BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1...

16
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Kendal Dalam penelitian ini gambaran umum yang disajikan secara rinci sebagai berikut : Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun 2016 Visi “Menjadikan SMK Negeri 1 Kendal sebagai pusat pendidikan dan pelatihan yang amanah, mampu mencetak tenaga kerja profesional, unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia”. Untuk mewujudkan Visi tersebut, SMK N I Kendal menyatakan misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pendidik, tenaga kependidikan, & siswa. 2. Meningkatkan efektivitas & efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar. 3. Meningkatkan kedisiplinan pendidik, tenaga kependidikan serta siswa. 4. Meningkatkan kualitas pendidik & tenaga kependidikan. 5. Meningkatkan kualitas & kuantitas sarana pendidikan. 6. Mengintensifkan hubungan kerja sama dgn Dunia Usaha/Industri, serta instansi terkait. 7. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan orang tua siswa & masyarakat. 8. Mengoptimalkan peran Unit Produksi. 9. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Kendal

Dalam penelitian ini gambaran umum yang disajikan secara rinci sebagai

berikut :

Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun 2016

Visi “Menjadikan SMK Negeri 1 Kendal sebagai pusat pendidikan dan

pelatihan yang amanah, mampu mencetak tenaga kerja profesional,

unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia”.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, SMK N I Kendal menyatakan misi

sebagai berikut :

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pendidik, tenaga

kependidikan, & siswa.

2. Meningkatkan efektivitas & efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar.

3. Meningkatkan kedisiplinan pendidik, tenaga kependidikan serta

siswa.

4. Meningkatkan kualitas pendidik & tenaga kependidikan.

5. Meningkatkan kualitas & kuantitas sarana pendidikan.

6. Mengintensifkan hubungan kerja sama dgn Dunia Usaha/Industri,

serta instansi terkait.

7. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan orang tua siswa &

masyarakat.

8. Mengoptimalkan peran Unit Produksi.

9. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

40

10. Supervisi secara teratur & berkesinambungan.

Jumlah Siswa SMK Negeri 1 Kendal tahun 2016 menurut

www.smkn1kendal.sch.id terdapat sebanyak 1181 siswa terbagi ke

dalam tujuh kompetensi keahlian sebagai berikut : Akuntansi 320,

Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205,

Multimedia 128, Perbankan Syariah 106, dan TP3RP sebanyak 106

siswa.

Struktur Organisasi dan Deskripsi Kompetensi Keahlian Pemasaran

Kompetensi Keahlian Pemasaran dalam Struktur Organisasi di SMK

Negeri 1 Kendal digambarkan sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI

KOMPETENSI KEAHLIAN PEMASARAN

Sumber : Data Primer Struktur Organisasi Kompetensi Keahlian Pemasaran

Struktur Organisasi digunakan untuk menguraikan Tugas secara

langsung pada setiap posisinya. Kedudukan paling utama dimiliki oleh

Kepala sekolah yaitu bertanggungjawab atas terselenggaranya

pendidikan sesuai dengan Visi dan Misi sekolah, serta

menyelenggarakan seluruh kegiatan Program Kerja di Sekolah. Kepala

KEPALA SEKOLAH

KAKOM PEMASARAN

LABORAN

UNIT PRODUKSI

WALI KELAS .

SEKKOM PE

GURU

KALAB. PE

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

41

sekolah dibantu oleh Ketua Kompetensi Keahlian dalam:

mengembangkan kompetensi keahlian, membantu mengawasi

pelaksanaan magang siswa, dan mengawasi KBM pada Kompetensi

Keahlian Pemasaran.

Dalam melaksanakan tanggungjawab yang diberikan oleh kepala

sekolah untuk mewujudkan program yang telah direncakan, Ketua

Kompetensi Keahlian dibantu oleh : Sekom, Unit Produksi, Ketua dan

Laboran Pemasaran, Wali Kelas serta Guru. Ketua Kompetensi

Keahlian dibantu oleh sekretaris kompetensi keahlian dalam :

Menyiapkan instrumen administrasi untuk menyusun program

semesteran dan tahunan, Mencari tempat magang dan penempatan

siswa, Menjalin kerja sama denga rekan kerja atau DU/DI.

Unit Produksi Pemasaran bertugas: Melaksanakan Pembinaan dan

bimbingan secara Individu / Kelompok untuk peningkatan Prestasi

belajar melalui guru – guru yang terkait, Menjalin Hubungan yang

Konstruktif dengan Dunia Kerja yang relevan, dan Memasarkan dan

menelusuri tamatan.

Selain itu Ketua Laboran Pemasaran bertugas membatu dalam :

Menyusun dan mengkoordinasi program kerja pemanfaatan,

pemeliharaan dan perawatan Lab, Mewakili Ketua Unit Produksi dalam

hal – hal tertentu.

Laboran Pemasaran bertugas membantu dalam kegiatan : menyusun

program perbaikan dan perawatan lab. Komputer, membantu

mempersiapkan pemakaian lab. Kompetensi keahlian, mengadakan

perbaikan dan perawatan peralatan praktik kompetensi keahlian.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

42

Wali Kelas bertugas membantu dalam kegiatan : Menyusun program

kerja wali kelas, mewakili Kepala Sekolah dan Orang Tua dalam

pembinaan siswa, Membina kepribadian, ketertiban dan kekeluargaan,

Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan ketrampilan

siswa, Menyusun Rekapitulasi nilai, Mengisi dan membagi buku rapor,

Mencatat Mutasi Siswa

Guru bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam kegiatan :

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah berkenaan dengan kegiatan

KBM sesuai mata diklat yang diajarkan, Melaksanakan seluruh

kegiatan yang berhubungan dengan tugas mengajar, Mengisi daftar nilai

siswa, Melaksanakan kegiatan membimbing / Pembinaan terhadap

siswa, Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.

Kompetensi Keahlian Pemasaran merupakan salah satu

kompetensi keahlian di SMK N 1 Kendal, bertujuan untuk “Membekali

peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar

kompeten dalam: Melakukan analisa pasar, Menentukan strategi

penjualan dan pemasaran terhadap barang atau jasa, Membantu

kegiatan penjualan dan pemasaran terhadap barang atau jasa,

Mengoperasikan software dan periferal yang dapat mendukung kegiatan

penjualan”.

Peluang tamatan dari Kompetensi Keahlian Pemasaran yaitu : (1)

Bekerja pada bidang – bidang perkantoran, instansi pemerintah dan

swasta, badan – badan usaha, jasa, dll, (2) Melanjutkan ke Perguruan

Tinggi, (3) Menjadi Wirausahawan.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

43

4.1.2 Deskripsi Peran Guru Produktif Dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha

Peran Guru Unit Produksi Dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha

didiskripsikan dalam lima elemen, yang meliputi: (1) Pemahaman Guru

Produktif atas jiwa wirausaha (2) Kewenangan Guru Produktif dalam

Meningkatkan Jiwa Wirausaha, (3) Proses Pembelajaran dalam

Meningkatkan Jiwa Wirausaha, (4) Pelaksanaan praktik Peningkatan Jiwa

Wirausaha, (5) Evaluasi dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha. Hasil

penelitian masing-masing elemen didiskripsikan sebagai berikut:

(1) Pemahaman Guru Produktif atas Jiwa Wirausaha

Pemahaman jiwa wirausaha para guru produktif pemasaran

ditunjukan dari penjelasan guru terhadap apa itu jiwa wirausaha, dan

bagaimana jiwa wirausaha dibentuk.

Jiwa wirausahan dijelaskan oleh guru berdasarkan pada sikap-sikap yang

harus dimiliki oleh wirausaha. Adapun sikap tersebut meliputi sikap

kreatif, inovatif, tanggung jawab, tidak mudah putus asa, ulet, disiplin,

sifat – sifat yang positif, tidak mudah menyerah, pandai membaca peluang

dan memanfaatkan peluang yang ada dalam berwirausaha. Sikap–sikap

tersebut merupakan materi pembelajaran sebagai bekal pembentukan sikap

wirausaha bagi peserta didik.

Pembentukan Jiwa wirausaha yang dilakukan oleh guru produktif melalui

proses pembelajaran di dalam kelas dan pelaksanaan praktik

kewirausahaan di Unit Produksi.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

44

(2) Kewenangan Guru Produktif dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha

Kewenangan Guru Produktif dalam meningkatkan jiwa wirausaha

ditunjukkan dari kewenangan guru produktif dalam: pemberdayaan, dan

pemanfaatan unit produksi sebagai ajang pembelajaran pembentukan jiwa

wirausaha. .

Guru yang menjabat sebagai ketua Unit Produksi memiliki

kewenangan secara langsung dalam melakukan pemberdayaan dan

pemanfaatan di Unit Produksi yaitu : melakukan pengelolaan dan

pengembangan pada Unit Produksi, membuat jadwal jaga piket

pelaksanaan praktik kewirausahaan, melakukan proses pembelajaran

melalui Unit Produksi. Ketua Unit Produksi membagi rata – rata 6 siswa

kedalam satu kelompok jadwal jaga piket praktik kewirausahaan.

Pembagian tersebut bertujuan agar siswa disiplin dam mampu

bersosialisasi, berkoordinasi kepada siswa lainnya dalam melakukan suatu

pekerjaan.

Guru yang tidak menjabat sebagai ketua Unit Produksi tidak memiliki

kewenangan secara langsung dalam melakukan pemberdayaan dan

pemanfaatan di Unit Produksi. Kewenangannya hanya pada proses

pembelajaran di dalam kelas yaitu: memberikan pemahaman mengenai

jiwa wirausaha, melatih siswa untuk berwirausaha, memberikan

pengarahan, memberikan motivasi kepada siswa pemasaran melalui

pembelajaran di dalam kelas.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

45

(3) Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan

jiwa wirausaha yaitu: (a) Melakukan Persiapan Pembelajaran (b)

Menggunakan Model Pembelajaran, (c) Melibatkan Siswa dan

Mengkaitkan Materi Pembelajaran Pada Pelaksanaan Praktik.

a. Melakukan Persiapan Pembelajaran

Guru Produktif melakukan Persiapan pembelajaran di dalam kelas

dan Unit Produksi berupa : Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), Membuat kalender akademik, Mempersiapkan

kesiapan siswa, Mempersiapkan materi pembelajaran, Mengisi absensi

kehadiran siswa, Mempersiapan alat – alat dan bahan yang akan

digunakan pada saat pelaksanaan praktik.

b. Menggunakan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran di

kelas adalah Scientific Learning dan Learning by Doing. Penggunaan

model pembelajaran disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan

disampaikan. Model Pembelajaran yang digunakan dalam Unit

Produksi berbasis project (kerja) secara langsung.

c. Melibatkan Siswa dan Mengkaitkan Materi Pembelajaran Pada

Pelaksanaan Praktik

Guru melibatkan siswa dalam praktik dilakukan dengan cara :

menunjuk dan memberikan tugas kepada siswa untuk menjadi

pelaksana praktik atau sebagai penjual. Tugas tersebut digunakan oleh

siswa sebagai acuan dalam melaksanakan prosedur yang diberikan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

46

oleh guru, mulai dari persiapan pembukaan toko hingga penutupan

toko.

Mengkaitkan materi pembelajaran ditunjukkan dari cara guru

membawa materi pembelajaran yang disampaikan dikelas dengan

memberi contoh kasus kejadian nyata yang ditemui pada saat

pelaksanaan praktik di Unit Produksi.

(4) Pelaksanaan Peningkatan Jiwa Wirausaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jiwa wirausaha yang

dilakukan oleh guru produktif dilihat dari pembentukan sikap: (a) kreatif,

(b) inovatif, (c) pantang menyerah, yang dibentuk melalui pembelajaran di

kelas maupun di dalam Unit Produksi.

a. Pembentukan Sikap Kreatif

Guru membentuk sikap kreatif dikelas dilakukan dengan memberikan

pembelajaran yang disertai dengan tugas untuk membuat sebuah

proposal usaha. Awalnya siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu

mengenai prosedur dan cara – cara dalam membuat sebuah proposal

usaha, kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat sendiri secara

individu.

Sedangkan pembentukan sikap kreatif di Unit Produksi diajarkan

dengan cara melakukan perluasan produk dan membuat sebuah voucher

belanja. Usaha – usaha tersebut dilakukan guru produktif pemasaran

untuk membentuk sikap kreatif yang ada dalam diri siswa pemasaran.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

47

b. Pembentukan Sikap Inovatif

Pembentukan sikap inovatif dilakukan guru dengan cara memberikan

tugas kepada siswa untuk : melakukan promosi intern dan

memanfaatkan peluang produk.

Promosi Intern (promosi yang dilakukan khusus oleh tim jadwal jaga

piket pada siswa pemasaran dari kelas X, XI, dan XII). Promosi

tersebut harus dilakukan sebelum mereka membuka Unit Produksi

untuk berjualan, sehingga pada saat buka mereka sudah mendapatkan

konsumen.

Selain itu siswa juga dilatih untuk memanfaataan peluang dari produk –

produk baru yang belum ada sehingga menghasilkan keuntungan dan

memanfaatkan ide – ide pemasaran yang bersifat baru.

c. Pembentukan Sikap Pantang Menyerah

Pembentukan sikap pantang menyerah juga dilakukan melalui :

pemberian tugas dalam membuat proposal usaha, mengatasi produk

yang tidak laku, penjualan voucher belanja.

Dalam membuat proposal usaha menggunakan tata cara penulisan yang

benar dan harus sesuai dengan prosedur. Hal tersebut dapat melatih

siswa untuk tidak mudah menyerah dalam membuat proposal usaha

dan harus menyelesaikan suatu pekerjaan yang .

Jika pada saat pelaksanaan praktik di Unit Produksi ada barang

dagangan yang masih tersisa, siswa diberikan tugas oleh guru untuk

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

48

mengatasi hal tersebut dengan cara menjual keliling di setiap kelas,

supaya barang dagangan terjual dan bisa mengurangi kerugian.

Selain itu sikap pantang menyerah juga dibentuk melalui penjualan

voucher belanja, yang mengharuskan siswa untuk bisa menjualkan

kepada konsumen.

(5) Evaluasi dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha.

Evaluasi dalam meningkatkan jiwa wirausaha dilakukan oleh guru

produktif setiap hari di dalam kelas dan Unit Produksi diantaranya :

penggunaan model pembelajaran, kecakapan materi yang disampaikan,

dan sejauh mana siswa mengerti apa yang disampaikan.

Guru memberi catatan juga penilaian secara langsung untuk

memudahkan dalam mengetahui perkembangan dari siswa. Evaluasi pada

penggunaan model pembelajaran ditunjukkan dengan memberikan

pertanyaan kepada siswa pada setiap selesai pembelajaran. Jika dirasa

model pembelajaran yang digunakan kurang efektif, guru sewaktu – waktu

bisa mengganti dengan model yang lainnya.

Evaluasi pada kecakapan materi yang disampaikan dilakukan melalui

penilaian pada tugas yang diberikan setiap harinya. Guru menanyakan

kepada siswa sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah

disampaikan. Apabila siswa merasa masih belum memahami materi yang

disampaikan guru mengulangi untuk menjelaskan lagi.

Proses evaluasi pada setiap harinya dilakukan untuk mempermudah

dalam mengetahui hambatan dikelas maupun di dalam pemberdayaan Unit

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

49

Produksi, sehingga guru mempunyai harapan dan usaha untuk

memperbaiki kedepannya menjadi lebih baik. Usaha perbaikan tersebut

berupa perbaikan dalam hal pembelajaran di kelas dan fasilitas yang ada di

Unit Produksi sehinga memudahkan siswa dalam melaksanakan tugasnya

pada saat praktik.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan pedoman wawancara

menunjukkan bahwa guru produktif pemasaran tergolong dalam kategori

memiliki peran didalam pemberdayaan Unit Produksi untuk meningkatkan

jiwa wirausaha di Komoetensi Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal. 1

responden melakukan semua tahapan hanya 2 responden yang tidak memiliki

kedudukan di Unit Produksi tetapi mereka melaksanakan setiap tahapan.

Jadi, Peran guru produktif dalam pemberdayaan Unit Produksi dalam

meningkatkan jiwa wirausaha di Kompetensi Keahlian Pemasaran yaitu:

Memiliki pemahaman atas jiwa wirausaha, Kedudukan Guru Produktif dalam

Meningkatkan Jiwa Wirausaha, melakukan proses pembelajaran dikelas dan

di Unit Produksi, pada pelaksanaannya ada usaha melakukan peningkatan

jiwa wirausaha, dan melakukan evaluasi.

4.1.3 Deskripsi Siswa Terhadap Pembelajaran dan Praktik Kewirausahaan

Pembelajaran dan praktik kewirausahaan yang dilaksanakan di kelas

dan di Unit Produksi oleh guru produktif memberikan ilmu, pengetahuan, dan

pengalaman pada siswa kompetensi keahlian pemasaran. Pengetahuan yang

diperoleh siswa pada saat pembelajaran digunakan sebagai bekal dalam

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di DU/DI. Selain itu siswa juga

menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari – hari untuk

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

50

menjalankan sebuah usaha yang bisa dijalankan di bangku sekolah, seperti

berbisnis baju, sepatu, tas secara online. Peningkatan jiwa wirausaha pada

siswa salah satunya terlihat dari sikap siswa yang menjadi percaya diri,

kreatif, inovatif, dan pantang menyerah dalam melaksanakan sebuah usaha

serta Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Hasil penelitian menunjukkan beberapa siswa menuturkan, setelah

siswa melaksanakan praktik di Unit Produksi mereka tidak merasa canggung

dan bingung dalam menyelesaikan pekerjaannya pada saat magang di DU/DI.

Kebiasaan yang siswa laksanakan dari awal hingga akhir pelaksanaan praktik

diterapkan secara langsung sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh guru

produktif. Siswa merasa ada perbedaan sebelum dan sesudah melaksanakan

praktik di Unit Produksi, mereka mempunyai bekal tersendiri sebelum terjun

langsung pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). .

4.1.4 Deskripsi Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Unit Produksi

Hambatan dalam pemberdayaan Unit Produksi yang dialamai oleh guru

produktif diantaranya: (a) Persaingan, (b) Susahnya penentuan jadwal jaga,

(c) Fasilitas Unit Produksi, (d) Mempersiapkan siswanya dalam pelaksanaan

praktik. Hal – hal tersebut yang menyebabkan pemberdayaan tidak dapat

berjalan setiap harinya.

a. Faktor Persaingan

Lokasi tempat praktik yang berdampingan dengan kantin yang sudah

professional, hal tersebut mengakibatkan terjadinya persaingan antar

masing – masing penjual. Selain Unit Produksi, kantin yang saling

berdampingan bukanlah naungan dari sekolah. Sekolah hanya

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

51

menyewakan tempat setiap tahunnya, sehingga menimbulkan persaingan

dalam berjualan.

b. Kesulitan dalam Penentuan Jadwal Jaga

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada guru produktif

pemasaran menuturkan susahnya penentuan jadwal jaga, salah satunya

dalam mengurus ijin keluar kepada guru mapel yang bersangkutan.

Mengingat waktu jaga 10 menit sebelum istirahat dan sesudah istirahat.

Belum semua guru satu presepsi dan memahami program pembelajaran

di Unit Produksi. Hal ini terkadang yang menyebabkan guru mapel yang

mengajar di kelas keberatan jika siswanya mengikuti kegiatan di Unit

Produksi, dengan alasan takut tertinggal pelajaran mapel lainnya.

c. Fasilitas Unit Produksi

Hal lain yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk membeli

terdapat pada fasilitas tempat berjualan yang kurang memadai seperti

penerangan, air, dan ukuran ruangannya yang masih terlalu sempit.

d. Mempersiapkan Siswa dalam Pelaksanaan Praktik

Minimnya motivasi dan kesadaran yang dimiliki siswa akan

pentingnya belajar berwirausaha sejak dini, mengakibatkan siswa kurang

antusias dalam pelaksanaan praktik. Terkadang ada juga siswa yang

terlambat dan tidak mengikuti praktik. Hal tersebut yang membuat guru

produktif harus bekerja lebih keras dalam mempersiapkan siswanya

dalam pelaksanaan praktik di Unit Produksi.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

52

Jadi hambatan dalam melakukan pemberdayaan Unit Produksi bukan

berasal dari faktor peran guru produktifnya, melaikan berasal dari

beberapa faktor lain yaitu : Faktor Persaingan, Faktor Kesulitan dalam

menentuan jadwal jaga, Faktor Fasilitas Unit Produksi, dan Faktor

Kurangnya kesiapan siswa dalam pelaksanaan praktik.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Peran Guru Produktif dalam Pemberdayaan Unit Produksi

Kompetensi Keahlian Pemasaran

Guru berperan sebagai pihak yang bertanggungjawab mengarahkan dan

membimbing untuk mengembangkan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa

dalam berwirausaha, melalui proses pembelajaran di sekolah. Menurut Agus

Wibowo dan Hamrin (2012:94) Para guru harus menyadari bahwa proses

pengembangan karakter kewirausahaan itu merupakan sebuah proses panjang

dan berkelanjutan dimulai dari awal anak masuk sampai selesai dari suatu

satuan pendidikan dan hendaknya para guru menggunakan metode

pembelajaran aktif dan menyenangkan, prinsip ini mengisyaratkan bahwa

proses pendidikan nilai – nilai kewirausahaan itu dilakukan oleh anak didik

bukan oleh guru.

Peran yang dilakukan untuk meningkatkan jiwa wirausaha siswa oleh

guru produktif SMK Negeri 1 Kendal melalui beberapa proses dan tahapan

dimulai dari siswa kelas X hingga XII. Proses tersebut Terlihat pada upaya

yang dilakukan dalam pemberdayaan Unit Produksi untuk mengembangkan

keterampilan siswa dalam berwirausaha. Guru sadar dan memiliki

pemahaman bahwa dalam memberikan pendidikan kewirausahaan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

53

dibutuhkan proses panjang yang harus dilaksanakan. Pada pelaksanaannya

pada proses pembelajaran guru menggunakan berbagai model pembelajaran

untuk menumbuhkan kreativias dan keaktifan siswa yaitu : Scientific

Learning, Learning by doing, dan berbasis project (kerja).

Peran yang dilakukan oleh guru produktif sudah sesuai dengan teori

menurut Agus Wibowo dan Hamrin (2012:94), tetapi hasilnya belum bisa

secara maksimal mengingat masih banyak mengalami hambatan dalam

pelaksanaan pemberdayaan Unit Produksi.

Hambatan tersebut dilihat dari kurangnya motivasi siswa dalam pelaksanaan

praktik, sebagian siswa belum menyadari betapa pentingnya pelaksanaan

prakik tersebut. Adapula hambatan lain berasal dari persaingan dengan

kantin yang sudah professional, fasilitas tempat berjualan yang kurang

memadai seperti penerangan, air, dan ukuran ruangan yang masih terlalu

sempit.

Pada saat evaluasi dilakukan, terkadang siswa ada yang takut untuk

menyampaikan pendapatnya kepada guru. Selain itu kurangnya kesadaran

akan pentingnya berwirausaha dan kurangnya komunikasi antara guru

produktif dengan guru adaptif lainnya, mengakibatkan susahnya pembagian

jadwal dan ijin jaga.

Hambatan yang dialami tersebut menimbulkan keinginan guru produktif

untuk melakukan tindak lanjut perbaikan pemberdayaan Unit Produksi

diantaranya : melakukan perbaikan pada pembelajaran, melakukan perbaikan

pada fasilitas di Unit Produksi, melakukan perbaikan pada pemberian

motivasi dan monitoring serta evaluasi terhadap keberhasilan siswa.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9735/4/T1... · Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia

54

Perbaikan pada pembelajaran yang akan dilakukan kedepannya oleh guru

produktif dengan cara memperluas materi yang diajarkan. Apabila dirasa

model pembelajaran yang digunakan kurang efektif, maka guru akan

mengganti dengan model yang baru dan disesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan. Jika diperlukan guru akan menggunakan alat – alat pembelajaran

yang lebih modern untuk mempermudah proses pembelajaran.

Perbaikan pada fasilitas akan dilakukan oleh guru seperti : memperluas

lokasi tempat berjualan, memperbaiki saluran air dan penerangan,

memperbaiki dan mengganti alat – alat yang lebih modern untuk

mempermudah dalam melakukan transaksi penjualan.

Guru melakukan perbaikan pada pemberian motivasi kepada siswa

dengan cara bertindak secara tegas kepada siswa yang melanggar peraturan

atau tidak hadir ketika jadwal piket. Hal ini dilakukan supaya siswa sungguh

– sungguh dan tidak memudahkan sebuah pekerjaan, sehingga siswa

termotivasi untuk menyelesaikan segala tugas yang diberikan oleh guru.

Perbaikan pada tahap evaluasi yang lebih mendalam juga dilakukan oleh

semua guru produktif berupa pencatatan dan penilaian lebih rinci pada setiap

harinya untuk memudahkan dalam mengetahui sejauh mana materi dan

pengetahuan dapat diterima oleh siswa.