BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

21
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kuwaron, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2013/2014. Siswa kelas V terdiri dari 21 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki sehingga total keseluruhan siswa yang diamati 41 siswa. Banyaknya guru ada 7 orang yang sudah PNS, 2 orang yang belum PNS, 1 penjaga sekolah dan 1 orang pegawai T.U. Masuk gerbang utama sekolah ada lapangan sekolah, ruanga kelas I-VI, ruang perpustakaan, tempat parkir, ruang Kepala Sekolah, ruang guru, toilet sebanyak 2 untuk siswa dan 1 untuk guru, kantin, dan koperasi. 4.2 Kondisi Pra Siklus Pelaksanaan penelitian akan dilakukan dalam II siklus yang terdiri dari 6 pertemuan. Siklus I direncanakan pertemuan I pada hari Jumat, 14 Maret 2014 pukul 07.00 08.10 WIB, pertemuan II yaitu hari Sabtu, 15 Maret 2014 pukul 07.00-07.40 WIB dan evaluasi siklus I yaitu hari Senin, 17 Maret 2014 pukul 07.00-07.40 WIB. Siklus II direncanakan pertemuan I pada hari Jumat, 21 Maret 2014 pukul 07.00 08.10 WIB, pertemuan II yaitu hari Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 07.00-07.40 WIB dan evaluasi siklus I yaitu hari Senin, 24 Maret 2014 pukul 07.00-07.40 WIB. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Penelitian No Siklus ke- Pertemuan ke- Hari, Tanggal Materi 1 I 1 Jumat, 14 Maret 2014 Susunan tanah dan proses pelapukan batuan

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kuwaron, Kecamatan

Gubug, Kabupaten Grobogan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V

tahun pelajaran 2013/2014. Siswa kelas V terdiri dari 21 siswa perempuan dan

20 siswa laki-laki sehingga total keseluruhan siswa yang diamati 41 siswa.

Banyaknya guru ada 7 orang yang sudah PNS, 2 orang yang belum PNS, 1

penjaga sekolah dan 1 orang pegawai T.U. Masuk gerbang utama sekolah ada

lapangan sekolah, ruanga kelas I-VI, ruang perpustakaan, tempat parkir,

ruang Kepala Sekolah, ruang guru, toilet sebanyak 2 untuk siswa dan 1 untuk

guru, kantin, dan koperasi.

4.2 Kondisi Pra Siklus

Pelaksanaan penelitian akan dilakukan dalam II siklus yang terdiri dari

6 pertemuan. Siklus I direncanakan pertemuan I pada hari Jumat, 14 Maret

2014 pukul 07.00 – 08.10 WIB, pertemuan II yaitu hari Sabtu, 15 Maret 2014

pukul 07.00-07.40 WIB dan evaluasi siklus I yaitu hari Senin, 17 Maret 2014

pukul 07.00-07.40 WIB. Siklus II direncanakan pertemuan I pada hari Jumat,

21 Maret 2014 pukul 07.00 – 08.10 WIB, pertemuan II yaitu hari Sabtu, 22

Maret 2014 pukul 07.00-07.40 WIB dan evaluasi siklus I yaitu hari Senin, 24

Maret 2014 pukul 07.00-07.40 WIB.

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Penelitian

No Siklus ke- Pertemuan

ke-

Hari, Tanggal Materi

1 I 1 Jumat, 14 Maret 2014

Susunan tanah dan

proses pelapukan

batuan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

39

Batas KKM yang ditetapkan sekolah adalah 68. Hasil yang telah diperoleh

dari kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan adalah siswa yang tuntas yaitu

43,9% dari jumlah siswa dengan jumlah siswa 18. Hasil yang diperoleh siswa

cenderung rendah yang merupakan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan

tersebut harus diatasi untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah

tersebut kemudian dicari penyebabnya dan ternyata penyebab dari masalah

tersebut adalah kurang fokusnya siswa dalam proses pembelajaran, dan siswa

cenderung asik sendiri disetiap proses pembelajaran.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa penelitian ini menetapkan

pencapian keberhasilan tindakan adalah 80% dari jumlah siswa keseluruhan.

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pra-siklus kelas V SD Negeri 2 Kuwaron

No Nilai Jumlah

Siswa Persentase Keterangan

1 < 68 23 66,1% TIDAK TUNTAS

2 ≥ 68 18 43,9% TUNTAS

JUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9%

2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

3 Senin, 17 Maret 2014 Test Siklus I

2 II 1 Jumat, 21 Maret 2014 Penggolongan batuan

bedasarkan

pembentukannya

2 Sabtu, 22 Maret 2014 Jenis-jenis batuan

3 Senin, 24 Maret 2014 Test Siklus II

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

40

Gambar 4.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus

Dengan demikian diperlukan adanya penelitian yang diharapkan

mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil angket sikap yang telah disebar pada kondisi pra-

siklus untuk mengukur sikap siswa dalam belajar, maka didapatkan hasil rata-

rata sikap siswa sebesar 59,71%. Hal ini sudah dikatakan cukup namun, tidak

berhasil, karena dibutuhkan rata-rata sebasar > 61% untuk dikatakan baik dan

berhasil. Dengan demikian perlu diadakan upaya tindak lanjut untuk

memperbaiki sikap siswa dengan diadakannya penelitian.

Tabel 4.3 Hasil Sikap Pra-siklus kelas V SD Negeri 2 Kuwaron

Jumlah Keseluruhan

persentase Nilai (%)

Jumlah

Siswa

Persentase

Rata-rata Keterangan

2448 41 59,71% Cukup (Tidak

Berhasil)

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

41

4.3 Deskripsi Hasil Siklus

Pada sub bab ini akan membahas deskripsi dari hasil tindakan

pelaksanaan PTK persiklus dan hasil dari data penelitian persiklus.

4.3.1. Pelaksanaan Siklus 1

Pada sub bab ini akan membahas tentang pelaksanaan Siklus 1 yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, sampai refleksi.

4.3.1.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang dilakukan antara lain:

menemui guru kelas V sebelum melakukan analisis kurikulum untuk

mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa, membuat

RPP (lihat lampiran 11), membuat media pembelajaran, membuat lembar

kerja siswa, membuat instrumen observasi, angket, dan soal yang digunakan

dalam siklus PTK.

4.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama peneliti menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe GI. Kegiatan diawali dengan melakukan appersepsi yaitu

dengan menayakan dari manakah tanah berasal. Siswa menjawab dengan

berbagai macam jawaban, ada yang menjawab dari batu, rumput, debu,

dan sebagainya. Peneliti memberikan penjelasan bahwa itu semua

memiliki kemungkinan untuk menjadi tanah. Selanjutnya, peneliti

menyampaikan materi proses pembentukan tanah dan pelapukan batuan

untuk memberi bekal pengetahuan kepada siswa.

Setelah siswa dirasa cukup mendapat materi awal, dilanjutkan

dengan kegiatan kelompok dengan membagi siswa dalam kelompok

dimana setiap kelompok beranggotakan 6 sampai 7 siswa. Kegiatan ini

dimulai dari pembentukan organisasi dan pembagian tugas dalam

kelompok. Masing-masing kelompok mengamati susunan tanah dengan

percobaan tanah diberi air dan diamati susunan bahan penyusun dari atas

sampai kebawah. Siswa memilih tanah untuk diamati dan diberikan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

42

petunjuk soal guna melakukan pengamatan. Siswa diberi waktu 30 menit

untuk bekerja dalam kelompok. Siswa mulai aktif untuk mengamati apa

yang muncul dipermukaan dan apa yang berada dibawah. Saat berdiskusi

peneliti memantau masing-masing kelompok. Ada beberapa kelompok

yang kurang yakin akan hasil pengamatan mereka maka peneliti mencoba

untuk meyakinkan bahwa apa yang kalian temukan itulah yang harus

kalian catat dan laporkan.

Selesai berdiskusi dengan kelompok siswa mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya didepan kelas. Kelompok yang lain menyimak dan

memberikan tanggapan apakah yang dilaporkan oleh teman mereka sesuai

dengan kenyataannya. Peneliti mencatat skor yang dikumpulkan siswa

selama berdiskusi dan presentasi.

Peneliti mengkonfirmasi dengan melakukan tanya jawab kepada

siswa mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Tindak lanjut diberikan

berupa pekerjaan rumah.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua, diawali dengan peneliti mengulang materi

sebelumnyadan menyampaikan indikator pencapaian kompentensi dan

kompentensi yang diharapkan. Selanjutnya, peneliti menyampaikan materi

jenis-jenis tanah.

Dilanjutkan dengan bekerja dalam kelompok untuk mencari

informasi tentang kharakteristik jenis-jenis tanah. Seperi kegiatan diawal

siswa memilih jenis tanah yang ingin mereka amati. Untuk memudahkan

siswa dalam menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan peneliti

memberikan panduan beberapa langkah soal yang harus dikerjakan siswa

dalam kelompok. Kesulitan pada pertemuan ini ketikat siswa mulai

kesulitan untuk mendapat informasi mengenai salah satu jenis tanah yaitu

tanah liat, karena mereka hanya memiliki sedikit sumber di buku. Hal ini

yang menjadi pembahasan pada akhir presentasi nanti.

Selesai berdiskusi dengan kelompok siswa mempresentasikan hasil

temuan kelompoknya didepan kelas. Kelompok yang lain menyimak dan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

43

bertanya jika ada yang tidak dimengerti. Peneliti melengkapi jawaban

siswa yang kurang lengkap. Peneliti mencatat skor yang dikumpulkan

siswa selama berdiskusi dan presentasi.

Peneliti mengkonfirmasi dengan melakukan tanya jawab kepada

siswa mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Tindak lanjut diberikan

berupa pekerjaan rumah.

c. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga diawali dengan peneliti mereview materi

sebelum dilakukan tes. Evaluasi Siklus I mencakup materi dari pertemuan

pertama dan pertemuan kedua. Soal evaluasi siklus I berjumlah 15 butir

soal yang berupa soal pilihan ganda. Waktu yang diberikan kepada siswa

adalah 30 menit untuk mengerjakan soal ulangan tersebut. Walaupun

sebenarnya sudah banyak siswa yang selesai pada menit ke 20 namun,

penelitu tetap memberikan waktu untuk mengkoreksi jawaban mereka

terlebih dahulu sebelum mengumpulkannya. Setelah itu, siswa dan peneliti

membahas sedikit mengenai soal evaluasi.

4.3.1.3 Hasil Pengamatan/ Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran

berlangsung oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi

seperti pada lampiran 26 (lembar observasi siswa) dan lampiran 27

(lembar aktivitas peneliti). Hal-hal yang perlu diamati antara lain adalah

ketika siswa belajar materi secara individu kemudian saat berdiskusi dalam

kelompok dan hambatan-hambatan yang dialami selama pembelajaran

berlangsung.

Observasi untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan

sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh

proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang sebenarnya.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pertemuan 1 dan

pertemuan 2, sedangkan pada pertemuan ke-3 hanya dilakukan evaluasi.

Sehingga lembar pengamatan hanya diberikan pada pertemuan ke-1 dan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

44

ke-2. Berdasarkan hasil lembar pengamatan observasi responsi siswa

dalam pembelajaran sebesar 77,5 % pada pertemuan ke-1 dan 80,83%

pada pertemuan ke-2 hal ini menunjukan bahwa kualifikasi kedua

pertemuan sudah baik dan berhasil. Sedangkan, pada hasil lembar

pengamatan observasi keterampilan peneliti dihasilkan persentase sebesar

75,86% pada pertemuan ke-1 dan 83,62% pada pertemuan ke-2, hal ini

menunjukan bahwa kualifikasi mengajar peneliti pada kedua pertemuan

sudah baik dan berhasil. Terjadi peningkatan pada tiap pertemuan baik itu

dari peneliti maupun siswa hal ini menunjukan bahwa proses belajar

mengajar berjalan semakin membaik.

4.3.1.4 Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru kelas dan peneliti. Dilihat dari siklus

pembelajaran I yang telah dilakukan, perlu adanya bimbingan yang

berkesinambungan antara guru dan siswa. Peneliti meninjau kondisi siswa

yang masih bingung, serta dapat meyakinkan siswa saat melakukan proses

pembelajaran ini. Peneliti perlu merancang model pembelajaran yang akan

digunakan pada proses pembelajaran. Serta peneliti, dapat meminimalisir

hambatan-hambatan belajar yang terjadi pada siswa. Siswa juga perlu

banyak belajar, mencari dan mengembangkan pengetahuan. Hal tersebut

untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus dan kesiapan

untuk melanjutkan ke siklus berikutnya.

Pada awalnya kebingungan siswa terlihat dalam melaksanakan

proses pembelajaran karena ini pertama kalinya bagi mereka melakukan

Group Investigation. Namun pada akhirnya, siswa dapat belajar

memahami prosesnya. Nilai yang ditunjukan pada Siklus 1 belum begitu

banyak meningkat begitu pula dengan perbaikan sikap siswa. Hal ini

mungkin dikarenakan siswa masih beradaptasi dengan model

pembelajaran yang baru dan keterampilan dalam penyampaian materi oleh

peneliti masih harus dikembangkan. Dengan ini dapat dilakukan tindakan

untuk siklus selanjutnya bahwa peneliti harus memberikan penjelasan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

45

yang lebih jelas lagi sehingga siswa tidak lagi kebingungan untuk

memahami tugas dan aktivitas yang harus mereka kerjakan.

4.3.2 Data Hasil Penelitian Siklus 1

Data yang ditulis pada Siklus 1 yaitu data hasil belajar dan sikap siswa

kelas V SD Negeri 2 Kuwaron, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan

Sesmester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

4.3.2.1 Hasil Belajar Siklus 1

Data hasil belajar IPA Siklus 1 diperoleh dari evaluasi akhir Siklus 1.

Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui persentase kentuntasan hasil

belajar siswa. Presentase ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Siklus I Kelas V SD Negeri 2 Kuwaron

No Nilai Jumlah

Siswa Persentase Keterangan

1 < 68 16 siswa 39,03% TIDAK TUNTAS

2 ≥ 68 25 siswa 60,97% TUNTAS

JUMLAH 41 100% Ketuntasan 60,97 %

Gambar 4.2 Hasil Evaluasi Siklus 1

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

46

Berdasarkan hasil pada tabel, masih terdapat beberapa siswa yang

belum tuntas, sehingga perlu dilakukan treatment. Treatment berupa tugas

yang akan dikerjakan siswa di rumah. Diharapkan dengan ini siswa lebih

memahami lagi materi yang dipelajari.

Jika dibandingkan dengan hasil belajar sebelum penelitian dilakukan,

terdapat peningkatan pada Siklus 1, terlihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Evaluasi Pra Siklus dengan Siklus I Kelas V

SD Negeri 2 Kuwaron

Kriteria

Kondisi Awal Siklus 1

Jumlah Presentase Jumlah Presentase

Tuntas 18 siswa 43,9% 25 siswa 60,97%

Tidak Tuntas 23 siswa 56,1 % 16 siswa 39,03%

Dilihat dari tabel dan grafik diatas sudah terjadi peningkatan hasil dari

Pra Siklus ke Siklus 1. Hal ini menunjukan bahwa penggunakan model

pembelajaran Group Investigation dapat memberikan pengaruh pada hasil

belajar siswa. Dengan model ini, siswa dapat terbantu dalam meningkatkan

pemahaman terhadap materi dan hasil belajar. Peningkatkan hasil belajar

pada Siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan, maka dari itu

dibutuhkan Siklus 2 untuk mampu mencapainya.

4.3.2.2 Sikap Siswa

Sikap siswa dalam belajar juga mengalami perubahan . Dari hasil rata-

rata sikap siswa yang didapat pada siklus 1 terjadi peningkatan dari 59,71% di

pra-siklus menjadi 69,83% di Siklus 1. Hal ini menunjukan bahwa adanya

perbaikan sikap siswa dalam belajar. Ini dapat dikatan baik dan sudah

berhasil, namun belum dapat mencapai indikator yaitu 80%. Tindak lanjut

akan dilakukan dengan memberikan bimbingan dan arahan lebih di siklus 2

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

47

Menjelaskan sikap-sikap yang harus mereka miliki dalam belajar guna

mengarahkan siswa dalam pembentukan sikapnya.

Untuk melihat perbaikan sikap yang tejadi pada Siklus 1, berikut ini

ditunjukan tabel perbandingan perbaikan sikap pada Pra Siklus dengan

Siklus 1.

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Sikap Pra Siklus dengan Siklus 1

Kondisi

Jumlah

Keseluruhan

Persentase Nilai (%)

Jumlah

Siswa Persentase

Rata-Rata Keterangan

Pra Siklus 2448 41 59,71%

Cukup (Tidak

Berhasil)

Siklus 1 2863 41 69,83% Baik (Berhasil)

Perubahan ditunjukan setelah penerapan model dilakukan pada

pembelajaran. Dilihat dari hasil Siklus 1 yang meningkat dari Pra Siklus

menunjukan bahwa model Group Investigation berpengaruh baik terhadap sikap

siswa.

4.3.3 Pelaksanaan Siklus 2

Pada sub bab ini akan membahas tentang pelaksanaan Siklus 2 yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, sampai refleksi.

4.3.3.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan beberapa hal yang dilakukan antara lain:

membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), membuat media

pembelajaran, membuat lembar kerja siswa, membuat instrumen yang

digunakan dalam siklus PTK dan menyusun alat evaluasi pembelajaran.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

48

4.3.3.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama peneliti menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe GI. Kegiatan diawali dengan melakukan apersepsi yaitu

dengan peneliti membawa batu yang berbeda dan menyruh siswa untuk

menyebutkan perbedaan dari batu-batu tersebut. Siswa menjawab dengan

berbagai macam jawaban, ada yang menjawab dari beda beratnya, beda

kehalusannya, beda warnanya beda bentuknya, beda kekerasanny dan lain-

lain. Peneliti menampung jawaban siswa dan memberi pertanyaan sekali

lagi kira-kira apa yang membuat batu ini bisa berbeda dan darimanakah

asal batu ini. Selanjutnya, peneliti menyampaikan materi proses

pembentukan batuan untuk memberi bekal pengetahuan kepada siswa.

Setelah siswa dirasa cukup mendapat materi awal, dilanjutkan

dengan kegiatan kelompok dengan membagi siswa dalam kelompok

dimana setiap kelompok beranggotakan 6 sampai 7 siswa. Seperti kegiatan

di siklus 1 kegiatan ini dimulai dari pembentukan organisasi dan

pembagian tugas dalam kelompok. Dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

Siswa memilih 2 atau 3 jenis batuan yang akan mereka cari informasinya.

Dipandu oleh pertnyaan yang telah dipersiapkan oleh penelitian siswa

melakukan pencarian informasi. Peneliti membantu apabila ada kesulitan.

Selesai berdiskusi dengan kelompok peneliti menunjuk masing-

masing perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya didepan kelas.Kelompok yang lain menyimak dan

memberikan tanggapan apakah yang dilaporkan oleh teman mereka sesuai

dengan kenyataannya. Peneliti mencatat skor yang dikumpulkan siswa

selama berdiskusi dan presentasi.

Peneliti mengkonfirmasi dengan melakukan tanya jawab kepada

siswa mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Tindak lanjut diberikan

berupa pekerjaan rumah.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

49

b. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, diawali dengan peneliti mengulang materi

sebelumnya Selanjutnya, peneliti menyampaikan materi jenis-jenis

batuan.

Dilanjutkan dengan bekerja dalam kelompok dengan

mengelompokan macam-macam batuan berdasarkan jenisnya. Siswa diberi

beberapa flash card batuan yang berbeda antara kelompok satu dengan

lainnya kemudian siswa menggolongkan berdasarkan jenis batuannya.

Peneliti hanya memantau, karena dirasa ini bukanlah tugas yang sulit,

namun hanya membutuhkan ketelitian.

Selesai berdiskusi dengan kelompok siswa mempresentasikan hasil

temuan kelompoknya didepan kelas. Kelompok yang lain menyimak dan

mengkoreksi apakah penggolongannya sudah benar atau belum. Peneliti

mencatat skor yang dikumpulkan siswa selama berdiskusi dan presentasi.

Peneliti melakukan game untuk membangkitkan antusias siswa dan

pemahaman siswa terhadap materi. Game berupa tanya jawab seputar

materi yang didapat hari itu. Siswa disuruh berdiri dalam kelompok dan

peneliti mulai melontarkan pertanyaan, bagi siswa yang dapat menjawab

diperbolehkan duduk.

Pada kegiatan penutup peneliti mengkonfirmasi dengan melakukan

tanya jawab kepada siswa mengenai hal-hal yang belum dimengerti.

Tindak lanjut diberikan berupa pekerjaan rumah.

c. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga peneliti melakukan review materi sebelum

dilaksanakan evaluasi Siklus II yang mencakup materi dari pertemuan

pertama dan pertemuan kedua. Soal evaluasi Siklus II berjumlah 15 butir

soal yang berupa soal pilihan ganda. Waktu yang diberikan kepada siswa

adalah 30 menit untuk mengerjakan soal ulangan tersebut. Kali ini siswa

mulai tidak terkesan terburu-buru mengerjakan soal. Siswa mulai terlaatih

untuk teliti memahami soal, sehingga sisa waktu tidak begitu lam seperti

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

50

pada siklus 1. Setelah itu, siswa dan peneliti membahas sedikit mengenai

soal evaluasi.

4.3.3.3 Hasil Pengamatan/ Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh guru kelas selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi seperti pada

lampiran 26 (lembar observasi siswa) dan lampiran 27 (lembar aktivitas

peneliti). Hal-hal yang perlu diamati antara lain adalah ketika siswa belajar

materi secara individu kemudian saat berdiskusi dalam kelompok dan

hambatan-hambatan yang dilami selama pembelajaran berlangsung.

Observasi untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan

sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh

proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang sebenarnya.

Sama dengan Siklus 1 kegiatan belajar mengajar dilakukan pada

pertemuan 1 dan pertemuan 2, sedangkan pada pertemuan ke-3 hanya

dilakukan evaluasi. Sehingga lembar pengamatan hanya diberikan pada

pertemuan ke-1 dan ke-2. Berdasarkan hasil lembar pengamatan observasi

aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 85% pada pertemuan ke-1 dan

89,16% pada pertemuan ke-2 hal ini menunjukan bahwa kualifikasi kedua

pertemuan sudah baik dan berhasil. Sedangkan, pada hasil lembar pengamatan

observasi keterampilan peneliti dihasilkan presentase sebesar 82,75% pada

pertemuan ke-1 dan 86,20% pada pertemuan ke-2, hal ini menunjukan bahwa

kualifikasi mengajar peneliti pada kedua pertemuan sudah baik dan berhasil.

Terjadi peningkatan presentase pada tiap pertemuan baik itu dari peneliti

maupun siswa hal ini menunjukan bahwa proses belajar mengajar semakin

membaik.

4.3.3.4 Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dengan melihat dari

pengamatan proses pembelajaran pada siklus II dengan Model Group

Investigation yang diterapkan dari pertengahan pembelajaran sampai akhir

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

51

pembelajaran membuat siswa menjadi aktif dan bersemangat untuk mengikuti

pembelajaran. Siswa mulai semakin tertarik pada proses pembelajaran dengan

aktivitas-aktivitas yang disediakan oleh model pembelajaran Group

Inestigation. Hal ini ditunjukan dengan, keantusiasan siswa dalam

menganggapi materi, kesigapan siswa dalam melaksanakan tugas dalam

kelompok, dan keikutsertaan seluruh anggota kelompok dalam kerja kelompok.

Setelah diadakan evaluasi pada Siklus II, siswa memperoleh hasil yang lebih

baik. Rata-rata kelas meningkat dan hasil nilai ketuntasan pun meningkat.

Sikap yang ditunjukan siswa semakin membaik, hal ini dibuktikan dengan

adanya perbaikan sikap dari Siklus 1 ke Siklus 2. Namun, disisi lain masih ada

beberapa siswa yang belum tuntas. Hal ini mungkin dikarenakan faktor kondisi

siswa dalam mengikuti tes. Ada beberapa siswa yang mengikuti perlombaan

olah raga, sehingga banyak waktu yang diahabiskan untuk latihan. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi capek dan kurang fokus dalam mengerjkan tes.

Dengan ini peneliti mendapatkan pembelajaran bahwa kondisi

kesehatan siswa dalam mengikuti pembelajaran berpengaruh pada hasilnya.

Tindakan yang dapat dilakukan selanjutnya dengan memberikan tambahan

pelajaran karena banyak waktu yang diambil untuk latihan saat jam pelajaran

berlangsung, atau pelatihan dapat dilakukan setelah jam pelajaran.

4.3.4 Data Hasil Penelitian Siklus 2

Data yang ditulis pada Siklus 2 yaitu data hasil belajar dan sikap siswa

kelas V SD Negeri 2 Kuwaron, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan

Sesmester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

4.3.4.1 Hasil Belajar

Data hasil belajar IPA Siklus 2 diperoleh dari evaluasi akhir Siklus 2.

Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui persentase kentuntasan hasil

belajar siswa. Presentase ketuntasan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

52

Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Siklus II Kelas V SD Negeri 2 Kuwaron

No Nilai

KKM

Jumlah

Siswa Persentase Keterangan

1 < 68 6 14,63% TIDAK TUNTAS

2 ≥ 68 35 85,37% TUNTAS

JUMLAH 41 100% Ketuntasan 85,37%

Gambar 4.3 Hasil Evaluasi Siklus 2

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

KONDISI

Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah Presentase Jumlah Presentase

Siklus 1 23 siswa 56,1% 16 siswa 39,03%

Siklus 2 35 siswa 85,37% 6 siswa 14,63%

Dilihat dari tabel dan grafik diatas sudah terjadi peningkatan hasil dari

Siklus 1 ke Siklus 2. Hal ini menunjukan bahwa penggunakan model

pembelajaran Group Investigation semakin membantu siswa dalam memahami

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

53

materi, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang semakin membaik..

Peningkatkan hasil belajar pada Siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan.

4.3.2.2 Sikap Siswa

Selain hasil belajar yang meningkat sikap siswa dalam belajar juga

mengalami perbaikan. Terjadi peningkatan rata-rata sikap siswa yang didapat

pada siklus 2 terjadi peningkatan dari 69,83% di Siklus 1 menjadi 81,15% di

siklus 2. Hal ini menunjukan bahwa semaikin terjadi perbaikan sikap siswa

dalam belajar. Hasil sikap siswa pada Siklus 2 sudah dapat dikatakan sangat

baik dan berhasil, serta mencapai indikator. Peningkatan sikap siswa dalam

belajar siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Sikap Siklus I dengan Siklus II

Kondisi Jumlah

persentase

Nilai (%)

Jumlah

Siswa Persentase

Rata-Rata Keterangan

Siklus 1 2863 41 69,83% Baik (Berhasil)

Siklus 2 3327 41 81,15% Sangat Baik

(Berhasil)

Perubahan yang ditunjukan semakin membaik Dilihat dari hasil Siklus 2

yang meningkat dari Siklus 1 menunjukan bahwa siswa mulai dapat

menyesuaikan diri dengan pengaruh positif dari penerapan model Group

Investigation.

4.4 Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Berdasarkan deskripsi dan refleksi pada setiap tindakan penelitian yang

dilakukan maka dapat ditemukan kesimpulan dari setiap siklus. Sebelum

dilakukan tindakan, hasil ketuntasan siswa kurang, hal ini ditunjukannya dengan

hasil belajar siswa yang masih banyak di bawah KKM. Sedangkan pada sikap,

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

54

telah dilakukan uji tes hasil sikap sebelum diterapkan model GI dan didapatkan

hasil sebesar 59,71% dengan kriteria cukup namun tidak berhasil.

Pada Siklus 1 yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan hasil ketuntasan

siswa belum mencapai indikator keberhasilan akan tetapi sudah meningkat

dibandingkan dengan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan yaitu nilai ulangan

yang telah dilakukan setelah itu. Persentase sikap yang didapat juga sudah

meningkat walaupun belum dapat mencapai indikator keberhasilan. Hal ini,

mungkin dikarenakan model yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif

tipe GI cukup membantu sebagian siswa untuk mengerti materi yang disampaikan

dan siswa dapat menjelaskan kembali materi yang disampaikan oleh guru.

Meskipun masih ada siswa yang tidak fokus dalam mengerjakan tugas kelompok

dan tugas individu.

Tindakan kedua atau pada Siklus 2 yang dilakukan selama 3 kali

pertemuan siswa menunjukan peningkatan yang cukup relevan, sudah fokus pada

proses pembelajaran. Siswa juga menunjukan keseriusan dalam mengerjakan

tugas kelompok dan individu. Hasil belajar siswapun menunjukan peningkatan

yang cukup jauh yaitu dengan ditunjukannya hampir seluruh hasil ulangan siwa

yang diatas KKM serta sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan. Berikut adalah hasil belajar siswa dari dan sikap siswa di tiap siklus.

Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus

KONDISI

KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II

Jumlah

siswa

Persentase Jumlah

Siswa

Persentase Jumlah

siswa

Persentase

Tuntas 18 43,9% 25 69,97% 35 85,37%

Tidak Tuntas 23 56,1% 16 39,03% 6 14,63%

JUMLAH 41 100% 41 100% 41 100%

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

55

Hasil Belajar Tiap Siklus

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus

Persentase peningkatan dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus 1 ke

Siklus 2 pun meningkat. Persentase peningkatan dari kondisi awal ke Siklus 1

sebesar 17,07%, sedangkan penikatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 24,4%. Hal

ini menunjukan bahwa peningkatan Siklus 1 ke Siklus 2 lebih besar daripada

kondisi awal ke Siklus 1. Siswa mulai dapat memahami dan terbiasa dengan

model pembelajaran, selain itu guru mulai terampil memanfaatkan model dan

mensisati situasi dan kondisi di dalam kelas, sehingga siswa semakin tertarik dan

senang untuk belajar. Faktor dari waktu yang juga mempengaruhi hasil belajar

siswa, tanya jawab dan game yang dilakukan guru untuk mengisi waktu sebelum

kelas berakhir membantu siswa mengingat dan termotivasi untuk memahami

materi.

Jika melihat hasil akhir dari Siklus 2, masih ada enam (6) siswa yang

belum tuntas. Dengan ini, peneliti menyarankan sebaiknya dilakukan perlakuan

khusus terhadap keenam siswa tersebut. Selain perhatian khusus yang diberikan

oleh guru, perlakuan yang dapat dilakukan terhadap siswa yang belum tuntas

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

56

antara lain, mengatur ulang kembali kelompok kerja dengan mengikut sertakan

siswa yang belum tuntas ke dalam bagian kelompok yang sekiranya kuat dan

mampu menolong siswa tersebut dalam belajar. Penyebaran siswa yang belum

tuntas harus merata. Pengurangan jumlah anggota dalam kelompok diharapkan

juga mampu membantu siswa lebih fokus belajar dalam kelompok. Dengan ini

diharapkan siswa yang belum tuntas dapat terbantu dan mengejar ketinggalan

mereka. Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Slavin (2005) “bahwa

interaksi diantara teman sebaya dapat membantu anak-anak yang non conservers

(tidak mampu menyimpan gagasan) menjadi conservers (mampu menyimpan

gagasan). Dalam arti lain bahwa teman sebaya akan mampu membantu siswa

yang kurang mampu memahami materi dan menjadi paham akan materi. Selain

itu, Sharan dalam Hudha (2013), berpendapat dengan peneliti lain bahwa

performa siswa lebih efektif justru ketika mereka berada dalam kelompok-

kelompok kecil (seperti, peer tutoring dan investigasi kelompok) dibandingkan

dengan kelompok besar. Dengan kata lain semakin sedikit jumlah siswa dalam

kelompok semakin efektif proses pembelajaran.

Sikap belajar siswa pun juga menunjukan perbaikan yang cukup baik.

Berikut adalah hasil belajar siswa dari dan sikap siswa di tiap siklus .

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Perbaikan Sikap Siswa Tiap Siklus

KONDISI AWAL SIKLUS I SIKLUS II

Persentase Kualifikasi Persentase Kualifikasi Persentase Kualifikasi

59,71%

Cukup

(Tidak

Berhasil)

69,83% Baik

(Berhasil) 81,15%

Sangat Baik

(Berhasil)

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

57

Sikap Siswa Tiap Siklus

Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Sikap Siswa Tiap Siklus

Pada kondisi awal persentase yang ditunjukan sudah cukup yaitu 59,71%

namun belum berhasil. Kemudian, terjadi kenaikan pada siklus 1 sehingga rata-

rata sikap siswa belajar sebesar 69,83%. Hal ini sudah baik dan berhasil namun

belum mencapai indikator keberhasilan. Setelah dilakukan siklus 2, maka hasil

yang diperoleh meningkat menjadi 81,15%. Dengan persentase ini, sikap siswa

sudah dapat dikatakan sangat baik dan berhasil, serta telah mencapai indikator

keberhasilan.

Jika dilihat dari persentase peningkatan dari kondisi awal ke siklus 1 dan

dari Siklus 1 ke Siklus 2 juga meningkat. Persentase peningkatan dari kondisi

awal ke Siklus 1 sebesar 10,12%, sedangkan penikatan dari siklus 1 ke Siklus 2

sebesar 11.32%. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan Siklus 1 ke Siklus 2

lebih besar daripada kondisi awal ke siklus 1. Hal ini dikarenakan pada Siklus 2

siswa mulai terlatih untuk berkolaborasi dan berkoperatif dalam kelompok. Sikap

ingin tahu siswa semakin terbentuk dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan

penemuan-penemuan kelompok. Kemampuan pendidik semakin terlatih dalam

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8279/4/T1_292010510_BAB IV.pdfJUMLAH 41 100% Ketuntasan 43,9% . 2 Sabtu, 15 Maret 2014 Jenis-jenis tanah

58

memanfaatkan model yang bukan hanya untuk mengajar materi, namun juga

untuk memperbaiki sikap siswa dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan berpengaruh dalam memperbaiki

sikap siswa. Siswa yang awalnya bekerja secara individual dan cenderung pasif,

namun seiring berjalannya waktu siswa harus bekerja bersama dan berlatih

bersama, saling memberi informasi antar siswa. Hal ini melatih kepekaan siswa

akan lingkungan sekitar. Siswa mulai berani untuk mengungkapkan rasa ingin

tahu mereka dan mencoba hal yang baru. Hal ini menunjukan bahwa metode ini

berhasil dalam memperbaiki sikap siswa.