BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal...

24
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas se-Kota Salatiga yaitu sebanyak 6 Puskesmas pada tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data demografi responden penelitian dijabarkan menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja di Puskesmas. A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Usia N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 25.00 50.00 36.0217 7.11021 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 25-30 tahun 13 28.3 % 31-35 tahun 11 23.9 % 36-40 tahun 10 21.7 % 41-45 tahun 6 13.0 % 46-50 tahun 6 13.0 % Total tahun 46 100 % Dari tabel 4.1 dan 4.2 menunjukan bahwa rata-rata usia responden yaitu 36,1 tahun dengan frekuensi usia terbanyak yaitu 25-30 tahun 28,3% (13).

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas se-Kota Salatiga

yaitu sebanyak 6 Puskesmas pada tahun 2013, dengan jumlah

responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data

demografi responden penelitian dijabarkan menurut umur, jenis

kelamin, pendidikan, masa kerja di Puskesmas.

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Usia

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 25.00 50.00 36.0217 7.11021

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase 25-30 tahun 13 28.3 % 31-35 tahun 11 23.9 % 36-40 tahun 10 21.7 % 41-45 tahun 6 13.0 % 46-50 tahun 6 13.0 % Total tahun 46 100 %

Dari tabel 4.1 dan 4.2 menunjukan bahwa rata-rata usia

responden yaitu 36,1 tahun dengan frekuensi usia terbanyak

yaitu 25-30 tahun 28,3% (13).

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

48

B. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase L 10 21.7 % P 36 78.3 %

Total 46 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 36

orang (78,3%).

C. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase D3 37 80.4 % S1 9 19.6 %

Total 46 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar

responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 37 orang

(80,4%).

D. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Berdasarkan Masa Kerja

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 2.00 27.00 9.7826 7.19541

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

49

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja Frekuensi Persentase 2-7 25 54.3 % 8-12 7 15.2 %

13-17 5 10.9 % 18-22 6 13.0 % 23-27 3 6.5 % Total 46 100 %

Dari tabel 4.5 dan 4.6 menunjukan bahwa rata-rata masa

kerja responden yaitu 9,79 tahun dengan frekuensi masa

kerja terbanyak yaitu 2-7 tahun 54,3% (25).

4.2 PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Perijinan

Syarat untuk melakukan penelitian adalah surat ijin

penelitian. Peneliti meminta surat pengantar dari Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya

Wacana yang ditujukan kepeda Badan Kesatuan Bangsa

dan Politik, dan Dinas Kesehatan Kota Salatiga.

Selanjutnya memberikan surat ijin tersebut ke

Puskesmas-Puskesmas untuk memperoleh ijin dalam

melakukan penelitian ditempat yang dimaksud.

B. Pengumpulan data

Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas se-Kota

Salatiga yaitu sebanyak 6 Puskesmas. Kuesioner dibagikan

kepeda 46 perawat Puskesmas pada tanggal15 Agustus-14

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

50

September 2013. Peneliti dapat menerima semua

kuesioner kembali karena peneliti menunggu responden

penelitian mengisi kuesioner tersebut dan semua angket

dapat diperoleh.

4.3 HASIL PENELITIAN

A. Peran Perawat

1. Gambaran Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Range Frekuensi Persentase 2.51-3.25 22 47.8 % 3.26-4.00 24 52.2 %

Total 46 100 %

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 2.60 4.00 3.2826 .39682

Dari tabel 4.7 dan 4.8 menunjukan bahwa responden

yang menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan

keperawatan dengan kategori optimal sebanyak 22 orang

(47,8%) dan sangat optimal sebanyak 24 orang (52,2%).

Nilai mean sebesar 3,28 menunjukan bahwa rata-rata

peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

masuk dalam kategori sangat optimal.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

51

2. Gambaran Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus

Range Frekuensi Persentase 1.76-2.50 16 34.8 % 2.51-3.25 25 54.3 % 3.26-4.00 5 10.9 %

Total 46 100 %

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 1.60 3.40 2.6783 .41415

Dari tabel 4.9 dan 4.10 menunjukan bahwa responden

yang menjalankan perannya sebagai penemu kasus

dengan kategori tidak optimal sebanyak 16 orang (34,8%),

optimal sebanyak 25 orang (54,3%) dan sangat optimal

sebanyak 5 orang (10,9%). Nilai mean sebesar 2,68

menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai

penemu kasus masuk dalam kategori optimal.

3. Gambaran Peran Perawat Sebagai Pendidik

kesehatan

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Pendidik Kesehatan

Range Frekuensi Persentase 1.76-2.50 4 8.7 % 2.51-3.25 26 56.5 % 3.26-4.00 16 34.8 %

Total 46 100 %

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

52

Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Pendidik Kesehatan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 2.00 4.00 3.1174 .48365

Dari tabel 4.11 dan 4.12 menunjukan bahwa

responden yang menjalankan perannya sebagai pendidik

kesehatan dengan kategori tidak optimal sebanyak 4

orang (8,7%), optimal sebanyak 26 orang (56,5%) dan

sangat optimal sebanyak 16 orang (34,8%). Nilai mean

sebesar 3,12 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat

sebagai pendidik kesehatan masuk dalam kategori

optimal.

4. Gambaran Peran perawat Sebagai Koordinator dan

Kolabolator

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Koordinator dan Kolabolator

Range Frekuensi Persentase 1.00-1.75 1 2.2 % 1.76-2.50 10 21.7 % 2.51-3.25 24 52.2 % 3.26-4.00 11 23.9 %

Total 46 100 %

Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Koordinator dan Kolabolator

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 1.75 4.00 3.0054 .46094

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

53

Dari tabel 4.13 dan 4.14 menunjukan bahwa

responden yang menjalankan perannya sebagai

koordinator dan kolabolator dengan kategori sangat tidak

optimal sebanyak 1 orang (2,2%) tidak optimal sebanyak

10 orang (21,7%), optimal sebanyak 24 orang (52,2%) dan

sangat optimal sebanyak 11 orang (23,9%). Nilai mean

sebesar 3,01 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat

sebagai koordinator dan kolabolator masuk dalam kategori

optimal.

5. Gambaran Peran Perawat Sebagai Konselor

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Konselor

Range Frekuensi Persentase 1.00-1.75 2 4.3 % 1.76-2.50 2 4.3 % 2.51-3.25 15 32.6 % 3.26-4.00 27 58.7 %

Total 46 100 %

Tabel 4.16 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Konselor

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 1.00 4.00 3.3478 .73499

Dari tabel 4.15 dan 4.16 menunjukan bahwa

responden yang menjalankan perannya sebagai konselor

dengan kategori sangat tidak optimal sebanyak 2 orang

(4.3%) tidak optimal sebanyak 2 orang (4,3%), optimal

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

54

sebanyak 15 orang (32,6%) dan sangat optimal sebanyak

27 orang (58,7%). Nilai mean sebesar 3,35 menunjukan

bahwa rata-rata peran perawat sebagai konselor masuk

dalam kategori sangat optimal.

6. Gambaran Peran Perawat Sebagai Panutan

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Panutan

Range Frekuensi Persentase 1.76-2.50 6 13.0 % 2.51-3.25 12 26.1 % 3.26-4.00 28 60.9 %

Total 46 100 %

Tabel 4.18 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Panutan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 2.25 4.00 3.4293 .57654

Dari tabel 4.17 dan 4.18 menunjukan bahwa

responden yang menjalankan perannya sebagai panutan

dengan kategori tidak optimal sebanyak 6 orang (13,0%),

optimal sebanyak 12 orang (26,1%) dan sangat optimal

sebanyak 28 orang (60,9%). Nilai mean sebesar 3,43

menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai

panutan masuk dalam kategori sangat optimal.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

55

Diagram 4.1 Distribusi Peran Perawat

Keterangan:

PAK : Pemberi Asuhan Keperawatan

PK : Penemu Kasus

PS : Pendidik Kesehatan

KK : Koordinator dan Kolabolator

K : Konselor

P : Panutan

0

10

20

30

40

50

60

70

PAK PK PS KK K P

Sangat tidak optimal

Tidak optimal

Optimal

Sangat optimal

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

56

B. Pelaksanaan Perkesmas

1. Gambaran Pelaksanaan (P1)

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perkesmas (Pelaksanaan P1)

Range Frekuensi Persentase 1.76-2.50 7 15.2 % 2.51-3.25 28 60.9 % 3.26-4.00 11 23.9 %

Total 46 100 %

Tabel 4.20 Statistik Deskriptif Pelaksanaan Perkesmas (Pelaksanaan P1)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 2.00 3.83 2.9452 .47835

Dari tabel 4.19 dan 4.20 menunjukan bahwa tahapan

pelaksanaan perkesmas (P1) dengan kategori tidak

optimal sebanyak 7 orang (15,2%), optimal sebanyak 28

orang (60,9%) dan sangat optimal sebanyak 11 orang

(23,9%). Nilai mean sebesar 2,95 menunjukan bahwa rata-

rata pelaksanaan perkesmas (P1) masuk dalam kategori

optimal.

2. Gambaran Penggerakan Pelaksanaan (P2)

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perkesmas (Penggerakan Pelaksanaan P2)

Range Frekuensi Persentase 1.76-2.50 18 39.1 % 2.51-3.25 25 54.3 % 3.26-4.00 3 6.5 %

Total 46 100 %

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

57

Tabel 4.22 Statistik Deskriptif Pelaksanaan Perkesmas (Penggerakan Pelaksanaan P2)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 1.88 4.00 2.7115 .45465

Dari tabel 4.21 dan 4.22 menunjukan bahwa tahapan

pelaksanaan perkesmas (P2) dengan kategori tidak

optimal sebanyak 18 orang (39,1%), optimal sebanyak 25

orang (54,3%) dan sangat optimal sebanyak 3 orang

(6,5%). Nilai mean sebesar 2,72 menunjukan bahwa rata-

rata pelaksanaan perkesmas (P2) masuk dalam kategori

optimal.

3. Gambaran Pengawasan, Pengendalian Dan

Penilaian (P3)

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perkesmas (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3)

Range Frekuensi Persentase 1.76-2.50 4 8.7 % 2.51-3.25 16 34.8 % 3.26-4.00 26 56.5 %

Total 46 100 %

Tabel 4.24 Statistik Deskriptif Pelaksanaan Perkesmas (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 46 2.00 4.00 3.3337 .59222

Dari tabel 4.23 dan 4.24 menunjukan bahwa tahapan

pelaksanaan perkesmas (P3) dengan kategori tidak

optimal sebanyak 4 orang (8,7%), optimal sebanyak 16

orang (34,8%) dan sangat optimal sebanyak 26 orang

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

58

(56,5%). Nilai mean sebesar 3,33 menunjukan bahwa rata-

rata pelaksanaan perkesmas (P3) masuk dalam kategori

sangat optimal.

Diagram 4.2 Keterlaksanaan Perkesmas

Keterangan:

P1 : Pelaksanaan

P2 : Penggerakan Pelaksanaan

P3 : Pengawasan, Pengendalian, Penilaian

010203040506070

Sangat tidak

optimal

Tidak optimal

Optimal Sangat optimal

P1

P2

P3

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

59

4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan Masyarakat

Perawat di Puskesmas, sebagai perawat kesehatan

minimal dapat berperan sebagai pemberi layanan

kesehatan melalui asuhan keperawatan, penemu kasus,

pendidik kesehatan, koordinator dan kolabolator, konselor

dan panutan (Depkes, 2006).

1. Pemberi asuhan keperawatan Hasil penelitian menunjukan sebagian besar

peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

dalam kategori sangat optimal yaitu sebanyak 52,2%.

Peran sebagai care provider merupakan peran

yang sangat penting diantara peran-peran yang lain

(bukan berarti peran yang lain tidak penting). Baik atau

tidaknya kualitas pelayanan profesi keperawatan,

dirasakan langsung oleh klien. Keperawatan sebagai

profesi yang profesional bukan hanya dibuktikan

dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Banyaknya ilmu dan teori keperawatan juga harus

diwujudkan ke dalam aktivitas pelayanan nyata

kepada klien agar klien mendapatkan kepuasan. Ini

merupakan langkah promosi yang sangat efektif dan

murah dalam upaya membentuk citra perawat yang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

60

baik. Stigma-stigma negatif tentang perawat dapat

hilang dengan pembuktian nyata berupa layanan

keperawatan yang profesional kepada klien (Asmadi,

2008).

Hal ini sejalan dengan penelitian Muhith (2012)

tentang mutu asuhan keperawatan berdasarkan

kinerja perawat, kepuasan perawat dan pasien

menunjukan bahwa ada pengaruh kepuasan pasien

terhadap pelaksanaan standar kinerja profesional

perawat.

Agar peran ini dapat berjalan dengan efektif dan

efisien sehingga tujuan asuhan keperawatan tercapai,

maka perawat harus melakukan proses asuhan

keperawatan yang terdiri atas assessment, diagnosis,

planning, implementation dan evaluation (Potter &

Perry, 2005).

2. Penemu kasus

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar

peran perawat sebagai penemu kasus dalam kategori

optimal yaitu sebanyak 54,3%.

Total responden yaitu 46 perawat, 21 responden

(45,7%) perawat menjawab kadang-kadang dalam

melakukan aktif case finding. Hal ini sejalan dengan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

61

penelitian Fauziah (2012) tentang persepsi

masyarakat tantang peran perawat Puskesmas di

Kelurahan Bintara Kota Bekasi dimana 79,2%

menjawab tidak pernah kunjungi rumah, hanya 15,6%

responden yang dikunjungi rumah. Hal ini menunjukan

bahwa perawat masih lebih banyak menjalankan

passive case finding dari pada active case finding

karena hanya pasien kusus saja yang dikunjungi

kerumah seperti pasien dengan TB paru, dan gizi

buruk.

Penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan

mencari langsung ke masyarakat (active case finding)

dan dapat pula didapat tidak langsung yaitu pada

kunjungan pasien ke puskesmas (passive case

finding) (Depkes, 2004).

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan

(promotif) dan pencegahan (preventif) disemua tingkat

pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan

keperawatan (Depkes, 2006).

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

62

3. Peran perawat sebagai pendidik kesehatan

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar

peran perawat sebagai pendidik kesehatan dalam

kategori optimal yaitu sebanyak 56,5%.

Peran utama perawat kesehatan masyarakat

selain memberikan asuhan keperawatan juga sebagai

pendidik atau penyuluh kesehatan yang merupakan

bagian dari promosi kesehatan. Oleh sebab itu,

kemampuan dalam melakukan promosi kesehatan

dengan baik dan benar harus dimiliki oleh setiap

perawat kesehatan masyarakat (Depkes, 2006).

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan

kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan oleh

perawat. Saat ini, ada kecenderungan baru untuk

peningkatan dan penjagaan kesehatan dari pada

pelayanan. Sebagai akibatnya, masyarakat ingin dan

bisa memperoleh banyak pengetahuan di bidang

kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009).

Mengingat betapa pentingnya pendidikan

kesehatan bagi peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan masyarakat, khususnya di Puskesmas,

maka dibeberapa tempat dibentuk organisasi-

organisasi yang dapat membantu peningkatan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

63

pendidikan kesehatan tersebut. Sejak tahun 1918, di

Amerika serikat, National for Nursing (LNN)

mengamati arti penting pendidikan kesehatan sebagai

suatu fungsi di dalam lingkup praktik keperawatan,

termasuk tanggung jawab promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit di lingkungan seperti rumah

sakit, sekolah dan rumah (Bastable, 2002).

Dalam penelitian Yankelovitch dkk. (1979) dalam

Friedman, Marilyn (1998) survei nasional keluarga

General Mills, dengan sampel respondensif 2181

anggota rumah tangga yang diwawancarai, ditemukan

bahwa meskipun mayoritas keluarga Amerika

mengungkapkan minat dan perhatian mereka terhadap

kesehatan meningkat, namun mereka merasa tidak

mendapat informasi dengan baik. Yankelovitch dkk.

menegaskan tingkat pengetahuan kesehatan

responden yang rendah, dan menyebutkan korelasi

antara penilaian tingkat pengetahuan diri tentang

subjek kesehatan dan perilaku yang aktual,

memerlukan program pendidikan kesehatan yang lebih

efektif. Dari uraian di atas perawat berperan penting

dalam pendidikan kesehatan, yaitu untuk memberikan

informasi yang tepat seputar kesehatan dan gaya

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

64

hidup agar tercapai kesehatan yang optimal baik

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

4. Peran sebagai koordinator dan kolabolator

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar

peran perawat sebagai koordinator dan kolabolator

dalam kategori optimal yaitu sebanyak 52,2%.

Koordinator dan kolabolator merupakan peran

yang sangat penting karena pada peran inilah perawat

mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain

untuk meningkatkan derajat kesehatan klien. Perawat

bisa bekerja sama dengan tim kesehatan yang terdiri

dari dokter, apoteker, ahli gizi, laboratorium dan

lainnya dalam kaitannya membantu mempercepat

proses penyembuhan klien.

Hal ini sejalan dengan Secretary of Health end

Human Services Commission on Nursing, dalam

laporannya pada tahun 1988, mengakui pentingnya

praktik kolaboratif untuk memberikan keperawatan

kesehatan dengan merekomendasikan agar para

pengguna jasa perawat dan profesi medis

meningkatkan dan memelihara kolaborasi antara tim

perawatan kesehatan. Fokus utama perawat untuk

menangani masalah kolaboratif adalah memantau

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

65

pasien terhadap awitan komplikasi atau perubahan

dalam setatus komplikasi yang sering terjadi.

Komplikasi biasanya berhubungan dengan proses

penyakit pasien atau tindakan pengobatan, atau

pemeriksaan diagnosik ( Smeltzer, 2001).

5. Peran perawat sebagai konselor

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar

peran perawat sebagai konselor dalam kategori sangat

optimal yaitu sebanyak 58,7%.

Perawat sebagai konselor melakukan konseling

keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah

secara efektif. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat

Puskesmas antara lain menyediakan informasi,

mendengar secara objektif, memberi dukungan,

memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong

klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor

terkait, memandu klien menggali permasalahan, dan

memilih pemecahan masalah yang dikerjakan

(Depkes, 2004).

6. Peran perawat sebagai panutan

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar

peran perawat sebagai panutan dalam kategori sangat

optimal yaitu sebanyak 60,9%.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

66

Perawat puskesmas harus dapat memberikan

contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang

bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru

dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria dalam Fauziah,

2012).

B. Tingkat Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat

Dilihat dari masing-masing tahapan mulai dari

pelaksanaan (P1) 60,9% masuk dalam kategori optimal,

penggerakan pelaksanaan (P2) 54,3% masuk dalam

kategori optimal, dan pengawasan, pengendalian dan

penilaian (P3) 56,5% masuk dalam kategori sangat optimal.

Menurut Depkes (2006) pelaksanaan perkesmas

merupakan kegiatan keperawatan baik di dalam gedung

maupun luar gedung Puskesmas dengan indikator

pencapaian berdasarkan target yang sesuai dengan sumber

daya masing-masing Puskesmas sebesar minimal 75%.

Presentase ini berdasarkan pada cakupan kelompok binaan,

hasil deteksi kasus-kasus prioritas MGD’s seperti HIV/AIDS,

Tb paru, malaria, dan gizi kurang.

Menurut Nasution dalam Ratnasari (2012) hasil

pelaksanaan perkesmas yang didasarkan pada pembagian

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

67

daerah binaan, penilaian kegiatan pertahun, desimilasi

informasi, rencana tahunan dan bulanan perkesmas

terpadu, penanggung jawab binaan, pencatatan dan

pelaporan kegiatan hasil perkesmas, pemantauan kegiatan

perdesa/daerah binaan keperawatan, apabila dibawah 75%

maka dapat dikategorikan pelaksanaan perkesmas tersebut

kurang baik.

Menurut Tafwidhah (2010), pelatihan terbukti memiliki

hubungan dengan tingkat keterlaksanaan perkesmas. Bila

dihubungkan dengan hasil penelitian dan standar di atas,

maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan (P1) dan

pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) di

Puskesmas Kota Salatiga sudah baik, penggerakan

pelaksanaan (P2) kurang baik, namun dapat terus diperbaiki

dengan melakukan pelatihan kepada perawat Puskesmas.

Saptino (2007), pencapaiian pelaksanaan perkesmas dapat

ditingkatkan salah satunya adalah melalui

pengawasan/pengendalian yang terus menerus.

Upaya keperawatan kesehatan masyarakat

(perkesmas) adalah pelayanan profesional yang terintegrasi

dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang

dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas

mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

68

keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat (Kepmenpan, No 94

tahun 2011).

Kegiatan perawat perkesmas dapat terwujud melalui

peningkatan kerjasama lintas program terkait. Pelaksanaan

perkesmas melalui program wajib Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), serta Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dapat

dilakukan melalui program imunisasi. Petugas Puskesmas

dapat mendatangi keluarga untuk melakukan pembinaan

pada bayi yang drop out (DO). Kerjasama lintas program

perkesmas dengan program gizi terwujud dalam pembinaan

yang mempunyai bayi atau anak yang memiliki berat badan

di bawah garis merah (BGM) dan ibu hamil atau nifas yang

kekurangan energi serta membantu dalam hal pelaksanaan

dalam pemberian makanan tambahan (PMT). Sedangkan

lintas program dengan program pembrantasan penyakit,

petugas Puskesmas membantu pemberian bimbingan serta

tindak lanjut untuk kasus-kasus penyakit menular ataupun

tidak menular.

Pemantauan perkesmas dilakukan secara periodik tiap

bulan oleh perawat koordinator perkesmas. Hasil

pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi

masukan untuk perbaikan dan peningkatan untuk kerja

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

69

perawat, peningkatan cakupan, dan mutu pelayanan

kesehatan. Penilaian dilaksanakan minimal akhir tahun

meliputi semua aspek baik input, proses, output, outcome,

sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan perkesmas

tahun berikutnya. Cara yang mudah untuk memudahkan

pemantauan dan penilaian kinerja perkesmas adalah

dengan melakukan penyajian hasil dengan menggunakan

tabel, grafik blok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah

Setempat (PWS) (Sualman, 2009).

4.5 KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya

membahas tentang peran perawat dan pelaksanaan perawatan

kesehatan masyarakat. Dengan demikian perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

peran perawat dan pelaksanaan perawatan kesehatan

masyarakat (perkesmas). Selain itu juga perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang persepsi masyarakat tentang

kinerja perawat dalam pelaksanaan perawatan kesehatan

masyarakat (perkesmas).

Data penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner yang

sangat tergantung dari kejujuran, keterbukaan, dan persepsi

responden. Pengumpulan data melalui kuesioner cenderung

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......60 70 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal P1 P2 P3 59 4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan

70

memberikan informasi terbatas dan belum tentu

menggambarkan situasi yang dialami responden. Pada saat

pengumpulan data, peneliti telah berupaya menjelaskan tujuan

penelitian dan mengharapkan responden untuk mengisi

kuesioner sesuai dengan apa yang dilakukannya.

Instrumen Penelitian sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya serta membutuhkan perubahan, tetapi karena

keterbatasan waktu peneliti sehingga instrumen yang telah

diperbaiki belum diuji kembali validitas dan reliabilitasnya.

Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan

kembali uji validitas dan reliabilitasnya.