BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab...

71
42 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Umum Perusahaan PT. GRAMIDO adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak dibidang sepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita, dan anak-anak. Dengan menggunakan bahan dasar yang terbuat dari kulit dan sintetis. PT. GRAMIDO berlokasi di Jalan Budi Mulia 102A RT 13 / RW 10, Jakarta Utara. Usaha ini dirintis oleh keluarga Bapak Arbie Kuswono pada tahun 1986. Awalnya usaha ini berupa home industri dengan pekerja kurang dari 20 orang. Seiring berjalannya waktu, usaha ini mengalami peningkatan dan pada tahun 1994 Bapak Arbie Kuswono mengubah usahanya dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama PT. GRAMIDO. Sampai sekarang karyawan telah bertambah menjadi kurang lebih 86 orang dan didukung dengan mesin-mesin produksi seperti Cutting Dies, Mesin Cutting atau Mesin Pon, Mesin Skiving, Mesin Jahit, Mesin Forming, Shoe last, Mesin Buffing, Mesin Oven, Mesin Stitching Outsole, Mesin Semir, Mesin Embose, dan Mesin Press. Pada awalnya, PT. GRAMIDO ini memproduksi sepatu dan sandal dengan merk sendiri, serta menerima subkontrak dari PT. Bata, PT. Zandilac, dan beberapa perusahaan sepatu dan sandal lainnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, order dari PT. Bata dan PT. Zandilac mengalami peningkatan, sehingga perusahaan memutuskan hanya menerima subkontrak dari PT. Bata dan PT. Zandilac pada pertengahan tahun 1997. Jadi, hingga saat ini PT. GRAMIDO hanya memproduksi sepatu dan sandal dengan merk Bata dan

Transcript of BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab...

Page 1: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

42

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Umum Perusahaan

PT. GRAMIDO adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak dibidang

sepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita, dan

anak-anak. Dengan menggunakan bahan dasar yang terbuat dari kulit dan sintetis. PT.

GRAMIDO berlokasi di Jalan Budi Mulia 102A RT 13 / RW 10, Jakarta Utara. Usaha ini dirintis

oleh keluarga Bapak Arbie Kuswono pada tahun 1986. Awalnya usaha ini berupa home

industri dengan pekerja kurang dari 20 orang. Seiring berjalannya waktu, usaha ini

mengalami peningkatan dan pada tahun 1994 Bapak Arbie Kuswono mengubah usahanya

dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama PT. GRAMIDO. Sampai sekarang karyawan

telah bertambah menjadi kurang lebih 86 orang dan didukung dengan mesin-mesin produksi

seperti Cutting Dies, Mesin Cutting atau Mesin Pon, Mesin Skiving, Mesin Jahit, Mesin

Forming, Shoe last, Mesin Buffing, Mesin Oven, Mesin Stitching Outsole, Mesin Semir, Mesin

Embose, dan Mesin Press.

Pada awalnya, PT. GRAMIDO ini memproduksi sepatu dan sandal dengan merk

sendiri, serta menerima subkontrak dari PT. Bata, PT. Zandilac, dan beberapa perusahaan

sepatu dan sandal lainnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, order dari PT. Bata

dan PT. Zandilac mengalami peningkatan, sehingga perusahaan memutuskan hanya

menerima subkontrak dari PT. Bata dan PT. Zandilac pada pertengahan tahun 1997. Jadi,

hingga saat ini PT. GRAMIDO hanya memproduksi sepatu dan sandal dengan merk Bata dan

Page 2: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

43

Zandilac. Selain memproduksi barang-barang yang memang dipesan oleh PT. Bata, PT.

GRAMIDO juga memberikan contoh model sepatu dan sandal jika PT. Bata atau PT. Zandilac

sama sekali tidak mempunyai bayangan mengenai model sepatu dan sandal yang ingin

dipesan. Kemampuan produksi rata-rata PT. GRAMIDO adalah 500 pasang per hari.

Prioritas dalam produksi ini berdasarkan pesanan dari PT. Bata dan PT. Zandilac

sehingga perusahaan ini bersifat job order. Maksudnya bila pesanan dari PT. Bata atau PT.

Zandilac lebih banyak sandal maka PT. GRAMIDO akan memproduksi sandal, tetapi bila

pesanan dari PT. Bata atau PT. Zandilac lebih banyak sepatu maka yang akan diproduksi

adalah sepatu.

4.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : PT. GRAMIDO

Page 3: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

44

4.3. Pembagian Tugas dan Wewenang

1. Direktur Utama, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi perusahaan.

Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merumuskan tujuan, sasaran dan kebijaksanaan perusahaan serta mengadakan

pengawasan dan mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menilai hasil kegiatan para Kepala Departemen (Manajer) secara

periodic.

c. Mengadakan rapat evaluasi secara rutin untuk mengetahui perkembangan

perusahaan.

d. Menetapkan kebijaksanaan dan rencana yang berhubungan dengan tujuan yang

akan dicapai perusahaan.

e. Memeriksa laporan kegiatan produksi bulanan, hasil produksi dan juga laporan

penerimaan dan pengeluaran bulanan dari tiap departemen.

2. Manajer Marketing ( Pemasaran )

Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merencanakan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran dan

penjualan (berhubungan dengan PT. Bata dan PT. Zandilac).

b. Menerima keluhan-keluhan dari pelanggan yang disampaikan PT. Bata dan PT.

Zandilac.

c. Membuat laporan secara periodik kepada Direktur Utama.

d. Menangani masalah yang berhubungan dengan pelanggan.

e. Mencari gagasan-gagasan baru yang baik bagi perkembangan produk di masa yang

akan datang.

Page 4: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

45

3. Manajer Produksi (merangkap bagian desain sandal).

Tugas-tugas dan wewenangnya adalah:

a. Membantu Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya dalam hal produksi dan

operasi.

b. Bertanggung jawab terhadap tercapainya target produksi yang telah ditetapkan.

c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi.

d. Mengarahkan dan mengawasi, serta memastikan bahwa semua pelaksanaan

kegiatan pada setiap bagian produksi dapat berjalan sesuai dengan program kerja,

kebijaksanaan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.

e. Mengadakan peninjauan langsung untuk kelancaran produksi ke segala bagian

produksi.

f. Bersama-sama dengan Direktur Utama bertukar pikiran untuk merancang

(mendesain) model-model sandal terbaru.

4. Manajer Personalia

Tugas-tugas dan wewenangnya adalah:

a. Melakukan perekrutan karyawan baru.

b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan gaji karyawan perusahaan.

c. Mengadakan pelatihan, pendidikan dan keselamatan kerja bagi karyawan

perusahaan.

d. Menciptakan keamanan kerja bagi karyawan perusahaan.

e. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat.

5. Manajer Keuangan

Tugas-tugas dan wewenangnya adalah:

a. Merencanakan dan menyiapkan anggaran keuangan yang diperlukan.

Page 5: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

46

b. Membuat laporan dan input secara periodik yang akan diberikan kepada Direktur

Utama.

c. Melaksanakan segala kebijakan yang telah ditetapkan dan pengontrolan keuangan

perusahaan.

d. Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku agar rencana operasi dapat

dipenuhi.

e. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya

dalam perusahaan.

6. Manajer Gudang

Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku dan bahan pembantu.

b. Bertanggung jawab terhadap masalah penanganan material dalam gudang.

c. Bertanggung jawab terhadap pengepakan barang dan pengangkutan barang serta

pemindahannya.

d. Bertanggung jawab terhadap pengiriman produk jadi sampai ke PT. Bata dan PT.

Zandilac.

4.4. Jenis dan Tipe Mesin yang Digunakan

Dalam suatu perusahaan, teknologi merupakan pendukung yang sangat utama

dalam keberlangsungan suatu kegiatan produksi. Dalam melaksanakan kegiatan produksinya,

PT. GRAMIDO tidak hanya menggunakan mesin-mesin untuk kelancaran produksi, tetapi juga

sebagian dari proses produksinya dilakukan secara manual agar memberikan hasil yang lebih

baik.

Page 6: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

47

Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. GRAMIDO antara lain :

1. Cutting Dies

Merupakan besi atau logam yang sisinya tajam dan patah dibentuk berdasarkan pola

sandal.

2. Mesin Cutting atau Mesin Pon

Fungsinya untuk memotong bahan dasar dengan cara tekanan atau hidralin dan

menggunakan cutting dies (pisau), mesin ini digunakan untuk menghasilkan alas

kaki.

3. Mesin Skivingi

Fungsinya untuk menipiskan sisi bahan atau komponen dengan cara mengatur tebal,

tipis dan lebarnya dengan pisau mesin dan tekanan untuk dilipat dan ditempel pada

bagian sewing.

4. Mesin Jahit

Fungsinya untuk menjahit dan menggabungkan komponen upper sandal sehingga

menjadi upper. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur spesifikasi yang diinginkan.

Dalam menjahit upper perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu langkah jahit atau

desain yang sudah ditentukan, ukuran dan bentuk jarum yang harus digunakan,

tebal dan jenis benang.

5. Mesin Forming

Merupakan mesin panas yang terdapat shoe last besi atau logam yang berbentuk

sepatu, dimana berfungsi untuk membentuk upper. Cara penggunannya dengan

memasukkan upper dan dirapatkan dengan digetok pada waktu tertentu.

Page 7: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

48

6. Shoe last

Merupakan cetakan bentuk sepatu yang biasanya terbuat dari plastik atau kayu.

Gunanya untuk membentuk upper sehingga pasangan upper mempunyai kerataan

dan tinggi sepatu yang sama.

7. Mesin Buffing

Merupakan mesin untuk mengamplas atau mengkasarkan bagian yang akan di lem,

biasanya bagian yang diamplas adalah bagian bawah upper yang akan digabungkan

dengan sol. Berfungsi untuk mengamplas yang kasar, menghilangkan kotoran atau

bahan-bahan lain, membuka atau membuat pori agar pengeleman lebih baik.

8. Mesin Oven

Merupakan mesin pemanas yang berfungsi untuk mengeringkan lem dengan kontrol

waktu dan temperatur sebelum ditempel dengan sol.

9. Mesin Stitching Outsole

Merupakan mesin jahit yang berfungsi untuk menjahit atau menguatkan sol pada

sepatu dan sandal. Selain itu kegunannya untuk mengikat atau menguatkan sol

dengan upper dan memberikan variasi.

10. Mesin Blower

Berfungsi untuk membakar sisa-sisa benang hasil jahitan. Dalam pengerjaannya,

perlu diperhatikan lamanya pengerjaan. Karena bisa membuat bagian upper pada

sepatu menjadi kerut.

11. Mesin Semir

Berfungsi untuk menyemir atau membuat kulit sepatu lebih licin dan megkilap.

12. Mesin Embose

Berfungsi untuk membuat merk, dengan memperhatikan besarnya suhu.

Page 8: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

49

13. Mesin Press

Berfungsi untuk merekatkan sol dan upper agar pengeleman lebih kuat, dengan

melakukan penekanan.

4.5. Produk Yang Dihasilkan

PT. GRAMIDO merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan

berbagai macam produk sepatu atau sandal diantaranya adalah :

1. Sepatu dan sandal pria

2. Sepatu dan sandal wanita

3. Sepatu dan sandal anak-anak

Karena banyaknya produk sepatu dan sandal yang dihasilkan oleh PT. GRAMIDO

maka penulis mengkhususkan melakukan penelitian pada salah satu dari produk yang

dihasilkan PT. GRAMIDO. Produk dari PT. GRAMIDO yang dijadikan sample penelitian adalah

sepatu dan sandal khusus para wanita.

4.6. Penentuan Standard Kualitas Produk Sepatu dan Sandal Wanita

Standard kualitas produk yang diterapkan oleh PT. GRAMIDO terdiri dari tiga

tahapan utama yaitu standard kualitas bahan baku, standard kualitas dalam proses produksi,

dan standard kualitas produk jadi.

Page 9: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

50

4.6.1. Standard Kualitas Bahan Baku

Bahan baku merupakan komponen utama yang digunakan dalam pembuatan produk

dalam kegiatan produksi. Tanpa bahan baku atau bahan utama maka proses produksi tidak

dapat dilakukan. Bahan baku dasar yang digunakan untuk menghasilkan sepatu dan sandal

wanita adalah kulit (kulit kambing dan kulit sapi) dan sintetis (PVC yang mengandung

campuran plastik dan PU yang mengandung karet). Dan bahan-bahan pendukung lainnya

seperti benang jahit, lem, kain atau plastik, sol, pengeras, shoe last, karet, tali sandal,

sponge atau busa, dan ornamen.

4.6.2. Standard Kualitas dalam Proses Produksi

Penetapan standard kualitas dalam proses produksi bertujuan untuk memastikan

bahwa proses produksi berjalan sesuai prosedur atau terkendali sehingga apabila terjadi

penyimpangan dalam proses produksi dapat segera dilakukan tindakan perbaikan.

4.6.3. Standard Kualitas Produk Jadi

Penetapan standard kualitas produk jadi merupakan suatu prosedur perusahaan

untuk memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standard kualitas yang

ditetapkan oleh perusahaan. Penetapan standard kualitas produk ditujukan untuk

memuaskan selera dan keinginan konsumen dengan mencegah agar produk yang tidak

memenuhi standard kualitas tidak sampai ke tangan konsumen.

Page 10: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

51

Standard kualitas produk jadi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah :

- Produk tidak kotor

- Ukuran sepatu dan sandal sesuai dengan pasangannya

- Jahitan pada produk tidak mengalami kecacatan

- Tidak terdapat lem yang berlebih pada produk

- Upper dengan sol dapat merekat dengan baik

4.7. Pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Kualitas Produk Sepatu dan Sandal

Wanita

Pengawasan kualitas pada suatu perusahaan manufaktur merupakan suatu hal yang

harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas dan

keinginan konsumen sehingga nama perusahaan akan tetap baik dimata para konsumennya.

Dengan adanya pengawasan terhadap kualitas produk, maka perusahaan dapat mendeteksi

adanya penyimpanan yang terjadi terhadap produk yang telah dihasilkan sehingga produk

yang menyimpang dari kualitas standar tidak sampai ke tangan konsumen yang nantinya

akan membuat image perusahaan menjadi buruk. Meskipun kegiatan proses produksi telah

dilaksanakan dan direncanakan dengan baik, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan

terjadinya hal-hal yang dapat menyebabkan penyimpangan terhadap kualitas produk.

4.7.1. Pengawasan kualitas bahan baku

Setiap perusahaan dalam menghasilkan suatu produk selalu menggunakan bahan

baku sebagai bahan dasar pembuatan produk. Jadi bahan baku sangat mempengaruhi

kualitas dari produk akhir perusahaan. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap kualitas

Page 11: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

52

bahan baku agar bahan baku yang dipakai dalam proses produksi memenuhi standard

kualitas yang telah ditentukan.

a. Seleksi pemasok sumber bahan baku

Menyeleksi sumber bahan baku merupakan langkah awal yang penting dalam

melakukan pengawasan kualitas, karena dengan melakukan penyeleksian bahan baku

perusahaan dapat mengetahui kualitas dari bahan baku yang ditawarkan, waktu pengiriman,

serta harga yang ditawarkan oleh pemasok. Seperti harga bahan baku yang lebih murah

dibandingkan dengan harga pemasok lainnya, perusahaan pemasok mau menerima return

bahan baku jika terdapat adanya cacat pada bahan baku, perusahaan pemasok sudah

mempunyai image sebagai perusahaan pemasok yang cukup handal dalam menyediakan

bahan baku secara kontinu dalam jangka waktu yang panjang.

b. Pemeliharaan gudang penyimpanan

Perusahaan perlu melakukan pemeliharaan pada gudang serta memenuhi fasilitas

yang dibutuhkan dalam penyimpanan bahan baku agar bahan baku yang disimpan tersebut

tidak rusak dalam jangka waktu tertentu. Gudang penyimpanan bahan baku dan hasil

produksi selalu dijaga kondisinya agar tetap bersih dan tidak bocor sewaktu hujan.

Page 12: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

53

4.7.2. Pengawasan kualitas proses produksi

Proses produksi merupakan bagian terpenting bagi perusahaan manufaktur, oleh

karena itu pengawasan kualitas pada proses produksi sangat penting dialakukan agar dapat

menghasilkan produk yang memenuhi standard kualitas yang diterapkan oleh perusahaan.

4.7.3. Pengawasan kualitas produk jadi

Pengawasan kualitas yang dilakukan pada produk jadi merupakan upaya terakhir

yang dilakukan oleh perusahaan untuk memeriksa ulang apabila terdapat produk cacat yang

lolos dari pengamatan pengawas selama proses produksi dan memastikan apakah produk

yang dihasilkan telah memenuhi standard kualitas yang ditetapkan sehingga layak untuk

dikirim kepada pelanggan. Pemeriksaan produk akhir dilakukan oleh bagian quality control,

yang melakukan pengamatan langsung pada hasil akhir dari proses produksi apakah hasil

akhir tersebut sesuai dengan standard kualitas atau tidak. Jika ternyata sesuai dengan

standard kualitas, maka segera dilakukan packaging agar tampak lebih teratur dan rapi. Dan

setelah itu produk jadi dikirim langsung ke konsumen atau disimpan terlebih dahulu di

gudang penyimpanan. Akan tetapi jika pada produk jadi ada yang tidak memenuhi standard

kualitas, maka produk itu disebut sebagai produk cacat.

Page 13: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

54

4.8. Analisis Data

Pada tahap ini, data-data yang didapat selama masa observasi di PT. GRAMIDO

kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan menggunakan metode SPC (Statistical

Process Control ) atau metode seven tools, yaitu diagram alir, lembar periksa, diagram

pareto, diagram batang, diagram tebar, peta kontrol atau peta kendali, diagram sebab-

akibat.

4.8.1. Diagram Alir (Flow Chart)

Aliran proses produksi pada PT. GRAMIDO untuk menghasilkan produk sepatu dan

sandal wanita ditunjukkan dengan gambar seperti dibawah ini :

Page 14: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

55

Gambar 4.2 Aliran Proses Produksi Sepatu dan Sandal Wanita

Sumber : PT. GRAMIDO

Bahan Baku

Mendesain

Penyablonan atau

Pemberian Merk

Cutting

Sewing atau

Stitching

Penggabungan

Upper dengan

Buttom

Finishing atau

Inspeksi

Forming atau

Pengepresan

Packaging

Page 15: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

56

Penjelasan mengenai proses produksi pembuatan sepatu dan sandal wanita

dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses mendesain sepatu dan sandal

Pada proses ini yang diperhatikan adalah bentuk dari komponen upper

(bagian atas sandal) dan buttom (bagian alas sandal) karena kedua bagian tersebut

saling berkaitan erat satu dengan yang lain sehingga jika kedua komponen

digabung, maka akan menghasilkan sepatu atau sandal yang sesuai dengan

keinginan konsumen. Model yang mengikuti perkembangan jaman dan modis adalah

desain yang sangat diminati oleh konsumen, terutama golongan muda. Selain itu

pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan sepatu atau sandal

juga sangat berpengaruh terutama pada perpaduan warna dan motif dari bahan

yang digunakan.

2. Proses cutting

Pada tahap ini, terdapat beberapa proses yaitu memotong bahan utama dan

bahan pendukung menjadi komponen-komponen upper dan buttom. Pemotongan ini

harus sesuai dengan keadaan bahan yang akan digunakan sebab masing-masing

bahan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan sangat tergantung pada

bahan dasarnya, apakah bahan bakunya terbuat dari kulit atau sintetis. Sedangkan

untuk komponen buttom digunakan bahan baku sponge. Komponen-komponen

tersebut dibawa ke bagian marking untuk dibuat tanda/pola untuk di cutting atau

ditempel. Komponen upper yang ditandai, dibawa ke bagian skiving untuk ditipiskan

agar pada saat ditempel, tebal permukaan menjadi rata. Setelah pola telah dibuat,

maka dilakukan proses pemotongan di mesin pon.

Page 16: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

57

3. Proses sablon dan pemberian merk

Komponen upper dibawa ke bagian ini untuk dicetak jenis atau item kulitnya.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah langkah kerja selanjutnya agar dapat

mencocokan warna kulit saat merajut menjadi kesatuan upper. Sehingga dapat

memasangkan sepatu atau sandal dengan bahan dan warna yang sama. Sebelum

kulit alas sepatu atau sandal ditempel pada spon dan kulit yang telah dipotong,

terlebih dahulu kulit alas diberi cap merk dengan mesin cetak merk.

4. Proses Sewing/ Stitching

Pada bagian ini, komponen-komponen bagian upper dirakit menjadi satuan

upper dengan cara ditempel, ditekuk dan dijahit agar lebih menambah kekuatan

rekat antara komponen yang satu dengan yang lain. Untuk bagian buttom, juga

mengalami proses sewing. Kulit alas sepatu atau sandal yang telah diberi merk

selanjutnya ditempel dan disatukan dengan sponge yang telah di cutting dan

komponen-komponen alas sepatu atau sandal lainnya. Selanjutnya dijahit bagian

pinggirnya agar lebih kuat. Pada bagian jahit, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu tebal-tipisnya jarum dan benang yang digunakan untuk berbagai

jenis kulit. Untuk model-model tertentu, digunakan jahitan benang sebagai asesoris.

Pada proses sewing ini, jahitan harus rapi sekali, karena mempengaruhi nilai estetika

dan nilai jual dari sepatu atau sandal itu sendiri.

5. Proses penggabungan bagian upper dan buttom

Komponen-komponen upper dan buttom yang telah melewati proses sewing

kemudian disatukan dengan cara ditempel dengan menggunakan lem. Dalam proses

pengeleman ini sangat penting dan operator yang ditempatkan pada bagian ini harus

yang berpengalaman supaya hasil pengelemannya rapi dan rata.

Page 17: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

58

6. Proses Forming (pengepresan sepatu atau sandal)

Setelah itu, sepatu atau sandal dioven dalam mesin oven. Umumnya dengan

suhu 750C dan selama 20 menit, tetapi untuk bahan baku dan jenis kulit tertentu

suhu dan waktu dapat disesuaikan. Setelah dioven, sepatu atau sandal yang telah

disatukan dengan sol ini di press dengan menggunakan mesin press. Proses ini

dilakukan dengan tujuan agar lem dapat merekatkan upper (bagian atas sandal)

dengan bagian sol.

7. Inspeksi dan Finishing

Untuk menghasilkan sepatu atau sandal dengan ukuran yang pas atau

sesuai, maka pada tahap ini dilakukan inspeksi. Pengepasan ukuran bagian atas dan

bawah sepatu atau sandal dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang memiliki

berbagai ukuran. Pengepasan ini dilakukan dengan benar-benar teliti. Karena jika

ternyata ukurannya tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, maka

sandal harus dikerjakan ulang. Pemeriksaan dilakukan secara manual satu persatu

oleh para pekerja. Jika ditemukan cacat pada sepatu atau sandal, maka akan

dikembalikan ke bagian pembuatan sepatu atau sandal. Sebaliknya, jika tidak

ditemukan cacat pada sepatu atau sandal selanjutnya dibawa ke bagian finishing. Di

bagian ini sepatu atau sandal dibersihkan dari lem-lem dan menghilangkan benang-

benang yang panjang dari hasil jahitan dengan cara diblower yaitu mesin yang

mengeluarkan panas. Kemudian bagian tepi sepatu atau sandal akan dilapisi cat

yang berwarna sesuai dengan sepatu atau sandal untuk menutupi sisa-sisa lem.

8. Packaging

Sepatu atau sandal yang sudah jadi kemudian dikemas sesuai dengan

ukuran dan pasangannya masing-masing kemudian dimasukkan ke dalam kardus

atau kotak sepatu atau sandal.

Page 18: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

59

4.8.2. Lembar Periksa (Check Sheet)

4.8.2.1. Lembar Periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2006

Berikut ini lembar periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2006

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2006

Upper dengan

sol kurang

merekat

Pengeleman

kurang rapi

Ukuran

tidak

sesuai

Jahitan

kurang

rapi

Total

cacat

Total

Produksi

Januari 142 113 75 41 371 7300

Febuari 93 75 44 36 248 6700

Maret 98 86 42 29 255 8288

April 186 115 64 47 412 10692

Mei 132 96 74 36 338 7684

Juni 96 62 57 26 241 8870

Juli 137 95 64 43 339 7962

Agustus 109 99 67 31 306 12876

September 174 122 94 64 454 10994

Oktober 80 52 42 24 198 6548

November 105 83 58 39 285 8768

Desember 92 74 49 21 236 9556

Total 1444 1072 730 437 3683 106238

Sumber : PT.GRAMIDO

Page 19: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

60

4.8.2.2. Lembar Periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2006

Berikut ini lembar periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2006

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sandal wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2006

Upper dengan

sol kurang

merekat

Pengeleman

kurang rapi

Ukuran

tidak

sesuai

Jahitan

kurang

rapi

Total

cacat

Total

Produksi

Januari 82 77 45 27 231 7896

Febuari 79 54 34 18 185 6754

Maret 112 85 42 16 255 9981

April 93 56 44 14 207 7746

Mei 87 72 63 36 258 7876

Juni 76 68 51 32 227 8788

Juli 103 81 64 46 294 12998

Agustus 58 51 38 25 172 5452

September 85 44 37 22 188 5640

Oktober 82 67 33 19 201 6342

November 184 97 62 45 388 8564

Desember 132 98 58 25 313 7770

Total 1173 850 571 325 2919 95807

Sumber : PT.GRAMIDO

Page 20: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

61

4.8.2.3. Lembar Periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2007

Berikut ini lembar periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2007

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2007

Upper dengan

sol kurang

merekat

Pengeleman

kurang rapi

Ukuran

tidak

sesuai

Jahitan

kurang

rapi

Total

cacat

Total

Produksi

Januari 98 70 59 34 261 8876

Febuari 105 59 36 27 227 9980

Maret 78 59 44 34 215 7656

April 151 107 78 53 389 13664

Mei 125 89 53 49 316 7754

Juni 126 82 72 46 326 10660

Juli 109 78 56 29 272 9190

Agustus 82 79 61 44 266 12998

September 112 91 57 23 283 10772

Oktober 74 67 42 32 215 8766

November 91 84 67 56 298 10668

Desember 130 68 35 21 254 9332

Total 1281 933 660 448 3322 120316

Sumber : PT.GRAMIDO

Page 21: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

62

4.8.2.4. Lembar Periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2007

Berikut ini lembar periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2007

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sandal wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2007

Upper dengan

sol kurang

merekat

Pengeleman

kurang rapi

Ukuran

tidak

sesuai

Jahitan

kurang

rapi

Total

cacat

Total

Produksi

Januari 114 86 45 22 267 11878

Febuari 134 105 78 38 355 9982

Maret 107 94 70 41 312 9094

April 102 86 64 36 288 10744

Mei 82 61 37 16 196 7556

Juni 87 54 46 20 207 8340

Juli 95 79 62 28 264 7698

Agustus 172 136 102 67 477 10880

September 132 107 84 47 370 10022

Oktober 84 75 47 19 225 7204

November 78 61 49 30 218 7054

Desember 155 104 76 48 383 8012

Total 1342 1048 760 412 3562 108464

Sumber : PT.GRAMIDO

Page 22: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

63

4.8.3. Diagram Pareto (Pareto Chart)

4.8.3.1. Membuat diagram pareto untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007

Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita periode

2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.5 Data jenis cacat dan jumlah cacat pada produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode 2006 - 2007

Jenis cacat Jumlah cacat

Upper dengan sol kurang merekat 2725

Pengeleman kurang rapi 2005

Ukuran tidak sesuai 1390

Jahitan kurang rapi 885

Jumlah 7005

Sumber : PT. GRAMIDO

Dari tabel diatas, maka didapatkan data untuk persentase cacat dan persentase kumulatif

untuk produk sepatu wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :

Page 23: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

64

Tabel 4.6 Data jenis cacat, jumlah cacat, persentase cacat, dan persentase kumulatif pada

produk sepatu wanita

Periode 2006 – 2007

Jenis cacat Jumlah cacat

Persentase

cacat (%)

Persentase

kumulatif (%)

Upper dengan sol kurang merekat 2725 38.90 38.90

Pengeleman kurang rapi 2005 28.62 67.52

Ukuran tidak sesuai 1390 19.84 87.36

Jahitan kurang rapi 885 12.64 100

Jumlah 7005

Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram paretonya. Dan menghasilkan sebuah

diagram pareto seperti dibawah ini:

Jumlah cacat 2725 2005 1390 885Percent 38.9 28.6 19.8 12.6Cum % 38.9 67.5 87.4 100.0

Jenis cacat

Jahitan kurang rapi

Ukuran tidak ses

uai

Pengeleman kurang rapi

Upper dengan sol kurang merekat

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0

100

80

60

40

20

0

Jum

lah

caca

t

Perc

ent

Diagram pareto untuk sepatu wanita 2006-2007

Gambar 4.3 Diagram pareto untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Page 24: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

65

Pada diagram diatas, terlihat jelas bahwa karakteristik kualitas yang terbanyak

menghasilkan produk cacat selama periode 2006 – 2007 ada pada cacat dengan jenis upper

dengan sol kurang merekat yaitu sebanyak 2725 satuan atau sebesar 38.9%. Kemudian

diikuti cacat dengan jenis pengeleman kurang rapi sebanyak 2005 satuan atau sebesar

28.6%, ukuran tidak sesuai sebanyak 1390 satuan atau sebesar 19.8%, dan jahitan kurang

rapi sebanyak 885 satuan atau sebesar 12.6%.

4.8.3.2. Membuat diagram pareto untuk sandal wanita periode 2006 - 2007

Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita periode

2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.7 Data jenis cacat dan jumlah cacat pada produk sandal wanita

(persatuan)

Periode 2006 - 2007

Jenis cacat Jumlah cacat

Upper dengan sol kurang merekat 2515

Pengeleman kurang rapi 1898

Ukuran tidak sesuai 1331

Jahitan kurang rapi 737

Jumlah 6481

Sumber : PT. GRAMIDO

Dari tabel diatas, maka didapatkan data untuk persentase cacat dan persentase kumulatif

untuk produk sandal wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :

Page 25: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

66

Tabel 4.8 Data jenis cacat, jumlah cacat, persentase cacat, dan persentase kumulatif pada

produk sandal wanita

Periode 2006 - 2007

Jenis cacat Jumlah cacat

Persentase

cacat (%)

Persentase

kumulatif (%)

Upper dengan sol kurang merekat 2515 38.80 38.80

Pengeleman kurang rapi 1898 29.29 68.09

Ukuran tidak sesuai 1331 20.54 88.63

Jahitan kurang rapi 737 11.37 100

Jumlah 6481

Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram paretonya. Dan menghasilkan sebuah

diagram pareto seperti dibawah ini:

Jumlah cacat 2515 1898 1331 737Percent 38.8 29.3 20.5 11.4Cum % 38.8 68.1 88.6 100.0

Jenis cacat

Jahitan kurang rapi

Ukuran t idak sesuai

Pengeleman kurang rapi

Upper dengan sol kurang merekat

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0

100

80

60

40

20

0

Jum

lah

cac

at

Per

cen

t

Diagram pareto untuk sandal wanita 2006-2007

Gambar 4.4 Diagram pareto untuk sandal wanita periode 2006 - 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Page 26: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

67

Pada diagram diatas, terlihat jelas bahwa karakteristik kualitas yang terbanyak

menghasilkan produk cacat selama periode 2006 – 2007 ada pada cacat dengan jenis upper

dengan sol kurang merekat yaitu sebanyak 2515 satuan atau sebesar 38.8%. Kemudian

diikuti cacat dengan jenis pengeleman kurang rapi sebanyak 1898 satuan atau sebesar

29.3%, ukuran tidak sesuai sebanyak 1331 satuan atau sebesar 20.5%, dan jahitan kurang

rapi sebanyak 737 satuan atau sebesar 11.4%.

4.8.4. Diagram Batang (Histogram)

4.8.4.1. Membuat diagram batang untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007

Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita

periode 2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.9 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode 2006-2007

No Periode

Jumlah sepatu wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

1 Januari 7300 371

2 Februari 6700 248

3 Maret 8288 255

4 April 10692 412

5 Mei 7684 338

6 Juni 8870 241

7 Juli 7962 339

Page 27: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

68

No Periode

Jumlah sepatu wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

8 Agustus 12876 306

9 September 10994 454

10 Oktober 6548 198

11 November 8768 285

12 Desember 9556 236

13 Januari 8876 261

14 Februari 9980 227

15 Maret 7656 215

16 April 13664 389

17 Mei 7754 316

18 Juni 10660 326

19 Juli 9190 272

20 Agustus 12998 266

21 September 10772 283

22 Oktober 8766 215

23 November 10668 298

24 Desember 9332 254

TOTAL 226554 7005

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan dari jumlah cacat (persatuan) diatas, maka harus dihitung besarnya range,

banyaknya kelas interval, interval kelas, batas kelas serta nilai tengah kelas agar dapat

membuat diagram batangnya.

Page 28: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

69

• Besarnya range dihitung dengan rumus :

R = Xmaks – Xmin = ( nilai terbesar – nilai terkecil )

R = 454 – 198

R = 256

• Banyaknya kelas interval dihitung dengan rumus :

K = 1 + 3.322 log n

K = 1 + 3.322 log 24

K = 5.5851 = 5

• Interval kelas dihitung dengan rumus :

)(

ervalkelasBanyaknyaterkecilNilaiterbesarNilai

KRL

int−

==

2.515

198454=

−=L

• Batas kelas dihitung dengan rumus :

Batas kelas = ( Nilai terkecil – ½ x Unit pengukuran )

Batas kelas = ( 198 – ½ x 0.01 )

Batas kelas = 197.995 = 198

Jadi,

Batas kelas pertama :

Batas bawah = 198

Batas atas = 198 + 51.2 (interval kelas)

= 249.2

Page 29: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

70

Batas kelas kedua :

Batas bawah = 249.2

Batas atas = 249.2 + 51.2

= 300.4

Batas kelas ketiga :

Batas bawah = 300.4

Batas atas = 300.4 + 51.2

= 351.6

Batas kelas keempat :

Batas bawah = 351.6

Batas atas = 351.6 + 51.2

= 402.8

Batas kelas kelima :

Batas bawah = 402.8

Batas atas = 402.8 + 51.2

= 454

• Nilai tengah kelas dihitung dengan rumus :

2

atasBatasbawahBatastengahNilai +=

Jadi,

6.2232

2.249198=

+=pertamakelastengahNilai

8.2742

4.3002.249=

+=keduakelastengahNilai

Page 30: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

71

3262

6.3514.300=

+=ketigakelastengahNilai

2.3772

8.4026.351=

+=keempatkelastengahNilai

4.4282

4548.402lim =+

=akekelastengahNilai

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10 Frekuensi hipotesis jumlah cacat sepatu wanita

Periode 2006 – 2007

Batas Kelas Cacat (persatuan)

Nilai

Tengah Frekuensi

198 – 249.2 223.6 7

249.2 – 300.4 274.8 8

300.4 – 351.6 326 5

351.6 – 402.8 377.2 2

402.8 – 454 428.4 2

Jumlah 24

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram batang seperti dibawah ini :

Page 31: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

72

78

5

2 2

012345678

Frekuensi

223.6 274.8 326.0 377.2 428.4

Nilai Tengah

Histogram sepatu wanita 2006-2007

Gambar 4.5 Diagram batang untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Dari gambar diatas terlihat bahwa frekuensi terbesar terdapat pada nilai tengah

274.8 atau pada kelas interval 249.2 – 300.4. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada

nilai tengah 377.2 dan 428.4 atau pada kelas interval 351.6 – 402.8 dan 402.8 – 454.

4.8.4.2. Membuat diagram batang untuk sandal wanita periode 2006 – 2007

Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita

periode 2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :

Page 32: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

73

Tabel 4.11 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sandal wanita

(persatuan)

Periode 2006-2007

No Periode

Jumlah sandal wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

1 Januari 7896 231

2 Februari 6754 185

3 Maret 9981 255

4 April 7746 207

5 Mei 7876 258

6 Juni 8788 227

7 Juli 12998 294

8 Agustus 5452 172

9 September 5640 188

10 Oktober 6342 201

11 November 8564 388

12 Desember 7770 313

13 Januari 11878 267

14 Februari 9982 355

15 Maret 9094 312

16 April 10744 288

17 Mei 7556 196

18 Juni 8340 207

19 Juli 7698 264

20 Agustus 10880 477

21 September 10022 370

22 Oktober 7204 225

23 November 7054 218

Page 33: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

74

No Periode

Jumlah sandal wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

24 Desember 8012 383

TOTAL 204271 6481

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan dari jumlah cacat (persatuan) diatas, maka harus dihitung besarnya range,

banyaknya kelas interval, interval kelas, batas kelas serta nilai tengah kelas agar dapat

membuat diagram batangnya.

• Besarnya range dihitung dengan rumus :

R = Xmaks – Xmin = ( nilai terbesar – nilai terkecil )

R = 477 – 172

R = 305

• Banyaknya kelas interval dihitung dengan rumus :

K = 1 + 3.322 log n

K = 1 + 3.322 log 24

K = 5.5851 = 5

• Interval kelas dihitung dengan rumus :

)(

ervalkelasBanyaknyaterkecilNilaiterbesarNilai

KRL

int−

==

615

172477=

−=L

Page 34: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

75

• Batas kelas dihitung dengan rumus :

Batas kelas = ( Nilai terkecil – ½ x Unit pengukuran )

Batas kelas = ( 172 – ½ x 0.01 )

Batas kelas = 171.995 = 172

Jadi,

Batas kelas pertama :

Batas bawah = 172

Batas atas = 172 + 61 (interval kelas)

= 233

Batas kelas kedua :

Batas bawah = 233

Batas atas = 233 + 61

= 294

Batas kelas ketiga :

Batas bawah = 294

Batas atas = 294 + 61

= 355

Batas kelas keempat :

Batas bawah = 355

Batas atas = 355 + 61

= 416

Batas kelas kelima :

Batas bawah = 416

Batas atas = 416 + 61

= 477

Page 35: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

76

• Nilai tengah kelas dihitung dengan rumus :

2

atasBatasbawahBatastengahNilai +=

Jadi,

5.2022

233172=

+=pertamakelastengahNilai

5.2632

294233=

+=keduakelastengahNilai

5.3242

355294=

+=ketigakelastengahNilai

5.3852

416355=

+=keempatkelastengahNilai

5.4462

477416lim =+

=akekelastengahNilai

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh tabel sebagai berikut :

Tabel 4.12 Frekuensi hipotesis jumlah cacat sandal wanita

Periode 2006 – 2007

Batas Kelas Cacat (persatuan) Nilai Tengah Frekuensi

172 – 233 202.5 11

233 – 294 263.5 6

294 – 355 324.5 3

355 – 416 385.5 3

416 – 477 446.5 1

Jumlah 24

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Page 36: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

77

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram batang seperti dibawah ini:

11

6

3 31

02468

1012

Frekuensi

202.5 263.5 324.5 385.5 446.5

Nilai Tengah

Histogram sandal wanita 2006-2007

Gambar 4.6 Diagram batang untuk sandal wanita periode 2006 – 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Dari gambar diatas terlihat bahwa frekuensi terbesar terdapat pada nilai tengah

202.5 atau pada kelas interval 172 – 233. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada nilai

tengah 446.5 atau pada kelas interval 416 – 477.

4.8.5. Diagram Tebar (Scatter Diagram)

4.8.5.1. Membuat diagram tebar untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007

Diagram tebar digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel.

Dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel, yaitu

variabel banyaknya jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat selama periode

Page 37: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

78

2006 – 2007 dengan variabel jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sepatu wanita

periode 2006 – 2007. Berikut ini merupakan tabel jumlah cacat jenis upper dengan sol

kurang merekat dan jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sepatu wanita periode

2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.13 Data jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dan jumlah cacat

produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode 2006 - 2007

No Periode

Jumlah cacat jenis upper

dengan sol kurang merekat Jumlah cacat

1 Januari 142 371

2 Februari 93 248

3 Maret 98 255

4 April 186 412

5 Mei 132 338

6 Juni 96 241

7 Juli 137 339

8 Agustus 109 306

9 September 174 454

10 Oktober 80 198

11 November 105 285

12 Desember 92 236

13 Januari 98 261

14 Februari 105 227

15 Maret 78 215

16 April 151 389

17 Mei 125 316

Page 38: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

79

No Periode

Jumlah cacat jenis upper

dengan sol kurang merekat Jumlah cacat

18 Juni 126 326

19 Juli 109 272

20 Agustus 82 266

21 September 112 283

22 Oktober 74 215

23 November 91 298

24 Desember 130 254

TOTAL 2725 7005

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram tebar seperti dibawah ini :

450400350300250200

200

180

160

140

120

100

80

60

Jumlah cacat

Uppe

r de

ngan

sol

kur

ang

mer

ekat

Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat vs jumlah cacat

Gambar 4.7 Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dengan

jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sepatu wanita periode 2006 – 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Page 39: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

80

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya

jumlah produk sepatu yang cacat pada proses produksi dengan banyaknya jumlah cacat jenis

upper dengan sol kurang merekat periode 2006 – 2007. Dari gambar terlihat bahwa dua

variabel tersebut mempunyai hubungan yang bersifat positif atau berkorelasi positif. Karena

nilai-nilai yang besar dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang besar dari variabel

y, dan nilai-nilai yang kecil dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang kecil dari

variabel y.

4.8.5.2. Membuat diagram tebar untuk sandal wanita periode 2006 – 2007

Diagram tebar digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel.

Dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel, yaitu

variabel banyaknya jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat selama periode

2006 – 2007 dengan variabel jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sandal wanita

periode 2006 – 2007. Berikut ini merupakan tabel jumlah cacat jenis upper dengan sol

kurang merekat dan jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sandal wanita periode

2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :

Page 40: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

81

Tabel 4.14 Data jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dan jumlah cacat

produk sandal wanita

(persatuan)

Periode 2006 - 2007

No Periode

Upper dengan sol kurang

merekat Jumlah cacat

1 Januari 82 231

2 Februari 79 185

3 Maret 112 255

4 April 93 207

5 Mei 87 258

6 Juni 76 227

7 Juli 103 294

8 Agustus 58 172

9 September 85 188

10 Oktober 82 201

11 November 184 388

12 Desember 132 313

13 Januari 114 267

14 Februari 134 355

15 Maret 107 312

16 April 102 288

17 Mei 82 196

18 Juni 87 207

19 Juli 95 264

20 Agustus 172 477

21 September 132 370

22 Oktober 84 225

23 November 78 218

Page 41: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

82

No Periode

Upper dengan sol kurang

merekat Jumlah cacat

24 Desember 155 383

TOTAL 2515 6481

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram tebar seperti dibawah ini :

500450400350300250200

200

175

150

125

100

75

50

Jumlah cacat

Uppe

r de

ngan

sol

kur

ang

mer

ekat

Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat vs jumlah cacat

Gambar 4.8 Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dengan

jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sandal wanita periode 2006 – 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya

jumlah produk sandal yang cacat pada proses produksi dengan banyaknya jumlah cacat jenis

upper dengan sol kurang merekat periode 2006 – 2007. Dari gambar terlihat bahwa dua

variabel tersebut mempunyai hubungan yang bersifat positif atau berkorelasi positif. Karena

Page 42: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

83

nilai-nilai yang besar dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang besar dari variabel

y, dan nilai-nilai yang kecil dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang kecil dari

variabel y.

4.8.6. Peta Kontrol atau Bagan Kendali (Control Chart)

4.8.6.1. Membuat peta kendali p untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007

Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita

periode Januari – Desember 2006 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.15 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2006

No Periode

Jumlah sepatu wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

1 Januari 7300 371

2 Februari 6700 248

3 Maret 8288 255

4 April 10692 412

5 Mei 7684 338

6 Juni 8870 241

7 Juli 7962 339

8 Agustus 12876 306

9 September 10994 454

10 Oktober 6548 198

Page 43: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

84

No Periode

Jumlah sepatu wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

11 November 8768 285

12 Desember 9556 236

TOTAL 106238 3683

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya

proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).

• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :

produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−

0508.07300371

==− barp Bulan Januari

0370.06700248

==− barp Bulan Februari

0308.08288255

==− barp Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai CL dihitung dengan rumus :

produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=

106238

3683=CL

CL = 0.0347

Page 44: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

85

Nilai CL sebesar 0.0347 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang

merupakan batas tengah peta kendali p.

• Nilai UCL dihitung dengan rumus :

UCL = CL + 3 Sp

)(N

CLCLCLUCL −+=

13

)(7300

0347.010347.030347.0 −+=UCL

UCL = 0.0411 Bulan Januari

)(6700

0347.010347.030347.0 −+=UCL

UCL = 0.0414 Bulan Februari

)(8288

0347.010347.030347.0 −+=UCL

UCL = 0.0407 Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai LCL dihitung dengan rumus :

LCL = CL – 3 Sp

)(

NCLCLCLLCL −

−=13

)(7300

0347.010347.030347.0 −−=LCL

LCL = 0.0283 Bulan Januari

Page 45: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

86

)(

67000347.010347.030347.0 −

−=LCL

LCL = 0.0280 Bulan Februari

)(

82880347.010347.030347.0 −

−=LCL

LCL = 0.0287 Bulan Maret

Dan seterusnya.

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,

UCL, dan LCL untuk sepatu wanita periode Januari – Desember 2006 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2006

No Periode

Jumlah sepatu

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

1 Januari 7300 371 0.0508 0.0347 0.0411 0.0283

2 Februari 6700 248 0.0370 0.0347 0.0414 0.0280

3 Maret 8288 255 0.0308 0.0347 0.0407 0.0287

4 April 10692 412 0.0385 0.0347 0.0400 0.0294

5 Mei 7684 338 0.0440 0.0347 0.0410 0.0284

6 Juni 8870 241 0.0272 0.0347 0.0405 0.0289

7 Juli 7962 339 0.0426 0.0347 0.0409 0.0285

8 Agustus 12876 306 0.0238 0.0347 0.0395 0.0299

9 September 10994 454 0.0413 0.0347 0.0399 0.0295

Page 46: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

87

No Periode

Jumlah sepatu

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

10 Oktober 6548 198 0.0302 0.0347 0.0415 0.0279

11 November 8768 285 0.0325 0.0347 0.0406 0.0288

12 Desember 9556 236 0.0247 0.0347 0.0403 0.0291

TOTAL 106238 3683 0.4234 0.4164 0.4874 0.3454

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita

periode Januari – Desember 2007 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.17 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sepatu wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2007

No Periode

Jumlah sepatu wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

1 Januari 8876 261

2 Februari 9980 227

3 Maret 7656 215

4 April 13664 389

5 Mei 7754 316

6 Juni 10660 326

7 Juli 9190 272

8 Agustus 12998 266

9 September 10772 283

10 Oktober 8766 215

11 November 10668 298

Page 47: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

88

No Periode

Jumlah sepatu wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

12 Desember 9332 254

TOTAL 120316 3322

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya

proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).

• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :

produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−

0294.08876261

==− barp Bulan Januari

0227.09980227

==− barp Bulan Februari

0281.07656215

==− barp Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai CL dihitung dengan rumus :

produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=

120316

3322=CL

CL = 0.0276

Nilai CL sebesar 0.0276 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang

merupakan batas tengah peta kendali p.

Page 48: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

89

• Nilai UCL dihitung dengan rumus :

UCL = CL + 3 Sp

)(N

CLCLCLUCL −+=

13

)(8876

0276.010276.030276.0 −+=UCL

UCL = 0.0328 Bulan Januari

)(9980

0276.010276.030276.0 −+=UCL

UCL = 0.0325 Bulan Februari

)(7656

0276.010276.030276.0 −+=UCL

UCL = 0.0332 Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai LCL dihitung dengan rumus :

LCL = CL – 3 Sp

)(

NCLCLCLLCL −

−=13

)(8876

0276.010276.030276.0 −−=LCL

LCL = 0.0224 Bulan Januari

)(

99800276.010276.030276.0 −

−=LCL

LCL = 0.0227 Bulan Februari

Page 49: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

90

)(

76560276.010276.030276.0 −

−=LCL

LCL = 0.0220 Bulan Maret

Dan seterusnya.

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,

UCL, dan LCL untuk sepatu wanita periode Januari – Desember 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.18 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2007

No Periode

Jumlah sepatu

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

1 Januari 8876 261 0.0294 0.0276 0.0328 0.0224

2 Februari 9980 227 0.0227 0.0276 0.0325 0.0227

3 Maret 7656 215 0.0281 0.0276 0.0332 0.0220

4 April 13664 389 0.0285 0.0276 0.0318 0.0234

5 Mei 7754 316 0.0408 0.0276 0.0332 0.0220

6 Juni 10660 326 0.0306 0.0276 0.0324 0.0228

7 Juli 9190 272 0.0296 0.0276 0.0327 0.0225

8 Agustus 12998 266 0.0205 0.0276 0.0319 0.0233

9 September 10772 283 0.0263 0.0276 0.0323 0.0229

10 Oktober 8766 215 0.0245 0.0276 0.0328 0.0224

11 November 10668 298 0.0279 0.0276 0.0324 0.0228

12 Desember 9332 254 0.0272 0.0276 0.0327 0.0225

TOTAL 120316 3322 0.3360 0.3312 0.3907 0.2717

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Page 50: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

91

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL,

dan LCL untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.19 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu wanita

(persatuan)

Periode 2006 - 2007

No Periode

Jumlah sepatu

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

1 Januari 7300 371 0.0508 0.0347 0.0411 0.0283

2 Februari 6700 248 0.0370 0.0347 0.0414 0.0280

3 Maret 8288 255 0.0308 0.0347 0.0407 0.0287

4 April 10692 412 0.0385 0.0347 0.0400 0.0294

5 Mei 7684 338 0.0440 0.0347 0.0410 0.0284

6 Juni 8870 241 0.0272 0.0347 0.0405 0.0289

7 Juli 7962 339 0.0426 0.0347 0.0409 0.0285

8 Agustus 12876 306 0.0238 0.0347 0.0395 0.0299

9 September 10994 454 0.0413 0.0347 0.0399 0.0295

10 Oktober 6548 198 0.0302 0.0347 0.0415 0.0279

11 November 8768 285 0.0325 0.0347 0.0406 0.0288

12 Desember 9556 236 0.0247 0.0347 0.0403 0.0291

13 Januari 8876 261 0.0294 0.0276 0.0328 0.0224

14 Februari 9980 227 0.0227 0.0276 0.0325 0.0227

15 Maret 7656 215 0.0281 0.0276 0.0332 0.0220

16 April 13664 389 0.0285 0.0276 0.0318 0.0234

17 Mei 7754 316 0.0408 0.0276 0.0332 0.0220

18 Juni 10660 326 0.0306 0.0276 0.0324 0.0228

19 Juli 9190 272 0.0296 0.0276 0.0327 0.0225

20 Agustus 12998 266 0.0205 0.0276 0.0319 0.0233

Page 51: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

92

No Periode

Jumlah sepatu

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

21 September 10772 283 0.0263 0.0276 0.0323 0.0229

22 Oktober 8766 215 0.0245 0.0276 0.0328 0.0224

23 November 10668 298 0.0279 0.0276 0.0324 0.0228

24 Desember 9332 254 0.0272 0.0276 0.0327 0.0225

TOTAL 226554 7005 0.7594 0.7476 0.8781 0.6171

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL diatas, maka diperoleh

peta kendali p untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007 adalah sebagai berikut :

242322212019181716151413121110987654321

0.055

0.050

0.045

0.040

0.035

0.030

0.025

0.020

Sample

Prop

orti

on

_P=0.03092

UCL=0.03630

LCL=0.025541

1

1

11

1

1

11

1

1

Tests performed with unequal sample sizes

Peta kendali p untuk sepatu wanita 2006-2007

Gambar 4.9 Peta kendali p untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Page 52: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

93

Berdasarkan grafik diatas terlihat jelas data-data yang keluar dari batas pengendali

statistikal peta kendali p. Terdapat enam titik yang berada diluar batas pengendali atas yaitu

pada bulan Januari 2006, Maret 2006, Mei 2006, Juli 2006, September 2006, dan Mei 2007.

Sedangkan terdapat lima titik yang berada diluar batas pengendali bawah yaitu pada bulan

Agustus 2006, Desember 2006, Februari 2007, Agustus 2007, dan Oktober 2007.

4.8.6.2. Membuat peta kendali p untuk sandal wanita periode 2006 – 2007

Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita

periode Januari – Desember 2006 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.20 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sandal wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2006

No Periode

Jumlah sandal wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

1 Januari 7896 231

2 Februari 6754 185

3 Maret 9981 255

4 April 7746 207

5 Mei 7876 258

6 Juni 8788 227

7 Juli 12998 294

8 Agustus 5452 172

Page 53: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

94

No Periode

Jumlah sandal wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

9 September 5640 188

10 Oktober 6342 201

11 November 8564 388

12 Desember 7770 313

TOTAL 95807 2919

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya

proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).

• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :

produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−

0293.07896231

==− barp Bulan Januari

0274.06754185

==− barp Bulan Februari

0255.09981255

==− barp Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai CL dihitung dengan rumus :

produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=

Page 54: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

95

958072919

=CL

CL = 0.0305

Nilai CL sebesar 0.0305 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang

merupakan batas tengah peta kendali p.

• Nilai UCL dihitung dengan rumus :

UCL = CL + 3 Sp

)(N

CLCLCLUCL −+=

13

)(7896

0305.010305.030305.0 −+=UCL

UCL = 0.0363 Bulan Januari

)(6754

0305.010305.030305.0 −+=UCL

UCL = 0.0368 Bulan Februari

)(9981

0305.010305.030305.0 −+=UCL

UCL = 0.0357 Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai LCL dihitung dengan rumus :

LCL = CL – 3 Sp

)(

NCLCLCLLCL −

−=13

Page 55: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

96

)(7896

0305.010305.030305.0 −−=LCL

LCL = 0.0247 Bulan Januari

)(6754

0305.010305.030305.0 −−=LCL

LCL = 0.0242 Bulan Februari

)(9981

0305.010305.030305.0 −−=LCL

LCL = 0.0253 Bulan Maret

Dan seterusnya.

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,

UCL, dan LCL untuk sandal wanita periode Januari – Desember 2006 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.21 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sandal wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2006

No Periode

Jumlah sandal

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

1 Januari 7896 231 0.0293 0.0305 0.0363 0.0247

2 Februari 6754 185 0.0274 0.0305 0.0368 0.0242

3 Maret 9981 255 0.0255 0.0305 0.0357 0.0253

4 April 7746 207 0.0267 0.0305 0.0364 0.0246

5 Mei 7876 258 0.0328 0.0305 0.0363 0.0247

6 Juni 8788 227 0.0258 0.0305 0.0360 0.0250

Page 56: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

97

No Periode

Jumlah sandal

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

7 Juli 12998 294 0.0226 0.0305 0.0350 0.0260

8 Agustus 5452 172 0.0315 0.0305 0.0375 0.0235

9 September 5640 188 0.0333 0.0305 0.0374 0.0236

10 Oktober 6342 201 0.0317 0.0305 0.0370 0.0240

11 November 8564 388 0.0453 0.0305 0.0361 0.0249

12 Desember 7770 313 0.0403 0.0305 0.0364 0.0246

TOTAL 95807 2919 0.3723 0.3660 0.4369 0.2951

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita

periode Januari – Desember 2007 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.22 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sandal wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2007

No Periode

Jumlah sandal wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

1 Januari 11878 267

2 Februari 9982 355

3 Maret 9094 312

4 April 10744 288

5 Mei 7556 196

6 Juni 8340 207

7 Juli 7698 264

8 Agustus 10880 477

Page 57: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

98

No Periode

Jumlah sandal wanita yang

diproduksi Jumlah cacat

9 September 10022 370

10 Oktober 7204 225

11 November 7054 218

12 Desember 8012 383

TOTAL 108464 3562

Sumber : PT.GRAMIDO

Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya

proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).

• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :

produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−

0225.011878

267==− barp Bulan Januari

0356.09982355

==− barp Bulan Februari

0343.09094312

==− barp Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai CL dihitung dengan rumus :

produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=

Page 58: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

99

108464

3562=CL

CL = 0.0328

Nilai CL sebesar 0.0328 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang

merupakan batas tengah peta kendali p.

• Nilai UCL dihitung dengan rumus :

UCL = CL + 3 Sp

)(N

CLCLCLUCL −+=

13

)(11878

0328.010328.030328.0 −+=UCL

UCL = 0.0377 Bulan Januari

)(9982

0328.010328.030328.0 −+=UCL

UCL = 0.0381 Bulan Februari

)(9094

0328.010328.030328.0 −+=UCL

UCL = 0.0384 Bulan Maret

Dan seterusnya.

• Nilai LCL dihitung dengan rumus :

LCL = CL – 3 Sp

)(N

CLCLCLLCL −−=

13

Page 59: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

100

)(11878

0328.010328.030328.0 −−=LCL

LCL = 0.0279 Bulan Januari

)(9982

0328.010328.030328.0 −−=LCL

LCL = 0.0274 Bulan Februari

)(9094

0328.010328.030328.0 −−=LCL

LCL = 0.0272 Bulan Maret

Dan seterusnya.

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,

UCL, dan LCL untuk sandal wanita periode Januari – Desember 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.23 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sandal wanita

(persatuan)

Periode Januari – Desember 2007

No Periode

Jumlah sandal

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

1 Januari 11878 267 0.0225 0.0328 0.0377 0.0279

2 Februari 9982 355 0.0356 0.0328 0.0381 0.0274

3 Maret 9094 312 0.0343 0.0328 0.0384 0.0272

4 April 10744 288 0.0268 0.0328 0.0380 0.0276

5 Mei 7556 196 0.0259 0.0328 0.0389 0.0267

6 Juni 8340 207 0.0248 0.0328 0.0387 0.0269

Page 60: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

101

No Periode

Jumlah sandal

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

7 Juli 7698 264 0.0343 0.0328 0.0389 0.0267

8 Agustus 10880 477 0.0438 0.0328 0.0379 0.0277

9 September 10022 370 0.0369 0.0328 0.0381 0.0275

10 Oktober 7204 225 0.0312 0.0328 0.0391 0.0265

11 November 7054 218 0.0309 0.0328 0.0392 0.0264

12 Desember 8012 383 0.0478 0.0328 0.0388 0.0268

TOTAL 108464 3562 0.3949 0.3936 0.4618 0.3253

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL,

dan LCL untuk sandal wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.24 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sandal wanita

(persatuan)

Periode 2006 - 2007

No Periode

Jumlah sandal

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

1 Januari 7896 231 0.0293 0.0305 0.0363 0.0247

2 Februari 6754 185 0.0274 0.0305 0.0368 0.0242

3 Maret 9981 255 0.0255 0.0305 0.0357 0.0253

4 April 7746 207 0.0267 0.0305 0.0364 0.0246

5 Mei 7876 258 0.0328 0.0305 0.0363 0.0247

6 Juni 8788 227 0.0258 0.0305 0.0360 0.0250

7 Juli 12998 294 0.0226 0.0305 0.0350 0.0260

8 Agustus 5452 172 0.0315 0.0305 0.0375 0.0235

Page 61: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

102

No Periode

Jumlah sandal

wanita yang

diproduksi

Jumlah

cacat

Proporsi

Cacat CL UCL LCL

9 September 5640 188 0.0333 0.0305 0.0374 0.0236

10 Oktober 6342 201 0.0317 0.0305 0.0370 0.0240

11 November 8564 388 0.0453 0.0305 0.0361 0.0249

12 Desember 7770 313 0.0403 0.0305 0.0364 0.0246

13 Januari 11878 267 0.0225 0.0328 0.0377 0.0279

14 Februari 9982 355 0.0356 0.0328 0.0381 0.0274

15 Maret 9094 312 0.0343 0.0328 0.0384 0.0272

16 April 10744 288 0.0268 0.0328 0.0380 0.0276

17 Mei 7556 196 0.0259 0.0328 0.0389 0.0267

18 Juni 8340 207 0.0248 0.0328 0.0387 0.0269

19 Juli 7698 264 0.0343 0.0328 0.0389 0.0267

20 Agustus 10880 477 0.0438 0.0328 0.0379 0.0277

21 September 10022 370 0.0369 0.0328 0.0381 0.0275

22 Oktober 7204 225 0.0312 0.0328 0.0391 0.0265

23 November 7054 218 0.0309 0.0328 0.0392 0.0264

24 Desember 8012 383 0.0478 0.0328 0.0388 0.0268

TOTAL 204271 6481 0.7672 0.7596 0.8987 0.6204

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL diatas, maka diperoleh

peta kendali p untuk sandal wanita periode 2006 – 2007 adalah sebagai berikut :

Page 62: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

103

242322212019181716151413121110987654321

0.050

0.045

0.040

0.035

0.030

0.025

0.020

Sample

Prop

orti

on

_P=0.03173

UCL=0.03760

LCL=0.02585

1

1

1

1

1

1

1

11

Tests performed with unequal sample sizes

Peta kendali p untuk sandal wanita 2006-2007

Gambar 4.10 Peta kendali p untuk sandal wanita periode 2006 – 2007

Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008

Berdasarkan grafik diatas terlihat jelas data-data yang keluar dari batas pengendali

statistikal peta kendali p. Terdapat empat titik yang berada diluar batas pengendali atas yaitu

pada bulan November 2006, Desember 2006, Agustus 2007, dan Desember 2007.

Sedangkan terdapat lima titik yang berada diluar batas pengendali bawah yaitu pada bulan

Maret 2006, Juni 2006, Juli 2006, Januari 2007, dan Juni 2007.

Page 63: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

104

4.8.7. Diagram Sebab-Akibat (Cause-and-Effect Diagram)

Dari diagram pareto telah diketahui empat jenis cacat pada proses produksi sepatu

dan sandal wanita. Jenis-jenis cacat tersebut antara lain adalah upper dengan sol kurang

merekat, pengeleman kurang rapi, ukuran tidak sesuai, dan jahitan kurang rapi. Ada lima

faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap cacatnya pada suatu produk antara lain

adalah manusia, mesin, bahan baku, metode kerja, dan lingkungan kerja.

4.8.7.1. Faktor-faktor penyebab terjadinya upper dengan sol kurang merekat

Gambar 4.11 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya upper dengan

sol kurang merekat

Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008

UPPER DENGAN SOLKURANG MEREKAT

MANUSIA

BAHAN BAKUMETODE KERJA

MESIN

Penempatan sepatu dan sandal yang kurang pas

Kebersihan pada saat pengamplasan

Pengaturan suhu danwaktu yang tidak sesuai

Karyawan yang terlalu terburu-buru

Karyawan kurang teliti saat pengamplasan

Kelalaian karyawan

Proses pengepresan yangtidak akurat

Kualitas lem berkurang

Perawatan mesintidak teratur

Tempat lem ditutup kurang rapat

Kelalaian manusia

Kesalahan saat menentukan suhu dan waktu

Kondisi mesin mengalamipenurunan kinerja

Page 64: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

105

1. Manusia

• Penempatan sepatu dan sandal yang kurang pas

Dalam hal ini karyawan terlalu terburu-buru dalam melakukan penempatan

sepatu atau sandal pada mesin press sehingga penempatan yang terjadi tidak

pada posisi yang pas.

• Pengaturan suhu dan waktu yang tidak sesuai

Umumnya suhu dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pemanasan adalah

750C dan 20 menit, dan pengaturan ini tergantung dengan bahan baku dari jenis

kulit yang dipergunakan, untuk mendapatkan pengeringan lem yang sempurna.

Kelalaian dalam pengaturan pemanasan ini menyebabkan kondisi upper dan sol

kurang merekat dengan baik .

• Kebersihan pada saat pengamplasan

Untuk mendapatkan hasil pengelemen yang baik, pengamplasan pada bagian

bawah upper yang kasar dan kotor harus dilakukan dengan teliti.

Karena dilakukan mesin yang sederhana, maka ketelitian manusia sangat

berpengaruh besar.

2. Bahan baku

• Kualitas lem berkurang

Hal ini dikarenakan :

- Tempat lem ditutup kurang rapat

Tempat lem harus ditutup dengan rapat, agar sisa lem tidak mengeras

sehingga mutu kerekatan lem tidak berkurang.

- Kelalaian manusia

Pada saat pengambilan lem harus menggunakan alat yang bersih, sehingga

lem tidak tercampur dengan debu dan kotoran.

Page 65: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

106

3. Mesin

• Perawatan mesin tidak teratur

Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin

akan mengalami penurunan kinerja.

4. Metode kerja

• Proses pengepresan yang tidak akurat

Penggunaan mesin oven yang masih manual dalam penyesuaian suhu dan waktu

untuk setiap jenis kulit sepatu dan sendal berbeda, maka dapat menyebabkan

kesalahan pada saat menentukan pengaturan suhu dan waktu. Yang selanjutnya

mempengaruhi proses pengepressan upper dan sol tidak merekat dengan baik.

Page 66: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

107

4.8.7.2. Faktor-faktor penyebab terjadinya pengeleman kurang rapi

Gambar 4.12 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya pengeleman

kurang rapi

Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008

1. Manusia

• Pemberian lem tidak ada standard baku

Karena pemberian lem dilakukan secara manual oleh manusia maka banyaknya

lem dapat terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Hal ini menyebabkan

pengeleman pada sepatu atau sandal menjadi kurang rapi.

PENGELEMANKURANG RAPI

MANUSIA

BAHAN BAKUMETODE KERJA

LINGKUNGAN KERJA

Pemberian lem tidak ada standard baku

Adanya pemesanan dalamjumlah besar

Kualitas lem berkurang

Ventilasi ruangan kurang

Tempat lem ditutupkurang rapat

Kelalaian manusia Karyawan mengerjakan

secara terburu-buru

Kurangnya pertukaran udara

Page 67: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

108

2. Bahan baku

• Kualitas lem berkurang

Hal ini dikarenakan :

- Tempat lem ditutup kurang rapat

Tempat lem harus ditutup dengan rapat, agar sisa lem tidak mengeras

sehingga mutu kerekatan lem tidak berkurang.

- Ketelitian manusia

Pada saat pengambilan lem harus menggunakan alat yang bersih, sehingga

lem tidak tercampur dengan debu dan kotoran.

3. Metode kerja

• Adanya pemesanan dalam jumlah besar

Kadang kala adanya permintaan dari konsumen dalam jumlah yang besar

sehingga karyawan mengerjakannya dengan mengejar target waktu dan

terburu-buru dalam mengerjakan sehingga menimbulkan dampak pekerjaan

menjadi kurang rapi.

4. Lingkungan kerja

• Ventilasi ruangan kurang

Ventilasi ruangan yang dipakai pada bagian pengeleman kurang, sehingga bau

lem tidak mengalami pertukaran udara itu sangat mempengaruhi kondisi para

pekerja (pusing, mata perih, dll).

Page 68: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

109

4.8.7.3. Faktor-faktor penyebab terjadinya ukuran tidak sesuai

Gambar 4.13 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya ukuran tidak

sesuai

Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008

1. Manusia

• Ketelitian dalam pemotongan pola

Dalam hal ini ketelitian pada saat pemotongan pola harus benar-benar akurat

antara komponen upper dengan buttom sehingga didapatkan ukuran sepatu

atau sandal yang tepat.

UKURAN TIDAK SESUAI

MANUSIA

BAHAN BAKUMESIN

Ketelitian dalam pemotongan pola

Perawatan pisau mesin Jenis karet sol

Pisau menjadi kurangtajam

Jenis spons

Page 69: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

110

2. Bahan baku

• Jenis karet sol

Dalam hal ini kualitas keras dan lembutnya jenis karet sol sepatu atau sandal

sangat berpengaruh dalam pemotongan.

• Jenis spons

Dalam hal ini kualitas keras dan lembutnya jenis spons yang dipergunakan juga

sangat berpengaruh dalam pemotongan.

3. Mesin

• Perawatan pisau mesin

Dengan tidak dilakukannya perawatan pisau mesin secara berkala, sehingga

pisau mesin menjadi kurang tajam. Hal ini menyebabkan pemotongan menjadi

kurang sempurna.

Page 70: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

111

4.8.7.4. Faktor-faktor penyebab terjadinya jahitan kurang rapi

Gambar 4.14 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya jahitan kurang

rapi

Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008

1. Manusia

• Kesalahan pemilihan atau pemasangan jarum dan benang

Dalam hal ini kadang terjadi kesalahan dalam pemilihan dan pemasangan jarum

dan benang dengan jenis kulit sepatu atau sandal yang akan dijahit.

2. Mesin

• Perawatan mesin tidak teratur

Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin

akan mengalami penurunan kinerja.

JAHITAN KURANGRAPI

MANUSIA

BAHAN BAKUMESIN

Kesalahan pemilihan atau pemasangan jarum dan benang

Perawatan pisau mesin

Benang tidak sesuai

Tebal atau tipis jarum tidak sesuai

Kondisi mesin mengalamipenurunan kinerja

Page 71: BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab 4.pdfsepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita,

112

• Tebal atau tipis jarum tidak sesuai

Jenis kulit sepatu atau sandal, sangat berpengaruh dengan tebal atau tipisnya

jarum yang akan digunakan dalam proses penjahitan. Untuk mendapatkan hasil

yang rapi.

3. Bahan baku

• Benang tidak sesuai

Ukuran dan warna benang harus disesuaikan dengan jenis kulit sepatu atau

sandal, karena mempengaruhi motif sepatu atau sandal tersebut.