BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
-
Author
dinhnguyet -
Category
Documents
-
view
214 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
4.1.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Letak Sekolah
Dasar Negeri 2 Bangsri berada di wilayah Desa Bangsri Kecamatan Jepon
Kabupaten Blora.
Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri dari pusat kota ± 12
km. Dilihat dari letak geografisnya sekolah dasar ini terletak jauh dari
Kabupaten Blora dan terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk
pembelajaran di lingkungan Desa Bangsri, karena letaknya di tepi jalan utama
desa yang mudah dijangkau dari beberapa dukuh yang menjadi wilayah desa
tersebut serta jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk
kegiatan pembelajaran.
Ruangan Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri terdapat tujuh ruangan.
Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas
6 dan satu ruang kantor guru. Terdapat dua wc yang terdiri dari wc guru dan
siswa. Selain ruangan dan wc Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri juga mempunyai
halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara.
Fasilitas belajar yang ada di Sekolah Dasar Negeri Negeri 2 Bangsri
masih terbatas. Adapun komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru
dalam mengetik data-data administrasi yang diperlukan, selain itu alat peraga
dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang sarana belajar
siswa sudah cukup baik seperti buku-buku yang dapat membantu siswa dalam
belajar. Buku-buku tersebut terdiri dari buku-buku pelajaran, buku-buku cerita
serta buku-buku lain yang dapat menunjang dan membantu siswa dalam
belajar. Untuk setiap ruang kelas juga sudah cukup memadai ketersediaan
fasilitasnya.

36
Jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari sembilan guru, dengan
Kepala Sekolah, 6 guru kelas yang terdiri 5 PNS dan 1 wiyata bhakti, 1 guru
agama, 1 guru SBK dan 1 guru olah raga. Adapun 1 karyawan sekolah yang
bertugas sebagai penjaga sekolah.
4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Bangsri
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari
12 siswa putra dan 22 siswa putri pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan pokok bahasan “sifat-sifat cahaya”.
4.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas V SD Negeri
2 Bangsri semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah siswa 34 yang
terdiri dari 22 siswa putri dan 12 siswa putra pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa
terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah
dilakukan dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat
dalam tabel 4.1

37
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah Siswa
Persentase (%) Ketuntasan Jumlah
1. ˂52 10 29,4 Belum tuntas 20 2. 53 – 62 10 29,4 Belum tuntas 3. 62,5 – 71 9 26,4 Tuntas
14 4. 72 – 81 3 8,9 Tuntas 5. 82 – 100 2 5,9 Tuntas
Jumlah 36 100 Rata-rata 58,82 Nilai tertinggi 82 Nilai terendah 40
Berdasarkan tabel 4.1 pembelajaran belum efektif dengan banyaknya
siswa yang belum tuntas dalam belajarnya yaitu masih di bawah nilai KKM
(62,50) ada 20 siswa sedangkan siswa yang sudah tuntas ada 14 siswa.
Diketahui untuk nilai <52 sebanyak 10 siswa dengan persentase 29,4%, 53 s/d
62 sebanyak 10 siswa dengan persentase 29,4%, untuk nilai 62,5 s/d 71
sebanyak 9 siswa dengan persentase 26,4%, nilai 72 s/d 81 sebanyak 3 siswa
dengan persentase 8,9%, dan yang memiliki nilai 82 s/d 100 sebanyak 2 siswa
dengan persentase 5,9%. Dengan nilai rata-rata 58,82 sedangkan nilai tertinggi
adalah 82 dan nilai terendahnya adalah 40.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 4.1

38
Gambar 4.1 Hasil Perolehan Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) data hasil
perolehan nilai pada pra siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Persen (%)
1. Tuntas 14 41,1 2. Belum tuntas 20 58,9
Jumlah 34 100
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus) dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=62,50) sebanyak 20 siswa atau 58,9%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 41,1%. Ketuntasan
belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar 4.2.
10
10 9 32
02468
1012
<52 53-62 62,5-71 72-81 82-100
Jum
lah
Sisw
a
Nilai

39
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA
Siswa Kelas V Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
Hasil belajar siswa rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pokok
bahasan sifat-sifat cahaya masih rendah. Hal ini dikarenakan guru kurang
memiliki ketrampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau
selalu menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional, yaitu
metode ceramah. Kegiatan belajar mengajar (KBM) masih didominasi metode
ceramah sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik yang
berakibat tingkat pemahaman siswa rendah dan siswa kurang aktif dalam
mengikuti KBM.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD
Negeri 2 Bangsri Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012, penulis melakukan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai rancangan penelitian yang
sudah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk
meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan “sifat-sifat
cahaya” yang akan dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari
tiga kali pertemuan.
41,10%
58,90%tuntas
belum tuntas

40
4.3 Hasil Analisis Penelitian
4.3.1 Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu
pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan
berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan
pada tanggal 16 Maret 2012, pertemuan II pada tanggal 17 Maret 2012 dan
pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2012. Pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung peneliti meminta bantuan observer (guru kelas VI)
untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi
(terlampir) yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item
untuk mengamati guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar.
A. Hasil Penelitian Siklus I
Analisis penelitian setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Nilai Siklus I
Keterangan Jumlah siswa
Persen (%)
1. ˂52 8 23,5 Belum Tuntas 2. 53–62 1 2,9 Belum Tuntas 3. 62,5– 71 11 32,4 Tuntas 4. 72 – 81 9 26,5 Tuntas 5. 82 – 100 5 14,7 Tuntas
Jumlah 34 Rata-rata 68,52
Nilai tertinggi 97 Nilai terendah 42
Berdasarkan tabel 4.3 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
(KKM=62,50) adalah sebanyak 25 atau 73,6% dari keseluruhan siswa
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 9 siswa
atau 26,4%, yang dapat diuraikan dengan nilai ˂52 sebanyak 8 siswa atau
23,5%, 53 s/d 62 sebanyak 1 siswa atau 2,9%, nilai 62,5 s/d 71 sebanyak 11

41
siswa atau 32,4%, nilai 72 s/d 81 sebanyak 9 siswa atau 26,5% dan yang
mendapat nilai 82 s/d 100 sebanyak 5 siswa atau 14,7%. Dengan nilai rata-rata
68,52 dan nilai tertinggi adalah 97 sedangkan nilai terendahnya adalah 42.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 4.3
8
1
119
5
02468
1012
<52 53-62 62,5-71 72-81 82-100
Jum
lah
Sisw
a
Nilai
Gambar 4.3
Hasil Perolehan Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus I berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) dapat disajikan dalam bentuk tabel
4.4
Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Ketuntasan
Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%) 1. Tuntas 25 73,6 2. Belum tuntas 9 26,4
Jumlah 34 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dapat diketahui
bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan minimal (KKM=62,50)
sebanyak 21 siswa dengan persentase 100% dan siswa yang mendapat nilai

42
kurang dari KKM sebanyak 9 siswa dengan persentase 0%. Ketuntasan belajar
siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada gambar 4.4.
73,60%
26,40%Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.4
Persentase Ketuntasan Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
Berdasarkan pada gambar 4.2 dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture siswa yang belum tuntas (KKM=62,50)
adalah sebanyak 9 siswa atau 26,4%. Sedangkan siswa yang tuntas dalam
belajarnya sebanyak 25 siswa atau 73,6%. Berarti indikator kinerja dalam
penelitian siklus I ini belum tercapai karena dari jumlah siswa yang mendapat
nilai ≥62,50 hanya 73,6% sedangkan indikator keberhasilan yang digunakan
penulis adalah 80% dan dapat diartikan hanya 73,6% dari jumlah siswa
memahami materi yang telah disajikan guru. Untuk memantapkan dari hasil
siklus I ini akan dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan.
B. Analisis Data Dari Hasil Observasi Siklus I
Hasil observasi selama proses pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan I, II dan
III.
1) Pertemuan I
a. Analisis data hasil observasi guru
Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yaitu menitikberatkan
pada gambar dan kerja kelompok. Pada tahap awal guru sudah melakukan
persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruang dan media pembelajaran serta

43
memeriksa kesiapan siswa, namun dalam memeriksa kesiapan siswa masih
ada siswa yang belum siap mengikuti KBM. Sudah ada apersepsi dan
apersepsinyapun sudah menarik namun dalam menyampaikan
kompetensi/tujuan pembelajaran tidak disampaikan secara rinci yaitu hanya
menyampaikan bahwa pembelajaran pada pertemuan I membahas sifat-sifat
cahaya.
Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan. Guru
menguasai seluruh materi pelajaran, tetapi pada strategi pembelajaran
terdapat beberapa item yang dalam pelaksanaannya masih kurang dan ada
beberapa item yang belum dilaksanakan yaitu dalam menunjukkan gambar
kurang maksimal, saat membentuk kelompok pembagian anggota
kelompoknya tidak merata, membimbing peserta didik saat kerja kelompok
kurang merata, tidak menanyakan alasan dasar dari gambar yang disediakan
guru, pembelajaran yang dilaksanakan melebihi batas waktu yang ditentukan.
Dalam pemanfaatan media guru sudah memanfaatkan media pembelajaran
yaitu berupa gambar secara efektif dan efisien, namun dalam melibatkan
siswa dalam pemanfaatan media kurang merata. Penggunaan bahasa dalam
kegiatan belajar mengajar sudah menggunakan bahasa dengan lancar dan
benar baik dari bahasa lisan ataupun bahasa tulis.
Kegiatan penutup untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hanya
beberapa siswa yang terlibat aktif menyimpulkan hasil pembelajaran. Pada
pertemuan I ini tidak diadakan tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk
evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus yaitu pada siklus III. Sedangkan
pada tahap tindak lanjut guru tidak melaksanakan.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and
picture pada siklus I pertemuan I berdasarkan lembar observasi siswa
(terlampir) pada umumnya sudah dilaksanakan. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini terlihat pada skor
penilaian yang diisi berdasarkan pengamatan observer (guru kelas VI)
terdapat satu item yang mendapat skor 1 yaitu pada siswa mampu menjawab

44
apersepsi, rata-rata skor penilaian pada lembar observasi siswa siklus I
pertemuan I ini mendapat skor 2 yaitu 10 item, skor 3 terdapat 8 item
sedangkan skor 4 tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum
maksimal karena skor penilaian 4 belum ada yang terlaksana dan sebagian
besar skor penilaian masih banyak pada skor 2. Jika penilaian sebagaian
masih pada skor 2, dapat dikatakan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar
mengajar baru sekitar 11%-40% dari seluruh jumlah siswa yang ada.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah cukup baik namun
dalam menjawab apersepsi dari guru hanya sebagian kecil siswa. Siswa
memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa siswa yang aktif bertanya
saat proses KBM, interaksi antar siswa, siswa-guru, siswa-materi hanya
sebagian kecil siswa. Siswa belum memahami benar ketika guru menerapkan
pembelajaran dengan picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa
sudah terlihat aktif walaupun masih ada beberapa yang kurang aktif.
Saat kerja kelompok berlangsung masih sebagian besar kelompok
kurang terlibat sepenuhnya dalam menyelesaikan lembar kerja kolmpok dan
guru dalam membimbing diskusi kelompok kurang merata. Hal ini terlihat
dari persentase yang diperoleh tiap kelompoknya masih banyak yang
mendapat persentase 56,25% yaitu kelompok 2, 4, 6 dan 8. Yang mendapat
persentase 62,50% yaitu kelompok 3, 5 dan 7 sedangkan yang mendapat nilai
persentase tertinggi hanya 68,75 dan itupun hanya didapat kelompok 1. Rata-
rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok
yaitu 60,15%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus
I pertemuan I ini belum memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi
patokan ≥70% untuk kategori baik.
2) Pertemuan II
a. Analisis data hasil observasi guru
Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah ada
peningkatan dibandingkan pertemuan I. Pada tahap awal guru sudah
melakukan persiapan pembelajaran dengan baik yaitu kesiapan ruang dan

45
media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa. Sudah ada apersepsi,
namun dalam penyampaian kompetensi/tujuan masih kurang rinci.
Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan dengan
baik. Guru menguasai seluruh materi pelajaran, hanya terdapat beberapa item
yang belum dilaksanakan secara menyeluruh yaitu pembagian kelompok
tidak merata, dalam membimbing peserta didik kerja kelompok kurang
merata, masih ada kelompok yang belum menyajikan hasil kerja kelompok,
dalam menanyakan alasan dasar gambar tidak semua kelompok diminta
menjelaskan alasannya, waktu yang digunakan dalam KBM masih tersisa.
Guru dalam memanfaatkan media pembelajaran yaitu berupa gambar dengan
baik serta dalam menyampaikan sudah menggunakan bahasa dengan lancar
dan benar baik dari bahasa lisan ataupun bahasa tulis.
Untuk kegiatan penutup sudah dilaksanakan sesuai RPP, namun dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran tidak semua siswa terlibat aktif. Pada
pertemuan II ini tidak diadakan tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk
evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus yaitu pada siklus III.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Pada siklus I pertemuan II berdasarkan pengamatan dari observer pada
lembar observasi siswa (terlampir) sudah tidak ada yang mendapat skor
penilaian 1, pada skor 2 terdapat 10 item yang dilaksanakan, skor 3 terdapat
10 item sedangkan skor 4 terdapat 1 item. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran sudah ada peningkatan dibandingkan pertemuan I, yaitu pada
skor 2 berkurang 2 item, skor 3 bertambah 2 item dan skor 4 sudah ada 1 item
yang terlaksana yaitu pada saat membuat rangkuman siswa terlihat aktif.
Penilaian antara skor 2 dan 3 seimbang, dapat dikatakan siswa yang aktif
dalam kegiatan belajar mengajar sudah sekitar 11% sampai 70% siswa.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik namun dalam
menjawab apersepsi dari guru hanya sebagian kecil siswa. Siswa
memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa siswa yang aktif bertanya
saat proses KBM, interaksi antar siswa hanya sebagian kecil dari siswa. Siswa
belum memahami benar ketika guru menerapkan pembelajaran dengan

46
picture and picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif
walaupun masih ada beberapa yang kurang aktif.
Saat kerja kelompok sudah terdapat peningkatan dibandingkan saat
pertemuan I. Hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh kelompok.
Persentase terendah yang diperoleh yaitu masih 56,25% namun hanya pada
kelompok 2, persentase 62,50% pada kelompok 8. Sedangkan yang mendapat
nilai persentase tertinggi hanya 75% yaitu kelompok 1, rata-rata kelompok
mendapat jumlah persentase 68,75% yaitu pada kelompok 3, 4, 5, 6 dan 7.
Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja
kelompok yaitu 67,19%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat kerja
kelompok siklus I pertemuan II ini belum memenuhi kriteria baik karena
peneliti memberi patokan ≥70% untuk kategori baik.
3) Pertemuan III
a. Analisis data hasil observasi guru
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan III berlangsung sudah
sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik, kekurangan pada aktifitas
guru sudah semakin berkurang dibanding saat pertemuan I dan II. Pada tahap
persiapan, membuka pelajaran, maupun penguasaan materi sudah
dilaksanakan dengan bagus. Namun dalam strategi pembelajaran masih
terdapat dua item yang belum dilaksanakan dengan baik yaitu dalam
menanyakan alasan gambar kurang merata dan waktu yang digunakan dalam
KBM melebihi batas waktu. Untuk pemanfaatan media dan penggunaan
bahasa sudah baik.
Pada kegiatan penutup/kegiatan akhir siswa diberikan tes formatif
sebagai evaluasi pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Pada siklus I pertemuan III berdasarkan pengamatan dari observer
pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 sudah tidak ada,
skor 2 hanya terdapat 1 item, skor 3 terdapat 16 item sedangkan skor 4
terdapat 3 item. Hal ini menunjukkan pembelajaran sudah ada peningkatan
dibandingkan sebelumnya, rata-rata observer menilai berdasarkan

47
pengamatan terdapat pada skor 3 dan skor 4 sudah bertambah yaitu menjadi 3
item yang terlaksana. Penilaian sebagian besar pada skor 3, dapat dikatakan
siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar sudah sampai 70% dan juga
sudah mulai terlihat penilaian pada skor 4.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik, dalam
menjawab apersepsi dari guru sudah ada peningkatan yaitu siswa yang
menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan penjelasan guru, sudah
terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa, siswa-guru, siswa-materi
pelajaran. Siswa sudah banyak yang memahami pembelajaran ketika guru
menerapkan pembelajaran dengan picture and picture. Dalam membuat
rangkuman siswa sudah terlihat aktif dan semua siswa mengerjakan evaluasi
dengan baik.
Pada saat kerja kelompok terdapat peningkatan yang lebih pesat lagi
dibandingkan saat pertemuan I dan II. Hal ini terlihat dari persentase yang
diperoleh kelompok. Persentase terendah yang diperoleh yaitu 75% yaitu
pada kelompok 2 dan 3. Sedangkan yang mendapat nilai persentase tertinggi
87,50% yaitu pada kelompok 1, 4, 6 dan 8. Dua kelompok lainnya mendapat
jumlah persentase 81,25% yaitu kelompok 2 dan 7. Rata-rata persentase kerja
kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 81,25%. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus I pertemuan III ini
sudah memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan ≥70% untuk
kategori baik.
Kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe picture and
picture ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan
siklus I.
C. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I.

48
1. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.
2. Sebagian siswa sudah terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
3. Kegiatan saat kerja kelompok dari setiap pertemuan sudah terlihat ada
peningkatan.
4. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata 58,62% saat pra
siklus menjadi 68,52% setelah siklus I.
5. Pada pembelajaran siklus I dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran
terdapat 9 siswa yang belum tuntas/belum memenuhi KKM.
Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
diperbaiki pembelajaran pada siklus II.
1. Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu setiap kali memberikan
tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar alokasi
waktu bisa sesuai dengan perencanaan.
3. Memberikan bimbingan secara optimal ketika proses belajar mengajar
(PBM) berlangsung.
Untuk meningkatkan rata-rata hasil perolehan nilai siswa dan untuk
memantapkan tingkat pemahaman siswa serta memperbaiki kekurangan dalam
proses pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus II.
4.3.2 Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan
dan pemantapan pada siklus I. Pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan
yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Pertemuan I, II dan III
dilaksanakan pada tanggal 29, 30 dan 31 Maret 2012. Pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung peneliti meminta bantuan observer (guru kelas VI)
untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi
(terlampir) yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item
untuk mengamati guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar.

49
A. Hasil Penelitian Siklus II
Analisis penelitian setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Nilai Siklus II
Keterangan Jumlah siswa
Persen (%)
1. ˂52 0 0 Belum Tuntas 2. 53–62 0 0 Belum Tuntas 3. 62,5– 71 11 32,4 Tuntas 4. 72 – 81 8 23,5 Tuntas 5. 82 – 100 15 44,1 Tuntas
Jumlah 34 Rata-rata 80,44
Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 63
Berdasarkan tabel 4.5 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
(KKM=62,50) adalah sebanyak 34 atau 100% dari keseluruhan siswa
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 0 siswa
atau 0% dan dapat diuraikan dengan nilai ˂52, 53 s/d 62 sebanyak 0 siswa
atau 0%, sedangkan nilai 62,5 s/d 71 sebanyak 11 siswa atau 32,4%, nilai 72
s/d 81 sebanyak 8 siswa atau 23,5% dan yang mendapat nilai 82 s/d 100
sebanyak 15 siswa atau 14,1%. Dengan nilai rata-rata 80,44 dan nilai tertinggi
adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 63.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.5 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 4.5

50
Gambar 4.5 Hasil Perolehan Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus I berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62,50) dapat disajikan dalam bentuk tabel
4.6.
Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah Persen (%)
1. Tuntas 34 100 2. Belum tuntas 0 0
Jumlah 34 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus II dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=62,50) sebanyak 0 siswa atau tidak ada yang mendapatkan nilai <62,50
dengan persentase 0%. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal
sebanyak 34 siswa dengan persentase 100%. Berarti pemahaman belajar siswa
meningkat pada materi yang telah disajikan guru sehingga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat
dilihat pada gambar 4.6.
0 0
11
8
15
02468
10121416
<52 53-62 62,5-71 72-81 82-100
Jum
lah
Sisw
a
Nilai

51
Gambar 4.6
Persentase Ketuntasan Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
Berdasarkan gambar 4.6 tentang ketuntasan belajar siswa dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 34 siswa, yang sudah tuntas
sebanyak 34 siswa atau 100% dan yang belum tuntas 0 siswa atau tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (KKM=62,50). Berarti
indikator kinerja pada penelitian siklus II sudah berhasil tercapai karena 100%
dari jumlah siswa mendapat nilai ≥62,50 dan dapat diartikan 100% dari jumlah
siswa memahami materi yang telah disajikan guru sehingga berdampak pada
hasil belajar siswa meningkat.
B. Analisis Data Dari Hasil Observasi Siklus II
Hasil observasi selama proses pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan I, II dan
III.
1) Pertemuan I
a. Analisi data hasil observasi guru
Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan pembelajaran yaitu
kesiapan ruang dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa.
Guru sudah melaksanakan apersepsi dan kompetensi/tujuan pembelajaran
namun tujuan pembelajaran tidak disampaikan secara rinci.
100%
0%
Tuntas
Belum tuntas

52
Kegiatan inti pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Guru
menguasai seluruh materi pelajaran, tetapi pada strategi pembelajaran
terdapat beberapa item yang dalam pelaksanaannya masih kurang dan ada
beberapa item yang belum dilaksanakan yaitu tujuan pembelajaran tidak
disampikan dengan rinci dan waktu yang digunakan dalam KBM masih
tersisa. Sedangkan dalam pemanfaatan media dan penggunaan bahasa sudah
baik dan benar.
Kegiatan penutup untuk kesimpulan sudah dilaksanakan sesuai
harapan. Pada siklus II pertemuan I ini tidak diadakan tes untuk evaluasi
karena tes formatif untuk evaluasi akan diberikan setiap akhir siklus II yaitu
pada siklus III. Sedangkan pada tahap tindak lanjut guru tidak menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Hasil observasi pada siklus II pertemuan I berdasarkan pengamatan
dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 sudah
tidak ada, skor 2 hanya terdapat 1 item, skor 3 terdapat 14 item sedangkan
skor 4 terdapat 4 item. Pembelajaran sudah ada sedikit peningkatan
dibandingkan pada siklus I, rata-rata observer menilai berdasarkan
pengamatan terdapat pada skor 3. Penilaian sebagian besar masih pada skor 3
dan dapat dikatakan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar sampai
70% dan penilaian pada skor 4 bertambah satu item.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah ada peningkatan
yang lebih baik, dalam menjawab apersepsi dari guru sudah ada peningkatan
yaitu siswa yang menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan
penjelasan guru, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa, siswa-
guru, siswa-materi pelajaran. Siswa sudah lebih banyak yang memahami
pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and
picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif.
Kerja kelompok berlangsung sudah sebagian besar siswa dalam
kelompok terlibat aktif dalam menyelesaikan lembar kerja kolmpok, terlihat
dari persentase yang diperoleh tiap kelompoknya. Hanya satu kelompok yang

53
mendapat jumlah persentase 75% yaitu kelompok 6, sedangkan yang
mendapat jumlah persentase 81,25% ada 5 kelompok yaitu kelompok 2, 4, 5,
7 dan 8. Sedangkan kelompok yang mendapat jumlah presentase 87,5% yaitu
kelompok 1 dan 3. Rata-rata persentase kerja kelompok berdasarkan lembar
observasi kerja kelompok yaitu 82,03%. Disimpulkan bahwa pada saat kerja
kelompok siklus II pertemuan I ini sudah memenuhi kriteria baik karena
peneliti memberi patokan ≥70% untuk kategori baik.
2) Pertemuan II
a. Analisis data hasil observasi guru
Pada siklus II pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan
dengan baik. Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan pembelajaran
dan membuka pelajaran dengan baik. Kegiatan inti pembelajaran sudah
berjalan dengan baik, dan dilaksanakan dengan maksimal. Untuk kegiatan
penutup sudah dilaksanakan sesuai RPP. Pada pertemuan II ini tidak diadakan
tes untuk evaluasi karena tes formatif untuk evaluasi akan diberikan setiap
akhir siklus yaitu pada siklus III.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Hasil observasi pada siklus II pertemuan II berdasarkan pengamatan
dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 dan 2
sudah tidak ada, skor 3 terdapat 10 item sedangkan skor 4 terdapat 9 item.
Pembelajaran sudah ada banyak peningkatan dibandingkan pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya, penilaian dari observer berdasarkan pengamatan
pada skor 3 dan 4 hampir seimbang, hanya selisih satu item pada skor
penilaian 3. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif sudah 41% sampai
71% dari seluruh jumlah siswa yang ada.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah ada peningkatan
yang lebih baik, dalam menjawab apersepsi dari guru sudah ada peningkatan
yaitu siswa yang menjawab sudah bertambah. Siswa memperhatikan dengan
serius penjelasan guru, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa,
siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa memahami pembelajaran ketika
guru menerapkan pembelajaran dengan picture and picture terlihat pada saat

54
kerja kelompok, mempersentasikan hasil kerja kelompok, menjelaskan
gambar. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif.
Pada persentase kerja kelompok jumlah skor yang mendapat nilai
persentase tertinggi 93,75% yaitu kelompok 1, rata-rata kelompok
mendapatkan jumlah persentase 87,5% yaitu pada kelompok 3, 4, 5, 7 dan 8.
Sedangkan kelompok 2 dan 6 mendapat skor 81,25. Rata-rata persentase kerja
kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok yaitu 86,71%.
Disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus II pertemuan II ini sudah
memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi patokan ≥70% untuk
kategori baik.
Dari hasil observasi tersebut sudah banyak terjadi peningkatan baik
dari segi guru maupun siswa Adapun kekurangan dalam pertemuan II akan
diperbaiki pada pertemuan III.
3) Pertemuan III
a. Analisis data hasil observasi guru
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan III berlangsung sudah
sesuai dengan harapan dan berjalan dan berjalan dengan baik, kekurangan
pada aktifitas guru sudah tidak ada. Baik pada tahap persiapan, membuka
pelajaran, maupun penguasaan materi sudah dilaksanakan dengan bagus.
Dalam kegiatan inti dan penutup pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
sempurna. Pada kegiatan penutup/kegiatan akhir siswa diberikan tes formatif
sebagai evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Analisis data hasil observasi siswa
Hasil observasi pada siklus II pertemuan III berdasarkan pengamatan
dari observer pada lembar observasi siswa (terlampir) skor penilaian 1 dan 2
sudah tidak ada, skor 3 hanya terdapat 5 item sedangkan skor 4 terdapat 14
item. Pembelajaran sudah ada banyak peningkatan dibandingkan pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya, penilaian dari observer rata-rata skor
penilaian yaitu skor 4. Hal ini terlihat siswa rata-rata sudah aktif karena
berdasarkan pengamatan observer rata-rata skor yang diperoleh sudah 4,

55
sudah terdapat peningkatan yang lebih baik lagi. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa yang aktif lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran terlihat ada peningkatan
yang lebih baik, dalam menjawab apersepsi dari guru, siswa yang menjawab
sudah bertambah. Siswa memperhatikan dengan serius penjelasan guru, siswa
sudah lebih aktif bertanya,, sudah terjadi interaksi yang aktif baik antar siswa,
siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa sudah terlihat lebih memahami
pembelajaran ketika guru menerapkan pembelajaran dengan picture and
picture. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif.
Saat kerja kelompok terdapat peningkatan yang lebih pesat lagi
dibandingkan saat pertemuan I dan II. Hal ini terlihat dari persentase yang
diperoleh kelompok. Persentase tertinggi 100% yaitu pada kelompok 1 dan 8.
Sedangkan kelompok lainnya mendapat jumlah skor 93,75%. Rata-rata
persentase kerja kelompok berdasarkan lembar observasi kerja kelompok
yaitu 95,31%. Disimpulkan bahwa pada saat kerja kelompok siklus II
pertemuan III ini sudah memenuhi kriteria baik karena peneliti memberi
patokan ≥70% untuk kategori baik.
C. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, diadakan
refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau
temuan dari observer pada siklus II.
Kegiatan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih baik
jika dibandingkan dengan siklus I, refleksi atas segala kegiatan yang telah
dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus II
antara lain :
1. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah lebih baik dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.
2. Guru sudah berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture.

56
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
4. Siswa sudah lebih kompak dengan anggota kelompok masing-masing
dalam mengerjakan lembar kerja kelompok.
5. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata 68,52% pada siklus I
menjadi 80,44 setelah siklus II.
6. Pada siklus II dalam mengerjakan evaluasi semua siswa tuntas/sudah
memenuhi KKM.
Kekurangan Siklus II yaitu lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan
belajar-mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya suatu
peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture. Hubungannya dengan ketuntasan belajar
dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Nilai Mapel IPA Siswa Kelas V Pokok Bahasan “Sifat-Sifat Cahaya”
No. Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa
Persen (%)
Jumlah Siswa
Persen (%)
Jumlah Siswa
Persen (%)
1. Tuntas 20 41,1 25 73,6 34 100 2. Tidak
Tuntas 14 58,9 9 26,4 0 0
Jumlah 34 100 34 100 34 100
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.7 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA
pokok bahasan “sifat-sifat cahaya” terbukti untuk tuntas, sebelum diadakan
tindakan yang tuntas hanya 20 siswa atau 41,1% sedangkan yang tidak tuntas
14 siswa atau 58,9%. Setelah siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat
menjadi 25 siswa atau 73,6% dan yang tidak tuntas 9 siswa atau 26,4%. Pada
siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 34 siswa atau 100%. Ini membuktikan

57
bahwa pembelajaran menggunakan kooperatif tipe picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum
diadakan tindakan terdapat 14 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran
IPA pokok bahasan “sifat-sifat cahaya”, setelah siklus I dan siklus II siswa
mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar, karena siswa dapat
memahami materi yang disajikan dengan pembelajaran picture and picture
yang disajikan dalam bentuk gambar, kerjasama kelompok dan diskusi.
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.7.
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I Siklus II
2025
34
14
9
0
Jum
lah
Sisw
a
Pembelajaran
Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.7
Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus, Sikus I, Siklus II
4.5 Pembahasan
Hasil observasi sebelum diadakan tindakan yang dilakukan di kelas V
SD Negeri 2 Bangsri terdapat temuan bahwa hasil belajar siswa masih rendah,
hal ini disebabkan siswa diberikan pemahaman tentang materi “sifat-sifat
cahaya” melalui metode ceramah saja yang dilakukan oleh guru, sehingga anak
hanya berangan-angan saja atau hanya berpaku pada buku paket maupun LKS
yang dimiliki siswa.
Proses pembelajaran sebelum diadakan tindakan menunjukkan bahwa
siswa belum aktif, siswa masih bekerja secara individual, siswa terlihat jenuh

58
dan bosan karena pembelajaran selalu monoton sehingga mengakibatkan nilai
rata-rata pada mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan “sifat-sifat
cahaya” masih rendah. Nilai rata-rata siswa sebelum diadakan tindakan adalah
58,82. Siswa yang mencapai KKM (62,50) sebanyak 20 siswa sedangkan siswa
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa. Nilai
tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 82
sedangkan nilai terendahnya adalah 40.
Terdapat perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang
tuntas dan tidak tuntas, sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu
bagaimana agar siswa lebih memahami materi misalnya siswa terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Hamdani (2010), pembelajaran kooperatif merupakan
rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dalam pembelajaran kooperatif
diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sedangkan picture and picture
merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan
atau diurutkan menjadi urutan logis. Berdasarkan teori yang dikemukakan
Hamdani dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture ini merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok dengan menggunakan media pembelajaran berupa
gambar. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa maka diperlukan
pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik salah satunya dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.
Teori yang dilakukan Hamdani tersebut selaras dengan hasil penelitian
yang dilakukan penulis. Karena saat penulis menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture, hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan
hasil belajar IPA pokok bahasan “sifat-sifat cahaya” didapatkan dari hasil
perolehan nilai siklus I dan II.

59
1. Siklus I
Siklus I dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture siswa yang mencapai KKM (62,50) sebanyak 25 siswa atau 73,6%
dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 9 siswa atau
26,4%. Nilai rata-ratanya adalah 68,52 sedangkan nilai tertinggi adalah 97
dan nilai terendahnya adalah 42.
2. Siklus II
Siklus II dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture siswa yang mencapai KKM (62,50) sebanyak 34 siswa atau 100%
dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-
ratanya adalah 80,44 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai
terendahnya adalah 63.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dewi Diansari (2011) dengan judul “Penerapan Model Picture and
Picture Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa IV SDN Gampingan 01
Pagak”. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa model
pembelajaran tersebut berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Gampingan 01 Pagak.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus
II disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan “sifat-sifat cahaya” kelas
V SD Negeri 2 Bangsri, karena dengan pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture siswa dapat belajar melalui gambar dan kerja kelompok. Situasi ini
mendukung efektivitas proses pembelajaran secara langsung terlibat pada
aktivitas siswa akan lebih memahami dan mengerti tentang sesuatu yang siswa
amati.