BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

18
16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Nyatnyono 1. Letak Geografis Secara Geografis Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang terletak di lereng Gunung Ungaran atau sebelah Barat Kota Ungaran, dengan ketinggian berkisar + 600-800 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 24 0 -28 0 C. Tipologi tanahnya berbukit sedang dan sebagian dataran. Disamping itu keadaan tanahnya merupakan tanah yang sebagian besar untuk kegiatan pertanian dan sisanya untuk tanaman budidaya. Desa Nyatnyono boleh dikatakan cukup subur, kesuburan ini terutama karena sifat tanahnya yang berhumus, bebatuan serta didukung ketersediaan air yang cukup. Potensi ini yang akhirnya menghijaukan daerah atau wilayah desa Nyatnyono dan sekitarnya. Batas wilayah desa Nyatnyono, sebelah utara berbatasan dengan desa Lerep, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Genuk, sebelah barat berbatasan dengan PTP Sebigo, dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Gogik. Luas desa Nyatnyono + 425 Ha yang terdiri dari tanah sawah ladang 15.5 Ha, tanah untuk pemukiman 67 Ha, tanah tegalan 6.5 Ha, bangunan umum 7.4 Ha, jalan, dan makam sekitar 28 Ha, dan lain-lain 63 Ha. Ditinjau dari segi demografis, Desa Nyatnyono dibagi menjadi 8 dusun, 8 Rukun Warga (RW), dan 35 Rukun Tetangga (RT).

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Nyatnyono

1. Letak Geografis

Secara Geografis Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat

Kabupaten Semarang terletak di lereng Gunung Ungaran atau sebelah Barat

Kota Ungaran, dengan ketinggian berkisar + 600-800 meter diatas

permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 240-28

0C. Tipologi tanahnya

berbukit sedang dan sebagian dataran. Disamping itu keadaan tanahnya

merupakan tanah yang sebagian besar untuk kegiatan pertanian dan sisanya

untuk tanaman budidaya. Desa Nyatnyono boleh dikatakan cukup subur,

kesuburan ini terutama karena sifat tanahnya yang berhumus, bebatuan

serta didukung ketersediaan air yang cukup. Potensi ini yang akhirnya

menghijaukan daerah atau wilayah desa Nyatnyono dan sekitarnya. Batas

wilayah desa Nyatnyono, sebelah utara berbatasan dengan desa Lerep,

sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Genuk, sebelah barat berbatasan

dengan PTP Sebigo, dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Gogik.

Luas desa Nyatnyono + 425 Ha yang terdiri dari tanah sawah ladang

15.5 Ha, tanah untuk pemukiman 67 Ha, tanah tegalan 6.5 Ha, bangunan

umum 7.4 Ha, jalan, dan makam sekitar 28 Ha, dan lain-lain 63 Ha.

Ditinjau dari segi demografis, Desa Nyatnyono dibagi menjadi 8 dusun, 8

Rukun Warga (RW), dan 35 Rukun Tetangga (RT).

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

17

Tabel. 1

Nama Dusun dan Jumlah RT

No Nama Dusun Nama RW Jumlah RT

1 Ngaglik I 3

2 Gelap II 3

3 Gundang III 2

4 Krajan IV 6

5 Siroto V 6

6 Sendang Putri VI 2

7 Sendang Rejo VII 7

8 Blanten VIII 6

Jumlah 8 35

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dusun Sendang Rejo, dusun

Krajan, dusun Siroto, dan Blanten memiliki jumlah RT yang banyak yakni 7

dan 6 RT. Dari informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan

Muhalim, 6 Agustus 2016 didapatkan data baku jumlah RT menunjukkan

jumlah/ banyaknya penduduk yang tinggal di dusun itu.

2. Kependudukan

a. Jumlah penduduk Desa Nyatnyono pada tahun 2015 adalah 9.839 jiwa,

terdiri dari 2977 Kepala Keluarga, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel. 2

Jumlah penduduk desa Nyatnyono 2015

No Jenis Kelamin Jumlah/Orang

1 Laki-laki 4.986

2 Perempuan 4.853

Jumlah 9.839

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

Dari tabel di atas tampak bahwa jumlah penduduk desa berjenis kelamin

laki-laki (4.986 orang) lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin

perempuan (4.853 orang).

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

18

b. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Nyatnyono

Tabel. 3

Tingkat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah/Orang

1 Belum Sekolah 1.212

2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035

3 Tidak Tamat Sekolah Dasar (SD) 463

4 Tamat Sekolah Dasar (SD) 2.790

5 Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2.161

6 Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 1.680

7 Akademi/Diploma 116

8 Sarjana Ke atas 382

Jumlah 9.839

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

Tingkat pendidikan masyarakat desa Nyatnyono tergolong sudah maju,

terlihat dari tabel tersebut terdapat 382 orang lulusan sarjana, kemudian

tamatan akademi/diploma 116 orang, tamatan SLTA 1.680 orang, dan

tamatan SLTP 2.161 orang. Di desa Nyatnyono terdapat 1 sekolah Taman

Kanak-kanak (TK) dan 1 Sekolah Dasar (SD), sehingga anak-anak kecil

untuk bersekolah tidak perlu jauh ke tempat lain.

c. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama

Tabel. 4

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Kelompok Agama Jumlah/Orang

1 Islam 9.661

2 Kristen 72

3 Katolik 102

4 Hindhu -

5 Budha 4

Jumlah 9.839

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk desa Nyatnyono

beragama Islam berjumlah 9.661 orang dan pemeluk agama Budha 4 orang.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

19

d. Jumlah Mata Pencarian Penduduk Desa Nyatnyono

Tabel. 4

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 PNS 130

2 TNI 30

3 POLRI 22

4 Guru 189

5 Dokter 4

6 BUMN 5

7 Pegawai Swasta 2.066

8 Wiraswasta 1.784

9 Buruh Harian Lepas 1.056

10 Pensiunan 41

11 Pengusaha 62

12 Buruh Industri 1.120

13 Petani 409

14 Mengurus Rumah Tangga 670

15 Lain-lain 4

Jumlah 7.592

(Monografi desa Nyatnyono tahun 2015).

Dari tabel diatas tampak bahwa sebagian besar penduduk desa Nyatnyono

memiliki mata pencarian sebagai pegawai swasta di perusahaan

garmen/kain, perusahaan makanan dan perusahaan minuman. Wiraswasta,

berdagang di sekitar lingkungan wisata religi, dan petani.

B. Kehidupan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial

dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang

terjadi antar individu maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan

istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering

dialami dalam kehidupan sehari-hari itu membentuk suatu pola hubungan yang

saling mempengaruhi sehingga membentuk suatu sistem sosial dalam

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

20

masyarakat. Masyarakat mempunyai bentuk struktural, seperti kelompok sosial

dan lembaga sosial, tetapi semuanya itu mempunyai derajat dinamika tertentu

yang menyebabkan pola perilaku berbeda-beda (Tri Widiarto, 2008: 2).

Masyarakat yang terdiri dari banyak pribadi, saling berinteraksi dan

saling berhubungan atau bergaul, hubungan antara pribadi didasarkan atas

aturan tertentu seperti saling menghormati antar individu, saling kerja sama

tanpa membandingkan suku dan agama agar terjalin suatu interaksi sosial yang

harmonis. Aturan itu sendiri berpedoman pada suatu nilai tertentu yang disebut

nilai budaya. Nilai budaya merupakan salah satu unsur dari sistem budaya yang

dimiliki oleh suatu kesatuan sosial, seperti keluarga, klen atau marga dan suku

bangsa. Sistem budaya itu sendiri merupakan seperangkat nilai yang dianggap

baik, seperti kepercayaan, gagasan, adat, tradisi, aturan, norma dan hukum.

Semua unsur saling berhubungan sebagai suatu sistem. Apabila suatu unsur

berubah maka sistem budaya akan bergeser atau berubah. Nilai budaya bersifat

abstrak dan dapat dipelajari, diresapi oleh anggota masyarakat sejak kecil

melalui proses sosialisasi dan enkulturasi (Widiarto, 2008:18).

1. Struktur organisasi dan perangkat desa Nyatnyono dilihat dari monografi

desa Nyatnyono, sebagai berikut:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

21

2. Kehidupan sosial

Warga desa Nyatnyono bisa dikatakan cukup kondusif dan teratur, banyak

perkumpulan warga dalam berbagai bentuk yaitu tahlilan bapak-bapak di

setiap RT sekali dalam seminggu setiap Kamis malam, dalam dua minggu,

serta kerja bakti atau gotong royong yang dilaksanakan tiap hari Minggu.

Kerja bakti selain dilaksanakan setiap hari Minggu juga dilaksanakan setiap

hari dalam rangka pembangunan masjid. Kegiatan pertemuan ibu-ibu PKK

dilaksanakan sekali dalam satu bulan dan Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) bayi lima tahun (balita) dan Lanjut Usia (lansia) dilaksanakan

sekali dalam satu bulan, setiap hari Minggu.

3. Kehidupan Ekonomi

Sumber daya alam desa Nyatnyono tentu sangat mempengaruhi aktivitas

perekonomian warga. Mata pencaharian petani desa Nyatnyono adalah

menanam buah-buahan berupa: manggis, durian, dan cengkeh serta beternak

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Kepala Seksi

Keuangan Kepala Urusan

Umum

Kepala Urusan

Pemerintahan

Kepala Urusan

Pembangunan

Kepala Urusan

Kesejahteraan

Kepala

Dusun

Gelap

Kepala

Dusun

Ngaglik

Kepala

Dusun

Gundang

Kepala

Dusun

Krajan

Kepala

Dusun

Siroto

Kepala

Dusun

S.Putri

Kepala

Dusun

S. Rejo

Kepala

Dusun

Blanten

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

22

sapi, dan kambing. Untuk sebagian kecil warga khususnya yang tinggal di

lingkungan wisata religi berupa kompleks pemakaman Waliyulloh Hasan

Munadi dan Pemandian air Sendang Khalimah Toyyibah ada pula yang

berjualan nasi bungkus, oleh – oleh dan cindera mata, menyewakan kain

sarung untuk mandi, sedangkan kalau musim buah – buahan hasil bumi

adalah manggis, durian dan petai. Sektor pariwisata mengalami

perkembangan di bidang perdagangan, jasa ojek, jasa sewa sarung, dan jasa

angkutan. Sektor ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat

sehingga tercipta ekonomi yang kondusif.

4. Kehidupan Sosial Keagamaan

Masyarakat desa Nyatnyono merupakan masyarakat yang taat

beragama. Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat desa Nyatnyono

adalah agama Islam, ini terbukti adanya kegiatan yang berhubungan dengan

keagamaan. Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat desa

Nyatnyono yaitu tahlilan, pengajian, sholat 5 waktu, puasa, dan peringatan

hari-hari besar agama Islam yaitu Idul Fitri, Idul Adha, tahun baru Islam

diperingati pada tanggal 1 muharram, Maulid Nabi Muhhammad SAW, Isra

Miraj. Sistem keyakinan masyarakat terhadap agama Islam sangat kuat,

namun dalam pelaksanaannya masih tercampur dengan tradisi dan adat

istiadat yang ada di masyarakat. Tradisi dan adat istiadat masyarakat desa

Nyatnyono yaitu: selikuran, merti desa, dan upacara atau yang berkaitan

dengan peringatan kematian seperti mitung ndino (tujuh hari), matang puluh

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

23

(empat puluh hari), nyatus (seratus hari), dan nyewu (seribu hari). Semua itu

sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat desa Nyatnyono.

C. Sejarah Tradisi Upacara Malem Selikuran

Tradisi upacara malem selikuran merupakan adat kebiasaan yang

diwariskan oleh nenek moyang masyarakat desa Nyatnyono dan dilakukan

secara turun temurun oleh masyarakat desa Nyatnyono

Tradisi upacara Malem Selikuran merupakan tradisi tahunan yang

dilaksanakan oleh masyarakat desa Nyatnyono tidak dapat dilepaskan dari

leluhur dan juga tokoh Islam yaitu Sunan Hasan Munadi. Semula kerajaan

Demak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Keberhasilan yang dicapai

oleh kerajaan Demak tersebut tidak luput dari berperannya seorang

ulama/Waliyulloh yang menjabat Tumenggung di kerajaan Demak. Ia adalah

Waliyulloh/Sunan Hasan Munadi. Ia memimpin tentara kerajaan Demak dalam

melawan segala kejahatan dan keangkuhan yang ingin menggoyahkan

kerajaan. Ia merupakan sosok pemimpin yang pemberani, bijaksana,

berwibawa, kuat (ampuh/sakti). Namun ia tidak selamanya menetap di kerajaan

Demak bahkan pangkat Tumenggung yang disandang ditinggalkannya.

Kebesaran, kemegahan, kemewahan juga dilepaskan. Ini disebabkan karena ia

selalu mengingat kondisi/keadaan di luar wilayah kerajaan Demak masih

banyak sekali harus diperjuangkan termasuk di sebelah selatan Demak, di

mana rakyatnya masih banyak yang hidup dalam kegelapan iman. Mereka

belum mendapat petunjuk yang benar oleh Allah. Mereka masih kebingungan

dalam memilih tata cara yang baik untuk beribadah kepada Sang Maha

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

24

Pencipta. Masih banyak di antara mereka yang menyembah batu, pohon, hantu,

setan, dan lain-lain. Pada saat itulah Sunan Hasan Munadi bertekad

menyampaikan ajaran-ajaran yang benar dan menerima Allah sebagai

Tuhannya. Dalam perjalanannya ke wilayah Ungaran beliau berusaha

mendekati, mengajak rakyat kecil untuk beriman dan beribadah kepada Allah.

Ketika sampai di Gunung Suralaya beliau berkhalwat (bertapa) memohon pada

Allah agar dalam perjuangannya bisa berhasil.

Setelah kira-kira bertapa selama seratus hari di Gunung Suralaya ketika

Sunan Hasan Munadi akan meninggalkan tempat bertapanya, kemudian ia

mendapat petunjuk agar mendirikan sebuah masjid. Yang kemudian dari

peristiwa itu ia mengatakan dalam perkataan Jawa: lagi menyat wis ono, artinya

baru bangun sudah ada. Dari perkataan ini menjadi nama Nyatnyono. Maka

kemudian ia menetap di tempat itu untuk membangun masjid, dijadikan

sebagai tempat/pusat kegiatannya menyampaikan ajaran-ajarannya hingga ia

wafat yang kemudian dimakamkan tidak jauh dari tempat tersebut yang

diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan/sosial, contohnya pada

acara haul dan 10 (sepuluh) hari terakhir di bulan Ramadhan atau yang lebih

dikenal dengan istilah Selikuran. (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, hal: 6)

Masyarakat di Desa Nyatnyono masih memliki kepercayaan yang kuat

dengan tradisinya. Menurut masyarakat apabila Tradisi Upacara Malem

Selikuran tidak dilaksanakan, atau maka akan terjadi sebuah bencana yang

tidak diinginkan dan dapat mengancam keselamatan penduduk sekitar.

Contohnya: pernah terjadi wabah penyakit atau dalam istilah Jawa disebut

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

25

pagebluk, yang diderita oleh masyarakat, karena tidak diadakan Upacara

malem selikuran. Karena itu Upacara Malem Selikuran terus dijaga dan

dipertahankan kelestariannya hingga saat ini.

1. Tujuan Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran

Pada 10 (sepuluh) hari terakhir di bulan Ramadhan atau yang lebih

dikenal dengan istilah Selikuran. Di Desa Nyatnyono dilaksanakan Tradisi

Upacara Malem Selikuran sebagai puncak dari upacara untuk memperingati

wafatnya Sunan Hasan Munadi atau yang disebut dengan "Haul". Kata Haul

berasal dari bahasa Arab, artinya setahun. (Muhammad Sholikhin, 2010:

198). Haul berarti peringatan genap satu tahun, atau peringatan tahunan.

Jika yang diperingati adalah tokoh kharismatik, maka dapat dipastikan

masyarakat sekitar datang berduyun duyun. Warga di luar kota pun,

bersedia hadir secara rombongan untuk menghadiri acara haul. Tradisi

Selikuran ini tujuannya meminta kepada Allah SWT melalui perantara

Sunan Hasan Munadi untuk meminta keselamatan di dunia dan akhirat serta

agar diberi keimanan yang kuat agar dimudahkan rezekinya, dijauhkan dari

mara bahaya, dan kesusahan (Wawancara dengan Muhari, 20 Juni 2016)

Hal ini menunjukkan bahwa, Tradisi Upacara Malem Selikuran di

desa Nyatnyono mempunyai tujuan untuk menghormati arwah para leluhur

dan mengirim doa kepada leluhur agar diampuni segala dosa-dosanya, dan

meminta kepada Allah supaya diberi keselamatan dan kelancaran rezeki

(Wawancara dengan Muhalim, 20 Juni 2016).

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

26

2. Manfaat Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran

Menurut masyarakat sekitar, manfaat pelaksanaan Tradisi Upacara Malem

Selikuran yaitu:

a. Dapat mempererat tali persaudaraan dan menjalin kerukunan antar

warga. Hal ini terbukti pada saat pelaksaan Tradisi Upacara Malem

Selikuran, masyarakat yang berada di perantauan berusaha

menyempatkan diri untuk pulang kampung demi mengikuti pelaksanaan

Tradisi Upacara Malem Selikuran bersama-sama dengan sanak saudara.

b. Bagi para pedagang yang menjual dagangannya, bisa mendapat untung

yang banyak dari penjuallannya. Karena ramainya para pengunjung yang

datang. (Wawancara dengan Darminah: 20 Juni 2016)

c. Sedangkan manfaat lainnya adalah banyak dari masyarakat yang datang

bukan hanya dari masyarakat sekitar tetapi banyak juga dari masyarakat

luar kota yang datang dengan rombongan sehingga wisata religi di Desa

Nyatnyono menjadi lebih dikenal di luar daerah. (Wawancara dengan

Fahrodin, 20 Juni 2016)

D. Tradisi Upacara Malem Selikuran

1. Persiapan

Persiapan Tradisi Upacara Malem Selikuran di desa Nyatnyono,

sebelum dilaksanakannya kegiatan terlebih dahulu dibentuk panitia yang

terdiri dari: ketua: Kepala desa, Wakil ketua: Sekretaris desa, Bendahara:

Perangkat desa, penasehat: Para sesepuh desa. Kerja bakti dilakukan terlebih

dahulu oleh masyarakat dengan membersihkan jalan, area makam,

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

27

membersihkan sendang, masjid dan pembuatan tempat parkir. Pengumpulan

dana diperoleh melalui kotak amal atau sumbangan dari para peziarah.

2. Pelaksanan

Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran di desa Nyatnyono,

diadakan dua kali dimulai dari malam dua puluh dan acara puncaknya pada

malam dua puluh satu Ramadhan, atau yang lebih dikenal selikuran.,

bersamaan dengan diadakannya Tradisi Upacara Malem Selikuran sebagai

haul "Sunan Hasan Munadi" sebagai leluhur masyarakat desa Nyatnyono.

Kegiatan dimulai pada malam dua puluh ramadhan dari jam 10.00-

01.00 WIB diadakan pengajian dengan mendatangkan Habib Umar

Muntohar dari Gunung Pati. Kemudian acara puncaknya pada malam dua

puluh satu, atau selikuran kegiatan dilanjutkan dengan bersuci dahulu ke

sendang dan mengikuti sholat tarawih, setelah selesai sholat tarawih

sebagian warga yang membawa makanan dibawa masuk ke dalam masjid

lalu dipanjatkan doa dipimpin oleh modin. Setelah berdoa lalu dimakan

bersama-sama oleh warga. Kegiatan dilanjutkan dengan tahlilan di makam

Sunan Hasan Munadi tujuannya untuk mendoakan dan memintakan

ampunan dosa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta untuk mencari berkah

dan ketrentraman hidup. Urut-urutan pelaksanaan Tradisi Upacara Malem

Selikuran sebagai berikut:

2.1 Bersuci atau Mandi

Bersuci atau mandi dilakukan di sendang yang dianggap keramat oleh

masyarakat sekitar yaitu, sendang "Kalimah Toyyibah" yang letaknya

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

28

tidak jauh dari makam. Sebelum mandi diwajibkan membaca doa

sebagai berikut:

Assalamu'alaika ya nabiyallah khidhir balyan bin malkan

'alaihissalam Laailaaha illallaah 3x, Asyhadu alaa ilaaha illallah,

asy-hadu anna muhammadar rasuulullah Ila hadhoroti waliyullah

hasan munadi wa waliyullah hasan dipura Allahuma sholi 'ala

sayyidina Muhammad 3x

Adapun larangannya tidak ada, kecuali mandi dengan telanjang bulat,

dan bagi orang yang sedang datang bulan atau haid dilarang mandi.

(Trah Keluarga Besar Nyatnyono, hal: 23).

2.2 Melakukan Sholat Tarawih

Sholat Tarawih adalah sholat sunah yang dilakukan masyarakat pada

setiap bulan ramadhan. Dilakukan setelah sholat isya, pada hari ke dua

puluh ramadhan.

2.3 Selamatan

Setelah melakukan sholat tarawih dilanjutkan dengan upacara

selamatan di masjid tersebut, sebagian warga laki-laki yang datang ke

masjid membawa makanan yang diletakkan pada ancak (anyaman dari

bambu yang berbentuk datar). Makanan tersebut terdiri dari nasi, sayur

tahu, goreng-gorengan berupa tempe, dan kerupuk. Dalam

pelaksanaannya makanan dibawa ke masjid kemudian dipanjatkan doa

dipimpin oleh modin. Setelah berdoa lalu makanan dimakan bersama-

sama oleh warga. Mereka makan bersama dengan tujuan sebagai wujud

rasa syukur masyarakat desa Nyatnyono terhadap leluhurnya yang telah

diberi kesejahteraan lahir dan batin. Memohon kepada Tuhan Yang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

29

Maha Esa agar diberi rezeki yang melimpah, keselamatan dan

kesehatan.

Sedangkan sisa makanannya, dibungkus kemudian dibawa pulang oleh

warga yang hadir dalam pelaksanaan selamatan. Karena oleh warga,

setempat sisa dari nasi tersebut apabila dijemur dan dikeringkan

kemudian dicampurkan ke dalam air putih, diyakini dapat

menyembuhkan penyakit. Juga dengan ancak atau anyaman bambu

yang berbentuk datar, diyakini apabila menancapkannya ke tanah

sekitar sawah dapat mengusir hama yang menyerang padi.

2.4 Tahlilan di dalam kompleks makam

Setelah melakukan selamatan di masjid pada malam ke dua puluh

ramadhan, masyarakat desa Nyatnyono menuju makam Sunan Hasan

Munadi untuk melakukan tahlilan. Kegiatan ini merupakan puncak dari

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa, diikuti oleh para

peziarah dengan tujuannya untuk mendoakan dan memintakan ampunan

dosa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sebelum masuk ke makam dan melakukan tahlilan para pengunjung

wajib berwudhu atau bersuci, dengan tujuan agar didalam mendoakan

dan memintakan ampunan dosa diterima dan dikabulkan oleh Tuhan

Yang Maha Esa tanpa ada halangan dan rintangan. Doa tahlil sebagai

berikut:

Illa hadharatinnabiyil mushthafaa sayyidina Muhammad

shallalahu ‘alaihi wasallama wa'ala aili wa ash khabihi wa

adzwaa jihi wa dhurriyaatihi wa ahlihi bartihi wa atbaa ihi syaiu

lillahi lahumul fatikhah.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

30

Wa ilaa arwaakhi saa daa tinaa abibakrin wa'umara wa'usmaana

wa'aliyyi wa talkhata, wa sa'din, wa saiidin, wa'abdirrahmaanibni

'aurin, waabi 'ubaidah 'aamiribni jaraakhi wazubaribni awwaam wa

ushuulihim wa furu 'ihim wa ahli baitihim syaiu illahi lahumul

fatikhah. Summa ilaa arwakhil aimmatil arba'ati, minal mujtahidiin,

wa muqallidiihim fidiini, wal ulamaail amiliina wal fuquha wal

muhaddistiina watta bi'ihim bi ikhsaanin ilaa yaumiddini wailaa

arwaakhisy syuhada'a washaalikhiina ainamaa kaanuu mimasyaariqil

ardhi wamaghari bihaa barrihaa wa bakhriha wabilaadihaa

wajibaalihaa khushulshan ilaa kadharatissayyidil qudbiirabbaanii

wal'ina a aadallahu alainaa bibara kaatihim wakaramatihim fiddun

yaa wal akhhirati syaiu lillahi lahumul fatikhah Summa ilaa khadarati

khushusan waliyullahi Hasan Munadi waliyullahi hasan dipuro fii

hadal maqaam w ilaa khadarati Raden Arifin wailaa khadarati Syekh

Abdullah, Syekh Abdurrahim, Syekh Ibrahim, Syekh Anwar wa

ushuulihin wafuruu ihim waazwaajihim waddhurriyaatihim waatbaa

ihim minal muslimina wal muslimaati syaiu lillahi lahumul fatikhah

Summa ilaa hadiroti abaa inaa wa abaai abaa inaa wa ummahaatinaa

waummahaati ummahaatina wa azwaajina wa ajdaadiajdaadinaa

wajaddaatinaa wajaddaati jaddaatina wa akwaalinaa wa khoolatinaa

wa amma mina wa ammatinaa wa masyaahi masyaa yikhinaa wajami

il muslimina walmuslimati wal mukminiina walmukminaatil akhyai

minhum wal amwawati min ummati sayyidinaa muhammadin shallahu

alaihi wa sallama khushusan syaui lillahi lahumul fatikhah (Trah

Keluarga Besar Nyatnyono, hal: 18).

Dengan melakukan tahlilan di dalam makam Sunan Hasan Munadi,

merupakan bukti untuk menghormati leluhurnya sehingga tradisi ini

masih dilestarikan hingga saat ini. Kegiatan tahlilan dilakukan oleh

masyarakat desa Nyatnyono juga para peziarah yang datang dari luar

kota. Para peziarah mendoakan arwah leluhur sehingga mengingatkan

bahwa semua orang kelak akan mengalami kematian (Wawancara

dengan Suyatno, 20 Juni 2016). Sebagaimana hadis riwayat Ahmad

Muslim, dan Ashabusunan dari Abdullah bin Buraidah yang diterima dari

bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Dahulu saya melarang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

31

menzirahi kubur, adapun sekarang, berziarahlah kesana, karena yang

demikian itu akan mengingatkanmu akan hari akhirat” .

Dengan adanya hadis ini, maka ziarah kubur itu hukumnya boleh bagi

laki-laki dan perempuan (Muhammad Sholikhin, 2010: 129).

Para peziarah beranggapan bahwa dengan tahlilan di makam Sunan

Hasan Munadi akan mendapat ketrentraman hidup dan berkah yang oleh

masyarakat dikenal dengan sebutan ngalap berkah. Karena anggapan

masyarakat, dan cerita dari mulut ke mulut sehingga tradisi tersebut

dengan mudah menyebar luas hingga keluar kota maupun luar daerah.

E. Nilai-nilai Pendidikan Dalam Tradisi Upacara Malem Selikuran

Menurut Witermans (1995), kata nilai berasal dari bahasa latin value

secara harfiah berarti baik atau kuat. Pengertian ini merupakan pengertian

dasar dan akhirnya berkembang menjadi segala sesuatu yang disenangi,

diinginkan, dicita-citakan, bila sesuatu itu baik, adil dan berguna sehingga

kemudian muncul ungkapan bernilai (Tri Widirto, 2009: 92).

Dalam pelaksaannya pada tradisi Upacara Malem Selikuran terdapat

nilai-nilai pendidikan sebagai berikut:

1. Nilai Religi

Kegiatan tahlilan dilakukan oleh masyarakat desa Nyatnyono juga para

peziarah yang datang dari luar kota. Para peziarah mendoakan arwah

leluhur sehingga mengingatkan bahwa semua orang kelak akan

mengalami kematian.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

32

2. Nilai Menghormati Leluhur

Terkait dalam pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran,

masyarakat melakukan ziarah dengan melakukan tahlilan di dalam

makam Sunan Hasan Munadi mengirim doa agar diampuni segala dosa-

dosanya, merupakan bukti untuk menghormati leluhurnya dan tradisi ini

masih dilestarikan hingga saat ini.

3. Nilai Syukur

Hal ini terlihat dalam pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran,

masyarakat melakukan ibadah sholat terlebih dahulu sebelum

melaksanakan selamatan dan tahlilan di makam. Mereka beranggapan

bahwa segala sesuatu kegiatan harus didahului dengan doa atau

permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Nilai ketrentraman

Pelaksanaan Tradisi Upacara Malem Selikuran di desa Nyatnyono, agar

mendapat ketrentraman pada masyarakat desa Nyatnyono, yaitu seperti

agar dimudahkan rezekinya, dijauhkan dari mara bahaya, dan kesusahan.

5. Nilai Kekeluargaan

Nilai kekeluargaan tampak pada pelaksanaan Tradisi Upacara Malem

Selikuran yaitu saat prosesi selamatan, warga datang ke masjid dengan

membawa makanan kemudian didoakan dan makam bersama.

6. Nilai Gotong-royong

Nilai Gotong-royong dalam tradisi Upacara Malem Selikuran tampak

pada masyarakat desa Nyatnyono sebelum pelaksanaan acara kerja bakti

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9671/4/T1_152012014_BAB IV.pdf · 2 Belum Tamat Sekolah Dasar (SD) 1.035 3 Tidak Tamat Sekolah Dasar

33

dilakukan selain dilaksanakan setiap hari Minggu juga dilaksanakan

ketika ada warga membangun sarana dan prasarana jalan, membersihkan

sumber air di dekat makam, dan saat ini warga sedang melaksanakan

kerja bakti bergilir yang dilaksanakan setiap hari dalam rangka

pembangunan masjid.