BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1...

22
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Gambaran umum SMA Negeri 3 Salatiga SMA Negeri 3 Salatiga adalah Eks SPG Negeri Salatiga, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0519/O/191 tanggal : 5 September 1991 tentang Pengalihan Fungsi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Salatiga menjadi SMA Negeri 3 Salatiga dengan Riwayat Singkat : 1. Sejak Penjajahan Jepang sekolah ini digunakan untuk Sihang Gakko 2. Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah ini digunakan sebagai Gauverment Jongens Normal Schol 3. Tahun 1945-1947 digunakan untuk Sekolah Guru Laki-Laki (SGL) 4. Pada pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950 digunakan oleh tentara Belanda. 5. Tahun 1950-1951 digunakan oleh Tentara Nasional 6. Tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru (SGB) hingga tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1. 7. Tahun 1959-1960 dipakai bersama-sama oleh SGB Negeri I dan SGTK Negeri. 8. Tahun 1960-1964 digunakan untuk SGTK Negeri. Sejak Tahun 1964 SGA dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991. 9. Tahun 1991 SPG Negeri Salatiga dialih fungsikan menjadi SMA Negeri 3 Salatiga. 2. Identitas SMA Negeri 3 Salatiga 1. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga 2. NIS/NPSN : 3001036204003 / 20328449 3. Terakreditasi : A (Amat Baik) SK BASN Prov. Jateng : No. Prop-03 Ma-006646Tgl. 29/09/2007)

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1...

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Gambaran umum SMA Negeri 3 Salatiga

SMA Negeri 3 Salatiga adalah Eks SPG Negeri Salatiga, sesuai dengan

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :

0519/O/191 tanggal : 5 September 1991 tentang Pengalihan Fungsi Sekolah

Pendidikan Guru (SPG) Negeri Salatiga menjadi SMA Negeri 3 Salatiga dengan

Riwayat Singkat :

1. Sejak Penjajahan Jepang sekolah ini digunakan untuk Sihang Gakko

2. Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah ini digunakan sebagai Gauverment

Jongens Normal Schol

3. Tahun 1945-1947 digunakan untuk Sekolah Guru Laki-Laki (SGL)

4. Pada pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950 digunakan oleh

tentara Belanda.

5. Tahun 1950-1951 digunakan oleh Tentara Nasional

6. Tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru (SGB) hingga

tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1.

7. Tahun 1959-1960 dipakai bersama-sama oleh SGB Negeri I dan SGTK

Negeri.

8. Tahun 1960-1964 digunakan untuk SGTK Negeri. Sejak Tahun 1964 SGA

dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991.

9. Tahun 1991 SPG Negeri Salatiga dialih fungsikan menjadi SMA Negeri 3

Salatiga.

2. Identitas SMA Negeri 3 Salatiga

1. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga

2. NIS/NPSN : 3001036204003 / 20328449

3. Terakreditasi : A (Amat Baik)

SK BASN Prov. Jateng : No. Prop-03 Ma-006646Tgl. 29/09/2007)

36

4. Alamat : Jalan Kartini No.34

5. No. Telpon : (0298) 323300

6. Kode Pos : 50711

7. Kelurahan : Salatiga

8. Kecamatan : Sidorejo

9. Kota : Salatiga

10. Propinsi : Jawa Tengah

11. Tahun Berdiri : 15 Juli 1991 ( Alih fungsi SPGN)

Kepmendikbud : 0519/O/1991 Tgl. 5 September 1991

12. Nama Bank : BPD Cabang Salatiga

13. Web : www.sman3salatiga.com

14. e-mail : [email protected]

3. KEPALA SEKOLAH

1. Drs. H. Gunadi : 1991 – 1992

2. Sumardi Hardo, BA. Dipl. Tels. : 1992 – 1996

3. Drs. Murdiono : 1996 – 2005

4. Drs. Sujit Mudjirno, S.IP, M.Pd. : 2005 – 2012

5. Drs. Suyitno, M.Pd : 2012 – 2016

6. Dra. Yuliati Eko Atmojo, M.Pd : 2016 -

4. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga

1. Visi Sekolah

“UNGGUL PRESTASI, SERASI DALAM BUDI PEKERTI,

BERDAYA SAING GLOBAL”.

2. Misi Sekolah

1. Mewujudkan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri menuju pengembangan

Sekolah bertaraf Internasional

37

2. Meningkatkan prestasi Akademik dan Non Akademik serta

Pengembangan kreatifitas siswa (Multiple Intelengency/ Keberbakatan

Majemuk).

3. Melakukan Inovasi dalam proses pembelajaran.

4. Meningkatkan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

5. Meningkatkan kemampuan berbahasa Asing

6. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

7. Mewujudkan Lingkungan sekolah yang menunjang suasana

pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull Learning) yang demokratis.

8. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan menggalang partisipasi

masyarakat.

9. Mewujudkan tata krama dalam hubungan antar warga sekolah.

10. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur

3. Tujuan Sekolah

1. Sebagai Rintisan sekolah Kategori Mandiri menuju Sekolah Bertaraf

Internasional.

2. Inovasi Pembelajaran Bervariasi sesuai Kompetensi (Problem Based

Learning, Inquiry Based Learning, Project Based Learning, Contextual

Teaching and Learning)

3. Peningkatan prestasi akademik (IMO, IPHO, ICHO, IBO. Komputer,

Astronomi, Debat Bahasa Inggris, Layanan Anak berbakat) dan non

akademik, (seni, olahraga, pramuka)

4. Peningkatan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan

menyosong sertifikasi pendidik serta penataan administrasi sekolah

berbasis Komputer (TIK)

5. Peningkatan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta

kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris

6. Pemantapan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

7. Terciptanya kondisi peserta didik yang berbudi pekerti luhur dan

berakhlak mulia.

38

8. Lingkungan Sekolah yang menyenangkan, “hidup sehat ramah

lingkungan” yang menunjang “Joyfull Learning” yang demokratis

9. Schooll Based Management, dalam berbagai aspek kehidupan warga

sekolah serta pemberdayaan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan

10.Terciptanya hubungan antar warga sekolah yang santun, dan ramah.

4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS tahun ajaran

2016/2017 semester 1 dan II yang berjumlah 115 siswa terdiri dari kelas X IPS

1 yang berjumlah 29 siswa, kelas X IPS 2 berjumlah 30, kelas X IPS 3

berjumlah 28 dan kelas X IPS 4 berjumlah 28 siswa. Sedangkan untuk sampel

diambel dari populasi siswa kelas X IPS SMA Negeri 3 Salatiga tahun ajaran

2016/2017, tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin

sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 89 siswa.

4.2 Uji Intrumen Penelitian

4.2.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2014:121) mengatakan bahwa instrumen yang valid

berarti instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Ketentuan dalam uji validitas dalam penelitian ini dinyatakan valid jika

item isntrumen memiliki koefisien di atas 0,3, (rhitung < rtabel), namun jika

koefisien di bawah 0,3, (rhitung<rtabel) maka instrumen tidak valid. Hasil uji

instrumen motivasi belajar, kedisiplinan belajar dan kemandirian belajar siswa

kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga. Adapun rtabel dalam penelitian ini

sebesar 0,361 yang artinya bahwa jika nilai rhitung lebih besar dari 0,361 maka

dinyatakan valid, namun jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel dinyatakan tidak

valid.

39

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar,

Kedisiplinan Belajar dan Kemandirian Belajar

Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi

(r)

Tabel Korelasi (r

tabel)

Keterangan

Motivasi Belajar

(X1)

1 .128 0,361 TIDAK VALID

2 .540 0,361 VALID

3 .617 0,361 VALID

4 .679 0,361 VALID

5 .371 0,361 VALID

6 .433 0,361 VALID

7 .660 0,361 VALID

8 .373 0,361 VALID

9 .226 0,361 TIDAK VALID

10 .716 0,361 VALID

11 .524 0,361 VALID

12 .308 0,361 TIDAK VALID

13 .409 0,361 VALID

14 .507 0,361 VALID

15 .461 0,361 VALID

Kedisiplinan

Belajar

(X2)

1 .433 0,361 VALID

2 .582 0,361 VALID

3 .646 0,361 VALID

4 .476 0,361 VALID

5 .548 0,361 VALID

6 .597 0,361 VALID

7 .623 0,361 VALID

8 .206 0,361 TIDAK VALID

9 .403 0,361 VALID

10 -102 0,361 TIDAK VALID

11 .544 0,361 VALID

12 .296 0,361 TIDAK VALID

13 .531 0,361 VALID

14 .494 0,361 VALID

15 .325 0,361 TIDAK VALID

Kemandirian

Belajar

(Y)

1 .159 0,361 TIDAK VALID

2 .498 0,361 VALID

3 .726 0,361 VALID

4 .779 0,361 VALID

5 .533 0,361 VALID

6 .398 0,361 VALID

7 .764 0,361 VALID

8 .248 0,361 TIDAK VALID

9 .534 0,361 VALID

10 .428 0,361 VALID

11 .607 0,361 VALID

12 .414 0,361 VALID

13 .572 0,361 VALID

14 .631 0,361 VALID

15 .598 0,361 VALID

Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

40

Berdasarkan tabel 4.1 yaitu pengujian validitas pada setiap item

pernyataan dari variabel motivasi belajar, kedisplinan belajar dan kemandirian

belajar. Besarnya nilai hitung pada tiap item pernyataan lebih besar dari nilai r

hitung dinyatakan valid. Untuk n = 30, nilai r pada r tabel adalah 0.361 maka item

pernyataan yang lebih dari 0,361 dapat dikatakan layak untuk dujikan dan

disebarkan pada sejumlah 89 sampel dengan menggunakan simple random

sampling. Hasil yang di dapat setelah di hitung uji validitas dari 15 item

pernyataan motivasi belajar di dapat 3 pernyataan yang tidak valid karena nilai r

lebih kecil dari 0,361 sehingga 12 pernyataan motivasi belajar dinyatakan valid.

Pernyataan dari variabel kedisiplinan belajar di dapat 4 pernyataan yang tidak

valid karena nilai r lebih kecil dari 0,361 dan yang valid 11 pernyataan,

pernyataan dari variabel kemandirian belajar di dapat 2 pernyataan yang tidak

valid karena nilai r lebih kecil dari 0,361 sehingga 13 pernyataan di katakan valid.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar

Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi

(r)

Tabel Korelasi (r

tabel)

Keterangan

Motivasi Belajar

(X1)

2 .540 0,361 VALID

3 .617 0,361 VALID

4 .679 0,361 VALID

5 .371 0,361 VALID

6 .433 0,361 VALID

7 .660 0,361 VALID

8 .373 0,361 VALID

10 .716 0,361 VALID

11 .524 0,361 VALID

13 .409 0,361 VALID

Sumber : SPSS 16.0 (data diolah)

Tabel 4.2 Menunjukan hasil validitas instrumen motivasi belajar dari 15

pernyataan tentang motivasi ada 12 item instrumen dinyatakan valid.Intrumen

yang di isi oleh sampel yaitu siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga ini

untuk mengukur variabel motivasi (X1).

41

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kedisiplinan Belajar

Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi

(r)

Tabel Korelasi (r

tabel)

Keterangan

Kedisiplinan

Belajar

(X2)

1 .433 0,361 VALID

2 .582 0,361 VALID

3 .646 0,361 VALID

4 .476 0,361 VALID

5 .548 0,361 VALID

6 .597 0,361 VALID

7 .623 0,361 VALID

9 .403 0,361 VALID

11 .544 0,361 VALID

13 .531 0,361 VALID

14 .494 0,361 VALID

Sumber : SPSS 16.0 (data diolah)

Tabel 4.3 Menunjukan hasil validitas instrumen kedisiplinan belajar dari 15

pernyataan tentang kedisiplinan belajar ada 11 item instrumen dinyatakan valid..

Instrumen yang di isi oleh sampel yaitu siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3

Salatiga ini untuk mengukur variabel kedisiplinan belajar (X2) .Hasil ini diperoleh

dari penghitungan SPSS 16.0.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemandirian Belajar

Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi

(r)

(r tabel) Keterangan

Kemandirian

Belajar

(Y)

2 .726 0,361 VALID

4 .779 0,361 VALID

5 .533 0,361 VALID

6 .398 0,361 VALID

7 .764 0,361 VALID

9 .534 0,361 VALID

10 .428 0,361 VALID

11 .607 0,361 VALID

12 .414 0,361 VALID

13 .572 0,361 VALID

14 .631 0,361 VALID

15 .598 0,361 VALID

Sumber : SPSS 16.0 (data diolah)

Tabel 4.4 Menunjukan hasil validitas instrumen kemandirian belajar dari 15

pernyataan tentang kemandirian belajar ada 13 item instrumen dinyatakan

valid.Intrumen yang di isi oleh sampel yaitu siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3

Salatiga ini untuk mengukur variabel kemandirian belajar (Y).

42

4.2.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2014:257) dalam pengujian reliabilitas ini

menggunakan rumus alpha cronbrach, dimana suatu kuesioner atau pernyataan

dikatakan reliabel jika nilai alpha cornbrach > 0,6. Hasil perhitungan reliabilitas

dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel α Hitung Standar α Keterangan

Motivasi Belajar 0,826 0,6 Reliabel

Kedisiplinan Belajar 0,668 0,6 Reliabel

Kemandirian Belajar 0,877 0,6 Reliabel

Sumber: Data Primer Yang Diolah,2017

Tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien korelasi dari instrumen variabel

motivasi belajar (X1) adalah 0,826 , kedisiplinan belajar (X2) adalah 0,668 dan

koefisien korelasi dari instrumen kemandirian belajar (Y) adalah 0,877.

Berdasarkan hasil uji reabilitas dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel

motivasi belajar (X1), kedisiplinan belajar (X2) dan kemandirian belajar (Y)

adalah reliabel.

4.3 Tehnik Analisis data

4.3.1 Analisis Pendahuluan

4.3.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2015:207) statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuta kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Penelitian ini berasal dari data variabel motivasi belajar (X1), kedisiplinan

belajar (X2), kemandirian belajar (Y). Analisis deskriptif dengan hasil jumlah

data, range, minimum, mean dan standar deviasi serta varians. Data diolah dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16.0

43

Tabel 4.6 Deskriptif Statistik Motivasi Belajar, Kedisiplinan Belajar dan

Kemandirian Belajar Siswa kelas X IPS Pada Mata Pelajaran

Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga

Descriptive Statistics

Variabel

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

Motivasi 89 30 29 59 47.46 5.741 32.956

kedisiplinan 89 27 25 52 40.51 6.227 38.776

kemandirian 89 36 24 60 43.37 7.065 49.918

Valid N (listwise) 89

Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.6 menggunakan SPSS 16.0 variabel motivasi belajar

menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 89 dan mempunyai nilai maksimum

59,00 dan nilai minimum 29,00 sehingga mempunyai rata-rata (mean) 47,46 yang

berarti bahwa data motivasi belajar dalam penelitian ini pada kisaran (mean)

47,46 sedangkan variance sebesar 32,956 yang berarti persebaran nilai hasil

penelitian terhadap rata-rata. Nilai Standar deviasi 5,741. Variabel kedisiplinan

belajar menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 89 dan mempunyai nilai

maksimum 52 dan nilai minimum 25 sehingga mempunyai rata-rata (mean) 40,51

yang berarti bahwa kedisiplinan belajar dalam penelitian ini pada kisaran 40,51

sedangkan variansi sebesar 38,776 yang berarti persebaran nilai hasil penelitian

terhadap rata-rata.Nilai standar deviasi variabel kemandirian belajar 6,227.

Variabel kemandirian belajar menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 89 dan

mempunyai nilai maksimum 60 dan nilai minimum 24 sehingga mempunyai rata-

rata (mean) 43,37, sedangkan variansi sebesar 49,918.

44

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi variabel motivasi belajar siswa kelas X

IPS di SMA Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran ekonomi menjelaskan bahwa 2

responden berada pada kategori sangat rendah (2,2%), terdapat 3 responden

berada pada kategori rendah (3,4%), terdapat 16 responden berada pada kategori

sedang (18,0%), terdapat 28 responden berada pada kategori tinggi (31,5%),

terdapat 29 responden berada pada kategori tinggi (32,6%), terdapat 10 responden

berada pada kategori tinggi (11,2%) dan terdapat 1 responden berada pada

kategori sangat tinggi (1,1%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi variabel Kedisiplinan Belajar Siswa

Kelas X IPS

Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi variabel kedisiplinan belajar siswa

kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran ekonomi menjelaskan

bahwa 23 responden (25,8%) memperoleh skor di sekitar rata-rata bervariasi

adalah 40-44. Terdapat 23 responden (25,8%) memperoleh skor di sekitar rata-

rata antara 45-49. Terdapat 38 responden (41,7%) memperoleh skor di bawah

rata-rata. Sisanya 5 responden (5,6%) memperoleh di atas rata-rata bervariasi

antara 50-54.

No Interval

Nilai

f Presentase Kumulatif

(%)

Kategori

1 29-33 2 2,2 2,2 Sangat Rendah

2 34-38 3 3,4 5,6 Rendah

3 39-43 16 18,0 23,6 Sedang

4 44-48 28 31,5 55,1 Sedang

5 49-53 29 32,6 87,6 Tinggi

6 54-58 10 11,2 98,9 Tinggi

7 59-63 1 1,1 100 Sangat Tinggi

Total 89 100

No Interval

Nilai

f Presentase Kumulatif

(%)

Kategori

1 25-29 6 6,7 6,7 Sangat rendah

2 30-34 11 12,4 19,1 Rendah

3 35-39 21 23,6 42,7 Rendah

4 40-44 23 25,8 68,5 Sedang

5 45-49 23 25,8 94,4 Tinggi

6 50-54 5 5,6 100 Sangat Tinggi

Total 89 100

Sumber : SPSS (data di olah)

45

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi variabel Kemandirian Belajar

Siswa Kelas X IPS

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi variabel kemandirian belajar

siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran ekonomi

menjelaskan bahwa 3 responden berada pada kategori sangat rendah (3,7%),

terdapat 34 responden berada pada kategori rendah (38,2%), terdapat 25

responden berada pada kategori sedang (28,1), terdapat 26 responden berada

pada kategori tinggi (29,2%) dan terdapat 1 responden berada pada kategori

sangat tinggi (1,1%).

4.3.2 Uji Prasyarat Analisis

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai

sebaran data pada sebuah sekelompok data atau variabel berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas berguna untuk menentukan data yag telah dikumpulkan

berdistribusi normal atau di ambil dari populasi normal. Uji normalitas dalam

penelitian ini dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya

dengan data normal baku. Jika signifikansi diatas 0,05 maka data dinyatakan

terdistribusi normal. Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji kenormalan

distibusi sebaran skor variabel. Variabel yang diuji adalah variabel dependen

(kemandirian belajar) dan independen (motivasi belajar dan kedisiplinan belajar).

No Interval

Nilai

f Presentase Kumulatif

(%)

Kategori

1 24-29 3 3,4 3,4 Sangat Rendah

2 30-35 8 9,0 12,4 Rendah

3 36-41 26 29,2 41,6 Rendah

4 42-47 25 28,1 69,7 Sedang

5 48-53 20 22,5 92,1 Tinggi

6 54-59 6 6,7 98,9 Tinggi

7 60-65 1 1,1 100 Sangat Tinggi

Total 89 100

Sumber : SPSS 16.0 data diolah

46

Tabel 4.10 Hasil Normalitas Variabel Motivasi Belajar, Kedisiplinan belajar

dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

motivasi kedisiplinan Kemandirian

N 89 89 89

Normal Parametersa Mean 47.46 40.51 43.37

Std. Deviation 5.741 6.227 7.065

Most Extreme

Differences

Absolute .087 .079 .054

Positive .049 .050 .054

Negative -.087 -.079 -.047

Kolmogorov-Smirnov Z .817 .749 .511

Asymp. Sig. (2-tailed) .517 .629 .957

Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa perhitungan hasil signifikansi

(0,517) lebih besar jika dibandingkan dengan alpha (α =0,05) sehingga data yang

diperoleh pada variabel motivasi belajar normal. Perhitungan hasil signifikan

(0,629) lebih besar jika dibandingkan dengan alpha (α =0,05) sehingga data yang

diperoleh pada variabel kedisiplinan belajar normal. Perhitungan hasil signifikansi

(0,957) lebih besar dibandingkan alpha (α =0,05) sehingga data yang diperoleh

pada variabel kemandirian belajar normal.

4.3.2.2 Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Penggunaan metode linier

dikatakan tepat dan dapat digunakan nilai probabilitas. Pada tabel anova tertulis

Sig dengan tarafnya (0,05 atau 0,01). Jika probabilitas > 0,05 maka model ditolak

dan jika probabilitas <0,05 maka model diterima.

47

Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar

terhadap Kemandirian Belajar

Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 menjelaskan bahwa Fhitung=0,789<Ftabel=3,10 dan nilai

signifikan pada linearity sebesar 0,727. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar

terdapat pengaruh yang linear. Hal ini sesuai dengan syarat uji liniearitas yaitu

apabila probabilitas < 0,05. Dari tabel 4.11 menjelaskan nilai probabilitas =

0,000<0,05

Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Kedisiplinan Belajar

Terhadap Kemandirian Belajar

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

kemandirian *

kedisiplinan

Between

Groups

(Combined) 2928.647 22 133.120 6.001 .000

Linearity 2336.028 1 2336.028

105.3

04 .000

Deviation from

Linearity 592.619 21 28.220 1.272 .227

Within Groups 1464.117 66 22.184

Total 4392.764 88

Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.12 menjelaskan bahwa Fhitung=1,272<Ftabel=3,10 dan

nilai signifikan pada linearity sebesar 0,227. Karena signifikansi lebih dari 0,05

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kemandirian

motivasi

Between

Groups

(Combined) 2452.772 23 106.642 3.573 .000

Linearity 1934.823 1 1934.823 64.827 .000

Deviation from

Linearity 517.949 22 23.543 .789 .727

Within Groups 1939.992 65 29.846

Total 4392.764 88

48

maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi belajar dan kemandirian

belajar terdapat pengaruh yang linear. Hal ini sesuai dengan syarat uji liniearitas

yaitu apabila probabilitas < 0,05. Dari tabel 4.12 menjelaskan nilai probabilitas =

0,000<0,05).

4.3.3 Pengujian Hipotesis

Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian

Belajar Siswa Kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3

Salatiga. (Y=a+bx1+bx2). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh

motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas

X IPS mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. Besarnya Motivasi

Belajar (X1) dan Kedisiplinan Belajar(X2) terhadap Kemandirian Belajar siswa

kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga digunakan

analisis regresi berganda. Adapun pengujian hipotesisnya sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap

kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di

SMA Negeri 3 Salatiga.

Ho : Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap

kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di

SMA Negeri 3 salatiga

4.3.4 Analisis Lanjutan

4.3.4.1 Regresi Sederhana Motivasi Belajar terhadap Kemandirian Belajar

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini melakukan analisis

regresi sederhana pada variabel motivasi belajar (X1) terhadap variabel

kemandirian belajar (Y). Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar (X1)

terhadap kemandirian belajar (X2). Persamaan regresi sederhana motivasi belajar

terhadap kemandirian belajar dalah sebagai berikut :

Y=a+b1X1

49

Tabel 4.13 Regresi Sederhana Motivasi Belajar terhadap Kemandirian

Belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.605 4.718 .976 .332

motivasi .817 .099 .664 8.276 .000

Sumber : Data primer yang diolah,2017

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan regresi variabel motivasi belajar

terhadap kemandirian belajar siswa yaitu Y=4,605+0,817X1 yang artinya jika

motivasi belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan kemandirian belajar

sebesar 0,817. Berdasarkan hasil penelitian ini maka ada pengaruh positif

antara motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi

motivasi belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajar siswa.

4.3.4.2 Regresi Sederhana Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian

Belajar

Persamaan regresi sederhana kedisiplinan belajar terhadap kemandirian

belajar adalah sebagai berikut : Y=a+b1X2

Tabel 4.14 Regresi Sederhana Kedisiplinan Belajar

terhadap Kemandirian Belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.856 3.411 2.890 .005

kedisiplinan .827 .083 .729 9.941 .000

a. Dependent Variable: kemandirian

Sumber : Data primer yang diolah,2017

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan regresi sederhana variabel kedisiplinan

belajar terhadap kemandirian belajar siswa yaitu Y = 9,856 + 0,827 yang artinya

jika kedisiplinan belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan kemandirian

50

belajar sebesar 0,827. Berdasarkan hasil penelitian ini maka ada pengaruh positif

antara kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi

kedisiplinan belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajar siswa.

4.3.4.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh

antara dua variabel bebas (X) yang meliputi variabel motivasi belajar (X1) dan

kedisiplinan belajar (X2) secara bersama-sama dengan variabel Y yaitu

kemandirian belajar.Persamaan dalam analisis regresi berganda sebagai berikut :

Y = a +b1X1+b2X2

4.3.3.4 Pengujian Hipotesis Secara parsial (Uji t)

Uji t berguna untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas

yang ada di dalam model terhadap variabel terikat sehingga dapat mengetahui

pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai sig t hitung

lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat. Berdasarkan penelitian ini hasil uji t untuk masing-

masing variabel independen adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15 Motivasi Belajar, Kedisiplinan Belajar

terhadap Kemandirian Belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.874 4.063

-.215 .830

Motivasi .432 .104 .351 4.145 .000

Kedisiplinan .586 .096 .517 6.108 .000

a. Dependent Variable: kemandirian

Sumber : Data primer yang diolah,2017

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukan bahwa :

Y = -0,874 + 0,432X1 + 0,586X2 , adapun penjelasan dari persamaan regresi

sebagai berikut :

51

a. Konstanta sebesar -2,15, artinya jika motivasi belajar dan kedisiplinan

belajar nilaianya adalah 0 maka kemandirian belajar adalah -2,15. Ada

pengaruh namun negatif.

b. Koefisien regresi motivasi belajar sebesar 0,432 artinya jika motivasi

belajar meningkat 1 % maka kemandirian belajar akan meningkat sebesar

0,432. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh yang positif

antara motivasi belajar terhadap kemandirian belajar. Semakin tinggi

motivasi belajar maka semakin tinggi kemandirian belajar.

c. Koefisien regresi kedisiplinan belajar sebesar 0,586 artinya jika

kedisiplinan belajar meningkat 1% maka kemandirian belajar akan

meningkat sebesar 0,586. Koefisien bernilai positif artinya terjadi

pengaruh yang positif antara kedisiplinan belajar dengan kemandirian

belajar. Semakin tinggi kedisiplinan belajar maka semakin tinggi

kemandirian belajar.

Kriteria uji t jika thitung>ttabel dan nilai signifikan <0,05 maka akan

dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan tabel 4.15 Uji t di

dapat thitung 4,145>1,66 pada variabel motivasi belajar dan nilai signifikan

0,00<0,05 sehingga hasil analisis dapat dibuktikan bahwa motivasi belajar

berpengaruh terhadap kemandirian belajar. Karena nilai signifikansi 0,000 <0,05

maka hipotesis yang diterima “Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi

belajar terhadap kemandirian belajar Siswa Kelas X IPS pada mata pelajaran

ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga”.

Variabel kedisiplinan belajar di dapat uji t 6,106 > 1,66 dan nilai signifikan

0,00 <0,05 sehingga hasil analisis dapat di buktikan bahwa kedisiplinan belajar

berpengaruh terhadap kemandirian belajar. Karena nilai signifikansi 0,000 <0,05

maka hipotesis yang diterima “Terdapat pengaruh positif dan signifikan

kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar Siswa Kelas X IPS pada mata

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga”.

4.3.5 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama terhadap variabel terikat. Kriteria uji F yaitu apabila Fhitung>Ftabel maka Ho

52

ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan penelitian ini variabel motivasi belajar dan

kedisiplinan belajar secara bersama-sama mempengaruhi kemandirian belajar.

Apabila F hitung<Ftabel berarti motivasi belajar dan kedisiplinan belajar tidak

mempengaruhi kemandirian belajar.Adapun hasil analisisi uji F sebagai berikut :

Tabel 4.16 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Sumber : Data primer yang diolah,2017

Berdasarkan tabel 4.16 dengan menggunakan program spss 16.0 diperoleh

Fhitung = 38,427 dengan signifikan .000 dan Ftabel untuk nilai n = 89 sebesar 3.13

sehingga Fhitung>Ftabel yaitu 38,427 > 3,13.Berdasarkan penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan

kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. Nilai signifikansi (0,000) < α (0,05)

maka dapat dinyatakan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima ini berarti terdapat

pengaruh dan signifikan antara motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap

kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA

Negeri 3 Salatiga.

4.3.6 Uji Koefisien Determinasi R (Squere)

Uji koefisien determinasi R (squere) dalam regresi linier berganda digunakan

untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen dalam penelitian ini

yaitu variabel Motivasi Belajar (X1) dan variabel Kedisiplinan Belajar (X2)

terhadap variabel dependen dalam penelitian ini yaitu variabel kemandirian

belajar (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel

independen dan mampu menjelaskan variasi variabel dependen

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1368.614 2 684.307 38.427 .000a

Residual 1531.498 86 17.808

Total 2900.112 88

53

Tabel 4.16 Koefisien Determinasi R (Squere

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan besarnya koefisien determinasi R

squere antara variabel motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap

kemandirian belajar yaitu sebesar 0,610. Hasil ini menunjukkan pengaruh

regresi antara variabel motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan belajar (X2)

dengan kemandirian belajar (Y). Nilai R Squere sebesar 61% yang artinya 61%

kemandirian belajar ditentukan oleh motivasi dan kedisiplinan belajar

sedangkan sisanya (100%-61% = 39%) di jelaskan oleh variabel lain yang

tidak diteliti.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan

belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran

ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. Berdasarkan analisis regresi sederhana

variabel motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa yaitu

Y=4,605+0,817X1 yang artinya jika motivasi belajar meningkat 1% maka

akan meningkatkan kemandirian belajar sebesar 0,817.Berdasarkan hasil

penelitian ini maka terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap

kemandirian belajar siswa, semakin tinggi motivasi belajar maka semakin

tinggi pula kemandirian belajar siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang di

kemukakan oleh Mujiman (2007:7) “kemandirian belajar adalah sifat dan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif,

yang di dorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi yang telah

dimiliki”. Kaitannya motivasi belajar dengan kemandirian belajar yaitu adanya

motif siswa untuk menguasai suaru kompetensi atau adanya motivasi belajar

siswa untuk mendapatkan nilai yang baik. Terbukti kebenarannya ada pengaruh

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .781a .610 .601 4.465

Sumber : Data primer yang diolah,2017

54

positif motivasi belajar terhadap kemandirian belajar pada kelas X IPS di

SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian terdahulu Nilam Febriantika (2016:7) yang

berjudul “Kontribusi Motivasi, Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap

Kemandirian Belajar Siswa di SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara” yang

menyimpulkan dari 162 sampel menunjukkan bahwa hasil motivasi belajar

tehadap kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan karena ttabel =

1,960 dan thitung=3,266 sehingga thitung >ttabel maka H0 di tolak dan Ha

diterima sehingga ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap kemandirian

belajar yang berarti motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap

kemandirian belajar.

Berdasarkan hasil penelitian regresi sederhana variabel kedisiplinan

belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3

Salatiga hasil yang di dapat yaitu Y = 9,856 + 0,827X2 yang artinya apabila

kedisiplinan belajar meningkat 1 % maka akan meningkatkan kemandirian

belajar sebesar 0,827 yang artinya jika kedisiplinan belajar meningkat 1%

maka akan meningkatkan kemandirian belajar sebesar 0,827. Berdasarkan

hasil penelitian ini maka terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi

kedisiplinan belajar siswa maka semakin tinggi kemandirian belajar siswa. Hal

ini sejalan dengan teori Suharsimi Arikunto (2005:74) “Kedisiplinan Belajar

adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada dirinya sendiri”. Kedisiplinan

belajar yang ada dalam diri siswa itu terjadi karena adanya kemauan dan

kesadaran disiplin belajar oleh dirinya sendiri sehingga menciptakan

kemandirian belajar siswa untuk meraih hasil belajar yang baik. Berdasarkan

hasil penelitian ini juga sesuai dengan penenlitian terdahulu Miftakhul Jannati

(2016) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar

Terhadap Kemandirian belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri

11 Kota Jambi yang menyimpulkan bahwa kedisiplinan belajar terhadap

kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan karena persamaan yang

55

di dapat yaitu Y=112.78 +0,659X2 yang artinya jika kedisiplinan meningkat

1% maka kemandirian belajar meningkat 0,659. Nilai thitung 3,571>ttabel 1,99

sehingga membuktikan bahwa kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap

kemandirian belajar.

Berdasarkan hasil regresi berganda motivasi belajar dan kedisiplinan

belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran

ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga persamaan yang di dapat yaitu Y= -0,874

+0,432X1+0,586X2 yang artinya jika kedua variabel nilainya tetap, motivasi

belajar dan kedisiplinan belajar berpengaruh secara bersama-sama mengalami

kenaikan 1% maka variabel dependen kemandirian belajar akan mengalami

peningkatan. Hal ini sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Mujiman

(2007:7) “kemandirian belajar adalah sifat dan kemampuan yang dimiliki oleh

siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh motif untuk

menguasai suatu kompetensi yang telah dimiliki”. Keberhasilan belajar siswa

juga di dukung oleh motivasi belajar, kedisiplinan, tanggung jawab.

Berdasarkan penelitian regresi berganda adanya pengaruh negatif motivasi

belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS

di SMA Negeri 3 Salatiga secara bersama-sama. Berdasarkan hasil penelitian

ini juga sesuai dengan penenlitian terdahulu Miftakhul Jannati (2016) yang

berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap

Kemandirian belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 11 Kota

Jambi yang menyimpulkan bahwa kedisiplinan belajar terhadap kemandirian

belajar berpengaruh positif dan signifikan karena persamaan yang di dapat

yaitu Y=112.78 +0,659X2 yang artinya jika kedisiplinan meningkat 1% maka

kemandirian belajar meningkat 0,659. Nilai thitung 3,571>ttabel 1,99 sehingga

membuktikan bahwa kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap kemandirian

belajar.

Selanjutnya secara simultan atau bersama-sama memberikan gambaran

keeratan pengaruh antara variabel motivasi belajar dan kedisiplinan belajar

berpengaruh signifikan terhadap variabel kemandirian belajar secara bersama

karena nilai F hitung 38.427>ftabel 3,13 dengan nilai signifikansi 0,000< α

56

0,05 maka dapat dinyatakan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima. Dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

motivasi dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X

IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga.

Besarnya koefisien determinasi R squere antara variabel motivasi belajar

dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar yaitu sebesar 78,1. Hasil

ini menunjukkan pengaruh regresi antara variabel motivasi belajar (X1) dan

kedisiplinan belajar (X2) dengan kemandirian belajar (Y). Nilai R Squere

sebesar 61% yang artinya 61% kemandirian belajar ditentukan oleh motivasi

belajar dan kedisiplinan belajar sedangkan sisanya (100%-61% = 39%) di

jelaskan oleh varibel lain yang tidak diteliti