BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

23
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 36 terdiri dari 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Data yang diperoleh dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika masih rendah. Dari 36 siswa terdapat 18 siswa atau 50% yang di atas KKM 65, sedangkan 18 siswa atau 50% masih belum tuntas atau berada dibawah KKM 65. 4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkannya strategi Creative Problem Solving pada sisa kelas IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Berdasarkan data awal, ditemukan bahwa dari total siswa yaitu 36 siswa, ada 18 siswa (50%) yang dinyatakan tidak tuntas dari nilai KKM yaitu 65 dan 18 (50%) siswa yang telah tuntas dari nilai KKM. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan sekolah, yaitu siswa harus lulus KKM = 65, maka diperlukan suatu penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki situasi ketuntasan pada siswa ini. Berikut disajikan dalam Tabel 4.1 dan grafik 1.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Sumogawe

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah

siswa 36 terdiri dari 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki- laki. Data yang diperoleh

dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika masih rendah.

Dari 36 siswa terdapat 18 siswa atau 50% yang di atas KKM 65, sedangkan 18

siswa atau 50% masih belum tuntas atau berada dibawah KKM 65.

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkannya

strategi Creative Problem Solving pada sisa kelas IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan

Getasan Kabupaten Semarang. Berdasarkan data awal, ditemukan bahwa dari total

siswa yaitu 36 siswa, ada 18 siswa (50%) yang dinyatakan tidak tuntas dari nilai

KKM yaitu 65 dan 18 (50%) siswa yang telah tuntas dari nilai KKM. Berdasarkan

kriteria yang ditetapkan sekolah, yaitu siswa harus lulus KKM = 65, maka diperlukan

suatu penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki situasi ketuntasan pada siswa ini.

Berikut disajikan dalam Tabel 4.1 dan grafik 1.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

46

Tabel 4.1

Total Jumlah dan Presentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 65 18 50 Belum tuntas

2 65 18 50 Tuntas

Jumlah 36 100

Rata-rata 59,30

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 30

Grafik 1

Total Jumlah dan Presentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 1, diketahui bahwa jumlah siswa yang belum

mencapai ketuntasan 65 adalah 18 siswa dari total jumlah siswa 36 dengan nilai

presentase (50%), sedangkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan 65 adalah 18

siswa dari total jumlah siswa 36 dengan nilai presentase (50%). Hasil ini memberikan

gambaran bahwa perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar pada

siswa.

0%

20%

40%

60%

Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

47

4.2 Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan pada bulan April tepatnya pada tanggal 19 April

sampai 23 April. Dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan menggunakan

strategi Creative Problem Solving. Dijabarkan sebagai berikut.

4.2.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka

menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Setelah melakukan

konsultasi dengan guru kelas, maka hal-hal yang direncanakan untuk selanjutnya

dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan pada siklus I yang akan dilakukan dalam 3

kali pertemuan. Dua kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan

untuk evaluasi dengan menggunakan Creative Problem Solving. Maka dari itu

sebelum melakukan tindakan peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang

proses pembelajaran yang meliputi:

1) Menentukan kompetensi dasar pada materi bangun ruang sederhana bersama

guru kelas.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan media dan video yang akan digunakan untuk proses

pembelajaran, karena Creative Problem Solving menggunakan media sebagai

pemicu kreativitas siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk proses

pembelajaran.

5) Membuat instrument penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, peneliti menyiapkan semua peralatan

yang diperlukan dalam proses pembelajaran seperti media dan juga video yang akan

ditayangkan untuk siswa amati. Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi

beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, melakukan apersepsi “Pernahkah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

48

kalian berpikir dengan bentuk kelas kalian ini?”. Siswa diminta menjawab pertanyaan

yang guru berikan. Setelah apersepsi, kemudian pengajar menyampaikan materi dan

juga tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, dalam

langkah ini guru sudah melaksanakan tahap penemuan tujuan.

Pada kegiatan inti, pengajar menyajikan video untuk siswa amati dan setelah

siswa mengamati video pengajar bertanya kepada siswa “Apa yang kalian dapati

setelah mengamati video tersebut?”. Kemudian pengajar menunjukkan beberapa alat

peraga berupa bangun ruang sederhana, guru dan siswa melakukan tanya jawab

terkait dengan materi yang sedang dipelajari guna untuk memecahkan masalah, dalam

langkah ini guru sudah melaksanakan tahap pemecahan masalah. Setelah itu pengajar

menyampaikan cara belajar dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving

dan guru membentuk siswa dalam kelompok masing-masing 6-7 siswa perkelompok

dan guru membagikan bangun ruang sederhana berupa kubus dan balok, lem, kertas

warna-warni di setiap kelompok untuk siswa hiasi bangun ruang sederhana tersebut

guna untuk mendefinisikan, mengidentifikasikan dan juga mengetahui sifat-sifat

bangun ruang tersebut, didalam kegiatan ini siswa menciptakan gagasan mereka

terkait dengan masalah yang diberikan, dalam langkah ini guru sudah melaksanakan

tahap penemuan gagasan.

Suasana yang tercipta terhadap ini sangat gaduh karena ada siswa yang merasa

enggan untuk bergabung pada kelompok yang sudah ditentukan oleh pengajar.

Namun, hal tersebut dapat segera diatasi oleh pengajar ketika pengajar memberikan

tugas kelompok di setiap kelompok. Kemudian pengajar memberikan tugas kelompok

untuk siswa kerjakan dan berdiskusi bersama di dalam kelompok mereka masing-

masing sehingga mendapatkan solusi untuk pemecahan masalah dan menerima

gagasan untuk membuat rencana tindakan, dalam langkah ini guru sudah

melaksanakan tahap penemuan solusi dan penerimaan dalam siswa membuat rencana

tindakan baru. Setelah siswa selesai menghiasi alat peraga mereka masing dan

menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan kemudian setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan kelompok yang lain

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

49

memberikan tanggapan mereka tehadap hasil diskusi yang dipresentasikan oleh

kelompok presentasi.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan Creative Problem Solving ini

sebagian besar siswa terlibat aktif dalam berdiskusi dan menghiasi bangun ruang

yang diberikan, meskipun masih ada beberapa siswa yang main-main. Dalam

menyelesaikan lembar kerja sudah ada kerjasama antar anggota meskipun belum

menyeluruh pada semua kelompok. Pada kegiatan akhir pengajar bertanya pada siswa

dengan apa yang belum dipahami oleh siswa, setelah itu pengajar beserta seluruh

siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru

menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, peneliti menyiapkam semua peralatan

yang diperlukan dalam proses pembelajaran seperti media dan juga video yang akan

ditayangkan untuk siswa amati. Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi

beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, melakukan apersepsi “Siapa yang

tahu, berbentuk apakah kaleng susu ini?”. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang

guru berikan. Setelah apersepsi, kemudian pengajar menyampaikan materi dan juga

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, dalam langkah ini

guru sudah melakukan tahap penemuan tujuan.

Pada kegiatan inti, pengajar kembali mengingatkan dengan materi yang telah

dipelajari pada pertemuan yang lalu dan menampilkan kembali video tentang bangun

ruang sebelum menyampaikan materi secara singkat tentang sifat-sifat tabung,

kerucut, dan bola, dalam langkah ini guru sudah melakukan tahap pemecahan

masalah karna guru melakukan sesi tanya jawab. Setelah itu pengajar menyampaikan

cara belajar dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dan guru

membentuk siswa dalam kelompok masing-masing 6-7 siswa perkelompok dan guru

membagikan lembar kerja kelompok dan bangun ruang sederhana berupa tabung,

kerucut dan bola, lem, kertas warna-warni di setiap kelompok untuk siswa hiasi

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

50

bangun ruang sederhana tersebut guna untuk mengidentifiasikan dan mengetahui

sifat-sifat dari tabung, kerucut dan bola, dalam tahap ini siswa di dalam kelompok

mencari gagasan hingga menemukan solusi dalam memecahkan masalah, dalam

langkah ini guru sudah melakukan tahap penemuan gagasan dan penemuan solusi.

Kemudian setelah berdiskusi didalam kelompok siswa membuat rencana tindakan

yaitu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, dalam

langkah ini guru sudah melakukan tahap penerimaan yaitu siswa membuat rencana

tindakan.

Pada pertemuan kedua ini siswa tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran,

hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

pengajar. Pada kegiatan akhir pengajar bertanya pada siswa dengan apa yang belum

dipahami oleh siswa, setelah itu pengajar beserta seluruh siswa membuat kesimpulan

tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru menyampaikan pembelajaran

yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga ini yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa

kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa dan mengabsen. Kemudian pengajar hanya

mengingatkan kembali dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama

dan kedua yaitu bangun ruang sederhana dengan melakukan tanya jawab. Setelah

melakukan tanya jawab kemudian siswa diberikan soal evaluasi berbentuk pilihan

ganda.

4.2.3 Tahap Pengamatan Tindakan Siklus I

Kegiatan pelaksanaan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan. Dalam

penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan

yang mengacu pada kegiatan siswa pada saat melakukan pembelajaran. Pada kegiatan

pengamatan ini dilakukan oleh guru observer, hasil pengamatan yang diperoleh untuk

memantau pengaruh dari tindakan perbaikan terhadap tujuan pembelajaran dengan

menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan media video.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

51

Berdasarkan pengamatan yang diakukan observer, pengajar telah menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan

berbantuan video dengan baik. Pengajar dapat mengatur serta mengendalikan

kegiatan pembelajaran.

Pada saat awal pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem

Solving dengan berbantuan media video banyak siswa yang masih bingung, tetapi

pengajar dapt mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator dengan

membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Pengamatan yang

dilakukan pada tahap ini meliputi respon siswa dengan cara mengamati aktivitas

siswa dan guru sesuai dengan indikator respon siswa dan guru pada lembar

pengamatan. Berdasarkan pengamatan respon siswa pada lembar pengamatan

menunjukkan sudah lebih dari sebagian siswa memberikan respon positif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan observer pada guru yang

mengajar bahwa guru sudah menguasai tahap-tahap pada pembelajaran dengan

menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan video. Hasil

observasi respon siswa dan tahap-tahap pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar

dapat dilihat di lampiran.

4.2.4 Hasil Analisis Data Siklus I

4.2.4.1 Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, pada pertemuan ketiga siswa

diberikan tes formatif yaitu materi bangun ruang sederhana. Data hasil tes formatif:

nilai tertinggi 90, nilai terendah 50, nilai rata-rata siswa yang mencapai ketuntasan 28

siswa, siswa yang tidak tuntas 8 siswa. Analisis hasil tes formatif siklus I dapat dilihat

pada tabel 4.4 dan grafik 2.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

52

Tabel 4.4

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah siswa Presentase (%)

1 65 8 22,22 Tidak tuntas

2 65 28 77,78 Tuntas

Jumlah 36 100

Rata-rata 71,94

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 50

Grafik 2

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus I

Tabel 4.4 dan grafik 2 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika

dibandingkan dengan sebelum diterapkannya strategi Creative Problem Solving

dengan berbantuan media video dalam pembelajaran. Dengan nilai KKM=65 terdapat

28 siswa yang mendapatkan nilai diatas nilai KKM=65 dengan prsentase 77,78% dan

yang belum tuntas dan belum mencapai nilai KKM=65 terdapat 8 siswa dengan

0%

20%

40%

60%

80%

Tuntas Tidak Tuntas

Siklus I

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

53

presentase 22,22% dari jumlah keseluruhan nilai rata-rata pada siklus I adalah 71,94

dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.

4.2.4.2 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dan Siklus I

Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah tindakan

pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan strategi Creative Problem

Solving dengan berbantuan media video memberikan pengaruh dalam meningkatkan

ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang

sederhana . berikut ini disajikan dalam tabel 4.5 dan grafik 3 perbandingan presentase

sebelum dilakukannya tindakan atau pra siklus dan setelah melakukan tindakan pada

siklus I.

Tabel 4.5

Perbandingan Presentase Pra Siklus dan Siklus I

No Nilai Pra Siklus Siklus I

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas 18 50 28 77,78

2 Tidak Tuntas 18 50 8 22,22

Jumlah 36 100 36 100

Grafik 3

Perbandingan Presentase Pra Siklus dan Siklus I

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Pra Siklus Siklus I

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

54

Mengacu pada tabel 4.5 dan grafik 3 tersebut, Jika dibandingkan dengan nilai

yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai 65 terdapat 18 siswa dengan

presentase 50% dan skor nilai 65 terdapat 18 siswa dengan presentase 50%. Jadi

dilihat dari nilai KKM yaitu 65 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa

dan yang belum tuntas 18 siswa dan pada siklus I untuk skor nilai 65 terdapat 28

siswa dengan presentase 77,78% dan siswa yang mendapatkan skor 65 terdapat 8

siswa dengan presentase 22,22%, jadi dilihat dari nilai KKM yaitu 65 maka jumlah

siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 28 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 8

siswa.

Dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar setelah

diberikan tindakan pada siklus I. dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan

ketuntasan belajar, yaitu dari ketuntasan 50,00% menjadi 77,78%.

4.2.5 Tahap Refleksi siklus I

Pada tahap refleksi ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik

secara proses maupun hasil. Dari tindakan yang dilakukan dengan menggunakan

strategi Creative Problem Solving dilihat dari deskripsi data siklus I dapat ditemukan

beberapa permasalahan seperti: dalam kegiatan pembelajaran masih ada beberapa

siswa yang kurang disiplin, seperti bermain bersama teman sebangku dan sibuk

berbicara. Pada kegiatan diskusi kelompok belum semua berjalan dengan baik, dari 5

kelompok hanya 3 kelompok yang bekerja dengan baik. Kerja sama antar anggota

kelompok juga belum berjalan dengan baik karena didalam kelompok yang

beranggotakan 6 siswa hanya 3 atau 4 siswa saja yang bekerja. Sehingga dalam

memecahkan masalah sehingga dalam memecahkan masalah atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja kelompok kurang memuaskan dan juga

dalam melakukan tahap-tahap strategi Creative Problem Solving guru melewati tahap

penemuan fakta dan diharapkan pada siklus kedua akan dilakukan semua tahap

strategi Creative Problem Solving tersebut.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

55

Pada siklus I ini terdapat hal positif juga yaitu interaksi antara siswa dengan

pengajar sudah baik karena mereka tidak malu untuk bertanya. Mereka juga berani

maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Ketika kegiatan

tes yang dilakukan mereka juga tidak melakukan kerjasama dengan siswa yang lain

dengan kata lain mereka sudah mengerti bahwa soal tes dikerjakan secara individu.

Disini yang perlu diperbaiki yaitu guru harus membimbing siswa ketika mereka di

dalam kelompok dan mengerjakan tugas kelompok mereka. Guru juga

memperingatkan siswa untuk tidak sibuk sendiri dan berbicara dengan teman

sebangku pada proses pembelajaran.

4.3 Pelaksanaan Siklus II

4.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II yang akan dilakukan dalam 3 kali

pertemuan. Dua kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk

evaluasi dengan menggunakan Creative Problem Solving. Maka dari itu sebelum

melakukan tindakan peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

pembelajaran yang meliputi:

1) Menentukan kompetensi dasar pada materi bangun ruang sederhana bersama

guru kelas.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan media dan video yang akan digunakan untuk proses

pembelajaran, karena Creative Problem Solving menggunakan media sebagai

pemicu kreativitas siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk proses

pembelajaran.

5) Membuat instrument penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, peneliti menyiapkan semua peralatan

yang diperlukan dalam proses pembelajaran seperti media dan juga video yang akan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

56

ditayangkan untuk siswa amati. Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi

beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, melakukan apersepsi dengan

memperlihatkan kotak pasta gigi dan bertanya “Termasuk bangun ruang apakah kotak

pasta gigi ini?”. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang guru berikan. Setalah

apersepsi, kemudian pengajar menyampaikan materi dan juga tujuan pembelajara n

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, dalam langkah ini guru sudah

melakukan tahap penemuan tujuan.

Pada kegiatan inti, pengajar menyajikan video untuk siswa amati dan setelah

siswa mengamti video pengajar bertanya kepada siswa “Apa yang kalian dapati

setelah mengamati video tersebut?” dan pengajar menyampaikan materi secara

singkat yaitu tentang jaring- jaring bangun ruang balok, ini adalah tahap penemuan

fakta dan siswa bersama guru melakukan tanya jawab guna melakukan tahap

pemecahan masalah. Dalam langkah ini guru sudah melaksanakan tahap penemuan

fakta dan pemecahan masalah.

Setelah itu pengajar menyampaikan cara belajar dengan menggunakan strategi

Creative Problem Solving dan guru membentuk siswa dalam kelompok masing-

masing 6-7 siswa perkelompok dan guru membagikan kertas karton, kertas origami,

lem dan gunting, guna untuk membuat jaring- jaring bangun ruang pada balok dan

menentukan mana sisi tutup dan sisi alas dengan menggunakan bahan yang diberikan

oleh guru didalam kegiatan ini siswa menciptakan gagasan mereka terkait dengan

masalah yang diberikan kemudian mencari solusi dalam menyelesaikan masalah

tersebut, dalam langkah ini guru sudah melaksanakan tahap penemuan gagasan,

mencari solusi dan tahap penerimaan sehingga tahap penerimaan untuk membuat

rencana tindakan tercapai dan setiap kelompok siap mempresentasikan hasil diskusi

mereka di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan mereka

terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi.

Pada kegiatan akhir pengajar bertanya pada siswa dengan apa yang belum

dipahami oleh siswa, setelah itu pengajar beserta seluruh siswa membuat kesimpulan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

57

tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru menyampaikan pembelajaran

yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, peneliti menyiapkan semua peralatan

yang diperlukan dalam proses pembelajaran seperti media dan juga video yang akan

ditayangkan untuk siswa amati. Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi

beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, melakukan apersepsi dengan

memperlihatkan kotak yang berbentuk kubus dan bertanya “Termasuk bangun ruang

apakah kotak ini?”. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang guru berikan. Setalah

apersepsi, kemudian pengajar menyampaikan materi dan juga tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, dalam langkah ini guru sudah

melaksanakan tahap penemuan tujuan.

Pada kegiatan inti, pengajar menyajikan video untuk siswa amati dan setelah

siswa mengamti video, pengajar bertanya kepada siswa “Apa yang kalian dapati

setelah mengamati video tersebut?” dan mengingatkan kembali dengan pembelajaran

tentang jaring-jaring bangun ruang balok sebelumnya setelah itu menyampaikan

materi secara singkat tentang jaring-jaring bangun ruang kubus, dalam langkah ini

guru sudah melaksanakan tahap penemuan fakta dan pemecahan masalah.

Setelah itu pengajar menyampaikan cara belajar dengan menggunakan strategi

Creative Problem Solving dan guru membentuk siswa dalam kelompok masing-

masing 6-7 siswa perkelompok dan guru membagikan kertas karton, kertas origami,

lem dan gunting, guna untuk membuat jaring-jaring bangun ruang pada kubus dan

menentukan mana sisi tutup dan sisi alas dengan menggunakan bahan yang diberikan

oleh guru, di dalam kelompok siswa melakukan tahap penemuan gagasan dan

penemuan solusi guna memecahkan masalah, dalam langkah ini guru sudah

melakukan tahap penemuan gagasan dan penemuan solusi. Kemudian setiap

kelompok melakukan tahap penerimaan yaitu membuat rencana tindakan

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan kelompok yang lain

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

58

memberikan tanggapan mereka terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan oleh

kelompok presentasi, dalam langkah ini guru sudah melakukan tahap penerimaan.

Pada kegiatan akhir pengajar bertanya pada siswa dengan apa yang belum

dipahami oleh siswa, setelah itu pengajar beserta seluruh siswa membuat kesimpulan

tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru menyampaikan pembelajaran

yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga ini yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa

kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa dan mengabsen. Kemudian pengajar hanya

mengingatkan kembali dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama

dan kedua yaitu tentang jaring-jaring balok dan kubus dengan melakukan tanya

jawab. Setelah melakukan tanya jawab kemudian siswa diberikan soal evaluasi

berbentuk pilihan ganda.

4.3.3 Tahap Pengamatan Tindakan Siklus II

Kegiatan pengamatan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan. Sama

halnya pada siklus I yaitu dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan

menggunakan lembar pengamatan yang mengacu pada kegiatan siswa pada saat

melakukan pembelajaran. Pada kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh guru

observer, hasil pengamatan yang diperoleh untuk memantau pengaruh dari tindakan

perbaikan terhadap tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative

Problem Solving dengan berbantuan media video.

Berdasarkan pengamatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative

Problem Solving dengan berbantuan media video pada siklus II lebih kondusif dan

terkendali dan sebagian besar siswa telah memberikan respon positif dalam

pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan

berbantuan media video. Hasil pengamatan tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel

4.5 sedangkan respon siswa siklus II dapat dilihat di lampiran.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

59

4.3.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus II

4.3.4.1 Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, pada pertemuan ketiga siswa

diberikan tes formatif yaitu materi jaring-jaring kubus dan balok. Data hasil tes

formatif. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 60, nilai rata-rata siswa yang mencapai

ketuntasan 34 siswa, siswa yang tidak tuntas 2 siswa. Analisis hasil tes formatif siklus

II dapat dilihat pada tabel 4.8 dan grafik 4.

Tabel 4.8

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus II

Grafik 4

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah siswa Presentase (%)

1 65 2 5,56 Tidak tuntas

2 65 34 94,44 Tuntas

Jumlah 36 100

Rata-rata 83,61

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

0.00%

50.00%

100.00%

Tuntas Tidak

Tuntas

Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

60

Dari tabel 4.8 dan grafik 4 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan strategi

Creative Problem Solving berbantuan media video ada peningkatan jika dibandingkan

dengan nilai yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai 65 terdapat 2 siswa

dengan presentase 5.56% dan skor nilai 65 terdapat 34 siswa dengan presentase

94.44%. jadi dilihat dari nilai KKM yaitu 65 maka jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 34 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa.

4.3.4.2 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah tindakan

pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan strategi Creative

Problem Solving dengan berbantuan media video , memberikan pengaruh dalam

meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi

jaring-jaring balok dan kubus, berikut ini disajikan dalam tabel 4.13 dan grafik 4

perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada

siklus II. Berikut ini disajikan dalam tabel 4.9 dan grafik 5 perbandingan jumlah

ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

Tabel 4.9

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No

Ketuntasan

Siklus I

Siklus II

Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %

1 Tidak Tuntas 8 22,22 2 5,56

2 Tuntas 28 77,78 34 94,44

Total 36 100 36 100

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

61

Grafik 5

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.9 dan grafik 5 diketahui terjadi peningkatan jumlah maupun

presentase ketuntasan belajar siswa. Jika siklus I siswa yang tuntas belajar adalah 28

siswa (77.78%) dari total jumlah siswa terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan

tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 34 siswa (94,44%) dari

total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah

ketuntasan belajar siswa yaitu 6 siswa (16,66%). Jumlah siswa yang belum tuntas

siklus I adalah 8 siswa (22,22%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada

siklus II menjadi 2 siswa (5,56%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi

siswa yang belum tuntas 6 siswa (16,66%).

Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan siklus II

diketahui bahwa ketuntasan belajar ini sudah memberikan hasil yang diharapkan

yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan

sekolah = 65. Dengan kata lain, dengan hasil ini tidak diperlukan lagi tindakan yang

harus dilaksanakan.

4.3.4.3 Tahap Refleksi Siklus II

Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II maka diadakan

evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi

pembelajaran. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) hasil evaluasi yang

dicapai siswa sebanyak 34 siswa mendapatkan skor nilai 65 dari total jumlah siswa

kelas IV berjumlah 36 siswa. Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil ketuntasan sudah

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

62

mencapai ketuntasan kelas minimlal 80%. Ketuntasan tersebut berdasarkan

inidikator kinerja yang telah ditentukan, yaitu tercapai KKM=65 dari semua siswa.

Peneliti memberikan patokan ketuntasan sebesar 80% dari jumlah keseluruhan siswa

untuk hasil belajar siswa. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka terlihat

bahwa hasil belajar siswa meningkat hingga mencapai presentase 80% dari 36 siswa

yang mendapat nilai lebih dari nilai KKM sebanyak 34 siswa dari 36 siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus II, ketuntasan yang dilakukan telah

meningkat. Ketuntasan tersebut meningkat dari 77,78% pada siklus I menjadi 94,44%

pada siklus II. Nilai rata-rata pada siklus I 71,94 meningkat menjadi 83,61 pada siklus

II. Dengan demikian berarti evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mencapai

indikator kerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus

II saat siswa melakukan diskusi lebih aktif dan mendominasi jalannya diskusi,

pengajar mengajak siswa untuk membuat kesepakatan jika ada siswa yang melanggar

kesepakatan tersebut maka skor kelompoknya akan dikurangi dan nilai kelompoknya

akan dikurangi, hal tersebut dilakukan sebagai tambahan agar siswa lebih

bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan melakukan proses

pembelajaran dan melakukan diskusi.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan data di atas serta indikator keberhasilan

(ketuntasan belajar) matematika telah tercapai 94,44% dari total jumlah siswa kelas

IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan getasan Kabupaten Semarang, maka penelitian

tindakan kelas ini dihentikan sampai siklus II.

4.4 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pencapaian hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

63

Tabel 4.10

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas 18 50 28 77,78 34 94,46

2 Tidak

Tuntas

18 50 8 22,22 2 5,56

Jumlah 36 100 36 100 36 100

Rata-rata 59,30 71,94 83,61

Nilai tertinggi 80 90 100

Nilai terandah 30 50 60

Grafik 6

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.10 dan grafik 6, penelitian tindakan dengan menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan

berbantuan media video ini telah meningkatkan Ketuntasan Kriteria Minimal

(KKM=65) sebanyak 18 siswa dari 36 siswa atau 22,22%. nilai rata-rata yang

diperoleh pada kondisi awal 62,1 dengan pencapaian nilai tertinggi 80 dan nilai

terendah 30. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I mendapatkan hasil peningkatan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Pra

Siklus

Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

64

yang signifikan, yaitu sebanyak 28 siswa telah memperoleh nilai diatas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=65), jika dalam presentase siswa yang telah tuntas

sebanyak 77,78%. Nilai rata-rata yang dicapai juga meningkat menjadi 71,94 %

ddengan pencapaian nilai tertinggi 90 dan terendah 50.

Hasil dari penelitian tindakan siklus II juga mengalami peningkatan lagi, dengan

ketuntasan menjadi 94,46%. Sebanyak 34 siswa yang mencapai nilai lebih dari KKM.

Nilai rata-rata yang dicapai setelah siklus II ini juga mengalami peningkatan dari

siklus sebelumnya yaitu 83,61 dengan pencapaian nilai tertinggi 100 dan nilai

terendah 60. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan media video

dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi bangun

ruang sederhana dan jaring- jaring balok dan kubus pada siswa kelas IV SDN 01

Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. hasil tersebut disajikan pada

grafik perbandingan ketuntasan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II

berikut:

4.5 Pembahasan

Penelitian tindakan ini difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

kelas IV SDN 01 Sumpgawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dengan

menggunakan Creative Problem Solving berbantuan media video. Berdasarkan

observasi yang dilakukan sebelum dilakukannya tindakan dengan menggunakan

strategi Creative Problem Solving berbantuan media video pada pembelajaran

matematika hasil belajar pada siswa masih rendah, ini disebabkan karna siswa belum

memahami apa yang disampaikan oleh guru tentang materi pembelajaran. Proses

pembelajaran sebelum dilakukannya tindakan menunjukkan siswa masih pasif di

dalam proses pembelajaran dan yang aktif hanya guru sehingga siswa juga cenderung

hanya mendengarkan ketika guru menjelaskan sehingga pelajaran terkesan

membosankan tanpa adanya peran aktif dari siswa. Siswa masih bekerja secara

individu sehingga kreatifitas siswa menjadi terbatas karena tidak dibiasakan untuk

mengembangkan ketrampilan dan bekerja sama dalam proses pembelajaran. Siswa

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

65

terlihat jenuh pada proses pembelajaran yang bersifat monoton dan hanya berpusat

pada guru sehingga hasil belajar yang diperolehpun masih rendah, hasil belajar siswa

dalam rata-rata sebelum tindakan adalah 59,30. Siswa yang mencapai KKM=65

hanya 18 siswa dari total jumlah siswa 36 dengan presentase 50%, sedangkan siswa

yang belum mencapai KKM=65 sejumlah 18 siswa dari total jumlah siswa 36 dengan

presentase 50%. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa sebelum

dilakukannya tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendah adalah 30.

Setelah dilakukannya tindakan dalam kelas dengan menggunakan strategi

Creative Problem Solving dengan berbantuan media video hasil belajar pada siswa

meningkat ini terlihat pada sikus I siswa yang berhasil mencapai nilai KKM=65

sebanyak 28 siswa dengan presentase 77,78% sedangkan siswa yang belum tuntas

dan mencapai nilai KKM=65 sebanyak 8 siswa dengan presentase 22,22% dan pada

siklus I siswa yang aktif sudah merata dan siswa sudah bekerja sama dengan baik

didalam kelompok pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh juga meningkat yaitu

71,94 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Pada siklus II hasil belajar pada

siswa semakin meningkat dan sudah memenuhi nilai patokan dari peneliti yaitu

minimal 80%, pada siklus II siswa yang berhasil mencapai nilai KKM=65 sebanyak

34 siswa dengan presentase 94,46% sedangkan siswa yang belum tuntas sbanyak 2

siswa dengan presentase 5,56%. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

terjadi pada siklus II, siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan partisipatif dalam bekerja

sama didalam kelompok.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Kusuma

Wardani (2013), dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas

IV SDN Siderejo Kidul 03 Salatiga Melalui Strategi Creative Problem Solving Tahun

Pelajaran 2012/2013”, setelah guru menggunakan strategi Creative Problem Solving

untuk memperbaiki proses hingga hasil belajar siswa pada siswa kelas IV di mata

pelajaran matematika terdapat peningkatan yang terjadi. Dengan peningkatan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa setelah diterapkannya strategi yang dilakukan oleh

peneliti maka dapat disimpulkan bahwa strategi Creative Problem Solving dapat

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

66

meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika dikelas IV di SDN

Siderejo Kidul 03 Salatiga. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Dewi

Kurniawati (2014) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan

Menerapkan Model Creative Problem Solving pada siswa kelas II SDN Purwodadi

Margoyoso Pati Semester I Tahun 2013/2014”, dari penelitian yang dilakukan dalam

menggunakan model Creative Problem Solving pada siswa kelas II dimata pelajaran

matematika dapat disimpulkan bahwa model Creative Problem Solving dapat

meningkatkan kinerja guru beserta hasil belajar siswa.

Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga

mendukung pernyataan teoritis tentang strategi Creative Problem Solving

Dikembangkan oleh pencipta ‘brainstroming’ Alex Osborn (1979) dan Dr. Sidney

Parnes (1992), Creative Problem Solving merupakan perangkat fleksibel yang dapat

diterapkan untuk menguji problem dan isu- isu nyata, enam tahap dalam model ini

mempresentasikan prosedur sistematis dalam mengidentifikasi tantangan,

menciptakan gagasan, dan menerapkan solusi-solusi inovatif. Melalui praktik dan

penerapan proses tersebut secara berkelanjutan, siswa dapat memperkuat teknik-

teknik kreatif mereka dan belajar menerapkannya dalam situasi-situasi baru (Miftahul

Huda, 2013). Penyelesaian masalah memungkinkan kita untuk mengadopsi tingkah

laku yang kreatif, ‘dorongan yang sangat kuat untuk berubah’(Parners 1985:4) dalam

(Florence Beetlestone, 1998), dan oleh sebab itu merupakan bagian penting dari

pembelajaran kretifitas. Dengan melakukan langkah pembelajaran strategi Creative

Problem Solving dengan berbantuan media video dengan tepat dan dengan

memperhatikan karakteristik siswa sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran

yang memiliki keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, hal

tersebut dapat dilihat dari hasil belajar pada siswa yang meningkat disetiap siklus

yang dilakukan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian pembahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi teortis

dan implikasi praktis:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11149/4/T1... · dari guru mengenai hasil ulangan harian mata pelajaran matematika ... siswa

67

1. Implikasi teoritis

Pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dapat

digunakan sebagai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar matematika dengan syarat guru dapat menguasai langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan

berbantuan media video.

2. Implikasi Praktis

1. Pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan

berbantuan media video dapat digunakan dalam pembelajaran matematika dan

dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terjadi karena penggunaan media

dalam pembelajaran ini lebih menarik perhatian dan minat siswa.

2. Pada pembelajaran dengan menggunakan strategi Creative Problem Solving

dengan berbantuan media video siswa dituntut memecahkan masalah dengan

cara mereka sendiri. Pada pembelajaran dengan menggunakan strategi

Creative Problem Solving dengan berbantuan media video siswa dituntut

untuk dapat memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri. Dalam hal ini

daya nalar pikir siswa dapat meningkat sehingga hasil belajar siswa juga

meningkat. Setelah siswa menyelesaikan masalah, siswa juga ditanya

bagaimana cara mereka menemukan penyelesaian tersebut shingga siswa juga

dituntut untuk mampu mengungkapkan pendapat agar siswa lain dapat

mengetahui cara-cara memecahkan masalah menurut temannya dan agar

siswa mampu bersaing dalam menciptakan cara-cara yang lain.