BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.ub.ac.id/7019/5/BAB IV...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …repository.ub.ac.id/7019/5/BAB IV...
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek
4.1.1. Logo Perusahaan
Gambar 4.1
Logo Loka Supermarket
Sumber : www.mahadsaha.co.id (2017)
4.1.2. Sejarah dan Deskripsi Loka Supermarket
LOKA Supermarket merupakan titik awal perjalanan PT. Mega Mahadana
Hadiya dalam menapaki bisnis retail, sebelumnya PT. Mega Mahadana Hadiya
juga sudah mengembangkan bisnis dengan sistem waralaba seperti Internasional
Carl’s Jr., Caribou Coffee dan Wingstop. Mahadya mendirikan supermarket LOKA
yang pertama pada tanggal 27 Agustus 2014 di Flavor Bliss, Alam Sutera. Tokoh
yang merintis berdirinya LOKA adalah Irzan Hanafiah Pulungan (President
Director of Mahadya) beserta Surja Dharma (COO of Mahadya). Usaha retail yang
dirintis terus dikembangkan dengan membangun dua gerai LOKA baru di Cibubur
tepatnya di Jl. Alternatif Cibubur km 3 dan gerai terbaru LOKA yang didirikan di
Malang City Point, Ground Floor Jl. Raya Dieng No.31.
52
LOKA Supermarket menawarkan konsep lebih dari sekadar berbelanja,
LOKA juga menghadirkan pengalaman kuliner yang tidak kalah menarik. Loka
memiliki tiga area yang berbeda yaitu Food Theater, The Philocoffee, dan
BakerHood. Interior LOKA didesain secara modern dan elegan dengan
konsep shop in shop yang menampilkan tema counter yang berbeda-beda, sehingga
suasananya unik dan nyaman. Bahkan troli di LOKA pun tersedia dalam berbagai
pilihan warna seperti merah, jingga, hijau, biru, ungu, dan merah muda sehingga
setiap pelanggan dapat memilih warna yang disukai untuk mengekspresikan
kepribadian masing-masing. LOKA Supermarket berharap dengan suasana yang
penuh warna ini, pelanggan bisa terinspirasi dan aktivitas belanja menjadi lebih
menyenangkan.
Shop in shop yang ada di Loka Supermarket terdapat berbagai gerai di dalam
LOKA dengan berbagai ciri khasnya. Dimana pada masing-masing gerai tersebut
LOKA menempatkan staf khusus yang menguasai produk-produk di gerai tersebut
sehingga pelanggan dapat dengan nyaman bertanya dan mendapatkan jawaban yang
tepat.
Konsep shop in shop pada LOKA yaitu seperti memiliki butchery
shop dengan nama D’Butcher yang menghadirkan berbagai pilihan daging
berkualitas premium. Kemudian, ada juga Fisherman’s Catch yaitu gerai yang
menghadirkan produk-produk ikan dan seafood yang berkualitas dan unik, seperti
King Crab juga bisa dijumpai di sini. Ada juga Deli Avenue, yang menghadirkan
produk delicatessen premium seperti aneka daging olahan dan keju premium. Dan
juga ada Staple & Co. gerai makanan yang menghadirkan produk bahan pokok
berkualitas. Ditambah dengan Kitchen Club yang menghadirkan perlengkapan
53
dapur premium dan juga Sugar Crush, LOKA Supermarket juga menyediakan zona
khusus bagi anak-anak yang menghadirkan permen dan cokelat berbagai ragam.
Keragaman produk oleh-oleh khas Indonesia dari berbagai daerah pun hadir di
pojok Indonesian Favorite.
4.1.3. Visi, Misi, dan Budaya Peruhaan
Visi dan misi PT. Mahadana Dasha Utama tentunya berkaitan dengan semua unit
bisnis yang perusahaan miliki yakni sebagai berikut:
1. Visi
“Menjadi perusahaan investasi terkemuka dengan melakukan investasi
strategis di bisnis yang beragam”
2. Misi
a) Secara terus-menerus menciptakan lapangan kerja yang layak dan
berkualitas bagi sebanyak mungkin rakyat Indonesia.
b) Selalu memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan
menguntungkan yang memaksimalkan nilai pemegang saham.
c) Senantiasa menyediakan solusi-solusi bernilai tambah yang akan
mengoptimalkan kepuasan konsumen.
d) Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik.
3. Budaya Perusahaan
a) Integritas
Kami senantiasa menerapkan standar etika dan moral tertinggi dengan
selalu mengedepankan asas kejujuran dan keadilan dalam setiap
kegiatan.
54
b) Pengembangan Berkelanjutan
Kami bertekad untuk senantiasa mengembangkan perusahaan kami
berikut sumber daya manusianya.
c) Keunggulan
Kami terus berupaya mencapai standar kinerja tertinggi.
d) Proaktif
Kami terus mencari dan mengadopsi teknik dan pendekatan baru untuk
meningkatkan mutu bisnis kami.
e) Tanggung Jawab
Kami bertanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan atas
segala keputusan dan tindakan yang kami ambil kami.
f) Kerjasama Kelompok
Kami mendorong dan mendukung keanekaragaman tenaga kerja
berdasarkan asas saling percaya dan menghormati serta bersama-sama
mencapai semua sasaran yang telah ditetapkan dengan berkomunikasi
secara baik.
4.2. Karakteristik Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner kepada sebagian mahasiswa yang
berjumlah 100 responden, maka dapat diperoleh gambaran karakteristik responden
berdasarkan usia responden, jenis kelamin responden, pendidikan terakhir
responden, pekerjaan responden, penghasilan responden dan banyaknya kunjungan
55
responden pada LOKA. Gambaran karakteristik responden secara rinci adalah
sebagai berikut :
4.2.1. Usia Responden
Data karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Responden Persentase
( % )
1 < 20 tahun 11 11
2 20 tahun - 25 tahun. 67 67
3 26 tahun - 30 tahun. 7 7
4 > 30 tahun 15 15
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 11 responden atau 11%, berusia 20 tahun
sampai 25 tahun sebanyak 67 responden atau 67%, berusia 26 tahun sampai 30
tahun sebanyak 7 responden atau 7%, berusia lebih dari 30 tahun sebanyak 15
responden atau 15%. Berdasarkan data tersebut, maka usia responden yang paling
banyak adalah 20 tahun sampai 25 tahun sebanyak 67 responden atau 67%. Karena
dengan umur diantara 20-25 tahun diasumsikan mempunyai kebutuhan pribadi dan
preferensi yang spesifik sehingga melakukan pembelian langsung, disisi lain Loka
Supermarket juga memiliki konsep yang unik yaitu lifestyle supermarket.
4.2.2. Jenis Kelamin Responden
Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut :
56
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
( % )
1 Laki – laki 24 24
2 Perempuan 76 76
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 24 responden atau 24%, sedangkan
perempuan sebanyak 76 responden atau 76%. Berdasarkan data tersebut, maka
responden yang paling banyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 76 responden atau 76%. Dalam karakteristik responden ini mayoritas
perempuan karena perempuan cenderung senang berbelanja dibanding laki-laki
(Schiffman dan kanuk, 2008).
4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden
Data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase
( % )
1 SMP 2 2
2 SMA / SMK 59 59
3 Diploma 11 11
4 S1 21 21
5 S2 7 7
6 S3 0 0
Jumlah 100 100
57
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki pendidikan terakhir SMP sebanyak 2 responden atau 2%, SMA / SMK
sebanyak 59 responden atau 59%, diploma sebanyak 11 responden atau 11%, S1
sebanyak 21 responden atau 21%, S2 sebanyak 7 responden atau 7%, dan tidak
terdapat responden dengan berpendidikan S3. Berdasarkan data tersebut, maka
responden yang paling banyak adalah responden dengan pendidikan terakhir SMA
/ SMK sebanyak 59 responden atau 59%. Ini dikarenakan mayoritas jawaban
responden berusia 20-25 tahun.
4.2.4. Pekerjaan Responden
Data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel
4.4 berikut :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Responden Persentase
( % )
1 Pelajar 11 11
2 Mahasiswa 56 56
3 PNS 5 5
4 Pegawai 21 21
5 Wiraswasta 4 4
6 Lainnya 3 3
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
berprofesi / bekerja sebagai pelajar sebanyak 11 responden atau 11%, mahasiswa
sebanyak 56 responden atau 56%, PNS sebanyak 5 responden atau 5%, pegawai
sebanyak 21 responden atau 21%, wiraswasta sebanyak 4 responden atau 4%, dan
lainnya sebanyak 3 responden atau 3%. Berdasarkan data tersebut, maka profesi /
58
pekerjaan responden yang paling banyak adalah mahasiswa sebanyak 56 responden
atau 56%. mayoritas responden yang menjawab adalah mahasiswa karena dengan
konsep unik yang ada di Loka Supermarket banyak disukai oleh kaula muda, seperti
contoh trolly yang berwarna warni dan design yang menarik membuat kaula muda
senang berbelanja di Loka Supermarket.
4.2.5. Penghasilan Bulanan Responden
Data karakteristik responden berdasarkan penghasilan bulanan dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Bulanan
No. Penghasilan Bulanan Jumlah Responden Persentase
( % )
1 < Rp 1.000.000 9 9
2 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 58 58
3 Rp 2.000.001 – Rp 4.000.000 25 25
4 > Rp 4.000.000 8 8
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
berpenghasilan di bawah Rp 1.000.000 sebanyak 9 responden atau 9%,
berpenghasilan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 58 responden atau 58%,
berpenghasilan Rp 2.000.001 – Rp 4.000.000 sebanyak 25 responden atau 25%,
berpenghasilan di atas Rp 4.000.000 sebanyak 8 responden atau 8%. Berdasarkan
data tersebut, maka penghasilan bulanan responden yang paling banyak adalah
berpenghasilan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 58 responden atau 58%.
Mayoritas berpenghasilan tersebut karena mayoritas yang menjawab kuesioner ini
adalah mahasiswa dan berpenghasilan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000.
59
4.2.6. Intensitas Pembelian
Data karakteristik responden berdasarkan intensitas pembelian dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian
No. Intensitas Pembelian Jumlah Responden Persentase
( % )
1 1 Kali 2 2
2 2 Kali 13 13
3 3 Kali 44 44
4 > 3 Kali 41 41
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa responden dengan
intensitas pembelian 1 kali sebanyak 2 responden atau 2%, intensitas pembelian 2
kali sebanyak 13 responden atau 13%, intensitas pembelian 3 kali sebanyak 44
responden atau 44%, intensitas pembelian lebih dari 3 kali sebanyak 41 responden
atau 41%. Berdasarkan data tersebut, maka responden dengan intensitas pembelian
di Loka Supermarket Malang yang paling banyak adalah 3 kali sebanyak 44
responden atau 44%. Dengan intensitas konsumen yang berbelanja di Loka
Supermarket Malang mayoritas 3 kali dan tipis dengan lebih dari 3 kali dapat
diasumsikan oleh penulis bahwa konsumen puas terhadap citra Loka Supermarket
Malang.
60
4.3. Frekuensi Jawaban Responden
Deskripsi distribusi item ini digunakan untuk mengetahui frekuensi dan
variasi jawaban responden terhadap item-item pertanyaan yang diajukan dalam
kuesner. Jawaban-jawaban tersebut selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
4.3.1. Distribusi Frekuensi Variabel Product (X1)
Pada variabel Product terdapat tujuh item pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Product (X1)
Item 5 4 3 2 1 Jumlah
Rata-rata f % f % f % F % f % Jumlah %
X1.1 43 43.00 55 55.00 2 2.00 0 0.00 0 0.00 100 100 1.76
X1.2 32 32.00 47 47.00 19 19.00 2 2.00 0 0.00 100 100 1.64
X1.3 33 33.00 45 45.00 20 20.00 2 2.00 0 0.00 100 100 1.64
X1.4 26 26.00 54 54.00 10 10.00 10 10.00 0 0.00 100 100 1.58
Rata-rata variabel 1.66
Sumber : data primer diolah (2017)
Keterangan:
1. (X.1.1) Barang yang dijual berkualitas baik
2. (X.1.2) Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan
3. (X.1.3) Keanekaragaman produk yang lengkap
4. (X.1.4) Kelengkapan merk suatu produk
Distribusi jawaban responden diatas pada tabel 4.7 diketahui bahwa dari 100
responden, untuk item barang yang dijual berkualitas baik mendapat rata-rata
jawaban responden paling tinggi yaitu yang menyatakan setuju sebanyak 55
responden atau 55%, yang menyatakan sangat setuju 43 responden atau 43%, yang
menjawab netral sebanyak 2 responden atau 2%, yang menyatakan tidak setuju
61
sebanyak 0 responden atau 0%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak
0 responden atau 0%. Produk dengan berkualitas baik disini adalah setiap produk
masih dalam packaging yang baik, dan belum kadaluarsa. Ini menunjukan bahwa
responden setuju jika produk yang dijual di Loka Supermarket malang berkualitas
baik.
Untuk item keempat yaitu Kelengkapan merk produk mendapatkan rata-rata
terendah, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 26 responden atau 26%, yang menyatakan setuju sebanyak 54 responden
atau 54%, yang menyatakan netral sebanyak 10 responden atau 10%, yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 10 responden atau 10%, dan yang menyatakan
sangat tidak setuju sebanyak 0 responden atau 0%. Ditinjau dari jawaban responden
menyatakan bahwa kelengkapan merk suatu produk di Loka Supermarket Malang
masih kurang.
4.3.2. Distribusi Frekuensi Variabel Promotion (X2)
Pada variabel Promotion terdapat tiga item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Variabel Promotion ( X2)
Item 5 4 3 2 1 Jumlah
Rata-rata F % f % F % F % f % Jumlah %
X2.1 22 22.00 51 51.00 24 24.00 2 2.00 1 1.00 100 100 1.56
X2.2 17 17.00 50 50.00 24 24.00 7 7.00 2 2.00 100 100 1.49
X2.3 30 30.00 44 44.00 22 22.00 3 3.00 1 1.00 100 100 1.60
Rata-rata variabel 1.55
Sumber : data primer diolah (2017)
62
Keterangan:
1. (X.2.1) Loka Supermarket Malang memberikan potongan harga
2. (X.2.2) Loka Supermarket Malang memberikan kupon berhadiah
3. (X.2.3) Loka Supermarket Malang memberikan informasi produk baru
dengan jelas
Distribusi jawaban responden diatas pada tabel 4.8 diketahui bahwa dari 100
responden, untuk item ketiga yaitu Pemberian informasi tentang produk baru yang
jelas mendapat rata-rata tertinggi. Dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan setuju sebanyak 44 responden atau 44%, yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 30 responden atau 30%, yang menyatakan netral sebanyak 22
responden atau 22%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden atau 3%,
dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 1%. Maksud
dari pemberian informasi produk baru dengan jelas adalah Loka Supermarket
Malang memberikan informasi tentang produk-produk baru yang ada di Loka,
seperti contoh Loka menjual produk Mie Samyang yang baru-baru ini terkenal di
kaula muda. Responden yang mayoritas menjawab setuju dengan item ini
membuktikan bahwa Loka Supermarket Malang sudah memberikan informasi
tentang produk baru dengan jelas pada konsumen.
Untuk item kedua yaitu Pemberian kupon berhadiah pada konsumen yang
melakukan pembelian mendapat rata-rata jawaban responden terendah, dapat
diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 responden
atau 17%, yang menyatakan setuju sebanyak 50 responden atau 50%, yang
menyatakan netral sebanyak 24 responden atau 24%, yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 7 responden atau 7%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak
63
2 responden atau 2%. Dari hasil ini menyatakn bahwa untuk pemberian kupon
berhadiah di Loka Supermarket Malang kurang membuat konsumen tertarik dalam
melakukan keputusan pembelian.
4.3.3. Distribusi Frekuensi Variabel Convenience (X3)
Pada variabel Convenience terdapat empat item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Variabel Convenience ( X3)
Item 5 4 3 2 1 Jumlah
Rata-rata f % f % F % F % f % Jumlah %
X3.1 36 36.00 58 58.00 3 3.00 2 2.00 1 1.00 100 100 4.26
X3.2 33 33.00 54 54.00 9 9.00 3 3.00 1 1.00 100 100 4.15
X3.3 44 44.00 47 47.00 7 7.00 1 1.00 1 1.00 100 100 4.32
X3.4 32 32.00 61 61.00 5 5.00 1 1.00 1 1.00 100 100 4.22
Rata-rata variabel 4.24
Sumber : data primer diolah (2017)
Keterangan:
1. (X.3.1) Pengelompokan produk yang jelas
2. (X.3.2) Lokasi Loka Supermarket Malang yang strategis
3. (X.3.3) Interior di Loka Supermarket Malang yang menarik
4. (X.3.4) Pencahayaan di Loka Supermarket Malang yang baik.
Distribusi jawaban responden diatas pada tabel 4.9 diketahui bahwa dari 100
responden, untuk item ketiga yaitu Dekorasi toko yang menarik mendapat rata-rata
tertinggi dari jawaban responden. Dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan setuju sebanyak 47 responden atau 47%, yang menyatakan sangat
64
setuju sebanyak 44 responden atau 44%, yang menyatakan netral sebanyak 7
responden atau 7%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 responden atau 1%,
dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 1%. Dekorasi
toko yang menarik disini adalah desain interior loka yang menarik dan membuat
konsumen nyaman dalam berbelanja. Responden yang mayoritas menjawab setuju
dengan item ini membuktikan bahwa Loka Supermarket Malang memiliki dekorasi
toko yang menarik. Ini didukung juga oleh banyak kaula muda yang memanfaatkan
Loka Supermarket Malang tempat berfoto dengan desain-desainnya yang menarik.
Item kedua yaitu Lokasi yang strategis memudahkan konsumen untuk
datang ke ritel tersebut mendapat rata-rata terendah, dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 33 responden atau 33%, yang
menyatakan setuju sebanyak 54 responden atau 54%, yang menyatakan netral
sebanyak 9 responden atau 9%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3
responden atau 3%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden
atau 1%. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa lokasi LOKA Supermarket
Malang kurang strategis bagi mayoritas responden.
4.3.4. Distribusi Frekuensi Variabel Store Facilities (X4)
Pada variabel Store Facilities terdapat tiga item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:
65
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Variabel Store Facilities( X4)
Item 5 4 3 2 1 Jumlah
Rata-rata f % F % f % f % f % Jumlah %
X4.1 38 38.00 57 57.00 4 4.00 0 0.00 1 1.00 100 100 4.31
X4.2 32 32.00 55 55.00 9 9.00 3 3.00 1 1.00 100 100 4.14
X4.3 28 28.00 57 57.00 13 13.00 1 1.00 1 1.00 100 100 4.10
Rata-rata variabel 4.18
Sumber : data primer diolah (2017)
Keterangan:
1. (X.4.1) Loka Supermarket Malang memberikan kemudahan dalam
bertransaksi (tunai, debet, kartu kredit)
2. (X.4.2) Loka Supermarket Malang memiliki banyak tempat pembayaran
(kassa)
3. (X.4.3) Loka Supermarket Malang memberikan kemudahan dalam
menggunakan fasilitas toko seperti trolly/kereta belanja
Distribusi jawaban responden diatas pada tabel 4.10 diketahui bahwa dari
100 responden, untuk item pertama yaitu Kemudahan dalam pembayaran baik
menggunakan uang tunai, kartu kredit dan kartu debet mendapat rata-rata tertinggi
dari jawaban responden. Dari tabel 4.10 diatas terdapat 57 responden atau 57% yang
menyatakan setuju, sebanyak 38 responden atau 38% yang menyatakan sangat
setuju, yang menjawab netral sebanyak 4 responden atau 4%, yang menyatakan
sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 1%, dan yang menyatakan tidak
setuju sebanyak 0 responden atau 0%. Makna dari kemudahan dalam pembayaran
adalah memberikan kemudahan bagi konsumen dalam proses pembayaran.
Responden yang mayoritas menjawab setuju dengan item ini membuktikan bahwa
66
Loka Supermarket Malang memiliki fasilitas pembayaran yang cukup lengkap guna
memudahkan konsumen dalam proses pembayaran.
Item ketiga yaitu Kemudahan dalam menggunakan fasilitas toko seperti
trolly / kereta belanja mendapat rata-rata terendah, dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 28 responden atau 28%, yang
menyatakan setuju sebanyak 57 responden atau 57%, yang menyatakan netral
sebanyak 13 responden atau 13%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1
responden atau 1%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden
atau 1%. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa beberapa responden masih
belum merasa puas terhadap fasilitas-fasilitas dari Loka Supermarket Malang.
4.3.5. Distribusi Frekuensi Variabel Store Service (X5)
Pada variabel Store Service terdapat lima item pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.11
berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Variabel Store Service ( X5)
Item 5 4 3 2 1 Jumlah
Rata-rata f % f % f % F % f % Jumlah %
X5.1 29 29.00 43 43.00 16 16.00 11 11.00 1 1.00 100 100 3.88
X5.2 20 20.00 47 47.00 29 29.00 3 3.00 1 1.00 100 100 3.82
X5.3 32 32.00 58 58.00 8 8.00 1 1.00 1 1.00 100 100 4.19
X5.4 36 36.00 51 51.00 7 7.00 4 4.00 2 2.00 100 100 4.15
Rata-rata variabel 4.01
Sumber : data primer diolah (2017)
Keterangan:
1. (X.5.1) Karyawan Loka Supermarket Malang bersikap ramah dalam
melayani pelanggan
67
2. (X.5.2) Karyawan memberikan informasi produk dengan akurat
3. (X.5.3) Karyawan berpenampilan rapi saat melayani konsumen
4. (X.5.4) Karyawan berperilaku sopan dalam melayani konsumen
Distribusi jawaban responden diatas pada tabel 4.11 diketahui bahwa dari
100 responden, untuk item ketiga yaitu Karyawan berpenampilan rapi saat melayani
konsumen mendapat rata-rata tertinggi dari jawaban responden. Dapat diketahui
bahwa responden yang menyatakan setuju sebanyak 58 responden atau 58%, yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 32 responden atau 32%, yang menyatakan
netral sebanyak 8 responden atau 8%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1
responden atau 1%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden
atau 1%. Karyawan yang berpenampilan rapi diharapkan dapat meningkatkan citra
toko tersebut. Responden yang mayoritas menjawab setuju dengan item ini
membuktikan bahwa karyawan di Loka Supermarket Malang berpenampilan rapi
dalam melayani konsumen.
Item kedua yaitu Memberikan informasi yang akurat terkait dengan produk
mendapat rata-rata terendah, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 20 responden atau 20%, yang menyatakan setuju sebanyak
47 responden atau 47%, yang menyatakan netral sebanyak 29 responden atau 29%,
yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden atau 3%, dan yang menyatakan
sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 1%. Dari hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa karyawan pada Loka Supermarket Malang kurang informatif
dalam memberikan informasi suatu produk.
68
4.3.6. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Pada variabel Keputusan Pembelian Konsumen terdapat lima pertanyaan
yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat
pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Item 5 4 3 2 1 Jumlah
Rata-rata f % f % f % F % f % Jumlah %
Y1 32 32.00 52 52.00 14 14.00 1 1.00 1 1.00 100 100 4.13
Y2 20 20.00 59 59.00 16 16.00 5 5.00 0 0.00 100 100 3.94
Y3 31 31.00 54 54.00 12 12.00 2 2.00 1 1.00 100 100 4.12
Y4 35 35.00 49 49.00 12 12.00 3 3.00 1 1.00 100 100 4.14
Y5 25 25.00 59 59.00 14 14.00 1 1.00 1 1.00 100 100 4.06
Rata-rata variabel 4.08
Sumber : data primer diolah (2017)
Keterangan:
1. (X.5.1) Produk di Loka Supermarket Malang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan
2. (X.5.2) Informasi tentang Loka Supermarket Malang mudah saya dapatkan
3. (X.5.3) Fasilitas di Loka Supermarket Malang lebih baik dan lengkap
dibanding supermarket lain
4. (X.5.4) Konsumen puas terhadap fasilitas yang ada di Loka Supermarket
Malang
5. (X.5.5) konsumen akan berbelanja di Loka Supermarket Malang pada lain
waktu
Distribusi jawaban responden diatas pada tabel 4.12 diketahui bahwa dari
100 responden, untuk item keempat yaitu membeli di Loka Supermarket karena
69
saya puas terhadap fasilitas yang ada mendapat rata-rata tertinggi dari jawaban
responden. Dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan setuju sebanyak 49
responden atau 49%, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 35 responden atau
35%, yang menyatakan netral sebanyak 12 responden atau 12%, yang menyatakan
tidak setuju sebanyak 3 responden atau 3%, dan yang menyatakan sangat tidak
setuju sebanyak 1 responden atau 1%. Puas disini yaitu konsumen puas dengan
kualitas-kualitas yang diberikan oleh Loka Supermarket Malang dari segi barang
dagangan, promosi, kenyamanan, fasilitas, dan pelayanannya. Responden yang
mayoritas menjawab setuju dengan item ini membuktikan bahwa konsumen puas
terhadap kualitas yang diberikan Loka Supermarket Malang.
Item kedua yaitu Informasi mengenai Loka Supermarket lengkap dan mudah
didapat mendapat rata-rata terendah, dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 20 responden atau 20%, yang menyatakan
setuju sebanyak 59 responden atau 59%, yang menyatakan netral sebanyak 16
responden atau 16%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 responden atau 5%,
dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden atau 0%. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai Loka Supermarket Malang
tidak mudah untuk didapat.
4.4. Uji Instrumen Penelitian
Kuisioner dalam penelitian ini digunakan sebagai alat analisa. Oleh karena
itu dalam analisa yang dilakukan lebih bertumpu pada skor responden pada tiap-
tiap amatan. Sedangkan benar tidaknya skor responsi tersebut tergantung pada
70
pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang baik harus memenuhi 2
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
4.4.1 Uji Validitas
Pengujian validitas sangat diperlukan dalam suatu penelitian, khususnya
yang menggunakan kuisioner dalam memperoleh data. Pengujian validitas
dimaksudkan untuk mengetahui keabsahan menyakngkut pemahaman mengenai
keabsahan antara konsep dan kenyataan empiris. Uji validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur
atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-
masing faktor atau variabel dengan total faktor atau variabel tersebut dengan
menggunakan korelasi (r) product moment.
Kriteria pengujian untuk menerima atau menolak hipotesis adanya
pernyataan yang valid atau tidak dapat dilakukan dengan:
H0 : r = 0, tidak terdapat data yang valid pada tingkat kepercayaan (α) 5%.
H1 : r ≠ 0, terdapat data yang valid pada tingkat kepercayaan (α) 5%.
Hipotesa nol (H0) diterima apabila r hitung < r tabel, demikian sebaliknya hipotesa
alternatif (H1) diterima apabila r hitung > r tabel.
Pengujian validitas yang dilakukan dengan melalui program SPSS ver. 20.0
dengan mengggunakan korelasi product moment menghasilkan nilai masing-
71
masing item pernyataan dengan skor item pertanyaan secara keseluruhan dan untuk
lebih jelasnya disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13
Uji Validitas Variabel
Item r Hitung Sig. r Tabel keterangan
X1.1 0.624 0.000 0.3 Valid
X1.2 0.792 0.000 0.3 Valid
X1.3 0.709 0.000 0.3 Valid
X1.4 0.633 0.000 0.3 Valid
X2.1 0.888 0.000 0.3 Valid
X2.2 0.949 0.000 0.3 Valid
X2.3 0.856 0.000 0.3 Valid
X3.1 0.833 0.000 0.3 Valid
X3.2 0.784 0.000 0.3 Valid
X3.3 0.872 0.000 0.3 Valid
X3.4 0.843 0.000 0.3 Valid
X4.1 0.894 0.000 0.3 Valid
X4.2 0.872 0.000 0.3 Valid
X4.3 0.787 0.000 0.3 Valid
X5.1 0.771 0.000 0.3 Valid
X5.2 0.796 0.000 0.3 Valid
X5.3 0.707 0.000 0.3 Valid
X5.4 0.782 0.000 0.3 Valid
Y1 0.790 0.000 0.3 Valid
Y2 0.604 0.000 0.3 Valid
Y3 0.883 0.000 0.3 Valid
Y4 0.700 0.000 0.3 Valid
Y5 0.831 0.000 0.3 Valid
Sumber: Data Primer Diolah (2017)
Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. r indikator pertanyaan
lebih kecil dari 0.05 (α = 0.05) yang berarti tiap-tiap indikator variabel adalah valid,
sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut dapat digunakan
untuk mengukur variabel penelitian
4.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan ketepatan
suatu alat ukur atau uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran
72
relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Uji ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana jawaban seseorang konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Arikunto menjelaskan “Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik“.
Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai koefisien
reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah apabila nilai dari
koefisien reliabilitas alpha lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut sudah reliabel
(handal).
Tabel 4.14
Uji Reliabilitas Variabel
No. Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan
1 X1 0,618 Reliabel
2 X2 0,879 Reliabel
3 X3 0,850 Reliabel
4 X4 0,804 Reliabel
5 X5 0,758 Reliabel
6 Y 0,817 Reliabel
Sumber: Data primer diolah (2017)
Dari Tabel 4.14 diketahui bahwa nilai dari alpha cronbach untuk semua
variabel lebih besar dari 0,6. Dari ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya
maka semua variabel yang digunakan untuk penelitian sudah reliabel.
4.5 Asumsi-Asumsi Klasik Regresi
Asumsi-asumsi klasik ini harus dilakukan pengujiannya untuk memenuhi
penggunaan regresi linier berganda. Setelah diadakan perhitungan regresi berganda
melalui alat bantu SPSS for Windows, diadakan pengujian uji asumsi klasik regresi.
Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :
73
4.5.1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau
tidak. Prosedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Hipotesis yang digunakan :
H0 : residual tersebar normal
H1 : residual tidak tersebar normal
Jika nilai sig. (p-value) > maka H0 diterima yang artinya normalitas terpenuhi.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.15
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer diolah (2017)
Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. sebesar 0.128 dapat dilihat pada Tabel
4.15) atau lebih besar dari 0.05; maka ketentuan H0 diterima yaitu bahwa asumsi
normalitas terpenuhi.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100
.0000000
1.60642321
.117
.086
-.117
1.172
.128
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test dis tribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
74
4.5.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi
hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau
dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan. Cara
pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai Tolerance yang didapat dari
perhitungan regresi berganda, apabila nilai tolerance < 0,1 maka terjadi
multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
X1 0.657 1.523
X2 0.470 2.126
X3 0.221 4.533
X4 0.257 3.892
X5 0.586 1.706
Sumber: Data primer diolah (2017)
Berdasarkan Tabel 4.16, berikut hasil pengujian dari masing-masing variabel
bebas:
Tolerance untuk Product adalah 0.657
Tolerance untuk Promotion adalah 0.470
Tolerance untuk Convenience adalah 0,221
Tolerance untuk Store Facilities adalah 0,257
Tolerance untuk Store Service adalah 0,586
75
Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance > 0,1
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
bebas.
Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan
nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10 maka
terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian masing-masing variabel bebas :
VIF untuk Product adalah 1,523
VIF untuk Promotion adalah 2,126
VIF untuk Convenience adalah 4,533
VIF untuk Store Facilities adalah 3,892
VIF untuk Store Service adalah 1,706
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas. Dengan demikian uji asumsi tidak adanya
multikolinearitas dapat terpenuhi.
4.5.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu
variabel bebas. Atau adanya perbedaaan nilai ragam dengan semakin meningkatnya
nilai variabel bebas. Prosedur uji dilakukan dengan Uji Glejser. Pengujian
kehomogenan ragam sisaan dilandasi pada hipotesis:
H0 : ragam sisaan homogen
H1 : ragam sisaan tidak homogen
Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.17
76
Tabel 4.17
Uji Heteroskedastisistas
Sumber: Data primer diolah (2017)
Dengan melihat Tabel 4.17, berikut hasil uji heterokedastisitas untuk
masing-masing variabel :
Nilai sig. untuk Product adalah 0,601
Nilai sig. untuk Promotion adalah 0,143
Nilai sig. untuk Convenience adalah 0,185
Nilai sig. untuk Store Facilities adalah 0,696
Nilai sig. untuk Store Service adalah 0,374
Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa nilai sig. untuk seluruh variabel
adalah > α (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam
homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
4.6. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara
variabel bebas, yaitu Product (X1), Promotion (X2), Convenience (X3), Store
Coefficientsa
2.009 .969 2.074 .041
.033 .064 .060 .525 .601
-.245 .067 -.496 -1.650 .143
.223 .093 .476 1.398 .185
-.045 .114 -.072 -.392 .696
-.112 .053 -.257 -1.111 .374
(Constant)
X1
X2
X3
X4
X5
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: AbsResa.
77
Facilities (X4), Store Service (X5) terhadap variabel terikat yaitu Keputusan
Pembelian Konsumen (Y).
4.6.1. Persamaan Regresi
Persamaan regresi digunakan mengetahui bentuk hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows
ver 20.00 didapat model regresi seperti pada Tabel 4.18 :
Tabel 4.18
Persamaan Regresi
Variabel
Bebas
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 0.852 1.520
0.560 0.577
X1 0.215 0.100 0.151 2.148 0.034
X2 0.233 0.105 0.183 2.205 0.030
X3 0.307 0.146 0.255 2.098 0.039
X4 0.418 0.178 0.264 2.344 0.021
X5 0.177 0.083 0.158 2.121 0.037
Sumber : Data primer diolah (2017)
Berdasarkan pada Tabel 4.18 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,852 + 0,215 X1 + 0,233 X2 + 0,307 X3 + 0,418 X4 + 0,177 X5
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Keputusan Pembelian Konsumen akan meningkat sebesar 0,215 satuan
untuk setiap tambahan satu satuan X1 (merchandise). Artinya semakin
berkualitas ketersediaan barang dagangan, harga yang sesuai dengan
78
manfaat yang didapatkan, barang dagangan yang beraneka ragam
macamnya dan memiliki merk yang lengkap untuk ditawarkan akan
semakin meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Keputusan Pembelian Konsumen akan meningkat sebesar 0,233 satuan
untuk setiap tambahan satu satuan X2 (Promotion). Artinya dengan
pemberian potongan harga, pemberian kupon berhadiah saat konsumen
melakukan pembelian, dan pemberian informasi yang jelas akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Keputusan Pembelian Konsumen akan meningkat sebesar 0,307 satuan
untuk setiap tambahan satu satuan X3 (Convenience). Artinya dengan
pengelompokan barang dagangan yang baik, lokasi yang strategis, dekorasi
toko yang menarik, dan pencahayaan toko yang baik akan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen.
Keputusan Pembelian Konsumen akan meningkat sebesar 0,418 satuan
untuk setiap tambahan satu satuan X4 (Store Facilities). Artinya dengan
memiliki fasilitas toko yang memudahkan konsumen dalam bertransaksi,
dan fasilitas toko yang memudahkan konsumen dalam berbelanja akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Keputusan Pembelian Konsumen akan meningkat sebesar 0,177 satuan
untuk setiap tambahan satu satuan X5 (Store Service). Artinya dengan
memiliki karyawan yang ramah, akurat dalam menyampaikan informasi,
berpenampilan rapi, dan sopan saat melayani konsumen akan meningkatkan
keputusan pembelian konsumen.
79
4.6.2. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel bebas (Product(X1), Promotion (X2), Convenience (X3), Store
Facilities (X4), Store Service (X5)) dalam mengetahui besar kontribusi terhadap
variabel terikat (Keputusan Pembelian Konsumen) digunakan nilai R2, nilai R2
seperti dalam Tabel 4.19 dibawah ini:
Tabel 4.19
Koefisien Korelasi dan Determinasi
R R Square Adjusted R Square
0.833 0.694 0.678
Sumber : Data primer diolah (2017)
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada Tabel 4.19
diperoleh hasil adjusted R 2 (koefisien determinasi) sebesar 0,678. Artinya bahwa
67,8% variabel Keputusan Pembelian Konsumen akan dipengaruhi oleh variabel
bebasnya, yaitu Product (X1), Promotion (X2), Convenience (X3), Store Facilities
(X4), Store Service (X5). Sedangkan sisanya 32,2% dipengaruhi variabel lain seperti
harga, risiko, dan kualitas (Schiffman dan kanuk, 2008)
Koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel
bebas yaitu Product, Promotion, Convenience, Store Facilities, Store Service,
terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen, nilai R (koefisien korelasi)
sebesar 0,833, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
bebas yaitu Product (X1), Promotion (X2), Convenience (X3), Store Facilities (X4),
Store Service (X5) dengan Keputusan Pembelian Konsumen termasuk dalam
kategori sangat kuat karena berada pada selang 0,8 – 1,0.
80
4.6.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan bagian penting dalam penelitian, setelah data
terkumpul dan diolah. Kegunaan utamanya adalah untuk menjawab hipotesis yang
dibuat oleh peneliti.
4.6.3.1. Hipotesis I (t test / Parsial)
t test digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya
signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika t hitung < t tabel
atau -t hitung > -t tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H0 diteima dan
H1 ditolak. Hasil dari uji t dapat dilihat pada Tabel 4.20
Tabel 4.20
Hasil Uji t / Parsial
Variabel
Bebas
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 0.852 1.520 0.560 0.577
X1 0.215 0.100 0.151 2.148 0.034
X2 0.233 0.105 0.183 2.205 0.030
X3 0.307 0.146 0.255 2.098 0.039
X4 0.418 0.178 0.264 2.344 0.021
X5 0.177 0.083 0.158 2.121 0.037
Sumber : Data primer diolah (2017)
Berdasarkan Tabel 4.20 diperoleh hasil sebagai berikut :
t test antara X1 (Product) dengan Y (keputusan pembelian konsumen)
menunjukkan t hitung = 2,148. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual =
94) adalah sebesar 1,985. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,148 > 1,985 atau
sig. t (0,034) < α = 0.05 maka pengaruh X1 (Product) terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1
81
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
konsumen dapat dipengaruhi secara signifikan oleh merchandise atau
dengan meningkatkan kualitas barang dagangan, harga yang sesuai dengan
manfaat yang didapatkan, barang dagangan yang beraneka ragam
macamnya dan memiliki merk yang lengkap untuk ditawarkan maka
keputusan pembelian konsumen akan mengalami peningkatan secara nyata.
t test antara X2 (Promotion) dengan Y (keputusan pembelian konsumen)
menunjukkan t hitung = 2,205. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual =
94) adalah sebesar 1,985. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,205 > 1,985 atau
sig. t (0,030) < α = 0.05 maka pengaruh X2 (Promotion) terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Promotion atau dengan pemberian
potongan harga, pemberian kupon berhadiah saat konsumen melakukan
pembelian, dan pemberian informasi suatu produk dengan jelas maka
keputusan pembelian konsumen akan mengalami peningkatan secara
signifikan.
t test antara X3 (Convenience) dengan Y (keputusan pembelian konsumen)
menunjukkan t hitung = 2,098. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual =
94) adalah sebesar 1,985. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,098 > 1,985 atau
sig. t (0,039) < α = 0.05 maka pengaruh X3 (Convenience) terhadap
keputusan pembelian konsumen adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini
berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Keputusan Pembelian
Konsumen dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Convenience atau
82
dengan pengelompokan barang dagangan yang baik, lokasi yang strategis,
dekorasi toko yang menarik, dan pencahayaan toko yang baik maka
keputusan pembelian konsumen akan mengalami peningkatan yang tinggi.
t test antara X4 (Store Facilities) dengan Y (keputusan pembelian
konsumen) menunjukkan t hitung = 2,344. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db
residual = 94) adalah sebesar 1,985. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,344 >
1,985 atau sig. t (0,021) < α = 0.05 maka pengaruh X4 (Store Facilities)
terhadap keputusan pembelian konsumen adalah signifikan pada alpha 5%.
Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Keputusan
Pembelian Konsumen dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Store
Facilities atau dengan memiliki fasilitas toko yang memudahkan konsumen
dalam bertransaksi, dan fasilitas toko yang memudahkan konsumen dalam
berbelanja maka keputusan pembelian konsumen akan mengalami
peningkatan yang tinggi.
t test antara X5 (Store Service) dengan Y (keputusan pembelian konsumen)
menunjukkan t hitung = 2,121. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual =
94) adalah sebesar 1,985. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,121 > 1,985 atau
sig. t (0,034) < α = 0.05 maka pengaruh X5 (Store Service) terhadap
keputusan pembelian konsumen adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini
berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Keputusan Pembelian
Konsumen dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Store Service atau
dengan memiliki karyawan yang ramah, akurat dalam menyampaikan
informasi, berpenampilan rapi, dan sopan saat melayani konsumen maka
keputusan pembelian konsumen akan mengalami peningkatan yang tinggi.
83
4.6.3.2. Hasil Uji Dominan
Untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap
variabel Y, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi (β) antara
variabel yang satu dengan yang lain. Variabel independen yang paling dominan
pengaruhnya terhadap variabel Y adalah variabel yang memiliki koefisien regresi
yang paling besar.
Untuk membandingkan koefisien regresi masing-masing variabel
independen, disajikan tabel peringkat sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Uji Dominan
Peringkat Variabel Koefisien βeta Pengaruh
5 X1 0.151 Signifikan
3 X2 0.183 Signifikan
2 X3 0.255 Signifikan
1 X4 0.264 Signifikan
4 X5 0.158 Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan pada Tabel 4.21 tersebut, variabel Store Facilities adalah
variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya, variabel Y
lebih banyak dipengaruhi oleh variabel Store Facilities. Koefisien yang dimiliki
oleh variabel Store Facilities bertanda positif, hal ini menunjukkan hubungan yang
searah sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik variabel Store Facilities
maka semakin meningkatkan Keputusan Pembelian (Y).
4.7. Pembahasan
Bagian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara hasil
temuan pada penelitian ini dengan jurnal-jurnal ataupun penelitian-penelitian
84
terdahulu agar dapat mendukung pernyataan yang telah diungkapkan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
4.7.1 Pengaruh Citra Toko terhadap Keputusan Pembelian
Citra toko yang terdiri dari barang dagangan, promosi, kenyamanan,
fasilitas toko, dan pelayanan toko menurut hasil penelitian berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Hervy (2010) juga mendukung bahwa citra toko berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Citra baik yang dibangun oleh suatu ritel akan sangat berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen karena dengan adanya citra yang baik maka toko
tersebut akan mampu menarik lebih banyak konsumen Bloemer dan Schroder
(2002). Jadi dapat diartikan citra toko merupakan bagaimana persepsi konsumen
terhadap suatu dalam mengambil keputusan pembelian.
Apabila ditinjau dari jawaban responden, mayoritas responden menjawab
setuju terhadap item item pernyataan pada variabel barang dagangan, promosi,
kenyamanan, fasilitas toko, dan pelayanan toko. Ini membuktikan bahwa Loka
Supermarket Malang selaku objek dari penelitian ini telah membangun citra yang
baik guna menarik konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. hal ini
dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
4.7.1.1 Pengaruh Barang Dagangan terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa barang dagangan
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Oktaviana
(2012) dan Diallo (2012) juga mendukung penelitian ini bahwa produk mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.
85
Makna dari pengaruh parsial disini adalah apabila semakin baik kualitas
barang dagangan pada Loka Supermarket Malang maka akan semakin baik citra
toko tersebut, karena citra toko yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Ditinjau dari distribusi jawaban, pada indikator produk didapatkan
bahwa indikator ketersediaan barang yang berkualitas mendapat rataan nilai yang
paling tinggi atau dominan diantara indikator lain. Hal ini berarti konsumen setuju
bahwa Loka Supermarket Malang memiliki barang yang berkualitas baik.
Barang dagangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian karena menurut Kotler dan Armstrong (2006) barang dagangan
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan”. Dengan kata lain, dengan memiliki produk yang
berkualitas, lengkap dari segi merk sampai macam akan menjadi pertimbangan
positif bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
LOKA Supermarket Malang dinilai sudah menerapkan citra toko pada segi
produk. LOKA Supermarket Malang memiliki kualitas barang yang baik, beragam
macam merk produk dari lokal sampai internasional dan berbagai jenis produk. Hal
seperti ini menjadi ciri khas dari LOKA Supermarket dan belum tentu ada di
supermarket lain.
4.7.1.2 Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa promosi mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Agung (2010) mendukung
penelitian ini bahwa promosi mempunya pengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian.
86
Makna dari pengaruh parsial disini adalah apabila semakin baik promosi
pada Loka Supermarket Malang maka akan semakin baik citra toko tersebut dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Ditinjau dari distribusi jawaban,
pada indikator promosi didapatkan bahwa indikator pemberian informasi tentang
produk baru mendapat rataan nilai yang paling tinggi atau dominan diantara
indikator lain. Hal ini berarti konsumen setuju bahwa Loka Supermarket Malang
memberikan promosi untuk produk baru dengan baik dan jelas.
Promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen karena menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008) dengan memberikan
informasi tentang produk, memberikan promosi potongan harga/kupon berhadiah
akan membuat konsumen tertarik dan melakukan keputusan pembelian pada ritel
tersebut.
LOKA Supermarket Malang dinilai sudah melakukan promosi dalam
menarik konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. LOKA Supermarket
Malang melakukan promosi dalam segi potongan harga, voucher, sampai dengan
informasi tentang ritelnya. LOKA Supermarket Malang menyampaikan informasi
tentang ritelnya melalui beberapa media seperti dari media sosial dan web. Hal ini
akan membantu Loka Supermarket Malang memperluas pasarnya.
4.7.1.3 Pengaruh Kenyamanan terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa kenyamanan mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hervy (2010) mendukung
penelitian ini bahwa kenyamanan mempunya pengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian.
87
Makna dari pengaruh parsial disini adalah apabila semakin baik tinggi
tingkat kenyamanan pada Loka Supermarket Malang maka akan semakin baik citra
toko tersebut, karena citra toko yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Ditinjau dari distribusi jawaban, pada indikator kenyamanan didapatkan
bahwa indikator desain toko yang menarik mendapat rataan nilai yang paling tinggi
atau dominan diantara indikator lain. Hal ini berarti konsumen setuju bahwa desain
toko pada Loka Supermarket Malang menarik dan membuat konsumen yang
berbelanja nyaman.
Variabel kenyamanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian karena kenyamanan dalam berbelanja akan menjadi
pertimbangan penting pada keputusan pembelian konsumen. Disini Loka
Supermarket malang dinilai konsumen memiliki ritel yang nyaman pada segi desain
toko seperti tata letak barang, pencahayaan, warna cat dengan nuansa hangat, dan
elemen-elemen penunjang lainnya. Dengan kenyamanan yang diberikan Loka
Supermarket Malang diharapkan konsumen akan senang berbelanja di Loka
Supermarket malang.
4.7.1.4 Pengaruh Fasilitas Toko terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa fasilitas toko mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Octaviani (2012)
mendukung penelitian ini bahwa kenyamanan mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian.
Makna dari pengaruh parsial disini adalah apabila semakin baik fasilitas
toko pada Loka Supermarket Malang maka akan semakin baik citra toko tersebut,
karena citra toko yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
88
Ditinjau dari distribusi jawaban, pada indikator fasilitas toko didapatkan bahwa
indikator kemudahan dalam pembayaran mendapat rataan nilai yang paling tinggi
atau dominan diantara indikator lain. Hal ini berarti konsumen setuju bahwa
fasilitas pembayaran yang disediakan Loka Supermarket sudah lengkap dan
berfungsi baik.
Menurut Utami (2010), fasilitas toko merupakan faktor penentu dalam
mendominasi pangsa pasar yang diinginkan oleh perusahaan ritel seperti
mencangkup adanya fasilitas-fasilitas yang dibuat perusahaan seperti tempat parkir,
trolly, toilet, tempat ibadah, dll. Dengan memiliki fasilitas toko yang lengkap dan
berkualitas akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, karena hal
ini juga berpengaruh pada kenyamanan konsumen dalam berbelanja.
LOKA Supermarket malang telah memperhatikan fasilitas tokonya demi
menarik minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian yaitu seperti
fasilitas pembayaran yang lengkap, lahan parkir yang luas, trolly dan keranjang
belanja yang berkualitas, serta tempat pembayaran (kassa) yang cukup demi
mengurangi antrian saat akan melakukan pembayaran.
4.7.1.5 Pengaruh Pelayanan Toko terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa pelayanan toko mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hervy (2010) mendukung
penelitian ini bahwa kenyamanan mempunya pengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian.
Makna dari pengaruh parsial disini adalah apabila semakin baik pelayanan
toko pada Loka Supermarket Malang maka akan semakin baik citra toko tersebut,
karena citra toko yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
89
Ditinjau dari distribusi jawaban, pada indikator pelayanan toko didapatkan bahwa
indikator bersikap ramah saat melayani konsumen mendapat rataan nilai yang
paling tinggi atau dominan diantara indikator lain. Hal ini berarti konsumen setuju
bahwa pegawai di Loka Supermarket Malang memiliki sikap yang ramah terhadap
konsumen yang datang.
Variabel pelayanan toko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen karena menurut Utami (2010) pelayanan
merupakan suatu keinginan konsumen untuk dilayani dan pelayanan berhubungan
dengan penjualan produk yang akan dibeli konsumen. misalnya seperti memberikan
informasi tentang suatu produk dengan jelas dan tepat. Pelayanan toko akan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena pelayanan yang baik juga akan
membuat citra toko yang baik. Dan citra toko yang baik akan memudahkan
konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Pelayanan toko pada Loka
Supermarket Malang dinilai konsumen sudah baik dengan pegawainya yang ramah
dan jelas dalam memberikan informasi.
4.7.2 Pembahasan Hasil Penelitian Uji Dominan
Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh secara dominan dari
salah satu variabel pada citra toko yang terdiri dari barang dagangan, promosi,
kenyamanan, fasilitas toko, dan pelayanan toko yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian LOKA Supermarket Malang.
Pada penelitian ini ada satu variabel dari citra toko yaitu fasilitas toko (X4)
yang memiliki koefisien regresi paling besar. Hal ini bertentangan dengan
penelitian Octaviani (2012) bahwa produk dan harga yang menjadi variabel
dominan dari citra toko untuk keputusan pembelian konsumen. Hal ini dinilai wajar
90
karena perbedaan objek antara penelitian ini dengan penelitian Octaviani (2012),
Loka Supermarket Malang memang dinilai memiliki fasilitas toko yang sangat baik
dan menarik.
Fasilitas toko dari Loka Supermarket Malang dinilai baik dan menarik terlihat
dari fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk konsumen berfungsi dengan
semestinya. Disini Loka Supermarket Malang tidak hanya menjaga kualitas dari
fasilitasnya tetapi membuat fasilitasnya begitu modern dibanding supermarket-
supermarket lainnya, seperti contoh kereta belanja pada Loka Supermarket yang
berwarna-warni agar konsumen dapat berbelanja dengan senang dan terlihat trendy.
Hal ini dimanfaatkan oleh banyak kaula muda untuk berfoto-foto di Loka
Supermarket Malang dengan kereta belanja tersebut. Tentu ini bisa menjadi citra
yang baik Loka Supermarket karena secara tidak langsung langkah ini bisa menjadi
strategi pemasaran ritel tersebut.
4.8. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang sudah dijelaskan diatas, terdapat
beberapa hal yang dapat diimplikasikan kepada perusahaan sesuai dengan hasil
hipotesis tersebut.
4.8.1 Teoritis
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari variabel
citra toko terhadap variabel keputusan pembelian pada Loka Supermarket Malang.
Hal tersebut diperkuat oleh Octaviani (2012) menunjukkan bahwa variabel citra
toko yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan toko, fasilitas toko
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian
91
Hervy (2010) dan Agung (2010) juga menyatakan bahwa ada pengaruh citra toko
terhadap keputusan pembelian konsumen. Kesimpulannya adalah keputusan
pembelian konsumen akan meningkat jika suatu ritel memperhatikan citra tokonya
seperti dari segi barang dagangan, promosi, kenyamanan, fasilitas toko, dan
pelayanan tokonya.
4.8.2 Praktik
Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa implikasi bagi Loka
Supermarket Malang, diantaranya yaitu:
1. Barang Dagangan
Loka Supermarket Malang perlu memperbanyak merk suatu produk lokal
maupun internasional guna semakin mempermudah konsumen dalam mencari
suatu merk produk. Hal ini dinilai suatu peluang bagi Loka Supermarket Malang
untuk bersaing dengan supermarket-supermarket lainnya.
2. Promosi
Loka Supermarket Malang perlu memperbanyak promosi dari potongan harga
karena pada item pernyataan tersebut memperoleh nilai yang paling besar
dibanding item pernyataan yang lain pada segi promosi. Hal ini membuktikan
bahwa potongan harga yang diadakan pada suatu ritel akan berpengaruh pada
keputusan pembelian konsumen.
3. Kenyamanan
Kenyamanan konsumen saat berbelanja di supermarket menjadi hal yang penting
bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, maka dari itu Loka
Supermarket Malang perlu selalu mempertahankan kenyamanan-kenyamanan
yang telah diberikan pada konsumen meliputi merawat dan meningkatkan
92
kualitas fisik toko tersebut seperti kondisi dinding, lantai, pencahayaan, dan
sirkulasi udara.
4. Fasilitas Toko
Loka Supermarket malang mempunyai fasilitas-fasilitas toko yang sudah baik
dan lengkap seperti kereta belanja, keranjang, rak produk, tempat pembayaran
yang banyak, dan alat-alat untuk bertransaksi melalui kartu kredit dan debet.
Loka Supermarket Malang diharapkan menjaga dan meningkatkan kualitas dari
fasilitas-fasilitas yang dimiliki tersebut.
5. Pelayanan Toko
Loka Supermarket Malang perlu mengadakan training untuk menjaga kualitas
SDM nya dan dievaluasi secara berkala. Para karyawan Loka Supermarket juga
diharapkan mengerti produk-produk yang ada pada ritel.