BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...a-research.upi.edu/operator/upload/7._bab_iv.pdf4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...a-research.upi.edu/operator/upload/7._bab_iv.pdf4.1...
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berdasakan pertanyaan yang diajukan kepada pengusaha cafe dan data-data
yang dikumpulkan dari pengusaha cafe yaitu tentang strategi diferensiasi produk,
harga, dan promosi sebagai indikator yang mempengaruhi pendapatan pengusaha cafe
akan di uraikan sebagai berikut :
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Bandung menjadi salah satu kota tujuan wisata di Nusantara, memiliki banyak
tempat bersantap untuk mendukung gaya hidup anda. Dari café sampai resto,
semuanya tersedia demi memanjakan para penikmat kuliner.
Industri makanan dan minuman (Food and Beverage) café ataupun restoran di
kota Bandung adalah sebuah industri yang hampir tidak pernah mati. Untuk membuat
suatu café terlihat menarik, maka produk atau jenis makanan yang ditawarkan harus
mempunyai kelebihan serta perbedaan pada rasa, ragam menu, serta cara penyajian
dari makanan. Tempat yang strategis harga yang murah turut membantu larisnya
suatu café.
74
75
4.1.2 Karakteristik Responden
4.1.2.1 Deskripsi Karakteristik Pengusaha Café Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin dipandang perlu untuk menggambarkan apakah usaha cafe
dikelola oleh pengusaha laki-laki atau perempuan. Dari hasil yang diperolah yang
dilakukan terhadap 60 responden pengusaha cafe di kota Bandung yang menjadi
sample dalam penelitian ini. Berikut data disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase ( % )
Laki-laki 40 66,67
Perempuan 20 33,33
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa industri cafe dikelola oleh pengusaha
berjenis kelamin laki-laki sebesar 66,67 % dan pengusaha berjenis kelamin
perempuan sebesar 33,33 % dari jumlah responden. Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa, sebagian besar usaha cafe diminati oleh pengusaha laki-laki.
Berdasarkan data responden di atas menunjukkan bahwa, secara keseluruhan usaha
cafe di kota Bandung lebih banyak diminati oleh pengusaha laki-laki.
4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia dipandang perlu untuk mengambarkan tingkat produktivitas pengusaha
dalam menjalankan usahanya, dimana pada usia tertentu seseorang dapat mencapai
produktivitas optimal. Dari hasil penelitian yang diberikan kepada 60 responden.
76
Berdasarkan tingkat usia yang dimiliki responden secara keseluruhan disajikan pada
tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia ( Tahun ) Frekuensi Persentase ( % )
<20 0 0
21 – 30 24 40,00
31 – 40 27 45,00
41 – 50 9 15,00
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Tabel di atas menunjukkan bahwa karaktersistik pengusaha cafe menurut usia.
Dari 60 responden yang presentasinya tertinggi adalah responden yang berusia antara
31 sampai 40 tahun dengan jumlah persentase sebesar 45% dan yang terendah usia
kurang dari 20 tahun. Dapat disimpulkan bahwa, responden menurut usia banyak
diminati oleh usia antara 31-40 tahun hal ini dikarenakan usia tersebut usia yang
produktif untuk lebih banyak melakukan pekerjaan dan hal ini dapat ditunjang oleh
pengalaman usaha yang cukup banyak.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan pengusaha
dalam meningkatkan usaha pencapaian keuntungannya. Oleh karena itu pendidikan
yang memadai akan memberikan penggetahuan dan pengalaman yang cukup dalam
meningkatkan produksi dan efisiensi pengusaha dalam menjalankan usahanya.
77
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jenjang Frekuensi Persentase ( % )
SD 3 5,00
SMP / Sederajat 6 10,00
SMA / Sederajat 13 21,67
Perguruan tinggi 38 63,33
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa pengusaha dengan tingkat pendidikan terbanyak
dari 60 responden ada pada jenjang pendidikan perguruaan tinggi sebesar 63,33%.
Sedangkan penggusaha dengan tingkat pendidikan terkecil ada pada jenjang sekolah
dasar hanya ada 3 orang atau sebesar 5% pengusaha cafe di kota Bandung dari
seluruh jumlah responden. Bahwa dengan latar belakang pendidikan yang baik akan
membantu pengusaha cafe dari berbagai aspek manajemen, seperti manajemen
kinerja, manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran. Seperti yang
dikemukakan oleh Soelaiman Sukmalana (2007:6) bahwa kinerja karyawan terdapat
manejemen yang menaungi kinerja karyawan. Beliau mengatakan bahwa manajemen
kinerja adalah sebuah proses komunikasi (hubungan interaktif), yang dilakukan
secara sinergi antara para karyawan dan manager dalam suatu aktivitas organisasi
yang dilakukan secara berkesinambungan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
78
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha
Pengalaman dalam usaha dalam mengelola cafe merupakan faktor yang turut
menunjang dalam keberhasilan seorang pengusaha menjalankan usahanya, karena apa
yang telah dialami seorang pengusaha dimasa lampau, sedikit banyak telah
mempengaruhi dan membentuk jiwa dan diri seorang pengusaha untuk menjadi cepat
tanggap terhadap kondisi serupa. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengalaman
usaha pengusaha cafe di kota Bandung dapat dilihat dari tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha
Lama ( tahun ) Frekuensi Persentase ( % )
< 5 tahun 15 25
6 – 10 tahun 34 56,67
11-15 tahun 8 13,34
> 15 tahun 3 5,00
Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari hasil angket
Tabel di atas terlihat bahwa golongan pengalaman usaha terbanyak dari
seluruh responden adalah selama 6 sampai 10 tahun dengan presentase sebesar 56,67
% atau sebanyak 34 orang dan pengusaha yang pengalaman lebih dari 15 tahun ada 3
orang atau sebesar 5 % dari semua jumlah responden. Hal ini dapat terlihat dari
frekuensi pengalaman usaha pengusaha café yang berkisar antara 6-10tahun.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengalaman pengusaha
café di bidang kuliner bisa dibilang sangat menjanjikan dan menguntungkan.
79
4.3 Deskripsi Variabel
4.3.1 Diferensiasi Produk
Salah satu cara yang bisa dilakukan seorang pengusaha dalam pasar
persaingan yang bercorak monopolistik agar dapat memenangkan persaingan dan
mempertahankan loyalitas pelanggan adalah dengan membuat inovasi dan
pengembangan produk serta menciptakan produk- produk baru. Aktivitas tersebut
dalam ilmu pemasaran lebih dikenal dengan istilah diferensiasi produk.
Produk yang dimaksud dalam usaha kuliner adalah makanan atau minuman
yang dijual atau dalam istilah restoran adalah menu. Menurut Marsum WA
(2005:159) bagi perencana menu mengenai mutu dari setiap makanan yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Flavour (rasa/bau)
2. Consistency (kemantapan atau ketetapan)
3. Texture / Form / Shape (susunan / bentuk/ potongan)
4. Nutritional Content (kandungan gizi)
5. Visual appeal ( daya penarik lewat ketajaman mata)
6. Arromatic appeal (daya penarik lewat bau harum)
7. Temperature (panas/suhu)
Diferensiasi produk merupakan salah satu faktor yang memiliki daya tarik
bagi konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti cipta rasa
menu, warna makanan, bentuk makanan, porsi makanan, suhu makanan, tampilan
80
makanan, aroma makanan, dan kandungan gizi. Dari data yang berhasil dihimpun
melalui kuesioner mengenai diferensiasi produk yang berhasil diciptakan oleh
pengusaha cafe di kota Bandung.
4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Menciptakan Rasa Yang Enak Pada
Menu
Hasil penelitian menunjukan bahwa, skor jawaban responden untuk indikator
diferensiasi produk yaitu tanggapan responden mengenai menciptakan rasa yang enak
pada menu terpusat pada alternatif jawaban enak, yaitu sebanyak 19 responden atau
31,67% dari seluruh responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
diagram di bawah ini:
Gambar 4.1
Tanggapan responden mengenai menciptakan rasa yang enak pada menu
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai menciptakan rasa
yang enak pada menu
1719
13
8
3FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 163
Sangat enak = 28,34%
enak = 31,67%
Cukup enak = 21,67%
Tidak enak = 13,34%
Sangat tidak enak = 5%
81
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usaha café selalu menciptakan rasa
yang enak pada setiap menu yang akan dijual. Hal ini menunjukan bahwa kesegaran
makanan dan minuman yang dijual benar-benar baik dan rasanya enak. Rasa pada
makanan sangatlah penting selalu diperhatikan untuk menunjang selera makan para
konsumen agar menghasilkan kualitas rasa yang enak dalam idustri makanan. Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapakan oleh Marsum. WA (2005:159) “Flavour
(rasa/bau) harus diperhatikan bahwa rasanya harus enak dan baunya pun harus
sedap”.
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Warna Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap warna makanan
seperti : memberikan warna yang menarik untuk setiap menu yang disajikan agar
dapat menarik konsumen untuk makan di café, sebab warna merupakan aspek yang
menarik untuk diperhatikan untuk pengembangan produk dalam aspek warna, dapat
dilihat pada diagram berikut ini :
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai warna makanan
12
18
15
11
4FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 149
Sangat menarik = 20%
menarik = 30%
cukup menarik =25%
Tidak menarik = 18,34%
Sangat tidak menarik = 4%
82
Gambar 4.2
Tanggapan responden mengenai warna makanan
Diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban responden terhadap warna
makanan yaitu ketertarikan warna makanan dan minuman yang dijual di cafe terpusat
pada alternatif jawaban menarik, yaitu sebanyak 18 responden atau 30% dari seluruh
responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa café di kota Bandung memberikan
warna yang menarik pada makanan dan minuman yang dijual. Hal ini ditunjukan oleh
persepsi responden tentang tanggapan responden mengenai warna makanan yang
dijual di cafe, paling dominan ada pada kategori menarik. Aspek warna makanan
merupakan hal yang penting dalam industri makanan karena warna makanan yang
menarik dapat menggugah selera makan konsumen. Tentunya konsumen akan lebih
memilih makanan yang warnanya cerah dan menarik untuk mencicipi. Seperti yang
dikemukakan oleh Marsum WA. (2005:160) visual appeal (daya tarik lewat
ketajaman mata) di dalam menyusun suatu hidangan perlu diperhatikan
83
penampilannya. Hidangan harus diatur, disusun dengan rapih, seni, warna yang
menarik dan baik agar benar-benar menarik sehingga menimbulkan selera makan
pada tamu.
4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Bentuk Potongan Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap bentuk potongan
makanan seperti pengusaha dapat mengembangkan dan aspek bentuk makanan yang
unik dan menarik untuk disajikan dan merupakan salah satu aspek yang
dipertimbangkan oleh pengusaha café dalam mengembangkan produknya. Dapat
dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4.3
Tanggapan responden mengenai bentuk potongan makanan
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai potongan makanan
11
1918
75FR
EKU
ENSI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 159
Sangat sesuai = 18,34%
sesuai = 31,67%
cukup sesuai =30%
Tidak sesuai = 16,67%
Sangat tidak sesuai = 8,34%
84
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, menunjukan bahwa skor jawaban responden untuk
tanggapan responden mengenai bentuk potongan makanan terpusat pada alternatif jawaban
sesuai, yaitu sebanyak 19 responden atau 31,67% dari seluruh responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa café di kota Bandung dalam rangka membuat
makanan dan minuman yang lezat dan bentuk makanan yang sesuai selera, termasuk
menarik.
Hal ini ditunjukan oleh persepsi responden tentang bentuk makanan yang dijual di
cafe, paling dominan ada pada kategori menarik. Menurut Marsum W.A (2005:159)
Texture/Form/Shape (susunan/bentuk/potongan).
4.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Porsi Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap porsi makanan
seperti : hidangan menu yang disajikan harus sesuai dengan porsi dan ukuran menu
agar memuaskan konsumen café, dapat dilihat pada diagram berikut ini :
85
Gambar 4.4
Tanggapan responden mengenai porsi makanan
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, menunjukan bahwa skor jawaban responden
mengenai porsi makanan dan minuman yang diberikan oleh café di kota Bandung
terpusat pada alternatif jawaban sangat sesuai, yaitu sebanyak 17 responden atau
28,34% dari seluruh responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa café di kota Bandung dalam rangka
pemberian porsi makanan dan minuman kepada konsumen, masih dalam kriteria
cukup. Hal ini ditunjukan oleh persepsi responden tentang kesesuaian porsi makanan
dan minuman yang diberikan oleh pengusaha cafe dengan harapan pembeli, paling
dominan ada pada kategori cukup sesuai. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa
porsi yang diberikan oleh pengusaha cafe sudah sesuai dengan pemenuhan kebutuhan
pembeli akan makanan. Porsi harus disesuaikan dengan harga makanan sehingga
menjadi salah satu daya tarik untuk membeli.
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai porsi makanan
1716
15
75FR
EKU
ENSI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 147
Sangat sesuai = 28,34%
sesuai = 26,67%
cukup sesuai =25%
Tidak sesuai = 11,67%
Sangat tidak sesuai = 8,34%
86
4.3.6 Tanggapan Responden Mengenai Suhu Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap suhu makanan
seperti: suhu penyajian makanan harus sesuai dengan menu yang dipesan oleh
konsumen café, dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4.5
Tanggapan responden mengenai suhu makanan
Berdasarkan hasil penelitian diatas tanggapan responden mengenai suhu
makanan terpusat pada jawaban alternatif sesuai, yaitu sebanyak 18 responden atau
sebesar 30%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu makanan yang disediakan oleh
pengusaha café di kota Bandung sesuai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
suhu yang disajikan pada setiap makanan sesuai. Seperti yang dikatakan oleh
Marsum. WA (2005:160) Temperature (panas/suhu) artinya di dalam menyajikan
makanan harus diperhatikan suhunya. Makanan panas harus disajikan dalam keadaan
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai suhu makanan
10
18
15
8 9
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 165
Sangat sesuai = 16,67%
sesuai = 30%
cukup sesuai =25%
Tidak sesuai = 13,34%
Sangat tidak sesuai = 15%
87
benar-benar panas, dengan piring yang panas. Untuk makanan dingin harus disajikan
dalam keadaan dingin dengan piring atau tempat yang dingin pula.
4.3.7 Tanggapan Responden Mengenai Tampilan Menu
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap tampilan menu
seperti : penyusunan suatu menu harus diperhatikan tampilannya. Hidangan harus
diatur, disusun dengan rapih, seni dan baik agar benar-benar menarik sehingga
menimbulkan selera makan bagi para konsumen café, dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Gambar 4.6
Tanggapan responden mengenai tampilan makanan
02468
10121416
tanggapan responden mengenai tampilan makanan
1315
13
109
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 177
Sangat menarik = 21,67%
menarik = 25%
cukup menarik =21,67%
Tidak menarik = 16,67%
Sangat tidak menarik = 15%
88
Berdasarkan hasil diagram diatas data responden mengenai tampilan makanan
berada pada jawaban alternatif menarik yaitu sebanyak 15 responden atau sebesar
25% dari semua responden. Dan jawaban yang terkecil berada pada sangat tidak
menarik sebesar 9 responden atau 15%.
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tampilan menu yang
disajikan pengusaha café di kota Bandung cukup menarik hal itu terbukti pada
jawaban responden yang kebanyakan memilih jawaban menarik. Seperti yang
dikatakan oleh Marsum. WA (2005:160) Visual Appeal (daya penarik lewat
ketajaman mata) di dalam menyusun suatu hidangan perlu diperhatikan
penampilannya. Hidangan harus diatur, disusun dengan rapih, seni dan baik agar
benar-benar menarik sehingga menimbulkan selera makan bagi para tamu.
4.3.8 Tanggapan Responden Mengenai Aroma Makanan
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap aroma makanan
seperti : penyajian makanan harus diperhatikan aroma makanannya agar menambah
selera makan konsumen café, dapat dilihat pada diagram berikut ini :
89
Gambar 4.7
Tanggapan responden mengenai aroma makanan
Berdasarkan perolehan data dari hasil penelitian di atas mengenai tanggapan
responden terhadap aroma makanan berada pada jawaban alternatif enak sebanyak 17
responden atau sebesar 28,34% dan jawaban terrendah berada pada jawaban sangat
tidak enak sebanyak 9 responden atau sebesar 15% dari semua responden.
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa aroma makanan yang
disajikan oleh pengusaha café di kota Bandung sangat enak hal tersebut sesuai
dengan pendapat dari Marsum. WA (2005:160) Aromatic Appeal (daya penarik lewat
bau harum) makanan yang disajikan harus sedap/harum aromanya sehingga lebih
membangkitkan selera makan para tamu. Menurut penyelidikan bahwa daya penarik
lewat mata lebih kuat daripada daya penarik lewat bau harum makanan itu
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai aroma makanan
11
17
1211
9
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 163
Sangat enak = 18,34%
enak = 28,34%
cukup enak = 20%
Tidak enak = 18,34%
Sangat tidak enak= 15%
90
4.3.9 Tanggapan Responden Mengenai Kandungan Gizi
Perolehan data mengenai tanggapan responden terhadap kandungan gizi
seperti : penyajian makanan harus diperhatikan pula gizi yang terkandung didalam
makanan agar menambah gizi pada konsumen café, dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
Gambar 4.8
Tanggapan responden mengenai kandungan nilai gizi pada makanan
Berdasarkan hasil dari penelitian di atas bahwa tanggapan responden
mengenai kandungan nilai gizi pada makanan berada pada alternatif jawaban sangat
bergizi sebanyak 17 responden atau 28,34% sedangakan yang paling rendah berada
pada jawaban tidak bergizi dan sangat tidak bergizi masing-masing sebanyak 10
responden atau 16,67.
Seperti yang dikatakan oleh Marsum. WA (2005:160), makanan yang
disajikan harus diperhatikan kandungan gizinya. Walaupun di dalam Food Service
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai nilai gizi pada
makanan
17
1211
10 10
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 170
Sangat bergizi = 28,34%
bergizi = 20%
cukup bergizi = 18,34%
Tidak bergizi = 16,67%
Sangat tidak bergizi= 16,67%
91
Industry yang bersifat komersial (yaitu di dalam semua restoran) penyajian makanan
yang diutamakan penampilannya, gizi dinomerduakan, namun tidak berarti bahwa
dalam menyusun menu boleh mengabaikan soal gizi ini.
4.3.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Diferensiasi
Produk
Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel diferensiasi produk dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Diferensiasi Produk
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2011
Hasil pengolahan data secara keseluruhan mengenai gambaran variabel
diferensiasi produk pengusaha cafe dapat diketahui melalui skoring penelitian,
dimana nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria skor-skor ideal yang
didapatkan dari skor maksimal dan skor minimal. Sehingga melalui skor tersebut
Diferensiasi
Produk
Sangat
Buruk Buruk Cukup Baik
Sangat
Baik Sko
r F % F % F % F % F %
Cipta Rasa 3 5 8 13,34 13 21,67 19 31,67 17 28,34 163
Warna Makanan 4 4 11 18,34 15 25 18 30 12 20 149
Bentuk Makanan 5 8,34 7 16,67 18 30 19 31,67 11 18,34 159
Porsi Makanan 5 8,34 7 11,67 15 25 16 26,67 17 28,34 147
Suhu Makanan 9 15 8 13,34 15 25 18 30 10 16,67 165
Tampilan Menu 9 15 10 16,67 13 21,67 15 25 13 21,67 177
Aroma Makanan 9 15 11 18,34 12 20 17 28,34 11 18,34 163
Kandungan Gizi 10 16,67 10 16,67 11 18,34 12 20 17 28,34 170
Total 1299
92
dapat diketahui daerah kontinum yang menunjukan wilayah ideal dari variabel
diferensiasi produk. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :
Mencari skor maksimal
Skor Ideal = skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden
= 5 x 8 x 60
= 240
Mencari skor Minimal
Skor Minimal = Skor terendah x jumlah butir item x jumlah Responden
= 1 x 8 x 60
= 480
Mencari Jenjang Tingkat Kualitas Pelayanan
Panjang Interval kelas = Skor Maksimal – Skor Minimal
= 2400 – 480
= 1920
Mencari Panjang Interval Kelas
Panjang Interval = Jenjang / Banyak kelas interval
= 1920 /5
= 384
Berdasarkan jumlah skor hasil pengumpulan data mengenai diferensiasi
produk cafe adalah 1299. Dengan demikian maka diferensiasi produk menurut 60
orang responden adalah 1299/1920x60 = 40,60 % dari kriteria yang ditetapkan. Garis
kontinum variabel diferensiasi produk dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Garis Kontinum Variabel Diferensiasi Produk
Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
500 900 1300 1700 2100 2500 1299
500 900 1300 1700 2100 2500
1566
93
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa diferensiasi
produk berada pada kategori rendah.
4.4 Harga
Harga yang sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan kebutuhan konsumen
akan memberikan suatu kepuasan bagi konsumen, karena harga merupakan suatu
nilai yang dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara persepsi terhadap
manfaat yang dirasakan konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Marsum. WA
(2005:164) yaitu:
1. The Reasonable Price Method (memberikan harga yang pantas)
2. The Highest Price Method (menentukan harga dengan alternatif tinggi)
3. The Loss Leader Price Method (menentukan harga yang kehilangan
petunjuk)
4. The Imtuitive Price Mrthod (pemberian harga secara konstitusi)
4.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Harga yang Ditentukan Untuk Setiap
Porsi.
Perolehan data dari responden mengenai harga yang ditentukan untuk setiap
porsi, dapat dilihat pada diagram berikut :
94
Gambar 4.9
Tanggapan responden mengenai harga yang ditentukan untuk stiap porsi
Berdasarkan hasil penelitian diatas tanggapan responden mengenai harga yang
ditentukan untuk setiap porsi terpusat pada jawaban alternatif sesuai, yaitu sebanyak
17 responden atau sebesar 28,34%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga untuk setiap porsi makanan yang
disediakan oleh pengusaha café di kota Bandung sesuai. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa harga porsi makanan yang disajikan pada setiap makanan cukup
sesuai. Seperti yang dikatakan oleh Marsum. WA (2005:163) Cara memberikan harga
yang sesuai dengan porsi. Disini pemimpin menentukan harga yang rendah dengan
harapan akan menjadi daya tarik bagi tamu-tamu untuk datang dan membeli sebanyak
hidangan yang lain.
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai harga yang
ditentukan untuk setiap porsi
12
1715
10
6
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 197
Sangat sesuai = 20%
sesuai = 28,34%
cukup sesuai = 25%
Tidak sesuai = 16,67%
Sangat tidak sesuai= 10%
95
4.4.2 Tanggapan Responden Mengenai Cara Menentukan Harga Dengan
Alternatif Tinggi
Perolehan data dari responden mengenai harga yang ditentukan dengan
alternatif tinggi, manurut Marsum. WA (2005:163) The Highest Price Method artinya
cara menentukan harga dengan alternatif yang tertinggi. Manager atau pimpinan
menentukan harga yang paling tinggi untu suatu makanan dimana menurut
pendapatanya tamu tidak akan keberatan dan tetap mau membayarnya. dapat dilihat
pula pada diagram berikut :
Gambar 4.10
Tanggapan responden mengenai cara menentukan harga dengan alternatif
tinggi
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden
mengenai cara menentukkan harga dengan alternatif tinggi berpusat pada jawaban
sesuai, cukup sesuai dan tidak sesuai yang masing-masing berjumlah 14 responden
atau 23,34% dari semua responden.
02468
101214
tanggapan responden mengenai menentukan harga
dengan alternatif tinggi
11
14 14 14
7
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 188
Sangat sesuai = 18,34%
sesuai = 23,34%
cukup sesuai = 23,34%
Tidak sesuai = 23,34%
Sangat tidak sesuai= 16,67%
96
Hal ini menunjukkan bahwa menentukkan harga dengan alternatif tinggi masih
belum sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.
4.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Cara Menentukan Harga Sedikit Lebih
Tinggi dari Pasar
Perolehan data dari responden mengenai cara menentukan harga sedikit lebih
tinggi dari pasar, dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.11
Tanggapan responden mengenai cara menentukan harga sedikit lebih tinggi
dari pasar
Berdasarkan hasil penelitian di atas jawaban responden mengenai cara
menentukan harga sedikit lebih tinggi dari pasar berpusat pada jawaban alternative
cukup sesuai sebanyak 19 responden atau sebesar 31,67%. Hal ini menunjukkan
bahwa menentukkan harga sedikit lebih tinggi menjadi alternatif dari penjualan
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai cara menentukan
harga sedikit lebih tinggi
11
18 19
6 6
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 203
Sangat sesuai = 18,34%
sesuai = 30%
cukup sesuai = 31,67%
Tidak sesuai = 10%
Sangat tidak sesuai= 10%
97
makanan di café agar dapat menambah pendapatan pengusaha café di kota Bandung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2000:14), bahwa : “Harga merupakan nilai
barang yang dinyatakan dengan satuan uang dan jumlah uang yang dibayarkan untuk
memperoleh suatu barang atau jasa”. Dengan kata lain bahwa harga merupakan suatu
nilai tukar barang atau jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang yang dikeluarkan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan melalui kesepakatan antara
penjual dan pembeli.
4.4.4 Tanggapan Responden Mengenai Cara Menentukan Harga yang Rendah
Perolehan data dari responden mengenai cara menentukan harga yang rendah,
dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.12
Tanggapan responden mengenai cara menentukan harga yang rendah
0
5
10
15
tanggapan responden mengenai cara menentukan
harga yang rendah
1315
11 1110
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 184
Sangat sesuai = 21,67%
sesuai = 25%
cukup sesuai = 18,34%
Tidak sesuai = 18,34%
Sangat tidak sesuai= 16,67%
98
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai
cara menentukan harga yang rendah berpusat pada jawaban alternatif sesuai sebanyak
15 responden atau sebesar 25% dari semua responden.
Hal ini menunjukkan bahwa menentukan harga yang rendah sesuai untuk
mendapatkan konsumen yang datang dan berkunjung ke café.
4.4.5 Tanggapan Responden Mengenai Cara Menentukan Harga yang Pantas,
Layak dan Masuk Akal
Perolehan data dari responden mengenai cara menentukan harga yang pantas,
layak, dan masuk akal, dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.13
Tanggapan responden mengenai cara menentukan harga yang pantas, layak,
dan masuk akal
05
10
15
20
25
tanggapan responden mengenai cara menentukan
harga yang pantas, layak , dan masuk akal
22
1015
10
3FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 211
Sangat setuju = 36,67%
setuju = 16,67%
cukup setuju = 25%
Tidak setuju = 16,67%
Sangat tidak setuju= 5%
99
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden
mengenai cara menentukan harga yang pantas, layak dan masuk akal berpusat pada
alternatif jawaban sangat setuju sebanyak 22 responden atau 36,67% dan nilai
terendah berpusat pada jawaban sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau 5%.
Hal ini menunjukkan bahwa harga yang ditentukan oleh setiap pengusha café
di kota Bandung harus masuk akal agar konsumen datang dengan puas bisa
menikmati menu yang disediakan tanpa harga yang mahal. Seperti yang dikatakan
oleh Marsum. WA (2005:163), The reasonable price method artinya cara
memberikan harga yang pantas, layak atau masuk akal. Manager atau pimpinan
menentukan harga untuk suatu makanan, yang menurut perasaannya harga itu sudah
adil dan wajar.
4.4.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga
Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel harga dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.6
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2011
Kualitas
Pelayanan
Sangat
Buruk Buruk Cukup Baik
Sangat
Baik Sko
r F % F % F % F % F %
Harga Setiap Porsi 6 10 10 16,67 15 25 17 28,34 12 20 197
Alternative Harga
Tingggi 7 16,67 14 23,34 14 23,34 14 23,34 11 18,34 188
Harga Lebih Tinggi 6 10 6 10 19 31,67 18 30 11 18,34 203
Harga yang Rendah 10 16,67 11 18,34 11 18,34 15 25 13 21,67 184
Harga yang Layak 3 5 10 16,67 15 25 10 16,67 22 36 211
Total 983
100
Hasil pengolahan data secara keseluruhan mengenai gambaran variabel harga
pengusaha cafe dapat diketahui melalui skoring penelitian, dimana nilai-nilai tersebut
dibandingkan dengan kriteria skor-skor ideal yang didapatkan dari skor maksimal dan
skor minimal. Sehingga melalui skor tersebut dapat diketahui daerah kontinum yang
menunjukan wilayah ideal dari variabel diferensiasi produk. Hal tersebut dapat
diketahui dengan cara sebagai berikut :
Mencari skor maksimal
Skor Ideal = skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden
= 5 x 5 x 60
= 1500
Mencari skor Minimal
Skor Minimal = Skor terendah x jumlah butir item x jumlah Responden
= 1 x 5 x 60
= 300
Mencari Jenjang Tingkat Kualitas Pelayanan
Panjang Interval kelas = Skor Maksimal – Skor Minimal
= 1500 – 300
= 1200
Mencari Panjang Interval Kelas
Panjang Interval = Jenjang / Banyak kelas interval
= 1200 /5
= 240
Berdasarkan jumlah skor hasil pengumpulan data mengenai harga cafe adalah
983. Dengan demikian maka harga menurut 60 orang responden adalah 983/1200x60
= 49,15 % dari kriteria yang ditetapkan. Garis kontinum variabel diferensiasi produk
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
101
Garis Kontinum Varibel Harga
Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa harga berada
pada kategori cukup.
4.5 Gambaran Variabel Promosi
Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan informasi
tentang perusahaan daan produknya kepada konsumen sehingga menciptakan
permintaan (Burnett, 2000). Untuk dapat mengkomunikasikan produknya dengan
efektif, sehingga perusahan harus menentukan terlebih dahulu pasar sasarannya
(target market) dan mengkombinasikan dengan alat promosi seperti periklanan,
promosi, penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan tenaga penjual
sedemikian rupa sehingga konsumen dapat mengenal produk perusahaan dan tertarik
untuk membeli produk tersebut (Payne, 2000). Adapun hasil dari tanggapan
responden terhadap persepsi promosi adalah sebagai berikut:
4.5.1 Tanggapan Responden Mengenai Promosi yang Dilakukan Secara Rutin
Perolehan data dari responden mengenai promosi yang dilakukan secara rutin.
Dapat dilihat pula pada diagram berikut:
Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
300 540 780 1020 1260 1500 983
500 900 1300 1700 2100 2500
1566
102
Gambar 4.14
Tanggapan responden mengenai promosi yang dilakukan secara rutin
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden
mengenai promosi yang dilakukan secara rutin berpusat pada jawaban alternatif
adalah rutin sebanyak 24 responden atau sebesar 40% dan jawaban terkecil berada
pada alternatif jawaban sangat tidak rutin sebanyak 1 responden atau sebesar 1,67%.
Hal ini menunjukkan pengusaha café di kota Bandung cukup rutin melakukan
promosi kepada konsumen hal ini dpat dilihat pada jawaban yang banyak dipilih oleh
responden yaitu rutin melakukan promosi. Menurut Saladin (2002:123), adalah :
Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan
untuk merubah sikap dan tingkah laku dan tetap mengingat produk tersebut”.
0
5
10
15
20
25
tanggapan responden mengenai promosi yang
dilakukan secara
16
24
14
5
1
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 165
Sangat rutin = 26,67%
rutin = 40%
cukup rutin= 23,34%
Tidak rutin = 8,34%
Sangat tidak rutin= 1,67%
103
4.5.2 Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Diskon Terhadap Konsumen
Perolehan data dari responden mengenai pemberian diskon terhadap
konsumen, dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.15
Tanggapan responden mengenai pemberian diskon terhadap konsumen
Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden
mengenai pemberian diskon terhadap konsumen berada pada alternatif jawaban setuju
sebanyak 20 responden atau sebesar 20% dan yang terkecil terdapan pada jawaban
sangat tidak setuju yakni sebanyak 5 responden atau 5%.
Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap pemberian diskon
kepada konsumen cafe di kota Bandung cukup sesuai hal tersebut karena pemberian
diskon kepada konsumen cukup efektif untuk menarik konsumen datang ke café.
Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (1995:790) Price-off promotion, pemberian
potongan harga yang dikaitkan dengan jumlah produk yang dibeli.
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai pemberian diskon
terhadap konsumen
14
20
14
75
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 149
Sangat setuju = 14%
setuju= 20%
cukup setuju= 14%
Tidak setuju= 7%
Sangat tidak setuju= 5%
104
4.5.3 Tanggapan Responden Mengenai Ramah Dalam Melakukan Promosi
Perolehan data dari responden mengenai ramah dalam melakukan promosi,
dapat dilihat pada diagram berikut
Gambar 4.16
Tanggapan responden mengenai ramah dalam melakukan promosi
Berdasarkan diagram diatas tanggapan responden mengenai ramah dalam
melakukan promosi café di kota Bandung adalah berada pada jawaban alternatif
tertinggi sebanyak 223 responden atau sebesar 38,34% yang berada pada kategori
sangat setuju. Dan jawaban terendah berada pada jawaban sangat tidak setuju
sebanyak 2 responden atau sebesar 3,34%.
Hal ini menunjukkan bahwa ramah dalam melakukan promosi sangat sesuai
untuk melakukan promosi agar para konsumen senang dan datang berkunjung.
Seperti yang dikatakan Kotler (1995:727) Komunikasi atau alat promosi itu mendapat
0
5
10
15
20
25
tanggapan responden mengenai ramah dalam
melakukan promosi
2320
11
42
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 187
Sangat setuju = 38,34%
setuju= 33,34%
cukup setuju= 18,34%
Tidak setuju= 6,67%
Sangat tidak setuju= 3,34%
105
perhatian dan biasanya memberikan informasi yang dpat membawa konsumen untuk
membeli produk itu.
4.5.4 Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Brosur Kepada Konsumen
Perolehan data dari responden mengenai pemberian brosur kepada konsumen,
dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.17
Tanggapan responden mengenai pemberian brosur kepada konsumen
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden
mengenai pemberian brosur kepada konsumen berada pada jawaban alternatif
tertinggi yaitu sebanyak 25 responden atau sebesar 41,67% atau setuju dan jawaban
alternatif terkecil berada pada alternatif jawaban sangat tidak setuju sebanyak 2
responden atau 3,34% dari seluruh responden.
0
5
10
15
20
25
tanggapan responden mengenai pemberian brosur
kepada konsumen
13
25
10 10
2
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 158
Sangat setuju = 21,67%
setuju= 41,67%
cukup setuju= 16,67%
Tidak setuju= 16,67%
Sangat tidak setuju= 3,34%
106
Hal ini mmenunjukkan bahwa Kotler (1995:725) media dalam melakukan
promosi dapat berupa media seperti surat kabar, billboard, brosur. Dari hasil diagram
di atas dapat diketahui bahwa pemberian brosur kepada konsumen berada pada
kategori setuju untuk melakukan promosi pada konsumen café di kota Bandung.
4.5.5 Tanggapan Responden Mengenai Promosi Melalui Media Cetak atau
Media Elektronik
Perolehan data dari responden mengenai promosi melalui media, media yang
digunakan untuk melakukan promosi seperti media cetak dan elektronik seperti yang
dikemukakan oleh Kotler (1995:725) penetapan waktu menggunakan media dapat
dilakukan dengan musim (seasonality) dan kemajuan yang diharapkan untuk selama
satu tahun yang dikenal sebagai penjadwalan secara makro. Dapat pula dilihat pada
diagram berikut:
107
Gambar 4.18
Tanggapan responden mengenai promosi melalui media
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tanggapan responden
mengenai promosi melalui media berada pada jawaban alternatif cukup sebanyak 27
responden atau sebesar 25% dan jawaban terendah berada pada alternatif jawaban
sangat tidak setuju sebanyak 5 responden atau sebesar 8,34%.
Hal ini menunjukkan bahwa promosi café melalui media cetak/elektronik berada pada
kategori cukup dengan banyaknya jawaban responden terhadap kategori tersebut.
4.5.6 Tanggapan Responden Mengenai Promosi yang Dilakukan dari Mulut ke
Mulut
Perolehan data sari responden menegnai promosi dari mulut ke mulut atau
konfrontasi personal seperti yang di kemukakan oleh Kotler (1995:728) Personal
05
10
15
20
25
30
tanggapan responden mengenai promosi melalui
media cetak/elektronik
812
27
85FR
EKU
ENSI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 169
Sangat setuju = 13,34%
setuju= 20%
cukup setuju= 25%
Tidak setuju= 13,34%
Sangat tidak setuju= 8,34%
108
Selling mempunyai hubungan yang langsung dan interaktif antara dua orang atau
lebih, melalui pembicaraan langsung ini masing-masing pihak lainnya dapat
mengadakan penyesuaian.
Gambar 4.19
Tanggapan responden mengenai promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut
Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap responden café mengenai
tanggapan responden terhadap promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut berada
pada alternatif jawaban setuju sebanyak 20 responden atau sebesar 33,34% dan
jawaban pada alternatif terendah beradapa pada kategori sangat tidak setuju sebanyak
5 responden atau sebesar 8,34%. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang
dilakukan dari mulut ke mulut efektif untuk menarik konsumen berkunjung ke café-
café di kota Bandung.
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai promosi melalui
mulut ke mulut
15
20
12
8
5
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 148
Sangat setuju = 25%
setuju= 33,34%
cukup setuju= 20%
Tidak setuju= 13,34%
Sangat tidak setuju= 8,34%
109
4.5.7 Tanggapan Responden Mengenai Promosi Melalui Sales Promotion
Girls/Sales Promotion Boy
Perolehan data dari responden mengenai promosi melalui sales promotion
girl/sales promotion boy, dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.20
Tanggapan responden mengenai promosi melalui spg/spb
Berdasarkan hasil diagram diatas tanggapan responden mengenai promosi
melalui spg/ spb berada pada jawaban alternatif cukup setuju sebanyak 20 responden
atau sebesar 33,34% sedanagkan jawaban terendah berada pada jawaban alternatif
tidak setuju sebanyak 4 responden atau sebesar 6,67%.
Hal ini menunjukkan cukup sesuainya promosi yang dilakukan oleh sales
promotion girls/sales promotion boy sebagai bantuan melakukan promosi ke
konsumen café di kota Bandung. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (1995:728)
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai promosi melalui sales promotion girl/sales
promotion boy
1417
20
4 5
FREK
UEN
SI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 139
Sangat setuju = 23,34%
setuju= 28,34%
cukup setuju= 33,34%
Tidak setuju= 6,47%
Sangat tidak setuju= 8,34%
110
butir ke 4 Sales promotion merupakan salah satu bagian dari sarana ppromosi yang
aktivitasnya bersifat tidak rutin, dan merupakan suatu rangsangan jangka pendek
untuk membujuk pembeli agar lebiih mengarahkan perhatian terhadap produk yang
telah ditawarkan oleh sales promotion girl atau sales promotion boy.
4.5.8 Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Potongan Harga
Perolehan data dari responden mengenai pemberian potongan harga, dapat
dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.21
Tanggapan responden mengenai pemberian potongan harga
Berdasarkan hasil penelitian di atas terhadap tanggapan responden mengenai
pemberian potongan harga berada pada alternatif jawaban sebanyak 20 responden
atau sebanyak 33,34% dari semua responden dan berada pada kategori setuju dan
yang terendah terdapat pada alternatif jawban sangat tidak setuju sebanyak 3
responden atau 5%.
0
5
10
15
20
tanggapan responden mengenai pemberian
potongan harga
1620
17
43FR
EKU
ENSI
Sumber : Skor jawaban responden, diolah 2011
Skor = 171
Sangat setuju = 26,67%
setuju= 33,34%
cukup setuju= 28,34%
Tidak setuju= 6,67%
Sangat tidak setuju= 5%
111
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian potongan harga kepada konsumen
café di kota Bandung berada pada kategori setuju.
4.5.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Promosi
Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel promosi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.7
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Promosi
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2011
Hasil pengolahan data secara keseluruhan mengenai gambaran variabel
promosi pengusaha cafe dapat diketahui melalui skoring penelitian, dimana nilai-nilai
tersebut dibandingkan dengan kriteria skor-skor ideal yang didapatkan dari skor
maksimal dan skor minimal. Sehingga melalui skor tersebut dapat diketahui daerah
kontinum yang menunjukan wilayah ideal dari variabel diferensiasi produk. Hal
tersebut dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :
Kualitas
Pelayanan
Sangat
Buruk Buruk Cukup Baik
Sangat
Baik Skor
F % F % F % F % F %
Rutin melakukan
promosi 1 1,67 5 8,34 14 23,34 24 40 16 26,67 165
Memberikan diskon 5 5 7 7 14 14 20 20 14 14 149
Ramah 2 3,34 4 6,67 11 18,34 20 33,34 23 38,34 187
Pemberian brosur 2 3,34 10 16,67 10 16,67 25 41,67 13 21,67 158
Melalui media
cetak/elektronik 5 8,34 8 13,34 27 45 12 20 8 13,34 169
Dari mulut ke
mulut 5 8,34 8 13,34 12 20 20 33,34 15 25 148
Melalui spb/spg 5 8,34 4 6,47 20 33,34 17 28,34 14 23,34 139
Memberikan
potongan harga 3 5 4 6,67 17 28,34 20 33,34 16 26,67 171
Total 1286
112
Mencari skor maksimal
Skor Ideal = skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden
= 5 x 8 x 60
= 2400
Mencari skor Minimal
Skor Minimal = Skor terendah x jumlah butir item x jumlah Responden
= 1 x 8 x 60
= 480
Mencari Jenjang Tingkat Kualitas Pelayanan
Panjang Interval kelas = Skor Maksimal – Skor Minimal
= 2400 – 480
= 1920
Mencari Panjang Interval Kelas
Panjang Interval = Jenjang / Banyak kelas interval
= 1920 /5
= 384
Berdasarkan jumlah skor hasil pengumpulan data mengenai promosi
pengusaha cafe adalah 1286. Dengan demikian maka promosi menurut 60 orang
responden adalah 1286/1920x60 = 40,19 % dari kriteria yang ditetapkan. Garis
kontinum variabel harga dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sumber : Pengolahan Data Tahun 2011
Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
400 720 1040 1360 1680 2000 1290
500 900 1300 1700 2100 2500
1566
113
4.6 Pendapatan
Dalam penelitian ini varibel terikat yang dibahas adalah variabel pendapatan.
Dalam sebuah kegiatan usaha yang menjadi tujuan sebuah usaha adalah pendapatan.
Pendapatan dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan volume penjualan. Semakin
banyak produk yang terjual maka semakin banyak pula pendapatan yang akan kita
peroleh. Pendapatan atau penerimaan total dapat dihitung dengan dengan rumus
sebagai berikut.
Salah satu acuan keberhasilan usaha adalah pendapatan. Selama pendapatan yang
diperoleh maksimal maka perusahaan akan tetap mampu bertahan menjalankan
usaha. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka akan semakin besar pula
kesempatan perusahaan tersebut berkembang. Karena dari pendapatanlah sebuah
perusahan dapat menjalankan produksinya.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Terhaadap Pendapatan Pada Pengusaha Cafe di Kota
Bandung
No Jumlah pendapatan ( Rp ) Frekuensi Persentase ( % )
1 < 10.000.000 0 0
2 40.000.000 – 50.000.000 8 3,34
3 60.000.000 – 70.000.000 30 50
4 80.000.000 – 90.000.000 14 23,33
5 ≥ 100.000.000 8 13,34
Jumlah 60 100
Pendapatan = jumlah produk yang berhasil dijual x harga jual per unit produk
114
Berdasarkan perolehan data diatas mengenai tanggapan responden terhadap
pendapatan yaitu 0 responden (0%) mendapat penghasilan pendapatan sebesar kurang
dari 10.000.000, 8 responden (3,34%) mendapatkan penghasilan pendapatan sebesar
40.000.000-50.000.000, 30 responden (50%) mendapatkan penghasilan pendapatan
sebesar 60.000.000-70.000.000, 14 responden (23,33%) mendapatkan penghasilan
pendapatan sebesar 80.000.000-90.000.000 dan 8 responden (13,34%) mendapatkan
penghasilan pendapatan sebesar kurang lebih 100.000.000.
4.7 Teknik Analisis Data dan pengujian Hipotesis
4.7.1 Uji Validitas
Rekapitulasi hasil uji validitas item atas instrument dalam penelitian ini
adalah sebagai terlampir. Rekapitulasi jumlah item pada masing-masing instrument
penelitian tampak pada tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Hasil Validitas Instrumen Penelitian
No Variabel Jumlah Item Angket
Jumlah
Soal
Item Tidak
Valid
Jml Valid
1. Diferensiasi Produk 8 - 8
2. Harga 5 - 5
3. Promosi 8 - 8
4. Pendapatan 1 - 1 Sumber : Hasil Validitas Instrumen Penelitian
Berdasarkan tabel 4.30 diatas diketahui bahwa pada angket variabel diferensiasi
produk, harga, promosi dan pendapatan tidak ada item yang tidak valid.
115
4.7.2 Uji Reliabilitas
Berdasarkan uji reliabilitas instrument penelitian dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagaimana telah dibahas pada Bab III dapat dilihat
pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1. Diferensiasi Produk 0,774 0,254 Valid
2. Harga 0,648 0,254 Valid
3. Promosi 0,772 0,254 Valid
4. Pendapatan 0,625 0,254 Valid Sumber : hasil Rekapulasi Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa instrument penelitian diferensiasi
produk diperoleh nilai rhitung = 0,774 dan dari r kritis diperoleh rtabel dengan n = 60 dan
taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,254. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,774
> 0,254) dengan demikian instrument penelitian diferensiasi produk mempunyai daya
ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
Berdasarkan tabel diatas juga, kita dapat mengetahui bahwa instrument
penelitian harga memperoleh nilai rhitung = 0,648 dan dari tabel r kritis diperoleh nilai
rtabel dengan n = 60 dan taraf nyata ( α) = 0,05 sebesar 0,254. Hal ini berarti rhitung
lebih besar dari rtabel (0,648 > 0,254) dengan demikian instrument penelitian harga
mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
Berdasarkan tabel 4.31, kita juga dapat mengetahui bahwa instrument promosi
memperoleh rhitung = 0,772 dan dari tabel r kritis diperoleh nilai rtabel dengan n = 60
116
dan taraf nyata ( α) = 0,05 sebesar 0,254. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel
(0,772 > 0,254) dengan demikian instrument penelitian promosi mempunyai daya
ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
Selanjutnya, diketahui bahwa instrument pendapatan memperoleh rhitung =
0,625 dan dari tabel r kritis diperoleh nilai rtabel dengan n = 60 dan taraf nyata ( α) =
0,05 sebesar 0,254. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,625 > 0,254) dengan
demikian instrument penelitian pendapatan mempunyai daya ketetapan atau dengan
kata lain reliabel.
4.8 Pengujian Hipotesis
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda untuk menguji hubungan dua variabel independen atau lebih
terhadap satu variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel dependen adalah
pendapatan sedangkan yang menjadi variabel independen adalah diferensiasi produk,
harga dan promosi. Untuk membuktikan hipotesis tersebut diolah dengan
menggunakan SPSS 16.0 For Windows.
H0:β1 = 0, koefisien arah regresi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh
antara Diferensiasi Produk (X1), Harga (X2), dan Promosi (X3) dengan Pendapatan
pengusaha café di kota Bandung.
H1:β1 > 0, koefisien arah regresi berarti, artinya terdapat pengaruh antara
Diferensiasi Produk (X1), Harga (X2), dan Promosi (X3) dengan Pendapatan
pengusaha café di kota Bandung
117
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
1. Untuk hipotesis statistic utama, yaitu :
H0 : ρyx1 = H0 : ρyx2 = H0 : ρyx3 = 0
H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah ρyx1, ρyx2,ρyx3≠0
Statistik uji yang digunakan dalam uji F dimana :
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Untuk uji hipotesis turunan atau parsial
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
4.8.1 Koefisien Korelasi Berganda dan Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi dalam model persamaan regresi ini adalah
sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Koefisien Determinasi antara Variabel X1,X2 dan X3
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .643a .414 .383 .2901652
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Berdasarkan tabel diatas, maka diketahui bahwa koefisien diferensiasi produk,
harga dan promosi terhadap pendapatan pengusaha café di kota Bandung sebesar
0,643. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi derajat keberpengaruhan
118
variabel-variabel independen dengan variabel dependen adalah sebesar 64,3 %.
Dengan kata lain, hal ini berarti besarnya sumbangan variabel independen
(diferensiasi produk, harga, dan promosi) terhadap variabel dependen adalah sebesar
64,3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 35,7 %
4.8.2 Analisis Persamaan Regresi
Analisis dalam model penelitian ini berupa model regresi linear berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya pengaruh
diferensiasi produk, harga dan promosi terhadap pendapatan pengusaha café di kota
Bandung.
Hasil analisis regresi berganda atau tiga variabel independen terhadap variabel
dependen dalam penelitian ini adalah sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4.12
Output Koefisien Regresi Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
119
1 (Constant) 18.307 .168 109.137 .000
X1 .014 .004 .337 3.163 .003
X2 .025 .008 .331 3.204 .002
X3 .014 .005 .296 2.771 .008
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas dapat diketahui model persamaan
regresi yang diperoleh sebagai berikut :
Y= 18,307+0,014X1+0,025X2+0,014X3
Dari persamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. jika diferensiasi produk, harga dan promosi 0, maka nilai dari pendapatan
pengusaha cafe di kota Bandung sebesar 18,307.
2. jika pendapatan dinaikan 1 % maka diferensiasi produk
akan naik 0,014
3. dan jika pendapatan dinaikan 1 % maka harga juga akan naik 0,025
4. dan apabila pendapatan dinaikan 1% maka promosi juga akan naik menjadi
0,014.
4.8.3 Pengujian Hipotesis dan Signifikan secara Simultan (Uji F)
Hasil uji F atas model persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai
berikut :
Tabel 13
Hasil Uji F ANOVA
b
120
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.358 3 1.119 13.369 .000a
Residual 4.689 56 .084
Total 8.047 59
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Uji hipotesis melalui uuji F diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel diatas
tampak bahwa niilai F sebesar 13,169 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. uji
hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara F hitung terhadap F tabel dengan
langkah-langkah sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan
tabel diatas, tampak bahwa nilai Fhitung sebesar 13,369 > Ftabel sebesar 2,758. Oleh
karena itu, maka semua variabel secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pendapatan pengusaha café di kota Bandung.
4.8.4 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Hasil pengujian pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap
pendapatan adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14 berikut ini :
Tabel 4.14
Hasil Uji t
121
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.307 .168 109.137 .000
X1 .014 .004 .337 3.163 .003
X2 .025 .008 .331 3.204 .002
X3 .014 .005 .296 2.771 .008
a. Dependent Variable: Y
Nilai t hitung yang terdapat dalam pada table 4.14 digunakan untuk mengukur
tingkat signifikasi pengaruh variabel diferensiasi produk ( X1 ), harga ( X2) dan
promosi (X3) terhadap pendapatan ( Y ). Dengan dk (derajat kebebasan ) = N-2
dimana N = jumlah sampel dan k = variabel konstan , sehingga dk = 60 – 2, maka
nilai t tabel dengan dk = 58 dengan taraf kepercayaan sebesar 90 %. Hasil t tabelnya
adalah adalah 1,671.
Berdasarkan tabel diatas, tampak bahwa hasil uji t variabel diferensiasi
produk, harga dan promosi signifikan. Hal tersebut didasarkan pada nilai signifikansi
masing-masing variabel yang lebih kecil dari 0,05. Selain itu, nilai thitung pada masing-
masing variabel yaitu 3,163, 3,204, dan 2,771 lebih besar daripada ttabel 1,671.
Dengan demikian, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya ketiga variabel tersebut
yakni diferensiasi produk, harga dan promosi memiliki pengaruh signifikan terhadap
pendapatan pengusaha café di kota Bandung.
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian
122
Berdasarkan uraian diatas yang disajikan sebagai pembahasan tentang
diferensiasi produk, harga dan promosi sebagai variabel yang mempengaruhi
pandapatan pengusaha café di kota Bandung. Dari hasil data diatas setelah diolah
melalui program spss 16.0 for windows adapun pembahasan tiap variabel sebagai
berikut :
1. Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatan Pengusaha Café
Produk merupakan salah satu unsur di dalam bauran pemasaran, tanpa sebuah
produk tentunya sebuah perusahaan tidak akan bisa beroperasi. Cafe atau restoran
merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang jasa makanan, oleh sebab itu café
atau restoran yang berada di Kota Bandung memiliki produk dan pelayanan yang
dapat ditawarkan kepada pembelinya yang dapat memuaskan pelanggannya.
Berdasarkan hasil pengujian antara diferensiasi peroduk terhadap pendapatan
diperoleh hubungan yang kuat di antara kedua variabel tersebut, diperoleh hubungan
yang kuat antara (0,80-1,000) hal itu ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,643.
Selain itu, diferensiasi produk memiliki pengaruh sebesar 0,014 terhadap pendapatan,
berarti jika diferensiasi produk naik satu angka maka pendapatan akan naik sebesar
0,014 dan begitu pula sebaliknya. Dilihat dari tingkat signifikannya, diferensiasi
produk juga berpengaruh signifikan terhadap pendapatan yang memiliki angka
signifikan yaitu 0,003 yang lebih kecil dari 0,05. Jadi secara keseluruhan diferensiasi
produk berpengaruh terhadap pendapatan hal tersebut sesuai dengan pendapatan
Kotler (2000:252) “Diferensiasi produk adalah tindakan merancang suatu perbedaan
123
yang berarti, untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing.
satu perusahaan harus mencoba mengidentifikasi cara- cara spesifik agar dapat
mendiferensiasikan produknya untuk mencapai keuntungan yang kompetitif.”
2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan Pengusaha Café
Adanya harga dalam setiap usaha jasa makanan mutlak adanya, karena harga
sudah disesuaikan sebelum produk dijual, hingga tamu yang datang dapat
mememsans sesuai harga yang ditentukan dari café tersebut.
Berdasarkan korelasi antara harga terhadap pendapatan diperoleh hubungan
yang kuat di antara kedua variabel tersebut, hal itu ditunjukkan dengan nilai korelasi
sebesar 0,643. Selain itu, harga memiliki pengaruh sebesar 0,025 terhadap
pendapatan, hal itu berarti jika harga naik satu angka maka pendapatan akan naik
sebesar 0,025 dan begitu pula sebaliknya. Hal tersebut sesuai dengan Anthony dan
Hermanson (2002:14) “Harga jual merupakan semua biaya produk ditambah dengan
margin keuntungan yang dihitung sebagai persentase pengembalian atas investasi
dalam membuat suatu produk.”
Dari dimensi harga , dimensi yang paling berpengaruh adalah tanggapan
responden mengenai cara menentukan harga yang pantas, layak, dan masuk akal yang
mempunyai skor yang besar yaitu 211.
3. Pengaruh Promosi Terhadap Pendapatan Pengusaha Cafe
124
Promosi dalam suatu usaha makanan sangat penting untuk mempromosikan
produk yang kita jual, dan hamper di semua café atau restoran di kota Bandung
melakukan promosi untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Promosi
juga dapat menjadi nilai tambah untuk mendatangkan konsumen yang ingin mencoba
produk yang dijual.
Berdasarkan korelasi antara promosi terhadap pendapatan diperoleh hubungan
yang kuat di antara kedua variabel tersebut, hal itu ditunjukkan dengan nilai korelasi
sebesar 0,643. Selain itu, promosi memiliki pengaruh sebesar 0,014 terhadap
pendapatan, hal itu berarti jika promosi naik satu angka maka pendapatan akan naik
sebesar 0,014 dan begitu pula sebaliknya.
Seperti yang dikemukakan oleh Swasta (2002:237), “Promosi adalah arus atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
4. Pengaruh Diferensiasi Produk, Harga dan Promosi Terhadap Pendapatan
Pengusaha Café.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa diferensiasi produk, harga dan
promosi memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan yakni sebesar 0,643,
yang artinya menunjukan tingkat korelasi yang sangat kuat. Besarnya pengaruh
diferensiasi produk, harga, dan promosi secara bersama- sama terhadap pendapatan
125
pengusaha cafe 0.643 adalah sebesar 64,3%, sedangkan sisanya sebesar 35,7%
dipengaruhi oleh faktor- faktor lain.
Dilihat dari hasil uji F dengan bantuan SPSS 16.0 for windows diperoleh nilai
Fhitung sebesar 13.369 sedangkan Ftabel (α=0,05) sebesar 2,758. Karena Fhitung (13.369)
> Ftabel (2,758), maka Ho ditolak, atau Ha diterima. Artinya pengaruh secara bersama
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diterima yang artinya diferensiasi
produk, harga dan promosi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
pendapatan pengusaha cafe”. Dan untuk Nilai thitung yang digunakan untuk mengukur
tingkat signifikansi pengaruh variable diferensiasi produk (X1), harga (X2) dan
promosi (X3) terhadap pendapatan (Y) hasil nilai t yang mana nilai t hitung
diferensiasi produk, harga dan promosi lebih besar dari t tabel itu artinya bahwa
secara parsial, diferensiasi produk, harga dan promosi berpengaruh positif terhadap
pendapatan.
Agar dapat mempertahankan sebuah bisnis dengan loyalitas yang tinggi dari
para konsumen, sebuah café atau restoran harus berusaha keras berinovasi untuk
mencari terobosan baru dalam menyediakan produk yang bervariasi, harga yang dapat
dijangkau oleh berbagai kalangan dan gencar melakukan promosi untuk memberikan
sesuatu yang berbeda dengan café lainnya dalam usaha merebut pelanggan. cafe atau
setiap organisasi lainnya yang dapat melakukan hal di atas, akan dapat mewujudkan
pendapatan yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
126
Buchari (1998:256) “Kombinasi dari produk, distribusi, harga dan promosi
merupakan suatu usaha untuk mencapai hasil yang maksimal.”