BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

36
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Berikut ini rincian gambaran kondisi awal pada saat dilakukan observasi awal pra siklus oleh peneliti: 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan ternyata masih banyak siswa yang kesuliatan dalam belajar matematika. Mata pelajaran matematika dianggap sulit untuk sebagian besar siswa. Pada saat observasi dilakukan tepat saat kegiatan pembelajaran Matematika berlangsung, guru menggunakan ceramah dan tanya jawab. Guru tidak menggunakan media ata alat peraga dan LKS dalam kegiatan pembelajaran saat itu. Keaktifan belajar matematika siswa masih tergolong rendah, hal ini dinilai dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar matematika yang dibuat oleh peneliti, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 15 Keaktifan Belajar Matematika sebelum tindakan Siswa Kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Semester 1 Tahun Ajaran 2012-2013 Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase (%) Tinggi 0 0% Cukup 2 10,52% Rendah 17 89,47% Jumlah 19 100%

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan

hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan

Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Berikut ini rincian gambaran

kondisi awal pada saat dilakukan observasi awal pra siklus oleh peneliti:

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum Penelitian Tindakan

Kelas dilaksanakan. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 5 SD Negeri

Jebeng Plampitan ternyata masih banyak siswa yang kesuliatan dalam belajar

matematika. Mata pelajaran matematika dianggap sulit untuk sebagian besar

siswa. Pada saat observasi dilakukan tepat saat kegiatan pembelajaran Matematika

berlangsung, guru menggunakan ceramah dan tanya jawab. Guru tidak

menggunakan media ata alat peraga dan LKS dalam kegiatan pembelajaran saat

itu. Keaktifan belajar matematika siswa masih tergolong rendah, hal ini dinilai

dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar matematika yang dibuat

oleh peneliti, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 15

Keaktifan Belajar Matematika sebelum tindakan

Siswa Kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan

Semester 1 Tahun Ajaran 2012-2013

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 0 0%

Cukup 2 10,52%

Rendah 17 89,47%

Jumlah 19 100%

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

49

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa dalam satu kelas yang berjumlah 19 siswa, ada

2 siswa dalam kategori cukup aktif (10,52%) dan 17 siswa kurang aktif (89,47%).

Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2. Keaktifan Belajar Matematika Siswa Sebelum Tindakan Siswa Kelas 5

SD Negeri Jebeng PlampitanSemester 1 Tahun Ajaran 2012-2013.

Untuk mengetahui hasil belajar Matematika peneliti meminta data ulangan

harian matematika siswa pada guru kelas 5, dari data tersebut kemudian diolah

dalam tabel ketuntasan hasil belajar Matematika pada tabel berikut ini :

Tabel 16

Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan

Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 5 26,32 %

2 Tidak Tuntas 14 73,68 %

Jumlah 19 100 %

Sumber: Arsip Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas 5 SD Negeri Jebeng

Plampitan

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum tuntas

dalam mengerjakan tes ulangan harian mata pelajaran Matematika yakni sebanyak

14 siswa atau 73,68%, sedangkan siswa yang tuntas ada 5 siswa atau 26,32%.

0% 10,52%

89,47%

Tinggi

Cukup

Rendah

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

50

Untuk lebih jelasnya data tersebut divisualisasikan dalam bentuk gambar sebagai

berikut:

Gambar 3. Ketuntasan Belajar Matematika Sebelum Tindakan

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1

Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dengan Standar

Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun ruang dan Kompetensi Dasar 6.1

Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, dengan fokus materi identifikasi sifat-

sifat bangun ruang sisi datar. Adapun untuk siklus 1 rinciannya adalah sebagai

berikut :

4.1.3.1 Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk

melakukan observasi di kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan. Setelah mendapat

izin dari kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dan observasi di kelas 5

khususnya pada saat mata pelajaran matematika berlangsung. Dalam kegiatan

observasi peneliti mengidentiikasi kebutuhan siswa, mencari kendala apa saja

yang dialami guru dalam mengajar matematika, mengindentiikasi kondisi

keaktifan belajar siswa di kelas, dan meminta data nilai hasil belajar matematika

pada siswa kelas 5.

26,32%

73,68%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

51

Berangkat dari permasalahan yang dijumpai dalam observasi, peneliti

menyiapkan teknik untuk melakukan perbaikan nilai matematika. Berikut ini

persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus 1 adalah : a). Mempersiapkan

silabus mata pelajaran matematika kelas 5 SD semester 2 pada pokok bahasan

bangun ruang yaitu pada Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang, b). Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan

digunakan, c). Menyusun RPP dengan menggunakan Group Investigation, d).

Menyiapkan sarana dan prasarana serta membuat media/alat peraga guna

mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran, e). Membuat dan menyiapkan

Lembar Kerja Siswa, f). Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dan

lembar observasi kegiatan guru, g) membuat kisi-kisi soal evaluasi hasil belajar

matematika, h) melakukan uji coba instrumen, i) menyusun soal tes hasil belajar

siswa, dan j). Mengkomunikasikan rencana pembelajaran kepada guru kelas 5.

Peneliti melakukan dua kali pertemuan dengan guru kelas untuk

mengenalkan teknik pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

Pertemuan pertama untuk menyerahkan Silabus dan RPP, sedangkan pertemuan

kedua untuk memantapkan kesiapan guru kelas dalam menerapkan Group

Investigation, pada pertemuan ini guru dan peneliti melakukan sharing apa saja

yang harus dilakukan oleh guru dan apa saja yang nantinya akan masuk dalam

penilaian baik itu penilaian tertulis maupun penilaian dalam observasi. Hal ini

dilakukan karena dalam penelitian guru kelas memiliki peran besar dalam

mengontrol keterlaksanaan sintaks agar teknik Group Investigation dapat

digunakan sebagai upaya perbaikan nilai matematika siswa.

Selain itu, untuk keperluan tes akhir siklus peneliti melakukan uji coba

instrumen. Uji coba instrumen dilakukan ditempat penelitian yaitu SD Negeri

Jebeng Plampitan dengan izin dari kepala sekolah. Uji coba instrumen ini

dilakukan pada kelas 6, hal ini dilakukan agar soal tes yang digunakan benar-

benar valid dan reliabel untuk mengukur pengetahuan siswa mengenai materi

yang diajarkan.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

52

4.1.2.2 Tindakan

Setiap siklus dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Senin, 11 Maret 2013. Tindakan dilakukan oleh guru kelas

5 SD Negeri Jebeng Plampitan sementara peneliti bertugas sebagai observer. Pada

kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan kelas agar tenang dalam melakukan

kegiatan pembelajaran, berdoa, melakukan absensi, menyampaikan apersepsi, dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan inti pada pertemuan ke-1 diawali dengan pengenalan bangun

ruang di sekitar kelas, siswa menyebutkan benda-benda yang ada di kelas. Guru

dan siswa kemudian bertanya jawab mengenai macam-macam bangun ruang sisi

datar, dan pengertian sisi, rusuk, dan titik sudut. Beberapa siswa mengajukan

dugaan sementara. Setelah itu guru memulai menerapkan Group Investigation

kepada siswa dengan membagi jumlah siswa dalam kelas menjadi 4 kelompok

dengan jumlah anggota setiap kelompok 4-5 anggota, dikarenakan jumlah siswa

hanya 19 sehingga tiga kelompok beranggotakan 5 orang sementara satu

kelompok lain beranggotakan 4 orang. Setiap anggota kelompok memiliki jenis

kelamin yang berbeda-beda, tingkat kemampuan pun berbeda yaitu rendah,

sedang, dan tinggi. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memilih topik yang akan diselidiki.

Pertemuan pertama membahas materi sifat-sifat kubus dan balok. Dua

kelompok mencari sifat-sifat kubus, dan dua kelompok lain mencari sifat-sifat

balok. Guru membagi lembar kerja siswa dan media berupa bangun ruang kubus

dan balok. Siswa kemudian bertugas dalam kelompok masing-masing. Pada saat

melakukan penyelidikan siswa terlihat masih bingung untuk membedakan antara

sisi, rusuk, dan titik sudut. Guru membantu siswa yang belum jelas. Guru

memberikan motivasi kepada siswa untuk maju ke depan kelas mempresentasikan

hasil penyelidikannya walaupun masih malu-malu. Guru mempersilahkan

kelompok lain untuk menanggapi namun tidak ada siswa yang berani bertanya

ataupun sekedar mengoreksi hasil dari kelompok yang presentasi.

Kegiatan presentasi selesai, guru menanggapi hasil dari seluruh kelompok,

dan siswa melakukan koreksi terhadap hasil keranya. Guru memberi kesempatan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

53

kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas, namun tidak ada siswa

yang berani bertanya. Kemudian guru mengajak siswa untuk bersama-sama

menyimpulkan tentang materi mengenai sifat-sifat kubus dan balok. Kegiatan

akhir guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman pembelajaran dan

memberi informasi tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Maret 2013. Pada

kegiatan awal guru mengkondisikan kelas agar suasana tenang saat pembelajaran

berlangsung. Kemudian guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa,

melakukan absensi. Guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi

yang akan disajikan.. Kemudian guru menghubungkan apersepsi dengan materi

yang akan dipelajari bahwa pada pertemuan kedua memperlajari tentang sifat-sifat

prisma dan limas. guru dan siswa bertanya jawab mengenai unsur-unsur bangun

prisma dan limas, kemudian beberapa siswa menjawab pertanyaan guru.

Guru membagi jumlah siswa dalam kelas menjadi 4 kelompok dengan

anggota kelompok masih sama seperti pertemuan pertama, siswa dalam satu

kelompok heterogen, memiliki jenis kelamin dan kemampuan yang berbeda. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih materi yang akan diselidiki,

dimana masing-masing kelompok menyelidiki bangun yang berbeda, yaitu

bangun prisma tegak segitiga, prisma tegak segi lima, limas segitiga, dan limas

segi empat. Guru membagi lembar kerja siswa dan media bangun ruang sesuai

dengan materi pilihan siswa. Siswa membagi tugas dalam kelompok dan bertukar

pikiran utnuk mengerjakan lembar kerja siswa. Setelah selesai, siswa

mempresentasikan hasil penyelidikan di depan kelas. Beberapa siswa bertanya

tentang materi yang disampaikan, karena setiap kelompok memiliki materi yang

berbeda.

Setelah kegiatan presentasi selesai guru bersama siswa mengadakan

koreksi bersama, kemudian siswa membuat rangkuman berdasarkan hasil dari

evaluasi guru. pada akhir pembelajaran guru memberikan informasi bahwa

pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan tes evaluasi hasil belajar.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Maret 2013. Pada

pertemuan ketiga siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur kamampuan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

54

siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik Group

Investigation.

4.1.2.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan setiap pertemuan pada saat pembelajaran

Matematika berlangsung untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dan apakah

sintaks pembelajaran Group Investigation berjalan dengan baik. Observasi

dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi keterlaksanaan

sintaks pembelajaran yang dilakukan guru. Sintaks pembelajaran dirancang untuk

selesai dalam satu pertemuan. Dengan menggunakan lembar observasi

keterlaksanaan sintaks yang terdiri dari 13 tahap, peneliti mengamati apakah

sintaks pembelajaran dapat terlaksana secara keseluruhan atau tidak. Dari hasil

observasi, berikut ini disajikan tabel keterlaksanaan Sintaks pembelajaran Group

Investigation pada siklus 1 Pertemuan 1:

Tabel 17

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Group Investigation

Siklus 1 Pertemuan Ke- 1

No Sintaks yang harus

dilakukan

Sintaks

yang

terlaksana

Persentase

(%)

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Persentase

(%)

1 13 13 100% 0 0%

Jumlah 13 13 100% 0 0%

Pada pertemuan pertama siklus 1 sintaks pembelajaran Group

Investigation dapat terlaksana dengan baik, tahapan dalam pembelajaran tidak ada

yang terlewati. Dari 13 tahapan kegiatan guru, semua dapat dilaksanakan secara

urut, tidak ada yang terlewati. Dimulai dengan guru membagi jumlah siswa dalam

satu kelas menjadi 4 kelompok yang heterogen. Dikarenakan siswa berjumlah 19

orang maka dalam satu kelompok terdapat 4-5 anggota. Pada saat pembagian

kelompok beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan temannya, namun

guru dapat mengatasinya. Setelah itu guru membagi topik permasalahan kepada

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

55

tiap-tiap kelompok, masing-masing ketua kelompok mengambil media

pembelajaran dan LKS pada guru. Setelah itu guru menyampaikan prosedur

pengerjaan LKS kepada ketua kelompok untuk nanti disampaikan kepada

anggotanya. Guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk membagi pekerjaan

dalam kelompok. Pada saat siswa melakukan investigasi, guru mengawasi dan

memberi bantuan jika diperlukan, pada saat ini banyak siswa yang bertanya

dikarenakan masih ada beberapa hal yang belum jelas. Guru membimbing siswa

dalam mengisi LKS, memberi rambu-rambu apa saja yang harus masuk ke dalam

laporan hasil kerja.

Setelah semua kelompok selesai dalam melakukan investigasi, guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil kerjanya, namun

beberapa siswa masih malu-malu dalam melakukan presentasi, dalam hal ini guru

bertindak sebagai moderator untuk menengahi apabila ada kelompok lain yang

bertanya kepada kelompok yang melakukan presentasi, namun pada pertemuan

pertama ini tidak ada siswa yang berani menanggapi presentasi kelompok lain.

Guru kemudian memberikan masukan atas hasil presentasi siswa. Siswa kemudian

membuat rangkuman dari apa yang teman dan guru sampaikan, di akhir

pembelajaran guru memberikan kesimpulan pembelajaran.

Penelitian berlanjut pada pertemuan ke-2 siklus 1. Pada pertemuan ini

peneliti juga melakukan penilaian terhadap jalannya e dengan menggunakan

lembar observasi yang sama seperti pertemuan pertama. Sintaks pembelajaran

dirancang selesai dalam satu kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi

keterlaksanaan sintaks pembelajaran Group Investigation maka pada pertemuan

kedua siklus 1 dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

56

Tabel 18

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Group Investigation

Siklus 1 Pertemuan Ke- 2

No Sintaks yang harus

dilakukan

Sintaks

yang

terlaksana

Persentase

(%)

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Persentase

(%)

1 13 13 100% 0 0%

Jumlah 13 13 100% 0 0%

Pada pertemuan kedua siklus 2 sintaks berjalan dengan baik, tidak ada

yang terlewati. Dari 13 sintaks yang harus dilakukan, semua tahapan dapat

dilaksanakan secara urut, tidak ada yang terlewati. Seperti pada pertemuan

sebelumnya guru membagi jumlah siswa ke dalam 4 kelompok heterogen,

anggota kelompok masih sama dengan pertemuan pertama. Kemudian guru

membagi topik permaslahan kepada setiap kelompok, menyampaikan prosedur

pengerjaan tugas kepada masing-masing ketua kelompok untuk kemudian

disampaikan kepada anggotanya. Setiap elompok belajar membagi tugas dalam

kelompok, namun masih ada beberapa siswa yang enggan untuk bekerja dalam

kelompok. Pada saat siswa melakukan investigasi, guru mengawasi jalannya

proses identifikasi sifat-sifat bangun ruang yang mereka selidiki. Guru

membimbing siswa dalam mengisi LKS dan memberi rambu-rambu apa saja yang

harus masuk ke dalam laporan hasil kerja.

Masing-masing kelompok menyajikan hasil investigasi kelompok mereka

di depan kelas, guru bertindak sebagai moderator untuk menengahi apabila ada

kelompok lain yang bertanya kepada kelompok yang melakukan presentasi,

beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang melakukan

presentasi. Kemudian guru memberikan masukan atas hasil presentasi siswa.

Siswa membuat rangkuman dari apa yang teman dan guru sampaikan, di akhir

pembelajaran guru memberikan kesimpulan pembelajaran.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

57

4.1.2.4 Refleksi

Refleksi bertujuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat

pada siklus 1, agar nantinya tidak terulang kembali di siklus 2. Refleksi pada

siklus 1 dilakukan pelaksanaan tes akhir siklus 1 berakhir. Pada siklus 1 dijumpai

bahwa sebagian siswa masih belum fokus pada pembelajaran, beberapa siswa

mengobrol dengan temannya ketika guru memberikan instruksi, bahkan ketika

mereka dalam mengerjakan tugas investigasi kelompok, dalam hal ini guru perlu

mendekati siswa yang mengobrol dengan temannya serta memberikan pengarahan

kepada siswa tersebut agar mau serius dan fokus dalam kegiatan pembelajaran.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk

pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir siklus.

Pelaksanaan siklus 2 terbagi dalam empat ahapan yaitu a) perencanaan, b)

tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Kompetensi Dasar masih sama dengan

siklus 1 yaitu KD 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, dengan fokus

materi sifat-sifat bangun ruang sisi lengkung. Adapun pelaksanaan siklus 2

rinciannya adalah sebagai berikut :

4.1.3.1 Perencanaan

Pada siklus 2 pelaksanaan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada

siklus 1 dengan cara memperbaikinya, agar tidak terjadi lagi kendala-kendala

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Peneliti mempersiapkan alat

peraga yang akan digunakan dan kemudian diserahkan kepada guru kelas 5 untuk

digunakan dalam pembelajaran.

4.1.3.2 Tindakan

Pada pelaksanaan siklus 2, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Senin, 18 Maret 2013. Tindakan dilakukan oleh guru kelas 5 SD Negeri Jebeng

Plampitan sementara peneliti bertugas sebagai observer. Pada kegiatan

pendahuluan guru mengkondisikan kelas agar tenang dalam melakukan kegiatan

pembelajaran, berdoa, melakukan absensi, menyampaikan apersepsi dengan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

58

bertanya jawab mengenai contoh benda yang berbentuk tabung dalam kehidupan

sehari-hari. kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

Kegiatan inti pada pertemuan pertama diawali dengan tanya jawab antara

guru dengan siswa mengenai macam-macam bangun ruang sisi lengkung dan

pengertian selimut pada bangun ruang sisi lengkung. Kemudian guru membagi

jumlah siswa ke dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-5

orang, dikarekanan jumlah siswa 19 orang. Setiap anggota kelompok memiliki

jenis kelamin yang berbeda-beda, tingkat kemampuan pun berbeda yaitu rendah,

sedang, dan tinggi. Kelompok berbeda dengan pembagian kelompok sebelumnya,

pada siklus 2 ini pembagian kelompok didasarkan pada hasil evaluasi siklus 1,

dimana siswa yang masih mendapat nilai rendah bergabung saru kelompok

dengan siswa lain yang nilainya bagus, atau sudah paham mengenai materi

sebelumnya. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memilih topik yang akan diselidiki.

Pertemuan pertama membahas materi sifat-sifat kerucut dan tabung. Dua

kelompok mencari sifat-sifat kerucut, dan dua kelompok lain mencari sifat-sifat

tabung. Guru membagi lembar kerja siswa dan media berupa bangun ruang

kerucut dan tabung. Siswa kemudian bertugas dalam kelompok masing-masing.

Setelah selesai dalam melakukan penyelidikan, guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil penyelidikannya

walaupun masih malu-malu. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk

menanggapi dan pada pertemuan ini banyak siswa yang bertanya.

Kegiatan presentasi selesai, guru menanggapi hasil dari seluruh kelompok,

dan siswa melakukan koreksi terhadap hasil keranya. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas, dan beberapa siswa

berani bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum mereka pahami.

Kemudian guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan tentang

materi mengenai sifat-sifat kubus dan balok. Kegiatan akhir guru menyuruh siswa

untuk membuat rangkuman pembelajaran dan memberi informasi tentang materi

yang akan dipelajari selanjutnya.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

59

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2013. Pada

kegiatan awal guru mengkondisikan kelas, serta mempersilahkan ketua kelas

untuk memimpin doa, melakukan absensi. Guru menyampaikan apersepsi dengan

bertanya jawab mengenai bola. Kemudian guru menghubungkan apersepsi dengan

materi yang akan dipelajari bahwa pada pertemuan kedua memperlajari tentang

sifat-sifat bola. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai unsur-unsur bangun

ruang bola, kemudian beberapa siswa menjawab pertanyaan guru.

Guru membagi jumlah siswa dalam kelas menjadi 4 kelompok dengan

anggota kelompok masih sama seperti pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua

ini khusus mempelajari tentang sifat-sifat bola. Guru membagi lembar kerja siswa

dan media bangun ruang sesuai dengan materi pilihan siswa. Siswa membagi

tugas dalam kelompok dan bertukar pikiran utnuk mengerjakan lembar kerja

siswa. Setelah selesai, siswa mempresentasikan hasil penyelidikan di depan kelas.

Beberapa siswa bertanya tentang materi yang disampaikan. Walaupun bola

memiliki bentuk yang sederhana, namun beberapa siswa masih kesulitan dalam

mengidentifikasi sifat-sifat bola. Setelah kegiatan presentasi selesai guru bersama

siswa mengadakan koreksi bersama, kemudian siswa membuat rangkuman

berdasarkan hasil dari evaluasi guru.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Maret 2013. Pada

pertemuan ketiga siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur kemampuan

siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik Group

Investigation.

4.1.3.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan setiap pertemuan pada saat pembelajaran

Matematika berlangsung untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dan apakah

sintaks pembelajaran Group Investigation berjalan dengan baik. Observasi

dilakukan dengan menggunakan alat lembar observasi keterlaksanaan sintaks

pembelajaran yang dilakukan guru. sintaks pembelajaran dirancang untuk selesai

dalam satu pertemuan. Dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan

sintaks yang terdiri dari 13 tahap, peneliti mengamati apakah sintaks

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

60

pembelajaran tidak ada yang terlewati. Berikut ini merupakan tabel

keterlaksanaan Sintaks pembelajaran Group Investigation pada siklus 2

Pertemuan 1:

Tabel 19

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Group Investigation

Siklus 2 Pertemuan Ke- 1

No

Sintaks yang

harus

dilakukan

Sintaks yang

terlaksana

Persentase

(%)

Sintaks yang

tidak

terlaksana

Persentase

(%)

1 13 13 100% 0 0%

Jumlah 13 13 100% 0 0%

Pada pertemuan pertama siklus 2 pembelajaran berlangsung dengan

lancar, tahapan dalam sintaks pembelajaran Group Investigation terlaksana

dengan baik tidak ada yang terlewati ataupun meloncat. Dari 13 tahapan yang

harus dilaksanakan, guru melaksanakan semua tahapan tanpa ada yang terlewati.

Pada siklus 2 pembagian kelompok dilakukan berdasarkan nilai hasil belajar siswa

pada siklus 1. Siswa yang masih belum paham pada pembelajaran siklus 1

digabungkan dengan siswa yang nilainya bagus agar nantinya dapat bertukar

pikiran dan menjadi paham dengan materi yang diselidiki. Guru membagi jumlah

siswa ke dalam 4 kelompok masing-masing beranggotakan 4-5 orang siswa.

Pertemuan kali ini siswa terlihat lebih antusias dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya. Guru membagi topik permasalahan kepada setiap kelompok,

memberikan prosedur pengerjaan, membagi media dan LKS kepada kepada

masing-masing ketua kelompok. Ketua kelompok kemudian kembali ke dalam

kelompok masing-masing, merancang pembagian kerja dalam kelompok, untuk

perteuan kali ini terlihat siswa sudah bisa membagi tugas kelompok dengan adil,

semua anggota dapat bekerja dengan baik. Guru mengawasi kegiatan siswa dan

memberikan bantuan jika diperlukan serta membimbing siswa jika masih bingung

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

61

dalam pengerjaan dan penyusunan laporan hasil investigasi dengan memberikan

rambu-rambu apa saja yang harus ditulis dan disampaikan dalam laporan.

Setelah semua kelompok selesai dalam melakukan investigasi kelompok

masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil penyelidikannya di

depan kelas, guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya

mengenai materi yang disampaikan, beberapa siswa mengajukan pertanyaan, dan

kelompok presentator menjawabnya. Setelah semua kelompok selesai dalam

melakukan presentasi, guru membahas hasil kerja kelompok yang sudah

disampaikan, mengklarifikasi dan memberikan masukan kepada siswa. Kemudian

siswa merangkum hasil presentasi dan masukan guru. Di akhir pembelajaran guru

mengajak siswa untuk menarik kesimpulan.

Berikut ini merupakan tabel keterlaksanaan Sintaks pembelajaran Group

Investigation pada Siklus 2 Pertemuan 2:

Tabel 20

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Group Investigation

Siklus 2 Pertemuan Ke- 2

No Sintaks yang harus

dilakukan

Sintaks

yang

terlaksana

Persentase

(%)

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Persentase

(%)

1 13 13 100% 0 0%

Jumlah 13 13 100% 0 0%

Pada pertemuan kedua siklus 2 sintaks pembelajaran Group Investigation

terlaksana dengan baik tidak ada yang terlewati. Dari 13 tahapan yang harus

dilaksanakan, guru melaksanakan semua tahapan tanpa ada yang terlewati. Pada

pertemuan kedua siklus 2 pembagian kelompok maih saa dengan pertemuan

pertama siklus 2. Guru membagi jumlah siswa ke dalam 4 kolompok masing-

masing beranggotakan 4-5 orang siswa. Pertemuan kali ini siswa terlihat lebih

antusias dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Guru membagi topik

permasalahan kepada setiap kelompok, memberikan prosedur pengerjaan,

membagi media dan LKS kepada kepada masing-masing ketua kelompok. Ketua

kelompok kemudian kembali ke dalam kelompok masing-masing, merancang

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

62

pembagian kerja dalam kelompok, untuk perteuan kali ini terlihat siswa sudah

bisa membagi tugas kelompok dengan adil, semua anggota dapat bekerja dengan

baik. Guru mengawasi kegiatan siswa dan memberikan bantuan jika diperlukan

serta membimbing siswa jika masih bingung dalam pengerjaan dan penyusunan

laporan hasil investigasi dengan memberikan rambu-rambu apa saja yang harus

ditulis dan disampaikan dalam laporan.

Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

penyelidikannya di depan kelas, guru memberikan kesempatan kelompok lain

untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan, beberapa siswa mengajukan

pertanyaan kepada kelompok presentator. Setelah semua kelompok selesai dalam

melakukan presentasi, guru membahas hasil kerja kelompok yang sudah

disampaikan, mengklarifikasi dan memberikan masukan kepada siswa. Kemudian

siswa merangkum hasil presentasi dan masukan guru. Di akhir pembelajaran guru

mengajak siswa untuk menarik kesimpulan.

4.1.3.4 Refleksi

Penerapan teknik pembelajaran Group Investigation dapat diikuti oleh

siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan dengan baik dan pada siklus 2 ini

siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, hal ini

dibuktikan dengan adanya peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya.

Meskipun demikian masih ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya

saat diberikan instruksi oleh guru, untuk mengatasi hal tersebut maka guru

menegur dan menasehati siswa dengan mengatakan bahwa jika tetap saja berisik

maka nanti tidak bisa mengerjakan soal evaluasi dari guru. siswa sudah berani dan

percaya diri dalam mempresentasikan hasil penyelidikan kelompoknya, dan juga

dalam menanggapi maupun mengajukan pertanyaan. Pada siklus 2 ini berjalan

dengan baik dan lancar.

4.2 Hasil Penelitian

Selama penelitan berlangsung peneliti mengumpulkan data yang

diperlukan dalam pelaporan hasil penelitian tindakan kelas ini.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

63

Caramengumpulkan hasil penelitian dengan melakukan tes akhir siklus dan

observasi saat pembelajaran berlangsung.

4.2.1 Deskripsi Data

Pada penelitian tindakan kelas ini data yang dicari adalah data keaktifan

belajar Matematika siswa dan hasil belajar Matematia siswa selama menerapkan

pembelajaran Group Investigation. Adapun deskripsi data untuk setiap siklus

adalah sebagai berikut :

4.2.1.1 Data Siklus 1

Data dalam setiap siklus terdiri dari dua data yaitu data keaktifan belajar

Matematika dan hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng

Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun

Pelajaran 2012/2013. Data keaktifan belajar Matematika siswa diambil dengan

menggunakan lembar observasi keaktifan belajar Matematika siswa yang terdiri

dari 6 indikator dengan total pernyataan ada 40 pernyataan (lembar observasi

keaktifan belajar Matematika siswa terlampir). Penilaian terhadap keaktifan

belajar matematika dilakukan pada setiap pertemuan sedangkan data hasil belajar

Matematika siswa diperoleh pada tes hasil belajar di setiap akhir siklus.

Berikut ini merupakan data keaktifan belajar Matematika siswa kelas 5

pada pertemuan pertama siklus 1 :

Tabel 21

Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Pertemuan ke- 1 Siklus 1

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase

Tinggi 4 21,05%

Cukup 13 68,42%

Rendah 2 10,53%

Jumlah 19 100%

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

64

Keterangan :

≥ 3,0 Tinggi

2,0 – 2,9 Cukup

1,0 - 1,9 Rendah

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar Matematika siswa pada

Tabel 21 terlihat bahwa pada pertemuan pertama siklus 1 terdapat 2 siswa masih

berada pada kriteria keaktifan rendah atau sebesar 10,53% dari jumlah siswa

dalam satu kelas, 13 siswa cukup aktif atau sebanyak 68,42%, dan 4 siswa

keaktifannya tinggi atau sebanyak 21,05%. Untuk lebih jelasnya maka Tabel 21

disajikan ke dalam gambar berikut ini :

Gambar 4. Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013 pada Pertemuan ke- 1 Siklus 1

Pada pertemuan kedua siklus 1 peneliti juga melakukan observasi terhadap

keaktifan belajar Matematika siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Data keaktifan belajar Matematika siswa diambil dengan menggunakan lembar

observasi keaktifan belajar Matematika siswa yang terdiri dari 6 indikator dengan

total pernyataan ada 40 pernyataan (lembar observasi keaktifan belajar

Matematika siswa terlampir). Keaktifan belajar Matematika siswa pada pertemuan

kedua siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini:

2

13

4

0

2

4

6

8

10

12

14

Rendah Cukup Tinggi

Rendah

Cukup

Tinggi

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

65

Tabel 22

Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Pertemuan ke-2 Siklus 1

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase

Tinggi 9 47,37%

Cukup 10 52,63%

Rendah 0 0 %

Jumlah 19 100%

Keterangan :

Kualifikasi kriteria keaktifan belajar Matematika siswa.

≥ 3,00 Tinggi

2,0 – 2,9 Cukup

1,0- 1,9 Rendah

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa pada Tabel 22 terlihat

bahwa pada pertemuan ke-2 siklus 1 sudah tidak terdapat siswa dengan kriteria

keaktifan belajar kurang, terdapat 10 siswa dengan keaktifan cukup atau sebanyak

52,63%, dan 9 siswa keaktifannya tinggi atau sebanyak 47,37%. Untuk

memperjelas Tabel 22, maka data disajikan dalam bentuk grafik berikut ini :

Gambar 5. Keaktifan Belajar Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan Semester 2

Tahun Pelajaran 2012-2013 pada Pertemuan ke- 2 Siklus 1.

910

00

2

4

6

8

10

12

Rendah Cukup Tinggi

Rendah

Cukup

Tinggi

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

66

Data yang kedua adalah data hasil belajar Matematika siswa yang diambil

dari nilai tes evaluasi pada akhir siklus. Data kemudian disederhanakan dalam

tabel destribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut menurut

Sugiyono (2011:36-37)

Range = Max-Min+1

= 95-40+1 = 56

Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 19

= 1 + 4,219

= 5,219 (dibulatkan menjadi 6)

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 =

56

6= 9,33 (dibulatkan menjadi 10)

Berikut ini merupakan data hasil belajar Matematika siklus 1 siswa SD

Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo yang

sudah di sederhanakan ke dalam tabel destribusi frekuensi:

Tabel 23

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Pada Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

No Interval Frekuensi Persentase

1 ≥90 3 16%

2 80-89 1 5%

3 70-79 6 32%

4 60-69 4 21%

5 50-59 4 21%

6 40-49 1 5%

Jumlah 19 100%

Berdasarkan Tabel 23 dapat diuraikan bahwa 1 siswa berada pada interval

40 s/d 49 (5%), 4 siswa berada pada interval 50-59 (21%), 4 siswa berada pada

interval 60-69 (21%), 6 siswa berada pada interval 70-79 (32%), 1 siswa berada

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

67

pada interval 80-89 (5%), dan 3 siswa berada pada interval >90 (16%). Dengan

nilai tertinggi adalah 95, sedangkan nilai terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya

data dalam Tabel 23 divisualisasikan ke dalam Gambar 6 sebagai berikut:

Gambar 6. Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Pada Siswa Kelas 5 SD N

Jebeng Plampitan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

4.2.1.2 Data Siklus 2

Dalam siklus 2 data yang diambil sama dengan siklus 1, yaitu keaktifan

belajar siswa, keterlaksanaan sintaks pembelajaran Group Investigation dan nilai

hasil belajar Matematika. Data keaktifan belajar Matematika siswa diambil

dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar Matematika siswa yang

terdiri dari 6 indikator dengan total pernyataan ada 40 pernyataan (lembar

observasi keaktifan belajar Matematika siswa terlampir). Berikut ini merupakan

data keaktifan belajar Matematika siswa kelas 5 pada pertemuan ke-1 Siklus 2 :

3

1

6

4 4

1

0

1

2

3

4

5

6

7

≥ 90 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49

Frekuensi

Fre

kue

nsi

Interval Nilai

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

68

Tabel 24

Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Pertemuan ke-1 Siklus 2

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase

Tinggi 12 63,16%

Cukup 7 36,84%

Rendah 0 0 %

Jumlah 19 100%

Keterangan :

Kualifikasi skor rata-rata keaktifan belajar siswa :

≥ 3,0 Tinggi

2,0-2,9 Cukup

1,0-1,9 Rendah

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar Matematika siswa pada

Tabel 24 terlihat bahwa pada pertemuan pertama siklus 2 sudah tidak terdapat

siswa dalam kriteria keaktifan belajar kurang, terdapat 7 siswa cukup aktif dengan

persentase 36,84% dari jumlah siswa, dan 12 siswa keaktifannya tinggi atau

sebanyak 63,16%. Berikut ini disajikan grafik keaktifan belajar Matematika

pertemuan pertama siklus 2 untuk memperjelas Tabel 24 :

Gambar 7. Keaktifan Belajar Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan Semester 2

Tahun Pelajaran 2012-2013 pada Pertemuan ke- 1 Siklus 2.

12

7

00

2

4

6

8

10

12

14

Rendah Cukup Tinggi

Rendah

Cukup

Tinggi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

69

Pada pertemuan kedua siklus 2 peneliti juga mengobservasi keaktifan

belajar Matematika siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Data

keaktifan belajar Matematika siswa diambil dengan menggunakan lembar

observasi keaktifan belajar Matematika siswa yang terdiri dari 6 indikator dengan

total pernyataan ada 40 pernyataan (lembar observasi keaktifan belajar

Matematika siswa terlampir). Berikut merupakan data keaktifan belajar

Matematika siswa yang didapatkan :

Tabel 25

Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Pertemuan ke-2 Siklus 2

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase

Tinggi 17 89,47%

Cukup 2 10,53%

Rendah 0 0 %

Jumlah 19 100%

Keterangan :

Kualifikasi skor rata-rata keaktifan belajar Matematika siswa :

≥ 3,0 Tinggi

2,0-2,9 Cukup

1,0-1,9 Rendah

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa pada Tabel 25 terlihat

bahwa pada pertemuan kedua siklus 2 sudah tidak ada siswa dengan kriteria

keakktifan belajar kurang, terdapat 2 siswa cukup aktif atau sebanyak 10,53% dari

jumlah siswa dalam satu kelas, dan 17 siswa keaktifannya tinggi atau sebanyak

89,47%. Untuk lebih memperjelas Tabel 25, data disajikan dalam gambar berikut

ini:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

70

Gambar 8. Keaktifan Belajar Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Pertemuan ke- 2 Siklus 2.

Data selanjutnya adalah data hasil belajar siswa yang diambil dari nilai tes

evaluasi pada akhir siklus 2. Data kemudian disederhanakan dalam tabel

destribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut menurut

Sugiyono (2011: 36-37)

Range = Max – Min + 1

= 100 – 60 + 1 = 41

Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 19

= 1 + 4,219

= 5,219 (dibulatkan menjadi 6)

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 =

41

6= 6,83 (dibulatkan menjadi 7)

Berikut ini merupakan data hasil belajar matematika siklus 2 siswa SD

Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo yang

sudah di sederhanakan ke dalam tabel destribusi frekuensi:

17

20

0

5

10

15

20

Rendah Cukup Tinggi

Rendah

Cukup

Tinggi

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

71

Tabel 26

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus 2

pada Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

No Nilai Frekuensi Persentase

1 ≥95 3 16%

2 88-94 3 16%

3 81-87 4 21%

4 74-80 3 16%

5 67-73 2 10%

6 60-66 4 21%

Jumlah 19 100%

Berdasarkan Tabel 26 dapat diuraikan bahwa 4 pada interval 60 s/d 66

(21%), 2 siswa pada interval 67-73 (10%), 3 siswa pada interval 74-80 (10%), 4

siswa pada interval 81-86 (21%), 3 siswa pada interval 88 s/d 94 (16%), dan 3

siswa pada interval ≥95 (16%). Dengan nilai tertinggi adalah 100, sedangkan nilai

terendah adalah 60. Untuk lebih jelasnya Tabel 26 disajikan dalam bentuk

Gambar 9 berikut ini:

Gambar 9. Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus 2 pada Siswa Kelas 5 SD N

Jebeng Plampitan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013.

4.2.2 Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu analisis

ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Adapun penjelasan lebih rinci

adalah sebagai berikut:

3 3

4

3

2

4

0

1

2

3

4

5

≥95 88-94 81-87 74-80 67-73 60-66

Frekuensi

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

72

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Keaktifan belajar Matematika siswa diukur tingkat keberhasilannya

dengan melihat persentase siswa yang masuk dalam kriteria keaktifan belajar

tinggi yang diambil dari data setiap akhir siklus. Berdasarkan Tabel 21 untuk

keaktifan belajar siswa pada akhir siklus 1 apabila diberikan penilaian

berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar Matematika siswa dan telah

dihitung rata-rata keaktifan belajar Matematika siswa dalam setiap pernyataan.

Lebih jelasnya perhatikan tabel analisis keaktifan belajar Matematika siswa

berikut ini:

Tabel 27

Analisis Keaktifan Belajar Matematika Siswa Siklus 1

Pada Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase

Tinggi 9 47,37%

Cukup 10 52,63%

Rendah 0 0 %

Jumlah 19 100%

Rata-rata keaktifan

belajar 2,58

Berdasarkan Tabel 27 terlihat bahwa siswa yang telah mencapai kriteria

keaktifan belajar tinggi sebanyak 9 siswa atau sebanyak 47,37% dan 10 siswa lain

masuk dalam kategori cukup aktif atau sebanyak 52,63%, dengan rata-rata

keaktifan belajar klasikal 2,58. Untuk memperjelas Tabel 27 maka data disajikan

ke dalam gambar berikut ini:

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

73

Gambar 10. Diagram Analisis Keaktifan Belajar Matematika Siswa Siklus 1 pada

Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013.

Pada akhir siklus 2 keaktifan belajar Matematika siswa sebagaimana

terdapat dalam Tabel 25 dengan penilaian berdasarkan lembar observasi keaktifan

belajar Matematika siswa (terlampir) dan telah dihitung rata-rata keaktifan belajar

Matematika siswa dalam setiap pernyataan, kemudian data disederhanakan dalam

tabel ketuntasan berikut ini:

Tabel 28

Analisis Keaktifan Belajar Matematika Siswa Siklus 2

Pada Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Kriteria Keaktifan Belajar Frekuensi Persentase

Tinggi 17 89,47%

Cukup 2 10,53%

Rendah 0 0 %

Jumlah 19 100%

Berdasarkan Tabel 28 dapat diuraikan bahwa siswa yang telah mencapai

kriteria keaktifan belajar tinggi sebanyak 17 siswa atau sebanyak 89,47% dan 2

siswa lain masuk dalam kategori cukup aktif atau sebanyak 10,53%. Untuk lebih

memahami Tabel 28 disederhanakan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

0%

52,63%

47,37%

Rendah

Cukup

Tinggi

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

74

Gambar 11. Diagram Ketuntasan Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 pada Siswa

Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013.

Ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan Tabel 19 apabila diukur

dengan menggunakan KKM 65 maka yang telah mencapai KKM adalah 12 orang

atau 63,15% sedangkan yang nilainya dibawah KKM adalah 7 orang atau 36,85%.

Nilai Maksimum 95, nilai minimum 40, dan rata-ratanya adalah 68,42. Berikut ini

tabel ketuntasan belajar siswa siklus 1 :

Tabel 29

Ketuntasan Belajar Siklus 1

pada Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)

Tuntas 12 63,15 %

Belum tuntas 7 36,85 %

Jumlah 19 100%

Nilai Maksimum 95

Nilai Minimum 40

Rata-rata 68,42

0%

10,53%

89,47%

Rendah

Cukup

Tinggi

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

75

Berdasarkan tabel ketuntasan belajar siswa siklus 1, sebagai gambaran

agar lebih jelas dan mudah dipahami, maka Tabel 29 divisualisasikan ke dalam

diagram lingkaran berikut ini :

Gambar 12. Persentase Ketuntasan Belajar Siklus 1 pada Siswa Kelas 5 SD N

Jebeng Plampitan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Berdasarkan pada Gambar 11 dengan menggunakan pembelajaran Group

Investigation siswa yang belum tuntas (KKM 65) adalah 36,85%, sedangkan

siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 63,15%. Untuk ketuntasan hasil

belajar pada siklus 2 berdasarkan hasil perolehan nilai hasil belajar dapat dilihat

bahwa dengan KKM 65.

Tabel 30

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2

pada Siswa Kelas 5 SD N Jebeng Plampitan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

Tuntas 16 84,21%

Belum tuntas 3 15,79%

Jumlah 19 100%

Nilai Maksimum 100

Nilai Minimum 60

Rata-rata 83,21

63,15%

36,85%Tuntas

Belum tuntas

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

76

Berdasarkan Tabel 30 dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas adalah 16

siswa atau 84,21% sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM 65 sebanyak 3

siswa atau 15,79% dengan nilai maksimum 100 dan nilai minimum 60. Rata-rata

nilai kelas adalah 83,21. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam Gambar 12

berikut ini:

Gambar 13. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 pada Siswa Kelas 5 SD

N Jebeng Plampitan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013

Berdasarkan pada Gambar 12 dengan menggunakan pembelajaran Group

Investiagtion siswa yang belum tuntas (KKM=65) adalah 15,79%, sedangkan

siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 84,21%.

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Komparatif

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar Matematika siswa, terjadi

peningkatan keaktifan belajar siswa pada siswa dari setiap pertemuan. Berikut ini

perbandingan keaktifan belajar Matematika siswa dari pra siklus, siklus 1, dan

siklus 2 yang disajikan pada Tabel 31.

84,21%

15,79%

Tuntas

Belum tuntas

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

77

Tabel 31

Perbandingan Persentase Keaktifan Belajar Matematika Siswa

Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.

Keaktifan

Belajar

Matematika

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

f (%) f (%) f (%)

Tinggi 0 0% 9 47,37% 17 89,47%

Cukup 2 10,52% 10 52,63% 2 10,53%

Rendah 17 89,47% 0 0% 0 0%

Jumlah 19 100% 19 100% 19 100%

Berdasarkan Tabel 31 dapat diuraikan bahwa dengan penerapan Group

Investigation dapat meningkatkan keaktifan belajar Matematika siswa, dapat

dilihat pada pra siklus yang masih menggunakan pembelajaran konvensional

berdasarkan data yang diperoleh pada saat observasi awal 89,47% dari jumlah

siswa kurang aktif, 10,52% siswa cukup aktif, dapat dikatakan bahwa keaktifan

belajar siswa masih rendah. Kemudian diterapkan Group Investigation pada siklus

1, pada siklus 47,37% dari jumlah siswa keaktifannya tinggi dan 52,63% dari

jumlah siswa keaktifannya cukup. Pada siklus 2 sebanyak 89,47% dari jumlah

siswa keaktifannya tinggi dan hanya 10,53% dari jumlah siswa keaktifannya

cukup. Untuk lebih jelasnya data disajikan ke dalam Gambar 14 sebagai berikut :

Gambar 14. Diagram Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1,

dan Siklus 2.

0,00%

47,37%

89,47%

10,52%

52,63%

10,53%

89,47%

0,00% 0,00%0%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tinggi

Cukup

Rendah

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

78

Untuk mengetahui apakah ada perubahan hasil belajar Matematika siswa

pada setiap siklus maka data dapat dilihat pada tabel perbandingan ketuntasan

hasil belajar Matematika Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 berikut ini:

Tabel 32

Perbandingan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.

No Nilai

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

1. Tuntas 5 26,32 % 12 63,15 % 16 84,21 %

2. Tidak

Tuntas 14 73,68 % 7 36,85 % 3 15,79 %

Jumlah 19 100% 19 100% 19 100%

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada Tabel 32 dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 dalam mata

pelajaran Matematika, terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan

tindakan yang tuntas 5 siswa karena ke 5 siswa ini sudah dapat memahami materi

walaupun dengan kegiatan pembelajaran konvensional, karena daya tangkap 5

siswa ini lebih baik dibandingkan 14 siswa lainnya. Sedangkan setelah siklus 1

terjadi peningkatan dimana siswa yang tuntas meningkat menjadi 12 siswa atau

63,15%, yang artinya 12 siswa ini telah mampu menyerap kegiatan pembelajaran

yang diterapkan pada siklus 1. Sementara pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas

berjumlah 16 siswa atau 84,21%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran

menggunakan pemanfaatan kelompok belajar dapat meningkatkan pemahaman

belajar siswa. Dengan pembelajaran ini siswa dapat memahami materi secara

konkrit atau nyata yang disajikan dalam bentuk kerjasama kelompok dan diskusi.

Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini :

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

79

Gambar 15. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan

Siklus 2

Berdasarkan pada Gambar 14 terlihat bahwa dengan menggunakan

pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Wonosobo Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013. Pada pra siklus prosentase siswa

yang mencapai KKM 65 adalah 26,32% sedangkan siswa yang belum tuntas

sebanyak 73,68%. Kemudian guru mulai menerapkan pembelajaran Group

Investigation pada siklus 1 siswa yang belum tuntas adalah 36,85% sedangkan

siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 63,15%, yang artinya indikator

kinerja dalam siklus 1 belum mencapai indikator kinerja yang di tetapkan yaitu

80% dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas 65. Sehingga pembelajaran

berlanjut ke siklus 2 dengan menerapkan pembelajaran Group Investigation

kembali.

Pada siklus 2 dengan menggunakan pembelajaran Group Investiagtion

siswa yang belum tuntas adalah 15,79%, sedangkan siswa yang tuntas dalam

belajarnya sebanyak 84,21%. Yang artinya indikator kinerja dalam siklus 2 sudah

26,32%

63,15%

84,21%

73,68%

36,85%

15,79%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra Siklus siklus 1 Siklus 2

tuntas

tidak tuntas

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

80

mencapai indikator kinerja yang di tetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa

memperoleh nilai di atas 65, sehingga tampak jelas bahwa kegiatan penelitian

harus dihentikan pada siklus 2.

4.3 Pembahasan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri

Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo pada semester 2

tahun pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan pembelajaran Group Investigation

telah meningkatkan keaktifan belajar Matematika siswa. Hal ini dibuktikan

dengan hasil analisis data dengan persentase keaktifan siswa pada pra siklus yang

dinilai peneliti pada saat observasi didapati bahwa keaktifan belajar siswa kurang,

dengan adanya 17 siswa dalam kategori kurang aktif dengan persentase 59,47%

dari jumlah siswa di kelas, dan 2 siswa cukup aktif atau sebanyak 10,52% dalam

pembelajaran di kelas, hal ini dikarenakan pada saat peneliti melakukan observasi

guru menerapkan model pembelajaran konvensional dengan ceramah. Keadaan

kelas pada saat itu sangat gaduh, pada saat guru menjelaskan siswa justru sibuk

dengan temannya mengobrol satu dengan yang lainnya, siswa hanya menerima

pelajaran, duduk diam dan pada saat guru bertanya siswa cenderung diam dan

takut untuk menjawab.

Setelah diadakan treatment dengan menerapkan pembelajaran Group

Investigation pada akhir siklus 1 keaktifan belajar meningkat, tidak ada lagi siswa

yang masuk dalam kategori kurang aktif, terdapat 10 siswa dalam kategori cukup

aktif atau sebanyak 52,63% dan 9 siswa aktif atau sebanyak 47,37%. Terlihat

bahwa terjadi penigkatan jumlah siswa yang keaktifannya tinggi yang mulanya

tidak ada yang terasuk dalam kategori tersebut menjasi 47,37% dari jumlah siswa

dalam satu kelas. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja bahwa dengan

penerapan Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa

70% dari jumlah siswa dalam kriteria keaktifan tinggi, maka pada siklus 1 ini

dapat dikatakan belum berhasil, hal ini dikarenakan siswa belum terlihat antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Group

Investigation. Pelaksanaan sintaks pembelajaran Group Investigation terlaksana

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

81

semua tahapannya, hanya saja ada beberapa kendala seperti siswa masih belum

dapat bekerja sama dalam kelompok, masih ada siswa yang mengobrol dengan

teman sebangkunya saat guru memberikan instruksi sehingga pada saat kegiatan

investigasi kelompok mereka kebingungan dalam bekerja, selain itu juga siswa

masih takut dalam bertanya dan melaporkan hasil investigasi kelompok di depan

kelas juga masih malu-malu.

Pada akhir siklus 2 persentase keaktifan belajar siswa tinggi juga

mengalami peningkatan 42,10% jika dibandingkan dengan siklus 1 atau 89,47%

jika dibandingkan dengan pra siklus. Jumlah siswa yang masuk dalam kriteria

keaktifan tinggi adalah 17 siswa atau sebanyak 89,47% sedangkan 2 siswa lain

masuk dalam kriteria cukup aktif atau sebanyak 10,53% dari jumlah siswa di

kelas. Jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan 70% siswa masuk dalam

kategori keaktifan tinggi, maka dapat dikatakan pada siklus 2 ini pembelajaran

berhasil. Pelaksanaan pembelajaran Group Investigaton berjalan sesuai dengan

tahapan yang ada, namun dalam kegiatan pembelajaran kedua siswa tersebut tidak

bisa ikut serta bekerja sama dalam kelompok. Siswa tersebut justru berkeliling ke

kelompok lain dan membuat kegaduhan, mengajak mengobrol dengan temannya,

dan tidak mendengarkan peringatan dari guru.

Berdasarkan hasil analisis data, penerapan Group Investigation juga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan

Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-

2013. Pada saat sebelum tindakan terdapat 5 siswa yang tuntas atau sebanyak

26,32%, sedangkan 14 siswa lain tidak tuntas atau sebanyak 73,68%. Hal ini

dikarenakan daya tangkap 5 siswa ini lebih baik dibandingkan dengan 14 siswa

lainnya. Setelah penerapan pembelajaran Group Investigation pada siklus 1 terjadi

peningkatan sebanyak 36,83% dibandingkan dengan pra siklus. Pada siklus 1

siswa yang tuntas meningkat menjadi 12 siswa atau sebanyak 63,15% yang

artinya 12 siswa tersebut dapat menyerap materi dan kegiatan pembelajaran yang

diterapkan pada siklus 1, sementara masih ada 7 siswa yang tidak tuntas atau

sebanyak 36,85%, jika dibandingkan dengan indikator kinerja 80% siswa tuntas

maka pembelajaran pada siklus 1 ini belum berhasil, hal ini dikarenakan pada saat

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

82

kegiatan pembelajaran siklus 1 siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran

yang diterapkan, sehingga masih ada siswa yang belum bisa menyerap materi

yang dibahas.

Pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar, jika dibandingkan dengan

pra siklus terjadi peningkatan sebesar 57,89% dan jika dibandingkan dengan

siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 21,06 %. Pada siklus 2 jumlah siswa yang

tuntas berjumlah 16 siswa atau 84,21%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas

sebanyak 3 orang atau sebanyak 15,79%. Jika dibandingkan dengan indikator

kinerja 80% siswa tuntas, persentase ketuntasan pada siklus 2 ini lebih besar dari

indikator kinerja, maka dari itu pembelajaran pada siklus 2 ini dapat dikatakan

berhasil dan penelitian dapat dihentikan pada siklus 2. Pelaksanaan sintaks

pembelajaran pada siklus 2 berjalan dengan baik. Siswa yang tuntas dapat

menyerap materi pembelajaran dengan baik dikarenakan pada siklus 2 siswa

sudah terbiasa dengan pembelajaran Group Investigation dengan belajar dari

siklus1, sedangkan 3 orang siswa tidak tuntas dikarenakan mereka belum bisa

menyerap materi yang disajikan dengan pembelajaran yang diterapkan, karena hal

ini belum terbiasa mereka lakukan.

Penerapan Group Investigation dapat meningkatan keaktifan dan hasil

belajar siswa terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran Group Investigation

secara bertahap siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan di kelas, siswa tidak

hanya duduk diam mendengarkan materi pelajaran dari guru, namun dengan

pembelajaran ini siswa melakukan investigasi secara berkelompok terhadap

materi tertentu dalam hal ini adalah mengidentifiasi sifat-sifat bangun ruang,

mereka bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya. Disamping itu melalui

penerapan Group Investigation dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk

bisa belajar mandiri, mencari dan menemukan konsep-konsep matematika,

sehingga muncul adanya minat dan kreativitas siswa dalam memecahkan

persoalan yang ada. Dengan cara ini siswa dapat belajar berpikir secara analitis

serta menumbuhkan kepedulian setiap anggota kelompok untuk saling bekerja

sama dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan meningkatnya keaktifan belajar

siswa juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa belajar secara langsung,

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3817/5/T1_292009202_BAB IV.pdf · Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan,

83

mengalami dan melakukan sendiri kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran

menjadi lebih bermakna bagi siswa, hal ini menjadikan hasil belajar siswa

menjadi ikut meningkat.

Kesimpulan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sugiyanto (2011) dengan menerapkan pembelajaran Group Investigation

pada siswa kelas V SD N Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan

pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh

dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus 1 dengan ketuntasan

klasikal 71% atau 38 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus 2 yaitu ketuntasan

klasikal belajar siswa mencapai 92% atau 35 siswa tuntas dari 38 siswa.

Sementara pada penelitian ini pada siklus 1 ketuntasan klasikal mencapai 63,15%

atau 12 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus 2 mencapai 84,21% atau 16

siswa tuntas dari 19 siswa. Perbedaan persentase ketuntasan terjadi karena

karakteristik setiap siswa pada suatu daerah tentunya berbeda, daya serap dan juga

kemampuan setiap anak juga berbeda.

Pada penelitian sebelumnya dengan variabel x yang sama yaitu penerapan

Group Investigation hanya semata untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

temuan baru setelah menerapkan pembelajaran Group Investigation keaktifan

belajar siswa juga meningkat. Berdasarkan pembahasan tersebut melalui

perolehan hasil nilai dan observasi yang didapatkan pada siklus 1 dan siklus 2

didapatkan bahwa penerapan Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan

dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan

Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-

2013.