BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...€¦ · Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 2.3...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...€¦ · Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 2.3...
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Pra Siklus
Penelitian dilakukan di SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga. Proses
pembelajaran saat sebelum dilakukan tindakan di SDN Sidorejo Lor 07 Kota
Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada siswa kelas 4 khususnya mata
pelajaran IPS guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi.
Pendekatan project based learning belum pernah digunakan oleh guru. Guru
masih mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar
utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif. Siswa juga belum nampak melakukan pembelajaran dengan mengerjakan
sebuah karya. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang nampak menonjol adalah
siswa mendengarkan penjelasan materi koperasi dari guru dan mengerjakan soal
evaluasi yang terdapat pada LKS. Ketika pelaksanaan pembelajaran IPS
berlangsung, 9 siswa nampak tidak menyiapkan buku paket dan LKS. Dari 43
siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku paket dan 3 siswa tidak
membawa LKS. Siswa juga terlihat diam saja dalam kegiatan pembelajaran.
Hanya terlihat 1 siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Suasana
pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang tenang. Nampak 15 siswa yang
gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana bercanda tersebut terjadi karena
beberapa siswa yang bercerita diluar kontek materi pelajaran dengan teman
sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru, bermain dengan sebangkunya,
saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik kamar mandi. Di akhir proses
pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang
seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.
Situasi pembelajaran ini menunjukkan bahwa rendahnya minat belajar yang
dimiliki siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga pada mata pelajaran
40
IPS. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru semacam ini juga membuat
siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan
potensinya dan pengalaman siswa terhadap lingkungan sekitar kurang. Dengan
kondisi tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai tindak lanjut
sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan
rancangan penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus (1 siklus 2
pertemuan).
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya
dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, kegiatan awal yang dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah
dilakukan analisis masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga. Dari hasil analisis masalah yang sudah diuraikan
pada hasil pra siklus diketahui bahwa siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota
Salatiga memiliki permasalahan belajar tentang minat belajar dan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
guru masih mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar
utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang nampak menonjol adalah siswa
mendengarkan penjelasan materi koperasi dari guru dan mengerjakan soal
evaluasi yang terdapat pada LKS. Ketika pelaksanaan pembelajaran IPS
berlangsung, beberapa siswa nampak tidak menyiapkan buku paket dan LKS. Dari
43 siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku paket dan 3 siswa tidak
membawa LKS. Siswa juga terlihat diam saja dalam kegiatan pembelajaran.
Hanya terlihat 1 siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Suasana
41
pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang tenang. Nampak 15 siswa yang
gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana bercanda tersebut terjadi karena
beberapa siswa yang bercerita diluar kontek materi pelajaran dengan teman
sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru, bermain dengan sebangkunya,
saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik kamar mandi. Di akhir proses
pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang
seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.
Permasalahan yang terjadi perlu diatasi dengan dilakukannya perbaikan
dengan menggunakan pendekatan project based learning. Langkah pertama
diawali dengan diskusi bersama guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang
akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai KD 2.3
Mengenal Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi
Serta Pengalaman Penggunaannya (lampiran1) dengan indikator membuat proyek
berupa mading mengenai perkembangan teknologi, kemudian menentukan tujuan
sesuai indikator yang akan dicapai , media yang digunakan dalam pembelajaran
ini antara lain materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, buku paket
IPS BSE kelas 4, materi pendukung lainnya, kertas HVS, alat tulis, pensil
warna/spidol, kertas buvalo, kertas karton dan selain itu juga perangkat instrumen
penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai dengan pendekatan
project based learning (lampiran 4), kemudian lembar observasi pelaksanaan
pendekatan project based learning untuk mengetahui pelaksanaan langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses
pembelajaran (lampiran 10 dan 11).
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan pertama
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 10 April 2015. Pertemuan pertama
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
42
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, mengabsen siswa yang hadir
dan melakukan apersepsi yang sesuai dengan materi perkembangan teknologi
yaitu dengan mengajakan siswa menyanyikan lagu naik delman. Guru
menanyakan transportasi apakah yang terdapat pada lagu tersebut. Berdasarkan
jawaban yang diutarakan siswa, guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan
diajarkan yaitu Perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu
dan masa kini.
Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 7
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru
menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan project based learning
untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat
belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan
project based learning. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan project
based learning, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama
dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh benda yang termasuk
pada perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu dan sekarang
diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak
setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap gambar, guru
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan dan kelebihan pada setiap
gambar. Salah satunya adalah kelemahan dan kelebihan pada gambar gadget dan
mobil. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk angkat tangan agar
ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada gambar yang
sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menampakan perasaan senang dan
tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan habis.
Langkah selanjutnya guru membagi 21 gambar alat tranportasi dan komunikasi
pada kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 3 gambar alat
transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan bahwa gambar yang
didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam membuat mading. Setelah
43
seluruh kelompok mendapatkan 3 gambar, guru mengajak siswa untuk mencari
informasi mengenai gambar yang didapat pada setiap kelompok. Guru
mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan dan kelebihan dari setiap
gambar yang didapat. Guru memberikan contoh misalkan kelompok 1
mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka kelompok 1 akan mencari
informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu, mobil, dan sepeda. Setelah
siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya menuju
perpustakan untuk mencari informasi. Siswa mencari informasi melalui surat
kabar, majalah, buku paket, dan internet yang tersedia pada perpustakaan. Dalam
kegiatan pencarian informasi, beberapa siswa nampak gaduh untuk berebut
menggunakan komputer untuk mencari informasi melalu internet. Adapula
beberapa siswa yang nampak diam dan hanya duduk-duduk saja tanpa mencari
bahan yang kemudian ditegur oleh guru. Pada akhir pembelajaran siswa diminta
kembali masuk ke kelas dan diberi tugas untuk mencari informasi sesuai dengan
gambar yang didapat kelompoknya dari surat kabar, majalah, ataupun internet
dengan menyertakan gambar/foto. Siswa juga diminta untuk membawa gunting,
lem dan pensil warna untuk pertemuan berikutnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilakukan
pengamatan oleh observer, dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 10 dan 11). Dari hasil
pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada
kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 April 2015. Pertemuan
kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama.
Pada kegiatan awal guru memeriksa kehadiran siswa. Guru mengulas
kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi
44
perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang sudah dilaksanakan
siswa. Seluruh siswa mengerjakan tugas dengan baik dan membawa peralatan alat
tulis yang lengkap untuk membuat mading. Langkah selanjutnya adalah
pembuatan mading. Sebelum siswa memulai membuat mading, guru terlebih
dahulu memberikan contoh mading. Guru menjelaskan poin-poin yang terdapat
pada mading yaitu tema yang didapat tiap kelompok untuk digunakan judul
mading, gambar yang sudah dicari untuk dijadikan pelengkap, dan
penyederhanaan informasi untuk disajikan pada mading. Jika 3 point tersebut
sudah terpenuhi guru memperbolehkan siswa untuk menghias mading dengan
kertas lipat warna – warni yang sudah disediakan. Dalam membuat mading,
nampak setiap kelompok membagi tugas dengan anggotanya. Ada yang mendapat
bagian membuat tema/judul, ada yang menggunting gambar untuk ditempelkan
pada mading, ada pula yang menuliskan kelemahan dan kelebihan pada setiap
gambar. Sedang anggota sisanya mendapatkan tugas untuk membuat hiasan dan
menuliskan nama anggota kelompok. Selama proses pembuatan mading
berlangsung, guru memantau setiap kelompok untuk membantu memberikan ide
tampilan mading. Setelah mading selesai dibuat, setiap kelompok
mempresentasikan hasil mading didepan kelas dengan tertib. Nampak beberapa
siswa memberikan tanggapan untuk hasil mading kelompok lainnya. Setelah
semua kelompok presentasi, guru bersama siswa melakukan refleksi tentang
kegiatan pembelajaran berbasis proyek. Guru mengajukan pertanyaan tentang
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran. Nampak
siswa antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Di akhir pembelajaran, observer
membagikan angket minat belajar IPS (lampiran 4) untuk diisi siswa secara
individu dan jujur.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan
pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 10 dan 11). Dari hasil
pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan
45
pendekatan project based learning ini akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai
pemantapan keberhasilan siklus 1.
Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1
selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.
Hasil analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa
Kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
No. Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
T TT Jumlah T TT Jumlah
F % f % F % F % f % F %
1. Kegiatan
Awal
4 20 0 0 4 20 3 15 1 5 4 20
2. Kegiatan
Inti PjBl
11 55 1 5 12 60 12 60 0 0 12 60
3. Kegiatan
Akhir
3 15 1 5 4 20 4 20 0 0 4 20
Jumlah 18 90 2 10 20 100 19 95 1 5 20 100
Sumber : Data Primer
Keterangan :
T = Terlaksana
TT = Tidak Terlaksana
f = frekuensi
Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan project based
learning pada siklus 1, meliputi pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan 1 kegiatan awal terdiri dari kegiatan pembelajaran
melakukan persiapan, mengucapkan salam, menyimak apersepsi dan motivasi,
dan menyimak tujuan pembelajaran, sudah dilakukan dengan baik oleh siswa.
Dalam kegiatan inti terdiri 12 kegiatan, 4 diantaranya merupakan kegiatan
46
pendekatan project based learning yang menjadi fokus pengamatan yang terdiri
dari menyimak tema, mengidentifikasi masalah, menyusun langkah proyek, dan
mencari informasi proyek. Hampir seluruh kegiatan inti pada pertemuan 1
dilakukan dengan baik oleh siswa, namun beberapa siswa masih ada yang tidak
fokus untuk mencari informasi di perpustakaan. Dalam kegiatan penutup nampak
siswa tidak melakukan refleksi dikarenakan guru lupa memberikan refleksi pada
akhir pembelajaran.
Pada pertemuan 2, 95% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa.
Disamping itu catatan observer tentang kegiatan pembelajaran siklus 1 muncul
kelebihan dan pelaksanaan diantaranya menimbulkan keaktifan siswa, keterlibatan
siswa dalam belajar, dan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa pada materi IPS.
Aktivitas pembelajaran pendekatan project based learning yang dilakukan
oleh siswa disajikan pada gambar 4.1 yaitu Grafik Garis Tindakan Pendekatan
Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :
Gambar 4.1
Grafik Garis Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa
Kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa kegiatan awal pertemuan 1 terdapat
4 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 3 tindakan yang terlaksana.
0
2
4
6
8
10
12
14
kegiatan awal kegiataninti kegiatan akhir
Ju
mla
h T
ind
ak
an
Implementasi Tindakan Siswa Siklus 1
pertemuan I
pertemuan II
47
Pada kegiatan inti pertemuan 1 terdapat 11 tindakan yang terlaksana serta
pertemuan 2 terdapat 12 tindakan yang terlaksana, dan pada kegiatan akhir
pertemuan 1 terdapat 3 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 4
tindakan yang terlaksana.
Aktifitas pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning
yang dilakukan oleh guru, secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 yaitu Distribusi
Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07
Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :
Tabel 4.2
Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru
Kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
No. Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
T TT ∑ T TT ∑
F % F % F % F % F % f %
1. Kegiatan
Awal
4 20 0 0 4 20 3 15 1 5 4 20
2. Kegiatan
Inti PjBl
11 55 1 5 12 60 12 60 0 0 12 60
3. Kegiatan
Akhir
3 15 1 5 4 20 4 20 0 0 4 20
Jumlah 18 90 2 10 20 100 19 95 1 5 20 100
Sumber : Data Primer
Keterangan :
T = Terlaksana
TT = Tidak Terlaksana
f = frekuensi
Berdasarkan tabel 4.2, tindakan pendekatan project based learning guru
pada pertemuan 1 nampak semua kegiatan awal sudah dilakukan dengan baik,
guru sudah menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran, melakukan apersepsi,
menjelaskan tujuan, dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. Pada
pertemuan 1 guru memiliki beberapa kekurangan yaitu belum memantau siswa
dalam mencari informasi. Pemantauan guru pada siswa tidak menyeluruh dan
48
merata sehingga ada beberapa siswa yang nampak diam tidak mencari informasi.
Guru juga tidak melakukan refleksi pada akhir pembelajaran karena pengelolaan
waktu yang belum optimal. Sedangkan kelebihan guru yaitu guru telah mampu
menumbuhkan rasa ketertarikan siswa pada materi dan menimbulkan susasana
yang menyenangkan dalam pembelajaran.
Pada pertemuan kedua guru tidak mengawali pembelajaran dengan salam
dan berdoa. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah guru telah melibatkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu menumbuhkan perhatian belajar
siswa dalam pembuatan mading dan menciptakan pembelajajaran yang aktif.
Aktivitas pembelajaran pendekatan project based learning yang dilakukan
oleh guru disajikan pada gambar 4.2 yaitu Grafik Garis Tindakan Pendekatan
Project Based Learning Guru Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :
Gambar 4.2
Grafik Garis Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa kegiatan awal pertemuan 1 terdapat
4 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 3 tindakan yang terlaksana.
Pada kegiatan inti pertemuan 1 terdapat 11 tindakan yang terlaksana serta
pertemuan 2 terdapat 12 tindakan yang terlaksana, dan pada kegiatan akhir
0
2
4
6
8
10
12
14
kegiatan awal kegiataninti kegiatan akhir
Ju
mla
h T
ind
ak
an
Implementasi Tindakan Guru Siklus 1
pertemuan I
pertemuan II
49
pertemuan 1 terdapat 3 tindakan yang terlaksana serta pertemuan 2 terdapat 4
tindakan yang terlaksana.
Hasil Minat Belajar IPS Siklus 1
Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan project based learning
diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir
pernyataan mengenai pendekatan project based learning. Angket minat belajar
siswa terbagi menjadi 5 aspek, yaitu Aspek Perasaan Senang, Aspek Ketertarikan
Siswa, Aspek Perhatian Belajar, Aspek Kesadaraan Manfaat, dan Aspek
Keterlibatan Siswa.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan
project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga disajikan pada
tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Project Based
Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Skor Minat Kriteria F %
14-20 Tinggi 29 68
7-13 Sedang 10 23
≤6 Rendah 4 9
Jumlah 43 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa 49 % dari 43 siswa masuk dalam
kriteria minat belajar yang tinggi, 44,2% (19 siswa) masuk dalam kriteria minat
belajar sedang, dan 9,3% (4 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar siswa
rendah. Skor minat belajar IPS melalui pendekatan project based learning siswa
kelas 4 SD N Sidorejo Lor 07 Salatiga disajikan pada gambar 4.3, yaitu Grafik
Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 berikut ini :
50
Gambar 4.3
Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07
Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.3 nampak bahwa siswa yang memiliki skor minat terendah
dengan skor 6 sebanyak 4 siswa, skor 10 sebanyak 4 siswa, skor 12 sebanyak 4
siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15 sebanyak 2
siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor 18
sebanyak 5 siswa.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di
Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus 2, mendasarkan pada hasil
refleksi pada siklus 1, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus 1.
Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 hampir sama seperti yang dilakukan pada
siklus 1, perbedaannya terletak pada materi yang diberikan. Pada siklus 2
menggunakan materi dengan kompetensi dasar 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial
di Daerahnya.
0123456789
1011121314151617181920
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sko
r M
inat
Jumlah siswa
skor minat siklus 1
51
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 April 2015. Pertemuan
pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa
untuk siap menerima pelajaran dengan tepuk diam, guru memeriksa kehadiran
siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan “pernahkah kalian melihat anak mengemis di
jalan?” “mengapa seorang anak seumuran kalian tidak kesekolah tetapi malah
menjadi pengemis ?” Siswa antusias saat guru memberikan pertanyaan, nampak
seluruh siswa mengajukan diri dengan mengangkat tangan untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan guru.
Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 7
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru
menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan project based learning
untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat
belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan
project based learning. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan Project
Based Learning, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama
adalah dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh permasalahan
sosial diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan
menyimak setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap
gambar, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai sebab dan akibat pada
setiap gambar. Salah satunya adalah sebab dan akibat pada gambarmengemis dan
kemacetan dijalan. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk
tunjuk jari agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada
gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menunjukkan perasaan
52
senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan
habis. Langkah selanjutnya guru membagi 7 gambar masalah sosial pada
kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 gambar permasalahan
sosial. Guru menjelaskan bwahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi
topik kelompok dalam membuat laporan. Setelah seluruh kelompok mendapatkan
gambar, guru mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang
didapat pada setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi
sebab, akibat dan cara mengatasi dari setiap gambar yang didapat. Guru
memberikan contoh misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar penggunaan
narkoba, maka kelompok 1 akan mencari informasi tentang sebab penggunaan
narkoba, akibat menggunakan narkoba, dan cara mengatasi penggunaan narkoba.
Setelah siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya
menuju pada perpustakan untuk mencari informasi. Siswa mencari informasi
melalui surat kabar, majalah, buku paket, dan internet yang tersedia pada
perpustakaan. Pada akhir pembelajaran siswa diminta kembali masuk ke kelas dan
diberi tugas untuk mencari informasi sesuai dengan gambar yang didapat
kelompoknya dari surat kabar, majalah, ataupun internet dengan menyertakan
gambar/foto. Siswa juga diminta untuk membawa gunting, lem dan pensil warna
untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 April 2015. Pertemuan
kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama.
Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas
kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi
permasalahan sosial yang sudah dilaksanakan siswa. Seluruh siswa mengerjakan
tugas dengan baik dan membawa peralatan alat tulis yang lengkap untuk membuat
mading. Langkah selanjutnya adalah pembuatan laporan. Sebelum siswa memulai
membuat laporan, guru terlebih dahulu memberikan contoh laporan yang dibuat
53
peneliti. Guru menjelaskan poin-poin yang terdapat pada laporan yaitu tema yang
didapat tiap kelompok untuk digunakan judul laporan, gambar yang sudah dicari
untuk dijadikan pelengkap, dan penyederhanaan informasi untuk disajikan pada
laporan. Jika 3 point tersebut sudah terpenuhi guru memperbolehkan siswa untuk
menghias laporan dengan kertas lipat warna – warni yang sudah disediakan.
Dalam membuat laporan, nampak setiap kelompok membagi tugas dengan
anggotanya. Ada yang mendapat bagian membuat tema/judul, ada yang
menggunting gambar untuk ditempelkan pada laporan, ada pula yang menuliskan
sebab,akibat, dan cara mengatasi permasalahan sosial. Sedang anggota sisanya
mendapatkan tugas untuk membuat hiasan dan menuliskan nama anggota
kelompok. Selama proses pembuatan laporan berlangsung, guru memantau setiap
kelompok untuk membantu memberikan ide tampilan laporan. Setelah laporan
selesai dibuat, setiap kelompok mempresentasikan hasil laporan didepan kelas
dengan tertib. Nampak beberapa siswa memberikan tanggapan untuk hasil laporan
kelompok lainnya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning. Guru mengajukan
pertanyaan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama proses
pembelajaran. Nampak siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan guru.
Di akhir pembelajaran, observer membagikan angket minat belajar (lampiran 3)
untuk diisi secara individu dan jujur.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan
pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon siswa dalam pembelajaran (lampiran 10 dan 11). Dari hasil
pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan project based learning ini akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai
pemantapan keberhasilan siklus 1.
Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 2
selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.
54
Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pendekatan project based
learning pada siklus 2 yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan, meliputi
pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan 1, 100% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa.
Kegiatan awal terdiri dari kegiatan pembelajaran melakukan persiapan, menyimak
apersepsi dan motivasi, dan menyimak tujuan pembelajaran sudah dilakukan
dengan baik oleh siswa. Langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh
guru juga telah disimak dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa sampai akhir
kegiatan. Dalam kegiatan inti terdiri dari 12 kegiatan, 4 diantaranya merupakan
kegiatan pendekatan project based learning yang menjadi fokus pengamatan yang
terdiri dari menyimak tema proyek, mengidentifikasi masalah sosial, menyusun
langkah penyelesaian proyek, dan mengumpulkan informasi proyek. Seluruh
kegiatan inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan
penutup nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik oleh siswa.
Pada pertemuan 2, 100 % kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa.
Dalam kegiatan inti terdiri dari 12 kegiatan, 4 diantaranya merupakan kegiatan
pendekatan project based learning yang menjadi fokus pengamatan yang terdiri
dari menyederhanakan informasi, menyusun laporan, mempresentasikan laporan,
dan merefleksi kegiatan project based learning. Siswa nampak sangat antusias
dan fokus dalam menyusun laporan dengan anggota kelompoknya. Di samping itu
catatan observer tentang kegiatan pembelajaran pada siklus 1 muncul kelebihan
dalam pelaksanaan diantaranya siswa sudah lebih tertarik pada kegiatan
pembelajaran, mampu bekerja sama dengan anggota kelompok, serta keberanian
siswa sudah mulai tumbuh dalam mengemukakan pendapat baik dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
pun sudah tumbuh pada siklus ke 2.
Aktivitas tindakan pendekatan project based learning guru pada
pertemuan 1 juga nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan project based
learning secara optimal. Kegiatan pada pertemuan 2 juga sudah dilaksanakan
55
100% oleh guru. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu dan
menimbulkan keaktifan siswa secara optimal. Kelebihan guru pada pertemuan
kedua adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun laporan sudah
menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik.
Hasil Minat Belajar IPS Siklus 2
Skor minat belajar IPS dengan menggunakan pendekatan project based
learning diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-
butir pernyataan mengenai pendekatan project based learning. Angket minat
belajar siswa ternagi menjadi 5 aspek, yaitu Aspek Perasaan Senang, Aspek
Ketertarikan Siswa, Aspek Perhatian Belajar, Aspek Kesadaraan Manfaat, dan
Aspek Keterlibatan Siswa.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan
project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester
2 Tahun Pelajaran 2014/2015 siklus 2 disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Project Based
Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Skor
Minat
Kriteria F %
14-20 Tinggi 35 81
7-13 Sedang 8 19
Jumlah 43 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4, nampak bahwa 81 % dari 43 siswa masuk dalam
kriteria minat belajar yang tinggi, 19% (8 siswa) masuk dalam kriteria minat
belajar sedang, dan 0% untuk kriteria minat belajar rendah. Hasil yang diperoleh
dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan project based learning siswa
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga, dapat juga disajikan secara rinci
melalui gambar 4.4 yaitu grafik skor minat belajar IPS melalui pendekatan project
based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Siklus 2 berikut
ini :
56
Gambar 4.4
Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh skor 12
sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 4 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15
sebanyak 8 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor
18 sebanyak 5 siswa. Dengan demikian, pencapaian minat belajar IPS siklus 2,
telah mencapai peningkatan 80%, atau dapat dikatakan minat belajar IPS seluruh
siswa (43 siswa) kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015 meningkat.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis tindakan pendekatan project based learning siswa kelas 4
SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015,
menunjukan adanya peningkatan tindakan project based learning yang dilakukan
oleh siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hasil analisis secara rinci ditujukan melalui
tabel 4.5 yaitu perbandingan tindakan pendekatan project based learning siswa
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015
siklus 1 dan Siklus 2 berikut ini.
0123456789
1011121314151617181920
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sko
r M
inat
Jumlah siswa
skor minat siklus 2
57
Tabel 4.5
Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
F % F % F % F % F % F %
Tindakan
PjBL yang
dilakukan
7 87,5 8 100 23 95,8 24 100 7 87,5 8 100
Tindakan
PjBL yang
belum
dilakukan
1 12,5 0 0 1 4,2 0 0 1 12,5 0 0
Jumlah 8 100 8 100 24 100 24 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 tentang perbandingan aktivitas tindakan pendekatan
project based learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester
2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus 1 dan siklus 2, nampak bahwa dari siklus 1 ke
siklus 2 terjadi peningkatan tindakan yang dilakukan oleh siswa baik dalam
kegiatan awal, kegiatan penutup, maupun kegiatan akhir.
Perbandingan aktivitas tindakan pendekatan project based learning siswa
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015
siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.5 halaman berikut ini :
58
Gambar 4.5
Grafik Garis Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Siswa
Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Pada gambar 4.5, nampak bahwa tindakan pendekatan project based
learning siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dalam kegiatan
awal sebanyak 8 tindakan, yang telah dilaksanakan siswa pada siklus 1 sebanyak
7 tindakan, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 8 tindakan.
Nampak bahwa kegiatan awal siklus 1 siswa lupa mengucapkan salam dan berdoa
pada pertemuan yang kedua, kekurangan tersebut sudah diperbaiki pada siklus 2.
Pada kegiatan inti sebanyak 24 tindakan terdapat 1 tindakan yang belum
dilakukan siswa pada siklus 1 yaitu kurang tenangnya siswa pada proses
pencarian informasi di perpustakaan, sedangkan di siklus II semua tindakan sudah
dipenuhi 100% sesuai dengan langkah pendekatan project based learning. Dalam
kegiatan akhir pada siklus 1 siswa belum melakukan tindakan refleksi
pembelajaran pada pertemuan pertama dan sudah diperbaiki pada siklus 2.
Perbandingan tindakan pendekatan project based learning oleh guru kelas
4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 siklus
1 dan siklus 2 juga disajikan secara rinci pada tabel 4.6 pada halaman berikut ini.
0
5
10
15
20
25
30
kegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir
Ju
mla
h T
ind
ak
an
Siklus I
Siklus II
59
Tabel 4.6
Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru Kelas 4
SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
F % F % F % F % F % F %
Tindakan
PjBL yang
dilakukan
7 87,5 8 100 23 95,8 24 100 7 87,5 8 100
Tindakan
PjBL yang
belum
dilakukan
1 12,5 0 0 1 4,2 0 0 1 12,5 0 0
Jumlah 8 100 8 100 24 100 24 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6, nampak bahwa tindakan pendekatan project based
learning guru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dalam kegiatan
awal sebanyak 8 tindakan, yang telah dilaksanakan guru pada siklus 1 sebanyak 7
tindakan, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 8 tindakan.
Nampak bahwa kegiatan awal siklus 1 guru lupa mengucapkan salam dan berdoa
pada pertemuan yang kedua, kekurangan tersebut sudah diperbaiki pada siklus 2.
Pada kegiatan inti sebanyak 24 tindakan terdapat 1 tindakan yang belum
dilakukan guru pada siklus 1 yaitu kurangnya pemantauan siswa dalam mencari
informasi, sedangkan di siklus 2 semua tindakan sudah dipenuhi 100% sesuai
dengan langkah pendekatan project based learning. Dalam kegiatan akhir pada
siklus 1 guru belum melakukan tindakan refleksi pembelajaran pada pertemuan
pertama dan sudah diperbaiki pada siklus 2.
Perbandingan aktivitas tindakan pendekatan project based learning guru
kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015
siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.6 halaman berikut ini :
60
Gambar 4.6
Grafik Garis Perbandingan Tindakan Pendekatan Project Based Learning Guru
Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Pada gambar 4.6, nampak bahwa implementasi tindakan guru pada siklus I
ke siklus II mengalami peningkatan. Tindakan siklus II pada kegiatan awal, inti,
dan akhir telah dilaksanakan semua oleh guru dengan baik dan optimal.
Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan project based learning
diperoleh melalui angket minat belajar siswa, yang terdiri dari aspek indikator :
perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, kesadaran tentang manfaat
pelajaran, dan keterlibatan siswa.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan
Project Based Learning siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga,
disajikan secara rinci melalui tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Project Based Learning
Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
No. Kriteria Siklus I Sklus II
f % F %
1. Rendah 4 9 - -
2. Sedang 10 23 8 19
3. Tinggi 29 68 35 81
Jumlah 43 100 43 100
Sumber : Data Primer
0
5
10
15
20
25
30
kegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir
Jum
lah
tin
dak
an
Siklus I
Siklus II
61
Berdasarkan tabel 4.7, nampak bahwa skor minat belajar IPS yang
didapat siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor
minat belajar IPS secara rinci disajikan melalui gambar 4.7 yaitu grafik
perbandingan skor minat belajar IPS melalui pendekatan project based learning
siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.
Gambar 4.7
Grafik Garis Perbandingan Skor Minat Belajar IPS melalui Pendekatan
Project Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07
Kota Salatiga Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.7 yaitu grafik perbandingan jumlah skor minat
belajar IPS melalui pendekatan project based learning siswa kelas 4 SDN
Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa ada
peningkatan jumlah skor minat belajar IPS dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan
nampak terlihat pada skor minat rendah pada siklus 1 diperoleh sebanyak 4 siswa
(9%), sedangkan siklus 2 sudah tak terlihat lagi siswa yang memiliki skor
terendah. Skor minat sedang pada siklus 1 diperoleh sebanyak 10 siswa (23%)
sedangkan, pada siklus 2 diperoleh sebanyak 8 siswa (19%). Skor minat tinggi
pada siklus 1 diperoleh sebanyak 29 siswa (68%), sedangkan pada siklus 2 diraih
0123456789
1011121314151617181920
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sko
r M
inat
Be
laja
r
Jumlah Siswa
Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Siklus 1 dan Siklus 2
siklus 1
siklus 2
62
sebanyak 35 siswa (81%). Peningkatan jumlah skor minat belajar IPS terjadi
setelah diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan project based
learning.
Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Peningkatan minat
belajar IPS diduga dapat diupayakan melalui pendekatan Project Based Learning
siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran
2014/2015” terbukti. Hal ini ditunjukkan melalui perbandingan minat belajar IPS
tinggi siklus 1 dan siklus 2 adalah 68% : 81%. Perbandingan minat belajar IPS
sedang antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 23% : 19%. Perbandingan minat
belajar IPS rendah siklus 1 dan siklus 2 adalah 9% : 0%. Penelitian ini dikatakan
berhasil yang ditunjukkan oleh 81% dari seluruh siswa lebih tinggi dari 80% yang
ditetapkan dalam indikator keberhasilan penenlitian mencapai skor minat belajar
IPS tinggi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djehan Mulyani
Mulyani dengan judul skripsi “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di
SD Islam Al-Syukro Universal”. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan adanya kemampuan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan
hasil belajar dapat dilihat dari teknik analisis data yang dilakukan secara
kuantitatif indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar
siswa sebanyak 75%, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Dari hasil
penelitian, pada siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai sebanyak 70%,
dan siklus kedua sebanyak 97%. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilaksanakan oleh Veronica Yasinta dengan judul skripsi “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Metematika Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning
dengan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian pada siklus I dengan menerapkan
Pendekatan Kontekstual Melalui Project Based Learning siswa mengalami
peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum tuntas KKM dan 16 siswa (76,2%) siswa
sudah tuntas KKM. Dan hasil dari siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%)
belum tuntas KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas KKM. Ketuntasan belajar siswa
63
dapat dicapai siswa karena adanya fokus siswa yang lebih baik dalam proses
pembelajaran dan siswa mampu memfokuskan pertanyaan, menimbulkan
ketertarikan pada materi, dan menemukan konsep yang digunakan untuk
penyelesaian (focus) sehingga memunculkan minat belajar siswa yang tinggi dan
berdampak pada ketuntasan belajar siswa.
Thomas J.W. Moursund, et al. menyebutkan bahwa Project Based
Learning adalah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang menekankan
pembelajaran yang berpusat pada siswa dalan suatu proyek. Hal ini
memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun
pembelajarannya sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu
hasil yang realistis, seperti karya yang dihasilkan siswa sendiri. Maka melalui
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan project based learning
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas 4 SDN Sidorejo
Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Pendekatan project based learning dapat meningkatkan minat belajar IPS
siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 07 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran
2014/2015. Nampak dari skor minat belajar IPS siswa kelas 4 pada siklus 1 ke
siklus 2 mengalami peningkatan mencapai 80%, sehingga dapat dikatakan bahwa
pendekatan project based learning dapat mengurangi kesenjangan antara apa yang
diharapkan guru terhadap siswa, dan realita yang dihasilkan siswa, yaitu minat
belajar IPS.