BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 Hasil...

22
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Pembelajaran IPS kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang semester II tahun 2015/2016 pra siklus guru lebih mendominasi pembelajaran, dan buku masih merupakan sumber belajar utama. Dalam pembelajaran belum ada tindakan menggunakan model pembelajaran MM. Selama pembelajaran berlangsung, keterlibatan siswa dalam belajar masih kurang. Saat guru menjelaskan materi pembelajaran, hanya 8 siswa yang duduk di depan, yang mendengarkan penjelasan dari guru, siswa yang duduk di belakang lebih sibuk berbicara atau maen dengan temannya. Pembelajaran IPS yang berlangsung dengan KD 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya, hasil belajar siswa diperoleh hanya dari skor tes atau penilaian kognitif saja. Pengukuran skor proses belajar (afektif dan psikomotor) tidak pernah dilakukan, sehingga hasil belajar menjadi rendah. Kondisi tersebut dapat dilihat dari tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pra Siklus Siswa Kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang Semester II tahun 2015/2016 di bawah ini.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 Hasil...

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran IPS kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang semester

II tahun 2015/2016 pra siklus guru lebih mendominasi pembelajaran, dan buku

masih merupakan sumber belajar utama. Dalam pembelajaran belum ada tindakan

menggunakan model pembelajaran MM. Selama pembelajaran berlangsung,

keterlibatan siswa dalam belajar masih kurang. Saat guru menjelaskan materi

pembelajaran, hanya 8 siswa yang duduk di depan, yang mendengarkan

penjelasan dari guru, siswa yang duduk di belakang lebih sibuk berbicara atau

maen dengan temannya. Pembelajaran IPS yang berlangsung dengan KD 2.1

Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi

lain di daerahnya, hasil belajar siswa diperoleh hanya dari skor tes atau penilaian

kognitif saja. Pengukuran skor proses belajar (afektif dan psikomotor) tidak

pernah dilakukan, sehingga hasil belajar menjadi rendah. Kondisi tersebut dapat

dilihat dari tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pra Siklus Siswa

Kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang Semester II tahun 2015/2016 di

bawah ini.

39

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN

Ngajaran 03 Tuntang Semarang Semester II

Tahun Pelajaran 2015/2916 Pra Siklus

Skor Kriteria Tuntas %

≥ 75 Tuntas 7 25

< 75 Tidak Tuntas 21 75

Jumlah 28 100

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat distribusi skor hasil belajar pra siklus, antara

47 – 100. Skor yang ada berada di bawah KKM yang ditetapkan yakni ≥ 75.

Perolehan skor hasil belajar terbesar ke dalam 9 skor, yakni skor 47, dicapai

sebanyak 4 siswa atau 14,285%. Skor 53 dicapai sebanyak 1 siswa atau 3,571%.

Skor 60 dicapai sebanyak 8 siswa atau 28,571%. Skor 67 dicapai sebanyak 5

siswa atau 17,857%. Skor 73 dicapai sebanyak 3 siswa atau 10,714%. Skor 80

dicapai sebanyak 2 siswa atau 7,142%. Skor 87 dicapai sebanyak 3 siswa atau

10,714%. Skor 93 dicapai sebanyak 1 siswa atau 3,571%. Skor 100 dicapai

sebanyak 1 siswa atau 3,571%. Penyebaran skor hasil belajar terbanyak berada di

skor 60 dicapai oleh 8 siswa atau 28,571% dari seluruh siswa mencapai skor yang

terendah. Semakin skornya tinggi, semakin sedikit siswa yang dapat mencapainya.

Kondisi yang seperti inilah yang menjadi permasalahan pembelajaran yang terkait

dengan hasil belajar.

40

Sumber: Data Sekunder

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa

Kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang II Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus.

Permasalahan pembelajaran juga nampak melalui skor minimum, skor

maksimal, dan skor rata-rata kelas. Deskripsi skor, secara rinci ditunjukkan

melalui tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Deskripsi Frekuensi Hasil Belajar Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan

Skor Rata-Rata Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang

Semarang Semester II tahun 2015/2016 Pra Siklus

Deskripsi Skor

Skor Minimum 47

Skor Maksimum 100

Skor Rata-Rata 67,52

Sumber: Olahan Data Primer

Deskripsi skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata hasil belajar

IPS siswa kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang semester II tahun

pelajaran 2015/2016 Pra Siklus yang telah disajikan dalam tabel 4.2 nampak

bahwa skor berada di bawaah KKM yang telah ditetapkan, yaitu 75. Skor

minimum yang dicapai sebesar 47, skor maksimum sebesar 100, dan skor rata-rata

41

hasil belajar IPS mencapai 67,52. Pengukuran hasil belajar diperoleh dari hanya

dari skor tes, tidak ada skor unjuk kerja. Rendahnya ketuntasan hasil belajar IPS

siswa kelas 4 SDN Ngajaran 03 perlu adanya upaya untuk menindak lanjutinya

melalui penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas menerapkan

pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode

yang digunakan yaitu model pembelajaran MM yang akan dilaksanakan dalam

dua siklus (I siklus 2 pertemuan).

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus I pada tanggal 01 Maret 2016 di kelas 4 SDN Ngajaran

03 Tuntang Semarang dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70) menit sesuai

dengan rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan

penelitian menggunakan model pembelajaran MM yang akan dilaksanakan dalam

2 siklus (setiap siklus 2 kali pertemuan). Pelaksanakan siklus I dengan KD 2.3

Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta

pengalaman menggunakannya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahap pertama dalam perencanaan adalah diskusi dengan guru kelas 4

mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, alat dan materi yang akan

digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka terlebih dahulu

menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 1), menentukan kisi-kisi penilaian

(lampiran 3), lembar observasi guru saat proses pembelajaran (lampiran 4),

lembar observasi siswa saat proses pembelajaran (lampiran 5), media yang

digunakan dalam pembelajaran (lampiran 1), buku sumber yang mendukung, dan

ruang atau tempat yang digunakan untuk pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai KD 2.3 Mengenal perkembangan

teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman

menggunakannya dengan indikator menunjukkan cara-cara penggunaan alat-alat

42

teknologi transportasi pada masa lalu dan masa kini, membandingkan jenis-jenis

teknologi transportasi pada masa lalu dan masa kini. Kemudian menentukan

tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

a. Pertemuan I

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 01 Maret 2016

pada mata pelajaran IPS dengan materi jenis alat transportasi dan

perkembangannya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga langkah pembelajaran,

yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Guru kelas 4 melaksanakan pembelajaran berpedoman dengan RPP yang

sudah disediakan dan dipelajari. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan

presensi, dan melakukan apersepsi dengan mengajak bernyanyi lagu “ Naik

Delman”. Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran dengan model pembelajaran MM yang telah dirancang.

Kegiatan yang pertama yaitu siswa mencari informasi cara menggunakan alat

transportasi melalui video alat transportasi pada masa lalu dan masa kini,

kemudian siswa dapat membandingkan jenis-jenis alat transportasi melalui

gambar alat transportasi pada masa lalu dan masa kini, langkah selanjutnya yaitu

pembelajaran dengan model pembelajaran MM. Guru menjelaskan langkah-

langkah dan aturan main pencocokan kartu, setelah itu siswa dipersilahkan

mengambil 1 kartu yang sudah dipersiapkan oleh guru, guru memberikan waktu 3

menit kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang benar, jika siswa sudah

menemukan pasangan maka siswa duduk berdampingan dengan pasangan, secara

bergantian setiap pasangan membacakan pertanyaan dan siswa yang lain

menjawab pertanyaan yang dibacakan. Saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1

berlangsung, dilakukan pengamat oleh observer. Observer bertugas untuk

mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan

cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi meliputi

43

indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan

pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil

observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama

pembelajaran berlangsung.

b. Pertemuan 2

Pelaksanakan pembelajaran siklus 1, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan

pada hari Selasa, 08 Maret 2016. Pada pertemuan ini guru menjelaskan materi

kemudian tanya jawab tentang materi yang disampaikan, selanjutnya siswa

membacakan catatan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru memberikan

soal evaluasi yang terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Kemudian setelah

selesai mengerjakan guru membahas jawaban dari soal.

Refleksi

Tahap selanjutnya setelah kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1

dilaksanakan adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis hasil

pengamatan dari lembar observasi. Efektivitas perlakuan tindakan model

pembelajaran MM terhadap respon siswa, secara rinci dapat disajikan melalui

tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Aktivitas Tindakan Model Pembelajaran MM

Siswa Kelas 4 SDN Ngajaran 03 Semester II

Tahun Pelajaran 2015/2016 pertemuan 1 dan 2 siklus I

No Aktivitas

Tindakan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Tuntas % Tuntas %

1 Jumlah yang

dilaksanakan

12 86 10 100

2 Jumlah yang tidak

dilaksanakan

2 14 0 0

Jumlah 14 100 10 100

Sumber: Wardani, Naniek Sulistya dengan modifikasi

44

Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanakan tindakan model

pembelajaran MM yang dilakukan siswa pada siklus I, meliputi pengamatan

terhadap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal,

pelaksanaan kegiatan menyiapkan diri, menyimak tujuan pembelajaran dan

menyimak apersepsi, sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil pengamatan,

menunjukkan 3 kegiatan awal dilakukan oleh siswa.

Kegiatan inti meliputi 12 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan.

Dari 12 kegiatan tersebut adalah kegiatan dari model pembelajaran MM. Yang

meliputi kegiatan mengambil 1 kartu pertanyaan, mencari pasangan kartu

pertanyaan dan kartu jawaban tentang materi perkembangan teknologi

transportasi, duduk berdampingan dengan pasangan, membacakan pertanyaan,

dan menjawab pertanyaan. Kegiatan yang belum dilakukan adalah menjelaskan

langkah-langkah dari permainan kartu. Dari keseluruhan kegiatan yang belum

dilaksanakan menjadi kekurangan pada pertemuan 1. Catatan observer yang

merupakan kelebihan yang nampak dalam pelaksanakan tindakan adalah perhatian

siswa dalam proses belajar sudah tumbuh, keberanian siswa dalam mengeluarkan

gagasan sudah cukup baik, kemampuan siswa ada tetapi tidak sunguh-sungguh

dalam mengikuti pelajaran dan siswa sudah mulai ada perhatian pada

pembelajaran.

Pelaksanakan tindakan siklus 1 terlihat dari tabel 4.3 nampak bahwa

kegiatan pembelajaran sudah lebih baik. Siswa sudah melaksanakan semua

aktivitas pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Aktivitas pembelajaran dengan model pembelajaran MM yang dilakukan oleh

guru, secara rinci disajikan melalui tabel 4.4 Distribusi Tindakan model

pembelajaran MM guru di bawah ini.

45

Tabel 4.4

Distribusi Aktivitas Tindakan Model Pembelajaran MM Guru Kelas 4 SDN Ngajaran 03

Semester II tahun 2015/2016 siklus I pertemuan 1 dan 2

No Aktivitas

Tindakan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

1 Jumlah yang

dilaksanakan

11 73 10 83

2 Jumlah yang

tidak dilaksankan

4 27 2 17

Jumlah 15 100 12 100

Sumber: Olahan Data Primer

Aktivitas tindakan model pembelajaran MM yang dilakukan guru pada

siklus 1, nampak ada kekurangan dalam pengelolaan pembelajaran yakni, pada

kegiatan awal guru tidak melakukan motivasi dan tidak menyampaikan tujuan

pembelajaran. Kelebihan guru dalam pembelajaran, adalah telah melakukan

seluruh aktivitas sesuai RPP, dan 4 kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal.

Pada kegiatan awal guru tidak memberi motivasi dan tidak menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan inti guru tidak membimbing

membuat kesimpulan dan tidak membimbing menyimpulkan dari kegiatan

pencocokan kartu.

Pembelajaran siklus 1 pertemuan 2, nampak bahwa ada peningkatan

aktivitas guru. Dalam pertemuan 2 ini, guru sudah melaksanakan semua aktivitas

tindakan dari kegiatan awal dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan inti masih ada

aktivitas yang belum dilaksanakan. Kekurangan yang ada di siklus 1 akan

diperbaiki dalam siklus 2.

Berdasarkan observasi siklus 1, hal-hal yang dianggap belum sesuai

harapan akan disempurnakan dalam siklus 2. Salah satunya yang terpenting yaitu

memberi pengarahan kepada siswa supaya meningkat dalam menguasai model

pembelajaran MM. Refleksi dan analisis hasil tes pada siklus 1 terdapat 21 siswa

(75%) yang tuntas dan 7 siswa (25%) yang belum tuntas, sehingga perlu diadakan

46

perbaikan pembelajaran. Berikut merupakan persentase ketuntasan hasil belajar

IPS siswa siklus 1 dapat disajikan melalui tabel 4.5 berikut ini .

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siklus 1

Skor Tuntas Frekuensi %

≥ 75 Tuntas 21 75

< 75 Tidak Tuntas 7 25

Jumlah 28 100

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel diatas ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan

melalui diagram lingkaran di bawah ini.

Sumber: Olahan Data Primer

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siklus 1

Pada tabel dan diagram tersebut di atas, terlihat tingkat ketuntasan siswa

hasil belajar IPS pada siklus 1, yaitu 21 siswa (75% dari seluruh siswa) tuntas dan

7 siswa (25% dari seluruh siswa) belum tuntas.

Hasil belajar pada siklus 1 dipengaruhi juga oleh unjuk kerja siswa waktu

proses pembelajaran. Semua siswa terlihat menerima kartu dikarenakan kartu soal

47

dan jawaban dibuat untuk semua siswa dengan pembagian 14 kartu soal dan 14

kartu jawaban. Untuk memikirkan pasangan kartunya siswa mendapat skor

berbeda-beda, dikarenakan ada siswa yang berpikir melebihi sedikit batas waktu

yang ditentukan. Berdasarkan pengalaman aktivitas siswa dengan menggunakan

model pembelajaran MM nampak bahwa baik aktivitas mendapat kartu,

memikirkan pasangan kartu maupun mendapatkan pasangan kartunya seluruh

siswa 100% terlihat melakukan aktivitas tersebut.

Pembelajaran IPS telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan langkah-

langkah metode pembelajaran MM. Implementasi RPP berjalan dengan skor 3,20.

Tabel implementasi RPP dapat dilihat pada lampiran 6.

Berdasarkan dari hasil pengamatan siklus 1 maka secara keseluruhan hasil

refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk ditingkatkan pada

siklus II adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

1. Guru menyiapkan RPP yang tersusun sesuai dengan model pembelajaran

MM.

2. Apersepsi yang dilaksanakan oleh guru sangat membantu siswa dalam

membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk

mengungkapkan pendapat.

3. Perkembangan belajar unjuk kerja siswa dipantau melalui catatan guru

observasi, karena pada dasarnya siswa tidak bisa duduk tenang dalam proses

pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran MM ini siswa diberi

kesempatan bergerak mencari pasangan kartunya.

4. Siswa menguatkan ingatan mereka tentang materi dari pemikiran dan unjuk

kerja siswa dengan mencari pasangan kartunya.

5. Proses belajar siswa meningkat dikarenakan siswa diberi kesempatan

bergerak walaupun diberi tanggung jawab mencari pasangan kartunya.

6. Siswa melakukan refleksi bersama guru.

48

b. Kelemahan

1. Pada saat proses pembelajaran, siswa dalam kegiatan pencocokan kartu

masih bingung karena kurang mendapat bimbingan dari guru yang

lebih intensif. Dikarenakan guru baru mencoba model pembelajaran

MM.

2. Manajemen waktu pembelajaran sedikit kurang berjalan dengan baik

sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif dan efisien.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan siklus 2 pada tanggal 4 April 2016 di kelas 4 SDN Ngajaran

03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan alokasi waktu 2 jam

pelajaran (70) menit. Materi siklus 2 yaitu alat teknologi komunikasi masa lalu

dan masa kini.

1. Perencanaan Tindakan

a. Perencanaan Pertemuan Pertama

Pada tahap perencanaan siklus 2 ini seperti pada siklus 1, yang

dilakukan pertama kali adalah membuat RPP. Pada RPP terdapat langkah-

langkah pembelajaran, lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan

aktivitas guru, kartu soal dan jawaban, dan soal evaluasi siklus 2 beserta

jawabannya. Langkah berikutnya yaitu guru dan penulis yang dibantu oleh

observer melaksanakan diskusi tentang penerapan model pembelajaran

MM tentang langkah-langkah kerjanya supaya berjalan secara tepat dan

efisien dan lebih baik dari siklus 1. Diskusi untuk menentukan tentang

strategi pembagian siswa menjadi dua kelompok yaitu separoh kelompok

yang mendapatkan kartu soal dan separoh kelompok sisanya mendapat

kartu jawaban dengan cepat dan tepat.

49

b. Perencanaan Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua siklus 2, yang akan dilaksanakan adalah

memberikan soal evaluasi pembelajaran. Materi soal sesuai dengan materi

yang sudah disampaikan pada pertemuan pertama siklus 2. Penyusunan

soal berdasarkan indikator-indikator pembelajaran. Soal tes yang

digunakan dalam penelitian ini berupa butir soal dalam bentuk pilihan

ganda 20 butir.

2. Implementasi Tindakan dan Observasi

a. Pertemuan Pertama

Tindakan siklus 2 ini mirip dengan siklus 1, hanya materi

pembelajaran yang berbeda, yaitu melanjutkan materi pada siklus 1.

Pertemuan pertama pada siklus 2 ini dilaksanakan pada hari selasa 4 April

2016 di kelas 4 SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang dengan alokasi waktu 2 X 35 menit (2 jam mata pelajaran).

Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam untuk mengawali

pembelajaran dikelas. Sebelum menyampaikan materi pelajaran, guru

memberikan apersepsi dengan bertanya jawab tentang alat teknologi

komunikasi masa lalu dan masa kini.kemudian guru menyampaikan

model pembelajaran MM yang akan dilaksanakan pada proses

pembelajaran.

Kegiatan berikutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran

dengan model pembelajaran MM. Pertama guru membagi siswa menjadi 2

kelompok yaitu kelompok soal dan kelompok jawaban. Kemudian siswa

mengambil kartu sesuai dengan pembagiannya. Setelah siswa duduk pada

bangku yang sudah ditetapkan sesuai kelompoknya, guru memberikan

waktu pada kelompok soal untuk mencari dan mencocokkan kartu yang

berada ditangannya dengan kartu jawaban milik temannya. Pada saat

pencocokan kartu berlangsung, guru ikut memantau jalannya pencocokan

50

kartu dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam melakukan

kegiatan pembelajaran.

Ketika batas waktu pencocokan kartu berakhir, semua siswa harus

berhenti untuk mencari pasangan kartunya. Kemudian guru dan siswa

membahas hasil dari pencocokan kartu. Siswa yang sudah berhasil

menemukan pasangan kartunya diminta untuk membacanya dengan keras

dan jelas kartunya. Kemudian kegiatan dilakukan berulang-ulang sampai

sebagian besar siswa memahami materi.

Hasil dari pengamatan/observasi pelaksanaan pembelajaran,

pengamatan terhadap implementasi RPP, pengamatan aktivitas guru dan

siswa pada siklus 2 ini dipantau dengan menggunakan panduan observasi

yang telah dipersiapkan. Pada pertemuan pertama siklus 2 ini proses

pembelajaran yang dilakukan oleh sudah berjalan lebih baik daripada

siklus 1, yang dimulai dari persiapan pembelajaran, apersepsi yang

dilakukan dalam membuka siswa tentang materi yang akan dipelajari,

penggunaan dan penerapan model pembelajaran MM, memantau dan

membantu siswa jika mengalami kesulitan saat pembelajaran, sampai

menutup kegiatan pembelajaran.

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua siklus 2 ini dilaksakan pada 05 April 2016.

Pembelajaran pada pertemuan 2 berlangsung nampak bahwa guru telah

melaksanakan semua aktivitas baik kegiatan awal, kegiatan inti yang

menggunakan model pembelajaran MM. Hasil observasi menunjukkan

bahwa seluruh kegiatan pembelajaran baik dari mulai kegiatan awal,

kegiatan inti maupun kegiatan akhir, sudah dilaksanakan dengan baik, baik

yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh siswa kelas 4 SDN

Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun

pelajaran 2015/2016 Siklus 2.

51

3. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran pada pertemuan

1 dan 2 siklus II. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa di dalam mengikuti

pembelajaran IPS dengan model pembelajaran MM sesuai harapan dan

berjalan dengan baik. Semua aktivitas telah dilakukan oleh siswa. Pada

kegiatan inti, siswa sudah nampak berani menjawab pertanyaan yang

diberikan guru, meskipun ada 1 atau 2 siswa yang belum berani menjawab

pertanyaan. Mengatasi hal tersebut, guru memberikan bimbingan kepada

siswa dalam menjawab pertanyaan. Di akhir kegiatan pembelajaran siklus II

pertemuan 2, dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif

berbentuk pilihan ganda.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MM

guru kelas 4 SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

semester II tahun pelajaran 2015/2016 Siklus II disajikan melalui tabel 4.6

berikut ini.

Tabel 4.6

Distribusi Aktivitas Tindakan Model Pembelajran Make A Match Guru Kelas 4 SDN

Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran

2015/2016 siklus II pertemuan 1 dan 2

No Aktivitas Tindakan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%)

1 Jumlah yang

dilaksanakan

15 100 12 100

2 Jumlah yang tidak

dilaksanakan

0 0

Jumlah 15 100 12 100

Sumber: Olahan Data Primer

52

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran MM yang

dilakukan oleh guru dalam siklus II, telah melaksanakan seluruh aktivitas

pembelajaran sesuai dengan RPP, dan pelaksanaan sangat optimal.

Berdasarkan observasi siklus II, hal-hal yang dianggap belum sesuai

harapan pada siklus 1 telah disempurnakan pada siklus 2. Salah satunya yang

penting yaitu sering memberi motivasi kepada siswa supaya meningkat dalam

menguasi model pembelajaran MM. Refleksi dan analisis hasil tes pada siklus 2

terdapat 27 siswa (96,428% dari seluruh siswa) yang tuntas dan 1 siswa (3,571%

dari seluruh siswa) belum tuntas, sehingga tidak perlu diadakan siklus 3.

Berdasarkan tabel distribusi skor hasil belajar, dapat diketahui persentase

ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat disajikan melalui tabel 4.7 di

bawah ini.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siklus II

Skor Tuntas Frekuensi Persentase (%)

≥ 75 Tuntas 27 96,43

< 75 Tidak Tuntas 1 3,57

Jumlah 28 100

Sumber: Olahan Data Primer

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan

melalui diagram lingkaran di bawah ini.

53

Sumber: Olahan Data Primer

Gambar 4.3

Diagram Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siklus 2

Pada tabel dan diagram tersebut di atas, terlihat tingkat ketuntasan siswa

hasil belajar IPS pada siklus 2, yaitu 27 siswa (96,43% dari seluruh siswa) tuntas

dan 1 siswa (3.57% dari seluruh siswa) belum tuntas.

Mendasarkan gambar 4.3 diagaram lingkaran hasil belajar IPS berdasarkan

ketuntasan belajar siswa kelas 4 menunjukkan peningkatan skor hasil belajar,

peningkatan skor hasil belajar karena dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran MM dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Peningkatan

skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata hasil belajar IPS siklus II

secara rinci dapat disajikan melalui tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Diskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-

Rata Siswa Kelas 4 SDN Ngajaran 03 Tuntang Semarang Semester II Tahun Pelajaran

2015/2016 Siklus II

Deskripsi Skor

Skor Minimum 70

Skor Maksimum 100

Skor Rata-Rata 93,21

Sumber: Olahan Data Primer

54

Nampak dari tabel 4.8, bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai

siswa kelas4, pada materi IPS materi alat teknologi komunikasi 85, sebelumnya

siklus 1 hanya 50. Perolehan skor maksimal sebesar 100, sebelumnya skor

maksimum siklus 1 adalah 100 dan skor rata-rata kelas diperoleh sebesar 93,21,

sebelumnya mencapai 78. Perolehan skor ini, menunjukkan peningkatan yang

signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang tidak

menggunakan desain pembelajaran tertentu. Artinya peningkatan hasil belajar

siswa pada pembelajaran siklus II adalah signifikan atau bermakna.

Hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 4, pada siklus

II mencapai 99%, hal ini berarti 27 siswa memenuhi KKM dan 1 siswa masih

belum bisa memenuhi KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan

75 (KKM ≥ 75). Keadaan ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yakni

dari 67,52% dari seluruh siswa meningkat menjadi 93,21% dari seluruh siswa,

yang merupakan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan.

Pembelajaran IPS telah dilaksanakan dengan baik sesuai demham lagkah-

langkah model pembelajaran MM. Implementasi RPP berjalan dengan skor 3,5.

Tabel implementasi RPP dapat dilihat pada lampiran 6.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 2 maka secara keseluruhan

hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 adalah sebagai

berikut:

a. Kelebihan

1. Guru menyiapkan RPP yang tersusun sesuai dengan model

pembelajaran tipe MM.

2. Apersepdi yang dilakukan oleh guru sangat membantu siswa dalam

membangun pemahaman sendiri.

3. Perkembangan belajar untuk kerja siswa dipantai melalui catatan guru

observer, karena pada dasarnya siswa tidak bisa duduk tenang dalam

proses pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran MM ini siswa

diberi kesempatan bergerak mencari pasangan kartunya.

55

4. Siswa menguatkan ingatan mereka tentang materi dari pemikiran dan

unjuk kerja siswa ketika mencari pasangan jartunya.

5. Proses belajar siswa meningkat karena siswa diberi kesempatan

bergerak walaupun diberi tanggung jawab mencari pasangan kartunya.

6. Siswa melakukan refleksi bersama guru.

b. Kelemahan

1. Masih sedikit kegaduhan ketika pencocokan kartu.

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dan dijabarkan diketahui

telah terjadi peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SDN

Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang melalui model

pembelajaran MM dengan materi alat teknologi komunikasi masa lalu dan

masa kini. Keberhasilan PTK ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Belajar IPS

Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Skor Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

F % F % F %

≥ 75 Tuntas 7 25 21 75 27 96,43

< 75 Tidak Tuntas 21 75 7 25 1 3,57

Jumlah 28 100 28 100 28 100

Sumber: Olahan Data Primer

Keterangan:

% : Persentase

F : Frekuensi

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPS kelas 4

SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, pra siklus 75% dari

seluruh siswa tidak tuntas dan 25% dari seluruh siswa tuntas, siklus 1 25% dari

seluruh siswa tidak tuntas dan 75% dari seluruh siswa tuntas, siklus 2 3,57% dari

seluruh siswa tidak tuntas dan 96,43% dari seluruh siswa tuntas. Hal ini dapat

56

digambarkan pada gambar 4.4 diagram batang hasil belajar IPS berdasarkan

ketuntasan di bawah ini.

Sumber: Olahan Data Primer

Gambar 4.4

Diagram Batang Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus 1 dan

Siklus 2

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pembahasan Siklus 1

Berdasarkan hasil penelitian tindakan, proses pembelajaran siswa kelas 4

SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang terlihat bahwa ada

peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran MM, sebelum diadakan

tindakan skor rata-rata 67,52, skor tertinggi 100,00, skor terendah 47 dan setelah

diadakan tindakan penelitian siklus 1 skor rata-rata menjadi 78,00 dengan skor

tertinggi 100,00 dan skor terendah 50,00. Hasil siklus 1 dengan tingkat

keberhasilan 75% dari jumlah siswa sebanayak 28 siswa, menunjukan siklus 1 ini

hasil belajar IPS sudah meningkat, masih ada siswa yang belum tuntas dengan

persentase 25%. Persentase ini belum memenuhi target indikator keberhasilan

siklus 1 yaitu ≥ 75%, dan belum memenuhi target ketuntasan akhir penelitian

57

yang ingin dicapai rata-rata sebesar ≥ 75 dari seleruh siswa sehingga perlu

dilakukan tindakan siklus 2.

Perolehan hasil belajar pada siklus 1 masih belum optimal, beberapa

kekurangan dalam penelitin tindakan siklus 1 ini antara lain dalam proses

pembelajaran belum lancar dari awalnya, dalam manajemen waktu pembelajaran

perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran berlangsung efektif da efisien, guru

belum terbiasa dengan model pembelajarannya sehingga dalam membimbing

siswa melaksanakan langkah pembelajaran masih agak kaku. Semua siswa harus

beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat

pembelajaran melalui model pembelajaran MM ini.

4.2.2 Pembahasan Siklus 2

Perbaikan hasil belajar IPS siswa kelas 4 pada siklus 1 menunjukkan

adanya peningkatan baik peran guru dan aktivitas siswa, presentase pembelajaran

maupun persentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar IPS belum

memenuhi target penelitian rata-rata kelas ≥ 75. Dari kegiatan refleksi

teridentifikasi bahwa dalam menyampaiakan tujuan pembelajaran guru terlalu

cepat, kemudian kurang tepatnya manajemen waktu pembelajaran, guru kurang

dalam bimbingan siswa melaksanakan langkah pembelajaran. Belum semua siswa

beraktifitas positif dalam pembelajaran. Semua hal tersebut dikarenakan guru dan

siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran MM.

Selanjutnya dalam pelaksanaan siklus 2 perbaikan hasil belajar IPS

difokuskan pada kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Selama proses

pembelajaran, siswa tampak lebih beraktifitas positif dibanding pada siklus 1.

Pada penelitian siklus 2 ketuntasan hasil belajar IPS sebesar 96,428% dari jumlah

seluruh siswa dan skor rata-rata 93,21 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah

75. Hasil siklus 2 dengan tingakat keberhasilan 93,21% dari jumlah seluruh siswa

28 siswa, menunjukkan pada siklus 2 ini hasil belajar IPS sudah meningkat, masih

ada siswa yang belum tuntas dengan persentase 3,57% dari jumlah seluruh siswa.

58

Persentase ini sudah memenuhi target indikator keberhasilan nilai rata-rata pada

siklus 2 yaitu ≥ 75 dan ketuntasan siswa ≥ 75% dari jumlah seluruh siswa.

4.2.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Pada kondisi pra siklus (kondisi awal) sebelum diadakan penelitian

tindakan di kelas 4 SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

skor rata-rata menjadi 67,52 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus

1 skor rata-rata menjadi 78,00 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 50,00.

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat

keberhasilan 75% dari jumlah siswa sebanayak 28 siswa, tetapi masih terdapat

25% dari jumlah seluruh siswa belum tuntas. Karena ini rata-rata siklus 1 belum

mencapai ≥ 75 sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2.

Pada penelitian siklus 2 ketuntasan hasil belajar sebesar 96,428% dari

jumlah seluruh siswa, siswa yang belum tuntas 3,57% dari jumlah seluruh siswa

dan skor rata-rata 93,21 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 75. Karena

ketuntasan siklus 2 96,428% dari jumlah seluruh siswa dan nilai rata-rata 93,21

maka telah mencapai syarat ketuntasan target penilaian ini. Oleh sebab itu,

pelaksana perbaikan siklus ini dapat diakhiri siklus 2. Tabel 4.10 di bawah adalah

perbandingan nilai hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum,

dan skor rata-rata pra siklus, silklus 1, dan siklus 2.

Tabel 4.10

Perbandingan Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum,

dan Skor Rata-Rata Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Skor Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Minimum 47 50 75

Maksimum 100 100 100

Rata-Rata 67,52 78 93,21

Sumber: Olahan Data Primer

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar IPS berdasarkan

skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata adalah signifikan. Pada pra

siklus sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas 4 SDN Ngajaran 03

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016

59

menunjukan skor minimum pra siklus 47, siklus I sebesar 50, dan siklus II sebesar

75. Skor maksimum pra siklus 100, siklus I sebesar 100, dan siklus II sebesar 100.

Skor rata-rata pra siklus 67,52, siklus I sebesar 78, dan siklus II sebesar 93,21.

Karena ketuntasan belajar siklus II 96,43% dari jumlah seluruh siswa, maka telah

melebihi syarat penelitian yang ditetapkan yaitu 80% dari jumlah seluruh siswa.

Oleh sebab itu, pelaksanaan perbaikan siklus ini dapat diakhiri pada siklus II.

Pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran MM, dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan antusias, senang dan aktif. Mendasarkan pejelasan tersebut,

didapatkan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran MM.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih

Ariyanti (2013), berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Melalui

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe MM Siswa Kelas 4 SD Negeri Tugurejo 01

Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini dilaksanakan

dengan 2 siklus, tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa setelah digunakannya metode pembelajaran MM ketuntasan

hasil belajar pada pra silkus, siklus 1, dan siklus 2 mengalami peningkatan.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukkan siswa yang tuntas

dengan mendapat nilai ≥ 63 sebesar 64,86% atau sebanyak 24 siswa, pada siklus 1

siswa yang masuk pada kategori tuntas meningkat menjadi 31 siswa atau sebesar

83,78% dan pada siklus 2 persentase ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 100%

atau dari 37 siswa masuk dalam kategori tuntas.