BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00211-MN...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00211-MN...
68
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Dagang Jaya telah berdiri selama kurang lebih 7 tahun, lokasi
pergudangan perusahaan ini berada di daerah Cengkareng. Selama 7 tahun
bergelut dengan bisnis pengiriman barang perusahaan telah memiliki 98
pelanggan tetap yang selalu memakai jasa pengangkutan barang PT. Dagang Jaya.
Pada lima tahun terakhir perusahaan telah menjadi salah satu distributor produk
minuman instan merek Chekhup. Dengan menjadi salah satu distributor produk
Chekhup perusahaan berpeluang besar untuk memperoleh pasar yang lebih luas.
Proses pengangkutan barang pada perusahaan ini dimulai dengan
dikumpulkannya barang-barang milik konsumen disebuah gudang yang kemudian
akan dilakukan packing untuk dikirim melalui jalur laut, yaitu dengan
menggunakan kontainer kapal laut. Setelah barang sampai dipelabuhan di
Indonesia, maka selanjutnya adalah pengiriman barang ke pergudangan yang
terletak didaerah Tanjung Priok. Di dalam gudang barang di pilah-pilah
berdasarkan alamat tujuan selanjutnya dan akan dikirim kealamat tujuan. Untuk
barang distribusi seperti Check Hup PT. Dagang Jaya menyimpan di gudang
khusus penyimpanan barang yang nantinya akan disalurkan kembali ke
konsumen.
69
Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh PT. Dagang Jaya adalah: menjadi
perusahaan pengangkutan barang yang terpercaya, tepat waktu, dan ekonomis
serta menjadi distributor berbagai produk yang diminati oleh banyak orang.
Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah:
• Menyalurkan produk dengan harga kompetitif serta kualitas yang
baik.
• Membantu menyediakan lapangan pekerjaan (mengurangi
pengangguran)
• Memperoleh laba atau keuntungan atas usaha yang dijalankan.
• Perluasan pasar dan pertumbuhan perusahaan.
4.1.2 Stuktur Organisasi
Dalam uraian pekerjaan (job description) dan pembagian tugasserta
tanggung jawab yang ada di dalamperusahaan, manajemen perusahaan melakukan
pembagian tugas dan wewenang tersebut berdasarkan pada struktur organisasi
yang digunakan oleh PT. Dagang Jaya digambarkan seperti pada gambar 4.1. Di
dalampelaksanaannya terdapat 1 orang CEO, 1 orang manajer pemasaran dan
pejualan, 1 orang manajer operasional, dan 1 orang manajer keuangan. Pada
manajemen tingkat bawah terdapat 1 kepala bagian pergudangan, 1 orang bagian
penagihan, dan 1 orang bagian akuntan. Selain itu terdapat 3 orang sales, 5 orang
supir dan 8 orang staf pekerja di dalam perusahaan.
PT. Dagang Jaya menggunakan bentuk departementalisasi (pembagian
struktur organisasi) fungsional. Pengelompokan pekerjaan ini berdasarkan pada
fungsi masing-masing bagian/divisi di dalam perusahaan tersebut.
Pengelompokan ini merupakan pengelompokan yang paling banyak
digunakan oleh berbagai organisasi. Struktur ini dini
orang-orang dengan keahlian, pengetahuan, dan orientasi yang sama di dalam
perusahaan.
Sumber: Data Perusahaan
Gambar 4.1 Bagian Struktur Organisasi
Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1) Direktur
Tugas dan wewenang sebagai pemilik sekaligus manajer perusahan adalah
sebagai berikut:
• Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan
pendistribusian barang yang terjadi diperusahaan.
Pengelompokan ini merupakan pengelompokan yang paling banyak
digunakan oleh berbagai organisasi. Struktur ini dinilai efisien dalam peletakan
orang dengan keahlian, pengetahuan, dan orientasi yang sama di dalam
Sumber: Data Perusahaan
Gambar 4.1 Bagian Struktur Organisasi
Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut:
Tugas dan wewenang sebagai pemilik sekaligus manajer perusahan adalah
Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan
pendistribusian barang yang terjadi diperusahaan.
Pengelompokan ini merupakan pengelompokan yang paling banyak
lai efisien dalam peletakan
orang dengan keahlian, pengetahuan, dan orientasi yang sama di dalam
Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut:
Tugas dan wewenang sebagai pemilik sekaligus manajer perusahan adalah
Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan
71
• Memeriksa laporan keuangan dan membuat keputusan taktis dan strategis
untuk pengembangan usaha dimasa yang akan datang.
• Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya perusahaan dan
memperhatikan seluruh kondisi naik material maupun non-material di
dalamperusahaan.
• Merumuskan rencana tujuan, sasaran, dan kebijakan umum yang ada di
dalamperusahaan secara keseluruhan.
• Mengawasi, mengkoordinasi, dan memimpin jalannya keseluruhan aktifitas
dalam mencapai tujuan perusahaan.
2) Manajer Pemasaran
Tugas dan tanggung jawab manajer pemasaran adalah sebagai berikut :
• Menetapkan kebijaksanaan di bidang pemasaran serta membawahi sales dan
mengawasi pelaksanaannya.
• Melakukan promosi untuk meningkatkan volume penjualan di daerah Jakarta
dan sekitarnya.
• Mencari informasi mengenai pasar dan melakukan promosi untuk
meningkatkan.
• Memperluas pemasaran dengan menggarap pasar/daerah baru.
• Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan tentang hasil penjualan dan
permintaan.
• Bertanggung jawab atas target penjualan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
• Menyampaikan laporan tentang hasil penjualan kepada direktur.
72
3) Sales
Beberapa tugas dan tanggung jawab sales adalah sebagai berikut:
• Memasarkan produk kepada pelanggan, calon pelanggan, dan mencari
pelanggan baru.
• Memberikan laporan kepada bagian pemasaran mengenai tingkat penjualan
yang telah dicapai.
• Bertanggung jawab untuk memenuhi target penjualan yang diberikan oleh
perusahaan.
4) Manager Operasional
Tugas dan tanggung jawab manager operasional adalah sebagai berikut:
• Merencanakan dan melaksanakan kegiatan operasional dan distribusi produk.
• Memesan produk kepada agen-agen yang terkait dengan produk yang di
distribusikan oleh perusahaan.
• Mengawasi jalannya kegiatan distribusi di dalam perusahaan.
• Mengawasi dan bertanggung jawab atas pergudangan, baik itu di dalamnegri
maupun diluar negri.
• Menyampaikan laporan periodik mengenai proses distribusi kepada direktur.
5) Kepala Bagian Pergudangan
Tugas dan tanggung jawab kepala bagian pergudangan adalah sebagai
berikut:
• Melakukan pengecekan persediaan barang secara rutin dan membuat laporan
persediaan barang secara rutin kepada manager operasional.
• Melakukan proses perencanaan dan mengendalikan persediaan produk yang
73
ada.
• Mengawasi dan mengatur staff pekerja seperti supir, kenek, dan bagian
pengangkutan.
6) Supir dan Staf Pekerja
Tugas dan tanggung jawab supir dan staf pekerja adalah sebagai berikut:
• Bertanggung jawab dan bertugas untuk melaksanakan tugas sehari-hari.
• Memberikan laporan kepada kepala bagian gudang atas kondisi dan jumlah
barang.
• Supir bertanggung jawab mengantar serta menjaga kelengkapan barang yang
dikirim dari gudang ke pelanggan.
7) Manager Keuangan
Tugas dan tanggung jawab manajer keuangan adalah sebagai berikut:
• Melakukan pencatatan atas seluruh kegiatan keluar masuknya arus keuangan.
• Merencanakan, melakukan implementasi dan menyiapkan anggaran
perusahaan.
• Mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan oleh pimpinan dan
menyampaikan.
• laporan secara periodik kepada pimpinan (segala sesuatu yang menyangkut
laporan keuangan).
• Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan terhadap alokasi dana
yang baik untuk investasi.
8) Bagian Penagihan
Tugas dan tanggung jawab bagian penagihan adalah sebagai berikut:
74
• Melakukan penagihan terhadap piutang perusahaan.
• Memberikan laporan terkait penagihan yang dilakukan terhadap pelanggan
kepada bagian akuntansi dan manager keuangan.
• Melakukan kontrol pemberian piutang kepada pelanggan.
9) Bagian Akuntansi
Tugas dan tanggung jawab bagian akuntansi adalah sebagai berikut:
• Membuat laporan laba rugi bulanan maupun tahunan.
• Melakukan pembayaran gaji pegawai.
• Membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
• Membuat laporan keuangan secara periodik baik per bulan maupun per
periodik.
• Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang telah dibuat.
4.1.3 Kondisi Bisnis Perusahaan
Setelah tujuh tahun perusahaan berjalan dan lima tahun perusahaan
menjadi distributor produk Chekhup permintaan untuk setiap produk minuman
tersebut tiap tahunnya mengalami kenaikan yang signifikan, maka PT. Dagang
Jaya ingin mengembangkan bisnis ini dengan menambah variasi jenis produk
Chekhup.
Kondisi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dapat dijelaskan melalui
analisis Michael E. Porter yang menjelaskan bahwa sifat dan tingkat persaingan
dalam suatu industri tergantung pada lima faktor atau kekuatan, yang dijelaskan
pada gambar 4.2 berikut:
sumber:
1. Ancaman Pendatang Baru (
Pada tahun 2011 Kementrian Perindustrian Indonesia mencatat bahwa jumlah
import minuman instan jenis kopi adalah sebesar USD $ 72.960.973, angka ini
naik drastis bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar
USD $ 22.867.958.
indikator bahwa pertumbuhan pendatang baru di bidang distribusi produk
minuman ini telah mengalami peningkatan
Gambar 4.2 Lima Kekuatan Porter
Ancaman Pendatang Baru (Threat of the New Entrants)
Kementrian Perindustrian Indonesia mencatat bahwa jumlah
import minuman instan jenis kopi adalah sebesar USD $ 72.960.973, angka ini
drastis bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar
. Kenaikan jumlah import minuman kopi instan ini salah
ertumbuhan pendatang baru di bidang distribusi produk
telah mengalami peningkatan. Beberapa perusahaan pendatang
Kementrian Perindustrian Indonesia mencatat bahwa jumlah
import minuman instan jenis kopi adalah sebesar USD $ 72.960.973, angka ini
drastis bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar
Kenaikan jumlah import minuman kopi instan ini salah
ertumbuhan pendatang baru di bidang distribusi produk
rapa perusahaan pendatang
76
baru dalam pendistribusian minuman instan diantaranya: PD. Sentosa Prima
Jaya dengan merk minuman Aik Cheong,
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargain Power of Suppliers)
Bagi PT. Dagang Jaya sendiri daya tawar-menawar pemasok dapat dikatakan
kuat, karena PT. Dagang Jaya bukan satu-satunya distributor produk minuman
Chekhup di Indonesia.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargain Power of Buyers)
Kekuatan tawar-menawar pembeli PT. Dagang Jaya bersifat lemah karena
produk dipasarkan kepada pasar yang lebih spesifik, yaitu pemasaran lebih
diperuntukan kepada pembeli dalam jumlah besar/grosir. Perusahaan hanya
mendistribusikan produk kepada 7 agen didaerah Jakarta, Bekasi, dan
Tanggerang. Selain itu perusahaan juga memberikan potongan harga kepada
pelanggan yang telah sering memakai jasa pengangkutan barang perusahaan
dan juga pada pelanggan yang membeli produk minuman Chekhup dalam
jumlah besar serta secara terus menerus.
4. Tekanan dari Produk Pengganti (Threat of subtitute Products or Service)
Produk subtitusi yang perlu diwaspadai oleh PT. Dagang Jaya adalah produk
minuman tradisional instan yang saat ini mulai banyak dipasarkan, produk ini
mulai diminati karena trend hidup sehat dengan bahan-bahan alami yang
sedang berkembang dimasyarakat. Salah satu produk pengganti adalah produk
minuman tradisional seperti bajigur, bandrek, wedang jahe merk Hanjuang.
Namun produk ini masih sulit untuk di dapatkan karena saluran distribusinya
belum terlalu banyak, di Jakarta sendiri hanya ada tiga agen yang
77
mendistribusikan produk Hanjuang ini.
5. Tingkat Persaingan Para Pesaing yang Ada (Rivalry Among Exiting
Competitors)
Dapat dilihat bahwa persaingan yang ada di dalamindustri pendistribusian
makanan dan minuman instan ini intensitasnya cukup besar dan cepat. Namun
dengan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan maka PT. Dagang
Jaya masih dapat bertahan dan mengikuti persaingan yang terjadi di dalam
industri ini. Tingkat persaingan dalam indutri minuman instan 74% masih
didominasi oleh produk kopi. PT. Dangang jaya sendiri memprioritaskan
produk ChekHup White Coffee sebagai produk dominan yang dijual oleh
perusahaan dengan jumlah penjualan paling besar tiap tahunnya.
4.2 Analisis Studi Kelayakan Bisnis
4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
a. Jumlah Permintaan
Jumlah permintaan untuk produk Chekhup setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2009 permintaan terhadap produk
Chekhup meningkat cukup tinggi, karena produk tersebut sudah sangat diminati
dan cukup dikenal oleh para konsumen bahkan beberapa konsumen telah menjadi
distributor resmi dari produk minuman instan tersebut. Jenis produk yang
memiliki permintaan konsumen paling tinggi dalah produk whitecoffee.
Berdasarkan histori dari permintaan produk Chekhup tersebut, maka perusahaan
optimis dapat lebih mengembangkan usaha tersebut agar dapat berkembang
semakin besar dan lebih baik lagi. Salah satunya adalah dengan menambah
variasi jenis produk Chekhup
penjualan produk minuman instan
pada gambar 4.3 berikut ini:
sumber: Data Perusahaan
Gambar 4.3 Chart Permintaan produk
b. Proyeksi Permintaan
Proyeksi permintaan ini dilakukan pada empat jenis produk
produk HotChocolate,
berdasarkan pada kategori produknya. Masing
mengalami kenaikan permintaan yang signifikan karena semakin dikenalnya
produk minumanChekhup
minuman tersebut. Selain itu proses pendistribusian ke agen
juga dapat menjadi salah saru faktor dalam pen
minuman ini.
Chekhup yang di distribusikan oleh perusahaan. Peningkatan
penjualan produk minuman instan Chekhup pada PT. Dagang Jaya dapat dilihat
pada gambar 4.3 berikut ini:
sumber: Data Perusahaan
Gambar 4.3 Chart Permintaan produk Chekhup PT. Dagang Jaya
Proyeksi Permintaan
Proyeksi permintaan ini dilakukan pada empat jenis produk Chekhup
, Coffee, Tea, dan Gula, yang telah dirata
berdasarkan pada kategori produknya. Masing-masing produk setiap tahunnya
galami kenaikan permintaan yang signifikan karena semakin dikenalnya
Chekhupini dan kemudahan dalam mendapatkan produk
Selain itu proses pendistribusian ke agen-agen yang lancar
juga dapat menjadi salah saru faktor dalam peningkatan permintaan produk
yang di distribusikan oleh perusahaan. Peningkatan
pada PT. Dagang Jaya dapat dilihat
PT. Dagang Jaya
Chekhupyaitu
, dan Gula, yang telah dirata-ratakan
masing produk setiap tahunnya
galami kenaikan permintaan yang signifikan karena semakin dikenalnya
dan kemudahan dalam mendapatkan produk
agen yang lancar
ingkatan permintaan produk
79
Tabel 4.1 ini merupakan data historis permintaan produk Chekhupselama
lima tahun, yang digunakan untuk memprediksi permintaan produk yang di dapat
olehPT. Dagang Jaya dalam periode lima tahun yang akan datang:
Tabel 4.1 Data Permintaan Aktual Keseluruhan Produk Chekhup Periode 2008-2012 (data dalam satuan dus)
Tahun Hot Chocolate Coffee Tea Gula Total 2008 1037 3112 1098 1077 6324
2009 1174 3806 1600 1306 7886
2010 1401 4248 1731 1478 8858 2011 1565 4490 1805 1671 9531
2012 1730 4708 2202 1809 10449 Sumber: PT. Dagang Jaya
Keterangan:
• Kenaikan permintaan dari tahun 2007-2008 terjadi sebesar 24,6%, sedangkan
pada tahun berikutnya periode 2008-2009 permintaan produk mengami
kenaikan sebesar 12,3%.
• Pada periode tahun 2009-2010 kenaikan permintaan sebesar 7,5% kenaikan
permintaan menjadi berkuran dari periode sebelumnya karena semakin
banyaknya produk-produk serupa yang bersaing dipasaran, namun pada
periode penjualan tahun 2010-2011 PT. Dagang jaya mampu menaikan
permintaan penjualan menjadi 9,6%.
Berikut adalah analisis permintaan dan proyeksi penjualan yang telah
dianalisis bagi PT. Dagang Jaya dalam mendistribusikan produk minuman
Chekhup tersebut. Metode yang digunakan dalam melakukan proyeksi penjualan
ini adalah metode kuadrat terkecil (least square method) yang merupakan metode
yang tepat untuk mengembangkan garis trend linear yang merupakan model dari
80
peramalan (forecasting).
• Analisis Permintaan Produk ChekhupChocolate
Tabel 4.2 Analisi Permintaan Produk Chekhup Hot Chocolate Periode 2008-2012 (data dalam satuan dus)
Tahun Permintaan Aktual (Y) X X2 XY
2008 1037 -2 4 -2074
2009 1174 -1 1 -1174
2010 1401 0 0 0
2011 1565 1 1 1565
2012 1730 2 4 3460
Total 6907 10 1777 Sumber: pengolahan data.
Perhitungan peramalan kenaikan permintaan untuk produk Chekhup Hot
Chocolate pada tahun-tahun yang akan datang adalah:
a = ∑y/n b =∑xy/∑x2x
a = 6907/5 b = 1777/10
= 1381.4 = 177.7 Jadi persamaan regresinya adalah:
y= a + bx
y= 1381.4 + 177.7 x • Analisis Permintaan Produk ChekhupCoffee
Tabel 4.3 Analisi Permintaan Produk Chekhup Coffee Periode 2008-2012 (data dalam satuan dus)
Tahun Permintaan Aktual (Y) X X2 XY
2008 3112 -2 4 -6224
2009 3806 -1 1 -3806
2010 4248 0 0 0
2011 4490 1 1 4490
2012 4708 2 4 9416
81
Total 20364 10 3876 Sumber: Pengolahan data.
Perhitungan peramalan kenaikan permintaan untuk produk Chekhup Coffee
pada tahun-tahun yang akan datang adalah:
a= ∑y/n b=∑xy/∑x2x
a= 20364/5 b= 3876/10
= 4072.8 = 387.6 Jadi persamaan regresinya adalah:
y= a + bx
y= 4072.8 + 387.5 x
• Analisis Permintaan Produk Chekhup Tea
Tabel 4.4 Analisi Permintaan Produk Chekhup Tea Periode 2008-2012 (data dalam satuan dus)
Tahun Permintaan Aktual (Y) X X2 XY
2008 1098 -2 4 -2196
2009 1600 -1 1 -1600
2010 1731 0 0 0
2011 1805 1 1 1805
2012 2202 2 4 4404
Total 8436 10 2413 Sumber: pengolahan data.
Perhitungan peramalan kenaikan permintaan untuk produk Chekhup Tea pada
tahun-tahun yang akan datang adalah:
a= ∑y/n b=∑xy/∑x2x
a= 8436/5 b= 2413/10
82
= 1687.2 = 241.3
Jadi persamaan regresinya adalah:
y= a + bx
y= 1687.2 + 241.3 x
• Analisis Permintaan Produk ChekhupGula
Tabel 4.5 Analisi Permintaan Produk Chekhup Gula Periode 2008-2012 (data dalam satuan dus)
Tahun Permintaan Aktual (Y) X X2 XY
2008 1077 -2 4 -2154
2009 1306 -1 1 -1306
2010 1478 0 0 0
2011 1671 1 1 1671
2012 1809 2 4 3618
Total 7341 10 1829 Sumber: pengolahan data.
Perhitungan peramalan kenaikan permintaan untuk produk Chekhup Gula
pada tahun-tahun yang akan datang adalah:
a= ∑y/n b=∑xy/∑x2x
a= 7341/5 b= 1829/10
1468.2 = 182.9
Jadi persamaan regresinya adalah:
y= a + bx
y= 1468.2 + 182.9 x
83
• Analisis Perkiraan Permintaan Produk Chekhup
Tabel 4.6 Data Perkiraan Permintaan Produk ChekhupPeriode 2013-2015 (data dalam satuan dus)
Tahun Produk Perkiraan
Permintaan Pembulatan
2013
Hot Chocolate 1914.5 1915
Coffee 5235.6 5236
Tea 2411.1 2411
Gula 2016.9 2017
Total 11578.1 11579
2014
Hot Chocolate 2092.2 2092
Coffee 5623.2 5623
Tea 2652.4 2652
Gula 2199.8 2200
Total 12567.6 12567
2015
Hot Chocolate 2269.9 2270
Coffee 6010.8 6011
Tea 2893.7 2894
Gula 2382.7 2383
Total 13557.1 13558
2016
Hot Chocolate 2447.6 2448
Coffee 6398.4 6398
Tea 3135 3135
Gula 2565.6 2566
Total 14546.6 14547
2017
Hot Chocolate 2625.3 2625
Coffee 6786 6786
Tea 3376.3 3376
84
Gula 2748.5 2749
Total 15536.1 15536 Sumber: pengolahan data
c. Proyeksi Penjualan
Proyeksi penjualan produk Chekhup oleh PT. Dagang Jaya pada tahun 2013-
2017, disesuaikan dengan banyaknya permintaan yang diperkirakan untuk
kategori masing-masing produk yaitu Hot Chocolate, Coffee, Tea, dan Gula
terdapat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Data Perkiraan Permintaan Produk ChekhupPeriode 2013-2017 (data dalam satuan dus)
Tahun Produk Perkiraan
Permintaan Harga Rata-
Rata Perkiraan Penjualan
2013
Hot Chocolate 1915 Rp 1,020,000 Rp 1,953,300,000
Coffee 5236 Rp 1,074,000 Rp 5,623,464,000
Tea 2411 Rp 1,042,500 Rp 2,513,467,500
Gula 2017 Rp 448,000 Rp 903,616,000
Total Rp 10,993,847,500
2014
Hot Chocolate 2092 Rp 1,020,000 Rp 2,133,840,000
Coffee 5623 Rp 1,074,000 Rp 6,039,102,000
Tea 2652 Rp 1,042,500 Rp 2,764,710,000
Gula 2200 Rp 448,000 Rp 985,600,000
Total Rp 11,923,252,000
2015
Hot Chocolate 2270 Rp 1,020,000 Rp 2,315,400,000
Coffee 6011 Rp 1,074,000 Rp 6,455,814,000
Tea 2894 Rp 1,042,500 Rp 3,016,995,000
Gula 2383 Rp 448,000 Rp 1,067,584,000
85
Total Rp 12,855,793,000
2016
Hot Chocolate 2448 Rp 1,020,000 Rp 2,496,960,000
Coffee 6398 Rp 1,074,000 Rp 6,871,452,000
Tea 3135 Rp 1,042,500 Rp 3,268,237,500
Gula 2566 Rp 448,000 Rp 1,149,568,000
Total Rp 13,786,217,500
2017
Hot Chocolate 2625 Rp 1,020,000 Rp 2,677,500,000
Coffee 6786 Rp 1,074,000 Rp 7,288,164,000
Tea 3376 Rp 1,042,500 Rp 3,519,480,000
Gula 2749 Rp 448,000 Rp 1,231,552,000
Total Rp 14,716,696,000
Sumber: pengolahan data
- pada tahun 2013 perkiraan permintaan penjualan menunjukan produk
minuman instan Chekhup mengalami peningkatan penjualan sebesar Rp
1,066,838,500,- atau setara dengan peningkatan penjualan sebesar 11% dari
tahun sebelumnya.
- Pada tahun 2014 perkiraan penjualan perusahaan menunjukan bahwa
perusahaan mendapatkan peningkatan penjualan sebesar Rp 929,404,500,-
peningkatannya sama dengan 8% dari tahun sebelumnya.
- Pada tahun 2015 perkiraan penjualan menunjukan bahwa penjualan
perusahaan terhadap produk Chekhup adalah sebesar Rp 12,855,793,000,-
atau terjadi kenaikan sebesar 7,8% penjualan dari tahun sebelumnya.
- Tahun 2016 perkiraan penjualan menunjukan penjualan sebesar Rp
13,786,217,500,- kenaikan dari tahun sebelumnya adalah sebesar 7,2%. Pada
tahun 2017 perkiraan penjualan produk adalah sebesar Rp 14,716,696,000,-
86
yang meningkat 6,7% dibanding tahun 2015.
d. Analisis Pesaing
Pesaing yang ada di dalamindustri distribusi produk seperti ini datang dari
banyak pihak, baik itu perusahaan lokal maupun perusahaan yang berbasis diluar
negri. Persaingan untuk memperebutkan pelanggan dan posisi perusahaan adalah
dengan menggunakan taktik persaingan harga dan introduksi.
Dengan menggunakan analisis lima kekuatan pembentuk persaingan
industri menurut Michael E. Porter yang telah dijelaskan pada pembahasan yang
sebelumnya beberapa perusahaan serupa yang menjadi pesaing utama dari PT.
Dagang Jaya diantaranya adalah CV. Nusantara (merk BOH), PT. JAVAPRIMA
Abadi (merk luwak white koffie), PT. Asia Jaya Bersama (merk minuman
miracle) Persaingan harga dan quota pendistribusian barang sangatlah penting
dalam industri ini, perusahaan dituntut agar dapat terus mengembangkan dan
meningkatkan jumlah produk yang di distribusikan agar dapat bertahan dalam
persaingan ini.
e. Analisis Aspek Pemasaran
Dalam aspek pemasaran ini, perusahaan harus dapat menentukan strategi
pemasaran yang akan digunakan dengan tepat yaitu dengan menggunakan Ansoff
matrix. Terdapat empat strategi yang diterapkan berdasarkan pada bagan ekspansi
produk atau pasar menurut Ansoff namun hanya tiga strategi tersebut yang dapat
dipakai oleh manajemen perusahaan dalam melakukan pengembangan bisnisnya,
yaitu:
1. Strategi Penetrasi Pasar.
87
Dalam hal ini manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan tiga pendekatan
yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu:
- Meningkatkan value perusahaan dimata pelanggan, salah satunya dengan
meningkatkan pelayanan dan service pemesanan produk yang dapat dipesan
melalui email,Blackberry messanger, dan telepon.
- Menarik pelanggan produk atau perusahaan lain, pada saat mengikuti
pameran atau bazar produk dapat menjadi salah satu ajang perebutan
pelanggan dari perusahaan lain.
- Menarik calon pelanggan, salah cara yang dapat dilakukan adalah dengan
promosi yang efektif seperti melalui media socialnetwork.
2. Strategi Pengembangan Produk.
Pertimbangan manajemen perusahaan untuk mengembangkan produk baru
untuk pasar yang sudah ada adalah dengan mendistribusikan produk Chekhup
dengan variasi jenis minuman lain seperti minuman rasa buah dan minuman
tradisional, bukan lagi hot chocolate, coffee, tea, dan gula yang telah banyak
dikenal oleh konsumen. Selain menambah jenis produk PT. Dagang Jaya juga
dapat meningkatkan kualitas dari produk-produk tersebut.
3. Stategi Pengembangan Pasar.
PT. Dagang Jaya dapat menambah agen-agen baru didaerah baru untuk
memasarkan produk Chekhup yang sudah ada. Perusahaan juga dapat
membidik daerah yang potensi minat pembelian terhadap produk dapat
dirangsang menjadi besar setiap tahunnya.
Selain menggunakan Ansoff matrix perusahaan juga menggunakan bauran
88
pemasaran (marketing mix)dalam memasarkan produknya. Terdapat empat aspek
dalam bauran pemasaran diantaranya adalah product (produk), price (harga),
place (tempat), dan promotion (promosi).
a. Product (Produk). Merk Chekhup merupakan salah satu merk produk
minuman instan asal Malaysia yang di distribusikan oleh PT. Dagang Jaya,
produk yang di distribusikan ini terbagi menjadi beberapa kategori minuman
instan diantaranya adalah:
o Hot Chocolate. Produk hot chocolate ini merupakan produk minuman yang
berbahan dasar bubuk cocoa yang berkualitas dari daerah Borneo yang
mempunyai cita rasa lembut dan halus. Bubuk cocoa tersebut kemudian
dicampur dengan susu creamer dan dula tebu premium untuk menghasilkan
rasa yang lebih lembut, halus, dan seimbang dengan alam tropis.
o Coffee.Terbuat dari biji kopi arabika pilihan yang dicampur dengan creamer
tanpa lemak dan gula tebu premium. Chekhup Coffee menawarkan tiga rasa
untuk para penikmat kopi.
- Chekhup Coffee King 3in1 Rich and Strong, terbuat dari campuran biji
arabika yang ditanam di gunung Kenya dan biji robusta dari pulau Jawa. Biji
kopi hitam panggang ini kemudian dicampur dengan cramer dan gula tebu
murni yang menghasilkan rasa kopi yang penuh keberanian dan aroma yang
kaya.
- Chekhup Coffee 3in1 Rich and Creamy, merupakan kombinasi yang
sempurna antara biji kopi arabika pegunungan Kenya dengan creamer dan
gula tebu murni. Dipanggang setengah menghasilkan cita rasa kopi yang
89
halus dan aroma yang seimbang.
- Chekhup Coffee 2in1 no Sugar Added, merupakan biji kopi arabika pilihan
dari pegunungan Kenya yang dicampur dengan creamer tanpa lemak. Tingkat
pemanggangan yang gelap menambah intensitas lebih untuk aroma kopi ini,
menciptakan rasa dan aroma yang unik bagi penikmat kopi.
o Tea. Produk teh dari Chekhup merupakan minuman tradisional dari Malaysia
yang biasa disebut Teh Tarik. Teh tarik sendiri terbuat dari daun teh rahasia
dan susu dengan menggunakan teknik menyeduh yang unik, yaitu dengan
menuang teh bolak-balik untuk menciptakan buih tebal diatas minuman
tersebut. Minuman teh tarik Chekhup sendiri terbuat dari daarjeling dari
Bengal barat dan teh hitam dari Kericho yang merupakan dataran tinggi
Kenya, yang kemudian dicampur dengan creamer dan gula tebu murni untuk
menghasilkan rasa asli dan tradisional dari produk tersebut.
o Gula. Produk gula olahan Chekhup merupakan produk gula yang diproduksi
melalui metode pengolahan tradisional tanpa menggunakan pewarna buatan,
perasa buatan, dan campuran bahan kimia lainnya. Beberapa produk gula
merk Chekhup adalah gula tebu murni, gula batu, dan gula kristal alami.
b. Price (Harga). Penetapan harga merupakan salah satu penentu keberhasilan
suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang
akan diperoleh perusahaan dari penjualan produk perusahaan tersebut.
Penentuan harga sebuah produk yang ditawarkan oleh perusahaan harus
memenuhi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan bahkan
lebih dari itu perusahaan diharapkan untuk memperoleh laba semaksimal
90
mungkin. Penetapan harga produk paling sederhana yang digunakan oleh PT.
Dagang Jaya adalah dengan mengunakan metode cost plus pricing, yaitu
dengan menambahkan total biaya perolehan produk dengan laba yang
diinginkan oleh perusahaan. Namun dalam hal ini perusahaan juga tetap
melihat harga produk yang berkembang dipasar, apabila terjadi perbedaan
harga maka perusahaan akan melakukan penyesuaian profitabilitas terhadap
produk tersebut. PT. Dagang Jaya juga akan membuat promosi sesuai dengan
banyaknya pengambilan produk.
c. Place (Tempat). Penempatan pemasaran yang tepat merupakan salah satu
penunjang suksesnya strateri pemasaran suatu perusahaan. PT. Dagang Jaya
sendiri menempatkan 2 orang sales didepan pintu masuk gerai kopi di mega
mall peluit. Pada akhir pekan PT. Dagang Jaya menempatkan 1 orang
tambahan didekat pintu masuk utama mall untuk membagikan brosuk produk.
Perusahaan juga menempatkan banyak spanduk dan poster didekat kantor
perusahaan, tujuannya agar lebih terlihat oleh konsumen dan calon konsumen
dan juga agar orang mudah mencari lokasi kantor perusahaan.
d. Promotion (Promosi) Sistem promosi yang digunakan oleh PT. Dagang Jaya
adalah dengan menggunakan beberapa alat pemasaran diantaranya:
1) Personal selling: dengan menggunakan sales yang dibekali pengetahuan
mendalam mengenai produk Chekhup ini.
2) Sales promotion: PT. Dagang Jaya beberapa kali melakukan bazaar
produk yang dapat diikuti oleh perusahaan lain dengan produk yang
berbeda.
91
3) Periklanan: perusahaan membagikan spanduk dan kaos produk Chekhup
kepada para agen. Selain itu perusahaan juga menyebarkan brosur kepada
para pengunjung mall.
4) Word of mouth: pengalaman konsumen yang telah menikmati rasa dari
produk minuman Chekhup ini telah turut membantu menjadi salah satu
strategi promosi bagi PT. Dagang Jaya.
4.2.2 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis yang dilakukan berikutnya adalah analisis aspek manajemen dan
SDM yang merupakan analisis yang menilai pengelolaan usahan dan struktur
organisasi perusahaan. Struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT.
Dagang Jaya saat ini sudah berjalan dinilai sudah ideal, karena sudah mencakup
keseluruhan aktifitas bisnis yang berjalan di dalam perusahaan. Adapun jumlah
tenaga kerja dan biaya yang direncanakan dalam melaksanakan peningkatan
investasi melalui peningkatan variasi produk Chekhupdapat dilihat ditabel 4.8.
Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah Karyawan dan Biaya Gaji yang Direncanakan.
Jabatan Gaji Pokok Uang Makan Jumlah
CEO Rp 10.000.000 100.000(x24) Rp 11.200.000
Manajer Pemasaran Rp 7.000.000 50.000(x24) Rp 8.200.000
Manajer Opersional Rp 7.000.000 50.000(x24) Rp 8.200.000
Manajer Keuangan Rp 7.000.000 50.000(x24) Rp 8.200.000
Kepala Gudang Rp 5.000.000 40.000(x24) Rp 5.960.000
Bagian Penagihan Rp 5.000.000 40.000(x24) Rp 5.960.000
Akuntan Rp 5.000.000 40.000(x24) Rp 5.960.000
Sales (x3) Rp 2.500.000 35.000(x24) Rp 5.020.000
Supir (x5) Rp 2.000.000 30.000(x24) Rp 5.600.000
Staf Pekerja (x8) Rp 2.000.000 30.000(x24) Rp7.760.000
Total Rp 72.060.000
92
Sumber: PT. Dagang Jaya
Analisis sumber daya manusia yang merupakan analisis yang menilai
pengelolaan usahan dan struktur organisasi perusahaan. Dalam analisis aspek
manajemen dan SDM ini beberapa rencana manajemen yang dibahas meliputi:
jenis pekerjaan, persyaratan jabatan, struktur organisasi yang ada di perusahaan,
dan gaji karyawan.
- Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan (Job Analysis)
Jenis pekerjaan yang dibutuhkan di dalam PT. Dagang Jaya dibagi
menjadi tiga divisi besar yaitu divisi pemasaran dan penjualan yang dikepalai oleh
manajer pemasaran, divisi operasional yang dikepalai oleh manajer operasional,
dan divisi keuangan yang dikepalai oleh manajer keuangan.
Masing-masing divisi memiliki staff masing-masing yang membantu
dalam menjalankan tugas sehari-hari. Pada divisi pemasaran dan penjualann
terdiri dari manajer pemasaran dan sales yang melakukan penawaran produk
kepada konsumen. Divisi operasional terdiri dari manajer operasional, kepala
bagian pergudangan, staf gudang diluar negri, staf gudang di dalamnegri, supir,
dan staf karyawan yang membantu mengangkut barang. Dan di dalamdivisi
keuangan terdiri dari manajer keuangan, akuntan, dan bagian penagihan.
- Persyaratan dan kualifikasi yang diperlukan (Job Specification)
Dalam perekrutan karyawan PT. Dagang Jaya menetapkan beberapa
kriteria atau persyaratan bagi masing-masing jabatan, diantaranya:
1. Manajer pemasaran dan penjualan/manajer operasional/manajer keuangan
a. Wanita/pria, pendidikan minimal S1.
93
b. Menguasai bahasa inggris dengan baik.
c. Diutamakan yang dapat berbahasa mandarin.
d. Mempunyai pengalaman minimal 1,5 tahun dibidang sejenis.
e. Menguasai bidang keuangan dengan baik.
2. Kepala pergudangan
a. Pria, pendidikan minimal D3.
b. Menguasai bahasa inggris.
c. Pekerja keras, disiplin, dan memiliki jiwa kepemimpinan
3. Akuntan dan bagian penagihan
a. Pria/wanita, pendidikan minimal D3.
b. Menguasai bahasa inggris.
c. Menguasai komputer dengan baik.
d. Menguasai bidang keuangan dengan baik.
e. Pekerja keras.
4. Sales
a. Wanita/pria, pendidikan minimal SMA/sederajat.
b. Mampu berkomunikasi, membangun, dan membina hubungan baik dengan
pelanggan.
c. Usia maksimal 30 tahun.
5. Supir
a. Pria, usia maksimal 40 tahun.
b. Mempunyai SIM
c. Pekerja keras, disiplin, dan bersedia untuk lembur.
94
6. Staf karyawan
a. Pria, usia maksimal 30 tahun.
b. Pendidikan minimal SMP/sederajat.
c. Pekerja keras, disiplin, dan bersedia untuk lembur.
- Struktur organisasi dan uraian pekerjaan (Job Description)
Struktur yang dipergunakan oleh PT. Dagang Jaya pada saat ini sudah
efektif dan efisien dalam pembagian tugas serta tanggung jawab masing-masing
divisi di dalamperusahaan.
4.2.3 Analisis Aspek Teknis dan Operasi
Analisis yang dilakukan dalam aspek teknis dan operasi ini meliputi
penilaian lokasi bisni dan pergudangan serta peninjauan mengenai bagaimana
proses distribusi produk oleh PT. Dagang Jaya.
a. Proses Distribusi
Proses distribusi barang PT. Dagang Jaya dilakukan melalui adanya
pemesanan dan pembelian produk Chekhup langsung melalui pabrik perusahaan
Chekhup tersebut. Manajemen operasi bertugas dalam pemesanan produk
minuman ini.
Dalam proses pendistribusian produk, PT. Dagang Jaya menggunakan
pedangan-pedangan yang menjadi agen dalam penjualan produk minuman
Chekhup ini. Agen-agen tersebut mendapatkan potongan harga dagang produk
Chekhup sebesar 5% dan dapat mencicil selama 1 bulan.
Setelah perusahaan melakukan pembelian terhadap produk Chekhupmaka
perusahaan menampung produk tersebut yang kemudian akan dikirimkan melalui
95
kapal kontainer ke Jakarta. Setelah sampai di pelabuhan Jakarta maka produk
kemudian di sortir atau dipisahkan berdasarkan jenis produk.
Langkah berikutnya adalah penyimpanan produk yang dilakukan oleh
perusahaan di pergudangan milik perusahaan, yang berada didaerah cengkareng.
Setelah pendataan di gudang maka berikutnya adalah perusahaan melakukan
penawaran dagang kepada toko-toko grosir, agen-agen minuman ringan dan
instan, kepada minimarket yang banyak tersebar di Jakarta dan sekitarnya, serta
melakukan penawaran langsung kepada konsumen (end user) dengan membuka
gerai minuman dipusat perbelanjaan. Kemudian apabila telah disepakati transaksi
pemesanan produk makan barang pesanan pelanggan/ konsumer tersebut
diantarkan kepada pembeli langsung.
Proses transaksi distribusi pada PT. Dagang Jaya dapat dilihat pada
gambar 4.4 berikutnya, pada gambar ini dijelaskan bagaimana proses pembelian
produk Chek hup dari pabrik produsen minuman Chekhup sampai kepada
penjualan produk tersebut kepada konsumen. Pendistribusian produk ini
menggunakan agen-agen penjualan yaitu agen minuman, minimarket, toko
minuman grosir yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Selain itu
perusahaan juga memasarkan produk langsung kepada konsumen dengan
menggunakan sales dan membuka gerai minuman Chekhup ini.
sumber: PT. Dagang Jaya
Gambar 4.
Keterangan:
1. Produsen produk Chekhup
merupakan tempat memproduksi dan menjual produk
merk Chekhup. PT. Dagang Jaya membeli langsung produk
kepada perusahaan produsen yaitu
Perak, Malaysia.
2. Pihak PT. Dagang Jaya membeli produk yang ada dan kemudian melakukan
penawaran produk kepada pihak agen
dan bahkan langsung kepada konsumen.
3. Untuk penawaran yang dilakukan kepada konsumen la
perusahaan membuka gerai penjualan produk di mega mall pluit, digerai
tersebut konsumen dapat langsung mencoba cita rasa produk
sumber: PT. Dagang Jaya
Gambar 4.4 Proses Transaksi Distribusi pada PT. Dagang Jaya
Chekhup adalah sebuah perusahaan asal Malaysia yang
merupakan tempat memproduksi dan menjual produk-produk minuman instan
. PT. Dagang Jaya membeli langsung produk Chekhup
kepada perusahaan produsen yaitu Chekhup SDN. BHD. yang berada di Ipoh
hak PT. Dagang Jaya membeli produk yang ada dan kemudian melakukan
penawaran produk kepada pihak agen-agen minuman, minimarket, toko grosir,
dan bahkan langsung kepada konsumen.
3. Untuk penawaran yang dilakukan kepada konsumen langsung (
perusahaan membuka gerai penjualan produk di mega mall pluit, digerai
tersebut konsumen dapat langsung mencoba cita rasa produk Chekhup
Proses Transaksi Distribusi pada PT. Dagang Jaya
adalah sebuah perusahaan asal Malaysia yang
produk minuman instan
Chekhup tersebut
SDN. BHD. yang berada di Ipoh,
hak PT. Dagang Jaya membeli produk yang ada dan kemudian melakukan
agen minuman, minimarket, toko grosir,
ngsung (end user)
perusahaan membuka gerai penjualan produk di mega mall pluit, digerai
Chekhup yang
97
ada karena disana disediakan produk-produk tersebut yang sudah menjadi
minuman.
4.2.4 Analisis Aspek AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup)
Topik utama yang menjadi pembahasan dari AMDAL (analisa dampak
lingkungan hidup adalah) untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang ada
disekitar perusahaan. PT. Dagang Jaya dari awal pendirian perusahaan tidak
memakai seleksi AMDAL sehingga perusahaan ini tidak terdapat masalah
AMDAL yang perlu dipertimbangkan. Begitu pula dalam pengembangan bisnis
terhadap PT. Dagang Jaya ini yang berupa distribusi produk minuman instan
Chekhup. Alat transportasi yang berupa mobil yang dipakai dalam pengelolaan
dan proses transaksi distribusi produk minuman instan Chekhup tidak
mengganggu masyarakat dan lingkungan sekitar, tidak mengakibatkan polusi
udara dan tidak mengotori lingkungan sekitar karena kendaraan selalu melakukan
uji emisi secara bertahap.
Untuk bungkus kemasan dari produk minuman instan Chekhup, kemasan
tersebut sesuai dengan standar kemasan yang ekonomis dan dapat didaur ulang,
agar mengurangi sampah plastik.
4.2.5 Analisis Aspek Hukum
PT. Dagang Jaya telah memiliki ijin usaha tetap dengan nomor usaha
no.1456/DAG/JY/0998/03 pada tanggal 13 april 2003, sehingga perusahaan tidak
perlu mengurus izin untuk pendirian badan usaha baru, karena menggunakan
badan usaha yang sama. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendirikan
gudang diantaranya adalah:
98
1. KTP (kartu tanda penduduk) pemilik atau pengurus.
2. Fotocopy izin gangguan (HO).
3. Fotocopy izin mendirikan bangunan (IMB).
4. Fotocopy surat izin usaha perdagangan (SIUP).
5. Fotocopy surat izin tempat usaha (SITU).
6. Fotocopy kartu MPWP/NPWPO.
7. Fotocopy akta notaris perusahaan.
8. Pas poto 3x4 sebanyak 3 lembar.
Untuk izin gangguan atau sering dikenal dengan istilah HO (Hinder
Ordonantie) karena izin ini perkata kali diatur dalam Hinder Ordonantie Staatblad
tahun 1926 No.226 yang akhirnya berubah dan ditambah dengan Staatblad tahun
1940 No.450. Dalam pengajuan Surat Izin Gangguan dapat selesai selambat-
lambatnya 32 hari kerja setelah diterimanya permohonan secara lengkap. Tempat
pengajuan permohonannya dapat melalui Gubernur Propinsi setempat (Jakarta),
kepala kantor ketentraman dan ketertiban, petugas mobil pelayanan keliling
undang-undang gangguan dan walikotamadya setempat, dan diwajibkan untuk
mendaftar ulang setiap 5 tahun sekali. Yang mana terdapat persyaratan yang harus
dilampirkan dalam permohonan izin gangguan, anatara lain untuk pendirian
gudang adalah :
• Formulir diisi lengkap (Lampiran 1)
• Fotokopi KTP pemohon
• Nomor Pokok wajib Pajak Perusahaan
• Fotokopi Akta Pendirian bagi perusahaan yang berstatus badan hukum
99
• Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan Terakhir
• Surat persetujian tetangga/masyarakat yeng berdekatan, diketahui RT/RW.
Untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi lokasi pembangunan gudang
perusahaan, diperoleh dari bangunan tersendiri PT.Delta Sejahtera Mandiri. Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi PT.Delta Sejahtera Mandiri sudah termasuk
perorangan ini, terdapat persyaratan antara lain:
• Mengisi formulir SIUP
• Fotokopi KTP penanggung jawab
• Domisili perusahaan/SIT/UUG(Izin Gangguan)
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Nomor telepon dan Stempel Perusahaan
Untuk NPWP dan pas foto yang dilampirkan merupakan NPWP dan pas
poto milik perusahaan yang menjadi tanggung jawab dalam renovasi dan
pembangunan Gudang di lantai 3 pada PT. Dagang Jaya.
4.2.6 Analisis Aspek Ekonomi dan Sosial
Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif
dan negatif. Dampak posistif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai
pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat luas.
Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya pengembangan
bisnis pada PT. Dagang Jaya antara lain:
- Membuka kesempatan kerja ata lapangan kerja bagi masyarakat, sekaligus
mengurangi jumlah pengangguran.
- Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
100
- Meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak penghasilan yang
dikenakan pada perusahaan.
Sedangkan dampak sosial dengan adanya pengembangan bisnis pada PT.
Dagang Jaya tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja, tetapi
melalui adanya pengembangan bisnis ini maka akan memberikan setiap
masyarakat atau memyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
4.2.7 Analisis Aspek Keuangan
Dalam analisis aspek keuangan ini akan dibahas mengenai bagaimana
kelayakan pengembangan bisnis pendistribusian produk minuman Chekhup ini
yang ditinjau melalui perhitungan keuangan perusahaan.
a. Jumlah Dana dan Biaya Modal
Perhitungan dana dan biaya modal yang dibutuhkan oleh PT. Dagang Jaya
dalam pengembangan produk Chekhup ini sangatlah penting, karena ini
merupakan dasar perhitungan bagi perusahaan yang akan menentukan
perhitungan pada analisa berikutnya. Perusahaan mendapatkan modal melalui
kredit pinjaman bank yaitu sebesar Rp 2.000.000.000,- atau sama dengan 64%
dari total jumlah total investasi. Sedangkan untuk sisanya yaitu sebesar 36% dari
total investasi pemilik perusahaan menggunakan modal sendiri. Jumlah dana dan
biaya modal perusahaan dapat dilihat seperti pada tabel 4.9 berikut ini:
101
Tabel 4.9 Jumlah Dana dan Biaya Modal
No. Aktiva
1 Gedung Kantor dan gudang 1.000.000.000
2 Perlengkapan 21.800.000
3 Mobil operasional 130.000.000
4 Mobil box L300 50.000.000
5 Mobil box PS1000 200.000.000
6 Air conditioner 2.000.000
7 Telepon 300.000
8 Mesin fax 500.000
9 Komputer 4.000.000
10 Meja kantor (2buah) 1.800.000
11 Kursi kantor (2buah) 1.000.000
12 Alat kebersihan 600.000
Total 1.412.000.000
Modal kerja
Keterangan Modal Kerja 13 Biaya Persediaan Awal 1.600.000.000
14 Biaya Gaji Karyawan tetap 72.060.000
15 Biaya Umum dan Administrasi 8.000.000
16 Cadangan Kas Minimum 20.000.000
Total 1.700.060.000 Total Investasi 3.112.060.000
Sumber: PT. Dagang Jaya
b. Biaya Pajak yang Dikenakan
Biaya pajak yang dikenakan kepada perusahaan berdasarkan Undang-
Undang no. 17 tahun 2009 tentang pajak penghasilan pasal 17 (1) adalah:
Tabel 4.10 Ketentuan Pajak Penghasilan
No. Pendapatan per tahun Tarif Pajak
1 Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5%
2 Rp 50.000.000,- s/d Rp 250.000.000,- 15%
3 Rp 250.000.000,- s/d Rp 500.000.000,- 25%
4 Diatas Rp 500.000.000,- 30% Sumber: www.pajak.co.id
102
4.2.7.1 Skenario Moderat
Sekenario moderat yang digunakan ini merupakan sekenario dimana
keadaaan pasar berlangsung normal, permintaan dan penjualan produk Chekhup
setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan tidak terjadi kenaiakan biaya
pembelian produk serta kenaikan biaya operasional perusahaan.
1. Analisa Penjualan
Tabel 4.11 berikut menunjukan proyeksi penjualan periode tahun 2013-2017
produk Chekhup oleh PT. Dagang Jaya. Pada skenario moderat ini diasumsikan
bahwa pertumbuhan penjualan setiap tahunnya adalah sebesar 25%.
Tabel 4.11 Proyeksi PenjualanSkenario Moderat Tahun 2013-2017 (dalam
rupiah)
Produk 2013 2014 2015 2016 2017
HC 1,953,300,000 2,133,840,000 2,315,400,000 2,496,960,000 2,677,500,000
Coffee 5,623,464,000 6,039,102,000 6,455,814,000 6,871,452,000 7,288,164,000
Tea 2,513,467,500 2,764,710,000 3,016,995,000 3,268,237,500 3,519,480,000
Gula 1,311,050,000 1,430,000,000 1,548,950,000 1,667,900,000 1,786,850,000
Total 11,401,281,500 12,367,652,000 13,337,159,000 14,304,549,500 15,271,994,000
Sumber: pengolahan data
Keterangan:
- Pada tahun 2013 total penjualan produk Chekhup adalah sebesar Rp
11,401,281,500,-. Tahun 2014 total penjualan mengalami kenaikan sebesar
Rp929.404.500,- atau setara dengan 8.4% dari tahun 2013.
- Pada tahun 2015 penjualan produk Chekhup mengalami kenaikan sebesar
Rp932.541.000,- yang setara dengan 7.8% dari total penjualan tahun 2014.
- Pada tahun 2016 penjualan perusahaan meningkat menjadi Rp
14,304,549,500,- kenaikannya adalah sebesar Rp930.424.500,- atau 7.2% dari
103
tahun sebelumnya.
- Pada tahun 2017 penjualan produk mengalami kenaikan sebesar
Rp930.478.500,- yang setara dengan 6.7% dari tahun 2016.
2. Analisa Pembelian Barang Dagang (Produk Chekhup)
Dalam melakukan bisnisnya perusahaan mengambil keuntungan dari
produk Chekhup sebesar 30% dan diasumsikan bahwa pada sekenario ini
pertumbuhan penjualan produk Chekhup adalah sebesar 25%. Pertumbuhan ini
didasarkan pada permintaan produk minuman Chekhup pada lima tahun
sebelumnya selalu mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Tabel 4.12 berikut
adalah jumlah pembelanjaan perusahaan dalam melakukan pembelian produk
Chekhup:
Tabel 4.12 Pembelian Barang Dagang Skenario Moderat (dalam rupiah)
Produk 2013 2014 2015 2016 2017 HC 1,562,640,000 1,493,688,000 1,620,780,000 $1,747,872,000 $1,874,250,000
Coffee 5,623,463,999 6,039,101,999 6,455,813,999 $6,871,451,999 $7,288,163,999
Tea 2,010,774,000 1,935,297,000 2,111,896,500 $2,287,766,250 $2,463,636,000
Gula 1,048,840,000 1,001,000,000 1,084,265,000 $1,167,530,000 $1,250,795,000
Total
10,245,717,999 10,469,086,999 11,272,755,499 $12,074,620,249 $12,876,844,999 Sumber: Pengolahan data.
3. Analisa Biaya Operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan oleh PT. Dagang Jaya selama satu
tahun dalam menjalankan perusahaannya. Biaya operasional yang harus
dikeluarkan oleh PT. Dagang Jaya adalah biaya gaji karyawan (dengan THR),
baiya pemasaran produk, biasa telepon dan internet, biaya listrik, biaya transport
(bbm, service mobil, dan lain-lain), pengiriman produk dari produsen, dan biaya
lainnya seperti biaya service AC, perawatan peralatan, biaya keamanan, biaya
104
kebersihan, dan biaya lainnya. Biaya-biaya operasional ini sebagaimana yang
dijelaskan pada tabel 4.13 dibawah ini.
Tabel 4.13 Biaya OperasionalSkenario Moderat (dalam rupiah)
No. Deskripsi biaya Jumlah 1 Gaji Karyawan 791.180.000
2 Biaya Pemasaran 25.000.000
3 Biaya Telpon dan internet 60.000.000
4 Biaya Listrik 36.000.000
5 Biaya Transport 24.000.000
6 Biaya Pengiriman Produk 250.000.000
7 Biaya Lain-lain 5.000.000
Total Biaya 1.191.180.000 Sumber: pengolahan data.
Namun dengan seiring berjalannya perusahaan dan tingkat inflasi yang ada
di Indonesia yaitu sebesar 4%-6% maka perusahaan melakukan penyesuaian
kenaikan biaya seperti terlihat pada Tabel 4.14 dibawah ini:
Tabel 4.14 Kenaikan Biaya
Tahun Presentasi Kenaikan Biaya 2013 10% 2014 10% 2015 12% 2016 12% 2017 15%
Sumber: pengolahan data.
Maka dengan adanya kenaikan biaya operasional tersebut maka
perusahaan melakukan penyesuaian jumlah dalam biaya operasional sebagaimana
pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel: 4.15 Penyesuaian Biaya Operasional Skenario Moderat (dalam
rupiah)
Tahun Biaya Operasional 2013 1.310.298.000
105
2014 1.310.298.000
2015 1.334.121.600
2016 1.334.121.600
2017 1.369.857.000 Sumber: Pengolahan data.
4. Analisis Penyusutan
Tabel berikut menunjukan penyusutan aktiva, peralatan kantor dan
kendaraan operasional yang digunakan selama operasi perusahaan seperti pada
tabel 4.16 berikut.
Tabel: 4.16 Analisis Penyusutan Asset (dalam rupiah)
No. Keterangan Harga Nilai Residu/sisa
Umur Ekonomis
Nilai Penyusutan
1 Gedung Kantor dan Gudang 1.000.000.000 200.000.000 20 40.000.000
2 Perlengkapan 21.800.000 10.000.000 5 2.360.000
3 Mobil Operasional (Toyota Avanza)
130.000.000 70.000.000 5 12.000.000
4 Mobil Box L300 50.000.000 15.000.000 5 7.000.000
5 Mobil Box PS1000 200.000.000 50.000.000 5 30.000.000
6 Air Conditioner (AC) 2.000.000 500.000 5 300.000
7 Telepon 300.000 30.000 5 54.000
8 Mesin Fax 500.000 70.000 5 86.000
9 Komputer 4.000.000 1.000.000 5 600.000
10 Meja Kantor (2buah) 1.800.000 300.000 5 300.000
11 Kursi Kantor (2buah) 1.000.000 200.000 5 160.000
12 Alat Kebersihan 600.000 50.000 5 110.000
Total Penyusutan 92.970.000 Sumber: pengolahan data.
5. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow)
Tabel 4.17 berikut ini adalah proyeksi arus kas di dalamPT. Dagang Jaya
dalam tiga jenis cashflow yang ada, yaitu aliran kas awal, aliran kas operasional,
dan aliran kas terakhit (terminalcashflow). Proyeksi arus kas yang lebih lengkap
106
dilampirkan dalam lampiran I pada penelitian ini.
Tabel 4.17 Aliran Kas Awal Skenario Moderat (dalam rupiah)
Aliran Kas Awal (Initial cash flow)
Dana Aktiva Tetap 1.412.000.000
Modal Kerja 1.700.060.000
Total 3.112.060.000
Sumber: pengolahan data.
Aliran kas awal merupakan dana yang dikeluarkan perusahaan dalam
investasi awal bisnis ini. Seperti terlihat pada tabel diatas. Aliran kas operasional
(OFC) PT. Dagang Jaya yang terlihat pada tabel dibawah ini berasal dari
operasional perusahaan yang diperoleh dengan rumus:
OFC = EAT (earning after tax) + Penyusutan
Tabel 4.18 dibawah ini menunjukan arus kas operasional perusahaan pada
skenario moderat.
Tabel 4.18 Aliran Kas OperasionalSkenario Moderat (dalam rupiah)
Tahun EAT Penyusutan OCF Arus Kas Kumulatif
2013 483,761,763 92,970,000 576,731,763 576,731,763
2014 687,944,321 92,970,000 780,914,321 1,357,646,084
2015 791,296,503 92,970,000 884,266,503 2,241,912,587
2016 986,534,978 92,970,000 1,079,504,978 3,321,417,564
2017 1,091,135,853 92,970,000 1,184,105,853 4,505,523,417 Sumber: pengolahan data.
Jenis aliran kas yang terakhir adalah Terminal Cash Flow. Terminal Cash
Flow dihitung melalui modal kerja dan nilai sisa aktiva tetap perusahaan seperti
pada tabel 4.19 dibawah ini.
107
Tabel 4.19TerminalCashFlowSkenario Moderat(dalam rupiah)
Aliran Kas Akhir (Terminal Cash Flow) Modal kerja 1.700.060.000 Nilai sisa 40.000.000 TFC 1.740.060.000
Sumber: pengolahan data.
Dengan demikian maka dapat dibuat proyeksi aliran kas dalam bisnis ini
seperti dalam tabel dibawah 4.20 ini:
Tabel 4.20 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Skenario Moderat(dalam
rupiah)
Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Tahun ICF OCF TCF
2012 1.700.060.000 576.731.762.60 2013 780.914.321.17 2014 884.266.502.79 2015 1.079.504.977.75 2016 1.184.105.852.80 Rp1.740.060.000
Sumber: Pengolahan data
6. Proyeksi Laporan Laba/Rugi
Proyeksi laporan Laba/Rugi di dalamskenario ini dibuat berdasarkan pada
analisis penjualan dan analisis pembelian barang dagang PT. Dagang Jaya.
Tabel 4.21 Proyeksi Laba/RugiSkenario Moderat (dalam rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
EBIT 691.088.232 982.777.602 1.130.423.575 1.409.335.683 1.558.765.504
EAT 483.761.763 687.944.321 791.296.503 986.534.978 1.091.135.853 Sumber: pengolahan data.
Untuk lebih jelas proyeksi laporan laba/rugi dari metode ini pada lampiran II.
108
7. Analisis Investasi
Analisis investasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah proyek
bisnis. Dalam perhitungan analisis investasi digunakan tiga alat pengukuran yaitu
Payback period, Net Present Value, IRR, dan Profitabilitas Index.
Payback period, perhitungan ini dilakukan untuk mengukur seberapa cepat
rencana investasi usaha pengembangan bisnis bisa kembali. dasar yang digunakan
dalam perhitungan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam skenario
ini adalah:
Payback Period
n+(a-b)/(c-b)x1tahun
2+(3.112.060.000-1.062.026.421)x1 tahun (1.767.211.72-1.062.026.421)
= 4 tahun
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa modal bisnis
akan kembali dalam 4 tahun. Karena paybackperiod lebih kecil dari umur
ekonomis aktiva perusahaan. maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.
Net Present Value, dasar yang digunakan dalam perhitungan adalah aliran
kas. Pada perhitungan NPV ini bunga diskonto adalah sebesar 10% merupakan
hasil perhitungan modal dan jumlah pinjaman bank serta bunga atas kredit
pinjaman tersebut. Perhitungan NetPresentValue dalam skenario ini seperti
terdapat dalam tabel 4.23 berikut:
109
Tabel 4.22Net Present Value Skenario Moderat(dalam rupiah)
NPV
periode Factor Diskonto OCF (10%) Cash Flow PV
0 1 3.112.060.000 3.112.060.000
1 0.906600269 576.731.763 522.865.171
2 0.821924048 780.914.321 641.852.260
3 0.745156564 884.266.503 658.916.989
4 0.675559141 1.079.504.978 729.269.456
5 0.6124621 1.184.105.853 725.219.957
6.390.183.833
NVP 3.278.123.833 Sumber: pengolahan data.
∑ Rt
(1+i)t
576.731.763+ 780.914.321 + 884.266.503+ 1.079.504.978+
(1+0.10%)1 (1+0.10%)2 (1+0.10%)3 (1+0.10%)4
1.184.105.853
(1+0.10%)5
= 3.278.123.833
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa NPV sebesar
Rp 3.278.123.833.- yang menunjukan hasil positif. berarti investasi
pengembangan bisnis dengan menambah jenis produk Checkhupini dinyatakan
layak untuk dijalankan oleh PT. Dagang Jaya.
Internal Rate of Return (IRR),perhitungan ini mempunyai dasar
perhitungan dari aliran kas operasional (OCF) dan investasi awal seperti pada
tabel 4.24 berikut:
110
Tabel 4.23Internal Rate of ReturnSkenario Moderat (IRR) (dalam rupiah)
IRR
Investasi (3.112.060.000)
OCF 2013 576.731.763
OCF 2014 780.914.321
OCF 2015 884.266.503
OCF 2016 1.079.504.978
OCF 2017 1.184.105.853
IRR 12% Sumber: pengolahan data.
-3,112,060,000 +
576,731,763 +
780.914.321 (1+r)1 (1+r)2
+ 884.266.503
+ 1.079.504.978
+ 1.184.105.853
(1+r)3 (1+r)4 (1+r)5
= 12%
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil IRR lebih besar
dari COC (cost of capital) maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.
ProfitabilityIndex (PI). pada perhitungan ini yang menjadi dasar adalah
nilai NPV dan total investasi perusahaan yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.24ProfitabilityIndexSkenario Moderat(PI) (dalam rupiah)
Profitability Index (PI)
NPV/Investasi
3.278.123.833
3.112.060.000
= 1.06 Sumber: pengolahan data.
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil PI lebih besar
dari 0 maka investasi untuk pengembangan bisnis melalui penambahan jenis
111
produk minuman instan Chekhup dinyatakan layak.
4.2.7.2 Skenario Optimis
1. Analisa Penjualan
Pada skenario optimis ini diasumsikan bahwa penjualan produk
perusahaan mengalami kenaikan sebesar 15% dari skenario moderat sebelumnya
atau kenaikan penjualannya sebesar 40%.
Tabel 4.25 Analisa PenjualanSkenario Optimis (dalam rupiah)
Tahun Penjualan
2013 15.391.386.500
2014 16.692.552.800
2015 17998.110.200
2016 19.300.704.500
2017 20.603.374.400
Sumber: pengolahan data.
2. Analisa Pembelian Barang Dagang (Produk Chekhup)
Biaya pembelian produk disesuaikan dengan kenaikan penjualan pada
skenario ini yaitu sebesar 30% dari skenario yang sebelumnya seperti yang dapat
dilihat di tabel berikut:
Tabel 4.26 Analisa Pembelian Produk ChekhupSkenario Optimis (dalam
rupiah)
Tahun Pembelian
2013 9.919.770.799
2014 10.158.006.999
2015 10.935.799.299
2016 11.711.787.849
2017 12.488.136.399 Sumber: pengolahan data.
112
3. Analisa Biaya Operasional
Biaya operasional yang terdapat pada PT. Dagang Jaya dalam skenario
optimis ini diasumsikan masih sama seperti skenario moderat.
4. Analisa Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan yang terdapat pada skenario ini diasumsikan masih
sama seperti skenario sebelumnya.
5. Proyeksi Laporan Laba/Rugi
Proyeksi laba rugi pada skenario optimis dimasukan kedalam lampiran III
pada riset ini. Berikut adalah ringkasan dari proyeksi tersebut:
Tabel 4.27 Proyeksi Laporan Laba/Rugi Skenario Optimis (dalam rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
EBIT 1.019.254.580 1.338.686.674 1.514.168.996 1.409.335.683 1.558.765.504
EAT 713.478.206 937.080.672 1.059.918.298 986.534.978 1.091.135.853
Sumber: pengolahan data.
� Pada tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 31.34% dari tahun 2013. Pada
periode tahun 2014-2015 kenaikan laba mencapaai 13.11% bila di
bandingkan dengan periode tahun sebelumnya.
� Pada tahun 2016 perusahaan mengalami penurunan laba bersih yaitu sebesar
Rp 104.833.314,- atau setara dengan 6.92%. Namun perusahaan masih tetap
memiliki keuntungan/laba dalam menjalankan bisnis ini.
� Pada tahun 2017 kenaikan dari penjualan naik sebesar 10.60% atau sebesar
Rp 149.429.821.50,- dari tahun sebelumnya.
113
6. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow)
Proyeksi arus kas pada metode ini disertakan pada lampiran IV. Berikut
ini adalah proyeksi arus kas PT. Dagang Jaya yang dibagi dalam tiga jenis
cashflow yang ada. proyeksi arus kas awal pada metode ini disamakan dengan
metode moderat seperti yang terlihat pada tabel 4.18 diatas. Aliran kas
operasional (OFC) pada metode ini seperti terlihat pada tabel 4.28 dibawah ini:
Tabel 4.28Aliran Kas Operasional Skenario Optimis (operationalcashflow)
Tahun EAT Penyusutan OCF Arus Kas Kumulatif 2013 713.478.206 92.970.000 806.448.206 806.448.206 2014 937.080.672 92.970.000 1.030.050.672 1.836.498.878 2015 1.059.918.298 92.970.000 1.152.888.298 2.989.387.175 2016 986.534.978 92.970.000 1.079.504.978 4.068.892.153 2017 1.091.135.853 92.970.000 1.184.105.853 5.252.998.006
Sumber: pengolahan data.
Aliran kas operasional (OFC) PT. Dagang Jaya yang terlihat pada tabel
diatas berasal dari operasional perusahaan yang diperoleh dengan rumus:
OFC = EAT (earning after tax) + Penyusutan
Aliran kas ini nantinya akan digunakan dalam perhitungan mencari NPV
di dalamanalisis investasi perusahaan.
Jenis aliran kas yang terakhir adalah Terminal Cash Flow. Terminal Cash
Flow dihitung melalui modal kerja dan nilai sisa aktiva tetap perusahaan seperti
pada tabel 4.28 sebelumnya. Dengan demikian maka dapat dibuat proyeksi aliran
kas dalam skenario optimis bisnis ini seperti dalam Tabel 4.29 dibawah ini:
114
Tabel 4.29Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Skenario Optimis (dalam rupiah)
Aliran Kas Akhir (Terminal Cash Flow) modal kerja 1.635.760.000 nilai sisa 40.000.000 TFC 1.675.760.000
Sumber: pengolahan data.
7. Analisis Investasi
Analisis investasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah proyek
bisnis. Dalam perhitungan analisis investasi digunakan tiga alat pengukuran yaitu
Payback period, Net Present Value, IRR, dan Profitabilitas Index.
Payback period, perhitungan ini dilakukan untuk mengukur seberapa cepat
rencana investasi usaha pengembangan bisnis bisa kembali. dasar yang digunakan
dalam perhitungan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam skenario
ini adalah:
Payback Period
n+(a-b)/(c-b)x1tahun
2+(3.112.060.000-1.836.498.878)x1 tahun (2.989.387.175-1.836.498.878)
= 3.1 tahun
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa modal bisnis
akan kembali dalam 3 tahun 1 bulan 2 hari. Karena paybackperiod lebih kecil dari
umur ekonomis aktiva perusahaan. maka investasi dinyatakan layak untuk
dijalankan.
Net Present Value, dasar yang digunakan dalam perhitungan adalah aliran
kas. Pada perhitungan NPV ini bunga diskonto adalah sebesar 10% merupakan
115
hasil perhitungan modal dan jumlah pinjaman bank serta bunga atas kredit
pinjaman tersebut.Perhitungan NPV dalam skenario ini seperti dalam Tabel 4.30
dibawah ini:
Tabel 4.30Net Present Value (NPV)Skenario Optimis(dalam rupiah)
NPV periode Factor Diskonto OCF (10%) Cash Flow PV
0 1 3.047.760.000 3.047.760.000 1 0.907850126 806.448.206 732.134.106 2 0.824191852 1.030.050.672 848.959.370 3 0.748242677 1.152.888.298 862.640.226 4 0.679292208 1.079.504.978 733.299.320 5 0.616695517 1.184.105.853 730.232.771
6.955.025.793 NVP 3.907.265.793
Sumber: pengolahan data.
∑ Rt
(1+i)t
860448206 + 1.030.050.671.71 + 1.152.888.297.53 + 1.079.504.977.75 +
(1+0.10%)1 (1+0.10%)2 (1+0.10%)3 (1+0.10%)4
1.184.105.852.80
(1+0.10%)5
= 3.907.265.793
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa NPV sebesar
Rp 3.907.265.793.- yang menunjukan hasil positif, berarti investasi ini
dinyatakan layak untuk dijalankan oleh perusahaan.
Internal Rate of Return (IRR),perhitungan ini mempunyai dasar
perhitungan dari aliran kas operasional (OCF) dan investasi awal seperti pada
Tabel 4.31 berikut:
116
Tabel 4.31Internal Rate of ReturnSkenario Optimis (IRR) (dalam rupiah)
IRR Investasi (3.112.060.000)
2013 806.448.206 2014 1.030.050.672 2015 1.152.888.298
2016 1.079.504.978 2017 1.184.105.853
IRR 20% Sumber: pengolahan data.
-3,112,060,000 +
806.448.206 +
1.030.050.672 (1+r)1 (1+r)2
+ 1.152.888.298
+ 1.079.504.978
+ 1.184.105.853
(1+r)3 (1+r)4 (1+r)5
= 20%
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil IRR lebih besar
dari COC (cost of capital) maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.
ProfitabilityIndex (PI). pada perhitungan ini yang menjadi dasar adalah
nilai NPV dan total investasi perusahaan yang dapat dilihat sebagai berikut:
Profitability Index (PI)
NPV/Investasi
= 3.907.265.793 3.112.060.000
= 1.28
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil PI lebih besar
dari 0 maka investasi pengembangan bisnis pada PT. Dagang Jaya dinyatakan
layak untuk dijalankan.
117
4.2.7.3 Skenario Pesimis
1. Analisa Penjualan
Dalam skenario pesimis ini perusahaan mengasumsikan penurunan
penjualan sebesar 15% atau pertumbuhan penjualannya hanya sebesar 15% dari
skenario moderat yang sebelumnya telah dibahas. Seperti terlihat dalam tabel 4.32
dibawah ini:
Tabel 4.32 Analisa PenjualanSkenario Pesimis (dalam rupiah)
Tahun Penjualan 2013 12.642.924.625 2014 13.711.739.800 2015 14.784.161.950 2016 13.786.217.500 2017 14.716.696.000
Sumber: Pengolahan data.
2. Analisa Pembelian Barang Dagang (Produk Chekhup)
Penyesuaian dilakukan dalam skenario ini karena terjadinya penurunan
penjualan produk Chekhupsebesar 15% dan pertumbuhan penjualan pada periode
ini oleh PT. Dagang Jaya diasumsikan hanya sebesar 15%. Besar pembelian
barang dagang yang dilakukan oleh PT. Dagang Jaya dalam skenario ini dapat
dilihat pada tabel 4.33 berikut:
Tabel 4.33 Analisa Pembelian Produk ChekhupSkenario Pesimis(dalam
rupiah)
Tahun Pembelian 2013 8.850.047.238 2014 9.598.217.860 2015 10.348.913.365 2016 9.650.352.250 2017 10.301.687.200
Sumber: pengolahan data.
118
3. Analisa Biaya Operasional
Biaya operasional yang perlu dikeluarkan perusahaan dalam skenario
pesimis ini tidak mengalami perubahan dari kedua skenario yang telah dibahas
sebelumnya.
4. Analisa Biaya Penyusutan
Pada biaya penyusutan di dalam skenario pesimis ini perusahaan tidak
mengalami perubahan jumlah biaya penyusutan. jumlah biaya penyusutan pada
metode ini masih sama seperti dua metode sebelumnya.
5. Proyeksi Laporan Laba/Rugi
Perhitungan proyeksi laba rugi lebih lengkap pada skenario pesimis ini
disertakan di dalamlampiran V. hasil akhir dalam proyeksi laba/rugi metode ini
seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.34 Proyeksi Laporan Laba/Rugi Skenario Pesimis(dalam rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
EBIT 472.310.667 745.504.887 874.593.295 1.409.335.683 1.558.765.504
EAT 330.617.467 521.853.421 612.215.306 986.534.978 1.091.135.853
Sumber: pengolahan data.
Keterangan:
- walaupun menggunakan metode pesimis pada tahun 2013 perusahaan tetap
mendapatkan laba sebesar Rp 472.310.667.-. Kenaikan laba terjadi pada
tahun berikutnya yaitu sebesar Rp 273.194.220.-.
- Pada tahun 2015 perusahaan mendapat kenaikan laba sebesar 7.2% dari tahun
2014.
- Sedangkan pada tahun 2016-2017 kenaikan laba perusahaan sebesar 6.2%
119
atau sebesar Rp 706.610.399.- .
6. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow)
Berikut ini adalah proyeksi arus kas di dalamPT. Dagang Jaya dalam tiga
jenis cashflow yang ada yaitu aliran kas awal. aliran kas operasional. dan aliran
kas akhir. Aliran kas awal merupakan dana yang dikeluarkan perusahaan dalam
investasi awal bisnis ini. Seperti terlihat pada tabel 4.18 diatas.
Aliran kas operasional (OFC) PT. Dagang Jaya yang terlihat pada tabel
dibawah ini berasal dari operasional perusahaan yang diperoleh dengan rumus:
OFC = EAT (earning after tax) + Penyusutan
Aliran kas ini nantinya akan digunakan dalam perhitungan mencari Net
Present Valuedi dalamanalisis investasi perusahaan. NPV menjadi salah satu
penilai apakah investasi pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh PT.
Dagang Jaya layak dilakukan atau tidak. Aliran kas operasional perusahan dapat
dilihat pada tabel 4.35 dibawah ini.
Tabel 4.35Aliran Kas Operasional (operationalcashflow) Skenario
Pesimis(dalam rupiah)
Aliran Kas Operasional (operational cash flow) Tahun EAT Penyusutan OCF Arus Kas Kumulatif
2013 354.233.000 92.970.000 447.203.000 447.203.000
2014 521.853.421 92.970.000 614.823.421 1.062.026.421
2015 612.215.306 92.970.000 705.185.306 1.767.211.727
2016 986.534.978 92.970.000 1.079.504.978 2.846.716.705
2017 1.091.135.853 92.970.000 1.184.105.853 4.030.822.558
Sumber: pengolahan data.
Jenis aliran kas yang terakhir adalah TerminalCashFlow. Terminal Cash
120
Flow dihitung melalui modal kerja dan nilai sisa aktiva tetap perusahaan. pada
metode ini aliran kas akhir (terminalcashflow) sama seperti pada tabel 4.20 diatas.
Dengan demikian maka dapat dibuat proyeksi aliran kas dalam bisnis ini
seperti dalam Tabel 4.36 dibawah ini:
Tabel 4.36Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Skenario Pesimis(dalam rupiah)
Proyeksi Aliran Kas Perusahaan
Tahun ICF OCF TCF
2013 1.635.760.000 447.203.000.28
2014 614.823.420.81
2015 705.185.306.30
2016 1.079.504.977.75
2017 1.184.105.852.80 1.675.760.000 Sumber: pengolahan data.
Proyeksi aliran kas (cash flow) dalam metode ini lebih lengkap disertakan
pada lampiran VI.
7. Analisis Investasi
Analisis investasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah proyek
bisnis. Dalam perhitungan analisis investasi digunakan tiga alat pengukuran yaitu
Payback period, Net Present Value, IRR, dan Profitabilitas Index.
Payback period, perhitungan ini dilakukan untuk mengukur seberapa cepat
rencana investasi usaha pengembangan bisnis bisa kembali. dasar yang digunakan
dalam perhitungan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam skenario
ini adalah:
Payback Period
121
n+(a-b)/(c-b)x1tahun
2+(3.112.060.000-1.162.026.421)x1 tahun (1.767.211.727-1.162.026.421)
= 4.9
Kesimpulan yang dari perhitungan ini adalah bahwa modal bisnis akan
kembali dalam 4 tahun 10 bulan. Karena paybackperiod lebih kecil dari umur
ekonomis aktiva perusahaan. maka investasi dinyatakan layak untuk dijalankan.
Net Present Value, dasar yang digunakan dalam perhitungan adalah aliran
kas yang berasal dari OCF (operational cash flow) yang telah dianalisa
sebelumnya. Pada perhitungan NPV ini bunga diskonto adalah sebesar 10%
merupakan hasil perhitungan modal dan jumlah pinjaman bank serta bunga atas
kredit pinjaman tersebut. Perhitungan NPV dalam skenario ini seperti dalam
Tabel 4.37 berikut:
Tabel 4.37Net Present Value (NPV) Skenario Pesimis(dalam rupiah)
NPV
periode Factor Diskonto OCF (10%) Cash Flow PV
0 1 3.047.760.000 3.047.760.000
1 0.907850126 447.203.000 405.993.300
2 0.824191852 614.823.421 506.732.454
3 0.748242677 705.185.306 527.649.741
4 0.679292208 1.079.504.978 733.299.320
5 0.616695517 1.184.105.853 730.232.771
5.951.667.586
NVP 2.903.907.586 Sumber: pengolahan data.
∑ Rt (1+i)t
122
447.203.000+ 614.823.421+ 705.185.306+ 1.079.504.978+ (1+0.10%)1 (1+0.10%)2 (1+0.10%)3 (1+0.10%)4
1.184.105.8523
(1+0.10%)5
= 2.903.907.586
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah bahwa NPV sebesar
Rp2.903.907.586.- yang menunjukan hasil positif. berarti investasi pengembangan
bisnis melalui penambahan jumlah produk ini dinyatakan layak untuk dijalankan
oleh perusahaan. Internal Rate of Return (IRR),perhitungan ini mempunyai dasar
perhitungan dari aliran kas operasional (OCF) dan investasi awal seperti pada
tabel 4.38 berikut:
Tabel 4.38Internal Rate of Return (IRR)Skenario Pesimis(dalam rupiah)
IRR
Investasi (3.112.060.000)
OCF 2013 447.203.000
OCF 2014 614.823.421
OCF 2015 705.185.306
OCF 2016 1.079.504.978
OCF 2017 1.184.105.853
IRR 9% Sumber: pengolahan data.
-3,112,060,000 +
447.203.000 +
614.823.421 (1+r)1 (1+r)2
+ 705.185.306
+ 1.079.504.978
+ 1.184.105.853
(1+r)3 (1+r)4 (1+r)5
= 9%
Kesimpulan yang didapat dari perhitungan sebelumnya adalah hasil IRR
123
lebih besar dari COC (cost of capital) maka investasi dinyatakan layak untuk
dijalankan.
ProfitabilityIndex (PI). pada perhitungan ini yang menjadi dasar adalah
nilai NPV dan total investasi perusahaan yang dapat dilihat sebagai berikut:
Profitability Index (PI)
NPV/Investasi
= 2.903.907.586 3.112.060.000
= 0.95 Kesimpulan yang didapat dari perhitungan ini adalah hasil PI dengan
pembulatan sama dengan 1, maka proyek layak untuk dijalankan.
4.2.8 Perhitungan Break Even Point (BEP)
Pada tabel dibawah ini perupakan perhitungan dari BEP harga dan jumlah
penjualan produk titik impas pada saat bisnis dijalankan.
- Hot Chocolate
Tabel 4.39 Fix Cost, Variable Cost, dan Price Hot Chocolate Tahun Permintaan FC VC Price
2013 1915 990,198,000 171,749 1,020,000
2014 2092 990,198,000 157,218
2015 2270 1,008,201,600 147,524
2016 2448 1,008,201,600 136,797
2017 2625 1,035,207,000 130,990
Sumber: Pengolahan data.
Maka berdasarkan pada fix cost, variable cost, dan harga produk minuman
hot chocolate Chekhup ini didapat perhitungan Break Even Point (BEP) seperti
yang ditunjukan pada tabel 4.40 berikut:
Tabel 4.40 BEP Hot Chocolate PERHITUNGAN BEP
124
TAHUN BEP UNIT BEP SALES
2013 1,167 1,190,688,102
2014 1,148 1,170,633,982
2015 1,156 1,178,675,290
2016 1,142 1,164,359,814
2017 1,164 1,187,738,839
Sumber: pengolahan data.
- Coffee
Tabel 4.41 Fix Cost, Variable Cost, dan Price Coffee Tahun Permintaan FC VC Price 2013 5236 990,198,000 62,815 1,074,000 2014 5623 990,198,000 58,492 2015 6011 1,008,201,600 55,711 2016 6398 1,008,201,600 52,341 2017 6786 1,035,207,000 50,670
Sumber: pengolahan data.
Maka didapat perhitungan BEP seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.42 BEP Coffee PERHITUNGAN BEP TAHUN BEP UNIT BEP SALES
2013 979 1,051,709,415 2014 975 1,047,232,081 2015 993 1,063,360,919 2016 987 1,059,853,529 2017 1,012 1,086,465,616
Sumber: pengolahan data.
- Tea
Tabel 4.43 Fix Cost, Variable Cost, dan Price Tea Tahun Permintaan FC VC Price
2013 2411 990,198,000 136,416 1,042,500 2014 2652 990,198,000 124,020 2015 2894 1,008,201,600 115,715 2016 3135 1,008,201,600 106,820 2017 3376 1,035,207,000 101,851
Sumber: Pengolahan data.
Maka berdasarkan pada tabel fix cost, variable cost, dan harga produk
125
minuman tea Chekhupsebelumnyadidapat perhitungan Break Even Point (BEP)
seperti yang ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.44 BEP Tea PERHITUNGAN BEP TAHUN BEP UNIT BEP SALES
2013 1,093 1,139,278,366 2014 1,078 1,123,901,418 2015 1,088 1,134,082,314 2016 1,078 1,123,300,613 2017 1,101 1,147,296,862
Sumber: pengolahan data.
- Gula
Tabel 4.45 Fix Cost, Variable Cost, dan Price Gula Tahun Permintaan FC VC Price
2013 2017 990,198,000 163,064 650,000 2014 2200 990,198,000 149,500 2015 2383 1,008,201,600 140,529 2016 2566 1,008,201,600 130,507 2017 2749 1,035,207,000 125,082
Sumber: pengolahan data.
Maka didapat perhitungan Break Even Point (BEP) seperti yang
ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.46 BEP Gula
PERHITUNGAN BEP TAHUN BEP UNIT BEP SALES
2013 2,034 1,321,793,095 2014 1,978 1,285,971,429 2015 1,979 1,286,296,398 2016 1,941 1,261,481,035 2017 1,972 1,281,884,704
Sumber: pengolahan data.
4.2.9 Hasil Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis
126
Dari hasil analisi berbagai aspek yang telah dikemukakan dan dibahas pada
bagian-bagian sebelumnya, dapat direkapitulasi hasilnya pada Tabel 4.39 berikut:
Tabel 4.47 Hasil Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis
No. Aspek Studi Kelayakan Hasil
1 Aspek Pasar dan Pemasaran Analisa yang dilakukan di dalam aspek
pasar dan pemasaran PT. Dagang Jaya
menunjukan bahwa penjualan produk
minuman instan Chekhup setiap
tahunnya mengalami peningkatan
permintaan, dengan perkiraan
peningkatan rata-rata permintaan
sebesar 7-8% per tahun maka menurut
aspek ini pengembangan bisnis layak
untuk dilakukan oleh PT. Dagang Jaya.
2 Aspek Manajemen dan Sumber
Daya Manusia
Analisa yang dilakukan dalam aspek ini
menghasilkan penjelasan mengenai
jenis pekerjaan, deskripsi pekerjaan,
dan struktur organisasi pada karyawan
yang sudah sesuai dengan apa yang
dibutuhkan PT. Dagang Jaya dalam
menjalankan perusahaannya. Pada
aspek ini juga perusahaan telah
menetapkan manajemen dan sumber
daya manusia yang sesuai yang dapat
membantu perusahaan dalam
melakukan pengembangan bisnis, maka
pengembangan bisnis layak untuk
dilakukan.
3 Aspek Teknis dan Operasional Analisa yang dilakukan pada aspek ini
127
menghasilakn penjabaran mengenai
bagaimana proses kerja di dalam
perusahaan, bagaimana proses
distribusi barang dagang. Dengan
menambah jenis produk Chekhup PT.
Dagang Jaya dapat mengembangkan
keagenan penjualan produk ini semakin
besar lagi, maka pengembangan bisnis
yang akan dilakukan oleh perusahaan
layak untuk dilakukan.
4 Aspek AMDAL Hasil analisis terhadap aspek AMDAL
ini menunjukan bahwa produk
perusahaan tidak merusak lingkungan
hidup, maka pengembangan layak
untuk dilakukan.
5 Aspek Hukum Semua ketentuan hukum yang harus
dilaksanakan oleh PT. Dagang Jaya
telah dilakukan, seluruh persyaratan
dan berkas-berkas perusahaan telah
lengkap. Maka pengembangan bisnis
layak untuk dilakukan.
6 Aspek Ekonomi dan Keuangan Dalam menganalisa aspek ini PT.
Dagang Jaya menjalankan perusahaan
semata-mata bukan hanya ingin
mencari keuntungan yang besar saja, di
dalam perlaksanaanya perusahaan
memiliki tanggung jawab sosial kepada
para pegawai perusahaan serta kepada
lingkungan sekitar perusahaan. Dengan
berjalannya perusahaan maka PT.
128
Dagang Jaya juga turun membantu
memberi penghasilan kepada 56 orang
karyawan dan pekerja yang ada
diperusahaan.
7 Aspek Keuangan Tiga skenario yang digunakan dalam
perhitungan aspek keuangan
menunjukan bahwa pengembangan
bisnis yang akan dilakukan oleh
perusahaan layak. Di dapat bahwa
dengan melakukan penambahan produk
Chekhup maka laba perusahaan terus
bertambah dan setiap tahunnya
mengalami peningkatan.
Sumber: pengolahan data.