BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran...
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SD Negeri 3 Kandangan Kabupaten Grobogan
SD Negeri 3 Kandangan terletak di Desa Kandangan Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1963 pemerintah mendirikan
gedung SD Negeri 3 Kandangan di atas tanah seluas 1905,75 m2. selama ini sudah
mengalami beberapa kali perbaikan dengan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK),
sehingga menjadikan SD Negeri 3 Kandangan mempunyai ruangan yang cukup lengkap.
Meskipun letak SD Negeri 3 Kandangan berdampingan dengan rumah penduduk,
namun kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan baik. Secara umum
beberapa kondisi utama sekolah dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Kondisi Peserta Didik
Jumlah peserta didik SD Negeri 3 Kandangan sebanyak 152 peserta didik.
Sedangkan jumlah peserta didik kelas IV yang menjadi subyek penelitian adalah
sebanyak 30 peserta didik
b. Keadaan Tenaga Pendidik
SD Negeri 3 Kandangan mempunyai guru dan staf pengajar sebanyak 9 orang, terdiri
dari 4 orang guru PNS dan 5 orang guru wiyata Bhakti.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Analisis hasil uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur tes yang digunakan dalam
penelitian. Untuk mengukur validitas dilakukan dengan menggunakan analisis "corrected
item to total correlation" dari masing-masing indikator empirik, dengan teknik korelasi
Product Moment.
Menurut Santoso (2000) angket dikatakan valid jika pertanyaan pada suatau angket
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Untuk
mengujinya digunakan analisis item dengan nilai total variabel yang diuji, dalam hal ini
36
digunakan korelasi antara skor dengan skor total (corrected item to total correlation).
Menurut Azwar (1986) suatu item dikatakan valid jika diperoleh korelasi item total ≥ 0,25.
Untuk mengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman
Brown dengan taraf signifikansi 5%. Suatu item dikatakn reliabel jika besarnya Alpha
Cronbach ≥ 0,70 (Azwar,1986). Analisis terhadap instrumen ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.
Berdasarkan hasil uji validitas (lampiran) dapat diketahui hasil perhitungan besarnya
nilai rit dengan standar error 5% semuanya diatas 0,25. Oleh karena itu status setiap item
adalah valid maka instrumen memenuhi syarat reliabilitas untuk mengukur soal tes yang
digunakan. Menurut Ghozali (2004: 42) hasil uji reliabilitas diketahui bahwa bahwa soal tes
reliable karena koefisien Alpha ≥ 0,70.
a. Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 3 Kandangan Kecamatan Grobogan
Kabupaten Grobogan yang berjumlah 30 siswa pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1
Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
Siswa yang tuntas 10 33,33%
Siswa yang belum tuntas 20 66,67%
Jumlah 30 100%
Rata-rata 58,67
Nilai Tertinggi 80
Nilai terendah 40
37
Berdasarkan nilai ulangan harian diatas dapat juga disajikan dalam bentuk tabel
interval nilai seperti tabel dibawah ini.
Interval nilai ulangan harian kondisi awal
No Interval nilai Frekuensi
1 35 – 44 5
2 45 – 54 8
3 55 – 64 6
4 65 – 74 4
5 75 – 84 7
Dilihat dari tabel 4.1. pembelajaran belumlah efektif dengan banyaknya siswa
yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65).
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa tuntas sebanyak 10 orang atau
yang belum tuntas sebanyak 20 orang atau 66,67 % dengan rata-rata 58,67. Nlai
tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 40.
Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD Negeri 3 Kandangan
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Pokok Bahasan “Energi”. Berdasarkan tabel 4.1 . dapat digambarkan dalam
gambar 1
38
Gambar 4.5. Diagram lingkaran kondisi awal
Selanjutnya dapat disajikan pula dalam bentuk diagram batang seperti gambar 4.5 di
bawah ini :
C. Deskripsi Hasil Siklus 1
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17-18 April 2012 di kelas IV SD Negeri 3
Kandangan. Hasil penelitian pada siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Pertemuan 1
a. Perencanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Sumber energi yang paling terbesar dibumi itu apa ?
- Motivasi
0
1
2
3
4
5
6
7
8
35 - 44 45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84
Diagram Frekuensi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
Frekuensi
39
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
b. Perencanaan Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah sumber energi panas.
Menyebutkan contoh sumber energi panas
Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas.
Memahami matahari sebagai sumber energi panas yang sangat
besar dan tidak akan habis serta fungsinya bagi kehidupan di Bumi.
Memahami bahwa panas dapat berpindah
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan
dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok besar yang terdiri dari 6
siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan
kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan
tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan
rendah.. Dalam satu kelas terdiri dari 5 kelompok dari 30 siswa.
Pemberian nama kelompok dilakukan oleh guru
membagikan alat yang ada seperti batu untuk membuktikan bahwa
timbulnya panas dari gesekan dua benda dan gelas, sendok dan air
panas untuk membuktikan terjadinya peristiwa konduksi ) dan
meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan
melakukan pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan
siswa yang mengalami kesulitan
40
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Perencanaan Penutup
o Menarik kesimpulan bahwa;
- Sumber energi panas terbesar adalah matahari
- Memberi evaluasi
Pertemuan 2
1. Perencanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Apa kalian perrnah melihat orang bemain piano,,,apa yang dihasilkan
piano itu ?
- Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
41
2. Perencanaan Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah sumber energi bunyi.
Menyebutkan contoh sumber bunyi
Kaleng yang dipukul akan menimbulkan bunyi
Memahami bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair, padat,
gas
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan
dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa
dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan
heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah.. Dalam
satu kelas terdiri dari 5 kelompok dari 30 siswa. Pemberian nama
kelompok dilakukan oleh guru
membagikan alat dan bahan yang ada (seperti benang, botol aqua
gelas untuk membuktikan perambatan bunyi melalui benda padat)
dan meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan
melakukan pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan
siswa yang mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
42
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Perencanaan Penutup
o Menarik kesimpulan bahwa;
Bunyi dapat merambat melalui benda cait, padat, gas
Memberi evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
a. Pelaksanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Sumber energi yang paling terbesar dibumi itu apa ?
- Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
b. Pelaksanaan Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah sumber energi panas.
Menyebutkan contoh sumber energi panas
Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas.
Memahami matahari sebagai sumber energi panas yang sangat
besar dan tidak akan habis serta fungsinya bagi kehidupan di Bumi.
Memahami bahwa panas dapat berpindah
43
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan
dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok besar yang terdiri dari 6
siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan
kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan
tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan
rendah.. Dalam satu kelas terdiri dari 5 kelompok dari 30 siswa.
Pemberian nama kelompok dilakukan oleh guru
membagikan alat yang ada seperti batu untuk membuktikan bahwa
timbulnya panas dari gesekan dua benda dan gelas, sendok dan air
panas untuk membuktikan terjadinya peristiwa konduksi ) dan
meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan
melakukan pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan
siswa yang mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
44
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Pelaksanaan Penutup
o Menarik kesimpulan bahwa;
- Sumber energi panas terbesar adalah matahari
- Memberi evaluasi
Pertemuan 2
1. Pelaksanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Apa kalian perrnah melihat orang bemain piano,,,apa yang dihasilkan
piano itu ?
- Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
2. Pelaksanaan Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah sumber energi bunyi.
Menyebutkan contoh sumber bunyi
Kaleng yang dipukul akan menimbulkan bunyi
Memahami bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair, padat,
gas
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan
dilakukan
45
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa
dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan
heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah.. Dalam
satu kelas terdiri dari 5 kelompok dari 30 siswa. Pemberian nama
kelompok dilakukan oleh guru
membagikan alat dan bahan yang ada (seperti benang, botol aqua
gelas untuk membuktikan perambatan bunyi melalui benda padat)
dan meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan
melakukan pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan
siswa yang mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
b. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
c. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3.Pelaksanaan Penutup
1. Menarik kesimpulan bahwa;
Bunyi dapat merambat melalui benda cait, padat, gas
Memberi evaluasi
46
3. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh adalah hasil pengamatan hasil belajar IPA
yang bersumber dari nilai ulangan harian akhir siklus
Adapun nilai ulangan harian akhir siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk tabel
interval nilai seperti tabel dibawah ini.
Interval nilai ulangan siklus I
No Interval nilai Frekuensi
1 45 – 54 5
2 55 – 64 4
3 65 – 74 6
4 75 – 84 8
5 85 – 94 7
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Setelah Siklus I Kelas IV SD N 3 Kandangan
Tahun Pembelajaran 2011/2012
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Siswa yang tuntas 21 70%
Siswa yang belum tuntas 9 30%
Jumlah 30 100%
Rata-rata 72,83
47
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 53
Dari tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran
STAD menunjukkan bahwa siswa tuntas sebanyak 21 orang atau 70%, yang belum
belum tuntas sebanyak 9 orang atau 30% dengan rata-rata 72,83. Nilai tertinggi yang
dicapai siswa adalah 93 sedangkan nilai terendahnya adalah 53. Jadi dengan KKM 65
jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 21 siswa.
Tabel 4.2 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4.5.1. Diagran lingkaran Ketuntasan Siswa Setelah Perbaikan Siklus I
Selanjutnya dapat disajikan pula dalam bentuk diagram batang seperti di bawah ini :
48
Gambar.4.6
Diagram frekuensi nilai ulangan harian siklus 1
4. Refleksi
Pada kegiatan ini adalah membandingkan antara hasil kondisi awal dengan hasil
pengamatan pada siklus 1. Kegiatan ini diawali dengan diskusi bersama guru kelas
kemudian dilanjutkan dengan pembahasan atas hasil siklus 1. Berdasarkan hasil
kondisi awal dengan hasil siklus 1 maka dapat diasjikan tabel seperti di dibawah ini
Tabel 4.2.1
Perbandingan hasil kondisi awal dengan hasil siklus 1
No Kondisi awal Siklus 1
1
2
3
Ulangan harian pada kondisi awal :
Nilai terendah : 40
Nilai tertinggi : 80
Nilai rata-rata : 58,67
Ulangan harian pada siklus 1:
Nilai terendah : 53
Nilai tertinggi : 93
Nilai rata-rata : 72,83
0
1
2
3
4
5
6
7
8
45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 94
Diagram Frekuensi Nilai Ulangan Harian Siklus 1
Frekuensi
49
Berdasarkan tabel dan diagram diatas diperoleh nilai terendah kondisi awal
sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif STAD hasil nilai ulangan yang diikuti 30
siswa ternyata nilai terendahnya 40. Setelah peneliti menerapkan pembelajaran
kooperatif STAD secara kelompok besar, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan harian
ternyata diperoleh nilai terendahnya 53. Apabila kita bandingkan nilai terendah kondisi
awal dan nilai terendah siklus 1 ternyata mengalami peningkatan. Besarnya
peningakatan yaitu 13 point diperoleh dari 53 – 40, apabila peningkatan tersebut kita
jadikan dalam prosentase maka besarnya prosentase peningkatan nilai terendah dari
kondisi awal ke siklus 1 yaitu sebesar 21,6 %.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai tertinggi kondisi awal sebelum
menerapkan pembelajaran kooperatif STAD hasil nilai ulangan yang diikuti 30 siswa
ternyata nilai tertingginya 80 . Setelah peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif
STAD secara kelompok besar, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan harian ternyata
diperoleh nilai tertingginya 93. Apabila kita bandingkan nilai tertinggi kondisi awal dan
nilai tertinggi siklus 1 ternyata mengalami peningkatan. Besarnya peningkatan yaitu 13
point diperoleh dari 93 – 80, apabila peningkatan tersebut kita jadikan dalam
prosentase maka besarnya prosentase peningkatan nilai tertinggi dari kondisi awal ke
siklus 1 yaitu sebesar 21,6 %.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata kondisi awal sebelum
menerapkan pembelajaran kooperatif STAD hasil nilai ulangan yang diikuti 30 siswa
ternyata nilai rata-ratanya 58,67 . Setelah peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif
STAD secara kelompok besar, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan harian ternyata
diperoleh nilai rata-ratanya 72,83. Apabila kita bandingkan nilai rata-rata kondisi awal
dan nilai rata-rata siklus 1 ternyata mengalami peningkatan. Besarnya peningkatan
yaitu 14,16 point diperoleh dari 72,83–58,67, apabila peningkatan tersebut kita jadikan
dalam prosentase maka besarnya prosentase peningkatan nilai rata-rata dari kondisi
awal ke siklus 1 yaitu sebesar 23,6 %.
Berdasarkan deskriptif komparatif tersebut diatas ternyata nilai rata-ratanya itu
meningkat dari 58,67 menjadi 72,83 atau meningkat sebesar 14,16 Peningkatan
sebesar 14,16 termasuk kategori cukup sedang. Menurut teman sejawat hal ini
50
disebabkan soal yang saya buat pada siklus 1 termasuk kategori cukup sulit dan saat
ulangan harian waktunya kurang mencukupi.
Maka tindak lanjutnya nanti pada siklus 2 akan kita buat soal yang tidak terlalu
sulit dan pada waktu ulangan harian kita berikan waktu yang benar- benar sesuai.
B. Deskripsi Hasil Siklus 2
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19-20 April 2012 di kelas IV SD Negeri 3
Kandangan. Hasil penelitian pada siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Pertemuan 1
a. Perencanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Pernahkah kalian melihat roket di televisi? jika pernah sekarang kita
akan belajar salah satunya tentang cara membuat roket mainan
dengan menggunakan kertas.
- Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
b. Perencanaan Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah tentang roket mainan
Menyebutkan contoh perubahan gerak akibat pengaruh udara
- Roket
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
51
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan
dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 5
siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan
kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan
tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan
rendah.. Dalam satu kelas terdiri dari 6 kelompok dari 30 siswa.
Pemberian nama kelompok dilakukan oleh guru
Guru menginformasikan rancangan pembuatan model roket
Guru dan siswa memilih alat dan bahan yang digunakan seperti
kertas karton, spidol bekas, gunting dan lem kertas untuk membuat
roket membuktikan perubahan gerak karena pengaruh udara
Guru meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan
melakukan pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan
siswa yang mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
52
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Perencanaan Penutup
1. Menarik kesimpulan bahwa;
Roket dapat terbang karena pengaruh udara
Memberi evaluasi
Pertemuan 2
a. Perencanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Apa kalian pernah melihat baling-baling? jika pernah kita akan belajar salah
satunya tentang pembuatan mainan baling-baling kertas
- Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
b. Perencanaan Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
b. Memahami istilah baling-baling
c. Menyebutkan contoh penggunaan energi udara
Baling-baling
d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa dalam satu
kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen yang terdiri
53
dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 2
siswa berkemampuan rendah.. Dalam satu kelas terdiri dari 5 kelompok dari
30 siswa. Pemberian nama kelompok dilakukan oleh guru
membagikan alat dan bahan yang ada dan kertas karton, sedotan mainan,
gunting, jarum pentol untuk membuat baling-baling membuktikan perubahan
gerak karena pengaruh udara
Guru meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan melakukan
pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan
kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Perencanaan Penutup
o Menarik kesimpulan bahwa;
Baling-baling dapat berputar karena pengaruh udara
Memberi evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
Pelaksanaan Pendahuluan
1. Pendahuluan
54
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Pernahkah kalian melihat roket di televisi? jika pernah sekarang kita akan
belajar salah satunya tentang cara membuat roket mainan dengan
menggunakan kertas.
- Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
2. Pelaksanaan Kegiatan Inti
c. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah tentang roket mainan
Menyebutkan contoh perubahan gerak akibat pengaruh udara
- Roket
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
d. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa
dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan
heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah.. Dalam satu
kelas terdiri dari 6 kelompok dari 30 siswa. Pemberian nama kelompok
dilakukan oleh guru
Guru menginformasikan rancangan pembuatan model roket
Guru dan siswa memilih alat dan bahan yang digunakan seperti kertas
karton, spidol bekas, gunting dan lem kertas untuk membuat roket
membuktikan perubahan gerak karena pengaruh udara
55
Guru meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan
melakukan pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa
yang mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok
didepan kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
e. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
i. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ii. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Pelaksanaan Penutup
Menarik kesimpulan bahwa;
Roket dapat terbang karena pengaruh udara
Memberi evaluasi
Pertemuan 2
a. Pelaksanaan Pendahuluan
- Memberi salam.
- Mengabsen siswa
- Menyiapkan alat peraga
- Apersepsi :
Apa kalian pernah melihat baling-baling? jika pernah kita akan belajar salah
satunya tentang pembuatan mainan baling-baling kertas
- Motivasi
56
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
b. Pelaksanaan Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
Memahami istilah baling-baling
Menyebutkan contoh penggunaan energi udara
Baling-baling
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
e. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa dalam satu
kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen yang terdiri
dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 2
siswa berkemampuan rendah.. Dalam satu kelas terdiri dari 5 kelompok dari
30 siswa. Pemberian nama kelompok dilakukan oleh guru
membagikan alat dan bahan yang ada dan kertas karton, sedotan mainan,
gunting, jarum pentol untuk membuat baling-baling membuktikan perubahan
gerak karena pengaruh udara
Guru meminta setiap anggota kelompok untuk bekerjasama dan melakukan
pembagian tugas
Guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok
Guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitan
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan
kelas.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Guru menganalisis proses hasil kerja tiap kelompok.
57
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang teraktif dan
terkompak
f. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Pelaksanaan Penutup
Menarik kesimpulan bahwa;
Baling-baling dapat berputar karena pengaruh udara
Memberi evaluasi
3. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh adalah hasil pengamatan hasil belajar IPA yang
bersumber dari nilai ulangan harian akhir siklus 2
Adapun nilai ulangan harian akhir siklus 2 dapat disajikan seperti pada tabel 4.5
dibawah ini
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Setelah Siklus II Kelas IV SD N 3 Kandangan
Tahun Ajaran 2011/2012
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Siswa yang tuntas 26 86,67%
Siswa yang belum tuntas 4 13,33%
Jumlah 30 100%
Rata-rata 80,73
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53
58
Berdasarkan nilai ulangan harian diatas dapat juga disajikan dalam bentuk tabel interval
nilai seperti tabel dibawah ini
Interval nilai ulangan siklus II
No Interval nilai Frekuensi
1 50 – 54 1
2 55 – 59 0
3 60 – 64 3
4 65 – 69 3
5 70 – 74 2
6 75 – 79 0
7 80 – 84 4
8 85 – 89 10
9 90 – 94 5
10 95 – 100 2
Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
STAD menunjukkan bahwa siswa tuntas sebanyak 26 orang atau 86,67%, yang belum
tuntas sebanyak 4 orang atau 13,33% dengan rata-rata 80,73. Nilai tertinggi yang
dicapai siswa adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 53. Tabel 4.5 dapat pula
divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
59
Gambar 4.5.2 Diagram lingkaran Nilai Siswa Setelah Perbaikan Siklus II
Berdasarkan pada diagram 3 pembelajaran menerapkan metode belajar
kelompok pada siklus II ada peningkatan dengan KKM 65 jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 26 siswa dengan persentase 86,67%.
4. Refleksi
Pada kegiatan ini adalah membandingkan antara hasil pengamatan siklus 1
dengan hasil pengamatan pada siklus 2. Kegiatan ini diawali dengan diskusi
bersama rekan sejawat kemudian dilanjutkan dengan pembahasan atas hasil siklus
2. Berdasarkan hasil siklus 1 dengan hasil siklus 2 maka dapat disajikan tabel seperti
di dibawah ini
Tabel 4.3.1
Perbandingan hasil siklus 1 dengan hasil siklus 2
No Siklus 1 Siklus 2
1
2
3
Ulangan harian pada siklus 1 :
Nilai terendah : 53
Nilai tertinggi : 93
Nilai rata-rata : 72,83
Ulangan harian pada siklus 2 :
Nilai terendah : 53
Nilai tertinggi : 99
Nilai rata-rata : 80,73
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai terendah siklus 1 setelah menerapkan
pembelajaran kooperatif STAD kelompok besar hasil nilai ulangan yang diikuti 30 siswa
ternyata nilai terendahnya 53. Setelah peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif
STAD secara kelompok kecil, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan harian ternyata
diperoleh nilai terendahnya 53. Apabila kita bandingkan nilai terendah siklus 1 dan nilai
terendah siklus 2 ternyata setara.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai tertinggi siklus 1 setelah menerapkan
pembelajaran kooperatif STAD kelompok besar hasil nilai ulangan yang diikuti 30 siswa
ternyata nilai tertingginya 93. Setelah peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif
STAD secara kelompok kecil, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan harian ternyata
diperoleh nilai tertingginya 99. Apabila kita bandingkan nilai tertinggi siklus 1 dan nilai
tertinggi siklus 2 ternyata mengalami peningkatan. Besarnya peningkatan yaitu 7 point
diperoleh dari 93 – 99, apabila peningkatan tersebut kita jadikan dalam prosentase
60
maka besarnya prosentase peningkatan nilai tertinggi dari siklus 2 ke siklus 1 yaitu
sebesar 11,6 %.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata siklus 1 setelah menerapkan
pembelajaran kooperatif STAD kelompok besar hasil nilai ulangan yang diikuti 30 siswa
ternyata nilai rata-ratanya 72,83. Setelah peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif
STAD secara kelompok kecil, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan harian ternyata
diperoleh nilai rata-ratanya 80,73. Apabila kita bandingkan nilai rata-rata siklus 1 dan
nilai rata-rata siklus 2 ternyata mengalami peningkatan. Besarnya peningkatan yaitu
7,9 point diperoleh dari 80,73 – 72,83, apabila peningkatan tersebut kita jadikan dalam
prosentase maka besarnya prosentase peningkatan nilai rata-rata dari siklus 1 ke
siklus 2 yaitu sebesar 13,17 %.
Berdasarkan deskriptif komparatif tersebut diatas ternyata nilai rata-ratanya itu
meningkat dari 72,83 menjadi 80,73 atau meningkat sebesar 13,17 %. Peningkatan
sebesar 13,17 % termasuk kategori kecil. Menurut teman sejawat hal ini disebabkan
pada waktu ulangan harian konsentrasi anak terganggu oleh kebisingan lain yang
sedang ditinggal oleh gurunya dan materi pada KD tersebut agak sulit bagi anak.
Maka tindak lanjutnya nanti pada waktu ulangan harian selanjutnya diusahakan
konsentrasi anak tidak terganggu oleh kelas lain ataupun hal-hal lain yang bisa
mengganggu konsentrasi anak.
Berdasarkan refleksi hasil siklus 1 dan siklus 2 tersebut diatas maka dapat dibuat
tabel seperti berikut :
Tabel 4.3.2
Perbandingan kondisi awal dengan hasil siklus 1 dan siklus 2
No Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
1.
2.
Jumlah Siswa pada
Kondisi Awal :
Tuntas : 20
Tidak Tuntas : 10
Jumlah Siswa pada Siklus
I :
Tuntas : 21
Tidak Tuntas : 9
Jumlah Siswa pada Siklus
II :
Tuntas : 26
Tidak Tuntas : 4
61
Dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang 4.7.2 seperti dibawah ini.
SD N 3 Kandangan Tahun Pelajaran 2011/2012
Perbandingan kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2
Berdasarkan tabel diatas yang belum dibandingkan adalah antara kondisi
awal dengan kondisi akhir yang oleh peneliti disebut sebagai hasil tindakan. Dari
tabel diatas dapat kita deskripsikan bahwa :
Dari diagram batang diatas pengelompokkan nilai pada tabel 4.7.2 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA
terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 20
orang. Sedangkan setelah siklus I dan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 26
siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan alat
peraga konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak
62
Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 10 siswa yang belum tuntas pada mata
pelajaran IPA, setelah siklus I dan siklus II hanya 4 orang yang tidak tuntas.
Berdasarkan hasil refleksi pada pembahasan/diskusi diatas maka dapat
diambil simpulan sebagai berikut :
Melalui penerapan pembelajaran kooperatif STAD dan Penggunaan Alat Peraga
Konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IV SD Negeri 3
Kandangan pada semester 2 tahun 2011/2012 dari kondisi awal nilai rata-ratanya
58,67 ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,73 meningkat sebesar 22, 06.
E. Pembahasan/Diskusi
a. Siklus I
Fokus perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah penerapan metode
pembelajaran STAD. Metode ini merupakan penerapan metode yang
menggambarkan kerjasama dengan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jadi
dominasi guru dalam proses pembelajaran menjadi berkurang dan siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa secara berkelompok dengan bimbingan guru
mengerjakan soal Energi pada LKS dalam kelompok maupun individu. Guru selalu
berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru
melalui kegiatan kelompok. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan.
Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I masih belum optimal yaitu hanya
sebesar 70,83 Siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya siswa
tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran dan siswa yang aktif itu pun
sebagian besar merupakan siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan tindakan dan
juga merupakan siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi. Siswa yang
63
belum aktif dalam pembelajaran salah satunya disebabkan karena meraka masih
merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau
mengemukakan pendapat.
Kurang optimalnya keaktifan siswa pada siklus I juga disebabkan karena
siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
STAD. Kerjasama antar anggota kelompok belum tampak nyata. Kegiatan siswa
dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang kemampuan akademiknya tinggi.
Siswa yang kurang pandai belum percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya
dalam kegiatan diskusi. Siswa tampaknya masih perlu berlatih untuk mengemukakan
pendapat dan menumbuhkan sikap percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Winkel (1997:56) yang menyatakan bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif. Pendapat yang serupa juga
disampaikan Ibrahim (2001) bahwa pembelajaran STAD memerlukan waktu lebih
lama bagi siswa untuk berinteraksi mengenai ide-ide secara langsung kepada siswa
lain.
Belum optimalnya peran siswa dalam pembelajaran juga berdampak pada
kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada siklus I ini
siswa yang tuntas belajar baru mencapai 70% dengan nilai rata-rata 72,83. siswa
yang turut aktif dalam menemukan konsep tentang materi yang dipelajari akan lebih
mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya sekedar melihat
dan mengamati. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Divesta dan Thamspon
(dalam Mappa, 1994:6) mengatakan belajar merupakan perubahan yang bersifat
abadi sebagai akibat dari pengalaman.
Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan
salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu sedapat
mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan agar mereka berusaha
menemukan sendiri suatu konsep yang dipelajari. Guru hanya berperan sebagai
fasilitator yang mengarahkan siswa melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan
siswa seperti melakukan eksplorasi artikel, kegiatan diskusi maupun pengamatan
64
langsung. Hal ini seperti pendapat Di Vesta yang menyatakan bahwa guru sebagai
fasilitator mengembangkan belajar secara efisien dan mengubah tingkahlaku pelajar.
b. Siklus II
Perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik
peran guru, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar.
Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi
teridentifikasi bahwa yang menjadi kendalanya adalah kurang konkritnya media
pembelajaran yang digunakan, terutama contoh soal yang diberikan guru.
Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan pembelajaran, difokuskan
pada penggunaan media yang dikenal siswa. Selama proses pembelajaran, siswa
tampak lebih proaktif. Hasilnya ketuntasan belajar siswa mencapai 80,73% meskipun
belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai
ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 75%.
Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, masih ditemukan beberapa
siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai tuntas. Hal ini disebabkan
karena daya serap siswa terhadap materi sangat rendah dan motivasi belajarnya
kurang.
Seperti dalam hasil penelitian ini bahwa pembelajaran kooperatif STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Styarini (2004) yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran
Biologi diSMA Negeri 5 Semarang .Pokok bahasan yang diambil adalah hewan
vetebrata dan invertebrata .Styarini mengungkapkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa
,keaktifan siswa dan kinerja guru .Pada siklusI hasil belajar siswa meningkat sebesar
7,5% ,siklus II sebesar 12,66% dan siklus III sebesar 14,33% .Keaktifan belajar siswa
pada siklus I mencapai 49,16% ,siklusII mencapai 75% dan siklus III mencapai 90%
.Sedangkan kinerja guru pada siklus I mencapai 71,16% ,siklus II mencapai 81,66%
dan siklus III mencapai 89,33%. Respons yang positif oleh siswa dan guru terhadap
65
model pembelajaran kooperatif metode STAD karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
F. Hasil Tindakan
Berdasarkan simpulan diatas, maka hasil tindakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Melalui penerapan pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan alat peraga
konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IV SD Negeri 3
Kandangan pada semester 2 tahun 2011/2012 dari kondisi awal nilai rata-ratanya
58,67 ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,73 meningkat sebesar 22,06