BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/46747/4/BAB IV.pdf · dengan...

47
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model pengembagan ADDIE dengan tahapan Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Hasil penelitian pada setiap tahap pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Analysis (Analisis) Tahap analisis adalah langkah menganalisis permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran matematika di sekolah dan kondisi belajar berdasar kurikulum yang berlaku. Pada tahap analisis terdapat 3 hasil, yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis siswa. a. Analisis Kebutuhan Sejauh ini, bahan ajar yang ada umumnya kurang dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahan ajar belum sepenuhnya dikembangkan oleh guru secaar mandiri yang didasarkan pada situasi dan kondisi siswa, baik pengembangan RPP maupun LKS. Beberapa guru mengakui bahwa selama ini masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Hal ini

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/46747/4/BAB IV.pdf · dengan...

54

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini

adalah model pengembagan ADDIE dengan tahapan Analysis

(Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan),

Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Hasil

penelitian pada setiap tahap pengembangan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Analysis (Analisis)

Tahap analisis adalah langkah menganalisis permasalahan

yang dihadapi pada pembelajaran matematika di sekolah dan

kondisi belajar berdasar kurikulum yang berlaku. Pada tahap

analisis terdapat 3 hasil, yaitu analisis kebutuhan, analisis

kurikulum, dan analisis siswa.

a. Analisis Kebutuhan

Sejauh ini, bahan ajar yang ada umumnya kurang dapat

membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri. Hal tersebut dikarenakan bahan ajar belum sepenuhnya

dikembangkan oleh guru secaar mandiri yang didasarkan pada

situasi dan kondisi siswa, baik pengembangan RPP maupun

LKS. Beberapa guru mengakui bahwa selama ini masih

mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi. Hal ini

55

membuat bahan ajar yang dikembangkan kebanyakan bersifat

monoton dengan menggunakan metode ekspositori.

Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran, diketahui

bahwa kebanyakan sekolah masih menggunakan LKS yang

dibeli dari penerbit yang cenderung berisikan ringkasan materi

dan kumpulan soal-soal. Hal tersebut kurang efektif digunakan

dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan LKS yang

baik adalah yang mamapu menfasilitasi siswa untuk memahami

dan mengkonstruksi pengetahuaannya sendiri melalui kegiatan-

kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan permasalahan tersebu, dikembangkan bahan

ajar berupa RPP dan LKS pada materi himpunan dengan

pendekatan problem solving untuk meningkatkan penguasaan

materi siswa terhadap materi himpunan.

b. Analisis Kurikulum

Hasil analisis kurikulum yang dilakukan peneliti

menunjukkan bahwa SMP N 1 Sleman menggunakan

Kurikulum 2013. Pada Permendikbud nomor 58 tahun 2014

dijabarkan bahwa ada 4 Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan

dengan materi himpunan dari 2 Kompetensi Inti (KI).

Kompetensi Inti yang dimaksud adalah KI 3 dan 4. KI 3 tentang

“Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

56

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak

mata.” Dan KI 4 tentang “Mencoba, mengolah, dan menyaji

dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori.”

Dari keempat poin Kompetensi Dasar dirumuskan

indikator-indikator pencapaian kompetensi siswa. Indikator

pencapaian tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar

dalam pengembangan bahan ajar dengan pendekatan problem

solving pada materi himpunan. Adapun rumusan indikator

pencapaian kompetensi tersebut tertera pada tabel berikut.

Tabel 1 Rumusan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian

3.4 Menjelaskan dan menyatakan

himpunan, himpunan bagian,

himpunan semesta, himpunan

kosong, komplemen himpunan

menggunakan masalah

kontekstual.

4.4 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan himpunan, himpunan

bagian, himpunan semesta,

himpunan kosong, komplemen

himpunan, dan operasi pada

himpunan untuk menyajikan

masalah kontekstual.

a) Menyatakan

penggunaan himpunan

dalam kehidupan sehari-

hari

b) Menyajikan himpunan

c) Menjelaskan himpunan

semesta dan himpunan

kosong

d) Menyatakan himpunan

dalam bentuk diagram

venn

e) Menyelesaikan masalah

himpunan semesta dan

himpunan kosong

57

3.5 Menjelaskan dan melakukan

operasi biner, pada himpunan

menggunakan masalah

kontekstual.

4.5 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan operasi biner pada

himpunan.

a) Mengetahui sifat - sifat

himpunan

b) Mengetahui operasi -

operasi himpunan

c) Menyelesaikan masalah

terkait operasi pada

himpunan

c. Analisis Siswa

Dalam teori perkembangan intelektual, Piaget

mengemukakan tahap - tahap yang harus dilalui seorang anak

dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir formal

(Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 22).

Dari hasil analisis karakteristik siswa, diketahui bahwa

siswa SMP Kelas VII umumnya berada pada usia 12-13 tahun.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget,

anak usia tersebut berada pada tahap operasional formal.

Pada tahap operasional formal, menurut Jean Piaget anak

telah memiliki kemampuan mengkoordinasi dua ragam

kemampuan kognitif, secara serentak maupun berurutan.

Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan

prinsip – prinsip abstrak. Dengan kapasitas merumuskan

hipotesis peserta didik mampu berpikir memecahkan masalah

dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan

lingkungan. (Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 101).

58

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pergunaan media

pembelajaran serta pengondisian lingkungan belajar yang dapat

memfasilitasi kebutuhannya. Tujuannya agar siswa dapat belajar

tidak pada pengghapalan konsep atau rumus saja, tetapi lebih

pada cara berpikir logis dan sistematis. Sehingga, pembelajaran

dengan pendekatan problem solving cocok diterapkan untuk

siswa SMP Kelas VII. Hal ini serupa dengan yang dipaparkan

Ali Muhson (2009) bahwa problem solving bertujuan untuk

menanamkan kepada siswa bagaimana cara berpikir sistematis

dan logis dalam mengatasi suatu masalah – masalah yang

dihadapi.

2. Tahap Design (Perancangan)

Pada tahap perancangan, dilakukan pembuatan rancangan

konsep produk yang akan dikembangkan. Rancangan yang dibuat

adalah konsep bahan ajar berupa RPP dan LKS dengan pendekatan

problem solving. Selain itu, pada tahap ini pula dibuat instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengukur kinerja produk yang

dihasilkan.

a. Penyusunan rancangan RPP dengan pendekatan problem solving

Hasil yang diperoleh dalam pembuatan rancangan RPP

dengan pendekatan problem solving adalah sebagai berikut.

1) Perancangan banyaknya RPP dan pertemuan

59

Berdasarkan KI, KD, dan indikator yang sudah

dirumuskan, maka dirancang sebanyak 2 RPP untuk 5

pertemuan, dengan total jam perlajaran sebanyak 13 jam

pelajaran. 1 jam pelajaran terdiri dari 40 menit. Sehingga

dibutuhkan 13 × 40 menit jam pelajaran. Rincian indikator

pencapaian kompetensi untuk tiap RPP dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2 Indikator Pencapaian Kompetensi untuk Tiap RPPRPP ke- Indikator Pencapaian Kompetensi

1

a) Menyatakan penggunaan himpunan dalam

kehidupan sehari-hari

b) Menyajikan himpunan

c) Menjelaskan himpunan semesta dan

himpunan kosong

d) Menyatakan himpunan dalam bentuk

diagram venn

e) Menyelesaikan masalah himpunan semesta

dan himpunan kosong

2

a) Mengetahui sifat - sifat himpunan

b) Mengetahui operasi - operasi himpunan

c) Menyelesaikan masalah terkait operasi pada

himpunan

2) Perumusan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajran dirumuskan berdasarkan indikator

pencapaian kompetensi. Adapun rumusan tujuan

pembelajaran untuk tiap RPP dapat dilihat pada tabel berikut.

60

Tabel 3 Tujuan Pembelajaran Tiap RPPRPP

ke-

Pertemuan

ke-Tujuan Pembelajaran

1

1

1. Menunjukkan rasa ingin tahu,

tanggung jawab dalam kelompok,

dan percaya diri.

2. Menyatakan penggunaan himpunan

dalam kehidupan sehari-hari

3. Menyajikan himpunan

2

4. Menjelaskan himpunan semesta dan

himpunan kosong

5. Menyatakan himpunan dalam bentuk

diagram venn

6. Menyelesaikan masalah konsep

himpunan

2

1

1. Menunjukkan rasa ingin tahu,

tanggung jawab dalam kelompok,

dan percaya diri.

2. Mengetahui sifat-sifat himpunan

23. Mengetahui operasi-operasi

himpunan

3

4. Mengetahui sifat-sifat operasi

himpunan

5. Menyelesaikan masalah tentang sifat

dan operasi himpunan

3) Penentuan materi pembelajaran

Materi pembelajaran ditentukan berdasarkan indikator

pencapaian kompetensi. Adapun materi pembelajaran yang

disajikan tiap RPP dapat dilihat pada tabel berikut.

61

Tabel 4 Materi Pembelajaran Tiap RPPRPP

ke-

Pertemuan

ke-Tujuan Pembelajaran

1

11. Definisi Himpunan

2. Cara Menyajikan Himpunan

2

3. Himpunan Kosong dan

Himpunan Semesta

4. Diagram Venn

2

1 5. Sifat-Sifat Himpunan

2 6. Operasi-Operasi Himpunan

3 7. Sifat operasi himpunan

4) Penentuan metode pembelajaran

Metode yang digunakan adalah STAD (Student Teams

Achievement Division). STAD dapat digunakan untuk

memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada

siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru

melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain

(Widyantini, 2008: 7).

5) Perancangan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam RPP

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, inti, dan

penutup. Perancangan kegiatan inti disesuaikan dengan

pendekatan problem solving dalam 5 langkah, yaitu:

a) Memahami masalah

Siswa diminta membaca LKS berupa suatu

permasalahan yang berkaitan dengan materi.

b) Menalar masalah

62

Siswa menuliskan pertanyaan pada bagian “Ayo

Menalar" pada kegiatan di LKS.

c) Mencari penyelesaian masalah

Siswa mencoba berbagai kemungkinan yang terjadi

dari percobaan yang tertera pada LKS.

d) Melaksanakan rencana penyelesaian

Siswa menyelesaikan permasalahan.

e) Menyimpulkan

Siswa memeriksa kembali dan menyimpulkan dari

hasil diskusi dalam kelompoknya.

6) Penentuan sumber belajar

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran

adalah LKS dengan pendekatan problem solving dan buku

Matematika pegangan guru PERMENDIKBUD 2013 revisi

2016.

7) Perancangan prosedur penilaian

Prosedur penilaian yang dirancang dalam pembelajaran

adalah teknik penilaian yang berupa tes uraian. Soal yang

diguanakan disesuaikan dengan indikator pembelajaran.

Prosedur penilaian yang dirancang meliputi kunci jawaban

dan skor yang diberikan untuk setiap langkah penyesuaian.

b. Penyusunan rancangan LKS dengan pendekatan problem

solving

63

1) Penyusunan peta kebutuhan LKS

Penyusunan kebutuhan LKS memberikan keterangan

tentang banyaknya LKS yang dibuat, yaitu sebanyak 5 LKS

dengan rincian indikator pembelajaran setiap LKS. Peta

kebutuhan LKS dapat dilihat pada Lampiran 2.

2) Penyusunan kerangka LKS

LKS terdiri dari tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir.

Bagian awal terdiri dari sampul, halaman identitas LKS, kata

pengantar, dan daftar isi. Pada bagian isi LKS terdiri dari

serangkaian langkah – langkah kegiatan yang akan dilakukan

siswa dalam rangka berpikir sistematis dan logis pada materi

himpunan. Sedangkan pada bagian akhirberisi daftar

pustaka. Secara rinci, hasil penyusunan kerangka LKS

adalah sebagai berikut:

SAMPUL

HALAMAN IDENTITAS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

LKS 1 Konsep Himpunan (1)

LKS 2 Konsep Himpunan (2)

LKS 3 Sifat Himpunan

LKS 4 Operasi Himpunan

LKS 5 Sifat Operasi Himpunan

DAFTAR PUSTAKA

64

3) Pengumpulan referensi

Penyusunan LKS menggunakan beberapa acuan, yakni:

a) Abdur, Rahman As’ari, dkk. 2014. Matematika. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

b) Adinawan, M. Cholik, dan Sugijono. 2007. Matematika

untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

c) Siswono, Tatag Yuli Eko dan Netti Lastinigsih. 2007.

Matematika SMP dan MTs untuk Kelas VII. Jakarta: Esis.

c. Penyusunan rancangan instrumen penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur kinerja

produk yang dihasilkan. Instrumen penelitian yang dimaksud

adalah lembar penilaian RPP, lembar penilaian LKS, angket

respon guru, angket respon siswa, lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa. Hasil

yang diperoleh dalam penyusunan rancangan ini adalah berupa

kisi-kisi instrumen penelitian.

Adapun kisi – kisi lembar penilaian RPP dapat dilihat

pada Lampiran 3.1, kisi – kisi lembar penilaian LKS dapat

dilihat pada Lampiran 3.2, kisi – kisi angket respon guru dapat

dilihat pada Lampiran 3.6, kisi – kisi angket respon siswa dapat

dilihat pada Lampiran 3.8, dan kisi – kisi tes hasil belajar siswa

dapat dilihat pada Lampiran 3.10.

65

3. Tahap Development (Pengembangan)

a. Pengembangan instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang telah dirancang kemudian

disusun berdasarkan kisi – kisi dan selanjutnya dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing. Adapun instrumen yang telah

disusun dapat dilihat pada lampiran, dengan rincian: lembar

penilaian RPP dapat dilihat pada Lampiran 3.3, lembar penilaian

LKS dapat dilihat pada Lampiran 3.4, lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 3.5,

angket respon guru dapat dilihat pada Lampiran 3.7, angket

respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.9, serta soal dan

kunci jawaban tes hasil belajar siswa dapat dilihat secara

berurutan pada Lampiran 3.11 dan 3.12.

Setelah instrumen-instrumen tersebut dikonsultasikan,

selanjutnya dilakukan validasi instrumen penelitian yang akan

digunakan untuk validasi bahan ajar. Dosen yang ditunjuk

sebagai validator adalah Ibu Fitriana Yuli Saptanningtyas, M.

Si., Bapak Musthofa, M. Sc., dan Bapak Sugiyono, M. Pd.

Berikut hasil validasi pada masing – masing intrumen.

1) Lembar penilaian RPP

Pemvalidasian lembar penilaian RPP dilakukan oleh

Bapak Musthofa, M. Sc. Hasil validasi menunjukkan bahwa

66

instrumen penelitian yang disusun telah lengkap dan dapat

digunakan untuk validasi bahan ajar.

Kisi – kisi lembar penilaian RPP dan lembar penilaian

RPP setelah direvisi secara berurutan dapat dilihat pada

Lampiran 3.1 dan 3.3.

2) Lembar penilaian LKS

Pemvalidasian lembar penilaian LKS dilakukan oleh

Bapak Musthofa, M. Sc. Hasil validasi menunjukkan bahwa

instrumen penelitian yang disusun telah lengkap dan dapat

digunakan untuk validasi bahan ajar.

Kisi – kisi lembar penilaian LKS dan lembar penilaian

LKS setelah direvisi secara berurutan dapat dilihat pada

Lampiran 3.2 dan 3.4.

3) Angket respon guru

Pemvalidasian angket respon guru dilakukan oleh Ibu

Fitriana Yuli Saptanningtyas, M. Si. Pada proses validasi

angket respon guru, instrumen yang divalidasi adalah kisi-

kisi angket respon guru dan angket respon guru. Hasil

validasi menunjukkan bahwa angket respon guru dapat

digunakan dengan beberapa butir revisi, yaitu:

a) Mengubah judul pada lembar angket respon guru. Pada

awalnya, “ANGKET RESPON GURU TERHADAP

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATERI

67

HIMPUNAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

PROBLEM SOLVING” menjadi “ANGKET RESPON

GURU TERHADAP RPP DAN LKS MATERI

HIMPUNAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

PROBLEM SOLVING”

b) Menyeimbangkan jumlah pernyataan positif dan negatif

agar lebih proporsional. Jumlah pernyataan positif dan

negatif di awal masing – masing sebanyak 15 butir dan 9

butir. Setelah direvisi 3 pernyataan positif diubah menjadi

pernyataan negatif sehingga jumlah pernyataan positif dan

negatif masing – masing menjadi sebanyak 12 butir.

Kisi – kisi dan angket respon guru setelah revisi secara

berurutan dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7.

4) Angket respon siswa

Pemvalidasian angket respon siswa dilakukan oleh Ibu

Fitriana Yuli Saptanningtyas, M. Si. Pada proses validasi

angket respon siswa, instrumen yang divalidasi adalah kisi-

kisi angket respon siswa dan angket respon siswa. Hasil

validasi menunjukkan bahwa angket respon siswa dapat

digunakan dengan beberapa butir revisi, yaitu:

a) Menghilangkan pernyataan yang menggunakan frekuensi,

seperti ‘selalu’ dan ‘sering’. Ada dua pernyataan, yakni

pernyataan butir 1 dan 9.

68

(1) Butir 1 sebelum revisi: “Saya selalu antusias dalam

pembelajaran matematika materi himpunan dengan

menggunakan LKS ini”

Sesudah revisi: “Saya antusias dalam pembelajaran

matematika materi himpunan dengan menggunakan

LKS ini”

(2) Butir 9 sebelum revisi: “Saya sering tidak

memperhatikan pada saat pelajaran matematika

materi himpunan dengan menggunakan LKS ini”

Sesudah revisi: “Saya tidak memperhatikan pada

saat pelajaran matematika materi himpunan dengan

menggunakan LKS ini”

b) Mengubah pernyataan yang tidak jelas.

(1) Butir 4 sebelum revisi: “Perhatian saya terhadap

bantuan guru membuat saya lebih mengerti materi

himpunan dalam LKS ini”

Sesudah revisi: “Memperhatikan bantuan guru

membuat saya lebih mengerti materi himpunan

dalam LKS ini”

c) Menghilangkan butir yang memiliki kesamaan makna.

(1) Menghilangkan butir 6: “Saya senang menggunakan

LKS materi himpunan ini dalam pembelajaran”,

69

karena sama dengan butir 2: “Saya merasa kecewa

menggunakan LKS materi himpunan ini”

(2) Menghilangkan butir 7: “Saya malas melakukan

kegiatan dalam LKS materi himpunan ini”, karena

sama dengan butir 17: “Saya senang melakukan

kegiatan dalam LKS materi himpunan ini”

d) Mengubah pernyataan negatif menjadi pernyataan positif.

(1) Butir 8 sebelum revisi: “Saya tidak senang apabila

LKS materi himpunan ini digunakan di materi lain”

Butir 8 sesudah revisi: “Saya senang apabila LKS

materi himpunan ini digunakan di materi lain”

Kisi – kisi dan angket respon siswa setelah revisi secara

berurutan dapat dilihat pada Lampiran 3.8 dan 3.9.

5) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

Pemvalidasian lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran dilakukan oleh Ibu Fitriana Yuli

Saptanningtyas, M. Si. Hasil validasi menunjukkan bahwa

lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat

digunakan dengan beberapa revisi, yaitu:

a) Mengganti butir 2 agar lebih ringkas dan sesuai digunakan

pada setiap pembelajaran.

Butir 2 sebelum revisi: “Guru menyampaikan metode

pembelajaran matematika yang akan digunakan pada hari

70

ini yaitu dengan bertanya, praktik, dan latihan, serta

presentasi dan menjelaskan proses pembelajarannya.”

Sesudah revisi: “Guru menyampaikan metode

pembelajaran matematika yang akan digunakan”

b) Mengganti butir 7 dari pernyataan tentang aktivitas guru

menjadi aktivitas siswa.

Butir 7 sebelum revisi: “Guru meminta siswa membaca

permasalahan di LKS yang berkaitan dengan materi”

Sesudah revisi: “Siswa membaca permasalahan di LKS

yang berkaitan dengan materi”

c) Merevisi kata yang tidak dapat diamati langsung oleh

observer secara langsung saat pembelajaran agar lebih

mudah untuk diamati.

(1) Butir 8 sebelum revisi: “Siswa memahami masalah

yang ada pada kegiatan di dalam LKS dengan

pendekatan problem solving.”

Sesudah revisi: “Siswa mengisi tabel pada bagian

‘Ayo menalar’ dalam LKS dengan pendekatan

problem solving”

(2) Merevisi pernyataan butir 10 dan 11 lalu ditukar

posisinya disesuaikan dengan langkah dalam

pendekatan problem solving.

71

Butir 10 sebelum revisi: “Siswa memahami masalah

dengan cara berdiskusi pada teman satu kelompok.”

Sesudah revisi: “Siswa berdiskusi dengan teman satu

kelompok”

Butir 11 sebelum revisi: “Siswa bertanya pada guru

agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada

dalam kegiatan tersebut”

Sesudah revisi: “Siswa bertanya pada guru”

d) Menghilangkan butir 12 dan 23, sehingga pernyataan yang

berjumlah 25 butir menjadi 23 butir.

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang

telah direvisi dapat dilihat pada lampiran 3.5.

b. Pengembangan bahan ajar

1) Pengembangan RPP

RPP yang dikembangkan mengacu pada Permendikbud

Nomor 103 Tahun 2015 yang menjabarkan tentang

komponen RPP. Komponen RPP mencakup:

a) Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan

kelas/semester

b) Alokasi waktu

c) KI, KD, Indikator pencapaian kompetensi

d) Materi pembelajaran

e) Kegiatan pembelajaran

72

f) Penilaian

g) Media/alat, bahan, dan sumber belajar

Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan akan disesuaikan dengan langkah – langkah

pembelajaran menggunakan pendekatan problem solving

sesuai penjabaran Ridwan Abdullah Sani (2013). Pada RPP

yang dikembangkan, langkah – langkah pembelajaran dengan

pendekatan problem solving terlihat dalam deskripsi kegiatan,

yakni memuat bagian:

a) Memahami masalah

b) Menalar masalah

c) Mencari penyelesaian masalah

d) Melaksanakan rencana penyelesaian

e) Menyimpulkan

2) Pengembangan LKS

LKS yang dikembangkan yaitu LKS dengan

pendekatan problem solving. Aplikasi yang digunakan dalam

pengembangan LKS yaitu Microsoft Office Word 2007 dan

Corel Draw X7. Berikut penjelasan pengembangan LKS

pada masing-masing fiturnya.

a) Sampul

Sampul terletak pada halaman depan LKS. Halaman

sampul memuat judul, gambar pendukung, pendekatan

73

yang digunakan, kurikulum yang digunakan, sasaran LKS,

identitas pemilik LKS, dan nama penulis. Berikut gambar

desain sampul LKS.

Gambar 1 Desain Sampul LKS

b) Halaman identitas

Halaman identitas LKS berisi informasi penyusunan

LKS, antara lain judul, nama penulis, nama pembimbing

nama penilai, ukuran kertas yang digunakan, dan software

yang digunakan. Berikut gambar halaman identitas.

74

Gambar 2 Halaman Identitas LKS

c) Kata pengantar

Kata pengantar berisi ungkapan rasa syukur atas

tersusunnya LKS serta gambaran awal mengenai isi LKS.

Berikut gambar halaman kata pengantar.

Gambar 3 Kata Pengantar LKS

d) Daftar isi

75

Daftar isi berisi informasi tentang apa saja yang

terdapat pada LKS disertai dengan nomor halaman untuk

memudahkan pencarian. Berikut tampilan daftar isi.

Gambar 4 Daftar Isi LKS

e) Judul bagian LKS

Judul bagian LKS memuat LKS bagian ke- dan isi

materi.

Gambar 5 Judul Bagian LKS

f) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator

pencapaian

Halaman bagian KI, KD, dan Indikator pencapaian

memuat penjabarannya dalam bentuk bagan. Berikut

tampilannya.

76

Gambar 6 KI, KD, dan Indikator

g) Tujuan

Bagian ini berisi tujuan pembelajaran yang ada pada

setiap halaman awal Kegiatan LKS 1, 2, 3, 4, dan 5.

Berikut tampilannya.

Gambar 7 Tujuan Kegiatan LKS

h) Petunjuk Kegiatan

Bagian ini berisi petunjuk kegiatan LKS yang juga

ada pada setiap halaman awal Kegiatan LKS 1, 2, 3, 4, dan

5. Berikut tampilannya.

Gambar 8 Petunjuk Kegiatan LKS

77

i) Ayo Memahami

Bagian ini berisi penyajian masalah. Diberikan

permasalahan yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari –

hari agar mudah dimengerti oleh siswa. Ini adalah tahap

awal pada langkah pendekatan problem solving, yaitu

memahami masalah. Berikut tampilannya.

Gambar 9 Bagian Ayo Memahami

j) Ayo menalar

Bagian ini berisi pengidentifikasian masalah. Ini

adalah tahap kedua pada langkah pendekatan problem

solving, yaitu menalar masalah. Pada setiap bagian ‘Ayo

Menalar’ akan diikuti dengan tabel yang menjadi tahap

ketiga dalam problem solving, yaitu mencari penyelesaian

masalah. Berikut tampilannya.

Gambar 10 Bagian Ayo Menalar

k) Ayo Menggali Informasi

78

Bagian ini berisi informasi – informasi atau materi

pembuka yang menjadi serangkaian dalam langkah –

langkah kegiatan pada LKS. Ini adalah tahap keempat

pada langkah pendekatan problem solving, yaitu

melaksanakan rencana penyelesaian. Bagian ini akan

diikuti dengan serangkaian langkah – langkah rencana

penyelesaian. Berikut tampilannya.

Gambar 11 Bagian Ayo Menggali Informasi

l) Pojok Ilmu

Bagian ini berisi materi penutup yang menjadi

serangkaian dalam langkah – langkah kegiatan pada LKS.

Bagian ini diikuti dengan beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan materi pada ‘Pojok Ilmu’. Berikut

tampilannya.

79

Gambar 12 Kolom Pojok Ilmu

m) Ayo Menyimpulkan

Bagian ini berisi kolom yang harus diisi oleh siswa

terkait kesimpulan materi yang ada pada serangkaian

langkah – langkah pada LKS. Bagian ini adalah tahap

kelima pada pendekatan problem solving, yaitu

menyimpulkan.. Berikut tampilannya.

Gambar 13 Kolom Ayo Menyimpulkan

n) Ayo Berlatih

Bagian ini berisi soal – soal atau permasalahan yang

dikerjakan oleh siswa untuk lebih memahamkan materi

80

yang disampaikan pada serangkaian LKS. Berikut

tampilannya.

Gambar 14 Bagian Ayo Berlatih

o) Daftar Pustaka

Bagian ini berisi beberapa referensi yang digunakan

dalam penyusunan LKS. Berikut tampilannya.

Gambar 15 Daftar Pustaka LKS

c. Validasi

RPP dan LKS yang telah disusun dan dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing, selanjutnya divalidasi oleh dosen

ahli yaitu Bapak Musthofa, M. S. Dan Bapak Sugiyono, M. Pd.

Hasil penilaian kevalidan RPP dan LKS disajikan pada tabel

berikut secara berurutan.

81

Tabel 5 Analisis Penilaian RPP

No Aspek PenialaianRata – Rata

Tiap AspekKriteria

1 Kelengkapan identitas 5 Sangat Baik

2Perumusan tujuan

pembelajaran4,25 Sangat Baik

3 Isi yang disajikan 4 Baik

4 Waktu 4,25 Sangat Baik

Rata – Rata Total 4,375 Sangat Baik

Tabel 6 Aspek Penilaian LKS

No Aspek PenialaianRata – Rata

Tiap AspekKriteria

1Kesesuaian dengan

syarat konstruktif4,56 Sangat Baik

2

Kesesuaian dengan

pendekatan problem

solving

4 Baik

3Kesesuaian dengan

syarat didaktif4 Baik

4Kesesuaian dengan

syarat teknis4,23 Sangat Baik

Rata – Rata Total 4,2 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, hasil penilaian RPP

menunjukkan bahwa skor rata – rata yang diperoleh adalah

4,375 untuk skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik.

Sedangkan hasil penilaian LKS menunjukkan bahwa skor rata –

rata yang diperoleh adalah 4,2 untuk skor maksimal 5 dengan

kriteria sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

RPP dan LKS yang dikembangkan valid karena setiap

komponen telah memenuhi kriteri minimal baik.

82

d. Revisi bahan ajar

Berikut merupakan revisi RPP dan LKS berdasarkan

saran/masukan dari validator:

1) Perbaikan lambang pada materi RPP

Sebelum revisi:

Gambar 16 Lambang pada materi sebelum revisi

Setelah revisi:

Gambar 17 Lambang pada materi setelah revisi

2) Perbaikan penulisan pada kolom “Petunjuk Kegiatan”

Sebelum revisi:

Gambar 18 Penulisan pada kolom "Petunjuk Kegiatan"sebelum revisi

83

Setelah revisi:

Gambar 19 Penulisan pada kolom "Petunjuk Kegiatan"setelah revisi

3) Perbaikan tujuan kegiatan pada LKS 2

Sebelum revisi:

Gambar 20 Tujuan kegiatan pada LKS 2 sebelum revisi

Setelah revisi:

Gambar 21 Tujuan kegiatan pada LKS 2 setelah revisi

4) Mengubah himpunan pada bagian “Ayo Menalar” di LKS 2

Sebelum revisi:

Gambar 22 Himpunan pada bagian "Ayo Menalar" di LKS 2

84

Setelah revisi:

Gambar 23 Himpunan pada bagian "Ayo Menalar" di LKS 2

5) Penempatan ulang pernyataan pada bagian “Ayo Menggali

Informasi” di LKS 3

Sebelum revisi:

Gambar 24 Pernyataan pada bagian “Ayo MenggaliInformasi” di LKS 3 sebelum revisi

Setelah revisi:

Gambar 25 Pernyataan pada bagian “Ayo MenggaliInformasi” di LKS 3 setelah revisi

6) Perbaikan penulisan istilah pada LKS 3

Sebelum revisi:

Gambar 26 Penulisan istilah sebelum revisi

85

Setelah revisi:

Gambar 27 Penulisan istilah setelah revisi

7) Perbaikan pernyataan pada bagian “Ayo Menggali Informasi”

di LKS 4

Sebelum revisi:

Gambar 28 Pernyataan sebelum revisi

Setelah revisi:

Gambar 29 Pernyataan setelah revisi

4. Tahap Implementation (Implementasi)

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan,

yakni uji coba bahan ajar, pengisian lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tes hasil belajar, dan

penyebaran angket respon guru dan siswa.

a. Uji coba bahan ajar

Bahan ajar yang diujicobakan adalah RPP dan LKS

dengan pendekatan problem solving. RPP dan LKS tersebut

disusun untuk 5 kali pertemuan yang terdiri dari 2 × 40 menit

86

dan 3 × 40 menit. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas VII G

SMP N 1 Sleman pada tanggal 3 September – 1 Oktober 2016.

Secara rinci, waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 7 Waktu Pelaksanaan PenelitianNo Waktu Pelaksanaan Alokasi Waktu Materi

1 3 September 2016 3 × 40 menitLKS 1: Konsep

Himpunan (1)

2 7 September 2016 2 × 40 menitLKS 2: Konsep

Himpunan 2

3 10 September 2016 3 × 40 menitLKS 3: Sifat

Himpunan

4 24 September 2016 3 × 40 menitLKS 4: Operasi

Himpunan

5 28 September 2016 2 × 40 menitLKS 5: Sifat

Operasi Himpunan

6 1 Oktober 2016 2 × 40 menit Tes Hasil Belajar

Dalam proses uji coba ini, guru menjadi penyaji materi

dan peneliti menjadi observer (pengamat) yang mengamati

jalannya proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan RPP dan

LKS dengan pendekatan problem solving. Secara umum,

kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan,

diantaranya guru membuka pembelajaran dengan memberi

salam dan mengajak siswa berdoa, memeriksa kehadiran siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan garis

87

besar pembelajaran pada hari itu. Pada kegiatan pendahuluan,

siswa mendengarkan guru dengan seksama .

Selanjutnya, pada kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan

dengan langkah-langkah pada kegiatan problem solving, yakni

memahami masalah, menalar masalah, mencari penyelesaian

masalah, melaksanakan rencana penyelesaian, dan

menyimpulkan. Kemudian, pada kegiatan penutup, guru

membimbing siswa menjabarkan kembali materi yang sudah

dipelajari dan menjawab pertanyaan siswa jika ada. Lalu

diakhiri dengan mengingatkan materi pertemuan berikutnya,

mengajak berdoa, dan mengucapkan salam penutup.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan

uji coba ini adalah STAD (Student Teams Achievement

Division). Dalam hal ini, siswa membentuk kelompok yang

masing-masing terdiri dari 4 orang untuk melakukan kegiatan

yang ada di dalam LKS. Tujuannya agar siswa dapat

membangun konsepnya sendiri dan menemukan penyelesaian

masalah yang ada di dalam LKS. Sebagian besar siswa

berdiskusi dengan kelompoknya masing – masing. Selain itu,

siswa akan bertanya jika mengalami kesulitan atau menemukan

langkah – langkah kegiatan di LKS yang belum jelas. Namun,

ada beberaoa siswa yang memilih mengerjakan LKS sendirian

dan tidak berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah

88

menyelesaikan kegiatan di LKS, kelompok yang dipilih secara

acak dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas.

Gambar 30 Dokumentasi Pembelajaran di Kelas

Selanjutnya, guru dan siswa mengkonfirmasi jawaban

yang benar terkait hasil diskusi, serta guru membimbing siswa

menyimpulkan materi yang sudah dipelajari pada saat itu. Selain

itu, siswa diminta mengerjakan soal – soal yang berkaitan

dengan masalah nyata sesuai dengan materi himpunan yang

dipelajari saat itu.

b. Pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

Setiap pertemuan, observer mengamati jalannya proses

pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Hasil

pengamatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran. Adapun hasil analisis

lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat

pada tabel berikut.

89

Tabel 8 Analisis Lembar Obeservasi KeterlaksanaanPembelajaran

Pertemuan

ke –

Persentase Keterlaksanaan

PembelajaranKriteria

1 95,65 % Sangat Baik

2 100 % Sangat Baik

3 95,65 % Sangat Baik

4 95,65 % Sangat Baik

5 100 % Sangat Baik

Perentase

rata – rata97,39 % Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa bahan

ajar yang dihasilkan memenuhi sebagian kualifikasi praktis. Hal

ini dikarenakan persentase rata – rata keterlaksanaan

pembelajaran adalah 97,39% dan memenuhi kriteria sangat baik.

Pengisian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

oleh observer dapat dilihat pada Lampiran 5.11 dan tabulasi

hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada

Lampiran 6.5.

c. Pelaksanaan tes hasil belajar

Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan keenam,

yaitu pada tanggal 1 Oktober 2016, yang diikuti oleh 32 siswa

keas VII G SMP N 1 Sleman. Tujuan dilaksanakannya tes hasil

belajar adalah untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan

RPP dan LKS dalam pembelajaran. Tes hasil belajar tersebut

terdiri dari 4 soal uraian dengan alokasi waktu 40 menit.

90

Dari hasil tes hasil belajar tersebut, sebanyak 29 siswa

mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 3 siswa

mendapatkan nilai di bawah KKM, dimana KKM yang

ditetapkan sekolah adalah 75. Berdasarkan hasil tersebut,

diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 88,28 dengan

persentase ketuntasan hasil belajar mencapai 90,62%. Hal ini

berarti bahan ajar yang dihasilkan memenuhi kualifikasi efektif,

karena persentase ketuntasan hasil belajar memenuhi kriteria

sangat baik. Tabulasi hasil tes hasil belajar dapat dilihat pada

Lampiran 6.6.

d. Penyebaran angket respon guru dan siswa

Penyebaran angket guru dan siswa dilakukan ada tanggal 3

September 2016. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket

respon yang teridiri dari 24 butir pernyataan untuk guru dan 16

butir pernyataan untuk siswa. Selanjutnya, dilakukan analisis

terhadap hasil pengisian angket respon guru dan siswa. Hasil

analisis angket respon guru dan siswa disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 9 Hasil Analisis Angket Respon Guru

No Aspek ResponRata – Rata

PenilaianKlasifikasi

1 Kemudahan 3 Baik

2 Kemanfaatan 3 Baik

Rata – Rata 3 Baik

91

Tabel 10 Tabel Analisis Angket Respon Siswa

No Aspek ResponRata – Rata

PenilaianKlasifikasi

1 Perhatian 3,24 Baik

2 Ketertarikan 3,25 Baik

3 Rasa senang 3,15 Baik

4 Keingintahuan 3,41 Sangat Baik

Rata – Rata 3,26 Baik

Berdasarkan tabel di atas, respon guru terhadap

penggunaan RPP dan LKS yang dikembangkan memenuhi

kriteria baik dengan rata – rata penilaian 3, begitupula dengan

respon siswa yang dikembangkan memenuhi kriteria baik

dengan rata – rata penilaian 3,26. Oleh sebab itu, diperoleh hasil

bahwa bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis

dengan kalasifikasi baik.

Adapun pengisian angket respon guru dapat dilihat pada

Lampiran 5.9, tabulasi data angket respon guru dapat dilihat

pada Lampiran 6.3, contoh pengisian angket respon siswa dapat

dilihat pada Lampiran 5.10, dan tabulasi data angket respon

siswa dapat dilihat pada Lampiran 6.4.

5. Tahap Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap evaluasi, peneliti melakukan revisi terhadap

bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum

terpebuhi dari bahan ajar yang dihasilkan.

92

Berikut merupakan hasil pada tahap evaluasi:

a. Perbaikan kesalahan penulisan pada LKS 5

b. Penambahan alokasi waktu untuk latihan soal.

Adapun RPP dan LKS yang telah direvisi secara berurutan

dapat dilihat pada Lampiran 8.1 dan 8.2.

B. Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan pengembangan bahan ajar dengan

pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk siswa SMP

kelas VII. Model dan prosedur pengembangan bahan ajar yang

digunakan adalah model ADDIE dengan tahapan Analysis (Analisis),

Design (Perancangan), Development (Pengembangan),

Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Adapun

produk yang dihasilkan dalam penelitian adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan

pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk SMP kelas

VII. Dalam hal ini dikembangkan 2 RPP dan 5 LKS.

Pada tahap Analysis (analisis), peneliti melakukan analisis

terkait latar belakang dilakukannya pengembangan bahan ajar.

Analisis tersebut meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan

analisis karakteristik siswa. Dari kegiatan analisis yang dilakukan,

diketahui bahwa kemampuan siswa kelas VII terkait penguasaan

materi himpunan uumnya belum berkembang maksimal. Selain itu,

bahan ajar yang ada pada umumnya kurang dapat membantu siswa

93

dalam mengkonstruksi pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan.

Hal tersebut disebabkan bahan ajar belum sepenuhnya dikembangkan

oleh guru secara mandiri yang didasarkan pada situasi dan kondisi

siswa, baik pengembangan RPP maupun LKS.

Lebih lanjut, diperoleh informasi bahwa kurikulum yang

digunakan di sekolah adalah Kurikulum 2013. Salah satu materi yang

dipelajari untuk SMP Kelas VII pada semester 1 adalah materi

himpunan.

Sementara itu, berdasarkan teori perkembangan kognitif

menurut Piaget, siswa SMP pada umumnya berada pada tahap

operasional formal. Namun, siswa belum mampu sepenuhnya berpikir

secara abstrak. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut siswa masih

pada tahap operasional formal awal, yakni masa peralihan dari belajar

dengan benda konkrit ke abstrak. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan

penggunaan media pembelajaran serta pengondisian lingkungan

belajar yang dapat memfasilitasi kebutuhannya. Tujuannya agar siswa

dapat belajar tidak pada penghapalan konsep atau rumus saja, tetapi

lebih pada cara berpikir logis dan sistematis.

Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan pendekatan

problem solving cocok diterapkan untuk siswa SMP Kelas VII. Hal ini

dikareanakan problem solving bertujuan untuk menanamkan kepada

siswa bagaimana cara berpikir sistematis dan logis dalam mengatasi

suatu masalah – masalah yang dihadapi.

94

Pada tahap Design (Perancangan), peneliti merancang konsep

produk yang akan dikembangkan. Dalam hal ini, rancangan yang

dibuat adalah rancangan RPP dan LKS materi himpunan dengan

pendekatan problem solving dan rancangan instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur kinerja produk yang dihasilkan.

Rancangan RPP yang dibuat sebanyak dua RPP untuk lima pertemuan

dan rancangan LKS dibuat sebanyak lima LKS. Sementara instrumen

penelitian yang dirancang meliputi lembar penilaian RPP dan LKS

untuk mengukur kevalidan, angket respon guru dan siswa serta lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengukur kepraktisan,

dan tes hasil belajar untuk mengukur keefektifan.

Pada tahap Development (Pengembangan), peneliti

mengembangkan bahan ajar berupa RPP dan LKS materi himpunan

dengan pendekatan problem solving dan menyusun instrumen

penelitian berdasarkan rancangan yang telah dibuat. RPP

dikembangkan mengacu pada Lampiran Permendikbud Nomor 103

Tahun 2014 yang menjabarkan tentang komponen RPP. Sedangkan

LKS dikembangkan dengan memperhatikan kesesuaian pada kualitas

isi/materi LKS, kesesuaian dengan pendekatan problem solving, serta

kesesuaian dengan syarat didaktik, konstruksi, dan teknis.

Bahan ajar yang telah dikembangkan, kemudian dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing. Hasil dari konsultasi tersebut kemudian

95

dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan/revisi bahan ajar.

Selanjutnya dilakukan validasi bahan ajar oleh dosen ahli.

Berdasarkan hasil penilaian pada RPP, diperoleh skor rata-rata

4,375 dari skor maksimal 5 dengan kriteri sangat baik. Oleh karena

itu, RPP yang dikembangkan dapat dikatakan telah sesuai dengan

prinsip penyusunan RPP pada Lampiran Permendikbud Nomor 103

Tahun 2015 yang menjabarkan tentang komponen RPP. Selain itu

juga berarti telah memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran dengan

pendekatan problem solving. Saran dari validator terkait RPP secara

umum ialah perbaiki penulisan pada RPP, perbaikan isi materi, dan

kesalahan penulisan istilah.

Sementara itu, hasil penilaian pada LKS diperoleh skor rata-rata

4,2 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. dari hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan layak

digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena telah memenuhi

syarat didaktiks, konstruksi, serta teknis, dan sesuai dengan prinsip-

prinsip pembelajaran dengan pendekatan problem solving. Meskipun

demikian, di antara 4 aspek penilaian pada LKS, aspek kesesuaian

dengan problem solving dan syarat didaktif memiliki poin terendah,

yakni 4 dengan kriteria baik.

Oleh karena penilaian kevalidan RPP dan LKS masing-masing

memenuhi kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahawa

bahan ajar berupa RPP dan LKS materi Himpunan dengan pendekaran

96

problem solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid.

Terlihat dari masing-masing komponen penilaian yang menunjukkan

kriteria baik.

Setelah dilakukan validasidan revisi bahan ajar, tahapan

selanjutnya adalah tahap Implementation (Implementasi). Pada tahap

ini, peneliti melakukan uji coba bahan ajar di SMP N 1 Sleman kelas

VII G pada tanggal 3 September – 1 November 2016. Tujuan dari uji

coba ini adalah untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan dari

bahan ajar yang dihasilkan. Pada tahap ini ada beberapa kegiatan,

yakni uji coba bahan ajar, pelaksanaan tes hasil belajar siswa, serta

pengisian angket respon guru dan siswa. Selain itu, pada tahap ini juga

dilakukan analisis data yang diperoleh untuk mengukur kevalidan,

kepraktisan, dan keefektifan produk yang dikembangkan.

Selama tahap uji coba, proses pembelajaran dilaksanakan

menggunakan RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving

untuk lima kali pertemuan. Proses pembelajaran secara umum ada tiga

langkah, yaitu pendahuluan, inti, dan penutupan. Pembelajaran

dimulai dengan pendahuluan, yaitu mengondisikan siswa, guru

membuka pembelajaran dengan memberi salam dan mengajak siswa

berdoa, memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran, dan menyampaikan garis besar pembelajaran pada hari

itu. Selanjutnya, pada kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan dengan

langkah-langkah pada kegiatan problem solving, yakni memahami

97

masalah, menalar masalah, mencari penyelesaian masalah,

melaksanakan rencana penyelesaian, dan menyimpulkan. Kemudian,

pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa menjabarkan

kembali materi yang sudah dipelajari dan menjawab pertanyaan siswa

jika ada. Lalu diakhiri dengan mengingatkan materi pertemuan

berikutnya, mengajak berdoa, dan mengucapkan salam penutup.

Selama pelaksanaan uji coba bahan ajar, terdapat beberapa

kendala atau hambatan yang ditemukan, diantaranya:

1. Beberapa siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi.

2. Kurangnya kemandirian siswa dalam memahami langkah kegiatan

pada LKS.

3. Beberapa siswa kesulitan mengkomunikasikan kesimpulan dari

kegiatan diskusi.

Beradasarkan hasil analisis angket respon guru, diperoleh rata –

rata respon guru yaitu 3 dari skor maksimal 4 dengan kriteria baik. hal

ini berarti guru memberikan respon positif terhadap penggunaan dan

kemanfaatan bahan ajar yang dihasilkan. Sementara itu, dari hasil

analisis angket respon siswa, siperoleh skor rata – rata respon siswa

yaitu 3,26 dari skor maksimal 4 dengan kriteria baik. Hal ini berarti

siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan dan

kemanfaatan LKS.

Selain hasil analisis angket respon guru dan siswa, kepraktisan

bahan ajar juga ditinjau dari hasil observasi keterlaksanaan

98

pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer

mengamati jalannya proses pembelajaran, lalu mengisi lembar

keterlaksanaan pembelajaran. Dari lembar observasi tersebut

diperoleh persentase rata – rata keterlaksanaan pembelajaran dari

pertemuan pertama hingga kelima adalah 97,39 % dengan kriteria

sangat baik. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran yang dirancang

dalam RPP hampir seluruhnya terlaksana pada kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan problem solving.

Oleh karena respon guru dan siswa terhadap penggunaan bahan

ajar berupa RPP dan LKS dengan pendekatan problem solving

memenuhi kriteria baik, serta dari hasil pengamatan yang dilakukan

oleh observer menunjukkan bahwa keterlaksanaan proses

pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik, maka disimpulkan

bahwa bahan ajar berupa RPP dan LKS materi himpunan dengan

pendekatan problem solving memenuhi kualifikasi praktis, karena

masing – masing komponen memenuhi kriteria baik.

Dalam pelaksanaan uji coba juga dilaksanakan tes hasil belajar.

Tujuannya untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan ajar

dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis tes hasil

belajar, diperoleh nilai rata – rata siswa adalah 88,28 dari skor

maksimal 100 dengan persentase ketuntasan mencapai 90,63% dengan

kriteria sangat baik. Artinya, bahan ajar yang dikembangkan dengan

pendekatan problem solving efektif digunakan dalam kegiatan

99

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Aris Shoimin (2014:

136), yang menyatakan bahwa problem solving dapat menstimulasi

siswa dalam berpikir yang dimulai dari mencari data sampai

merumuskan kesimpulan sehingga siswa dapat mengambil makna dari

kegiatan pembelajaran. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan

problem solving memenuhi kriteria efektif, karena memenuhi kritera

minimal baik.

Tahap terakhir pada penelitian ini adalah Evaluation (Evaluasi).

Pda tahap evaluasi, peneliti melakukan revisi terhadap bahan ajar

sesuai dengan hasil evaluasi dan kebutuhan yang belum terpenuhi.

Revisi bertujuan untuk perbaikan kedepannya. Revisi yang dilakukan

antara lain memperbaiki penulisan di LKS pada kolom petunjuk

kegiatan, soal pada bagian Ayo Menalar di LKS kegiatan 2, dan soal

pengantar pada LKS kegiatan 4.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

berupa RPP dan LKS materi himpunan dengan pendekatan problem

solving yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid, praktis, dan

efektif. Sehingga diharapkan bahan ajar yang dikembangkan dapat

digunakan tidak hanya di sekolah tempat pelaksanaan uji coba, tetapi

juga di sekolah-sekolah lain yang memiliki kesamaan karakteristik.

100

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam pengembangan bahan ajar materi

himpunan dengan pendekatan problem solving antara lain:

1. Pada saat uji coba, semua kegiatan dapat terlaksana. Namun,

beberapa kali ada keterbatasan waktu sehingga bagian “Ayo

Berlatih” ada yang dijadikan PR.

2. Kevalidan bahan ajar hanya didasarkan pada penilaian dua dosen

ahli

3. Kepraktisan bahan ajar hanya diukur dari angket respon guru dan

siswa, serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

4. Keefektifan bahan ajar hanya diukur dari hasil tes hasil belajar

siswa pada kelas uji coba.

5. Hasil evaluasi tidak diujicobakan kembali.