BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan 2012-2015 yang terdaftar pada
semester II tahun ajaran 2015/2016.
Universitas Kristen Satya Wacana berada di kota Salatiga yang didirikan
pada tahun 1956 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia
(PTPGKI) kemudian pada tahun 1959 PTPGKI diresmikanmenjadi UKSW. Satya
Wacana berarti setia pada Firman Tuhan. Universitas Kristen Satya Wacana
diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah Fakultas tertua di
Universitas Kristen Satya Wacana. Fakkultas ini mempunyai dalapan program
studi di bidang kependidikan yaitu: program studi Pendidikan Ekonomi, Program
Studi Bimbingan dan Konseling, Program Studi Pendidikan Pancasila, Program
Studi Pendidikan Sejarah, Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi
Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program
Studi Pendidikan Anak Usia Dini.
Program Studi Pendidikan Ekonomi (progdi-PE) merupakan lembaga
pendidikan penghasil guru plus di bidang ekonomi bisnis di FKIP-UKSW
Salatiga, bediri tahun 1956. Sebutan Guru plus, karena lulusan progdi PE
berkompeten di bidang pendidikan dan sekaligus di bidang bisnis. Kompetensi
guru plus, dibangun berdasarkan struktur kurikulum dan proses perkuliahan yang
menekan pada nilai profesionalitas guru yang dijiwai sikap wirausaha,
berlamdaskan moral etik iman kristen didukung dengan fasilitas yang memadai.
Dalam rangka memenuhi tuntunan perkembangan, sejak tahun 2011-2012 Progdi
PE telah membuka lima pilihan bidang konsentrasi, yaitu: Ekonomi Koperasi,
Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Keungan, dan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Program studi Pendidikan Ekonomi mempunyai Visi adalah "Menjadi
lembaga pengembangan ilmu Pendidikan Ekonomi dalam penerapanya untuk
menghasilkan uru profesional yang berjiwa wirausah, dan berkarakter mengasihi”.
Sedangkan Misi Prgram studi Pendidikan Ekonomi adalah:
1. Menyelenggarakan perkuliahan yang membangun sikap kreatif, inovatif,
dan proaktif berdasarkan moral etik iman kristen
2. Menyelenggarakn penelitian dibidang pendidikan ekonomi dalam lingkup
luas, mencakup:
1) Pengembangan ilmu pendidikan ekonomi
2) Pengembangan metode pembelajaran ekonomi
3) Manajemen lembaga pendidikan dan atau lembaga sosial
4) Profesionalitas guru ekonomi
5) Perilaku ekonomi/wirausaha masyarakat termasuk guru
ekonomi
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk
mengembangkan kualitas:
1) Manajerial lembaga pendidikan dan atau lembaga sosial
2) Profesionalitas guru ekonomi
3) Perilaku ekonomi/wirausaha palaku bisnis sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
4.2. Uji Sebaran Data
4.2.1. Uji Normalitas
Menurut Muhammad (2015:67) uji normalitas data dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdstribusi
normal. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval
atau pun rasio. Jika analisis mengunakan metode parametik, maka persyratan
normalitas harus terpenuhi, yaitu data harus berasal dari distribusi yang normal.
Jika data tidak berdistribusi normal maka metode alternatif yang bisa digunakan
adalah statistik non parametik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji liliefors
dengan melihat nilai pada kolmogorov-smirnov. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.
Dapat diketahui bahawa nilai signifikansi untuk variabel Kemandirian
Belajar sebesar 0,200 variabel Interaksi Sosial 0,200, dan variabel Motivasi
memilik nilai signifikansi sebesar 0,200 jadi dalam penelitian ini variabel
Kemandirian Belajar, Interaksi Sosial dan Motivasi berdistribusi normal karena
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
Uji Normalitas (lihat lampiran Tabel 10)
4.2.2. Uji Liniearitas
Menurut priyanto (2010:73) uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity
pada taraf signifikasi 0,05.
Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel
Interaksi Sosial sebesar 0,050 sama besarnya dengan 0,05. Yang berarti data
Interaksi Sosial dan Kemandirian Belajar dalam penelitian ini berbentuk Linier.
Hal tersebut dapat dilihat di tabel uji linieritas (lihat pada lampiran Tabel 11)
Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel
Motivasi sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti data Motivasi dan
Kemandirian Belajar dalam penelitian ini berbentuk Linier. Hal tersebut dapat
dilihat di tabel uji linieritas (lihat pada lampiran Tabel 12)
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan atau analisis statistik deskriptif bertujuan untuk
memperoleh gambaran menegenai variabel yang diteliti.
Menurut Sugiyino (2010:207) statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Alat analisis yang dipakai pada analisis ini ialah tabel distribusi frekuensi,
diagram statistik (histogram). untuk variabel Interaksi Sosial menunjukan bahwa
jumlah data (N) sebanyak 91 mempunyai nilai rata-rata (mean) 3,7462 dengan
nilai maksimum 4,85 dan nilai minimum 2,55 sedangkan standar deviasinya
sebesar 0,48104. Variabel Motivasi dengan jumlah data (N) sebanyak 91
mempunyai nilai rata-rata (mean) 3,8341 dengan nilai maksimum 4,65 dan
minimum 2,20 sedangkan standar deviasinya sebesar 0,47246. Variabel
kemandirian belajar dengan jumlah data (N) sebanyak 91 mempunyai nilai rata-
rata (mean) 3,8154 dengan nilai maksimum 4,90 dan nilai minimum 2,20
sedangkan standar deviasinya sebesar 0,62843.
Untuk memperjelas data-data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi dan
diaram histogram pada masing-masing variabel sebagai berikut:
a. Variabel Interaksi sosial
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Variabel Interaksi Sosial
NO Interval Xi Fi Prosentase
1 93-99 96 1 1,09%
2 86-92 89 12 13,18%
3 79-85 82 26 28,57%
4 72-78 75 21 23,07%
5 65-71 68 17 18,68%
6 58-64 61 9 9,89%
7 51-57 54 5 5,49%
Jumlah 91
Tabel 4.1 Interaksi Sosial dikelompokan pada 7 kelas. menunjukan bahwa
5 (5,49%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 51-57. 9 (9,89%)
responden memperoleh skor rata-rata antara 58-64. 17 (18,68%) responden yang
memperoleh skor rata-rata antara 65-71. 21 (23,07%) responden yang
memperoleh skor rata-rata antara 72-78 dan responden lain yaitu 26 (28,57%)
memperoleh skor rata-rata 79-85. 12 (13,18%) responden yang memperoleh skor
rata-rata 86-92. Dan respon 1 (1,09%) memperoleh skor rata-rata 93-99.
Kecenderungan pada distribusi frekuensi tersebut adalah sedang ke Tinggi dengan
perolehan Prosentase sebanyak 65,91%. Hasil tersebut diperjelas dengan diagram
histogram (lihat lampiran Tabel 7)
b. Variabel Motivasi
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi
NO Interval Xi fi Prosentase
1 90-97 93,5 7 7,69%
2 82-89 85,5 23 25,27%
3 74-81 77,5 30 32,96%
4 66-73 69,5 22 24,17%
5 58-65 61,5 4 4,39%
6 50-57 53,5 4 4,39%
7 42-49 45,5 1 1,09%
91
Tabel 4.2 Motivasi dikelompokan pada 7 Kelas. Menunjukan bahwa 1
(1,09%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 42-49. 4 (4,39%)
responden memperoleh skor rata-rata antara 50-57. 4 (4,39%) responden yang
memperoleh skor rata-rata antara 58-65. 22 (24,17%) responden yang
memperoleh skor rata-rata antara 66-73 dan responden lain yaitu 30 (32,96%)
memperoleh skor rata-rata 74-81. 23 (25,27%) responden yang memperoleh skor
rata-rata 82-89. Dan respon 7 (7,69%) memperoleh skor rata-rata 90-97.
Kecenderungan pada distribusi frekuensi tersebut adalah sedang ke Tinggi dengan
perolehan Prosentase sebanyak 90,09%. Hasil tersebut diperjelas dengan diagram
histogram (lihat pada lampiran tabel 8)
c. Variabel Kemandirian Belajar
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Kemandirian Belajar
NO Interval Xi Fi Prosentase
1 92-99 95,5 7 7,69%
2 84-91 87,5 24 26,37%
3 76-83 79,5 18 19,78%
4 68-75 71,5 24 26,37%
5 60-67 63,5 9 9,89%
6 52-59 55,5 2 2,19%
7 44-51 47,5 7 7,69%
91
Tabel 4.3 Kemandirian dikelompokan ke dalam 7 kelas.
Menunjukan bahwa 7 (7,69%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara
44-51. 2 (2,19%) responden memperoleh skor rata-rata antara 52-59. 9 (9,89%)
responden yang memperoleh skor rata-rata antara 60-67. 24 (26,37%) responden
yang memperoleh skor rata-rata antara 68-75 dan responden lain yaitu 18
(19,78%) memperoleh skor rata-rata 76-83. 24 (26,37%) responden yang
memperoleh skor rata-rata 84-91. Dan respon 7 (7,69%) memperoleh skor rata-
rata 92-99. Kecenderungan pada distribusi frekuensi tersebut adalah sedang ke
Tinggi dengan perolehan Prosentase sebanyak 80,21%. Hasil tersebut diperjelas
dengan diagram histogram (lihat pada lampiran Tabel 9)
4.4. Analisis Lanjutan
a. Korelasi Antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar.
Perhitungan korelasi menggunakan progam perhitungan data
statistik SPSS for Windows versi 21.0. sesuai dengan hipotesis yang
ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka
signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Koofisien
korelasi antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar sebesar 0,776
pada taraf signifikansi ɑ 5%. dapat disimpulkan bahwa nilai hitung
koofesien ini tergolong pada korelasi kuat. Jadi dapat dikatakan bahwa
hubungan antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian mempunyai
hubungan yang kuat. Koofesien korelasi tersebut + artinya terdapat
hubungan positif antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar.
signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar 0,000. Hal ini menunjukan
bahwa signifikansi antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar,
karena ɑ < 0,05 (0,000 < 0,05).
b. Korelasi Antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian
Perhitungan korelasi menggunakan progam perhitungan data
statistik SPSS for Windows versi 21.0. sesuai dengan hipotesis yang
ditetapkan dan peneliti sudah mengetahui arah penelitian, maka
signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi.
menunjukan bahwa koofisien korelasi antara Motivasi dengan
Kemandirian Belajar sebesar 0,751 pada taraf signifikansi ɑ 5%. Dapat
disimpulkan bahwa nilai hitung koofesien ini tergolong pada korelasi kuat.
Jadi dapat dikatakan bahwa hubungan antara Motivasi dengan
Kemandirian Belajar mempunyai hubungan yang kuat. Koofesien korelasi
tersebut + artinya terdapat hubungan positif antara Motivasi dengan
Kemandirian Belajar. Signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar
0,000. Hal ini menunjukan bahwa signifikansi antara Motivasi dengan
Kemandirian Belajar, karena ɑ < 0,05 (0,000 < 0,05).
c. Uji korelasi berganda Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan
Kemandirian.
Perhitungan korelasi berganda mengunakan program perhitungan data
statistik SPSS for Windows versi 21.0.
Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian menghasilkan
koefisien korelasi sebesar r(hitung) = 0,805 yang menandakan bahwa ada
hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi dengan Kemandirian
Belajar. Hal tersebut dilihat dari tabel pedoman terprestasi korelasi pada
0,080-1,00 yang memiliki hasil sangat kuat. Diperoleh F hitung sebesar
81,208 dengan ɑ = 0,000 < 0,05 dengan demikian dapat dikatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar
dengan Kemandirian.
4.4.1. Uji Signifikansi F
Uji signifikansi F digunakan untuk menguji hipotesis pada analisis korelasi
ganda pada variabel Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian.
Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol ditolak. Selain melihat
perbandingan dari Fhitung > Ftabel, juga melihat signifikansi dengan ɑ = 0,05, jika sig
(0,000) < ɑ maka hipotesis nol ditolak.
Hasil pengujian variabel Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan
Kemandirian menunjukan nilai Fhitung = 81,208 dengan nilai signifikan 0,000b.
Nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan df 2 residual 88 dan ɑ = 0,05
yaitu 3,10. Sehingga Fhitung > Ftabel (81,208 > 3,10) dan nilai signifikan (0,000b
<
0,05) maka Ho di tolak dan Ha diterima. Kesimpulan uji signifikansi F adalah
signifikan. Dari hasil tersebut maka disimpulkan bahwa ada hubungan positif
antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian. Semakin baik
Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar semakin besar Kemandirian Mahasiswa.
(lihat pada lampiran Tabel 17)
4.4.2. Uji Signifikansi T
Uji T bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari hubungan variabel
independen dengan variabel dependen secara individual dan menganggap variabel
lain bersifat konstan. Jika perhitungan Thitung > Ttabel, maka hipotesis a diterima.
Jika hasil Thitung < Ttabel, maka hipotesis o diterima.
Hasil pengujian variabel Interaksi Sosial dengan Kemandirian memperoleh
Thitung sebesar 4,593 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai Ttabel dengan n =
91 dan ɑ = 0,05, yaitu 1,661. Hasil perbandingan Thitung dengan Ttabel adalah 4,593
> 1,661. Menggunakan 2 sisi nilai probabilitas adalah 0,05/2 = 0,025.
Perbandingan nilai signifikansi 0,000 < 0,025, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan hasil pengujian variabel Interaksi Sosial mempunyai hubungan
dengan Kemandirian.
Hasil pengujian variabel Motivasi Belajar dengan Kemandirian
memperoleh Thitung sebesar 3,419 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai
Ttabel dengan n = 91 dan ɑ = 0,05, yaitu 1,661. Hasil perbandingan Thitung dengan
Ttabel adalah 0,05/2 = 0,25. Perbandingan nilai signifikansi 0,001 < 0,025 maka Ho
diterima dan H1 ditolak. Kesimpulan hasil pengujian Motivasi Belajar mempunyai
hubungan dengan Kemandirian.
4.5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (Ho)
yang diajukan ditolak atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu hipotesis
alternatif (H1) yang diajukan diterima. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan,
maka hasil pengujian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1 Hubungan antara Interaksi Sosial dengan kemandirian.
Analisis data korelasi antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar
diperoleh koofesien korelasi sebesar ry1 = 0,776 maka Ha1 diterima (korelasi
kuat), dan angka probabilitas dari hasil analisis data diperoleh sebesar ɑ = 0,000 <
0,05 maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartiakan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian
Belajar. Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan
bahwa semakin tinggi Interaksi Sosial semakin tinggi pula Kemandirian Belajar.
Begitu pula sebaliknya semakin rendah Interaksi Sosial maka Kemandirian
Belajar akan rendah pula.
2 Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian.
Analisis data korelasi antara Motivasi dengan Kemandirian Belajar
diperoleh koofesien korelasi sebesar ry2 = 0,751 maka Ha2 diterima (korelasi
kuat), dan angka probabilitas dari hasil analisis data sebesar ɑ = 0,000 > 0,05
maka maka Ho ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartikan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara Motivasi dengan Kemandirian Belajar.
Dengan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa
semakin tinggi Motivasi semakin tinggi pula Kemandirian Belajar. Begitu pula
sebaliknya semakin rendah Motivasi maka Kemandirian Belajar akan rendah pula
3 Hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian.
Perhitungan korelasi berganda Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar
dengan Kemandirian menghasilkan koefisien korelasi sebesar r(hitung) = 0,805
yang menandakan bahwa ada hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi
dengan Kemandirian Belajar. Hal tersebut dilihat dari tabel pedoman terprestasi
korelasi pada 0,080-1,00 yang memiliki hasil sangat kuat. Diperoleh F hitung
sebesar 81,208 denagan ɑ = 0,000 < 0,05 dengan demikian dapat dikatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar
dengan Kemandirian.
4.6. Pembahasan Hasil Analisis
Pembahasan penelitian ini digunkan untuk data dan informasi hasil temuan
yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II.
Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Interaksi
Sosial dan Motivasi dengan Kemandirian Belajar Mahasiswa Pendidikan ekonomi
FKIP UKSW Salatiga, menunjukan bahwa Interaksi Sosial mempunyai hubungan
positif signifikan dengan Kemandirian Belajar Mahasiswa PE FKIP UKSW
Salatiga. Dapat diketahuidari hasil perhitungan koefesien korelasi antara variabel
(X1) Interaksi Sosial dengan (Y) Kemandirian Belajar yang menunjukan koefisien
korelasinya sebesar positif 0,776 dan signifikan. Sedangkan untuk tingkat
signifikansi dikatan signifikan karena dari tabel nampak bahwa sig (1-tailed)
sebesar ɑ = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Hal ini menunjukan bahwa Interaksi Sosial mempunyai korelasi terhadap
Kemandirian belajar Mahasiswa PE FKIP UKSW Salatiga, hal ini juga didukung
oleh teori Interkasi sosial Menurut Gerungan (2000: 57), interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang
lain, atau sebaliknya.
Hasil perhitungan diketahui Motivasi (X2) memiliki hubungan yang positif
dan signifikan dengan variabel Kemandirian belajar Mahasiswa PE FKIP UKSW
Salatiga. Hasil yang diperoleh bahwa variabel Motivasi (X2) memiliki koefesien
korelasi 0,751 (positif) terhadap variabel Kemandirian belajar Mahasiswa PE
FKIP UKSW Salatiga (Y), dengan nilai signifikansi ɑ = 0,000 < 0,05 sehingga
signifikan. Sehingga memiliki korelasi Motivasi terhadap Kemandirian belajar
Mahasiswa, hal ini juga didukung oleh teori Mc.Donald dalam Syaiful (2011:
148) mendefinisikan bahwa “motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan”.