BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...digilib.iain-palangkaraya.ac.id/713/5/BAB IV.pdfpengatur...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...digilib.iain-palangkaraya.ac.id/713/5/BAB IV.pdfpengatur...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Kincir Angin
Pengujian kincir angin ini terdiri dari pengukuran kecepatan angin,
pengukuran kecepatan putar kincir dan tegangan listrik dan arus listrik pada
masing-masing variasi sudut kelengkungan sudu. Pengambilan data dilakukan
dengan mengambil nilai kecepatan angin yang paling sering muncul dalam
waktu 60 detik. Pada saat pengukuran dilakukan kincir belum pada posisi
yang ditentukan. Kecepatan angin diukur menggunakan dua anemometer yang
disusun berdasarkan posisi sumber angin (gambar 4.1). Kecepatan angin
dihasilkan oleh dua sumber angin yang disusun tingkat dan memiliki
kecepatan berbeda pada jarak tertentu, berdasarkan beberapa kali pengambilan
data kecepatan angin, maka ditetapkan jarak yang mendekati sama kecepatan
anginnya antara baling-baling atas dan bawah didapat jarak, yaitu 2,6 meter.
Gambar 4.1 Jarak dan posisi anemometer terhadap sumber angin
Anemometer
Sumber Angin
Untuk mendapatkan variasi kecepatan angin dalam penelitian ini
diggunakan pengatur tegangan bolak-balik (AC) yang dihubungkan ke
sumber angin yaitu dua buah kipas blower AC yang masing-masing
diameter 30 cm (Gambar 4.2). Dengan mengatur besarnya nilai pada
pengatur tegangan maka laju putaran kipas akan berubah sesuai masukan
tegangan listrik yang diterima. Data kecepatan angin yang terukur oleh
anemometer, adalah 1,69 m/s, 2,34 m/s, 2,74 m/s, 3,24 m/s dan 3,58 m/s.
Hasil ini sesuai dengan kecepatan angin rata-rata di sekitar Laboratorium
Prodi Tadris FTIK IAIN Palangka Raya.
Gambar 4.2 Sumber Angin dan Pengatur Tegangan AC
Variasi sudut kelengkungan sudu pada kincir angin tipe Savonius yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruhnya terhadap kecepatan
putar kincir dan perubahan daya listrik yang dihasilkan oleh generator dengan
kecepatan angin yang sama pada masing-masing variasi sudut kelengkungan
sudu. Kerangka dan pengatur sudut kelengkungan sudu menggunakan
aluminium siku dan plat aluminium seperti gambar berikut ini.
cSumber Angin Atas
Pengatur tegangan AC Sumber Angin Bawah
Gambar 4.3 Kerangka dan Pengatur Kelengkungan Sudu
Penempatan kincir angin disesuaikan dengan posisi dan jarak antara
anemometer dengan sumber angin yaitu 2,6 meter, hal ini diharapkan besar
kecepatan angin yang menerpa sudu kincir sama dengan besar yang terukur
oleh anemometer. ( gambar 4.4 )
Gambar 4.4 Penempatan Kincir Angin terhadap Sumber Angin
Selanjutnya adalah pengukuran putaran kincir (rpm). Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan gerbang cahaya yang dihubungkan dengan
timer counter. Gerbang cahaya akan terputus oleh plat yang dipasang di ujung
kincir (gambar 4.5) yang kemudian akan diterjemahkan oleh timer counter
sebagai catatan waktu untuk kincir melakukan satu kali putaran. Nilai waktu
Sumber
angin
Kincir
Angin
2,6 meter
600
700
800 900
1000
yang diambil adalah nilai yang paling sering muncul pada display timer
counter dalam waktu 60 detik.
Gambar 4.5 Pemasangan Gerbang Cahaya dan Timer Counter
Yang terakhir adalah pengukuran daya listrik yang dihasilkan oleh
generator. Pengukuran dilakukan menggunakan dua multimeter digital untuk
tegangan dan arus listrik sedangkan beban generator menggunakan lampu
LED 7 watt. Pada pengukuran daya listrik ini nilai tegangan dan arus yang
terbaca oleh multimeter tidaklah konstan, jadi nilai yang diambil adalah nilai
rata-rata satukali putaran dari beberapa kali pencatatan.
Gambar 4.6 Generator, Pemasangan Multimeter dan Lampu.
Gerbang
cahaya Plat
penghalang
cahaya
Timer counter
Kabel
penghubung
gerbang
cahaya
Generator Multimeter
B. Hasil Penelitian
1. Hasil pengukuran kecepatan putar kincir pada setiap kelengkungan sudu
terhadap kecepatan angin.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kecepatan Putar Kincir
No
Kecepatan
Angin (m/s)
Putaran Kincir (rpm) pada Sudut Kelengkungan Sudu Kincir
600
700
800
900
1000
1 1,69 16,66 rpm 17,20 rpm 19,01 rpm 17,00 rpm 17,07 rpm
2 2,34 21,92 rpm 23,22 rpm 25,50 rpm 20,94 rpm 21,08 rpm
3 2,74 26,86 rpm 30,65 rpm 27,60 rpm 25,64 rpm 26,19 rpm
4 3,24 34,06 rpm 33,46 rpm 31,96 rpm 29,91 rpm 29,37 rpm
5 3,58 36,23 rpm 37,88 rpm 34,73 rpm 31,40 rpm 29,13 rpm
15
20
25
30
35
40
1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
Grafik 4.1 Hubungan Kecepatan Angin terhadap Kecepatan
Putar Kincir pada setiap Kelengkungan Sudu Kincir
60
70
80
90
100
Ke
cep
atan
pu
tar
Rp
m
Kecepatan Angin (m/s)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
Grafik 4.2 Hubungan Kecepatan Angin terhadap Daya
Listrik pada setiap Kelengkungan Sudu Kincir
60
70
80
90
100
Day
a L
istr
ik (
Wat
t)
Kecepatan Angin (m/s)
2. Hasil pengukuran daya listrik pada setiap kelengkungan sudu terhadap
kecepatan angin.
Tabel 4.2 Daya Listrik pada setiap Kelengkungan Sudu
No
Kecepatan
Angin (m/s)
Daya Listrik (watt) pada Kelengkungan Sudu
Kincir
600
700
800
900
1000
1 1,69 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03
2 2,34 0,05 0,08 0,09 0,06 0,05
3 2,74 0,08 0,13 0,11 0,10 0,10
4 3,24 0,14 0,15 0,14 0,13 0,13
5 3,58 0,16 0,17 0,16 0,14 0,12
3. Hasil perhitungan efisiensi kinerja kincir angin dalam menghasilkan daya
listrik.
Tabel 4.3 Efisiensi Kinerja Kincir dalam Menghasilkan Daya Listrik
No kecepatan
angin (m/s)
Efisiensi Kinerja Kincir (%)
600
700
800
900
1000
1 1,69 0,93% 1,60% 2,34% 1,42% 1,23%
2 2,34 1,06% 1,68% 2,08% 1,11% 0,84%
3 2,74 1,22% 2,10% 1,38% 1,12% 1,08%
4 3,24 1,36% 1,35% 1,12% 0,90% 0,82%
5 3,58 1,09% 1,17% 0,91% 0,69% 0,51%
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
2.0%
2.5%
1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
Efi
sien
si (
%)
Kecepatan Angin (m/s)
Grafik 4.3 Hubungan Kecepatan Angin terhadap Efisiensi
60
70
80
90
100
C. Pembahasan
Analisis konversi energi pada kincir angin meliputi energi angin yang
menerpa sudu kincir sehingga menyebabkan kincir berputar dan memiliki
daya kincir yang kemudian diteruskan oleh sumbu kincir ke generator yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik yang berupa daya listrik.
Nilai daya pada penelitian ini memiliki perbedaan yaitu, daya angin, daya
kincir dan daya generator hal ini terjadi karena adanya rugi-rugi gaya yaitu,
gaya gesek kincir dengan angin, gaya gesek sumbu kincir dengan kerangka,
perbandingan roda penghubung serta gaya beban dari generator dan lampu.
1. Putaran Kincir
Dilihat dari grafik 4.1, menunjukan bahwa variasi sudut
kelengkungan sudu berpengaruh terhadap perubahan putaran kincir
disetiap kecepatan angin, namun besar-kecilnya sudut kelengkungan sudu
kincir tidak mempengaruhi besar-kecilnya kecepatan putar kincir, setiap
kelengkungan sudu memiliki kemampuan yang berbeda pada setiap
kecepatan angin yang menerpanya, sedangkan semakin meningkatnya nilai
kecepatan angin disertai pula dengan meningkatnya nilai kecepatan putar
pada setiap sudut kelengkungan sudu kincir. Hal ini terjadi karena, gaya
angin yang mengenai sudu kincir menyebabkan perbedaan tekanan antara
bagian depan sudu dan bagian belakang sudu, sehingga gaya dorong yang
dihasilkan mengalami perubahan disetiap kecepatan angin. Jadi, akibat
dari peningkatan gaya dorong angin maka menyebabkan peningkatan
kecepatan putar kincir.
Putaran kincir terjadi akibat adanya gaya dorong angin yang
mengenai kincir, karena kincir savonius memiliki bentuk sudu yang
berbeda antara kedua sisinya yaitu sudu lengkung dan sudu cembung,
sehingga, menghasilkan tekanan angin yang berbeda pula yaitu sudu
lengkun menangkap lebih besar tekanan angin dibanding sudu cembung,
hal inilah yang menyebabkan kincir berputar, sedangkan kecepatannya
bergantung dari ketepatan antara kecepatan angin saat menabrak kincir
yang diberi beban tetap. Gaya yang bekerja pada kincir angin savonius
adalah gaya hambat, gaya ini sejajar dengan arah hembusan angin yang
bekerja pada permukaan kincir. Sementara, sudut antara kincir dan arah
angin bernilai 900.
a. Pada kecepatan angin 1,69 m/s putaran terbesar dimiliki oleh kincir
angin dengan sudu 800, yaitu sebanyak 19,01 rpm, dan putaran
terkecil dimiliki oleh kincir angin dengan sudu 600, yaitu sebanyak
16,66 rpm. Hai ini terjadi karena perbandingan daya angin dan daya
kincir memiliki Sementara, kecepatan putar kincir pada sudu 700, 90
0
dan 1000 berkisar antara 17,00 rpm sampai 17,20 rpm artinya, ketiga
sudu ini memiliki kecepatan putar yang hampir sama.
b. Pada kecepatan angin 2,34 m/s putaran terbesar dimiliki oleh kincir
angin dengan sudu 800, yaitu sebanyak 25,50 rpm, dan putaran
terkecil dimiliki oleh kincir angin dengan sudu 900, yaitu sebanyak
20,94 rpm. Sementara, kecepatan putar kincir pada sudu 600, 70
0 dan
1000 berkisar antara 21,08 rpm sampai 23,22 rpm.
c. Pada kecepatan angin 2,74 m/s putaran terbesar dimiliki oleh kincir
angin dengan sudu 700, yaitu sebanyak 30,65 rpm, dan putaran
terkecil dimiliki oleh kincir angin dengan sudu 1000, yaitu sebanyak
26,19 rpm. Sementara, kecepatan putar kincir pada sudu 600, 80
0 dan
900 berkisar antara 26,19 rpm sampai 27,60 rpm.
d. Pada kecepatan angin 3,24 m/s putaran terbesar dimiliki oleh kincir
angin dengan sudu 600, yaitu sebanyak 34,06 rpm, dan putaran
terkecil dimiliki oleh kincir angin dengan sudu 1000, yaitu sebanyak
29,37 rpm. Sementara, kecepatan putar kincir pada sudu 700, 80
0 dan
900 berkisar antara 29,91 rpm sampai 33,46 rpm.
e. Pada kecepatan angin 3,58 m/s putaran terbesar dimiliki oleh kincir
angin dengan sudu 700, yaitu sebanyak 37,88 rpm, dan putaran
terkecil dimiliki oleh kincir angin dengan sudu 1000, yaitu sebanyak
29,13 rpm. Sementara, kecepatan putar kincir pada sudu 600, 80
0 dan
900 berkisar antara 31,40 rpm sampai 36,23 rpm.
Pada grafik 4.1 setiap sudut kelengkungan sudu memiliki
karakteristik kecepatan putaran yang berbeda-beda. Perbedaan
kecepatan putar kincir angin pada setiap kelengkungan sudu disebabkan
oleh perbedaan dimensi kincir. Dengan adanya perbedaan dimensi, gaya
hambat yang bekerja pada kincir juga mengalami perbedaan. Sehingga,
dalam menghasilkan putaran, kincir mengalami penyesuaian karena
adanya gaya hambat dibelakang sudu dan beban generator.
2. Daya Listrik Generator
Daya listrik diperoleh dari putaran generator yang dihubungkan
dengan kincir angin. Dari penelitian ini didapat nilai tegangan listrik
dan nilai arus listrik, besar-kecilnya nilai tegangan listrik dan arus
listrik bergantung pada kecepatan putar generator yang bergantung pada
kecepatan putar kincir angin. Daya listrik diperoleh dengan
perhitungan menggunakan persamaan 2.39 ( tabel 4.2)
Dari grafik 4.2 menunjukan bahwa variasi sudut kelengkungan
sudu berpengaruh terhadap daya listrik pada generator disetiap
kecepatan angin, semakin meningkatnya nilai kecepatan angin disertai
dengan meningkatnya nilai daya listrik generator pada setiap sudut
kelengkungan sudu kincir. Hal ini terjadi karena, kecepatan putar
generator bergantung pada kecepatan putar kincir yang dipengaruhi
oleh kecepatan angin.
a. Pada kecepatan angin 1,69 m/s daya listrik terbesar dimiliki oleh
kincir dengan sudu 800 sebesar 0,04 watt dan daya listrik terkecil
dimiliki oleh kincir dengan sudu 600 sebesar 0,01 watt, sementara
pada kincir dengan sudu 700, 90
0 dan 100
0 berkisar antara 0,03
watt.
b. Pada kecepatan angin 2,34 m/s daya listrik terbesar dimiliki oleh
kincir dengan sudu 800 sebesar 0,09 watt dan daya listrik terkecil
dimiliki oleh kincir dengan sudu 600 sebesar 0,05 watt, sementara
pada kincir dengan sudu 700, 90
0 dan 100
0 berkisar antara 0,05 watt
sampai 0,07 watt.
c. Pada kecepatan angin 2,74 m/s daya listrik terbesar dimiliki oleh
kincir dengan sudu 700 sebesar 0,13 watt dan daya listrik terkecil
dimiliki oleh kincir dengan sudu 600 sebesar 0,08 watt, sementara
pada kincir dengan sudu 800, 90
0 dan 100
0 berkisar antara 0,1 watt.
d. Pada kecepatan angin 3,24 m/s daya listrik terbesar dimiliki oleh
kincir dengan sudu 700 sebesar 0,15 watt dan daya listrik terkecil
dimiliki oleh kincir dengan sudu 1000 sebesar 0,13 watt, sementara
pada kincir dengan sudu 600, 80
0 dan 90
0 berkisar antara 0,13 watt
sampai 0,14 watt.
e. Pada kecepatan angin 3,58 m/s daya listrik terbesar dimiliki oleh
kincir dengan sudu 700 sebesar 0,17 watt dan daya listrik terkecil
dimiliki oleh kincir dengan sudu 1000 sebesar 0,12 watt, sementara
pada kincir dengan sudu 600, 80
0 dan 90
0 berkisar antara 0,14 watt
sampai 0,16 watt.
Berdasarkan data, grafik dan uraian di atas terlihat bahwa
perubahan daya listrik pada setiap kelengkungan sudu kincir mengikuti
perubahan putaran yang dimiliki oleh kincir. Sementara, perubahan
putaran kincir dipengaruhi oleh perubahan kelengkungan sudu kincir
pada setiap kecepatan angin. Jadi, nilai daya listrik generator
dipengaruhi oleh variasi sudut kelengkungan sudu pada setiap
kecepatan angin.
3. Efisiensi Kinerja Kincir
Efisiensi daya merupakan presentase perubahan daya yaitu,
besarnya daya yang dapat diubah dari bentuk satu kebentuk daya yang
lain sehingga, menggambarkan kemampuan sebuah alat dalam
mengubah daya. Besarnya efisiensi kinerja kincir angin dihitung
menggunakan persamaan 2.41.
Berdasarkan hasil perhitungan efesiensi kinerja kincir dalam
menghasilkan daya listrik pada variasi sudut kelengkungan sudu
terhadap kecepatan angin. Diperoleh sebagai berikut:
a. Pada kecepatan angin 1,69 m/s, nilai efesiensi perubahan daya
kincir ke daya listrik terbesar terjadi pada sudut kelengkungan
sudu 800 sebesar 2,34% daya yang dapat dirubah oleh generator
sedangkan, nilai efesiensi perubahan daya kincir ke daya listrik
terkecil terjadi pada sudut kelengkungan sudu 600 sebesar 0,93%
daya yang dapat dirubah oleh generator. Jadi, berdasarkan
perhitungan untuk kecepatan angin 1,69 m/s, generator bekerja
efektif pada kincir angin dengan sudut kelengkungan sudu 800.
b. Pada kecepatan angin 2,34 m/s, nilai efesiensi perubahan daya
kincir ke daya listrik terbesar terjadi pada sudut kelengkungan
sudu 800 sebesar 2,08% daya yang dapat dirubah oleh generator,
sedangkan nilai efesiensi perubahan daya kincir ke daya listrik
terkecil terjadi pada sudut kelengkungan sudu 1000 sebesar 0,84%
daya yang dapat dirubah oleh generator. Jadi, berdasarkan
perhitungan untuk kecepatan angin 2,34 m/s, generator bekerja
efektif pada kincir angin dengan sudut kelengkungan sudu 800.
c. Pada kecepatan angin 2,74 m/s, nilai efesiensi perubahan daya
kincir ke daya listrik terbesar terjadi pada sudut kelengkungan
sudu 700 sebesar 2,10% daya yang dapat dirubah oleh generator
sedangkan, nilai efesiensi perubahan daya kincir ke daya listrik
terkecil terjadi pada sudut kelengkungan sudu 1000 sebesar 1,08%
daya yang dapat dirubah oleh generator. Jadi, berdasarkan
perhitungan untuk kecepatan angin 2,74 m/s, generator bekerja
efektif pada kincir angin dengan sudut kelengkungan sudu 700 .
d. Pada kecepatan angin 3,24 m/s, nilai efesiensi perubahan daya
kincir ke daya listrik terbesar terjadi pada sudut kelengkungan
sudu 600 sebesar 1,36% daya yang dapat dirubah oleh generator
sedangkan, nilai efesiensi perubahan daya kincir ke daya listrik
terkecil terjadi pada sudut kelengkungan sudu 1000 sebesar 0,82%
daya yang dapat dirubah oleh generator. Jadi, berdasarkan
perhitungan untuk kecepatan angin 2,74 m/s, generator bekerja
efektif pada kincir angin dengan sudut kelengkungan sudu 600 .
e. Pada kecepatan angin 3,58 m/s, nilai efesiensi perubahan daya
kincir ke daya listrik terbesar terjadi pada sudut kelengkungan
sudu 700 sebesar 1,17% daya yang dapat dirubah oleh generator
sedangkan, nilai efesiensi perubahan daya kincir ke daya listrik
terkecil terjadi pada sudut kelengkungan sudu 1000 sebesar 0,51%
daya yang dapat dirubah oleh generator. Jadi, berdasarkan
perhitungan untuk kecepatan angin 2,74 m/s, generator bekerja
efektif pada kincir angin dengan sudut kelengkungan sudu 700 .
Berdasarkan hasil perhitungan efesiensi perubahan daya di atas
terlihat bahwa kemampuan generator dalam mengubah daya kincir
menjadi daya listrik tidak terlalu besar. Hal ini terjadi, karena generator
memerlukan selisih perubahan putaran yang besar untuk menghasilkan
perubahan daya sedangkan, gaya putar dari kincir belum mampu untuk
menghasilkan putaran yang diperlukan oleh generator untuk melakukan
perubahan daya.
D. Analisis Konversi Energi Angin
Pada sudut kelengkungan sudu 600 diameter kincir sebesar 0,66 m dan
tinggi 0,5 m berdasarkan persamaan 2.7 maka, luas sudu kincir sebesar 0,66m
x 0,5m = 0,33m2
, karena kincir terdiri dari dua tingkat maka luas kincir yang
diterpa angin sebesar 2 x 0,33m2 = 0,66 m
2. Sedangkan, besar daya angin
dihitung menggunakan persamaan 2.6 pada kecepatan angin 1,69 m/s yang
menerpa sudu kincir besarnya adalah 1,951 watt. Daya angin inilah yang
digunakan oleh kincir untuk menghasilkan putaran sebesar 16,656 rpm
dengan daya kincir sebesar 1,544 watt kemudian, diteruskan untuk memutar
generator yang menghasilkan daya listrik sebesar 0,014 watt.
Dari uraian di atas berdasarkan persamaan 2.41 bahwa dari 1,95 watt
daya angin hanya 79,13% yang dapat dirubah menjadi daya kincir yaitu
sebesar 1,54 watt sedangkan, 20,87% nya adalah daya yang hilang karena
adanya gaya gesek sumbu kincir terhadap kerangka dan gaya beban dari
generator. Sementara, dari daya kincir 1,54 watt hanya 0,93% saja yang dapat
diubah oleh generator menjadi daya listrik dan 99,07% nya merupakan rugi
daya yang dimiliki oleh generator karena adanya beban lampu sebesar 7 watt
yang menyebabkan generator menjadi lebih berat artinya generator
memerlukan daya yang lebih besar untuk menghasilkan daya listrik yang
lebih besar pula.
Dengan menggunakan persamaan dan perhitungan yang sama pada
variasi sudut kelengkungan sudu kincir disetiap kecepatan angin yang
lainnya, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan pada Sudut Kelengkungan Sudu 600.
No VAngin
(m/s)
AKincir
(m2)
PAngin
(watt)
VKincir
(rpm)
PKincir
(watt)
PListrik
(watt)
η (%)
PAngin ke
PKincir
η (%)
PKincir ke
PListrik
1. 1,69 0,66 1,95 16,66 1,54 0,01 79,13 0,93
2. 2,34 0,66 5,18 21,92 4,31 0,05 83,27 1,06
3. 2,74 0,66 8,32 26,86 6,62 0,08 79,56 1,22
4. 3,24 0,66 13,75 34,06 10,20 0,14 74,20 1,36
No VAngin
(m/s)
AKincir
(m2)
PAngin
(watt)
VKincir
(rpm)
PKincir
(watt)
PListrik
(watt)
η (%)
PAngin ke
PKincir
η (%)
PKincir ke
PListrik
5. 3,58 0,66 18,55 36,23 14,29 0,16 77,06 1,09
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan pada Sudut Kelengkungan Sudu 700.
No VAngin
(m/s)
AKincir
(m2)
PAngin
(watt)
VKincir
(rpm)
PKincir
(watt)
PListrik
(watt)
η (%)
PAngin ke
PKincir
η (%)
PKincir ke
PListrik
1. 1,69 0,72 2,13 17,20 1,63 0,03 76,63 1,60
2. 2,34 0,72 5,65 23,22 4,44 0,07 78,60 1,68
3. 2,74 0,72 9,07 30,65 6,32 0,13 69,73 2,10
4. 3,24 0,72 15,00 33,46 11,32 0,15 75,51 1,35
5. 3,58 0,72 20,23 37,88 14,92 0,17 73,71 1,17
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan pada Sudut Kelengkungan Sudu 800.
No VAngin
(m/s)
AKincir
(m2)
PAngin
(watt)
VKincir
(rpm)
PKincir
(watt)
PListrik
(watt)
η (%)
PAngin ke
PKincir
η (%)
PKincir ke
PListrik
1. 1,69 0,78 2,31 19,01 1,60 0,04 69,34 2,35
2. 2,34 0,78 6,12 25,50 4,38 0,09 71,56 2,08
3. 2,74 0,78 9,83 27,60 7,61 0,11 77,43 1,38
4. 3,24 0,78 16,25 31,96 12,85 0,14 79,07 1,12
5. 3,58 0,78 21,92 34,73 17,62 0,16 80,40 0,91
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan pada Sudut Kelengkungan Sudu 900.
No VAngin
(m/s)
AKincir
(m2)
PAngin
(watt)
VKincir
(rpm)
PKincir
(watt)
PListrik
(watt)
η (%)
PAngin ke
PKincir
η (%)
PKincir ke
PListrik
1. 1,69 0,84 2,48 17,00 1,92 0,03 77,53 1,42
2. 2,34 0,84 6,59 20,94 5,74 0,06 87,17 1,11
3. 2,74 0,84 10,58 25,64 8,82 0,10 83,34 1,12
4. 3,24 0,84 17,50 29,91 14,78 0,13 84,48 0,90
5. 3,58 0,84 23,61 31,40 21,00 0,14 88,93 0,69
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan pada Sudut Kelengkungan Sudu 1000.
No VAngin
(m/s)
AKincir
(m2)
PAngin
(watt)
VKincir
(rpm)
PKincir
(watt)
PListrik
(watt)
η (%)
PAngin ke
PKincir
η (%)
PKincir ke
PListrik
1. 1,69 0,88 2,60 17,07 2,01 0,02 77,20 1,23
2. 2,34 0,88 6,91 21,08 5,98 0,05 86,59 0,84
3. 2,74 0,88 11,09 26,19 9,05 0,10 81,59 1,08
4. 3,24 0,88 18,33 29,37 15,77 0,13 86,04 0,82
5. 3,58 0,88 24,73 29,13 23,70 0,12 95,85 0,51
E. Beberapa Hal yang Mempengaruhi Putaran Kincir
Adapun beberapa hal selain kecepatan putar kincir dan kecepatan
angin yang dimiliki oleh kincir pada saat mengalami purtaran adalah sebagai
berikut:
1. Daya Angin
Besarnya daya angin yang berhembus akan mempengaruhi
kecepatan putar Kincir. Besar daya angin dipengaruhi oleh kecepatan
angin dan luas permukaan sudu, semakin besar kecepatan angin, semakin
besar pula putaran kincir. Daya angin dihitung menggunakan persamaan
2,6. (lampiran 1 tabel 1.1)
2. Daya Kincir
Besarnya daya kincir yang diterpa oleh angin bergantung dari besarnya
daya angin yang diterima oleh kincir. Besarnya daya kincir dihitung
menggunakan persamaan 2.31 ( lampiran 1 tabel 1.2)
3. Tip Speed Ratio (TSR)
Tip Speed Ratio (TSR) merupakan sebuah perbandingan antara
kecepatan putar kincir dan kecepatan angin. Berdasarkan gambar 2.8
nilai TSR untuk kincir angin Savonius tidak lebih dari 1(satu). Hal ini
karena kincir angin Savonius hanya memenfaatkan gaya hambat,
sehingga kecepatan putar kincir tidak mungkin lebih besar dari kecepatan
angin. Nilai TSR dari suatu kincir berhubungan dengan efisiensi.
Semakin besar nilai TSR, semakin besarpula nilai efisiensi Kincir dengan
nilai efisiensi maksimum adalah 60% (factor Betz). Kincir angin
Savonius memiliki nilai TSR yang rendah, yaitu kurang dari 1 (satu)
sehingga efisiensi yang dihasilkan dari kincir angin ini juga rendah. Nilai
TSR dihitung menggunakan persamaan 2.18. ( Lampiran 1 tabel 1.3)
4. Momen gaya (torsi)
Momen gaya merupaka usaha memutar yang dilakukan oleh suatu
gaya oleh kincir angin. Nilai momen gaya dihitung menggunakan
persamaan 2.30. (Lampiran 1 tabel 1.4 )
F. Spesifikasi Alat
Spesipikasi alat meliputi bentuk, massa, jari-jari dan luas sudu kincir
dari komponen-komponen kincir angin.
Table 4.4 Komponen kincir angin
1. Massa total kincir
Massa total kincir adalah jumlah massa keseluruhan komponen
penyusun kincir tanpa generator.
Massa total kincir adalah :
∑M = (0,55 Kg x 6) + (1,13 Kg x 3 ) + (1,3 Kg x 1 ) + (1,1 Kg x 1 ) +
(0,32 Kg x 1) + (0,09 Kg x 3)
= 3,3 Kg + 3,39 Kg + 1,3 Kg + 1,1 Kg + 0,32 Kg + 0,27 Kg
= 9,68 Kg
2. Momen inersia kincir
Momen inersia kincir adalah jumlah seluruh momen inersia yang
dihitung sesuai dengan rumus masing-masing bentuk dari komponen
penyusun kincir. Pada penelitian ini kincir memiliki panjang lengan yang
berbeda-beda dari setiap variasi sudut kelengkungan sudu. Momen inersia
kincir pada penelitian ini dihitung menggunakan persamaan :
∑ I = ((
l
2 ) 6 ) + ((mR
2) 3) + (mR
2) + (½ mR
2) + (½ (R1
2+R2
2) +
((½ (R12+R2
2)3)
a. Sudut kelengkungan sudu 100 0 memiliki panjang lengan 0,44 m.
Momen inersia total kincir adalah: ∑ I = 0.63 N
b. Sudut kelengkungan sudu 90 0 memiliki panjang lengan 0,42 m.
Momen inersia total kincir adalah: ∑ I = 0.61 N
c. Sudut kelengkungan sudu 80 0 memiliki panjang lengan 0,39 m.
Momen inersia total kincir adalah: ∑ I = 0.58 N
d. Sudut kelengkungan sudu 70 0 memiliki panjang lengan 0,36 m.
Momen inersia total kincir adalah: ∑ I = 0.55 N
e. Sudut kelengkungan sudu 60 0 memiliki panjang lengan 0,33 m
Momen inersia total kincir adalah: ∑ I = 0.52 N
3. Spesifikasi generator
Generator yang digunakan dalam penelitian ini adalah generator
AC yang merupakan generator rakitan. Generator dalam penelitian ini
digunakan sebagai beban kincir angin, yang terdiri dari dua buah rotor
dengan magnet permanen dan stator yaitu kumparan kawat email dengan
16 lilitan. Adapun komponen generator adalah sebagai berikut:
Table 4.5 Komponen generator
No Nama bahan Ukuran Jumlah
1.
2.
3.
4.
Magnet permanen
bentuk ( koin )
Kumparan
(kawat email )
Motor Hard disk
Papan Akrilik
D = 1 cm
Tebal = 2 mm
D = 0,18 mm
Panjang = 60 m
Ukuran PC
10 cm x 30 cm
128 buah
16 kumparan
2 buah
1 lembar
4. Spesifikasi lampu
Lampu digunakan sebagai beban pada generator untuk mengetahui
besarnya daya listrik yang dihasilkan oleh generator. Adapun lampu yang
digunakan pada penelitian ini adalah Lampu LED dengan konsumsi daya
sebesar 7 watt.