BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi...

34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah kerangka berpikir berhasil dibangun menggunakan teori yang ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka penelitian akan dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya dengan bantuan SPSS. Bab ini akan menjelaskan secara terperinci proses tersebut. 4.1 Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini berjudul “Pola Asuh Otoriter Orang Tua dan Konsep Diri sebagai Prediktor Terhadap Perilaku Agresif Remaja Siswa SMA N 4 Ambon”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah ada pengaruh secara simultan dari pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri sebagai prediktor terhadap perilaku agresif remaja siswa SMA N 4 Ambon. SMA N 4 Ambon adalah satu dari 34 sekolah menengah atas yang ada di Kota Ambon. SMA N 4 terletak di Jl. Wolter Monginsidi Lateri Kecamatan Baguala Kota Ambon. SMA N 4 Ambon memiliki 25 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa 918 orang, yaitu 315 siswa kelas X, 297 siswa kelas XI dan 306 siswa kelas XII. SMA N 4 mempunyai 63 orang guru, 7 orang tata usaha dan 3 orang cleaning service. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang disebarkan pada 150 siswa kelas X dan XI SMA N 4 Ambon setelah melewati proses try out skala psikologi pada tanggal 8 April 2015 sampai 11 April 2015 dan dilakukan penyebaran skala psikologi yang telah mempunyai daya diskriminasi yang baik pada tanggal 21 April 2015 sampai dengan 22 April 2015. Tujuan dari diadakannya try out adalah agar skala psikologi yang nantinya akan dibagikan telah memiliki daya diskriminasi yang baik dan bebas dari aitem yang gugur. Try out dan penelitian dilakukan di SMA N 14

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah kerangka berpikir berhasil dibangun menggunakan teori yang

ada dan sampel serta teknik pengambilan sampel telah ditentukan, maka

penelitian akan dilanjutkan dengan pengambilan data dan mengolahnya

dengan bantuan SPSS. Bab ini akan menjelaskan secara terperinci proses

tersebut.

4.1 Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini berjudul “Pola Asuh Otoriter Orang Tua dan Konsep

Diri sebagai Prediktor Terhadap Perilaku Agresif Remaja Siswa SMA N 4

Ambon”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah ada

pengaruh secara simultan dari pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri

sebagai prediktor terhadap perilaku agresif remaja siswa SMA N 4 Ambon.

SMA N 4 Ambon adalah satu dari 34 sekolah menengah atas yang

ada di Kota Ambon. SMA N 4 terletak di Jl. Wolter Monginsidi – Lateri

Kecamatan Baguala Kota Ambon. SMA N 4 Ambon memiliki 25 kelas

dengan jumlah keseluruhan siswa 918 orang, yaitu 315 siswa kelas X, 297

siswa kelas XI dan 306 siswa kelas XII. SMA N 4 mempunyai 63 orang

guru, 7 orang tata usaha dan 3 orang cleaning service.

Pada penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang

disebarkan pada 150 siswa kelas X dan XI SMA N 4 Ambon setelah

melewati proses try out skala psikologi pada tanggal 8 April 2015 sampai 11

April 2015 dan dilakukan penyebaran skala psikologi yang telah mempunyai

daya diskriminasi yang baik pada tanggal 21 April 2015 sampai dengan 22

April 2015. Tujuan dari diadakannya try out adalah agar skala psikologi yang

nantinya akan dibagikan telah memiliki daya diskriminasi yang baik dan

bebas dari aitem yang gugur. Try out dan penelitian dilakukan di SMA N 14

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

dan SMA N 4 Ambon dengan pertimbangan sama-sama mempunyai

kesamaan dalam berperilaku. Maksudnya adalah peneliti memperhatikan

perilaku agresif siswa yang sering membuat kegaduhan di sekolah maupun di

luar sekolah. Hal ini di latarbelakangi oleh pola asuh otoriter orang tua yang

selalu mengekang dan memberi hukuman sehingga membentuk konsep diri

anak dan cenderung berperilaku agresif.

4.2 Prosedur Penelitian

4.2.1 Pengambilan Data Awal

Sebelum memasuki tahap penelitian lebih lanjut, peneliti melakukan

proses mencari informasi di bagian kurikulum dan kesiswaan SMA 4

Ambon. Pencarian informasi ini bertujuan untuk melengkapi data-data yang

diperlukan. Data-data yang dimaksud adalah untuk mengetahui gambaran

tentang perilaku agresif siswa dan untuk mengetahui jumlah siswa yang ada

di SMA 4 Ambon.

4.2.2 Penyusunan Alat Ukur dan Validitas Permukaan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 skala psikologi yaitu,

skala pola asuh otoriter, skala konsep diri dan skala perilaku agresif.

a. Skala pola asuh otoriter disusun berdasarkan modifikasi dari skala

pola asuh otoriter yang dikembangkan oleh Baumrind (1991).

Aspek pola asuh otoriter yang digunakan meliputi: batasan

perilaku, kualitas hubungan emosional orang tua-anak dan perilaku

mendukung.

b. Skala konsep diri disusun oleh penulis berdasarkan dari aspek-

aspek yang dikembangkan oleh Fitts (1971). Aspek konsep diri

yang digunakan adalah: konsep diri fisik, konsep diri pribadi,

konsep diri sosial, konsep diri moral etik, konsep diri keluarga dan

konsep diri akademik.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

c. Skala perilaku agresif disusun oleh penulis berdasarkan aspek-

aspek yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Aspek

perilaku agresif yang digunakan meliputi: fisik, verbal, kemarahan,

permusuhan.

Setelah penulis memodifikasi dan menyusun item-item pernyataan,

penulis mengajukan skala tersebut kepada dosen pembimbing I dan dosen

pembimbing II untuk di review dan dilengkapi sebagai salah satu syarat lolos

uji validitas permukaan. Selain itu, penulis juga mengajukan draft skala

psikologi yang telah disusun tersebut kepada 5 siswa untuk di review apakah

bahasa yang digunakan dapat dengan mudah dimengerti.

4.2.3 Perijinan

Proses perijinan kepada SMA N 14 dan SMA 4 Ambon diawali

dengan mengajukan permohonan ijin kepada Magister Sains Psikologi

UKSW Salatiga. Setelah pihak fakultas mengeluarkan surat ijin, penulis

kembali ke Ambon untuk melakukan try out dan penelitian. Try out sendiri

dilaksanakan di Ambon mengingat banyaknya pola asuh otoriter yang

diterapkan oleh orang tua. Pertama-tama penulis membawa surat ijin try out

tersebut langsung kepada kepala sekolah SMA N 14 Ambon pada tanggal 24

April 2015 sebagai syarat melakukan proses try out. Namun try out sendiri

baru dilaksanakan pada tanggal 8-11 April 2015. Hal tersebut dikarenakan

kesibukan pihak sekolah untuk melakukan persiapan try out bagi siswa kelas

XII yang akan mengikuti ujian sekolah, sehingga proses try out penulis

mengalami penundaan. Kedua, untuk pelaksanaan penelitian, penulis

membawa surat ijin penelitian langsung kepada kepala sekolah SMA N 4

Ambon dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 21 April 2015

sampai dengan 22 April 2015.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

4.3 Deskripsi Try Out

4.3.1 Deskripsi Data Try Out

Data try-out diolah pada penelitian ini adalah data primer dalam

bentuk skala psikologi dari hasil jawaban responden terkait pola asuh

otoriter, konsep diri dan perilaku agresif. Skala psikologi sebagai alat untuk

didistribusi langsung kepada siswa kelas X dan XI SMA N 4 Ambon yang

berjumlah 150 siswa.

4.3.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Try Out

Distribusi frekuensi responden try out berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Demografi Responden Try Out Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

1. Laki-laki 48 siswa 48%

2. Perempuan 52 siswa 52%

TOTAL 100 siswa 100%

Tabel 4.1 di atas memberikan informasi bahwa responden try out

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 48 siswa dengan presentase

sebesar 48% dan perempuan berjumlah 52 siswa dengan presentase sebesar

52%.

4.4 Uji Diskriminasi dan Reliabilitas Skala

Seleksi aitem dan reliabilitas skala psikologi perlu dilakukan terlebih

dahulu untuk memilih aitem yang hasil ukurnya sesuai dengan hasil ukur

skala secara keseluruhan dan sejauh mana konsistensi alat ukur yang

digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, seleksi aitem dilakukan

pada proses try out sehingga pada proses pengambilan data dengan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

responden yang sebenarnya akan mendapatkan hasil yang benar-benar dapat

dipertanggung jawabkan.

4.4.1 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Perilaku Agresif

Aitem yang digunakan untuk menjaring data perilaku agresif adalah

sebanyak 36 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui corrected

diperoleh 7 aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan dinyatakan

gugur. Adapun aitem yang gugur tersebut adalah aitem nomor: 3, 6, 11, 16,

24, 26 dan aitem 31. Berikut Tabel 4.2 dijelaskan penyebaran aitem valid

dan aitem gugur pada uji coba (try-out).

Pengujian reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan

pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien alpha Cronbach’s.

Dalam proses try out ini diuji pula reliabilitasnya agar dapat diketahui

reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai dalam

pengambilan data sebenarnya.

Tabel 4.2

Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Perilaku Agresif

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Agresi Fisik

Melukai 2, 13, 34 8, 16* 4

Menyakiti 5, 22, 36 11*, 29 4

2. Agresi Verbal Menghina 4, 33, 35 6*, 21 4

Mencaci maki 14, 30, 32 27, 4

3. Kemarahan Marah 1, 23, 31* 9, 18 4

Benci 12, 25, 28 19 4

4. Permusuhan Merasa curiga 3*, 7, 10, 15,

20, 24*, 17, 26* 5

Jumlah Aitem 21 8 29

TOTAL 29

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Perilaku Agresif

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.3 diketahui bahwa

variabel perilaku agresif memiliki koefisien alpha Cronbach sebesar 0.855

dari batas minimal yang ditetapkan adalah > 0.60, sehingga skala psikologi

dalam variabel perilaku agresif ini dinyatakan reliabel.

4.4.2 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Pola Asuh Otoriter

Aitem yang digunakan untuk menjaring data pola asuh otoriter adalah

sebanyak 32 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui corrected

diperoleh 4 aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0.30 dan dinyatakan

gugur. Adapun aitem yang gugur tersebut adalah aitem nomor: 11, 15, 16

dan aitem 20. Berikut tabel 4.4 dijelaskan penyebaran aitem valid dan aitem

gugur pada uji coba (try-out).

Pengujian reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan

pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien alpha Cronbach.

Dalam proses try out ini diuji pula reliabilitasnya agar dapat diketahui

reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai dalam

pengambilan data sebenarnya.

Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.855 29

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.4

Sebaran Aitem Valid Dan Aitem Gugur Skala Pola Asuh Otoriter

NO. ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Batasan perilaku

Mengikuti aturan-aturan

yang diterapkan orang

tua tanpa memiliki

kebebasan

1,6, 14,

18 11*, 32 5

Pengontrolan orang tua

yang bersifat diktator

3, 5, 22,

30 20*, 23 5

2.

Kualitas hubungan

emosional orang tua-

anak

Mendapat hukuman jika

melanggar perintah

12, 13,

29 21, 28 5

Kurangnya komunikasi

dengan orang tua

24, 26,

31 19, 25 5

3. Perilaku mendukung

Jarang mendapatkan

hadiah dari orang tua

jika memperoleh

keberhasilan

7, 8, 9 16*, 17 4

Tidak adanya perhatian

dari orang tua akan

kebutuhan-

kebutuhannya

2, 4, 27 10, 15* 4

Jumlah Aitem 20 8 28

TOTAL 28

Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang gugur

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Skala Pola Asuh Otoriter

Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.895 28

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.5, diketahui bahwa

variabel pola asuh otoriter memiliki koefisien alpha Cronbach sebesar 0.895

dari batas minimal yang ditetapkan adalah > 0.60, sehingga skala psikologi

dalam variabel pola asuh otoriter ini dinyatakan reliabel.

4.4.3 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Konsep Diri

Aitem yang digunakan untuk menjaring data konsep diri adalah

sebanyak 36 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui corrected

diperoleh 6 aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0.30 dan dinyatakan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

gugur. Adapun aitem yang gugur tersebut adalah aitem nomor: 31, 32, 33,

34, 35, dan 36. Berikut Tabel 4.6 dijelaskan penyebaran aitem valid dan

aitem gugur pada uji coba (try-out).

Pengujian reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan

pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien alpha Cronbach.

Dalam proses try out ini diuji pula reliabilitasnya agar dapat diketahui

reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai dalam

pengambilan data sebenarnya

Tabel 4.6

Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Sakla Konsep Diri

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Keluarga Kepuasan dan kedekatan

dengan keluarga 1, 2, 3, 4 5, 31* 5

2. Akademik Mampu menilai diri sendiri

dalam bidang akademik 6, 7, 8, 9 10, 32* 5

3. Fisik

Mampu menilai keadaan dirinya

antara lain, kesehatan,

penampilan, dan keadaan tubuh

11, 12, 13,

14 15, 33* 5

4. Moral

Mempresepsikan hubungan

dengan Tuhan berdasarkan

nilai-nilai moral agama

16, 17, 18,

19 20, 34* 5

5. Pribadi Kepuasan terhadap dirinya 21, 22, 23,

24 25, 35* 5

6. Sosial Interaksi dengan orang lain

maupun lingkungannya

26, 27, 28,

29 30, 36* 5

Jumlah Aitem 24 6 30

TOTAL 30

Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang gugur

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Skala Konsep Diri

Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.922 30

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.7, diketahui bahwa

variabel konsep diri memiliki koefisien alpha Cronbach sebesar 0.922 dari

batas minimal yang ditetapkan adalah > 0.60, sehingga skala psikologi dalam

variabel konsep diri ini dinyatakan reliabel.

4.5 Deskripsi Responden Penelitian

Reponden dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 4 Ambon kelas

X dan XI yang berjumlah 150 orang. Terdapat juga karakteristik responden

yang digambarkan sebagai berikut:

4.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sasaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam

tabal di bawah ini:

Tabel 4.8

Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Kelamin Presentase (%)

1. Laki-laki 65 siswa 43%

2. Perempuan 85 siswa 57%

TOTAL 150 siswa 100%

Tabel 4.8 menunjukan jumlah siswa sebanyak 150 orang yang terdiri

dari 65 siswa laki-laki dengan presentase 43% dan 85 siswa perempuan

dengan presentase 57%. Dapat dilihat bahwa responden perempuan lebih

banyak dari responden laki-laki.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

4.5.2 Analisis Deskriptif

Tabel 4.9

Analisis Deskriptif

Deskriptif Statistik

Perilaku_Agresif N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

150 59 78 137 105.01 11.276

Pola_Asuh_Otoriter 150 70 62 132 104.15 12.770

Konsep_Diri 150 61 89 150 123.37 12.289

Valid N (listwise) 150

Dari Tabel 4.9 hasil output analisis deskriptif di atas, dapat diartikan

sebagai berikut:

1. Variabel perilaku agresif memiliki rata-rata hitung sebesar 105.01 dengan

standar deviasi sebesar 11.276, artinya bahwa variabel perilaku agresif

berada pada daerah positif. Hal ini menunjukkan bahwa responden

menilai aitem skala psikologi tentang variabel perilaku agresif sesuai

dengan dirinya.

2. Variabel pola asuh otoriter memiliki rata-rata hitung sebesar 104.15

dengan standar deviasi sebesar 12.770, artinya bahwa variabel pola asuh

otoriter berada pada daerah positif. Hal ini menunjukkan bahwa

responden menilai aitem skala psikologi tentang variabel pola asuh

otoriter sesuai dengan dirinya.

3. Variabel konsep diri memiliki rata-rata hitung sebesar 123.37 dengan

standar deviasi sebesar 12.289, artinya bahwa variabel konsep diri berada

pada daerah positif. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai aitem

skala psikologi tentang variabel konsep diri sesuai dengan dirinya.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

4.6 Identifikasi Skor

4.6.1 Identifikasi Skor Perilaku Agresif

Skala perilaku agresif ini menggambarkan persepsi siswa terhadap

diri mereka terkait perilaku agresif baik itu kepada diri sendiri maupun

terhadap orang lain. Artinya responden diminta untuk menilai sejauh mana

perilaku agresif mereka.

Dalam menentukan tinggi rendahnya perilaku agresif siswa,

digunakan 5 kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat

rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam variabel ini adalah 29 aitem

valid. Skor empiris yang diperoleh bergerak dari 145 (5x29) sampai 29

(1x29). Untuk mengetahui perilaku agresif digunakan interval ukuran

sebagai berikut:

i = skor tertinggi – skor terendah

banyaknya kategori

i = 5(29) – 1 (29)

5

i = 145 – 29

5

i = 23,2.

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil dari perilaku

agresif dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10

Kategori Skor Perilaku Agresif

No. Kategori Skor N Presentase (%)

1. Sangat Tinggi 121,8≤ x ≤145 10 7%

2. Tinggi 98,6≤ x < 121,8 110 73%

3. Sedang 75,4≤ x < 98,6 30 20%

4. Rendah 52,2≤ x < 74,4 - 0%

5. Sangat rendah 29≤ x <52,2 - 0%

Jumlah 150 100%

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Dari Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa perilaku agresif siswa SMA

N 4 Ambon mempunyai tingkat perilaku agresif yang dapat dikategorikan

sedang, tinggi dan sanggat tinggi. Tepatnya 7% siswa memiliki perilaku

agresif pada kategori sangat tinggi, 73% memiliki perilaku agresif pada

kategori tinggi dan 20% pada kategori sedang.

4.6.2 Identifikasi Skor Pola Asuh Otoriter

Skala pola asuh otoriter ini menggambarkan persepsi siswa terhadap

pola asuh otoriter yang diterapkan orang tua. Artinya responden diminta

untuk menilai ataupun merespons sejauh mana pola asuh otoriter yang

diterapkan orang tua mereka. Dalam menentukan tinggi rendahnya variabel

pola asuh otoriter, digunakan 5 kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam variabel ini

adalah 28 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh bergerak dari 140 (5x32)

sampai,

Untuk mengetahui pola asuh otoriter digunakan interval ukuran

sebagai berikut:

i = skor tertinggi – skor terendah

banyaknya kategori

i = 5(28) – 1 (28)

5

i = 140 – 28

5

i = 22,4.

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil dari pola asuh

otoriter dapat dilihat pada tabel Tabel 4.11

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.11

Kategori Skor Pola Asuh Otoriter

No. Kategori Skor N Presentase (%)

1. Sangat Tinggi 117,6≤ x ≤140 22 15%

2. Tinggi 95,2≤ x <117,6 92 61%

3. Sedang 72,8≤ x <95,2 35 23%

4. Rendah 50,4≤ x <72,8 1 1%

5. Sangat rendah 28≤ x <50,4 - 0%

Jumlah 150 100%

Dari tabel 4.11 di atas diketahui bahwa pola asuh otoriter mempunyai

tingkat pengasuhan yang di kategorikan rendah, sedang, tinggi dan sangat

tinggi. Tepatnya 15% siswa mendapatkan pengasuhan otoriter pada kategori

sangat tinggi, 61% pada kategori tinggi, 23% pada kategori sedang dan 1%

pada kategori rendah.

4.6.3 Identifikasi Skor Konsep Diri

Skala konsep diri ini menggambarkan persepsi siswa terhadap diri

mereka sendiri terkait dengan perilaku agresif. Artinya responden diminta

untuk menilai sejauh mana konsep diri mereka. Dalam menentukan tinggi

rendahnya variabel konsep diri, digunakan 5 kategori yakni sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam

variabel ini adalah 30 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh bergerak dari

150 (5x30) sampai 30 (1x20). Untuk mengetahui konsep diri digunakan

interval ukuran sebagai berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

i = skor tertinggi – skor terendah

banyaknya kategori

i = 5(30) – 1 (30)

5

i = 150 – 30

5

i = 24.

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil dari konsep diri

dapat dilihat pada Tabel 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.12

Kategori Skor Konsep Diri

No. Kategori Skor N Presentase (%)

1. Sangat Tinggi 126≤ x ≤150 63 42%

2. Tinggi 102≤ x <126 84 56%

3. Sedang 78≤ x <102 3 2%

4. Rendah 54≤ x <78 - 0%

5. Sangat rendah 30≤ x <54 - 0%

Jumlah 150 100%

Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa konsep diri siswa SMA N 4 Ambon

mempunyai tingkat konsep diri yang di kategorikan sedang, tinggi dan

sangat tinggi. Tepatnya 42% siswa mempunyai konsep diri pada kategori

sangat tinggi, 56% pada kategori tinggi, dan 2% pada kategori sedang.

4.7 Uji Asumsi Klasik

Pengujian untuk asumsi klasik digunakan diantaranya adalah uji

normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji linearitas.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

4.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu

berdistribusi normal. Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat

menunjukan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir

berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas secara statistik

dapat dilakukan dengan uji one sample Kolmogrov-smirnov dengan p > 0.05.

Sedangkan bila menggunakan metode grafik adalah melihat grafik histogram

dan P-P Plot Test. Hasil uji normalitas dengan menggunakan aplikasi SPSS

16 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1

Histogram

Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram berbentuk

lonceng (bell shaped curve) (Santoso, 2000). Gambar 4.1 menunjukan bahwa

data berdistribusi normal karena kurva membentuk lonceng (bell shaped

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

curve). Dengan standar deviasi sebesar 0,993. Selain menggunakan

histogram, normalitas juga dapat dilihat melalui grafik P-P Plot Test.

Gambar 4.2.

Grafik P-P Plot Test

Gambar 4.2 di atas menunjukan bahwa sebaran data berupa titik-titik

menyebar di sekitaran garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah

garis diagonal tersebut, sehingga asumsi normalitas dapat dipenuhi.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.13

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov

Perilaku_

Agresif

Pola_Asuh_

Otoriter

Konsep_Diri

N 150 150 150

Parameter Normal Rata-rata 105.01 104.15 123.37

Std.

Deviasi

11.276 12.770 12.289

Perbedaan yang Paling

Ekstrim

Absolut .077 .067 .087

Positif .066 .055 .087

Negatif -.077 -.067 -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .942 .823 1.061

Asymp. Sig. (2-tailed) .337 .507 .210

a. Uji distribusi normal.

Tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

untuk perilaku agresif sebesar 0.337, pola asuh otoriter 0.507, dan konsep

diri sebesar 0.210. Dikarenakan nilai signifikasi variabel terikat (perilaku

agresif) berada di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal.

Tabel 4.14

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal

Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov

Standardized Residual

N 150

Parameter Normal Rata-rata .0000000

Std. Deviasi .99326592

Perbedaan yang Paling

Ekstrim

Absolut .066

Positif .061

Negatif -.066

Kolmogorov-Smirnov Z .811

Asymp. Sig. (2-tailed) .526

a. Uji distribusi normal.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa koefisien Kolmogorov-

Smirnov sebesar 0, 811 dengan signifikansi 0, 526 (p> 0.05), maka dapat

disimpulkan data nilai residual terdistribusi normal.

Secara keseluruhan dengan menggunakan metode statistik maupun

grafik histogram dan grafik normal P-P Plot menunjukkan bahwa data dalam

penelitian ini berdistribusi secara normal sehingga dapat dinyatakan bahwa

asumsi normalitas dalam penelitian ini terpenuhi dan model regresi layak

digunakan untuk menjadi alat penganalisa perilaku agresif berdasarkan pola

asuh otoriter dan konsep diri.

4.7.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance

≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009). Berikut ini adalah tabel uji

multikolinieritas.

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolinieritas

Koefisiena

Model

Koefisien Tak

Standar

Koefisien

Standar

t Sig.

Statistik

Kolinearitas

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 52.957 9.391 5.639 .000

Pola_Asuh_Otoriter .340 .069 .385 4.961 .000 .894 1.118

Kosep_Diri .135 .071 .147 1.890 .061 .894 1.118

a. Dependent Variable: Perilaku_Agresif

Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang

digunakan memiliki nilai toleransi 0.894 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 1.118

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

< 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas pada variabel bebas yang digunakan.

1.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakan sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan residual satu ke

pengamatan yang lain tetap maka terjadi masalah heteroskedastisitas yaitu

homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual

SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas

dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

Gambar 4.3

Scatterplot

Scatterplot menunjukkan titik-titik terpencar dengan tidak

membentuk pola-pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 4.3

menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi

dapat dipakai untuk memprediksi perilaku agresif berdasarkan pola asuh

otoriter dan konsep diri.

4.7.4 Uji Lineritas

Uji lineritas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar

variabel bebas dan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi

penyimpangan dari linearitas dengan p > 0, 05. Maka suatu data dikatakan

adanya hubungan linear apabila nilai p < 0,05.

Tabel 4. 16

Hasil Uji Lineritas Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif

Tabel ANOVA

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Perilaku_Agresif

*Pola_Asuh_

Otoriter

Antar

Kelompok

(Gabungan)

Linearitas

6384.545 38 168.014 1.485 .058

3552.981 1 3552.981 31.396 .000

Simpangan

dari

Linearitas

2831.564 37 76.529 .676 .913

Dalam

Kelompok

12561.428 111 113.166

Total 18945.973 149

Dari Tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi linearitas

sebesar 0.00 (p < 0,05) dan nilai signifikansi penyimpangan linearitas

sebesar 0.913 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

linear antara pola asuh otoriter dan perilaku agresif.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.17

Hasil Uji Linearitas Konsep Diri dengan Perilaku Agresif

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Perilaku_Agresif*

Konsep_Diri

Antar

Kelompok

(Gabungan)

Linearitas

8077.696 42 192.326 1.893 .005

1402.311 1 1402.31

1

13.806 .000

Simpangan

dari Linearitas

6675.385 41 162.814 1.603 .028

Dalam

Kelompok

10868.277 107 101.573

Total 18945.973 149

Dari Tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi lineritas

adalah 0.000 (p < 0.05) dan nilai penyimpangan linearitas sebesar 0.28

sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang linear antara konsep diri

dan perilaku agresif.

Selain melihat tabel statistik, uji linearitas juga dapat dicek dengan

melihat residual scatterplot sebagai bagian dari perhitungan regresi

berganda. Residual scatterplot harus menunjukan garis lurus sebagai

indikator bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

bersifat linier (Pallant, 2007).

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Gambar 4.4

Residual Scatterplot

Linearitas antara Pola Asuh Otoriter (X1) dan Perilaku Agresif (Y)

Gambar 4.5

Residual Scatterplot

Linearitas antara Konsep Diri (X2) dan Perilaku Agresif (Y)

Berdasarkan kedua scatterplot pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 di

atas, terlihat bahwa garis lurus (arah positif) yang menandakan bahwa

pengaruh pola asuh otoriter dan pengaruh konsep diri terhadap perilaku

agresif bersifat linier.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

4.7.5 Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.18

Hasil Regresi Nilai Koefisien Beta Dan Nilai t Variabel Bebas Terhadap

Variabel Terikat

Koefisisena

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 52.957 9.391 5.639 .000

Pola

_Asuh_Otoriter

.340 .069 .385 4.961 .000

Konsep_Diri .135 .071 .147 1.890 .061

a. Dependent Variable: Perilaku_Agresif

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas diperoleh persamaan regresi yang

dapat disusun, yaitu:

Y = a + b1 X1 + b2 X2, sehingga dapat ditulis

Y = 52.957+ 0.385 X1 + 0.147 X2.

Dapat dilihat bahwa koefisien regresi menunjukkan tanda positif (+),

hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kondisi yang searah yaitu peningkatan

variabel bebas (Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri) akan menyebabkan

peningkatan variabel terikat (Perilaku Agresif). Persamaan regresi berganda

dapat diartikan sebagai berikut:

1. Konstansa (a) sebesar 52.957 mengandung arti bahwa jika variabel

bebas dianggap konstan, maka nilai variabel perilaku agresif sebesar

52.957.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

2. Koefisien regresi pola asuh sebesar 0.340 memberikan pemahaman

bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan pola asuh otoriter

akan berdampak pada meningkatnya perilaku agresif sebesar 0.340.

3. Koefisien regresi konsep diri sebesar 0.135 memberikan pemahaman

bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan konsep diri akan

berdampak pada meningkatnya perilaku agresif sebesar 0.135.

4.8 Uji Hipotesis

Hipotesis;

1. Terdapat pengaruh secara simultan pola asuh otoriter dan konsep

diri terhadap perilaku agresif siswa SMA N 4 Ambon.

2. Terdapat perbedaan jenis kelamin terhadap perilaku agresif siswa

SMA N 4 Ambon.

4.8.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel independen (pola

asuh otoriter dan konsep diri) terhadap variabel dependen (perilaku agresif)

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19

Hasil Uji Signifikansi (Uji F) ANOVAb

Model Jumlah Square Df

Rata-rata

Square F Sig.

1 Regresi 3918.101 2 1959.050 19.163 .000a

Residual 15027.872 147 102.230

Total 18945.973 149

a. Predictors: (Constant), Konsep_Diri, Pola_Asuh_Otoriter

b. Dependent Variable: Perilaku_Agresif

Berdasarkan Tabel 4.19, diketahui Fhitung sebesar 19.163 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05) dan Ftabel sebesar 3.06 (α = 5%) yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

berarti ada pengaruh yang signifikan pola asuh otoriter dan konsep diri

terhadap perilaku agresif. Dari hasil perhitungan ini, maka hipotesis dalam

penelitian ini diterima.

4.8.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Hasil uji statistik secara parsial untuk variabel bebas (pola asuh

otoriter dan konsep diri) terhadap variabel terikat (perilaku agresif) diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Koefisiena

Model Koefisien Tak

Standar

Koefisien

Standar

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 52.957 9.391 5.639 .000

Pola_Asuh_

Otoriter .340 .069 .385 4.961 .000

Konsep_Diri .135 .071 .147 1.890 .061

a. Dependent Variable: Perilaku_Agresif

Dari hasil Tabel 4.20 maka pengujian diketahui bahwa nilai thitung

pola asuh otoriter sebesar 4. 961 (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi

0.000 (p<0.05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas pola asuh

otoriter secara parsial mempunyai pengaruh terhadap perilaku agresif.

Sedangkan dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai thitung konsep

diri sebesar 1. 890 (ttabel = 1,97) dengan tingkat signifikansi 0.061 (p<0.05).

Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas konsep diri secara parsial

tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku agresif.

4.8.3 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh antara pola asuh otoriter dan konsep diri terhadap

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

perilaku agresif remaja siswa SMA N 4 Ambon. Berdasarkan pengolahan

secara statistik, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.21

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Jumlahb Model

Model R R Square

R Kuadrat yang

Disesuaikan

Std. Error Kira-kira

1 .455a .207 .196 10.111

a. Predictors: (Constant), Konsep_Diri, Pola_Asuh_Otoriter

b. Dependent Variable: Perilaku_Agresif

Tabel 4.21 di atas menunjukan nilai R sebesar 0,455 dengan

demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pola asuh otoriter dan konsep

diri terhadap perilaku agresif dengan koefisien determinasi (R2) sebesar

0.207. Dengan demikian variabel pola asuh otoriter dan konsep diri

memberikan pengaruh terhadap perubahan variabel perilaku agresif sebesar

20,7%. Sedangkan sisanya sebesar 79,3% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari hasil analisis di atas, diketahui bahwa variabel pola asuh otoriter

dan konsep diri dapat dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku

agresif.

4.8.4 Sumbangan Prediktor

Sumbangan efektif tiap variabel digunakan untuk mengetahui bebas

(Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri). Sumbangan efektif semua variabel

independen sama dengan koefisien determinasi (Budiono, 2004). Sumbangan

efektif dapat dihitung dengan rumus:

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Koefisien korelasi dari variabel pola asuh otoriter dan konsep diri

dapat dilihat di bawah ini:

Sumbangan variabel pola asuh otoriter dapat dihitung sebagai berikut:

SE (X1)% = 0,385 × 0,433 × 100%

= 16,7 %.

Sumbangan variabel konsep diri dapat dihitung sebagai berikut:

SE (X2)% = 0,147 × 0,272 × 100%

= 4%.

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa besarnya sumbangan

efektif variabel pola asuh terhadap perilaku agresif adalah sebesar 16,7%

sedangkan sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap perilaku agresif

adalah sebesar 4%. Berdasarkan hasil analisis sumbangan efektif diketahui

bahwa variabel pola asuh otoriter memberikan sumbangan yang lebih besar

terhadap perilaku agresif. Jadi jumlah sumbangan dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 20,7%.

Jenis kelamin merupakan hal yang menarik untuk diteliti guna

mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap perilaku agresif. Peneliti

menggunakan uji beda t-test untuk mengetahui perbedaan perilaku agresif

pada siswa laki-laki dan perempuan. Adapun analisisnya sebagai berikut:

SE (X)% = βX × rxy × 100%

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Tabel 4.22

Hasil Uji t Untuk Perilaku Agresif Siswa Laki-laki dan Perempuan

Grup Statistik

Gender N Rata-rata

Std.

Deviation Std. Error Mean

Perilaku_Agresif Laki-laki 65 109.92 9.468 1.174

Perempuan 85 101.26 11.151 1.209

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki

perbedaan perilaku agresif yang signifikan. Laki-laki cenderung lebih agresif

dibandingkan perempuan. Dimana nilai rata-rata untuk laki-laki sebesar

109.92, sedangkan perempuan memiliki nilai rata-rata sebesar 101.26.

Tabel 4.23

Hasil uji Signifikansi Perilaku Agresif Ditinjau dari Jenis Kelamin

Independent Samples Test

Uji Levene

Kesamaan

Varians

Uji t Kesamaan Nilai Rata-rata

F Sig. T Df Sig. (2-

tailed)

Perilaku_Agresif Asumsi Varians

yang Sama 3.636 .058 5.029 148 .000

Asumsi Varians

yang tak Sama

5.140 146.336 .000

Dari Tabel 4.23 di atas dapat diketahui bahwa uji homogenitas

dengan Levenes Test memperoleh Fhitung sebesar 3,636 dengan signifikansi

0.058 (p>0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa varian dari kedua kategori

homogen. Hasil uji t yaitu t = 5.029 dengan signifikansi 0. 000 (p<0.05) yang

bermakna ada perbedaan perilaku agresif antara siswa laki-laki dan

perempuan. Hipotesis penelitian diterima.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

4.9 Diskusi

Berdasarkan hasil pengukuran analisis data di atas, maka diketahui

bahwa pola asuh otoriter dan konsep diri secara simultan mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku agresif. Besarnya

pengaruh pola asuh otoriter dan konsep diri terhadap perilaku agresif

tercermin dalam hasil penelitian dengan uji F (uji signifikansi simultan)

dengan nilai Fhitung sebesar 19.163 pada taraf signifikansi sebesar 0.000 (p

< 0.005). Temuan ini juga didukung dengan pembuktian nilai R Square (R²)

sebesar 0.207 yang berarti 20,7% dari total varians perilaku agresif dapat

dijelaskan secara simultan oleh pola asuh otoriter dan konsep diri sisanya

sebesar 79,3% dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara

pola asuh otoriter dan konsep diri terhadap perilaku agresif.

Kekuatan pola asuh otoriter dan konsep diri sebagai pengaruh

perilaku agresif pada remaja siswa SMA N 4 Ambon juga dapat dilihat

melalui hasil analisis regresi menunjukkan tanda positif (searah) yang berarti

semakin tinggi pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri, maka semakin

tinggi perilaku agresif siswa. Penelitian Ahmed & Braithwaite (2004)

tentang pola asuh otoriter dan Stuart dan Sundeen (1998) secara terpisah

mengungkapkan bahwa pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri

merupakan faktor pendorong anak untuk berperilaku agresif.

Dari determinasi parsial dapat dilihat bahwa pola asuh otoriter

memberikan sumbangan efektif sebesar 16,7% dengan determinasi parsial

sebesar 0,385. Nilai signifikansi pola asuh otoriter secara parsial sebesar

0,000 (p > 0,05). Itu berarti variabel pola asuh otoriter orang tua secara

parsial berpengaruh secara parsial terhadap perilaku agresif siswa SMA N 4

Ambon. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola asuh otoriter orang

tua berpengaruh terhadap perilaku agresif siswa. Adanya hubungan yang

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

signifikan antara pola asuh otoriter dengan perilaku agresif remaja seperti

telah dikemukakan di atas berarti pola asuh otoriter orang tua dapat

memprediksi tingkat agresivitas remaja. Hasil penelitian ini juga didukung

oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lewin dan Muller (dalam

Gerungan, 1983), yang menemukan bahwa anak-anak dari orang tua otoriter

banyak yang menunjukkan ciri-ciri pasif (sikap menunggu) dan

menyerahkan segala-galanya kpada pemimpin. Disamping pasif itu terdapat

pula ciri-ciri agresivitas, kecemasan dan mudah putus asa. Hasil penelitian

ini sejalan pula dengan teori belajar dari Bandura (dalam Rakhmat, 1986)

dimana perlakuan orang tua yang agresif baik verbal, fisik maupun benda

dapat menjad model bagi individu dalam bersikap dan berperilaku. Semua

hal yang dilihat dan dialami anak dari orang tuanya, baik secara sadar

maupun tidak, akan ditiru anak-anaknya. Cara meniru anak dari perilaku

orang tua menghasilkan tiga jenis respons yang berbeda, yaitu pertama

menghasilkan perilaku baru atau unik, kedua menghambat atau

memperlancar respon yang telah diperoleh sebelumnya, dan ketiga pemicu

atau pencetus respon yang sebelumnya agak terbengkalai dalam persediaan

respon anak (Hartuti, 2000). Oleh karena itu sampai remaja pun anak-anak

yang dididik dan diasuh secara otoriter oleh orang tua akan cenderung untuk

berperilaku yang agresif pula. Hal itu sejalan pula dengan pendapat Pohan

(1986), yang menyatakan bahwa perbuatan kejam pada diri anak-anak

dikarenakan mereka sudah terbiasa melhat atau menonton perbuatan kejam

yang dilakukan oleh orang tuanya.

Orang Ambon lebih banyak dikenal sebagai orang yang berwatak

keras dan lain-lain, dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam menghadapi

masalah. Orang Ambon memiliki kebiasaan berbicara dengan nada yang

kasar atau dengan volume yang keras. Kedengarannya seperti sedang

melampiaskan kemarahan dengan kata-kata, padahal sebetulnya tidak. Gaya

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

berucapnya yang memang kasar. Orang Ambon, khususnya yang berasal dari

daerah di pesisir pantai pasti memiliki ciri berbicara dengan dialek

bergelombang, aksen yang tegas dan volume yang tinggi. Ada pula yang

berbicara dengan mimik yang tidak sejalan dengan perkataan; berbicara

dengan sikap yang manis tetapi wajah seperti sedang marahan. Hal ini juga

didukung oleh bentuk wajah orang Ambon yang menampakkan kesan kasar

atau sangar. Apalagi lelaki dengan kumis yang hitam tebal, rambut keriting,

tatapan mata yang tajam, warna kulit yang gelap membungkus tubuh yang

kekar. Falsafah Jawa mengajarkan untuk bersikap seperti padi, “Padi

semakin tua semakin merunduk” yang menggambarkan tentang sikap rendah

hati seseorang dalam mengarungi hidup ini, sedangkan orang Ambon

memakai sagu sebagai falsafah hidup mereka. Sagu “selalu berdiri dengan

tegak”. Dimana hal tersebut menggambarkan karakter atau tabiat orang

Ambon yang sangat keras dan tegas dalam menghadapi apapun. Hal

demikian juga berpengaruh pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tua.

Kebanyakan orang tua di Ambon mendidik dan mengasuh anak dengan

menerapkan pola asuh otoriter yang berkarakter keras dan kasar. Hal ini

juga dilatarbelakangi oleh para Kapitan yang mempunyai karakter yang

keras dan kasar saat melawan bangsa penjajah. Karakter tersebut terpelihara

dari generasi ke generasi hingga kini dan berpengaruh juga dalam hal

mendidik dan mengasuh anak. Inilah yang membuat sehingga orang tua-

orang tua di Ambon mendidik anak dengan keras atau otoriter.

(www.kompasiana.com)

Sebagian orang tua di Ambon mendidik anak dengan menggunakan

pola asuh otoriter. Para orang tua yang otoriter ini menanamkan sikap

disiplin berlebihan terhadap anak dan tidak segan-segan untuk memberikan

hukuman fisik. Hal tersebut dikarenakan orang Ambon berwatak keras dan

lain-lain sehingga orang tua sangat keras dan tegas dalam mendidik anak

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

baik secara verbal, maupun nonverbal. Kadang jika anak melakukan

kesalahan, orang tua memarahi anak, memberikan hukuman fisik bahkan

mengeluarkan kata-kata yang menyakiti perasaan anak sehingga anak merasa

bahwa mereka adalah orang yang bodoh, tidak berguna dan lain sebagainya.

Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa konsep diri menunjukkan

bahwa konsep diri memberikan sumbangan efektif sebesar 4% dengan

determinasi parsial sebesar 0,385. Nilai signifikansi konsep diri secara

parsial sebesar 0,061 (p > 0,05) itu berarti variabel konsep diri secara parsial

tidak mempunyai hubungan secara signifikan dengan perilaku agresif siswa

SMA N 4 Ambon. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep diri

tidak berpengaruh terhadap perilaku agresif mereka. Stuart dan Sundeen

(1998) menunjukkan bahwa konsep diri berperilaku positif dengan perilaku

agresif. Konsep diri adalah semua persepsi seseorang terhadap aspek diri

yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis yang didasarkan

pada pengalaman dan interaksi dengan orang lain (Brooks, dalam Sobur,

2003). Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku

yang positif, sedangkan individu yang mempunyai pandagan negatif juga

akan melakukan perilaku agresif. individu yang mempunyai konsep diri

positif cenderung untuk bersikap optimistik dan sangat percaya diri untuk

menghadapi situasi apa saja di luar diri individu, sebaliknya individu yang

mempunyai konep diri yang negatif menimbulkan rasa tidak percaya diri dan

hal ini dapat mengundang kompensasi dengan bertindak agresif pada objek-

objek yang ada di sekitar diri individu yang bersangkutan yang dilandasi

oleh rasa keidakberdayaan yang berlebihan. Jadi konsep diri berhubungan

dengan perilaku agresif. individu yang mempunyai konsep diri negatif akan

mempunyai pandangan negatif dan hal ini akan berpengaruh pada

perilakunya.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Sebagai informasi tambahan hasil penelitian ini, secara demografi

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.22 dan 4.23 bahwa ada perbedaan

perilaku agresif antara laki-laki dan perempuan siswa SMA N 4 Ambon,

dilihat dari nilai signifikansi sebesar ada perbedaan antara laki-laki dan

perempuan dalam hal agresivitas, dimana laki-laki lebih agresif bila

dibandingkan dengan perempuan. Hasil ini mendukung penelitian Maccoby

& Jacklin (Santrock 2003) yang menyatakan bahwa kebanyakan laki-laki

lebih aktif dan lebih agresif bila dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan

ini sudah ditemukan/tampak jelas sejak usia yang cukup dini, yaitu sejak usia

prasekolah. Anak laki-laki cenderung lebih agresif daripada anak perempuan

seusianya. Kalaupun anak perempuan menunjukkan tindak agresi,

kecenderungan adalah agresi verbal dan tidak langsung, sementara anak laki-

laki lebih menunjukkan agresi fisik secara langsung.

Laki-laki dianggap lebih agresif bila dibandingkan dengan

perempuan. Laki-laki lebih agresif secara fisik bila dibandingkan dengan

perempuan, hal ini dikarenakan secara fisik laki-laki lebih kuat bila

dibandingkan dengan perempuan. Secara rata-rata, laki-laki bertumbuh 10

persen lebih tinggi dari pada perempuan. Hormon laki-laki meningkatkan

pertumbuhan tulang yang panjang. Sehingga secara fisik laki-laki lebih kuat

dari pada perempuan. Laki-laki cenderung memilih reaksi penyerangan

secara fisik terhadap target yang menimbulkan tekanan bagi dirinya, reaksi

tersebut dapat berupa tindakan yang melukai atau mencelakakan orang lain

secara fisik seperti memukul, menendang dll. Disamping itu adanya

intepretasi peran sosial yang menyebutkan bahwa laki-laki secara sosial dan

budaya lebih diharapkan lebih asertif dan berjiwa penguasa(agresif),

sehingga dalam konteks sosial budaya laki-laki tidak banyak mengalami

hambatan dan dapat secara langsung mengekspresikan dorongan agresifnya

secara fisik. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Osterman dkk (dalam

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/4/T2_832013006_BAB IV.pdf · Deskripsi Try Out 4.3.1. Deskripsi Data Try Out.

Krahe, 2005) mengindikasikan bahwa laki-laki lebih cenderung agresif

daripada perempuan untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi langsung

tindakan yang ditujukan secara langsung pada target dan secara jelas seperti

kekerasan fisik, mendorong.

Dalam konteks sosial perempuan harus mencari cara yang lebih

tersembunyi dan terselubung, meskipun intensitas dorongan agresi yang

dimiliki laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Perempuan

menggunakan penyelesaian permasalahan dengan tidak berhadapan secara

langsung dengan individu/ kelompok lain yang menjadi targetnya. Tindakan

ini termasuk melakukan penyerangan secara verbal (kata-kata). Menurut

Osterman dkk (dalam Krahe, 2005) perempuan lebih cenderung dari pada

laki-laki untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi tidak langsung-

tindakan ini termasuk menyebarkan rumor mengenai target, mengarang

cerita sehingga target mendapat masalah.