-rata 75.06 Kuat
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dikemukakan bahwa rata-rata ketuntasan angket
kemampuan motivasi terhadap hasil belajar siswa sebesar 75,06% dinyatakan kuat.
4.1.4 Hubungan Kemampuan Numerik dan Motivasi dengan Hasil Belajar
Uji Persyaratan Analisis
Hubungan Kemampuan Numerik dan Motivasi dengan hasil belajar diuji
menggunakan uji korelasi. Sebelum melakukan uji korelasi terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.
1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak digunakan data tes hasil belajar
secara keseluruhan, yang kemudian data tersebut disusun dalam tabel distribusi
frekuensi. Data yang telah disusun kemudian dihitung normalitasnya dengan
menggunakan rumus chi-kuadrat. Perhitungan uji normalitas secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan diperoleh Xhitung2 = 3,471 dan dengan
derajat kebebasan dk = k − 2 = 6 − 2 = 4 dan taraf kesalahan 5% maka dicari pada
138
tabel chi-kuadrat didapat Xtabel2 = 9,488. Dengan membandingkan X
2hitung dan X
2tabel
maka disimpulkan Xhitung2 ≤ Xtabel
2 atau 3,471 ≤ 9,488, maka data berdistribusi
normal sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan.
a. Hubungan kemampuan numerik dengan Hasil Belajar
Untuk mengetahui hubungan kemampuan numerik dengan hasil belajar
menggunakan persamaan korelasi tunggal (korelasi Pearson Product Moment (r)).
Nilai rX1Y = 0,48 berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r, nilai
rX1Y termasuk kategori kuat. Besarnya sumbangan variabel X1 terhadap Y sebesar
24,33%. Berdasarkan uji signifikan dengan menggunakan rumus thitung diperoleh
nilai thitung X1Y = 3,5827. Nilai ttabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n
- 2 = 35 - 2 = 33 adalah 2,034. Dengan membandingkan thitung dan ttabel, thitung ≥ ttabel
atau 3,5827 ≥ 2,034, maka tolak Ho dan terima Ha dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik dengan hasil
belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
b. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
Untuk mengetahui motivasi belajar dengan hasil belajar menggunakan
persamaan korelasi tunggal ( Pearson Product Moment (r).
Nilai rX2Y= 0,33 berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r, nilai
rX2Y termasuk kategori kuat. Besarnya sumbangan variabel X2 terhadap Y sebesar
10,89%. Berdasarkan uji signifikan dengan menggunakan rumus thitung diperoleh
nilai thitung X2Y= 2,829. Nilai ttabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n -
2 = 35 - 2 = 33 adalah 2,034. Dengan membandingkan thitung dan ttabel, thitung ≥ ttabel
atau 2,829 ≥ 2,034 maka tolak Ho dan terima Ha dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran
139
2017/2018.
c. Hubungan Kemampuan Numerik dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mencari besarnya hubungan dan
kontribusi antara dua variabel atau lebih secara simultan (secara bersama-sama)
dengan variabel terikat. Setelah analisis korelasi product moment hasil yang
didapat dimasukkan ke dalam rumus korelasi ganda untuk mengetahui hubungan
X1 dan X2 secara simultan dengan Y. Korelasi ganda di lambangkan dengan
RX1.X2.Y. Berdasarkan analisis diperoleh nilai korelasi ganda RX1.X2.Y = 0,53.
Hubungan kemampuan numerik dan motivasi belajar secara simultan dengan hasil
belajar tergolong dalam kategori kuat. Besarnya sumbangan (kontribusi)
kemampuan numerik dan motivasi belajar secara simultan (bersama-sama)
terhadap hasil belajar sebesar 30,19%. Berdasarkan analisis Fhitung ≥ Ftabel atau
6,250 > 3,30, maka tolak Ho dan terima Ha dan dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik dan motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
4.1.4 Pengaruh Kemampuan Numerik dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar
a. Pengaruh Kemampuan Numerik terhadap Hasil Belajar
Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan Numerik dengan hasil belajar menggunakan
persamaan rumus regresi sederhana. Berdasarkan perhitungan statistik untuk analisa
regresi sederhana menunjukkan pengaruh kemampuan numerik terhadap hasil belajar
diperoleh persamaan garis regresi: Ŷ = 𝑎 + 𝑏𝑥 = 73,93 + 0,188x. Persamaan ini
kemudian di uji dengan menggunakan rumus Fhitung dan diperoleh nilai Fhitung
=.10,00092141 Nilai Ftabel dengan taraf signifikan 0,05, dk pembilang = 2, dk penyebut
= 32 diperoleh nilai Ftabel = 3,30. Dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel, Fhitung ≥
140
Ftabel atau 10,00092141 ≥ 3,30 maka tolak Ho dan terima Ha dan dapat disimpulkan
ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan numerik terhadap hasil belajar siswa
kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
b. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dengan hasil belajar menggunakan
persamaan rumus regresi sederhana. Berdasarkan perhitungan statistik untuk
analisa regresi sederhana menunjukkan pengaruh motivasi terhadap hasil belajar
diperoleh persamaan regresi: Ŷ = 𝑎 + 𝑏𝑥 = 76,03257437 + 0,100885515𝑋 .
Persamaan ini kemudian di uji dengan menggunakan rumus Fhitung dan diperoleh
nilai Fhitung = 4,262. Nilai Ftabel dengan taraf signifikan 0,05, dk pembilang = 2, dk
penyebut = 32 diperoleh nilai Ftabel =3,30. Dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel,
Fhitung ≥ Ftabel atau 4,262565371 ≥ 3,30 maka tolak Ho dan terima Ha dan dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signfikan antara motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
2. Uji Linearitas
Dalam menganalisis Kemampuan Numerik dan Motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa, terlebih dahulu dilakukan uji linearitas, dengan maksud untuk
mengetahui apakah data berpola linear atau tidak. Hasil yang diperoleh melalui uji
linearitas akan menentukan teknik analisa regresi berganda.
a. Uji Linearitas Kemampuan Numerik dengan Hasil Belajar
Setelah dilakukan uji linearitas diperoleh Fhitung = 1,407 dan nilai Ftabel dengan
taraf signifikan 0,05, dk pembilang = 9, dk penyebut = 24 diperoleh nilai Ftabel
= 2,30. Dengan demikian Fhitung ≤ Ftabel atau 1,407,≤ 2,30 maka variabel
kemampuan numerik terhadap hasil belajar berpola linier. Hasil perhitungan uji
linearitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran.
141
b. Uji Linearitas Motivasi belajar dengan Hasil Belajar
Setelah dilakukan uji linearitas diperoleh Fhitung = 0,167 dan nilai Ftabel dengan
taraf signifikan 0,05, dk pembilang = 3, dk penyebut = 30 diperoleh nilai Ftabel =
2,92. Dengan demikian Fhitung ≤ Ftabel atau 0,167 ≤ 2,92 maka variabel motivasi
belajar terhadap hasil belajar berpola linier. Hasil perhitungan uji linearitas secara
rinci dapat dilihat pada lampiran.
c. Pengaruh Kemampuan Numerik dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Untuk mengetahui pengaruh kemampuan numerik dan motivasi belajar secara
simultan dengan hasil belajar menggunakan persamaan regresi ganda.
Berdasarkan perhitungan statistik untuk analisis regresi ganda menunjukkan
pengaruh gaya kognitif dan kedisiplinan terhadap hasil belajar diperoleh
persamaan regresi: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 = 70,05492243 + 0,105220373𝑋1 +
0,06548478𝑋2
Persamaan ini kemudian diuji dengan menggunakan rumus Fhitung dan
diperoleh nilai Fhitung = 5,8367. Nilai Ftabel dengan taraf signifikan 0,05, dk
pembilang = 2, dk penyebut=32 diperoleh nilai Ftabel =3,30. Dengan
membandingkan Fhitung dan Ftabel, Fhitung ≥ Ftabel atau 5,8367 ≥ 3,30 maka tolak Ho
dan terima Ha dan dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara
kemampuan numerik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI
MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
142
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data maka dapat dibahas sebagai
berikut.
4.2.1 Efektivitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Discovery Learning
a. Kemampuan Guru dalam Mengelolah Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
discovery lerning dikelas ada beberapa aspek yang diamati yaitu meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengolahan waktu dan suasana kelas.
Berdasarkan hasil analisis kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran pada tabel 4.1, menunjukan bahwa rata-rata reliabilitas instrumen
pengelolaan pembelajaran yang diberikan oleh dua orang pengamat untuk semua
RPP adalah 98,5 % termasuk kategori baik dimana lebih dari 75% sehingga
instrumen layak digunakan.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dari hasil penilaian yang diperoleh pada kegiatan pendahuluan
termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa dalam proses
pembelajaran aspek-aspek yang dinilai diantaranya menanamkan sikap
religius siswa dengan meminta kesdiaan salah satu siswa memimpin doa
sebelum memulai proses pembelajaran, menanamkan sikap disiplin dengan
memeriksa kehadiran siswa, memotivasi siswa dengan mengaitkan materi
pembelajaran dengan peranannya dalam kehidupan sehari-hari, dan juga
menyampaikan tujuan pembelajaran. Aspek yang ada pada kegiatan
pendahuluan telah dilaksanakan dengan baik oleh guru.
143
2. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, nilai yang diperoleh termasuk dalam kategori baik.
Pada kegiatan inti guru melakukan beberapa tahap kegiatan yang meliputi :
pertama pemberian rangsangan, dimana guru memotivasi siswa dengan
demonstrasi dan diamati oleh siswa, pada tahap kedua identifikasi masalah,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan guru
membimbing siswa merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada tahap selanjutnya untuk
memancing kinerja siswa dalam mengumpulkan data, guru membagikan siswa
dalam kelompok belajar, membagi lembar kerja siswa (LKS), membimbing
siswa dalam melakukan percobaan, berdiskusi untuk menjawab masalah yang
dihadapi dengan berusaha mencari informasi dari berbagai sumber belajar.
Tahap yang berikut adalah mengolah data. Dalam tahap ini, data yang
diperoleh kemudian dianalisis oleh siswa untuk dipecahkan secara bersama-
sama sehingga kemudian dapat menarik kesimpulan dari masalah yang
dihadapi. Tahap selanjutnya adalah verifikasi (pembuktian). Pada tahap ini,
guru membimbing siswa memeriksa kembali hasil analisis kelompok dan
membuktikan kebenarannya. Kemudian hasil diskusi yang diperoleh masing-
masing kelompok kemudian dikomunikasikan melalui presentasi hasil diskusi di
depan kelas dengan jujur, teliti dan penuh tanggung jawab. Setiap kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusinya dinilai kemudian memberikan
penghargaan pada kelompok yang hasil presentasinya bagus dan kelompok lain
diberikan penguatan agar pada pertemuan berikutnya mereka
mempresentasikannya lebih bagus lagi, selama kegiatan ini guru memberikan
penilaian kinerja/psikomotor dan presentasi.
144
Untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran yang telah diajarkan, guru menilai dengan memberikan kuis.
Kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru tergolong baik. Taha yang berikut
adalah Generalization (menarik kesimpulan) Pada tahap ini, guru
merefleksikan pembelajaran dengan membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan mengenai materi yang baru dipelajari, memberikan tugas rumah
3. Kegiatan penutup
Dari hasil penilaian yang diperoleh guru pada kegiatan penutup dalam
kategori baik. Pada tahap ini, guru merefleksikan pembelajaran dengan
membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang baru
dipelajari, memberikan tugas rumah baik itu tugas kelompok maupun individu
dan menyampaikan kepada siswa tentang materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya, kemudian meminta salah stau siswa untuk memimpin
doa setelah menjalankan proses pembelajaran. Hal ini dapat dikatakan guru
dapat mengelola pembelajaran dengan baik.
4. Pengolahan waktu
Rata-rata skor pengelolaan waktu yang diberikan oleh dua orang pengamat
kepada guru untuk semua dengan kategori baik karena waktu yang telah
disiapkan sesuai direncanakan dalam RPP.
5. Suasana kelas
Rata-rata skor penilaian yang diperoleh guru untuk semua RPP dengan
kategori baik karena siswa antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Pada tabel 4.1 menunjukkan nilai reliabilitas dari instrument. Dimana
nilai reliabilitas instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran discovery learning untuk RPP 01
145
adalah 98,86%, RPP 02 adalah 98,8 %, dan RPP 03 adalah 98% . Hal ini
disebabkan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan secara baik, sehingga
memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
ketersediaan LKS dan bahan ajar untuk membantu siswa menyelesaikan
masalah yang diajukan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan membuat siswa lebih antusias dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum bahwa perangkat
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan
ketuntasan pembelajaran. Dengan demikian secara keseluruhan skor rata-rata
yang diberikan oleh dua orang pengamat terhadap kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran untuk
setiap aspek semua RPP adalah 3,7. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pendahuluan sampai penutup
berada pada kriteria baik dan sesuai dengan rentangan skor kriteria
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bahwa rentang skor 3,50-
4,00 adalah tergolong baik. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
ini sesuai dengan kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik yang
merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran termasuk
didalamnya menguasai karateristik siswa dari aspek fisik, sosial, spiritual,
intelegensi, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dan
mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang
dimiliki, berkomunikasi secara efektif dan menyelengarakan penilaian evaluasi
proses dan hasil belajar.
146
Reabilitas instrumen lembar pengamatan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
discovery learning yang diperoleh guru dalam kegiatan pembelajaran sebesar
98,5 %.
b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB)
Ketuntasan indikator hasil belajar peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran discovery Learning
dapat tercapai dari 4 kompetensi inti, sebagai berikut:
1. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Spritual (KI-1)
Ketuntasan indikator aspek spiritual (KI-1) diperoleh dari hasil analisis
nilai observasi dan angket. Rata-rata proporsi untuk nilai observasi 0,89 dengan
kategori tuntas dan rata- rata proporsi nilai angket 0,85 dengan kategori tuntas.
Hal ini disebabkan karena peserta didik sudah memiliki sikap spritual yang
ditanamkan pada saat proses pembelajaran. Penilaian sikap spritual dilakukan
guru saat proses pembelajaran berlangsung, melalui instrumen observasi serta
angket sikap spiritual setelah menyelesaikan 3 perangkat pembelajaran yang
menerapkan pendekatan Discovery Learning. Berdasarkan hasil penelitian yang
menerapkan pendekatan Discovery Learning, ketika proses pembelajaran
berlangsung, siswa menunjukan sikap spritual yang baik. Hal ini sesuai dengan
implementasi kurikulum 2013 yang menekankan peningkatan iman dan takwah
(sikap spiritual.Hal ini disebabkan karena, proses pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan Discovery Learning membuat siswa aktif mencari
informasi, sehingga siswa tidakmerasa bosan dengan proses pembelajaran. Hasil
penelitian tersebut didukung dengan argumen, Ine, (2015: 272), yang menyatakan
bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning
147
sangat efektif, dimana dalam proses pembelajaran terciptanya kondisi
pembelajaran yang membuat siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu
kebutuhan dan untuk mengembangkan karakter siswa. Sedangkan suatu indikator
hasil belajar dikatakan tuntas apabila proporsi P ≥ 0,75 (Jihad dan Haris, 2012:
14).
2. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Sosial (KI-2)
Ketuntasan indikator aspek sosial (KI-2) diperoleh dari hasil analisis nilai
observasi dan angket. Rata-rata untuk nilai observasi 0,84 dengan kategori tuntas
dan rata- rata nilai angket 0,84 dengan kategori tuntas. Hal ini disebabkan karena
penilaian sikap sosial dilakukan guru saat proses pembelajaran berlangsung,
melalui instrumen observasi serta angket sikap sosial setelah menyelesaikan 3
perangkat pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning,
ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa menunjukan sikap sosial yang
baik. Hal ini disebabkan karena, proses pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan Discovery Learning membuat siswa aktif mencari informasi,
sehingga siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran.
Penilaian sikap sosial siswa yang dikembangkan saat proses pembelajaran
ini meliputi 4 indikator yaitu: rasa ngin tahu, jujur, tanggung jawab, dan kerja
sama.
Hasil penelitian tersebut didukung dengan argumen, Ine, (2015: 272),
yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
Discovery Learning sangat efektif, dimana dalam proses pembelajaran
terciptanya kondisi pembelajaran yang membuat siswa merasa bahwa belajar itu
148
merupakan suatu kebutuhan dan untuk mengembangkan karakter siswa.
Sedangkan suatu indikator hasil belajar dikatakan tuntas apabila proporsi P ≥
0,75. (Jihad dan Haris, 2012: 14).
3. Ketuntasan Indikator Hasil belajar Kognitif (KI-3)
Ketuntasan indikator aspek pengetahuan (KI 3) diperoleh dari hasil analisis
nilai tugas, kuis dan hasil ulangan. Kisi-kisi tes hasil belajar yang ada digunakan
untuk tes hasil belajar peserta didik. Tes hasil belajar peserta didik diberikan
setelah selesainya proses pembelajaraan dengan materi pokok laju reaksi.
Kompetensi inti 3 mempunyai 8 indikator yang dijabarkan dengan 12 butir soal
yang semuanya tuntas dengan perolehan P ≥ 75.
Secara keseluruhan indikator belajar kognitif dinyatakan tuntas dengan rata-
rata 0,88. Hal ini disebabkan karena materi tentang laju reaksi, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi lebih mudah dipahami peserta didik melalui
kegiatan praktikum dengan menerapkan pendekatan pembelajaran discovery
learning.
4. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Keterampilan (KI-4)
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan Discovery
Learning, ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran sehingga ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4)
diperoleh dari hasil analisis nilai psikomotor, portofolio, presentasi, dan Tes Hasil
Belajar Proses, yang masing-masing memiliki proporsi 0,80, 0,90, 0,87, dan 0,81.
Hal ini disebabkan karena semua tahap yang dinilai dari semua aspek dilakukan
oleh peserta didik dengan baik. Selain itu pendekatan pembelajaran yang
digunakan juga mendukung ketuntasan indikator aspek keterampilan karena
pendekatan pembelajaran ini lebih menekankan pada aktivitas dan kerja sama
149
antar peserta didik dalam kelompok dan berpikir bersama untuk mencari jawaban
atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dan
mencari tahu.
Selain itu, sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharapkan
peserta didik untuk mencapai kompetensi keterampilan yang meliputi
keterampilan mencoba, mengolah, menyaji dan menalar (Implementasi
Kurikulum 2013).
c. Ketuntasan Hasil Belajar
Menurut Sanjaya (2006: 37), ciri-ciri hasil belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam diri individu. Artinya, seseorang yang telah
mengalami proses belajar itu akan berubah tingkah lakunya. Ketuntasan hasil
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari aspek penilaian sebagai
berikut:
1. Ketuntasan Hasil Belajar Sikap Spiritual (KI-1)
Ketuntasan hasil belajar sikap spiritual dari 35 peserta didik diperoleh
melalui observasi yang dilakukan sebanyak 3 kali selama proses pembelajaran
dan angket yang dilakukan setelah semua perangkat pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran discovery learning adalah dinyatakan
tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik sudah mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan
Yang Maha Esa dengan diberikan kesempatan untuk mempelajari materi laju
reaksi serta peserta didik telah menyadari bahwa adanya keteraturan dari laju
reaksi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Rata-rata nilai yang diperoleh dari 35 orang peserta didik adalah 85,4
dinyatakan tuntas. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
150
Piaget bahwa tahap perkembangan peserta didik bisa dilihat pada tahap sensorik
motorik yaitu perkembangan peserta didik dilihat pada tindakan langkah demi
langkah. Selain itu, sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharapkan
pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa sebagai perwujudan dari
menguatnya interaksi vertical dengan Tuhan Yang Maha Esa (Implementasi
Kurikulum 2013).
2. Ketuntasan Hasil Belajar Sikap Sosial (KI-2)
Ketuntasan hasil belajar aspek sosial (KI-2) dari 35 orang peserta didik
dinyatakan tuntas, karena aspek sosial yang ditunjukkan peserta didik pada saat
proses pembelajaran berlangsung terlihat baik sehingga memperoleh rata-rata
nilai 88,1 dan dinyatakan tuntas. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
yang mengharapkan pembentukan karakter peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab sebagai perwujudan eksistensi
kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan (Implementasi
Kurikulum 2013).
3. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif (KI-3)
Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI-3) dari 35 peserta didik
yang mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dan dari nilai rata-rata tugas,
kuis dan hasil ulangan diperoleh hasil bahwa semua peserta didik tuntas
dengan nilai rata-rata 83.Hal ini disebabkan karena siswa telah menguasai
konsep dari materi pokok laju reaksi, penuh percaya diri dalam mengerjakan
soal, menguasai semua konsep laju reaksi sesuai penerapan dalam kehidupan
sehari-hari, selalu berpikir kritis dalam menganalisa soal tes hasil belajar serta
pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan discovery learning sesuai
dengan materi yang diajarkan. Selain itu, pendekatan discovery learning
151
memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai menemukan masalah
sendiri dan memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan cara belajar
mereka sendiri, sehingga siswa lebih cepat memahami dan mengingat materi
yang telah diajarkan oleh guru.
Hasil penelitian ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang
mengharapkan peserta didik memiliki potensi intelektual yang terdiri dari
tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi dimana penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat
dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan (Implementasi Kurikulum
2013).
4. Ketuntasan Hasil Belajar Kerampilan (KI-4)
Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) dinilai dari aspek
psikomotor, presentasi, THB proses, dan portofolio. Dimana rata-rata hasil
belajar keterampilan adalah 82,3, nilai rata-rata portofolio 83,4, nilai rata-rata
presentasi 79,8, nilai rata-rata THB proses 82,7. Dari 35 orang peserta didik yang
mengikuti kegiatan belajar mengajar, ternyata semuanya tuntas dengan nilai rata-
rata 81,6.
Hal ini disebabkan karena semua peserta didik sudah menunjukkan unjuk
kerja yang baik selama melakukan percobaan, ketepatan dalam menyusun laporan
hasil percobaan, ketepatan dalam menjawab pertanyaan dalam tes hasil belajar
proses, menyampaikan ide atau gagasan pada saat diskusi dan selalu
menggunakan bahasa yang baik dan benar pada saat mempresentasikan hasil
percobaan. Salah satu kelebihan dari pendekatan pembelajaran discovery learning
yaitu sistem pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
152
membandingnya dengan ide-ide orang lain. Selain itu, sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 yang mengharapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan
yang diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta dimana berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013
tentang Standar Penilaian dikatakan bahwa pendidik menilai kompetensi
keterampilan peserta didik melalui penilaian kinerja dengan menggunakan tes
praktek, projek dan penilaian portofolio (Implementasi Kurikulum 2013).
5. Ketuntasan Hasil Secara Keseluruhan
Hasil analisis perhitungan hasil belajar yang didapat dari (1 x nilai rata-rata
KI-1 ditambah 1 x nilai rata-rata KI-2 ditambah 3 x nilai rata-rata KI-3 ditambah
2 x nilai rata-rata KI-4 ) dibagi 7. Secara keseluruhan perolehan nilai hasil
belajar peserta didik kelas XI MIA 1SMAN 4 Kupang pada materi pokok laju
reaksi tuntas karena memperoleh hasil belajar yang baik dengan perolehan rata-
rata nilai 83,7.
Hasil belajar secara keseluruhan dinyatakan tuntas karena selama proses
pembelajaraan peserta didik menunjukan sikap spritual dan sikap sosial yang
baik, dan peserta didik juga telah menguasai materi laju reaksi dengan baik.
Selain itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan materi
yang diajarkan sehingga minat peserta didik dalam belajar semakin meningkat.
Selain itu, sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharapkan peserta
didik bisa menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki karakter yang berakhlak mulia, memiliki potensi intelektual yang baik,
dan memiliki keterampilan yang baik (Implementasi Kurikulum 2013).
153
4.2.2 Analisis Kemampuan Numerik
Kemampuan numerik siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan
tes kemampuan numerik. Tes kemampuan numerik berisi 30 soal tes. Dari
analisis soal kemampuan numerik diperoleh persentase siswa yang berada pada
kriteria baik sebanyak 17,14%, kriteriasangat baik sebanyak 14,30%, kriteria
istimewa sebanyak 42,82%, dan kriteria sangat istimewa sebanyak 25,71%. Dari
analisis soal kemampuan numerik terhadap hasil belajar juga diperoleh skor
rata-rata sebesar 82,43 atau nilai tes kemampuan numerik 665 dan berada pada
criteria istimewa. Kemampuan numerik siswa dikatakan istimewakarena siswa
telah memiliki kemampuan berfikir secara logis dan penalaran berhitung. Hal
lain yang juga terlihat adalah kemampuan kuantitatif, ketelitian, dan keakuratan
individu dalam mengerjakan suatu soal tes. Menurut Gardner, kemampuan
numerik adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan
dan logika secara efektif, seperti dipunyai seorang matematikus, saintis,
programmer, dan logikus. Termasuk dalam inteligensi tersebut adalah kepekaan
pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan (Amstrong, 2009: 6).
Selain itu presentase siswa dengan kemampuan numerik kategori istimewa lebih
banyak karena pendekatan pembelajaran yang digunakan sangat sesuai dengan
materi yang diajarkan sehingga siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah
atau cukup bisa bekerja sama dan bertukar penadapat dalam menyelesaikan soal
perhitungan dengan siswa yang memiliki kemampuan numerik yang baik, karena
dalam pendekatan pembelajaran ini anggota kelompoknya heterogen dalam
berbagai hal.
154
4.2.3 Analisis Motivasi Belajar
Motivasisiswa dalam penelitian ini diukur menggunakanLembar
Angket Motivasi. Angket ini berisi 22butir pernyataan. Dari analisis butir
pernyataan motivasi terhadap hasil belajar diperoleh presentase sebesar 76,14%,
dan berada pada kriteria kuat.Motivasi siswa dikatakankuat karena siswa telah
dibiasakan untuk berinteraksi dan bekerja sama serta memiliki hubungan yang
baik dengan sesama.Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar
peserta didik, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan
dalam belajar, motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga peserta didik yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan
kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih
baik (Priansa, 2015:132). Selain itu, motivasi belajar siswa menjadi kuat karena
pendekatan pembelajaran yang digunakan pada materi pokok laju reaksi sudah
sangat sesuai dimana pada pendekatan pembelajaran Discovery Learning siswa
diajarkan untuk saling bekerja sama, bertukar pendapat dan saling membantu,
sehingga ketika menemui kesulitan dalam menyelesaikan persoalan, maka siswa
tidak merasa kesulitan dan tidak menjadi malas, kurang bersemangat tetapi siswa
akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan demikian motivasi
belajar siswa akan semakin kuat
155
4.2.4 Hubungan Kemampuan Numerik dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar
1. Uji Normalitas
Sebelum menghitung korelasi tunggal (Korelasi Pearson Product Moment),
korelasi ganda dan regresi, data yang diperoleh haruslah berdistribusi normal. Untuk
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak maka data harus di uji normalitasnya.
Uji Normalitas merupakan salah satu persyaratan analisis. Data yang diperoleh akan
disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan di uji normalitasnya menggunakan
rumus chi-kuadrat. Dari hasil perhitungan diperoleh Xhitung2 = 3,471 dan dengan
derajat kebebasan dk = k − 2 = 6 − 2 = 4 dan taraf kesalahan 5% maka dicari
pada tabel chi-kuadrat didapat Xtabel2 = 9,488. Dengan membandingkan X
2hitung dan
X2tabel maka disimpulkan Xhitung
2 ≤ Xtabel2 atau 3,471 ≤ 9,488 maka data berdistribusi
normal sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan.
a. Hubungan Kemampuan Numerik dengan Hasil Belajar
Hubungan kemampuan numerikdengan hasil belajar siswa dapat dilihat
pada hasil perhitungan statistik korelasi tunggal Pearson Product Moment
diperoleh nilai;rX1Y= 0,48
termasuk dalam kategori cukup kuat yang berarti ada hubungan yang cukup kuat
antara kemampuan numerik dengan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kemampuan numerik memberikan sumbangan (kontribusi) kemampuan
numerik terhadap hasil belajar sebesar 24,33,%. Kemudian dilanjutkan dengan uji
signifikan dan diperoleh thitung ≥ ttabel atau 3,5827 ≥ 2,034, sehingga Ha diterima yang
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan numerikdengan hasil
156
belajar yang menerapkan pendekatan pembelajaran discovery Learning terhadap
hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian relevan yang dilakukan oleh
Gabriela Anselma Da Costa pada tahun 2016 dengan judul”Pengaruh Penalaran
Formal Dan Kemampuan Numerik Terhadap Hasil Belajar Materi Pokok Larutan
Penyangga Dengan Pendekatan Discovery Learning Pada Siswa Kelas XI MIA 1
SMAK Giovanni Kupang Tahun Ajaran 2015/2016” Universitas Katolik Widya
Mandira Kupang.”.Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara Kemampuan numerikdengan hasil belajar dimana
nilai korelasi Pearson Product Moment diperoleh 0,8388.
b. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
Hubungan otivasidengan hasil belajar siswa yang diukur menggunakan
angket motivasi, dapat dilihat pada hasil perhitungan statistik korelasi Pearson
Product Moment diperoleh nilai:
rX6Y= 0,33
termasuk kategori cukup kuat, yang berarti ada hubungan yang cukup kuat
antara motivasi dengan hasil belajar. Sumbangan (kontribusi) motivasisiswa
terhadap hasil belajar sebesar 10,89%. Kemudian dilanjutkan dengan uji
signifikan dan diperoleh thitung ≥ ttabel atau 2,829≥ 2,034, sehingga Ha diterima
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil
belajar yang menerapkan pendekatan pembelajaran discovery Learning
terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 4 Kupang
tahun ajaran 2017/2018. Menurut Sardiman (2016;84-85), Motivation is an
essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada
motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan berhasil pula
157
pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar para siswa. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian relevan yang
dilakukan Heribertus Fobia dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Motivasi Belajar dan Kemampuan Identifikasi Variabel Terhadap Hasil
Belajar, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Ada pengaruh motivasi
belajar dan kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar Siswa
Kelas XI IPA SMAK Sint Carolus diterangkan oleh persamaan regresinya
Y = 73.549 + 0.183 (X2)dan nilai F hitung ≥ F tabel atau 6,205 ≥ 3.353.
c. Hubungan Kemampuan Numerik dan Motivasi belajar dengan Hasil Belajar
Hubungan kemampuan numerik dan motivasi dengan hasil belajar, dapat dilihat
pada hasil perhitungan statistik korelasi ganda dan diperoleh nilai;
rX1X2Y= 0,53
termasuk kategori cukup kuat, yang berarti ada hubungan yang cukup kuat antara
kemampuan numerikdan motivasi secara simultan dengan hasil belajar. Sumbangan
(kontribusi) kemampuan numerik dan motivasi secara simultan dengan hasil belajar
sebesar 30,19%. Kemudian dilanjutkan dengan uji signifikan dan diperoleh Fhitung ≥
Ftabel atau 6,250 ≥ 3,30, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik dan motivasi secara simultan
dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan pembelajaran discovery learning
terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MIA I SMA Negeri 4 Kupang tahun
ajaran 2017/2018.
158
4.2.5 Pengaruh Kemampuan Numerik dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar
a. Pengaruh kemampuan numerik dengan Hasil Belajar
Hasil analisis regresi sederhana atau analisis pengaruh kemampuan numerik
(X1) terhadap hasil belajar (Y) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = 𝑎 + 𝑏𝑥 = 73,93 + 0,188 𝑥1
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 73,93
menyatakan bahwa jika tidak ada kemampuan numerik maka hasil belajar
yang diperoleh adalah 73,93. Koefisien regresi sebesar 0,188 menyatakan
bahwa setiap penambahan (tanda +) 1 satuan kemampuan numerik akan
meningkatkan hasil belajar sebesar 0,188. Sebaliknya, jika penurunan 1 satuan
kemampuan numerik maka semakin rendah pula hasil belajar. Jadi tanda +
menyatakan arah hubungan searah, di mana peningkatan atau penurunan
kemampuan numerik akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan hasil
belajar.
Berdasarkan persamaan regresi sederhana yang diperoleh diuji signifikansinya
dan diperoleh hasil Fhitung ≥ Ftabel atau 10,00092141 >3,30 sehingga tolak Ho
dan terima Ha atau ada pengaruh kemampuan numerik terhadap hasil belajar
siswa.
Menurut Dariyo (2013: 94) kemampuan numerik adalah suatu kemampuan
yang berkaitan dengan bagaimana seseorang melakukan analisa hitung-
menghitung angka-angka. Dengan demikian, siswa yang memiliki
kemampuan numerikyang tinggi, berarti siswa tersebut mampu menangani
bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah, mencakup
kemampuan untuk mengolah angka, matematika, dan juga hal-hal lain yang
159
berhubungan dengan angka. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Gabriela Anselma Da Costapada tahun 2016 dengan
judul”Pengaruh Penalaran Formal Dan Kemampuan Numerik Terhadap Hasil
Belajar Materi Pokok Larutan Penyangga Dengan Model Discovery Learning
Pada Siswa Kelas XI MIA 1 SMAK Giovanni Kupang TahunAjaran
2015/2016” Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik menunjukkan ada pengaruh antara kemampuan numerik
terhadap hasil belajar kimia dengan menerapkan model discovery learning
pada materi pokok larutan penyangga kelas XI MIA 1 SMAK Giovanni tahun
ajaran 2015/2016 yang diperoleh dari persamaan regresi sederhana 𝑌 = 17,753 +
0,862𝑋.
b. Pengaruh Motivasi dengan Hasil Belajar
Hasil analisis regresi sederhana atau analisis pengaruh motivasi (X2) terhadap
hasil belajar (Y) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = 𝛼 + 𝑏 ×= 76,03257437 + 0,100885515 ×2
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar
76,03257437 menyatakan bahwa jika tidak ada motivasi belajar maka hasil
belajar yang diperoleh adalah 76,03257437. Koefisien regresi sebesar
0,100885515 menyatakan bahwa setiap penambahan (tanda +) 1 satuan
motivasi akan meningkatkan hasil belajar sebesar 0,100885515. Sebaliknya,
jika penurunan 1 satuan motivasi maka semakin rendah pula hasil belajar. Jadi
tanda + menyatakan arah hubungan searah, dimana peningkatan atau
penurunan motivasi akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan hasil
belajar.
160
Berdasarkan persamaan regresi sederhana yang diperoleh diuji signifikansinya
dan diperoleh hasil Fhitung ≥ Ftabel atau 4,2625 ≥ 3,30, sehingga tolak Ho dan
terima Ha atau ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.
Motivasi peserta didik memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan
proses maupun hasil belajar peserta didik. Salah satu indikator, kualitas
pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari peserta didik
dari para peserta didik. Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar
peserta didik, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan
dalam belajar, motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga peserta didik yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan
kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih
baik (Priansa, 2015:132). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Klaudiana Nurwati, pada tahun 2013 dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
Materi Pokok Tata Nama Senyawa Dan Persamaan Reaksi Siswa Kelas XB SMA
Seminari Pius XII Kisol Tahun Ajaran 2013/2014, menyatakan bahwa Terdapat
pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam model pembelajaran
Kooperatif tipe NHT materi pokok tata nama senyawa dan persamaan reaksi
siswa kelas XB SMA Seminari Pius XII Kisol.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas juga merupakan salah satu persyaratan analisis. Uji linearitas
dihitung setelah diperoleh nilai jumlah kuadrat residu (〖𝐽𝐾〗_𝑟𝑒𝑠) yang
diperoleh dari analisis regresi sederhana. Berdasarkan analisis, kemampuan
161
numerik terhadap hasil belajar berpola linier dengan Fhitung ≤ Ftabel atau 1,407 ˂
2,30 dan motivasi belajar terhadap hasil belajar berpola linier dengan Fhitung ≤
Ftabel atau 0,167 ˂ 2,30. Dari hasil uji linieritas, regresi ganda dapat dilanjutkan
karena data berpola linier.
a. Pengaruh Kemampuan Numerik dan Motivasi belajar dengan Hasil Belajar
Berdasarkan perhitungan statistik regresi berganda pengaruh kemampuan
numerik dan motivasi belajar dengan hasil belajar di peroleh persamaan sebaga
berikut.
Ϋ = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 = 70,05492243 + 0,105220373𝑋1 + 0,06548478𝑋2
Persamaan regresi ganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Konstanta sebesar 70,05492243 menyatakan bahwa jika tidak ada kemampuan
numerik dan motivasi belajar maka hasil belajar yang diperoleh sebesar
70,05492243. Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,105220373 artinya jika
variabel X2 nilainya tetap dan variabel X1 mengalami kenaikan 1 satuan, maka Y
akan mengalami peningkatan sebesar 0,105220373 atau setiap perubahan 1 satuan
kemampuan numerik maka hasil belajar siswa akan berubah sebesar
0,105220373. Hal ini berarti koefisien bernilai positif sehingga terjadi pengaruh
positif antara X1 dengan Y. Semakin tinggi X1 maka akan semakin tinggi Y atau
semakin tinggi kemampuan numerik maka semakin tinggi hasil belajar.
Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,06548478 artinya jika variabel X1
nilainya tetap dan variabel X2 mengalami kenaikan 1 satuan, maka Y akan
mengalami peningkatan sebesar 0,06548478 atau setiap perubahan 1 satuan
Motivasi belajar maka hasil belajar siswa akan berubah sebesar 0,06548478. Hal
ini berarti koefisien bernilai positif sehingga terjadi pengaruh positif antara X2
162
dengan Y. Semakin tinggi X2 maka akan semakin tinggi Y atau semakin tinggi
motivasi belajar maka semakin tinggi hasil belajar.
Persamaan ini kemudian diuji signifikansinya diperoleh FHitung ≥ FTabel atau
5,8367 ≥ 3,30 , maka tolak Ho dan terima Ha, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara kemampuan numerik dan motivasi belajar siswa kelas XI MIA
1 SMA Negeri 4 Kupang dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan
pembelajaran discovery learning pada materi pokok Laju Reaksi SMA Negeri 4
Kupang tahun ajaran 2017/2018.