BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting...

41
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Panti Wredha Salib Putih Panti Wredha Salib Putih dibentuk pada tahun 1959 yang merupakan Panti Wredha Sosial. Panti Wredha ini diperuntukkan bagi orang-orang lanjut usia yang kurang mampu dari sisi ekonomi keuangan. Mereka yang dititipkan di Panti Wredha Sosial berasal dari keluarga terlantar ataupun warga gereja dan warga masyarakat umum yang tidak terurus dengan baik oleh keluarganya, karena ketidakmampuan ekonominya. Saat ini jumlah lanjut usia yang berada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga berjumlah 32 orang yang terdiri dari 8 orang lanjut usia yang masih memiliki sanak saudara, 12 lanjut usia tidak memiliki saudara dan 12 lanjut usia yang tinggal tidak menetap.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Setting Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Panti Wredha Salib Putih

Panti Wredha Salib Putih dibentuk pada

tahun 1959 yang merupakan Panti Wredha Sosial.

Panti Wredha ini diperuntukkan bagi orang-orang

lanjut usia yang kurang mampu dari sisi ekonomi

keuangan. Mereka yang dititipkan di Panti Wredha

Sosial berasal dari keluarga terlantar ataupun warga

gereja dan warga masyarakat umum yang tidak

terurus dengan baik oleh keluarganya, karena

ketidakmampuan ekonominya.

Saat ini jumlah lanjut usia yang berada di

Panti Wredha Salib Putih Salatiga berjumlah 32

orang yang terdiri dari 8 orang lanjut usia yang masih

memiliki sanak saudara, 12 lanjut usia tidak memiliki

saudara dan 12 lanjut usia yang tinggal tidak

menetap.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

39

Di Panti Wredha ini para lanjut usia tidak

hanya bertinggal diam untuk menikmati kehidupan

sehari-hari, melainkan ada beberapa kegiatan yang

harus dilakukan setiap harinya ,seperti: ibadah pagi,

membersihkan halaman, olah raga, mencuci baju,

makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas

masing-masing seperti mengobrol, tidur, dan

menonton tv. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan

melatih para lanjut usia agar tidak bermalas-malasan

dan tetap mandiri. Kebersamaan yang terbentuk di

Panti Wredha Salib Putih membuat suasana

semakin hangat dalam menjalin kebersamaan.

Dalam kegiatan sehari-hari para lanjut usia dibagi

sesuai tugasnya masing-masing untuk

membersihkan halaman panti.

4.1.2. Proses Pelaksanaan Penelitian

4.1.2.1. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian,

peneliti menyiapkan beberapa hal yang

menunjang pelaksaan penelitian. Peneliti

terlebih dahulu mempersiapkan kriteria

partisipan dan pada bulan Februari peneliti

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

40

melakukan studi pendahuluan di Panti

Wredha untuk melihat keadaan lansia

disana. Peneliti mulai mempersiapkan surat

penelitian pada bulan Mei 2015 dan mulai

melakukan penelitian di Panti Wredha Salib

Putih Salatiga pada bulan Juni 2015.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik wawancara sehingga

peneliti menyiapkan beberapa panduan

wawancara sebelum melakukan penelitian.

Peneliti juga membuat informed consent

yang berisi surat penjelasan penelitian dan

surat persetujuan menjadi partisipan.

Dalam proses wawancara, peneliti juga

menggunakan alat perekam menggunakan

handphone. Penggunaan alat perekam

dilakukan apabila mendapatkan ijin dari

partisipan dan tidak keberatan dengan

adanya alat perekam tersebut.

4.1.2.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada

tanggal 17 Juni 2015.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

41

1. Partisipan 1

Pada tanggal 17 Juni 2015 penulis

melakukan wawancara dengan partisipan

pertama yaitu Oma M di ruang aula Panti

Wredha Salib Putih Salatiga. Sebelum

melakukan wawancara peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

partisipan karena telah bersedia terlibat

dalam penelitian, kemudian dilanjutkan

dengan penjelasan mengenai penelitian.

Wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap partisipan 1 adalah 40 menit.

2. Partisipan 2

Untuk partisipan kedua bernama Oma

R. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 30 menit di ruang aula

Panti Wredha Salib Putih Salatiga.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

42

3. Partisipan 3

Untuk partisipan ketiga bernama Oma

Su. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 30 menit di ruang aula

Panti Wredha Salib Putih Salatiga.

4. Partisipan 4

Untuk partisipan keempat bernama

Oma Y. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 35 menit di depan

kamar Oma Y.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

43

5. Partisipan 5

Untuk partisipan kelima bernama

Oma Sr. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 35 menit di depan

kamar Oma Sr.

6. Partisipan 6

Untuk partisipan keenam bernama

Oma D. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 30 menit di aula salib

putih.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

44

7. Partisipan 7

Untuk partisipan ketujuh bernama

Oma S. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 30 menit di aula salib

putih.

8. Partisipan 8

Untuk partisipan kedelapan bernama

Oma St. Sebelum melakukan wawancara,

peneliti mengucapkan terimakasih karena

partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan

menandatangani informed consent yang

telah disediakan peneliti. Wawancara

dilakukan selama 30 menit di aula salib

putih.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

45

4.1.3. Gambaran Umum Partisipan

1. Partisipan 1

Nama : Oma M

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 71 tahun

Status : Tidak Menikah

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan lahir pada tahun 1944 di

Kabupaten Semarang. Partisipan tidak menikah

karena beliau memutuskan untuk tidak menikah.

Biaya kehidupannya dibiayai oleh saudaranya.

Partisipan tinggal di panti sejak 19 Januari 2014.

Partisipan mengikuti kegiatan sehari-hari seperti

ibadah, bersih-bersih halaman, mencuci, dan

makan bersama. Kulit partisipan bersih tampak

ada bekas luka gatal, rambut bersih tidak

berminyak dan tidak ada ketombe, gigi tampak

bersih, mata tampak bersih, telinga tampak

bersih, dan tangan kaki serta kuku terlihat kotor.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

46

2. Partisipan 2

Nama : Oma R

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 62 tahun

Status : Janda

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan berasal dari Magelang yang lahir

pada tahun 1953 dari sepasang keluarga tentara.

Partisipan adalah anak ketujuh dari sebelas

bersaudara dan mempunyai dua orang anak

yaitu laki-laki dan perempuan. Partisipan tinggal

di Panti sejak tanggal 23 Juni 2011. Partisipan

juga berstatus janda karena bercerai dengan

suaminya dan saat ini yang membiayai

kehidupan partisipan di Panti adalah anak-anak

dan saudara-saudaranya. Partisipan mengikuti

aktivitas sehari-hari seperti ibadah, memotong

rumput, mencuci pakaian, dan makan bersama.

Kulit tampak bersih, rambut terlihat berminyak

dan kotor, gigi terlihat kotor ada sisa makanan,

mata tampak bersih, telinga tampak bersih,

tangan dan kaki tampak bersih sedangkan kuku

terlihat kotor.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

47

3. Partisipan 3

Nama : Oma Su

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 82 tahun

Status : Janda

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan yang lahir di Kabupaten Semarang

pada tahun 1935. Partisipan sudah tinggal di

panti sejak 1 April 1990. Partisipan sudah tidak

memiliki saudara sehingga biaya kehidupannya

dibiayai oleh panti. Partisipan juga mengikuti

kegiatan sehari-hari seperti ibadah, mencuci

pakaian, membersihkan halaman, dan makan

bersama. Kulit tampak bersih dan ada bau badan

tercium, rambut tampak berminyak, gigi tampak

berkarang, kotor, dan nafas bau, mata tampak

ada kotoran mata, telinga tampak kotor, tangan

dan kaki tampak bersih sedangkan kuku terlihat

kotor.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

48

4. Partisipan 4

Nama : Oma Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 69 tahun

Status : Tidak menikah

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan lahir pada tahun 1946 di Kopeng

sebagai anak tunggal. Partisipan sudah tidak

memiliki keluarga sehingga biaya kehidupan

partisipan selama di Panti dibiayai oleh yayasan.

Partisipan berstatus janda karena suaminya telah

meninggal pada tahun 2009 lalu. Partisipan sejak

kecil tinggal di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga

tetapi masuk Panti Wredha pada tanggal 10

Februari 2000. Partisipan mengikuti aktivitas

sehari-hari seperti ibadah, membersihkan

halaman, mencuci, dan makan bersama. Kulit

terdapat bekas luka garukan, rambut tampak

berminyak, gigi tampak berkarang dan

mengeluarkan nafas yang bau, mata terdapat

kotoran mata, telinga tampak kotor, tangan dan

kaki terlihat bersih sedangkan kuku terlihat kotor.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

49

5. Partisipan 5

Nama : Oma Sr

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 70 tahun

Status : Janda

Perawatan fisik : menggunakan walker (alat

bantu jalan)

Partisipan lahir pada tahun 1945 ini sudah

tidak memiliki suami karena sudah meninnggal.

Partisipan dititipkan di Panti karena anaknya

harus sekolah sehingga tidak ada yang menjaga

partisipan. Saat ini partisipan dibiayai oleh

anaknya. Partisipan sudah masuk panti wredha

sejak tahun 2014 lalu. Saat diwawancarai

partisipan sedang megeluh sakit pada daerah

persendiannya. Oleh karena itu partisipan

menggunkan alat bantu untuk berjalan.

Partisipan tidak mengikuti aktivitas seperti

membersihkan halaman dan mencuci pakaian.

Kulit terlihat bersih tetapi bau badan tercium,

rambut tampak berminyak, gigi terlihat kotor dan

nafas bau, mata terlihat bersih, telinga tampak

kotor, tangan, kaki, dan kuku terlihat bersih.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

50

6. Partisipan 6

Nama : Oma D

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 63 tahun

Status : Janda

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan lahir pada tahun 1952. Partisipan

dititipkan di Panti oleh gereja di Semarang. Saat

ini partisipan dibiayai oleh gereja tersebut.

Partisipan sudah masuk panti wredha sejak 6

tahun yang lalu. Partisipan mengikuti aktivitas

sehari-hari seperti membersihkan halaman,

mencuci pakaian, ibadah, dan makan bersama.

Kulit bersih, rambut terlihat berminyak, gigi kotor

dan nafas bau, mata tampak bersih, telinga

tampak kotor, tangan, kaki, dan kuku terlihat

bersih.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

51

7. Partisipan 7

Nama : Oma S

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 90 tahun

Status : Janda

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan lahir pada tahun 1925 ini sudah

tidak memiliki suami karena sudah meninnggal.

Partisipan dititipkan di Panti Wredha sudah lama

karena sudah hidup di Panti Wredha sejak tahun

2015. Partisipan mengikuti kegiatan sehari-hari

seperti ibadah, mencuci pakaian, membersihkan

halaman, dan makan bersama. Kulit tampak

bersih, rambut tampak berminyak, gigi tampak

kotor dan nafas bau, mata terdapat kotoran mata,

telinga terlihat bersih, tangan, kaki dan kuku

terlihat bersih.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

52

8. Partisipan 8

Nama : Oma St

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 77 tahun

Status : Janda

Perawatan fisik : Tidak ada

Partisipan lahir pada tahun 1938 ini sudah

tidak memiliki suami karena sudah meninnggal.

Partisipan sudah tinggal di Panti Wredha sejak

tahun 1990. Partisipan sangat senang tinggal di

kamarnya yang sekarang karena lebih nyaman.

Partisipan juga mengikuti kegiatan sehari-hari

seperti membersihkan halaman, mencuci

pakaian, ibadah, dan makan bersama. Kulit

tampak bersih, rambut tampak bersih, gigi

terdapat karang gigi, mata tampak bersih, telinga

tampak bersih, tangan dan kaki bersih

sedangkan kuku kotor.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

53

4.2. Hasil Penelitian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek, baik melalui indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh

baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang

lain (Notoadmojo, 2010). Pengetahuan lansia mengenai

personal hygiene di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

sudah termasuk paham namun dalam pemenuhan personal

hygiene masih sangat kurang. Berikut adalah hasil yang

peneliti dapatkan:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

54

Tema Verbatim Hasil Analisis

Pengetahuan

personal hygiene

Pengertian

personal

hygiene

Pentingkah

menjaga

personal

hygiene

Contoh

personal

hygiene

Fungsi menjaga

personal

hygiene

P1: Ya seperti mandi,

gosok gigi ya..

P1: Ya penting ya, dan

lagi kalau dekat

sama orang kan

gosok giginya yang

bersih soalnya

mulutnya nanti bau.

Ya tapi kalau gak

makan gini kadang-

kadang baunya dari

dalam. Mungkin

karena makannya

gak teratur ya.

Sampai makan

permen kan ya biar

gak bau.

P1: Ya biar bersih yaa.

P1: Ya mandi, ya gosok

gigi, oma pakai gigi

palsu dulu, tapi ya

sekarang udah gak

pake, soalnya

gimana ya lebih

enak gak pake ya.

Keramas ya tiap

hari.

Pengetahuan

partisipan 1,

mengenai kebersihan

sudah paham.

Konsep kebersihan

hanya mengacu pada

hal-hal yang dapat

dirasakan, namun

tidak memahami

secara mendalam

makna dan

pentingnya

kebersihan itu sendiri.

P2: Kebersihan diri yaitu

kita harus

senantiasa mandi ya

2 kali pagi sore,

gosok gigi 3 kali abis

makan, udah gitu.

Pengetahuan partisipan

2 mengenai personal

hygiene, dapat

digolongkan paham

karena partisipan

memahami mengenai

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

55

P2: Ya penting.

P2: Supaya kita bersih

gak kena penyakit

kulit. Selain itu juga

untuk pergaulan

sama teman-teman

supaya gak bau.

P2: Ya itu, gosok gigi,

mandi, abis makan

cuci tangan gosok

gigi. Kebersihan

selalu dijaga.

pentingnya kebersihan.

Diketahui bahwa

partisipan mengetahui

mengenai konsep

kebersihan dan

bagaimana upaya yang

dapat dilakukan untuk

tetap menjaga

kebersihan, meskipun

pengetahuan partisipan

terkait dengan

kebersihan sederhana.

partisipan lebih

mengarah pada hal-hal

praktis dari kebersihan

itu sendiri.

P3: Pagi bangun gosok

gigi, tapi giginya

sudah ompong jadi

pelan-pelan gosok

giginya. Abis gosok

gigi ya mandi abis itu

nyuci sendiri.

P3: Ya penting, itu

nomor 1.

P3: Ya supaya kita

bersih ya.

P3: Ya mandi, gosok

gigi, bersih-bersih.

Itu aja yaa.

Partisipan 3 sudah

masuk ke kategoro

paham. Namun, bagi

partisipan 3 personal

hygiene merupakan

sesuatu yang sederhana

untuk dijabarkan

terutama terkait dengan

kesehatan, namun

merupakan hal utama

dalam kehidupan.

P4: Kebersihan diri yaa

kalau pagi pukul 6

mandi, sisiran, ganti

Partisipan 4 mengenai

pemahaman personal

hygiene sudah paham

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

56

pakaian, lantas

berkumpul sama

teman-teman,

beribadah, lantas

bekerja.

P4:Ya penting ya

P4: Ya dijaga ya

kebersihan diri,

takutnya nanti kena

sakit.

P4: Yaa mandi, gosok

gigi yaa

dan partisipan

memahami dampak dari

tidak menjaga personal

hygiene.

P5: Gak tau

P5:Ya penting, anak

saya juga kerjanya

kayak gini di rumah

sakit dibagian

rontgen.

P5: gak tau

P5: Gak tau.

Pengetahuan partisipan

5 mengenai personal

hygiene tergolong tahu,

partisipan tidak bisa

menjelaskan apa itu

personal hygiene, apa

fungsi menjaga personal

hygiene dan contoh-

contoh personal hygiene.

P6: Ya mandi toh, cuci

muka.

P6: Ya penting toh.

P6: Ya biar gak sakit.

P6: Ya mandi 2 kali

sehari, gosok gigi,

terus bersih-

Pengetahuan partisipan

6 tergolong paham

mengenai hidup sehat

dan bersih, namun

partisipan memahami

bahwa hidup bersih perlu

dijaga agar tidak jatuh

sakit.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

57

bersihkan halaman

P7: Ya tau, kebelakang

bersih-bersih

badannya. Ya

mandi, gosok gigi,

abis itu ya nyuci

P7: Ya penting.

P7: Supaya gak sakit.

P7: Ya itu gosok gigi,

mandi, cuci muka

Partisipan 7 hanya

memahami hal umum

mengenai konsep

kebersihan.

P 8: Cuci-cuci

sendiri, mandi

sendiri.

P8: Gak apa-apa

kalau gak dijaga.

P8: Ya supaya

kita sehat selalu

yaa.

P8: Apa ya, gak

tau.

Pengetahuan partisipan

8 masuk dalam kategori

tahu, karena partisipan

tidak tau apa fungsi

menjaga personal

hygiene dan tidak

mengetahui pentingnya

menjaga personal

hygiene.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

58

Tema Verbatim Hasil Analisis

Kebersihan Kulit

Frekuensi

mandi

Sehabis

menggunaan

handuk

Penggunaan

sabun

Frekuensi

mencuci baju

P1:Sehari 1 kali

P1: Dijemur

P1: Sabun

P1: Di sini dicuciin

sama pengurus

panti nya.

Partisipan 1 pada prinsipnya telah

memahami mengenai kebersihan

tubuh dalam hal ini kulit. Namun

partisipan belum mengerti

sepenuhnya mengenai cara yang

tepat dalam menjaga kebersihan kulit,

yaitu dengan mandi minimal 2 kali

dalam sehari. Sementara upaya

partisipan menjaga alat mandi agar

tetap bersih kurang, karena hanya

mengandalkan pihak lain untuk

melakukannya, yaitu pihak pengurus

panti wredha. Kebiasaan partisipan 1

menunjukan bahwa partisipan sangat

peduli akan hidup sehat dan bahkan

berupaya menjaga kebersihan kulit

secara maksimal juga.

P2: 2 kali sehari.

P2: Dijemur

P2: Pakai sabun

P2: Setiap pagi, ganti

baju langsung cuci.

Partisipan 2 memiliki pengatahuan

yang paham mengenai kebersihan

kulit, oleh karena itu dalam praktinya-

pun responden secara konsisten juga

memperhatikan kebersihan kulit itu

juga.

P3:1 kali, ntar pagi cuci

muka, siang baru

mandi.

P3: Dikeringkan,

Menurut partisipan 3 kebersihan tubuh

perlu dijaga dengan mandi secara

rutin, namun karena keterbasan

keadaan fisik, maka partisipan hanya

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

59

dijemur.

P3: Ya sabun.

P3: Ya setiap hari

sehabis mandi cuci

pakaian.

dapat mandi 1 kali dalam sehari.

Diketahui bahwa sekalipun konsep

kebersihan tubuh (kulit) bagus, namun

keterbatasan dari partisipan

meyebabkan partisipan kurang dapat

menjaga kebersihan kulit secara

maksimal. Namun di sisi lain

partisipan tetap menunjang dengan

pakaian yang bersih.

P4: Disini mandinya 2

kali.

P4: Ya dicuci

P4: Pakai sabun

P4: Cuci pakaian yaa

sehabis mandi cuci

pakaian.

Partispan 4 memiliki konsep

sederhana terkait dengan personal

hygiene yaitu tergolong paham.

Namun dengan konsep yang dimiliki

partisipan, maka partisipan

memahami, jika kebersihan tidak

dijaga akan berakibat buruk bagi

kesehatan tubuh.

P5: Sehari 2 kali.

P5: Dicuci

P5: Pakai air hangat,

pakai sabun.

P5: Di sini ada yang

nyuciin pakaiannya.

Partispan 5 merupakan golongan

lansia yang memiliki pengetahuan

yang minim yaitu tergolong tahu

terkait dengan kebersihan. Bahkan

tidak dapat memberikan definisi

mengenai pengertian kebersihan,

namun di sisi lain menurut partisipan

kebersihan penting dan partisipan

telah memiliki konsep terkait

kebersihan di pikiran.

P6: 1 hari hanya 1 kali

aja.

P6: Dijemur.

P6: Pakai sabun.

P6: 2 hari sekali.

Partisipan 6 sudah memahami

bagaimana menjaga kebersihan kulit

dengan baik.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

60

P7: 1 kali sehari.

P7: Yaa dijemur.

P7: Pakai sabun.

P7: 2 kali seminggu.

Partisipan 7 juga sudah memahami

bagaimana cara menjaga kebersihan

tubuh yang baik.

P8: Sehari 2 kali

P8: Dijemur.

P8: Pakai sabun.

P8: 2 sampai 3 kali

seminggu

Selanjutnya partisipan 8 juga

memahami konsep kebersihan tubuh,

dan hal ini diketahui melalui

pentingnya manjaga kebersihan tubuh

dengan mandi. Upaya partisipan 8

untuk menjaga personal hygiene

melalui mandi memiliki konsistensi

yang bagus. Selain itu, upaya

partisipan 8 untuk menjaga personal

hygiene terkait dengan menjaga

kebersihan tubuh, partisipan 8 juga

mencuci pakaiannya secara berkala.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

61

Tema Verbatim Hasil Analisis

Kebersihan

Rambut

Frekuensi

mencuci

rambut

Pengguna

an

shampoo

Aktivitas

sehabis

mencuci

rambut

Kepunyaa

n sisir

P1: Di sini keramas tiap

hari, kalau mandi ya

keramas.

P1: Yaa gak menentu,

kadang pakai sampo

kadang pakai sabun.

Senengan gitulah.

P1: Di handukin, disisir

P1: Lah iya toh, jangan

tanya begitu. Oma

datang ke sini semua

udah lengkap. Semua

punya sendiri jangan

sampai dipakai sama-

sama. Gimana ya itu

pantang kalau milik

pribadi dipakai

bersama. Orang china

itu gak boleh seperti

itu.

Upaya partisipan 1 menjaga kebersihan

rambut dilakukan secara teratur dengan

mencuci rambut, namun upaya partisipan

terkadang kurang terarah dengan

menggunakan produk yang bukan

dikhususkan untuk rambut. Pengetahuan

partisipan 1 mengenai kebersihan rambut

tergolong paham.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

62

P2: Kalau saya keramas

seminggu 2 kali. Hari

rabu dan sabtu.

P2: Pakai sampo.

P2: Ya punya sendiri.

P2: Dihandukin, terus

dikenain matahari

sambil cabut-cabut

rumput.

Partisipan 2 berusaha menjaga kebersihan

rambut secara optimal. Hal ini dibuktikan

dengan tindakan partisipan 2 dalam menjaga

kebersihan rambut sangat nyata. Partisipan

secara konsisten bahkan memiliki jadwal

untuk membersihkan rambut secara berkala.

Selain itu partisipan memahami pentingnya

nutrisi rambut, sehingga menggunakan

shampo untuk mencuci rambut dan

menggunakan sisir sendiri untuk merapikan

rambut. Kebiasaan partisipan ini

mencerminkan bahwa pengetahuan

responden terkait kebersihan rambut

tergolong paham.

P3: Ya keramas 1 kali

sehari, itu kalau

airnya banyak ya

keramas, kalau gak

ada air ya gak

keramas.

P3: Pakai sampoo yaa.

P3: Yaa dikeringkan

disisirin.

P3: Yaa punya sendiri

yaa.

Pengetahuan partispan 3 tergolong paham.

Adapun kutipan jawaban partisipan 3 tersebut

menunjukan bahwa partisipan secara rutin

mencuci rambut dan menggunakan shampo

sebagai obat pencuci rambut yang tepat.

Sementara untuk menghindari risiko yang

muncul akibat saling meminjam sisir, maka

partisipan juga menggunakan sisirnya sendiri

untuk merapikan rambut

P4:1 minggu 2 kali

P4: Pakai sabun, gak

Pengetahuan partisipan 4 tergolong paham.

Sebagai seorang lansia tergolong individu

yang memperhatikan kebersihan rambut,

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

63

pernah pakai sampo.

Soalnya kalau pakai

sampo mesti beli.

Belinya jauh.

P4: Dikeringkan kena

matahari.

P4: Iya punya sendiri

yaa..

meskipun dalam menggunakan produk tidak

sesuai peruntukannya. Namun yang menjadi

kendala adalah keterbatasan usia dan

kemudahan dalam memperoleh produk

shampo sebagai pembersih rambut.

Kemudian untuk merapikan rambur responden

menggunakan sisir sendiri untuk menjaga

kebersihan alat yang digunakan.

P5: Kadang-kadang

keramas, kadang-

kadang gak. Ya 1 kali

seminggu soalnya

dingin.

P5: Pakai sampo

P5: Ya sudah tak keringke

P5: Iya punya.

Partisipan 5 merupakan individu yang

memperhatikan kebersihan rambut, namun

terkadang tindakan pembersihan rambut

terhalang faktor alam seperti rasa dingin dan

keterbatasan usia partisipan. Partisipan pada

prinsipnya mengetahui tentang personal

hygiene dan tergolong paham. Namun karena

faktor usia dan cuaca, maka upaya menjaga

kebersihan rambut tidak tercapai hasilnya

secara maksimal.

P6: Seminggu 1 kali.

P6: Pakai sampo.

P6: Dikeringkan , disisir

P6: Iya punya.

Partisipan 6 sangat memperhatikan

kebersihan rambutnya, hanya saja sebaiknya

partisipan 6 keramas 2-3 kali seminggu agar

kebersihan rambut dapat terpenuhi.

Pengetahuan partisipan 6 mengenai

kebersihan rambut tergolong paham.

P7: Kadang 2 yaa kadang

3 kali sehari.

Kalau gak 2 yaa 3 kali

seminggu.

Partisipan 7 berupaya menjaga kebersihan

rambut dengan mencuci rambut secara

teratur, meskipun terkadang tidak mencuci

rambut dengan menggunakan produk yang

tepat. Pengetahuan partisipan 7 mengenai

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

64

P7: Sampoo kalau gak

ada yaa sabun mandi.

P7: Ya dijemur keluar

kena matahari, jalan-

jalan biar kering.

P7: Ya ada punya sendiri.

kebersihan rambut tergolong paham.

P8: Seminggu sekali

P8: Pakai sampo.

P8: Dihandukin aja,

disisir.

P8: Iya punya sendiri.

Jawaban partisipan 8 ketika diajukan

pertanyaan apa yang diketahui

mengenai kebesihan, sama halnya

dengan partisipan lainnya, upaya

partisipan 8 untuk menjaga personal

hygiene merawat dan menjaga

kebersihan rambut secara teratur

dengan menggunakan shampo. Dalam

merawat rambut partisipan 8 juga

menjaga tingkat kebersihan

sedemikian rupa, hal tersebut diketahui

melalui kebiasaan partisipan yang

menyatakan bahwa partisipan

menggunakan sisir dalam menata

rambut dan menggunakan sisir milik

sendiri.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

65

Tema Verbatim Hasil Analisis

Kebersihan Gigi

Frekuensi menggosok gigi

Penggunaan odol dalam menggosok gigi

Frekuensi mengganti gosok gigi

P1: Ya 2 kali kalau mau tidur sama bangun tidur. Soalnya udah gak ada gigi ya. Hahaha

P1: Pakai pepsodent

P1: Sebulan sekali yaa

Partisipan 1 hanya memahami hal umum mengenai personal hygiene. Konsep pengetahuan kebersihan menurut partisipan 1 terkesan sederhana. Konsep dan pengetahuan partisipan akan kebersihan lebih dipengaruhi oleh penunjang penampilan ketika berhadapan dengan orang lain dibandingkan dengan pentingnya kesehatan itu sendiri. Bagi partisipan 1 menjaga kebersihan tubuh penting dilakukan namun dilakukan sesuai dengan apa yang diketahui partisipan 1 saja.

P2: 2 kali, pagi dan sore pada saat abis makan.

P2: Pakai odol.

P2: Setengah tahun sekali.

Upaya Partisipan 2 dalam menjaga kebersihan gigi tergolong paham, namun frekuensi untuk menjaga kebersihan gigi kurang. Selain itu, juga melakukan gosok gigi secara teratur, dan cara partisipan merawat dan menjaga kesehatan gigi serta mengganti sikat gigi ini menunjukan bahwa

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

66

partisipan memahami dan memiliki pengetahuan pentingnya personal hygiene terkait dengan kesehatan gigi.

P3: Pagi bangun tidur sikat gigi.

P3: Pakai odol yaa

P3: Yaa sekali sebulan diganti

Partisipan 3 sebagai lansia juga memperhatikan kesehatan gigi. partisipan memperhatikan kesehatan gigi, dengan cara menggunakan pasta gigi secara tepat. Partisipan juga memiliki jadwal yang pasti terkait dengan penggantian sikat gigi. Pengetahuan partisipan 3 mengenai kebersihan gigi tergolong paham.

P4: 1 kali, pada saat pagi saja.

P4: Pakai odol

P4: sebulan 3 kali

Partisipan 4 hanya menggosok gigi satu kali dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa partisipan 4 kurang memperhatikan kesehatan giginya yaitu, tergolong tahu.

P5: Sehari 2 kali, ya gini abis bangun tidur

P5: pakai odol

P5: Ya ini kalau anak saya gantiin ya diganti. Ini baru diganti sama anak saya.

Partispan 5 pada dasarnya merupakan lansia yang memiliki pengetahuan yang kurang yaitu tergolong tahu terkait kebersihan gigi, meskipun partisipan menggosok giginya 2 kali sehari. Kurangnya pengetahuan akan kebersihan gigi terkait kelayakan sikat gigi.

P6: 2 kali sehari pada saat cuci muka bangun tidur

P6: pakai odol

P6: sebulan 2 kali ganti gosok giginya.

Partisipan 6 sudah paham dalam menjaga kesehatan giginya hanya saja, partisipan tidak tau pada saat kapan saja ia harus menggosok giginya.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

67

P7: ya itu, abis makan gosok gigi

P7: pakai odol

P7: ya kalau ada 1 kali sebulan, kalau gak ada ya 2 bulan sekali.

Partisipan 7 merupakan individu yang peduli dengan kesehatan gigi, dengan memanfaatkan peralatan yang dan pasta gigi yang sesuai.

P8: setiap hari ya gosok gigi

P8: pakai odol

P8: sebulan sekali ganti gosok gigi

Partisipan 8 juga menjaga kesehatan gigi melalui kebiasaan mengosok gigi secara teratur. Selain itu, upaya partisipan 8 untuk menjaga personal hygiene terkait dengan menjaga kesehatan gigi dilakukan oleh partisipan dengan cara yang tergolong paham..

Tema Verbatim Hasil Analisis

Kebersihan Mata

Pemeriksaan

rutin

kesehatan

mata

Keadaan

lingkungan

sekitar panti

P1: Gak, soalnya gak ada

sponsor disini. Mesti

sendiri. Kalau di

Jakarta ada sponsor

semua diperiksa.

P1: Iya pasti yaa berdebu,

udaranya dingin

karena dari gunung

lain dengan kota

Partisipan 1 menyatakan bahwa

kesehatan mata mendapat

perawatan rutin dari pihak panti

wredha, sehingga partisipan

tergolong individu yang

memperhatikan kesehatan mata

dengan rutin memeriksan diri.

.P2: Gak. Gak pernah

soalnya gak pernah

ada keluhan di mata.

P2: Yaa cukup baik

yaa..Gak yaa, gak

berdebu.

Bagi partisipan 2 kesehataan mata

merupakan hal yang umum, dan

belum mendapatkan perhatian

secara khusus dari partisipan.

Berdasarkan jawaban partisipan 2,

maka diketahui bahwa berbeda

dengan yang lainnya, partisipan

tidak hanya akan memeriksakan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

68

matanya apabila ada keluhan.

P3: Periksa mata di

mantri, oma katarak

dikasi obat.

P3:Lingkungan di sini

bersih

Secara khusus partisipan 3 tidak

melakukan perawatan untuk

menjaga kesehatan mata, namun

partisipan meyatakan bahwa

kesehatan mata telah menjadi

tanggung jawab dari pihak panti

wredha dengan menyelenggarakan

pemeriksaan rutin.

P4: Ya gak pernah.

P4: Hawa nya sejuk,

bersih

Partisipan 4 mengemukakan bahwa

partisipan tidak pernah secara

khusus memeriksakan keadaan

matanya kecuali partisipan

mengeluh sakit mata.

P5:Ya gak pernah ya.

P5: Ya bersih ya, segar

Partisipan 5 terlihat tidak

memperhatikan kesehatan matanya

karena partisipan akan melakukan

pemeriksaan mata apabila matanya

sakit.

P6: Gak ada periksa

mata.

P6: Yaa berdebu di

tempat tidur tapi kalau

diluar lingkungannya

segar.

Partisipan 6 juga tidak

memeperhatikan kesehatan

matanya karena ia tidak

memeriksakan kondisi matanya ke

dokter atau puskesmas.

P7: Ya ada di sini, ibu

mantri yang periksa di

kasi obat.

P7: Ya ada debunya..

Partisipan 7 merupakan lansia yang

mempedulikan kesehatan mata,

partisipan berupaya mengikuti

pemeriksaan mata yang

diselenggarakan pihak panti

wredha.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

69

P8: Gak pernah.

P8: Gak berdebu ya,

segar.

Partisipan 8 terlihat tidak

memperhatikan kesehatan matanya

karena tidak memeriksakan kondisi

matanya ke dokter atau puskesmas.

Tema Verbatim Hasil Analisis

KebersihanTelinga

Penggunaan

katembath

Frekuensi

membersihkan

telinga

P1: Pakai korek kuping

yang tembaga itu

P1: Ya kalau gatal baru

dibersiin. Soalnya

dulu oma waktu kecil

telinganya pernah

luka. Terus dibawa ke

Semarang. Gak tuli

cuman lecet.

Untuk kebersihan telinga, partisipan 1

memberikan perhatian khusus dengan

tetap membersihkan aktivitas

membersihkan telinga secara berkala.

Namun berdasarkan pengalaman dari

partisipan 1 sekalipun aktivitas dilakukan

secara berkala akan tetapi tidak ada

jadwal khusus dalam menjalankan

aktivitasnya. Partisipan 1 hanya

melakukan aktivitas membersihkan

telinga ketika merasa tidak nyaman.

P2: Pakai katembath

P2: Paling sekitar

Upaya Partisipan 2 untuk menjaga

kebersihan telingga tergolong paham.

Partisipan 2 termasuk rajin

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

70

seminggu sekali. membersihkan telinganya.

P3: Pakai katembat sama

yang ada kapasnya.

P3: Tiap hari, sore-sore

oma bersihkan.

Partisipan 3 mempedulikan kebersihan

telinga. Namun aktivitas partisipan dalam

membersihkan telinga terlampau

berlebihan. Adapaun aktivitas ini

kemungkinan dilakukan karena

partisipan merasa nyaman.

P4: Pakai apa itu yang

ditelinga lupa

namanya. Itu yang

ujungnya ada

kapasnya.

P4: Ya 1 minggu 2 kali

atau 1 kali.

Partisipan 4 berupaya menjaga

kebersihan telinga dengan menetapkan

jadwal rutin untuk memberihkan telinga,

meskipun tidak memahami sepenuhnya

alat yang digunakan, namun partisipan

berusaha tetap menjaga kebersihan

telinga.

P5: Pakai itu yang

dibelikan anak saya.

Yang diujungnya ada

kapas.

P5: Ya kadang-kadang

saya bersikan kalau

gatal

Sementara partisipan 5 tergolong tahu

mengenai bagaimana upaya mengaja

kebersihan telinga, namun upaya yang

dilakukan kurang masimal. Partisipan 5

hanya membersihkan telinga ketika

merasa gatal saja.

P6: Pakai korek kuping

P6: Yaa kalau gatel ya

dibersihkan.

Sementara partispan 6 hanya

memperhatikan kebersihan telinga ala

kadarnya saja seperti kalau gatal baru

dibersihkan

P7: Pakai katembat Kepedulian akan kesehatan telinga

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

71

P7: Siang hari, sore hari

bersihkan telinga.

terlihat pada partisipan 7 yang memiliki

konsistensi dalam menjaga kebersihan

telinga.

P8: Pakai itu yang ada

kapas nya.

P8: Setiap hari toh ya.

Partisipan 8 sangat memperhatikan

kebersihan telinganya karena setiap hari

partisipan membersihkan telinganya

menggunakan katembath.

Tema Verbatim Hasil Analisis

Kebersihan

Tangan, kaki, dan

kuku

Melakukan

cuci tangan

Menggunkan

air

Penggunaan

sabun

Kebersihan

P1: Gak pernah cuci

tangan hahaha

soalnya waktu mandi

kan cuci tangan cuci

kaki bersih.

P1: Ini air biasa pakai

sabun

P1: Gak cuci tangan, kan

waktu mandi sudah

Partisipan 1 memiliki pengetahuan yang

kurang yaitu masuk dalam tingkat tahu

mengenai upaya menjaga kebersihan.

Hal tersebut terlihat ketika partisipan

hanya mencuci tangan saat sedang

mandi saja. Selanjutnya dalam menjaga

kebersihan kuku, maka partisipan

tergolong individu yang kurang konsisten

dalam menjaga kebersihan kuku dan

tergantung pada pihak lain (keluarga)

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

72

kuku cuci tangan.

P1: Ya kalau panjang

oma ratain, ini hitam-

hitam karena saudara

belum datang soalnya

biasanya saudara

yang motong

kukunya.

saja.

P2: Pada saat mau

makan dan sesudah

makan yaa cuci

tangan

P2: Pakai air biasa yang

dari wc.

P2: pakai sabun paling,

soalnya gak ada yang

khusus tangan

jadinya pakai sabun.

P2: Potong kukunya pada

saat panjang. Ini kuku

saya item-item

soalnya abis nyabutin

rumput. Tapi kalau

saya nyuci hilang kok

ini item-itemnya.

Partisipan 2 sangat memperhatikan

kebersihan tangan, dan aktivitas

mencuci tangan untuk menjaga

kebersihan tangan dilakukan secara

rutin. Namun partisipan 2 kurang

memperhatikan kebersihan kuku.

P3: Ya kerja, cebok, cuci

tangan cuci muka.

P3: Air biasa yang ada di

wc kalau gak ya gak

potong.

P3: Gak pakai sabun,

Partispan 3 memberikan perhatian atas

kebersihan tangan dan kuku. Namun

aktivitas partisipan kemungkinan

dipengaruhi oleh kebiasaan terdahulu,

sehingga konsep yang salah-pun

dipertahankan dalam mencuci tangan.

Pengetahuan partisipan 3 terkait

menjaga kebersihan tangan kuku dan

kaki hanya dilakukan berdasarkan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

73

Cuma pakai air aja.

P3: Ya setiap hari, kalau

panjang ya potong

perasaan partisipan yang kurang

nyaman, sehingga perlu membersihkan

kuku dan tangan.

P4: Kalau mau makan

cuci tangan, kalau

sudah makan cuci

tangan.

P4: Ya pakai air bersih di

situ.

P4: Iya pakai sabun.

P4: Ya gak mesti, kalau

panjang ya dipotong.

Secara umum kebersihan tangan, kaki

dan kuku partisipan 4 terpelihara secara

sempurna. Partisipan merasakan bahwa

kebersihan tangan merupakan kewajiban

bagi setiap lansia. Sementara kegiatan

merapikan dan membersihkan kuku lebih

mengarah pada kebutuhan situasional

yang disesuaikan dengan tingkat

kebutuhan partisipan.

P5: Ya mau makan aja,

soalnya udah gak

bisa kerja apa-apa.

P5: Pakai air bersih yang

ada di kamar mandi.

P5: Iya pakai sabun.

P5: Ya kalau anak saya

datang, soalnya anak

saya yang potongin.

Kebersihan tangan, kaki dan kuku

partisipan 5 masuk dalam kategori

kurang. Hal ini disebabkan Karena

partisipan harus tergantung pada

keluarganya dalam memotong kuku. Jika

keluarga tidak datang maka kebersihan

kuku tidak terpenuhi.

P6: Ya abis nyapu,

nyabutin rumput cuci

tangan.

P6: Ya pakai air biasa

yang ada di kamar

mandi.

P6: Pakai sabun.

P6: Seminggu sekali

Pengetahuan partisipan 6 dalam

menjaga kebersihan tangan, kaki dan

kuku sudah baik yaitu tergolong paham.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

74

potong kuku kalau

sudah panjang.

P7: Abis dari kebun cuci

tangan, abis makan

cuci tangan.

P7: Air biasa yang dari

wc.

P7:Yaa pakai kalau ada

yaa.

P7:Yaa setiap hari potong

kuku.

Partispan 7 berupaya menjaga

kebersihan tangan melalui kebiasaan

mencuci tangan da memotong kuku.

P8: Pada saat mandi,

abis bersih-bersih,

sebelum dan sesudah

makan.

P8: Air biasa itu dari wc

P8: Pakai sabun

P8: Kalau panjang

dipotong.

Selanjutnya, partisipan 8 terkait dengan

kebiasaan dalam menjaga kebersihan

tangan, maka partisipan melakukannya

melalui aktivitas mencuci tangan. Namun

dalam menjaga kebersihan kuku,

partisipan tidak memiliki dasar

pengetahuan kebersihan kuku yang baik.

Partisipan 8 hanya melakukan aktivitas

menjaga kebersihan kuku saat merasa

tidak nyaman dengan kuku yang

panjang.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

75

4.3. Pembahasan

Pengetahuan para lansia tentang personal hygiene bervariatif.

Sebanyak 7 lansia memiliki pengetahuan kategori paham yaitu dapat

memberikan penjelasan secara sederhana mengenai personal

hygiene, fungsi menjaga personal hygiene, menjaga kebersihan kulit,

kebersihan rambut, kebersihan gigi, kebersihan mata, kebersihan

telinga, kebersihan tangan, kaki, dan kuku. Sebanyak 1 lansia memiliki

pengetahuan kategori tahu yaitu hanya mengingat sesuatu yang telah

dipelajari sebelumnya mengenai apa itu personal hygiene, fungsi

menjaga personal hygiene, menjaga kebersihan kulit, kebersihan

rambut, kebersihan gigi, kebersihan mata, kebersihan telinga,

kebersihan tangan, kaki, dan kuku. Hal ini disebakan karena

perkembangan kognitif dan aktivitas fisik lansia yang semakin menurun

seiring bertambahnya usia, sehingga lansia hanya mampu

menjelaskan secara sederhana dan mengingat yang sudah dipelajari

sebelumnya.

Hampir seluruh partisipan melakukan aktivitas dalam pemenuhan

personal hygiene dan mampu menjelaskan dengan benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan konsep

kebersihan tersebut secara benar. Namun, partisipan belum mampu

menerapkan pengetahuan mengenai pemenuhan personal hygiene.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

76

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Erdhayanti (2011) yang

menyatakan bahwa pengetahuan yang tinggi tidak mempengaruhi

perilaku lansia dalam menjaga personal hygiene.

Partisipan di Panti Wredha Salib Putih Salatiga memperoleh

pengetahuan atas dasar pengalaman pada masa lalu akan pentingnya

hidup sehat. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang akan konsep personal hygiene. Selain

pengalaman aktivitas untuk menjaga personal hygiene juga terbangun

atas pengetahuan yang didasari atas keyakinan yang positif serta

budaya yang akhirnya mengarahkan pada persepsi, dan sikap

seseorang terhadap personal hygiene.

Berdasarkan hasil observasi terhadap partisipan 1,2,3,4,5,6,7 dan 8

menunjukkan bahwa partisipan belum melakukan personal hygiene

dengan baik. Adapun ditemukan partisipan yang rambutnya berminyak,

kukunya kotor, bau badan yang tercium, terdapat kotoran di mata dan

telinga. Hal ini menyebabkan 5 partisipan lansia mengeluh gatal di kulit

dan terdapat ada bekas gatal yang membuat kulit berubah seperti

adanya koreng. Hal ini menunjukan bahwa pada hakikatnya para lansia

meskipun mengetahui dan memahami mengenai personal hygiene,

namun upaya untuk mewujudkannya masih kurang maksimal.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

77

Praktek Personal hygiene yang kurang dapat menjadi salah satu

faktor yang mengakibatkan terganggunya kenyamanan lansia dalam

beristrirahat dan kesehatan lansia. Hal ini seperti diungkapkan oleh

Khasanah & Hidayanti (2012), adapun dampak yang akan lansia temui

apabila tidak menjaga personal hygiene adalah kualitas tidur yang

terganggu. Kualitas tidur yang terganggu dapat membuat keadaan

seseorang individu menjadi tidak segar dan tidak bugar ketika

terbangun.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan personal

hygiene pada lansia adalah dengan diberikan motivasi kepada lansia

agar lansia yang kurang memiliki kemauan dalam melakukan

kebersihan diri menjadi berkenan melakukan kebersihan diri dengan

cara mengajak lansia untuk aktif dalam merawat dirinya yang meliputi

kebersihan badan seperti mandi, mencuci rambut, gosok gigi bagi

lansia yang memiliki gigi. Hasil ini juga sejalan dengan Retno

Widyaningsih (2013) bahwa dengan memberikan motivasi kepada

lansia yang kurang memiliki kemauan dalam melakukan kebersihan diri

menjadi berkenan melakukan kebersihan diri dengan cara mengajak

lansia untuk aktif dalam merawat dirinya.

Adapun dampak dari pemenuhan personal hygiene yang kurang

antara lain: 1) Dampak fisik: banyak gangguan kesehatan yang diderita

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11763/4/T1_462011017_BAB IV...makan bersama, dan dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing

78

seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan

baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas

kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga

dan gangguan fisik pada kuku. Sama halnya dengan penelitian Kramer

(2012) di Jerman menyatakan bahwa, perlunya pengendalian infeksi di

panti-panti jompo untuk menjamin keselamatan para lansia. 2) Dampak

psikososial: masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, kebutuhan harga diri dan gangguan interaksi sosial. Secara

umum dari hasil wawancara maka diketahui bahwa lansia di panti

Wredha Salib Putih memiliki pengetahuan tentang berbagai macam

gangguan kesehatan lainnya yang mungkin terjadi akibat personal

hygiene yang kurang.

Aktivitas fisik pada lansia dalam pemenuhan personal hygiene

dapat bermanfaat terhadap fungsi kognitif lansia (Ravaglia, 2008).

Aktivitas - aktivitas fisik bisa ditingkatkan tanpa membutuhkan banyak

tambahan tenaga maupun sarana, namun membutuhkan penjadwalan

yang konsisten dan perhatian dari para pengelola panti. Kebiasaan –

kebiasaan dalam pemenuhan personal hygiene harus terus dilakukan

agar lansia menjadi terbiasa dengan aktifitas tersebut. Adapun

pengelola panti berperan sebagai pengingat dan motivator dalam

mendukung pelaksanaan personal hygiene pada lansia.