BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1...
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen
semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan sebagai subyek penelitian;
pertama adalah kelompok eksperimen dan kedua adalah kelompok kontrol.
Subyek yang dijadikan dalam penelitian adalah siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Pendowo 03 dan Sekolah Dasar Negeri Pendowo 02 Kab
Temanggung, dimana siswa SDN Pendowo 03 Kab Temanggung dijadikan
sebagai kelompok eksperimen dan siswa SDN Pendowo 02 Kab
Temanggung dijadikan sebagai kelompok kontrol. Total subyek penelitian
dari masing-masing kelompok ini berjumlah 13 siswa untuk kelompok
eksperimen, dan 17 siswa untuk kelompok kontrol. Untuk lebih
memperjelas gambaran subyek, berikut disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Deskripsi Subyek Penelitian
No Kelompok Sekolah Jumlah Siswa
1 Eksperimen SDN Pendowo 03 Kab Temanggung 13
2 Kontrol SDN Pendowo 02 Kab Temanggung 17
Total Subyek Penelitian 30
Selain itu, deskripsi lain yang dapat disajikan dalam tabel berikut ini
adalah distribusi subyek berdasarkan jenis kelamin. Adapun rinciannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
46
Tabel 4.2
Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kelompok Sekolah Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Eksperimen SDN Pendowo 03 Kab
Temanggung
8 5 13
2 Kontrol SDN Pendowo 02 Kab
Temanggung
7 10 17
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa pada kelompok
eksperimen, subyek penelitian dari kelompok eksperimen yaitu siswa kelas
V SDN Pendowo 03 Kab Temanggung, siswa yang laki-laki berjumlah 8
siswa dan perempuan berjumlah 5 siswa. Pada kelompok kontrol, yaitu
pada siswa kelas V SDN Pendowo 02 Kab Temanggung, siswa berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 7 siswa dan siswa perempuan berjumlah 10
siswa.
4.1.2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pada SDN Pendowo 03 Kab Temanggung dan
SDN 02 Pendowo Kab Temanggung tahun pelajaran 2012/2013
dilakukan empat kali pertemuan. Jadwal kegiatan yang dilaksanakan
dicantumkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Pendowo 03 dan SDN
Pendowo 02 Kab Temanggung tahun pelajaran 2011/2012
No Hari/tanggal Uraian Kegiatan
1 Kamis, 28 Maret 2012 Uji validitas data
2 Sabtu, 31 Maret 2012 Perkenalan dengan siswa
kelas eksperimen dan kelas
kontrol
3 Sabtu, 7 April 2012 Memberikan pretest pada
47
kelas eksperimen dan kelas
kontrol
4 Kamis, 12 April 2012 Pemberian pengajaran dengan
model pembelajaran
cooperatitive tipe Jigsaw pada
kelompok eksperimen
Pengajaran dengan model
pembelajaran konvensional
pada kelompok kontrol
Memberikan posttest
4.1.3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tahap yang perlu dilakukan sebelum melakukan uji beda hasil
belajar antara sebelum dan setelah menerima perlakuan dengan
metode pembelajaran eksperimen, maka perlu dilakukan uji
normalitas data. Dalam statistik non parametrik, normalitas
dibutuhkan untuk melihat sebaran data terdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas menggunakan Analyze non parametric test–
One Sampel Kolmogorov Smirnov. Hasil pengujiannya tersajikan
pada tabel berikut di bawah ini:
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data
S
e
t
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen kontrol
N 13 17
Normal Parametersa Mean 84.6154 56.4706
Std. Deviation 11.62998 8.79714
Most Extreme Differences Absolute .129 .187
Positive .108 .122
Negative -.129 -.187
Kolmogorov-Smirnov Z .464 .770
Asymp. Sig. (2-tailed) .983 .593
a. Test distribution is Normal.
48
eSetelah dilakukan pengujian dengan menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, diketahui bahwa data hasil belajar
siswa pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hal ini
dibuktikan dengan signifikansi 2 tailed sebesar 0.983 atau lebih
besar dari p 0.05. Demikian juga hasil belajar pada kelompok
kontrol. Setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa hasil
belajar pada kelompok kontrol juga berdistribusi normal. Ini
dibuktikan dengan signifikansi 2 tailed sebesar 0.953 atau lebih
besar dari p 0.05.
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas, syarat berikut yang perlu
dipenuhi untuk melakukan uji beda dalam penelitian ini adalah
menguji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan apakah suatu
data mempunyai varians yang sama di antara anggota grup data
tersebut. Untuk pengujian homogenitas, digunakan alat uji yang
disebut Levene’s Test. Hasil pengujian homogenitas data hasil
belajar siswa kelas V SDN Pendowo 03 Kab Temanggung, dan
data hasil belajar siswa kelas V Pendowo 03 Kab Temanggung,
tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Data
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa F 0.523 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.476 atau lebih besar dari p 0.05. Dengan
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
Hasilbelajar Equal variances assumed .523 .476
Equal variances not assumed
49
demikian dapat dikatakan bahwa data hasil belajar siswa baik pretest
maupun posttest memiliki variansi yang homogen.
4.2. Analisis Data
Dalam penelitian ini, diawali dengan memberikan tes yaitu pretest kepada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest yang diberikan dimaksudkan
untuk mengetahui hasil belajar awal dari kedua kelompok ini. Hasil belajar
awal inilah yang kemudian nantinya diperbandingkan dengan hasil belajar
(posttest) setelah diberikan perlakuan.
Untuk melakukan analisis data, langkah-langkah lewati antara lain: (1)
melakukan skoring dalam tabulasi data (2) input data pada komputer; (3)
perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows; (4)
analisis data.
4.2.1. Analisis Deskripitif Variabel Penelitian
a. Analisis deskriptif hasil belajar pretest kelas eksperimen
Sebelum dilakukan analisis deskriptif, perlu dilakukan distribusi
frekuensi hasil pretest kelas eksperimen. Untuk menggunakan
tinggi rendahnya perolehan pada variabel kelas eksperimen,
digunakan 5 kategori pada SDN Pendowo 03 yaitu: baik sekali,
baik, cukup, hampir cukup dan kurang. Sedangkan penentuan
interval kelas, digunakan persamaan berikut ini:
Berikut disajikan distribusi frekuensi hasil belajar pretest pada
kelompok eksperimen, dalam tabel di bawah ini:
50
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen SDN Pendowo
03 Kab Temanggung
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik sekali 81 – 100 0 0 %
2 Baik 61 – 80 0 0 %
3 Cukup 41 – 60 2 15.38 %
4 Hampir
cukup
21 – 40 11 84.62 %
5 Kurang 0 – 20 0 0 %
Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapatkan nilai 0 – 20 tidak ada, siswa yang mendapat
nilai antara 21 – 40, ada 11 siswa (84,62%), siswa yang mendapat
nilai 41 – 60 ada 2 siswa (15,38%), siswa yang mendapat nilai 61 –
80 tidak ada, demikian juga tidak ada siswa yang mendapatkan
nilai antara 81 – 100. Dari tabel ini dapat dikatakan bahwa
perolehan hasil belajar pretest pada siswa SDN 03 Kab
Temanggung berada pada kategori hampir cukup. Adapun hasil
belajar pretest disajikan pada grafik berikut ini:
51
b. Analisis deskripitf hasil belajar posttest kelas eksperimen
Sama seperti pada hasil pretest, pada hasil belajar posttest, untuk
menentukan tinggi rendahnya perolehan pada variabel kelas
eksperimen, digunakan 5 kategori pada SDN Pendowo 03 yaitu:
baik sekali, baik, cukup, hampir cukup dan kurang. Distribusi
frekuensi hasil belajar posttest disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen SDN Pendowo
03 Kab Temanggung
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik sekali 81 – 100 8 61.54 %
2 Baik 61 – 80 5 38.46 %
3 Cukup 41 – 60 0 0 %
4 Hampir
cukup
21 – 40 0 0 %
5 Kurang 0 – 20 0 0 %
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, ditemukan bahwa hasil belajar
posttest siswa kelas V SDN Pendowo 03 tidak ada yang berada
0%
85%
15%
0%
Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas V SDN Pendowo 03
0-20
21-40
41-60
61-80
81-100
52
pada interval nilai 0 – 60. Siswa yang mendapatkan nilai antara 61
– 80 adalah 5 siswa atau berada pada 38.46 %, dan siswa yang
mendapatkan nilai antara 81 – 100 berjumlah 8 siswa atau berada
pada prosentase 61.54 %. Distribusi frekuensi hasil belajar posttest
disajikan dalam grafik berikut ini:
Diagram Lingkaran 2. Distribusi frekuensi posttest kelas
eksperimen
c. Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol
Sebelum dilakukan analisis deskriptif, perlu dilakukan distribusi
frekuensi hasil pretest kelas kontrol. Untuk menggunakan tinggi
rendahnya perolehan pada variabel kelas kontrol, digunakan 5
kategori pada SDN Pendowo 03 yaitu: baik sekali, baik, cukup,
hampir cukup dan kurang. Hasil distribusi frekuensi disajikan pada
tabel di bawah ini:
0%
38%
62%
Distribusi Frekuensi Posttest Siswa SDN Pendowo 03
0-20
21-40
41-60
61-80
81-100
0%
53
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pretest SDN Pendowo 02 Kab
Temanggung
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik sekali 81 – 100 0 0 %
2 Baik 61 – 80 0 0 %
3 Cukup 41 – 60 8 47.06 %
4 Hampir
cukup
21 – 40 9 52.94 %
5 Kurang 0 – 20 0 0 %
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa tidak ada siswa
yang memperoleh nilai 0 – 20, demikian juga tidak ada siswa yang
berada pada nilai 61 – 100. Siswa yang berada pada nilai 20 – 40
berjumlah 9 siswa dengan prosentase 52.94 % dan siswa yang
berada pada nilai 41 – 60 berjumlah 8 siswa dengan prosentase
47.06 %. Berdasarkan distribusi frekuensi tersebut, maka perolehan
nilai pretest siswa pada kelompok kontrol dikatakan hampir cukup.
Hasil distribusi frekuensi perolehan hasil pretest pada kelompok
kontrol akan disajikan pada grafik berikut:
Diagram Lingkaran 3. Distribusi frekuensi pretest kelas control
0%
53%
47%
0%
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas V SDN Pendowo 02
0-20
21-40
41-60
61-80
81-100
54
d. Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol
Masih sama seperti pada distribusi frekuensi hasil belajar
sebelumnya, pada distribusi posttest juga dilakukan frekuensi hasil
posttest kelas kontrol. Untuk menggunakan tinggi rendahnya
perolehan pada variabel kelas kontrol, digunakan 5 kategori pada
SDN Pendowo 03 yaitu: baik sekali, baik, cukup, hampir cukup
dan kurang. Berikut disajikan distribusi frekuensi hasil posttest
kelompok kontrol.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Posttest SDN Pendowo 02 Kab
Temanggung
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik sekali 81 – 100 0 0 %
2 Baik 61 – 80 6 35.29 %
3 Cukup 41 – 60 11 64.71 %
4 Hampir
cukup
21 – 40 0 0 %
5 Kurang 0 – 20 0 0 %
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai antara 0 – 40, demikian juga
tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 81 – 100. Siswa
yang mendapatkan nilai pada interval 41 – 60 berjumlah 11 siswa
dengan prosentase 64.71 %, dan siswa yang mendapatkan nilai
antara 61 – 80 berjumlah 6 orang dengan prosentase 35.29 %.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perolehan hasil posttest
pada siswa kelas V SDN Pendowo 02 berada pada kategori cukup.
Hasil belajar posttest disajikan pada grafik berikut ini:
55
Diagram Lingkaran 4. Distribusi frekuensi posttest kelas
kontrol
4.3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, maka langkah
terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menguji perbedaan.
Apakah ada perbedaan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Pendowo 03
dan SDN Pendowo 02 Kab Temanggungan sesudah diberikan model
pembelajaran cooperatitive tipe Jigsaw dan model belajar konvensional.
Untuk melakukan uji perbedaan digunakan teknik Independent Sample T-
test. Hasil pengujiannya disajikan pada tabel berikut ini:
0% 0%
65%
35%
Distribusi Frekuensi Posttest Siswa Kelas V SDN Pendowo 02
0-20
21-40
41-60
61-80
81-100
0%
56
Tabel 4.10
Uji Hipotesis Penelitian
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasilbelajar Equal variances assumed
7.557 28 .000 28.14480 3.72450 20.51550 35.77409
Equal variances
not assumed 7.277 21.685 .000 28.14480 3.86739 20.11756 36.17203
Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji pada tabel di atas, diketahui
bahwa thitung 7.557 pada hasil belajar pada kelompok eksperimen, dan thitung
p hasil belajar pada kelompok kontrol 7.277. Adapun signifikansi 2 tailed
yang diperlihatkan pada tabel di atas adalah 0.000 dan lebih kecil dari 0.05.
Berdasarkan hipotesis yang dibangun bahwa jika signifikansi lebih kecil
dari 0.05, maka hipotesis (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada
keefektivan Model Kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS siswa SD kelas V Pendowo 03 Kab Temanggung ditolak,
sedangkan hipotesis (H1) yang menyatakan bahwa ada keefektivan Model
cooperative tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS
siswa SD kelas V Pendowo 03 Kab Temanggung, diterima.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, penulis terlebih dahulu
mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang didesain.
Konsultasi dilakukan dengan pembimbing, juga dengan guru kelas yang
membantu penulis untuk melakukan penelitian ini. Setelah disetujui oleh
pembimbing untuk dapat dilaksanakan RPP yang direncanakan penulis
kemudian melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran
57
cooperative tipe Jigsaw pada mata pelajaran IPS materi usaha persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Penelitian dilakukan selama satu kali yaitu pada tanggal 30 Maret 2012.
Sebelum dilakukan penelitian, penulis bersama dengan guru yang
mendampingi sekaligus menjadi observer, melakukan pretest untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Setelah dilakukan pretest, penulis kemudian
melakukan penelitian dengan melakukan tahap-tahap perencanaan
pembelajaran seperti yang telah di desain di RPP.
Setelah masuk ke dalam kelas, siswa diberikan apersepsi dan juga
motivasi tentang materi tentang materi yang akan diberikan pada hari itu.
Selain itu, siswa juga diberitahukan tentang tujuan pembelajaran dan
metode pembelajaran yang akan digunakan pada hari tersebut. Setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru membagi siswa dalam tiga
kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberikan sub topik dari
Pelajaran IPS materi Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang akan
digunakan pada hari itu.
Pada pelaksanaan eksperimen pertama, masih terdapat beberapa hal
yang perlu diperbaiki. Seperti pengarahan yang diberikan oleh guru untuk
mengadakan langkah-langkah pembelajaran cooperative tipe Jigsaw, siswa
yang belum terbiasa diajarkan dengan model pembelajaran cooperative tipe
Jigsaw sehingga terjadi keributan ketika siswa dibagi dalam beberapa
kelompok kecil. Selain itu, dalam diskusi tim ahli masih terlihat bahwa
hanya perwakilan dari kelompok yang benar-benar menguasai subtopik
yang diberikan mendominasi arah diskusi, sehingga anggota kelompok ahli
yang lain hanya pasif dan mendengarkan yang aktif.
Meskipun begitu, secara garis besar pelaksanaan model pembelajaran
cooperative tipe Jigsaw yang direncanakan pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa
kelas V SDN Pendowo 03 dari rata-rata pretest 35 menjadi rata-rata posttest
86,62 pada mata pelajaran IPS materi usaha mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Hasil penelitian ini, sesuai dengan pendapat Isjoni (2007:54)
58
yang mengemukakan bahwa pembelajaran cooperative tipe jigsaw
merupakan salah satu tipe pembelajaran cooperative yang mendorong siswa
aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal.
4.4.2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Pendowo 03
dan Siswa Siswa Kelas V SDN Pendowo 02 Kab Temanggung
Untuk mengetahui ada atau tidak ada keefektivan penggunan model
pembelajaran cooperative tipe Jigsaw terhadap hasil belajar, maka
langkah yang dilakukan adalah dengan membandingkan hasil belajar
yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
dalam hal ini yang diperbandingkan adalah hasil belajar siswa kelas V
SDN Pendowo 03 kab Temanggung yang diajar dengan model
pembelajaran cooperative tipe Jigsaw, dan hasil belajar siswa kelas V
SDN Pendowo 02 Kab Temanggung yang diajar dengan metode
pembelajaran konvensional. Adapun perbandingan hasil belajar
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Pendowo 03 dan
Pendowo 02 Kab Temanggung
Perolehan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Pretest Pretest Posttest Posttest
Nilai Rata-
rata
35 42.94 86.62 56.47
Nilai
Minimum
25 25 65 40
Nilai
Maksimum
45 60 100 70
Jumlah Siswa 13 17 13 17
59
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata
kelas sebelum diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran
cooperative tipe Jigsaw pada kelompok eksperimen adalah 35, dan
pembelajaran dengan metode konvesional pada kelompok kontrol
adalah 42.94. Perolehan nilai terendah pada kelompok eksperimen
adalah 25 dan pada kelompok kontrol juga 25. Sedangkan perolehan
nilai tertinggi pada kelompok eksperimen adalah 45 dan pada
kelompok kontrol adalah 60. Berdasarkan data ini, diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakuan dengan model pembelajaran cooperative
tipe Jigsaw maupun metode konvensional, tidak ada siswa yang
mencapai hasil belajar maksimum yaitu 100, bahkan dapat dikatakan
perolehan nilai dari kedua kelompok ini sangat rendah.
Setelah diketahui nilai rata-rata kelas dan perolehan nilai
minimum dan maksimum dari kedua kelompok, selanjutnya diberikan
perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran cooperative tipe
Jigsaw pada kelompok eksperimen dan metode pembelajaran
konvensional pada kelompok kontrol. Setelah pembelajaran, diperoleh
bahwa nilai rata-rata kelas pada kelompok eksperimen meningkat
menjadi 86.62, sedangkan pada kelompok kontrol juga terjadi
kenaikan 56. 47. Sementara itu perolehan nilai minimum juga
mengalami peningkatan baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen setelah diberikan
perlakuan dengan pembelajaran model pembelajaran cooperative tipe
Jigsaw, perolehan nilai minimum meningkat dari 25 menjadi 65.
Demikian juga pada kelompok kontrol. Terjadi peningkatan perolehan
nilai minimum dari 25 menjadi 40. Pada kelompok eksperimen,
berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa ada siswa yang
memperoleh nilai maksimum yaitu 100, sementara pada kelompok
kontrol, perolehan nilai maksimum hanya mencapai 70.
Dari data ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw
60
sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
Pendowo 03 Kab Temanggung. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya
peningkatan nilai rata-rata kelas, peningkatan nilai minimum dan
pencapaian nilai maksimum oleh siswa, dimana meskipun hal ini juga
terjadi pada kelompok kontrol, peningkatan tersebut tidak mencapai
kategori yang maksimal, bahkan dapat dikatakan peningkatan yang
terjadi pada kelompok kontrol masih berada pada kategori kurang. Hal
ini berkebalikan dengan peningkatan hasil belajar pada kelompok
eksperimen.
Hasil penelitian ini, sesuai dengan pendapat Isjoni (2007:54) yang
mengemukakan bahwa pembelajaran cooperative tipe jigsaw
merupakan salah satu tipe pembelajaran cooperative yang mendorong
siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Wardani (2002:87)
dengan menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw siswa
lebih aktif dan kreatif serta memiliki tanggung jawab secara individual,
memiliki kesempatan berinteraksi sosial dengan temannya.