BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

23
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bagian ini didiskripsikan temuan (hasil penelitian) dan dilakukan pembahasan sesuai teori dan juga penelitian yang relevan. 4.1 Hasil Penelitian Bagian ini dideskripsikan profil SMA Negeri 1 Boja, manajemen sarana dan prasarana sekolah meliputi perencanaan, pengadaan, pengawaan dan pemeliharaan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja. 4.1.1 Profil SMA Negeri 1 Boja SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah umum di Kecamatan Boja. Sekolah ini berdiri pada tahun 1985 melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0601/0/1985 dengan nomor statistik 304032407015 menempati lahan seluas 2,8 ha yang berlokasi di Jalan Raya Bebengan 203 D Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. SMA Negeri 1 Boja memiliki visi terwujudnya SMA yang religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar pada budaya bangsa. Adapun misinya adalah:Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja berupa sarana prasarana dan infrastruktur pendidikan (sekolah) dan penunjang lainnya. Meningkatkan mutu dan relevansi layanan pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global dengan mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, tanpa membedakan layanan pendidikan antar wilayah, suku, agama, status sosial serta gender.Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.Adanya jaminan bagi lulusan sekolah untuk 41 39

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bagian ini didiskripsikan temuan (hasil penelitian) dan

dilakukan pembahasan sesuai teori dan juga penelitian yang

relevan.

4.1 Hasil Penelitian

Bagian ini dideskripsikan profil SMA Negeri 1 Boja,

manajemen sarana dan prasarana sekolah meliputi perencanaan,

pengadaan, pengawaan dan pemeliharaan yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Boja.

4.1.1 Profil SMA Negeri 1 Boja

SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal merupakan salah satu

lembaga pendidikan menengah umum di Kecamatan Boja. Sekolah

ini berdiri pada tahun 1985 melalui SK Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 0601/0/1985 dengan nomor

statistik 304032407015 menempati lahan seluas 2,8 ha yang

berlokasi di Jalan Raya Bebengan 203 D Kecamatan Boja

Kabupaten Kendal.

SMA Negeri 1 Boja memiliki visi terwujudnya SMA yang

religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar

pada budaya bangsa. Adapun misinya adalah:Meningkatkan

ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja berupa

sarana prasarana dan infrastruktur pendidikan (sekolah) dan

penunjang lainnya. Meningkatkan mutu dan relevansi layanan

pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan dalam

rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global dengan

mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan,

tanpa membedakan layanan pendidikan antar wilayah, suku,

agama, status sosial serta gender.Menjamin kepastian memperoleh

layanan pendidikan.Adanya jaminan bagi lulusan sekolah untuk

41

39

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

30

melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau mendapatkan

lapangan kerja sesuai kompetensi.

Dari periode 1985 sampai sekarang telah terjadi beberapa

pergantian kepala sekolah, berikut adalah nama-nama kepala

sekolah yang pernah dan sedang menjabat di SMA Negeri 1 Boja.

Kepala sekolah pertama kali Drs. Mintono, H.S, disusul Muchtomi,

B.A, Rusmoyo, B.A, Mahjudi, B.A, Drs. Muryono, S.H, Drs Wagiyo,

M.Pd, Dra. Anni Prabandari, Drs. Sutopo, M.Pd, Sunarto, S.Pd,

M.Pd dan Asari, S.Pd.

SMA Negeri 1 Boja telah menerapkan standar mutu ISO

9001: 2008 dan mendapatkan sertifikat ISO dari PT. Global Tahun

2011. Karena prestasinya, SMA Negeri 1 Boja menjadi Sekolah

Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) pada tahun 2009 dengan

dasar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dirjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor:

1823/C.C4/LL/2009 tanggal 24 Juni 2009. SMA Negeri 1 Boja

sampai tahun pelajaran 2014/2015 memiliki peserta didik

sejumlah 823 yang terdiri dari 275 laki-laki dan 548 perempuan,

dengan tenaga pendidik sebanyak 56 guru dan 19 orang tenaga

kependidikan.

SMA Negeri 1 Boja menempati pada lahan seluas 2,8 Ha,

dengan rombongan belajar sebanyak 27 kelas. Rasio antara luas

lahan dengan jumlah peserta didik adalah 34 m2/ peserta didik.

Sesuai dengan standar minimal untuk rombongan belajar antara

25-27 kelas yaitu 12,8 m2/ peserta didik, menunjukkan bahwa

SMA N 1 Boja sudah sangat memenuhi standar minimal yang

ditetapkan. Total bangunan gedung yang ada SMA N 1Boja adalah

4.680m2 sehingga rasio luas bangunan dengan jumlah peserta

didik mencapai 5,7 m2/ peserta didik. Jika dibandingkan batas

minimal untuk rombongan belajar 25-27 kelas yaitu 3,9,

menunjukkan sudah memenuhi standar minimal.

Sekolah ini dilengkapi dengan sarana prasarana tergolong

lengkap untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

31

Fasilitas tersebut meliputi: 27 ruang kelas, 5 laboratorium yaitu

lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

ruang OSIS, ruang gudang, ruang guru, ruang TU, ruang kepala

sekolah, ruang media, gedung serba guna dan sarana olahraga

(lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli, lapangan

bulutangkis dan perlengkapan tenis meja), kantin, mushola, toilet

guru dan peserta didik, tempat parkir serta pos satpam.

4.1.2 Manajemen Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1

Boja dapat dilihat dari perencanaan, pengadaan, pengawasan dan

pemeliharaan.

4.1.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Sarana dan prasarana sebelum diadakan perlu

direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan merupakan bagian

penting dari manajemen sarana dan prasarana. Perencanaan

sarana dan prasarana sekolah merupakan keseluruhan proses

perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,

rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan

sesuai kebutuhan sekolah. SMA Negeri 1 Boja selalu membuat

perencanaan sebelum melakukan pembelian atau pengadaan

sarana dan prasarana sekolah. Alasan yang mendasar yang

disampaikan kepala sekolah mengapa perlu dibuat perencanaan

terlebih dahulu sebelum mengadakan pembelian atau pengadaan

sarana dan prasarana adalah untuk menghindari terjadinya

kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan karena kepala

sekolah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana dan

prasarana. Ketika terjadi penyelewengan dan kesalahan dalam

pengadaan barang, maka yang pertama kali disalahkan adalah

kepala sekolah, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan

kepala sekolah sebagai berikut :

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

32

Ya, harus dilakukan perencanaan dulu. Saya tidak mau menanggung resiko akibat dari kesalahan dalam proses pembelian dan pengadaan sarpras sekolah. Apalagi dalam situasi yang harus serba transparan ini, kita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang kita laksanakan, apa dasarnya kita melakukan pembelian atau pengadaan sarpras

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Perencanaan sarpras yang baik pada prinsipnya untuk

menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak

diinginkan. Di samping itu untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi dalam pelaksanaannya. Biasanya terjadi kekeliruan

perencanaan karena kurang memandang kebutuhan ke depan dan

kurang cermat dalam menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana

yang tersedia dan tingkat kepentingan, seperti tercantum pada

petikan wawancara dengan kepala sekolah berikut ini.

Saya bersama jajaran wakil kepala sekolah maupun komite harus secara cermat dalam menentukan kebutuhan jangan sampai terjadi kesalahan. Kami harus melihat ke depan, apakah pengadaan sarpras tersebut benar-benar dibutuhkan. Dan yang paling penting harus cermat dalam menganalisis kebutuhan apakah sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat kepentingan sekolah.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Melalui perencanaan yang dilakukan terlebih dahulu, pihak

sekolah dapat menentukan tujuan dilakukan pengadaan barang,

meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkan yang akan

dilakukan, menghilangkan ketidakpastian karena sudah ada

dasarnya, dan menjadi pedoman atau dasar untuk pengawasan,

pengendalian bahkan penilaian agar nantinya kegiatan pengadaan

sarpras dapat berjalan efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan

pendapat kepala sekolah sebagai berikut.

Yang jelas dari perencanaan tersebut dapat membantu kami menentukan tujuan pengadaan sarpras, sebagai pedoman dalam mengambil langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Selanjutnya melalui perencanaan itu kami melakukan pengadaan sarpras lebih mantap dan pasti dan yang terpenting adalah sebagai pedoman untuk melakukan

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

33

pengawasan, pengendalian bahkan apabila dilakukan penilaian atau monitoring dari pihak lain.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Agar tujuan pemenuhan tuntutan sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhan maka pihak

manajemen SMA N 1 Boja dalam melakukan perencanaan

melibatkan berbagai unsur yang ada di sekolah yaitu kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, guru, kepala TU, bendahara dan

komite. Tujuannya agar unsur-unsur yang dilibatkan tersebut

memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya, seperti

tercantum pada hasil wawancara dengan kepala sekolah.

Kami melibatkan wakil-wakil saya, perwakilan guru, kepala TU, bendahara serta komite sekolah. Dengan keterlibatan mereka saya harap memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Perencanaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan

oleh jajaran manajemen SMA N 1 Boja memperhatikan tujuan dan

kebermanfaatannya yang mengarah pada peningkatan kualitas

proses belajar mengajar sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan

ketersediaan layanan pendidikan berupa sarana prasarana dan

infrastruktur penunjang lainnya.

Tujuan atau target yang akan dicapai digunakan sebagai

acuan dalam membuat perencanaan sarana dan prasarana

sehingga dapat dilakukan perkiraan biaya/harga yang diperlukan.

Perencanaan yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan

prasarana oleh pihak manajemen juga memperhatikan sumber

daya manusia (SDM) pelaksana. Tidak semua guru mampu

melaksanakan tugas pengadaan sarpras di SMA Negeri 1 Boja,

sehingga kepala sekolah mempertimbangkan siapa yang pantas dan

mampu bertanggungjawab untuk melaksanakan pengadaan dan

pelaporannya. Pada umumnya kepala sekolah menunjuk guru

ataupun karyawan yang memiliki pengalaman dalam bidang ini.

Perencanaan sarana dan prasarana dilakukan dengan

mempertimbangkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Melalui

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

34

form usulan, pihak manajemen melakukan inventarisasi usulan

sehingga dapat diketahui bahan dan alat apa yang dibutuhkan.

Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama

dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan

sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat dilaksanakan.

Kesepakatan dan keputusan bersama diperoleh saat dilakukan

rapat internal oleh pihak manajemen. Agar pelaksanaan yang

dilakukan tidak menyalahi aturan maka pelaksanaannya mengikuti

pedoman atau standar jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan

skala prioritas. Perencanaan pengadaan sarpras juga sesuai dengan

plafond anggaran yang disediakan, mengikuti prosedur yang

berlaku, mengikutsertakan unsur orang tua siswa melalui

perwakilan komite dan dilakukan secara fleksibel karena

disesuaikan dengan keadaan perubahan situasi yang tidak

disangka-sangka.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil wawancara dengan

kepala sekolah sebagai berikut.

Yang terpenting harus diperhatikan dalam pengadaan sarpras adalah segi kebermanfaatan-nya dalam meningkatkan kualtias proses belajar mengajar. Selanjutnya harus diperhatikan kejelasan dari perencanaan-nya seperti sasaran atau target yang ingi dicapai, bentuk kegiatannya, petugas pelaksana, bahan yang dibutuhkan, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan dan harus realistis. Kami harus taat kesepakatan berdasarkan keputusan bersama, berpedoman pada standar, sesuai plafond anggaran, mengikutsertakan unsur orang tua, fleksibel dan dapat didasarkan pada jangka pendek, menengah dan panjang.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Prosedur yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja dalam

melakukan perencanaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan

beberapa tahap sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi dan menganalisis kebutuhan sekolah

Identifikasi merupakan pencatatan dan pendaftaran secara

tertib dan teratur terhadap seluruh kebutuhan sarana dan

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

35

prasarana sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses

belajar mengajar, baik untuk kebutuhan sekarang maupun akan

datang. Berkaitan dengan hal ini, kepala sekolah memberikan

tugas kepada semua wakil kepala sekolah melalui stafnya untuk

mengidentifikasi dan melakukan pencatatan kebutuhan barang

atau sarpras sesuai kebutuhan di bidangnya masing-masing.

2. Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang ada

Setelah dilakukan identifikasi dan analisis kebutuhan,

dilakukan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan

pencatatan barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar

inventaris secara teratur menurut ketentuan yang berlaku. Terkait

dengan inventarisasi sarpras ini, bagian Tata Usaha melakukan

pencatatan barang, melakukan pemberian label pada barang atau

sarpras sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Mengadakan seleksi

Tahap berikutnya adalah mengadakan seleksi, perencanaan

sarana dan prasarana. Tahapan ini dilakukan berdasarkan hasil

inventarisasi barang, sehingga dapat diketahui sarpras mana yang

masih dalam kondisi baik, mana yang sudah rusak sehingga perlu

penggantian atau memang belum ada dan sifatnya mendesak

sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk diusulkan dalam

pengadaan sarpras. Prinsip yang dipegang di SMA N 1 Boja dalam

perencanaan pengadaan sarpras ada dua hal yaitu menyusun

konsep program dan melakukan pendataan. Ketika menyusun

konsep program, selalu diperhatikan: a) siapa penanggungjawab

yang memimpin pelaksanaan program, b) kegiatan konkrit apa yang

dilakukan, c) sasaran apa yang ingin dicapai, d) ada batasan waktu

yang jelas dan e) memiliki alokasi anggaran yang pasti untuk

melaksanakan program pengadaan sarpras. Ketika melakukan

pendataan, SMA N 1 Boja memperhatikan jenis, jumlah, dan

kondisi barang yang dibutuhkan.

Di dalam merencanakan kebutuhan dan penganggaran

sarana, prasarana pihak manajemen SMA N 1 Boja melakukan

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

36

koordinasi dengan baik dengan memperhatikan kondisi yang ada.

Perencanaan penganggaran merupakan rangkaian kegiatan dalam

memenuhi kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan.

kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas

beban tugas dan tanggung jawab masing-masing unit sesuai

dengan anggaran yang tersedia dengan memperhatikan barang apa

yang dibutuhkan, dimana dibutuhkan, mengapa di-butuhkan,

berapa biayanya, siapa yang mengurus dan yang menggunakan.

Skala prioritas merupakan alasan yang penting dalam

pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah, seperti

tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai

berikut.

Pembelian dan pengadan sarana dan prasarana sekolah didasarkan pada kebutuhan. Kebutuhan tersebut tentu saja diusulkan oleh masing-masing bidang yang dimasukkan dalam RAPBS, sehingga pengadaan sarpras tidak dilakukan secara mendadak, namun telah direncanakan terlebih dahulu, kecuali ada hal-hal yang sangat mendesak. Di awal tahun pelajaran, saya bersama Ka TU selalu mengumpulkan para wakil-wakil saya dari setiap bidang untuk membuat perencanaan anggaran termasuk di dalamnya usulan pengadaan barang atau sarana prasarana yang dibutuhkan.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

SMA Negeri 1 Boja memberikan kesempatan kepada semua

bidang untuk mengajukan sarana dan prasarana sekolah sesuai

dengan kebutuhan. Usulan–usulan tersebut dituliskan dalam

blangko usulan dan selanjutnya dilakukan seleksi berdasarkan

prioritas dan kondisi keuangan yang ada, seperti tercantum dari

hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.

Semua berhak mengusulkan, namun harus sesuai prosedur yang ada. Saya berikan kewenangan kepada para wakil kepala sekolah untuk mengusulkan anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Tentu saja berkaitan dengan bidangnya masing-masing. Para guru dapat mengajukan sarana pendidikan melalui jalurnya masing-masing, berkaitan dengan bidang kurikulum dapat mengajukan melalui waka kurikulum, bidang humas dengan

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

37

waka humas dan bidang-bidang lainnya juga dilakukan dengan cara yang sama.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Data hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa

manajemen sekolah sudah menerapkan manajemen secara

transparan, karena setiap bagian mendapatkan kesempatan untuk

mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana guna mendukung

proses pembelajaran atau berjalannya kegiatan-kegiatan di sekolah,

seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah

sebagai berikut.

Untuk mengajukan sarana dan prasarana sekolah dengan menulis pada blangko/format yang sudah disediakan oleh sekolah. Semua komponen dari wakil kepala sekolah, Tata Usaha, guru diberikan formulir usulan sarana prasarana yang dibutuhkan. Selanjutnya, usulan-usulan tersebut ditampung dan dibahas dalam rapat manajemen. Untuk sarpras dengan pembiayaan kecil cukup diputuskan oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, sedangkan untuk pengadaan atau pembelian sarpras dengan biaya besar dirapatkan dengan pengurus komite.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Kriteria yang dijadikan sebagai pedoman bahwa usulan

pengadaan sarana dan prasarana sekolah tidak lepas dari faktor

kebutuhan dan skala prioritas. Berbagai pertimbangan untuk

merealisasikan usulan ke dalam RAPBS meliputi sarana prasarana

apa yang dibutuhkan, mengapa hal itu dibutuhkan, apakah

termasuk hal yang mendesak atau tidak, menyangkut kepentingan

yang paling utama atau pendukung, Pertimbangan lainnya harus

memperhatikan mengapa sarana dan prasarana tersebut

dibutuhkan dan seberapa besar biayanya, apakah sesuai dengan

kondisi keuangan yang ada. Selanjutnya usulan tersebut juga

dipertimbangkan pula bagaimana pengelolaannya. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai

berikut.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

38

Yang kami jadikan pedoman untuk menentukan usulan mana yang perlu disetujui berdasarkan skala prioritas. Tidak hanya satu pertimbangan saja. kami harus melihat sarana prasarana apa yang dibutuhkan, mengapa dibutuhkan, berapa besar biayanya, siapa yang mengurus dan alasan apa sarpras tersebut diusulkan.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Sumber-sumber pembiayaan untuk pengadaan dan

pembelian sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja terdapat tiga

pintu yaitu diusulkan melalui dana BOS, Iuran komite dan

Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Untuk menentukan

besarnya iuran komite maupun SPI ditentukan melalui rapat

bersama wali murid yang didasarkan pada usulan melalui RAPBS.

Secara umum prosedur yang ditetapkan oleh SMA N 1 Boja

berkaitan dengan perencanaan pengadaan atau pembelian sarana

dan prasarana sekolah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1)

usulan dari masing-masing bagian menggunakan blangko atau

formulir usulan di awal tahun pelajaran, 2) memasukkan usulan-

usulan tersebut ke dalam RAPBS, 3) melakukan rapat pihak

manajemen yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan

pengurus komite, 5) melakukan rapat pleno dengan wali murid, 6)

melakukan penetapan pembiayaan dan 7) pelaksanaan pengadaan

sarana dan prasarana sekolah.

4.1.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Ada beberapa alternatif cara melakukan pengadaan sarana

dan prasarana sekolah antara lain: pembelian, pembuatan sendiri,

menerima hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman,

pendaurulagan, penukaran dan perbaikan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala sekolah memberikan gambaran bahwa

pelaksanaan pengadaan sarpras di SMA N 1 Boja yang sering

dilakukan adalah melakukan pembelian, menerima hibah atau

bantuan, pendaurulangan dan perbaikan, seperti tercantum dari

hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

39

Pada umumnya kami melakukan proses pembelian terhadap barang-barang atau sarpras yang dibutuhkan. Hal ini lebih praktis karena kita tinggal melakukan pembelian, ada bukti kwitansi pembelian dan pelaporan. Di samping itu kita sering mendapatkan hibah atau bantuan dari pemerintah berdasarkan proposal yang kita usulkan. Hal ini juga relatif praktis, kita tidak perlu melakukan pembelian, kita tinggal menerima barang sesuai spesifikasi yang kita usulkan. Nah, jika ada barang-barang yang rusak dan masih bisa diperbaiki, kita lakukan perbaikan. Biasanya kita minta tenaga yang ahli di bidangnya. Misalnya setiap tahun, pasti ada kursi atau meja yang rusak, kita lakukan perbaikan atau daur ulang dan kita mengundang tukang untuk memperbaiki.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Prosedur yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan

prasarana SMA N 1 Boja yang didanai oleh pemerintah didasarkan

pada Kepres No 80 Tahun 2003 yang disempurnakan melalui

Permen No 24 Tahun 2007. Secara umum pengadaan sarpras

tersebut dilakukan dengan cara: 1) Menganalisis kebutuhan dan

fungsi sarana dan prasarana; 2) Mengkalisifikasi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan; 3) Membuat proposal pengadaan

sarpras yang ditujukan kepada pemerintah; 4) Bidang disetujui

maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapatkan

persetujuan dari pihak yang dituju; 5) Setelah dikunjungi dan

disetujui maka sarana dan prasaran akan dikirim ke sekolah.

Menurut kepala sekolah, pengadaan sarpras ini sering

dilakukan oleh SMA N 1 Boja dengan mengusulkan kepada

pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Dinas

Pendidikan Propinsi Jawa Tengah maupun langsung ke

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika SMA N 1 Boja

ditunjuk menjadi sekolah RSBI, banyak bantuan yang diperoleh

dari pemerintah untuk mendukung keterlaksanaannya sekolah

berstandar Internasional.

Di samping dari pemerintah, pengadaan sarpras juga didanai

secara mandiri melalui uang komite berupa sumbangan orang tua

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

40

peserta didik. Ada beberapa prosedur yang dilakukan untuk

melakukan pengadaan sarpras sekolah dari sumber pembiayaan

dari komite. Pertama dilakukan inventarisasi kebutuhan oleh setiap

bagian melalui daftar usulan sarpras, dilakukan perekapan dan

melakukan pemilihan sesuai dengan skala prioritas, membuat

perencanaan anggaran dan dimasukkan dalam RAPBS, dilakukan

rapat bersama secara internal dengan jajaran manajemen sekolah

bersama perwakilan komite, dilanjutkan dengan rapat bersama wali

murid sehingga diputuskan tentang besarnya sumbangan dari wali

murid untuk pengadaan sarpras, setelah terkumpul biaya

sumbangan orang tua murid dapat digunakan untuk pengadaan

sarpras. Berikut ini hasil wawancara dengan kepala sekolah.

Prosedur yang digunakan untuk pengadaan sarpras di sekolah pada umumnya kita berikan tanggungjawab kepada masing-masing bidang untuk melakukan inventarisasi kebutuhan menggunakan form usulan sarpras yang mendukung proses belajar. Usulan-usulan tersebut dibawa ke bagian sarpras untuk dilakukan pencatatan sebagai bahan untuk melakukan rapat pengadaan sarpras. Dalam rapat ini kami bahas, sarpras apa saja yang sekiranya sangat mendesak, penting dan perlu segera diadakan, serta membahas anggaran untuk pengadaannya. Anggaran ini selanjutnya dimasukkan dalam RAPBS dan dilakukan rapat secara internal dengan wakil kepala sekolah dan perwakilan komite. Hasil rapat ini digunakan untuk menentukan besarnya sumbangan dari orang tua untuk pengadaan sarpras yang dirapatkan bersama wali murid.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana sekolah

sesuai dengan yang tercantum di RAPBS, kepala sekolah membuat

surat keputusan tentang panitia pengadaan sarpras. Panitia inilah

yang bertugas melaksanakan pengadaan sarpras yang dapat

bekerja sama dengan pihak luar sebagai rekanan. Pada umumnya

untuk pengadaan sarpras dengan biaya besar yaitu di atas Rp

50.000.000 dilakukan pelelangan, sedangkan di bawah Rp

50.000.000 dilakukan swa kelola.

4.1.2.3 Pengawasan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

41

Pengawasan merupakan bagian penting dalam pengadaan

sarpras. melalui pengawasan, kualitas dan kuantitas sarpras dapat

dikendalikan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam

perencanaan. Pengawasan pengadaan sarpras di SMA N 1 Boja

dilakukan oleh kepala sekolah yang dibantu oleh panitia yang

bertugas melakukan pengecekan. Hasil pengecekan selanjutnya

ditulis dalam berita acara. Bentuk pengawasan lainnya adalah

berupa laporan pengadaan sarpras yang oleh panitia yang

dilaporkan kepada kepala sekolah. Laporan tertulis yang

dilengkapi dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan hasil pengadaan

sarpras sebagai bukti transparansi pengadaan sarpras.

4.1.2.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Setelah dilakukan pengadaan sarpras dan pengawasan,

hal yang paling penting adalah melakukan pemeliharaan sarana

dan prasarana yaitu proses kegiatan untuk melaksanakan

pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana

selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara berdaya

guna dan berhasil guna dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Pemeliharan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari

kerusakan sarpras, sehingga kondisinya baik dan selalu siap

digunakan. Pemeliharaan ini mencakup daya upaya yang terus

menerus untuk mengusahakan agar sarpras tetap dalam keadaan

baik.

Menurut pendapat kepala SMA N 1 Boja, pemeliharaan

merupakan bagian yang lebih sulit daripada pengadaan sehingga

diperlukan kesadaran dari setiap unsur untuk ikut melakukan

pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah.

Pemeliharaan merupakan bagian yang paling penting setelah dilakukan pengadaan sarpras. Yang paling sulit sebenarnya adalah perawatan, karena tidak semua komponen di sekolah ini mau melakukan perawatan terhadap sarpras di sekolah. Ini yang harus ditingkatkan untuk melakukan perawatan oleh semua komponen di sekolah ini.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

42

Beberapa alasan mengapa pemeliharaan perlu dilakukan,

antara lain untuk mengoptimalkan usia pemakaian, menjamin

kesiapan operasioanl sehingga mendukung kelancaran pekerjaan

sehingga diperoleh hasil yang optimal. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada hasil wawancara dengan kepala sekolah berikut.

Perawatan menjadi hal penting karena untuk mengoptinmalkan usia pakai sarpras itu sendiri. hal ini sangat penting terutama dilihat dari aspek biaya, karena untuk melakukan pembelian suatu peralatan misalnya akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan itu sendiri. Yang lebih penting lagi untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Ada beberapa macam pemeliharaan yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Boja Kendal antara lain: pemeliharaan rutin,

pemeliharaan berkala, perawatan darurat dan perawatan prefentif.

Perawatan secara rutin pada umumnya dilakukan oleh

tenaga pesuruh yang masuk di bagian Tata Usaha. Di SMA N 1

Boja memiliki 5 orang yang bertugas sebagai tenaga kebersihan. Ia

memiliki tugas secara rutin melakukan pembersihan terhadap

saluran drainase dari sampah dan kotoran, pembersihan ruangan-

ruangan dan halaman dari sampah dan kotoran, pembersihan

terhadap kaca, jendela, kursi, meja, lemari dan lain-lain. Petugas-

petugas tersebut juga memiliki tangungjawab untuk pembabatan

rumput semak yang tidak teratur dan melakukan pembersihan dan

penyiraman kamar mandi/WC untuk menjaga kesehatan.

Perawatan secara berkala yang dilakukan di SMA N 1 Boja

pada umumnya dilakukan oleh tenaga khusus yang bekerjasama

dengan pihak luar. Beberapa kegiatan perawatan secara berkala

seperti perbaikan dan pengecetan kusen, pintu, tembok dan

komponen lainnya yang sudah terlihat kusam serta untuk

mencegah terjadinya karat. Perbaikan mebelar (lemari, kursi, meja

dan lainnya) yang mengalami kerusakan juga dilakukan oleh pihak

luar seperti menggunakan jasa tukang.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

43

Perawatan darurat pada umumnya dilakukan oleh pihak luar

yang memiliki keahlian khusus. Kerusakan yang tidak terduga dan

membahayakan apabila tidak diantisipasi secepatnya perlu

ditangani secara khusus oleh orang yang ahli. Kerusakan

komponen listrik yang tidak bisa ditangani sendiri maka sekolah

meminta bantuan dari tenaga PLN langsung.

Perawatan preventif merupakan perawatan yang dilakukan

pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara

rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya.

Tujuan perawatan ini untuk mencegah atau mengurangi

kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan normal

dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai

fungsinya.

Prosedur yang dilakukan SMA Negeri 1 Boja dalam

melakukan perawatan prefentif antara lain: 1) menyusun program

perawatan prefentif di sekolah; 2) membentuk tim pelaksana

perawatan preventif sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, kepala tata usaha dan tata usaha; 3) menyiapkan

jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap peralatan dan

fasilitas sekolah; 4) menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai

hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian sekolah; 5)

memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan

kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran

dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Boja menurut prosedur yang dilakukan yaitu harus

melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan dilakukan

agar pengadaan dapat berjalan secara efektif, dari segi pembiayaan

tidak mengalami pemborosan dan dari sisi kualitasnya sesuai

dengan spesifikasi yang diharapkan. Agar pengadaan sarana dan

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

44

prasarana efektif, maka dalam melakukan perencanaan

memperhatikan sarana prasana apa yang diusulkan dan sifatnya

mendesak menjadi prioritas, siapa yang dianggap sanggup dan

mampu bertanggungjawab melaksanakan pengadaan sarana dan

prasarana sekolah. Dari perencanaan akan terlihat pula waktu

pengadaan yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan

prioritasnya. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang

dilakukan di SMA Negeri 1 Boja sesuai dengan prinsip-prinsip

perencanaan dalam manajemen.

Perencanaan dalam suatu manajemen akan memberikan cara

pandang secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang akan

dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan

dilaksanakan (Herlambang, 2012: 19). Pendapat Siagian (2007: 35)

menyatakan bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan untuk

menetapkan tujuan yang ingin dicapai beserta menetapkan strategi

untuk mencapai tujuan tersebut, dengan kata lain perencanaan

merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus

ditempuh yang dasar-dasarnya telah ditetapkan dalam strategi

organisasi.

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan

kegiatan rutin yang dilakukan oleh sekolah setiap tahunnya. Agar

pengadaan sarana dan prasarana dapat berjalan secara efektif dan

efisien, diperlukan perencanaan yang matang, karena melalui

perencanaan tersebut maka sarana dan prasana apa saja yang

perlu diadakan akan terinventarisasi secara jelas, siapa yang akan

melaksanakan, dan kapan pengadaan sarana dan prasarana akan

dilakukan.

Hasil penelitian mengenai perencanaan sarana prasarana di

SMA Negeri 1 Boja menunjukkan sekolah melakukan perencanaan

terlebih dahulu sebelum pengadaan sarana dan prasarana. Di

dalam perencanaannya, pihak manajemen sekolah melakukan

analisis kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini

dilakukan dengan melakukan pencatatan kebutuhan barang atau

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

45

sarpras di masing-masing bidang di setiap wakil kepala sekolah,

tata usaha dan kepala perpustakaan. Analisis kebutuhan ini

bertujuan untuk melihat tingkat kebutuhan dari masing-masing

bidang sebagai acuan untuk membuat rencana anggaran

pengadaan sarana dan prasarana. Sesuai dengan pendapat Terry

(2005) bahwa perencanaan merupakan penetapan pekerjaan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak

diinginkan dan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam

pelaksanaannya.

Penelitian serupa oleh Tangela (2013), Darmastuti (2010) dan

Kurniawati (2013) juga memberikan gambaran bahwa pengadaan

sarana dan prasarana di sekolah dilakukan dengan perencanaan

terlebih dahulu untuk menganalisis kebutuhan yang diperlukan.

Implementasi perencanaan tersebut pada umumnya dalam bentuk

master plan dan rencana operasional.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di

SMA Negeri 1 Boja dituangkan dalam bentuk RAPBS, yang

prosesnya dilakukan dengan cara pengisian blangko pengadaan

sarana prasarana yang diperlukan dari masing-masing bagian yang

dibawa pada rapat manajemen bersama komite sekolah dan rapat

pleno bersama orang tua/wali siswa.

Analisis kebutuhan dalam tahap perencanaan adalah

inventarisasi sarana prasarana yang ada. Hal ini dilakukan untuk

melakukan sinkronisasi antara kebutuhan dari masing-masing

bidang dengan kondisi dan persediaan barang atau sarana

prasarana yang sudah dimiliki. Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi. SMA Negeri 1 Boja juga

melakukan proses seleksi pengusulan sarana dan prasarana

sekolah. Usulan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

seleksi dengan mempertimbang-kan tingkat prioritas dan kondisi

pendanaan yang ada.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

46

Prosedur seleksi merupakan bagian yang penting dalam

perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Melalui

seleksi akan diperoleh usulan-usulan yang benar-benar

mencerminkan kebutuhan dan hal-hal yang penting sehingga

pengeluaran akan sesuai dengan nilai kebermanfaatan untuk

mendukung proses pembelajaran. Kegiatan seleksi ini pada

prinsipnya sesuai dengan prosedur perencanaan sarana prasarana

yang diatur menurut ketentuan Depdiknas (2007) yaitu

mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan, meng-inventarisasi

sarana dan prasarana yang ada dan mengadakan seleksi.

Dilihat dari prosedurnya, SMA Negeri 1 Boja sudah

menggunakan prosedur yang jelas dan terarah. Setiap usulan

digunakan formulir usulan, hasilnya dimasukkan dalam daftar

usulan yang akan dimasukkan ke dalam RPBS, dilanjutkan dengan

rapat manajemen untuk melakukan identifikasi dan penyeleksian

usulan dengan memperhatikan tingkat prioritas, berlanjut dengan

rapat pleno dan penetapan pembiayaan dan siap untuk melakukan

pengadaan sarana dan prasarana.

Meskipun sudah dilakukan prosedur secara terarah, namun

ada beberapa kendala yaitu di saat melakukan identifikasi

kebutuhan yaitu memerlukan waktu yang relatif lama dan terdapat

usulan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, sumber dana yang

kurang mencukupi. Apabila terkait dengan pendanaan yang berasal

dari pemerintah melalui BOS, terdapat prosedur-prosedur yang

rumit. Perencanaan sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja

memiliki kendala- kendala yaitu pengidentifikasian kebutuhan

membutuhkan waktu lama dan terdapat usulan yang tidak sesuai

kebutuhan,sumber dana yang kurang mencukupi dari sebagian

peserta didik dan birokrasi pemerintah yang rumit.Faktor

pendukung perencanaan sarana prasarana yaitu budaya

manajemen yang terbuka .Kendala-kendala perencanaan sarana

prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat diatasi dengan usulan yang

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

47

diterima berdasarkan perwakilan dengan setiap usulan

disesuaikan kebutuhan.

4.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan jenis dan prasarana

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai

tujuan yang ditetapkan (Depdiknas, 2007). Pengadaan sarana dan

prasarana di SMA Negeri 1 Boja berpedoman pada perencanaan

yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pengadaan

sarana dan prasarana dilakukan secara teratur dan terarah, karena

setiap pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang ada.

Perkembangan saat ini, sumber pembiayaan di SMA Negeri 1

Boja diperoleh dari sumbangan orang tua peserta didik dan dari

pemerintah melalui BOS. Penggunaan dana harus mengacu pada

prinsip transparansi, sehingga setiap pembelian dan pengadaan

sarana dan prasarana tidak dapat dilakukan tanpa perencanaan

terlebih dahulu. Prinsip ini sesuai dengan apa yang diatur oleh

Depdiknas (2007) yang menyatakan bahwa pengadaan sarana dan

prasarana sekolah merupakan bentuk kegiatan penyediaan sarana

dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan

dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat

dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kata kunci prinsip tersebut adalah dapat dipertanggungjawabkan

dari pembiayaan, pelaksanaan maupun spesifikasinya sesuai

dengan perencanaan yang dilakukan dan yang telah disetujuinya.

Ada tiga cara untuk melakukan pengadaan sarana dan

prasarana yaitu pembelian, bantuan dan perbaikan. Ketiganya

berdasarkan pada perencanaan yang ada. Dalam manajemen,

pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang utama.

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan. Actuating

merupakan usaha untuk menggerakkan sekelompok orang dengan

terencana sehingga mencapai tujuan organisasi yang diinginkan

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

48

(Terry & Rue, 2010: 168). Terkait dengan fungsi manajemen ini,

pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi

utama setelah perencanaan dilakukan.

Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Boja dilakukan berdasarkan sumber pendanaannya.

Ketika pendanaan berasal dari dana dari komite maupun BOS,

maka pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan RAPBS yang

ada.

Kepala sekolah membuat surat keputusan tentang panitia

pengadaan barang yang selanjutnya dapat dilakukan melalui

swakelola maupun pelelangan dengan pihak kedua. Ketika

pengadaan sarana dan prasarana didanai dari dana BOS, maka

pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan ketika dana BOS

sudah dicairkan. Pelaksanaannya juga diatur tersendiri sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Pengadaan sarana dan prasarana

yang didanai oleh BOS dilakukan dengan prosedur yang lebih teliti,

karena akan menyangkut bagaimana proses pertanggung-jawaban

dan pelaporannya.

Pengadaan sarana dan prasarana yang diperoleh dari proses

hibah atau bantuan dari pemerintah dilakukan dengan prosedur

yang telah disepakati dengan pemerintah. Hibah atau bantuan yang

selama ini diperoleh di SMA Negeri 1 Boja berdasarkan

dokumentasi adalah pembangunan gedung untuk ruang kepala,

guru dan TU yang diperoleh pada tahun 2014. Sesuai dengan

prosedur menurut Permen No 24 Tahun 2007 pengadaan sarana

dan prasarana yang diperoleh dari hibah dilakukan dengan

pembuatan proposal pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan

analisis kebutuhan, kalisifikasi sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dan setelah disetujui dilakukan pengadaan sarana dan

prasarana melalui swakelola.

Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Boja dilakukan melalui satu pintu yaitu melalui wakil

kepala sekolah bidang sarana dan prasarana dengan persetujuan

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

49

kepala sekolah dengan alokasi dana sesuai yang tercantum dalam

RAPBS. Pengadaan sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja

memiliki kendala- kendala yaitu biaya yang belum ideal untuk

pengadaan kebutuhan sarana prasarana sekolah karena sumber

biaya yang relatif terbatas maka pengadaan menggunakan skala

prioritas.Faktor pendukung pengadaan sarana prasarana yaitu

budaya manajemen yang terbuka dan ada pengurus komite yang

berlatar belakang pengusaha dapat memperlancar pengadaan

sarana prasarana sekolah .Kendala-kendala pengadaan sarana

prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat diatasi dengan bekerjasama

dengan pihak kedua atau pengusaha yang mampu dan dapat

dibayar pada kemudian hari apabila dana dari peserta didik sudah

membayar.

4.2.3 Pengawasan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Pengawasan merupakan bentuk kegiatan dalam manajemen

sarana dan prasarana untuk melakukan proses pengontrolan

spesifikasi, pengontrolan pelaksanaannya. Pengawasan merupakan

proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih

menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2007:

125). Sedangkan menurut Handoko (2008: 360), pengawasan dapat

juga berarti menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-

tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang telah

ditetapkan sebelumnya, menetapkan dan mengukur

penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tin-dakan koreksi

yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya

perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam

pencapaian perusahaan. Hal senada dikemukan oleh Terry dan Rue

(2010:10) pengawasan adalah kegiatan mengukur pelaksanaan

dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab penyimpangan

dan mengambil tindakan-tindakan korektif bilamana diperlukan.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

50

SMA Negeri 1 Boja selalu melakukan pengawasan terhadap

segala bentuk pengadaan sarana dan prasarana apalagi yang

memerlukan biaya yang tinggi. Bentuk pengawasan yang dilakukan

berupa pengecekan terhadap laporan kegiatan pengadaan sarana

dan prasarana, maupun pengecekan saat pengadaan berlangsung.

Demi terjaminnya adanya keterbukaan, maka manajemen SMA

Negeri 1 Boja melakukan proses open manajemen dengan membuat

pelaporan yang dilengkapi dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan

pengecekan spesifikasi dengan standar yang ada dalam

perencanaan,sedangkan kendala-kendala dalam pengawasan

sarana prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Boja adalah sumber

daya manusia yang terbatas sedangkan sarana prasarana yang

perlu diawasi sangat banyak dan menyebar tempatnya,faktor

pendukung pengawasan sarana prasarana sekolah adalah lokasi

yang tertutup pagar keliling dan sistem keamanan 24 jam.

4.2.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan

kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar

semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap

untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam

mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2007). Pemeliharaan

sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang penting setelah

dilakukan pengadaan dan pengawasan.

Pengadaan jauh lebih mudah dibandingkan pemeliharaan.

Berkaitan dengan kegiatan ini, SMA Negeri 1 Boja memiliki sumber

daya manusia yang khusus mengurusi penyimpanan atau tenaga

inventarisasi yang berasal dari staf tata usaha namun masih

kekurangan tenaga yang mumpuni serta tempat yang cukup untuk

menyimpan sarana prasarana. Penyimpanan dan inventarisasi

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pemeliharaan.

Penggunaan sarana dan prasarana yang tidak diatur dan tidak

dilakukan pengontrolan secara tepat akan cepat mengalami

kerusakan karena tidak ada rasa tanggungjawab dari pengguna.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15576/4/T2_942013071_BAB IV... · lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS,

51

Dengan adanya petugas yang melakukan pencatatan keluar

masuknya barang yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran

akan memperkecil resiko kerusakan.

Kondisi yang terjadi di SMA Negeri 1 Boja sudah memiliki

prosedur penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang tertuang

dalam dalam ISO, 2008, namun pelaksanaannya belum dilakukan

secara optimal. Hanya sebagian yang menggunakan sesuai

prosedur.

Pemeliharaan sarana dan prasarana seperti gedung

dilakukan oleh tenaga kebersihan yang melakukan proses

perawatan secara rutin, berkala dan insidental. Pemeliharaan alat-

alat khusus dilakukan oleh tenaga khusus yang memiliki

kemampuan memelihara peralatan tersebut,sedangkan kendala-

kendala pemeliharaan sarana prasarana adalah dana pemeliharaan

yang terbatas,tempat yang belum memadai serta sumber daya

manusia yang terbatas. Kendala pemeliharaan sarana prasarana

dapat diatasi dengan merekayasa atau mengkanibal sarana

prasarana yang rusak dengan tenaga sendiri untuk yang mampu

diatasi tanpa memanggil tenaga profesional, apabila ada sarana

prasarana yang rusak sedangkan tenaga dari intern tidak mampu

baru memanggil atau mengirim ketenaga luar yang professional.

Pemeliharaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Boja

merupakan tanggungjawab bersama. Program yang dilakukan oleh

SMA Negeri 1 Boja dalam rangka pemeliharaan sarana prasana

dilakukan satu bulan sekali melibatkan semua komponen dari

siswa, guru dan tenaga TU, namun pemeliharaan rutin setiap

harinya dilakukan oleh petugas kebersihan.