BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

16
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Koripan 04 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas 5 sebanyak 25 siswa yang terdiri dari laki-laki 13 siswa dan perempuan 12 siswa. Jumlah siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 adalah 156 siswa. Fasilitas sekolah cukup mendukung dalam proses pembelajaran proses pembelajaran. SD Negeri Koripan 04 berlokasi di Dusun Krandon, Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Secara geografis SD Negeri Koripan 04 terletak jauh dari pusat ibu kota kabupaten Semarang. Kondisi prasiklus merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Koripan 04 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa pada pembelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah yaitu sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus No Standar Ketuntasan Jumlah siswa Persentase Angka Ketuntasan 1 <70 Tidak tuntas 17 68% 2 70 Tuntas 8 32% Jumlah 25 100% Nilai tertinggi 85 Nilai terendah 45 Rata-rata 65,76 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 25 siswa hanya 8 siswa (32%) yang sudah mencapai KKM (70) dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 17

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Koripan 04 dengan subjek

penelitian seluruh siswa kelas 5 sebanyak 25 siswa yang terdiri dari laki-laki 13

siswa dan perempuan 12 siswa. Jumlah siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6

adalah 156 siswa. Fasilitas sekolah cukup mendukung dalam proses pembelajaran

proses pembelajaran. SD Negeri Koripan 04 berlokasi di Dusun Krandon, Desa

Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Secara geografis SD Negeri

Koripan 04 terletak jauh dari pusat ibu kota kabupaten Semarang.

Kondisi prasiklus merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan

kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD

Negeri Koripan 04 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa pada

pembelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah yaitu sebagian

besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus

No Standar Ketuntasan Jumlah

siswa Persentase

Angka Ketuntasan

1 <70 Tidak tuntas 17 68%

2 ≥70 Tuntas 8 32%

Jumlah 25 100%

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 45

Rata-rata 65,76

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 25 siswa hanya 8 siswa (32%) yang

sudah mencapai KKM (70) dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 17

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

24

siswa (68%). Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 85, nilai terendah 45

dan rata-rata kelas 65,76. Diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus dapat dilihat

pada gambar 4.1.

Gambar 4.1

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus

Dari gambar 4.1 tentang ketuntasan hasil belajar prasiklus dapat diketahui

bahwa ketuntasan siswa yang tidak tuntas sebesar 68% dan hanya sebesar 32%

siswa yang sudah tuntas. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya,

guru hanya berceramah saja sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk berfikir kritis dan

menyampaikan pendapat, siswa menjadi pasif, cenderung berbicara sendiri

dengan teman sebangku dan tidak fokus pada pelajaran saat itu.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus I

Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.1.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan peneliti merancang RPP menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan media alat peraga

tentang materi pesawat sederhana jenis pengungkit dan bidang miring (terlampir),

32%

68%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Siswa yang tuntas

siswa yang tidak tuntas

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

25

menyusun tes yang akan digunakan (terlampir), menyusun pedoman observasi

(terlampir), menyiapkan media (alat peraga) yaitu alat-alat yang digunakan untuk

kegiatan percobaan seperti pembuka tutup botol, tang, gunting. Merencanakan

personal yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu dengan guru kelas yang

mengajar pada tempat penelitian dilakukan. Merancang tes formatif (lihat

lampiran). Menyiapkan rubrik untuk siswa yaitu LKS (lihat lampiran).

4.1.2.2 Tindakan dan Observasi

4.1.2.2.1 Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 April 2013 melalui

kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus I berlangsung pada hari Jum’at, 19

April 2013 pukul 07.35 WIB. Untuk mengawali pembelajaran ini guru

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada

siswa “coba perhatikan linggis dan paku kecil yang tertancap pada

kayu yang Pak Guru bawa, mengapa ketika mencabutnya dengan

linggis lebih mudah dari pada dicabut dengan tangan ?”. Berdasarkan

jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dalam pembelajaran. Selanjutnya guru menjelaskan

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan CTL dan penggunaan

media alat peraga.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dibagi dalam 5 kelompok heterogen

yang terdiri dari 5 siswa, siswa menerima lembar kerja untuk

membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan dan siswa

mengisi lembar kerja tersebut sesuai dengan hasil percobaan yang

dilakukan. Tetapi sebelum siswa melakukan kegiatan percobaan, guru

meminta salah satu siswa untuk mempraktekkan di depan kelas

sebagai contoh agar siswa yang lain tidak merasa kebingungan dalam

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

26

melakukan kegiatan. Setelah siswa melaksanakan kegiatan percobaan

dan mengisi lembar kerja yang telah disediakan, perwakilan kelompok

maju ke depan kelas untuk melakukan presentasi tentang hasil

percobaan dan diskusi kelompok mereka. Kelompok lain menanggapi

hasil diskusi kelompok tersebut.

3) Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari

materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan.

4.1.2.2.2 Pertemuan kedua

1) Kegiatan Awal

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 26 April 2013 melalui

kegiatan sebagai berikut: Untuk mengawali pembelajaran ini guru

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada

siswa “coba perhatikan obeng dan sekrup yang Pak Guru bawa,

mengapa ketika kita menekan sekrup tersebut dengan tangan sulit

untuk tertancap pada kayu? Mengapa setelah sekrup diputar dengan

obeng dapat dengan mudah tertancap pada kayu”. Guru bertanya

jawab dengan siswa tentang pelajaran yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Berdasarkan jawaban dari siswa guru

menegaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru

menjelaskan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan yaitu

menggunakan pendekatan CTL dengan media alat peraga.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dibagi dalam 5 kelompok heterogen

yang terdiri dari 5 siswa, siswa menerima lembar kerja untuk

membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan dan siswa

mengisi lembar kerja tersebut sesuai dengan hasil percobaan yang

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

27

dilakukan. Tetapi sebelum siswa melakukan kegiatan percobaan, guru

meminta salah satu siswa untuk mempraktekkan di depan kelas

sebagai contoh agar siswa yang lain tidak merasa kebingungan dalam

melakukan kegiatan. Setelah siswa melaksanakan kegiatan percobaan

dan mengisi lembar kerja yang telah disediakan, perwakilan kelompok

maju ke depan kelas untuk melakukan presentasi tentang hasil

percobaan dan diskusi kelompok mereka. Kelompok lain menanggapi

hasil diskusi kelompok tersebut.

3) Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah

dipelajari. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran pada materi

pesawat sederhana jenis pengungkit dan bidang miring.

4.1.2.3 Hasil tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus I diperoleh data

secara kuantitatif melalui penilaian non tes dan tes. Nilai tes formatif siswa pada

siklus I dapat dilihat pada lampiran.Distribusi hasil belajar dan ketuntasan siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar dan Ketuntasan Siklus I

Dari tabel 4.2 tentang hasil belajar dan ketuntasan siklus I dapat dilihat

terjadi peningkatan hasil belajar setelah tindakan. Jumlah siswa yang telah

No Standar Ketuntasan Jumlah

siswa Persentase

Angka Ketuntasan

1 <70 Tidak tuntas 3 12%

2 ≥70 Tuntas 22 88%

Jumlah 25 100%

Nilai tertinggi 87,5

Nilai terendah 56,25

Rata-rata 75

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

28

mencapai KKM ≥70 sebanyak 88% dan 12% siswa belum tuntas. Peningkatan

juga terjadi pada skor tertinggi yang dicapai siswa yaitu 87,5 dengan skor

terendah 56,25 dan rata-rata kelas 75. Diagram ketuntasan hasil belajar siklus I

dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Dari gambar 4.2 ketuntasan hasil belajar siklus I siswa yang telah tuntas

sebanyak 88% dan yang belum tuntas 12%. Walaupun persentase ini sudah cukup

besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 100% dari

seluruh siswa.

4.1.2.4 Refleksi

Hasil observasi atau pengamatan terhadap implementasi RPP pada

siklus I ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

88%

12%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siswa yang tuntas

siswa yang tidak

tuntas

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

29

Tabel 4.3 Hasil implementasi RPP pada guru siklus I (refleksi siklus I)

No Kekuatan Saran

1

2

3

Dalam mempersiapkan pembelajaran baik materi, lembar kerja, maupun alat peraga sudah baik. Dalam penguasaan kelas sudah baik terbukti dengan kondisi siswa yang mudah untuk dikendalikan Bimbingan yang dilakukan pada saat diskusi kelompok sudah baik dan berjalan dengan lancar

Sudah baik dan perlu ditingkatkan Sudah baik dan perlu ditingkatkan Sudah baik dan perlu ditingkatkan

Kekurangan saran

1 2 3

Guru kurang maksimal dalam penyampaian apersepsi dan motivasi Guru kurang maksimal dalam melakukan tanya jawab, sehingga siswa kurang aktif dalam melakukan tanya jawab

Guru kurang memberikan respon dari hasil kerja kelompok, hanya beberapa kelompok saja yang mendapatkan respon, sehingga ini dapat menimbulkan ketidakadilan.

Sebaiknya guru lebih menekankan apersepsi dan motivasi agar siswa siap dalam menerima pengetahuan yang baru serta lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari Sebaiknya guru dapat menghidupkan suasana tanya jawab agar siswa tidak cenderung pasif tetapi aktif untuk bertanya dan menjawab. Sebaiknya guru memberikan apresiasi kepada setiap kelompok yang presentasi, sehingga tidak akan terjadi sikap iri antar siswa.

Dari tabel 4.3 tentang hasil implementasi RPP dengan memperhatikan

kelemahan-kelemahan guru dalam proses pembelajaran maka perlu diadakan

perbaikan-perbaiki. Pada saat guru memberikan apersepsi dan motivasi kurang

maksimal, sehingga siswa cenderung kurang tertarik dengan materi yang akan

disampaikan oleh guru. Kemudian kegiatan tanya jawab juga kurang maksimal,

sehingga kegiatan tanya jawab kurang begitu hidup. Kemudian apresiasi untuk

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

30

kelompok yang usdah melakukan presentasi juga kurang sehingga siswa bulum

mendapat penghargaan. Observasi tidak hanya ditujukan kepada guru tetapi juga

kepada siswa. Observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat

pada lampiran.

Dari hasil implementasi RPP pada guru dengan memperhatikan

kelemahan-kelemahan siswa dalam proses pembelajaran maka perlu guru perlu

melakukan perbaikan pada siklus II agar keaktifan siswa lebih meningkat.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktik pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan melihat

kekurangan dan kelebihan pada siklus I (refleksi siklus I). Pelaksanaan siklus II

merupakan upaya perbaikan pada siklus I dengan lebih memberi semangat kepada

siswa dalam proses belajar menggunakan pendekatan CTL dan penggunaan alat

peraga

Dalam siklus II, terdapat dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.1.3.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti merancang RPP menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan media alat peraga

tentang materi pesawat sederhana jenis pengungkit dan bidang miring (terlampir),

menyusun tes yang akan digunakan (terlampir), menyusun pedoman observasi

(terlampir), menyiapkan media (alat peraga) yaitu alat-alat yang digunakan untuk

kegiatan percobaan seperti katrol, timbangan, dan mobil-mobilan. Merencanakan

personal yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu dengan guru kelas yang

mengajar pada tempat penelitian dilakukan. Merancang tes formatif (lihat

lampiran). Menyiapkan rubrik untuk siswa yaitu LKS (lihat lampiran).

4.1.3.2 Tindakan dan Observasi

4.1.3.2.1 Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 April 2013 melalui kegiatan

sebagai berikut:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

31

1) Kegiatan awal

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 April 2013 melalui

kegiatan sebagai berikut: Untuk mengawali pembelajaran ini guru

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa

“coba anak-anak siapa yang dirumah, mengambilnya airnya menggunakan

anak timba? Apa yang menyebabkan anak timba bisa bergerak?”.

Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Selanjutnya guru menjelaskan pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan yaitu menggunakan pendekatan CTL

dengan media alat peraga.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dibagi dalam 5 kelompok heterogen yang

terdiri dari 5 siswa, siswa menerima lembar kerja untuk membimbing

siswa dalam melakukan kegiatan percobaan dan siswa mengisi lembar

kerja tersebut sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan. Tetapi

sebelum siswa melakukan kegiatan percobaan, guru meminta salah satu

siswa untuk mempraktekkan di depan kelas sebagai contoh agar siswa

yang lain tidak merasa kebingungan dalam melakukan kegiatan. Setelah

siswa melaksanakan kegiatan percobaan dan mengisi lembar kerja yang

telah disediakan, perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk

melakukan presentasi tentang hasil percobaan dan diskusi kelompok

mereka. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok tersebut.

3) Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari.

Guru mengadakan evaluasi pembelajaran pada materi pesawat sederhana

jenis katrol.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

32

4.1.3.2.2 Pertemuan Kedua

1) Kegiatan Awal

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 April 2013 melalui

kegiatan sebagai berikut: Untuk mengawali pembelajaran ini guru

mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran,

mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa

“siapa yang pernah naik sepeda ? apa yang membuat sepeda bisa begerak

dan dapat dinaiki?”. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pelajaran

yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan jawaban

dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Selanjutnya guru menjelaskan pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan yaitu menggunakan pendekatan CTL dengan media alat peraga.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa dibagi dalam 5 kelompok heterogen yang

terdiri dari 5 siswa, siswa menerima lembar kerja untuk membimbing

siswa dalam melakukan kegiatan percobaan dan siswa mengisi lembar

kerja tersebut sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan. Tetapi

sebelum siswa melakukan kegiatan percobaan, guru meminta salah satu

siswa untuk mempraktekkan di depan kelas sebagai contoh agar siswa

yang lain tidak merasa kebingungan dalam melakukan kegiatan. Setelah

siswa melaksanakan kegiatan percobaan dan mengisi lembar kerja yang

telah disediakan, perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk

melakukan presentasi tentang hasil percobaan dan diskusi kelompok

mereka. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok tersebut.

3) Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Guru mengadakan evaluasi

pembelajaran pada materi pesawat sederhana jenis roda berporos.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

33

4.1.3.3 Hasil tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II diperoleh data

secara kuantitatif melalui penilaian non tes dan tes. Nilai tes formatif siswa pada

siklus I dapat dilihat pada lampiran.Distribusi hasil belajar dan ketuntasan siklus

II dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi hasil belajar dan ketuntasan siklus II

No Standar Ketuntasan Jumlah

siswa persentase

Angka Ketuntasan 1 <70 Tidak tuntas 0 0% 2 ≥70 Tuntas 25 100%

Jumlah 25 100% Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 75 Rata-rata 95,5

Dari tabel 4.4 ketuntasan hasil belajar siklus II dapat dilihat terjadi

peningkatan hasil belajar dari siklus I. Jumlah siswa yang telah mencapai KKM

≥70 adalah 25 siswa atau seluruh siswa (100%). Peningkatan juga terjadi pada

skor tertinggi yang dicapai siswa yaitu 100 dengan skor terendah 75 sedangkan

rata-rata kelas meningkat menjadi 95,5. Diagram ketuntasan hasil belajar siklus II

dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Siswa yang tuntas

siswa yang tidak tuntas

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

34

Dari gambar 4.3 ketuntasan hasil belajar siklus II siswa yang telah tuntas

mencapai 100%. Berdasarkan indikator kinerja dengan KKM 70 dan dicapai

100% siswa pada siklus II ini indikator kinerja telah tercapai.

4.1.3.4 Refleksi

Hasil observasi atau pengamatan terhadap implementasi RPP pada guru

Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil implementasi RPP pada guru siklus II (refleksi siklus II)

No Kekuatan Saran

1

2

3

Dalam mempersiapkan materi, alat peraga dan lembar kerja siswa sudah baik dalam penguasaan kelas sudah baik terbukti kelas menjadi terkendali dan tidak gaduh, biasanya kalau melakukan praktek ataupun percobaan, siswanya cenderung gaduh dan susah diatur, tetapi pada saat siklus I yang telah dilaksanakan situasi kelas terkendali dan mudah untuk diatur. Yang selanjutnya adalah guru dalam melakukan bimbingan kepada setiap kelompok sudah berjalan dengan baik dan lancar.

lebih ditingkatan dan perlu dipertahankan Sudah baik dan perlu ditingkatkan Sudah baik dan perlu ditingkatkan

Kekurangan saran

1

Pada siklus II ini semuanya cenderung berjalan dengan baik dan tidak ada kekurangan yang mengganggu jalannya pembelajaran

Hal-hal yang sudah baik ini sebaiknya dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa guru sudah melakukan perbaikan-perbaikan

pada siklus II. Seperti halnya pada siklus I, Observasi tidak hanya dilakukan pada

guru saja tetapi juga pada siswa. Hasil implementasi RPP pada guru yang sangat

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

35

baik maka akan membuat aktifitas siswa pada siklus II juga sangat baik.

Keaktivan siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Perbandingan Keberhasilan hasil belajar prasiklus, siklus I, siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, Siklus II

No Angka Ketun

tasan

Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah presen

tase

jumlah presen

tase

jumlah presen

tase

1 <70 Tidak

tuntas

17 68% 3 12% 0 0%

2 ≥70 Tuntas 8 32% 22 88% 25 100%

Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Nilai tertinggi 85 87,5 100

Nilai terendah 45 56,25 75

Rata-rata 65,76 75 95,5

Dari tabel 4.6 dapat dilihat pada prasiklus skor rata-rata 65,76 dengan nilai

tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Setelah diadakan tindakan penelitian pada

siklus I skor rata-rata meningkat menjadi 75 dengan skor tertinggi 87,5 dan skor

terendah 56,25. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

dengan tingkat keberhasilan 88% dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa, tetapi

masih terdapat 12% siswa belum tuntas sehingga perlu diadakan pelaksanaan

tindakan siklus II. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat mencapai

100% dan skor rata-rata meningkat menjadi 95,5 dengan skor tertinggi 100 dan

skor terendah 75. Diagram batang perbandingan ketuntasan prasiklus, siklus I,

siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

36

Gambar 4.4 Diagram perbandingan ketuntasan prasiklus, siklus I, siklus II

Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa peningkatan ketuntasan hasil

belajar siswa pada pra siklus 68% siswa tidak tuntas dan 32% siswa tuntas, siklus

I terdapat 12% siswa tidak tuntas dan 88% siswa tuntas serta pada siklus II 100%

siswa tuntas.

Selain pada tingkat ketuntasan persentase hasil belajar yang meningkat

perolehan skor maksimal, skor minimal, rata-rata meningkat juga meningkat.

Grafik perbandingan skor maksimal, skor minimal, dan rata-rata, antara prasiklus,

siklus I, siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5.

0

5

10

15

20

25

30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

32%

68%

88%

12%

100%

0%

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

37

Gambar 4.5 Perbandingan skor maksimal, skor minimal, dan rata-rata

pada prasiklus, siklus I, siklus II

Dari gambar 4.5 dapat diketahui peningkatan terjadi pada skor maksimal

yaitu pada prasiklus sebesar 5 pada siklus I menjadi 87,5 dan pada siklus II

meningkat menjadi 100. Adapun perolehan skor minimal juga meningkat yaitu

pada prasiklus sebesar 45 pada siklus I meningkat menjadi 56,25 dan pada siklus

II meningkat menjadi 75. Perolehan rata-rata juga meningkat yaitu pada prasiklus

sebesar 65,76 pada siklus I meningkat menjadi 75 dan pada siklus II meningkat

menjadi 95,5.

Kenaikan hasil belajar siswa karena pembelajaran yang dilakukan

menggunakan pendekatan CTL dan penggunaan alat peraga. Pendekatan CTL

menekankan pada berfikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas

disiplin, serta pengumpulan, penganalisaan dan pensintesisan informasi dan data

dari berbagai sumber dan pandangan. Di samping itu, telah diidentifikasi enam

unsur kunci CTL yaitu Pembelajaran bermakna, Penerapan pengetahuan, Berfikir

tingkat lebih tinggi, Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar,

Responsif terhadap budaya, Penilaian Autentik. Owens, dalam Johnson

(2011:309)

85 87,5

100

45

56,5

75

65,76

75

95,5

0

20

40

60

80

100

120

Prasiklus Siklus I siklus II

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3826/5/T1_292009236_BAB IV.pdf23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi

38

Pembelajaran menggunakan pendekatan CTL dilakukan melalui tahap-

tahap mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan

inkuiri untuk semua topik, mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan

bertanya, menciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok),

menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, melakukan refleksi diakhir

pertemuan, melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Hamruni

(2012:142)

Hasil belajar ini dapat meningkat karena pembelajaran juga menggunakan

alat peraga. Menurut Sudjana (2002: 59), alat peraga dalam pengajaran memegang

peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar

yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa

unsur, antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode

dan alat tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara

atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran aar sampai kepada tujuan. Dalam

pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan

penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami

siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

untuk membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Nurul Puadiyah (2012) dan Nur Faizah (2009) yang menggunakan

pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa melalui pendekatan CTL dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Koripan 04 tahun ajaran 2012/2013.