BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

32
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti berdiskusi dengan guru menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Kemudian menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Pembelajaran TAI. Peneliti juga menyiapkan alat peraga pembelajaran meliputi bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat lembar kerja siswa (LKS), lembar soal postes siklus I, lembar angket motivasi belajar, lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran, dan menyiapkan penghargaan. Praktek pembelajaran pada siklus I direncanakan 4 kali pertemuan dengan rincian Pertemuan I (21 Maret 2013), Pertemuan II (22 Maret 2013), Pertemuan III (23 Maret 2013), dan Pertemuan IV (25 Maret 2013). Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran. B. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang akan dipelajari, alat peraga bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi, buku pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar. Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi dan menyiapkan gambar bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi serta materi yang dibahas. Guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen berdasarkan hasil tes

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

A. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti berdiskusi dengan

guru menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Kemudian menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Pembelajaran TAI. Peneliti juga

menyiapkan alat peraga pembelajaran meliputi bangun datar segitiga (segitiga

sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi,

trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat lembar

kerja siswa (LKS), lembar soal postes siklus I, lembar angket motivasi belajar,

lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran, dan menyiapkan

penghargaan. Praktek pembelajaran pada siklus I direncanakan 4 kali pertemuan

dengan rincian Pertemuan I (21 Maret 2013), Pertemuan II (22 Maret 2013),

Pertemuan III (23 Maret 2013), dan Pertemuan IV (25 Maret 2013). Setiap

pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran.

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang

akan dipelajari, alat peraga bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama

kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi, buku pembelajaran, lembar

kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau dokumentasi

selama proses belajar mengajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi

dan menyiapkan gambar bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama

kaki, segitiga siku-siku), persegi panjang, persegi serta materi yang dibahas. Guru

membentuk siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen berdasarkan hasil tes

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

37

formatif sebelumnya, dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dilanjutkan

meminta siswa bergabung dengan kelompoknya. Pada kegiatan awal siswa belum

membuka buku sesuai materi yang akan dipelajari, apersepsi dan tujuan

pembelajaran belum disampaikan guru.

Pada kegiatan inti siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat

bangun datar segitiga (segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku),

persegi panjang, dan persegi menggunakan media gambar bangun datar

segitiga(segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku), persegi

panjang, dan persegi tetapi beberapa siswa tidak mencatat materi, berbicara

dengan temannya dan mengantuk. Dilanjutkan siswa mengerjakan LKS secara

individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun datar segitiga,

menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk bangun datar

segitiga yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat

bangun datar segitiga.

Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang

menunjukkan gambar bangun datar persegi panjang, menyebutkan contoh benda

yang memiliki permukaan berbentuk bangun datar persegi panjang yang ada di

sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar persegi

panjang. Setelah LKS 2 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 3 tentang

menunjukkan gambar bangun datar persegi, menyebutkan contoh benda yang

memiliki permukaan berbentuk bangun datar persegi yang ada di sekitar melalui

pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Pada pelaksanaan

mengerjakan LKS, beberapa siswa masih mengerjakan bersama-sama. Seharusnya

Pembelajaran TAI menekankan siswa mengerjakan tugas secara individu dahulu

di dalam kelompok.

Dilanjutkan kegiatan kerja kelompok, siswa yang telah selesai

mengerjakan LKS terlebih dahulu diberi kesempatan mengecek jawaban teman

namun sedikit siswa mengecek jawaban satu sama lain dalam kelompoknya dan

selesai mengecek siswa bermain dan mengganggu temannya namun tampak juga

siswa membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan LKS. Siswa

mengumpulkan LKS. Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru tentang hal-

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

38

hal yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS tetapi masih banyak siswa yang

takut bertanya kepada guru. Proses pembelajaran belum berjalan sesuai yang

diinginkan, kegiatan presentasi dan meluruskan hasil LKS tidak dilakukan guru

dan siswa karena waktu tidak cukup.

Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan simpulan dan refleksi

pembelajaran tentang sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi panjang, persegi

dan siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa memperhatikan rencana

pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.

Pertemuan II

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang

akan dipelajari, alat peraga bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat,

buku pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk

mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi

dan menyiapkan gambar bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat serta

materi yang dibahas, melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bagaimana

bentuk bangun trapesium, jajargenjang, dan belah ketupat, memotivasi siswa, dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Beberapa siswa tampak sudah membuka

buku sesuai materi yang akan dipelajari sebelum materi disampaikan guru. Siswa

bergabung dengan kelompoknya sesuai kelompok yang sudah dibentuk

dipertemuan sebelumnya.

Pada kegiatan inti siswa terlihat bersemangat memperhatikan penjelasan

guru tentang sifat-sifat bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat

menggunakan media gambar bangun datar trapesium, jajargenjang, belah ketupat

sambil mencatat materi, namun masih ada siswa yang berbicara dengan temannya

dan tidak mencatat materi. Guru menegur siswa untuk mencatat materi agar dapat

dipelajari di rumah. Seperti kegiatan di Pertemuan I, siswa mengerjakan LKS

secara individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun datar

trapesium, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

39

bangun datar trapesium yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan

mengidentifikasi sifat bangun datar trapesium.

Setelah LKS 1 selesai dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang

menunjukkan gambar bangun datar jajargenjang, menyebutkan contoh benda yang

memiliki permukaan berbentuk bangun datar jajargenjang yang ada di sekitar

melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar jajargenjang. Setelah

LKS 2 selesai dilanjutkan mengerjakan LKS 3 tentang menunjukkan gambar

bangun datar belah ketupat, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan

berbentuk bangun datar belah ketupat yang ada di sekitar melalui pengamatan,

dan mengidentifikasi sifat bangun datar belah ketupat. Siswa mengerjakan LKS

secara mandiri dengan kemampuannya.

Dilanjutkan kerja kelompok, siswa yang telah selesai mengerjakan LKS

terlebih dahulu diberi kesempatan mengecek jawaban teman namun sudah

sebagian siswa mengecek jawaban satu sama lain dan membantu anggotanya yang

kesulitan mengerjakan LKS. Proses pembelajaran belum sesuai yang diinginkan,

Tampak sebagian kelompok berani maju mempresentasikan hasil LKS. Sebagian

siswa aktif membacakan hasilnya, tampak siswa mulai memperhatikan presentasi

kelompok lain, tetapi masih ada siswa yang kurang memperhatikan presentasi.

Ada siswa yang suka pindah-pindah tempat duduk. Dilanjutkan meluruskan hasil

LKS siswa bersama guru namun siswa tampak kebingungan. Siswa

mengumpulkan LKS. Sebagian siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang

belum jelas namun pertanyaan yang diajukan siswa sama.

Pada kegiatan penutup, siswa kurang terlibat dan masih bingung membuat

simpulan dan refleksi pembelajaran bersama guru. Siswa memperhatikan rencana

pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.

Pertemuan III

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang

akan dipelajari, alat peraga bangun datar layang-layang dan lingkaran, buku

pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil

foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

40

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi

dan menyiapkan gambar bangun datar layang-layang dan lingkaran serta materi

yang dibahas, mengkondisikan kelas dengan melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang bagaimana bentuk bangun layang-layang dan lingkaran, memotivasi

siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa membuka buku sesuai

materi yang akan dipelajari tanpa diminta guru. Siswa bergabung sesuai

kelompoknya.

Pada kegiatan inti siswa tampak antusias dan bersemangat memperhatikan

penjelasan guru tentang sifat-sifat bangun datar layang-layang dan lingkaran

menggunakan media gambar bangun layang-layang dan lingkaran sambil

mencatat materi, tetapi masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri dan

malas mencatat. Siswa yang lain tampak mencatat dengan cepat-cepat. Guru

menegur dan memindahkan siswa duduk di bangku depan, dilanjutkan meminta

siswa tersebut meminjam buku catatan temannya diakhir pembelajaran untuk

disalin di rumah.

Seperti kegiatan di Pertemuan I dan II, siswa mengerjakan LKS secara

individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun datar layang-

layang, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk bangun

datar layang-layang yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi

sifat bangun datar layang-layang.

Setelah LKS 1 selesai dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang

menunjukkan gambar bangun datar lingkaran, menyebutkan contoh benda yang

memiliki permukaan berbentuk bangun datar lingkaran yang ada di sekitar melalui

pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun datar lingkaran. Siswa

mengerjakan LKS dengan mandiri sesuai kemampuannya dan cepat. Dilanjutkan

siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu diberi kesempatan

mengecek jawaban teman dan membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan

LKS. Siswa mempresentasikan hasil LKS. Pembagian kerja siswa dalam

presentasi belum merata. Siswa bersama guru menanggapi kemudian meluruskan

hasil LKS tetapi sedikit siswa yang terlibat aktif. Siswa mengumpulkan LKS.

Sebagian siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

41

Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan dan

refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun layang-layang dan lingkaran.

Beberapa siswa berani menyimpulkan dan melakukan refleksi, siswa yang lain

masih tampak bingung. Siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan

berikutnya dari guru.

Pertemuan IV

Sebelum kegiatan tes dimulai guru menyiapkan lembar soal postes dan

penghargaan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang akan diisi oleh

observer, lembar angket, dan menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau

dokumentasi selama proses belajar mengajar. Pada kegiatan pendahuluan guru

memberikan salam, dilanjutkan absensi, dan penyampaian tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru membagikan lembar soal postes kepada siswa. Siswa

mengerjakan postes Siklus I secara mandiri.

Tampak siswa berbicara dengan temannya dan ditegur guru. Dilanjutkan

siswa memperoleh penghargaan sesuai skor atau nilai yang didapat kelompok

selama mengerjakan LKS dari guru. Pada kegiatan penutup, siswa memperhatikan

rencana pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru. Dilanjutkan siswa

mengisi lembar angket tentang motivasi belajar.

C. Hasil Tindakan

1) Hasil Observasi

Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan guru dan siswa secara

keseluruhan selama Siklus I pada hasil lembar observasi kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran, guru sudah memberikan apersepsi, tujuan

pembelajaran, membentuk kelompok siswa secara heterogen berdasarkan nilai

pretes (dilakukan di pertemuan I), mengarahkan siswa berkelompok sesuai

kelompoknya. Menyampaikan materi dengan media yang relevan, menugaskan

siswa mengerjakan LKS dengan mandiri, mengarahkan siswa saling membantu

dalam belajar. Menanggapi siswa yang bertanya. Mengarahkan siswa

mengerjakan postes secara individu dan memberikan penghargaan kepada semua

kelompok (dilakukan di pertemuan IV).

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

42

Namun terdapat catatan perbaikan, dari kekurangan selama proses

pembelajaran berlangsung. Guru kurang melibatkan setiap kelompok

mempresentasikan hasil LKS pada Pertemuan I dan II, tetapi di Pertemuan III

setiap kelompok mulai diarahkan untuk maju presentasi. Pembagian kerja siswa

saat presentasi belum merata dan kurang diarahkan. Guru kurang melibatkan

seluruh siswa aktif dalam meluruskan hasil LKS, dominan membuat simpulan dan

refleksi pembelajaran.

Hasil lembar observasi kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran,

siswa sudah bergabung dengan kelompoknya, mengerjakan LKS dengan mandiri

dan saling membantu dalam belajar. Siswa tampak aktif bertanya maupun

menjawab, tugas dikumpulkan tepat waktu. Mengerjakan postes dengan tidak

mencontek dan menerima penghargaan sesuai perolehan nilai LKS kelompoknya.

Namun terdapat beberapa catatan perbaikan yaitu siswa tampak kurang

siap saat mengikuti pelajaran matematika, namun di pertemuan III siswa mulai

menyiapkan buku dan membuka materi sesuai yang akan dipelajari tanpa diminta

berkali-kali oleh guru. Siswa kurang aktif mencatat materi di buku catatannya,

karena berbicara sendiri dengan teman saat guru menjelaskan. Sehingga perlu

ditegur guru dahulu untuk mencatat.

Siswa kurang aktif terlibat mempresentasikan bersama kelompoknya.

Siswa masih tampak malas dan kurang menanggapi hasil presentasi. Siswa kurang

terlibat meluruskan hasil presentasi, membuat simpulan dan refleksi dengan

bimbingan guru. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kegiatan guru dan siswa

belum sesuai yang diharapkan. Sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran

di Siklus II.

2) Motivasi BelajarSetelah memberikan tindakan yang dilakukan pada Pertemuan I, II, III,

dan IV menggunakan Pembelajaran TAI adanya peningkatan motivasi belajar

dibandingkan Pra Siklus. Adapun perolehan hasil isian lembar angket motivasi

belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan disajikan pada Tabel 9.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

43

Tabel 9Motivasi Belajar pada Siklus I

No Skor Jumlah siswa %1 ≥ 60 5 41,672 41-59 5 41,673 ≤ 40 2 16,67

Jumlah 12 100

Berdasarkan data Tabel 9 menunjukkan dari 12 siswa, motivasi belajar

dengan perolehan skor ≥ 60 sebanyak 5 siswa (41,67%), perolehan skor 41-59

sebanyak 5 siswa (41,67%), dan perolehan skor ≤ 40 sebanyak 2 siswa (16,67%).

Sehingga motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan melalui Pembelajaran TAI dan

dilakukan pada Siklus II.

3) Hasil Belajar

Setelah siswa mengerjakan tes matematika pada pertemuan IV, diperoleh

hasil belajar mengalami peningkatan dibanding Pra Siklus. Berikut hasil belajar

pada Siklus I sebelum dianalisis sesuai KKM= 65 yang disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10Hasil Belajar pada Siklus I

Rentang Nilai Jumlah siswa %90 – 100 2 16,6780 – 89 3 2570 – 79 4 33,3360 – 69 2 16,6750 – 59 1 8,33Jumlah 12 100

Rata-rata nilai Matematika 73,33Nilai tertinggi Matematika 100Nilai terendah Matematika 50

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan dari 12 siswa yang mendapat nilai

pada interval 90-100 sebanyak 2 siswa (16,67%), interval 80-89 sebanyak 3 siswa

(25%), interval 70-79 sebanyak 4 siswa (33,33%), interval 60-69 sebanyak 2

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

44

siswa (16,67%), dan interval 50-59 sebanyak 1 siswa (8,33%). Nilai rata-rata

matematika 73,33, dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50.

Agar lebih terbukti adanya peningkatan hasil belajar diperlukan Siklus II

sebagai penguat bahwa melalui Pembelajaran TAI dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar matematika.

D. Hasil RefleksiSetelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I yang terdiri

dari Pertemuan I, II, III, dan IV. Selanjutnya diadakan refleksi kegiatan dalam

proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket

dan tes yang dilaksanakan pada Siklus I.

1) Hasil Observasia) Guru

Berdasarkan keseluruhan hasil lembar observasi guru dalam melaksanakan

Pembelajaran TAI, guru sudah melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran sesuai

indikator yang tercantum dalam lembar observasi guru. Namun masih ada

kekurangan, guru masih belum terbiasa melakukan kegiatan presentasi antar

kelompok belum melibatkan seluruh siswa aktif presentasi dan meluruskan hasil

presentasi setiap kelompok siswa, kesulitan melibatkan siswa membuat simpulan

dan refleksi bersama sehingga guru lebih dominan.

b) SiswaBerdasarkan keseluruhan hasil lembar observasi siswa dalam mengikuti

Pembelajaran TAI, siswa sudah melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran.

Namun masih ada kekurangan, siswa masih belum siap mengikuti pelajaran

matematika, kurang aktif mencatat materi yang dijelaskan guru, kurang aktif

dalam presentasi, menanggapi, dan meluruskan hasil LKS, kurang terlibat

membuat simpulan dan refleksi. Namun siswa sudah aktif mengerjakan LKS

secara mandiri dengan kemampuan yang dimiliki, kerjasama dalam kelompok

sudah mulai tampak walaupun siswa belum terlibat semua, dan beberapa siswa

mulai bertanya dan berani menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain,

dan mulai terbiasa mengumpulkan tugas tepat waktu.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

45

2) Motivasi BelajarSetelah siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui

Pembelajaran TAI, motivasi belajar dengan skor ≥ 60 sebanyak 5 siswa (41,67%).

Sehingga dinyatakan bahwa motivasi belajar siswa belum mencapai indikator

hasil yang telah ditetapkan sebesar 75%. Namun motivasi belajar matematika

siswa mengalami peningkatan dibanding Pra Siklus.

3) Hasil Belajar

Setelah siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui

Pembelajaran TAI, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 65 sebanyak 9 siswa

(75%), nilai rata-rata 73,33 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50.

Sehingga dinyatakan hasil belajar siswa sudah berhasil mencapai ketuntasan pada

indikator hasil yang telah ditetapkan sebesar 75%. Hasil belajar matematika siswa

mengalami peningkatan dibanding Pra Siklus.

Kelebihan

a) Rancangan pembelajaran sudah terpogram.

b) Siswa lebih tertarik dan antusias belajar melalui Pembelajaran TAI.

c) Pembelajaran tampak aktif, beberapa siswa mulai berani bertanya dan

menjawab pertanyaan dari guru maupun temannya dan menumbuhkan

kerjasama antar siswa dalam belajar.

d) Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dilihat dari siswa yang

berkemampuan rendah dapat menyelesaikan LKS dengan sungguh-

sungguh setelah dibantu teman dalam kelompoknya, siswa yang pandai

mengerjakan LKS dengan cepat.

Kekurangan

1) Hambatan

a) Siswa malas mencatat materi, ramai sendiri dan belum terbiasa dengan

Pembelajaran TAI.

b) Guru kurang melibatkan seluruh siswa dalam presentasi, menanggapi dan

meluruskan hasil presentasi.

c) Guru dominan dalam menyampaikan simpulan dan refleksi pembelajaran.

d) Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar mengajar

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

46

2) Penyelesaian

a) Setiap pertemuan dalam proses pembelajaran, guru meminta siswa

mengumpulkan buku catatannya untuk diperiksa.

b) Perlu ditingkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran.

c) Mengarahkan siswa menjelaskan presentasi secara bergiliran bersama

kelompoknya dan pemberian motivasi melalui pemberian nilai tambahan

bagi siswa yang aktif menanggapi presentasi kelompok lain.

d) Membimbing siswa secara lebih dalam meluruskan hasil LKS dan dalam

membuat simpulan dan refleksi.

e) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

A. Tahap Perencanaan

Seperti Siklus I, kegiatan yang dilakukan pada Siklus II dalam tahap ini

adalah peneliti berdiskusi dengan guru menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD). Kemudian menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Pembelajaran

TAI. Peneliti juga menyiapkan alat peraga pembelajaran meliputi bangun ruang

kubus, balok, prisma segitiga, limas segiempat, kerucut, tabung, dan bola,

membuat lembar kerja siswa (LKS), lembar soal postes siklus II, lembar angket

motivasi belajar, lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam Pembelajaran

TAI, dan menyiapkan penghargaan. Praktek pembelajaran pada siklus II

direncanakan untuk 4 pertemuan dengan rincian Pertemuan I (28 Maret 2013),

Pertemuan II (30 Maret 2013), Pertemuan III (1 April 2013), dan Pertemuan IV (2

April 2013). Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran.

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang

akan dipelajari, alat peraga bangun ruang kubus, balok, prisma segitiga, buku

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

47

pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil

foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi

dan menyiapkan bangun ruang kubus, balok, prisma segitiga serta materi yang

dibahas. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang diketahui

tentang bangun ruang. Beberapa siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan

menyebutkan macam-macam bangun ruang dan memotivasi siswa. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dengan tergesa-gesa. Guru membentuk siswa

menjadi 3 kelompok secara heterogen berdasarkan hasil postes siklus I, setiap

kelompok terdiri 4 siswa dilanjutkan, siswa bergabung dengan kelompoknya. Ada

1 siswa yang tidak masuk, sehingga ada kelompok yang terdiri 3 siswa. Pada

kegiatan awal siswa membuka buku sesuai materi yang akan dipelajari.

Pada kegiatan inti siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat

bangun kubus, balok, prisma segitiga menggunakan media kubus, balok, prisma

segitiga, mencatat materi sambil berbicara dengan temannya. Guru meminta siswa

mengumpulkan catatannya dan untuk diperiksa. Dilanjutkan siswa mengerjakan

LKS secara individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun

ruang kubus, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk

bangun ruang kubus yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan

mengidentifikasi sifat bangun ruang kubus.

Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang

menunjukkan gambar bangun ruang balok, menyebutkan contoh benda yang

memiliki permukaan berbentuk bangun ruang balok yang ada di sekitar melalui

pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun ruang balok. Setelah LKS 2

dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 3 tentang menunjukkan gambar bangun

ruang prisma segitiga, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan

berbentuk bangun ruang prisma segitiga yang ada di sekitar melalui pengamatan,

dan mengidentifikasi sifat bangun ruang prisma segitiga. Siswa mengerjakan

dengan mandiri dan kadang-kadang sambil berbicara dengan temannya, suasana

ramai. Guru mengontrol siswa mengerjakan mandiri.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

48

Dilanjutkan kegiatan kerja kelompok, siswa yang telah selesai

mengerjakan LKS terlebih dahulu diminta lebih saling mengecek jawaban teman

dan membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan LKS. Siswa

mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama kelompoknya. Siswa

menanggapi presentasi kelompok lain dengan memperhatikan dan memberikan

pertanyaan kepada kelompok presentasi, guru memberikan nilai tambahan kepada

siswa yang aktif. Siswa lebih dibimbing guru meluruskan hasil LKS. Siswa

mengumpulkan LKS. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal

yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS.

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa membuat simpulan dan

refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, prisma

segitiga dan beberapa siswa ramai sendiri. Siswa masih kurang tepat dalam

membuat simpulan. Siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan

berikutnya dari guru.

Pertemuan II

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang

akan dipelajari, alat peraga bangun ruang limas segiempat dan kerucut, buku

pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil

foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi

dan menyiapkan bangun ruang limas segiempat dan kerucut serta materi yang

dibahas. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bentuk bangun ruang

limas segiempat, kerucut, memotivasi siswa, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan jelas. Dilanjutkan siswa bergabung sesuai kelompoknya

yang sudah dibentuk di Pertemuan I. Pada kegiatan awal siswa membuka buku

sesuai materi yang akan dipelajari.

Pada kegiatan inti siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat

bangun limas segiempat dan kerucut menggunakan media limas segiempat dan

kerucut, siswa mencatat penjelasan guru yang penting kemudian mengumpulkan

catatannya dan diperiksa guru. Dilanjutkan siswa mengerjakan LKS secara

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

49

individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun ruang limas

segiempat, menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk

bangun ruang limas segiempat yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan

mengidentifikasi sifat bangun ruang limas segiempat.

Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang

menunjukkan gambar bangun ruang kerucut, menyebutkan contoh benda yang

memiliki permukaan berbentuk bangun ruang kerucut yang ada di sekitar melalui

pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun ruang kerucut. Siswa mengerjakan

dengan mandiri sesuai kemampuannya. Dilanjutkan kegiatan kerja kelompok,

siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu diminta lebih saling

mengecek jawaban teman dan membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan

LKS.

Siswa mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama

kelompoknya. Sesuai arahan guru, siswa menanggapi presentasi kelompok lain

dengan memperhatikan dan siswa tampak semangat dan ramai untuk ditunjuk

dalam memberikan pertanyaan kepada kelompok presentasi, guru memberikan

nilai tambahan kepada siswa yang aktif. Siswa lebih dibimbing guru meluruskan

hasil LKS. Dilanjutkan siswa mengumpulkan LKS. Guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang hal-hal yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS.

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa bersama-sama membuat

simpulan dan refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang limas

segiempat dan kerucut. Siswa menyampaikan simpulan dengan bersama-sama.

Siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.

Pertemuan III

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi yang

akan dipelajari, alat peraga bangun ruang tabung dan bola, buku pembelajaran,

lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau

dokumentasi selama proses belajar mengajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi

dan menyiapkan bangun ruang tabung dan bola serta materi yang dibahas. Guru

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

50

melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bentuk bangun ruang tabung dan

bola, memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan

siswa bergabung sesuai kelompoknya yang sudah dibentuk di Pertemuan I. Pada

kegiatan awal siswa membuka buku sesuai materi yang akan dipelajari.

Pada kegiatan inti siswa lebih antusias memperhatikan penjelasan guru

tentang sifat-sifat bangun tabung dan bola menggunakan media tabung dan bola,

siswa diarahkan mencatat penjelasan guru yang penting kemudian mengumpulkan

catatannya dan diperiksa guru. Dilanjutkan siswa mengerjakan LKS secara

individual dalam kelompok tentang menunjukkan gambar bangun ruang tabung,

menyebutkan contoh benda yang memiliki permukaan berbentuk bangun ruang

tabung yang ada di sekitar melalui pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun

ruang tabung.

Setelah LKS 1 dikerjakan, dilanjutkan mengerjakan LKS 2 tentang

menunjukkan gambar bangun ruang bola, menyebutkan contoh benda yang

memiliki permukaan berbentuk bangun ruang bola yang ada di sekitar melalui

pengamatan, dan mengidentifikasi sifat bangun ruang bola. Siswa mengerjakan

dengan mandiri sesuai kemampuannya dan cepat. Dilanjutkan kegiatan kerja

kelompok, siswa yang telah selesai mengerjakan LKS terlebih dahulu diminta

lebih saling mengecek jawaban teman dan membantu anggotanya yang kesulitan

mengerjakan LKS.

Siswa mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama

kelompoknya. Sesuai arahan guru, siswa menanggapi presentasi kelompok lain

dengan memperhatikan dan siswa ramai meminta ditunjuk dalam memberikan

pertanyaan kepada kelompok presentasi, guru memberikan nilai tambahan kepada

siswa yang aktif. Siswa lebih dibimbing guru meluruskan hasil LKS. Dilanjutkan

siswa mengumpulkan LKS. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

hal-hal yang belum jelas dalam menyelesaikan LKS.

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa membuat simpulan dan

refleksi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang tabung dan bola. Siswa

menyimpulkan dengan lebih baik dan runtut. Siswa memperhatikan rencana

pembelajaran di pertemuan berikutnya dari guru.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

51

Pertemuan IV

Sebelum kegiatan tes dimulai guru menyiapkan lembar soal postes Siklus

II dan penghargaan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang akan diisi

oleh observer, lembar angket, dan menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau

dokumentasi selama proses belajar mengajar.

Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, dilanjutkan absensi,

dan penyampaian tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru membagikan

lembar soal postes Siklus II kepada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal postes

Siklus II secara mandiri. Dilanjutkan siswa memperoleh penghargaan sesuai skor

atau nilai yang didapat kelompok selama mengerjakan LKS dari guru. Pada

kegiatan penutup, siswa memperhatikan rencana pembelajaran di pertemuan

berikutnya dari guru. Dilanjutkan siswa mengisi lembar angket tentang motivasi

belajar.

C. Hasil Tindakan

1) Hasil Observasi

Adapun hasil lembar observasi kegiatan guru dan siswa secara keseluruhan

selama Siklus II pada hasil lembar observasi kegiatan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, guru berkolaborasi dengan peneliti sudah melakukan perbaikan

terhadap kekurangan pada proses pembelajaran Siklus I. Guru sudah

menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Kelompok siswa sudah

dibentuk secara heterogen (dilakukan di pertemuan I). Materi disampaikan dengan

penggunaan media yang relevan. Guru sudah mengaktifkan siswa dalam

mengerjakan LKS, membantu dan mengecek jawaban, presentasi, menanggapi,

meluruskan hasil LKS, dan bertanya. Guru sudah memberikan postes dan

penghargaan kepada setiap kelompok (dilakukan di pertemuan IV). Melibatkan

siswa membuat simpulan dan refleksi pembelajaran. Sehingga tidak terdapat

catatan perbaikan selama proses pembelajaran.

Pada hasil lembar observasi kegiatan siswa, siswa sudah melaksanakan

seluruh pembelajaran. Siswa tampak siap mengikuti pembelajaran matematika,

bergabung dengan kelompoknya mengerjakan LKS dengan mandiri dan saling

membantu serta mengecek jawaban. Siswa aktif dalam presentasi, menanggapi,

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

52

meluruskan, dan mengumpulkan tepat waktu. Siswa mengerjakan postes dengan

mandiri dan mendapat penghargaan (dilakukan di pertemuan IV). Siswa dapat

membuat simpulan dan refleksi dengan bimbingan guru dan bersama-sama.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan siswa melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan baik dan memenuhi ketercapaian pada indikator proses.

2) Motivasi Belajar

Setelah tindakan yang dilakukan pada Pertemuan I, II, III, dan IV melalui

Pembelajaran TAI adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa

dibandingkan Siklus I. Adapun perolehan hasil isian lembar angket motivasi

belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11Motivasi Belajar pada Siklus II

No Skor Jumlah siswa %1 ≥ 60 10 83,332 41-59 2 16,673 ≤ 40 0 0

Jumlah 12 100

Berdasarkan data Tabel 11 menunjukkan dari 12 siswa, motivasi belajar

dengan perolehan skor ≥ 60 sebanyak 10 siswa (83,33%), perolehan skor 41-59

sebanyak 2 siswa (16,67%), dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor ≤

40. Diperoleh adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa pada Siklus

II dibandingkan Siklus I. Sehingga Pembelajaran TAI dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika pada siswa.

3) Hasil BelajarSetelah siswa mengerjakan tes matematika pada pertemuan IV, diperoleh

hasil belajar matematika mengalami peningkatan dibanding Siklus I. Berikut hasil

belajar pada Siklus II sebelum dianalisis sesuai KKM= 65 yang disajikan pada

Tabel 12.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

53

Tabel 12Hasil Belajar pada Siklus II

Rentang Nilai Jumlah siswa (%)92 – 100 2 16,6784 – 91 2 16,6776 – 83 1 8,3368 – 75 5 41,6760 – 67 2 16,67Jumlah 12 100

Rata-rata nilai Matematika 77,08Nilai tertinggi Matematika 100Nilai terendah Matematika 60

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan dari 12 siswa yang mendapat nilai

pada interval 92-100 sebanyak 2 siswa (16,67%), interval 84-91 sebanyak 2 siswa

(16,67%), interval 76-83 sebanyak 1 siswa (8,33%), interval 68-75 sebanyak 5

siswa (41,67%), dan interval 60-67 sebanyak 2 siswa (16,67%). Nilai rata-rata

matematika 77,08 dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 60.

Diperoleh adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa

dibandingkan Siklus I. Sehingga melalui Pembelajaran TAI dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada siswa.

D. Hasil Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II dari

Pertemuan I, II, III, dan IV selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan

dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar

angket dan tes yang dilaksanakan pada Siklus II.

1) Hasil Observasia) Guru

Berdasarkan hasil lembar observasi guru dalam kegiatan belajar mengajar

melalui Pembelajaran TAI, guru sudah mengkondisikan kelas dengan baik,

menyampaikan tujuan dengan jelas, menyampaikan materi, sudah mengontrol

kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas secara individu dalam kerja kelompok,

mengarahkan siswa mengecek jawaban dan membantu anggotanya yang kesulitan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

54

mengerjakan LKS, presentasi antar kelompok, membimbing meluruskan hasil

presentasi, memberikan postes dan penghargaan kepada siswa. Sehingga guru

sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai Pembelajaran TAI dengan baik.

b) Siswa

Berdasarkan keseluruhan hasil lembar observasi siswa dalam mengikuti

Pembelajaran TAI terjadi peningkatan siswa siap mengikuti pelajaran matematika,

mengerjakan tugas dengan kemampuannya sendiri, dan kerjasama siswa

meningkat dalam mengecek jawaban dan membantu anggotanya yang kesulitan

mengerjakan LKS, aktif dalam presentasi, meluruskan LKS, lebih aktif bertanya

dan menjawab dan mampu membuat simpulan dan refleksi pembelajaran dengan

baik melalui bimbingan guru. Sehingga siswa sudah melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan baik.

2) Motivasi Belajar

Setelah siswa melaksanakan Pembelajaran TAI, motivasi belajar dengan

skor ≥ 60 meningkat sebanyak 10 siswa (83,33%). Motivasi belajar siswa sudah

berhasil mencapai indikator hasil yang telah ditetapkan sebesar 75%. Sehingga

terbukti adanya peningkatan motivasi belajar matematika dibanding Siklus I.

3) Hasil Belajar

Setelah siswa melaksanakan Pembelajaran TAI, jumlah siswa yang tuntas

dengan nilai ≥ 65 meningkat sebanyak 11 siswa (91,67%), nilai rata-rata 77,08

dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Hasil belajar berhasil mencapai

ketuntasan pada indikator hasil ditetapkan sebesar 75%. Sehingga terbukti adanya

peningkatan hasil belajar matematika dibanding Siklus I.

Kelebihan

a) Rancangan pembelajaran sudah terpogram

b) Siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar melalui Pembelajaran TAI.

c) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

d) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran meningkat.

e) Motivasi belajar meningkat, siswa yang berkemampuan rendah

mengerjakan LKS dengan kemampuannya sendiri dan semangat

menyelesaikan LKS dengan cepat.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

55

f) Siswa mampu membuat simpulan dan refleksi pembelajaran dengan

bimbingan guru.

Tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti berhasil. Kegiatan belajar

mengajar melalui Pembelajaran TAI telah diterapkan guru dan siswa dengan

maksimal.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Data Siklus I

Hasil analisis penelitian melalui Pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) pada Siklus I terdiri dari 4 Pertemuan, diperoleh motivasi

belajar dan hasil belajar matematika pada akhir Siklus I pada Pertemuan IV.

1) Motivasi Belajar

Hasil lembar angket motivasi belajar yang telah disajikan (pada Tabel 9)

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun

perolehan data motivasi belajar matematika berdasarkan kategori disajikan pada

Tabel 13.

Tabel 13Kategori Motivasi Belajar pada Siklus I

No Kategori Jumlah siswa %1 Tinggi 5 41,672 Sedang 5 41,673 Rendah 2 16,67

Jumlah 12 100

Berdasarkan data hasil Tabel 13 menunjukkan motivasi belajar dari 12

siswa, sebanyak 5 siswa (41,67%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 5 siswa

(41,67%) berada pada kategori sedang, dan sebanyak 2 siswa (16,67%) berada

pada kategori rendah. Berdasarkan Tabel 13 dapat ditampilkan diagram pada

Gambar 1.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

56

0

1

2

3

4

5

6

rendah sedang tinggi

jumlahsiswa

Gambar 1 Kategori Motivasi Belajar pada Siklus I

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah sebanyak 2 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang

sebanyak 5 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sebanyak 5 siswa.

Sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar matematika pada Siklus I dibanding

Pra Siklus.

2) Hasil BelajarBerdasarkan hasil belajar matematika yang telah disajikan (pada Tabel 10)

dikelompokkan sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65).

Perolehan data ketuntasan hasil belajar matematika disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I

Ketuntasan Jumlah Siswa %Tuntas 9 75

Tidak Tuntas 3 25

Adapun data Tabel 14 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dengan nilai

≥ 65 sebanyak 9 siswa (75%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan nilai ˂

65 sebanyak 3 siswa (25%). Berdasarkan Tabel 14 dapat ditampilkan diagram

pada Gambar 2.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

57

0

2

4

6

8

10

Tidak tuntas Tuntas

jumlahsiswa

Gambar 2 Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I

Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas

sebanyak 3 siswa dan mengalami penurunan, sedangkan siswa yang tuntas

sebanyak 9 siswa dan mengalami peningkatan. Sehingga terjadi peningkatan hasil

belajar matematika pada Siklus I dibanding Pra Siklus.

4.2.2 Data Siklus II

Hasil analisis penelitian melalui Pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) pada Siklus I terdiri dari 4 Pertemuan, diperoleh motivasi

belajar dan hasil belajar matematika pada akhir Siklus II pada Pertemuan IV.

1) Motivasi Belajar

Hasil lembar angket motivasi belajar yang telah disajikan (pada Tabel 11)

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perolehan data

motivasi belajar matematika berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15Kategori Motivasi Belajar pada Siklus II

No Kategori Jumlah siswa %1 Tinggi 10 83,332 Sedang 2 16,673 Rendah 0 0

Jumlah 12 100

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

58

Berdasarkan data Tabel 15 menunjukkan motivasi belajar dari 12 siswa

sebanyak 10 siswa (83,33%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 2 siswa

(16,67%) berada pada kategori sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang berada

pada kategori rendah. Adapun keterangan pada Tabel 15 dapat ditampilkan

diagram pada Gambar 3.

0

2

4

6

8

10

12

rendah sedang tinggi

jumlahsiswa

Gambar 3 Kategori Motivasi Belajar pada Siklus II

Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah tidak ada, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang sebanyak 2

siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sebanyak 10 siswa. Sehingga

terjadi peningkatan motivasi belajar matematika pada Siklus II dibanding Siklus I.

2) Hasil BelajarBerdasarkan hasil belajar matematika (pada Tabel 12) dikelompokkan

sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65). Adapun perolehan

data ketuntasan hasil belajar matematika disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II

Ketuntasan Jumlah Siswa %Tuntas 11 91,67

Tidak Tuntas 1 8,33

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

59

Berdasarkan data Tabel 16 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar

dengan nilai ≥ 65 sebanyak 11 siswa (91,67%). Sedangkan siswa yang tidak

tuntas belajar dengan nilai ˂ 65 sebanyak 1 siswa (8,33%). Berdasarkan Tabel 16

dapat ditampilkan diagram pada Gambar 4.

0

2

4

6

8

10

12

Tidak tuntas Tuntas

jumlahsiswa

Gambar 4 Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II

Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1

siswa dan mengalami penurunan, sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa

dan mengalami peningkatan. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar

matematika pada Siklus II dibanding Siklus I.

4.2.3 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

1) Motivasi Belajar

Berdasarkan data hasil lembar angket motivasi belajar pada siswa dapat

dibuat rekapitulasi motivasi belajar dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Berikut

ini data rekapitulasi motivasi belajar berdasarkan kategori yang disajikan pada

Tabel 17.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

60

Tabel 17Rekapitulasi Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No KategoriPra Siklus Siklus I Siklus II

JumlahSiswa

%JumlahSiswa

%JumlahSiswa

%

1 Tinggi 3 25 5 41,67 10 83,332 Sedang 4 33,33 5 41,67 2 16,673 Rendah 5 41,67 2 16,67 0 0

Jumlah 12 100 12 100 12 100

Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan kategori motivasi belajar tinggi, pada

Pra Siklus sebanyak 3 siswa (25%), Siklus I sebanyak 5 siswa (41,67%), dan

Siklus II sebanyak 10 siswa (83,33%). Kategori motivasi belajar sedang, pada Pra

Siklus sebanyak 4 siswa (33,33%), Siklus I sebanyak 5 siswa (41,67%), dan

Siklus II sebanyak 2 siswa (16,67%). Kategori motivasi belajar rendah, pada Pra

Siklus sebanyak 5 siswa (41,67%), Siklus I sebanyak 2 siswa (16,67%), dan

Siklus II tidak ada siswa (0%) yang memiliki motivasi belajar rendah. Sehingga

peningkatan kategori motivasi belajar tinggi dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar

16,67%, dari Siklus I ke Siklus II sebesar 41,66%, dari Pra Siklus ke Siklus II

sebesar 58,33%. Berdasarkan Tabel 17 ditampilkan diagram pada Gambar 5.

Gambar 5 Rekapitulasi Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan

Siklus II

0

2

4

6

8

10

12

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

61

Pada Tabel 17 dan Gambar 5 menunjukkan bahwa pada motivasi belajar

rendah mengalami penurunan. Pada Pra Siklus sebanyak 5 siswa, Siklus I menjadi

2 siswa, dan Siklus II tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Pada

motivasi belajar sedang mengalami peningkatan pada Pra Siklus sebanyak 4

siswa, Siklus I menjadi 5 siswa, dan Siklus II mengalami penurunan menjadi 2

siswa. Hal ini karena siswa yang memiliki motivasi belajar sedang meningkat

menjadi memiliki motivasi belajar tinggi pada Siklus II. Pada motivasi belajar

tinggi mengalami peningkatan. Pada Pra Siklus sebanyak 3 siswa, Siklus I

menjadi 5 siswa, dan Siklus II menjadi 10 siswa. Hal ini membuktikan bahwa

Pembelajaran TAI dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa.

2) Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil belajar yang dicapai siswa dapat dibuat rekapitulasi

hasil belajar dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Berikut ini data rekapitulasi

hasil belajar yang disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa%

Jumlah

Siswa%

Jumlah

Siswa%

1 Tuntas 4 33,33 9 75 11 91,672 Tidak Tuntas 8 66.67 3 25 1 8,33

Jumlah 12 100 12 100 12 100

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan kategori tuntas pada Pra Siklus

sebanyak 4 siswa (33,33%), Siklus I sebanyak 9 siswa (75%), dan Siklus II

sebanyak 11 siswa (91,67%). Kategori tidak tuntas, pada Pra Siklus sebanyak 8

siswa (66,67%), Siklus I sebanyak 3 siswa (25%), dan Siklus II sebanyak 1 siswa

(8,33%). Sehingga adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada

siswa dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar 41,67%, dari Siklus I ke Siklus II sebesar

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

62

16,67%, dari Pra Siklus ke Siklus II sebesar 58,34%. Hal ini dapat ditampilkan

diagram pada Gambar 6.

0

2

4

6

8

10

12

Pra Siklus Siklus I Siklus II

TidakTuntas

Tuntas

Gambar 6 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pada Tabel 18 dan Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang

tidak tuntas mengalami penurunan. Pada Pra Siklus sebanyak 8 siswa, Siklus I

menjadi 3 siswa, dan Siklus II menjadi 1 siswa. Pada kategori tuntas mengalami

peningkatan. Pada Pra Siklus sebanyak 4 siswa, Siklus I menjadi 9 siswa, Siklus II

menjadi 11 siswa. Hal ini membuktikan bahwa Pembelajaran TAI dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi Pra Siklus dalam pembelajaran matematika

guru cenderung menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan penugasan

sehingga berdampak motivasi belajar dan hasil belajar matematika pada siswa

rendah. Siswa kesulitan menyelesaikan tugas matematika dan dalam memahami

materi matematika. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan tampak

mengantuk. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan takut menjawab pertanyaan

yang diajukan guru. Pada Pra Siklus hasil lembar angket motivasi belajar pada

kategori tinggi sebanyak 3 siswa (25%), kategori sedang sebanyak 4 siswa

(33,33%), dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (41,67%). Hasil belajar

matematika pada siswa memiliki nilai rata-rata 56,67. Siswa yang tuntas dengan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

63

nilai ≥ 65 sebanyak 4 siswa (33,33%), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan

nilai ˂ 65 sebanyak 8 siswa (66,67%). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah

75 sedangkan nilai terendahnya adalah 35.

Adanya perbandingan motivasi belajar siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi, sedang, dan rendah maupun hasil belajar antara jumlah yang tuntas

dan tidak tuntas. Siswa yang tuntas belajar lebih cepat menangkap materi

pembelajaran dan dapat menyelesaikan tugas-tugas matematika meskipun guru

menyampaikan materi matematika dengan metode ceramah dan penugasan. Siswa

berani bertanya kepada guru. Selain itu, siswa yang tuntas memiliki motivasi

belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa lainnya. Sedangkan siswa yang lain,

kurang memahami materi yang dijelaskan guru, mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugas matematika dan cenderung kurang aktif dalam pembelajaran

matematika.

Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan

motivasi belajar dan hasil belajar matematika sesuai kondisi permasalahan yang

dialami siswa. Siswa saling membantu dalam belajar sehingga siswa lebih mudah

dalam memahami materi dan terbantu menyelesaikan tugas, dan siswa terlibat

aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slavin

(2005) bahwa para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan

mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling

membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi

dorongan untuk maju, guru dapat membebaskan siswa dari memberikan

pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal

dari tim-tim siswa yang heterogen.

Adapun kegiatan belajar mengajar melalui Pembelajaran TAI (Team

Assisted Individualization), guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok, setiap

kelompok terdiri 4 siswa heterogen berdasarkan nilai tes formatif sebelumnya

(dilakukan di Pertemuan I). Siswa bergabung sesuai kelompoknya dengan tergesa-

gesa dan wajah riang. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan

media bangun datar maupun bangun ruang yang berwarna-warni. Siswa tampak

memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang penting sesuai arahan

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

64

guru dengan cepat. Ada siswa yang berbicara dengan temannya. Guru

menegurnya dan siswa tergesa-gesa meminjam catatan teman untuk disalin.

Siswa mengerjakan LKS sendiri-sendiri dalam kelompok dengan

pengetahuan yang didapatkannya saat guru menjelaskan materi. Guru berkeliling

mengamati hasil pekerjaan siswa. Siswa dengan sendiri-sendiri mengamati di luar

kelas maupun di kelas mencari benda-benda sesuai pertanyaan pada LKS. Siswa

yang telah selesai mengerjakan LKS segera mengecek jawabannya bersama

anggotanya. Tampak siswa lain yang belum selesai masih mengerjakan LKSnya.

Siswa semangat tampak saat bertukar pendapat dan saat jawabannya kurang tepat,

siswa segera memperbaiki jawabannya.

Siswa bersama-sama membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan

LKS dengan menjelaskan materi kembali maupun berdasarkan jawaban LKSnya

sampai anggotanya memahami materi. Namun masih ada siswa yang belum

membantu anggotanya yang kesulitan mengerjakan LKS. Siswa terlihat

mengangguk-angguk dan mempertegas jawabannya kepada temannya yang

membantu. Siswa yang tadinya kesulitan tampak bergegas menulis hasil

jawabannya karena terbantu menyelesaikan LKSnya. Disini kelompok siswa

bekerjasama mengerjakan LKS dengan benar agar kelompoknya memperoleh

nilai yang tinggi.

Guru mengarahkan siswa mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran

bersama kelompoknya. Siswa membacakan hasilnya secara bergantian dengan

kelompoknya. Siswa aktif menanggapi presentasi dengan memperhatikan

kelompok presentasi. Siswa ramai, banyak yang tunjuk jari memanggil temannya

yang presentasi agar ditunjuk memberikan pertanyaan maupun memperbaiki hasil

jawaban siswa yang presentasi dengan jawabannya sendiri. Guru mengontrol

kelas memberi kesempatan siswa menunjuk siswa lain yang bertanya. Siswa yang

presentasi dibantu kelompoknya dalam menjawab dengan pendapatnya. Masih ada

siswa yang berbicara dengan temannya.

Guru membimbing siswa meluruskan hasil LKS dengan bertanya jawab

terkait hasil LKS. Siswa yang jawaban LKSnya kurang tepat segera memperbaiki

hasilnya. Guru menanyakan apakah ada yang masih belum paham dengan materi

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

65

yang telah dikerjakan. Siswa dengan aktif dan berani langsung bertanya kepada

guru. Guru menjelaskan hal-hal yang belum dipahami sampai siswa memahami.

Siswa mengerjakan postes dengan tidak mencontek teman dan dikerjakan

dengan cepat (dilakukan di Pertemuan IV). Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok siswa sesuai urutan nilai tertinggi mendapat predikat

Superteam, nilai sedang mendapat predikat Greatteam, dan nilai terendah

mendapat predikat Goodteam. Pemberian penghargaan membuat siswa lebih

semangat tampak dari wajahnya yang senang dalam mengikuti pembelajaran

Matematika dan puas dengan hasil kerjanya.

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terjadi perubahan

positif pada siswa. Awalnya siswa mengalami kesulitan menyelesaikan tugas

matematika dan dalam memahami materi matematika. Setelah dilakukan tindakan

siswa dapat dapat menyelesaikan tugas matematika dengan kemampuan sendiri

dan melalui bantuan kelompok. Penyampaian materi dengan media bangun datar

maupun bangun ruang dan dibantu anggotanya saat kerja kelompok membuat

siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi. Siswa mengerjakan LKS

dengan cepat menggunakan kemampuannnya. Siswa yang awalnya hanya

mendengarkan penjelasan guru saja, mudah mengantuk, dan kurang aktif dalam

bertanya dan takut menjawab. Setelah dilakukan tindakan siswa menjadi aktif

mencatat materi yang dijelaskan guru. Siswa saling membantu temannya yang

kesulitan mengerjakan LKS dan mengecek jawaban dengan saling bertukar

pendapat, menyelesaikan tugasnya dengan mengamati benda-benda di luar kelas.

Siswa berani menanggapi dalam kegiatan presentasi, berani bertanya kepada guru.

Selain diperoleh perubahan positif, motivasi belajar dan hasil belajar

matematika meningkat. Peningkatan terjadi dikarenakan beberapa tahapan

Pembelajaran TAI yang diterapkan antara lain tahap mengerjakan LKS secara

individu dalam kelompok, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk

menyelesaikan LKSnya dengan kemampuan dan pengetahuannya sendiri.

Tahap kerja kelompok dalam pengecekan jawaban dan membantu anggota

yang kesulitan menyelesaikan LKS, siswa bekerjasama agar memperoleh nilai

tinggi dan saling membantu menyelesaikan LKS dengan bertukar pendapat,

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

66

menjelaskan materi kembali sampai siswa memahami materi dan menyelesaikan

LKS dengan cepat dan benar. Sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dari

guru maupun kelompok lain saat presentasi dengan hasil jawaban LKSnya dan

mengerjakan postes dengan sendiri tanpa mencontek temannya. Setiap kelompok

siswa mendapat penghargaan dari guru berdasarkan nilai LKS. Sehingga siswa

semakin termotivasi mengikuti pembelajaran matematika dan puas dengan hasil

pekerjaannya.

Berdasarkan hasil lembar angket motivasi belajar pada Siklus I terjadi

peningkatan sebanyak 5 siswa (41,67%) memiliki motivasi belajar tinggi,

sebanyak 5 siswa (41,67%) memiliki motivasi belajar sedang, dan sebanyak 2

siswa (16,67%) memiliki motivasi belajar rendah. Siswa memiliki motivasi

belajar sedang dan rendah, disebabkan belum siapnya siswa mengikuti pelajaran

matematika, dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Pada

Siklus I, pembelajaran belum berhasil sepenuhnya, motivasi belajar siswa belum

mencapai indikator hasil kategori motivasi belajar tinggi sebesar 75%. Namun

pada hasil belajar berhasil mencapai indikator hasil dengan nilai ketuntasan

belajar ≥ 65 sebesar 75%. Sebanyak 9 siswa (75%) tuntas mencapai nilai ≥ 65

meskipun sebanyak 3 siswa (25%) tidak tuntas dengan nilai ˂ 65. Nilai rata-rata

siswa meningkat menjadi 73,33 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50.

Pembelajaran Siklus I belum dilakukan maksimal oleh guru dan siswa,

masih ada kekurangan yaitu guru kurang melibatkan siswa dalam presentasi,

menanggapi, daan meluruskan hasil LKS, siswa belum siap mengikuti

pembelajaran matematika tampak sering berbicara dengan temannya selama

pembelajaran, guru kurang melibatkan siswa membuat simpulan, refleksi

pembelajaran dan pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

Kekurangan pada Siklus I diperbaiki pada Siklus II. Pada Siklus II, guru

dan siswa sudah baik dalam menerapkan Pembelajaran TAI. Pada Siklus II siswa

lebih termotivasi dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil lembar

angket motivasi belajar pada Siklus II mengalami peningkatan sebanyak 10 siswa

(83,33%) memiliki motivasi belajar tinggi, sebanyak 2 siswa (16,67%) memiliki

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3784/5/T1_292009027_BAB IV.pdf · trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, membuat

67

motivasi belajar sedang, dan tidak ada siswa (0%) memiliki motivasi belajar

rendah. Sehingga diperoleh telah mencapai indikator hasil kategori motivasi

belajar tinggi sebesar 75%. Hasil belajar mengalami peningkatan ketuntasan dari

12 siswa sebanyak 11 siswa (91,67%) sudah tuntas mencapai nilai ≥ 65 sehingga

berhasil mencapai indikator hasil sebesar 75%. Walaupun ada 1 siswa (8,33%)

tidak tuntas dengan nilai ˂ 65. Nilai rata-rata pada Siklus II meningkat menjadi

77,08 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Siti Karyawati (2009) dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar

Matematika dengan Pembelajaran Koopertif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) tentang Pokok Bahasan Himpunan Pada Siswa Kelas VII E

SMPN I Ngadiluwih”. Penelitian ini mengalami peningkatan motivasi dan hasil

belajar matematika. Oleh karena itu, Pembelajaran TAI dijadikan pembelajaran

yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika.

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri

Ledok 04 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran

2012/2013. Penerapan Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dalam

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika dilakukan dengan

tujuh tahapan sebagai berikut: (1) Guru membentuk siswa menjadi 3 kelompok

yang terdiri dari 4 siswa heterogen berdasarkan nilai tes formatif sebelumnya.

Siswa bergabung sesuai kelompok masing-masing. (2) Siswa mengerjakan LKS

secara individu dalam kelompok. (3) Siswa yang telah selesai mengerjakan LKS

terlebih dahulu segera mengecek jawaban dengan anggotanya yang telah selesai

dan membantu anggotanya yang kesulitan dalam menyelesaikan LKS. (4) Siswa

mempresentasikan hasil LKS secara bergiliran bersama kelompok. (5) Siswa

meluruskan hasil LKS dengan bimbingan guru. (6) Siswa mengerjakan tes

individu berupa postes. (7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

siswa berdasarkan perolehan nilai LKS kelompok di akhir pertemuan setiap

minggunya.