BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari...

55
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV dikemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian yang telah dilakukan diantaranya berisi gambaran umum penelitian, implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Kota Salatiga, faktor pendukung implementasi program, faktor penghambat implementasi program, implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ pada SMA/SMK di Kota Salatiga dan dampak program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ ditinjau dari tingkat pelanggaran lalu lintas pada usia pelajar di SMA/SMK . A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Program Pelajar Pelopor Keselamatan SMA telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2016 yang menjadi target peserta adalah 200 siswa dari sekolah SMA/SMA yang ada di SMA SMA. Para siswa tersebut dikirim oleh pihak sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka mengikuti kegiatan sosialisasi dan adapula yang menjadi perwakilan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan SMA. Adapun peserta yang menjadi perswakilan sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Sekolah yang Ikut dalam Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan dan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan SMA No. Nama Sekolah Nama Peserta 1. SMA Negeri 1 Muhamad Ghulam P. Sigma Mutiara

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV dikemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

penelitian yang telah dilakukan diantaranya berisi gambaran umum penelitian,

implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Kota Salatiga, faktor

pendukung implementasi program, faktor penghambat implementasi program,

implementasi program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ pada SMA/SMK di Kota

Salatiga dan dampak program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ ditinjau dari

tingkat pelanggaran lalu lintas pada usia pelajar di SMA/SMK .

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Program Pelajar Pelopor Keselamatan SMA telah dilaksanakan pada bulan

April tahun 2016 yang menjadi target peserta adalah 200 siswa dari sekolah

SMA/SMA yang ada di SMA SMA. Para siswa tersebut dikirim oleh pihak

sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka

mengikuti kegiatan sosialisasi dan adapula yang menjadi perwakilan Pemilihan

Pelajar Pelopor Keselamatan SMA. Adapun peserta yang menjadi perswakilan

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Sekolah yang Ikut dalam Sosialisasi Kebijakan di Bidang

Perhubungan dan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan SMA

No. Nama Sekolah Nama Peserta

1. SMA Negeri 1 Muhamad Ghulam P.

Sigma Mutiara

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

60

2. SMK Negeri 2 Afifah Nur Hayati

Nova Setiaji

3. SMA Kristen 2 Arya Pradana

Asmaranti Maya N. A.

4. SMA Negeri 3 Rizqi Kusuma Dewi

5. MA Negeri Leo Ahmad Rosid

Safinatul Fitriah

6. SMK Negeri 3 Muhammad Tri H.

Arfien Suryaaji H. F.

7. SMK Kristen BM Timotius Claus F.

Rina Septi A.

8. SMA Kristen 1 Louis Vella P. F.

Bona Ventura E. D.

9. SMA Kristen Satya Wacana Novy Rojali

Arya Bima M.

10. SMK Pelita Fenesia Gloria T.

11. SMK Muhammadiyah Misrodi

12 SMK PGRI 2 Hetik A.

Wahyu Catur A. R.

13 SMK Diponegoro Kamil S.

14 SMA Muhammadiya (Plus) Anita Sari

Guntur Marta Baya

15 SMK Islam Sudirman Muhammad Abdul M.

Mestika Fajriani

16. SMK Negeri 1 Fitri Dwi J.

Suciana Wulandari

Sumber: Dinhubkombudpar Kota Salatiga

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah pada 7 sekolah antara lain yaitu:

a. SMA Negeri 1, b. SMA Negeri 3, c. SMA Kristen 2, d. SMK Negeri 2, e. SMK

negeri 3, f. SMK Kristen BM, g. MA Negeri.

Berikut ini merupakan ulasan singkat mengenai objek penelitian yang menjadi

fokus dalam penelitian ini:

a. SMA Negeri 1

Terletak di Jalan Kemiri No. 1 Salatiga, dengan jumlah siswa 946 orang.

Memiliki akses transportasi yang mudah, dilalui oleh kendaraan umum dan

letaknya tidak terlalu jauh dari jalan raya, serta berada di daerah perkampungan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

61

dengan volume kendaraan pribadi yang melewati daerah itu cukup ramai pada

jam berangkat dan pulang sekolah karena memiliki jalan tidak terlalu lebar untuk

dua arah. Meskipun memiliki akses transportasi umum yang mudah akan tetapi

banyak siswa yang mengendarai sepeda motor sebagai transportasi utama menuju

sekolah. Meskipun begitu sebagian siswa yang menggunakan sepeda motor

merupakan siswa kelas X dan XI yang mana belum memiliki SIM.

Terdapat sebuah aturan bagi siswa yang belum memiliki SIM dilarang

menggunakan kendaraan bermotor dan parkir di area sekolah. Penerapkan sistem

ini dengan cara, bagi siswa yang sudah memiliki SIM maka memberikan bukti

kepada pihak sekolah kemudian pihak sekolah akan memberikan tanda khusus

berupa sticker khusus yang ditempelkan pada kendaraan, dan satpam akan

melakukan pengecekan setiap masuk saat melewati gerbang sekolah. Tindakan ini

diharapkan dapat mendisiplinkan siswa dalam menaati peraturan lalu lintas.

b. SMA Negeri 3

Terletak di Jalan Kartini No. 34 Salatiga, memiliki 1010 siswa. Memiliki

lokasi yang sangat strategis berada di tengah kota dengan arus lalu lintas yang

cukup padat, dilewati oleh kendaran pribadi dan umum, arus lalu lintas yang

padat terjadi saat jam berangkat dan pulang sekolah. Letaknya dekat dengan

beberapa sekolah lain. Karena kondisi jalan yang padat di pagi dan siang hari

maka saat pagi dijaga oleh petugas dari kepolisian untuk menertibkan lalu lintas

di daerah sekolah. Rata-rata siswa mengendarai sepeda motor, meskipun akses

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

62

menuju sekolah ini sangat mudah dikarenakan banyak kendaraan umum yang

menuju jurusan sekolah tersebut.

Permasalahan yang sama muncul di mana siswa yang seharusnya belum

diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor karena belum memiliki SIM

masih terjadi. Sekolah ini tidak memiliki peraturan khusus yang mengatur

mengenai siswa yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi

menuju sekolah. Meskipun begitu rata-rata siswa yang mengendarai sepeda motor

telah mengenakan kelengkapan keamanan dalam berkendara seperti helm dan

rata-rata motor di sekolah ini sesuai standar yang telah ditetapkan, namun hal ini

masih cukup memprihatinkan karena masih belum adanya kesadaran mematuhi

peraturan lalu lintas dengan baik misalnya mengendarai kendaraan bermotor

apabila telah memiliki SIM.

Tidak adanya peraturan khusus mengenai tata tertib dalam berkendara

memberikan dampak adanya kebebasan siswa mengendarai kendaraan bermotor

sebagai transportasi utama menuju kesekolah. Meskipun sebagian besar siswa

yang belum memiliki SIM, tetapi siswa di sekolah ini rata-rata mengenakan

kelengkapan berkendara seperti helm standar, dan motor yang standar.

c. SMA Kristen 2

Terletak di Jalan Argoluwih No. 15 Salatiga, dan memiliki 58 siswa. Terletak

di daerah perkampungan, dan memiliki akses cukup mudah dijangkau dan di

lewati oleh angkutan umum. Arus lalu lintas di sekitar sekolah ini sangat lengang

dan cenderung sepi, meskipun pada saat jam berangkat maupun pulang sekolah.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

63

Sebagian besar siswa tidak mengendarai sepeda motor, tetapi berjalan kaki.

Meskipun begitu ada beberapa siswa yang mengendarai sepeda motor untuk

menuju ke sekolah, karena terletak di perkampungan, siswa yang menggendarai

sepeda motor cenderung tidak mematuhi peraturan lalu lintas, seperti tidak

memiliki SIM, tidak menggunakan helm, berboncengan lebih dari satu orang,

motor yang digunakan tidak sesuai standar dan masih banyak lagi.

Tidak terdapat peraturan khusus mengenai ketertiban dalam berlalu lintas,

sekolah ini membebaskan siswanya mengendarai kendaraan bermotor menuju

sekolah meskipun mereka belum memiliki SIM.selai itu banyak pelanggaran

dalam berlalu lintas yang terjadi. Namun hal tersebut biasa terjadi di sekolah

tersebut dan pihak sekolah cenderung bersikap apatis terhadap hal tersebut dan

dianggap wajar. Meskipun sekolah ini juga telah mengikuti program Pelajar

Pelopor Keselamatan LLAJ akan tetapi belum menegakkan peraturan dalam hal

ini adalah peraturan lalu lintas.

d. SMK Negeri 2

Beralamat di Jalan Parikesit, Salatiga, memiliki 1731 siswa. Berada di daerah

perumahan dan juga dekat dengan beberapa sekolah lain. Daerah ini memilki arus

lalu lintas yang ramai namun terhitung lancar, mudah dijangkau dan juga terdapat

angkutan umum yang melalui sekolah tersebut. Angkutan umum yang melewati

daerah tersebut jumlahnya cukup banyak dan beroperasi dari pagi hingga sore

hari. Tentu hal ini sangat membantu dikarenakan jalur ini merupakan jalur sibuk.

Meskipun akses yang mudah akan tetapi masih banyak siswa yang menggunakan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

64

sepeda motor untuk menuju sekolah. Siswa di sekolah ini rata-rata menggunakan

sepeda motor meskipun masih banyak siswa yang belum memiliki SIM.

Terdapat sebuat aturan yang berlaku yaitu setiap kendaraan harus memiliki

standar keamanan yang baik bila tidak memenuhi hal ini maka siswa tersebut

mendapatkan sanksi dari pihak sekolah. Pengecekan standar berkendara para

siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah melalui OSIS dan beberapa

anggota ekstrakulikuler.

Pengecekan standarisasi kendaraan dilakukan di tempat parkir siswa, para

siswa petugas melakukan pengecekan kondisi motor siswa apakah sesuai standar

atau terdapat modifikasi yang tidak diperbolehkan. Setelah melakukan

pengecekan jika terdapat motor yang tidak standar maka akan dipindahkan dari

tempat parkir menuju lapangan setelah itu pihak petugas memberikan

pengumuman kepada para siswa, dan bagi pemilik kendaraan tersebut harus

menghadap guru BK untuk melakukan konfirmasi, dan pemberian sanksi, yaitu

peringatan pertama, kedua, ketiga, dan kemudian apabila siswa masih belum

memperbaiki motornya maka akan dilakukan penyitaan oleh pihak sekolah.

a. SMK Negeri 3

Berada di Jalan Ja’far Shodiq, Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir,

memiliki 1321 siswa. Sekolah ini berada jauh di pinggiran Kota terletak didaerah

perkampungan yang masih terdapat banyak lahan kosong dan daerah persawahan.

Karena letaknya yang cukup jauh dari pusat Kota dan juga tidak ada angkutan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

65

umum yang langsung menuju ke sekolah, hanya terdapat angkutan umum yang

berhenti sampai gapura yang memasuki wilayah Kalibening dan jika

menggunakan angkutan umum harus berjalan kaki kira-kira 200 meter terlebih

dahulu, meskipun berjalan tidak terlalu jauh akan tetapi banyak siswa yang

menggunakan kendaraan bermotor sendiri untuk menuju kesekolah.

Seperti sekolah lainnya di sekolah ini pun siswa kelas X dan kelas XI yang

seharusnya belum diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor, akan tetapi

hal itu terjadi disekolah ini. Hal ini terlihat bahwa belum ditegakkannya tata tertib

dalam mematuhi peraturan lalu lintas, mengakibatkan banyak siswanya yang

belum mematuhi peraturan lalu lintas.

b. SMK Kristen BM

Terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 6 Salatiga, memiliki 270 siswa. Berada

dilokasi yang strategis berada di daerah pusat Kota, meskipun begitu situasi jalan

cukup ramai akan tetapi tetap lancar dan kondusif, meskipun letaknya berdekatan

dengan beberapa sekolah dan sebuah perguruan tinggi namun sekolah ini tidak

dilewati oleh kendaraan umum atau angkutan umum, angkutan umum hanya

sampai pada lokasi tertentu dan jika akan menuju sekolah ini dengan angkutan

umum maka harus sedikit berjalan kaki dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Akan tetapi masalah yang sama juga terjadi di sekolah ini yaitu, siswa yang

belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor, justru menggunakan

kendaraan bermotor sebagai transportasi menuju ke sekolah, disamping itu di

sekolah ini membebaskan siswanya untuk mengendarai kendaraan pribadi. Tidak

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

66

ada peraturan khusus terutama dalam berlalu lintas di sekolah ini. Banyak siswa

yang mengendarai sepeda motor yang tidak memenuhi standar, bahkan juga tidak

menggunakan helm saat berkendara menuju sekolah.

c. MA Negeri

Beralamat di Jalan KH. Wahid Hasyim No.12 Salatiga, memiliki 970 siswa,

berada di jalan raya yang memiliki arus yang pada tkarena merupakan salah satu

jalur Solo-Semarang. Kendaraan yang melewati daerah ini adalah dari mulai

sepeda motor sampai dengan truck dengan muatan besar daerah ini cukup padat

setiap jam nya. Meskipun berada di lokasi yang strategis dan mudah di jangkau

akan tetapi rata-rata murid yang bersekolah di MA Negeri berasal dari luar Kota

Salatiga dan kebanyakan bertempat tinggal di pelosok desa bahkan banyak siswa

yang berasal dari luar Kota Salatiga.

Tidak terdapat peraturan khusus mengenai ketertiban lalu lintas, pihak sekolah

hanya menghimbau kepada para siswa untuk menggunakan kendaraan dengan

standar keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tetapi masalah yang

sama dengan sekolah lainnya yaitu di sekolah ini siswa yang seharusnya belum

diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor, justru sudah menggunakannya

dengan alasan tidak ada angkutan umum dari rumah menuju ke sekolah mereka,

adapula yang beralasan rumah mereka sangat jauh dari jalan raya dan sangat sulit

menemukan angkutan umum.

Dari hasil penelitian mengenai latar belakang sekolah yang telah diteliti, maka

terlihat bahwa hanya beberapa sekolah saja yang benar-benar memperhatikan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

67

keselamatan para warga sekolahnya terutama ketertiban siswa dalam berlalu

lintas, demi mengupayakan terwujudnya keselematan dalam berlalu lintas. Masih

banyak sekolah-sekolah yang membebaskan muridnya menggunakan kendaraan

bermotor meskipun mereka belum cukup umur dan memiliki SIM. Akan tetapi

masih ada beberapa sekolah yang memperhatikan keselamatan siswanya dalam

berlalu lintas dengan membuat beberapa peraturan mengenai kedisiplinan dalam

berlalu lintas, hal ini patut dijadikan contoh bagi sekolah yang belum

melaksankan dan bagi yang sudah melaksanakannya perlu adanya peningkatan

agar mendapat hasil yang lebih maksimal.

2. Implementasi Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Kota

Salatiga

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan, implementasi program Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016, dilaksanakan

melalui 2 tahap yaitu persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan pada bulan

Maret 2016 pihak Dinhubkombudpar Kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ dilaksanakan sejak tahun 2012. Kegiatan ini juga bekerjasama

dengan beberapa pihak yaitu Disdikpora Kota Salatiga. Dinas Kesehatan Kota

Salatiga, Satlantas Polres Salatiga, dan PT Asuransi Kecelakaan Jasa Raharja

Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun ini pihak Dinhubkombudpar Kota Salatiga

menyelenggarakan program tersebut pada bulan Maret-April, dalam hal ini dibagi

menjadi dua kegiatan yaitu persiapan dan pelaksanaan yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan Program Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

68

Persiapan program Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ dimulai

dengan rapat persiapan terlebuh dahulu yang dilaksanakan pada bulan Maret

2016, dalam tahap persiapan ini pihak Dinhubkombudpar mengundang semua

guru SMA/SMK di Kota Salatiga untuk mengikuti persiapan atau sosialisasi

mengenai program yang akan dijalankan. Dalam tahap rapat persiapan

pelaksanaan disampaikan beberapa hal yaitu:

1) Dasar pelaksanaan,

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan; Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat

Nomor : SK.825/AJ 705/DRJD/2010 tentang Pedoman Teknis Pemilihan

Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

b) Surat Direktur Jendral Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan

Nomor : AJ.804/1/3/DJPD/2015 perihal Penyampaian Juknis Pemilihan

Pelajar Pelopor Keselamatan Transpotasi Darat Tahun 2015;

c) Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

2) maksud dan tujuan pelaksanaan,

a) Sosialisasi Kebijakan di bidang Perhubungan

a. maksud pelaksanaan yaitu memberikan informasi kepada masyarakat

terutama pelajar mengenai kebijakan pemerintah di Bidang

Perhubungan dalam rangka Aksi Keselamatan Jalan Indonesia Tahun

2010-2020.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

69

b. tujuan pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu: 1. menyebarluaskan

informasi tentang kebijakan di bidang perhubungan;2. meningkatkan

pengetahuan tentang upaya menciptakan keamanan, keselamatan,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas; 3. mendorong keselamatan dan

ketertiban berlalu lintas sebagai bagian dari budaya masyarakat;4.

memberikan pemahaman tentang tanggung jawab multi sektoral dalam

penanganan transportasi.

b) Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ

a. maksud pelaksanaan yaitu Meningkatkan kepedulian terhadap

keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan di kalangan pelajar dalam

rangka pembentukan karakter budaya keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan.

b. tujuan dari pelaksanaan pemilihan Perlajar Pelopor Keselamatan yaitu

sebagai berikut:1. meningkatkan kesadaran pelajar dalam mematuhi

peraturan lalu lintas;2. mengurangi risiko kecelakaan akibat perilaku

sebagai pengguna jalan;3. menanamkan dan membangun kesadaran

generasi muda melalui pelajar untuk berperilaku tertib berlalu lintas

dan tanggung jawab untuk meningkatkan keselamatan;4.

menyebarluaskan informasi tentang keselamatan jalan ke kalangan

generasi muda melalui pelajar; 5. memberikan penghargaan (reward)

atas prestasi kepedulian dalam berlalu lintas yang tinggi untuk

mewujudkan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

70

3) persyaratan peserta,

Persyaratan umum dari peserta baik sosialisasi maupun yang terpilih dalam

pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan yaitu: a. berumur maksimal 19 tahun;b.

Memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public speaking); c. berkelakuan

baik yang dinyatakan oleh Kepala Sekolah;d. berbadan sehat yang dibuktikan

dengan Surat Keterangan Dokter;d. tidak mengkonsumsi narkotika dan obat-

obatan terlarang.

a) Sosialisasi Kebijakan di bidang Perhubungan

Peserta Kegiatan Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan adalah pelajar

SMU/SMK/MA di seluruh Kota Salatiga kelas 10 dan kelas 11 dengan jumlah

peserta sebanyak 200 orang.

b) Pemilihan Pelajat Pelopor Keselamatan LLAJ

Peserta yang telah dipilih sebagai perwakilan Pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ yang sudah mengikuti kegiatan Sosialisasi Kebijakan di

Bidang perhubungan dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

71

4) tanggal pelaksanaan

Berikut merupakan jadwal pelaksanaan Sosialisasi di Bidang Perhubungan

dan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ:

Tabel 4.2. Tanggal Pelaksanaan

APRIL 2016

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

24 25 26 27 28 29 30

Sosialisasi Kebijakan di bidang Perhubungan

Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamat LLAJ

Berikut merupakan daftar sekolah yang diundang untuk menghadiri rapat

sosialisasi:

Tabel 4.3. Sekolah SMA/SMK di Kota Salatiga

No. Nama Sekolah Jenja

ng

Kelas

10

Kelas

11

Kelas

12 Total

1 SMAS MUHAMMADIYAH (PLUS) SMA 48 47 74 169

2 SMKS PLUS AL_MADINAH SMK 6 14 7 27

3 SMKN 3 SMK 445 461 415 1321

4 SMKS PGRI 3 SMK 18 15 20 53

5 SMAS KRISTEN 1 SMA 221 171 189 581

6 SMAS THERESIANA SMA 13 12 15 40

7 SMKS FARMASI PUTRA BANGSA SMK 44 70 48 162

8 SMKS PGRI 2 SMK 228 222 95 545

9 SMKS KRISTEN SMK 59 49 42 150

10 SMKS PANCASILA SMK 28 32 17 79

11 SMKS MUHAMMADIYAH SMK 341 286 260 887

12 SMKS DIPONEGORO SMK 228 126 158 514

13 SMKS SARASWATI SMK 408 431 427 1266

Sumber: Dinhubkombudpar Kota Salatiga

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

72

14 SMAS KRISTEN 2 SMA 26 18 14 58

15 SMAN 2 SMA 352 311 286 969

16 SMK BHAKTI NUSANTARA SMK 74 71 0 145

17 SMKS KRISTEN BISNIS &

MANAJEMEN SMK 83 93 94 270

18 SMAN 1 SMA 289 315 322 946

19 SMKN 1 SMK 428 448 446 1324

20 SMKS AL FALAH SMK 68 55 52 175

21 SMKN 2 SMK 581 596 554 1731

22 SMAN 3 SMA 349 331 328 1010

23 SMKS DARMA LESTARI SMK 41 27 26 94

24 SMKS ISLAM SUDIRMAN TINGKIR SMK 44 20 26 90

25 SMAS KRISTEN SATYA WACANA SMA 129 145 164 438

26 SMKS PGRI 1 SMK 153 86 102 341

27 SMKS PELITA SMK 40 43 48 131

28 SMKS SULTAN FATTAH SMK 86 95 48 229

29 MA NEGERI MA 279 298 321 889

30 MA ISLAMIYAH ASSOKARTY MA 17 14 12 43

Total 14734

Sumber:

Disdikpora Kota Salatiga,2016

Dari data tersebut 200 siswa mengikuti sosialisasi Kebijakan di Bidang

Perhubungan dan 28 siswa mengikuti pemelihan pelajar pelopor kesesalamatan

LLAJ. Sekolah diminta mengirimkan peserta sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan sebelumnya dan disampaikan dalam rapat ini. Adapun kriteria peserta

sebagai berikut:

1. Peserta Kegiatan Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan adalah pelajar

SMA/SMK di seluruh Kota Salatiga kelas 10 dan kelas 11 dengan jumlah

peserta sebanyak 200 orang.

2. Peserta Kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ adalah siswa

yang telah terpilih sebagai perwakilan sekolah dan telah mengikuti kegiatan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

73

Sosialisasi Kebijakan di Bidang perhubungan pada hari pertama kegiatan,

dengan jumlah peserta terpilih yaitu sebanyak 28 orang.

3. Persyaratan :

Berumur maksimal 19 tahun; b) Memiliki kemampuan berbicara di depan

umum (public speaking); c) Berkelakuan baik yang dinyatakan oleh Kepala

Sekolah; d) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter;

e) Tidak mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang; f) diusulkan

oleh Sekolah Pengirim dengan menyerahkan Surat Tugas; g) menyerahkan

Pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar berlatar belakang merah

(putra), biru (putri).

b. Pelaksanaan Program Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ

1) Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan

Sosialisasi dilakukan sebelum diadakannya program Pemilihan Pelajar

Pelopor Keselamatan LLAJ diikuti oleh 200 peserta dalam sosialisasi tersebut

disampaikan beberapa materi. Pada tahap ini seluruh peserta yang telah

dikonfirmasi oleh pihak sekolah sebanyak 200 peserta dari 16 sekolah yang

telah melakukan konfimasi

Dari 30 sekolah yang ada di Kota Salatiga hanya 16 sekolah saja yang

mengirimkan siswanya sebagai peserta. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa

tidak semua sekolah dapat mengikuti kegiatan ini dengan beberapa alasan.

Diantaranya yaitu karena jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut kurang

dari 100 orang, sehingga apabila mengirimkan perwakilan yang sesuai dengan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

74

persyaratan yang telah ditetapkan cukup sulit untuk dipenuhi. Meskipun

begitu pihak Dishubkombudpar sudah mengupayakan dapat memberikan

kesempatan kepada para siswa dari sekolah yang ada di Kota Salatiga ini

dengan selalu memberikan undangan atau pemberitahuan jauh-jauh hari

sebelum pelaksanaan, harapannya adalah agar semua perwakilan dari setiap

sekolah yang ada dapat mengikuti kegiatan ini. Upaya tersebut sampai saat ini

belum efektif, dikarenakan meskipun sudah memberikan pemberitahuan

kepada semua sekolah, akan tetapi sedikit sekolah yang mengkonfirmasi dan

mengirimkan perwakilannya.

Target partisipan yang dapat mengikuti program ini. Target yang ingin

dicapai seharusnya 28 sekolah yang ada di Kota Salatiga karena tidak semua

sekolah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan maka tidak semua sekolah

dapat mengirimkan. Hanya sedikit yaitu dari 30 sekolah hanya 16 sekolah

yang dapat mengikuti dan dari jumlah partisipan seluruhnya 200 siswa dari

14.734 siswa yaitu 1,3 % saja siswa yang mendapatkan kesempatan mengikuti

kegiatan program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ. Hal ini tentu

disayangkan mengingat pentingnya kegiatan ini tertutama bagi para pelajar,

namun hanya sedikit pelajar yang berkesempatan mengikuti kegiatan ini.

Dalam tahap pelaksanaan terdapat 2 tahapan utama yaitu tahapan

sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan yang diikuti oleh 200 siswa.

Setelah mengikuti sosialisasi maka 28 peserta yang telah dipilih sebagai

perwakilan dari sekolah masing-masing langsung mengikuti kegiatan lanjutan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

75

yaitu Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Selama 3 hari di tempat yang

sama yaitu Gedung GPD Salatiga.

Dalam kegiatan sosialisasi ini diberikan materi yang berkaitan dengan

kebijakan dan peraturan mengenai lalu lintas dan angkutan jalan. Beberapa

pemateri yang turut dalam kegiatan ini diantaranya pihak Dinhubkombudpar

sendiri, kemudian Satlantas Kota Salatiga, dan pihak pemerintah Kota

Salatiga. Materi yang diberikan bertujuan untuk memberikan pengetahuan

secara umum mengenai pentingnya keselamatan lalu lintas, tujuan utama dari

keselamatan lalu lintas, dan bagaimana peran pelajar untuk menjadi pelopor

keselamatan lalu lintas. Pihak Dishubkombudpar menyampaikan materti

mengenai Peraturan Perundang-undangan di bidang LLAJ, dalam materi

tersebut berisikan tentang peraturan mengenai perkembangan peraturan

perundang-undangan LLAJ, kemudian membahas mengenai isi dari UU No.

22 Tahun 2009 yaitu tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Selain itu materi berikutnya adalah membahas mengenai dekade aksi

keselamatan jalan Indonesia. Selanjutnya materi mengenai kesadaran hukum

Warga Negara Indonesia berisikan bagaimana pola kesadaran hukum di

Indonesia. Kemudian materi mengenai Budaya keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan, berisikan mengenai pentingnya budaya keselamatan dan

kaitannya dengan UU No. 22 Tahun 2009 yang mengatut mengenai peraturan

lalu lintas, dalam materi ini juga dijelaskan pentingnya mematuhi peraturan

demi keselamatan dan sanksi yang diberikan apabila melakukan pelanggaran.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

76

Setelah selesai mengikuti kegiatan sosialisasi ini para peserta yang telah

dipersiapkan oleh pihak sekolah sebelumnya, akan mengikuti kegiatan

lanjutan yaitu mengikuti kegiatan pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan

LLAJ. kegiatan pemilihan ini dilaksanakan selam 3 hari. Dari 200 peserta

yang telah mengikuti sosialisasi hanya 28 peserta yang dipilih untuk mewakili

sekolah mengikuti kegiatan pemilihan Pelajar Pelopor. Semua peserta yang

terpilih tersebut sudah dipersiapkan oleh pihak sekolah sebelumnya dengan

melihat kriteria yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Pada

kegiatan sosialisasi dan untuk menuju kegiatan pemilihan tidak ada proses

seleksi, sehingga yang sudah dipersiapkan oleh pihak sekolah dapat langsung

mengikuti kegiatan ini. Alasan mengapa tidak dilakukan proses seleksi

terlebih dahulu pada saat kegiatan sosialisasi adalah untuk menghemat waktu

dan untuk efektifitas kegiatan ini.

2) Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 5 April 2016

sampai dengan 7 April 2016. Serangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di

Gedung GPD. Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ dilaksanakan

setelah sosialisasi di Bidang Perhubungan. Peserta Pemilihan Pelajar Pelopor

merupakan siswa yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi di Bidang

Perhubungan dan telah dipilih untuk menjadi perwakilan sekolah. Siswa yang

terpilih adalah sebanyak 28 peserta dari 200 peserta yang mengikuti. Peserta

yang mengikuti kegiatan pemilihan Pelajar Pelopor harus memenuhi kriteria

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

77

yang telah ditetapkan yaitu diantaranya memiliki kemampuan berbicara di

depan umum, dan yang paling utama adalah telah direkomendasikan oleh

sekolah.

Dalam pemilihan peserta terlebih dahulu mendapatkan materi yang

diberikan oleh para pemateri, kemudian adapun beberapa cara penyampaian

materi yang diberikan adalah dengan metode diskusi, kemudian setelah itu

peserta diberi post test atau tes tertulis setiap materi yang telah diberikan

sebelumnya. Selain pemberian materi dan tes tertulis adapula pengamatan

langsung di lapangan, kemudian yang terkahir adalah seminar karya tulis dari

peserta. Selama proses tersebut berlangsung para peserta mendapatkan

penilaian dari setiap tahapan yang dilalui, penilaian yang diberikan antara lain

penilaian secara kognitif dan afektif. Setiap peserta yang memperoleh skor

masing-masing dan kemudian diberi rangking 1,2,3 dan seterusnya. Bagi

peserta yang memperoleh rangking satu dan dua akan menjadi perwakilan

Pelajar Pelopor dari Kota Salatiga untuk mengikuti pemilihan Pelajar Pelopor

tingkat Provinsi.

Aspek yang dicapai dalam kegiatan ini, seperti aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek psikomotorik. Pada beberapa materi yang dibrikan juga

menggunakan tes tertulis yang selanjutnya digunakan sebagai penilaian siswa.

Pada materi metodologi penelitian, penyusunan karya tulis, teknik komunikasi

dan presentasi yang disampaikan oleh pihak Dinhubkombudpar bertujuan

untuk memeberi pemahamana kepada peserta agar mampu membuat karya

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

78

tulis dengan benar, dan agar peserta mampu membuat karya tuli yang original

dan dapat dipertanggungjawabkan, dan mampu mempersembahkan karya

tersebut dengan baik, dan karyanya dapat memberikan manfaat.

Pada materi selanjutnya yaitu prasarana dan perlengkapan jalan berisi

mengenai sarana dan prasana dalam lalu lintas, dalam materi ini menjelaskan

kegunaan dalam sarana prasarana jalan. Selain pemberian materi oleh

pemateri juga diberikan tes tertulis yang mana tes ini sebagai penilaian secara

kognitif. peserta diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang telah

diberikan saat para pelajar berada di jalan, agar dapat menggunakan dan

memanfaatkan fasilitas jalan yang ada dengan baik dan benar.

Pada materi tertib berlalu lintas dan tata cara memperoleh SIM, para

pelajar diberikan pengetahuan tentang bagaimana prosedur dalam pembuatan

SIM, selain itu para pelajar diberikan pengetahuan mengenai tata tertib dalam

berlalu lintas yang tujuannya agar para pelajar dapat mematuhi peraturan yang

ada dalam berlalu lintas di jalan, peserta diberikan pengetahuan apa saja

sanksi yang didapat apabila melakukan pelanggaran lalu lintas.

Selain pemaparan materi para peserta juga diberikan tes tertulis yang

mana poin yang diperoleh akan diakumulasikan untuk penilaian akhir.

Sedangkan pada materi peran dan fungsi Jasa Raharja bertujuan agar para

pelajar mengetahui apa saja tugas dan fungsi dari Jasa Raharja, kemudian para

pelajar dapat mengetahui alur proses klaim asuransi apabila terjadi kecelakaan

lalu lintas. Selalin pemaparan materi pada materi ini juga diberikan tes

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

79

tertulis. Pada materi Bahaya NAPZA yang dipaparkan oleh pihak Dinas

Kesehatan Kota Salatiga, dalam materi tersebur memberikan pengetahuan

secara umum mengenai kesehatan remaja, kemudian bahaya yang mengancam

akibat penggunaan obat terlarang, dalam materi tersebut juga memberikan

himbauan pada para pelajar tentang larangan untuk menggunakan obat-obatan

terlarang.

Dalam materi Bahaya NAPZA juga diberikan tes tertulis, dan seperti tes

tertulis sebelumnya hasilnya akan diakumulasikan pada akhir kegiatan. Pada

materi selanjutnya yaitu mengenai psikologi remaja yang disampaikan oleh

seorang psikolog, dalam materi ini memberi pengetahuan kepada peserta didik

mengenai pola perkembangan remaja secara psikis dan psikologis, selain

pemberian meteri juga terdapat tes tertulis. Materi terakhir yang diberikan

adalah materi mental dan spiritual dalam materi ini memberikan pengetahuan

mengenai perkembangan mental dan spiritual terutama pada remaja, pada

materi ini memberikan pengetahuan kepada para remaja pentingnya

mengelola stress, dan kaitannya dengan bagaimana pengaruh kesehatan

mental dan spiritual remaja terhadap keselamatan dalam berlalu lintas.

Pada akhir sesi materi, diberikan tugas untuk melakukan pengamatan

lapangan yaitu melakukan pengamatan lalu lintas di sekitar tempat

pelaksanaan kegiatan. Dalam pengamatan tersebut dilakukan secara

berkelompok, masing-masing kelompok berisikan sekitar lima sampai enam

siswa. Setiap kelompok memiliki mentor atau pendamping dari pihak

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

80

Dinhubkombudpar. Dalam hal ini mentor sebagai pembimbing para siswa saat

melakukan pengamatan langsung di lokasi tersebut, mentor juga membimbing

dalam proses diskusi yang dilakukan sampai pada tahap presentasi, disamping

itu para mentor ini juga melakukan penilaian kepada masing-masing peserta.

Setelah selesai melakukan pengamatan setiap kelompok melakukan diskusi,

setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya

kepada kelompok lain secara bergiliran. Pada sesi ini juga terdapat sesi tanya

jawab.

Dalam kegiatan tersebut sistem penilaian dan pemilihan sesuai dengan

kriteria penilaian yang telah ditentukan oleh Adapun metode penilaian diatur

dalam pasal 18 dan 19 dalam pedoman teknis pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ, yaitu sebagai berikut :

Metode penilaian yang digunakan adalah dengan sistem pembobotan,

yaitu keempat kategori tersebut diberi nilai bobot sesuai dengan tingkat

pentingnya dan total nilai bobot adalah 100%, sebagai berikut :

1 Leadership : 25 %

2 Public Speaking : 25 %

3 Norma/Etika : 20 %

4 Materi Karya : 30 %

____________________________ +

Total : 100 %

Total skor yang diperoleh siswa pada masing-masing tahapan seperti hasil

tes tertulis yang telah diberikan kemudian akan diakumulasikan dengan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

81

penilaian sikap dan non kognitif lainnya. Skor kemudian dijumlahkan dan

dilakukan pemberian rangking, pada siswa yang memperoleh peringkat

1,2,dan 3 maka akan menjadi juara. Untuk juara 1 dan 2 berkesempatan untuk

mengikuti pemilihan Pelajar Pelopor Tingkat Provinsi.

Setelah mengikuti kegiatan ini para peserta diberikan setifikat

penghargaan, sedangkan bagi peserta yang terpilih juara 1,2,dan 3 mereka

adalah Guntur Marta Baya dari SMA Muhammadiyah (Plus), Kamil

Setyowati (SMK Diponegoro), dan Sigma Mutiara, maka mereka berhak

mendapat uang pembinaan, untuk juara 1 mendapat Rp. 1.000.000,00, juara 2

mendapat Rp. 750.000,00, dan untuk juara 3 mendapat Rp. 500.000,00.

Setelah kegiatan tersebut selesai, juara 1 dan 2 diwakilkan untuk mengikuti

pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan tingkat Provinsi.

Menurut data hasil penelitian yang dilakukan sejauh pelaksanaan program

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ Kota Salatiga belum lolos untuk mewakili

Jawa Tengah ke Tingkat Nasional. Hal ini tentu menjadi catatan penting,

untuk lebih meningkatkan kualitas peserta yang mewakili sejak pada proses

seleksi tingkat Kota Salatiga agar dapat mewakili Kota Salatiga dan Jawa

Tengah untuk menjadi perwakilan pada tingkat Nasional, dan dapat menjadi

juara Nasional.

Hal ini tentu memperlihatkan pelaksanaan program Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang ingin dicapai

dan memberikan manfaat kepada para peserta. Faktor lain adalah dari sumber

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

82

daya siswa yang memiliki kemampuan tertentu dalam berkomunikasi,

kemampuan kognitif yang baik juga tidak semua sekolah memiliki kriteria

tersebut. Meskipun begitu dari 16 sekolah yang mengirimkan perwakilan

memiliki kemampuan sumber daya yang beragam.

c. Faktor Pendukung Implementasi Program Pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ

Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ telah dilaksanakan sejak tahun

2013 dan dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Kegiatan ini rutin

dilaksanakan antara bulan April dan Mei setiap tahunnya. Sejauhnya ini kegiatan

tersebut berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tujuan dari program tersebut,

ada beberapa faktor yang mendukung kegiatan tersebut yaitu:

1) Komunikasi

Komunikasi merupakan faktor yang penting dalam berjalannya suatu

kegiatan, dalam hal ini komunikasi yang dilakukan adalah pada tahap persiapan

program yaitu rapat sosialisasi program yang dilakukan sebelum pelaksanaan

program. Pada tahapan ini pihak Dinhubkombudpar melaksanakan proses

komunikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Mengundang seluruh sekolah SMA/SMK di Kota Salatiga

Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh SMA/SMK di Kota Salatiga. Pada

tahapan ini para guru dari perwakilan sekolah yang ada di Kota Salatiga diundang

untuk mengikuti rapat untuk mensosialisasikan kegiatan dan persiapan

pelaksanaan kegiatan ini. Dalam rapat ini dibahas mengenai hal-hal yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

83

berkaitan dengan kegiatan tersebut, kemudian penetapan tanggal pelaksanaan

kegiatan, dalam hal ini penetapan tanggal pelaksanaan disesuaikan dengan

kalender akademik sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di

Sekolah. Hal ini dianggap dapat lebih efektif dan kemungkinan setiap

sekolahdapat mengikuti kegiatan ini tanpa mengganggu aktifitas akademik seperti

ulangan semester atau try out maupun ujian.

b) Memberikan pemberitahuan hasil keputusan pelaksanaan program

Setelah didapatkan hasil dari rapat tersebut, pihak Dinhubkombudpar

memberikan surat kembali kepada pihak sekolah, yang berisi tentang

pemberitahuan mengenai tanggal kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota

Salatiga. Setelah itu pihak sekolah mengirimkan surat konfirmasi mengenai

jumlah siswa yang akan mengikuti kegiatan sosialisasi dan kegiatan pemilihan

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ. sekolah yang telah melakukan konfirmasi

dianggap telah mengirimkan siswanya sebagai peserta sedangkan sekolah yang

tidak melakukan konfirmasi maka dianggap tidak mengikuti kegiatan ini.

c) Pihak Dinhubkombudpar menjalin komunikasi yang baik dengan peserta

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ

Setelah selesai mengikuti kegiatan ini para alumni masuk menjadi anggota di

dalam Grup BBM yang dibuat oleh pihak Dinhubkombudpar yang digunakan

untuk menjalin komunikasi antar anggota dan dengan pihak Dinhubkombudpar

sendiri. Salah satu contoh adalah pihak Dinhubkombudpar meminta para pelajar

peloor dari setiap tahunnya untuk membantu posko saat lebaran. Dalam kegiatan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

84

tersebut mereka berpartisipasi untuk membantu posko lebaran, para pelajar

pelopor diberi tugas berbeda dan dilakukan secara bergiliran.

Dari pernyataan tersebut dapat pihak Dinhubkombudpar selaku penyelenggara

kegiatan mengupayakan komunikasi dari kedua pihak dalam hal ini terutama

pihak sekolah agar kegiatan ini dapat terselenggara tanpa hambatan dan tidak

menganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini merupakan sebuah cara agar

setiap sekolah dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu pihak

Dinhubkombudpar juga masih menjalin komunikasi yang baik dengan para

pelajar pelopor, ini merupakan hal yang dilakukan untuk memudahkan pihak

Dinhubkombudpar berkomunikasi jika ingin melibatkan para pelajar pelopor

dalam sebuah kegiatan tertentu contohnya posko mudik lebaran.

2) Sumber-sumber

Sumber-sumber dalam hal ini yang dimaksud adalah tenaga yang ahli dalam

proses pelaksanaan. Sejauh pelaksaan kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ ini berjalan dengan baik sesuai dengan kemampuan dan

keahliannya. Hal ini tentunya merupakan salah satu faktor pendukung

terlaksananya kegiatan ini dengan baik. Pada pelaksanaan kegiatan ini

dilaksanakan oleh para staf yang sudah memiliki kemampuan dan memahami

peran dan tugasnya masing-masing dalam kegiatan ini. Setiap staf melaksanakan

kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang menjadi petunjuk teknis pelaksanaan

yang telah diberikan.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

85

Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut tercapai dengan

baik dikarenakan sumber-sumber yang melaksanakan tugas dan fungsinya dengan

baik. Dan ini menjadi salah satu faktor berjalannya kegiatan ini dengan baik dan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selain sumber-sumber adapun faktor

lain yaitu kecenderungan-kecenderungan yang akan dibahas lebih lanjut seperti

dibawah ini.

3) Kecenderungan-kecenderungan

Kecenderungan yang dimaksud adalah para pelaksana melakukan kebijakan

yang dibuat sesuai dengan apa yang telah diputuskan oleh para pembuat

kebijakan. Sejauh pelaksanaan implementasi program ini terlaksana dengan baik

dan sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat. Para pelaksana kegiatan

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ memperhatikan betul bagaimana petunjuk

pelaksanaan yang telah dibuat, dan bagaimana mengimplementasikan kegiatan

tersebut. Peran pembuat kebijakan sangatlah penting dimana para pelaksana

melaksanakan sesuai dengan apa yang telah menjadi keputusan dan disetujui. Hal

ini tentu merupakan faktor yang sangat mempengaruhi berjalannya suatu

kebijakan dalam pengimplementasian program.

4) Struktur dan Birokrasi

Dalam hal ini struktur dan birokrasi adalah pelaksanaan kegiatan dalam hal ini

kegiatan berjalan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan ini sudah sesuai dengan

Standart Operating Procedures yang telah dibuat oleh pembuat kebijakan dalam

kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinhubkombudpar pada

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

86

khususnya selaku pelaksana kegiatan yaitu pada bidang Manajemen Rekayasa

Lalu Lintas. Kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan apa yang telah disepakati

bersama sebelumnnya dengan pihak penyelenggara, pihak sekolah, dan pihak

yang juga turut bekerjasama dalam kegiatan ini. Hal ini tentu menunjukan bahwa

semua berjalan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kemudian dilaksanakan

berdasarkan standar operasional yang telah ditentukan, dan hal ini membuat

kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan tidak menemukan kendala yang

berarti.

d. Faktor Penghambat Implementasi Program Pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ

1) Komunikasi

Dalam sebuah program tentunya terdapat berbagai kendala salah satunya

adalah dari faktor komunikasi terdapat hambatan dalam pelaksanaan program

yaitu sebagai berikut:

a) Kurangnya partisipasi aktif dari pihak sekolah

Dalam hal ini pihak sekolah tidak mengikuti rangkaian kegiatan yang

seharusnya seperti rapat sosialisasi kegiatan dan tidak semua perwakilan

sekolah hadir dalam rapat tersebut. Dari 30 sekolah yang mendapat undangan

hanya sekitar sepuluh sekolah yang turut hadir dalam rapat tersebut. Hal ini

dibuktikan dengan dari 30 sekolah hanya 16 sekolah saja yang mengirimkan

siswanya menjadi peserta. Hal ini sangat disayangkan mengingat sasaran dari

program ini adalah pada pelajar SMA/SMK dari sekolah yang ada di Kota

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

87

Salatiga. Tentu hal ini menunjukkan belum semua sekolah berpartisipasi,

kesempatan yang sama telah diberikan kepada seluruh sekolah di Salatiga

yaitu dengan mengundang semua sekolah untuk turut berpartisipasi. Hanya

beberapa sekolah saja yang dapat berpartisipasi, dan sekolah lain sama sekali

tidak mengirimkan perwakilan siswanya baik saat kegiatan sosialisasi maupun

saat pemilihan Pelajar Pelopor.

Dari pernyataan ini tentu dapat terlihat salah satu hambatan dalam

memberikan pengetahuan tentang pentingnya keselamatan lalu lintas di

kalangan pelajar adalah bukan karena pihak Dinhubkombudpar tidak

memberikan kesempatan yang sama, akan tetapi pihak sekolah yang memang

tidak turut berpartisipasi dalam ketercapaian tujuan utama dari program ini

yaitu meningkatkan keselamatan lalu lintas di Kota Salatiga terutama.

Seharusnya pihak sekolah turut berpartisipasi agar pengetahuan yang

diberikan selama mengikuti kegiatan ini dapat memberikan dampak yang

positif bagi pihak sekolah khususnya dan masyarakat para pengguna jalan

pada umumnya.

b) Pihak sekolah yang mengikuti program tersebut tidak memberikan

informasi yang jelas kepada siswa yang menjadi peserta.

Kejelasan informasi yang diberikan tentu akan membuat suatu kegiatan

berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi berdasarkan hasil dari penelitian

yang telah dilakukan, sebagian besar sekolah yang mengirimkan siswanya

menjadi peserta pemilihan Pelajar Pelopor hanya memberitahukan siswa

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

88

tersebut ditunjuk sebagai peserta beberapa hari sebelum kegiatan tersebut

berlangsung, hal ini mengakibatkan banyak peserta yang belum mengerti dan

memahami betul konsep dari kegiatan ini. Dampak dari hal ini adalah

beberapa peserta tidak membuat karya ilmiah seperti yang telah menjadi

persyaratan dikarenakan tidak mengetahui bagaimana konsep dari kegiatan

ini.

Beberapa peserta juga dipilih secara acak tanpa adanya kualifikasi tertentu

yang telah diberikan oleh pihak Dinhubkombudpar. Pihak sekolah juga tidak

memberikan bimbingan khusus kepada peserta perwakilan untuk

mempersiapkan karya ilmiah yang akan dijadikan salah satu penilaian dalam

pemilihan ini. Dampaknya adalah beberapa peserta membuat secara

sembarangan dengan tidak memperhatikan format dan syarat penulisan karya

ilmiah, karena sebagian peserta memang belum mengerti dan paham betul

bagaimana proses penulisan karya ilmiah.

Dari beberapa hal tersebut diatas bahwa kurangnya komunikasi dari pihak

sekolah memberikan hambatan pada proses pelaksanaan kegiatan ini.

Hambatan yang terjadi yaitu beberapa sekolah tidak mendapatkan hasil

penilaian yang maksimal. Beberapa peserta juga merasa bahwa persiapan

yang mereka lakukan sangat kurang dan tidak maksimal. Yang dapat terlihat

dengan jelas yaitu hanya beberapa sekolah tertentu yang memiliki kualifikasi

yang baik. Beberapa peserta merasa apabila pihak sekolah tidak memberikan

bimbingan dan pemberitahuan jauh hari sebelumnya. Hal ini menyebabkan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

89

peserta kurang mempersiapkan dengan baik. Beberepa peserta menyatakan

apabila dipersiapakan secara matang maka sekolahnya akan dapat menjadi

perwakilan untuk mewakili Kota Salatiga di tingkat Provinsi.

2) Sumber-sumber

Dalam suatu implementasi program tentunya memiliki beberapa hambatan

salah satunya masalah sumber-sumber pelaksana program tersebut. Berikut

merupakan beberapa permasalahan yang terjadi yang menjadikan sebuah

hambatan program tersebut:

a) Kurangnya personil

Hasil wawancara yang dilakukan menyatakan, personil yang ada di bidang

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas atau MRLL hanya sekitar lima personil saja

tentu sangat kurang untuk mengadakan kegiatan yang pesertanya lebih dari 50

orang. Akan tetapi hal ini dapat teratasi dengan menambah personil dari luar

bidang, akan tetapi terdapat kendala yaitu diantaranya tidak semua personil

memiliki keahlian yang sama tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan

pengarahan terlebih dahulu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

ini dan juga mengenai tugas-tugas yang akan diberikan. Namun penambahan

personil merupakan salah satu pemecahan permasalahan yang efektif,

dikarenakan jumlah peserta yang banyak maka penambahan jumlah personil

dilakukan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik.

b) Tidak semua narasumber merupakan sumber yang ahli dalam bidang

tertentu.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

90

Beberapa materi yang disampaikan oleh narasumber yang memang

memiliki keahlian di bidangnya. Akan tetapi beberapa materi lain

disampaikan oleh narasumber yang memang belum menguasai bidang

keahlian tersebut. Beberapa narasumber bukan merupakan pakar dibidangnya

hanya saja narasumber tersebut mengetahui dan memahaminya. Akan tetapi

hal ini tentunya dapat memepengaruhi kualitas materi yang akan disampaikan,

tentu memiliki beberapa perbedaan apabila materi tersebut disampaikan

langsung oleh narasumber yang merupakan pakar atau narasumber yang

sesuai dengan bidang keahliannya. Akan tetapi sejauh ini materi dapat

tersampaikan dengan baik sesuai denga tujuan yang ingin dicapai meskipun

belum maksimal dan mendalam.

Dari beberapa pernyatan di atas maka permasalahan sumber-sumber masih

menjadi salah satu faktor penghambat dari pengimplementasian program

tersebut. Akan tetapi sejauh ini permaslahan tersebut masih bisa teratasi

dengan baik. Dengan kerjasama yang baik antara personil selaku pihak

penyelenggara, pihak sekolah, dan pihak pemateri maka kegiatan ini dapat

berlangsung dengan baik dan sesaui dengan tujuan yang ingin dicapai.

3) Kecenderungan-kecenderungan

Adapun masalah dalam hal ini yaitu keputusan mengenai kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah Kota Salatiga yaitu mengenai anggaran. Hal ini

tentuya sangat berpengaruh menurut pernyataan diatas yang menjadi

permasalahan adalah ketersampaian materi yang dirasa kurang maksimal

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

91

karena keterbatasan waktu. Meskipun kegiatan ini tetap berjalan setiap

tahunnya namun RAPBD yang diturunkan untuk kegiatan tahun ini jumlahnya

menurun dibandingkan tahun lalu. Kebijakan ini membuat pihak

penyelenggara mengurangi lama pelaksanaan kegiatan, dengan cara

pengurangan jam untuk pemberian materi. Dalam hal ini tentunya

mempengaruhi kefektifan penyampaian materi. Sedangkan waktu dengan

jumlah materi yang harus disampaikan tidak seimbang.

Pada tahun sebelumnya kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari dan pada

tahun ini kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. Hal ini tentunya sangat

disayangkan mengingat pentingnya materi yang akan disampaikan kepada

para peserta akan tetapi harus dibatasi oleh waktu. Hal ini tentu dapat menjadi

pertimbangan bagi pihak pengambil keputusan agar kegiatan ini dapat

berjalan secara efektif untuk memberikan pengetahuan yang bermanfaat

terutama mengenai pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas.

Selain permasalahan tersebut di atas ada permasalahan lainnya yaitu tidak

adanya tindak lanjut kegiatan ini oleh pihak-pihak penyelenggara. Hal ini

menyebabkan setelah pemilihan ini selesai para pelajar pelopor hanya kembali

kesekolah tanpa melakukan sosialisasi sebagaimana mestinya dilakukan.

Tidak ada kerjasama pihak Dishubkombudpar dengan sekolah untuk

melakukan kegiatan yang dapat memfasilitasi para pelajar pelopor untuk

melaksanakan tugas dan perannya menjadi pelopor keselamatan LLAJ. Selain

itu pihak sekolah tidak memberikan ruang dan waktu kepada para siswa untuk

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

92

melakukan sosialisasi. Tentu kegiatan sosialiasi tidak dapat terjadi apabila

tidak ada kerjasama dengan pihak –pihak terkait dalam hal ini pihak

Dinhubkombupar.

Meskipun pihak Dinhubkombudpar memiliki program yang berkaitan

dengan budaya keselamatan yang juga melibatkan pihak sekolah di Kota

Salatiga akan tetapi dalam program-program tersebut tidak berkaitan langsung

dengan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ. salah satu contoh program yang

dilakukan pihak Dinhubkombudpar adalah memberikan himbauan kepada

para pelajar akan pentingnya keselamatan lalu lintas yang bekerjasama dengan

pihak Polres Kota Salatiga. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap masa

penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah yang ada di Kota Salatiga. Tentu

hal ini sangat disayangkan mengingat pentingnya program ini untuk dapat

mencapai tujuan dari program ini yaitu keselamatan LLAJ diperlukan

kerjasama dari pihak-pihak terkait dalam hal ini adalah pihak

Dinhubkombudpar, sekolah, dan para pelajar pelopor di Kota Salatiga. Para

Pelajar Pelopor merupakan sarana langsung sosialisasi dikalangan pelajar,

untuk itu penting bagi pihak-pihak terkait untuk memberikan fasilitas kepada

para Pelajar Pelopor untuk melakukan sosialisasi, dan mendapatkan hasil yang

lebih maksimal.

Selain memberikan fasilitas kepada Pelajar Pelopor untuk melakukan

sosialiasasi, pihak sekolah belum merealisasi hasil dari kegiatan ini contohnya

dalam bentuk peraturan tertib lalu lintas di sekolah, hanya beberpa sekolah

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

93

yang telah memiliki peraturan mengenai tertib lalu lintas, masih banyak

sekolah yang belum memiliki peraturan dalam berlalu lintas. Apabila pihak

sekolah dapat merealisasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh Pelajar

Pelopor Keselamata LLAJ, tentu tingkat pelanggaran di kalangan pelajar

dapat berkurang dan meningkatkan keselamatan dalam berlalu lintas.

4) Struktur dan Birokrasi

Dalam struktur dan birokrasi memiliki peranan penting dalam suaatu

pelaksanaan program, dan permasalahan yang terjadi adalah sesuai pernyataan

diatas mengenai keterbatasan personil yang ahli dalam bidang keselamatan

lalu lintas, kemudian tidak semua personil penyelenggara kegiatan tersebut

memiliki kemampuan yang sama untuk melaksanakan kegiatan ini sesuai

dengan standar operasional yang telah ditentukan, maka hal ini tentu menjadi

salah satu penghambat dalam struktur dan birokrasi kegiatan tersebut.

Pihak Dinhubkombudpar mengupayakan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut sehingga tidak terlalu mempengaruhi berjalannya

kegiatan dan dapat teratasi dengan baik, akan tetapi mungkin belum

maksimalnya pelaksanaan program tersebut walaupun program tersebut

berjalan dengan baik dan sesuai tujuan dan sasaran pelakasanaan. Meskipun

memiliki hambatan yaitu kurangnya personil yang memiliki keahlian akan

tetapi kegiatan ini berjalan sesuai standar operasional yang telah ditentukan.

Kegiatan ini berjalan dengan baik meskipun ada beberapa hambatan saat

pelaksanaan seperti mentor yang memiliki keahlian saat mendampingi peserta

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

94

dalam beberapa sesi kegiatan ini hanya sedikit sedangkan peserta yang

mengikuti 28 orang, hal ini dapat disiasati dengan membagi dalam jumlah

kelompok besar yaitu sekita lima sampai enam orang perkelompok dengan

satu mentor yang mengawasi, menilai dan membimbing.

3. Implementasi Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ pada

SMA/SMK di Kota Salatiga

Kegiatan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ ini telah diikuti oleh beberapa

sekolah di Kota Salatiga. Program ini telah menghasilkan para pelajar pelopor

dari masing-masing sekolah yang telah mewakilkan siswanya. Tujuan dari

program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran pentingnya keselamatan dalam

berlalu lintas terutama di kalangan pelajar. Setelah mengikuti kegiatan ini para

Pelajar Pelopor diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang telah mereka

dapatkan kepada para pelajar yang lain di sekolah mereka masing-masing agar.

Diharapakan para Pelajar Pelopor dapat meningkatkan kesadaran pentingnya

budaya keselamatan dalam berlalu lintas.

Masalah lain yang muncul yaitu di mana siswa yang menjadi perwakilan

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ untuk sekolah masing-masing belum

melakukan tugas sepenuhnya, para Pelajar Pelopor belum melakukan sosialisasi

untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menaati peraturan lalu lintas agar

terciptanya keselamatan lalu lintas terutama di kalangan pelajar. Para Pelopor

seharusnya juga dapat menjadi contoh bagi siswa lain di sekolah masing-masing,

akan tetapi dari beberapa sekolah tersebut masih ditemukan bahkan Pelajar

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

95

Pelopor belum sepenuhnya menaati peraturan lalu lintas. Hal ini tentunya menjadi

perhatian penting dimana tujuan dari kegaiatan Pelajar Pelopor Keselamatan

LLAJ adalah meningkatkan kesadaran pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas,

akan tetapi para Pelajar Pelopor belum melakukan tugasnya dengan baik, mereka

belum melakukan sosialisasi, dan menjadi contoh yang nyata tentang sikap patuh

terhadap peraturan lalu lintas.

Alasan lainnya mengapa para Pelajar Pelopor belum melakukan sosialisasi

adalah para Pelajar Pelopor belum melaksanakan tugas dan perannya dengan baik

karena belum adanya kerjasama yang terlihat antara pihak penyelenggara dalam

hal ini Dinhubkombudpar dengan pihak sekolah. Kerjasama yang dimaksud

adalah dengan melaksanakan kegiatan lanjutan yang berkaitan dengan Pelajar

Pelopor Keselamatan LLAJ untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam

meningkatkan kesadaran pentingnya keselamatan lalu lintas dalam perwujudan

budaya keselamatan dan keamaman dalam berlalu lintas di kalangan pelajar.

4. Dampak Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ terhadap Tingkat

Pelanggaran Pelajar SMA/SMK dalam berlalu lintas di Kota Salatiga

Dari hasil penelitian mengenai latar belakang sekolah yang telah diteliti, maka

terlihat bahwa hanya beberapa sekolah saja yang benar-benar memperhatikan

keselamatan para warga sekolahnya terutama ketertiban siswa dalam berlalu

lintas, demi mengupayakan terwujudnya keselematan dalam berlalu lintas. Masih

banyak sekolah-sekolah yang membebaskan muridnya menggunakan kendaraan

bermotor meskipun mereka belum cukup umur dan memiliki SIM. Akan tetapi

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

96

masih ada beberapa sekolah yang memperhatikan keselamatan siswanya dalam

berlalu lintas dengan membuat beberapa peraturan mengenai kedisiplinan dalam

berlalu lintas, hal ini patut dijadikan contoh bagi sekolah yang belum

melaksankan dan bagi yang sudah melaksanakannya perlu adanya peningkatan

agar mendapat hasil yang lebih maksimal.

Selain itu sekolah yang telah mengikuti program Pelajar Pelopor Keselamatan

LLAJ tetapi masih belum memiliki kesadaran untuk menerapkan budaya

keselamatan dalam berlalu lintas di sekolah. Penyebab dari permasalahan ini

adalah, pihak sekolah tidak melakukan tindak lanjut dalam bentuk program

ataupun peraturan mengenai ketertiban lalu lintas. Sehingga masih banyak

sekolah yang siswanya belum memiliki kesadaran pentingnya mematuhi

peraturan lalu lintas.

Dari beberapa permasalahan yang muncul, faktor utama yang menyebabkan

ketidaktercapaian program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Kota Salatiga

adalah dikarenakan belum adanya kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh pihak

Dinhubkombudpar bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan fasilitas

pada Pelajar Pelopor dalam mensosialisasikan budaya keselamatan lalu lintas di

kalangan pelajar. Pelajar Pelopor merupakan sarana langsung proses sosialiasi

keselamatan LLAJ yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pelajar

akan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas dengan meningkatkan

ketertiban dalam berlalu lintas. Akan tetapi kegiatan tersebut belum terlaksana

khususnya di Kota Salatiga. Mengakibatkan masih tingginya tingkat pelanggaran

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

97

lalu lintas dikalangan pelajar, hal ini terlihat dari data tentang jumlah pelanggaran

pada usia pelajar yang terus mengalami peningkatan, berikut data jumlah

pelanggaran lalu lintas pada usia pelajar di Kota Salatiga:

Diagram 4.1. Data Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas Usia 16-21 di Kota Salatiga

Tahun 2014-2016.

Sumber: Satlantas Polres Salatiga, 2016

Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan pelanggaran lalu lintas

dikalangan pelajar dari tahun ke tahun. Terlihat pada tahun 2014 terdapat

2179 kasus pelanggaran, kemudian meningkat menjadi 3875 kasus di tahun

2015, dan di tahun 2016 sampai dengan bulan Oktober terdapat 3563 kasus

pelanggaran lalu lintas di Kota Salatiga namun jumlah itu masih dapat

bertambah.

Dalam data tersebut nampak pada bulan Januari tahun 2014 terjadi 84

kasus, mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi sebanyak 251 kasus,

dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 72 kasus, hal ini

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

98

menunjukkan jumlah pelanggaran yang naik turun. Jumlah pelanggaran

tertinggi yaitu pada bulan Oktober 2015 yaitu 692 kasus pelanggaran,

sedangkan jumlah terendah terjadi pada bulan Juli 2016 yaitu 26 kasus. Ada

kalanya pada beberapa waktu mengalami penurunan ada pula mengalami

kenaikan akan tetapi apabila dilihat secara keseluruhan jumlah pelanggaran

setiap tahun mulai Januari 2014 sampai dengan Oktober 2016 mengalami

kenaikan jumlah pelanggaran.

Menurut sumber rata-rata kasus tersebut didominasi oleh

ketidaklengkapan surat-surat berkendaraan kemudian kelengkapan

berkendaraan, dan pelanggaran rambu lalu lintas. Namun lebih didominasi

oleh ketidaklengkapan berkendara dan surat-surat berkendaraan. Dan rata-rata

yang melakukan pelanggaran adalah pelajar. Kebanyakan para pelajar ini

belum memiliki SIM atau tidak memakai kelengkapan berkendara seperti

helm. Selain dari data tersebut, hasil pengamatan yang telah dilakukan di

beberapa lokasi sekolah yang menjadi subyek penelitian menunjukkan

beberapa contoh pelanggaran yang sering dilakukan dikalangan pelajar.

Salah satu contoh pelanggaran yang sering terjadi siswa tidak mengenakan

kelengkapan berkendara dengan tidak menggunakan helm sebagai pengaman.

Hal ini tentu bukan merupakan contoh yang baik, dan masih banyak sekali

pelajar yang belum mematuhi dan mengerti pentingnya mematuhi peraturan

lalu lintas demi keselamatan dirinya sendiri dan pengguna jalan yang lain.

Hasil temuan lainnya yaitu pelajar yang menggunakan sepeda motor akan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

99

tetapi muatan penumpang melebihi kapasitas yang seharusnya, hal ini

tentunya sangat berbahaya bagi keselamatan mereka sendiri, akan tetapi hal

itu sepertinya tidak diperhatikan oleh para pelajar kebanyakan, yang mereka

tahu adalah ketika mereka biasa mengendarai kendaraan bermotor maka

mereka bebas menggunakan sesuuai keinginan mereka tanpa mempedulikan

akibat apa yang akan ditimbulkan. Mereka tidak mementigkan keselematan

diri sendiri akan tetapi mereka agar mereka bisa sampai tujuan dengan cepat

maka mereka memilih utnuk menumpang dengan tidak mengenakan helm

sesuai yang telah diatur untuk kesealamatan diri dalam berkendara. Tentu ini

bukan merupakan cerminan cara berlalu lintas yang baik dan benar.

Adapun kasus lain yaitu orang tua murid mengantarkan anaknya ke

sekolah menggunakan sepeda motor dimana orang tua yang mengantarkan

sebagai pengemudi menggunakan helm sedangkan anak yang menjadi

penumpang tidak mengenakan helm. Tentunya hal ini sangat disayangkan

dimana keselamatan penumpang sangat tidak diperhatikan. Masih banyak

yang beranggapan jarak yang dekat tidak perlu menggunkan kelengkapan

berkendara, padalah jarak bukan faktor utama yang menentukan keselamatan

dalam berlalu lintas, akan tetapi apabila seseorang telah mematuhi peratutan

lalu linas. maka akan selamat saat berlalu lintas.

Peran orang tua sangat diperlukan sebagai contoh para pelajar terutama

dalam berlalu lintas, akan tetapi dapat dilihat pada kasus ini justru orang tua

yang tidak peduli dengan keselamatan anaknya dengan membiarkan anakanya

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

100

menuju ke sekolah tanpa mengenakan kelengkapan berkendara salah yaitu

menggunakan helm. Hal ini sangat disayangkan mengingat salah satu faktor

berjalannya kepatuhan pelajar dalam berlalu lintas adalah melalui orang tua

tetapi orang tua mereka sendiri yang justru tidak peduli dengan hal tersebut.

Contoh lainnya yaitu pelajar menggunakan kendaraan bermotor tidak

menggunakan helm, meskipun ada petugas yang mengawasi dan sekolah

tersebut juga terletak di jalan raya akan tetapi pelajar tidak menghiraukan hal

tersebut sama halnya dengan petugas yang berjaga juga tidak menindak

pelanggaran yang dilakukan pelajar tersebut. Hal ini yang nampak bahwa

pengawasan tidak mempengaruhi perilaku pelajar dalam mematuhi peraturan

lalu lintas. Seharusnya pihak berwenang lebih menegakkan peraturan agar

memberikan pembelajaran yang baik bagi pelajar khususnya tentang

pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas demi kepentingan bersama.

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan masih nampak

beberapa siswa menggunakan sepeda motor yang tidak sesuai standar seperti

tidak memiliki kaca spion, roda ban yang tidak sesuai standar. Tentu hal ini

sangat membahayakan penggunasepeda motor tersebut dan pemakai jalan

lainnya. Akan tetapi nampaknya pihak sekolah tidak memperhatikan hal-hal

tersebut. Pihak sekolah cenderung bersifat pasif dan melakukan pembiaran

dengan apa yang dilakukan siswanya di sekolah.

Melihat beberapa permasalahan di atas kurangnya pengawasan baik dari

pihak berwenang, pihak sekolah dan yang paling utama adalah pihak orang

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

101

tua. Pihak berwenang dalam hal ini pihak Satlantas Polres Salatiga, belum

sepenuhnya menegakkan peraturan dalam berlalu lintas, terlihat dengan

adanya pembiaran saat pelajar melakukan tindakan pelanggaran. Hal ini

menyebabkan masih banyaknya siswa yang melakukan pelanggaran meskipun

di tempat tersebut terdapat petugas yang berjaga.

Selain itu pihak sekolah juga berperan penting, beberapa sekolah memang

melakukan pengawasan pada siswanya dalam hal kedisiplinan dalam berlalu

lintas, namun masih banyak sekolah yang tidak memperhatikan dan tidak

memiliki peraturan khusus tentang ketertiban dalam berlalu lintas di sekolah.

Banyak kasus dimana siswa yang seharusnya belum diperbolehkan

menggunakan dan mengendarai kendaraan bermotor justru sudah

menggunkannya sebagai alat transportasi utama menuju ke sekolah dengan

berbagai alasan seperti jarak rumah dengan sekolah yang jauh kemudian,

karena tidak ada yang mengantarkan mereka sampai ke sekolah, dan adapula

yang menyatakan tidak ada angkutan umum dari rumah langsung menuju

kesekolah mereka, ataupun susahnya menemukan angkutan umum yang

menuju kesekolah mereka.

Peran pemerintah sangat penting untuk menyediakan akses transportasi

umum untuk menuju ke sekolah. Masih ada beberapa sekolah yang tidak

dilewati oleh angkutan umum baik pada pagi maupun siang hari, atau ada

beberapa lokasi sekolah yang mana angkutan umum hanya berhenti sampai

pada titik tertentu begitu dengan siswa harus berjalan kaki terlebih dahulu

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

102

untuk sampai ke sekolah. Ketersediaan angkutan umum yang memadai

menuju sekolah diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan

bermotor dikalangan pelajar. Hal ini juga dapat mengurangi resiko kecelakaan

yang melibatkan pelajar dan juga menurunkan tingkat pelanggaran lalu lintas

dikalangan pelajar.

Peran orang tua adalah melakukan pengawasan dan bimbingan kepada

para pelajar. Orang tua seharusnya mampu memberikan pemahaman kepada

anak di usia pelajar dibawah 17 tahun untuk tidak mengendarai kendaraan

bermotor. Akan tetapi yang terjadi adalah banyak orang tua yang mebiarkan

putra putrinya yang belum berusia 17 tahun untuk menggunakan kendaraan

bermotor menuju sekolah dengan alasan karena tidak bisa mengantarkan atau

agar mudah dan cepat sampai kesekolah. Hal ini dilematis di mana siswa

dituntut untuk sampai kesekolah tepat waktu akan tetapi tidak ada transportasi

yang memadahi ataupun karena kurangnya kesadaran dari pihak orang tua

untuk menjaga putra putri mereka. Hal ini sangar disayangkan mengingat

tujuan program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ adalah untuk

meningkatkan kesadaran pentingnya keselamatan lalu lintas akan tetapi disisi

lain tidak mendapat dukungan agar tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat

terwujud terutama di Kota Salatiga.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai dampak porgram

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ dengan tingkat pelanggaran hukum pelajar

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

103

SMA/SMK di Kota Salatiga diketahui beberapa hasil yang pertama yaitu mengenai

bagaimana keadaan sekolah yang ada di Kota Salatiga yang telah diteliti dalam

penelitian ini. Di Kota Salatiga ada beberapa tipe sekolah yaitu ada beberapa sekolah

yang memiliki peraturan khusus mengenai ketertiban dalam berlalu lintas yaitu di

SMA N 1, di sekolah ini memiliki peraturan bagi siswa yang menggunakan

kendaraan bermotor akan tetapi belum memiliki SIM tidak diperbolehkan memasuki

lingkungan sekolah. Siswa yang dapat memasuki lingkungan sekolah adalah siswa

yang telah memiliki SIM dan telah memiliki tanda khusus pada bagian kendaraan

sebagai tanda bahwa siswa tersebut boleh memasuki lingkungan sekolah. Tanda

khusus tersebut berupa stiker yang dibuat sekolah dan diberikan kepada siswa yang

telah menunjukan bahwa siswa tersebut telah memiliki SIM kepada pihak sekolah.

Peraturan yang ada di SMA N 1 ini tentu merupakan salah satu cara mengurangi

tingkat pelanggaran dalam berlalu lintas dan juga meningkatkan kesadaran

pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas. SMK N 2 Salatiga juga memiliki

peraturan khusus dalam hal berlalu lintas, namun yang berbeda dengan SMA N 1

adalah di SMK N 2 memiliki peraturan siswa tidak diperbolehkan menggunakan

kendaraan bermotor yang tidak standar ke sekolah. Setiap dua kali dalam seminggu

dilakukan pengontrolan oleh pihak sekolah dengan bantuan dari beberapa anggota

ekstrakulikuler.

Bagi motor yang tidak standar atau dimodifikasi akan tetapi membahayakan

seperti ukuran ban yang tidak standar, tidak memiliki spion, penggunaan knalpot

yang tidak standar dan lainnya. Motor tersebut akan dibawa menuju lapangan untuk

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

104

dikumpulkan, kemudian dilakukan pendataan setelah selesai pihak sekolah

mengumumkan kepada seluruh siswa, bagi siswa yang merasa memiliki kendaraan

tersebut diminta untuk menghadap pihak sekolah dan pihak sekolah akan

memberikan peringatan kepada siswa tersebut apabila siswa tersebut terus mengulang

perbuatannya maka motor yang digunakan akan disita dan dpat diambil kembali

apabila ada jaminan dari pihak orang tua. Peraturan ini baik untuk dilakukan dan

dapat dijadikan contoh oleh sekolah lain untuk meningkatkan kedisiplinan siswa

dalam berlalu lintas dan dapat meningkatkan keselamatan dalam berlalu lintas.

Sedikit berbeda dengan dua sekolah sebelumnya yaitu di MA Negeri, di sekolah

ini rata-rata memiliki siswa yang tinggal di daerah pelosok desa dan adapula siswa

yang bertempat tinggal di luar Kota Salatiga. Pihak sekolah menyadari karena

siswanya mengalami kesulitan apabila menggunakan transportasi umum, maka pihak

sekolah memperbolehkan siswanya untuk menggunakan kendaraan bermotor. Pihak

sekolah selalu memberi himbauan kepada siswanya untuk menggunakan kendaraan

bermotor yang memiliki standar keamanan yang baik, sejauh ini memang rata-rata

siswa sudah menggunakan kendaraan bermotor sesuai standar keamamanan dan

menggunakan kelengkapan berkendara seperti helm.

Banyak sekolah-sekolah yang ada di Kota Salatiga yang tidak memiliki peraturan

dalam berlalu lintas. Hal ini sangat disayangkan melihat masih tinginya tingkat

pelanggaran lalu lintas terutama dikalangan pelajar. Banyak sekolah yang bersikap

apatis dengan siswanya yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, seperti contoh

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

105

sekolah membiarkan siswanya yang masih dibawah umur untuk mengendarai

kendaraan bermotor menuju sekolah.

Adapula sekolah yang membiarkan siswa yang memodifikasi sepeda motornya

seperti dengan menggunakan ban yang ridak memenuhi standar keamanan untuk

digunakan menuju sekolah. Hal ini merupakan salah satu contoh yang tidak baik

dimana keselamatan dalam berlalu lintas tidak diperhatikan. Untuk meningkatkan

kesadaran pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas tentu bukan hal yang mudah

terutama dikalangan pelajar. Dalam penelitian ini salah satu program yang dilakukan

untuk meningkatkan kesadaran untuk mematuhi peraturan lalu lintas untuk

keselamatan lalu lintas yaitu Program Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ.

Program ini diikuti oleh perwakilan siswa dari SMA/SMK yang ada di Kota Salatiga.

Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ dilaksanakan sejak tahun 2012,

kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh

pihak Dinhubkombudpar dan bekerja sama dengan Disdikpora Kota Salatiga,

Satlantas Polres Salatiga, PT Asuransi Jasa Raharja cabang Semarang, Dinas

Kesehatan Kota Salatiga, dan ahli di bidang psikologi remaja. Program Pelajar

Pelopor Keselamatan LLAJ bekerja sama dengan pihak-pihak yang telah disebutkan

di atas.

Dalam kegiatan ini yang menjadi peserta dalam kegiatan ini adalah pelajar

SMA/SMK di Kota Salatiga. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu: a.

rapat persiapan dengan guru SMA/SMK di Kota Salatiga, b. sosialisasi kebijakan di

bidang Perhubungan dan kemudian c. pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

106

Pada tahun 2016 ada 200 peserta dari 16 sekolah yang mengikuti kegiatan Pemilihan

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ, sekolah tersebut mengirimkan siswanya sebagai

peserta sosialiasi kebijakan di bidang Perhubungan dan kemudian 28 dari 200 peserta

tersebut dipilih menjadi peserta dalam pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ.

28 peserta yang telah dipilih telah ditentukan oleh pihak sekolah sebelumnya dan

direkomendasikan untuk mengikuti pemilihan Pelajar Pelopor.

Kegiatan ini rutin dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada para

peserta tentang a. kebijakan-kebijakan yang ada di bidang perhubungan, b.melakukan

pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ. Peserta yang mendapat nilai tertinggi

dan mendapat juara 1 dan 2 maka akan terpilih untuk mewakili pemilihan Pelajar

Pelopor Keselamatan LLAJ tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dalam pemilihan tersebut

tentunya memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki nilai

tertinggi dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal tersebut merupakan

salah satu kriteria penting yang harus dimiliki. Menurut sumber Kota Salatiga belum

dapat terpilih menjadi juara untuk menjadi perwakilan tingkat Provinsi sejak tahun

2012.

Pelaksanaan program pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ ini secara

keseluruhan berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan dari program ini yaitu

memilih perwakilan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ tingkat Provinsi Jawa

Tengah. Kegiatan ini juga dijalankan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yaitu

SK.825/AJ705/ DRJD/2010 tentang petunjuk pelaksanaan pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ. Meskipun ada beberapa hal yang menjadi permasalahan yaitu

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

107

kurangnya partisipasi yang aktif dari sekolah, karena terlihat dari 28 sekolah hanya 16

sekolah saja yang mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini tentu sangat disayangkan

mengingat tujuan dari program ini ada untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan

kepada para pelajar mengenai pentingnya keselamatan dalam lalu lintas.

Permasalahan tersebut terjadi karena memang tidak semua sekolah memiliki

klasifikasi siswa yang dapat dijadikan peserta, selain itu adapula sekolah yang hanya

memiliki sedikit murid maka dari itu tidak mungkin mengirim siswanya sebagai

perwakilan

Pelaksanaan program ini ada beberapa tahapan yaitu tahap sosialisasi kebijakan di

bidang Perhubungan yang diikuti oleh 200 peserta selama 1 hari pada akhir kegiatan

dipilihlah 28 orang perwakilan siswa yang akan mengikuti pemilihan Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ, kemudian pada hari kedua dan ketiga dilangsungkan kegiatan

pemilihan, dan pada hari terakhir terpilihlah juara 1,2, dan 3, kemudian setelah

terpilih juara 1 dan 2 dikirim untuk mengikuti pemilihan tingkat Provinsi, karena

juara 1 pada saat pemilihan tingkat Provinsi tahun 2016 berhalangan hadir dan

diawakilkan oleh juara 2 dan 3, namun pada tahun ini Kota Salatiga belum mendapat

juara di tingkat Provinsi dan belum berkesempatan lanjut ke tingkat Nasional. Sejauh

ini program tersebut berjalan dengan baik dan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

yang ada.

Meskipun ada beberapa kendala yang dialami selama kegiatan tersebut

berlangsung diantaranya yaitu kurangnya partisipasi aktif dari pihak sekolah, dimana

hal ini ditunjukkan dengan hanya sebagian kecil sekolah yang mengirimkan siswanya

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

108

untuk mengikuti program ini. Selain itu kurangnya persiapan dari sisi peserta dalam

mengikuti kegitan ini sehingga beberapa peserta merasakan bahwa mereka belum

maksimal mempersiapkan diri untuk mengikuti Pemilihan Pelajar Pelopor ini, mereka

tidak mendapatkan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah tentang program ini

dan tidak mendapatkan bimbingan khusus dari pihak sekolah, hal ini menyebabkan

banyak peserta yang tidak mengerti bagaimana konsep kegiatan yang akan mereka

ikuti, dan banyak peserta yang merasa kecewa dengan hasil yang mereka dapatkan

dikarenakan kurang persiapan dibandingkan sekolah lain yang memang sudah

mempersiapkan diri. Seperti halnya program-program pemerintah lainnya program

Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ ini juga diharapkan mampu untuk mewujudkan

keselamatan dalam berlalu lintas terutama dikalangan pelajar.

Berdasarkan hasil penelitian dampak Program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ

terhadap tingkat pelanggaran hukum pelajar SMA/SMK dalam berlalu lintas di Kota

Salatiga memberikan hasil tingkat pelanggaran dalam berlalu lintas pelajar di Salatiga

belum sepenuhnya terlihat, dikarenakan masih tingginya tingkat pelanggaran lalu

lintas di kalangan pelajar, dan hal ini nampak pada data lain yang diambil dari

Satlantas Polres Salatiga sejak 3 tahun terakhir ini masih nampak peningkatan jumlah

pelanggaran oleh pelajar. Hal ini juga diperkuat dengan temuan pelanggaran lalu

lintas di beberapa sekolah di Kota Salatiga yang masih sering terjadi dan dilakukan

oleh pelajar.

Alasan lainnya adalah dimana masih banyak sekolah yang tidak memiliki

peraturan atau tata tertib keselamatan lalu lintas, salah satu contoh adalah banyak

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

109

siswanya yang belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor

diperbolehkan menggunkannya ke sekolah dengan alasan sekolah hanya ingin

siswanya sampai ke sekolah tepat waktu tanpa mempedulikan bagaimana cara dan

keselamatan siswanya.

Selain itu dari pihak orang tua juga malah memberikan fasilitas kendaraan

bermotor kepada putra putrinya yang belum cukup umur untuk memiliki kendaraan

dengan alasan tidak dapat mengantarkan ke sekolah atau dikarenakan akses

transportasi umum yang kurang memadahi menuju kesekolah, hal-hal inilah yang

membuat program tersebut belum dapat memberikan dampak penurunan tingkat

pelanggaran di kalangan pelajar, dikarenakan perlunya kesadaran dan kerjasama dari

berbagai pihak guna mewujudkan tujuan utama pelaksanaan program ini adalah

menjadi pelopor keselamatan dalam berlalu lintas terutama dikalangan pelajar.

Selain beberapa alasan di atas faktor penyebab masih rendahnya kesadaran pelajar

untuk mematuhi peraturan lalu lintas adalah dikarenakan para pelajar pelopor

keselamatan LLAJ tidak melakukan sosialisasi kepada lingkungan keluarga dan

sekolahnya sebagaimana mestinya, beberapa alasan dikemukakan karena meresa

takut untuk mensosialisasikan, selain itu kurangnya dukungan dari sekolah

dikarenakan setelah mengikuti kegiatan tersebut sekolah tidak melakukan umpan

balik atas apa yang telah diperoleh oleh siswanya yang telah diwakilkan. Hal ini

tentunya menjadi salah satu faktor utama kurang efektifnya program Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ terhadap kesadaran dalam mematuhi peraturan lalu lintas di lihat

dari tingginya tingkat pelanggaran di kalangan pelajar di Kota Salatiga.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

110

Peran pelajar pelopor sangatlah penting , para pelajar pelopor seharusnya dapat

membagikan pengalaman dan pengetahuannya setelah mengikuti progam tersebut.

Alasan lain yang terjadi adalah siswa yang menjadi pelajar pelopor belum dapat

memberikan contoh yang sebagaimana mestinya dalam mematuhi peraturan lalu

lintas, beberapa pelajar pelopor mengakui bahwa mereka sendiri masih sering

melanggar peraturan lalu lintas. Tentu hal ini merupakan salah satu fakta yang terjadi

di Kota Salatiga.

Seharusnya perlu adanya kerjasama yang baik antar pihak sekolah dan siswanya

agar siswa yang dipilih untuk mewakili sekolah dan menjadi pelajar pelopor sudah

memiliki kemampuan untuk turut mensosialisasikan pentingnya keselamatan lalu

lintas dan yang paling utama adalah siswa yang dipilih dapat dijadikan contoh yang

baik dalam mematuhi peraturan lalu lintas oleh siswa lainnya sehingga sosialiasai

yang dilakukan tentunya akan lebih dapat diterima oleh semua pihak. Sehingga tidak

terjadi lagi pelajar pelopor kembali ke sekolah namun tidak memberikan pengetahuan

dan pengalaman mereka mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas dan tidak

dapat dijadikan sebagai contoh atau panutan sebagai Pelajar Pelopor Keselamatan

LLAJ.

Selain alasan yang telah disampaikan sebelumnya, belum adanya dampak yang

ditimbulkan dari program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ disebabkan faktor lain

yaitu tidak adanya tindak lanjut dari kegiatan ini seperti upaya untuk melakukan

sosialisasi pada sekolah-sekolah. Perlu adanya kerjasama yang dilakukan oleh pihak-

pihak terkait yaitu pihak Dinhubkombudpar, pihak Satlantas Polres Salatiga dan

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

111

pihak sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan yang memfasilitasi para Pelajar

Pelopor untuk dapat melakukan sosialiasi mengenai keselamatan lalu lintas yang

merupakan tugas utama dari Pelajar Pelopor. Agar pengetahuan mengenai

keselamatan lalu lintas yang telah diperoleh dari kegiatan pemilihan Pelajar Pelopor

sebelumnya dapat memberikan manfaat yang nyata kepada pelajar lain di setiap

sekolah.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA/SMK di Kota Salatiga ini bahwa

program Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ belum terimpelmentasi dengan

maksimal terutama pada sekolah dikarenakan para Pelajar Pelopor yang telah terpilih

belum melaksanakan tugas dan perannya dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan

tidak ada kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh pihak terkait untuk membatu proses

sosialisasi di sekolah berjalan dengan baik dan maksimal.

Dengan demikian diharapkan adanya kerjasama yang baik dan adanya program

lanjutan yang dilakukan agar pengimplementasian program Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ di Kota Salatiga dapat berjalan dengan maksimal dan dapat

mewujudkan budaya keamanan dan ketertiban dalam berlalu lintas. Akan tetapi hal

ini belum dapat terlaksana di Kota Salatiga, maka hal ini menyebabkan masih

tingginya tingkat pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar dikarenakan masih

rendahnya kesadaran diri pelajar untuk mematuhi peraturan dalam berlalu lintas dan

masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran pentingnya menciptakan budaya

keselamatan dalam berlalu lintas.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

112

Dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan ini diharapkan mampu

memberikan fasilitas yang cukup bagi Pelajar Pelopor untuk melakukan sosialisasi

dan tentunya apabila sosialisasi dapat dijalankan dengan maksimal maka akan

tercipta kesadaran tentang pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas dan turunnya

tingkat pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelummya yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Afila Nuri Safitri (2014) mengenai program Pelajar Pelopor

Keselamatan LLAJ, pada penelitian yang dilakukan di Kota Solo menjelaskan belum

adanya implikasi yang nampak dikarenakan beberapa faktor yaitu, pelajar yang

seharusnya menjadi sarana sosialisasi langsung di sekolah mereka masing-masing

belum melaksanakan tugas dan perannya dengan baik. Dalam penelitian yang telah

dilakukan di Kota Salatiga memiliki kesamaan yaitu belum adanya dampak yang

terlihat dikarenakan masih banyak pelanggaran yang terjadi. Selain itu pelajar pelopor

yang seharusnya melakukan tugas dan perannya untuk menjadi sarana sosialisasi

langsung di sekolah mereka masing-masing sama sekali belum melakukan tugas dan

perannya tersebut dengan baik.

Dalam penelitian di Kota Salatiga pelajar yang pernah mengikuti kegiatan Pelajar

Pelopor Keselamatan LLAJ belum melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif,

selain itu masih banyak sekolah yang tidak memiliki peraturan yang ketat terhadap

kedisiplinan dalam berlalu lintas, hanya beberapa sekolah yang telah menegakkan

peraturan tertib dalam berlalu lintas. Meskipun begitu menurut data yang telah

dikumpulkan masih banyak siswa yang belum memiliki SIM dikarenakan belum

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 3. 26. · sekolah untuk menjadi perwakilan dari masing-masing sekolah, mereka ... siswa dilakukan seminggu sekali oleh pihak sekolah

113

cukup umur dan belum cukup cakap menggunakan kendaraan bermotot sebagai alat

transportasi menuju sekolah, dengan berbagai macam alasan, seperti karena

minimnya alat transportasi menuju sekolah, karena orang tua tidak bisa

mengantarkan.

faktor-faktor tersebut di atas masih menjadi kendala dalam mewujudkan

kesadaran pentinggnya mematuhi peraturan lalu lintas demi terwujudnya keselamatan

dalam berlalu lintas. Dari hasil penelitian ini Program Pelajar Pelopor Keselamatan

LLAJ belum menunjukan dampaknya terhadap penurunan tingkat pelanggaran dalam

berlalu lintas di kalangan Pelajar.di Kota Salatiga.

Perlu adanya kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait untuk dapat

menwujudkan tujuan dari program ini yaitu terciptanya budaya keselamatan dalam

berlalu lintas. Kerjasama yang seharusnya dilakukan dalam hal ini adalah kegiatan

lanjutan yang dilakukan agar para pelajar pelopor dapat melaksankan tugas dan

perannya dengan baik, dikarenakan para pelajar pelopor merupakan sarana sosialisasi

langsung bagi sekolah masing-masing.