BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

31
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di Yogyakarta 1. PT BPRS BANGUN DRAJAD WARGA Berawal dari usulan majlis ekonomi pimpinan Muhammadiyah Yogyakarta yang mengusulkan agar dibentuk sebuah lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syari’at islamiyah, dimana selama prosesnya Muhammadiyah masih menganggap bahwa lembaga keuangan seperti Bank dengan menggunakan sistem bunga masih di hukumi “Musytabihat” ( perkara yang masih diragukan antara halal & haramnya). Dalam hal ini yang dimaksud adalah lembaga keuangan atau Bank milik Pemerintah sementara Bank swasta dihukumi riba atau haram. Alasan tersebut merupakan titik tolak mulai dirintis berdirinya lembaga keuangan syari’ah di Yogyakarta. Maka terbentuklah tim pendiri yang beranggotakan 42 orang yang merupakan aktivis Muhammadiyah, kemudian berazzam/berniat untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita/usulan tersebut. Pada hari Rabu, 02 Februari 1994 telah berdiri PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga yang berkedudukan di Ngipik, Baturetno, Banguntapan, Bantul dan diresmikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah waktu itu Bapak KH. Akhmad Azhar Basyir, MA. tahun 2009 nama Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah dirubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah BANGUN DRAJAT WARGA. VISI Menjadikan BPR Syari’ah Bangun Drajat Warga Sebagai Lembaga Keuangan Syari’ah yang unggul dan terpercaya.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil BPRS di Yogyakarta

1. PT BPRS BANGUN DRAJAD WARGA

Berawal dari usulan majlis ekonomi pimpinan Muhammadiyah Yogyakarta

yang mengusulkan agar dibentuk sebuah lembaga keuangan yang menggunakan

prinsip syari’at islamiyah, dimana selama prosesnya Muhammadiyah masih

menganggap bahwa lembaga keuangan seperti Bank dengan menggunakan sistem

bunga masih di hukumi “Musytabihat” ( perkara yang masih diragukan antara halal

& haramnya). Dalam hal ini yang dimaksud adalah lembaga keuangan atau Bank

milik Pemerintah sementara Bank swasta dihukumi riba atau haram. Alasan

tersebut merupakan titik tolak mulai dirintis berdirinya lembaga keuangan syari’ah

di Yogyakarta. Maka terbentuklah tim pendiri yang beranggotakan 42 orang yang

merupakan aktivis Muhammadiyah, kemudian berazzam/berniat untuk

mewujudkan apa yang menjadi cita-cita/usulan tersebut.

Pada hari Rabu, 02 Februari 1994 telah berdiri PT. Bank Pembiayaan

Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga yang berkedudukan di Ngipik, Baturetno,

Banguntapan, Bantul dan diresmikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

waktu itu Bapak KH. Akhmad Azhar Basyir, MA. tahun 2009 nama Bank

Perkreditan Rakyat Syari’ah dirubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat

Syari’ah BANGUN DRAJAT WARGA.

VISI

Menjadikan BPR Syari’ah Bangun Drajat Warga Sebagai Lembaga

Keuangan Syari’ah yang unggul dan terpercaya.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

42

MISI

1. Mengembangkan dan mensosialisasikan pola, sistem dan konsep perbankan

syari’ah.

2. Memajukan BPRS BDW dengan prinsip bagi hasil yang saling

menguntungkan antara nasabah dan BPRS BDW dalam kerangka amar

ma’ruf nahi munkar.

3. Mendapatkan profit sesuai dengan target yang ditetapkan.

4. Memberikan kesejahteraan kepada pengguna jasa, pemilik, pengurus dan

pengelola BPRS BDW secara layak.

BUDAYA KERJA

1. Mengutamakan pelayanan kepada nasabah dengan sopan, ramah, simpatik

dan memuaskan baik kepada nasabah penabung maupun nasabah

pembiayaan.

2. Pelayanan memuaskan dengan proses analisa maksimal 1 minggu.

3. Bekerja dengan jujur, teliti, serius, bersemangat serta cepat dalam membuat

analisa dan proses.

4. Menciptakan suasana Ukhuwah Islamiyah dilingkungan perusahaan.

5. Taat pada peraturan dan pimpinan tanpa mengurangi kreatifitas yang positif.

6. Kompak dan saling menghormati dalam team work yang utuh.

Pengurus PT.BPR Syariah Bangun Drajat Warga

PERIODE AWAL TAHUN 1994

I. DEWAN PENGAWAS SYARIAH

1.H.A.R Fachrudin.

2. Prof. Drs. H. Husein Yusuf

3. H. M. Suprapto Ibnu Djuraimi

II. DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : Drs. H. Ali Warsito

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

43

Komisaris : H. Herry Zudiyanto, SE. Akt.

Komisaris : H. A.R. Iskandar

Komisaris : H. Lanang Supriyadi

Komisaris : Hartoyo

III. DEWAN DIREKSI

Direktur Utama : H. Ramli Sabar

Direktur : HM. Murwah Hudi

Direktur : Muhammad Saleh

PERIODE TAHUN 2010 – 2014

I. DEWAN PENGAWAS SYARI’AH

Ketua : Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA

Anggota : Drs. H. Zaini Munir, M.Ag.

Anggota : Dr. Khairudin Hamsin, MA

II. DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : Gita Danupranata, S.E., M.M.

Anggota : Muhammad Saleh, S.E.

Anggota : Muhammad Ridwan, S.E., M.Ag.

III. DEWAN DIREKSI

Direktur Utama : Dana Suswati, SE

Direktur : Mardiyana, S.Pd

PERIODE TAHUN 2015 – 2019

I. DEWAN PENGAWAS SYARI’AH

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

44

Ketua : Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA

Anggota : Dr. Khairudin Hamsin, MA

II. DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : Gita Danupranata, S.E., M.M.

Anggota : Muhammad Ridwan, S.E., M.Ag.

III. DEWAN DIREKSI

DirekturUtama : Dana Suswati, SE

Direktur : Mardiyana, S.Pd

2. PT BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA

Pada tanggal 03 Desember 2007 telah berdiri sebuah lembaga keuangan

syariah dengan nama PT BPRS Madina Mandiri Sejahtera dengan nama publikasi

“ BANK MADINA SYARIAH “ berdasarkan tanggal tersebut merupakan tanggal

terbitnya surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT. BPRS Madina Mandiri

Sejahtera.

Berdirinya PT BPRS Madina Mandiri Sejahtera ini yang kemudian disebut

sebagai Bank Madina Syariah tentu tidak lepas dari keinginan dan semangat pendiri

dan pemegang sahamnya yang ini mengembangkan lembaga keuangan yang

berprinsip syariah ini terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Para pendiri Bank Madina Syariah antara lain :

1. Habib Aboe Bakar Al Habsyi

2. Prof. Dr. H. Amir Muallim, MIS

3. H. Ahmad Sumiyanto, S.E., MSI

4. Ir. Arief Budiono

5. Muh. Nurudin Susanto, S.E.

6. Edi Susilo, S.E.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

45

Dengan modal awal sebesar 750jt dan kemudian di serahkan kepada Bank

Indonesia (BI) untuk permohonan pembukaan PT. BPRS Madina Mandiri

Sejahtera.

BPRS Madina Mandiri Sejahtera mendapatkan izin prinsip Bank Indonesia

No 9/57/KEP.GBI/2007 tanggal 8 November 2007 dan berdasarkan Akta Pendirian

dari Notaris Wahyu Wiryono No 24 tanggal 7 Februari 2007 serta SK Menhumkam

RI No. W22-00151 HT.01.01-TH.2007.

Visi :

Menjadi BPR Syariah terdepan dalam membangun ekonomi umat.

Misi :

1. Memberikan layan produk perbankan syariah berdasarkan asas prudential

banking

2. Berperan aktif dalam sektor usaha kecil dan menengah

3. Menyebarluaskan pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi syariah

AKTA PENDIRIAN

Notaris Wahyu Wiryono, SH

SK Menhumkam RI No. W22-00151 HT.01.01-TH.2007

KEPUTUSAN DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA

Tentang Ijin Usaha PT. BPRS Madina Mandiri Sejahtera NO 9/57/KEP.GBI/2007

tanggal 8 November 2007

LEGALITAS LAINNYA

a) Ijin Gangguan No.: 2565/DP/001/IX/2013 Tanggal 4 September 2012

b) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Perseroan Terbatas No. :

3881/DP/096/XII/2012 Tanggal 3 Desember 2012

c) NPWP : 02.645.147.6-543.000

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

46

3. PT BPRS MARGIRIZKI BAHAGIA

PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Margirizki Bahagia merupakan

lembaga keuangan syariah yang bergerak dalam mengelola dana masyarakat (DPK)

dalam bentuk investasi maupun tabungan yang berdasarkan prinsip hukum islam.

Dana yang diperoleh dari masyarakat disalurkan kembali dengan bentuk

pembiayaan kepada masyarakat pula dan menggunakan prinsip syariat islam.

Adapun proses pengelolaan dana tersebut akan menghasilkan keuntungan yang

akan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati bersama anatar pemilik dana dan

pengelola dana sesuai prinsip syariat islam.

PT. BPRS. MARGIRIZKI BAHAGIA didirikan oleh pemegang saham

yang merupakan anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada awal

tahun 1992 dan beroperasi pada tanggal 08 januari 1994 dengan Akta Pendirian No.

84 tanggal 25 Juli 1992, yang dibuat di hadapan Umar Sjamhudi, SH notaris di

Yogyakarta. Untuk pertama kali Perusahaan didirikan dengan nama PT Bank

Perkreditan Rakyat Syariah Artha Amanah.

VISI

“Menjadikan BPRS Margirizki Bahagia Sebagai Lembaga Keuangan Syari’ah yang

Unggul, Terpercaya dan Jaya.”

MISI

1. Mengembangkan dan mensosialisasikan pola, sistem dan konsep perbankan

syari’ah.

2. Memajukan BPRS Margirizki Bahagia dengan prinsip bagi hasil yang

saling menguntungkan antara nasabah dan BPRS Margirizki Bahagia dalam

kerangka amar ma’ruf nahi munkar.

3. Mendapatkan profit sesuai dengan target yang ditetapkan.

4. Memberikan kesejahteraan kepada pengguna jasa, pemilik, pengurus dan

pengelola BPRS Margirizki Bahagia secara layak.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

47

4. PT BPRS BAROKAH DANA SEJAHTERA

Proses beridirinya PT BPRS Barokah Dana Sejahtera ini dimulai pada bulan

Agustus 2005. Saat itu dibentuk tim pendiri yang terdiri dari Drs. Sunardi Syahuri,

Ir. Suranto, MT dan Edi Sunarto. Kenudian pada bulan Desember 2005 mengaukan

perizinan prinsip kepada Bank Indonesia dengan pemegang saham sejumlah 10

orang yang kemudian terjadi pergantian nama dari PT BPRS Bina Dana Sejahtera

menjadi PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Barokah Dana Sejahtera Yogyakarta.

Pada 6 Desember 2006 keluar surat pendirian perusahaan dari Bank

Indonesia, kemudian pada tanggal 6 Juli 2007 disahkannya akta pendirian PT dari

menteri Hukum dan HAM. Selanjutnya pada 29 Juli 2007 merupakan proses

penyampaian surat permohonan izin usaha kepada Bank Indonesia dengan nama

BPRS Barokah Dana Sejahtera, kemudian ditetapkannya pemegang saham

sebanyak delapan orang.

Pada tanggal 10 Oktober 2007 keluarlah surat izin usaha dari Bank

Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat Syariah Barokah Dana Sejahtera ini mulai

diresmikan pada tanggal 14 November 2007. Pada Februari 2011 Bank Syariah

BDS (Barokah Dana Sejahtera) membuka kantor cabang baru dan meresmikannya

yang berlokasi di JL. Magelang KM 12 Sleman. Alasan utama memilih membuka

cabang di Sleman dikarenakan potensi perekonomiannya yang terus berkembang.

Visi Bank Syariah BDS

Menjadi lembaga perbankan syariah yang besar dan sehat serta memberi

kemanfaatan pada ummat.

Misi Bank Syariah BDS

1. Melakukan operasional perbankan secara kompetitif, efisien dan memenuhi

prinsip kehati-hatian

2. Memberikan pelayanan prima dan optimal pada nasabah, mengembangkan

dan menumbuhkan sektor riil berbasis bagi hasil

3. Mengembangkan sumberdaya manusia berdasarkan aspek profesionalitas

dan spiritualitas

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

48

4. Mengembangkan prinsip keseimbangan dalam semua aspek termasuk

pemenuhan hak bagi seluruh stakeholder

5. Bekerjasama dengan perbankan syariah lainnya menuju kebaikan dan

kemaslahatan ummat

5. PT BPRS DANA HIDAYATULLAH

PT. BPRS Dana Hidayatullah pertama kali berdiri pada tanggal 29 Maret

2006 dibawah pimpinan Tengku Eli Murni, SE yang dibuat dihadapan Wahyu

Wiryono. BPRS Dana Hidayatullah ini sendiri mulai melakukan oprasionalnya

setelah dapat persetujuan dari BI pada tanggal 30 Agustus 2006. PT. BPRS Dana

Hidayatullah melakukan Opening pada tanggal 18 September 2006 yang kemudian

diperingati sebagai hari berdirinya PT. BPRS Dana Hidayatullah, PT. BPRS Dana

Hidayatullah ini sendiri merupakan BPRS ke tiga di Daerah Istimewa Yogyakarta.

PT. BPRS Dana Hidayatullah ini sendiri berbeda dengan Bank

Konvensional dimana didalamnya tidak memakai sitem bunga yntuk mengambil

keuntungan, nasabah yang melakukan penyimpanan pada PT. BPRS Dana

Hidayatullah ini sendiri diberikan bonus untuk yang bersifat titipan dan bagi hasil.

VISI

Menjadi BPR Syariah yang dapat dibanggakan, sehat, profitable, dan mempunyai

jaringan yang luas

MISI

1. Ikut berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa

2. Memberikan keuntungan yang wajar bagi para pemegang saham

3. Memaksimalkan laju pertumbuhan perusahaan

6. PT BPRS CAHAYA HIDUP

Visi :

“Menjadi Bank Syariah yang membawa manfaat bagi stakeholder dan masyarakat

secara Universal.”

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

49

Misi :

a. Ikut berperan membangun ekonomi masyarakat melalui perbankan syari’ah.

b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi para pemegang saham.

c. Menjadi bank yang selalu tumbuh & berkembang secara optimal dan

berkelanjutan (suistenable) sehingga dapat memberikan konstribusi yang

positif bagi masyarakat.

d. Mendidik tenaga yang kompeten, berintegritas dan profesional dalam

bidang perbankan syariah.

e. Memberikan manfaat kepada masyarakat pada umumnya dan kesejahteraan

karyawan

7. PT BPRS DANAGUNG SYARIAH

Melihat dari realitas ekonomi menengah kebawah semakin terpuruknya

usaha yang dijalaninya dikarenakan untuk mendapatkan tambahan modal sangat

susah dan mendapatkan beban bunga yang terlalu besar, sehingga pada tanggal 15

Juli 2008 PT. BPRS Danagung Syariah didirikan oleh angotan sebagai jawaban

keluhan masyarakah ekonomi menengah kebawah untuk mendapatkan kehidupan

yang sejahtera dengan mengembangkan usaha yang mereka miliki. Selain itu

masyarakat juga akan terhindar dari riba dan dimudahkan dalam mengembalikan

kewajiban membayar hutang.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah didirikan di hadapan notaris Tri Agus

Heryono, SH dengan Nomor Akta 09 dan telah mendapatkan pengesahan sebgai

badan hukum perseroan di Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia Nomor C-00178 HT.01.01-TH.2007 dan Nomor AHU02527.AH.01.02.

TAHUN 2009 tentang persetujuan akta perubahan anggaran dasar perseroan.

Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir tercatat

dalam Akta Notaris Tri Agus Heryono, SH Nomor 05tanggal 17 April 2015.

Tempat Dan Kedudukan PT BPRS DANAGUNG SYARIAH adalah Jl. Magelang

Km. 8, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Banyaknya dukungan yang timbul

dari masyarakat sehingga BPRS Danagung Syariah berdiri sangat pesat dan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

50

membuka beberapa cabang yang dapat ditemukan dibeberapa daerah antara lain

Bantul, Wonosari Gunung Kidul, dan Prambanan.

Visi

BPRS Danagung Syariah membina Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan

ekonomi, selain itu juga sebagai mitra bermuamalat bagi masyarakat menuju

kesejahteraan hidup orang banyak.

Misi

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat terutama kelompok

masyarakat ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah

pedesaan.

2. Memaksimalkan pelayanan dibidang pemenuhan kebutuhan akan jasa

perbankan dalam bentuk tabungan, deposito maupun pembiayaan.

3. Inovatif dalam melahirkan kiat-kiat dalam hal pelayanan terhadap

nasabah.

4. Membantu masyarakat secara keseluruhan melalui pelayanan jasa bank

dengan sistem syariah dengan memprioritaskan bagi yang dapat

membawa dampak peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat

banyak.

5. Mendorong kegiatan-kegiatan usaha melalui bantuan modal kerja bagi

para pengusaha golongan ekonomi lemah dan selanjutnya diharapkan

akan dapat meningkatkan kesempatan bagi tenaga kerja di wilayah

sekitar kantor maupun di wilayah perkotaan.

6. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan Undang-

Undandang Perbankan dan prinsip syariah.

8. PT BPRS FORMES

Tahun 2009 menjadi tahun yang menghadirkan banyak peluang bagi

industri perbankan syariah untuk melakukan ekspansi pasar. Tingkat awareness

masyarakat yang semakin tinggi terhadap system perbankan alternative yang

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

51

berlogo iB ( dibacaai-bi, Islamic banking) ini, sebagai hasil dari sosialisasi secara

intensef oleh regulator selama tiga tahun belakangan, pada tahun 2009 memasuki

tahap siap untuk mencoba berbagai kelebihan produk dan jasa yang ditawarkan oleh

bank-bank syariah. Ibarat buah yang mulai ranum, Antusiasme masyarakat ini siap

dipetik oleh bank-bank syariah yang jeli dan sigap menangkap peluang pasar. Dan

jika itu terjadi, maka tidak mustahil iB akan melaju lebih kencang lagi dari

pertumbuhannya selama ini yang telah sangat impresif mencapai 46,3 % pertahun

(rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir).

Pada tanggal 22 Desember 2008 Bank Indonesia mengeluarkan surat

keputusan Ijin Usaha No.10/86/KEP.GBI/DpG/2008, dengan adanya surat

keputusan tersebut maka secara resmi BPRS Formes telah mendapatkan Ijin

operasional usaha. Pembukaan perdana PT BPRS FORMES pada tanggal 19

Januari 2009 ditandai dengan soft opening yang dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman,

yang sekarang menjabat sebagai bupati sleman Drs.H.Sri Purnomo,M.Si,

Prof.DR.H Amir mualim, M.A, Drs. H. M. Sularno, M.A dan juga Dewan

Komisaris yaitu Madiyono S.E dan Toto Suparwoto, S.Pd.

PT. BPRS FORMES sebagai lembaga investasi syariah terus

mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan memberikan pembiayan baik

untuk modal tetap maupun untuk modal usaha. Dalam kenyatannya para pengusaha

kecil dan menengah ternyata lebih dapat bertahan dan berkembang dalam kondisi

krisis sekalipun dan tetap dapat memberikan tingkat keuntungan investasi yang

besar. Hal ini dikarenakan mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan

lingkungan usaha yang selalu berubah, serta dengan pengelolaan usaha yang sangat

efisien.

Dalam waktu3 (tiga) tahun terakhir, PT. BPRS FORMES mengalami

pertumbuhan yang cukup signitifikan baik dari permodalan maupun jumlah aset

yang terus meningkat. Hal ini membuktikan bahwa PT. BPRS FORMES semakin

dipercaya oleh nasabah dan masyarakat dalam fungsinya sebagai lembaga

keuangan syariah.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

52

Sesuai dengan visinya, PT. BPRS FORMES berusaha untuk menjadi

Lembaga Keuangan Syariah yang terpercaya. Alhamdulillah hingga akhir

Desember 2011 total aset PT. BPRS FORMES telah mencapai lebih dari 15 miliar

rupiah.

VISI

Menjadikan penyedia jasa keuangan syariah yang terkemuka dan

profesional yang secara konsisten memberikan pengalaman interaksi yang terbaik.

MISI

1. Menjalankan Usaha dengan hati-hati dan berkesinambungan untuk

mendapatkan hasil yang optimal.

2. Menyediakan produk dan jasa keuangan yang memberikan solusi atas

kebutuhan keuangan nasabah dengan menjunjung tinggi integritas dan

profesionalisme.

3. Membekali karyawan dengan pelatihan – pelatihan serta memberikan

penghargaan atas prestasi kerja.

4. Melayani seluruh lapisan masyarakat dengan mempertahankan standar

kualitas yang tinggi serta berusaha menjadi panutan dalam pelaksanaan tata

kelola usaha yang baik (Good Corporate Governance).

5. Memberikan edukasi perbankan syariah kepada masyarakat secara optimal.

9. PT BPRS MITRA AMAL MULIA

Letak Geografis

PT. BPRS Mitra Amal Mulia cabang Wonosari atau lebih dikenal

dengan BPRS MAM ini terletak di Jln. KH. Agus Salim, No. 74 A Kepek,

Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55813. Adapun batas-

batas geografis BPRS MAMcabang Wonosari adalah sebelah utara berbatasan

dengan pemukiman warga, sebelah timur berbatasan dengan toko kelontong,

sebelah selatan berbatasan langsung dengan jalan KH. Agus Salim dan sebelah

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

53

barat berbatasan dengan Apotek K24. Letak bank yang sangat setrategis di tepi

jalan utama kota Wonosari membuat bank ini mudah diakses oleh masyarakat.

Sejarah BPRS MAM cabang Wonosari merupakan cabang dari BPRS

MAM pusat yang berada di Jln. Ring Road Barat, No. 9 Modinan, Banyuraden,

Gamping, Sleman. Tujuan didirikannya cabang Wonosari adalah untuk

mengembangkan PT. BPRS MAM ke arah yang lebih baik lagi,selain itu adalah

untuk mengembangkan potensi usaha yang ada di Wonosari dan sekitarnya yang

didominasi sektor UMKM khususnya usaha Mikro. Dengan tujuan untuk

mengoptimalkan potensi masyarakat pelaku usaha mikro dan tidak hanya

berfokus pada profit, BPRS MAM cabang Wonosari mengimplementasikan

tujuannya tersebut dalah bentuk pembiayaan produktif, salah satunya melalui

pembiayaan murabahah dengan jaminan atas unjuk atau lebih dikenal dengan

pembiayaan Mikro yang dimulai sejak tanggal 22 November tahun 2014 dan

masih berjalan hingga saat ini.

Visi dan Misi

Seperti lembaga keuangan syariah pada umumnya BPRS MAM memiliki

visi dan misi yang diemban lembaganya visi dan misinya adalah

VISI Menjadi BPR Syariah terpercaya dalam bermuamalah

MISI

a.Menciptakan kemitraan dalam bermuamalah yang amanah, transparan dan

profesional.

b.Mengembangkan kegiatan ekonomi umat dengan mengoptimalkan potensi

usaha mikro.

c.Memperkerjakan pegawai yang profesional dan jujur. d.Memberikan hasil

yang layak kepada stakeholder

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

54

10. PT BPRS MITRA CAHAYA INDONESIA

PT. BPRS Mitra Cahaya Indonesia berdiri berdasarkan akta badan hukum

Nomor 17 tanggal 11 Januari 2008 yang di buat dihadapan Wahyu Wiryono,

sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah/PPAT di Yogyakarta, izin prinsip Nomor

9/2095/DPbD tanggal 12 Desember 2007, izin operasional Nomor

10/51/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 7 Juli 2008. PT. BPRS Mitra Cahaya

Indonesia mulai melakukan operasional setelah dilakukannya Grand Opening

pada tanggal 1 September 2008, bertepatan dengan 1 Ramadhan. Hari kelahiran

PT. BPRS Mitra Cahaya Indonesia setiap tahun diperingati pada 1 Ramadhan.

PT. BPRS Mitra Cahaya Indonesia merupakan perusahaan di bidang

perbankan berdasarkan prinsip syariah, beralamat di Jl. Kaliurang Km. 10 Nomor

28, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BPRS Mitra

Cahaya Indonesia dikelola dan ditangani oleh Sumber Daya Manusia profesional,

amanah, dan mempunyai komitmen tinggi dalam memajukan perbankan syariah

dan ekonomi Islam.

Visi : " Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang amanah dan

profesional dalam rangka untuk ikut mengembangkan ekonomi yang berasaskan

syariah ".

Misi : -Menerapkan dan mengembangkan operasional perbankan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah. -Memberikan andil yang besar dalam upaya memacu

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Daerah

Istimewa Yogyakarta pada umumnya dan masyarakat di Kebupaten Sleman pada

khususnya menuju kehidupan yang lebih baik.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

55

B. Deskripsi Objek Penelitian

Analisis Deskriptif

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan microsoft

excel 2016 dan SPSS 25 untuk mempermudah dalam memperoleh hasil yang dapat

menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu profitabilitas

sepagai variabel dependen serta musyarakah, mudharabab dan murabahah sebgai

variabel independen. Berikut adalah gambaran uji analisis statistik deskriptif

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif (Dalam Milyar Rupiah)

Descriptive Statistics

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

Pemb Musyarakah 43 1,07 145,28 24,4840 32,12064

Pemb Mudharabah 43 ,01 54,65 9,6970 15,99948

Pemb Murabahah 43 9,03 178,83 83,4193 42,21345

Profitabilitas 43 -5,78 2,93 ,9002 1,65046

Valid N (listwise) 43

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat empat variabel

penelitian yaitu (pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah) dengan

jumlah periode secara keseluruhan berjumlah 43. Dengan nilai minimum sebagai

nilai terendah setiap variabel dan nilai maksimum sebagai nilai tertinggi bagi setiap

variabel penelitian. Di dalam tabel juga dapat dilihat niali mean dari setiap variabel

penelitian tidak hanya itu dari tabel di atas juga terdapat standar deviasi dari

masing-masing variabel.

Berdasarkan hasil uji deskriptif dapat diketahui bahwa pada variabel

pembiayaan musyarakah nilai terendahnya 1,07 setara dengan 1.070.000.000 nilai

tertinggi 145,28 atau 145.280.000.000, nilai rata-rata 24,4840 dan nilai standar

defiasi 32,12064. Kemudian pada variabel pembiayaan mudharabah dengan niali

terendah 0,01 atau 10.00.000, nilai tertinggi 54,65 atau 54.650.000.000, dengan

nilai rata-rata 9,6970 dan nilai standar deviasi 15,99948. Pada variabel

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

56

pembiayaan murabahah dengan nilai terendah 9,03 atau 9.030.000.000, nilai

tertinggi 178,83 atau 178.830.000.000, dengan rata-rata 83,4193 dan standar

deviasi 42,21345. Pada variabel profitabilitas nilai terendah -5,78, niai tertinggi

2,93, dengan rata-rata 0,9002 dan nilai standar deviasi sebesar 1,65046. Pada

tabulasi data mentah laporan keuangan terdapat tiga nilai profitabilitas negatif

yang dimiliki oleh BPRS Madina Mandiri Sejahtera pada tahun 2014 sebesar -

3,21, BPRS Mitra Cahaya Indonesia pada tahun 2014 sebesar -4,83, BPRS Mitra

Cahaya Indonesia pada tahun 2015 sebesar -5,78

Diagram Scatter Plot

1. Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas

Gambar 4.2 Scatter Plot Pembiayaan Musyarakah

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dari hasil diagram scatter di atas dapat disimpulkan bahwa korelasi positif dimana

jika pembiayaan musyarakah meningkat maka akan meningkatkan nilai

profitabilitas. Dilihat pula dari diagram bahwa pembiayaan musyarakah cenderung

naik vertikal ke atas meskipun terdapat tiga nilai profitabilitas negatif yang

dihasilkan oleh BPRS Madina mandiri sejahtera pada tahun 2014 dan BPRS Mitra

Cahaya Indonesia pada tahun 2014 dan 2015.

y = 0,2214x + 0,1842R² = 0,2325

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

0 1 2 3 4 5 6

Pro

fita

bili

tas

(Y)

Musyarakah X1

Scatter X1

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

57

2. Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas

Gambar 4.3 Scatter Plot Pembiayaan Mudharabah

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dari hasil diagram scatter di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

mudharabah berpengearuh negatif terhadap profitabilitas, artinya pembiayaan

mudharabah tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas. Dilihat dari

diagram terdapat 10 hasil pembiayaan mudharabah yang setelah dihitung melalui

SPSS memiliki hasil yang negatif yaitu pada BPRS Barokah Dana Sejahtera tahun

2015 memiliki nilai pembiayaan sebesar 0,45 dengan nilai SPSS -,80 pada 2018

sebesar 0,27 dengan nilai SPSS -1,31, BPRS Mitra Amal Mulia periode 2015 nilai

pembiayaan 0,50 nilai SPSS -,69, tahun 2016 sebesar 0,21 nilai SPSS -1,56, dan

tahun 2017 sebesar 0,18 nilai SPSS -1,71, BPRS Mitra Cahaya Indonesia periode

2015 sebesar 5,08 nilai SPSS -1,56, dan tahun 2018 sebesar 0,78 nilai SPSS -,25,

BPRS Danagung Syariah periode 2017 sebesar 0,01 nilai SPSS -4,61, BPRS

Margirizki Bahagia periode 2017 sebesar 0,52 nilai SPSS -,65.

y = 0,0264x + 0,6968R² = 0,0067

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

-6 -4 -2 0 2 4 6

Pro

fita

bili

tas

(Y)

Mudharabah (X2)

Scatter X2

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

58

3. Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas

Gambar 4.4 Scatter Plot Pembiayaan Murabahah

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dari hasil diagram scatter di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah

berpengaruh positif terhadap dimana jika pembiayaan murabahah meningkat maka

akan meningkatkan nilai profitabilitas. Dilihat pula dari diagram bahwa

pembiayaan murabahah cenderung naik vertikal ke atas meskipun terdapat tiga

nilai profitabilitas negatif yang dihasilkan oleh BPRS Madina mandiri sejahtera

pada tahun 2014 dan BPRS Mitra Cahaya Indonesia pada tahun 2014 dan 2015.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran distribusi

yang dilakukan oleh peneliti bersifat normal atau tidak pada variabel penelitian. Uji

normalitas yang peneliti ambil menggunakan One-Sample Kplmogrov-Smirnov

Test. Jika didapat nilai signifikasi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi secara normal.

y = 0,5642x - 1,6789R² = 0,3376

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

0 1 2 3 4 5 6

Pro

fita

bili

tas

(Y)

Murabahah (X3)

Scatter X3

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

59

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 43

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation

,47274996

Most Extreme

Differences

Absolute ,104

Positive ,066

Negative -,104

Kolmogorov-Smirnov Z ,673

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 hasil dari uji normalitas menggunakan SPSS 25 maka

semua variabel dalam pengujian ini memiliki data yang terdistribusi normal. Hal

ini dapat dilihat dari hasil signifiasi > 0,05 yaitu 0,200 > 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

(korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model

regresi. Adapun multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance

Inflation Factor (VIF). Berikut adalah hasil penguji multikolinearitas.

Menurut aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance apabila VIF

melebihi angka 10 atau kurang dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinearitas sebaliknya jika nilai VIF kurang dari 10 atau 0,10 maka terjadi

gejala multikolinearitas.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

60

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai

VIF dari keselruhan variabel bebas (independen) memenuhi batas minimum dan

maksimum dari ketentuan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka dapat

diketahui bahwa seluruh variabel tidak mengalami multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pada umumnya uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menganalisis

apakah variansi dari error bersifat tetap/konstatn (homoskedastik) atau berubah-

ubah (heteroskedastik). Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan menggunakan uji glajser dengan melihat nilai signifikan, apabila

nilai signifikan berada dibawah nilai < 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas, dan

apabila nilai signifikan berada di atas nialai > 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Dalam melakukan uji heteroskedestisitas ini penguji menggunakan metode

Glajser dengan cara meregresi nilai absolute rasidual terhadap variabel dependen

atau undstandardized residual sebagai varaibel dependen. sedangkan variabel

independennya adalah variabel X1, X2, X3, dan X4 sedangkan pengambilan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -1,616 ,512 -3,154 ,003

Pemb Musyarakah ,148 ,059 ,322 2,494 ,017 ,875 1,143

Pemb Mudharabah -,022 ,040 -,069 -,558 ,580 ,947 1,056

Pemb Murabahah ,470 ,128 ,484 3,686 ,001 ,847 1,180

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

61

keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih dari nilai alfa (0.05) maka data

tidak mengandung heteroskedastisistas, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05

maka terdapat gejala heteroskedastisistas (Ghozali, 2013:72).

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,402 ,274 5,110 ,000

Pemb Musyarakah -,064 ,032 -,280 -2,018 ,050

Pemb Mudharabah ,017 ,021 ,108 ,811 ,422

Pemb Murabahah -,090 ,075 -,195 -1,202 ,237

a. Dependent Variable: abs_res

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dari tabel 4.4 di atas diketahui nilai signifikasi pembiayaan musyarakah

(X1) 0,50 berati data bersifat homogen karena di atas nilai 0,05. Nilai sigifikasi dari

pembiayaan mudharabah (X2) 0,422 berarti data bersifat homogen karena di atas

nilai 0,05. Nilai signifikasi dari pembiayaan murabahah (X3) 0,237 berarti data

bersifat homogen karena di atas nilai 0,05. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa

model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas, sehingga asumsi persamaan

baik.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

terjadi hubungan antara rasidual satu observasi dengan lainya. Untuk menentukan

ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan metode uji Durbin Waston

(DW). Berikut adalah hasi uji autokorelasi.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

62

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,656a ,431 ,387 ,49060 1,942

a. Predictors: (Constant), Non Performing Financing , Pemb Murabahah, Pemb

Musyarakah, Pemb Mudharabah

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Nilai DW sebesar 1,942 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel

dengan menggunakan nilai signifikasi 5% jumlah sampel 43 (n) dan jumlah variabel

independen 4 (k=4) diamana nilai DU diperoleh 1,6632. Karena nilai DW 1,942

maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif.

e. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis uji regresi linear berganda dilakukan setelah melakukan penelitian

uji normalitas dan uji asumsi klasik yang kemudian diteruskan dengan uji regresi

linear berganda menggunakan SPSS. Analisis regresi linear berganda dilakukan

untuk menganalisis data yang bersifat multivariet, analasisi ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel (musyarakah, mudharabah dan

murabahah) terhadap variabel dependen profitabilitas.

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε

Tabel 4.6 Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,616 ,512 -3,154 ,003

Pemb Musyarakah ,148 ,059 ,322 2,494 ,017

Pemb Mudharabah -,022 ,040 -,069 -,558 ,580

Pemb Murabahah ,470 ,128 ,484 3,686 ,001

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

63

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Berdasarkan hasil uji regresi linear pada tabel 4.6 di atas maka dapat

diperoleh persamaan dari output data tersebut sebagai berikut:

Y1= - 1,616 + 0,148X1 – 0,022X2 + 0,470X3 + ε

Adapun regresi di atas dapat diartikan bahwa:

1. Konstantan dalam regresi ini menunjukan bahwa apabila tidak ada nilai

variabel independen maka nilai profitabilitas sebesar – 1,616.

2. Nilai koefisien regresi pada varabel pembiayaan musyarakah (X1) sebesar

0,148. Hasil tersebut diartikan apabila pembiayaan musyarakah naik 1 point

maka akan menurunkan nilai profitabilitas sebesar 0,148.

3. Nilai koefisien regresi pada variabel mudharabah (X2) sebesar – 0,022.

Hasil tersebut diartikan apabila pembiayaan mudharabah naik 1 point maka

akan menurunkan nilai profitabilitas sebesar 0,022.

4. Nilai koefisien regresi pada variabel murabah (X3) sebesar 0,470. Hasil

tersebut diartikan apabila pembiayaan murabah naik 1 point maka akan

menurunkan nilai profitabilitas sebesar 0,470.

Tabel 4.7 Hasil Signifikansi

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel

pembiayaan musyarakah sebesar 0,017, pembiayaan mudharabah 0,580, dan

pembiayaan murabahah 0,001, berdasarkan nilai signifikansi tersebut dinyatakan

Variabel Nilai Signifikasi Hasil

Pembiayaan musyarakah (X1) 0,017 Sinifikan

Pembiayaan mudharabah (X2) 0,580 Tidak Signifikan

Pembiayaan murabahah (X3) 0,001 Signifikan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

64

bahwa hasil dari pebiayaan mudharabah memiliki nilai yang tidak signifikan, hal

ini karena nilai pembiayaan mudharabah memiliki nilai yang lebih besar daripada

0,05 maka dinyatakan tidak signifikan.

2. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh seluruh variabel

independen secara versama-sama dapat mempengaruhi dependen (Bawon,

2006:91). Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 7,096 3 2,365 9,827 ,000b

Residual 9,387 39 ,241

Total 16,483 42

a. Dependent Variable: Profitabilitas

b. Predictors: (Constant), Non Performing Financing , Pemb Murabahah, Pemb

Musyarakah, Pemb Mudharabah

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dapat dilihat pada tabel 4.6 di atas berdasarkan hasil perhitungan dari SPPS

25 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 9,827 dan nilai signifikasinya yaitu

0,000, dimana nilai signifikasi jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa variabel tersebut secara bersama-sama (simultan) variabel bebas

(musyarakah, mudharabah dan murabahah) berpengeruh signifikan terhadap

variabel terikat yaitu profitabilitas.

b. Uji T (parsial)

Uji T dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing

variabel indepeden secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

65

tingkat signifikasi, pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu. Adapun

hasil dari uji t sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji T (parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,616 ,512 -3,154 ,003

Pemb Musyarakah ,148 ,059 ,322 2,494 ,017

Pemb Mudharabah -,022 ,040 -,069 -,558 ,580

Pemb Murabahah ,470 ,128 ,484 3,686 ,001

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dari hasil uji t di atas dapat dilakukan pembahasan hipotesis yang diajukan

sebagai berikut:

1. Pengujian terhadap variabel pembiayaan musyarakah

Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari nilai thitung (+) 2,494

dengan tingkat signifikasi 0,017 < 0,05. Artinya variabel independen musyarakah

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen profitabilitas.

Dengan demikian secara empiris menerima hipotesis kesatu (Ha1), yang

menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat

pembiayaan musyarakah maka semakin tinggi tingkat profitabilitas.

2. Pengujian terhadap variabel pembiayaan mudharabah

Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari nilai thitung (-)

0,558 dengan tingkat signifikasi 0,580 > 0,05. Artinya variabel independen

musyarakah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap variabel dependen

profitabilitas. Dengan demikian secara empiris menolak hipotesis kedua (Ha2), yang

menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah (X2) berpengaruh negatif dan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

66

signifikan terhadap profitabilitas (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat

pembiayaan mudharabah maka semakin rendah tingkat profitabilitas.

3. Pengujian terhadap variabel pembiayaan murabahah

Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dari nilai thitung (+)

3,686 dengan tingkat signifikasi 0,001 < 0,05. Artinya variabel independen

murabahah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen

profitabilitas. Dengan demikian secara empiris menerima hipotesis ketiga (Ha3),

yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat

pembiayaan murabahah maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengetahui besarnya

presentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.

Adapun hasil dari uji R2 sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji R2

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,656a ,431 ,387 ,49060

a. Predictors: (Constant), Non Performing Financing ,

Pemb Murabahah, Pemb Musyarakah, Pemb Mudharabah

Sumber: Hasil Olah Data, 2019

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai dari R Square (R2) sebesar

0,387 artinya adalah variabel profitabilitas mampu dijelaskan oleh variabel

pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan murabahah sebesar 38,7% dan sisanya

dijelaskan oleh variabel lain diluar model pada penelitian ini. Variabel independen

(musyarakah, mudharabah dan murabahah) berdistribusi terhadap profitabilitas

sebesar 38,7% dan sisanya 61,3%dari variabel lain yang tidak dibahas dan diteliti

dari penelitian ini.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

67

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari perhitungan statistik yang telah dilakukan dapat

dilihat dari hasil uji hipotesis masing-masing variabel yang dijelaskan dalam taebl

berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Pembiayaan musyarakah terhadap Profitabilitas

Dari hasil penelitian di ini diperoleh bahwa pembiayaan musyarakah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada seluruh BPRS di

DIY periode 2014 – 2018. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji t yang diperoleh nilai

thitung sebesar 2,494 dengan nilai signifikasi 0,017 dimana nilai signifikansi lebih

kecil daipada nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan musyarakah

secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan musyarakah maka semakin

tinggi pula tingkat profitabilitas.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasanah

(2017) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas artinya dimana ketika nilai pembiayaan

musyarakah mengalami peningkatan maka nilai profitabilitas juga akan ikut

meningkat. Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh

Hipotesis (Ha) Hasil

H1 Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Ha1 Diterima

H2 Pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas Ha2 Ditolak

H3 Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Ha3 Diterima

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

68

Prasetyo (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Putra (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah

berpenggaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dimana pembiayaan

musyarakah tidak berpengaruh terhadap nilai profitabilitas..Dilihat dari hasil

scatter plot diatas bahwa pembiayaan musyarakah memiliki pengaruh positif

terhadap profitabilitas meskipun terlihat ada 3 profitabailitas yag bernilai negatif.

2. Pengaruh Pembiayaan mudharabah terhadap Profitabilitas

Dari hasil penelitian di ini diperoleh bahwa pembiayaan mudharabah

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada seluruh BPRS di

DIY periode 2014 – 2018. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji t yang diperoleh nilai

thitung sebesar –0,558 dengan nilai signifikasi 0,580 dimana nilai signifikansi lebih

besar daripada nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan

mudharabah secara statistik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

profitabilitas. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan

mudharabah maka akan semakin rendah tingkat profitabilitas.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadhila

(2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap profitabilitas artinya dimana ketika besar kecilnya nilai

pembiayaan mudharabah maka tidak akan mempengaruhi peningkatan nilai

profitabilitas. Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh

Kholidah (2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah tidak memiliki

terhadap profitabilitas.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Rahayu et al (2016) yang menyatakan bahwa pembiayaan

mudharabah berpenggaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dimana

pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap nilai profitabilitas.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

69

3. Pengaruh Pembiayaan murabahah terhadap Profitabilitas

Dari hasil penelitian di ini diperoleh bahwa pembiayaan murabahah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada seluruh BPRS di

DIY periode 2014 – 2018. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji t yang diperoleh nilai

thitung sebesar 3,686 dengan nilai signifikasi 0,001 dimana nilai signifikansi lebih

kecil daripada nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pembiayaan murabahah

secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan murabahah maka semakin

tinggi pula tingkat profitabilitas.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadhilah

(2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas artinya dimana ketika nilai pembiayaan

murabahah mengalami peningkatan maka nilai profitabilitas juga akan ikut

meningkat. Hasil ini juga didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh

Putra (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Prasetyo (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah

berpenggaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dimana pembiayaan

murabahah tidak berpengaruh terhadap nilai profitabilitas. Dilihat dari hasil scatter

plot diatas bahwa pembiayaan murabahah memiliki pengaruh positif terhadap

profitabilitas meskipun terlihat ada 3 profitabailitas yag bernilai negatif.

4. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah

terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian di atas menggunakan SPSS 25 didapati bahwa

hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pembiayaan musyarakah, mudharabah

dan murabahah secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini dapat

dilihat dari hasil Fhitung sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil daripada 0,05 dengan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

70

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pembiayaan

musyarakah, mudharabah dan murabahah terhadap variabel profitabilitas secara

keseluruhan.

Sehingga dari hasil penelitian ini dijelaskan pula bahwa pembiayaan

musyarakah, mudharabah dan murabahah dapat mempengaruhi profitabilitas

BPRS di Yogyakarta dengan persentase sebesar 0,387 kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel depeden sebesar 38,7% dengan sisanya

sebesar 61,3% yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini seperti pembiayaan qardh, ijarah serta multijasa dan variabel lain

yang memungkinkan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas BPRS di

Yogyakarta.

Dengan demikian hipotesis terakhir (H4) dalam penelitian ini diterima

dengan hasil bahwa pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah secara

simultan berpengaruh terhadap profitabilitas pada BPRS di DIY.

E. Diskusi

Penelitian dengan topik yang serupa sudah pernah di bahas oleh peneliti

sebelumnya, namun kebanyakan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya lebih

berfokus kepada satu BPRS atau Bank Syariah jarang dilakukan penelitian terhadap

Bank Syariah yang berada di kota masing-masing, oleh karena itu penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan BPRS yang berada di Yogyakarta.

Temuan dalam penelitian ini di dukung dari beberapa penelitian sebelumnya

yang menyatakan bahwa pembiaaan musyarakah dan murabahah berpengaruh

terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Yulianto (2014), Fadilah (2015),

Hasanah (2017), Putra (2018), Prasetyo (2018), Restu (2018)

Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang

mendukung bahwa pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas yang dilakukan oleh Fadilah (2015), Kholidah (2015), Putra (2018),

Prasetyo (2018)

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil BPRS di ...

71

Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa

pembiayaan musyarakah dan murabahah memiliki pengaruh terhadap tingkat

profitabilitas, sedangkan pada pembiayaan mudharabah tidak memiliki pengaruh

terhadap tingkat profitabilitas hal ini dikarenakan pembiayaan mudharabah

memiliki risiko yang tinggi yang memungkinkan dapat menyebabkan kegagalan

usaha. Selain itu hal lain yang mendukung pembiayaan mudharabah beresiko tinggi

yaitu informasi yang diberikan dari mudharib kepada shahibul maal kurang jelas

atau tidak transparan yang menyebabkan pihak lain tidak mengetahui kondisi yang

sebenarnya terhadap perusahaan tersebut, tidak semua mudharib memiliki laporan

keuangan yang baik, dari pihak shahibul maal sendiri tidak memiliki peran sebagai

terhadap menejemen perusahaan tersebut serta faktor kehati-hatian. Kontrak

mudharabah harus memiliki jaminan agar dapat berfungsi secara efisien (Friyanto,

2013).