BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18319/6/BAB...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18319/6/BAB...
49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Gadingsari
Desa Gadingsari adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Sanden Kabupaten Bantul. Desa Gadingsari secara astronomis terletak di
7057’5” LS sampai 8
00’11” LS dan 110
014’20” BT sampai 110
016”08”
BT. Desa Gadingsari memiliki batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak
Sebelah Timur :Desa Murtigading dan Gadingharjo
Kecamatan Sanden
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan
Desa Gadingsari memiliki wilayah seluas 811.7430 ha atau sekitar
30 % dari luas Kecamatan Sanden dan sekitar 1,5 % dari luas Kabupaten
Bantul dengan jarak terjauh utara selatan empat km, timur barat dua km
dan secara administratif terdiri dari 18 pedukuhan dan 92 RT.
50
Tabel 1. Pembagian Wilayah Administratif Desa Gadingsari
No Pedukuhan Jumlah RT Luas (ha)
1 Dayu 6 41,1350
2 Kenteng 6 39,1435
3 Ketalo 5 26,6530
4 Klatak 4 26,1190
5 Soko 6 26,1525
6 Sorobayan 4 29,1740
7 Bongos I 4 40,2360
8 Bongos II 4 20,1075
9 Klagaran 5 19,3125
10 Tegesan 4 40,1925
11 Nampan 6 36,2230
12 Nanggulan 6 55,1125
13 Demakan 5 51,2610
14 Wonorejo I 6 63,1870
15 Wonorejo II 7 53,1210
16 Patihan 4 87,2220
17 Wonoroto 4 90,1150
18 Demangan 6 67,2760
Jumlah 92 811,7430
Sumber: Data Sekunder, 2014
Berikut ini Gambar 2 adalah Peta Administratif Desa Gadingsari
Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.
51
Gambar 3. Peta Desa Gadingsari Kecamatan Sanden
52
b. Topografi
Desa Gadingsari terletak pada ketinggian 2 – 10 meter dari
permukaan laut. Ketinggian Desa Gadingsari sesuai untuk kegiatan
pertanian seperti padi dan palawija, karena salah satu syarat tumbuh
tanaman padi dan palawija berada pada ketinggian antara 0 – 650 meter
di atas permukaan air laut. Desa Gadingsari merupakan dataran rendah
yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan pesisir dengan
curah hujan 2194,44 mm/th dan suhu rata-rata 29-300C.
c. Iklim
Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang
cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap (Ance Gunarsih, 2006:
1). Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada waktu tertentu
yang sifatnya berubah-ubah setiap waktu dari waktu ke waktu (Ance
Gunarsih, 2006: 1).
Unsur-unsur iklim yaitu radiasi matahari, curah hujan, temperatur,
kelembaban, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara, dan angin
(Ance Gunarsih, 2006: 1).
Schimidt-Ferguson berpendapat bahwa tipe curah hujan di suatu
daerah dapat dihitung dengan memperhitungkan rata-rata banyaknya
bulan basah dan bulan kering dalam sepuluh tahun. Bulan lembab dalam
penggolongan ini tidak dihitung. Kriteria pembagian tipe curah hujan
menurut Schimidt-Ferguson adalah sebagai berikut.
53
Bulan kering : curah hujan kurang dari 60 mm
Bulan lembab : curah hujan antara 60-100 mm
Bulan basah : curah hujan lebih dari 100 mm
Nilai Q adalah pembanding rata-rata jumlah bulan kering dengan
rata-rata jumlah bulan basah dikalikan 100%. Rumus untuk menentukan
nilai Q adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Klasifikasi Iklim Menurut Schimidt-Ferguson
No Nilai Q Arti Simbol
A 0≤Q≤14,3 Sangat Basah
B 14,3≤Q≤33,3 Basah
C 33,3≤Q≤60 Agak Basah
D 60≤Q≤100 Sedang
E 100≤Q≤167 Agak kering
F 167≤Q≤300 Kering
G 300≤Q≤700 Sangat Kering
H ≥700 Luar Biasa Kering
54
Curah hujan di Desa Gadingsari dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Data curah hujan di Kecamatan Sanden dari tahun 2004-2013 (mm)
Sumber: Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul, Stasiun Gedongan.
Berdasarkan hasil analisis Tabel 3 diatas diperoleh data curah hujan
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir antara tahun 2004-2013
menunjukkan angka 2194,44 mm pertahun. Rasio Q dari perhitungan
sebagai berikut:
Bulan CURAH HUJAN (MM)
Jumlah Rata-Rata 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 259 233 307 132 514 144 245 283 955 826 3898 389,8
Februari 194 153 391 140 325 345 415 339 392 439 3133 313,3
Maret 439 75 406 481 384 163 280,4 333 326 357 3244,4 324,44
April 36 96 166 290 126 130 206 339 97 155 1641 164,1
Mei 111 0 75 0 0 98 450 240 57 297 1328 132,8
Juni 25 172 0 62 0 71 46,7 5 0 372 753,7 75,37
Juli 0 78 0 0 0 16 37,3 0 0 274 405,3 40,53
Agustus 0 0 0 0 0 0 48 0 0 0 48 4,8
September 0 6 0 0 0 4 227 0 0 12 249 24,9
Oktober 0 96 0 14 223 40 256 5 318 50 1002 100,2
November 226 231 0 390 275 110 157 4 162 702 2257 225,7
Desember 208 501 322 514 0 326 341 335 680 758 3985 398,5
Jumlah 1498 1641 1667 2023 1847 1447 2709 1883 2987 4242 21944,4 2194,44
Bulan Basah 6 5 5 6 6 6 9 6 6 9 64 6,4
Bulan lembab 0 4 1 1 0 2 0 0 1 0 9 0,9
Bulan Kering 6 3 6 5 6 4 3 6 5 3 47 4,7
55
Berdasarkan perhitungan Tabel 3 dapat diketahui perhitungan rata-
rata bulan terkering sebesar 4,8 mm pada bulan Agustus dan bulan
terbasah pada bulan Januari sebesaer 398,8 mm per tahun.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Q sebesar 73,44 %.
Dengan demikian tipe curah hujan di daerah penelitian termasuk tipe D
(60≤Q≤100) yaitu beriklim sedang.
d. Kondisi Geomorfologi
Berdasarkan pada kesamaan relief dan morfologi material penyusun
serta proses geomorfologi, maka wilayah pantai selatan Kabupaten
Bantul termasuk didalamnya Kecamatan Sanden terdiri dari bentukan
lahan sebagai berikut:
1) Bentukan asal fluvial terdiri dari alluvial, alluvial bekas meander,
tanggul alam dan teras sungai
2) Bentukan asal marin eolin terdiri dari beting gisik muda, dewasa,
dan tua.
3) Bentukan asal marin terdiri dari laguna dan zone surf.
e. Kondisi Geologi
Geologi daerah penelitian berdasarkan peta geologi Daerah
Istimewa Yogyakarta, diketahui bahwa lokasi penelitian tersusun atas
endapan alluvium, endapan vulkanik Gunung Merapi Muda, formasi
Sentolo, formasi Nglangran, dan formasi Wonosari. Daerah ini tersusun
atas material pasir hasil erupsi gunung api, gawir dan dataran alluvial
56
gunung api. Secara umum daerah penelitian termasuk dalam zone selatan
Pulau Jawa.
f. Penggunaan lahan
Penggunaan lahan adalah pemanfaatan lahan oleh manusia yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan lahan
merupakan sumber informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan
lahan yang ada di Desa Gadingsari. Berikut Tabel 4 penggunaan lahan
Desa Gadingsari Kecamatan Sanden:
Tabel 4. Penggunaan Lahan di Desa Gadingsari
No Jenis Peggunaan Luas dalam Ha Persentase
1 Pemukiman 347,58 42,82
2 Sawah 293 36,09
3 Empang 2 0,25
4 Jalan 163 20,08
5 Makam 3,2 0,39
6 Lain-lain 1,48 0,18
Jumlah 811,74 100
Sumber: Data Sekunder, 2014
Berdasarkan Tabel 4 dapat diperoleh data bahwa penggunaan lahan
terbesar di Desa Gadingsari adalah untuk pemukiman sebesar 42,82%,
sawah sebesar 36,09%, empang 0,25%, jalan sebesar20,08%, makam
sebesar 0,39% dan lainnya sebesar 0,18%.
2. Kondisi Demografi Daerah Penelitian
Jumlah penduduk Desa Gadingsari pada tahun 2013 tercatat sebanyak
9.348 jiwa terdiri dari:
- Laki-laki : 4.551 jiwa (48,69 %)
- Perempuan : 4797 jiwa (51,31 %)
57
Untuk lebih jelasnya data jumlah penduduk dapat dilihat dalam Tabel 5
berikut ini:
Tabel 5. Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
No Struktur
Usia
(Tahun)
Jumlah
Laki-laki
Jumlah
Perempuan
Jumlah Persentase
1 0 – 4 360 292 652 6,97
2 5 – 9 327 334 661 7,07
3 9 – 14 353 363 716 7,66
4 15 – 19 319 321 640 6,84
5 20 – 24 266 252 518 5,54
6 25 – 29 321 318 639 6,38
7 30 – 34 319 305 624 6,64
8 35 – 39 304 332 636 6,80
9 40 – 44 411 360 771 8,25
10 45 – 49 319 389 708 7,53
11 50 – 54 290 262 552 5,90
12 55 – 59 221 254 475 5,08
13 60 – 64 143 235 378 4,04
14 65 – 69 230 262 492 5,26
15 70 – 74 171 229 400 4,28
16 >75 497 289 486 5,19
Jumlah 4551 4797 9348 100
Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2013.
Berdasarkan data penduduk menurut umur dan jenis kelamin Tabel
5, jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk
laki-laki. Jumlah penduduk perempuan 4.797 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk laki-laki 4.551 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan,
dengan perhitungan sebagai berikut:
58
Berdasarkan perhitungan sex ratio diketahui nilai sex ratio adalah
105 menunjukkan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 105
penduduk laki-laki.
Berdasarkan Tabel 5 maka diketahui bahwa banyak penduduk
Desa Gadingsari (55,33 persen) berada pada usia produktif (15-54).
Kelompok umur yang paling banyak yaitu kelompok umur 40-44 tahun.
Sedangkan jumlah penduduk paling rendah menurut umur yaitu
penduduk yang berumur 60-64 sebesar 378 jiwa.
B. Temuan Sasaran Penelitian
1. Kondisi Fisik Objek Wisata Pantai Goa Cemara
a. Luas Pantai Goa Cemara
Pantai Goa Cemara adalah satu pantai yang terletak di Dusun
Patihan. Dusun Patihan merupakan salah satu dusun yang secara
administratif termasuk ke dalam wilayah Desa Gadingsari Kecamatan
Sanden Kabupaten Bantul. Luas Pantai Goa Cemara 10 hektar dengan
panjang pantai 1,4 kilometer.
b. Kondisi Pantai
1) Keindahan Panorama Pantai
Berdasarkan hasil observasi, keindahan panorama Pantai Goa
Cemara memiliki keragaman panorama antara lain: vegetasi pantai
yaitu ribuan tanaman cemara sepanjang 1,4 km, pasir yang berwarna
hitam, terdapat biota laut seperti jingking dan ikan, tinggi gelombang
59
antara satu sampai dua meter. Di objek wisata Pantai Goa Cemara
tidak ditemukan adanya karang laut.
Gambar 4. Kondisi Pantai Goa Cemara
2) Tingkat Kebersihan Pantai
Kebersihan Pantai Goa Cemara dipengaruhi oleh kondisi tempat
dan pengaruh wisatawan. Tingkat kebersihan di kawasan Pantai Goa
Cemara masih kotor terutama di sebabkan ulah pengunjung yang tidak
peduli terhadap lingkungan sekitar objek wisata. Ulah wisatawan yang
membuang sampah sembarangan mengakibatkan penumpukan
sampah di pesisir pantai. Kondisi tempat wisata juga mempengaruhi
kebersihan pantai, hal ini dikarenakan daun-daun tanaman cemara
yang berguguran membuat kotor tempat wisata.
60
Gambar 5. Kebersihan Pantai Goa Cemara
3) Keragaman kegiatan yang dapat dilakukan
Keragaman kegiatan yang dapat dilakukan di Pantai Goa Cemara
yaitu menikmati pemandangan lepas pantai, menikmati rindangnya
tanaman cemara, outbound, memancing, melihat konservasi penyu,
bermain air laut maupun pasir dan berolahraga. Untuk kegiatan
wisatawan yang bersifat aktif seperti berenang, menyelam dan
menaiki perahu tidak memungkinkan untuk dilakukan karena kondisi
pantai selatan yang berombak besar.
Gambar 6. Kegiatan Senam di Pantai
61
4) Kelangkaan
Kelangkaan yang menjadi pembeda Pantai Goa Cemara adalah
keberadaan tanaman cemara dan atraksi wisata budaya yang menjadi
ciri khas objek wisata Pantai Goa Cemara seperti: reog, jatilan, gejog
lesung, macapat, dan wayang. Keberadaan konservasi penyu dan
mercusuar juga menjadi ciri pembeda dari wilayah pantai lainnya
yang dapat menjadi kekuatan untuk dapat menarik kunjungan
wisatawan.
Gambar 7. Tempat Konservasi Penyu
c. Kondisi Hidrologis
1) Ketersediaan Air
Ketersedian air bersih di objek wisata menjadi hal sangat penting
bagi pemenuhan pelayanan bagi wisatawan. Berdasarkan hasil
observasi terdapat sumber air bersih berupa sumur yang telah dibuat
oleh pengelola. Air yang ada di objek wisata Pantai Goa Cemara
merupakan air tawar walaupun dekat dengan pantai sehingga
pengunjung tidak perlu khawatir dengan air yang ada.
62
2) Cara Memperoleh Air
Cara memperoleh air di objek wisata Pantai Goa Cemara cukuplah
mudah. Sebagian besar warung makan yang ada di sekitar objek
wisata sudah memiliki sumur bor, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan wisatawan.
3) Jarak Sumber Air
Keberadaan sumber air ini berada 200 meter dari bibir pantai
karena adanya rencana tata ruang. Untuk kegiatan pertanian, petani
menggunakan sumur bor dan mengandalkan air hujan karena tidak
adanya aliran sungai disekitar objek wisata Pantai Goa Cemara.
d. Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil observasi dapat diperoleh data bahwa Pantai Goa
Cemara merupakan area SultanGround seluas 60 ha. Penggunaan lahan
di Pantai Goa Cemara cukup beragam. Hal ini ditunjukkan dengan
penggunaan lahan untuk penanaman tanaman cemara, tegalan/ladang,
semak belukar, tempat konservasi penyu, tempat berdagang dan lahan
kosong di sekitar kawasan pantai.
Gambar 8. Area Pantai Goa Cemara
63
e. Aksesibilitas
1) Orbitasi dengan Ibukota Kabupaten
Berdasarkan data Monografi Desa Gadingsari diketahui jarak objek
wisata Pantai Goa Cemara dari Kecamatan Sanden kurang lebih dua
km, sedangkan jarak Pantai Goa Cemara dari Ibukota Kabupaten
Bantul kurang lebih 13 km. Wisatawan yang akan berkunjung ke
Pantai Goa Cemara dapat melewati beberapa jalur antara lain: dari
Sleman dan Kota Yogyakarta dapat melalui Jalan Parangtritis ataupun
Jalan Samas, dari Kulonprogo melewati Jalan Srandakan dan yang
berasal dan pengunjung yang berasal dari Gunungkidul dapat
melewati jalur selatan Pantai Parangtritis lalu menuju Jalan Samas.
2) Waktu Tempuh Menuju Objek Wisata
Waktu tempuh menuju objek wisata salah satunya dipengaruhi oleh
adanya aksesibilitas yang baik. Untuk objek wisata Pantai Goa
Cemara ini dari pusat kota Kabupaten Bantul dapat ditempuh dalam
waktu 13 menit jika ditempuh dengan kecepatan 60 km/jam.
3) Prasarana Jalan Menuju Objek Wisata
Prasarana jalan untuk mencapai objek wisata Pantai Goa Cemara
sudah cukup bagus walaupun tidak sepenuhnya. Prasarana jalan dari
Kota Yogyakarta – Bantul sudah beraspal dan lebar, sedangkan dari
Gadingsari menuju Pantai Goa Cemara sudah beraspal namun masih
kecil . Kondisi jalan yang telah ada dapat dilewati oleh kendaraan roda
empat maupun dua, tetapi tetap harus berhati-hati dalam berkendara.
64
Gambar 9. Kondisi Jalan
4) Ketersediaan Sarana Transportasi Umum
Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Goa Cemara yang
menggunakan kendaraan pribadi akan lebih mudah untuk mencapai
lokasi objek wisata dibandingkan menggunakan angkutan umum.
Keberadaan papan informasi yang masih terbatas yaitu sekitar 4 papan
informasi. Sedangkan wisatawan yang mengandalkan kendaraan
umum akan mengalami kesulitan karena jarangnya transportasi umum
yang beroperasi menuju objek wisata.
f. Jenis Vegetasi
Berdasarkan hasil observasi, diketahui terdapat berbagai jenis
vegetasi yang tumbuh di dalam kawasan Pantai Goa Cemara, selain
tanaman cemara udang vegetasi yang tumbuh di kawasan objek wisata
antara lain: pandan laut, ketapang dan kaki kambing.
Gambar 10. Ketapang Laut Gambar 11. Kaki Kambing
65
Gambar 12. Pandan Laut Gambar 13. Cemara Udang
g. Ketersedian Sarana dan Prasarana Pantai Goa Cemara
1) Sarana
a) Warung Makan dan Minuman
Warung makan di sekitar Pantai Goa Cemara sudah banyak
tersedia. Ada sekitar 15 warung makan yang menjajakan masakan
seafood maupun masakan biasa seperti bakso dan soto. Warung
makan ini dibangun sendiri oleh para pedagang dengan modal
pribadi. Warung makan di Pantai Goa Cemara berbentuk
tradisional yaitu berupa rumah panggung dari bambu. Pemilihan
rumah panggung ini sesuai kesepakatan bersama pengelola dan
pedagang untuk memberikan ciri khas terhadap keberadaan objek
wisata.
Gambar 14. Warung Makan Gambar 15. Gazebo
66
Gambar 16. Warung Minuman
Pantai Goa Cemara juga memiliki beberapa warung minuman
dan gazebo kecil. Keberadaan gazebo merupakan bantuan dari
pemerintah. Gazebo ini digunakan untuk berjualan makanan ringan
dan minuman. Pedagang tidak semuanya mendapatkan bantuan
gazebo ini, hanya beberapa pedagang yang telah ditentukan oleh
POKDARWIS yang mendapatkannya. Keberadaan gazebo ini tidak
diberdayakan sesuai fungsinya oleh para pemiliknya. gazebo ini hanya
dibiarkan kosong dan kotor serta ada juga yang telah rusak. Hal ini
disebabkan pedagang mengalami kerugian karena letak gazebo yang
tidak terjamah oleh wisatawan terutama di bagian timur pantai,
sehingga pedagang tidak menggunakannya untuk berjualan.
b) Ruang Kesekertariatan/informasi
Ruang kesekertariatan adalah salah satu sarana yang
memfasilitasi wisatawan jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang
objek wisata serta sebagai tempat untuk perizinan kegiatan di objek
wisata. Di ruang informasi wisatawan dapat bertemu langsung dengan
pengelola Pantai Goa Cemara.
67
Gambar 17. Ruang Informasi
c) Pendopo
Pantai Goa Cemara didukung dengan keberadaan pendopo.
Pendopo ini digunakan untuk pertemuan anggota POKDARWIS
maupun dari dinas-dinas terkait. Pendopo ini juga disewakan untuk
umum kepada wisatawan untuk melakukan aktivitas pribadi maupun
kelompok. Aktivitas yang bisa dilaksanakan di pendopo ini seperti
makan bersama, arisan, senam dll. Penggunaaan fasilitas pendopo ini
dikenakan biaya sebesar Rp. 350.000,00/hari, sehingga wisatawan
yang ingin menggunakan tempat ini harus berkoordinasi dengan
pengelola jauh-jauh hari. Hal ini disebabkan keberadaan pendopo
yang hanya ada satu.
Gambar 18. Pendopo
68
d) Sarana Parkir
Tempat parkir di Pantai Goa Cemara masih dalam bentuk
bangunan semi permanen dengan kerangka atap yang masih
menggunakan bambu. Pantai Goa Cemara sebenarnya memiliki dua
area tempat parkir dibagian selatan dan utara. Keberadaan tempat
parkir di bagian utara belum dipergunakan sesuai fungsinya. Hal ini
disebabkan belum ada peresmian dari dinas terkait dan jaraknya yang
lumayan jauh dari pantai apabila wisatawan harus parkir kendaraan
dibagian utara. Kondisi tempat parkir di bagian selatan berjarak 200
meter dari bibir pantai. Tempat parkir ini sudah rapi tapi kurang luas,
apabila akhir pekan tempat parkir akan penuh dan kendaraan harus
parkir di luar dan menyebabkan tertutupnya badan jalan ke arah barat.
Pada hari minggu kendaraan roda satu dan dua jadi satu di tempat
parkir bagian selatan ini sehingga menganggu lalu lintas. Tarif parkir
kendaraan roda dua Rp.2000,00 dan untuk mobil Rp. 5.000,00.
Gambar 19.Tempat Parkir
69
e) Sarana Ibadah
Pantai Goa Cemara memiliki satu tempat ibadah umum di
bagian utara tepatnya disebelah barat jalan. Keberadaan mushola ini
terlalu kecil dan sempit untuk digunakan oleh wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Goa Cemara. Mushola ini juga jauh dari
aktivitas wisatawan. Kondisi mushola yang kecil membuat wisatawan
yang beribadah hanya dapat menampung 3-4 orang.
Gambar 20. Mushola
f) Pos Retribusi
Pos retribusi di Pantai Goa Cemara ada tiga tempat. Pos retribusi
yang pertama ada di Jalan Samas, yang kedua berada di pertengahan
arah Jembatan Merah dan pos ketiga berada pada sisi barat pantai.
Keberadaan pos retribusi di objek ini sudah cukup efektif untuk
tempat penarikan retribusi pengunjung.
70
Gambar 21 Gambar 22
Pos Retribusi Samas Pos Retribusi Bagian Tengah
g) Sarana Toilet
Keberadaan toilet umum di Pantai Goa Cemara ada dua tempat
yaitu bagian selatan dan bagian timur pantai. Toilet disediakan dekat
dengan bibir pantai agar memudahkan akses wisatawan. Toilet milik
pribadi juga banyak tersedia di kawasan Pantai Goa Cemara.
Pengunjung harus membayar Rp. 1000,00 untuk buang air kecil dan
Rp. 2000,00 untuk mandi. Keberadaan toilet sudah mencukupi bagi
wisatawan, hanya saja kondisinya yang kurang baik dan masih
sederhana. Toilet dibagian timur kurang berfungsi secara optimal
karena tidak adanya air dan kotor. Diperlukan juga penataan terhadap
toilet agar tampak rapi dan bersih.
Gambar 23 Gambar 24
Toilet Umum Bagian Timur Toilet Umum Bagian Selatan
71
2) Atraksi Wisata Pantai Goa Cemara
a) Atraksi Budaya
Atraksi budaya yang ada di Pantai Goa Cemara merupakan
hasil karya masyarakat setempat. Atraksi Budaya di Pantai Goa
Cemara dilakukan hanya pada event tertentu khususnya satu
sampai dua kali dalam setahun. Atraksi budaya yang ditampilkan
di Pantai Goa Cemara adalah sebagai berikut:
1. Reog
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal
dari Jawa Timur. Tarian ini terdiri dari beberapa rangkaian dua
sampai tiga tarian pembukaan. Reog di Pantai Goa Cemara
dibawakan oleh sekitar 5-7 orang laki-laki dengan muka dirias
warna merah dan memakai atribut yang beragam. Para penari
menggambarkan sosok singa yang pemberani.
Gambar 25 Gambar 26
Persiapan Pentas Pementasan Reog
2. Jatilan
Atraksi budaya yang berupa tarian selain reog adalah
jatilan. Di Pantai Goa Cemara juga memiliki kesenian jatilan.
72
Jatilan merupakan jenis kesenian yang dimainkan dengan
properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu
atau kepang. Kesenian ini juga sering disebut jaran kepang.
Jatilan dimainkan dengan diawali oleh penari yang gerakannya
pelan tetapi gerakannya perlahan-lahan mulai dinamis mengikuti
suara gamelan sebagai pengiring. Jatilan menggambarkan
peperangan dengan menaiki kuda. Jatilan di Pantai Goa Cemara
dilakukan oleh banyak pemain dalam formasi berpasangan.
Gambar 27 Gambar 28
Atraksi Jatilan Pemuda Atraksi Jatilan Anak
3. Seni Macapat
Kesenian macapat ini adalah bentuk tembang yang
merupakan bentuk puisi Jawa tradisional yang menggunakan
bahasa Jawa baru dengan memiliki aturan-aturan atau patokan-
patokaan sastra jawa. Tembang macapat terdiri dari guru lagu,
guru gatra, dan guru wilangan. Tembang macapat ada 11 jenis
yaitu: Maskumambang, Pocung, Gambuh, Megatruh, Mijil,
Kinanthi, Asmaradana, Durma, Pangkur, Sinom dan
Dhandanggula. Kesenian macapat di Pantai Goa Cemara
73
dimainkan oleh lebih dari 10 orang. Kesenian ini dimainkan
oleh wanita yang telah berusia lanjut.
Gambar 29. Atraksi Macapat
4. Gejok Lesung
Gejog lesung merupakan salah satu kesenian khas dari
Pulau Jawa. Kesenian ini dilakukan dengan memukul-mukulkan
alu ke dalam lesung sehingga menimbulkan suara yang indah.
Dalam memainkannya ada aturannya dengan saling bergantian
memukul. Suara nyanyian Jawa juga mengiringi hingga
menambah larasnya harmonisasi antar keduanya. Kesenian ini
dulunya merupakan ucapan rasa syukur kepada Dewi Padi
(Dewi Sri) atas panen yang melimpah. Kesenian ini dimainkan
oleh sekitar 7-8 orang wanita paruh baya.
74
Gambar 30. Atraksi Gejog Lesung
5. Wayang
Salah satu kesenian yang pernah ditampilkan di Pantai Goa
Cemara adalah wayang. Wayang merupakan pertunjukan drama
tradisional. Lakon wayang biasanya berdasarkan cerita yang
diambil dari epik Ramayana dan Mahabarata. Ada 2 jenis
wayang yang ditampilkan di Pantai Goa Cemara yaitu wayang
golek dan wayang kulit. Wayang kulit terbuat dari kulit binatang
seperti: kerbau, lembu dan kambing). Sedangkan wayang golek
terbuat dari bahan kayu yang memiliki bentuk seperti boneka.
Wayang golek menyerupai bentuk badan manusia dan
dilengkapi kostum yang terbuat dari kain. Pertunjukan wayang
dimainkan oleh seorang dalang yang dengan cara menggerakkan
wayang, bercerita, bernyanyi dan sekaligus memimpin gamelan
wayang.
75
Gambar 31. Gambar 32.
Pementasan Wayang Golek Pementasan Wayang Kulit
Gambar 33. Wayang Golek Gambar 34. Gamelan Wayang
b) Atraksi Pelepasan Penyu
Keberadaan penyu yang bertelur di kawasan objek wisata
Pantai Goa Cemara menyadarkan para nelayan akan pentingnya
menjaga kelestarian lingkungan. Keberadaan penyu hijau yang kini
mulai langka membuat kelompok nelayan sepakat untuk
mendukung kelestaian penyu hijau. Pada tahun 2010 kelompok
Nelayan Mina Raharjo Pantai Goa Cemara mengajukan
permohonan bantuan ke Dinas Kelautan dan Perikanan,
sehubungan dengan sarana dan prasarana pendirian tempat
konservasi penyu hijau. Pada tahun 2011 direalisasikan
76
pembanguanannya secara berkala dengan didirikannya tempat
konservasi penyu hijau.
Gambar 35. Tempat Konservasi Penyu
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh para nelayan berupa
menangkap dan merawat penyu yang sakit, melepas kembali penyu
yang sakit ketika sudah sehat, memindahkan telur-telur penyu ke
sarang buatan, proses penetasan telur penyu, proses adopsi dan
pelepasan anakan penyu (tukik) ke habitatnya.
Gambar 36. Gambar 37
Perawatan Penyu Sakit Proses Penetasan Telur
77
Gambar 38. Tukik Menetas Gambar 39. Pelepasan Tukik
Adanya konservasi penyu menjadikan daya tarik bagi
wisatawan, salah satunya adalah adanya atraksi pelepasan penyu
hijau ke laut lepas. Atraksi pelepasan penyu di Pantai Goa Cemara
menganut sistem adopsi yaitu setiap wisatawan yang berkeinginan
melepaskan tukik ke laut harus didata dan membayar Rp
10.000,00/tukik. Dana ini nantinya digunakan untuk dana
operasional pengembangan konservasi penyu hijau. Proses adopsi
dilakukan paling lama satu hari setelah penetasan, agar kondisi
tukik benar-benar sehat ketika dilepas ke laut. Atraksi pelepasan
penyu hijau ini dapat disaksikan pada bulan Juli. Penyu hijau
bertelur pada bulan Mei dan membutuhkan waktu sekitar 55 hari
untuk menetas.
c) Mercusuar
Salah satu keunikan yang ada di Pantai Goa Cemara adalah
mercusuar. Mercusuar ini didirikan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Bantul. Mercusuar ini berada di bagian paling timur
Pantai Goa Cemara. Mercusuar ini didirikan pada tahun 2000 dan
78
memiliki tinggi 45 meter. Terdapat delapan buah tangga dan satu
tangga yang harus dilalui. Mercusuar ini memiliki diameter dari
puncak kira-kira 2 meter dengan lebar sekitar 1 meter
mengelilingi ruang lampu. Mercusuar ini dibangun untuk
membantu nelayan ketika melaut dan juga untuk keperluan
kegiatan wisata. Wisatawan yang ingin menikmati
pemandanganyang eksotis dari puncak mercusuar harus
membayar Rp. 2.000,00/orang.
Gambar 40. Mercusuar
d) Camping ground
Pantai Goa Cemara sebagai wisata pantai juga memiliki
potensi untuk dijadikan tempat melakukan outbond ataupun
berkemah bagi wisatawan. Hal tersebut didukung dengan
keberadaan camping ground di Pantai Goa Cemara. Camping
Ground berada di bagian barat dan timur Pantai Goa Cemara.
Para wisatawan yang akan melakukan kegiatan berkemah
dikenakan tarif Rp.20.000,00 - Rp.25.000,00/orang selama 3 hari
79
2 malam. Sedangkan untuk kegiatan outbound wisatawan dikenai
tarif Rp. 9.000,00/orang
Gambar 41. Area Perkemahan Gambar 42.Kegiatan Berkemah
Gambar 43 Gambar 44
Outbound di Kolam Renang Outbound di Area Pantai
e) Kolam renang
Pantai Goa Cemara memiliki fasilitas berupa kolam renang
anak-anak. Terdapat dua kolam renang dibagian barat dan timur.
Kolam renang yang ada merupakan kolam renang milik penduduk
setempat bukan fasilitas umum. Kolam renang ini biasanya
digunakan untuk anak-anak untuk menghindari bahaya jika
bermain di pesisir pantai yang berombak besar. Kolam renang
banyak dikunjungi wisatawan pada akhir pekan saja. Tarif untuk
bermain di kolam renang ini sebesar Rp. 5.000/anak.
80
Gambar 45. Kolam Renang
2. Kondisi Non Fisik Pantai Goa Cemara
a. Pedagang Objek Wisata Pantai Goa Cemara
1) Karakteristik Responden
a) Tingkat Umur
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui data tentang umur
pedagang di sekitar objek wisata Pantai Goa Cemara. Data dapat
dilihat dalam Tabel 6 berikut:
Tabel 6. Kelompok Umur Pedagang
No Umur Frekuensi Persentase
1 21-30 Tahun 2 8
2 31-40 Tahun 5 20
3 41-50 Tahun 13 52
4 51-60 Tahun 3 12
5 >60 Tahun 2 8
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa banyak pedagang
berumur 41-50 tahun (52 persen) dengan kondisi jasmani yang
masih bugar dan memilih untuk berdagang di sekitar objek wisata
Pantai Goa Cemara
81
b) Jenis Kelamin
Diketahui bahwa sebagian besar (84 persen) pedagang
adalah perempuan dan sisanya laki-laki (16 persen). Sebagian
besar pedagang merupakan perempuan, karena dianggap lebih
berpengalaman dalam urusan berdagang. Persentase jumlah
pedagang laki-laki yang sedikit disebabkan adanya pekerjaan di
luar sektor pariwisata yaitu bertani.
c) Daerah Asal
Daerah asal pedagang di Objek Wisata Pantai Goa Cemara
secara keseluruhan adalah penduduk Desa Gadingsari Kecamatan
Sanden Kabupaten Bantul.
2) Karakteristik Sosial-Ekonomi Pedagang
a) Status Perkawinan Pedagang
Berdasarkan hasil penelitian maka didapat data status
perkawinan pedagang di Objek Wisata Pantai Goa Cemara.
Tabel 7. Data Status Perkawinan Pedagang
No Status Frekuensi Persentase
1 Belum Kawin 0 0
2 Kawin 23 92
3 Janda 2 8
4 Duda 0 0
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa hampir semua
pedagang sudah berkeluarga atau telah melakukan pernikahan (92
persen) dan yang berstatus janda (8 persen).
82
b) Pendidikan Pedagang
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang tingkat
pendidikan terakhir pedagang. Data dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8. Data Pendidikan Pedagang
No Pendidikan Frekuensi Persentase
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 3 12
3 SMP/SLTA 3 12
4 SMA/SLTA 19 76
5 Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui sebagian besar
pendidikan terakhir pedagang adalah SMA/SLTA/SMK (76
persen), SMP/SLTA (12 persen), SD ( 12 persen).
c) Pekerjaan
1. Pekerjaan Pokok Responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh data mengenai
pekerjaan pokok responden. Data dapat dilihat pada Tabel 9
berikut:
Tabel 9. Pekerjaan Pokok Responden
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 TNI 1 4
2 Pedagang 8 32
3 Petani 13 52
4 Wiraswasta 1 4
5 Nelayan 1 4
6 Buruh 1 4
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
83
Berdasarkan Tabel 9, maka diperoleh data tentang
pekerjaan pokok responden bahwa banyak responden berprofesi
sebagai petani (52 persen) dan sebagai pedagang di Pantai Goa
Cemara (32 persen).
2. Pekerjaan Sampingan
Berdasarkan hasil penelitian didapat data mengenai
pekerjaan sampingan responden di wilayah penelitian.
Tabel 10. Pekerjaan Sampingan Responden
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Pedagang 13 52
2 Petani 7 28
3 Buruh 5 20
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 10, maka diperoleh data bahwa banyak
responden memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang (52
persen), sebagai pedagang (28 persen) dan buruh tani (20
persen).
3. Pendapatan responden Pedagang Per Bulan
a. Pendapatan dari Pekerjaan Pokok Responden
Berdasarkan hasil penelitian maka didapat data mengenai
pendapatan dari pekerjaan pokok per bulan responden.
Pendapatan pokok berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
pada Tabel 11 berikut:
84
Tabel 11. Pendapatan Responden dari Pekerjaan Pokok
No Tingkat Pendapatan Frekuensi Persentase
1 <500.000 7 28
2 500-1.000.000 11 44
3 1.000.0000- 1.500.000 5 20
4 1.500.000-2.000.000 1 4
5 >2.000.000 1 4
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa cukup
banyak pendapatan per bulan responden dari pekerjaan pokok
yaitu pendapatan Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 (44
persen). Pendapatan terendah merupakan pendapatan dari
buruh tani. Pendapatan tertinggi diperoleh dari pendapatan
pokok seorang TNI.
b. Pendapatan Sampingan
Berdasarkan hasil penelitian didapat data mengenai
pendapatan sampingan per bulan. Pendapatan sampingan
per bulan berdasarkan penelitian disajikan dalam Tabel 12
berikut:
Tabel 12. Pendapatan Sampingan
No Tingkat Pendapatan Frekuensi Persentase
1 <500.000 5 20
2 500.000-1.000.000 8 32
3 1.000.000-1.500.000 9 36
4 1.500.000-2.000.000 2 8
5 >2.000.000 1 4
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa
pendapatan sampingan responden cukup banyak (36 persen)
85
yaitu Rp. 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00, pendapatan
Rp.500.000,00 – Rp 1.000.000, 00 (32 persen), pendapatan
< 500.000,00 (20 persen) dan lebih dari Rp 2.000.000,00
(4 persen).
c. Pendapatan Pedagang Setelah Adanya Objek Wisata Pantai
Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian didapat data tentang keadaan
pendapatan dengan adanya objek wisata Pantai Goa Cemara.
Data dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:
Tabel 13. Pendapatan Pedagang dengan Adanya Objek
Wisata
No Pendapatan Frekuensi Persentase
1 Semakin Banyak 7 28
2 Tidak Tentu 9 36
3 Tetap 7 28
4 Menurun 2 8
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer. 2014
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa dengan adanya
objek wisata Pantai Goa Cemara pedagang menyatakan
pendapatannya tidak tentu (36 persen). Faktor yang
mempengaruhi yaitu kunjungan wisatawan yang tidak
menentu, harga kebutuhan barang dagangan yang tidak
menentu, wisatawan yang telah membawa bekal tiap harinya
maupun bertambahnya jumlah pedagang yang mencari
lapangan pekerjaan di Objek Wisata Pantai Goa Cemara,.
86
3) Partisipasi Pedagang Terhadap Objek Wisata Pantai Goa
Cemara Pengembangan Objek Wisata.
Sebagian besar pedagang yang ada di objek wisata berjualan
masakan yang berbahan dasar hasil tangkapan laut, minuman, penjual
hasil bumi, penjual souvenir. Pedagang yang berjualan souvenir hanya
ada satu orang.
Infrastruktur seperti warung, distribusi air bersih, listrik,
aksesibilitas dan lainnya berasal dari dana pribadi para pedagang. Ada
beberapa bantuan infrastruktur dari dinas berupa warung kecil
(gazebo) untuk berdagang, namun tidak semua mendapatkan bantuan
tersebut. Pendidikan dan pelatihan kepariwisataan sering dilaksanakan
di Objek Wisata Pantai Goa Cemara khususnya para pedagang.
Bentuk pendidikan kepariwisataan berupa pelatihan masak, mengolah
limbah, pembuatan kripik ubi, dan lain-lain. Pelatihan tersebut tidak
diimbangi dengan penerapan di lapangan, sehingga hanya sekedar
mengetahui dan tidak diterapkan langsung di lapangan. Perilaku
inilah yang menjadi kendala bagi para pedagang. Pelatihan tersebut
juga tidak menyeluruh kepada seluruh pedagang hanya perwakilan
beberapa orang.
Hasil penelitian di dapat data bahwa sebagian besar sudah
mendapatkan pelatihan (76 persen) sementara yang belum
mendapatkan pelatihan (14 persen).
87
4) Tanggapan Pedagang tentang Aksesibilitas dan Sarana Prasarana
Objek Wisata Pantai Goa Cemara
1) Tanggapan Pedagang Mengenai Kondisi Jalan Menuju Objek
Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian didapat data mengenai tanggapan
pedagang megenai kondisi jalan menuju objek wisata Pantai Goa
Cemara. Data dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:
Tabel 14. Tanggapan pedagang mengenai kondisi jalan objek
wisata
No Kondisi Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 8 32
2 Cukup Baik 10 40
3 Baik 7 28
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa cukup banyak
pedagang menganggap kondisi jalan menuju Pantai Goa Cemara
cukup baik (40 persen). Kondisi jalan menuju Pantai Goa Cemara
sudah cukup baik dengan jalan aspal yang sudah halus namun
masih terlalu sempit bagi kendaraan besar yang berpapasan.
Adapun jalan disebelah timur dan utara sudah baik dengan jalan
yang halus dan lebar tetapi masih kurangnya papan informasi
menuju Pantai Goa Cemara. Penambahan papan informasi
dibutuhkan agar wisatawan tidak kebingungan menuju Pantai Goa
Cemara.
Pedagang mengharapkan jalan dibagian selatan warung
makan yang mengarah ke sebelah barat di perluas agar akses
88
pengunjung tidak terganggu dengan banyaknya mobil yang
berparkir memenuhi badan jalan.
Manfaat dari adanya perbaikan jalan yaitu memudahkan
akses pengunjung, akan semakin menarik minat wisatawan untuk
berkunjung ke Pantai Goa Cemara apabila kondisi jalannya telah
baik.
2) Tanggapan Pedagang Tentang Kondisi Prasarana dan Sarana
Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian didapat data mengenai
tanggapan pedagang tentang kondisi prasarana dan sarana di
Objek Wisata Pantai Goa Cemara. Data dapat dilihat pada Tabel
15 berikut:
Tabel 15. Tanggapan Pedagang Tentang Kondisi Prasarana dan
Sarana Wisata
No Kondisi Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 10 40
2 Cukup Baik 12 48
3 Baik 3 12
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa cukup banyak
pedagang menganggap kondisi prasaaran dan sarana di objek
wisata cukup baik (48 persen) tapi dibutuhkan usaha untuk lebih
memperbaikinya. Berikut tanggapan penduduk mengenai kondisi
sarana dan prasarana.
89
a) Prasarana Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang
prasarana yang dapat menunjang untuk objek wisata Pantai
Goa Cemara seperti jalan yang diperlebar agar memudahkan
wisatawan berkunjung. Prasarana yang lain yang dapat
menunjang di sekitar objek wisata adalah SPBU.
b) Sarana Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui sarana yang
masih kurang di objek wisata yaitu papan informasi, taman
bermain anak, POS SAR, tempat parkir, pendopo, tempat
sampah, penginapan dan mushola. Sarana yang paling
diutamakan adalah tempat parkir. Keberadaan tempat parkir
yang kecil membuat kendaraan memenuhi badan jalan warung
makan para pedagang dan menganggu kendaraan yang
melintas di kawasan objek wisata. Keberadaan tempat sampah
di Pantai Goa Cemara hanya berupa beton semen terbuka yang
berbentuk bulat sehingga baunya akan menganggu aktivitas
pengunjung. Adapun setiap warung juga belum tentu memiliki
tempat sampahnya sendiri sehingga masih berbagi dengan
warung lainnya.
Sarana pendukung yang lainnya yang perlu dikembangkan
adalah taman bermain untuk anak-anak sehingga anak-anak
90
bisa aman bermain dibandingkan harus bermain di pantai yang
berbahaya.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pedagang diperoleh
data tentang saran pedagang terhadap sarana yang rusak di
Objek Wisata Pantai Goa Cemara bahwa sebagian besar (76
persen) responden menjawab sarana-sarana yang rusak untuk
diganti dengan alasan kualitas sarana yang akan lebih baik dan
mempermudah pengembangan objek wisata Pantai Goa
Cemara ke depannya. Sisanya (24 persen) responden
menyatakan sarana yang rusak untuk diperbaiki dengan alasan
mengurangi pengeluaran dana yang besar.
Prasarana dan sarana yang sesuai untuk objek wisata ke
masa yang akan datang yaitu pengadaan prasarana dan sarana
yang belum ada seperti penginapan dan POS SAR untuk
menunjang keselamatan pengunjung Pantai Goa Cemara.
Rencana pembangunan JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan)
membuat pengelola ingin memajukan wilayah Pantai Goa
Cemara khusunya penginapan untuk mempersiapkan rencana
jangka panjang.
91
5) Tanggapan Pedagang Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Terhadap Pengembangan
1) Pengelolaan Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang
tanggapan pedagang mengenai pengelolaan objek wisata Pantai
Goa Cemara dapat dilihat pada Tabel 16 berikut:
Tabel 16. Pengelolaan objek wisata Pantai Goa Cemara
No Jenis Tanggapan Frekuensi Persentase
1 Tidak Tahu 0 0
2 Kurang 3 12
3 Ada, tapi kurang berkembang 5 20
4 Berkembang 17 68
Jumlah 25 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan Tabel 16 diperoleh data bahwa banyak
pedagang mengetahui mengenai pengelolaan objek wisata Pantai
Goa Cemara yang berkembang (68 persen), selanjutnya pedagang
yang menganggap pengelolaan ada namun kurang berkembang
(20 persen) dan sisanya kurang berkembang (12 persen).
2) Kondisi Keamanan Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian didapat data mengenai
tanggapan pedagang mengenai kondisi keamanan di sekitar objek
wisata Pantai Goa Cemara. Berdasarkan data yang diperoleh dari
pedagang bahwa semua pedagang menyatakan kondisi keamanan
di Pantai Goa Cemara aman. Hal ini dikarenkan adanya penjaga
yang tinggal dan berjaga setiap malam di objek wisata dan para
pedagang menyatakan tidak pernah merasa kehilangan barang
92
dagangan mereka. Pantai Goa Cemara juga bebas dari kegiatan
minuman keras maupun prostitusi. Hal ini merupakan komitmen
POKDARWIS yang menyatakan Pantai Goa Cemara merupakan
wisata yang bersih dari aktivitas menyimpang.
3) Manfaat Adanya Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian maka semua responden
menjawab dengan adanya objek wisata mendatangkan manfaat
bagi pedagang.
Manfaat yang diperoleh pedagang dengan adanya objek
wisata yang paling utama adalah meningkatnya pendapatan bagi
para pedagang yang akan membantu perekonomian. Adanya
lapangan pekerjaan baru bagi penduduk terutama aktivitas
berdagang di Pantai Goa Cemara yang dapat mengurangi
pengangguran dan bertambahnya pengetahuan para pedagang
mengenai kegiatan kepariwisataan. Para pedagang mengaku
mendapatkan pengetahuan baru setelah bekerja di sektor
pariwisata terutama keterampilan berdagang.
4) Pengaruh Objek Wisata Pantai Goa Cemara Terhadap
Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian responden menjawab adanya
pengaruh bagi lingkungan sekitar. Dengan adanya objek wisata
Pantai Goa Cemara para pedagang dapat mengangkat hasil bumi
berupa ubi jalar, buah naga dan sayuran yang ditawarkan pada
93
wisatawan. Dulu ubi jalar di Desa Gadingsari harga jualnya
rendah, namun dengan adanya objek wisata potensi hasil bumi
terangkat. Pengaruh yang lain adalah adanya lapangan pekerjaan
baru bagi penduduk khususnya pemuda-pemudi Dusun Patihan.
5) Hubungan Kerjasama dengan Pengelola Objek Wisata Pantai Goa
Cemara
Berdasarkan hasil penelitian didapat data mengenai
tanggapan pedagang mengenai hubungan kerjasama pedagang
dengan pengelola objek wisata Pantai Goa Cemara.
Pedagang di Objek Wisata Pantai Goa Cemara menyatakan
bahwa kerjasama antara pedagang dan pengelola berjalan baik.
Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan bersama untuk
memajukan atau mengembangakn objek wisata. Pedagang
bekerjasama dengan pengelola dalam menaati peraturan yang
telah dibuat POKDARWIS dan sebaliknya pengelola berusaha
mengakomodasi keperluan para pedagang di Pantai Goa Cemara..
Adanya aturan yang tegas akan membuat pengelolaan yang
bersinergi.
Saran-saran pedagang bagi pengembangan objek wisata
Pantai Goa Cemara pada masa yang akan datang agar Pantai Goa
Cemara lebih maju seperti Pantai Parangtritis dan Pantai Depok
yang ramai pengunjung, adanya pengarahan terhadap kehadiran
wisatawan, penataan parkir yang lebih baik sehingga teratur,
94
adanya pengelolaan sampah lebih lanjut, peningkatan kebersihan
pantai, penambahan papan petunjuk jalan, perbaikan aksesibilitas
menuju objek wisata dan yang paling penting adalah dukungan
pemerintah terhadap pengelolaan di masa depan.
6) Dukungan Pedagang Terhadap Pengembangan Objek Wisata
Pantai Goa Cemara
Semua pedagang (100 persen) mendukung pengembangan objek
wisata untuk kedepannya. Dukungan yang dilakukan oleh pedagang
dalam bentuk dukungan langsung dan tidak langsung. Mereka
mendukung adanya pembangunan dan pengembangan objek wisata
agar semakin berkembang kedepannya. Pantai Goa Cemara
diharapkan mampu menjadi salah satu objek wisata alternatif di
Kabupaten Bantul. Berkembangnya objek wisata ini akan bermanfaat
bagi pengelola, pemerintah, pedagang, penduduk dan wisatawan.
b. Wisatawan Pantai Goa Cemara
1) Kondisi Sosiodemografi
a) Umur
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dilihat kelompok
umur yang melakukan kunjungan di Objek Wisata Pantai Goa
Cemara. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
17 berikut ini :
95
Tabel 17. Kelompok Umur Wisatawan Pantai Goa Cemara
Kelompok Umur Jumlah Persentase
10-18 27 27
19-27 34 34
27-35 13 13
36-44 7 7
45-53 12 12
>53 7 7
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil analisis data primer kelompok umur
wisatawan, maka dapat diketahui cukup banyak wisatawan yang
berkunjung di Objek Wisata Pantai Goa Cemara adalah kelompok
umur 19-27 tahun (34 persen), kelompok umur 10-18 tahun
(27 persen), sedangkan kelompok umur terendah yaitu 35-43 tahun
dan kelompok umur >52 tahun (7 persen). Maka dapat disimpulkan
bahwa objek wisata Pantai Goa Cemara banyak dikunjungi oleh
wisatawan yang berada pada usia sekolah dan mahasiswa.
b) Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil analisis data primer, maka dapat diketahui
jumlah pengunjung berdasarkan jenis kelamin bahwa banyak
pengunjung (63 persen) adalah perempuan dan pengunjung laki-
laki (37 persen). Wisatawan perempuan lebih dominan dikarenakan
kebanyakan perempuan lebih suka melihat pemandangan alam dan
menghilangkan kejenuhan dengan berkunjung ke tempat wisata
terbuka (wisata alam).
96
c) Daerah Asal Wisatawan
Daerah asal wisatawan objek wisata Pantai Goa Cemara
bervariasi, mulai dari dalam kabupaten, luar kabupaten dan luar
provinsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 18. Daerah Asal Wisatawan Pantai Goa Cemara
No Daerah Asal Wisatawan Frekuensi Persentase
1 Masih dalam Kab.Bantul 58 58
2 Luar Kab.Bantul 26 26
3 Luar Provinsi DIY 16 16
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan data Tabel 18 di atas, maka dapat dilihat
bahwa banyak wisatawan yang berasal dari dalam Kabupaten
Bantul (58 persen) dan diikuti oleh wisatawan dari luar Kabupaten
Bantul (26 pesen). Wisatawan yang paling sedikit berkunjung
berasal dari luar provinsi DIY (16 persen) antara lain dari Salatiga,
Solo, Kalimantan, Banyumas, Jakarta, dan Jawa Timur.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
semakin jauh daerah asal semakin sedikit jumlah wisatawannya.
d) Tingkat Pendidikan
Tabel 19. Tingkat Pendidikan Wisatawan Pantai Goa Cemara
No Tingkkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1 Tidak Sekolah 1 1
2 SD 4 4
3 SMP/SLTP 10 10
4 SMA/SLTA 56 56
5 Perguruan Tinggi 29 29
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
97
Berdasarkan hasil analisis data primer wisatawan, maka dapat
diketahui tingkat pendidikan wisatawan Pantai Goa Cemara.
bahwa banyak wisatawan (56 persen) memiliki tingkat pendidikan
terakhir yaitu SMA/SLTA. Sedangkan persentase terendah adalah
wisatawan dengan kategori tidak bersekolah (1 persen).
Berdasarkan data tersebut, maka wisatawan Pantai Goa
Cemara yang berkunjung kebanyakan adalah wisatawan dengan
tingkat pendidikan SMA/SLTA dan Perguruan Tinggi.
e) Jenis Pekerjaan
Wisatawan yang berkunjung di Pantai Goa Cemara jenis
pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini:
Tabel 20. Jenis Pekerjaan Wisatawan Pantai Goa Cemara
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 TNI/POLRI 1 1
2 Pelajar/Mahasiswa 48 48
3 Pedagang 3 3
4 PNS 7 7
5 Karyawan Swasta 19 19
6 Wiraswasta 9 9
7 Petani 3 3
8 Lainnya 10 10
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil analisis Tabel 20 mengenai jenis pekerjaan,
maka dapat diketahui bahwa cukup banyak ( 48 persen) wisatawan
Pantai Goa Cemara adalah Pelajar/Mahasiswa. Persentase terendah
jenis pekerjaan wisatawan yaitu TNI/POLRI (1 persen). Maka
dapat disimpulkan bahwa objek wisata Pantai Goa Cemara
diminati oleh para Pelajar/Mahasiswa yang ingin berlibur.
98
2) Kondisi Sosiopsikografi
a) Jenis Alat Transportasi
Jenis alat transportasi yang paling banyak digunakan oleh
wisatawan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 21. Jenis Alat Transportasi Wisatawan Pantai Goa Cemara
No Jenis Alat Transportasi Frekuensi Persentase
1 Kendaraan Pribadi 83 83
2 Angkutan Umum 5 5
3 Bus Wisata 12 12
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar wisatawan yang berkunjung di Pantai Goa Cemara (83
persen) memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini
dikarenakan lebih praktis daripada harus menggunakan angkutan
umum yang jarang ditemui untuk menuju tempat wisata Pantai Goa
Cemara. Kondisi jalan Pantai Goa Cemara juga berkelok-kelok
dari arah Jembatan Merah ditambah masih sempit di jalan bagian
selatan objek wisata sehingga wisatawan lebih nyaman
menggunakan kendaraan pribadi
b) Pola Perjalanan
Pola perjalanan wisatawan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 22. Pola Perjalanan
No Pola Perjalanan Frekuensi Persentase
1 Sendiri 1 1
2 Kelompok 30 30
3 Keluarga 18 18
4 Teman 51 51
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
99
Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa banyak wisatawan
yang berkunjung di Pantai Goa Cemara yaitu bersama temannya
(51 persen), sedangkan wisatawan yang berkunjung di Objek
Wisata Pantai Goa Cemara datang secara berkelompok sebesar (30
persen). Persentase terkecil (1 persen) yaitu wisatawan yang
berkunjung sendirian.
c) Motivasi Kunjungan
Jenis kegiatan yang dilakukan wisatawan bermacam-macam
sesuai motivasi berkunjung. Berikut disajikan tabel jenis kegiatan
wisatawan yang dilakukan oleh wisatawan di Objek Wisata Pantai
Goa Cemara.
Tabel 23. Motivasi Kunjungan
No Jenis Kegiatan Frekuensi Persentase
1 Menikmati Pemandangan Alam 73 73
2 Menikmati Kuliner 12 12
3 Penelitian 5 5
4 Lain-lain 10 10
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 23 maka diperoleh data bahwa
banyak jenis kegiatan yang dilakukan wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Goa Cemara adalah untuk menikmati
pemandangan alam (73 persen), menikmati kuliner di Pantai
Goa Cemara (12 persen) dan kegiatan yang sedikit dilakukan
wisatawan adalah penelitian (5 persen). Kegiatan lain yang
dilakukan wisatawan adalah untuk memancing, mengadakan
100
outbound serta menjelajahi mercusuar dan tempat konservasi
penyu.
d) Banyaknya Kunjungan Wisatawan
Banyaknya kunjungan wisatawan dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut ini :
Tabel 24. Banyaknya Jumlah Kunjungan
No Jumlah Kunjungan Frekuensi Persentase
1 Satu Kali 37 33
2 2-3 Kali 32 32
3 >3 33 35
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan Tabel 24 maka dapat diketahui bahwa cukup
banyak jumlah kunjungan wisatawan adalah satu kali (37 persen).
Wisatawan yang datang 2-3 kali (32 persen) dan yang lebih dari 3
kali (33 persen). Wisatawan yang berkunjung lebih dari 3 kali
didominasi oleh wisatawan yang berasal dari dalam Kabupaten
Bantul. Pantai Goa Cemara mulai dibuka sejak tahun 2009. Pantai
ini tergolong baru dibanding pantai yang lainnya. Pantai ini
didirikan untuk memberikan alternatif wisata pantai dibagian barat
Kabupaten Bantul. Hal ini dikarenakan Pantai dideretan barat
Kabupaten Bantul sepi seperti Pantai Samas, Pantai Pandansari,
Pantai Pandansimo. Objek wisata Pantai Goa Cemara tergolong
belum terlalu banyak wisatawan yang mengetahuinya. Kebanyakan
wisatawan hanya mengetahui Pantai Parangtritis bila berkunjung
ke Kabupaten Bantul.
101
e) Lama Kunjungan Wisatawan
Lama Kunjungan Wisatawan di Pantai Goa Cemara dapat
dilihat dalm tabel berikut ini:
Tabel 25. Lama Kunjungan Wisatawan Dalam Berwisata
No Lama Kunjungan Frekuensi Persentase
1 <1 jam 3 3
2 1-3 jam 79 79
3 4-6 jam 17 17
4 6-12 jam 1 1
5 12-24 jam 0 0
6 >24 jam 0 0
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 25, maka dapat diketahui bahwa sebagian
besar wisatawan (79 persen) menghabiskan waktu di Pantai Goa
Cemara selama 1-3 jam, sedangkan wisatawan yang menghabiskan
waktu 4-6 jam di Pantai Goa Cemara (17 persen) dan wisatawan
yang menghabiskan waktu 6-12 jam dan lebih dari 24 jam tidak
ada, hal ini dikarenakan tidak adanya penginapan di sekitar Pantai
Goa Cemara.
f) Sumber Informasi Tempat Wisata
Sumber informasi tempat wisata dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 26. Sumber Informasi Tempat Wisata Pantai Goa Cemara
No Sumber Informasi Frekuensi Persentase
1 Teman 73 73
2 Saudara 13 13
3 Surat kabar, televisi, Radio 10 10
4 Lainnya 4 4
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
102
Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa banyak wisatawan (73
persen) memperoleh sumber informasi tentang Pantai Goa Cemara
yaitu dari teman. Penyaluran sumber informasi yang didapat oleh
wisatawan yaitu dari mulut ke mulut. Persentase terbanyak kedua
sumber informasi yang didapat wisatawan tentang objek wisata
Pantai Goa Cemara dari saudara (13 persen) dan sumber informasi
dari surat kabar, televisi dan radio (10 persen), sehingga
keberadaan media belum mampu mendukung promosi Pantai Goa
Cemara.
g) Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Kebersihan
Kebersihan daerah wisata merupakan salah satu faktor yang
tidak dapat dilupakan karena mempengaruhi kenyamanan
wisatawan yang berkunjung. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat diketahui tanggapan wisatawan tentang kebersihan di Pantai
Goa Cemara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 27
berikut ini:
Tabel 27.Tanggapan Wisatawan Mengenai Kondisi Kebersihan
Pantai Goa Cemara.
No Kondisi Kebersihan Frekuensi Persentase
1 Sangat Kotor 4 4
2 Kotor 21 21
3 Cukup Bersih 61 61
4 Bersih 13 13
5 Sangat Bersih 1 1
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
103
Berdasarkan hasil Tabel 27, maka dapat diketahui bahwa
banyak wisatawan (61 persen) menganggap Pantai Goa Cemara
memiliki kondisi kebersihan yang cukup bersih. Persentase yang
kedua (21 persen) wisatawan masih menganggap Pantai Goa
Cemara masih kotor, karena masih ada sampah yang berserakan
dan ketersedian tempat sampah yang kurang.
h) Tanggapan Terhadap Kepuasan Berwisata
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui
tanggapan wisatawan terhadap kepuasan berwisata di Pantai Goa
Cemara dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 28.Kepuasan Wisatawan Dalam Berwisata
No Kepuasan Berwisata Frekuensi Persentase
1 Tidak Memuasakan 3 3
2 Kurang Memuasakan 24 24
3 Memuasakan 69 69
4 Sangat Memuaskan 4 4
Jumlah 100 100
BerdasarkanTabel 28 menunjukkan bahwa banyak (69
persen) wisatawan merasa puas berkunjung di Objek Wisata
Pantai Goa Cemara. Wisatawan merasa puas dapat melihat
panorama alam yang indah dan rindangnya ribuan pohon cemara
udang yang teduh. Persentase kedua (24 persen) wisatawan
menganggap kurang memuaskan karena kondisi pantai yang masih
sepi di hari-hari biasa dan fasilitas yang masih apa adanya.
104
i) Tanggapan Kepuasan Terhadap Pelayanan Petugas
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui
tanggapan wisatawan terhadap kepuasan pelayanan petugas Pantai
Goa Cemara disajikan dalam tabel sebagai berikut ini:
Tabel 29. Tanggapan Kepuasan Terhadap Pelayanan Petugas
No Kepuasan Pengelola Frekuensi Persentase
1 Tidak Memuasakan 5 5
2 Kurang Memuasakan 29 29
3 Memuasakan 66 66
4 Sangat Memuaskan 0 0
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 29 dapat diketahui bahwa banyak
(66 persen) wisatawan merasa puas dengan pelayanan petugas.
Pengunjung merasa puas karena pengelola Pantai Goa Cemara
ramah. Terbanyak kedua tanggapan wisatawan terhadap
pelayanan pegelola yaitu merasa kurang puas (29 persen), hal ini
dikarenakan pengunjung merasa pengelola Pantai Goa Cemara
kurang peka terhadap kebutuhan pengunjung seperti kondisi
mushola yang sempit, kondisi kebersihan. Wisatawan yang tidak
puas (5 persen) dari total keseluruhan responden.
j) Tanggapan Wisatawan Terhadap Jenis Wisata yang Menarik
Terdapat berbagai kegiatan di Pantai Goa Cemara yang
menarik bagi wisatawan. Berdasarkan hasil penelitian maka
diperoleh data mengenai jenis kegiatan yang menarik di Objek
Wisata Pantai Goa Cemara yang disajikan dalam Tabel 30 berikut
ini:
105
Tabel 30.Jenis Kegiatan Menarik di objek wisata
No Jenis Kegiatan Menarik Frekuensi Persentase
1 Menikmati rimbunnya
cemara udang
81 81
2 Outbound 12 12
3 Atraksi Budaya 2 2
4 Adanya Konservasi penyu 5 5
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 30 maka dapat diketahui bahwa
sebagian besar wisatawan menyatakan jenis kegiatan yang
menarik adalah menikmati rimbunnya cemara udang (81 persen).
Keberadaan tanaman cemara udang yang rimbun menjadi daya
tarik wisatawan. Tanaman cemara udang yang ada di Pantai Goa
Cemara saling berpapasan sehingga membentuk semacam gua-
gua cemara dan membuat area dibawahnya teduh dan sejuk.
Sedangkan jenis kegiatan yang menarik lainnya adalah outbound
(12 persen).
k) Tanggapan Wisatawan Terhadap Kelengkapan Sarana Dan
Prasarana
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui
tanggapan wisatawan terhadap kelengkapan sarana dan
prasarana wisata Pantai Goa Cemara bahwa banyak (69 persen)
wisatawan Pantai Goa Cemara menganggap kelengkapan sarana
dan prasarana di Pantai Goa Cemara kurang lengkap.
106
Kelengkapan sarana dan prasarana di objek wisata cukup baik
walaupun jumlahnya masih terbatas meliputi: mushola,
pendopo, tempat parkir.
l) Tanggapan Kondisi Sarana dan Prasarana
1. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Pusat Informasi dan
Komunikasi
Pusat informasi dan Komunikasi merupakan sarana
yang bermanfaat bagi wisatawan untuk mengetahui informasi
mengenai objek wisata. Berikut adalah tanggapan wisatawan
mengenai kondisi pusat informasi dan komunikasi
(kesekretariatan) Pantai Goa Cemara.
Tabel 31.Kondisi Pusat Informasi dan Komunikasi
No Kondisi Pusat Informasi
dan Komunikasi
Frekuensi Persentase
1 Kurang baik 35 35
2 Cukup baik 61 61
3 Baik 4 4
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa
kondisi pusat informasi dan komunikasi cukup baik (61 persen)
dan yang menyatakan kurang baik (35 persen).
2. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Warung Makan
Tanggapan wisatawan terhadap kondisi warung makan
di Pantai Goa Cemara dapat dilihat dalam Tabel 32 berikut:
107
Tabel 32. Kondisi Warung Makan Pantai Goa Cemara
No Kondisi warung makan Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 9 9
2 Cukup Baik 20 20
3 Baik 71 71
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa para
wisatawan menyatakan kondisi warung makan sudah baik (71
persen), hal ini didukung dengan jumlah warung makan sekitar
15 warung makan di Objek Wisata Pantai Goa Cemara dan
wisatawan yang menyatakan cukup baik (20 persen).
3. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Jalan
Tanggapan wisatawan terhadap kondisi jalan di Pantai
Goa Cemara dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 33. Kondisi Jalan Pantai Goa Cemara
No Kondisi Jalan Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 3 3
2 Cukup Baik 64 64
3 Baik 33 33
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan hasil penelitian didapat data bahwa banyak
wisatawan manyatakkan bahwa kondisi jalan cukup baik (64
persen). Kondisi jalan ke Pantai Goa Cemara memang sudah
cukup baik dengan jalan yang telah beraspal, hanya saja kondisi
jalan yang ada dibagian selatan kurang lebar, sehingga jika ada
kendaraan yang berpapasan harus turun ke badan jalan.
108
4. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Toilet
Tanggapan wisatawan terhadap kondisi toilet di Pantai
Goa Cemara dapat dilihat dalam Tabel 34 berikut:
Tabel 34. Kondisi Toilet Goa Cemara
No Kondisi Toilet Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 8 8
2 Cukup Baik 65 65
3 Baik 27 27
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data
mengenai tanggapan wisatawan terhadap kondisi toilet yaitu
banyak wisatawan (65%) menyatakan bahwa kondisinya
cukup baik dan yang menyatakan baik (27 persen) dan
sisanya (8 persen) berpendapat kurang baik. Kondisi toilet
dibagian selatan sudah cukup baik namun diperlukan
penataan sedangkan untuk toilet dibagian timur kondisinya
kurang baik tidak ada perawatan sehingga terkesan kotor dan
kumuh.
5. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Mushola
Tanggapan wisatawan terhadap kondisi mushola dapat
dilihat pada Tabel 35 berikut:
Tabel 35.Kondisi Mushola Pantai Goa Cemara
No Kondisi Mushola Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 62 62
2 Cukup Baik 23 23
3 Baik 15 15
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
109
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa
banyak (62%) wisatawan menyatakan kondisi mushola kurang
baik. Keberadaan Mushola di Pantai Goa Cemara terlalu kecil,
bila dipakai untuk beribadah hanya muat 3 -4 orang dan
letaknya berada di bagian utara yang jauh dari tempat
wisatawan beraktivitas Kebersihan mushola juga masih terlihat
kotor karena jarang dipakai oleh wisatawan.
6. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Camping Ground
Tabel 36. Kondisi Camping Ground Pantai Goa Cemara
No Kondisi Camping Ground Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 4 4
2 Cukup Baik 65 65
3 Baik 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai
tanggapan wisatawan terhadap kondisi camping ground bahwa
banyak (65%) menyatakan cukup baik. Persentase yang kedua
31 persen menyatakan sudah baik.
7. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Tempat Parkir
Tanggapan wisatawan terhadap kondisi tempat parkir
dapat dilihat pada Tabel 37 berikut:
Tabel 37. Kondisi Tempat Parkir Pantai Goa Cemara
No Kondisi Parkir Frekuensi Persentase
1 Kurang Baik 4 4
2 Cukup Baik 65 65
3 Baik 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
110
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai
tanggapan wisatawan terhadap kondisi tempat parkir yaitu
banyak wisatawan menganggap bahwa (65%) tempat parkir di
Pantai Goa Cemara sudah cukup baik, wisatawan yang
menyatakan baik (31 persen) dan sisanya berpendapat kurang
baik (4 persen). Kondisi tempat parkir memang sudah baik
namun apabila hari libur kendaraan yang ada memenuhi jalan
sehingga dibutuhkan penambahan area untuk tempat parkir bagi
wisatawan.
8. Tanggapan Wisatawan Terhadap Kondisi Tempat Sampah
Tanggapan wisatawan terhadap kondisi tempat
pembuangan sampah dapat dilihat pada Tabel 38 berikut:
Tabel 38. Kondisi Tempat Sampah Pantai Goa Cemara
No Kondisi Tempat
Pembuangan Sampah
Frekuen
si
Persent
ase
1 Kurang Baik 4 4
2 Cukup Baik 65 65
3 Baik 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai
tanggapan wisatawan terhadap kondisi tempat pembuangan
sampah yaitu banyak wisatawan (65 persen) berpendapat bahwa
kondisinya cukup baik. Persentase yang kedua (31 persen)
menyatakan baik dan sisanya kurang baik (3 persen).
Keberadaan tempat sampah di Pantai Goa Cemara memang
sudah banyak di areal aktivitas wisatawan, namun dalam bentuk
111
beton semen terbuka yang berbentuk bulat sehingga diperlukan
tempat sampah yang sudah ada pemilihan jenis sampahnya agar
lebih efektif.
9. Solusi Fasilitas yang Rusak
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai
tanggapan wisatawan terhadap solusi fasilitas yang rusak. Dari
hasil analisis data menunjukkan bahwa banyak wisatawan (68
persen) menyatakan lebih baik fasilitas diperbaiki untuk
menghemat pengeluaran dana dan sisanya di ganti, jika
kondisinya sudah tidak layak pakai untuk wisatawan. Sarana dan
prasarana yang perlu ditambah menurut tanggapan wisatawan
adalah tempat bermain anak, tempat duduk, penerangan, tempat
sampah, mushola,dan tempat parkir.
m) Tanggapan Wisatawan Terhadap Pengalaman Setelah Berkunjung
Tanggapan wisatawan setelah berkunjung ke Pantai Goa
Cemara dapat dilihat didalam Tabel 39 berikut ini:
Tabel 39. Pengalaman Setelah berkunjung
No Pengalaman setelah
berkunjung
Frekuensi Persentase
1 Mendapat Pengalaman Baru 66 66
2 Biasa saja 33 33
3 Tidak Mendapatkan
Pengalaman apapun 1 1
100 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh data mengenai
pengalaman setelah berkunjung di Pantai Goa Cemara bahwa
112
banyak wisatawan menyatakan mendapatkan pengalaman baru
setelah berkunjung ke Pantai Goa Cemara (66 persen), hal ini
karena suasana pantai yang berbeda dari yang lainnya. Wisatawan
yang menyatakan biasa saja setelah berkunjung (33 persen) karena
wisatawan sering berkunjung ke Pantai Goa Cemara.
n) Tanggapan Keinginan Berkunjung Kembali
Setelah mengetahui tanggapan dari wisatawan, maka perlu
mengetahui seberapa besar keinginan wisatawan untuk berkunjung
kembali ke Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa banyak
wisatawan (73 persen) ingin berkunjung kembali di Pantai Goa
Cemara. Wisatawan merasa Pantai Goa Cemara merupakan tempat
pariwisata memiliki keunikan tersendiri dibanding pantai
disekitarnya. Daya tarik Pantai Goa Cemara berupa rindangnya
pohon cemara udang yang membentang seluas 1,4 kilometer dan
menikmati keindahan alam Wisatawan yang tidak mengetahui
apakah akan berkunjung kembali atau tidak dengan alasan jaraknya
yang jauh serta merasa Pantai Goa Cemara kurang menarik untuk
dikunjungi
o) Saran-Saran Terhadap Upaya Pengembangan
Saran dan pendapat dari wisatawan merupakan salah satu
faktor penting untuk bahan pertimbangan pengelola dalam
113
pengembangan suatu pariwisata. Oleh karena itu berikut adalah
saran-saran para wisatawan Pantai Goa Cemara:
1. Perbaikan akses jalan dibagian selatan Pantai Goa Cemara
yang masih sempit
2. Menambah dan memperbaiki fasilitas-fasilitas wisata
seperti mushola yang terlalu kecil, toilet bagian timur yang
belum optimal, pemberdayaan gazebo, dan penerangan
jalan.
3. Penyedian lebih banyak tempat sampah, terutama tempat
sampah yang sudah terkategorikan karena tempat sampah
yang ada di Pantai Goa Cemara berupa beton semen yang
berbentuk bulat dan terbuka sehingga bau akan terasa
menyengat ataupun tidak layak dipandang mata ataupun
kerumunan lalat yang banyak.
4. Perlu adanya petunjuk arah menuju objek wisata Pantai Goa
Cemara walaupun sudah ada tapi jumlahnya masih kurang
memenuhi. Karena wisatawan dari luar kurang mengetahui
letak-letak pantai dibagian barat Kabupaten Bantul
khusunya Pantai Goa Cemara.
5. Promosi yang lebih optimal
6. Pengadaan atraksi wisata yang lebih intensif
114
a. Profil Pengelola Objek Wisata Pantai Goa Cemara
1) Karakteristik Pengelola
a) Umur Pengelola
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui data tentang
umur pengelola objek wisata Pantai Goa Cemara. Data dapat
dilihat dalam Tabel 40 berikut ini:
Tabel 40. Kelompok Umur Pengelola Pantai Goa Cemara
No Kelompok Umur Frekuensi Persentase
1 31-40 5 33,33
2 41-50 6 40
3 51-60 1 6,67
4 61-70 3 20
Jumlah 15 15
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan Tabel 40, cukup banyak pengelola berumur
41-50 tahun (40 persen). Sedangkan yang lainnya berumur antara
31-40 tahun (33,33 persen), umur 61-70 (20 persen) dan sisanya
umur 51-70 (6,67 persen)
b) Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa semua
pengelola Pantai Goa Cemara adalah laki-laki (100 persen) dalam
struktur organisasi POKDARWIS Pantai Goa Cemara. Hal ini
dikarenakan laki-laki lebih tangguh secara fisik di lapangan untuk
mengatur jalannya kepariwisataan Pantai Goa Cemara, sehingga
dipilih menjadi pengurus inti.
115
c) Daerah Asal
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa semua
pengelola Pantai Goa Cemara berasal dari Desa Gadingsari (100
persen). Pengelola Pantai Goa Cemara sudah bekerja sejak
pembukaan Pantai Goa Cemara sebagai tempat wisata tahun 2009
2) Kondisi Sosial Ekonomi Pengelola.
1) Jenis Pekerjaan Pokok Pengelola
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai jenis
pekerjaan pengelola Pantai Goa Cemara sebagai berikut:
Tabel 41. Jenis Pekerjaan Pokok Pengelola Pantai Goa Cemara
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Petani 9 60
2 Wiraswasta 4 26,67
3 TNI 1 6,67
4 Karyawan Swasta 1 6,67
Jumlah 15 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 41 diketahui bahwa banyak jenis
pekerjaan pokok pengelola adalah petani (60 persen), wiraswasta
(26,67 persen).
2) Status Perkawinan
Berdasarkan data primer penelitian diperoleh data
mengenai status perkawinan pengelola objek wisata Pantai Goa
Cemara yang seluruhnya (100%) sudah menikah.
116
3) Besar Pendapatan
Adanya objek wisata Pantai Goa Cemara berpengaruh
terhadap kondisi sosial ekonomi pegelola. Berdasarkan hasil
penelitian, banyak pendapatan pengelola dengan adanya objek
wisata menyatakan pendapatan semakin bertambah (73,33 persen)
sedangkan yang menyatakan pendapatan tidak menentu (26,66)
persen. Pengelola yang menyatakan adanya peningkatan
pendapatan karena terbukanya lapangan kerja sebagai pengelola
objek wisata, pendapatan mereka antara Rp.500.000,00-
Rp.1.000.000,00. Sedangkan, pengelola yang menyatakan tidak
menentu karena dipengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung,
kondisi cuaca, kenaikaan harga barang-barang.
4) Struktur Organisasi Kelompok Sadar Wisata
Kelompok Sadar wisata atau disingkat POKDARWIS
merupakan kelompok swadaya dan swakarya yang tumbuh dari,
oleh, dan untuk masyarakat serta bertujuan untuk meningkatkan
pengembangan pariwisata daerah dan mensukseskan pembangunan
pariwisata nasional. POKDARWIS Pantai Goa Cemara terbentuk
atas inisiatif dan kemauan Kelompok Tani Mini Raharjo pada
tahun 2009 untuk membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat
setempat dan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan
sekitarnya. Rencana pemanfaatan lingkungan Pantai Goa Cemara
harus seizin pemerintah daerah khusunya Sri Sultan HB X, karena
117
Pantai Goa Cemara merupakan area Sultan Ground. Setelah
mendapatkan izin dari pemerintah maka POKDARWIS berupaya
memaksimalkan potensi yang ada di Pantai Goa Cemara untuk
menjadikannya sebagai objek wisata yang bermanfaat bagi
masyarakat sektar maupun pemerintah. POKDARWIS Pantai Goa
Cemara memiliki berbagai tujuan yang ingin dicapai yaitu:
a) Visi
Mewujudkan Sapta Pesona yang berbasis mayarakat
b) Misi
1. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan
2. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kepariwisataan
3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi anggota
masyrakat/ anggota POKDARWIS
4. Mensukseskan pembangunan kepariwisataan
Berikut adalah struktur organisasi POKDARWIS Pantai Goa
Cemara
118
Tabel 42.Struktur organisasi POKDARWIS
NO Nama Jabatan
1 Hadi Sukismo Penasehat I
2 Sugiono Penasehat II
3 Sadiyo Penasehat III
4 Wahadi Ketua
5 Suratijo Wakil Ketua
6 Sukatno Sekretaris I
7 H.Rukijo Sekretaris II
8 Suranto Bendahara I
9 Jumakir Bendaharai II
10 Mujana Sie. Keamanan
11 Rohjianto Sie. Penerimaan Event
12 Supriono Sie. Kebersihan
13 Kamidi Sie. Pembangunan
14 Juari Sie. Parkir
15 Tusgianto Sie.MCK
Sumber: POKDARWIS Pantai Goa Cemara
5) Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui tingkat
pendidikan pengelola Pantai Goa Cemara disajikan dalam Tabel 43
sebagai berikut :
119
Tabel 43. Tingkat Pendidikan Pengelola Pantai Goa Cemara
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1 Tidak Bersekolah 0 0
2 SD 0 0
3 SMP 4 26,66
4 SMA 10 66,67
5 Perguruan Tinggi 1 6,67
Jumlah 15 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 43 diketahui bahwa banyak pendidikan
pengelola Pantai Goa Cemara adalah SMA/SLTA (66,67 persen),
tingkat pendidikan SMP (26,66 persen) dan sisanya Perguruan
Tinggi (7,69 persen).
3) Tanggapan Pengelola Terhadap Pengembangan Objek Wisata
Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai tanggapan
pengelola terhadap pengembangan objek wisata. Sebagian besar
Pengelola menyatakan Pantai Goa Cemara berkembang dengan baik
(86,67 persen), dan pengelola yang menyatakan cukup berkembang
(13,33 persen). Pantai Goa Cemara ini dibuka untuk umum tahun
2009 oleh penduduk setempat sehingga masih tergolong pantai baru,
namun perkembangannya sangat baik. Pantai Goa Cemara
menyumbang pendapatan daerah paling tinggi dari wisata pantai
120
khusunya pantai bagian barat Kabupaten Bantul. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengunjung yang tertarik mengunjungi pantai ini karena
menawarkan alternatif pantai di wilayah Kabupaten Bantul yang
berbeda. Pantai Goa Cemara juga sering dikunjungi oleh media surat
kabar, televisi lokal sehingga membantu mempromosikan objek
wisata ke khalayak luas. Pengelola yang menyatakan cukup
berkembang karena kurang lengkapnya fasilitas yang ada di Pantai
Goa Cemara untuk masa yang akan datang.
Kondisi keamanan di Objek Wisata Pantai Goa Cemara menurut
pengelola aman bagi pengunjung. Keamanan Pantai Goa Cemara
didukung dengan adanya jaga malam oleh pengelola. Pantai ini juga
aman dari aktivitas-aktivitas malam seperti minuman keras dan
prostitusi, hal ini merupakan komitmen awal didirikannya objek
wisata pantai ini. Untuk keamanan di sekitar pesisir pantai pengelola
cukup kesulitan untuk memantau karena tidak adanya POS SAR
disekitar Pantai Goa Cemara, namun peristiwa hilangnya pengunjung
karena tergulung ombak jarang terjadi.
Sebagian besar pengelola (80 persen) beranggapan bahwa
aksesibilitas untuk menuju ke Pantai Goa Cemara sudah baik. Jalan
menuju objek wisata telah diperlebar dan diaspal untuk proyek JJLS
(Jalur Jalan Lintas Selatan). Pengelola yang menganggap aksesibilitas
menuju Pantai Goa Cemara cukup baik (20 persen) dengan alasan
121
jalan yang ada untuk menuju objek wisata di bagian selatan masih
sempit.
Adanya Pantai Goa Cemara ini juga bermanfaat bagi penduduk di
sekitar Pantai Goa Cemara. Pengelola menyatakan objek wisata ini
dapat membuka lapangan pekerjaan yang cukup luas dan mengurangi
pengangguran penduduk sekitar, peningkatan pendapatan penduduk,
peningkatan pengetahuan serta keterampilan dalam kegiatan
kepariwisataan, dapat memberdayakan hasil bumi penduduk setempat
yaitu ubi jalar. Keberadan Objek Wisata Pantai Goa Cemara membuat
harga jual ubi jalar meningkat.
Menurut pengelola, hubungan kerjasama dengan penduduk terjalin
dengan baik (80 persen) dan pengelola yang menyatakan cukup baik
(20 persen). Hubungan kerjasama pengelola dan penduduk dianggap
baik karena adanya sikap saling mendukung untuk mengembangkan
potensi daerah yanga ada.
Saran-saran dari pengelola bagi pengembangan objek wisata Pantai
Goa Cemara untuk masa yang akan datang agar lebih baik kondisi
tempatnya dengan penambahan prasarana dan sarana bagi kebutuhan
wisatawan, kunjungan wisatawan yang semakin meningkat, adanya
agenda rutin untuk menampilkan atraksi wisata untuk menarik
wisatawan, menjaga kondisi kebersihan, perluasan jalan bagian
selatan pantai, perhatian dari pemerintah terhadap objek wisata dan
yang paling penting manajemen pariwisata yang lebih baik khususnya
122
untuk POKDARWIS untuk masa depan untuk menjadikan kawasan
pesisir menjadi wilayah yang maju.
3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan Objek Wisata
Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh dari pengelola mengenai
faktor-faktor penghambat dan pendukung pengembangan objek wisata
Pantai Goa Cemara.
Faktor penghambat non fisik yang ada di Pantai Goa Cemara
adalah belum terkoordinasinya sistem kepariwisataan yang ada, sumber
daya manusia yang masih rendah dan kurang lengkapnya fasilitas
(prasarana dan sarana) yang ada. Prasarana dan sarana yang kurang
lengkap di Pantai Goa Cemara adalah mushola, tempat parkir, pendopo,
akses jalan dan transportasi, kurangnya papan informasi menuju objek
wisata, penerangan, POS SAR dan tempat pembuangan sampah. Belum
adanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di daerah Pantai Goa
Cemara menjadi penghambat yang serius karena sampah selalu ada
dalam kegiatan pariwisata. Sampah yang ada di Pantai Goa Cemara saat
ini dibuang di wilayah bagian timur pantai dengan cara dibakar dan
ditimbun. Faktor penghambat lainnya yaitu pendanaan untuk
pengembangan khususunya untuk dana operasional Pantai Goa Cemara.
Sikap dan sifat pengunjung juga menjadi faktor penghambat, hal ini
dikarenakan pengunjung objek wisata terkadang tidak peduli terhadap
123
lingkungan sekitar dengan membuang sampah sembarangan padahal
telah disediakan tempat sampah.
Salah satu faktor penghambat fisik yang menjadi kendala adalah
kondisi pasang surut air laut. Ketika air laut dalam keadaan pasang
ombak yang ada di Pantai Goa Cemara cukup besar sehingga
membahayakan bagi wisatawan yang bermain air laut. Solusi untuk
permasalahan ini adalah pengelola selalu memperingatkan kepada
pengunjung agar berhati-hati dan tidak bermain air laut demi keamanan
pengunjung.
Faktor pendukung pengembangan Pantai Goa Cemara menurut
pengelola adalah keunikan pantai yang beda dengan pantai lainnya
yaitu keberadaan tanaman cemara udang yang rimbun dan atraksi
wisata. Pantai Goa Cemara juga memiliki pemandangan yang indah
sebagai tempat untuk berkemah ataupun outbound. Keberadaan atraksi
wisata alam dan budaya di Pantai Goa Cemara juga menjadi faktor
pendukung serta penataan ruang yang terintegrasi sehingga tempat
wisata terlihat rapi. Faktor pendukung lainnya yang penting adalah
adanya dukungan masyarakat sekitar menjadikan upaya pengembangan
di Pantai Goa Cemara semakin meningkat.
124
4. Potensi Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola diperoleh potensi fisik
dan fisik yang terdapat di Objek Wisata Pantai Goa Cemara yaitu:
1. Terdapat tanaman cemara udang yang rimbun
Pantai Goa Cemara merupakan wisata yang menyuguhkan atraksi
wisata alam. Adanya ribuan tanaman cemara udang yang telah ditanam
petani sejak tahun 2000 yang sampai saat ini telah tumbuh subur.
Rimbunnya tanaman cemara yang membentuk gua-gua dari dahan
cemara menjadikan daya tarik utama objek wisata. Kondisi pantai yang
teduh dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata keluarga.
2. Atraksi wisata pelepasan penyu
Salah satu atraksi wisata yanga ada di Pantai Goa Cemara adalah
pelepasan penyu. Keberadaan konservasi penyu di objek wisata ini
menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Walaupun atraksi ini
hanya ada satu tahun sekali tapi minat pengunjung untuk melihat
konservasi penyu ini cukup tinggi. Penyu hijau bertelur sekitar awal
bulan mei dan dipindahkan oleh pengelola untuk ditetaskan di tempat
konservasi untuk melindungi penyu dari kepunahan. Atraksi ini biasanya
ada disekitar bulan Juli saat telur penyu sudah menetas. Wisatawan dapat
ikut melepaskan penyu ini ke laut dengan mendaftar dan membayar ke
pengelola. Adanya tempat konservasi penyu hijau ini merupakan
kerjasama pengelola dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Bantul.
125
3. Atraksi wisata budaya pada event tertentu
Atraksi wisata yang ada di Objek Wisata Pantai Goa Cemara
memiliki ciri khas yang berbeda dibanding pantai lainnya, sehingga
mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Atraksi wisata yang ada
salah satunya atraksi budaya, wisatawan disuguhi atraksi seni dari
penduduk setempat seperti reog, jatilan, gejog lesung, seni macapat, dan
wayang. Atraksi budaya ini diadakan pada event-event untuk
menyambut tamu penting ataupun upacara adat di Pantai Goa Cemara.
4. Penataan Ruang
Penataan ruang menjadi salah satu kekuatan objek wisata Pantai
Goa Cemara. Keberadaan Pantai Goa Cemara ini sudah terkonsep, hal ini
terbukti dengan adanya penataan ruang yang baik. Setiap bangunan yang
ada sudah dirancang menurut aturan yang ada. Salah satunya adalah
bangunan harus berada 200 meter dari garis sepadan pantai. Bangunan
juga dirancang seragam menggunakan corak tradisonal dengan bahan
banmbu petung. Tempat pelelangan ikan diletakkan sedikit jauh dari
lokasi wisata untuk menghindari bau yang akan menganggu wisatawan.
Penataan ruang akan dioptimalkan agar kegiatan pariwisata berjalan
lancar.
5. Tersedianya fasilitas berkemah, outbound dan malam keakraban
Salah satu daya tarik wisata Pantai Goa Cemara yaitu tersedianya
fasilitas berkemah. Pantai Goa Cemara menyediakan beberapa titik untuk
area berkemah serta ada satu aula untuk mendukung kegiatan.
126
Keberadaan outbound di pantai ini juga sering digunakan untuk
mendukung kegiatan berkemah maupun malam keakraban.
6. Luasnya lahan Pantai Goa Cemara
Pantai Goa Cemara memiliki luas lahan pantai 10 hektar yang
merupakan area sultan ground. Adanya lahan yang masih luas ini dapat
dijadikan modal pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana
di masa yang akan datang. Pengadaan prasarana dan sarana seperti
perluasan parkir, camping ground, tempat bermain, mushola, gazebo,
dan fasilitas lainnya yang dapat mendukung kegiatan pariwisata Pantai
Goa Cemara.
7. Potensi wilayah
Wilayah disekitar Pantai Goa Cemara dimanfaatkan oleh
masyarkat sekitar sebagai tegalan yang ditanami berbagai macam produk
pertanian. Salah satu hasil bumi yang terkenal adalah ubi jalar, buah naga
dan sayuran. Selain potensi hasil bumi, wilayah ini juga memiliki
berbagai atraksi budaya yang beragam yang dikelola oleh penduduk
setempat antara lain reog, jatilan, gejog lesung, wayang dan macapat.
Peluang yang dapat dikembangkan adalah mengangkat potensi wilayah
yang berupa hasil bumi penduduk kepada pengunjung yang datang.
8. Adanya POKDARWIS dan dukungan masyarakat terhadap objek wista
Pantai Goa Cemara
Keinginan penduduk untuk memajukan wilayah objek wisata
merupakan dukungan yang sangat penting. Penduduk mendukung
127
sepenuhnya agar kawasan pesisir dapat bermanfaat baik secara fisik
maupun non fisik. Dukungan penduduk sekitar objek wisata terlihat
dengan adanya partisipasi penduduk menjadi pengelola warung makan
maupun secara tidak langsung seperti penduduk yang bergabung menjadi
anggota POKDARWIS Pantai Goa Cemara. Dukungan tersebut
memberikan kontribusi terhadap upaya pengembangan Objek Wisata
Pantai Goa Cemara. Keberadaan POKDARWIS merupakan potensi
dalam bentuk kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai
penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh
dan kembangnya kepariwisataan serta terwujudnya Sapata Pesona dalam
meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan
memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyrakat sekitar.
5. Upaya Pengembangan Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Untuk menentukan upaya pengembangan yang layak bagi objek
wisata Pantai Goa Cemara di masa yang akan datang perlu diketahui
karakteristik objek wisata di daerah penelitian. Setelah diketahui faktor
kondisi fisik dan non fisik, faktor pedukung dan penghambat serta
potensi Pantai Goa Cemara, kemudian dapat dijadikan dasar bagi
pembuatan rencana atau arahan pengembangan yang disesuaikan dengan
kondisi wilayah. Upaya–upaya pengembangan yang dapat dilakukan
untuk kemajuan pengembangan objek wisata Pantai Goa Cemara antara
lain:
128
a. Dapat dijadikan wisata pertanian yang dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar di Objek Wisata Pantai Goa Cemara.
Lingkungan di sekitar Pantai Goa Cemara yang luas dan
didukung dengan berbagai keragaman kegiatan, membuat objek
wisata ini potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah wisata
alam yang memanfatkan bidang pertanian. Atraksi wisata yang ada
di Pantai Goa Cemara cukup beragam dari adanya tanaman cemara
yang rimbun, konservasi penyu, mercusuar, atraksi budaya.
Luasnya lahan Pantai Goa Cemara dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar untuk melakukan kegiatan pertanian. Keberadaan kegiatan
pertanian di Pantai Goa Cemara yaitu pertanian ubi jalar, sayuran,
dan buah naga menjadi daya dukung untuk pengembangan wisata
ke depannya. Selain atraksi utama yang ada di objek wisata,
keberadaan pertanian di objek wisata juga dapat dimanfaatkan
untuk menarik minat wisatawan melakukan kegiatan bertanian.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan Pantai
Goa Cemara ke depannya adalah melibatkan wisatawan dalam
kegiatan pertanian antar lain: penanaman bibit, pemupukan
ataupun pemanenan hasil pertanian, sehingga wisatawan dapat
mengenal cara bercocok tanam. Pertanian di Pantai Goa Cemara
memiliki keunggulan seperti tanaman ubi jalar yang ada berbeda
rasa dengan daerah lainnya dikarenakan kondisi tanahnya serta
tanaman buah naga yang jarang ditemui selain di lahan berpasir.
129
Wisatawan yang berkunjung ke sebuah objek wisata mencari
sesuatu yang berbeda dari objek wisata lainnya. Wisata alam dapat
diupayakan dengan memanfaatkan atraksi yang sudah ada di Pantai
Goa Cemara dan didukung dengan adanya keberadaan pertanian di
sekitar objek wisata. Dukungan dari lingkungan sekitar objek
wisata sangat berpengaruh untuk mengembangkan objek wisata di
masa yang akan datang.
b. Menambah, memperbaiki dan mengganti sarana dan prasarana
yang belum optimal
Keberadaan fasilitas di objek wisata merupakan kebutuhan
yang wajib dipenuhi untuk memberikan pelayanan kepada
wisatawan. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan untuk
memajukan sarana dan prasarana pantai adalah dengan mengganti,
menambah dan memperbaiki kondisi sarana dan prasarana yang
ada di Pantai Goa Cemara.
1) Fasilitas yang perlu ditambah
a) Tempat Parkir
Keberadaan tempat parkir di Pantai Goa Cemara belum
optimal sehingga harus ada penambahan sarana parkir dii
sekitar objek wisata. Jumlah kunjungan wisatawan yang
banyak pada akhir pekan tidak dapat menampug kendaraan
wisatawan. Upaya pengembangan yang perlu dilakukan
adalah membangun tempat parkir di sisi utara karena kondisi
130
lahan yang luas dan agar akses kegaiatan para pedagang
dapat diakses oleh kedatangan wisatawan.
b) Pendopo
Pengembangan pendopo perlu dilakukan untuk
memberikan pelayanan kepada wisatawan. Jumlah pendopo
yang hanya satu membuat wisatawan harus berebut untuk
menggunakannya.
c) Tempat Pembuangan Akhir
Sampah yang ada di Pantai Goa Cemara belum memiliki
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah di Pantai Goa
Cemara hanya ditimbun dan dibakar di sisi pantai bagian
timur, sehingga diperlukan pengelolaan yang efektif dan
effiien. Pengelolaan dapat dilakukan dengan memilah sampah
yang dapat di daur ulang maupun memisahkan antara sampah
organik dan anorganik. Pengelolaan ini bertujuan untuk
mencegah pencemaran lingkungan di kawasan pantai di masa
yang akan datang.
2) Fasilitas yang perlu diganti
a) Tempat ibadah
Kondisi tempat ibadah yang kecil harus diganti dengan
bangunan yang lebih luas. Pengembangan ini perlu
dilakukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam
melakukan kegiatan beribadah.
131
b) Tempat pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah perlu diganti dengan tempat
sampah yang sudah ada penggolongan jenis sampahnya,
sehingga sampah dapat dikelola dengan baik. Pemisahan
jenis sampah organik dan organik diperlukan untuk
memudahkan pengelolaan sampah.
3) Fasilitas yang perlu diperbaiki
a) Toilet
Perbaikan toilet umum sangat penting untuk kebutuhan
wisatawan. Kondisi dan kebersihan perlu diperbaiki agar
wisatawan nyaman ketika menggunakannya.
b) Akses jalan
Prasarana jalan memerlukan perbaikan guna
mempermudah aksesibilitas pengunjung untuk menuju objek
wisata. Perbaikan prasarana jalan bagian selatan akan lebih
efektif untuk mengurai kemacetan ketika banyak pengunjung
yang datang. Pelebaran perlu dilakukan agar kondisi jalan
dapat dilalui oleh dua kendaraan roda empat yang saling
berpapasan.
c) Akses Transportasi
Akses transportasi umum merupakan prasarana yang
vital, sehingga keberadaannya di butuhkan oleh wisatawan
untuk menuju objek wisata. Perbaikan akses transportasi
132
umum perlu dilakukan agar tercipta jalur transportasi menuju
objek wisata Pantai Goa Cemara dan mempermudah
kunjungan wisatawan.
c. Mengembangkan SDM yang terlatih, terdidik, dan terampil untuk
daya saing dalam pengembangan objek wisata
Perencanaan pengembangan di Pantai Goa Cemara perlu
didukung dengan kemamupan SDM sehingga hasil yang didapat
optimal. Peningkatan kualitas SDM bagi pengelola Pantai Goa
Cemara sangat penting unruk memberikan pelayanan kepada
wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Pantai Goa Cemara
Pengembangan SDM harus mencakup aspek terdidik, terlatih dan
terampil. Peningkatan SDM dapat diupayakan dengan memberikan
pendidikan kepariwisataan yang mendalam, sehingga pengelola
mengetahui bagaimana manjalankan industri pariwisata Pantai Goa
Cemara dengan baik dan tepat. Pendidikan kepariwisataan yang
ada juga harus didukung dengan adanya bentuk pelatihan-
pelatihan di bidang kepariwisataan misalnya memperindah kondisi
objek wisata, cara membuat media promosi, cara melayani
wisatawan, latihan memasak dsb. Adanya pelatihan tersebut akan
memberikan pengaruh karena pengelola tidak hanya memiliki
kemampuan konseptual tapi juga memiliki kemampuan teknis.
Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama
133
dengan dinas-dinas terkait agar pengembangan objek wisata Pantai
Goa Cemara lebih maksimal.
d. Menambah dan memperluas sarana dan prasarana camping ground
dan outbound agar lebih menarik dan optimal
Area camping ground merupakan area publik yang harus
dimanfaatkan secara optimal. Perlu adanya penambahan sarana dan
prasarana di area camping ground untuk memudahkan akses
wisatawan dalam melakukan kegiatan berkemah. Sarana dan
prasarana outbond juga masih terbatas sehingga diperlukan adanya
penambahan fasilitas maupun perluasan wilayah untuk area
berkemah. Camping ground dan outbound sangat potensial untuk
dikembangkan saat liburan sekolah maupun wisatawan yang
melakukan kegiatan untuk mengisi waktu liburan. Peluang tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kondisi camping
ground dan outbound di objek wisata Pantai Goa Cemara.
e. Meningkatkan agenda pementasan atraksi budaya untuk menarik
kunjungan wisatawan.
Atraksi budaya yang ada di Pantai Goa Cemara seperti
reog, jatilan, seni macapat, gejog lesung, dan wayang dipentaskan
setiap setahun dua sampai tiga kali. Intensitas pementasan yang
jarang dan ditambah informasi pementasan atraksi budaya yang
kurang jelas membuat wisatawan kebingungan ketika mereka ingin
menikmati atraksi budaya tersebut. Pementasan atraksi budaya
134
tersebut juga tidak lengkap, biasanya atraksi wisata yang
ditampilkan setiap pentas hanya satu atau dua pertunjukan seperti
reog dan jatilan. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan untuk
dapat menarik kunjungan wisatawan adalah pembuatan agenda
untuk pementasan atraksi budaya di Pantai Goa Cemara. Adanya
agenda tahunan yang lebih rinci akan membuat wisatawan
memiliki rencana yang tepat kapan harus berkunjung ke Objek
Wisata Pantai Goa Cemara. Pertunjukan kesenian juga harus
dikombinasikan dengan atraksi budaya yang lainnya sehingga
wisatawan tidak jenuh dengan atraksi yang dipentaskan di objek
wisata.
f. Meningkatkan intensitas promosi objek wisata ke masyarkat umum
Jumlah kunjungan wisatawan yang tergolong masih kurang
harus didukung degan strategi pemasaran yang tepat untuk
memajukan Objek Wisata Pantai Goa Cemara. Keberadaan potensi
alam dan budaya yang ada seperti jatilan, reog, wayang, seni
macapat, gejog lesung, mercusuar dan konservasi penyu memiliki
nilai jual untuk dipasarkan bagi calon wisatawan. Media promosi
yang dilakukan harus memberikan inovasi baru. Promosi dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informatika salah
satunya dengan membuat situs ataupun web mengenai pariwisata
dan potensi Pantai Goa Cemara. Di era modern masyarakat lebih
sering mengakses teknologi untuk mendapatkan informasi
135
mengenai objek wisata di suatu tempat.. Media promosi lainnya
adalah memanfaatkan media elektronik seperti televisi dan radio
untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Media bergambar lebih
efektif karena menampilkan efek suara dan gambar mengenai
kondisi objek wisata, sehingga calon wisatawan dapat
mempertimbangkan untuk menjadi rencana kunjungan berwisata.
g. Mengembangkan potensi wilayah untuk mendukung keberadaan
objek wisata
Peningkatan potensi wilayah suatu daerah yang dimanfaatkan
untuk kegiatan pengembangan wisata sangat penting untuk
komunitas setempat untuk membangun aspek sosial, budaya dan
ekonominya. Pegembangan potensi wilayah dapat diprioritaskan
pada peningkatan potensi tipologi komunitas lokalnya seperi
atraksi seni (reog, jatilan, wayang, seni macapat, gejog lesung) dan
aktivitas masyrakat pertanian (buah naga, ubi jalar, sayuran).
Potensi wilayah dapat dimaksimalkan untuk mendukung
keberadaan objek wisata. Potensi yang ada harus memiliki kualitas
yang baik untuk dijual kepada wisatawan. Potensi yang dapat
dikembangkan di wilayah area Pantai Goa Cemara adalah
memberikan kualitas pertunjukan budaya yang ada dengan
pengemasan yang menarik. Peningkatan potensi masyarakat sekitar
dapat dilakukan dengan pengembangan kapasitas keterampilan
local (mata pencaharian, art & craft).
136
Strategi pengembangan potensi wilayah harus dibuat
berdasarkan peluang serta potensi yang dimilki oleh suatu daerah
dengan menonjolkan kelebihan-kelebihannya. Pengelolaan yang
baik dan profesional akan berdampak positif yaitu semakin banyak
usaha baru yang berdiri, tenaga kerja semakin mudah terserap dan
meningkatkan pendapatan daerah wilayah Pantai Goa Cemara.
137