BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data · 5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan...
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini diuji sejumlah variabel yang diduga merupakan
variabel-variabel yang mempengaruhi keterampilan smash back attack
mahasiswa putra pembinaan prestasi di Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta tahun 2015. Besarnya skor maksimum, minimum, rata-rata dan standar
deviasi sembilan variabel dengan sample sebanyak 25 responden, terangkum
dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1. Statistik Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 25 170.00 186.00 176.8000 5.07445
X2 25 60.00 80.00 69.0400 5.97551
X3 25 24.00 28.00 25.9200 1.32035
X4 25 9.00 17.00 12.5200 2.27523
X5 25 47.00 65.00 55.4400 5.73789
X6 25 40.00 47.00 43.5600 2.39931
X7 25 64.00 78.00 69.9200 3.60463
Y 25 34.00 71.00 49.2800 9.56783
Valid N (listwise) 25
Sumber : Data Primer diolah, 2015
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :
a. Setelah diteliti variabel X1 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.07445 < dari
Mean 176.8000, maka nilai Standar Deviasi X1 berada disekitar Mean
(normal). Maka X1 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
91
b. Setelah diteliti variabel X2 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.97551 < dari
Mean 69.0400, maka nilai Standar Deviasi X2 berada disekitar Mean
(normal). Maka X2 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
c. Setelah diteliti variabel X3 menunjukkan nilai Standar Deviasi 1.32035 < dari
Mean 25.9200, maka nilai Standar Deviasi X3 berada disekitar Mean
(normal). Maka X3 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
d. Setelah diteliti variabel X4 menunjukkan nilai Standar Deviasi 2.27523 < dari
Mean 12.5200, maka nilai Standar Deviasi X4 berada disekitar Mean
(normal). Maka X4 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
e. Setelah diteliti variabel X5 menunjukkan nilai Standar Deviasi 5.73789 < dari
Mean 55.4400, maka nilai Standar Deviasi X5 berada disekitar Mean
(normal). Maka X5 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
f. Setelah diteliti variabel X6 menunjukkan nilai Standar Deviasi 2.39931 < dari
Mean 43.5600, maka nilai Standar Deviasi X6 berada disekitar Mean
(normal). Maka X6 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
g. Setelah diteliti variabel X7 menunjukkan nilai Standar Deviasi 3.60463 < dari
Mean 69.9200, maka nilai Standar Deviasi X7 berada disekitar Mean
(normal). Maka X7 siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
h. Setelah diteliti variabel Y menunjukkan nilai Standar Deviasi 9.56783 < dari
Mean 49.2800, maka nilai Standar Deviasi Y berada disekitar Mean (normal).
Maka Y siap digunakan untuk pengolahan selanjutnya.
92
Dari seluruh variabel yang diteliti menunjukkan nilai Standar Deviasi yang
lebih kecil dari nilai Mean, ini artinya semakin kecil nilai Standar Deviasi maka
semakin dekat nilai variabel tersebut terhadap Mean atau berada di sekitar Mean
(normal). Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah siap
digunakan untuk proses pengolahan data selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes pada pengumpulan data
maka dilakukan uji reliabilitas test-retest. Selengkapnya hasil uji reliabilitas test-
retest adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel Penelitian Reliabilitas test-retest Kategori
Tinggi badan 0,92 Tinggi sekali
Panjang lengan 0,95 Tinggi sekali
Panjang telapak kaki 0,98 Tinggi sekali
Power otot tungkai 0,91 Tinggi sekali
Koordinasi mata tangan 0,90 Tinggi sekali
Fleksibilitas togok 0,92 Tinggi sekali
Kekuatan otot perut 0,90 Tinggi sekali
Smash back attack 0,90 Tinggi sekali
Hasil analisis reliabilitas test-retest menunjukkan semua pengukuran data
penelitian memiliki nilai reliabilitas test-retest yang tinggi sekali, sehingga
disimpulkan bahwa delapan data penelitian adalah reliable dan layak digunakan
sebagai alat pengujian hipotesis penelitian.
3. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik korelasi parsial dan simultan harus memenuhi
persyaratan kenormalan data dan linieritas data. Teknik uji normalitas data dalam
93
penelitian ini menggunakan uji Liliefors pada tingkat signifikansi 95%. Pengujian
normalitas data menggunakan bantuan program SPSS 20.00 for Windows uji
analisis Kolmogorov-smirnov test.
Tabel 4. 3. Hasil Uji Normalitas Data
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
X1 .133 25 .200*
X2 .169 25 .063
X3 .164 25 .081
X4 .150 25 .148
X5 .148 25 .161
X6 .165 25 .076
X7 .151 25 .145
Y .154 25 .128
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari table diatas diketahui bahwa :
a. X1 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.200
b. X2 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.063
c. X3 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.081
d. X4 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.148
e. X5 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.161
f. X6 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.076
g. X7 Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.145
h. Y Lhitung 0.133 dengan signifikasi (sig) 0.128
Hasil uji normalitas data diperoleh nilai Lhitung antara 0,133 hingga 0,169
dengan nilai signifikansi (sig) antara 0,063 hingga 0,200. Nilai signifikansi uji
menunjukkan lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan kedelapan data
94
penelitian adalah normal. Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, maka teknik
analisis korelasi yang akan digunakan adalah korelasi Product Moment.
Pengujian linieritas data data menggunakan bantuan program SPSS
20.00 for Windows uji analisis Mean test.
Tabel 4. 4. Hasil Uji Linieritas Data
Variable Fhitung p-value Simpulan
Tinggi badan (X1) 1,621 0,225 Model linier diterima
Panjang lengan (X2) 1,869 0,163 Model linier diterima
Panjang telapak kaki (X3) 1,209 0,288 Model linier diterima
Power otot tungkai (X4) 1,303 0,306 Model linier diterima
Koordinasi mata tangan (X5) 0,933 0,549 Model linier diterima
Fleksibilitas togok (X6) 1,483 0,243 Model linier diterima
Kekuatan otot perut (X7) 0,502 0,850 Model linier diterima
Hasil uji linieritas data diperoleh ketujuh variable bebas memiliki
nilai p-value lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan semua variable bebas
linier terhadap variable terikat.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis penelitian adalah
terdapat pengaruh Anthropometri dan Kondisi Fisik terhadap keterampilan smash
back attack bolavoli mahasiswa putra pembinaan prestasi bolavoli UTP
Surakarta.
Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment dengan bantuan SPSS
for Windows version 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
95
Tabel 4.5. Hasil Uji Korelasi Product Moment
Y
X1
Pearson Correlation .674**
Sig. (2-tailed) .000
N 25
X2
Pearson Correlation .665**
Sig. (2-tailed) .000
N 25
X3
Pearson Correlation .596**
Sig. (2-tailed) .002
N 25
X4
Pearson Correlation .831**
Sig. (2-tailed) .000
N 25
X5
Pearson Correlation .306
Sig. (2-tailed) .137
N 25
X6
Pearson Correlation .644**
Sig. (2-tailed) .001
N 25
X7
Pearson Correlation .270
Sig. (2-tailed) .192
N 25
Y
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil korelasi product moment di atas, maka hasil pengujian
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1: Hubungan tinggi badan dengan hasil keterampilan smash back
attack
Hasil uji korelasi product moment hubungan tinggi badan dengan hasil
smash back attact diperoleh nilai korelasi 0,674 dengan tingkat signifikansi
(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)
sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan tinggi
96
badan dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi UTP Surakarta.
Nilai korelasi hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack
adalah 0,674, maka hubungan tinggi badan dengan hasil keterampilan smash
back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah
kuat.
2. Hipotesis 2: Hubungan panjang lengan dengan hasil keterampilan smash back
attack
Hasil uji korelasi product moment hubungan panjang lengan dengan
hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,665 dengan tingkat
signifikansi (sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang
lengan dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi UTP Surakarta.
Nilai korelasi hubungan panjang lengan dengan hasil smash back
attack adalah 0,665, maka hubungan tinggi badan hasil keterampilan smash
back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah
kuat.
3. Hipotesis 3: Hubungan panjang telapak kaki dengan hasil keterampilan smash
back attack.
Hasil uji korelasi product moment hubungan telapak kaki dengan hasil
smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,596 dengan tingkat signifikansi
97
(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)
sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang
telapak kaki dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa
putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.
Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack
adalah 0,596, maka hubungan telapak kaki hasil keterampilan smash back
attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah cukup
kuat.
4. Hipotesis 4: Hubungan power otot tungkai dengan hasil keterampilan smash
back attack.
Hasil uji korelasi product moment hubungan power otot tungkai
dengan hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,831 dengan tingkat
signifikansi (sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan power
otot tungkai dengan hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa
putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.
Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack
adalah 0,831, maka hubungan power otot tungkai hasil keterampilan smash
back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah
cukup kuat.
98
5. Hipotesis 5: Hubungan koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan
smash back attack.
Hasil uji korelasi product moment hubungan koordinasi mata tangan
dengan hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,306 dengan tingkat
signifikansi (sign = 0,137). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,137 >
0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
koordinasi mata tangan dengan hasil keterampilan smash back attact pada
mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.
6. Hipotesis 6: Hubungan fleksibilitas togok dengan hasil keterampilan smash
back attack.
Hasil uji korelasi product moment hubungan fleksibilitas togok dengan
hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,644 dengan tingkat
signifikansi (sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
fleksibilitas togok hasil keterampilan smash back attact pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi UTP Surakarta.
Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack
adalah 0,644, maka hubungan tinggi badan dengan hasil keterampilan smash
back attact pada mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah
kuat.
99
7. Hipotesis 7: Hubungan kekuatan otot perut dengan hasil keterampilan smash
back attack.
Hasil uji korelasi product moment hubungan kekuatan otot perut
dengan hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,270 dengan tingkat
signifikansi (sign = 0,192). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,192 >
0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan
keputusan uji maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan
kekuatan otot perut dengan hasil keterampilan smash back attact pada
mahasiswa putra pembinaan prestasi UTP Surakarta.
5. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda untuk menguji apakah ketujuh variable bebas
yaitu (X1) Tinggi Badan, (X2) Panjang Lengan, (X3) Panjang Telapak Kaki, (X4)
Power Otot Tungkai, (X5) Koordinasi Mata Tangan, (X6) Fleksibilitas Togok,
dan (X7) Kekuatan Otot Perut secara bersama-sama memiliki hubungan terhadap
variable bebas yaitu (Y) Smash Back Attack. Hasil uji korelasi berganda diperoleh
nilai R sebesar 0,834 dengan R table pada tingkat signifikansi 5% dan jumlah
sample 25 adalah 0,396. Nilai Rhitung lebih tinggi dari Rtabel, maka disimpulkan
bahwa ketujuh variable bebas memiliki hubungan secara bersama-sama terhadap
variable bebas.
6. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data, maka didapatkan pembahasan sebagai
berikut :
100
a. Hubungan Tinggi Badan dan Peranan Terhadap Hasil Keterampilan
Smash Back Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan tinggi badan dengan hasil
smash back attact diperoleh nilai korelasi 0,674 dengan tingkat signifikansi (sign
= 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan tinggi badan dengan hasil
smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta.
Nilai korelasi hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack
adalah 0,674, maka hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack pada
mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah kuat.
Susunan tubuh yang terdiri dari kerangka tulang dan otot yang terbungkus
kulit itulah yang di-maksud sebagai struktur tubuh. Struktur tubuh adalah unsur-
unsur atau bagian-bagian tubuh manusia, strukutur tubuh memegang peranan
penting dalam melakukan aktivitas olahraga dan menunjang keterampilan gerak
seseorang. Hal tersebut sejalan pendapat H. Clarke (1979) yang mengatakan
bahwa : “The type of individual’s structure is an essensial factor in his motor
preformance”. Kalimat ini mengandung arti : bentuk struktur tubuh seseorang
adalah suatu faktor yang sangat mendasar bagi pelaksanaan geraknya. Pengukuran
mengenai struktur tubuh dikenal dengan istilah antropometrik.Antropometrik
merupakam bentuk pengukuran struktur tubuh yang tertua dipergunakan.
Tinggi badan adalah tinggi seseorang yang diukur dengan menggunakan
alat Stadiometeryang diukur dari ujung kaki (telapak kaki) sampai dengan kepala
101
bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri dengan sikap tegak”. Menurut Wahjoedi
(2001: 57) bahwa, “Tinggi badan (height) diukur dalam posisi berdiri dengan
sikap sempurna tanpa alas kaki dalam satuan ukuran inchi”. Hal senada
dikemukakan M. Furqon H. (2003: 13) bahwa, “Tinggi badan adalah jarak
vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex)”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tinggi badan
adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex). Tinggi badan
mempunyai peran penting terhadap keterampilan bermain bolavoli. Karena
pemain bolavoli yang memiliki badan tinggi sudah barang tentu disertai tulang
dan otot yang panjang. Otot-otot yang panjang mempunyai kontribusi dengan
kemampuan fisik seseorang. Orang yang mempunyai fisik yang tinggi dan besar
rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, daya
tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot dan lainnya, lebih baik dibanding
orang yang bertubuh kecil dan pendek.
b. Hubungan Panjang Lengan Terhadap Hasil Keterampilan Smash Back
Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan panjang lengan dengan hasil
smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,665 dengan tingkat signifikansi (sign
= 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang lengan dengan hasil
smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta.
102
Nilai korelasi hubungan panjang lengan dengan hasil smash back attack
adalah 0,665, maka hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack pada
mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah kuat.
Lengan merupakan organ tubuh yang panjangnya dari akromen sampai
keujung jari tengah. Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas ( tulang
humerus) dengan sekumpulan otot, diantaranya: Musculus bicheps
brachii,Musculus Corabobra brachialis, Musculus tricheps brachii, Musculus
fleksordigitilongus, Musculus ekstensor digitibrefis, Musculus ekstensor
digitilongus,Musculus brachioradialis, Musculus bisep brachineoput longus.
Lengan merupakan gabungan dari tulang-tulang, persendian dan otot-otot
yang bila dikelompokan terdiri dari: lengan atas (humerus) yaitu dari pangkal
lengan atas sampai siku, lengan bawah merupakan anggota badan yang terdapat
diantara siku dan pergelangan tangan, pergelangan tangan terdiri dari: telapak
tangan, jari-jari tangan.
Menurut Suharno HP (1985 : 9), pemain bolavoli yang baik harus
memilikiantara lain anatomis yang baik, tinggi badan 170 cm ke atas untuk putra
dan 160cmke atas untuk putri. Pendapat tersebut dipertegas oleh M. Yunus (1992
: 12).Penjelasan di alas mempunyai pemikiran bahwa ukuran lengan
seseorangmenyesuaikan keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan seseorang,
maka ukuran lengan akan bertambah pula. Lebih lanjut Suharno HP (1985 : 9),
menjelaskan bahwa tangan panjang ramping tetapi harus memiliki daya ledakyang
tinggi untuk pukulan atau smash bola voli.
103
Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung
untuk memperoleh kecepatan gerak lengan.Bahwa tulang merupakan lengan
dengan luas dan panjang, kemudian otot yang panjang dan langsing akan
memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas
yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding
dengan besarnya radius yaitu lengan seseorang.
Dengan demikian nampak bahwa panjang lengan memegang peranan
penting guna mendukung dan menunjang aktivitas dalam cabang olahraga
permainan bolavoli.Jadi makin panjang radiusnya makin panjang jangkauanya,
makin cepat gerakan ayunan memukul bola maka makin besar kecepatan laju bola
yang diperoleh dan makin besar pula kemungkinan mengenai sasaran yang di
inginkan. Sehingga dengan lengan yang panjang diperoleh sumbangan
dalampelaksanaan ketepatan dan kecepatan smash back attack bolavoli.
c. Hubungan Panjang Telapak Kaki Terhadap Hasil Keterampilan Smash
Back Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan telapak kaki dengan hasil
smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,596 dengan tingkat signifikansi (sign
= 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan panjang telapak kaki
dengan hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi
UTP Surakarta.
104
Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack
adalah 0,596, maka hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack pada
mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah cukup kuat.
Telapak kaki merupakan bagian dari tungkai yang merupakan salah satu
faktor dominan dalam lompatan. Telapak kaki yang panjang disertai otot-otot
yang baik mempunyai peran yang penting untuk melakukan tolakan dalam usaha
melangkah ke depan. Telapak kaki yang panjang memungkinkan memiliki tolakan
kaki yang lebih kuat dan tinggi, sehingga hal ini akan mempengaruhi lompatan
yang dilakukan. Lain halnya dengan atlet yang memiliki telapak kaki pendek akan
memiliki tolakan yang pendek juga, sehingga hasil lompatannya juga tidak
maksimal dibandingkan dengan atlet yang memilki telapak kaki yang panjang.
Oleh karena itu untuk memperoleh kecepatan dan tolakan yang lebih maksimal,
maka seorang atlet harus memanfaatkan telapak kakinya untuk menghasilkan
tolakan yang besar.
Keuntungan memiliki telapak kaki yang panjang bisa menjadi suatu alat kerja
yang bekerja berdasarkan asas-asas momen yaitu sebagai pengungkit anatomi.
Pengungkit ialah suatu batang yang kaku yang dapat berputar pada titik yang tetap
bila gaya digunakan untuk mengatasi beban. Bila pengungkit bergerak, berarti
pengungkit melakukan dua fungsi penting, yaitu: pengungkit digunakan untuk
mengatasi beban yang lebih besar dari pada gaya, atau untuk memperbesar jarak
bergeraknya beban dengan gaya yang lebih besar dari pada beban. Bila tidak
bergerak, berarti pengaruh putaran (momen) dari gaya sama dengan pengaruh
putaran (momen) dari beban dan pengungkit dalam keadaan seimbang.
105
Telapak kaki mempunyai dua fungsi utama, yaitu: 1) sebagai penyokong berat
badan, 2) berfungsi sebagai pengungkit untuk memajukan tubuh sewaktu berjalan
atau berlari (Snell, 2006). Telapak kaki merupakan komponen pembentuk
ekstrimitas inferior, yang tersusun dari sekelompok tulang yaitu: calcaneus, talus,
navikular, cuboit, cuneiform, metatarsal, dan palanges. Telapak kaki dapat
menyokong berat badan dan berfungsi sebagai pengungkit yang kaku untuk
gerakan kedepan. Gerak maju seluruhnya akantergantung pada aktivitas
m.Gastrocnemius dan m.soleus. Karena pengungkit ini terdiri atas segmen-
segmen dengan banyak sendi. Otot-otot flexor panjang dan otot-otot kecil kaki
dapat menggunakan fungsinya pada tulang-tulang kaki bagian depan dan jari-jari
(sebagai landasan maju kaki) dan sangat membantu gerakan maju kedepan m.
Gastrocnemius dan m. Soleus.
Telapak kaki merupakan bagian dari tungkai yang merupakan salah satu
faktor dominan dalam lompatan. Telapak kaki yang panjang disertai otot-otot
yang baik mempunyai peran yang penting untuk melakukan tolakan dalam usaha
melompat setinggi mungkin. Telapak kaki yang panjang memungkinkan memiliki
tolakan kaki yang lebih kuat dan tinggi, sehingga hal ini akan mempengaruhi
lompatan yang dilakukan. Lain halnya dengan atlet bolavoli yang memiliki
telapak kaki pendek akan memiliki jangkauan dan tolakan yang pendek juga,
sehingga hasil lompatannya juga tidak maksimal dibandingkan dengan pemain
yang memilki telapak kaki yang panjang. Oleh karena itu untuk memperoleh
kecepatan dan tolakan yang lebih maksimal, maka seorang pemain bolavoli harus
memanfaatkan telapak kakinya untuk menghasilkan tolakan yang besar sehaingga
106
memperoleh lompatan yang tinggi untuk memaksimalkan jangkauan dalam
melakukan smash back attack.
Keuntungan memiliki telapak kaki yang panjang bisa menjadi suatu alat
kerja yang bekerja berdasarkan asas-asas momen yaitu sebagai pengungkit
anatomi. Pengungkit ialah suatu batang yang kaku yang dapat berputar pada titik
yang tetap bila gaya digunakan untuk mengatasi beban. Bila pengungkit bergerak,
berarti pengungkit melakukan dua fungsi penting, yaitu: pengungkit digunakan
untuk mengatasi beban yang lebih besar dari pada gaya, atau untuk memperbesar
jarak bergeraknya beban dengan gaya yang lebih besar dari pada beban. Bila tidak
bergerak, berarti pengaruh putaran (momen) dari gaya sama dengan pengaruh
putaran (momen) dari beban dan pengungkit dalam keadaan seimbang.
d. Hubungan Power Otot Tungkai dan Peranan dengan Hasil
Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan power otot tungkai dengan
hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,831 dengan tingkat signifikansi
(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan power otot tungkai dengan
hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP
Surakarta.
Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack
adalah 0,831, maka hubungan power otot tungkai dengan hasil smash back
107
attack pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah
cukup kuat.
Kekuatan dan kecepatan merupakan satu kesatuan yang didalam
melakukan lompatan saat melakukan smash back attack diperlukan power otot
tungkai yang kuat dalam memberikan dorongan dari bawah pada saat melakukan
smash back attack guna menghasilkan lompatan yang tinggi dan maksimal untuk
memukul bola di atas net seseorang pemain juga harus memperhatikan langkah-
langkah gerakan kaki saat mulai dari awalan, saat menumpu dan melompat serta
saat mendarat pada sikap akhir. Selain itu juga harus didukung dengan adanya
teknik yang dikuasai oleh pelaku sesuai dengan gerak biomekanika guna
menghasilkan smash yang keras dan akurat.
e. Hubungan Koorinasi Mata Tangan dan PerananTerhadap Hasil
Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan koordinasi mata tangan dengan
hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,306 dengan tingkat signifikansi
(sign = 0,137). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,137 > 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan koordinasi mata
tangan dengan hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan
prestasi UTP Surakarta.
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan
saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang
ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan.Koordinasi ini sangat sulit
108
dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes
koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, 2008:54).Koordinasi
menurut M.Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan
seseorang dalam mengintegrasikan gerakan-gerakan yang berbeda ke dalam suatu
pola gerakan tunggal secara efektif.Barrow dan McGee yang dikutip oleh Harsono
(1988:220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu kemampuan untuk
memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus.
Dengan demikian tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit
kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang baik.
Mata adalah indera yang dipakai untuk melihat (Yandianto, 2001:347).
Tangan adalah anggota badan dari siku sampai ujung jari atau dari pergelangan
sampai ke ujung jari (Yandianto, 2001:603), jadi yang dimaksud dengan
koordinasi mata tangan dalam penelitian ini adalah mengkoordinasikan indera
penglihatan mata dan tangan sebagai anggota badan dari pergelangan sampai
ujung jari sewaktu melakukan teknik pukulan smash dalam olahraga bolavoli,
seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerakan yang baik bila ia
dapat bergerak kearah bola kemudian memukul dengan teknik yang benar dan
luwes dalam kemampuan smash bolavoli.
Smash dalam permainan bolavoli, koordnasi mata tangan mempunyai
peranan yang besar karena pada waktu akan memukul bola, hal pertama yang
perlu dilakukan pemain untuk mengantisipasi bola yaitu melihat letak bola dan
ketinggian bola, membaca arah datangnya bola, selanjutnya menentukan jarak
yang tepat untuk melakukan pukulan. Koordinasi mata tangan yang baik tentunya
109
akan sangat membantu dalam melakukan dan mengarahkan smash bolavoli,
sehingga pemain akan kesulitan untuk menerima dan mengantisipasi hasil smash
bolavoli.
Peranan koordinasi mata-tangan dalam permainan ketrampilan smash back
attack bolavoli sangat dibutuhkan, karena hampir seluruh permainan bolavoli
membutuhkan koordinasi mata-tangan. Dengan koordinasi mata-tangan akan
sangat menunjang untuk menguasai atau memainkan bola dengan baik.
Koordinasi mata-tangan merupakan dasar untuk mencapai ketrampilan ketepatan
sasaran dan kemampuan pukulan yang tinggi dalam melakukan teknik smash back
attack bolavoli.
f. Hubungan Fleksibilitas Togok dan Peranan Terhadap Hasil
Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan fleksibilitas togok dengan
hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,644 dengan tingkat signifikansi
(sign = 0,000). Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 ditolak dan menerima H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan fleksibilitas togok dengan
hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP
Surakarta.
Nilai korelasi hubungan telapak kaki dengan hasil smash back attack
adalah 0,644, maka hubungan tinggi badan dengan hasil smash back attack pada
mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi UTP Surakarta adalah kuat.
110
Menurut Setiawan (1991:67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang
dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian.
Fleksibilitas yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan jangkauan yang
seluas-luasnya (Bompa:1994: 317).
Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau
beberapa persendian. Ada dua macam flesibilitas , yaitu (1) fleksibilitas statis, dan
(2) fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas
gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur
luas gerak persendian tulang belakang dengan carabrigde up test. Sedangkan
fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan
kecepatan yang tinggi (Sukadiyanto, 2002: 119).
Kelentukan yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh
menunjukkan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan
fungsinya.Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak
sendi-sendi yang dapat dilakukan.Kelentukan yang dimiliki oleh seseorang
tergantung pada beberapa faktor. Faktor penentu kelentukan adalah: 1) elastisitas
dari otot, ligamentum, tendo, dan cupsul. 2) luas sempitnya ruang gerak sendi
(ROM). 3) tonus otot, tendo, ligamentum, dan cupsula. 4) tergantung dari derajat
panas diluar (temperatur). 5) unsur jemu, muram, takut, senang, semangat. 6)
kualitas tulang-tulang yang membentuk persendian. 7) faktor umur dan jenis
kelamin (Suharno, 1993: 53).
Perkembangan kelentukan seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan
fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki
111
otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia
belasan tahun (usia sekolah). Dan memasuki usia remaja fleksibilitas mereka
cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-
lahan fleksibilitas mereka menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).
Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada
otot-otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan
atau agility, membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran
tenaga pada waktu melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh(Harsono,
1988: 163).Macam-macam latihan peregangan terdiri dari, 1) peregangan balistik,
2) peregangan statis, 3) peregangan pasif, dan 4) peregangan kontraksi-relaksasi
(Pate, 1993: 330).
Fleksibilitas tubuh menunjang sekali pengusaan gerak smash yang baik.
Selalu melakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh (streching) sebelum
bermain. Kombinasi kelentukan dan kekuatan akan menjadi alur gerak (fluidity) si
pemain, mudah dan mengesankan latihan khususnya untuk meningkatkan
kelenturan tubuh.
Sedangkan menurut Harsono (1988:163), mengemukakan bahwa
kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
sendi, kecuali oleh ruang gerakan sendi kelentukan juga ditentukan oleh elastis
tidaknya otot-otot, tendo, dan ligamen.
Dalam permainan bolavoli, saat seorang pemain hendak melakukan raihan
yang jauh atau melakukan smash, maka pemain tersebut harus meliukkan
badannya sedemikian rupa sambil meliukan badan dan mengayunkan tangan
112
sekuat mungkin guna melakukan smash back attack menuju ke daerah lapangan
permainan lawan.Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur
kondisi fisik, fleksibilitas mutlak menjadi unsur penting yang harus dimiliki oleh
setiap pemain, dan dalam hal ini berpengaruh terhadap kemampuan smash back
attack.
g. Hubungan Kekuatan Otot Perut dan Peranan Terhadap Hasil
Keterampilan Smash Back Attack Bolavoli.
Hasil uji korelasi product moment hubungan kekuatan otot perut dengan
hasil smash back attack diperoleh nilai korelasi 0,270 dengan tingkat signifikansi
(sign = 0,192). Nilai signifikansi uji lebih besar dari 0,05 (0,192 > 0,05) sehingga
keputusan uji adalah H0 diterima dan menolak H1. Berdasarkan keputusan uji
maka disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan kekuatan otot perut
dengan hasil smash back attact pada mahasiswa putra atlet pembinaan prestasi
UTP Surakarta.
Menurut Harsono, (1988:200)” Ada dua unsur dalam kekuatan : 1)
kekuatan otot, dan 2) Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk
mengatasi tahanan “. Dengan demikian secara singkat dapat disimpulkan batas
kekuatan sebagai berikut: Kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengerahkan
kekuatan maksimal untuk mengatasi beban.
Dalam kegiatan olahraga, kekuatan atau daya ledak digunakan untuk
mengerahkan sekumpulan tenaga. Kekuatan otot perut juga sama fungsinya dalam
mengatasi beban bahkan melawan beban yang terjadi pada perut.
113
Kemampuan sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban adalah prinsip
kerja otot dalam konsep kekuatan. Menurut Harsono, (1988:200)” Ada dua unsure
dalam kekuatan : 1) kekuatan otot, dan 2) Kecepatan otot dalam mengerahkan
tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan “. Dengan demikian secara singkat
dapat disimpulkan batas kekuatan sebagai berikut: Kekuatan adalah kemampuan
otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal untuk mengatasi beban.
Dalam kegiatan olahraga, kekuatan atau daya ledak digunakan untuk
mengerahkan sekumpulan tenaga. Kekuatan otot perut juga sama fungsinya dalam
mengatasi beban bahkan melawan beban yang terjadi pada perut.
Kemampuan sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban adalah prinsip
kerja otot dalam konsep kekuatan. Kekuatan otot perut dalam smash bolavoli
sangat dominan. Hasil smash bolavoli sangat dipengaruhi oleh kekuatan otot
perut, selain power otot lengan kekuatan otot perut merupakan faktor pendukung
yang lain dalam terjadinya smash bolavoli. Power yang pun tidak akan cukup
apabila tidak di imbangi oleh kekuatan otot perut yang baik.
Kekuatan otot perut membantu lengan secepat mungkin melecutkan
pukulan sehingga semakin cepat pula mengaarahkan bola kearah yang
diinginkan.diikuti gerakan membungkuk dari togok. Dalam hal ini gerakan
ayunan lengan dan togok adalah merupakan satu kesatuan gerak yang harmonis dan
eksplosif. Gerak membungkukan togok didominasi oleh otot-otot yang terdapat
pada diding perut bagian depan dan samping. Semakin besar ketepatan kontrakasi
otot-otot yang ada pada perut maka ketepatan membungkukkan bada atau
melecutkan togok ke depan akan semakin besar yang pada akhirnya tenagan yang
114
dapat disalurkan ke lengan sebagian anggota tubuh yang melakukan pukulan bola
juga semakin besar.
h. Hubungan Tinggi Badan, Panjang Lengan, Panjang Telapak Kaki,
Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata Tangan, Fleksibilitas Togok, dan
Kekuatan Otot Perut Terhadap Hasil Keterampilan Smash Back Attack
Bolavoli.
Hasil analisis korelasi berganda untuk menguji apakah ketujuh variable
bebas yaitu (X1) Tinggi Badan, (X2) Panjang Lengan, (X3) Panjang Telapak
Kaki, (X4) Power Otot Tungkai, (X5) Koordinasi Mata Tangan, (X6)
Fleksibilitas Togok, dan (X7) Kekuatan Otot Perut secara bersama-sama memiliki
hubungan terhadap variable bebas yaitu (Y) Smash Back Attack. Hasil uji korelasi
berganda diperoleh nilai R sebesar 0,834 dengan R table pada tingkat signifikansi
5% dan jumlah sample 25 adalah 0,396. Nilai Rhitung lebih tinggi dari Rtabel,
maka disimpulkan bahwa ketujuh variable bebas memiliki hubungan secara
bersama-sama terhadap variable bebas.
Dari pembahasan diatas yaitu dalam smash bolavoli yang lebih banyak
menggunakan keterampilan tangan dan memerlukan komponen anthropometri dan
kondisi fisik yang baik untuk menghasilkan smash yang baik, selain memiliki
teknik yang benar juga perlu mempunyai komponen anthopometri dan kondisi
fisik yang baik untuk mendapatkan pukulan yang keras, dari tinggi badan dan
panjang lengan sehingga mendapatkan raihan yang maksimal, otot tungkai yang
kokoh dibantu dengan panjang telapak kaki sebagai pengungkit sehingga dapat
melocat dengan tinggi, fleksibilitas togok yang maksimal untuk meliukan badan
115
dan kekuatan otot perut yang baik untuk membantu mengayunkan lengan sekuat
dan secepat mungkin dan ditambah dengan koordinasi mata tangan baik pula,
akan menjadikan pemain lebih mudah dalam memukul sekeras mungkin dan
mengarahkan bola pada daerah yang kosong,. Sehingga berdasarkan uraian diatas
tinggi badan, panjang lengan, panjang telapak kaki, power otot tungkai,
fleksibilitas togok, dan kekuatan otot perut merupakan faktor yang memberikan
pengaruh besar terhadap keterampilan smash back attack bolavoli.