BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/1854/10/2012-2-13201-811408020-bab4... ·...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/1854/10/2012-2-13201-811408020-bab4... ·...
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.
4.1.1Keadaan Geografis
Desa Tunas Jaya yang secara struktural merupakan desa yang awalnya
sangat luas bersamaan desa induknya yakni Desa Dudewulo , yang sekarang
menjadi Ibu Kota Kecamatan Popayato Barat. Dan secara geografis Desa Tunas
Jaya adalah Desa perbukitan dengan tinggi 5 meter dpl dengan curah 0,5 mm. Dan
memiliki potensi strategis baik dari hasil pertanian maupun perkebunan dan
peternakan dengan luas wilayah 256 km2 yang terbagi menjadi 2 dusun yakni:
1. Dusun Tunas Karya
2. Dusun Bina Karya
Dengan perbatasan wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Butungale
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dudewulo
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padengo
4.1.2 Keadaan Demografis
Desa Tunas Jaya mempunyai jumlah penduduk 428 jiwa dengan jumlah
penduduk laki – laki 198 jiwa dan perempuan sebanyak 230 jiwa. Jumlah Kepala
keluarga sebanyak 97.
2
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil kuesioner penelitian yang
diberikan kepada beberapa responden di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato
Barat sebanyak 97 sampel, yakni dusun I sebanyak 52 responden, dusun II
sebanyak 45 responden.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tunas Jaya adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didasarkan atas karakteristik
reponden, diperoleh data sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan Umur
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur di Desa Tunas
Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik Jenis Kelamin dan Umur di
Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun
2012
No Umur Jenis kelamin TOTAL
Laki-laki Perempuan
1 20-39 tahun 26 9 35
2 40-59 tahun 34 24 58
3 > 60 tahun 3 1 4
JUMLAH 59 38 97
Sumber : Data primer 2012
Berdasarkan Tabel 4.1 tentang distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin dan umur responden pada penelitian ini terlihat bahwa jenis kelamin laki-
3
laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin kelamin perempuan.
Golongan umur antara 40-59 tahun sebanyak 58 responden (59.8 %), paling
sedikit ada pada golongan umur 60 tahun keatas sebanyak 4 responden ( 4.1 % ).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dan pendidikan terakhir di
Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat dilihat
pada table di bawah ini.
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan dan Pendidikan
Terakhir di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten
Pohuwato Tahun 2012
Pekerjaan/Pendidikan SD SMP SMA SARJANA TS TOTAL
PNS 0 0 2 2 0 4
HONORER 0 0 5 0 0 5
KADER KES 0 4 1 0 0 5
PEDAGANG 1 2 0 0 0 3
IRT 11 10 1 0 3 25
PETANI 34 11 3 0 7 55
JUMLAH 46 27 12 2 10 97
Sumber : Data primer 2012
PNS= Pegawai Negeri Sipil; IRT= Ibu Rumah Tangga; SD= Sekolah Dasar;
SMP= Sekolah Menengah Pertama; SMA= Sekolah Menengah Pertama; TS=
Tidak Sekolah.
Berdasarkan Tabel 4.2 tentang distribusi pekerjaan dan pendidikan terakhir
responden pada penelitian ini terlihat bahwa paling banyak adalah sebagai petani
sebanyak 55 responden (56.7%), dan pekerjaan paling sedikit adalah sebagai
Pedagang sebanyak 3 responden (3.1%). Pendidikan terakhir paling banyak adalah
SD sebanyak 50 responden (51%), dan pendidikan terakhir paling sedikit adalah
Sarjana sebanyak 4 responden (4.1%).
4
1.2.2 Distribusi Responden
Distribusi responden berdasarkan 5 indikator PHBS tentang persalinan di
tolong oleh tenaga kesehatan, member Asi Ekslusif, menimbang bayi/balita,
menggunakan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah yang ada di Desa
Tunas Jaya adalah sebaga berikut :
a. Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan di Tolong Oleh Tenaga
Kesehatan
Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan di Tolong Oleh Tenaga
Kesehatan dapat dilihat pada tabek di bawah ini.
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Tentang Persalinan Di Tolong
Oleh Tenaga Kesehatan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat
Kabupetan Pohuwato Tahun 2012
Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan
N (%) N (%) N (%)
Baik 72 74.2 58 59.8 43 44.3
Cukup 25 25.8 38 39.2 31 32
Kurang 0 0 1 1 23 23.7
Jumlah 97 100 97 100 97 100
Sumber : Data primer 2012
Keterangan n = jumlah sampel; %= Persentase
Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan
pertolongan persalinan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik
sebanyak 72 responden (74.2%) dan kurang sebanyak 1 responden (1%) dan
tindakan yang memperoleh nilai baik 43 responden (44.3%)serta kurang 23
responden (23.7%).
5
b. Distribusi Responden Berdasarkan Memberi Asi Ekslusif
Distribusi responden berdasarkan indikator PHBS tentang memberi Asi
Ekslusif di Desa Tunas Jaya dapat di lihat pada table 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Tentang Memberi Asi Ekslusif di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato
Barat Kabupetan Pohuwato Tahun 2012
Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan
N (%) n (%) N (%)
Baik 65 67 15 15.5 16 16.6
Cukup 32 33 67 69.1 56 57.7
Kurang 0 0 15 15.5 25 25.8
Jumlah 97 100 97 100 97 100
Sumber : Data primer 2012
Ketetangan n= jumlah sampel; %= Persentase
Berdasarkan tabel 4.4 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan
memberiAsi Ekslusif responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik
sebanyak 65 responden (67%) dan cukup sebanyak 32 responden (33%), Sikap
baik 58 responden (59.8%) dan kurang sebanyak 1 responden (1%) dan tindakan
yang memperoleh nilai baik sebanyak 16 responden (16.5%) cukup 56 responden
(57.7%)
a. Distribusi Responden Berdasarkan Menimbang Bayi/Balita Setiap Bulan
Distribusi responden berdasarkan indikator PHBS tentang menimbang
bayi/balita setiap bulan di Desa Tunas Jaya dapat di lihat pada table 4.5.
Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan
menimbang bayi/balita setiap bulan responden. Pengetahuan yang memperoleh
nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan cukup sebanyak 25 responden
6
(25.8%), Sikap baik 30 responden (30.9%) cukup 52 responden (53.6%) kurang
sebanyak 15 responden (15.5%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik
sebanyak 33responden (34%) cukup 32 responden (33%) serta kurang sebanyak
32 responden (33%).
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetauan, Sikap dan Tindakan
Tentang Menimbang Bayi/balita Setiap Bulan di Desa Tunas Jaya Kecamatan
Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012
Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan
N (%) n (%) N (%)
Baik 72 74.2 30 30.9 33 34
Cukup 25 25.5 52 53.6 32 33
Kurang 0 0 15 15.5 32 33
Jumlah 97 100 97 100 97 100
Sumber : Data primer 2012
Ketetangan n= jumlah sampel; %= Persentase
b. Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban Sehat
Distribusi responden berdasarkan penggunaan jamban di desa tunas jaya
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Berdasarkan tabel 4.6 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan
menggunakan jamban sehat responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik
sebanyak 52 responden (53%) dan cukup sebanyak 44 responden (45.5%) kurang
1 responden (1%), Sikap baik 88 responden (90.7%) cukup 9 responden (9.3%)
dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 25 responden (25.8%) cukup
27 responden (27.8%) serta kurang sebanyak 45 responden (45.4%). Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.6 tentang Distribusi Responden Berdasarkan
7
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penggunaan Jamban Sehat di Desa
Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Tahun 2012
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Tentang Penggunaan Jamban Sehat di Desa Tunas Jaya Kecamatan
Popayato Barat Tahun 2012
Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan
N (%) n (%) N (%)
Baik 52 53 88 90.7 25 25.8
Cukup 44 45 9 9.3 27 27.8
Kurang 1 1 0 0 45 45.5
Jumlah 97 100 97 100 97 100
Sumber : Data primer 2012
Ketetangan n = jumlah sampel; %= Persentase
c. Distribusi Responden Berdasarkan Larangan Merokok Dalam Rumah
Distribusi responden berdasarkan larangan merokok didalam rumah dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Dan Tidakan
Responden Tentang Larangan Merokok di Dalam Rumah di Desa Tunas
Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012
Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan
N (%) n (%) N (%)
Baik 48 49.5 45 46.4 39 40.2
Cukup 46 47.4 30 30.9 46 47.4
Kurang 3 3.1 22 22.7 12 12.4
Jumlah 97 100 97 100 97 100
Sumber : Data primer 2012
Ketetangan n = jumlah sampel; %= Persentase
8
Berdasarkan tabel 4.7 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan
tidak merokok di dalam rumah setiap bulan responden. Pengetahuan yang
memperoleh nilai baik sebanyak 48 responden (49.5%) dan kurang 3 responden
(3.1%), Sikap baik 45 responden (46.4%) kurang sebanyak 22 responden (22.7%)
dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 39 responden (40.2%) cukup
46 responden (47.4%) serta kurang sebanyak 12 responden (12.4%).
1.2.3 Gambaran perilaku Responden
Hasill capaian kriteria terbanyak berdasarkan indikator PHBS untuk
pengetahuan sudah tergolong baik, untuk sikap masih ada dua indikator yang
memperoleh nilai cukup dan untuk tindakan masih ada satu indikator yang
memperoleh nilai kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan
Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS
Indikator PHBS Perilaku
Pengetahuan Sikap Tindakan
Persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan
Baik Baik Baik
Member Asi Ekslusif Baik Cukup Cukup
Menimbang bayi/balita setiap bulan Baik Cukup Baik
Menggunakan jamban sehat Baik Baik Kurang
Larangan merokok di dalam rumah Baik Baik Cukup
Sumber :Data primer
Berdasarkan tabel 4.8 Tentang Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil
Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS
dapat di jelaskan pada grafik 1. Pada grafik tersebut akan terlihat jelas faktor mana
9
yang paling mempengaruhi PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga di DesaTunas
Jaya Kecamatan Popayato Barat.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan tidak ada
pengaruh dengan PHBS berbeda dengan tindakan dan sikap yang mepunyai
pengaruh dengan PHBS.
4.3 Pembahasan
a. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DesaTunas Jaya Kecamatan
Popayato Barat Kaupaten Pohuwato bahwa karakteristik Jenis Kelamin dari hasil
tersebut untuk karakteristik jenis kelamin responden tidak ada klasifikasi tertentu
perilaku Tindakanperilaku Sikap
perilaku pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
1 2 3 4 5
Ket :
Kriteria
Indikator PHBS
Grafik 1. Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan
Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS
10
yang berada pada terapan PHBS, hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak
dapat dijadikan sebagai batasan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai
klasifikasi yang berbeda terhadap terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Begitu
pula pada golongan umur responden tidak ada klasifikasi tertentu yang berada pada
terapan PHBS.
Menurut Fikri Ahzul (2008) golongan umur dibedakan menjadi 3
golongan antara lain: 20-39 tahun yaitu golongan dewasa awal 40-59 tahun yaitu
golongan dewasa madya dan umur 60 tahun ke atas adalah golongan dewasa akhir.
Hal ini menunjukkan bahwa umur tidak dapat dijadikan sebagai batasan bahwa
semakin tua atau semakin muda umur seseorang maka semakin baik terapan PHBS
yang dilaksanakan.
b. Tingkat Pekerjaan dan Pedidikan terakhir Terhadap Terapan PHBS
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pada umumnya
pekerjaan masyarakat Desa Tunas Jaya adalah petani, dari hasil penelitian
didapatkan bahwa tingkat pekerjaan yang rendah mempunyai pengaruh terhadap
terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pengaruh minimnya tingkat pekerjaan masyarakat Tunas Jaya tersebut
yakni karena dapat dilihat dari tingkat pendidikan terakhir masyarakat adalah SD.
Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin tinggi tingkat pekerjaan masyarakat Desa Tunas Jaya dan semakin tinggi
pula tingkat pemahamannya terhadap PHBS.
11
Pada umumnya pendidikan terakhir responden adalah Sekolah Dasar,
berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan
maka semakin rendah pula perilaku masyarakat yang melakukan terapan hidup
bersih dan sehat.
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang bahwa
pendidikan untuk hidup bersih dan sehat tidak hanya diajarkan di sekolah, tetapi
juga suda diajarkan sejak kecil di rumah. Sehingga akan tebentuk perilaku atau
kebiasaan untuk peilaku hidup bersih dan sehat.(Yuwono, 2008).
Tingkat pendidikan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap terapan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan untuk mengubah suatu perilaku
tersebut maka perlu dilakukannya proses pendidikan atau penyuluhan yang
berujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih
baik untuk tercapainya masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh kurangnya pendidikan
di Desa Tunas Jaya diakibatkan karena masih kurangnya pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan demi tercapainya perilaku
hidup bersih dan sehat di masyarakat.
4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan 5 Indikator PHBS Rumah Tangga
a. Distribusi responden berdasarkan persalinan oleh tenaga kesehatan
Perilaku tentang persalinan di tolongoleh tenaga kesehatan terbagimenadi 3 poin
antara lain:
12
1. Pengetahuan responden
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan
telinga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur’ain (2012) tentang
gambaran perilaku kepala keluarga di Desa Tunggulo selatan memperoleh hasil
paling banyak responden yang memperoleh klasifikasi kurang yakni sebanyak 92
responden (88%) dari 104 sampel yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tunas Jaya dari indikator PHBS
bahwa untuk pengetahuan responden tentang persalinan oleh tenaga kesehatan
menunjukkan dari 97 responden bahwa, responden yang memperoleh nilai baik
sebanyak 72 responden (74.2%) dan yang memperileh nilai cukup seanyak 25
responden (25.8%).
Dari hasil pengetahuan tersebut tentang distribusi pertolongan persalinan
bahwa meskipun pendidikan masih sangat di bawah namun lebih dari 50%
masyarakat yang sudah mengetahui pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan, hal ini dikarenakan lebih banyak responden yang mengetahui bahwa
persalinan itu ditolong oleh tenaga kesehatan itu lebih menjamin keselamatan ibu
dan anak.
13
Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya sudah
mengetahui pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan di bandingkan
masyarakat Desa Tunggulo selatan.
1. Sikap Responden
Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
juga merupakan hasil belajar manusia sehingga sikap dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan melalui proses belajar.
Sesuai dengan hasil penelitian antara sikap dengan persalinan oleh tenaga
kesehatan bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebayak 58
responden (59.9%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 38 responden
(39,2%) serta yang memperoleh nilai kurang adalah 1 responden (1%).
Berdasarkan hasil tersebut untuk sikap didapatkan bahwa jawaban
responden tidak sesuai dengan pengetahuan mereka, kondisi dilapangan
menunjukkan bahwa tidak semua pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
2. Tindakan responden
Tindakan suatu praktik seseorang dalam melaksanakan sesuatu. Sesuai
dengan hasil penelitian antara tindakan responden tentang persalinan bahwa dari
97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 43 responden (44.3%) cukup
sebanyak 31 responden (32%) dan kurang sebanyak 23 responden (23.7%).
14
Berdasarkan hasil dari tindakan responden tersebut dapat dilihat bahwa
untuk jawaban responden tidak sesuai dengan sikap responden tentang persalinan
oleh tenaga kesehatan. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa masyarakat masih
banyak memilih dukun pada saat melahirkan, karena selain dengan biaya yang
murah juga untuk pembayarannya boleh juga tidak harus dengan uang.
b. Indikator memberi Asi Ekslusif di bagi menjadi 3 poin antara lain:
1. Pengetahuan Responden
Bayi umur 0-6 bulan harus diberikan ASI Eksklusif tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. Hal ini dikarenakan ASI sangat penting
dimana ASI Eksklusif memiliki kandungan yang sangat berguna bagi pertumbuhan
bayi. Selain itu ASI yang pertama kali keluar berupa cairan berwarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memperoleh nilai baik
65 responden (67%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 32 responden
(33%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keluarga responden sudah
mengetahui akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dan pentingnya pemberian
kolostrum terhadap bayi/balita yang berumur 0-6 bulan.
15
2. Sikap Responden
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutupdari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum meruakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap responden bahwa responden
yang memperoleh nilai baik sebanyak 15 responden (15.5%) cukup sebanyak 67
responden (69.1%) dan terdapat 1 responden yang memperoleh nilai kurang.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk keluarga responden
mempunyai sikap negatif terhadap pemberian ASI – Eksklusif, hal ini tidak
sebanding dengan pengetahuan responden tentang pentingnya pemberian ASI –
Eksklusif terhadap bayi/balita.
3. Tindakan responden
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa untuk praktik
responden tentang pemberian ASI – Eksklusif pada kriteria penilaian yang
memperoleh nilai baik sebanyak 16 responden (16.5%), cukup sebanyak 56
responden (57.7%), dan kurang sebanyak 25 responden (25.8%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya rata-
rata tidak memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi/balita mereka,
meskipunsebagian masyarakat sudah memilki pengatahuan tentang pentingnya
memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi namun tindakan yang mereka lakukan
tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. Hal ini
disebabkan minimnya sikap dan tindakan masyarakat tentang pemberian Asi
16
Ekslusif, disisi lain juga dikarenakan oleh faktor ibu yang belum mengetahui
bagaimana cara merawat payudara sebelum melahirkan agar Asi bisa keluar
dengan lancar. Sampai setelah melahirkan Asipun tidak keluar sehingga ada
sebagian ibu yang mengambil jalan pintas untuk tidak menyusui anaknya dengan
alasan Asi tidak lancar.
c. Indikator Menimbang bayi/balita setiap bulan terbagi menjadi 3 poin
antara lain:
1. Pengatahuan Responden
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang
diadakan di tiap desa dan kelurahan untuk memudahkan kepada masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Dapat diketahui bersama
bahwa posyandu itu sendiri berguna untuk menimbang balita setiap bulan guna
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak setiap bulan dan dari kegiatan
tersebut akan diketahui bagaimana peran serta dari masyarakat dalam mendukung
pembangunan di bidang kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memperoleh nilai baik
sebanyak 72 responden (74.2%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 25
responden (25.8%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk menimbang bayi/balita sudah
mencapai target atau sudah tergolong baik di tingkat pengetahuan.meskipun
pendidikan masyarakat masih tergolong sangat rendah tetapi pengetahuan untuk
menimbang bayi/balita sudah baik.
17
2. Sikap Responden
Penimbangan bayi/balita dimaksud untuk memantau pertumbuhan setiap
bulan. Setelah balita ditimabng di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu
menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik
Hasil penelitian tentang menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan
bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 30 responden (30.%),
cukup sebanyak 52 responden (%53,6%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak
15 responden(15.5%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk sikap responden tentang
keaktifan di posyandu tergolong kurang baik, hal ini berarti bahwa responden
belum menyikapi dengan positif dalam hal menimbang bayi dan balita setiap
bulan.
3. Tindakan Responden
Penimbangan balita setiap bulan di posyandu sangat bermanfaat untuk
mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah
gangguan pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi yang
dengan berat badan selama dua bulan berturut-turut tidak naik. Balita yang berta
badannya BGM (bawah garis merah) dan dicurigai Gizi buruk dapat segera dirujuk
ke puskesmas untuk mendapat kelengkapan imunisasi dan untuk mendapat
penyuluhan gizi.
Hasil penelitian tentang menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan
bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 33 responden (34.%),
18
cukup sebanyak 32 responden (%33,6%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak
32 responden(33%).
Dari hasil penelitian tersebut tentang keaktifan menimbang bayi/balita
setiap bulan menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya belum banyak
yang aktif di posyandu, hal tersebut disebabkan karena faktor kesibukan sang ibu
yang tidak punya kesempatan membawa anaknya ke posyandu. Faktor lain juga
dikarenakan setiap anak yang baru mendapat imunisasi pasti suhu badan akan naik,
faktor itu juga yang disebabkan oleh sang ibu tidak mau membawa bayi/balita ke
posyandu.
d. Indikator Penggunaan Jamban Sehat dibedakan atas 3 bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Pengatahuan Responden
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus
dimiliki setiap keluarga. Jamban sangat berguna bagi kesehatan masyarakat karena
dapat menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari
sumber air yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga
yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typhus, cacaingan dan
penyakit kulit.
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan jamban sehat, responden
yang memperoleh nilai baik sebanyak 52 responden (53.6%) dan yang memperoleh
19
nilai cukup sebanyak 44 responden (45.4%) serta yang memperoleh nilai kurang
adalah 1 responden (1%).
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan untuk
penggunaan jamban sehat hanya sediki, namun sudah lebih dari 50% responden
yang sudah mengetahui pentingnya menggunakan jamban sehat. Masyarakat sadar
memiliki pemahaman betapa pentingnya memiliki jamban sendiri dirumah, akan
tetapi masih minimnya tempat buang air besar tersebut disebabkan karena masih
kurangnya jamban di Desa Tunas Jaya .
2. Sikap Responden
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar dan kecil.penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan
bersih, sehat, dan tidak berbaujamban mencegah pencemaran sumber air yang ada
disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang
dapat menjadi penular penyakit Diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, penykait
sauran pencernaan dan karecunan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sikap responden tentang
kebiasaan menggumakan jamban sehat untuk kriteria penilaian yang memperoleh
nilai baik sebanyak 88 responden (90.7%) dan nilai cukup sebanyak 9 responden
(9.3%)
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa untuk sikap responden
tentang kebiasaan menggunakan jamban sehat tidak terdapat masalah. Hal tersebut
berarti untuk Desa Tunas Jaya sudah mengerti akan pentingnya buang air besar di
20
jamban, akan tetapi kebiasaan buruk masyarakat masih susah dihilangkan, dan juga
karena faktor lain sehingga masyarakat lebih banyak yang tidak memiliki jamban.
3. Tindakan Responden
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tindakan responden tentang
kebiasaan menggunakan jamban sehat untuk kriteria penilaian yang memperoleh
nilai baik sebanyak 25 responden (25.8%) dan nilai cukup sebanyak 27 responden
(27.8%) dan kurang sebanyak 45 responden (46.4%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk praktik responden tentang
kebiasaan buang air besar responden masih sangat minim, hal tersebut berbanding
terbalik/tidak sesuai dengan hasil sikap dari responden. Dan dapat dijelaskan
bahwa responden masih banyak yang buang air besar di sungai dan semak belukar,
disebabkan karena tidak adanya sarana buang air besar di tiap rumah responden.
Ada juga yang disebabkan karena tidak biasa membuang air besar di jamban
sehingga seseorang tidak meranya nyaman ketika buang air bersar di jamba. Jadi
mereka lebih memilih buang air basar di sungai atau di semak-semak.
Ketidak nyamanan mereka itu disebabkan karena faktor perilaku yang tidak
biasa menggunakan jamban sehat, mereka mengatakan lebih enak buang air besar
di sungai dibandingkan buang air besar di jamban. Buang air besar di sungai akan
lebih praktis dan nyaman karena tidak akan menimbulkan bau dan tidak lagi susah
untuk menyiram setelah buang air besar.
21
e. Indikator larangan merokok di dalam rumah di bagi menjadi 3 poin
antara lain:
1. Pengetahuan responden
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari akan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok akan tetapi
menghirup asap rokok orang lain yang berada dalam satu ruangan. Bahaya perokok
adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti
katarak, menyebabkan penyakit paru-paru dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian yang didapatkan bahwa untuk larangan merokok di
dalam rumah yang memperoleh nilai baik sebanyak 48 responden (49.5%) dan
yang memperoleh nilai cukup sebanyak 46 responden (47.4%) serta yang
meperoleh nilai kurang adalah 3 responden (3.1%).
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa responden di Desa Tunas
Jaya pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah masih sangat minim.
Mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang dampak untuk seorang
perokok aktif dan perokok pasif pasif. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat.
2. Sikap responden
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan
kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan
22
Carbon monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung
dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. Gas CO
menyeabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga selsel
tubuh akan mati.
Berdasarkan sikap responden terhadap kebiasaan merokok sesuai dengan
hasil penelitian bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 45
responden (46.4%), cukup sebanyak 30 responden (30.9%) dan kurang sebanyak
22 responden (22.7%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk pertanyaan merokok tidak
boleh dilakukan di dalam rumah untuk jawaban responden banyak yang menjawab
tidak setuju karena dari 97 responden terdapat 58 responden dengan jenis kelamin
laki-laki.
Hal tersebut sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang
larangan merokok di dalam rumah. Masyarakat belum mengetahui dampak yang
akan diperoleh ketika merokok, rendahnya pendidikan adalah penyebab dari
masalah tersebut.
3. Tindakan Responden
Menurut Chandrarandi , 2012 Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu
Berhenti Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat
dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:
23
Seketika: Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat,
mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena
rokok mengandung zat Adiktif.
Menunda : Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari
sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut, Sebagai contoh : Seorang Perokok
biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada:
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur
dengan Jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan.
Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka
si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan
jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari.
Berdasarkan sikap responden terhadap kebiasaan merokok sesuai dengan
hasil penelitian bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 39
responden (40.2%), cukup sebanyak 46 responden (47.4%) dan kurang sebanyak
12 responden (12.4%).
Dari hasil tersebut dapat dilihat dan dijelaskan bahwa untuk jawaban
tindakan responden masih tergolong minim karena keluarga masih belum sadar
tentang bahaya rokok terhadap diri sendiri dan orang lain. Ada yang berpendapat
lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok. Jadi, mereka menganggap bahwa
rokok menjadi kebutuhan sehari-hari bagi mereka.
24
4.3.2 Pengetahuan, Sikap dan Praktik Responden tentang Indikator PHBS
a. Pengetahuan responden tentang Indikator PHBS
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Tunas Jaya Kecamatan
Popayato Barat Kabupaten Pohuwato bahwa untuk tingkat pengetahuan responden
tentang 5 indikator PHBS responden sudah memiliki tingkat pengetahuan baik
tentang indika tor PHBS rumah tangga meskipun masih terdapat 1 indikator
yang masih di bawah 50 % yaitu pengetahuan tentang larangan merokok di dalam
rumah.
Hal tersebut disebabkan karena masyarakat jarang mengikuti kegiatan
yang berkaitan dengan kesehatan, sesuai dengan keterangan dari responden yang
didapatkan bahwa mereka sering sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tidak
sering menghadiri kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan.
b. Sikap Responden tentang Indikator PHBS
Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk sikap responden terhadap
perilaku PHBS tergolong kurang baik. Berdasarkan 5 indikator terdapat 2
indikator yang sudah tergolong baik. Masih ada 3 indikator yang masih di bawah
50%. Masyarakat masih belum pentinnya berPHBS itu pada sikap maupun
tindakan. Namun untuk pengetahuan sudah tergolong baik.
c. Praktik/Tindakan Responden tentang Indikator PHBS
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk praktik
PHBS masih tergolong minim diakibatkan karena masyarakat yang belum
melaksanakan terapan PHBS. Hal tersebut diakibatkan karena masih rendahnya
tingkat kesadaran sehingga masyarakat belum menyadari pentingnya berperilaku
25
hidup bersih dan sehat dan juga diakibatkan kurangnya perhatian dari dinas
kesehatan terkait terhadap terapan PHBS.