BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota
Bengkulu
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Balai pengembangan Anak dan Remaja (BPAR) “HARAPAN” yang
terletak di Jln. Batang Hari No.2 Padang Harapan Bengkulu adalah salah satu
lembaga Kesejahteraan Sosial yang bertanggung jawab di 10 (sepuluh)
Kabupaten atau Kota wilayah kerja dalam Provinsi Bengkulu, untuk
memberikan pelayanan Kesejahteraan Sosial kepada anak terlantar putus
sekolah dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan Sosial dan
keterampilan kerja, mereka dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang
terampil dan aktif berpartisipasi secara produktif dalam pembangunan.
Tahun 1978-1979 bernama Panti Karya Taruna (PKT) yang merupakan
Panti Sosial milik Pemerintah Pusat berstatus sebagai unit pelaksana teknis
Kantor Perwakilan Departemen Sosial RI yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Perwakilan Departemen Sosial
Provinsi Bengkulu dengan tugas pokok melaksanakan pelayanan Kesejahteraan
Sosial pada anak terlantar putus Sekolah penyandang masalah Kesejahteraan
Sosial dalam rangka menumbuh kembangkan Keterampilan Sosial dan
keterampilan kerja.
45
Tahun 1979-1995 bernama Panti Penyantunan Anak (PPA)
”HARAPAN” yang merupakan Panti milik Pemerintah Pusat berstatus sebagai
unit pelaksana tehknis Kantor Wilayah Departemen Sosial RI yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Sosial Provinsi Bengkulu. Dengan tugas pokok melaksanakan pelayanan
Kesejahteraan Sosial pada Anak terlantar putus sekolah penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan
Sosial dan keterampilan kerja.
Tahun 1995-2000 bernama Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
“HARAPAN” yang merupakan Panti Pemerintah Pusat berstatus sebagai unit
pelaksana tehknis Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi Bengkulu
dengan tugas pokok melaksanakan pelayanan Kesejahteraan Sosial pada Anak
terlantar putus sekolah penyandang masalah Kesejahtearaan Sosial dalam
rangka menumbuh kembangkan keterampilan Sosial dan keterampilan kerja.
Tahun 2001-2008, namanya masih Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
”HARAPAN“ namun statusnya menjadi Panti milik pemerintah yang berstatus
sebagai unit pelaksana teknis Daerah Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi
Bengkulu dengan tugas pokok melaksanakan Pelayanan Sosial pada Anak
Yatim Piatu, Anak ,terlantar, Anak putus Sekolah dari Keluarga kurang mampu
dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan Sosial dan keterampilan
kerja.
46
Tahun 2008 sesuai peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 22 Tahun 2008
tanggal 10 Oktober 2008 menjadi Balai Pengembangan Anak dan Remaja
(BPAR) “Harapan” yang berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah
Provinsi Bengkulu berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala Dinas
Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu sesuai dengan Petunjuk Teknis Usaha
Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar melalui Balai Pengembangan Anak Dan
Remaja.
2. Visi dan Misi
Visi
Meningkatkan kesejahteraan sosial generasi muda melalui peningkatan
SDM remaja putus sekolah dengan bimbingan dan pelatihan keterampilan.
Misi
a. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan keterampilan remaja putus
sekolah yang kurang mampu,
b. Memberikan asuhan dan bimbingan anak yatim piatu dan keluarga
kurang mampu yang tidak dapat menyekolahkan anaknya.
3. Tugas Pokok Balai Pengembangan Anak dan Remaja
a. Melaksanakan tugas manajerial dan teknis operasional balai, meliputi
palayanan kesejahteraan sosial anak terlantar, putus sekolah (Drop Out)
yang menyandang masalah sosial.
47
b. Memberikan bekal keterampilan kerja kepada anak terlantar dan putus
sekolah .
c. Melaksanakan fungsi sosialnya, dan melaksanakan urusan tata usaha balai.
4. Fungsi Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Bengkulu
a. Melaksanakan kebijakan teknis balai sesuai dengan tugas pokok
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan pembinaan kesejahteraan sosial, meliputi pembinaan fisik,
mental, sosial, bakat, dan kemampuan keterampilan kerja.
c. Merumuskan kebijakan teknis balai sesuai dengan lingkup fungsinya
berdasarkan arahan kepala dinas kesejahteraan sosial Propinsi Bengkulu.
5. Tujuan Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Bengkulu
a. Terbinanya anak putus sekolah yang mengalami masalah social dengan
memberikan kesempatan dan kemudahan untuk dapat mengembangkan
potensi diri dan kemampuan jasmani, rohani dan sosial.
b. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial dan keteramplan kerja
bagi anak putus sekolah dalam rangka mempersisapkan dan
membekali mereka untuk kehidupan masa depan secara wajar.
c. Mencegah ketelantaran anak putus sekolah yang mengalami masalah
sosial dengan mengembangkan keterampilannya, sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara maksimal.
48
d. Terciptanya keterampilan sosial dan keterampilan kerja bagi anak
putus sekolah dalam rangka mempersiapkan meraka untuk bersaing
didunia usaha/pasar kerja sehingga mereka mandiri.
6. Sasaran Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Bengkulu
a. Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu terlantar.
b. Anak putus sekolah terlantar Tingkat SLTP dan SLTA.
c. Anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
d. Anak putus sekolah yang berasal dari Lembaga Sosial
Kemasyarakatan/LSM/Orsos/Karang Taruna dan Pekerja Sosial
Masyarakat.
7. Program Kegiatan
a. Tahap Kegiatan
1. Penyuluhan sosial khusus bagi anak penyandang masalah kesejahteraan
sosial dan keluarganya
2. Bimbingan sosial
3. Seleksi
4. Identifikasi dan registrasi
b. Tahap Pelaksanaan Pelayanan
1. Bimbingan Sosial
2. Bimbingan Keterampilan
3. Bimbingan Motivasi
49
c. Tahap Resosialisasi dan Penyaluran
1. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat
2. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat
3. Bimbingan sosial produktif
4. Penyaluran
d. Tahap Pembinaan Lanjut
1. Bimbingan pemantapan usaha
2. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat
3. Bantuan Pengembangan Usaha
8. Sarana dan Prasarana
Kegiatan pelayanan pelatihan keterampilan Balai Pengembangan
Anak dan Remaja ”HARAPAN” Bengkulu didukung dengan sarana dan
prasarana sebagai berikut :
1. Gedung kantor 1 unit
2. Gedung serba guna 6 unit
3. Gedung ruang belajar teori 1 unit
4. Gedung ruang praktek dua lantai 1 unit
5. Gedung ruang praktek menjahit 1 unit
6. Gedung ruang praktek salon 1 unit
7. Gedung asrama 9 unit
50
8. Ruang makan dan dapur umum 1 unit
9. Rumah dinas 6 unit
10. Wisma tamu dua lantai 1 unit
11. Aula tempat pertemuan 1 unit
12. Ruang perpustakaan dan poliklinik dua lantai 1 unit
13. Show room 1 unit
14. Garasi dan ruang SATPAM masing-masing 1 unit
15.Sarana air bersih system PAM dan Sumur Bor dengan mesin pompa
9. Fasilitas Penunjang
Disamping itu juga tersedia fasilitas penunjang pelayanan pelatihan
keterampilan, antara lain :
1. Komputer kantor 3 unit
2. Telepon kantor 1 unit
3. Kendaraan operasional, terdiri dari : Mobil Dinas Pimpinan 1 unitSepeda
Motor 3 Unit
4. Fasilitas hiburan, Berupa Organ lengkap dengan Gitar dan Rabana 1 unit
10. Tenaga Pengajar/Instruktur
Bimbingan Sosial dan Pelatihan Keterampilan kerja yang dilaksanakan di
Balai Pengembangan Anak dan Remaja “HARAPAN” Bengkulu didukung
51
oleh tenaga Pengajar/Instruktur yang profesional sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing. Selain tenaga internal, Balai Pengembangan Anak
dan Remaja “HARAPAN” Bengkulu bekerjasama dengan berbagai institusi
antara lain Pejabat dilingkungan Dinas Kesejahteraan Sosial di PROVINSI
Bengkulu POLRESTA Bengkulu dan pihak swasta serta dunia usaha dalam
Kota Bengkulu.
Daftar nama instruktur :
No Nama Instruktur
1 Septi Wahyuni Tata rias salon
2 Rama Dayuni Tata rias salon
3 Wiwilianty Menjahit
4 Erik Putra Perbengkelan
11. Kapasitas Pelayanan
Balai Pengembangan Anak dan Remaja ”HARAPAN” Bengkulu setiap
tahun melaksanakan kegiatan pelatihan sebanyak 2 (dua) Angkatan, dengan
kapasitas 75 anak per angkatan, terdiri dari 60 Anak putus sekolah dan 15 anak
Panti Asuhan. Angkatan I dimulai Januari s/d Juni, Angkatan II Juli s/d
Desember, dengan Jurusan keterampilan :
1. Perbengkelan untuk laki-laki ( 5 orang /kelompok)
52
2. Menjahit untuk perempuan ( 5 orang /kelompok)
3. Tata Rias Salon untuk Perempuan ( 5 orang /kelompok)
Selesai mengikuti pelatihan akan diberikan modal kerja perkelompok sesuai
dengan Jurusan masing-masing.
Daftar Peserta Pelatihan Salon :
No Nama No Nama No Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
Wasiatin
Eris Eka Putri
Wiwin Nuraini
Delta Nurul
Ami
Heni Juliana
Eka
Ela
9
10
11
12
13
14
15
16
Putriani
Safitri
Lensiana
Ronsi
Mela Putri
Iria Sari
Deni Afrida
Esi
17
18
19
20
21
22
23
24
Endriani
Mesta
Ike Wahyuni
Nursiah
Martini
Nengsi
Lidia Randa
Pitra Nurta Sari
53
Daftar Peserta Pelatihan Menjahit :
No Nama No Nama No Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
Beti
Rani
Nurlela
Nurkholifatun
Nova
Nurma
Tri
Siti
9
10
11
12
13
14
15
16
Arni
Rosi
Wulan
Mega
Fitria
Septi
Aminah
Era
17
18
19
20
21
22
23
24
Rina Mariana
Perti Nasri
Liza Zeria
Nur Sena
Irma
Weni
Kusmaini
Desi
Daftar Peserta Pelatihan Perbengkelan :
No Nama No Nama No Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
Karya Putra
Anggi
Juliandra
Marlin
Haryanto
Toni
Candra
Reko
9
10
11
12
13
14
15
16
Hartanto
Hari Putra
Amiril
Susdani
Wandi
Suripto
Putra Dani
Kartono
17
18
19
20
21
22
23
24
Sartanto
Amro Kina
Abi
Junaidi
Teri Apri
Efriantoni
Ilyan Putra
Irsan Wani
54
12. Struktur Organisasi Balai Pengembangan Anak dan Remaja
Harapan Bengkulu
Kepala
Dra. Efrilda Iriani
1. Dra. Dedeh Saadah
2. KHairunisa
3. Rusna Megawati
4. Suparjo
5. Tri Padmo
6. Alpian Nasrula
7. Junaidi
8. Budi Utomo
1. Budi Erlambang, Aks
2. Ratnawati Fajarini, Aks
3. Halimah
4. Ahmad Darmawal
5. Noor Hariyanti
6. Suyitno
1. Soto
2. Karlena, BSW
3. Ely Harny, S.Sos
4. Yosi Balqis, SE
5. Iba Nilisti, S.Sos
6. Desi Pujasari, S.Ip
7. Sulastri,Amd
8. Erniwati, Amd
Kasubag TU
Drs. Tarmizi Maliki
Kasie Penyantunan
Kurnia, SE
Pejabat Fungsional
55
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Subyek Penelitian (Informan Penelitian)
Subyek atau informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang , yaitu
kepala Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu,
dua orang tutor dan dua orang warga belajar.
Melalui kelima informan ini akan tergambar dengan jelas bagaimana
Proses Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu.
2. Hasil Wawancara
Untuk mengetahui input dari
Pemberdayaan Perempuan Melalui
Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak dan remaja Harapan Kota
Bengkulu, peneliti mewawancari Ketua Pelaksanaan Pelatihan yaitu Ibu
Dra. Efrilda Iriani, pada hari selasa tanggal 8 Oktober 2013 pukul 10:03
WIB s/d selesai , instruktur/tutor pelatihan yaitu Ibu Septi Wahyuni pada
hari kamis tanggal 10 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB s/d selesai & Ibu
Rama Dayuni, pada hari jum’at tanggal 11 Oktober 2013 pukul 14:26
WIB s/d selesai dan dua warga belajar dari pelatihan yaitu Wiwin
Nuraini, pada hari rabu tanggal 9 Oktober 2013 pukul 13:26 WIB s/d
selesai dan Wasiatin pada hari kamis tanggal 10 Oktober 2013 pukul 16:00
WIB s/d selesai dengan jawaban wawancara sebagai berikut:
56
a. Analisis kebutuhan pada Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak
dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1) Apakah telah diadakan analisis kebutuhan sebelum pelaksanaan
pelatihan ?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana:
“Setiap kegiatan yang akan dilakukan itu harus ada di analis terlebih
dahulu. Karna untuk melihat apakah kebutuhan yang dibutuhkan warga
belajar itu, apa yang akan diperlukan selalu di analisis karna kalau tidak
dilakukan analisis kemungkinan akan gagal. Nah dalam pelatihan ini
sudah dilakukan analisis kebutuhan”
Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan yang sama kepada instruktur
pelatihan ibu Sefti Wahyuni.
Jawaban dari ibu Sefti Wahyuni selaku instruktur :
“Alhmdulillah analisis kebutuhan selalu dilakukan disetiap pelatihan,
bukan hanya pelatihan salon saja, pelatihan menjahit dan perbengkelan,
semua di adakan analisis kebutuhan.“.
Jawaban dari Wiwin selaku warga belajar:
“Ya tentu ada, bagaimana kita bisa melaksanakan pelatihan kalau belum
ada analisis kebutuhan, nantikan kita lihat tepat tidak kami mengikuti
pelatihan ini”.
2) Bagaimana dengan tujuan pelaksanaan pelatihan ?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana :
57
“Adapun tujuan dari pelatihan ini dapat menambah income dari
masyarakat itu, jadi dengan adanya pelatihan itu semoga dapat
diterapkan di luar dari out put itu nanti. Dan dapat memnambah
penghasilan untuk warga itu sendiri dengan kata lain menambah
pendapatan”
Jawaban ibu Rama Dayuni selaku instruktur :
“Tujuan utama pelatihan ini tentunya untuk memberikan keterampilan
kepada para remaja yang tidak mempunyai keterampilan supaya menjadi
lebih terampil. Dan diharapkan dari adanya keterampilan ini bisa
membantu dalam menambah pendapatan keluarga”
Jawaban dari Wasiatin selaku warga belajar :
“secara umum tujuan pelatihan ini untuk menambah pendapatan
keluarga. Tetapi secara khusus menambah pengalaman, keterampilan,
dan pengetahuan tentang dunia usaha ”
Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan
pelatihan salon di Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota
Bengkulu telah dilakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu, dengan
melihat apa saja yang dibutuhkan untuk pelatihan, dan sesuaikah
pesertanya mengikuti pelatihan ini. Adapun tujuan utama diadakannya
pelatihan ini adalah untuk menambah pengalaman, keterampilan, dan
pengetahuan dan penghasilan peserta kedepannya.
58
b. Ketepatan perencanaan program pelatihan salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1) Apakah dalam pelaksanaannya terdapat kurikulum ?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana:
“Mengenai kurikulum, kurikulum itu dirancang sendiri oleh instruktur,
jadi tidak ada ketentuan kurikulumnya harus seperti ini, seperti itu,
dirancang sendiri materi apa yang diperlukan,kebutuhan apa yang
dibutuhkan,itulah yang disusun oleh instruktur nggak ada dari atasan”
Jawaban dari ibu Rama Dayuni selaku instruktur:
“Ya, kurikulumnya kami sendiri yang merancang disesuaikan dengan
warga belajar “
Jawaban dari Wiwin selaku warga belajar :
“Kurikulumnya disusun oleh instrukturnya”
2) Berapa lama pelatihan ini dilaksanakan ?
Jawaban ibu Dra.Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana:
“Pelatihan itu kami laksanakan selama 5 bulan”
Kemudian peneliti bertanya berapakah pembagian waktu antara materi
dan praktenya. Adapun jawabannya adalah :
“Teorinya itu 25% dan prakteknya 75%”
Jawaban dari ibu Rama Dayuni selaku instruktur:
“Pelatihannya berlangsung selama 5 bulan”
Jawaban dari wiwin selaku warga belajar :
“Pelatihannya berlangsung 5 bulan”
59
3) Metode apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan ?
Jawaban ibu Dra.Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana:
“Metode yang digunakan selama pelatihan ini yaitu ceramah dan
praktek langsung”
Jawaban dari ibu Rama Dayuni selaku instruktur :
“Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah metode ceramah
untuk materinya dan demonstrasi untuk prakteknya”
Jawaban dari Wiwin selaku warga belajar :
“Penjelasan sama prakteknya langsung”
Dari informasi diatas dapat diketahui Dalam proses pelaksanaan
Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan
Kota Bengkulu telah menggunakan kurikulum yang dibuat sendiri oleh
tutornya. Dengan metode ceramah dan demonstrasi yang terdiri dari
25% materi dan 75% praktek dan dilaksanakan selama 5 bulan.
c. Penyusunan bahan pelatihan salon di Balai Pengembangan Anak dan
Remaja Harapan Kota Bengkulu
1) Apa sajakah yang perlu di persiapkan sebelum pelatihan?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana:
“Yang pastinya alat-alat yang diperlukan untuk pelatihan ya, teruma
gunting, cermin dan kebutuhan lainnya, disesuaikan dengan setiap
materi pelatihannya”
Jawaban dari ibu Septi Wahyuni selaku tutor :
60
“Tergantung mbak, yang pasti alat-alatnya dan itu harus sesuai
dengan setiap pelatihan yang akan dilaksanakan, misalnya minggu ini
praktek rebounding, jadi yang harus dipersiapkan selain cermin dan
sisir, juga alat bondingnya. Prosesnya sebelum di bonding itu di catok
dulu, di cuci. Jadi alat catok, creamnya, dan handuk.
Jawaban dari Wasiatin selaku warga belajar :
“Banyak, seperti gunting, cermin, sisir, dan alat-alat make up”
2) Apakah alat-alat yang digunakan setiap pelatihan itu sama?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana :
“Tidak ya, di sesuaikan dengan setiap materinya, jika belajar pangkas
tentunya cermin dan gunting, begitu juga dengan materi selanjutnya”
Jawaban ibu Septi Wahyuni selaku instruktur pelatihan :
“Kalau masalah alat itu kami sesuaikan dengan materi pelatihannya,
kalau belajar make up tentunya yang harus disiapkan itu bedak, lipstik,
bulu mata palsu, pensil alis, maskara, dan alat pelengkap lainnya”
Jawaban dari Wasiatin selaku warga belajar :
“Tidak mbak, disesuaikan dengan materi apa yang sedang kita
pelajari”
Dari informasi di atas dapat diketahui dalam proses pelaksanaan
Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan
Kota Bengkulu ini, yang perlu dipersiapkan sebelum pelatihan itu
adalah alat-alat untuk pelatihan yang sesuai dengan materi
pelatihannya.
61
d. Pelaksanaan pelatihan yang diberikan pada pelatihan salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1) Apakah setiap pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang dilaksanakan?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana:
“iya, karena sebelum pelatihan salon itu dilaksanakan prosedurnya
terlebih dahulu telah ditentukan dan ditetapkan ”
Jawaban ibu Septi Wahyuni selaku instruktur :
“Ya tentu saja, karena setiap pelatihan apa saja, pasti berdasarkan
prosedurnya“
Jawaban dari Wiwin selaku warga belajar :
“Iya, sudah sesuai prosedur menurut saya”
2) Bagaimanakah cara instruktur dalam menyampaikan materi,
apakah ada trik-trik tersendiri ?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana :
“Dalam hal ini sangat di anjurkan kepada instrukturnya agar dapat
memberikan materi semenarik mungkin agar warga belajarnya mudah
memahami dan tidak bosan serta menegangkan.
Jawaban dari ibu Rama Dayuni selaku instruktur :
“Iya, dalam praktek maupun penyampaian materi kami buat
semenarik dan senyaman mungkin, agar tidak merasa bosan. Kami
buat mereka seperti teman agar pelatihannya berlangsung tidak
tegang”
62
Jawaban dari Wiwin Nuraini selaku warga belajar :
“Kami pelatihannya sanati mbak, kadang prakteknya sambil bercanda
sekali-sekali, menarik caranya tidak bosan dan menyenangkan
meskipun kadang belajarnya di waktu siang”
Dari informasi diatas dapat diketahui dalam proses pelaksanaan
Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan
Kota Bengkulu sudah sesuai dengan prosedurnya dan alat-alat yang
digunakan setiap pelatihan itu berbeda, karena mereka menyesuaikan
dengan materi pelatihan yang sedang dipelajari.
e. penilaian pelatihan atau proses evaluasi pada Pelatihan Salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1) Bagaimanakah proses penilaian atau evaluasi pada pelatihan?
Jawaban ibu Dra. Efrilda Iriani selaku ketua pelaksana :
“Kami membagi evaluasi itu menjadi tiga ya, yang pertama itu evaluasi
awal, evaluasi tengah dan evaluasi akhir. Evaluasi awal ini bertujuan
untuk mengukur serta mengetahui sikap warga belajar, Sedangkan
evaluasi tengah yaitu untuk mengetahui proses berjalannya pelatihan,
dan evaluasi akhir yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pelatihan tersebut”
Jawaban dari ibu Rama Dayuni selaku instruktur :
“Pada proses evaluasi ini kami mengadakan evaluasi awal yang
tujuannya untuk mengukur level dan sikap peserta pelatihan, karena
peserta ini nanti akan kami bagi menjadi 5 orang dalam satu kelompok.
63
Evaluasi tengah yaitu untuk mengetahui prosesnya, dan evaluasi akhir
untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kekurangan pelatihan”
Jawaban dari Wiwin Nuraini selaku warga belajar :
“Evaluasinya ada tiga yaitu evaluasi awal, evaluasi tengah, dan evaluasi
akhir”
Dari informasi diatas dapat diketahui dalam proses penilaian atau
evaluasi pada Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak dan Remaja
Harapan Kota Bengkulu ini terbagi menjadi tiga yaitu evaluasi awal
bertujuan untuk mengetahui sikap dan level peserta pelatihan, kedua
yaitu evaluasi tengah bertujuan untuk mengetahui proses berjalannya
pelatihan, dan evaluasi akhir bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan atau kekurangan pelatihan.
C. Pembahasan hasil penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian yang diperoleh peneliti, maka
dikemukakan hasil pembahasan sebagai berikut :
1. Analisis kebutuhan pada Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak
dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Menentukan kebutuhan pelatihan bukanlah hal yang mudah, sebab kebutuhan
pelatihan terkait dengan siapa yang dilatih, terkait dengan tujuan pelatihan untuk
kebutuhan siapa pelatihan itu dilakukan, siapa peyelenggara pelatihan, bahan
pelatihan ditentukan oleh penyelenggara pelatihan, dan merupakan satu kesatuan
program. Salah satu sarana yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan yaitu
64
Training Need Analisis. Ini merupakan sebuah teknik explorasi kebutuhan
pelatihan dari sebuah organisasi ataupun masyarakat.
Berdasarkan teori dan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat
disimpulkan
Menurut Dessler (2006:
128) Analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan dan kebutuhan calon
yang akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur serta
tujuan prestasi.
Sebelum pelaksanaan pelatihan ini berlangsung pihak peyelenggara
pelatihan yaitu Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
sudah melakukan kegiatan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dimulai dengan
langkah awal dalam kegiatan analisis kebutuhan peserta yaitu pihak
penyelenggara pelatihan BPAR Harapan ini menganalisis dahulu sejauh mana
pelatihan salon diminati dan diperlukan oleh peserta pelatihan. Setelah itu
b
Dengan adanya analisis kebutuhan pelatihan maka dapat memudahkan
lembaga peyelenggara pelaksanaan pelatihan BPAR Harapan Kota Bengkulu
dalam menentukan siapa yang cocok untuk mengikuti pelatihan, dan pelatihan ini
erdasarkan studi awal oleh BPAR Harapan Kota Bengkulu, cukup besar peluang
untuk tumbuh dan berkembangnya usaha tata rias salon ini . Hal ini dapat kita
lihat karena sekarang banyaknya masyarakat kita, setiap akan melaksanakan pesta
pernikahan mereka selalu membutuhkan jasa tata rias salon pengantin. Sedangkan
yang mempunyai keahlian di bidang ini masih sedikit. Sehingga diharapkan
kedepannya selain dapat menciptakan keterampilan hidup khusus, juga berperan
serta menciptakan lapangan usaha sendiri.
65
sangat tepat diberikan kepada mereka. Sehingga pelatihan yang dilaksanakan akan
bermanfaat, dan tepat guna bagi peserta nantinya.
2. Ketepatan perencanaan Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak
dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Dalam mempersiapkan bahan ajar pelatihan seperti kurikulum pelatihan
harus disusun sesuai dengan unsur-unsur perencanaan kurikulum pelatihan.
Dalam mempersiapkan bahan ajar pelatihan seperti kurikulum pelatihan harus
disusun sesuai dengan unsur-unsur pembelajaran pelatihan yang telah ditetapkan.
Mendesain kurikulum adalah merancang penyajian dalam bentuk bahan
pembelajaran. Sangat banyak model kurikulum yang dapat digunakan oleh
istruktur. Pelatihan berlangsung selama 5 bulan dan metode yang digunakan yaitu
ceramah untuk teori dan demonstrasi untuk praktek.
Haris Mujiman (2008:132) mengatakan unsur- unsur minimal yang harus ada dalam setiap rancangan kurikulum adalah adanya topik, masalah- masalah pokok, bahan yang perlu dibagikan kepada warga belajar pelatihan, tujuan-tujuan pelatihan, pokok-pokok bahan pembelajaran, jatah waktu yang diperlukan, metode, alat bantu pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa materi yang digunakan
dalam perencanaan pelatihan telah disusun sesuai dengan unsur-unsur rencana
pembelajaran pelatihan. Penyusunan kurikulum pada Pelaksanaan Pelatihan ini,
telah disusun sesuai dengan unsur-unsur rencana kurikulum yang telah ditetapkan.
Pelatihan berlangsung selama 5 bulan dan metode yang digunakan yaitu ceramah
untuk teori dan demonstrasi untuk praktek.
3. Penyusunan bahan Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak dan
Remaja Harapan Kota Bengkulu
66
Dalam penyusunan bahan pelatihan yang perlu disiapkan diantaranya adalah
tujuan belajar dan silabus, bahan ajar, serta pustaka pendukung, dan alat-alat
bantu untuk pelaksanaan pelatihan. Dalam hal penyusunan bahan pelatihan
mencakup tentang warga belajar, instruktur, kurikulum, dan metode pembelajaran
dalam pelatihan.
Haris Mujiman (2008:132) mengatakan unsur- unsur minimal yang harus ada dalam setiap rancangan kurikulum adalah adanya topik, masalah- masalah pokok, bahan yang perlu dibagikan kepada warga belajar pelatihan, tujuan-tujuan pelatihan, pokok-pokok bahan pembelajaran, jatah waktu yang diperlukan, metode, alat bantu pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian penyusunan bahan pelatihan sudah disesuaikan
dengan kebutuhan peserta pelatihan yang di sesuaikan dengan materi-materi yang
sedang dipelajari.
4. Pelaksanaan pelatihan yang diberikan pada Pelatihan Salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Pelaksanaan pelatihan yang dilaksanankan berdasarkan prosedur program
perencanaan pelatihan yang telah ditetapkan. Karena keberhasilan pelaksanaan
pelatihan sangat dipengaruhi oleh ketepatan analisis kebutuhan pelatihan, dan
ketepatan langkah program perencanaan pelatihan.
Karl Mark (2007:120) mengatakan keberhasilan pelaksanaan itu dipengaruhi sekali dengan adanya ketepatan langkah-langkah program perencanaan dan analisis kebutuhan pelatihan.
Menurut hasil penelitian pada pelatihan salon di Balai Pengembangan Anak
dan Remaja Harapan Kota Bengkulu ini sudah dilaksanakan analisis kebutuhan
dan sesuai dengan prosedur.
67
5. Penilaian atau proses evaluasi pada Pelatihan Salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Dalam penilaian pelatihan dilakukan evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil
sebuah keputusan. Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat
diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat
terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi
pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena dari masukan
hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak
lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksankankan. Wujud dari hasil
evaluasi adalah rekomendasi dari evaluator untuk mengambil keputusan. Dengan
begitu kita dapat mengetahui apakah pelatihan tersebut telah berhasil dilaksanakan
atau terdapat kegagalan dalam pelatihan tersebut.
Sanjaya ( 2007 ; 20-30) mengatakan bahwa pada suatu pelatihan harus di adakan proses evaluasi sekurang-kurangnya tiga kali. Yaitu evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir. Dengan tujuan untuk melihat sikap atau level peserta pelatihan, mengetahui proses jalannya pelatihan, dan mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan. Menurut hasil penelitian memang di dalam pelatihan salon ini sudah di
adakan proses evaluasi sebanyak tiga kali. Yaitu evaluasi awal, evaluasi tengah
dan evaluasi akhir.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam Proses Pelaksanaan Pelatihan Salon di Balai Pengembangan Anak
dan Remaja Harapan Kota Bengkulu sudah dilakukan analisis kebutuhan.
2. Perencanaan program pelatihan sudah sesuai dan tepat dengan yang di
butuhkan peserta pelatihan.
3. Penyusunan bahan pelatihan di sesuaikan dengan materi pelatihan yang
sedang dipelajari pada saat itu.
4. Pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan prosedur
pelatihann, karena sebelum pelatihan ini dilaksanakan telah dibuat dan
disusun prosedurnya terlebih dahulu.
5. Penilaian pelatihan atau proses evaluasi di adakan tiga kali yaitu evaluasi
awal bertujuan untuk mengukur serta mengetahui sikap warga belajar,
evaluasi tengah yaitu untuk mengetahui proses berjalannya pelatihan, dan
evaluasi akhir yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pelatihan.
B. Saran
Kepada pihak Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota
Bengkulu, diharapkan kedepannya agar dapat membuat program tambahan
yaitu progaram pembinaan terhadap warga belajar pelatihan karena pembinaan
warga belajar pelatihan ini tergolong penting, dengan pembinaan terhadap
69
warga belajar ini kita dapat memantau apakah warga belajar dapat
merealisasikan hasil dari pelaksanaan pelatihan atau tidak, sehingga pelatihan
yang telah didapatkan warga belajar tidak sia-sia.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 1996
Bungin, Burhan. 2003. Analisi data Penelitian Kualitatif .Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, 2003. Undang-undang No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional : jakarta
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia
Danim.Sudarwan. Rahayu, Wiwien. 2009. Profesi & Profesionalisasi. Jakarta : Paradigma Indonesia.
Desseler,gary. 2006. A framework for human resource management. Michigan : prebtice hall
Hamalik, umar. 2000. Manajemen pelatihan ketenagakerjaan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Haris mujiman. 2006. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: pustaka pelajar
Kamil, Mustafa. 2009. Pendidikan Non Formal. Bandung : Alfabeta
Kamil, Mustafa. 2010. Model Pendidikan Dan Pelatihan: Alfabeta
Sudjana. 1992. Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Nusantara Press.
Mark Karl. 2007. Ketepatan Langkah-langkah Program dan Analisis Kebutuhan. Jakarta : PT Pustaka BinamanPressindo
Moleong. 2002
Manullang,M. 2001. Manajemen personalia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
McKenna. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Michigan: financial times prentice hall
71
Nitisemito. 1994
Profil Balai Pengembangan Anak dan Remaja Kota Bengkulu.
. Manajemen Personalia. Jakarta : PT Pustaka BinamanPressindo
Rohidi . 1992. Analisis Data Kualitatif. 1992. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Sanjaya . 2007. Evaluasi Pelatihan. Jakarta : PT Pustaka
Sanjaya,W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat & Teori Pendukung, serta Asas. Bandung : Falah Production
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Suratman, Asep. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah dan Skripsi). Bengkulu : Universitas Bengkulu FKIP Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Sisdiknas. 2012. UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional).Bandung : Fokusindo Mandiri.
Sudjana, D. 2004
Team Pengembang Ilmu Pendidikan fip-upn. 2007. lmu Dan Aplikasi Pendidikan
. Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan
UU No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
http://kompas.com/kompas-cetak/0607/29/swara/2841038.htm
Undang – Undang Sisdiknas, 2012. Bandung.
http//www.wikipedia.com
http://www.legalitas.org/?q=regulasi-peraturan-perundang-undangan-dan-pengarusutamaan-gender
No
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tujuan Pertanyaan
Teknik Pengumpulan Data Subyek
Penelitian Ket Wawancar
a
Observa
si
Dokumenta
si
1 Mengetahui analisis
kebutuhan pada
pelatihan salon di
Balai Pengembangan
Anak dan Remaja
Harapan Kota
Bengkulu
1. Apakah telah di adakan analisis
kebutuhan sebelum pelaksanaan
pelatihan?
2. Bagaimanakah dengan tujuan
pelatihan?
1. Ketua
pelaksana,
instruktur, warga
belajar.
2. Ketua
pelaksana,
instruktur, warga
belajar.
2 Mengetahui ketepatan
perencanaan program
pelatihan salon di
Balai Pengembangan
Anak dan Remaja
Kota Bengkulu
1. Apakah dalam pelaksanaannya
terdapat kurikulum?
2. Berapa lama pelatihan ini
dilaksanakan?
3. Metode apa saja yang di gunakan
pada pelaksanaan pelatihan?
1. Ketua
pelaksana,
instruktur,
warga
belajar
2. Ketua
pelaksana,
instruktur,
warga
belajar.
3. Ketua
pelaksana,
instruktur,
warga
belajar.
3 Mengetahui
penyusunan bahan
pelatihan salon di
Balai Pengembangan
Anak dan Remaja
Harapan Kota
Bengkulu
1. Apa saja yang perlu dipersiapkan
sebelum pelatihan?
2. Apakah alat-alat yang digunakan
setiap pelatihan itu sama?
1. Ketua
Pelaksana,
instruktur,
Warga Belajar
2. Ketua
Pelaksana,
instruktur,
Warga Belajar.
4 Mengetahui
pelaksanaan pelatihan
yang diberikan pada
pelatihan salon di
Balai Pengembangan
Anak dan Remaja
Harapan Kota
Bengkulu
1. Apakah setiap pelatihan yang
dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang dilaksanakan?
2. Bagaimanakah cara instruktur dalam
menyampaikan materi, apakah ada
trik-trik tersendiri?
1. Ketua
Pelaksana,
instruktur, warga
belajar.
2. Ketua
Pelaksana,
Instruktur, warga
belajar.
5 Mengetahui penilaian
pelatihan atau proses
evaluasi pada
pelatihan salon di
Balai Pengembangan
Anak dan Remaja
Harapan Kota
Bengkulu
1. Bagaimanakah penilaian atau proses
evaluasi pada pelatihan salon di
Balai Pengembangan Anak dan
Remaja Harapan Kota Bengkulu?
1. Ketua
Pelaksana,
instruktur.
Pedoman Wawancara
“Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Salon di Balai Pengembangan
Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu”
Responden : Ketua Pelaksana Pelatihan, instruktur, dan warga belajar.
a. Analisis kebutuhan pelatihan salon di Balai Pengembangan Anak dan
Remaja Harapan Kota Bengkulu
1. Apakah telah diadakan analisis kebutuhan sebelum pelaksanaan
pelatihan ?
2. Bagaimana dengan tujuan pelaksanaan pelatihan ?
b. Ketepatan perencanaan program pelatihan salon di Balai Pengembangan
Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1. Apakah dalam pelaksanaannya terdapat kurikulum?
2. Berapa lama pelatihan dilaksanakan?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan?
c. Penyusunan bahan pelatihan salon di Balai Pengembangan Anak dan Remaja
Harapan Kota Bengkulu?
1. Apa sajakah yang perlu dipersiapkan sebelum pelatihan?
2. Apakah alat-alat yang digunakan setiap pelatihan itu sama?
d. Pelaksanaan pelatihan yang diberikan pada pelatihan salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1. Apakah setiap pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
dilaksanakan?
2. Bagaimanakah cara instruktur dalam menyampaikan materi, apakah ada
trik-trik tersendiri?
e. Penilaian pelatihan atau proses evaluasi pada pelatihan salon di Balai
Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
1. Bagaimanakah proses penilaian atau proses evaluasi pada pelatihan?
PEDOMAN DOKUMENTASI
Lokasi : Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Alamat : Jl. Batang Hari No.2 Padang Harapan Bengkulu
No Hal-hal yang didokumentasi Ada Tidak
ada Ket.
1. Gambaran umum lokasi penelitian
2. Sasaran
3. Visi dan Misi
4. Tujuan BPAR
5. Kegiatan BPAR
6. Fungsi BPAR
7. Fasilitas penunjang
8. Sarana dan Prasarana
9. Foto kegiatan wawancara dan pelatihan
salon
10. Foto keadaan bangunan BPAR
PEDOMAN OBSERVASI
Lokasi : Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Alamat : Jl. Batang Hari No.2 Padang Harapan Bengkulu
No Aspek yang di Observasi Deskripsi Hasil
Penelitian
Keterangan
1. Kondisi Fisik Lokasi
a. Keadaan Bangunan
b. Keadaan sarana dan prasarana
B
B
Baik
Baik
2. Aktivitas Pegawai BPAR Harapan
Kota Bengkulu
B
Baik
3. Pola interaksi antara Instruktur
(tenaga Pengajar) terhadap warga
belajar pelatihan salon.
B
Baik
.
PEDOMAN DOKUMENTASI
Lokasi : Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Alamat : Jl. Batang Hari No.2 Padang Harapan Bengkulu
No Hal-hal yang didokumentasi Ada Tidak
ada Ket.
1. Gambaran umum lokasi penelitian
2. Sasaran
3. Visi dan Misi
4. Tujuan BPAR
5. Kegiatan BPAR
6. Fungsi BPAR
7. Fasilitas penunjang
8. Sarana dan Prasarana
9. Foto kegiatan wawancara dan pelatihan
salon
10. Foto keadaan bangunan BPAR
PEDOMAN OBSERVASI
Lokasi : Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Alamat : Jl. Batang Hari No.2 Padang Harapan Bengkulu
No Aspek yang di Observasi Deskripsi Hasil
Penelitian
Keterangan
1. Kondisi Fisik Lokasi
a. Keadaan Bangunan
b. Keadaan sarana dan prasarana
B
B
Baik
Baik
2. Aktivitas Pegawai BPAR Harapan
Kota Bengkulu
B
Baik
3. Pola interaksi antara Instruktur
(tenaga Pengajar) terhadap warga
belajar pelatihan salon.
B
Baik
.
Gambar 1 Keadaan Bangunan Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Kota Bengkulu
Gambar 2 Proses Pelatihan Salon (pangkas rambut)
.
Gambar 3 Proses Pelatihan Salon (mengkerli rambut)
Gambar 4 Mushola BPAR Harapan Kota Bengkulu
Gambar 5
Wawancara dengan Ibu Dra. Efrilda Iriani
Gambar 6 wawancara dengan ibu Rama Dayuni