BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SMPN 2 ...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SMPN 2 ...
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil SMPN 2 Singorojo
SMPN 2 Singorojo semula bernama SMPN
Singorojo, mulai menerima peserta didik baru pada Juli
1985. Tahun pertama kegiatan pembelajaran masih
menggunakan gedung SDN Ngareanak 1 dan waktu
pembelajaran dilaksanakan siang hari setelah
pembelajaran SD. Pada bulan Juli 1986 kegiatan
pembelajaran sudah menggunakan gedung sendiri.
Lokasi SMPN 2 Singorojo berada di jalan raya
Ngareanak desa Ngareanak kecamatan Singorojo
kabupaten Kendal dan mempunyai luas lahan sekitar
20.000 m2. Dengan luas lahan hampir 2 hektar
menjadikan SMPN 2 Singorojo mempunyai ruang
terbuka hijau sekitar 60%. Sarana yang dimiliki terdiri
15 ruang kelas, ruang guru dan TU, laboratorium IPA,
laboratorium komputer, ruang ketrampilan,
perpustakaan, mushola, lapangan olah raga, taman,
kantin, WC guru dan peserta didik.
SMPN 2 Singorojo memiliki 30 guru, dengan
rincian 2 orang sedang menempuh pendidikan S2, 25
orang berijasah S1, dan 3 orang masih berijasah
diploma. Tata usaha (TU) ada 5 orang, tenaga
kebersihan 3 orang dan 1 satpam. Peserta didik SMPN
2 Singorojo pada tahun 2014/2015 berjumlah 501
peserta didik dengan rincian 269 peserta didik putri
dan 232 peserta didik putra.
Kurikulum SMP 2 Singorojo berorientasi kepada
standar nasional pendidikan untuk menjamin
36
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Landasan
pengembangan kurikulum bagi Satuan Pendidikan SMP
2 Singorojo adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasionan Pendidikan (SNP), dan panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikaan (BNSP)
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMP Negeri Singorojo disusun dengan
harapan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada
peserta didik agar:
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaannya;
2. Memahami, menghayati, dan mengamalkan potensi
yang dimiliki;
3. Belajar hidup bersama berorganisasi dan
bermasyarakat;
4. Belajar menemukan dan membangun jati diri
melalui kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, inovatif, dan menyenangkan; dan
5. Mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang
dimiliki sehingga mampu mengangkat dan
memberdayakan potensi lokal (daerah) .
Struktur dan muatan kurikulum yang
dilaksanakan di SMPN 2 Singorojo sebagai berikut
37
Tabel 4.1
Struktur Kurikulum
A. MATA PELAJARAN
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 5
5. Matematika 4 4 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Ketrampilan Kerajinan
C. Bimbingan Konseling
2
2
1
2
2
1
2
1
D. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 36 36 36
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Muatan Lokal
Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan
perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki
wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan
dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-
nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
38
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta
pembangunan nasional. Mata pelajaran muatan lokal
yang dilaksananakan SMP 2 Singorojo adalah mulok
propinsi bahasa jawa.
Pengembangan diri adalah kegiatan yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan
diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilain
kegiatan pengembangan diri dilakukan secara
kualitatif, tidak kuantitatif seperti pelajaran. Adapun
pengembangan diri yang dilaksanakan SMP 2 singorojo
adalah pembiasaan: upacara, 3S (salam-sapa-senyum),
sabtu sehat (senam-kerjabakti), sholat berjamaah,
layanan BK, pramuka, PMR, drumband, paskibra, bola
volley, basket, peserta didik berprestasi, KIR.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Tahap Persiapan
Pelaksanakan tahap persiapan bulan oktober hingga
bulan Desember 2014. Adapun kegiatan yang dilakukan
dalam persiapan adalah: pengajuan judul dan proposal,
mencari kajian teori yang sesuai dengan judul,
menyusun metode penelitian, ujian proposal, mengurus
surat ijin penelitian, observasi lokasi penelitian,
memilih sumber data, menyusun jadwal penelitian,
menyiapkan instrumen penelitian.
4.2.2. Tahap Pelaksanaan
Dilaksanakan mulai bulan desember 2014 hingga
februari 2015. Kegiatan yang dilakukan adalah
39
pengumpulan data dan pengolahan data. Cara
pengumpulan data: melakukan wawancara kepada
sumber data, observasi, menggali data penunjang
melalui dokumen yang telah dikumpulkan. Pengolahan
data dilakukan dengan cara data yang diperoleh dari
hasil penelitian dianalisis dengan teknik yang telah
ditetapkan.
4.2.3. Tahap Penyelesaian
Kegiatan selanjutnya dalam tahap penyelesaian
adalah: menyusun kerangka laporan hasil penelitian,
menyusun laporan hasil penelitian, ujian tesis, revisi.,
manfaat juga. Dilaksanakan bulan februari hingga
maret 2015.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Analisa Deskripsi
Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian
ditinjau dari aspek evaluasi konteks, evaluasi
masukan, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
4.3.1.1. Evaluasi konteks
Visi sekolah, visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis merupakan proses manajemen
saat ini yang menjangkau masa depan dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi SMPN 2
Singorojo adalah Menguasai Pengetahuan Dan
Teknologi Yang Dilandasi Keimanan Dan Ketakwaan.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah,
KS : visi merupakan cita-cita atau harapan
yang ingin dicapai pada masa yang akan
datang, dan visi SMPN 2 Singorojo adalah
Menguasai Pengetahuan Dan Teknologi
Yang Dilandasi Keimanan Dan Ketakwaan.
40
Indikator visi yang ingin dicapai yaitu menguasai prestasi akademis, menguasai
bidang kegiatan olahraga dan kesehatan,
menguasai kegiatan apresiasi seni dan
menguasai dalam bidang keagamaan. Pernyataan itu juga didukung oleh wakil kepala
sekolah,
WKS : visi merupakan harapan atau target yang
ingin dicapai oleh sekolah. Visi sekolah kita
adalah Menguasai Pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan dan
ketakwaan.
Data dokumen di dalam profil sekolah juga
memuat visi sekolah yaitu Menguasai Pengetahuan Dan
Teknologi Yang Dilandasi Keimanan Dan Ketakwaan.
Misi sekolah, misi adalah arah untuk
mewujudkan visi yang telah ditetapkan, menjadi dasar
program pokok sekolah dengan penekanan pada
kualitas layanan pada peserta didik dan mutu lulusan
yang diharapkan. Misi sekolah memuat pernyataan
umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah, serta pengembangannya. Dari hasil
wawancara dengan KS misi SMPN 2 Singorojo adalah
KS : meningkatkan mutu kegiatan pendidikan
dan ekstrakurikuler sehingga menghasilkan
lulusan (output) yang bermutu,
mengintegrasikan pengetahuan tentang
kehidupan dan tantanganya ke dalam mata
pelajaran yang memiliki relevansi, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
melalui berbagai aktifitas yang terintegrasi
dalam kegiatan pembelajaran, memberikan
pra kemampuan kecakapan hidup (life skill)
khususnya bagi peserta didik yang diprediksi
tidak mampu melanjutkan.
Keterangan di atas dikuatkan wawancara dengan
wakil kepala sekolah,
41
WKS : misi merupakan rincian dari visi sekolah,
yaitu meningkatkan mutu kegiatan
pendidikan dan ekstrakurikuler,
mengintegrasikan pengetahuan tentang kehidupan dan tantanganya ke dalam mata
pelajaran, meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan melalui berbagai aktifitas yang
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran,
memberikan pra kemampuan kecakapan
hidup (life skill) khususnya bagi peserta didik yang diprediksi tidak mampu
melanjutkan.
Pernyataan dari KS dan WKS didukung oleh profil
sekolah yang mencantumkan misi sekolah yaitu:
meningkatkan mutu kegiatan pendidikan dan
ekstrakurikuler sehingga menghasilkan lulusan
(output) yang bermutu, mengintegrasikan pengetahuan
tentang kehidupan dan tantanganya ke dalam mata
pelajaran yang memiliki relevansi, meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan melalui berbagai aktifitas
yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran,
memberikan pra kemampuan kecakapan hidup (life
skill) khususnya bagi peserta didik yang diprediksi
tidak mampu melanjutkan.
Tujuan sekolah, tujuan merupakan penjabaran
dari misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
waktu yang telah ditentukan dalam jangka pendek.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah,
KS : tujuan sekolah yang terkait dengan mutu
lulusan antara lain mampu meraih juara
dalam seleksi siswa berprestasi dan lomba
mapel tingkat kabupaten. Memiliki tim
basket, tim volley yang mampu juara tingkat
kabupaten. Memiliki regu pramuka yang
mampu juara dalam jambore cabang.
42
Sebanyak 90% peserta didik berahlak dan
kepribadian baik dan luhur.
Wawancara dengan beberapa guru mendukung
apa yang disampaikan kepala sekolah,
GR1 : tujuan sekolah yang terkait dengan mutu
lulusan antara lain mampu meraih juara
siswa berprestasi dan lomba mapel tingkat
kabupaten. Memiliki tim basket, tim volley
yang mampu juara. Memiliki regu pramuka yang mampu juara dalam jambore cabang.
Penyusunan visi, misi, dan tujuan sekolah
melalui tahapan: tim pengembang sekolah menyusun
draf visi, misi, dan tujuan sekolah yang akan dibawa
dalam rapat dinas struktural yang dihadiri kepala
sekolah, wakil, kepala urusan, bendahara, ka TU, dan
komite untuk memutuskan draf final. Visi, misi, dan
tujuan sekolah yang telah diputuskan selanjutnya
disosialisasikan kepada warga sekolah meliputi guru,
karyawan, peserta didik, orang tua, dan komite
sekolah. Sosialisasi dilaksanakan tidak hanya sekali
tapi berulang kali pada saat upacara, rapat dinas, dan
menggunakan spanduk ditempel dilingkungan sekolah.
Kondisi sekolah
SMPN 2 Singorojo terletak di desa Ngareanak
kecamatan Singorojo Kendal. Kondisi fisik gedung 80%
baik, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Penataan lingkungan sekolah sudah ideal ditandai
dengan pemisahan areal ruang kelas dengan lapangan
olahraga, sehingga saat jam olah raga tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas.
Lingkungan sekolah boleh dikatakan 60% merupakan
43
ruang terbuka hijau dan banyak ditanami pohon buah-
buahan sehingga membuat suasana sejuk, rindang,
nyaman dan tidak membosankan bisa untuk pelepas
penat dan tegang saat mengikuti pembelajaran di kelas,
harapannya setelah istirahat kemudian masuk kelas
mulai pembelajaran peserta didik sudah dalam
keadaan segar. Penjelasan di atas didukung
berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah,
WKS : kondisi sekolah sudah baik untuk mendukung
proses kbm, lapangan olah raga terpisah dengan
area lingkungan kelas. kondisi fisik sekolah
lumayan bagus.
Ur. Sarpras mendukung pernyataan wakil kepala
sekolah,
USP : kondisi fisik sekolah sudah baik, taman tertata
dengan baik, ruang terbuka hijau sekitar 60%,
ruang kelas mayoritas baik. Lapangan olah raga
letaknya agak jauh dengan kelas sehingga tidak mengganggu kbm.
Hasil wawancara dengan salah satu guru, juga mendukung pernyataan tentang kondisi sekolah,
GR1 : kondisi gedung yang dimiliki SMPN 2
Singorojo sudah baik, penataan gedung,
lapangan upacara dan lapangan olahraga sedemikian rupa sudah ideal. Ruang kelas
terpisah dengan lapangan olahraga, sehingga
tidak saling mengganggu.
Sekolah SD/MI pendukung, SD/MI pendukung
adalah sekolah yang lulusannya melanjutkan di SMPN
2 Singorojo. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ur.
Humas didukung data dari UPTD Pendidikan
kecamatan bahwa jumlah SD/MI pendukung sebanyak
44
22 sekolah yang terdiri 15 sekolah di kecamatan
Singorojo, 1 sekolah di kecamatan Patean, dan 6
sekolah di kecamatan Boja. Walaupun letak SMPN 2
Singorojo di kecamatan Singorojo tapi peserta didik
yang mendaftar dan diterima berasal dari wilayah
singorojo sendiri, patean, dan boja.
SMP/MTs kompetitor, adalah sekolah setingkat
SMP/MTs yang sama-sama menerima lulusan SD.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Urusan Humas
jumlah SMP/MTs kompetitor ada 2 SMP yaitu SMPN 3
Singorojo dan SMPN 1 Boja, serta 3 MTs yaitu MTs Al
Ma’arif NU 02 Boja, MTs Al Hikmah Singorojo, dan MTs
Al Ma’arif NU 22 Singorojo. Adanya sekolah kompetitor
menjadikan panitia PPDB bekerja keras untuk memberi
informasi sebanyak-banyaknya ke sekolah pendukung.
4.3.1.1. Evaluasi input
Peserta didik, tingkat kecerdasan atau
kemampuan akademis peserta didik SMPN 2 Singorojo
sedang atau menengah. Lulusan SD yang mempunyai
nilai ujian tinggi atau rangking 3 besar dan dari
keluarga mampu akan mendaftar dan sekolah ke SMPN
1 Boja yang menjadi sekolah favorit di wilayah sibolim
(singorojo, boja, dan limbangan). Orang tua yang
berlatar belakang NU akan menyekolahkan semua
anaknya di MTs, yang berakibat pendaftar di SMPN 2
Singorojo tinggal sisanya. Sedangkan motivasi anak
untuk sekolah dan belajar juga termasuk sedang atau
menengah dengan ditandai dalam mengerjakan tugas
rumah masih ada yang tidak mengerjakan. Masih ada
anak yang tidak berangkat sekolah tanpa keterangan.
45
Latar belakang keluarga peserta didik sekitar 30%
bermasalah ada yang broken home, tinggal bersama
kakek-nenek saja sedang orang tuanya kerja di luar
negeri sehingga perhatian di rumah tidak maksimal
yang berakibat rendahnya motivasi sekolah juga
belajarnya. Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara
dengan wakil kepala sekolah,
WKS : peserta didik yang mendaftar dan diterima
dilihat dari kemampuan akademis dan
motivasi dikatakan mayoritas menengah
kebawah. Hal tersebut karena anak yang
memiliki peringkat tinggi dan ditunjang latar
belakang ekonomi kuat akan mendaftar di sekolah favorit.
Keterangan tersebut dikuatkan oleh wawancara
dengan urusan kurikulum,
UKR : anak-anak pandai dari SD sekitar SMPN 2
Singorojo akan mendaftar ke sekolah favorit, yang mengakibatkan peserta didik yang
mendaftar dan diterima di SMPN 2 Singorojo
tinggal sisanya dan kemampuan akademis
dan motivasi menengah ke bawah atau rata-
rata cukup.
Beberapa guru mengiyakan tentang motivasi dan
kemampuan akademis siswa SMPN 2 Singorojo rata-
rata menengah ke bawah, sebagaimana hasil
wawancara,
GR1 : pada umumnya motivasi dan kemampuan
akademis peserta didik cukup baik tapi
cenderung menengah ke bawah.
Pendidik/guru, mayoritas guru sudah memenuhi
kualifikasi pendidikan minimal sarjana, tapi masih ada
3 orang yang berijasah diploma. Sekolah memberi
kesempatan kepada pendidik untuk meningkatkan
46
mutu antara lain dengan studi lanjut S1 ke S2, dari
diploma ke sarjana. Bentuk peningkatan mutu yang
lain menugaskan guru mengikuti MGMP, bintek,
workshop baik tingkat kabupaten maupun propinsi.
Untuk pengampu ekstrakurikuler pramuka juga diberi
kesempatan mengikuti KMD. Pengampu kegiatan
ekstrakurikuler semuanya melibatkan pendidik/guru
mata pelajaran yang mempunyai bakat dan
kemampuan dibidangnya, karena bukan mengambil
dari luar sehingga jarang atau hampir tidak pernah
mengikuti pelatihan yang sesuai dengan bidang ekstra
kurikuler yang diampunya kecuali pengampu
ekstrakurikuler cabang olahraga akan diampu guru
olahraga. Pengampu ekstrakurikuler kebanyakan
mengandalkan bakat kemampuan berdasarkan hobi.
Sebagaimana wawancara dengan kepala sekolah,
KS : mayoritas guru SMPN Singorojo sudah sarjana,
ada beberapa saja masih diploma. Sekolah memberi kesempatan untuk studi lanjut baik ke sarjana atau
program pasca sarjana. Untuk mengembangkan
profesionalisme guru, secara bergiliran diikutkan
bintek, pelatihan, dan penataran. Pengampu
ekstrakurikuler diambilkan dari guru sendiri yang memiliki bakat dan hobi yang bersesuaian.
Wakil kepala sekolah memberi keterangan yang
mendukung sebagai berikut
WKS : ada 26 guru dari 30 orang sudah berijazah
sarjana, upaya sekolah untuk memberi kesempatan meningkatkan profesional guru dengan menugaskan
ikut bintek, workshop dan pelatihan. Untuk
pengampu ekstrakurikuler, memberdayakan guru
sendiri yang memiliki hobi atau bakat sesuai
cabangnya.
47
Berdasar dokumen profil sekolah, jumlah guru
sebanyak 30 orang.
Tabel 4.2
Jumlah Guru
No. Pend. Terakhir Guru Tetap Guru Tdk
Tetap
Jumlah
1 S3
2 S2 1 - 1
3 S1 21 4 25
4 Sarmud/ D3 2 - 2
5 D2 2 - 2
6 PGSLP/D1/SLTA
Jumlah Guru 26 4 30
Sarana prasarana, SMPN 2 Singorojo baru
memiliki 15 ruang kelas dari 18 rombel yang dimiliki,
sehingga kekurangan kelas menggunakan ruang
ketrampilan dan lab IPA. Ruang lain yang dimiliki
adalah perpustakaan, lab IPA, ketrampilan, lab TIK,
UKS, kantin. Lapangan olah raga yang dimiliki adalah
basket, volley, futsal. Pemanfaatan perpustakaan, lab
IPA dan ketrampilan tidak bisa maksimal karena
digunakan untuk kelas. Lapangan olahraga pagi hari
untuk pembelajaran sedang siang dan sore digunakan
untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil wawancara dengan Urusan sarana
prasarana,
USP : secara umum sarana prasarana yang
dimiliki SMPN 2 Singorojo sudah mendekati
ideal ada perpustakaan, lab IPA, lab
Komputer, ruang ketrampilan, ruang KS,
ruang guru, ruang TU, wc, kantin, lap olahraga. Memiliki 15 ruang kelas tapi ada 18
rombel, jadi masih kurang 3 kelas.
48
Keterangan dari urusan sarpras didukung hasil
wawancara dari beberapa guru,
GR1 : SMPN 2 Singorojo dilihat dari sarana
prasarana boleh dikatakan ideal. Memiliki
beberapa ruang yang menunjang KBM. Ada
lapangan olah raga, perpustakaan, lab IPA,
lab Komp, kantin, ruang ketrampilan,
Mengenai sarana prasarana dapat dilihat dari
profil sekolah pada tabel berikut yang mendukung
keterangan di atas.
Tabel 4.3
Sarana-prasarana SMPN 2 Singorojo
No. Jenis Sumber Belajar kepemilikan Baik Kurang baik
Tidak Ada
1 Ruang Perpustakaan ya v
2 Ruang Laboratorium a. IPA
ya
v
b. Bahasa ya v
c. Matematika tidak V
d. IPS Tidak V
3 Ruang Keterampilan Ya v
4 R. Media / Pusat Sumber Belajar
Tidak V
5 Ruang Komputer Ya v
6 Lapangan olahraga Ya v
7 Klinik mata pelajaran Ya V
8 Alat Peraga a. IPA
Ya v
b. Bahasa Ya v
c. Matematika Ya v
d. IPS Ya v
9 Alat Praktik a. Ketrampilan
Ya v
b. Kesenian Ya v
c. Penjaskes Ya v
10
Media a. OHP
Tidak V
b. Audio player Ya V
c. Radio Ya V
d. Vidio player Ya v
e. Televisi Ya v
49
Jenis Sumber Belajar kepemilikan Baik Kurang baik
Tidak Ada
f. Slide proyektor Ya V
g. Komputer Ya v
h. Papan display/ majalah dinding
Ya V
i. CD/Cassete model pembelajaran
Ya V
j. LCD Proyektor Ya V
11 Lingkungan Ya v
Sarana / Ruang Penunjang
No.
Jenis Ruang Penunjang kepemilikan Baik
Kurang
Baik
Tidak
ada
1 Ruang kepala sekolah Ya V
2 Ruang wakil kepala
sekolah
Ya V
3 Ruang guru Ya V
4 Ruang tata usaha Ya V
5 Ruang OSIS Ya V
6 Ruang kesehatan /
UKS
Ya V
7 Ruang ibadah / R.
Pend. Agama
Ya V
8 Ruang BK Ya V
9 KM / WC / Jamban Ya V
10 Kantin Ya V
11 Ruang reproduksi Tidak V
12 Ruang Gudang Ya V
13 R. penjaga Ya v
14 Ruang koperasi Ya v
15 Ruang ganti pakaian Ya v
4.3.1.2. Evaluasi proses
Perencanaan peserta didik, berdasarkan hasil
wawancara dengan KS, urusan Humas, kesiswaan
didukung guru dan proker PPDB, MOPD bahwa SMPN
2 Singorojo sudah melaksanakan perencanaan peserta
didik yang meliputi analisis kebutuhan peserta didik,
50
rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik,
orientasi, penempatan peserta didik (pembagian kelas),
kehadiran peserta didik, pembinaan dan
pengembangan peserta didik, pencatatan dan
pelaporan, kelulusan dan alumni.
Prosedur yang dilaksanakan dalam penerimaan
peserta didik baru melalui rapat meliputi:
pembentukan panitia PPDB, penentuan jumlah peserta
didik baru yang akan diterima, pembuatan-
pemasangan-pengiriman pengumuman penerimaan
peserta didik, pendaftaran, seleksi, penentuan yang
diterima, daftar ulang yang diterima. Berdasar
dokumen PPDB bahwa SMPN 2 Singorojo pada tahun
2013/2014 menerima 6 kelas masing-masing terdiri
dari 32 peserta didik sehingga jumlah seluruhnya 192
peserta didik untuk peserta didik baru. Pendataan
jumlah peserta didik SD kelas 6 dilakukan oleh panitia
PPDB dengan mengambil data dari UPTD pendidikan
tingkat kecamatan dan didukung data dari masing-
masing sekolah saat pemberian surat pemberitahuan
pendaftaran peserta didik baru. Sosialisasi PPDB ke SD
pendukung dilakukan dengan cara memberi brosur
yang berisi jadwal pendaftaran, persyaratan yang harus
dikumpulkan, fasilitas yang dimiliki SMP, pretasi yang
diperoleh, kegiatan-kegiatan yang menunjang bakat
minat peserta didik. Untuk lebih menjalin komunikasi
dengan calon peserta didik baru, kepala SMPN 2
Singorojo juga memberi tugas kepada guru untuk
berkunjung ke SD pendukung dalam rangka
memperkenalkan dan menjalin komunikasi. Upaya
sekolah untuk lebih memperkenalkan SMP kepada
51
warga SD pendukung juga dengan memberi fasilitas
tempat untuk kegiatan lomba-lomba tingkat SD yang
dilaksanakan UPTD pendidikan tingkat kecamatan atau
MKKS SD. Penerimaan peserta didik baru yang
dilaksanakan SMPN 2 Singorojo melalui seleksi
berdasar nilai ujian SD yang diranking dari nilai tinggi
ke rendah.
Wawancara dengan wakil kepala sekolah tentang
penerimaan peserta didik,
WKS : sekolah membentuk panitia PPDB dalam
kepanitiaan tahunan diawal tahun pelajaran.
Urutan kerja panitia dimulai dari analisa
kebutuhan siswa, pembuatan surat informasi
PPDB ke SD pendukung, pendaftaran,
penentuan aturan seleksi, pengumuman, daftar ulang.
Guru yang ditunjuk menjadi panitia PPDB
menguatkan penjelasan wakil kepala sekolah,
GR2 : setelah kami panitia PPDB dibentuk, segera
menyusun program kerja yang didalamnya terdapat time schedule meliputi analisa
kebutuhan siswa baru, pemberitahuan ke SD
pendukung, pendaftaran, teknis seleksi,
pengumuman, daftar ulang.
Peserta didik baru yang diterima selama 3 hari di
awal tahun pelajaran mendapatkan orientasi yang
bernama Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD)
dengan tujuan agar peserta didik baru mengetahui dan
memahami tentang lingkungan sekolah, kurikulum
yang dilaksanakan di SMP, program sekolah yang
berkaitan dengan pengembangan diri untuk
menyalurkan bakat minat yang dimiliki peserta didik
baru.
52
Pengelompokkan dalam kelas berdasarkan
perbedaan individu peserta didik seperti minat, bakat,
kemampuan, jenis kelamin. Setiap kelas mencakup
peserta didik yang mempunyai kemampuan tinggi,
cukup dan rendah, sehingga terbentuk kelas normal.
Sebagaimana hasil wawancara dengan panitia
MOPD tentang orientasi peserta didik baru,
GR1 : siswa yang diterima akan dibagi menjadi
beberapa kelas dengan mempertimbangkan
jenis kelamin, kemampuan akademik dan
selama 3 hari mengikuti masa orientasi
untuk dibekali tentang kondisi dan lingkungan SMP, kurikulum, cara belajar,
kegiatan ekstrakurikuler.
Keterangan di atas dikuatkan oleh wakil kepala sekolah,
WKS : siswa yang sudah diterima akan
dikelompokkan menjadi beberapa kelas
dengan mempertimbangkan jenis kelamin
dan kemampuan akademik sehingga diperoleh kelas normal. Selama beberapa hari
siswa baru dibekali beberapa informasi yang
berkaitan dengan kondisi sekolah,
kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler. Pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai
sejak diterima sampai tamat atau meninggalkan
sekolah. Pencatatan peserta didik baru dilakukan agar
sekolah mampu melakukan bimbingan yang optimal.
Pelaporan adalah bentuk tanggungjawab sekolah dalam
perkembangan peserta didik di sekolah kepada orang
tua atau wali murid. Berdasarkan dokumen,
pencatatan peserta didik dilaksanakan dalam buku
induk, buku klapper, daftar presensi dan daftar catatan
pribadi peserta didik. Sedangkan pelaporan kepada
orang tua diberikan dalam bentuk raport dan ijasah.
53
Hasil wawancara dengan urusan kurikulum,
UKR : sekolah mempunyai kewajiban untuk
mencatat dan memberi laporan tentang kemajuan belajar peserta didik. Semua data
peserta didik dicatat dalam buku induk,
leger, mutasi. Laporan kepada orang tua
berupa raport dan ijasah.
Keterangan tersebut didukung oleh hasil
wawancara dengan kepala sekolah, KS : data siswa dimasukkan kedalam buku
induk, leger, buku mutasi, klapper. Sebagai bentuk laporan kepada orang tua bisa
berwujud raport dan ijasah.
Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik,
Pembinaan dan pengembangan peserta didik
adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan
prestasi akademik dan prestasi non akademik, ada
layanan yang menjadi hak peserta didik dalam
meningkatkan prestasi akademik maupun non
akademik meliputi: a) Layanan BK adalah membantu
peserta didik dalam memilih jenis sekolah jenjang
lanjutannya, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat
dan kemampuan, serta membantu peserta didik
menyesuaikan dengan bakat dan minat untuk
mencapai perkembangan yang optimal. b) layanan
perpustakaan memberikan layanan dalam peminjaman
buku paket menunjang proses pembelajaran di sekolah,
melayani informasi yang dibutuhkan, penyedia bahan
pustaka untuk memperkaya wawasan dalam
mengadakan penelitian, meningkatkan minat baca
siswa. c) layanan kantin, kantin diperlukan agar
kebutuhan anak terhadap makanan yang bersih,
bergizi, dan sehat sehingga kesehatan anak terjamin.
54
Peranan kantin yang lain agar anak tidak berkeliaran
mencari makanan dan tidak keluar lingkungan sekolah.
d) layanan kesehatan, dengan mengaktifkan kegiatan
UKS untuk meningkatkan kesehatan peserta didik. Hal
tersebut berdasar wawancara dengan guru BK,
BK1 : layanan khusus yang dibutuhkan peserta
didik di sekolah meliputi layanan BK, layanan
perpustakaan, layanan kantin, layanan
kesehatan, layanan trasportasi, layanan asrama.
Keterangan tersebut didukung penjelasan
wawancara dengan kepala sekolah,
KS : untuk mengembangkan bakat minat peserta
didik, ada layanan yang dibutuhkan peserta didik meliputi layanan BK, layanan
perpustakaan, layanan kantin, layanan
kesehatan.
Guru BK yang lain ikut mendukung keterangan
kepala sekolah dan BK.
BK2 : setiap peserta didik mempunyai kelebihan
dan kekurangan sesuai dengan bakat minat,
maka perlu ada layanan khusus meliputi
layanan BK, layanan perpustakaan, layanan
kantin, layanan kesehatan.
Peningkatan prestasi akademik diperoleh dari
proses pembelajaran kurikuler pagi hari dan ditunjang
dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler KIR
(Kelompok Ilmiah Remaja) walaupun tertulis kelompok
Ilmiah tapi pelaksanaannya mempersiapkan peserta
didik pilihan untuk mengikuti lomba mata pelajaran,
olimpiade sains. Untuk kelas IX diberikan program
khusus untuk persiapan ujian nasional dengan nama
Aksi Sukses UN yang meliputi beberapa kegiatan
55
antara lain pemetaan materi, tambahan pelajaran (les),
home visite, belajar kelompok, try out, dan doa
bersama.
Program peningkatan prestasi non akademik
dengan mangadakan ekstrakurikuler pada bidang
olahraga dan seni budaya. Kegiatan ekstrakurikuler
melibatkan guru pembina ekstrakurikuler, wali kelas,
guru mata pelajaran, guru BK dan orangtua/wali
murid. Guru Pembina ekstrakurikuler menyusun RPP
dan menyiapkan alat dan media yang akan digunakan.
Guru BK menyusun satlan dalam membina kegiatan
akademik misalnya olimpiade dan kegiatan non
akademik seperti ekstrakurikuler. Wali kelas dan guru
mata pelajaran membantu mengarahkan bakat, minat
dan kemampuan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil wawancara dengan guru BK,
BK1 : dalam perolehan prestasi akademik, peserta
didik mengikuti kurikulum KTSP. Sedangkan
prestasi non akademik diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler.
Wawancara dengan kepala sekolah mendukung
keterangan dari BK,
KS : prestasi akademik peserta didik diperoleh
dengan mengikuti program pembelajaran di
pagi hari. Sedangkan prestasi non akademik
bisa diperoleh dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
Senada dengan wawancara urusan kesiswaan,
UKs : prestasi non akademik diperoleh dengan
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.
Yang perlu disoroti dalam kegiatan ekstra
56
kurikuler yaitu belum semua menyusun program pembelajaran. Evaluasi terhadap
rencana dan hasil kegiatan ekstrakurikuler
perlu diadakan untuk perbaikan yang akan
datang.
4.3.1.3. Evaluasi hasil
SMPN 2 Singorojo diharapkan mempunyai
lulusan yang tidak hanya berprestasi dibidang
akademik saja tetapi juga bidang non akademik.
Berdasarkan hasil wawancara Ur. Kepeserta didikan,
guru ekstra kurikuler, peserta didik, dan ditunjang
data dokumen diperoleh keterangan bahwa prestasi
bidang akademik dan non akademik sebagai berikut,
Prestasi akademik
Pencapaian rata-rata nilai ujian nasional tahun
2013/2014.
Tabel 4.4
Perolehan hasil ujian nasional
No. Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian Nasional
2012/2013 2013/2014
1 Bahasa Indonesia 7.28 7.21
2 Bahasa Inggris 5.14 5.58
3 Matematika 5.22 4.52
4 I P A 5.18 5.38
Peringkat sekolah dalam Ujian nasional tahun
2013/2014 adalah 40 dari 108 sekolah negeri dan
swasta se kabupaten Kendal.
Prestasi non akademik
Minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler kategori cukup. Kehadiran dalam
57
mengikuti ekstra kurikuler dikatakan cukup, dalam arti
masih ada peserta didik yang hadir hanya 50%.
Kendala yang dihadapi mengapa motivasi dan
kehadiran dikatakan cukup antara lain
transportasi/angkutan tidak mendukung, angkutan
setelah jam sekolah sudah sepi sehingga anak yang
naik angkutan akan merasa enggan untuk hadir dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Alasan lain tempat tinggal
yang cukup jauh. Anak merasa bosan karena
pengampu ekstrakurikuler juga guru mata pelajaran di
pagi hari. Ada anggapan dari anak variasi kegiatan
kurang disebabkan program pembelajaran
ekstrakurikuler tidak disusun.
Prestasi non akademik yang diperoleh peserta
didik sesuai bakat minat Beberapa anak yang ditunjuk
untuk mewakili lomba mata pelajaran ternyata hasilnya
masih belum maksimal ditandai dengan perolehan
peringkat hasil lomba. Lomba mata pelajaran yang
sering diikuti adalah matematika, OSN (matematika,
IPA, IPS). Dari dokumen hasil lomba matematika tahun
2014 peringkat terbaik yang diperoleh anak untuk
kelas 7 adalah 32 dari 132 peserta, kelas 8 adalah 42
dari 137 peserta, kelas 9 adalah 44 dari 167 peserta.
Sedangkan anak yang mengikuti lomba/pertandingan
bidang olah raga cukup sukses dengan perolehan
medali baik emas, perak maupun perunggu, perolehan
medali sebagai:
58
Tabel 4.5
Perolehan medali Popda 2014
NO NAMA KLS CABANG / NOMOR KETERANGAN
1 LILIK SETIYAWAN A.N. 9E LEMPAR LEMBING JUARA I
2 YANUAR WISNU BAWONO
MUKTI 8F
RENANG 50M GAYA KUPU-
KUPU JUARA I
3 YANUAR WISNU BAWONO
MUKTI 8F RENANG 100M GAYA BEBAS JUARA I
4 FIDI ARMA 9B LARI 800M JUARA I
5 DIAH AYU AGUSTIN 8B LEMPAR CAKRAM JUARA I
6 FIDI ARMA 9B LARI 100M JUARA II
7 CINTYA CINDY MELANIA R. 8A RENANG 50M GAYA BEBAS JUARA II
8 MAYCHAL ROY K. 7A BOLA VOLI PUTRA JUARA II
9 HERI SULIS SETIYAWAN 8A BOLA VOLI PUTRA JUARA II
10 M. YUSRON JUNAEDI 8C BOLA VOLI PUTRA JUARA II
11 VEGA YANUAR HIDAYAT 8C BOLA VOLI PUTRA JUARA II
12 ROSID CHOIRI N. 8D BOLA VOLI PUTRA JUARA II
13 THOIFUL IQBAL 8D BOLA VOLI PUTRA JUARA II
14 ANDIKA RIKY BOY 8F BOLA VOLI PUTRA JUARA II
15 FATCHUROZI R. 9A BOLA VOLI PUTRA JUARA II
16 M. ELVIN ISNANDAR 8C BOLA VOLI PUTRA JUARA II
17 ELKA BAGUS RISTITA 9B BOLA VOLI PUTRA JUARA II
18 PIANU 7E LEMPAR LEMBING JUARA III
19 CINTYA CINDY MELANIA R. 8A RENANG 100M GAYA BEBAS JUARA III
20 PRISCA YUAN LUTHFIANA
P. 7D RENANG 100M GAYA DADA JUARA III
Perolehan 3 emas, 5 perak, dan 8 perunggu
Sebagai pembanding tahun 2011 tim Popda
SMPN2 Singorojo mmperoleh 5 emas, 4 perak, dan 4
perunggu dan dinyatakan sebagai juara umum ke-2 se
kabupten Kendal. Tahun 2012 memperoleh 3 emas, 4
perak, dan 4 perunggu tidak diumumkan peringkat
59
kejuaraan. Tahun 2013 memperoleh 3 emas, 5 perak,
dan 8 perunggu juga tidak diumumkan peringkat
kejuaraan diperoleh dari dokumen hasil popda.
Prestasi di bidang seni walaupun belum
memperoleh kejuaraan, tapi tim drumband SMPN 2
Singorojo setiap tahun mendapat tugas sebagai korps
musik pada upacara HUT RI tingkat kecamatan. Juara
I karnaval tingkat kecamatan yang didalamnya
melibatkan tim drumband. Ekstrakurikuler pramuka,
PMR dan paskibra belum bisa memperoleh kejuaraan.
4.3.2 Hasil Analisa Data
Aspek Konteks
Konteks dalam penelitian meliputi visi, misi,
tujuan, kondisi sekolah, sekolah pendukung, dan
sekolah kompetitor. Visi, misi, dan tujuan sekolah
sudah memuat cita-cita untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang berdampak pada peningkatan mutu
lulusan. Sekolah pendukung sebagai penyedia calon
peserta didik dari segi kuantitas mengalami
penurunan. Adanya sekolah favorit di wilayah sibolim,
sehingga peserta didik yang mempunyai nilai tinggi dan
segi ekonomi mampu akan mendaftar ke sekolah favorit
tersebut. Kondisi sekolah dilihat dari fisik gedung
sudah baik dan penataan lingkungan sangat
mendukung untuk pembelajaran.
Aspek Input
Hasil penelitian mengenai peserta didik, pendidik,
dan sarana prasarana yang masuk ke dalam aspek
input menjadi penting dalam mendukung terhadap
pelaksanaan manajemen peserta didik di SMPN 2
60
Singorojo. Rendahnya kemampuan, motivasi peserta
didik menjadi bahan kajian untuk melakukan program
peningkatan mutu dari segi pengetahuan, sikap,
perilaku dan ahlak peserta didik. Dalam mensukseskan
program tersebut maka pendidik dituntut untuk
meningkatkan kemampuan diri juga dengan mengikuti
bintek, workshop sesuai mata pelajaran atau umum.
Sarana prasarana yang dimiliki telah memenuhi
standar, walaupun untuk ruang kelas belum
mencukupi masih kekurangan 2 lokal.
Aspek Proses
Perencanaan, pembinaan dan pengembangan
peserta didik merupakan bahan yang diteliti dari aspek
proses. SMPN 2 Singorojo telah melaksanakan
perencanaan terhadap peserta didik dengan menyusun
panitia penerimaan siswa baru (PPDB) dan panitia
masa orientasi peserta didik (MOPD). Tugas panitia
PPDB adalah menganalisis kebutuhan peserta didik,
rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik. Dalam
kegiatan PPDB sekolah membuat terobosan dengan
mengundang kepala sekolah SD pendukung untuk
sosialisasi pendaftaran dan penerimaan peserta didik
juga bekerjasama untuk dapat menggunakan fasilitas
SMP pada kegiatan-kegiatan tingkat SD. Setelah calon
peserta didik diterima dilanjutkan dengan kegiatan
MOPD dengan materi kurikulum SMP, tata krama,
wawasan wiyata mandala, berhitung cepat, PBB, bakti
social, outbond. Kegiatan masa orientasi peserta didik
bertujuan mengenalkan peserta didik cara belajar di
SMP, mengenal lingkungan SMP, mengenal kurikulum
SMP, mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku,
61
aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah dan
siap menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental
dan emosional
Pembinaan dan pengembangan peserta didik
yang dilaksanakan meliputi kegiatan kurikuler,
kegiatan ekstrakurikuler, dan pembiasaan (upacara, 3S
salam-sapa-senyum), sabtu sehat (senam-kerja bakti),
ibadah (sholat berjamaah). Adapun layanan sebagai
hak anak adalah: layanan BK, layanan perpustakaan,
layanan kantin, layanan kesehatan,
Aspek Hasil
Aspek hasil yang meliputi prestasi akademik
belum maksimal dengan fakta perolehan rata-rata nilai
UN masih dibawah KKM yang berimbas pada peringkat
sekolah menduduki urutan 40 dari 108 sekolah negeri
dan swasta. Sedangkan prestasi non akademik
memberi kontribusi yang baik dan mengangkat nama
sekolah di tingkat kabupaten khususnya pada
pelaksanaan POPDA. Tahun 2011/2012 tim POPDA
SMPN 2 Singorojo meraih juara umum ke-2 se
kabupaten Kendal dengan perolehan 5 emas, 4 perak
dan 4 perunggu. Tahun 2013/2014 perolehan medali 3
emas, 5 perak dan 8 perunggu tapi tidak diumumkan
juara umumnya, tapi dari perolehan medali paling tidak
posisi masih masuk 5 besar tingkat kabupaten.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Evaluasi konteks
Visi, misi dan tujuan sekolah disusun dengan
mengakomodasi masukan dari guru, karyawan dan
komite sekolah dalam rapat dewan pendidik/guru yang
62
dipimpin oleh kepala sekolah. Tim pengembang sekolah
selanjutnya menyusun draf visi, misi, dan tujuan
sekolah yang akan dibawa dalam rapat dinas untuk
memutuskan draf final. Visi, misi, dan tujuan sekolah
yang telah diputuskan selanjutnya disosialisasikan
kepada warga sekolah meliputi guru, karyawan, peserta
didik dan komite sekolah. Kegiatan perencanaan di atas
yang dilaksanakan sudah sesuai dengan permendiknas
no 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan. Kondisi
fisik bangunan yang 80% baik juga penataan
lingkungan yang memisahkan area pembelajaran di
kelas dan arena pembelajaran diluar kelas merupakan
sarana pendukung untuk memberi rasa nyaman anak
dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
mutu/ kualitas pendidikan peserta didik. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Sax dalam Widoyoko (2014:
181) Evaluasi konteks merupakan penggambaran dan
spesifikasi tentang lingkungan program, dan tujuan
program.
Penelitian Sugeng (2012) dengan judul evaluasi
pelaksanaan manajemen peserta didik di SDN
percontohan Surgi Mufti Banjarmasin. Aspek Konteks,
meliputi partisipasi dan kontribusi orang tua sudah
bagus. Sedangkan penelitian yang dilakukan di SMPN 2
Singorojo pada aspek konteks meliputi visi, misi, tujuan
sekolah; kondisi sekolah; sekolah pendukung dan
competitor. Sehingga penelitian yang dilaksanakan di
SMPN 2 Singorojo pada aspek konteks lebih luas.
63
4.4.2 Evaluasi input
Tingkat kemampuan peserta didik 50% kurang,
30% sedang, 20% tinggi. Motivasi anak untuk sekolah
sudah cukup hanya ada beberapa anak yang kurang.
Kerja sama anak dalam pembelajaran terutama kerja
kelompok cukup baik. Dukungan orang tua terhadap
sekolah anak cukup baik ditandai dengan kehadiran di
sekolah untuk pleno komite, sosialisasi ujian, dan
pengambilan rapot. Tingkat kemampuan, motivasi,
kerjasama, dukungan orangtua hanya predikat cukup
baik disebabkan lulusan SD yang memiliki tingkat
kemampuan tinggi dan segi ekonomi baik akan
mendaftar ke sekolah favorit yaitu SMPN 1 Boja.
Pendidik/ guru SMPN 2 Singorojo ditinjau dari
kualifikasi pendidikan yang minimal sarjana sudah
baik 26 dari 30 guru sudah sarjana. Keikutsertaan
guru dalam pengembangan diri atau peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan masih kurang, karena
hanya mengandalkan kegiatan yang diadakan Dinas
Pendidikan kabupaten saja. Pengampu ekstrakurikuler
masih minim pelatihan hampir dikatakan tidak pernah,
disebabkan juga pengampu ekstrakurikuler adalah
guru mata pelajaran yang mempunyai hobi sesuai
dengan jenis ekstrakurikuler tersebut. Hal inilah yang
menjadi hambatan untuk mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang lebih bermutu.
Sarana prasarana yang dimiliki SMPN 2 Singorojo
sesuai permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang
sandar sarana prasarana, karena sudah memiliki 1)
ruang kelas walaupun belum cukup, 2) ruang
perpustakaan, 3) ruang laboratorium IPA, 4) ruang
64
pimpinan, 5) ruang guru, 6) ruang tata usaha, 7)
tempat beribadah, 8) ruang konseling, 9) ruang UKS,
10) ruang organisasi kepeserta didikan, 11) jamban, 12)
gudang, 13) ruang sirkulasi, 14) tempat bermain
/berolahraga.
Keterangan di atas sesuai dengan pendapat
Widoyoko (2014: 182) bahwa komponen evaluasi
masukan meliputi sumber daya manusia, sarana dan
peralatan pendukung.
Penelitian Sugeng (2012) dengan judul evaluasi
pelaksanaan manajemen peserta didik di SDN
percontohan Surgi Mufti Banjarmasin. Aspek Input,
kegiatan manjemen peserta didik sudah berjalan baik
meliputi pelayanan konseling, sarpras, kegiatan ekstra
kurikuler. Sedangkan penelitian yang dilakukan di
SMPN 2 Singorojo pada aspek input terdiri dari
karakteristik peserta didik, tenaga pendidik, sarana
prasarana. Persamaan kedua penelitian pada bidang
sarana prasarana, sedangkan perbedaannya penelitian
di SMPN 2 Singorojo lebih mendalam dalam mencari
data karakteristik peserta didik dan tenaga
kependidikan sebagai modal untuk pelaksanaan
manajemen peserta didik.
4.4.3 Evaluasi proses
SMPN 2 Singorojo telah melaksanakan
perencanaan terhadap peserta didik yang meliputi
analisis kebutuhan peserta didik, rekruitmen peserta
didik, seleksi peserta didik, masa orientasi peserta didik
baru, penempatan (pengelompokan) peserta didik,
pelaporan dan pencatatan.
65
Kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta
didik yang dilaksanakan SMPN 2 Singorojo meliputi
pengembangan prestasi akademik dengan kegiatan
kurikuler dan pengembangan non akademik dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Dalam menunjang
pelaksanaan manajemen peserta didik diberikan
layanan khusus meliputi: layanan BK, layanan
perpustakaan, layanan kantin, layanan kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan SMPN 2 Singorojo pada
evaluasi proses meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian sesuai dengan pendapat Suharsimi
Arikunto (2008) bahwa “Evaluasi proses dalam CIPP
menunjuk pada apa (what) kegiatan yang dilakukan
dalam program, siapa (who) orang yang ditunjuk
sebagai penanggungjawab program, kapan (when)
kegiatan akan selesai.”
Penelitian Sugeng (2012) dengan judul evaluasi
pelaksanaan manajemen peserta didik di SDN
percontohan Surgi Mufti Banjarmasin. Aspek proses
sudah berjalan baik meliputi PPDB, Penilaian Lulusan.
Penelitian Rizda Nirmala Sari, Alben Ambarita,
Sowiyah (2014) jurnal Manajemen Kesiswaan Di Mts
Darul A`Mal Metro. Dalam penelitian disebutkan
bahwa: (1) perencanaan kesiswaan dilakukan dengan
mengadakan rapat awal tahun dengan membahas
menghitung daya tampung siswa, perencanaan
penerimaan peserta didik baru dan mengadakan
orientasi peserta didik baru, (2) pengorganisasian
kesiswaan dilakukan dengan cara mengelompokan
siswa ke dalam kelas berdasarkan kemampuan
akademik dan memberi wewenang kepada wali kelas
66
untuk membinanya, (3) pelaksanaan kesiswaan diawali
dengan kegiatan pembinaan dan pengembangan
peserta didik melalui kurikuler dan ekstrakurikuler,
kemudian diadakan pencatatan dan pelaporan,
menjalin komunikasi dengan para alumni, dan
memberikan layanan-layanan bagi peserta didik, (4)
pengawasan dilakukan kepala sekolah dengan cara
memantau kegiatan kesiswaan secara langsung dan
membuat hasil laporan setiap bulan, melakukan
evaluasi kepada siswa secara berkala
Jika dibandingkan penelitian Sugeng (2012) dan
Rizda Nirmala Sari, Alben Ambarita, Sowiyah (2014)
dengan penelitian di SMPN 2 Singorojo memiliki banyak
persamaan yaitu (1) penerimaan peserta didik baru
(pembentukan panitia, analisa kebutuhan,
pendaftaran, seleksi, penerimaan), (2) orientasi peserta
didik baru, (3) pengelompokan dalam kelas, (4)
pembinaan dan pengembangan (melalui kurikuler dan
ekstrakurikuler), (5) pencatatan dan pelaporan (buku
induk, klapper, leger, mutasi, raport, ijasah), (6)
komunikasi dengan alumni. Kelebihan penelitian di
SMPN 2 Singorojo pada pembinaan pengembangan diri
berupa pembiasaan yang dikawal dengan ketat meliputi
3S (salam, sapa, senyum), upacara bendera, kegiatan
keagamaan, sabtu bersih-sehat, lagu-lagu perjuangan.
Sedangkan pada penerimaan peserta didik baru SMPN
2 Singorojo menjalin kerja sama dengan guru-guru SD
pendukung dengan memberi fasilitas antara lain bisa
menggunakan fasilitas SMP untuk kegiatan misalnya
lomba tingkat SD, bintek guru-guru SD, upacara
bersama di hari besar nasional.
67
4.4.4 Evaluasi hasil
Dari data yang diperoleh prestasi non akademik
di SMPN 2 Singorojo lebih unggul dibandingkan dengan
prestasi akademik. Berdasarkan input peserta didik
yang mempunyai kemampuan akademik menengah ke
bawah salah satu penyebab prestasi akademik selalu
kalah dibandingkan prestasi non akademik. Hal ini
menjadi produk unggulan untuk SMPN 2 Singorojo
lebih meningkatkan prestasi non akademik lebih tinggi
dan intensif. Dari pembahasan di atas evaluasi produk
meliputi penilaian dan ketercapaian/keberhasilan
suatu program. Sesuai dengan pendapat Farida Yusuf
Tayibnapis dalam Eko Putro Widoyoko (2014: 183),
“Evaluasi produk untuk membantu membuat
keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program
itu berjalan.”
Sesuai dengan penelitian Sugeng (2012) dengan
judul evaluasi pelaksanaan manajemen peserta didik di
SDN percontohan Surgi Mufti Banjarmasin. Aspek
hasilnya meliputi prestasi akademik dan non akademik.
4.5 Faktor pendukung dan penghambat
Berdasarkan pembahasan dalam evaluasi
konteks, input, proses dan hasil dapat dibandingkan
dengan penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan
Vera Angggraini (2010) Implementasi Manajemen
Peserta didik Di MA Miftahulm Huda Kabupaten
Grobogan, terdapat persamaan yaitu adanya
penerimaan siswa baru, pendataan kemajuan peserta
didik, bimbingan dan pembinaan disiplin peserta didik.
68
Kelebihan penelitian di SMPN 2 Singorojo dirangkum
apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan manajemen peserta didik di SMPN
2 Singorojo Kendal. Faktor pendukung perlu
dipertahankan dan ditingkatkan. Faktor penghambat
perlu ditinjau ulang untuk dihilangkan atau diperbaiki.
4.5.1. Faktor pendukung
Hal-hal yang menjadi faktor pendukung antara
lain aspek konteks keadaan fisik sekolah dari kualitas
bangunan sudah baik dan penataan lingkungan
sekolah dalam pemisahan areal kelas untuk
pembelajaran di kelas sudah terpisah dari lapangan
olah raga untuk pembelajaran diluar kelas. Aspek input
sebagian guru 20 dari 30 orang sudah memiliki
kompetensi dengan diperolehnya sertifikat pendidik.
Sarana prasarana yang ideal dengan memiliki ruang
perpustakaan, laborat IPA, laborat TIK, UKS, kantin
sekolah. Aspek proses dalam perencanaan terhadap
peserta didik khususnya dalam sosialisasi penerimaan
peserta didik baru, SMPN 2 Singorojo mengajak kepada
MKKS SD untuk bisa memanfaatkan lingkungan dan
fasilitas yang dimiliki untuk kegiatan tingkat SD seperti
lomba, bintek, upacara bersama.
4.5.2. Faktor Penghambat
Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam
pelaksanaan manajemen peserta didik di SMPN 2
Singorojo adalah dari aspek konteks sekolah kompetitor
dari MTs dalam satu kecamatan yang mempunyai basis
massa kuat sehingga banyak calon peserta didik baru
69
yang sekolah di MTs. Begitu juga kompetitor SMP
favorit yang berakibat calon peserta didik baru yang
mempunyai nilai tinggi dan didukung ekonomi kuat
akan mendaftar ke sekolah favorit, berakibat
menurunnya jumlah pendaftar di SMPN 2 Singorojo.
Aspek input karakteristik peserta didik mempunyai
kemampuan dan motivasi menengah ke bawah akibat
jumlah pendaftar yang mengalami penurunan. Ruang
kelas yang dimiliki baru 15 padahal ada 18 rombongan
belajar yang mengakibatkan ruang ketrampilan dan
laborat IPA untuk pembelajaran. Aspek proses
pengampu ekstrakurikuler bukan ahli dalam bidangnya
berakibat prestasi non akademik tidak maksimal,
hanya beberapa cabang yang berprestasi. Persiapan
pelatihan untuk lomba belum terjadwal hanya
insidental. Aspek hasil belum adanya tindak lanjut
yang dilakukan untuk merespon kesenjangan antara
program dan hasil yang diperoleh sehingga tidak ada
perubahan yang dilakukan berdasar hasil tersebut.
70