BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

57
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya psoses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar IPA yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu metode pembelajaran yang disampaikan guru

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal,

deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai

kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya psoses

pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan

penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan

penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi,

dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II

menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan

kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak. Berdasarkan

hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul

di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan

hasil belajar IPA yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri.

Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang

rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari

sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.

Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari

karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan

permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses

pembelajaran yang tengah berlangsung.

Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata

pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu metode pembelajaran yang disampaikan guru

49

belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pembelajaran yang

diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama,

siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan.

Selain itu, peran media pembelajaran juga belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh

guru. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang

tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah media juga dapat membantu guru untuk

menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan

instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran

yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas 4 SDN Mintomulyo, hambatan-hambatan yang muncul tersebut

menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa

merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada

aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang

tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil

belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Batas nilai

KKM ≥ 70 merupakan KKM mata pelajaran IPA Kelas 4 SDN Mintomulyo yang telah

ditentukan oleh guru.

Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal akan

diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini.

4.1.1.1. Deskripsi Proses

Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2015 pada

mata pelajaran IPA dengan SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh

manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan

antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru

meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan

50

membagi sebuah kertas menjadi dua buah bagian, pada awal kegiatan siswa merasa

tertarik. Guru menjelaskan tentang rangka manusia.

Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa

adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena

pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru. Kemudian

dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama

siswa membuat kesimpulan. pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam penutup.

4.1.1.2. Deskripsi Hasil Tindakan

Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif SK 2.Memahami hubungan

antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1

Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya,

memperoleh hasil dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 25, nilai rata-rata 64,4. Siswa

yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 12 siswa (48 %) dari 25 siswa.

Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 25 – 35 2 8 %

2. 36 – 46 2 8 %

3. 47 – 57 2 8 %

4. 58 – 68 8 32 %

5. 69 – 79 9 36 %

6. 80 – 90 2 8 %

Jumlah Siswa 25 100 %

Nilai Rata-rata 64,4

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 25

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat

dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal

tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM.

Sebanyak 13 siswa dari total keseluruhan 25 siswa masih belum tuntas dalam mata

pelajaran IPA, hanya 10 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM.

Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 25-35

51

sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai 36-46 sejumlah 2 siswa dengan

persentase 8%, rentang nilai 47-57 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai

antara 58-68 sejumlah 8 siswa dengan persentase 32%, rentang nilai 69-79 sejumlah 9

siswa dengan persentase 36%, dan rentang nilai 80-90 sejumlah 2 orang siswa dengan

persentase 8%. Dari daftar nilai pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata siswa 64,4 dan

nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 25.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi

awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2. berikut ini

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 12 48

2. Belum Tuntas < 70 13 52

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

sejumlah 13 siswa atau 52% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 48% dari

total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah

siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah

siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.

2 2 2

8 9

2 0

2

4

6

8

10

25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 80-90

Nilai

8%

12% 8%

32% 36%

8%

52

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Hasil observasi pada Kondisi awal juga memperoleh hasil yang rendah, baik

observasi guru maupun observasi siswa. Pada observasi aktivitas guru, hanya

memperoleh skor 56 dari jumlah skor keseluruhan 132 dengan persentase sebesar 42%.

Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa, hanya memperoleh skor 33 dari jumlah skor

keseluruhan 92 dengan persentase sebesar 36%.

Persentase observasi guru dan observasi siswa dapat dilihat pada diagram 4.3

berikut:

Diagam 4.3 Persentase Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar IPA dan hasil observasi yang masih rendah, maka peneliti

merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

48%

52%

Tuntas

Belum Tuntas

42%

36%

32%

34%

36%

38%

40%

42%

44%

Observasi Guru Observasi Siswa Persentase

53

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2

dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada tanggal 03, 05, 07

November 2015. Tiap pertemuan beralokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan 1 dan 2

merupakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-

hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain: menyusun RPP

beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria

penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran

berupa gambar; Pelaksanaan, serta Refleksi.

4.1.2.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus I yang

meliputi perencanaan pertemuan I, perencanaan pertemuan kedua, dan perencanaan

pertemuan ketiga.

Perencanaan Pertemuan I

Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti

menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a

Match berbantuan media gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh

manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan

antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa

dapat menyebutkan bagian-bagian rangka manusia dengan benar.

Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa

gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,

serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

54

Perencanaan Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari

adalah kegunaan rangka tubuh bagi manusia. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. SK 2.

Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta

pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh

manusia dengan fungsinya.

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa

dapat menjelaskan kegunaan rangka manusia dengan benar.

Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa

gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,

serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

Perencanaan Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari

pertemuan kedua, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari

adalah macam-macam sendi pada tubuh manusia. Peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media

gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan

fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur

kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

55

Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa

dapat menyebutkan macam-macam sendi dengan benar.

Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa

gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,

serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan akan diuraikan tentang proses pelaksanaan

tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi.

a) Proses Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I

dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I

dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Berikut ini rincian pelaksanaan tindakan siklus I.

Pelaksanaan Pertemuan I

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 03 November 2015. Kegiatan awal

pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian

guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan

motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Coba

perhatikan tubuh kita terdiri dari apakah tubuh kita? Ada berapa bagian tubuh kita?”. Dari

berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling tepat. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu Setelah melakukan

kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian rangka manusia

dengan benar.

56

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang kerangka manusia.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan

model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model

pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1

dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan

kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai

pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya

sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara

kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing

kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan

jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai

ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat

kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu

yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa

yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai

semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan

jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah

dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan

konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan

jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah

tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin

tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh

poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru

memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi

pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

57

pertemuan selanjutnya yaitu tentang kegunaan kerangka tubuh bagi manusia. Sebelum

menutup pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru

mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Pelaksanaan Pertemuan II

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 05 November 2015. Kegiatan awal

pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru

meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan

motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Kemarin

kita telah belajar tentang rangka ? Rangka manusia itu dibagi menjadi berapa? Kita dapat

berdiri dengan tegak karena mempunyai rangka. Siapa yang tahu apa lagi kegunaan

rangka bagi manusia?” Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling

tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menyebutkan kegunaan

rangka manusia dengan benar.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang kegunaan kerangka

manusia.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan

model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model

pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1

dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan

kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai

pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya

sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara

kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing

kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan

58

jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai

ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat

kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu

yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa

yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai

semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan

jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah

dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan

konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan

jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah

tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin

tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh

poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru

memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi

pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu macam-macam sendi manusia. Sebelum menutup pelajaran

guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

.

Pelaksanaan Pertemuan III

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 November 2015. Kegiatan awal

pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian

guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan

motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Coba lihat

59

tanganmu! Tekuklah tangan kananmu! Coba lipat kaki kirimu! Mengapa tangan dan kaki

kita dapat kita lipat?” Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling

tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menyebutkan macam-

macam sendi dengan benar.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang macam-macam sendi

manusia..

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan

model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model

pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1

dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan

kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai

pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya

sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara

kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing

kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan

jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai

ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat

kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu

yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa

yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai

semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan

jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah

dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan

konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan

jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah

tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami.

60

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin

tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh

poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru

memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi

pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru memberikan tes siklus I. Sebelum menutup pelajaran guru

memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan salam.

b) Hasil tindakan

Pada bagian ini akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai

IPA siswa kelas 4 SDN Mintomulyo setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil belajar

mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada

pertemuan ketiga siklus I.

Hasil belajar IPA disajikan pada tabel daftar nilai IPA Siklus I (terlampir), dan

distribusi frekuensi nilai IPA siklus I akan disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No Interval Frekuensi Persentase

1 40 – 50 3 12 %

2 51 – 61 2 8 %

3 62 – 72 1 4 %

4 73 – 83 2 8 %

5 84 – 94 11 44 %

6 95 – 100 6 24 %

Jumlah 25 100 %

Rata-rata nilai 81,6

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 40

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat

hasil belajar pada IPA siswa kelas 4 SD N Mintomulyo siklus I mempunyai rata-rata nilai

81,6 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Pada rentang nilai 40-50 sejumlah 3

siswa dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 51-61

61

sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62-

72 sejumlah 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai

73-83 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang

nilai 84-94 sejumlah 11 siswa dengan persentase 44%, dan rentang nilai 95-100 sejumlah

6 siswa dengan persentase 24% .

Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai berikut:

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I

disajikan dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini

Tabel 4.4

Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 19 76

2. Belum Tuntas < 70 6 24

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 6

siswa atau 24% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 76% dari total keseluruhan

siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah

mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum

berhasil mencapai kentutasan minimal.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:

3 2 1 2

11

6

0

2

4

6

8

10

12

40-50 51-61 62-72 73-83 84-94 95-100

Fre

kue

nsi

12% 8% 4% 20%

44%

24%

62

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3. Pelaksanaan observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas

guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model

pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil

observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan

pertemuan ketiga.

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama

proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil

pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33

indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam

lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor

3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan

diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 – 26 berada

pada kriteria sangat kurang, skor 27 – 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 – 78

termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 – 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan

skor 106 – 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar

observasi siswa yaitu untuk total skor 0 – 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 –

38 berada pada kriteria kurang, skor 39 – 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 – 74

termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 – 92 pada kriteria sangat baik.

Pelaksanaan Observasi Pertemuan I

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

76%

24% Tuntas

Belum Tuntas

63

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 4, 1, 2, 3, 11

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

5, 6, 7, 9

Membimbing siswa melakukan eksplorasi

11 8, 9, 10 11

Memanfaatkan media gambar 12, 13, 14 9

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

20, 21, 22

15, 16, 17, 18, 19, 23

25

Memberikan penghargaan kepada siswa

24, 25 6

Penggunaan Bahasa 28 26, 27 8

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

31, 32 29, 30, 33 13

TOTAL 8 25 92

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian

dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 8 item dan indikator

yang memperoleh skor 3 sebanyak 25 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang

diperoleh 92 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 68,94%.

Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator

nomor 1, 2, 3, 4. Indikator nomor 1,2, dan 3 memperoleh skor 3 sedangkan nomor 4

memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek satu 11 skor. Pada aspek melakukan

apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua yaitu 9 skor.

Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi

terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 11 memperoleh skor 2 jumlah skor aspek tiga adalah 11 skor. Pada aspek

memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 9 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23 mendapat skor 3 dan

indikator nomor 20, 21, 22 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor.

64

Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor

24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam yaitu 6 skor. Kemudian pada

aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh

skor 3 dan indikator 28 mendapatkan skor 2 sehingga jumlah skor aspek tujuh yaitu 8 skor.

Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 33 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 31, 32 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek delapan yaitu 13 skor. Total

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 92 skor.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 2, 3, 4 1 9

Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan

penjelasan guru 6 5 5

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

7, 8, 9, 10 8

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

13 11, 12 8

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

15, 16, 17, 18

14, 19 14

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

20, 22 21, 23 11

TOTAL 15 8 55

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator

aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 15 item, indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 7 item dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 4

sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 54 dengan krieteria cukup dan

perentase keaktifan siswa adalah 58,69%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar

terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 2 dan indikator nomor

1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 9 skor. Selanjutnya aspek

eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu

65

indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 3 sehingga

jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor

aspek tiga 8 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator

yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 11, 12 memperoleh skor

3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas

guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator

nomor 15, 16, 17, 18 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14, 20 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek lima 14 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 22,

memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 23 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek enam 11 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I

pertemuan pertama adalah 54 skor.

Pelaksanaan Observasi Pertemuan II

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

5, 6, 7 9

Membimbing siswa melakukan eksplorasi

8, 9, 10, 11 12

Memanfaatkan media gambar 12, 14 13 9

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

19, 20, 21

15, 16, 17, 18, 22, 23

24

Memberikan penghargaan kepada siswa

24, 25 6

Penggunaan Bahasa 26, 27, 28 9

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

29, 30, 31, 32,

33 15

TOTAL 3 29 1 96

66

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian

dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 3 item, indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 29 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1

item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 97 dengan kriterian baik dan

persentase proses pembelajaran sebesar 73,48%. Pada aspek memeriksa kesiapan

pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor

3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 9 skor. Pada aspek ketiga yaitu

membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 8, 9, 10, 11 memperoleh skor 3 jumlah skor aspek tiga adalah 12 skor.

Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,

14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek empat adalah 10 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16, 17, 18 mendapat skor 3, indikator

nomor 19, 20, 21 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima yaitu 24 skor. Aspek

memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian pada aspek

penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh

skor 3 sehingga jumlah skor aspek tujuh adalah 9 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir

membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator

nomor 29, 30, 31, 32, 33 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor.

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 97

skor.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:

67

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3, 4 12

Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan

penjelasan guru 6 5 5

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

7, 8, 9, 10 8

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 12,

13 9

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

16, 17, 18 14, 15,

19 15

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

20 21, 22 23 12

TOTAL 9 13 1 61

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator

aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 9 item, indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1

item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 61 dengan kriteris baik dan

persentase keaktifan siswa sebesar 66,30%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar

terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah

skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak

penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan

indikator nomor 5 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek

partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10

memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 8 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator

yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9

skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make

a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 19 memperoleh skor 2 dan

indikator nomor 14, 15, 20 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 15 skor.

Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4

indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 22 memperoleh

skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12

68

skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua

adalah 61 skor.

Pelaksanaan Observasi Pertemuan III

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan ketiga dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

5, 6, 7 9

Membimbing siswa melakukan eksplorasi

8, 9, 10, 11 12

Memanfaatkan media gambar 12, 14 13 10

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23 27

Memberikan penghargaan kepada siswa

24, 25 6

Penggunaan Bahasa 26, 27, 28 9

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

31 29, 30, 32, 33 14

TOTAL 1 31 1 99

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian

dari observer, indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 1 item, indikator

yang memperoleh skor 3 sebanyak 32 item dan indikator yang memperoleh skor 4

sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99 dengan kriteria baik

dan persentase pembelajaran sebesar 75%. Pada aspek memeriksa kesiapan

pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor

3 sehingga jumlah skor aspek satu adalah 12 skor. Pada aspek melakukan apersepsi,

motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator

nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua dalah 9 skor. Pada

aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri

69

dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10, 11 memperoleh skor 3 jumlah skor aspek

tiga adalah 12 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 12, 14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor aspek empat adalah 10 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 mendapat

skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 27 skor. Aspek memberikan penghargaan

kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek enam adalah 6 skor. Kemudian pada aspek penggunaan

bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek tujuh adalah 9 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir

membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator

nomor 29, 30, 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 31 memperoleh skor 2

sehingga jumlah skor aspek delapan adalah 14 skor. Total keseluruhan skor hasil

observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga adalah 99 skor.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3, 4 12

Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan

penjelasan guru 5, 6 6

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

7, 8, 9,

10 8

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 12, 13 9

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

14, 15, 16, 17, 18, 19

18

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

20 21, 22 23 12

TOTAL 5 17 1 65

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator

aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 5 item, indikator yang

70

memperoleh skor 3 sebanyak 17 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1

item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 65 dengan kriteria baik dan

persentase keaktifan siswa sebesar 70,65%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar

terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah

skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak

penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga

jumlah skor aspek tiga 8 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator

yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9

skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make

a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16, 17, 18, 19 memperoleh

skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 18 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan

dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20

memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Total keseluruhan skor

hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 65 skor.

4.1.2.4. Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan

pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada

siklus I.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas

guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu

sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 25 item da tidak ada aktivitas guru yang memperoleh

skor 4. Pada pertemuan kedua, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 3 item, skor 3

sebanyak 29 item dan skor 4 sebanyak 1 item. Selanjutnya pada pertemuan ketiga tidak

terdapat aktivitas yang memperoleh skor 2, perolehan skor 3 sebanyak 32 item dan jumlah

indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item.

71

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan pada

beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan

aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.11 Berikut ini:

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I, II, dan III

Aspek Skor

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1 11 12 12

2 9 9 9

3 11 12 12

4 9 10 10

5 25 24 27

6 6 6 6

7 8 9 9

8 13 15 15

Jumlah 92 97 100

Berdasarkan tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I, II,

dan III dapat dilihat pada diagram 4.6 Berikut ini:

Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan

I, II, dan III

Berdasarkan diagram di atas aktivitas guru mengalami peningkatan pada aspek ke

1, 3, 4, 5, 7, dan 8. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada aspek 8

yaitu aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada

aspek ini guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

melalui kegiatan pasang kartu (19), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

0

5

10

15

20

25

30

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

72

berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (20), guru juga dapat

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Make a Match (21).

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru

sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 69,7%,

pertemuan kedua meningkat menjadi 73,5%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga

mengalami peningkatan menjadi 75,8%. Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas

guru siklus I pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada Diagram 4.7 sebagai berikut:

Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus I Pertemuan I, II, dan III

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan

pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item,

skor 3 sebanyak 8 item, dan tidak ada indikaot yang memperoleh skor 4. Kemudian pada

pertemuan kedua, perolahan skor 2 sebanyak 9 item, skor 3 sebanyak 13 item, dan skor 4

sebanyak 1 item. Pada pertemuan ketiga, perolahan skor 2 sebanyak 5 item, perolehan

skor 3 sebanyak 17 item dan skor 4 sebanyak 1 item. Peningkatan aspek pembelajaran

pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4. Berikut ini:

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I, II, dan III

Aspek Skor

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1 9 12 12

2 5 5 6

3 8 8 8

64,00%

66,00%

68,00%

70,00%

72,00%

74,00%

76,00%

78,00%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persenta…

73

4 8 9 9

5 14 15 18

6 11 12 12

7 55 61 65

Berdasarkan tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusI

Pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:

Diagram 4.8 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusI

Pertemuan I, II, dan III

Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa mengalami peningkatan pada aspek ke

1, 2, 4, 5, dan 6. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek respon

siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu siswa berpartisipasi aktif dalam

pemanfaatan pembelajaran (13). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam

kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa bersemangat dan antusias untuk mencari

pasangan kartu (15), siswa mampu melakukan kegiatan pasang kartu (Make a Match)

secara kondusif (16), Siswa melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan alokasi

waktu yang telah ditentukan (17), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi

hasil kegiatan pasang kartu (18).

Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama

persentase yang diperoleh mencapai 59,7%, pertemuan kedua meningkat menjadi 66,3%,

kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 70,7%.

Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan III

dapat dilihat pada Diagram 4.9 sebagai berikut:

0

5

10

15

20

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

74

Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada

Siklus I Pertemuan I, II, dan III

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 76%

siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti

tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah

KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan

dari kondisi awal 63,2 menjadi 81,6 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase

ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 40% menjadi 76%. Karena pada siklus I

belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80% maka akan penelitian dilanjutkan

dengan siklus berikutnya yaitu siklus II.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

Seperti pada Siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan,

yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada

tanggal 17, 19, 21 November 2015. Tiap pertemuan beralokasi waktu 2 x 35 menit.

Pertemuan 1 dan 2 merupakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi

pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain:

menyusun RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban

dan kriteria penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran, menyiapkan media

pembelajaran berupa gambar; Pelaksanaan, serta Refleksi.

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persentase

75

4.1.3.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang

meliputi perencanaan pertemuan pertama, perencanaan pertemuan kedua, dan

perencanaan pertemuan ketiga.

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang

meliputi perencanaan pertemuan I, perencanaan pertemuan kedua, dan perencanaan

pertemuan ketiga.

Perencanaan Pertemuan I

Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti

menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a

Match berbantuan media gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh

manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara

memelihara kesehatan kerangka tubuh.

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada

pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui model pembelajaran Make a Match

siswa dapat mencari informasi tentang kelainan tulang belakang dan tulang kaki serta

penyebabnya.

Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa

gambar kelainan tulang belakang. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,

serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

Perencanaan Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari

pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari

adalah penyakit tulang pada manusia. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat

mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

76

menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. SK

2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta

pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh.

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada

pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make

a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a Match, siswa dapat

menemutunjukkan penyebab terjadinya penyakit pada tulang.

Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa

gambar penyakit tulang. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran

seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar observasi aktivitas

guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, serta penghargaan

berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

Perencanaan Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari

pertemuan kedua, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari

adalah cara memelihara kesehatan kerangka tubuh manusia. Peneliti menyiapkan segala

sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media

gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan

fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan

kerangka tubuh.

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada

pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make

a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa dapat

menunjukkan cara pemeliharaan kerangka tubuh manusia.

Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa

gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar

77

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,

serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.

4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan

Seperti halnya pada siklus I, pada tahap pelaksanaan tindakan ini juga akan

diuraikan tentang proses pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi pada

siklus II.

a) Proses Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II

dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus

II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.

Pelaksanaan Pertemuan I

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 17 November 2015. Kegiatan awal

pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian

guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan

motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Pernahkah

kamu melihat nenek-nenek yang bungkuk? Coba lihat tubuhmu! Mengapa punggung

nenek itu bungkuk? Dan punggungmu tidak?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih

jawaban yang paling tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai yaitu siswa dapat mencari informasi tentang kelainan tulang belakang dan

tulang kaki serta penyebabnya.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang kelainan tulang.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan

model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model

pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1

dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan

78

kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai

pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya

sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara

kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing

kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan

jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai

ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat

kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu

yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa

yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai

semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan

jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah

dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan

konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan

jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah

tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin

tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh

poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru

memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi

pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang penyakit tulang pada manusia. Sebelum menutup

pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan salam.

.

Pelaksanaan Pertemuan Kedua

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015. Kegiatan awal

pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru

79

meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan

motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Kemarin

kita telah mempelajari tentang kelainan tulang dan penyebabnya. Apakah kelainan tulang

belakang termasuk penyakit pada tulang?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih

jawaban yang paling tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai yaitu setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat

menunjukkan penyebab terjadinya penyakit pada tulang.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang penyakit tulang pada

manusia.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan

model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model

pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1

dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan

kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai

pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya

sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara

kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing

kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan

jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai

ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat

kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu

yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa

yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai

semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan

jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah

dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan

80

konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan

jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah

tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin

tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh

poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru

memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi

pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang cara memelihara kesehatan rangka. Sebelum

menutup pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru

mengakhiri pembelajaran dengan salam.

.

Pelaksanaan Pertemuan Ketiga

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November 2015. Kegiatan awal

pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan mengucapkan salam, kemudian

guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan

presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk

mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan

motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Kemarin

kita telah mempelajari macam-macam kelainan tulang dan penyakit tulang. Supaya tulang

dan rangka kita sehat, kita harus menjaganya. Bagaimana cara memelihara kesehatan

rangka kita?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling tepat.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu Setelah

melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menunjukkan cara pemeliharaan

kerangka tubuh manusia.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru

81

meminta siswa mencari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang cara memeliahara

kesehatan rangka.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan

model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model

pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1

dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan

kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai

pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya

sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara

kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing

kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan

jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai

ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat

kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu

yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa

yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai

semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan

jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah

dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan

konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan

jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah

tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin

tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh

poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru

memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi

pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama

dengan siswa. Setelah itu guru memberikan tes siklus II. Sebelum menutup pelajaran guru

82

memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan salam.

b) Hasil Tindakan

Seperti pada siklus I, bagian ini menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran

berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN Mintomulyo setelah pelaksanaan tindakan siklus II.

Hasil belajar mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus

yaitu pada pertemuan ketiga siklus II.

Hasil belajar IPA dengan SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh

manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara

memelihara kesehatan kerangka tubuh, disajikan pada tabel daftar nilai IPA Siklus II

(terlampir), dan distribusi frekuensi nilai IPA siklus I akan disajikan dalam tabel 4.12

sebagai berikut:

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No Interval Frekuensi Persentase

1 63-69 2 8 %

2 70-76 2 8 %

3 77-83 7 28 %

4 84-90 1 4 %

5 91-97 10 40 %

6 98-100 3 12%

Jumlah 2187 100 %

Rata-rata nilai 87,48

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 64

Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat

hasil belajar pada IPA siswa kelas 4 SD N Mintomulyo siklus I mempunyai rata-rata nilai

87,48 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 63. Pada rentang nilai 63-69 sejumlah 2

siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-76 sejumlah

2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 77-83

sejumlah 7 siswa dengan persentase 28% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 84-

90 sejumlah 1 siswa dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai

83

91-97 sejumlah 10 dengan persentase 40%, dan rentang nilai 98-100 sejumlah 3 siswa

dengan persentase 12%.

Berdasarkan tabel 4.13 dapat digambarkan dalam diagram 4.10 sebagai berikut:

Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I

disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut ini

Tabel 4.14

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 23 92

2. Belum Tuntas < 70 2 8

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.14 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

sejumlah 2 siswa atau 8% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase 92% dari total

keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa

yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa

yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut:

0

2

4

6

8

10

12

63 - 69 70-76 77-83 84-90 91-97 98-100

Fre

kue

nsi

Nilai

8% 8%

28%

4%

40%

12%

84

Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3. Pelaksanaan Observasi

sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru

dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model

pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil

observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan

pertemuan ketiga.

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas

guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model

pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil

observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan

pertemuan ketiga.

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama

proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil

pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33

indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam

lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor

3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan

diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 – 26 berada

pada kriteria sangat kurang, skor 27 – 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 – 78

termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 – 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan

skor 106 – 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar

observasi siswa yaitu untuk total skor 0 – 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 –

92%

8% Tuntas

Tidak Tuntas

85

38 berada pada kriteria kurang, skor 39 – 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 – 74

termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 – 92 pada kriteria sangat baik.

Pelaksanaan Observasi Pertemuan I

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

6, 7 5 10

Membimbing siswa melakukan eksplorasi

8, 9, 10 11 13

Memanfaatkan media gambar 12, 14 13 10

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

15, 16, 17, 18, 21, 22,

23 19, 20 29

Memberikan penghargaan kepada siswa

24, 25 6

Penggunaan Bahasa 28 26, 27 11

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

29, 30, 31,

32, 33 15

TOTAL 26 7 109

Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer tidak ada indikator dari aktivitas guru yang memperoleh skor 2,

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 26 item dan indikator yang memperoleh skor

4 sebanyak 7 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 106 dengan kriteria

Sangat Baik dan persentase proses belajar sebesar 80,3%. Pada aspek memeriksa

kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan

apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 5, 6, 7 pada indikator nomor 5 memperoleh skor 4 dan pada indikator

nomor 6 dan 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek

ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4

indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 11

86

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 13 skor. Pada aspek

memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 14

memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek empat adalah 10 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 13, 14,

15, 16, 17, 18, 21, 22, 23 mendapat skor 3 dan indikator nomor 19, 20 mendapat skor 4

sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa

terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah

skor aspek enam 9 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator

yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 4, indikator nomor 28 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat

kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor

29, 30, 31, 32, dan 33 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor.

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama adalah

109 skor.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 3, 4 2 13

Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan

penjelasan guru 5, 6 6

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

7, 8, 9, 10 12

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 12, 13 9

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

14, 18, 19 15, 16,

17 21

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

20, 21, 22 23 13

TOTAL 18 5 74

87

Berdasarkan tabel 4.16 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui tidak ada

indikator pada aktivitas sisa yang memperoleh skor 2, indikator yang memperoleh skor 3

sebanyak 18 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item sehingga jumlah

keseluruhan skor yang diperoleh 74 dengan kriteria baik dan persentase sebesar 80,43%.

Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3,

4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek satu 13 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak

penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga

jumlah skor aspek tiga 12 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator

yaitu indikator nomor 11, 12, dan 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek

empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang

kartu (Make a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 18, 19 memperoleh

skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima

21 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri

dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 21, 22, memperoleh skor 3 dan indikator nomor

23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total

keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 74

skor.

Pelaksanaan Observasi Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:

88

Tabel 4.17

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

6 5, 7 11

Membimbing siswa melakukan eksplorasi

11 8, 9, 10 15

Memanfaatkan media gambar 14 12, 13 11

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23

19, 21 29

Memberikan penghargaan kepada siswa

24, 25 6

Penggunaan Bahasa 28 26, 27 11

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

29, 30, 31, 32 33 16

TOTAL 23 10 111

Berdasarkan tabel 4.17 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil

penilaian dari observer, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 23 item dan indikator

yang memperoleh skor 4 sebanyak 10 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang

diperoleh 111 termasuk dalam kriteria sangat baik den persentase pembelajaran sebesar

84,09%. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu

indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor.

Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran

terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 6

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu

membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 11 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 15 skor. Pada aspek memanfaatkan media

gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12 dan 13 memperoleh skor 4 dan

indikator nomor 14 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 11 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18,20, 22, 23 mendapat skor 3 dan

indikator nomor 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 29

89

skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

nomor 24 dan 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian

pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27

memperoleh skor 4 dan indikator nomor 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek tujuh adalah 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31, 32

memperoleh skor 3 dan indikatator nomor 33 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek delapan 16 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II

pertemuan kedua adalah 111 skor.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18

Hasil Observasi Aktivitas Siswa SiklusII Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 3, 4 2 13

Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan

penjelasan guru 5 6 7

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

9, 10 7, 8 14

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 12,

13 9

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

14, 18,

19 15, 16, 17 21

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

20, 21,

22 23 13

TOTAL 15 8 77

Berdasarkan tabel 4.18 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator

aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 15 item dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 8 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 77.

Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3,

4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek satu 13 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak

penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek

90

partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 9, 10

memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7, 8 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor

aspek tiga 14 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3

indikator yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek

empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang

kartu (Make a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 18, 19 memperoleh

skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima

21 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri

dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total keseluruhan

skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua adalah 77 skor.

Pelaksanaan Observasi Pertemuan Ketiga

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan ketiga dijelaskan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan III

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

6 5, 7 11

Membimbing siswa melakukan eksplorasi

11 8, 9, 10

15

Memanfaatkan media gambar 12, 13, 14

16

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a

Match)

15, 16, 17, 18, 22, 23

19, 20, 21

30

Memberikan penghargaan kepada siswa

24, 25 6

Penggunaan Bahasa 28 26, 27

11

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

29, 30, 31, 32 33 16

TOTAL 19 14 117

91

Berdasarkan tabel 4.19 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian

dari observer, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 19 item dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 14 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh

117 dengan kriteria sangat baik dan persentase sebesar 88,63 %. Pada aspek memeriksa

kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan

apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu

indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 3

sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi

sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10

memperoleh skor 4 dan indikator nomor 11 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek tiga adalah 15 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3

indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek

empat adalah 16 skor.

Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 22, 23 mendapat skor 3 dan

indikator nomor 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 30

skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

nomor 24 dan 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian

pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27

memperoleh skor 4 dan indikator nomor 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor

aspek tujuh adalah 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan

melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31, 32, 33

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor. Total keseluruhan skor

hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan kedua adalah 116 skor.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.20 berikut:

92

Tabel 4.20

Hasil Observasi Aktivitas Siswa SiklusII Pertemuan III

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 3 2, 4 14

Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan

penjelasan guru 5 6 7

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

9, 10 7, 8 14

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

11, 13 12 10

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)

14, 18 15, 16, 17, 19

22

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

20, 21, 22 23 13

TOTAL 12 11 80

Berdasarkan tabel 4.20 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator

aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 12 item dan indikator yang

memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh

79 dengan kriteria sangat baik dan persentase 86, 96%. Pada aspek kesiapan siswa

dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 2, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor.

Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2

indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8 memperoleh skor 4 dan indikator

nomor 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 14 skor.

Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3

indikator yaitu indikator nomor 11, 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek

melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 6

indikator yaitu indikator nomor 14, 18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17,

18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 22 skor. Selanjutnya aspek

membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator

nomor 20, 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga

93

jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas

siswa siklus II pertemuan ketiga adalah 80 skor.

4.1.3.4. Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan

pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada

siklus II baik pertemuan I, II, maupun III.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru

pada siklus II pertemuan pertama diketahui tidak ada indikator yang memperoleh skor 2,

yang memperoleh skor 3 sebanyak 26 dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 7 item.

Pada pertemuan kedua, tidak ada indikator yang memperoleh skor 2, yang memperoleh

skor 3 sebanyak 23 item dan skor 4 sebanyak 10 item. Selanjutnya pada pertemuan ketiga

tidak terdapat aktivitas yang memperoleh skor 2, perolehan skor 3 sebanyak 19 item dan

jumlah indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item.

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, terjadi peningkatan pada

beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan

aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini:

Tabel 4.21

Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I, II, dan III

Aspek Skor

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1 12 12 12

2 10 11 11

3 13 15 15

4 10 11 16

5 29 29 30

6 6 6 6

7 11 11 11

8 15 16 16

Jumlah 106 111 117

Berdasarkan tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru SiklusI

Pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada diagram 4.12 Berikut ini:

94

Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan I, II, dan III

Dari diagram di atas, aktivitas guru meningkat pada aspek ke 2, 3, 4, 5, 7, dan 8.

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, aspek yang mengalami peningkatan

pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) yaitu

guru mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Make a Match (21).

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru

sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 80,3%,

pertemuan kedua meningkat menjadi 84,1%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga

mengalami peningkatan menjadi 88,6%. Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas

guru siklus I pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada Diagram 4.13 sebagai berikut:

Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Observasi aktivitas Guru Siklus II

Pertemuan I, II, dan III Siklus II

0

10

20

30

40

Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Aspek 6

Aspek 7

Aspek 8

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

76,00%

78,00%

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

88,00%

90,00%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persentase

95

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan

pertama indikator aktivitas belajar siswa tidak ada aktivitas yang memperoleh skor 2, skor

3 sebanyak 18 item, dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item. Kemudian pada

pertemuan kedua, tidak ada aktivitas yang memperoleh skor 2, yang memperoleh skor 3

sebanyak 15 item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Pada pertemuan ketiga, perolehan skor 3

sebanyak 12 item dan skor 4 sebanyak 11 item.

Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel

4.22 berikut ini:

Tabel 4.22

Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I, II, dan III

Aspek Skor

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

1 13 13 14

2 6 7 7

3 12 14 14

4 9 9 10

5 21 21 22

6 13 13 13

Jumlah 74 77 80

Berdasarkan tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusII

Pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini:

Diagram 4.14 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan I, II, dan III

Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa meningkat pada aspek ke 1, 2, 3, 4,

dan 5. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran, yaitu siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh

0

5

10

15

20

25

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

96

guru ketika proses pembelajaran berlangsung (7), siswa juga aktif bertanya ketika proses

pembelajaran berlangsung (8). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam

kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa antusias terhadap penghargaan yang

diberika guru (19) sehingga menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa.

Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama

persentase yang diperoleh mencapai 80,4%, pertemuan kedua meningkat menjadi 83,7%,

kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 86,9%.

Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan III

dapat dilihat pada Diagram 4.14 sebagai berikut:

Diagram 4.14 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus II

Pertemuan I, II dan III

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus II mencapai 92% siswa

tuntas. Hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan

sebesar 80%. Rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan

dari kondisi awal 64,4 menjadi 81,6 pada siklus I dan naik menjadi 87,48 pada siklus II.

Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari 76% pada siklus I menjadi 92% pada siklus

II.

4.2. Analisis Komparatif

Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan

hasil belajar IPA siswa serta observasi aktivitas guru dan siswa kelas 4 SDN Mintomulyo

pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar

dan peningkatan aktivitas dalam pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa

76,00%

78,00%

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

88,00%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Presentase

97

pada kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu

pada siklus I dan siklus II.

Peningkatan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II akan

ditunjukkan pada tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Hasil Belajar Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Rata-rata Nilai 64,4 81,6 87,48

2 Nilai Tertinggi 85 100 100

3 Nilai Terendah 25 40 64

Berdasarkan Tabel 4.23 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan

Siklus II dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut:

Diagram 4.15 Peningkatan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan Diagram 4.15 di atas, dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan pada

hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai pada kondisi

awal yaitu 64,4 meningkat menjadi 81,6 pada siklus I, dan meningkat menjadi 87,48 pada

siklus II. Nilai tertinggi pada kondisi awal 85 meningkat menjadi 100 pada siklus I dan

Siklus II. Pada kondisi awal, nilai terendah siswa yaitu 25, pada siklus I nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 40 dan pada siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa adalah

64.

Peningkatan skor aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan Siklus II dapat terlihat

pada tabel 4.24 berikut:

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata nilai 64,4 81,6 87,48

Nilai Tertinggi 85 100 100

Nilai Terendah 25 40 64

0

20

40

60

80

100

120

98

Tabel 4.24

Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

1 Aktivitas Guru 96,33 111,33

2 Aktivitas Siswa 60,33 77

Berdasarkan Tabel 4.24 Peningkatan Aktivitas guru dapat dilihat pada Diagram 4.16

berikut:

Diagram 4.16 Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Guru dan Siswa pada

Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.16 terdapat peningkatan rata-rata skor aktivitas guru dan

aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. Rata-rata skor aktivitas guru meningkat dari 96

pada siklus I menjadi 111,33 pada siklus II. Sedangkan rata-rata skor aktivitas siswa

meningkat dari 60,33 pada siklus I menjadi 77 pada siklus II.

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan SK 2.Memahami

hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya

dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan

fungsinya. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, bahkan tingkat

keaktifan siswa rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang diterapkan

oleh guru masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah. Pemanfaatan

Siklus I Siklus II

Aktivitas Guru 96,33 111,3

Aktivitas Siswa 60,33 77

96,33 111,3

60,33

77

0

20

40

60

80

100

120

99

media dalam pembelajaran juga jarang dilakukan oleh guru sehingga anak merasa jenuh

dan bosan, apalagi pada mata pelajaran IPA.

Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 12 siswa atau 48%

dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 13 siswa atau

52% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti

merasa perlu mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan proses

pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Mintomulyo dengan menerapkan

model pembelajaran inovatif yaitu model Make a Match berbantuan media gambar.

Berikut ini tabel 4.25 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas guru pada

kondisi awal, siklus I, dan siklus II

Tabel 4.25

Perbandingan Analisis hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata Skor % Rata-rata Skor % Rata-rata Skor %

56 42 96,33 72,73 111,33 84,33

Berdasarkan tabel 4.25 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas guru pada

kondisi awal, siklus I, dan Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas gur.

Pada kondisi awal rata-rata skor yang diperoleh guru adalah 56 dari jumlah skor

keseluruhan 132. Setelah dilakukan tindakan siklus I guru memperoleh rata-rata skor

96,33 dari jumlah skor keseluruhan 132. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I,

rata-rata skor menjadi 111,33 dengan jumlah skor keseluruhan 132.

Peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada kondisi awal, siklus I, dan

siklus II dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:

100

Diagram 4.17 Peningkatan Persentase Observasi Aktivitas Guru pada

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.17 Peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada

kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase

aktivitas guru. Pada kondisi awal persentase aktivitas guru sebesar 42% meningkat

menjadi 72,73% setelah melakukan tindakan siklus I. Dan mengalami peningkatan menjadi

83,33% setelah melakukan tindakan siklus II. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

terjadi peningkatan aktivitas guru sebesar 42,33% dari kondisi awal sampai pelaksanaan

siklus II.

Berikut ini tabel Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada kondisi

awal, siklus I, dan Siklus II

Tabel 4.26

Perbandingan Analisis hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata Skor % Rata-rata Skor % Rata-rata Skor %

33 36 60,33 65,23 77 83,67

Berdasarkan tabel 4.26 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada

kondisi awal, siklus I, dan Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas

siswa. Pada kondisi awal rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 33 dari jumlah skor

keseluruhan 92. Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa memperoleh rata-rata skor 60

56

96 113,33

0

20

40

60

80

100

120

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Persentase

101

dari jumlah skor keseluruhan 92. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I, rata-rata

skor menjadi 83,7 dengan jumlah skor keseluruhan 92.

Peningkatan persentase observasi aktivitas siswa pada kondisi awal, siklus I, dan

siklus II dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut ini:

Diagram 4.18 Peningkatan Persentase Observasi Aktivitas Siswa pada

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada kondisi awal,

siklus I, dan siklus II terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun

aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut berdampak pada

peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA

siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.27

sebagai berikut:

Tabel 4.27

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 64,4 81,6 87,48

Berdasarkan tabel 4.27 pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa

mencapai 81,6 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh

siswa hanya 64,4. Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah

menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh

tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80%

33

60,33

77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Persentase

102

siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya

perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, hasil belajar IPA

menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa adalah

87,48

Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat

pada diagram 4.28 berikut:

Tabel 4.28

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 70 12 48 19 76 23 92

2. Belum Tuntas < 70 13 52 6 24 2 8

Jumlah 25 100 25 100 25 100

Berdasarkan tabel 4.28 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat

diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang tuntas atau telah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) hanya berjumlah 12 siswa dengan

persentase 48% sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 13 siswa dengan

persentase 52%. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan

jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dengan persentase siswa tuntas 76%,

sementara 6 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase

24%, dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa

belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan

yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, sehingga masih diperlukan perbaikan

pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar

ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu

sejumlah 80% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran

pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM 70 yaitu sebanyak 23

siswa dengan besar persentase 92%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai

KKM 70 hanya 2 siswa dengan besar persentase 8%. Dari hasil belajar IPA dan

ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan

tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media

103

gambar yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥

80%).

Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II disajikan dalam

diagram 4.19 berikut ini:

Diagram 4.19 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus

II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh

peneliti sebesar 80% siswa tuntas.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 2 siswa yang belum berhasil

mencapai KKM 70, hal ini dikarenakan siswa tersebut diketahui memang mempunyai

kemampuan di bawah rata-rata siswa yang lain. Salah satu siswa apabila mengikuti

kegiatan pembelajaran bersikap kurang aktif, cenderung diam, dan sulit berkonsentrasi,

bahkan siswa tersebut masih kurang lancar dalam membaca dan berhitung. Sedangkan

siswa yang lain, mengalami keterlambatan belajar, jika dilihat sekilas anak tersebut tidak

jauh berbeda dengan teman sebayanya, tetapi saat pembelajaran berlangsung anak

tersebut tidak dapat menangkap isi materi dengan baik seperti teman-temannya yang lain.

Beberapa hal yang menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang menyebabkan hasil

belajar yang diperolehnya masih rendah.

Pemanfaatan media gambar dalam pembelajarannya menambah antusias siswa

dalam pelaksanaan PTK ini. Selain itu model Make a Match dengan permainan kartunya

membuat siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, permainan pasang

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 12 19 23

Tidak Tuntas 13 6 2

0

5

10

15

20

25

48%

52%

76%

24%

92%

8%

104

kartu dalam pembelajaran ini mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan oleh

siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan pasang kartu dalam Make a Match

juga menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dengan siswa

yang lain. Selain itu guru juga membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi arena

kompetisi belajar yang positif bagi siswa, guru memberikan penghargaan berupa stiker

bintang kepada pasangan yang berhasil menyusun kartu dengan benar, hal ini

dimaksudkan untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan

menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada pokok

bahasan kerangka manusia sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA yang

diperoleh siswa.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model

pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dalam pembelajaran IPA pada

siswa kelas 4 Semester II SDN Mintomulyo Tahun Pelajaran 2015-2016 ini selaras dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Agrayanti, dari penelitian tersebut

diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat menjadi 77,73

setelah penerapan model pembelajaran Make a Match, selanjutnya penelitian oleh Biyomo

juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar sampai 100%. Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Dali juga menunjukkan hasil yang sama pada mata pelajaran IPS

persentase ketuntasan siswa mencapai 76% dengan nilai rata-rata siswa 80,88. Dari hasil

penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran Make a Match dapat

meningkatkan hasil belajar.