BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
A. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti berdiskusi dengan
guru menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kemudian menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Pembelajaran TAI. Peneliti juga
menyiapkan alat peraga pembelajaran meliputi bangun datar segitiga (segitiga
sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat lembar
kerja siswa (LKS), lembar soal postes siklus I, lembar angket motivasi belajar,
lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran, dan menyiapkan
penghargaan. Praktek pembelajaran pada siklus I direncanakan 4 kali pertemuan
dengan rincian Pertemuan I (21 Maret 2013), Pertemuan II (22 Maret 2013),
Pertemuan III (23 Maret 2013), dan Pertemuan IV (25 Maret 2013). Setiap
pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran.
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang
akan dipelajari, alat peraga bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama
kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi, buku pembelajaran, lembar
kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau dokumentasi
selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi
dan menyiapkan gambar bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama
kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi serta materi yang dibahas. Guru
membentuk siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen berdasarkan hasil tes
37
formatif sebelumnya, dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dilanjutkan
meminta siswa bergabung dengan kelompoknya. Pada kegiatan awal siswa belum
membuka buku sesuai materi yang akan dipelajari, apersepsi dan tujuan
pembelajaran belum disampaikan guru.
Pada kegiatan inti siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat
bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku),
persegi panjang, dan persegi menggunakan media gambar bangun datar
segitiga(segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi
panjang, dan persegi tetapi beberapa siswa tidak mencatat materi, berbicara
dengan temannya dan mengantuk. Dilanjutkan siswa mengerjakan LKS secara
individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun datar segitiga,
menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk bangun datar
segitiga yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat
bangun datar segitiga.
Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang
menunjukkan gambar bangun datar persegi panjang, menyebutkan contoh benda
yang memiliki permukaan berbentuk bangun datar persegi panjang yang ada di
sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar persegi
panjang. Setelah LKS 2 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 3 tentang
menunjukkan gambar bangun datar persegi, menyebutkan contoh benda yang
memiliki permukaan berbentuk bangun datar persegi yang ada di sekitar melalui
pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Pada pelaksanaan
mengerjakan LKS, beberapa siswa masih mengerjakan bersama-sama. Seharusnya
Pembelajaran TAI menekankan siswa mengerjakan tugas secara individu dahulu
di dalam kelompok.
Dilanjutkan kegiatan kerja kelompok, siswa yang telah selesai
mengerjakan LKS terlebih dahulu diberi kesempatan mengecek jawaban teman
namun sedikit siswa mengecek jawaban satu sama lain dalam kelompoknya dan
selesai mengecek siswa bermain dan mengganggu temannya namun tampak juga
siswa membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan LKS. Siswa
mengumpulkan LKS. Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru tentang hal-
38
hal yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS tetapi masih banyak siswa yang
takut bertanya kepada guru. Proses pembelajaran belum berjalan sesuai yang
diinginkan, kegiatan presentasi dan meluruskan hasil LKS tidak dilakukan guru
dan siswa karena waktu tidak cukup.
Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan simpulan dan refleksi
pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi panjang, persegi
dan siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa memperhatikan rencana
pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.
Pertemuan II
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang
akan dipelajari, alat peraga bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat,
buku pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk
mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi
dan menyiapkan gambar bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat serta
materi yang dibahas, melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bagaimana
bentuk bangun trapesium, jajargenjang, dan belah ketupat, memotivasi siswa, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Beberapa siswa tampak sudah membuka
buku sesuai materi yang akan dipelajari sebelum materi disampaikan guru. Siswa
bergabung dengan kelompoknya sesuai kelompok yang sudah dibentuk
dipertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan inti siswa terlihat bersemangat memperhatikan penjelasan
guru tentang sifat-sifat bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat
menggunakan media gambar bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat
sambil mencatat materi, namun masih ada siswa yang berbicara dengan temannya
dan tidak mencatat materi. Guru menegur siswa untuk mencatat materi agar dapat
dipelajari di rumah. Seperti kegiatan di Pertemuan I, siswa mengerjakan LKS
secara individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun datar
trapesium, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk
39
bangun datar trapesium yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan
mengidentifikasi sifat bangun datar trapesium.
Setelah LKS 1 selesai dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang
menunjukkan gambar bangun datar jajargenjang, menyebutkan contoh benda yang
memiliki permukaan berbentuk bangun datar jajargenjang yang ada di sekitar
melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar jajargenjang. Setelah
LKS 2 selesai dilanjutkan mengerjakan LKS 3 tentang menunjukkan gambar
bangun datar belah ketupat, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan
berbentuk bangun datar belah ketupat yang ada di sekitar melalui pengamatan,
dan mengidentifikasi sifat bangun datar belah ketupat. Siswa mengerjakan LKS
secara mandiri dengan kemampuannya.
Dilanjutkan kerja kelompok, siswa yang telah selesai mengerjakan LKS
terlebih dahulu diberi kesempatan mengecek jawaban teman namun sudah
sebagian siswa mengecek jawaban satu sama lain dan membantu anggotanya yang
kesulitan mengerjakan LKS. Proses pembelajaran belum sesuai yang diinginkan,
Tampak sebagian kelompok berani maju mempresentasikan hasil LKS. Sebagian
siswa aktif membacakan hasilnya, tampak siswa mulai memperhatikan presentasi
kelompok lain, tetapi masih ada siswa yang kurang memperhatikan presentasi.
Ada siswa yang suka pindah-pindah tempat duduk. Dilanjutkan meluruskan hasil
LKS siswa bersama guru namun siswa tampak kebingungan. Siswa
mengumpulkan LKS. Sebagian siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang
belum jelas namun pertanyaan yang diajukan siswa sama.
Pada kegiatan penutup, siswa kurang terlibat dan masih bingung membuat
simpulan dan refleksi pembelajaran bersama guru. Siswa memperhatikan rencana
pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.
Pertemuan III
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang
akan dipelajari, alat peraga bangun datar layang-layang dan lingkaran, buku
pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil
foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.
40
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi
dan menyiapkan gambar bangun datar layang-layang dan lingkaran serta materi
yang dibahas, mengkondisikan kelas dengan melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang bagaimana bentuk bangun layang-layang dan lingkaran, memotivasi
siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa membuka buku sesuai
materi yang akan dipelajari tanpa diminta guru. Siswa bergabung sesuai
kelompoknya.
Pada kegiatan inti siswa tampak antusias dan bersemangat memperhatikan
penjelasan guru tentang sifat-sifat bangun datar layang-layang dan lingkaran
menggunakan media gambar bangun layang-layang dan lingkaran sambil
mencatat materi, tetapi masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri dan
malas mencatat. Siswa yang lain tampak mencatat dengan cepat-cepat. Guru
menegur dan memindahkan siswa duduk di bangku depan, dilanjutkan meminta
siswa tersebut meminjam buku catatan temannya diakhir pembelajaran untuk
disalin di rumah.
Seperti kegiatan di Pertemuan I dan II, siswa mengerjakan LKS secara
individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun datar layang-
layang, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk bangun
datar layang-layang yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi
sifat bangun datar layang-layang.
Setelah LKS 1 selesai dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang
menunjukkan gambar bangun datar lingkaran, menyebutkan contoh benda yang
memiliki permukaan berbentuk bangun datar lingkaran yang ada di sekitar melalui
pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar lingkaran. Siswa
mengerjakan LKS dengan mandiri sesuai kemampuannya dan cepat. Dilanjutkan
siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu diberi kesempatan
mengecek jawaban teman dan membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan
LKS. Siswa mempresentasikan hasil LKS. Pembagian kerja siswa dalam
presentasi belum merata. Siswa bersama guru menanggapi kemudian meluruskan
hasil LKS tetapi sedikit siswa yang terlibat aktif. Siswa mengumpulkan LKS.
Sebagian siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas.
41
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan dan
refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun layang-layang dan lingkaran.
Beberapa siswa berani menyimpulkan dan melakukan refleksi, siswa yang lain
masih tampak bingung. Siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan
berikutnya dari guru.
Pertemuan IV
Sebelum kegiatan tes dimulai guru menyiapkan lembar soal postes dan
penghargaan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang akan diisi oleh
observer, lembar angket, dan menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau
dokumentasi selama proses belajar mengajar. Pada kegiatan pendahuluan guru
memberikan salam, dilanjutkan absensi, dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru membagikan lembar soal postes kepada siswa. Siswa
mengerjakan postes Siklus I secara mandiri.
Tampak siswa berbicara dengan temannya dan ditegur guru. Dilanjutkan
siswa memperoleh penghargaan sesuai skor atau nilai yang didapat kelompok
selama mengerjakan LKS dari guru. Pada kegiatan penutup, siswa memperhatikan
rencana pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru. Dilanjutkan siswa
mengisi lembar angket tentang motivasi belajar.
C. Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi
Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan guru dan siswa secara
keseluruhan selama Siklus I pada hasil lembar observasi kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, guru sudah memberikan apersepsi, tujuan
pembelajaran, membentuk kelompok siswa secara heterogen berdasarkan nilai
pretes (dilakukan di pertemuan I), mengarahkan siswa berkelompok sesuai
kelompoknya. Menyampaikan materi dengan media yang relevan, menugaskan
siswa mengerjakan LKS dengan mandiri, mengarahkan siswa saling membantu
dalam belajar. Menanggapi siswa yang bertanya. Mengarahkan siswa
mengerjakan postes secara individu dan memberikan penghargaan kepada semua
kelompok (dilakukan di pertemuan IV).
42
Namun terdapat catatan perbaikan, dari kekurangan selama proses
pembelajaran berlangsung. Guru kurang melibatkan setiap kelompok
mempresentasikan hasil LKS pada Pertemuan I dan II, tetapi di Pertemuan III
setiap kelompok mulai diarahkan untuk maju presentasi. Pembagian kerja siswa
saat presentasi belum merata dan kurang diarahkan. Guru kurang melibatkan
seluruh siswa aktif dalam meluruskan hasil LKS, dominan membuat simpulan dan
refleksi pembelajaran.
Hasil lembar observasi kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran,
siswa sudah bergabung dengan kelompoknya, mengerjakan LKS dengan mandiri
dan saling membantu dalam belajar. Siswa tampak aktif bertanya maupun
menjawab, tugas dikumpulkan tepat waktu. Mengerjakan postes dengan tidak
mencontek dan menerima penghargaan sesuai perolehan nilai LKS kelompoknya.
Namun terdapat beberapa catatan perbaikan yaitu siswa tampak kurang
siap saat mengikuti pelajaran matematika, namun di pertemuan III siswa mulai
menyiapkan buku dan membuka materi sesuai yang akan dipelajari tanpa diminta
berkali-kali oleh guru. Siswa kurang aktif mencatat materi di buku catatannya,
karena berbicara sendiri dengan teman saat guru menjelaskan. Sehingga perlu
ditegur guru dahulu untuk mencatat.
Siswa kurang aktif terlibat mempresentasikan bersama kelompoknya.
Siswa masih tampak malas dan kurang menanggapi hasil presentasi. Siswa kurang
terlibat meluruskan hasil presentasi, membuat simpulan dan refleksi dengan
bimbingan guru. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kegiatan guru dan siswa
belum sesuai yang diharapkan. Sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran
di Siklus II.
2) Motivasi BelajarSetelah memberikan tindakan yang dilakukan pada Pertemuan I, II, III,
dan IV menggunakan Pembelajaran TAI adanya peningkatan motivasi belajar
dibandingkan Pra Siklus. Adapun perolehan hasil isian lembar angket motivasi
belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan disajikan pada Tabel 9.
43
Tabel 9Motivasi Belajar pada Siklus I
No Skor Jumlah siswa %1 ≥ 60 5 41,672 41-59 5 41,673 ≤ 40 2 16,67
Jumlah 12 100
Berdasarkan data Tabel 9 menunjukkan dari 12 siswa, motivasi belajar
dengan perolehan skor ≥ 60 sebanyak 5 siswa (41,67%), perolehan skor 41-59
sebanyak 5 siswa (41,67%), dan perolehan skor ≤ 40 sebanyak 2 siswa (16,67%).
Sehingga motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan melalui Pembelajaran TAI dan
dilakukan pada Siklus II.
3) Hasil Belajar
Setelah siswa mengerjakan tes matematika pada pertemuan IV, diperoleh
hasil belajar mengalami peningkatan dibanding Pra Siklus. Berikut hasil belajar
pada Siklus I sebelum dianalisis sesuai KKM= 65 yang disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10Hasil Belajar pada Siklus I
Rentang Nilai Jumlah siswa %90 – 100 2 16,6780 – 89 3 2570 – 79 4 33,3360 – 69 2 16,6750 – 59 1 8,33Jumlah 12 100
Rata-rata nilai Matematika 73,33Nilai tertinggi Matematika 100Nilai terendah Matematika 50
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan dari 12 siswa yang mendapat nilai
pada interval 90-100 sebanyak 2 siswa (16,67%), interval 80-89 sebanyak 3 siswa
(25%), interval 70-79 sebanyak 4 siswa (33,33%), interval 60-69 sebanyak 2
44
siswa (16,67%), dan interval 50-59 sebanyak 1 siswa (8,33%). Nilai rata-rata
matematika 73,33, dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50.
Agar lebih terbukti adanya peningkatan hasil belajar diperlukan Siklus II
sebagai penguat bahwa melalui Pembelajaran TAI dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika.
D. Hasil RefleksiSetelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I yang terdiri
dari Pertemuan I, II, III, dan IV. Selanjutnya diadakan refleksi kegiatan dalam
proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket
dan tes yang dilaksanakan pada Siklus I.
1) Hasil Observasia) Guru
Berdasarkan keseluruhan hasil lembar observasi guru dalam melaksanakan
Pembelajaran TAI, guru sudah melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran sesuai
indikator yang tercantum dalam lembar observasi guru. Namun masih ada
kekurangan, guru masih belum terbiasa melakukan kegiatan presentasi antar
kelompok belum melibatkan seluruh siswa aktif presentasi dan meluruskan hasil
presentasi setiap kelompok siswa, kesulitan melibatkan siswa membuat simpulan
dan refleksi bersama sehingga guru lebih dominan.
b) SiswaBerdasarkan keseluruhan hasil lembar observasi siswa dalam mengikuti
Pembelajaran TAI, siswa sudah melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran.
Namun masih ada kekurangan, siswa masih belum siap mengikuti pelajaran
matematika, kurang aktif mencatat materi yang dijelaskan guru, kurang aktif
dalam presentasi, menanggapi, dan meluruskan hasil LKS, kurang terlibat
membuat simpulan dan refleksi. Namun siswa sudah aktif mengerjakan LKS
secara mandiri dengan kemampuan yang dimiliki, kerjasama dalam kelompok
sudah mulai tampak walaupun siswa belum terlibat semua, dan beberapa siswa
mulai bertanya dan berani menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain,
dan mulai terbiasa mengumpulkan tugas tepat waktu.
45
2) Motivasi BelajarSetelah siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui
Pembelajaran TAI, motivasi belajar dengan skor ≥ 60 sebanyak 5 siswa (41,67%).
Sehingga dinyatakan bahwa motivasi belajar siswa belum mencapai indikator
hasil yang telah ditetapkan sebesar 75%. Namun motivasi belajar matematika
siswa mengalami peningkatan dibanding Pra Siklus.
3) Hasil Belajar
Setelah siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui
Pembelajaran TAI, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 65 sebanyak 9 siswa
(75%), nilai rata-rata 73,33 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50.
Sehingga dinyatakan hasil belajar siswa sudah berhasil mencapai ketuntasan pada
indikator hasil yang telah ditetapkan sebesar 75%. Hasil belajar matematika siswa
mengalami peningkatan dibanding Pra Siklus.
Kelebihan
a) Rancangan pembelajaran sudah terpogram.
b) Siswa lebih tertarik dan antusias belajar melalui Pembelajaran TAI.
c) Pembelajaran tampak aktif, beberapa siswa mulai berani bertanya dan
menjawab pertanyaan dari guru maupun temannya dan menumbuhkan
kerjasama antar siswa dalam belajar.
d) Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dilihat dari siswa yang
berkemampuan rendah dapat menyelesaikan LKS dengan sungguh-
sungguh setelah dibantu teman dalam kelompoknya, siswa yang pandai
mengerjakan LKS dengan cepat.
Kekurangan
1) Hambatan
a) Siswa malas mencatat materi, ramai sendiri dan belum terbiasa dengan
Pembelajaran TAI.
b) Guru kurang melibatkan seluruh siswa dalam presentasi, menanggapi dan
meluruskan hasil presentasi.
c) Guru dominan dalam menyampaikan simpulan dan refleksi pembelajaran.
d) Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar mengajar
46
2) Penyelesaian
a) Setiap pertemuan dalam proses pembelajaran, guru meminta siswa
mengumpulkan buku catatannya untuk diperiksa.
b) Perlu ditingkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran.
c) Mengarahkan siswa menjelaskan presentasi secara bergiliran bersama
kelompoknya dan pemberian motivasi melalui pemberian nilai tambahan
bagi siswa yang aktif menanggapi presentasi kelompok lain.
d) Membimbing siswa secara lebih dalam meluruskan hasil LKS dan dalam
membuat simpulan dan refleksi.
e) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
A. Tahap Perencanaan
Seperti Siklus I, kegiatan yang dilakukan pada Siklus II dalam tahap ini
adalah peneliti berdiskusi dengan guru menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Kemudian menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Pembelajaran
TAI. Peneliti juga menyiapkan alat peraga pembelajaran meliputi bangun ruang
kubus, balok, prisma segitiga, limas segiempat, kerucut, tabung, dan bola,
membuat lembar kerja siswa (LKS), lembar soal postes siklus II, lembar angket
motivasi belajar, lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam Pembelajaran
TAI, dan menyiapkan penghargaan. Praktek pembelajaran pada siklus II
direncanakan untuk 4 pertemuan dengan rincian Pertemuan I (28 Maret 2013),
Pertemuan II (30 Maret 2013), Pertemuan III (1 April 2013), dan Pertemuan IV (2
April 2013). Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran.
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang
akan dipelajari, alat peraga bangun ruang kubus, balok, prisma segitiga, buku
47
pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil
foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi
dan menyiapkan bangun ruang kubus, balok, prisma segitiga serta materi yang
dibahas. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang diketahui
tentang bangun ruang. Beberapa siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
menyebutkan macam-macam bangun ruang dan memotivasi siswa. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan tergesa-gesa. Guru membentuk siswa
menjadi 3 kelompok secara heterogen berdasarkan hasil postes siklus I, setiap
kelompok terdiri 4 siswa dilanjutkan, siswa bergabung dengan kelompoknya. Ada
1 siswa yang tidak masuk, sehingga ada kelompok yang terdiri 3 siswa. Pada
kegiatan awal siswa membuka buku sesuai materi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat
bangun kubus, balok, prisma segitiga menggunakan media kubus, balok, prisma
segitiga, mencatat materi sambil berbicara dengan temannya. Guru meminta siswa
mengumpulkan catatannya dan untuk diperiksa. Dilanjutkan siswa mengerjakan
LKS secara individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun
ruang kubus, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk
bangun ruang kubus yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan
mengidentifikasi sifat bangun ruang kubus.
Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang
menunjukkan gambar bangun ruang balok, menyebutkan contoh benda yang
memiliki permukaan berbentuk bangun ruang balok yang ada di sekitar melalui
pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun ruang balok. Setelah LKS 2
dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 3 tentang menunjukkan gambar bangun
ruang prisma segitiga, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan
berbentuk bangun ruang prisma segitiga yang ada di sekitar melalui pengamatan,
dan mengidentifikasi sifat bangun ruang prisma segitiga. Siswa mengerjakan
dengan mandiri dan kadang-kadang sambil berbicara dengan temannya, suasana
ramai. Guru mengontrol siswa mengerjakan mandiri.
48
Dilanjutkan kegiatan kerja kelompok, siswa yang telah selesai
mengerjakan LKS terlebih dahulu diminta lebih saling mengecek jawaban teman
dan membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan LKS. Siswa
mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama kelompoknya. Siswa
menanggapi presentasi kelompok lain dengan memperhatikan dan memberikan
pertanyaan kepada kelompok presentasi, guru memberikan nilai tambahan kepada
siswa yang aktif. Siswa lebih dibimbing guru meluruskan hasil LKS. Siswa
mengumpulkan LKS. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal
yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS.
Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa membuat simpulan dan
refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, prisma
segitiga dan beberapa siswa ramai sendiri. Siswa masih kurang tepat dalam
membuat simpulan. Siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan
berikutnya dari guru.
Pertemuan II
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang
akan dipelajari, alat peraga bangun ruang limas segiempat dan kerucut, buku
pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil
foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi
dan menyiapkan bangun ruang limas segiempat dan kerucut serta materi yang
dibahas. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bentuk bangun ruang
limas segiempat, kerucut, memotivasi siswa, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan jelas. Dilanjutkan siswa bergabung sesuai kelompoknya
yang sudah dibentuk di Pertemuan I. Pada kegiatan awal siswa membuka buku
sesuai materi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat
bangun limas segiempat dan kerucut menggunakan media limas segiempat dan
kerucut, siswa mencatat penjelasan guru yang penting kemudian mengumpulkan
catatannya dan diperiksa guru. Dilanjutkan siswa mengerjakan LKS secara
49
individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun ruang limas
segiempat, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk
bangun ruang limas segiempat yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan
mengidentifikasi sifat bangun ruang limas segiempat.
Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang
menunjukkan gambar bangun ruang kerucut, menyebutkan contoh benda yang
memiliki permukaan berbentuk bangun ruang kerucut yang ada di sekitar melalui
pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun ruang kerucut. Siswa mengerjakan
dengan mandiri sesuai kemampuannya. Dilanjutkan kegiatan kerja kelompok,
siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu diminta lebih saling
mengecek jawaban teman dan membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan
LKS.
Siswa mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama
kelompoknya. Sesuai arahan guru, siswa menanggapi presentasi kelompok lain
dengan memperhatikan dan siswa tampak semangat dan ramai untuk ditunjuk
dalam memberikan pertanyaan kepada kelompok presentasi, guru memberikan
nilai tambahan kepada siswa yang aktif. Siswa lebih dibimbing guru meluruskan
hasil LKS. Dilanjutkan siswa mengumpulkan LKS. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang hal-hal yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS.
Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa bersama-sama membuat
simpulan dan refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang limas
segiempat dan kerucut. Siswa menyampaikan simpulan dengan bersama-sama.
Siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.
Pertemuan III
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang
akan dipelajari, alat peraga bangun ruang tabung dan bola, buku pembelajaran,
lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau
dokumentasi selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi
dan menyiapkan bangun ruang tabung dan bola serta materi yang dibahas. Guru
50
melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bentuk bangun ruang tabung dan
bola, memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan
siswa bergabung sesuai kelompoknya yang sudah dibentuk di Pertemuan I. Pada
kegiatan awal siswa membuka buku sesuai materi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti siswa lebih antusias memperhatikan penjelasan guru
tentang sifat-sifat bangun tabung dan bola menggunakan media tabung dan bola,
siswa diarahkan mencatat penjelasan guru yang penting kemudian mengumpulkan
catatannya dan diperiksa guru. Dilanjutkan siswa mengerjakan LKS secara
individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun ruang tabung,
menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk bangun ruang
tabung yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun
ruang tabung.
Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang
menunjukkan gambar bangun ruang bola, menyebutkan contoh benda yang
memiliki permukaan berbentuk bangun ruang bola yang ada di sekitar melalui
pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun ruang bola. Siswa mengerjakan
dengan mandiri sesuai kemampuannya dan cepat. Dilanjutkan kegiatan kerja
kelompok, siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu diminta
lebih saling mengecek jawaban teman dan membantu anggotanya yang kesulitan
mengerjakan LKS.
Siswa mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama
kelompoknya. Sesuai arahan guru, siswa menanggapi presentasi kelompok lain
dengan memperhatikan dan siswa ramai meminta ditunjuk dalam memberikan
pertanyaan kepada kelompok presentasi, guru memberikan nilai tambahan kepada
siswa yang aktif. Siswa lebih dibimbing guru meluruskan hasil LKS. Dilanjutkan
siswa mengumpulkan LKS. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
hal-hal yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS.
Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa membuat simpulan dan
refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang tabung dan bola. Siswa
menyimpulkan dengan lebih baik dan runtut. Siswa memperhatikan rencana
pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.
51
Pertemuan IV
Sebelum kegiatan tes dimulai guru menyiapkan lembar soal postes Siklus
II dan penghargaan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang akan diisi
oleh observer, lembar angket, dan menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau
dokumentasi selama proses belajar mengajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi,
dan penyampaian tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru membagikan
lembar soal postes Siklus II kepada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal postes
Siklus II secara mandiri. Dilanjutkan siswa memperoleh penghargaan sesuai skor
atau nilai yang didapat kelompok selama mengerjakan LKS dari guru. Pada
kegiatan penutup, siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan
berikutnya dari guru. Dilanjutkan siswa mengisi lembar angket tentang motivasi
belajar.
C. Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi
Adapun hasil lembar observasi kegiatan guru dan siswa secara keseluruhan
selama Siklus II pada hasil lembar observasi kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, guru berkolaborasi dengan peneliti sudah melakukan perbaikan
terhadap kekurangan pada proses pembelajaran Siklus I. Guru sudah
menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Kelompok siswa sudah
dibentuk secara heterogen (dilakukan di pertemuan I). Materi disampaikan dengan
penggunaan media yang relevan. Guru sudah mengaktifkan siswa dalam
mengerjakan LKS, membantu dan mengecek jawaban, presentasi, menanggapi,
meluruskan hasil LKS, dan bertanya. Guru sudah memberikan postes dan
penghargaan kepada setiap kelompok (dilakukan di pertemuan IV). Melibatkan
siswa membuat simpulan dan refleksi pembelajaran. Sehingga tidak terdapat
catatan perbaikan selama proses pembelajaran.
Pada hasil lembar observasi kegiatan siswa, siswa sudah melaksanakan
seluruh pembelajaran. Siswa tampak siap mengikuti pembelajaran matematika,
bergabung dengan kelompoknya mengerjakan LKS dengan mandiri dan saling
membantu serta mengecek jawaban. Siswa aktif dalam presentasi, menanggapi,
52
meluruskan, dan mengumpulkan tepat waktu. Siswa mengerjakan postes dengan
mandiri dan mendapat penghargaan (dilakukan di pertemuan IV). Siswa dapat
membuat simpulan dan refleksi dengan bimbingan guru dan bersama-sama.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik dan memenuhi ketercapaian pada indikator proses.
2) Motivasi Belajar
Setelah tindakan yang dilakukan pada Pertemuan I, II, III, dan IV melalui
Pembelajaran TAI adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa
dibandingkan Siklus I. Adapun perolehan hasil isian lembar angket motivasi
belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11Motivasi Belajar pada Siklus II
No Skor Jumlah siswa %1 ≥ 60 10 83,332 41-59 2 16,673 ≤ 40 0 0
Jumlah 12 100
Berdasarkan data Tabel 11 menunjukkan dari 12 siswa, motivasi belajar
dengan perolehan skor ≥ 60 sebanyak 10 siswa (83,33%), perolehan skor 41-59
sebanyak 2 siswa (16,67%), dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor ≤
40. Diperoleh adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa pada Siklus
II dibandingkan Siklus I. Sehingga Pembelajaran TAI dapat meningkatkan
motivasi belajar matematika pada siswa.
3) Hasil BelajarSetelah siswa mengerjakan tes matematika pada pertemuan IV, diperoleh
hasil belajar matematika mengalami peningkatan dibanding Siklus I. Berikut hasil
belajar pada Siklus II sebelum dianalisis sesuai KKM= 65 yang disajikan pada
Tabel 12.
53
Tabel 12Hasil Belajar pada Siklus II
Rentang Nilai Jumlah siswa (%)92 – 100 2 16,6784 – 91 2 16,6776 – 83 1 8,3368 – 75 5 41,6760 – 67 2 16,67Jumlah 12 100
Rata-rata nilai Matematika 77,08Nilai tertinggi Matematika 100Nilai terendah Matematika 60
Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan dari 12 siswa yang mendapat nilai
pada interval 92-100 sebanyak 2 siswa (16,67%), interval 84-91 sebanyak 2 siswa
(16,67%), interval 76-83 sebanyak 1 siswa (8,33%), interval 68-75 sebanyak 5
siswa (41,67%), dan interval 60-67 sebanyak 2 siswa (16,67%). Nilai rata-rata
matematika 77,08 dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 60.
Diperoleh adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa
dibandingkan Siklus I. Sehingga melalui Pembelajaran TAI dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa.
D. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II dari
Pertemuan I, II, III, dan IV selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar
angket dan tes yang dilaksanakan pada Siklus II.
1) Hasil Observasia) Guru
Berdasarkan hasil lembar observasi guru dalam kegiatan belajar mengajar
melalui Pembelajaran TAI, guru sudah mengkondisikan kelas dengan baik,
menyampaikan tujuan dengan jelas, menyampaikan materi, sudah mengontrol
kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas secara individu dalam kerja kelompok,
mengarahkan siswa mengecek jawaban dan membantu anggotanya yang kesulitan
54
mengerjakan LKS, presentasi antar kelompok, membimbing meluruskan hasil
presentasi, memberikan postes dan penghargaan kepada siswa. Sehingga guru
sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai Pembelajaran TAI dengan baik.
b) Siswa
Berdasarkan keseluruhan hasil lembar observasi siswa dalam mengikuti
Pembelajaran TAI terjadi peningkatan siswa siap mengikuti pelajaran matematika,
mengerjakan tugas dengan kemampuannya sendiri, dan kerjasama siswa
meningkat dalam mengecek jawaban dan membantu anggotanya yang kesulitan
mengerjakan LKS, aktif dalam presentasi, meluruskan LKS, lebih aktif bertanya
dan menjawab dan mampu membuat simpulan dan refleksi pembelajaran dengan
baik melalui bimbingan guru. Sehingga siswa sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik.
2) Motivasi Belajar
Setelah siswa melaksanakan Pembelajaran TAI, motivasi belajar dengan
skor ≥ 60 meningkat sebanyak 10 siswa (83,33%). Motivasi belajar siswa sudah
berhasil mencapai indikator hasil yang telah ditetapkan sebesar 75%. Sehingga
terbukti adanya peningkatan motivasi belajar matematika dibanding Siklus I.
3) Hasil Belajar
Setelah siswa melaksanakan Pembelajaran TAI, jumlah siswa yang tuntas
dengan nilai ≥ 65 meningkat sebanyak 11 siswa (91,67%), nilai rata-rata 77,08
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Hasil belajar berhasil mencapai
ketuntasan pada indikator hasil ditetapkan sebesar 75%. Sehingga terbukti adanya
peningkatan hasil belajar matematika dibanding Siklus I.
Kelebihan
a) Rancangan pembelajaran sudah terpogram
b) Siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar melalui Pembelajaran TAI.
c) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
d) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran meningkat.
e) Motivasi belajar meningkat, siswa yang berkemampuan rendah
mengerjakan LKS dengan kemampuannya sendiri dan semangat
menyelesaikan LKS dengan cepat.
55
f) Siswa mampu membuat simpulan dan refleksi pembelajaran dengan
bimbingan guru.
Tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti berhasil. Kegiatan belajar
mengajar melalui Pembelajaran TAI telah diterapkan guru dan siswa dengan
maksimal.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Data Siklus I
Hasil analisis penelitian melalui Pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) pada Siklus I terdiri dari 4 Pertemuan, diperoleh motivasi
belajar dan hasil belajar matematika pada akhir Siklus I pada Pertemuan IV.
1) Motivasi Belajar
Hasil lembar angket motivasi belajar yang telah disajikan (pada Tabel 9)
dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun
perolehan data motivasi belajar matematika berdasarkan kategori disajikan pada
Tabel 13.
Tabel 13Kategori Motivasi Belajar pada Siklus I
No Kategori Jumlah siswa %1 Tinggi 5 41,672 Sedang 5 41,673 Rendah 2 16,67
Jumlah 12 100
Berdasarkan data hasil Tabel 13 menunjukkan motivasi belajar dari 12
siswa, sebanyak 5 siswa (41,67%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 5 siswa
(41,67%) berada pada kategori sedang, dan sebanyak 2 siswa (16,67%) berada
pada kategori rendah. Berdasarkan Tabel 13 dapat ditampilkan diagram pada
Gambar 1.
56
0
1
2
3
4
5
6
rendah sedang tinggi
jumlahsiswa
Gambar 1 Kategori Motivasi Belajar pada Siklus I
Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah sebanyak 2 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang
sebanyak 5 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sebanyak 5 siswa.
Sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar matematika pada Siklus I dibanding
Pra Siklus.
2) Hasil BelajarBerdasarkan hasil belajar matematika yang telah disajikan (pada Tabel 10)
dikelompokkan sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65).
Perolehan data ketuntasan hasil belajar matematika disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I
Ketuntasan Jumlah Siswa %Tuntas 9 75
Tidak Tuntas 3 25
Adapun data Tabel 14 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dengan nilai
≥ 65 sebanyak 9 siswa (75%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan nilai ˂
65 sebanyak 3 siswa (25%). Berdasarkan Tabel 14 dapat ditampilkan diagram
pada Gambar 2.
57
0
2
4
6
8
10
Tidak tuntas Tuntas
jumlahsiswa
Gambar 2 Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I
Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas
sebanyak 3 siswa dan mengalami penurunan, sedangkan siswa yang tuntas
sebanyak 9 siswa dan mengalami peningkatan. Sehingga terjadi peningkatan hasil
belajar matematika pada Siklus I dibanding Pra Siklus.
4.2.2 Data Siklus II
Hasil analisis penelitian melalui Pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) pada Siklus I terdiri dari 4 Pertemuan, diperoleh motivasi
belajar dan hasil belajar matematika pada akhir Siklus II pada Pertemuan IV.
1) Motivasi Belajar
Hasil lembar angket motivasi belajar yang telah disajikan (pada Tabel 11)
dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perolehan data
motivasi belajar matematika berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15Kategori Motivasi Belajar pada Siklus II
No Kategori Jumlah siswa %1 Tinggi 10 83,332 Sedang 2 16,673 Rendah 0 0
Jumlah 12 100
58
Berdasarkan data Tabel 15 menunjukkan motivasi belajar dari 12 siswa
sebanyak 10 siswa (83,33%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 2 siswa
(16,67%) berada pada kategori sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang berada
pada kategori rendah. Adapun keterangan pada Tabel 15 dapat ditampilkan
diagram pada Gambar 3.
0
2
4
6
8
10
12
rendah sedang tinggi
jumlahsiswa
Gambar 3 Kategori Motivasi Belajar pada Siklus II
Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah tidak ada, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang sebanyak 2
siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sebanyak 10 siswa. Sehingga
terjadi peningkatan motivasi belajar matematika pada Siklus II dibanding Siklus I.
2) Hasil BelajarBerdasarkan hasil belajar matematika (pada Tabel 12) dikelompokkan
sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65). Adapun perolehan
data ketuntasan hasil belajar matematika disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Ketuntasan Jumlah Siswa %Tuntas 11 91,67
Tidak Tuntas 1 8,33
59
Berdasarkan data Tabel 16 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar
dengan nilai ≥ 65 sebanyak 11 siswa (91,67%). Sedangkan siswa yang tidak
tuntas belajar dengan nilai ˂ 65 sebanyak 1 siswa (8,33%). Berdasarkan Tabel 16
dapat ditampilkan diagram pada Gambar 4.
0
2
4
6
8
10
12
Tidak tuntas Tuntas
jumlahsiswa
Gambar 4 Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1
siswa dan mengalami penurunan, sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa
dan mengalami peningkatan. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar
matematika pada Siklus II dibanding Siklus I.
4.2.3 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
1) Motivasi Belajar
Berdasarkan data hasil lembar angket motivasi belajar pada siswa dapat
dibuat rekapitulasi motivasi belajar dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Berikut
ini data rekapitulasi motivasi belajar berdasarkan kategori yang disajikan pada
Tabel 17.
60
Tabel 17Rekapitulasi Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No KategoriPra Siklus Siklus I Siklus II
JumlahSiswa
%JumlahSiswa
%JumlahSiswa
%
1 Tinggi 3 25 5 41,67 10 83,332 Sedang 4 33,33 5 41,67 2 16,673 Rendah 5 41,67 2 16,67 0 0
Jumlah 12 100 12 100 12 100
Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan kategori motivasi belajar tinggi, pada
Pra Siklus sebanyak 3 siswa (25%), Siklus I sebanyak 5 siswa (41,67%), dan
Siklus II sebanyak 10 siswa (83,33%). Kategori motivasi belajar sedang, pada Pra
Siklus sebanyak 4 siswa (33,33%), Siklus I sebanyak 5 siswa (41,67%), dan
Siklus II sebanyak 2 siswa (16,67%). Kategori motivasi belajar rendah, pada Pra
Siklus sebanyak 5 siswa (41,67%), Siklus I sebanyak 2 siswa (16,67%), dan
Siklus II tidak ada siswa (0%) yang memiliki motivasi belajar rendah. Sehingga
peningkatan kategori motivasi belajar tinggi dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar
16,67%, dari Siklus I ke Siklus II sebesar 41,66%, dari Pra Siklus ke Siklus II
sebesar 58,33%. Berdasarkan Tabel 17 ditampilkan diagram pada Gambar 5.
Gambar 5 Rekapitulasi Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rendah
Sedang
Tinggi
61
Pada Tabel 17 dan Gambar 5 menunjukkan bahwa pada motivasi belajar
rendah mengalami penurunan. Pada Pra Siklus sebanyak 5 siswa, Siklus I menjadi
2 siswa, dan Siklus II tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Pada
motivasi belajar sedang mengalami peningkatan pada Pra Siklus sebanyak 4
siswa, Siklus I menjadi 5 siswa, dan Siklus II mengalami penurunan menjadi 2
siswa. Hal ini karena siswa yang memiliki motivasi belajar sedang meningkat
menjadi memiliki motivasi belajar tinggi pada Siklus II. Pada motivasi belajar
tinggi mengalami peningkatan. Pada Pra Siklus sebanyak 3 siswa, Siklus I
menjadi 5 siswa, dan Siklus II menjadi 10 siswa. Hal ini membuktikan bahwa
Pembelajaran TAI dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa.
2) Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil belajar yang dicapai siswa dapat dibuat rekapitulasi
hasil belajar dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Berikut ini data rekapitulasi
hasil belajar yang disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa%
Jumlah
Siswa%
Jumlah
Siswa%
1 Tuntas 4 33,33 9 75 11 91,672 Tidak Tuntas 8 66.67 3 25 1 8,33
Jumlah 12 100 12 100 12 100
Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan kategori tuntas pada Pra Siklus
sebanyak 4 siswa (33,33%), Siklus I sebanyak 9 siswa (75%), dan Siklus II
sebanyak 11 siswa (91,67%). Kategori tidak tuntas, pada Pra Siklus sebanyak 8
siswa (66,67%), Siklus I sebanyak 3 siswa (25%), dan Siklus II sebanyak 1 siswa
(8,33%). Sehingga adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada
siswa dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar 41,67%, dari Siklus I ke Siklus II sebesar
62
16,67%, dari Pra Siklus ke Siklus II sebesar 58,34%. Hal ini dapat ditampilkan
diagram pada Gambar 6.
0
2
4
6
8
10
12
Pra Siklus Siklus I Siklus II
TidakTuntas
Tuntas
Gambar 6 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada Tabel 18 dan Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
tidak tuntas mengalami penurunan. Pada Pra Siklus sebanyak 8 siswa, Siklus I
menjadi 3 siswa, dan Siklus II menjadi 1 siswa. Pada kategori tuntas mengalami
peningkatan. Pada Pra Siklus sebanyak 4 siswa, Siklus I menjadi 9 siswa, Siklus II
menjadi 11 siswa. Hal ini membuktikan bahwa Pembelajaran TAI dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi Pra Siklus dalam pembelajaran matematika
guru cenderung menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan penugasan
sehingga berdampak motivasi belajar dan hasil belajar matematika pada siswa
rendah. Siswa kesulitan menyelesaikan tugas matematika dan dalam memahami
materi matematika. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan tampak
mengantuk. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan takut menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Pada Pra Siklus hasil lembar angket motivasi belajar pada
kategori tinggi sebanyak 3 siswa (25%), kategori sedang sebanyak 4 siswa
(33,33%), dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (41,67%). Hasil belajar
matematika pada siswa memiliki nilai rata-rata 56,67. Siswa yang tuntas dengan
63
nilai ≥ 65 sebanyak 4 siswa (33,33%), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan
nilai ˂ 65 sebanyak 8 siswa (66,67%). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah
75 sedangkan nilai terendahnya adalah 35.
Adanya perbandingan motivasi belajar siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi, sedang, dan rendah maupun hasil belajar antara jumlah yang tuntas
dan tidak tuntas. Siswa yang tuntas belajar lebih cepat menangkap materi
pembelajaran dan dapat menyelesaikan tugas-tugas matematika meskipun guru
menyampaikan materi matematika dengan metode ceramah dan penugasan. Siswa
berani bertanya kepada guru. Selain itu, siswa yang tuntas memiliki motivasi
belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa lainnya. Sedangkan siswa yang lain,
kurang memahami materi yang dijelaskan guru, mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas matematika dan cenderung kurang aktif dalam pembelajaran
matematika.
Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan
motivasi belajar dan hasil belajar matematika sesuai kondisi permasalahan yang
dialami siswa. Siswa saling membantu dalam belajar sehingga siswa lebih mudah
dalam memahami materi dan terbantu menyelesaikan tugas, dan siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slavin
(2005) bahwa para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan
mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling
membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi
dorongan untuk maju, guru dapat membebaskan siswa dari memberikan
pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal
dari tim-tim siswa yang heterogen.
Adapun kegiatan belajar mengajar melalui Pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualization), guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok, setiap
kelompok terdiri 4 siswa heterogen berdasarkan nilai tes formatif sebelumnya
(dilakukan di Pertemuan I). Siswa bergabung sesuai kelompoknya dengan tergesa-
gesa dan wajah riang. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan
media bangun datar maupun bangun ruang yang berwarna-warni. Siswa tampak
memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang penting sesuai arahan
64
guru dengan cepat. Ada siswa yang berbicara dengan temannya. Guru
menegurnya dan siswa tergesa-gesa meminjam catatan teman untuk disalin.
Siswa mengerjakan LKS sendiri-sendiri dalam kelompok dengan
pengetahuan yang didapatkannya saat guru menjelaskan materi. Guru berkeliling
mengamati hasil pekerjaan siswa. Siswa dengan sendiri-sendiri mengamati di luar
kelas maupun di kelas mencari benda-benda sesuai pertanyaan pada LKS. Siswa
yang telah selesai mengerjakan LKS segera mengecek jawabannya bersama
anggotanya. Tampak siswa lain yang belum selesai masih mengerjakan LKSnya.
Siswa semangat tampak saat bertukar pendapat dan saat jawabannya kurang tepat,
siswa segera memperbaiki jawabannya.
Siswa bersama-sama membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan
LKS dengan menjelaskan materi kembali maupun berdasarkan jawaban LKSnya
sampai anggotanya memahami materi. Namun masih ada siswa yang belum
membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan LKS. Siswa terlihat
mengangguk-angguk dan mempertegas jawabannya kepada temannya yang
membantu. Siswa yang tadinya kesulitan tampak bergegas menulis hasil
jawabannya karena terbantu menyelesaikan LKSnya. Disini kelompok siswa
bekerjasama mengerjakan LKS dengan benar agar kelompoknya memperoleh
nilai yang tinggi.
Guru mengarahkan siswa mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran
bersama kelompoknya. Siswa membacakan hasilnya secara bergantian dengan
kelompoknya. Siswa aktif menanggapi presentasi dengan memperhatikan
kelompok presentasi. Siswa ramai, banyak yang tunjuk jari memanggil temannya
yang presentasi agar ditunjuk memberikan pertanyaan maupun memperbaiki hasil
jawaban siswa yang presentasi dengan jawabannya sendiri. Guru mengontrol
kelas memberi kesempatan siswa menunjuk siswa lain yang bertanya. Siswa yang
presentasi dibantu kelompoknya dalam menjawab dengan pendapatnya. Masih ada
siswa yang berbicara dengan temannya.
Guru membimbing siswa meluruskan hasil LKS dengan bertanya jawab
terkait hasil LKS. Siswa yang jawaban LKSnya kurang tepat segera memperbaiki
hasilnya. Guru menanyakan apakah ada yang masih belum paham dengan materi
65
yang telah dikerjakan. Siswa dengan aktif dan berani langsung bertanya kepada
guru. Guru menjelaskan hal-hal yang belum dipahami sampai siswa memahami.
Siswa mengerjakan postes dengan tidak mencontek teman dan dikerjakan
dengan cepat (dilakukan di Pertemuan IV). Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok siswa sesuai urutan nilai tertinggi mendapat predikat
Superteam, nilai sedang mendapat predikat Greatteam, dan nilai terendah
mendapat predikat Goodteam. Pemberian penghargaan membuat siswa lebih
semangat tampak dari wajahnya yang senang dalam mengikuti pembelajaran
Matematika dan puas dengan hasil kerjanya.
Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terjadi perubahan
positif pada siswa. Awalnya siswa mengalami kesulitan menyelesaikan tugas
matematika dan dalam memahami materi matematika. Setelah dilakukan tindakan
siswa dapat dapat menyelesaikan tugas matematika dengan kemampuan sendiri
dan melalui bantuan kelompok. Penyampaian materi dengan media bangun datar
maupun bangun ruang dan dibantu anggotanya saat kerja kelompok membuat
siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi. Siswa mengerjakan LKS
dengan cepat menggunakan kemampuannnya. Siswa yang awalnya hanya
mendengarkan penjelasan guru saja, mudah mengantuk, dan kurang aktif dalam
bertanya dan takut menjawab. Setelah dilakukan tindakan siswa menjadi aktif
mencatat materi yang dijelaskan guru. Siswa saling membantu temannya yang
kesulitan mengerjakan LKS dan mengecek jawaban dengan saling bertukar
pendapat, menyelesaikan tugasnya dengan mengamati benda-benda di luar kelas.
Siswa berani menanggapi dalam kegiatan presentasi, berani bertanya kepada guru.
Selain diperoleh perubahan positif, motivasi belajar dan hasil belajar
matematika meningkat. Peningkatan terjadi dikarenakan beberapa tahapan
Pembelajaran TAI yang diterapkan antara lain tahap mengerjakan LKS secara
individu dalam kelompok, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk
menyelesaikan LKSnya dengan kemampuan dan pengetahuannya sendiri.
Tahap kerja kelompok dalam pengecekan jawaban dan membantu anggota
yang kesulitan menyelesaikan LKS, siswa bekerjasama agar memperoleh nilai
tinggi dan saling membantu menyelesaikan LKS dengan bertukar pendapat,
66
menjelaskan materi kembali sampai siswa memahami materi dan menyelesaikan
LKS dengan cepat dan benar. Sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dari
guru maupun kelompok lain saat presentasi dengan hasil jawaban LKSnya dan
mengerjakan postes dengan sendiri tanpa mencontek temannya. Setiap kelompok
siswa mendapat penghargaan dari guru berdasarkan nilai LKS. Sehingga siswa
semakin termotivasi mengikuti pembelajaran matematika dan puas dengan hasil
pekerjaannya.
Berdasarkan hasil lembar angket motivasi belajar pada Siklus I terjadi
peningkatan sebanyak 5 siswa (41,67%) memiliki motivasi belajar tinggi,
sebanyak 5 siswa (41,67%) memiliki motivasi belajar sedang, dan sebanyak 2
siswa (16,67%) memiliki motivasi belajar rendah. Siswa memiliki motivasi
belajar sedang dan rendah, disebabkan belum siapnya siswa mengikuti pelajaran
matematika, dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Pada
Siklus I, pembelajaran belum berhasil sepenuhnya, motivasi belajar siswa belum
mencapai indikator hasil kategori motivasi belajar tinggi sebesar 75%. Namun
pada hasil belajar berhasil mencapai indikator hasil dengan nilai ketuntasan
belajar ≥ 65 sebesar 75%. Sebanyak 9 siswa (75%) tuntas mencapai nilai ≥ 65
meskipun sebanyak 3 siswa (25%) tidak tuntas dengan nilai ˂ 65. Nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 73,33 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50.
Pembelajaran Siklus I belum dilakukan maksimal oleh guru dan siswa,
masih ada kekurangan yaitu guru kurang melibatkan siswa dalam presentasi,
menanggapi, daan meluruskan hasil LKS, siswa belum siap mengikuti
pembelajaran matematika tampak sering berbicara dengan temannya selama
pembelajaran, guru kurang melibatkan siswa membuat simpulan, refleksi
pembelajaran dan pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
Kekurangan pada Siklus I diperbaiki pada Siklus II. Pada Siklus II, guru
dan siswa sudah baik dalam menerapkan Pembelajaran TAI. Pada Siklus II siswa
lebih termotivasi dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil lembar
angket motivasi belajar pada Siklus II mengalami peningkatan sebanyak 10 siswa
(83,33%) memiliki motivasi belajar tinggi, sebanyak 2 siswa (16,67%) memiliki
67
motivasi belajar sedang, dan tidak ada siswa (0%) memiliki motivasi belajar
rendah. Sehingga diperoleh telah mencapai indikator hasil kategori motivasi
belajar tinggi sebesar 75%. Hasil belajar mengalami peningkatan ketuntasan dari
12 siswa sebanyak 11 siswa (91,67%) sudah tuntas mencapai nilai ≥ 65 sehingga
berhasil mencapai indikator hasil sebesar 75%. Walaupun ada 1 siswa (8,33%)
tidak tuntas dengan nilai ˂ 65. Nilai rata-rata pada Siklus II meningkat menjadi
77,08 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siti Karyawati (2009) dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika dengan Pembelajaran Koopertif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) tentang Pokok Bahasan Himpunan Pada Siswa Kelas VII E
SMPN I Ngadiluwih”. Penelitian ini mengalami peningkatan motivasi dan hasil
belajar matematika. Oleh karena itu, Pembelajaran TAI dijadikan pembelajaran
yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri
Ledok 04 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran
2012/2013. Penerapan Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dalam
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika dilakukan dengan
tujuh tahapan sebagai berikut: (1) Guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok
yang terdiri dari 4 siswa heterogen berdasarkan nilai tes formatif sebelumnya.
Siswa bergabung sesuai kelompok masing-masing. (2) Siswa mengerjakan LKS
secara individu dalam kelompok. (3) Siswa yang telah selesai mengerjakan LKS
terlebih dahulu segera mengecek jawaban dengan anggotanya yang telah selesai
dan membantu anggotanya yang kesulitan dalam menyelesaikan LKS. (4) Siswa
mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama kelompok. (5) Siswa
meluruskan hasil LKS dengan bimbingan guru. (6) Siswa mengerjakan tes
individu berupa postes. (7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
siswa berdasarkan perolehan nilai LKS kelompok di akhir pertemuan setiap
minggunya.