BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...

15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan 2012-2015 yang terdaftar pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Universitas Kristen Satya Wacana berada di kota Salatiga yang didirikan pada tahun 1956 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPGKI) kemudian pada tahun 1959 PTPGKI diresmikanmenjadi UKSW. Satya Wacana berarti setia pada Firman Tuhan. Universitas Kristen Satya Wacana diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah Fakultas tertua di Universitas Kristen Satya Wacana. Fakkultas ini mempunyai dalapan program studi di bidang kependidikan yaitu: program studi Pendidikan Ekonomi, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Program Studi Pendidikan Pancasila, Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. Program Studi Pendidikan Ekonomi (progdi-PE) merupakan lembaga pendidikan penghasil guru plus di bidang ekonomi bisnis di FKIP-UKSW

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan 2012-2015 yang terdaftar pada

semester II tahun ajaran 2015/2016.

Universitas Kristen Satya Wacana berada di kota Salatiga yang didirikan

pada tahun 1956 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia

(PTPGKI) kemudian pada tahun 1959 PTPGKI diresmikanmenjadi UKSW. Satya

Wacana berarti setia pada Firman Tuhan. Universitas Kristen Satya Wacana

diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah Fakultas tertua di

Universitas Kristen Satya Wacana. Fakkultas ini mempunyai dalapan program

studi di bidang kependidikan yaitu: program studi Pendidikan Ekonomi, Program

Studi Bimbingan dan Konseling, Program Studi Pendidikan Pancasila, Program

Studi Pendidikan Sejarah, Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi

Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program

Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

Program Studi Pendidikan Ekonomi (progdi-PE) merupakan lembaga

pendidikan penghasil guru plus di bidang ekonomi bisnis di FKIP-UKSW

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

Salatiga, bediri tahun 1956. Sebutan Guru plus, karena lulusan progdi PE

berkompeten di bidang pendidikan dan sekaligus di bidang bisnis. Kompetensi

guru plus, dibangun berdasarkan struktur kurikulum dan proses perkuliahan yang

menekan pada nilai profesionalitas guru yang dijiwai sikap wirausaha,

berlamdaskan moral etik iman kristen didukung dengan fasilitas yang memadai.

Dalam rangka memenuhi tuntunan perkembangan, sejak tahun 2011-2012 Progdi

PE telah membuka lima pilihan bidang konsentrasi, yaitu: Ekonomi Koperasi,

Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Keungan, dan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Program studi Pendidikan Ekonomi mempunyai Visi adalah "Menjadi

lembaga pengembangan ilmu Pendidikan Ekonomi dalam penerapanya untuk

menghasilkan uru profesional yang berjiwa wirausah, dan berkarakter mengasihi”.

Sedangkan Misi Prgram studi Pendidikan Ekonomi adalah:

1. Menyelenggarakan perkuliahan yang membangun sikap kreatif, inovatif,

dan proaktif berdasarkan moral etik iman kristen

2. Menyelenggarakn penelitian dibidang pendidikan ekonomi dalam lingkup

luas, mencakup:

1) Pengembangan ilmu pendidikan ekonomi

2) Pengembangan metode pembelajaran ekonomi

3) Manajemen lembaga pendidikan dan atau lembaga sosial

4) Profesionalitas guru ekonomi

5) Perilaku ekonomi/wirausaha masyarakat termasuk guru

ekonomi

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk

mengembangkan kualitas:

1) Manajerial lembaga pendidikan dan atau lembaga sosial

2) Profesionalitas guru ekonomi

3) Perilaku ekonomi/wirausaha palaku bisnis sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

4.2. Uji Sebaran Data

4.2.1. Uji Normalitas

Menurut Muhammad (2015:67) uji normalitas data dimaksudkan untuk

memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdstribusi

normal. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval

atau pun rasio. Jika analisis mengunakan metode parametik, maka persyratan

normalitas harus terpenuhi, yaitu data harus berasal dari distribusi yang normal.

Jika data tidak berdistribusi normal maka metode alternatif yang bisa digunakan

adalah statistik non parametik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji liliefors

dengan melihat nilai pada kolmogorov-smirnov. Data dinyatakan berdistribusi

normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.

Dapat diketahui bahawa nilai signifikansi untuk variabel Kemandirian

Belajar sebesar 0,200 variabel Interaksi Sosial 0,200, dan variabel Motivasi

memilik nilai signifikansi sebesar 0,200 jadi dalam penelitian ini variabel

Kemandirian Belajar, Interaksi Sosial dan Motivasi berdistribusi normal karena

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel

Uji Normalitas (lihat lampiran Tabel 10)

4.2.2. Uji Liniearitas

Menurut priyanto (2010:73) uji linearitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi

atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity

pada taraf signifikasi 0,05.

Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel

Interaksi Sosial sebesar 0,050 sama besarnya dengan 0,05. Yang berarti data

Interaksi Sosial dan Kemandirian Belajar dalam penelitian ini berbentuk Linier.

Hal tersebut dapat dilihat di tabel uji linieritas (lihat pada lampiran Tabel 11)

Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel

Motivasi sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti data Motivasi dan

Kemandirian Belajar dalam penelitian ini berbentuk Linier. Hal tersebut dapat

dilihat di tabel uji linieritas (lihat pada lampiran Tabel 12)

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan atau analisis statistik deskriptif bertujuan untuk

memperoleh gambaran menegenai variabel yang diteliti.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

Menurut Sugiyino (2010:207) statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Alat analisis yang dipakai pada analisis ini ialah tabel distribusi frekuensi,

diagram statistik (histogram). untuk variabel Interaksi Sosial menunjukan bahwa

jumlah data (N) sebanyak 91 mempunyai nilai rata-rata (mean) 3,7462 dengan

nilai maksimum 4,85 dan nilai minimum 2,55 sedangkan standar deviasinya

sebesar 0,48104. Variabel Motivasi dengan jumlah data (N) sebanyak 91

mempunyai nilai rata-rata (mean) 3,8341 dengan nilai maksimum 4,65 dan

minimum 2,20 sedangkan standar deviasinya sebesar 0,47246. Variabel

kemandirian belajar dengan jumlah data (N) sebanyak 91 mempunyai nilai rata-

rata (mean) 3,8154 dengan nilai maksimum 4,90 dan nilai minimum 2,20

sedangkan standar deviasinya sebesar 0,62843.

Untuk memperjelas data-data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi dan

diaram histogram pada masing-masing variabel sebagai berikut:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

a. Variabel Interaksi sosial

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Variabel Interaksi Sosial

NO Interval Xi Fi Prosentase

1 93-99 96 1 1,09%

2 86-92 89 12 13,18%

3 79-85 82 26 28,57%

4 72-78 75 21 23,07%

5 65-71 68 17 18,68%

6 58-64 61 9 9,89%

7 51-57 54 5 5,49%

Jumlah 91

Tabel 4.1 Interaksi Sosial dikelompokan pada 7 kelas. menunjukan bahwa

5 (5,49%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 51-57. 9 (9,89%)

responden memperoleh skor rata-rata antara 58-64. 17 (18,68%) responden yang

memperoleh skor rata-rata antara 65-71. 21 (23,07%) responden yang

memperoleh skor rata-rata antara 72-78 dan responden lain yaitu 26 (28,57%)

memperoleh skor rata-rata 79-85. 12 (13,18%) responden yang memperoleh skor

rata-rata 86-92. Dan respon 1 (1,09%) memperoleh skor rata-rata 93-99.

Kecenderungan pada distribusi frekuensi tersebut adalah sedang ke Tinggi dengan

perolehan Prosentase sebanyak 65,91%. Hasil tersebut diperjelas dengan diagram

histogram (lihat lampiran Tabel 7)

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

b. Variabel Motivasi

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi

NO Interval Xi fi Prosentase

1 90-97 93,5 7 7,69%

2 82-89 85,5 23 25,27%

3 74-81 77,5 30 32,96%

4 66-73 69,5 22 24,17%

5 58-65 61,5 4 4,39%

6 50-57 53,5 4 4,39%

7 42-49 45,5 1 1,09%

91

Tabel 4.2 Motivasi dikelompokan pada 7 Kelas. Menunjukan bahwa 1

(1,09%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 42-49. 4 (4,39%)

responden memperoleh skor rata-rata antara 50-57. 4 (4,39%) responden yang

memperoleh skor rata-rata antara 58-65. 22 (24,17%) responden yang

memperoleh skor rata-rata antara 66-73 dan responden lain yaitu 30 (32,96%)

memperoleh skor rata-rata 74-81. 23 (25,27%) responden yang memperoleh skor

rata-rata 82-89. Dan respon 7 (7,69%) memperoleh skor rata-rata 90-97.

Kecenderungan pada distribusi frekuensi tersebut adalah sedang ke Tinggi dengan

perolehan Prosentase sebanyak 90,09%. Hasil tersebut diperjelas dengan diagram

histogram (lihat pada lampiran tabel 8)

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

c. Variabel Kemandirian Belajar

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi Kemandirian Belajar

NO Interval Xi Fi Prosentase

1 92-99 95,5 7 7,69%

2 84-91 87,5 24 26,37%

3 76-83 79,5 18 19,78%

4 68-75 71,5 24 26,37%

5 60-67 63,5 9 9,89%

6 52-59 55,5 2 2,19%

7 44-51 47,5 7 7,69%

91

Tabel 4.3 Kemandirian dikelompokan ke dalam 7 kelas.

Menunjukan bahwa 7 (7,69%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara

44-51. 2 (2,19%) responden memperoleh skor rata-rata antara 52-59. 9 (9,89%)

responden yang memperoleh skor rata-rata antara 60-67. 24 (26,37%) responden

yang memperoleh skor rata-rata antara 68-75 dan responden lain yaitu 18

(19,78%) memperoleh skor rata-rata 76-83. 24 (26,37%) responden yang

memperoleh skor rata-rata 84-91. Dan respon 7 (7,69%) memperoleh skor rata-

rata 92-99. Kecenderungan pada distribusi frekuensi tersebut adalah sedang ke

Tinggi dengan perolehan Prosentase sebanyak 80,21%. Hasil tersebut diperjelas

dengan diagram histogram (lihat pada lampiran Tabel 9)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

4.4. Analisis Lanjutan

a. Korelasi Antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar.

Perhitungan korelasi menggunakan progam perhitungan data

statistik SPSS for Windows versi 21.0. sesuai dengan hipotesis yang

ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka

signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Koofisien

korelasi antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar sebesar 0,776

pada taraf signifikansi ɑ 5%. dapat disimpulkan bahwa nilai hitung

koofesien ini tergolong pada korelasi kuat. Jadi dapat dikatakan bahwa

hubungan antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian mempunyai

hubungan yang kuat. Koofesien korelasi tersebut + artinya terdapat

hubungan positif antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar.

signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar 0,000. Hal ini menunjukan

bahwa signifikansi antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar,

karena ɑ < 0,05 (0,000 < 0,05).

b. Korelasi Antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian

Perhitungan korelasi menggunakan progam perhitungan data

statistik SPSS for Windows versi 21.0. sesuai dengan hipotesis yang

ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka

signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi.

menunjukan bahwa koofisien korelasi antara Motivasi dengan

Kemandirian Belajar sebesar 0,751 pada taraf signifikansi ɑ 5%. Dapat

disimpulkan bahwa nilai hitung koofesien ini tergolong pada korelasi kuat.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

Jadi dapat dikatakan bahwa hubungan antara Motivasi dengan

Kemandirian Belajar mempunyai hubungan yang kuat. Koofesien korelasi

tersebut + artinya terdapat hubungan positif antara Motivasi dengan

Kemandirian Belajar. Signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar

0,000. Hal ini menunjukan bahwa signifikansi antara Motivasi dengan

Kemandirian Belajar, karena ɑ < 0,05 (0,000 < 0,05).

c. Uji korelasi berganda Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan

Kemandirian.

Perhitungan korelasi berganda mengunakan program perhitungan data

statistik SPSS for Windows versi 21.0.

Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian menghasilkan

koefisien korelasi sebesar r(hitung) = 0,805 yang menandakan bahwa ada

hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi dengan Kemandirian

Belajar. Hal tersebut dilihat dari tabel pedoman terprestasi korelasi pada

0,080-1,00 yang memiliki hasil sangat kuat. Diperoleh F hitung sebesar

81,208 dengan ɑ = 0,000 < 0,05 dengan demikian dapat dikatakan terdapat

hubungan yang signifikan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar

dengan Kemandirian.

4.4.1. Uji Signifikansi F

Uji signifikansi F digunakan untuk menguji hipotesis pada analisis korelasi

ganda pada variabel Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian.

Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol ditolak. Selain melihat

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

perbandingan dari Fhitung > Ftabel, juga melihat signifikansi dengan ɑ = 0,05, jika sig

(0,000) < ɑ maka hipotesis nol ditolak.

Hasil pengujian variabel Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan

Kemandirian menunjukan nilai Fhitung = 81,208 dengan nilai signifikan 0,000b.

Nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan df 2 residual 88 dan ɑ = 0,05

yaitu 3,10. Sehingga Fhitung > Ftabel (81,208 > 3,10) dan nilai signifikan (0,000b

<

0,05) maka Ho di tolak dan Ha diterima. Kesimpulan uji signifikansi F adalah

signifikan. Dari hasil tersebut maka disimpulkan bahwa ada hubungan positif

antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian. Semakin baik

Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar semakin besar Kemandirian Mahasiswa.

(lihat pada lampiran Tabel 17)

4.4.2. Uji Signifikansi T

Uji T bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari hubungan variabel

independen dengan variabel dependen secara individual dan menganggap variabel

lain bersifat konstan. Jika perhitungan Thitung > Ttabel, maka hipotesis a diterima.

Jika hasil Thitung < Ttabel, maka hipotesis o diterima.

Hasil pengujian variabel Interaksi Sosial dengan Kemandirian memperoleh

Thitung sebesar 4,593 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai Ttabel dengan n =

91 dan ɑ = 0,05, yaitu 1,661. Hasil perbandingan Thitung dengan Ttabel adalah 4,593

> 1,661. Menggunakan 2 sisi nilai probabilitas adalah 0,05/2 = 0,025.

Perbandingan nilai signifikansi 0,000 < 0,025, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

Kesimpulan hasil pengujian variabel Interaksi Sosial mempunyai hubungan

dengan Kemandirian.

Hasil pengujian variabel Motivasi Belajar dengan Kemandirian

memperoleh Thitung sebesar 3,419 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai

Ttabel dengan n = 91 dan ɑ = 0,05, yaitu 1,661. Hasil perbandingan Thitung dengan

Ttabel adalah 0,05/2 = 0,25. Perbandingan nilai signifikansi 0,001 < 0,025 maka Ho

diterima dan H1 ditolak. Kesimpulan hasil pengujian Motivasi Belajar mempunyai

hubungan dengan Kemandirian.

4.5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (Ho)

yang diajukan ditolak atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu hipotesis

alternatif (H1) yang diajukan diterima. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan,

maka hasil pengujian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1 Hubungan antara Interaksi Sosial dengan kemandirian.

Analisis data korelasi antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar

diperoleh koofesien korelasi sebesar ry1 = 0,776 maka Ha1 diterima (korelasi

kuat), dan angka probabilitas dari hasil analisis data diperoleh sebesar ɑ = 0,000 <

0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartiakan bahwa ada

hubungan positif dan signifikan antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian

Belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan

bahwa semakin tinggi Interaksi Sosial semakin tinggi pula Kemandirian Belajar.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

Begitu pula sebaliknya semakin rendah Interaksi Sosial maka Kemandirian

Belajar akan rendah pula.

2 Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian.

Analisis data korelasi antara Motivasi dengan Kemandirian Belajar

diperoleh koofesien korelasi sebesar ry2 = 0,751 maka Ha2 diterima (korelasi

kuat), dan angka probabilitas dari hasil analisis data sebesar ɑ = 0,000 > 0,05

maka maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada

hubungan positif dan signifikan antara Motivasi dengan Kemandirian Belajar.

Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa

semakin tinggi Motivasi semakin tinggi pula Kemandirian Belajar. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah Motivasi maka Kemandirian Belajar akan rendah pula

3 Hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian.

Perhitungan korelasi berganda Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar

dengan Kemandirian menghasilkan koefisien korelasi sebesar r(hitung) = 0,805

yang menandakan bahwa ada hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi

dengan Kemandirian Belajar. Hal tersebut dilihat dari tabel pedoman terprestasi

korelasi pada 0,080-1,00 yang memiliki hasil sangat kuat. Diperoleh F hitung

sebesar 81,208 denagan ɑ = 0,000 < 0,05 dengan demikian dapat dikatakan

terdapat hubungan yang signifikan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar

dengan Kemandirian.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

4.6. Pembahasan Hasil Analisis

Pembahasan penelitian ini digunkan untuk data dan informasi hasil temuan

yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II.

Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Interaksi

Sosial dan Motivasi dengan Kemandirian Belajar Mahasiswa Pendidikan ekonomi

FKIP UKSW Salatiga, menunjukan bahwa Interaksi Sosial mempunyai hubungan

positif signifikan dengan Kemandirian Belajar Mahasiswa PE FKIP UKSW

Salatiga. Dapat diketahuidari hasil perhitungan koefesien korelasi antara variabel

(X1) Interaksi Sosial dengan (Y) Kemandirian Belajar yang menunjukan koefisien

korelasinya sebesar positif 0,776 dan signifikan. Sedangkan untuk tingkat

signifikansi dikatan signifikan karena dari tabel nampak bahwa sig (1-tailed)

sebesar ɑ = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

Hal ini menunjukan bahwa Interaksi Sosial mempunyai korelasi terhadap

Kemandirian belajar Mahasiswa PE FKIP UKSW Salatiga, hal ini juga didukung

oleh teori Interkasi sosial Menurut Gerungan (2000: 57), interaksi sosial adalah

suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu

yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang

lain, atau sebaliknya.

Hasil perhitungan diketahui Motivasi (X2) memiliki hubungan yang positif

dan signifikan dengan variabel Kemandirian belajar Mahasiswa PE FKIP UKSW

Salatiga. Hasil yang diperoleh bahwa variabel Motivasi (X2) memiliki koefesien

korelasi 0,751 (positif) terhadap variabel Kemandirian belajar Mahasiswa PE

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9736/4/T1_162012020_BAB IV.pdf · signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau

FKIP UKSW Salatiga (Y), dengan nilai signifikansi ɑ = 0,000 < 0,05 sehingga

signifikan. Sehingga memiliki korelasi Motivasi terhadap Kemandirian belajar

Mahasiswa, hal ini juga didukung oleh teori Mc.Donald dalam Syaiful (2011:

148) mendefinisikan bahwa “motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam

pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi

untuk mencapai tujuan”.