BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan...

26
90 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Analisis Data Penelitian 1. Deskripsi Data Dalam penelitian ini diuji sejumlah variabel yang diduga merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi keterampilan smash back attack mahasiswa putra pembinaan prestasi di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta tahun 2015. Besarnya skor maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi sembilan variabel dengan sample sebanyak 25 responden, terangkum dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Statistik Deskripsi Variabel Penelitian Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation X1 25 170.00 186.00 176.8000 5.07445 X2 25 60.00 80.00 69.0400 5.97551 X3 25 24.00 28.00 25.9200 1.32035 X4 25 9.00 17.00 12.5200 2.27523 X5 25 47.00 65.00 55.4400 5.73789 X6 25 40.00 47.00 43.5600 2.39931 X7 25 64.00 78.00 69.9200 3.60463 Y 25 34.00 71.00 49.2800 9.56783 Valid N (listwise) 25 Sumber : Data Primer diolah, 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa : a. Setelah diteliti variabel X1 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.07445 < dari Mean 176.8000, maka nilai Standar Deviasi X1 berada disekitar Mean (normal). Maka X1 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Analisis Data Penelitian

1. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini diuji sejumlah variabel yang diduga merupakan

variabel-variabel yang mempengaruhi keterampilan smash back attack

mahasiswa putra pembinaan prestasi di Universitas Tunas Pembangunan

Surakarta tahun 2015. Besarnya skor maksimum, minimum, rata-rata dan standar

deviasi sembilan variabel dengan sample sebanyak 25 responden, terangkum

dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Statistik Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 25 170.00 186.00 176.8000 5.07445

X2 25 60.00 80.00 69.0400 5.97551

X3 25 24.00 28.00 25.9200 1.32035

X4 25 9.00 17.00 12.5200 2.27523

X5 25 47.00 65.00 55.4400 5.73789

X6 25 40.00 47.00 43.5600 2.39931

X7 25 64.00 78.00 69.9200 3.60463

Y 25 34.00 71.00 49.2800 9.56783

Valid N (listwise) 25

Sumber : Data Primer diolah, 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :

a. Setelah diteliti variabel X1 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.07445 < dari

Mean 176.8000, maka nilai Standar Deviasi X1 berada disekitar Mean

(normal). Maka X1 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

91

b. Setelah diteliti variabel X2 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.97551 < dari

Mean 69.0400, maka nilai Standar Deviasi X2 berada disekitar Mean

(normal). Maka X2 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

c. Setelah diteliti variabel X3 menunjukkan nilai Standar Deviasi 1.32035 < dari

Mean 25.9200, maka nilai Standar Deviasi X3 berada disekitar Mean

(normal). Maka X3 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

d. Setelah diteliti variabel X4 menunjukkan nilai Standar Deviasi 2.27523 < dari

Mean 12.5200, maka nilai Standar Deviasi X4 berada disekitar Mean

(normal). Maka X4 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

e. Setelah diteliti variabel X5 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.73789 < dari

Mean 55.4400, maka nilai Standar Deviasi X5 berada disekitar Mean

(normal). Maka X5 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

f. Setelah diteliti variabel X6 menunjukkan nilai Standar Deviasi 2.39931 < dari

Mean 43.5600, maka nilai Standar Deviasi X6 berada disekitar Mean

(normal). Maka X6 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

g. Setelah diteliti variabel X7 menunjukkan nilai Standar Deviasi 3.60463 < dari

Mean 69.9200, maka nilai Standar Deviasi X7 berada disekitar Mean

(normal). Maka X7 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

h. Setelah diteliti variabel Y menunjukkan nilai Standar Deviasi 9.56783 < dari

Mean 49.2800, maka nilai Standar Deviasi Y berada disekitar Mean (normal).

Maka Y siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

92

Dari seluruh variabel yang diteliti menunjukkan nilai Standar Deviasi yang

lebih kecil dari nilai Mean, ini artinya semakin kecil nilai Standar Deviasi maka

semakin dekat nilai variabel tersebut terhadap Mean atau berada di sekitar Mean

(normal). Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah siap

digunakan untuk proses pengolahan data selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes pada pengumpulan data

maka dilakukan uji reliabilitas test-retest. Selengkapnya hasil uji reliabilitas test-

retest adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel Penelitian Reliabilitas test-retest Kategori

Tinggi badan 0,92 Tinggi sekali

Panjang lengan 0,95 Tinggi sekali

Panjang telapak kaki 0,98 Tinggi sekali

Power otot tungkai 0,91 Tinggi sekali

Koordinasi mata tangan 0,90 Tinggi sekali

Fleksibilitas togok 0,92 Tinggi sekali

Kekuatan otot perut 0,90 Tinggi sekali

Smash back attack 0,90 Tinggi sekali

Hasil analisis reliabilitas test-retest menunjukkan semua pengukuran data

penelitian memiliki nilai reliabilitas test-retest yang tinggi sekali, sehingga

disimpulkan bahwa delapan data penelitian adalah reliable dan layak digunakan

sebagai alat pengujian hipotesis penelitian.

3. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk

analisis statistik dengan teknik korelasi parsial dan simultan harus memenuhi

persyaratan kenormalan data dan linieritas data. Teknik uji normalitas data dalam

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

93

penelitian ini menggunakan uji Liliefors pada tingkat signifikansi 95%. Pengujian

normalitas data menggunakan bantuan program SPSS 20.00 for Windows uji

analisis Kolmogorov-smirnov test.

Tabel 4. 3. Hasil Uji Normalitas Data

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

X1 .133 25 .200*

X2 .169 25 .063

X3 .164 25 .081

X4 .150 25 .148

X5 .148 25 .161

X6 .165 25 .076

X7 .151 25 .145

Y .154 25 .128

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Dari table diatas diketahui bahwa :

a. X1 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.200

b. X2 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.063

c. X3 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.081

d. X4 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.148

e. X5 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.161

f. X6 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.076

g. X7 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.145

h. Y Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.128

Hasil uji normalitas data diperoleh nilai Lhitung antara 0,133 hingga 0,169

dengan nilai signifikansi (sig) antara 0,063 hingga 0,200. Nilai signifikansi uji

menunjukkan lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan kedelapan data

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

94

penelitian adalah normal. Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, maka teknik

analisis korelasi yang akan digunakan adalah korelasi Product Moment.

Pengujian linieritas data data menggunakan bantuan program SPSS

20.00 for Windows uji analisis Mean test.

Tabel 4. 4. Hasil Uji Linieritas Data

Variable Fhitung p-value Simpulan

Tinggi badan (X1) 1,621 0,225 Model linier diterima

Panjang lengan (X2) 1,869 0,163 Model linier diterima

Panjang telapak kaki (X3) 1,209 0,288 Model linier diterima

Power otot tungkai (X4) 1,303 0,306 Model linier diterima

Koordinasi mata tangan (X5) 0,933 0,549 Model linier diterima

Fleksibilitas togok (X6) 1,483 0,243 Model linier diterima

Kekuatan otot perut (X7) 0,502 0,850 Model linier diterima

Hasil uji linieritas data diperoleh ketujuh variable bebas memiliki

nilai p-value lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan semua variable bebas

linier terhadap variable terikat.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan

yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis penelitian adalah

terdapat pengaruh Anthropometri dan Kondisi Fisik terhadap keterampilan smash

back attack bolavoli mahasiswa putra pembinaan prestasi bolavoli UTP

Surakarta.

Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment dengan bantuan SPSS

for Windows version 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

95

Tabel 4.5. Hasil Uji Korelasi Product Moment

Y

X1

Pearson Correlation .674**

Sig. (2-tailed) .000

N 25

X2

Pearson Correlation .665**

Sig. (2-tailed) .000

N 25

X3

Pearson Correlation .596**

Sig. (2-tailed) .002

N 25

X4

Pearson Correlation .831**

Sig. (2-tailed) .000

N 25

X5

Pearson Correlation .306

Sig. (2-tailed) .137

N 25

X6

Pearson Correlation .644**

Sig. (2-tailed) .001

N 25

X7

Pearson Correlation .270

Sig. (2-tailed) .192

N 25

Y

Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil korelasi product moment di atas, maka hasil pengujian

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis 1: Hubungan tinggi badan dengan hasil keterampilan smash back

attack

Hasil uji korelasi product moment hubungan tinggi badan dengan hasil

smash back attact diperoleh nilai korelasi 0,674 dengan tingkat signifikansi

(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)

sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan tinggi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

96

badan dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa putra

pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Nilai korelasi hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack

adalah 0,674, maka hubungan tinggi badan dengan hasil keterampilan smash

back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah

kuat.

2. Hipotesis 2: Hubungan panjang lengan dengan hasil keterampilan smash back

attack

Hasil uji korelasi product moment hubungan panjang lengan dengan

hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,665 dengan tingkat

signifikansi (sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 <

0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang

lengan dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa putra

pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Nilai korelasi hubungan panjang lengan dengan hasil smash back

attack adalah 0,665, maka hubungan tinggi badan hasil keterampilan smash

back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah

kuat.

3. Hipotesis 3: Hubungan panjang telapak kaki dengan hasil keterampilan smash

back attack.

Hasil uji korelasi product moment hubungan telapak kaki dengan hasil

smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,596 dengan tingkat signifikansi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

97

(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)

sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang

telapak kaki dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa

putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack

adalah 0,596, maka hubungan telapak kaki hasil keterampilan smash back

attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah cukup

kuat.

4. Hipotesis 4: Hubungan power otot tungkai dengan hasil keterampilan smash

back attack.

Hasil uji korelasi product moment hubungan power otot tungkai

dengan hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,831 dengan tingkat

signifikansi (sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 <

0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan power

otot tungkai dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa

putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack

adalah 0,831, maka hubungan power otot tungkai hasil keterampilan smash

back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah

cukup kuat.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

98

5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan

smash back attack.

Hasil uji korelasi product moment hubungan koordinasi mata tangan

dengan hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,306 dengan tingkat

signifikansi (sign = 0,137). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,137 >

0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan

koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attact pada

mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.

6. Hipotesis 6: Hubungan fleksibilitas togok dengan hasil keterampilan smash

back attack.

Hasil uji korelasi product moment hubungan fleksibilitas togok dengan

hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,644 dengan tingkat

signifikansi (sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 <

0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan

fleksibilitas togok hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa putra

pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack

adalah 0,644, maka hubungan tinggi badan dengan hasil keterampilan smash

back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah

kuat.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

99

7. Hipotesis 7: Hubungan kekuatan otot perut dengan hasil keterampilan smash

back attack.

Hasil uji korelasi product moment hubungan kekuatan otot perut

dengan hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,270 dengan tingkat

signifikansi (sign = 0,192). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,192 >

0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan

keputusan uji maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan

kekuatan otot perut dengan hasil keterampilan smash back attact pada

mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.

5. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda untuk menguji apakah ketujuh variable bebas

yaitu (X1) Tinggi Badan, (X2) Panjang Lengan, (X3) Panjang Telapak Kaki, (X4)

Power Otot Tungkai, (X5) Koordinasi Mata Tangan, (X6) Fleksibilitas Togok,

dan (X7) Kekuatan Otot Perut secara bersama-sama memiliki hubungan terhadap

variable bebas yaitu (Y) Smash Back Attack. Hasil uji korelasi berganda diperoleh

nilai R sebesar 0,834 dengan R table pada tingkat signifikansi 5% dan jumlah

sample 25 adalah 0,396. Nilai Rhitung lebih tinggi dari Rtabel, maka disimpulkan

bahwa ketujuh variable bebas memiliki hubungan secara bersama-sama terhadap

variable bebas.

6. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data, maka didapatkan pembahasan sebagai

berikut :

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

100

a. Hubungan Tinggi Badan dan Peranan Terhadap Hasil Keterampilan

Smash Back Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan tinggi badan dengan hasil

smash back attact diperoleh nilai korelasi 0,674 dengan tingkat signifikansi (sign

= 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan tinggi badan dengan hasil

smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Nilai korelasi hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack

adalah 0,674, maka hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack pada

mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah kuat.

Susunan tubuh yang terdiri dari kerangka tulang dan otot yang terbungkus

kulit itulah yang di-maksud sebagai struktur tubuh. Struktur tubuh adalah unsur-

unsur atau bagian-bagian tubuh manusia, strukutur tubuh memegang peranan

penting dalam melakukan aktivitas olahraga dan menunjang keterampilan gerak

seseorang. Hal tersebut sejalan pendapat H. Clarke (1979) yang mengatakan

bahwa : “The type of individual’s structure is an essensial factor in his motor

preformance”. Kalimat ini mengandung arti : bentuk struktur tubuh seseorang

adalah suatu faktor yang sangat mendasar bagi pelaksanaan geraknya. Pengukuran

mengenai struktur tubuh dikenal dengan istilah antropometrik.Antropometrik

merupakam bentuk pengukuran struktur tubuh yang tertua dipergunakan.

Tinggi badan adalah tinggi seseorang yang diukur dengan menggunakan

alat Stadiometeryang diukur dari ujung kaki (telapak kaki) sampai dengan kepala

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

101

bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri dengan sikap tegak”. Menurut Wahjoedi

(2001: 57) bahwa, “Tinggi badan (height) diukur dalam posisi berdiri dengan

sikap sempurna tanpa alas kaki dalam satuan ukuran inchi”. Hal senada

dikemukakan M. Furqon H. (2003: 13) bahwa, “Tinggi badan adalah jarak

vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex)”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tinggi badan

adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex). Tinggi badan

mempunyai peran penting terhadap keterampilan bermain bolavoli. Karena

pemain bolavoli yang memiliki badan tinggi sudah barang tentu disertai tulang

dan otot yang panjang. Otot-otot yang panjang mempunyai kontribusi dengan

kemampuan fisik seseorang. Orang yang mempunyai fisik yang tinggi dan besar

rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, daya

tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot dan lainnya, lebih baik dibanding

orang yang bertubuh kecil dan pendek.

b. Hubungan Panjang Lengan Terhadap Hasil Keterampilan Smash Back

Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan panjang lengan dengan hasil

smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,665 dengan tingkat signifikansi (sign

= 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang lengan dengan hasil

smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

102

Nilai korelasi hubungan panjang lengan dengan hasil smash back attack

adalah 0,665, maka hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack pada

mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah kuat.

Lengan merupakan organ tubuh yang panjangnya dari akromen sampai

keujung jari tengah. Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas ( tulang

humerus) dengan sekumpulan otot, diantaranya: Musculus bicheps

brachii,Musculus Corabobra brachialis, Musculus tricheps brachii, Musculus

fleksordigitilongus, Musculus ekstensor digitibrefis, Musculus ekstensor

digitilongus,Musculus brachioradialis, Musculus bisep brachineoput longus.

Lengan merupakan gabungan dari tulang-tulang, persendian dan otot-otot

yang bila dikelompokan terdiri dari: lengan atas (humerus) yaitu dari pangkal

lengan atas sampai siku, lengan bawah merupakan anggota badan yang terdapat

diantara siku dan pergelangan tangan, pergelangan tangan terdiri dari: telapak

tangan, jari-jari tangan.

Menurut Suharno HP (1985 : 9), pemain bolavoli yang baik harus

memilikiantara lain anatomis yang baik, tinggi badan 170 cm ke atas untuk putra

dan 160cmke atas untuk putri. Pendapat tersebut dipertegas oleh M. Yunus (1992

: 12).Penjelasan di alas mempunyai pemikiran bahwa ukuran lengan

seseorangmenyesuaikan keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan seseorang,

maka ukuran lengan akan bertambah pula. Lebih lanjut Suharno HP (1985 : 9),

menjelaskan bahwa tangan panjang ramping tetapi harus memiliki daya ledakyang

tinggi untuk pukulan atau smash bola voli.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

103

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung

untuk memperoleh kecepatan gerak lengan.Bahwa tulang merupakan lengan

dengan luas dan panjang, kemudian otot yang panjang dan langsing akan

memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas

yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding

dengan besarnya radius yaitu lengan seseorang.

Dengan demikian nampak bahwa panjang lengan memegang peranan

penting guna mendukung dan menunjang aktivitas dalam cabang olahraga

permainan bolavoli.Jadi makin panjang radiusnya makin panjang jangkauanya,

makin cepat gerakan ayunan memukul bola maka makin besar kecepatan laju bola

yang diperoleh dan makin besar pula kemungkinan mengenai sasaran yang di

inginkan. Sehingga dengan lengan yang panjang diperoleh sumbangan

dalampelaksanaan ketepatan dan kecepatan smash back attack bolavoli.

c. Hubungan Panjang Telapak Kaki Terhadap Hasil Keterampilan Smash

Back Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan telapak kaki dengan hasil

smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,596 dengan tingkat signifikansi (sign

= 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang telapak kaki

dengan hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi

UTP Surakarta.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

104

Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack

adalah 0,596, maka hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack pada

mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah cukup kuat.

Telapak kaki merupakan bagian dari tungkai yang merupakan salah satu

faktor dominan dalam lompatan. Telapak kaki yang panjang disertai otot-otot

yang baik mempunyai peran yang penting untuk melakukan tolakan dalam usaha

melangkah ke depan. Telapak kaki yang panjang memungkinkan memiliki tolakan

kaki yang lebih kuat dan tinggi, sehingga hal ini akan mempengaruhi lompatan

yang dilakukan. Lain halnya dengan atlet yang memiliki telapak kaki pendek akan

memiliki tolakan yang pendek juga, sehingga hasil lompatannya juga tidak

maksimal dibandingkan dengan atlet yang memilki telapak kaki yang panjang.

Oleh karena itu untuk memperoleh kecepatan dan tolakan yang lebih maksimal,

maka seorang atlet harus memanfaatkan telapak kakinya untuk menghasilkan

tolakan yang besar.

Keuntungan memiliki telapak kaki yang panjang bisa menjadi suatu alat kerja

yang bekerja berdasarkan asas-asas momen yaitu sebagai pengungkit anatomi.

Pengungkit ialah suatu batang yang kaku yang dapat berputar pada titik yang tetap

bila gaya digunakan untuk mengatasi beban. Bila pengungkit bergerak, berarti

pengungkit melakukan dua fungsi penting, yaitu: pengungkit digunakan untuk

mengatasi beban yang lebih besar dari pada gaya, atau untuk memperbesar jarak

bergeraknya beban dengan gaya yang lebih besar dari pada beban. Bila tidak

bergerak, berarti pengaruh putaran (momen) dari gaya sama dengan pengaruh

putaran (momen) dari beban dan pengungkit dalam keadaan seimbang.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

105

Telapak kaki mempunyai dua fungsi utama, yaitu: 1) sebagai penyokong berat

badan, 2) berfungsi sebagai pengungkit untuk memajukan tubuh sewaktu berjalan

atau berlari (Snell, 2006). Telapak kaki merupakan komponen pembentuk

ekstrimitas inferior, yang tersusun dari sekelompok tulang yaitu: calcaneus, talus,

navikular, cuboit, cuneiform, metatarsal, dan palanges. Telapak kaki dapat

menyokong berat badan dan berfungsi sebagai pengungkit yang kaku untuk

gerakan kedepan. Gerak maju seluruhnya akantergantung pada aktivitas

m.Gastrocnemius dan m.soleus. Karena pengungkit ini terdiri atas segmen-

segmen dengan banyak sendi. Otot-otot flexor panjang dan otot-otot kecil kaki

dapat menggunakan fungsinya pada tulang-tulang kaki bagian depan dan jari-jari

(sebagai landasan maju kaki) dan sangat membantu gerakan maju kedepan m.

Gastrocnemius dan m. Soleus.

Telapak kaki merupakan bagian dari tungkai yang merupakan salah satu

faktor dominan dalam lompatan. Telapak kaki yang panjang disertai otot-otot

yang baik mempunyai peran yang penting untuk melakukan tolakan dalam usaha

melompat setinggi mungkin. Telapak kaki yang panjang memungkinkan memiliki

tolakan kaki yang lebih kuat dan tinggi, sehingga hal ini akan mempengaruhi

lompatan yang dilakukan. Lain halnya dengan atlet bolavoli yang memiliki

telapak kaki pendek akan memiliki jangkauan dan tolakan yang pendek juga,

sehingga hasil lompatannya juga tidak maksimal dibandingkan dengan pemain

yang memilki telapak kaki yang panjang. Oleh karena itu untuk memperoleh

kecepatan dan tolakan yang lebih maksimal, maka seorang pemain bolavoli harus

memanfaatkan telapak kakinya untuk menghasilkan tolakan yang besar sehaingga

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

106

memperoleh lompatan yang tinggi untuk memaksimalkan jangkauan dalam

melakukan smash back attack.

Keuntungan memiliki telapak kaki yang panjang bisa menjadi suatu alat

kerja yang bekerja berdasarkan asas-asas momen yaitu sebagai pengungkit

anatomi. Pengungkit ialah suatu batang yang kaku yang dapat berputar pada titik

yang tetap bila gaya digunakan untuk mengatasi beban. Bila pengungkit bergerak,

berarti pengungkit melakukan dua fungsi penting, yaitu: pengungkit digunakan

untuk mengatasi beban yang lebih besar dari pada gaya, atau untuk memperbesar

jarak bergeraknya beban dengan gaya yang lebih besar dari pada beban. Bila tidak

bergerak, berarti pengaruh putaran (momen) dari gaya sama dengan pengaruh

putaran (momen) dari beban dan pengungkit dalam keadaan seimbang.

d. Hubungan Power Otot Tungkai dan Peranan dengan Hasil

Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan power otot tungkai dengan

hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,831 dengan tingkat signifikansi

(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan power otot tungkai dengan

hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP

Surakarta.

Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack

adalah 0,831, maka hubungan power otot tungkai dengan hasil smash back

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

107

attack pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah

cukup kuat.

Kekuatan dan kecepatan merupakan satu kesatuan yang didalam

melakukan lompatan saat melakukan smash back attack diperlukan power otot

tungkai yang kuat dalam memberikan dorongan dari bawah pada saat melakukan

smash back attack guna menghasilkan lompatan yang tinggi dan maksimal untuk

memukul bola di atas net seseorang pemain juga harus memperhatikan langkah-

langkah gerakan kaki saat mulai dari awalan, saat menumpu dan melompat serta

saat mendarat pada sikap akhir. Selain itu juga harus didukung dengan adanya

teknik yang dikuasai oleh pelaku sesuai dengan gerak biomekanika guna

menghasilkan smash yang keras dan akurat.

e. Hubungan Koorinasi Mata Tangan dan PerananTerhadap Hasil

Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan koordinasi mata tangan dengan

hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,306 dengan tingkat signifikansi

(sign = 0,137). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,137 > 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan koordinasi mata

tangan dengan hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan

prestasi UTP Surakarta.

Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan

saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang

ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan.Koordinasi ini sangat sulit

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

108

dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes

koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, 2008:54).Koordinasi

menurut M.Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan

seseorang dalam mengintegrasikan gerakan-gerakan yang berbeda ke dalam suatu

pola gerakan tunggal secara efektif.Barrow dan McGee yang dikutip oleh Harsono

(1988:220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu kemampuan untuk

memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus.

Dengan demikian tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit

kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang baik.

Mata adalah indera yang dipakai untuk melihat (Yandianto, 2001:347).

Tangan adalah anggota badan dari siku sampai ujung jari atau dari pergelangan

sampai ke ujung jari (Yandianto, 2001:603), jadi yang dimaksud dengan

koordinasi mata tangan dalam penelitian ini adalah mengkoordinasikan indera

penglihatan mata dan tangan sebagai anggota badan dari pergelangan sampai

ujung jari sewaktu melakukan teknik pukulan smash dalam olahraga bolavoli,

seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerakan yang baik bila ia

dapat bergerak kearah bola kemudian memukul dengan teknik yang benar dan

luwes dalam kemampuan smash bolavoli.

Smash dalam permainan bolavoli, koordnasi mata tangan mempunyai

peranan yang besar karena pada waktu akan memukul bola, hal pertama yang

perlu dilakukan pemain untuk mengantisipasi bola yaitu melihat letak bola dan

ketinggian bola, membaca arah datangnya bola, selanjutnya menentukan jarak

yang tepat untuk melakukan pukulan. Koordinasi mata tangan yang baik tentunya

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

109

akan sangat membantu dalam melakukan dan mengarahkan smash bolavoli,

sehingga pemain akan kesulitan untuk menerima dan mengantisipasi hasil smash

bolavoli.

Peranan koordinasi mata-tangan dalam permainan ketrampilan smash back

attack bolavoli sangat dibutuhkan, karena hampir seluruh permainan bolavoli

membutuhkan koordinasi mata-tangan. Dengan koordinasi mata-tangan akan

sangat menunjang untuk menguasai atau memainkan bola dengan baik.

Koordinasi mata-tangan merupakan dasar untuk mencapai ketrampilan ketepatan

sasaran dan kemampuan pukulan yang tinggi dalam melakukan teknik smash back

attack bolavoli.

f. Hubungan Fleksibilitas Togok dan Peranan Terhadap Hasil

Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan fleksibilitas togok dengan

hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,644 dengan tingkat signifikansi

(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan fleksibilitas togok dengan

hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP

Surakarta.

Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack

adalah 0,644, maka hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack pada

mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah kuat.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

110

Menurut Setiawan (1991:67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang

dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian.

Fleksibilitas yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan jangkauan yang

seluas-luasnya (Bompa:1994: 317).

Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau

beberapa persendian. Ada dua macam flesibilitas , yaitu (1) fleksibilitas statis, dan

(2) fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas

gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur

luas gerak persendian tulang belakang dengan carabrigde up test. Sedangkan

fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan

kecepatan yang tinggi (Sukadiyanto, 2002: 119).

Kelentukan yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh

menunjukkan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan

fungsinya.Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak

sendi-sendi yang dapat dilakukan.Kelentukan yang dimiliki oleh seseorang

tergantung pada beberapa faktor. Faktor penentu kelentukan adalah: 1) elastisitas

dari otot, ligamentum, tendo, dan cupsul. 2) luas sempitnya ruang gerak sendi

(ROM). 3) tonus otot, tendo, ligamentum, dan cupsula. 4) tergantung dari derajat

panas diluar (temperatur). 5) unsur jemu, muram, takut, senang, semangat. 6)

kualitas tulang-tulang yang membentuk persendian. 7) faktor umur dan jenis

kelamin (Suharno, 1993: 53).

Perkembangan kelentukan seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan

fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

111

otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia

belasan tahun (usia sekolah). Dan memasuki usia remaja fleksibilitas mereka

cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-

lahan fleksibilitas mereka menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).

Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada

otot-otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan

atau agility, membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran

tenaga pada waktu melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh(Harsono,

1988: 163).Macam-macam latihan peregangan terdiri dari, 1) peregangan balistik,

2) peregangan statis, 3) peregangan pasif, dan 4) peregangan kontraksi-relaksasi

(Pate, 1993: 330).

Fleksibilitas tubuh menunjang sekali pengusaan gerak smash yang baik.

Selalu melakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh (streching) sebelum

bermain. Kombinasi kelentukan dan kekuatan akan menjadi alur gerak (fluidity) si

pemain, mudah dan mengesankan latihan khususnya untuk meningkatkan

kelenturan tubuh.

Sedangkan menurut Harsono (1988:163), mengemukakan bahwa

kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak

sendi, kecuali oleh ruang gerakan sendi kelentukan juga ditentukan oleh elastis

tidaknya otot-otot, tendo, dan ligamen.

Dalam permainan bolavoli, saat seorang pemain hendak melakukan raihan

yang jauh atau melakukan smash, maka pemain tersebut harus meliukkan

badannya sedemikian rupa sambil meliukan badan dan mengayunkan tangan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

112

sekuat mungkin guna melakukan smash back attack menuju ke daerah lapangan

permainan lawan.Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur

kondisi fisik, fleksibilitas mutlak menjadi unsur penting yang harus dimiliki oleh

setiap pemain, dan dalam hal ini berpengaruh terhadap kemampuan smash back

attack.

g. Hubungan Kekuatan Otot Perut dan Peranan Terhadap Hasil

Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.

Hasil uji korelasi product moment hubungan kekuatan otot perut dengan

hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,270 dengan tingkat signifikansi

(sign = 0,192). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,192 > 0,05) sehingga

keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan keputusan uji

maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan kekuatan otot perut

dengan hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi

UTP Surakarta.

Menurut Harsono, (1988:200)” Ada dua unsur dalam kekuatan : 1)

kekuatan otot, dan 2) Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk

mengatasi tahanan “. Dengan demikian secara singkat dapat disimpulkan batas

kekuatan sebagai berikut: Kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengerahkan

kekuatan maksimal untuk mengatasi beban.

Dalam kegiatan olahraga, kekuatan atau daya ledak digunakan untuk

mengerahkan sekumpulan tenaga. Kekuatan otot perut juga sama fungsinya dalam

mengatasi beban bahkan melawan beban yang terjadi pada perut.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

113

Kemampuan sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban adalah prinsip

kerja otot dalam konsep kekuatan. Menurut Harsono, (1988:200)” Ada dua unsure

dalam kekuatan : 1) kekuatan otot, dan 2) Kecepatan otot dalam mengerahkan

tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan “. Dengan demikian secara singkat

dapat disimpulkan batas kekuatan sebagai berikut: Kekuatan adalah kemampuan

otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal untuk mengatasi beban.

Dalam kegiatan olahraga, kekuatan atau daya ledak digunakan untuk

mengerahkan sekumpulan tenaga. Kekuatan otot perut juga sama fungsinya dalam

mengatasi beban bahkan melawan beban yang terjadi pada perut.

Kemampuan sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban adalah prinsip

kerja otot dalam konsep kekuatan. Kekuatan otot perut dalam smash bolavoli

sangat dominan. Hasil smash bolavoli sangat dipengaruhi oleh kekuatan otot

perut, selain power otot lengan kekuatan otot perut merupakan faktor pendukung

yang lain dalam terjadinya smash bolavoli. Power yang pun tidak akan cukup

apabila tidak di imbangi oleh kekuatan otot perut yang baik.

Kekuatan otot perut membantu lengan secepat mungkin melecutkan

pukulan sehingga semakin cepat pula mengaarahkan bola kearah yang

diinginkan.diikuti gerakan membungkuk dari togok. Dalam hal ini gerakan

ayunan lengan dan togok adalah merupakan satu kesatuan gerak yang harmonis dan

eksplosif. Gerak membungkukan togok didominasi oleh otot-otot yang terdapat

pada diding perut bagian depan dan samping. Semakin besar ketepatan kontrakasi

otot-otot yang ada pada perut maka ketepatan membungkukkan bada atau

melecutkan togok ke depan akan semakin besar yang pada akhirnya tenagan yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

114

dapat disalurkan ke lengan sebagian anggota tubuh yang melakukan pukulan bola

juga semakin besar.

h. Hubungan Tinggi Badan, Panjang Lengan, Panjang Telapak Kaki,

Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata Tangan, Fleksibilitas Togok, dan

Kekuatan Otot Perut Terhadap Hasil Keterampilan Smash Back Attack

Bolavoli.

Hasil analisis korelasi berganda untuk menguji apakah ketujuh variable

bebas yaitu (X1) Tinggi Badan, (X2) Panjang Lengan, (X3) Panjang Telapak

Kaki, (X4) Power Otot Tungkai, (X5) Koordinasi Mata Tangan, (X6)

Fleksibilitas Togok, dan (X7) Kekuatan Otot Perut secara bersama-sama memiliki

hubungan terhadap variable bebas yaitu (Y) Smash Back Attack. Hasil uji korelasi

berganda diperoleh nilai R sebesar 0,834 dengan R table pada tingkat signifikansi

5% dan jumlah sample 25 adalah 0,396. Nilai Rhitung lebih tinggi dari Rtabel,

maka disimpulkan bahwa ketujuh variable bebas memiliki hubungan secara

bersama-sama terhadap variable bebas.

Dari pembahasan diatas yaitu dalam smash bolavoli yang lebih banyak

menggunakan keterampilan tangan dan memerlukan komponen anthropometri dan

kondisi fisik yang baik untuk menghasilkan smash yang baik, selain memiliki

teknik yang benar juga perlu mempunyai komponen anthopometri dan kondisi

fisik yang baik untuk mendapatkan pukulan yang keras, dari tinggi badan dan

panjang lengan sehingga mendapatkan raihan yang maksimal, otot tungkai yang

kokoh dibantu dengan panjang telapak kaki sebagai pengungkit sehingga dapat

melocat dengan tinggi, fleksibilitas togok yang maksimal untuk meliukan badan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attack. Hasil uji korelasi product moment hubungan

115

dan kekuatan otot perut yang baik untuk membantu mengayunkan lengan sekuat

dan secepat mungkin dan ditambah dengan koordinasi mata tangan baik pula,

akan menjadikan pemain lebih mudah dalam memukul sekeras mungkin dan

mengarahkan bola pada daerah yang kosong,. Sehingga berdasarkan uraian diatas

tinggi badan, panjang lengan, panjang telapak kaki, power otot tungkai,

fleksibilitas togok, dan kekuatan otot perut merupakan faktor yang memberikan

pengaruh besar terhadap keterampilan smash back attack bolavoli.