BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal,
deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai
kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya proses
pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan
penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan
penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi,
dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II
menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan
kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak. Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul
di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan
hasil belajar IPA yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri.
Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa
yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor
dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran
IPA. Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat
dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan
permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses
pembelajaran yang tengah berlangsung.
Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar
mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu metode pembelajaran yang disampaikan
guru belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pembelajaran yang
52
53
diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama,
siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan.
Selain itu, peran media pembelajaran juga belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh
guru sebelumnya. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu
merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah media juga dapat membantu
guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya
pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas
pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.
Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas 4 SDN Genengmulyo 02, hambatan-hambatan yang muncul
tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga
siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan
bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah
pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran
yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan
hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal.
Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM mata pelajaran IPA Kelas 4 SDN Genengmulyo 02
yang telah ditentukan oleh guru.
Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal akan
diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini.
4.1.1.1. Deskripsi Proses
Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 06 Oktober 2015 pada
mata pelajaran IPA dengan SK 5..Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan
antara makhluk hidup dengan Lingkungannya. KD 5.1. Hubungan Sesama Makhluk Hidup
dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya. Indikator pada pertemuan ini antara lain:
Menyebutkan contoh hubungan antar makhluk hidup, Mengklasifikasi jenis hubungan antar
makhluk hidup, Dapat bekerjasama dengan kelompok.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru
meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, Guru memeriksa kesiapan siswa dalam
belajar yaitu diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya dan
meminta siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulis masing – masing serta
54
yang lainnya. Guru melakukan absensi/mendata kehadiran siswa Memberi motifasi
terhadap siswa, siswa diberi pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya , siswa
mendapat penyampaian tentang kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, bersama siswa guru mengajak bernyanyi lagu “Kupu – Kupu yang
Lucu” dan mengadakan tanya jawab seputar lagu yang kemudian dihubungkan dengan
materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan stimulation (stimulasi atau pemberian
rangsangan) kepada siswa berupa pertanyaan yang berhubungan dengan materi dan
kehidupan sehari – hari.
Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa
adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena
pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru. Kemudian
dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama
siswa membuat kesimpulan. pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam penutup.
4.1.1.2. Deskripsi Hasil Tindakan
Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan Kompetensi Dasar
5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan
dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan).
Mengidentifikasikan beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) memperoleh hasil
dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 25, nilai rata-rata 63,2. Siswa yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 10 siswa (40 %) dari 25 siswa. Analisis nilai hasil
tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 25 – 35 2 8 %
2. 36 – 46 3 12 %
3. 47 – 57 2 8 %
4. 58 – 68 8 32 %
5. 69 – 79 8 32 %
6. 80 – 90 2 8 %
Jumlah Siswa 25 100 %
Nilai Rata-rata 63,2
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 25
55
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat
dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM.
Sebanyak 15 siswa dari total keseluruhan 25 siswa masih belum tuntas dalam mata
pelajaran IPA, hanya 10 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM.
Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 25-35
sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai 36-46 sejumlah 3 siswa dengan
persentase 12%, rentang nilai 47-57 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang
nilai antara 58-68 sejumlah 8 siswa dengan persentase 32%, rentang nilai 69-79 sejumlah
8 siswa dengan persentase 32%, dan rentang nilai 80-90 sejumlah 2 orang siswa dengan
persentase 8%. Dari daftar nilai pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata siswa 63,2 dan
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 25.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi
awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2. berikut ini
2 3
2
8 8
2 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 80-90
Nilai
8%
12% 8%
32% 32%
8%
56
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 10 40
2. Belum Tuntas < 70 15 60
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)
sejumlah 15 siswa atau 60% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 40% dari
total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah
siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:
Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Hasil observasi pada Kondisi awal juga memperoleh hasil yang rendah, baik
observasi guru maupun observasi siswa. Pada observasi aktivitas guru, hanya
memperoleh skor 56 dari jumlah skor keseluruhan 132 dengan persentase sebesar 42%.
Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa, hanya memperoleh skor 33 dari jumlah skor
keseluruhan 92 dengan persentase sebesar 36%.
Tuntas 40% Bekum
Tuntas 60%
Kondisi Awal
57
Persentase observasi guru dan observasi siswa dapat dilihat pada diagram 4.3
berikut:
Diagam 4.3 Persentase Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar IPA dan hasil observasi yang masih rendah, maka
peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua
siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan
2 yang berlangsung pada hari Selasa dan Kamis tanggal 03 dan 05 Nopember 2015.
Kelas 4 merupakan kelas tinggi dalam Sekolah Dasar dimana pembelajaran dilakukan
secara KTSP sehingga pada siklus I juga dilakukan pembelajaran secara KTSP yang
berlangsung dalam 2 x 35 menit. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah
Perencanaan antara lain: menyusun RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal,
butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran,
Pelaksanaan, serta Refleksi.
42%
36%
32%
34%
36%
38%
40%
42%
44%
Observasi Guru Observasi SiswaPersentase
58
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus I yang
meliputi perencanaan pertemuan I, dan perencanaan pertemuan kedua.
Perencanaan Pertemuan I
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning. Pembelajaran IPA dengan SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup
dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa
jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup
(rantai makanan).
Indikator pada pertemuan pertama antara lain: menyebutkan contoh hubungan antar
makhluk hidup, mengklasifikasi jenis hubungan antar makhluk hidup, dapat bekerjasama
dengan kelompok, dapat berkomunikasi dalam kelompok, menghargai dan menerima
pendapat orang lain.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning ialah: Melalui kegiatan Discovery Learning, siswa dapat memahami
hubungan antar sesama makhluk hidup, Melalui kegiatan Discovery Learning, siswa dapat
menyebutkan jenis – jenis hubungan antar makhluk hidup dengan benar. siswa dapat
membedakan masing – masing contoh hubungan antar makhluk hidup kedalam 3 jenis
simbiosis.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa,
lembar penilaian.
Perencanaan Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pembelajaran IPA
dengan SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup
59
dengan Lingkungannya KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas
(simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan).
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran IPA pertemuan
kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning ialah: Melalui kegiatan Data collection ketika eksplorasi berlangung guru juga
memberi kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak – banyaknya
yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotensis, dan diharapkan siswa
dapat memahami hubungan antar makhluk hidup, siswa dapat membedakan hubungan
antar makhluk hidup ke dalam 3 simbiosis dengan benar, siswa dapat bekerjasama
dengan baik dan menghargai serta menerima pendapat orang lain.
Selanjutnya peneliti menyiapkan materi yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajaranny, selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
daftar presensi siswa, buku pelajaran siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, lembar penilaian.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan akan diuraikan tentang proses pelaksanaan
tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi.
a) Proses Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal
hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Berikut ini rincian pelaksanaan tindakan siklus I.
Pelaksanaan Pertemuan I
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 03 Nopember 2015.
Pembelajaran berlangsung selama (2 x 35 menit).
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan
mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa,
dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya siswa
diberi kegiatan apersepsi dan motivasi dengan menyanyikan lagu “Kupu – Kupu Lucu” dan
melakukan tanya jawab, kemudian guru memberikan pertanyaan “Siapa yang suka pergi
60
ke taman? Apa saja yang bisa kita lihat disana?. Dari berbagai jawaban siswa misalnya
“saya melihat banyak pohon bu, ada yang besar dan ada pula yang kecil”, “Saya melihat
ada bunga juga dipohon itu bu” “bahkan ada tumbuhan lain dan juga binatang”, guru
kemudian memilih jawaban yang paling tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai yaitu Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari
ini, siswa dapat memahami lingkungan di sekitar taman tersebut.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi,Siswa
dapat memahami hubungan antar makhluk hudup, membedakan masing – masing
hubungan antar makhluk hidup, menjelaskan jenis hubungan antar makhluk hidup, guru
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan
memfasilitasi peserta didik melakukan pengamatan.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain – lain untuk memunculkan pendapat baik secara lisan
maupun tertulis, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,
serta memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok,
Pada kegiatan elaborasi guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Pelaksanaan Pertemuan II
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 05 Nopember 2015 Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam serta bertanya
keadaan siswa dilanjutkan dengan menunjuk salah satu siswa yang mampu berdo’a untuk
memimpin doa dan melakukan absensi/ mendata kehadiran siswa, memberi motifasi
terhadap siswa, tak lupa guru mengajukan pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya
serta menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dilanjutkan dengan mengajak siswa bernyanyi lagu “Kupu – Kupu yang Lucu” dan
mengadakan tanya jawab seputar lagu yang kemudian dihubungkan dengan materi
pembelajaran.
61
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti
diawali dengan guru mengajak siswa untuk memperhatikan materi dilayar monitor,
kemudian siswa diminta untuk mengamati hubungan makhluk hidup yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, siswa diminta untuk menjawaab pertanyaan guru mengenai
hubungan makhluk hidup apa saja yang mereka bahas pada pertemuan sebelumnya.
Beberapa siswa diminta untuk membedakan contoh masing – masing hubungan antar
makhluk hidup. Setelah siswa menyampaikan pendapatnya kemudian guru meminta siswa
untuk mendengarkan penjelasan guru mengenai hubungan yang saling menguntungkan,
yang menguntungkan salah satu pihak dan pihak lain tidak dirugikan serta menguntungkan
salah satu pihak diuntungkan dan salah satu dirugikan . Siswa diberi stimulation
(stimulasi/pemberian rangsangan). Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri dengan demikian siswa ikut
berpartisipasi dan aktifdalam kegiatan. Setelah dilakukan stimulation langkah selanjutya
adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah). Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen masing – masing
kelompok terdiri dari 5 orang, dan duduk melingkar pada kelompoknya masing – masing.
Dilanjutkan dengan guru membagikan LKS dan siswa mendiskusikan hasil kerja
kelompoknya. Guru bertugas sebagai pembimbing dan memberi fasilitas tiap kelompok
dalam mengerjakan LKS (LKS terlampir) dari kegiatan ini maka akan didapat data
collection. Berdasarkan kunci LKS guru meminta siswa menempelkan hasil LKS mereka di
depan kelas dan meminta perwakilan dua – tiga kelompok mempresentasikan
pekerjaannya dan kelompok lain menanggapi. Memberi penghargaan berupa umpan balik
dan penguatan. Siswa bersama guru kemudian melakukan Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi). Tahap generalitation/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru melakukan penilaian hasil belajar,
kemudian melibatkan siswa merangkum butir – butir pembelajaran dengan mengacu pada
indikator hasil belajar diatas serta memberi PR anak untuk dikerjakan di rumah dan
62
kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengajak semua siswa berdoa menurut agama
masing-masing.
b) Hasil tindakan
Pada bagian ini akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa
nilai IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil
belajar mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu
pada pertemuan kedua siklus I.
Hasil belajar IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 5.1. Mengidentifikasi beberapa
jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup
(rantai makanan). Distribusi frekuensi nilai IPA siklus I akan disajikan dalam tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No Interval Frekuensi Persentase
1 40 – 50 3 12 %
2 51 – 61 2 8 %
3 62 – 72 1 4 %
4 73 – 83 2 8 %
5 84 – 94 11 44 %
6 95 – 100 6 24 %
Jumlah 25 100 %
Rata-rata nilai 81,6
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 40
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat
hasil belajar pada pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 siklus I mempunyai
rata-rata nilai 81,6 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Pada rentang nilai 40-
50 sejumlah 3 siswa dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai
51-61 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang
nilai 62-72 sejumlah 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa,
rentang nilai 73-83 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan
siswa, rentang nilai 84-94 sejumlah 11 siswa dengan persentase 44%, dan rentang nilai
95-100 sejumlah 6 siswa dengan persentase 24% .
63
Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai berikut:
Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I
disajikan dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 19 76
2. Belum Tuntas < 70 6 24
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)
sejumlah 6 siswa atau 24% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 76% dari total
keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa
yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.
3 2 1 2
11
6
0
2
4
6
8
10
12
40-50 51-61 62-72 73-83 84-94 95-100
Fre
kue
nsi
12% 8% 4% 20%
44%
24%
64
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.2.3. Pelaksanaan observasi
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran DiscoveryLearning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap
pertemuan yaitu pertemuan pertama, dan pertemuan kedua.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses
pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil
pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33
indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam
lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor
3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 – 26 berada
pada kriteria sangat kurang, skor 27 – 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 – 78
termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 – 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan
skor 106 – 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar
observasi siswa yaitu untuk total skor 0 – 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 –
38 berada pada kriteria kurang, skor 39 – 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 – 74
termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 – 92 pada kriteria sangat baik.
Tuntas 76%
Belum Tuntas
24%
Siklus I
65
Pelaksanaan Observasi Pertemuan I
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 3, 1, 2, 4, 11
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7, 9
Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi
11 8, 9, 10 11
Petunjuk pembelajaran singkat dan jelas
12, 13, 14 9
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan
20, 21, 22
15, 16, 17, 18, 19, 23
24
Pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27 8
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
31, 32 29, 30, 33 13
TOTAL 8 25 91
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian
dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 8 item dan indikator
yang memperoleh skor 3 sebanyak 25 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 921 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 68,94%.
Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator
nomor 1, 2, 3, 4. Indikator nomor 1,2, dan 4 memperoleh skor 3 sedangkan nomor 3
memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek satu 11 skor. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua yaitu 9 skor.
Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 11 memperoleh skor 2 jumlah skor aspek tiga adalah 11 skor. Pada aspek
66
memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 9 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan terdiri dari 8 indikator yaitu
indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23 mendapat skor 3 dan indikator nomor 20, 21, 22
mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor. Aspek memberikan
penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh
skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam yaitu 6 skor. Kemudian pada aspek penggunaan
bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 dan
indikator 28 mendapatkan skor 2 sehingga jumlah skor aspek tujuh yaitu 8 skor.
Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 33 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 31, 32 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek delapan yaitu 13 skor. Total
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 91 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat
dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 2, 3, 4 1 9
Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru
6 5 5
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9, 10 8
Respon siswa dalam pemanfaatan pembelajaran
13 11, 12 8
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan
15, 16, 17, 18
14, 19 14
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 22 21, 23 10
TOTAL 15 8 54
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 15 item, indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 7 item dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 4
sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 54 dengan krieteria cukup dan
67
perentase keaktifan siswa adalah 58,69%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 2 dan indikator nomor
1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 9 skor. Selanjutnya aspek
eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 3 sehingga
jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor
aspek tiga 8 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 11, 12
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Kemudian pada aspek
melaksanakan tugas guru dalam kegiatan terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 15,
16, 17, 18 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14, 20 memperoleh skor 3 sehingga
jumlah skor aspek lima 14 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan
kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 22, memperoleh skor 2,
indikator nomor 21, 23 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 10 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah
54 skor.
68
Pelaksanaan Observasi Pertemuan II
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 9
Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi
8, 9, 10, 11 12
Petunjuk pembelajaran singkat dan jelas
12, 14 13 10
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23
27
Pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 26, 27, 28 9
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
31 29, 30, 32, 33 14
TOTAL 1 31 1 99
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian
dari observer, indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 1 item, indikator
yang memperoleh skor 3 sebanyak 31 item dan indikator yang memperoleh skor 4
sebanyak 1 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99 dengan kriteria baik
dan persentase pembelajaran sebesar 75%. Pada aspek memeriksa kesiapan
pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor
3 sehingga jumlah skor aspek satu adalah 12 skor. Pada aspek melakukan apersepsi,
motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator
nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua dalah 9 skor. Pada
aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri
dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10, 11 memperoleh skor 3 jumlah skor aspek
tiga adalah 12 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu
69
indikator nomor 12, 14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek empat adalah 10 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan terdiri dari 8 indikator yaitu
indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 mendapat skor 3 sehingga jumlah skor
aspek lima adalah 27 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek
enam adalah 6 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tujuh
adalah 9 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan
kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 32, 33 memperoleh
skor 3 dan indikator nomor 31 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek delapan
adalah 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan
kedua adalah 99 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3, 4 12
Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru
5, 6 6
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9, 10
8
Respon siswa dalam pemanfaatan pembelajaran
11, 12, 13 9
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan
14, 15, 16, 17, 18, 19
18
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20 21, 22 23 12
TOTAL 5 17 1 65
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 5 item, indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 17 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1
item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 65 dengan kriteria baik dan
70
persentase keaktifan siswa sebesar 70,65%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga
jumlah skor aspek tiga 8 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek
empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam terdiri dari 6
indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16, 17, 18, 19 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek lima 18 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan
refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor
21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah
skor aspek enam 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan pertama adalah 65 skor.
4.1.2.4. Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama, dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada
siklus I.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas
guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu
sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 25 item da tidak ada aktivitas guru yang memperoleh
skor 4. Selanjutnya pada pertemuan kedua tidak terdapat aktivitas yang memperoleh skor
2 sebanyak 1 item, perolehan skor 3 sebanyak 31 item dan jumlah indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 1 item.
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan pada
beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan
aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.9 Berikut ini:
71
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I, dan II
Berdasarkan tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I, dan
II dapat dilihat pada diagram 4.6 Berikut ini:
Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I, dan II
Berdasarkan diagram di atas aktivitas guru mengalami peningkatan pada aspek ke
1, 3, 4, 5, 7, dan 8. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada aspek 8
yaitu aspek mengorganisasikan siswa. Pada aspek ini guru mampu menumbuhkan
keceriaan dan antusiasme siswa (19), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir sejenak secara individu (20), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (21).
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru
sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 68,94%,
pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 75,76%. Peningkatan persentase hasil
0
5
10
15
20
25
30
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8
Pertemuan I Pertemuan II
Aspek
Skor
Pertemuan I Pertemuan II
1 11 12
2 9 9
3 11 12
4 9 10
5 24 27
6 6 6
7 8 9
8 13 15
72
observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, dan II dapat dilihat pada Diagram 4.7 sebagai
berikut:
Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I dan II
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan
pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item,
skor 3 sebanyak 8 item, dan tidak ada indikaot yang memperoleh skor 4. pertemuan
kedua, perolahan skor 2 sebanyak 5 item, perolehan skor 3 sebanyak 17 item dan skor 4
sebanyak 1 item.
Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.10
Berikut ini:
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II
1 9 12
2 5 6
3 8 8
4 8 9
5 14 18
6 10 12
68.94%
75.76%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
Pertemuan I Pertemuan IIPersenta…
73
Berdasarkan tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusI
Pertemuan I dan II dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:
Diagram 4.8 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II
Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa mengalami peningkatan pada aspek
ke 1, 2, 4, 5, dan 6. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek
respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu siswa berpartisipasi aktif
dalam pemanfaatan pembelajaran (13). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru,
siswa bersemangat dan antusias (15), siswa mampu melakukan kegiatan kondusif (16),
Siswa melakukan kegiatan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan (17), Siswa
dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan (18).
Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase
yang diperoleh mencapai 58,69%, pertemuan kedua persentase meningkat menjadi
70,65%.
0
5
10
15
20
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Pertemuan I Pertemuan II
74
Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II
dapat dilihat pada Diagram 4.9 sebagai berikut:
Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I dan II
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 76%
siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti
tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah
KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan
dari kondisi awal 63,2 menjadi 81,6 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase
ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 40% menjadi 76%. Karena pada siklus I
belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80% maka akan penelitian dilanjutkan
dengan siklus berikutnya yaitu siklus II.
4.1.3. Deskripsi Siklus II
Pada Siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu
pertemuan 1 dan 2 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis pada tanggal 10 dan 12
Nopember 2015. Pada pertemuan 1 mata pelajaran IPA merupakan kegiatan
pembelajaran dan pertemuan ke-2 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan
dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain: menyusun RPP beserta intrumen
penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian, lembar
58.69%
70.65%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Pertemuan I Pertemuan IIPersentase
75
observasi kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran berupa gambar;
Pelaksanaan, serta Refleksi.
4.1.3.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang
meliputi perencanaan pertemuan I, dan perencanaan pertemuan kedua.
Perencanaan Pertemuan I
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Discovry
Learning. Pembelajaran difokuskan pada mata pelajaran IPA dengan SK 5. Memahami
hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya dan
KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan
dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan).
Indikator pada pertemuan pertama antara lain: Menunjukkan hubungan makhluk hidup
dengan lingkungannya didalam ekosistem, Hubungan saling ketergantungan antar
makhluk hidup
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran IPA pertemuan
pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning ialah: Siswa memahami definisi tentang ekosistem, siswa dapat mengetahui
hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup, melalui sumber bacaan siswa dapat
memahami pengertian dari rantai makanan, serta dengan pengamatan siswa dapat
dengan jelas memahami pengertian dari jaring – jaring makanan, serta melalui
pembelajaran siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi pembelajaran dengan penuh
semangat dan percaya diri.
.
Perencanaan Pertemuan Kedua
Seperti pada pertemuan pertama, sebelum melakukan tindakan pembelajaran
pada pertemuan kedua peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung
pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning. Pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan
76
SK 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
Lingkungannya dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis)
dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan).
Indikator pada pertemuan pertama antara lain: Menjelaskan pengertian rantai
makanan, memberi contoh tentang jaring – jaring makanan serta mengevaluasi dari materi
tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran IPA pertemuan
kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning ialah: Memahami pengertian dari jaring – jaring makanan, melalui pembelajaran
siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi pembelajaran dengan penuh semangat dan
percaya diri.
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Seperti halnya pada siklus I, pada tahap pelaksanaan tindakan ini juga akan
diuraikan tentang proses pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi pada
siklus II.
a) Proses Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II
dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus
II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
Pelaksanaan Pertemuan I
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Nopember 2015.
Pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit.
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan
mengucapkan salam, dilanjutkan dengan menunjuk salah satu siswa yang mampu berdo’a
untuk memimpin doa, kesiapan siswa sangat diperhatikan oleh guru dalam belajar yaitu
diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya dan meminta
siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulis masing – masing serta yang
lainnya. Guru melakukan absensi/ mendata kehadiran siswa, memberi motifasi terhadap
siswa, dilanjutkan mengajukan pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya, serta
menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
77
Kegiatan inti diawali dengan membagi siswa ke dalam kelompok mennjadi 5
kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 siswa, kemudian siswa diminta untuk
melakukan pemahaman materi melalui buku yang mereka miliki, setelah pembagian
kelompok , guru menjelaskan secara universal kepada seluruh siswa tentang pengertian
ekosistem, rantai makanan, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang proses makan
dan dimakan pada tumbuhan dan hewan, disini siswa dapat mengeksplor. Masing masing
kelompok mengamati dan mencatat hal penting kemudian mendiskusikan dan menafsirkan
dari hasil yang dicatat. Dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah
dianalisis dari hasil analisis lalu membuat hasil kesimpulan berupa laporan dari hasil yang
dianalilis dan mempresentasikannya.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mempresentasikan hasil analisisnya dengan baik dan benar
dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab kepada siswa materi yang belum dipahami.
Bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang dilakukan bersama.
Pelaksanaan Pertemuan Kedua
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Nopember 2015 selama 2 x 35
menit. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan
mengucapkan salam serta bertanya keadaan siswa, dilanjutkan dengan menunjuk salah
satu siswa yang mampu berdo’a untuk memimpin doa, dan berlanjut pada absensi/
mendata kehadiran siswa. Memberi motifasi terhadap siswa, guru stimulasi (rangsangan)
dan menyampaikan langkah – langkah pembelajaran.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
diawali dengan guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, guru menjelaskan tentang jaring
– jaring makanan, dari hasil pengamatan siswa mengeksplorasi dari sumber bacaan
tentang pengertian jaring – jaring makanan, mengamati dan mencatat hal penting. Setelah
mengamati dan mencatat hal – hal yang penting dari video masing-masing kelompok
mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Dibimbing guru siswa membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis kemudian dikumpulkan. Siswa diminta kembali
ke tempatnya semula.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil menganalisis kemudian guru melakukan tanya jawab kepada
78
siswa materi yang belum dipahami guru memberikan tes evaluasi pada akhir pembelajaran
dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan, dan siswapun mengerjakan soal evaluasi
dengan tenang. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar
lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
b) Hasil Tindakan
Seperti pada siklus I, bagian ini menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran
berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 setelah pelaksanaan tindakan siklus
II. Hasil belajar mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir
siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus II disajikan pada tabel daftar nilai IPA Siklus II
(terlampir), dan distribusi frekuensi nilai IPA siklus II akan disajikan dalam tabel 4.11
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
No Interval Frekuensi Persentase
1 63-69 3 12 %
2 70-76 2 8 %
3 77-83 7 28 %
4 84-90 1 4 %
5 91-97 10 40 %
6 98-100 2 8 %
Jumlah 2154 100 %
Rata-rata nilai 86,16
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 64
Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat
hasil belajar pada IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo siklus II mempunyai rata-rata nilai
86,64 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 63. Pada rentang nilai 63-69 sejumlah 3
siswa dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-76
sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 77-
83 sejumlah 7 siswa dengan persentase 28% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai
84-90 sejumlah 1 siswa dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang
nilai 91-97 sejumlah 10 dengan persentase 40%, dan rentang nilai 98-100 sejumlah 2
siswa dengan persentase 8%.
79
Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan dalam diagram 4.10 sebagai berikut:
Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I
disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut ini
Tabel 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 22 88
2. Belum Tuntas < 70 3 12
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.12 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥
70) sejumlah 3 siswa atau 12% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 22 siswa dengan persentase 88% dari
total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah
siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.
0
2
4
6
8
10
12
63 - 69 70-76 77-83 84-90 91-97 98-100
Fre
kue
nsi
Nilai
12% 8%
28%
4%
40%
8%
80
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut:
Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus II
4.1.3.3. Pelaksanaan Observasi
Sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas
guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap
pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap
pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas
selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa.
Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari
33 indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam
lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor
3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 – 26 berada
pada kriteria sangat kurang, skor 27 – 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 – 78
termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 – 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan
skor 106 – 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar
Tuntas 88%
Tidak Tuntas
12%
Siklus II
81
observasi siswa yaitu untuk total skor 0 – 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 –
38 berada pada kriteria kurang, skor 39 – 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 – 74
termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 – 92 pada kriteria sangat baik.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan I
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
6, 7 5 10
Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi
8, 9, 10 11 13
Petunjuk pembelajaran singkat dan jelas
12, 14 13 10
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan
15, 16, 17, 18, 21, 22, 23
19, 20 29
Pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27 11
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
29, 30, 31, 32, 33
15
TOTAL 26 7 106
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer tidak ada indikator dari aktivitas guru yang memperoleh skor 2,
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 26 item dan indikator yang memperoleh skor
4 sebanyak 7 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 106 dengan kriteria
Sangat Baik dan persentase proses belajar sebesar 80,3%. Pada aspek memeriksa
kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 5, 6, 7 pada indikator nomor 5 memperoleh skor 4 dan pada indikator
82
nomor 6 dan 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek
ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 11
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 13 skor. Pada aspek
memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 14
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek empat adalah 10 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan terdiri dari 8 indikator yaitu
indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23
mendapat skor 3 dan indikator nomor 19, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skor aspek
lima 29 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu
indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 9 skor.
Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26,
27 memperoleh skor 4, indikator nomor 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek
tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan
kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31, 32, dan 33
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor. Total keseluruhan skor
hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama adalah 106 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 3, 4 2 13
Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru
5, 6 6
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9, 10 12
Respon siswa dalam pemanfaatan pembelajaran
11, 12, 13 9
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan
14, 18, 19 15, 16, 17
21
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 21, 22 23 13
TOTAL 18 5 74
83
Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui tidak ada
indikator pada aktivitas sisa yang memperoleh skor 2, indikator yang memperoleh skor 3
sebanyak 18 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 74 dengan kriteria baik dan persentase sebesar 80,43%.
Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3,
4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek satu 13 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga
jumlah skor aspek tiga 12 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 11, 12, dan 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor
aspek empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan
terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 18, 19 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 15, 16, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 21 skor.
Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 20, 21, 22, memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total keseluruhan
skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 74 skor.
84
Pelaksanaan Observasi Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Membimbing siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi
11 8, 9, 10
15
Petunjuk pembelajaran singkat dan jelas
12, 13, 14
12
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan
15, 16, 17, 18, 22, 23
19, 20, 21
30
Pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27
11
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
29, 30, 31, 32 33 16
TOTAL 19 14 113
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 19 item dan indikator
yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 117 dengan kriteria sangat baik dan persentase sebesar 88,63 %. Pada aspek
memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2,
3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi
sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10
memperoleh skor 4 dan indikator nomor 11 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor
85
aspek tiga adalah 15 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
empat adalah 16 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan terdiri dari 9 indikator yaitu
indikator nomor 15, 16, 17, 18, 22, 23 mendapat skor 3 dan indikator nomor 19, 20, 21
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 30 skor. Aspek memberikan
penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24 dan 25
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian pada aspek
penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 4
dan indikator nomor 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tujuh adalah 11
skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan
refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31, 32, 33 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi
aktivitas guru siklus II pertemuan kedua adalah 113 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 3 2, 4 14
Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru
5 6 7
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
9, 10 7, 8 14
Respon siswa dalam pemanfaatan pembelajaran
11, 13 12 10
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan
14, 18 15, 16, 17, 19
22
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 21, 22 23 13
TOTAL 12 11 80
Berdasarkan tabel 4.16 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 12 item dan indikator yang
86
memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
79 dengan kriteria sangat baik dan persentase 86, 96%. Pada aspek kesiapan siswa
dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 2, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor.
Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru
terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8 memperoleh skor 4
dan indikator nomor 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 14 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 11, 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek
melaksanakan tugas guru dalam kegiatan terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14,
18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17, 18 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skor aspek lima 22 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan
kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 21, 22 memperoleh skor 3
dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 13
skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan ketiga
adalah 80 skor.
4.1.3.4. Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama, dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada
siklus II baik pertemuan I maupun II.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas
guru pada siklus II pertemuan pertama diketahui tidak ada indikator yang memperoleh skor
2, yang memperoleh skor 3 sebanyak 26 dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 7 item..
Selanjutnya pada pertemuan kedua tidak terdapat aktivitas yang memperoleh skor 2,
perolehan skor 3 sebanyak 19 item dan jumlah indikator yang memperoleh skor 4
sebanyak 14 item.
87
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, terjadi peningkatan pada
beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan
aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I dan II
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II
1 12 12
2 10 11
3 13 15
4 10 12
5 29 30
6 6 6
7 11 11
8 15 16
Berdasarkan tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru SiklusI
Pertemuan I dan II dapat dilihat pada diagram 4.12 Berikut ini:
Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I dan II
Dari diagram di atas, aktivitas guru meningkat pada aspek ke 2, 3, 4, 5, 7, dan 8.
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, aspek yang mengalami peningkatan
pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu guru mampu
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning.
0
10
20
30
40
Aspek1
Aspek2
Aspek3
Aspek4
Aspek5
Aspek6
Aspek7
Aspek8
Pertemuan I Pertemuan II
88
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru
sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 80,3%,
kedua juga mengalami peningkatan menjadi 83,70%. Peningkatan persentase hasil
observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada Diagram 4.13
sebagai berikut:
Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Observasi aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I dan II Siklus II
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan
pertama indikator aktivitas belajar siswa tidak ada aktivitas yang memperoleh skor 2, skor
3 sebanyak 18 item, dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item. Kemudian pada
pertemuan kedua, perolehan skor 3 sebanyak 12 item dan skor 4 sebanyak 11 item.
Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel
4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II
1 13 14
2 6 7
3 12 14
4 9 10
5 21 22
6 13 13
80.30%
87.88%
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
Pertemuan I Pertemuan IIPersentase
89
Berdasarkan tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan I dan II dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini:
Diagram 4.14 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa meningkat pada aspek ke 1, 2, 3, 4,
dan 5. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran, yaitu siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
guru ketika proses pembelajaran berlangsung , siswa juga aktif bertanya ketika proses
pembelajaran berlangsung. Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam
kegiatan siswa antusias terhadap penghargaan yang diberika guru sehingga
menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa.
Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama
persentase yang diperoleh mencapai 80,43%, pertemuan kedua meningkat menjadi
83,70%, kemudian pada pertemuan kedua persentase meningkat menjadi 86,96%.
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Pertemuan I Pertemuan II
90
Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II
dapat dilihat pada Diagram 4.15 sebagai berikut:
Diagram 4.15 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus II mencapai 88% siswa
tuntas. Hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan
sebesar 80%. Rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan
dari kondisi awal 63,2 menjadi 81,6 pada siklus I dan naik menjadi 86,64 pada siklus II.
Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari 24% pada siklus I menjadi 88% pada siklus
II.
4.2. Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan
hasil belajar IPA siswa serta observasi aktivitas guru dan siswa kelas 4 SDN Genengmulyo
02 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil
belajar dan peningkatan aktivitas dalam pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas
siswa pada kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan
yaitu pada siklus I dan siklus II.
80.43%
86.96%
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
Pertemuan I Pertemuan IIPresentase
91
Peningkatan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II akan
ditunjukkan pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Hasil Belajar Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Rata-rata Nilai 63,2 81,6 86,64
2 Nilai Tertinggi 85 100 100
3 Nilai Terendah 25 40 64
Berdasarkan Tabel 4.19 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I,
dan Siklus II dapat dilihat pada diagram 4.16 berikut:
Diagram 4.16 Peningkatan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan Diagram 4.16 di atas, dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan pada
hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai pada kondisi
awal yaitu 63,2 meningkat menjadi 81,6 pada siklus I, dan meningkat menjadi 86,64 pada
siklus II. Nilai tertinggi pada kondisi awal 85 meningkat menjadi 100 pada siklus I dan
Siklus II. Pada kondisi awal, nilai terendah siswa yaitu 25, pada siklus I nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 40 dan pada siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa adalah
64.
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata nilai 63.2 81.6 86.64
Nilai Tertinggi 85 100 100
Nilai Terendah 25 40 64
0
20
40
60
80
100
120
92
Peningkatan skor aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan Siklus II dapat terlihat
pada tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20 Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No Hasil Tindakan Siklus I Siklus II
1 Aktivitas Guru 96 111,3
2 Aktivitas Siswa 60 77
Berdasarkan Tabel 4.20 Peningkatan Aktivitas guru dapat dilihat pada Diagram
4.17 berikut:
Diagram 4.17 Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.17 terdapat peningkatan rata-rata skor aktivitas guru dan
aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. Rata-rata skor aktivitas guru meningkat dari 96
pada siklus I menjadi 112,3 pada siklus II. Sedangkan rata-rata skor aktivitas siswa
meningkat dari 60 pada siklus I menjadi 77 pada siklus II.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan SK 5.
Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
Lingkungannya, dan KD 5.1. Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis)
dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan), didapatkan
Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 96 111.3
Aktivitas Siswa 60 77
96 111.3
60
77
0
20
40
60
80
100
120
93
hasil belajar yang rendah. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran,
bahkan tingkat keaktifan siswa rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran
yang diterapkan sebelumnya masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan
ceramah.
Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 10 siswa atau 40%
dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa atau
60% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti
merasa perlu mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Genengmulyo 02 dengan
menerapkan model Discovery Learning.
Berikut ini tabel 4.21 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas guru pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.21 Perbandingan Analisis hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata Skor % Rata-rata Skor % Rata-rata Skor %
56 42 96 72,73 111,33 84,34
Berdasarkan tabel 4.21 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas guru pada
kondisi awal, siklus I, dan Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas
guru. Pada kondisi awal rata-rata skor yang diperoleh guru adalah 56 dari jumlah skor
keseluruhan 132. Setelah dilakukan tindakan siklus I guru memperoleh rata-rata skor 96
dari jumlah skor keseluruhan 132. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I, rata-rata
skor menjadi 111,33 dengan jumlah skor keseluruhan 132.
94
Peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada kondisi awal, siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut ini:
Diagram 4.18 Peningkatan Persentase Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.18 Peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase
aktivitas guru. Pada kondisi awal persentase aktivitas guru sebesar 42% meningkat
menjadi 72,73% setelah melakukan tindakan siklus I. Dan mengalami peningkatan menjadi
83,34% setelah melakukan tindakan siklus II. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan aktivitas guru sebesar 41,34% dari kondisi awal sampai pelaksanaan
siklus II.
Berikut ini tabel Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada kondisi
awal, siklus I, dan Siklus II
Tabel 4.22 Perbandingan Analisis hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata Skor % Rata-rata Skor % Rata-rata Skor %
33 36 60 65,22 77 83,7
56
96 113,33
0
20
40
60
80
100
120
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Persentase
42%
72,73% 84,34%
95
Berdasarkan tabel 4.22 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada
kondisi awal, siklus I, dan Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas
siswa. Pada kondisi awal rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 33 dari jumlah skor
keseluruhan 92. Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa memperoleh rata-rata skor 60
dari jumlah skor keseluruhan 92. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I, rata-rata
skor menjadi 83,7 dengan jumlah skor keseluruhan 92.
Peningkatan persentase observasi aktivitas siswa pada kondisi awal, siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada diagram 4.19 berikut ini:
Diagram 4.19 Peningkatan Persentase Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada kondisi awal,
siklus I, dan siklus II terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun
aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut berdampak pada
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA
siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.23
sebagai berikut:
Tabel 4.23 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Hasil Belajar IPA
63,2 81,6 86,16
33
60
77
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Persentase36%
65,22%
83,7%
96
Berdasarkan tabel 4.23 pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa
mencapai 81,6 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh
siswa hanya 63,2. Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh
tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80%
siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya
perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, hasil belajar IPA
menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa adalah
86,16.
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
pada diagram 4.24 berikut:
Tabel 4.24 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥ 70 10 40 19 76 22 88
2. Belum Tuntas < 70 15 60 6 24 3 12
Jumlah 25 100 25 100 25 100
Berdasarkan tabel 4.24 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat
diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang tuntas atau telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) hanya berjumlah 10 siswa dengan
persentase 40% sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 15 siswa dengan
persentase 60%. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dengan persentase siswa tuntas 76%,
sementara 6 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase
24%, dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa
belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan
yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, sehingga masih diperlukan perbaikan
pada siklus II.
Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar
ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu
97
sejumlah 80% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM 70 yaitu sebanyak 22
siswa dengan besar persentase 88%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai
KKM 70 hanya 3 siswa dengan besar persentase 12%. Dari hasil belajar IPA dan
ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan
tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang telah
ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 80%).
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II disajikan
dalam diagram 4.20 berikut ini:
Diagram 4.20 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada
siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan
oleh peneliti sebesar 80% siswa tuntas.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 3 siswa yang belum berhasil
mencapai KKM 70, hal ini dikarenakan siswa tersebut diketahui memang mempunyai
kemampuan di bawah rata-rata siswa yang lain. Salah satu siswa apabila mengikuti
kegiatan pembelajaran bersikap kurang aktif, cenderung diam, dan sulit berkonsentrasi,
bahkan siswa tersebut masih kurang lancar dalam membaca. Sedangkan siswa yang lain,
mengalami keterlambatan belajar, jika dilihat sekilas anak tersebut tidak jauh berbeda
dengan teman sebayanya, tetapi saat pembelajaran berlangsung anak tersebut tidak dapat
menangkap isi materi dengan baik seperti teman-temannya yang lain. Beberapa hal yang
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 10 19 22
Tidak Tuntas 15 6 3
0
5
10
15
20
25
40%
60%
76%
24%
88%
12%
98
menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang menyebabkan hasil belajar yang
diperolehnya masih rendah.
Model Discovery Learing membuat siswa dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, dan merasa memiliki kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru,
mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan oleh siswa saat mengikuti proses
pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode Descovery Learning juga
menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dengan siswa yang
lain. Selain itu guru juga menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris
dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari
pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah,
latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar IPA, yaitu sebagai penerapan
IPA pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam, hal ini
dimaksudkan untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan Hubungan Sesama
Makhluk Hidup dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh siswa.
Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model
pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 4 Semester I
SDN Genengmulyo 02 Tahun Pelajaran 2015/2016 ini selaras dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Yunari dari penelitian tersebut diketahui rata-rata
hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat menjadi 9,22 setelah penerapan model
pembelajaran Discovery Learning, selanjutnya penelitian oleh Agus Supriyadi juga
menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar sampai 75,55%. Rata – rata nilai
evaluasi belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 78,72 dan meningkatsetelah adanya
perbaikan pembelajaran pada siklus II menjadi 97,76. Dari hasil penelitian tersebut terbukti
bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.