BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab...
-
Upload
truongdang -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-1-00303-MN Bab...
42
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Umum Perusahaan
PT. GRAMIDO adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak dibidang
sepatu dan sandal yang memproduksi sepatu dan sandal khususnya untuk pria, wanita, dan
anak-anak. Dengan menggunakan bahan dasar yang terbuat dari kulit dan sintetis. PT.
GRAMIDO berlokasi di Jalan Budi Mulia 102A RT 13 / RW 10, Jakarta Utara. Usaha ini dirintis
oleh keluarga Bapak Arbie Kuswono pada tahun 1986. Awalnya usaha ini berupa home
industri dengan pekerja kurang dari 20 orang. Seiring berjalannya waktu, usaha ini
mengalami peningkatan dan pada tahun 1994 Bapak Arbie Kuswono mengubah usahanya
dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama PT. GRAMIDO. Sampai sekarang karyawan
telah bertambah menjadi kurang lebih 86 orang dan didukung dengan mesin-mesin produksi
seperti Cutting Dies, Mesin Cutting atau Mesin Pon, Mesin Skiving, Mesin Jahit, Mesin
Forming, Shoe last, Mesin Buffing, Mesin Oven, Mesin Stitching Outsole, Mesin Semir, Mesin
Embose, dan Mesin Press.
Pada awalnya, PT. GRAMIDO ini memproduksi sepatu dan sandal dengan merk
sendiri, serta menerima subkontrak dari PT. Bata, PT. Zandilac, dan beberapa perusahaan
sepatu dan sandal lainnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, order dari PT. Bata
dan PT. Zandilac mengalami peningkatan, sehingga perusahaan memutuskan hanya
menerima subkontrak dari PT. Bata dan PT. Zandilac pada pertengahan tahun 1997. Jadi,
hingga saat ini PT. GRAMIDO hanya memproduksi sepatu dan sandal dengan merk Bata dan
43
Zandilac. Selain memproduksi barang-barang yang memang dipesan oleh PT. Bata, PT.
GRAMIDO juga memberikan contoh model sepatu dan sandal jika PT. Bata atau PT. Zandilac
sama sekali tidak mempunyai bayangan mengenai model sepatu dan sandal yang ingin
dipesan. Kemampuan produksi rata-rata PT. GRAMIDO adalah 500 pasang per hari.
Prioritas dalam produksi ini berdasarkan pesanan dari PT. Bata dan PT. Zandilac
sehingga perusahaan ini bersifat job order. Maksudnya bila pesanan dari PT. Bata atau PT.
Zandilac lebih banyak sandal maka PT. GRAMIDO akan memproduksi sandal, tetapi bila
pesanan dari PT. Bata atau PT. Zandilac lebih banyak sepatu maka yang akan diproduksi
adalah sepatu.
4.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : PT. GRAMIDO
44
4.3. Pembagian Tugas dan Wewenang
1. Direktur Utama, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi perusahaan.
Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :
a. Merumuskan tujuan, sasaran dan kebijaksanaan perusahaan serta mengadakan
pengawasan dan mengevaluasi pelaksanaannya.
b. Mengevaluasi dan menilai hasil kegiatan para Kepala Departemen (Manajer) secara
periodic.
c. Mengadakan rapat evaluasi secara rutin untuk mengetahui perkembangan
perusahaan.
d. Menetapkan kebijaksanaan dan rencana yang berhubungan dengan tujuan yang
akan dicapai perusahaan.
e. Memeriksa laporan kegiatan produksi bulanan, hasil produksi dan juga laporan
penerimaan dan pengeluaran bulanan dari tiap departemen.
2. Manajer Marketing ( Pemasaran )
Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :
a. Merencanakan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran dan
penjualan (berhubungan dengan PT. Bata dan PT. Zandilac).
b. Menerima keluhan-keluhan dari pelanggan yang disampaikan PT. Bata dan PT.
Zandilac.
c. Membuat laporan secara periodik kepada Direktur Utama.
d. Menangani masalah yang berhubungan dengan pelanggan.
e. Mencari gagasan-gagasan baru yang baik bagi perkembangan produk di masa yang
akan datang.
45
3. Manajer Produksi (merangkap bagian desain sandal).
Tugas-tugas dan wewenangnya adalah:
a. Membantu Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya dalam hal produksi dan
operasi.
b. Bertanggung jawab terhadap tercapainya target produksi yang telah ditetapkan.
c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi.
d. Mengarahkan dan mengawasi, serta memastikan bahwa semua pelaksanaan
kegiatan pada setiap bagian produksi dapat berjalan sesuai dengan program kerja,
kebijaksanaan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.
e. Mengadakan peninjauan langsung untuk kelancaran produksi ke segala bagian
produksi.
f. Bersama-sama dengan Direktur Utama bertukar pikiran untuk merancang
(mendesain) model-model sandal terbaru.
4. Manajer Personalia
Tugas-tugas dan wewenangnya adalah:
a. Melakukan perekrutan karyawan baru.
b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan gaji karyawan perusahaan.
c. Mengadakan pelatihan, pendidikan dan keselamatan kerja bagi karyawan
perusahaan.
d. Menciptakan keamanan kerja bagi karyawan perusahaan.
e. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
5. Manajer Keuangan
Tugas-tugas dan wewenangnya adalah:
a. Merencanakan dan menyiapkan anggaran keuangan yang diperlukan.
46
b. Membuat laporan dan input secara periodik yang akan diberikan kepada Direktur
Utama.
c. Melaksanakan segala kebijakan yang telah ditetapkan dan pengontrolan keuangan
perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku agar rencana operasi dapat
dipenuhi.
e. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya
dalam perusahaan.
6. Manajer Gudang
Tugas-tugas dan wewenangnya adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku dan bahan pembantu.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah penanganan material dalam gudang.
c. Bertanggung jawab terhadap pengepakan barang dan pengangkutan barang serta
pemindahannya.
d. Bertanggung jawab terhadap pengiriman produk jadi sampai ke PT. Bata dan PT.
Zandilac.
4.4. Jenis dan Tipe Mesin yang Digunakan
Dalam suatu perusahaan, teknologi merupakan pendukung yang sangat utama
dalam keberlangsungan suatu kegiatan produksi. Dalam melaksanakan kegiatan produksinya,
PT. GRAMIDO tidak hanya menggunakan mesin-mesin untuk kelancaran produksi, tetapi juga
sebagian dari proses produksinya dilakukan secara manual agar memberikan hasil yang lebih
baik.
47
Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. GRAMIDO antara lain :
1. Cutting Dies
Merupakan besi atau logam yang sisinya tajam dan patah dibentuk berdasarkan pola
sandal.
2. Mesin Cutting atau Mesin Pon
Fungsinya untuk memotong bahan dasar dengan cara tekanan atau hidralin dan
menggunakan cutting dies (pisau), mesin ini digunakan untuk menghasilkan alas
kaki.
3. Mesin Skivingi
Fungsinya untuk menipiskan sisi bahan atau komponen dengan cara mengatur tebal,
tipis dan lebarnya dengan pisau mesin dan tekanan untuk dilipat dan ditempel pada
bagian sewing.
4. Mesin Jahit
Fungsinya untuk menjahit dan menggabungkan komponen upper sandal sehingga
menjadi upper. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur spesifikasi yang diinginkan.
Dalam menjahit upper perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu langkah jahit atau
desain yang sudah ditentukan, ukuran dan bentuk jarum yang harus digunakan,
tebal dan jenis benang.
5. Mesin Forming
Merupakan mesin panas yang terdapat shoe last besi atau logam yang berbentuk
sepatu, dimana berfungsi untuk membentuk upper. Cara penggunannya dengan
memasukkan upper dan dirapatkan dengan digetok pada waktu tertentu.
48
6. Shoe last
Merupakan cetakan bentuk sepatu yang biasanya terbuat dari plastik atau kayu.
Gunanya untuk membentuk upper sehingga pasangan upper mempunyai kerataan
dan tinggi sepatu yang sama.
7. Mesin Buffing
Merupakan mesin untuk mengamplas atau mengkasarkan bagian yang akan di lem,
biasanya bagian yang diamplas adalah bagian bawah upper yang akan digabungkan
dengan sol. Berfungsi untuk mengamplas yang kasar, menghilangkan kotoran atau
bahan-bahan lain, membuka atau membuat pori agar pengeleman lebih baik.
8. Mesin Oven
Merupakan mesin pemanas yang berfungsi untuk mengeringkan lem dengan kontrol
waktu dan temperatur sebelum ditempel dengan sol.
9. Mesin Stitching Outsole
Merupakan mesin jahit yang berfungsi untuk menjahit atau menguatkan sol pada
sepatu dan sandal. Selain itu kegunannya untuk mengikat atau menguatkan sol
dengan upper dan memberikan variasi.
10. Mesin Blower
Berfungsi untuk membakar sisa-sisa benang hasil jahitan. Dalam pengerjaannya,
perlu diperhatikan lamanya pengerjaan. Karena bisa membuat bagian upper pada
sepatu menjadi kerut.
11. Mesin Semir
Berfungsi untuk menyemir atau membuat kulit sepatu lebih licin dan megkilap.
12. Mesin Embose
Berfungsi untuk membuat merk, dengan memperhatikan besarnya suhu.
49
13. Mesin Press
Berfungsi untuk merekatkan sol dan upper agar pengeleman lebih kuat, dengan
melakukan penekanan.
4.5. Produk Yang Dihasilkan
PT. GRAMIDO merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan
berbagai macam produk sepatu atau sandal diantaranya adalah :
1. Sepatu dan sandal pria
2. Sepatu dan sandal wanita
3. Sepatu dan sandal anak-anak
Karena banyaknya produk sepatu dan sandal yang dihasilkan oleh PT. GRAMIDO
maka penulis mengkhususkan melakukan penelitian pada salah satu dari produk yang
dihasilkan PT. GRAMIDO. Produk dari PT. GRAMIDO yang dijadikan sample penelitian adalah
sepatu dan sandal khusus para wanita.
4.6. Penentuan Standard Kualitas Produk Sepatu dan Sandal Wanita
Standard kualitas produk yang diterapkan oleh PT. GRAMIDO terdiri dari tiga
tahapan utama yaitu standard kualitas bahan baku, standard kualitas dalam proses produksi,
dan standard kualitas produk jadi.
50
4.6.1. Standard Kualitas Bahan Baku
Bahan baku merupakan komponen utama yang digunakan dalam pembuatan produk
dalam kegiatan produksi. Tanpa bahan baku atau bahan utama maka proses produksi tidak
dapat dilakukan. Bahan baku dasar yang digunakan untuk menghasilkan sepatu dan sandal
wanita adalah kulit (kulit kambing dan kulit sapi) dan sintetis (PVC yang mengandung
campuran plastik dan PU yang mengandung karet). Dan bahan-bahan pendukung lainnya
seperti benang jahit, lem, kain atau plastik, sol, pengeras, shoe last, karet, tali sandal,
sponge atau busa, dan ornamen.
4.6.2. Standard Kualitas dalam Proses Produksi
Penetapan standard kualitas dalam proses produksi bertujuan untuk memastikan
bahwa proses produksi berjalan sesuai prosedur atau terkendali sehingga apabila terjadi
penyimpangan dalam proses produksi dapat segera dilakukan tindakan perbaikan.
4.6.3. Standard Kualitas Produk Jadi
Penetapan standard kualitas produk jadi merupakan suatu prosedur perusahaan
untuk memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standard kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan. Penetapan standard kualitas produk ditujukan untuk
memuaskan selera dan keinginan konsumen dengan mencegah agar produk yang tidak
memenuhi standard kualitas tidak sampai ke tangan konsumen.
51
Standard kualitas produk jadi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah :
- Produk tidak kotor
- Ukuran sepatu dan sandal sesuai dengan pasangannya
- Jahitan pada produk tidak mengalami kecacatan
- Tidak terdapat lem yang berlebih pada produk
- Upper dengan sol dapat merekat dengan baik
4.7. Pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Kualitas Produk Sepatu dan Sandal
Wanita
Pengawasan kualitas pada suatu perusahaan manufaktur merupakan suatu hal yang
harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas dan
keinginan konsumen sehingga nama perusahaan akan tetap baik dimata para konsumennya.
Dengan adanya pengawasan terhadap kualitas produk, maka perusahaan dapat mendeteksi
adanya penyimpanan yang terjadi terhadap produk yang telah dihasilkan sehingga produk
yang menyimpang dari kualitas standar tidak sampai ke tangan konsumen yang nantinya
akan membuat image perusahaan menjadi buruk. Meskipun kegiatan proses produksi telah
dilaksanakan dan direncanakan dengan baik, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan
terjadinya hal-hal yang dapat menyebabkan penyimpangan terhadap kualitas produk.
4.7.1. Pengawasan kualitas bahan baku
Setiap perusahaan dalam menghasilkan suatu produk selalu menggunakan bahan
baku sebagai bahan dasar pembuatan produk. Jadi bahan baku sangat mempengaruhi
kualitas dari produk akhir perusahaan. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap kualitas
52
bahan baku agar bahan baku yang dipakai dalam proses produksi memenuhi standard
kualitas yang telah ditentukan.
a. Seleksi pemasok sumber bahan baku
Menyeleksi sumber bahan baku merupakan langkah awal yang penting dalam
melakukan pengawasan kualitas, karena dengan melakukan penyeleksian bahan baku
perusahaan dapat mengetahui kualitas dari bahan baku yang ditawarkan, waktu pengiriman,
serta harga yang ditawarkan oleh pemasok. Seperti harga bahan baku yang lebih murah
dibandingkan dengan harga pemasok lainnya, perusahaan pemasok mau menerima return
bahan baku jika terdapat adanya cacat pada bahan baku, perusahaan pemasok sudah
mempunyai image sebagai perusahaan pemasok yang cukup handal dalam menyediakan
bahan baku secara kontinu dalam jangka waktu yang panjang.
b. Pemeliharaan gudang penyimpanan
Perusahaan perlu melakukan pemeliharaan pada gudang serta memenuhi fasilitas
yang dibutuhkan dalam penyimpanan bahan baku agar bahan baku yang disimpan tersebut
tidak rusak dalam jangka waktu tertentu. Gudang penyimpanan bahan baku dan hasil
produksi selalu dijaga kondisinya agar tetap bersih dan tidak bocor sewaktu hujan.
53
4.7.2. Pengawasan kualitas proses produksi
Proses produksi merupakan bagian terpenting bagi perusahaan manufaktur, oleh
karena itu pengawasan kualitas pada proses produksi sangat penting dialakukan agar dapat
menghasilkan produk yang memenuhi standard kualitas yang diterapkan oleh perusahaan.
4.7.3. Pengawasan kualitas produk jadi
Pengawasan kualitas yang dilakukan pada produk jadi merupakan upaya terakhir
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memeriksa ulang apabila terdapat produk cacat yang
lolos dari pengamatan pengawas selama proses produksi dan memastikan apakah produk
yang dihasilkan telah memenuhi standard kualitas yang ditetapkan sehingga layak untuk
dikirim kepada pelanggan. Pemeriksaan produk akhir dilakukan oleh bagian quality control,
yang melakukan pengamatan langsung pada hasil akhir dari proses produksi apakah hasil
akhir tersebut sesuai dengan standard kualitas atau tidak. Jika ternyata sesuai dengan
standard kualitas, maka segera dilakukan packaging agar tampak lebih teratur dan rapi. Dan
setelah itu produk jadi dikirim langsung ke konsumen atau disimpan terlebih dahulu di
gudang penyimpanan. Akan tetapi jika pada produk jadi ada yang tidak memenuhi standard
kualitas, maka produk itu disebut sebagai produk cacat.
54
4.8. Analisis Data
Pada tahap ini, data-data yang didapat selama masa observasi di PT. GRAMIDO
kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan menggunakan metode SPC (Statistical
Process Control ) atau metode seven tools, yaitu diagram alir, lembar periksa, diagram
pareto, diagram batang, diagram tebar, peta kontrol atau peta kendali, diagram sebab-
akibat.
4.8.1. Diagram Alir (Flow Chart)
Aliran proses produksi pada PT. GRAMIDO untuk menghasilkan produk sepatu dan
sandal wanita ditunjukkan dengan gambar seperti dibawah ini :
55
Gambar 4.2 Aliran Proses Produksi Sepatu dan Sandal Wanita
Sumber : PT. GRAMIDO
Bahan Baku
Mendesain
Penyablonan atau
Pemberian Merk
Cutting
Sewing atau
Stitching
Penggabungan
Upper dengan
Buttom
Finishing atau
Inspeksi
Forming atau
Pengepresan
Packaging
56
Penjelasan mengenai proses produksi pembuatan sepatu dan sandal wanita
dijelaskan sebagai berikut :
1. Proses mendesain sepatu dan sandal
Pada proses ini yang diperhatikan adalah bentuk dari komponen upper
(bagian atas sandal) dan buttom (bagian alas sandal) karena kedua bagian tersebut
saling berkaitan erat satu dengan yang lain sehingga jika kedua komponen
digabung, maka akan menghasilkan sepatu atau sandal yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Model yang mengikuti perkembangan jaman dan modis adalah
desain yang sangat diminati oleh konsumen, terutama golongan muda. Selain itu
pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan sepatu atau sandal
juga sangat berpengaruh terutama pada perpaduan warna dan motif dari bahan
yang digunakan.
2. Proses cutting
Pada tahap ini, terdapat beberapa proses yaitu memotong bahan utama dan
bahan pendukung menjadi komponen-komponen upper dan buttom. Pemotongan ini
harus sesuai dengan keadaan bahan yang akan digunakan sebab masing-masing
bahan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan sangat tergantung pada
bahan dasarnya, apakah bahan bakunya terbuat dari kulit atau sintetis. Sedangkan
untuk komponen buttom digunakan bahan baku sponge. Komponen-komponen
tersebut dibawa ke bagian marking untuk dibuat tanda/pola untuk di cutting atau
ditempel. Komponen upper yang ditandai, dibawa ke bagian skiving untuk ditipiskan
agar pada saat ditempel, tebal permukaan menjadi rata. Setelah pola telah dibuat,
maka dilakukan proses pemotongan di mesin pon.
57
3. Proses sablon dan pemberian merk
Komponen upper dibawa ke bagian ini untuk dicetak jenis atau item kulitnya.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah langkah kerja selanjutnya agar dapat
mencocokan warna kulit saat merajut menjadi kesatuan upper. Sehingga dapat
memasangkan sepatu atau sandal dengan bahan dan warna yang sama. Sebelum
kulit alas sepatu atau sandal ditempel pada spon dan kulit yang telah dipotong,
terlebih dahulu kulit alas diberi cap merk dengan mesin cetak merk.
4. Proses Sewing/ Stitching
Pada bagian ini, komponen-komponen bagian upper dirakit menjadi satuan
upper dengan cara ditempel, ditekuk dan dijahit agar lebih menambah kekuatan
rekat antara komponen yang satu dengan yang lain. Untuk bagian buttom, juga
mengalami proses sewing. Kulit alas sepatu atau sandal yang telah diberi merk
selanjutnya ditempel dan disatukan dengan sponge yang telah di cutting dan
komponen-komponen alas sepatu atau sandal lainnya. Selanjutnya dijahit bagian
pinggirnya agar lebih kuat. Pada bagian jahit, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu tebal-tipisnya jarum dan benang yang digunakan untuk berbagai
jenis kulit. Untuk model-model tertentu, digunakan jahitan benang sebagai asesoris.
Pada proses sewing ini, jahitan harus rapi sekali, karena mempengaruhi nilai estetika
dan nilai jual dari sepatu atau sandal itu sendiri.
5. Proses penggabungan bagian upper dan buttom
Komponen-komponen upper dan buttom yang telah melewati proses sewing
kemudian disatukan dengan cara ditempel dengan menggunakan lem. Dalam proses
pengeleman ini sangat penting dan operator yang ditempatkan pada bagian ini harus
yang berpengalaman supaya hasil pengelemannya rapi dan rata.
58
6. Proses Forming (pengepresan sepatu atau sandal)
Setelah itu, sepatu atau sandal dioven dalam mesin oven. Umumnya dengan
suhu 750C dan selama 20 menit, tetapi untuk bahan baku dan jenis kulit tertentu
suhu dan waktu dapat disesuaikan. Setelah dioven, sepatu atau sandal yang telah
disatukan dengan sol ini di press dengan menggunakan mesin press. Proses ini
dilakukan dengan tujuan agar lem dapat merekatkan upper (bagian atas sandal)
dengan bagian sol.
7. Inspeksi dan Finishing
Untuk menghasilkan sepatu atau sandal dengan ukuran yang pas atau
sesuai, maka pada tahap ini dilakukan inspeksi. Pengepasan ukuran bagian atas dan
bawah sepatu atau sandal dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang memiliki
berbagai ukuran. Pengepasan ini dilakukan dengan benar-benar teliti. Karena jika
ternyata ukurannya tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, maka
sandal harus dikerjakan ulang. Pemeriksaan dilakukan secara manual satu persatu
oleh para pekerja. Jika ditemukan cacat pada sepatu atau sandal, maka akan
dikembalikan ke bagian pembuatan sepatu atau sandal. Sebaliknya, jika tidak
ditemukan cacat pada sepatu atau sandal selanjutnya dibawa ke bagian finishing. Di
bagian ini sepatu atau sandal dibersihkan dari lem-lem dan menghilangkan benang-
benang yang panjang dari hasil jahitan dengan cara diblower yaitu mesin yang
mengeluarkan panas. Kemudian bagian tepi sepatu atau sandal akan dilapisi cat
yang berwarna sesuai dengan sepatu atau sandal untuk menutupi sisa-sisa lem.
8. Packaging
Sepatu atau sandal yang sudah jadi kemudian dikemas sesuai dengan
ukuran dan pasangannya masing-masing kemudian dimasukkan ke dalam kardus
atau kotak sepatu atau sandal.
59
4.8.2. Lembar Periksa (Check Sheet)
4.8.2.1. Lembar Periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2006
Berikut ini lembar periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2006
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2006
Upper dengan
sol kurang
merekat
Pengeleman
kurang rapi
Ukuran
tidak
sesuai
Jahitan
kurang
rapi
Total
cacat
Total
Produksi
Januari 142 113 75 41 371 7300
Febuari 93 75 44 36 248 6700
Maret 98 86 42 29 255 8288
April 186 115 64 47 412 10692
Mei 132 96 74 36 338 7684
Juni 96 62 57 26 241 8870
Juli 137 95 64 43 339 7962
Agustus 109 99 67 31 306 12876
September 174 122 94 64 454 10994
Oktober 80 52 42 24 198 6548
November 105 83 58 39 285 8768
Desember 92 74 49 21 236 9556
Total 1444 1072 730 437 3683 106238
Sumber : PT.GRAMIDO
60
4.8.2.2. Lembar Periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2006
Berikut ini lembar periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2006
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sandal wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2006
Upper dengan
sol kurang
merekat
Pengeleman
kurang rapi
Ukuran
tidak
sesuai
Jahitan
kurang
rapi
Total
cacat
Total
Produksi
Januari 82 77 45 27 231 7896
Febuari 79 54 34 18 185 6754
Maret 112 85 42 16 255 9981
April 93 56 44 14 207 7746
Mei 87 72 63 36 258 7876
Juni 76 68 51 32 227 8788
Juli 103 81 64 46 294 12998
Agustus 58 51 38 25 172 5452
September 85 44 37 22 188 5640
Oktober 82 67 33 19 201 6342
November 184 97 62 45 388 8564
Desember 132 98 58 25 313 7770
Total 1173 850 571 325 2919 95807
Sumber : PT.GRAMIDO
61
4.8.2.3. Lembar Periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2007
Berikut ini lembar periksa untuk produk sepatu wanita periode Januari – Desember 2007
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2007
Upper dengan
sol kurang
merekat
Pengeleman
kurang rapi
Ukuran
tidak
sesuai
Jahitan
kurang
rapi
Total
cacat
Total
Produksi
Januari 98 70 59 34 261 8876
Febuari 105 59 36 27 227 9980
Maret 78 59 44 34 215 7656
April 151 107 78 53 389 13664
Mei 125 89 53 49 316 7754
Juni 126 82 72 46 326 10660
Juli 109 78 56 29 272 9190
Agustus 82 79 61 44 266 12998
September 112 91 57 23 283 10772
Oktober 74 67 42 32 215 8766
November 91 84 67 56 298 10668
Desember 130 68 35 21 254 9332
Total 1281 933 660 448 3322 120316
Sumber : PT.GRAMIDO
62
4.8.2.4. Lembar Periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2007
Berikut ini lembar periksa untuk produk sandal wanita periode Januari – Desember 2007
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Jenis cacat, jumlah cacat, dan jumlah produksi pada produk sandal wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2007
Upper dengan
sol kurang
merekat
Pengeleman
kurang rapi
Ukuran
tidak
sesuai
Jahitan
kurang
rapi
Total
cacat
Total
Produksi
Januari 114 86 45 22 267 11878
Febuari 134 105 78 38 355 9982
Maret 107 94 70 41 312 9094
April 102 86 64 36 288 10744
Mei 82 61 37 16 196 7556
Juni 87 54 46 20 207 8340
Juli 95 79 62 28 264 7698
Agustus 172 136 102 67 477 10880
September 132 107 84 47 370 10022
Oktober 84 75 47 19 225 7204
November 78 61 49 30 218 7054
Desember 155 104 76 48 383 8012
Total 1342 1048 760 412 3562 108464
Sumber : PT.GRAMIDO
63
4.8.3. Diagram Pareto (Pareto Chart)
4.8.3.1. Membuat diagram pareto untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007
Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita periode
2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5 Data jenis cacat dan jumlah cacat pada produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode 2006 - 2007
Jenis cacat Jumlah cacat
Upper dengan sol kurang merekat 2725
Pengeleman kurang rapi 2005
Ukuran tidak sesuai 1390
Jahitan kurang rapi 885
Jumlah 7005
Sumber : PT. GRAMIDO
Dari tabel diatas, maka didapatkan data untuk persentase cacat dan persentase kumulatif
untuk produk sepatu wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :
64
Tabel 4.6 Data jenis cacat, jumlah cacat, persentase cacat, dan persentase kumulatif pada
produk sepatu wanita
Periode 2006 – 2007
Jenis cacat Jumlah cacat
Persentase
cacat (%)
Persentase
kumulatif (%)
Upper dengan sol kurang merekat 2725 38.90 38.90
Pengeleman kurang rapi 2005 28.62 67.52
Ukuran tidak sesuai 1390 19.84 87.36
Jahitan kurang rapi 885 12.64 100
Jumlah 7005
Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram paretonya. Dan menghasilkan sebuah
diagram pareto seperti dibawah ini:
Jumlah cacat 2725 2005 1390 885Percent 38.9 28.6 19.8 12.6Cum % 38.9 67.5 87.4 100.0
Jenis cacat
Jahitan kurang rapi
Ukuran tidak ses
uai
Pengeleman kurang rapi
Upper dengan sol kurang merekat
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
100
80
60
40
20
0
Jum
lah
caca
t
Perc
ent
Diagram pareto untuk sepatu wanita 2006-2007
Gambar 4.3 Diagram pareto untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
65
Pada diagram diatas, terlihat jelas bahwa karakteristik kualitas yang terbanyak
menghasilkan produk cacat selama periode 2006 – 2007 ada pada cacat dengan jenis upper
dengan sol kurang merekat yaitu sebanyak 2725 satuan atau sebesar 38.9%. Kemudian
diikuti cacat dengan jenis pengeleman kurang rapi sebanyak 2005 satuan atau sebesar
28.6%, ukuran tidak sesuai sebanyak 1390 satuan atau sebesar 19.8%, dan jahitan kurang
rapi sebanyak 885 satuan atau sebesar 12.6%.
4.8.3.2. Membuat diagram pareto untuk sandal wanita periode 2006 - 2007
Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita periode
2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.7 Data jenis cacat dan jumlah cacat pada produk sandal wanita
(persatuan)
Periode 2006 - 2007
Jenis cacat Jumlah cacat
Upper dengan sol kurang merekat 2515
Pengeleman kurang rapi 1898
Ukuran tidak sesuai 1331
Jahitan kurang rapi 737
Jumlah 6481
Sumber : PT. GRAMIDO
Dari tabel diatas, maka didapatkan data untuk persentase cacat dan persentase kumulatif
untuk produk sandal wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :
66
Tabel 4.8 Data jenis cacat, jumlah cacat, persentase cacat, dan persentase kumulatif pada
produk sandal wanita
Periode 2006 - 2007
Jenis cacat Jumlah cacat
Persentase
cacat (%)
Persentase
kumulatif (%)
Upper dengan sol kurang merekat 2515 38.80 38.80
Pengeleman kurang rapi 1898 29.29 68.09
Ukuran tidak sesuai 1331 20.54 88.63
Jahitan kurang rapi 737 11.37 100
Jumlah 6481
Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram paretonya. Dan menghasilkan sebuah
diagram pareto seperti dibawah ini:
Jumlah cacat 2515 1898 1331 737Percent 38.8 29.3 20.5 11.4Cum % 38.8 68.1 88.6 100.0
Jenis cacat
Jahitan kurang rapi
Ukuran t idak sesuai
Pengeleman kurang rapi
Upper dengan sol kurang merekat
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
100
80
60
40
20
0
Jum
lah
cac
at
Per
cen
t
Diagram pareto untuk sandal wanita 2006-2007
Gambar 4.4 Diagram pareto untuk sandal wanita periode 2006 - 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
67
Pada diagram diatas, terlihat jelas bahwa karakteristik kualitas yang terbanyak
menghasilkan produk cacat selama periode 2006 – 2007 ada pada cacat dengan jenis upper
dengan sol kurang merekat yaitu sebanyak 2515 satuan atau sebesar 38.8%. Kemudian
diikuti cacat dengan jenis pengeleman kurang rapi sebanyak 1898 satuan atau sebesar
29.3%, ukuran tidak sesuai sebanyak 1331 satuan atau sebesar 20.5%, dan jahitan kurang
rapi sebanyak 737 satuan atau sebesar 11.4%.
4.8.4. Diagram Batang (Histogram)
4.8.4.1. Membuat diagram batang untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007
Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita
periode 2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.9 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode 2006-2007
No Periode
Jumlah sepatu wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
1 Januari 7300 371
2 Februari 6700 248
3 Maret 8288 255
4 April 10692 412
5 Mei 7684 338
6 Juni 8870 241
7 Juli 7962 339
68
No Periode
Jumlah sepatu wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
8 Agustus 12876 306
9 September 10994 454
10 Oktober 6548 198
11 November 8768 285
12 Desember 9556 236
13 Januari 8876 261
14 Februari 9980 227
15 Maret 7656 215
16 April 13664 389
17 Mei 7754 316
18 Juni 10660 326
19 Juli 9190 272
20 Agustus 12998 266
21 September 10772 283
22 Oktober 8766 215
23 November 10668 298
24 Desember 9332 254
TOTAL 226554 7005
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan dari jumlah cacat (persatuan) diatas, maka harus dihitung besarnya range,
banyaknya kelas interval, interval kelas, batas kelas serta nilai tengah kelas agar dapat
membuat diagram batangnya.
69
• Besarnya range dihitung dengan rumus :
R = Xmaks – Xmin = ( nilai terbesar – nilai terkecil )
R = 454 – 198
R = 256
• Banyaknya kelas interval dihitung dengan rumus :
K = 1 + 3.322 log n
K = 1 + 3.322 log 24
K = 5.5851 = 5
• Interval kelas dihitung dengan rumus :
)(
ervalkelasBanyaknyaterkecilNilaiterbesarNilai
KRL
int−
==
2.515
198454=
−=L
• Batas kelas dihitung dengan rumus :
Batas kelas = ( Nilai terkecil – ½ x Unit pengukuran )
Batas kelas = ( 198 – ½ x 0.01 )
Batas kelas = 197.995 = 198
Jadi,
Batas kelas pertama :
Batas bawah = 198
Batas atas = 198 + 51.2 (interval kelas)
= 249.2
70
Batas kelas kedua :
Batas bawah = 249.2
Batas atas = 249.2 + 51.2
= 300.4
Batas kelas ketiga :
Batas bawah = 300.4
Batas atas = 300.4 + 51.2
= 351.6
Batas kelas keempat :
Batas bawah = 351.6
Batas atas = 351.6 + 51.2
= 402.8
Batas kelas kelima :
Batas bawah = 402.8
Batas atas = 402.8 + 51.2
= 454
• Nilai tengah kelas dihitung dengan rumus :
2
atasBatasbawahBatastengahNilai +=
Jadi,
6.2232
2.249198=
+=pertamakelastengahNilai
8.2742
4.3002.249=
+=keduakelastengahNilai
71
3262
6.3514.300=
+=ketigakelastengahNilai
2.3772
8.4026.351=
+=keempatkelastengahNilai
4.4282
4548.402lim =+
=akekelastengahNilai
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh tabel sebagai berikut :
Tabel 4.10 Frekuensi hipotesis jumlah cacat sepatu wanita
Periode 2006 – 2007
Batas Kelas Cacat (persatuan)
Nilai
Tengah Frekuensi
198 – 249.2 223.6 7
249.2 – 300.4 274.8 8
300.4 – 351.6 326 5
351.6 – 402.8 377.2 2
402.8 – 454 428.4 2
Jumlah 24
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram batang seperti dibawah ini :
72
78
5
2 2
012345678
Frekuensi
223.6 274.8 326.0 377.2 428.4
Nilai Tengah
Histogram sepatu wanita 2006-2007
Gambar 4.5 Diagram batang untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Dari gambar diatas terlihat bahwa frekuensi terbesar terdapat pada nilai tengah
274.8 atau pada kelas interval 249.2 – 300.4. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada
nilai tengah 377.2 dan 428.4 atau pada kelas interval 351.6 – 402.8 dan 402.8 – 454.
4.8.4.2. Membuat diagram batang untuk sandal wanita periode 2006 – 2007
Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita
periode 2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :
73
Tabel 4.11 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sandal wanita
(persatuan)
Periode 2006-2007
No Periode
Jumlah sandal wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
1 Januari 7896 231
2 Februari 6754 185
3 Maret 9981 255
4 April 7746 207
5 Mei 7876 258
6 Juni 8788 227
7 Juli 12998 294
8 Agustus 5452 172
9 September 5640 188
10 Oktober 6342 201
11 November 8564 388
12 Desember 7770 313
13 Januari 11878 267
14 Februari 9982 355
15 Maret 9094 312
16 April 10744 288
17 Mei 7556 196
18 Juni 8340 207
19 Juli 7698 264
20 Agustus 10880 477
21 September 10022 370
22 Oktober 7204 225
23 November 7054 218
74
No Periode
Jumlah sandal wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
24 Desember 8012 383
TOTAL 204271 6481
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan dari jumlah cacat (persatuan) diatas, maka harus dihitung besarnya range,
banyaknya kelas interval, interval kelas, batas kelas serta nilai tengah kelas agar dapat
membuat diagram batangnya.
• Besarnya range dihitung dengan rumus :
R = Xmaks – Xmin = ( nilai terbesar – nilai terkecil )
R = 477 – 172
R = 305
• Banyaknya kelas interval dihitung dengan rumus :
K = 1 + 3.322 log n
K = 1 + 3.322 log 24
K = 5.5851 = 5
• Interval kelas dihitung dengan rumus :
)(
ervalkelasBanyaknyaterkecilNilaiterbesarNilai
KRL
int−
==
615
172477=
−=L
75
• Batas kelas dihitung dengan rumus :
Batas kelas = ( Nilai terkecil – ½ x Unit pengukuran )
Batas kelas = ( 172 – ½ x 0.01 )
Batas kelas = 171.995 = 172
Jadi,
Batas kelas pertama :
Batas bawah = 172
Batas atas = 172 + 61 (interval kelas)
= 233
Batas kelas kedua :
Batas bawah = 233
Batas atas = 233 + 61
= 294
Batas kelas ketiga :
Batas bawah = 294
Batas atas = 294 + 61
= 355
Batas kelas keempat :
Batas bawah = 355
Batas atas = 355 + 61
= 416
Batas kelas kelima :
Batas bawah = 416
Batas atas = 416 + 61
= 477
76
• Nilai tengah kelas dihitung dengan rumus :
2
atasBatasbawahBatastengahNilai +=
Jadi,
5.2022
233172=
+=pertamakelastengahNilai
5.2632
294233=
+=keduakelastengahNilai
5.3242
355294=
+=ketigakelastengahNilai
5.3852
416355=
+=keempatkelastengahNilai
5.4462
477416lim =+
=akekelastengahNilai
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh tabel sebagai berikut :
Tabel 4.12 Frekuensi hipotesis jumlah cacat sandal wanita
Periode 2006 – 2007
Batas Kelas Cacat (persatuan) Nilai Tengah Frekuensi
172 – 233 202.5 11
233 – 294 263.5 6
294 – 355 324.5 3
355 – 416 385.5 3
416 – 477 446.5 1
Jumlah 24
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
77
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram batang seperti dibawah ini:
11
6
3 31
02468
1012
Frekuensi
202.5 263.5 324.5 385.5 446.5
Nilai Tengah
Histogram sandal wanita 2006-2007
Gambar 4.6 Diagram batang untuk sandal wanita periode 2006 – 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Dari gambar diatas terlihat bahwa frekuensi terbesar terdapat pada nilai tengah
202.5 atau pada kelas interval 172 – 233. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada nilai
tengah 446.5 atau pada kelas interval 416 – 477.
4.8.5. Diagram Tebar (Scatter Diagram)
4.8.5.1. Membuat diagram tebar untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007
Diagram tebar digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel.
Dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel banyaknya jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat selama periode
78
2006 – 2007 dengan variabel jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sepatu wanita
periode 2006 – 2007. Berikut ini merupakan tabel jumlah cacat jenis upper dengan sol
kurang merekat dan jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sepatu wanita periode
2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.13 Data jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dan jumlah cacat
produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode 2006 - 2007
No Periode
Jumlah cacat jenis upper
dengan sol kurang merekat Jumlah cacat
1 Januari 142 371
2 Februari 93 248
3 Maret 98 255
4 April 186 412
5 Mei 132 338
6 Juni 96 241
7 Juli 137 339
8 Agustus 109 306
9 September 174 454
10 Oktober 80 198
11 November 105 285
12 Desember 92 236
13 Januari 98 261
14 Februari 105 227
15 Maret 78 215
16 April 151 389
17 Mei 125 316
79
No Periode
Jumlah cacat jenis upper
dengan sol kurang merekat Jumlah cacat
18 Juni 126 326
19 Juli 109 272
20 Agustus 82 266
21 September 112 283
22 Oktober 74 215
23 November 91 298
24 Desember 130 254
TOTAL 2725 7005
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram tebar seperti dibawah ini :
450400350300250200
200
180
160
140
120
100
80
60
Jumlah cacat
Uppe
r de
ngan
sol
kur
ang
mer
ekat
Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat vs jumlah cacat
Gambar 4.7 Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dengan
jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sepatu wanita periode 2006 – 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
80
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya
jumlah produk sepatu yang cacat pada proses produksi dengan banyaknya jumlah cacat jenis
upper dengan sol kurang merekat periode 2006 – 2007. Dari gambar terlihat bahwa dua
variabel tersebut mempunyai hubungan yang bersifat positif atau berkorelasi positif. Karena
nilai-nilai yang besar dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang besar dari variabel
y, dan nilai-nilai yang kecil dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang kecil dari
variabel y.
4.8.5.2. Membuat diagram tebar untuk sandal wanita periode 2006 – 2007
Diagram tebar digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel.
Dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel banyaknya jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat selama periode
2006 – 2007 dengan variabel jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sandal wanita
periode 2006 – 2007. Berikut ini merupakan tabel jumlah cacat jenis upper dengan sol
kurang merekat dan jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sandal wanita periode
2006 – 2007 yaitu sebagai berikut :
81
Tabel 4.14 Data jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dan jumlah cacat
produk sandal wanita
(persatuan)
Periode 2006 - 2007
No Periode
Upper dengan sol kurang
merekat Jumlah cacat
1 Januari 82 231
2 Februari 79 185
3 Maret 112 255
4 April 93 207
5 Mei 87 258
6 Juni 76 227
7 Juli 103 294
8 Agustus 58 172
9 September 85 188
10 Oktober 82 201
11 November 184 388
12 Desember 132 313
13 Januari 114 267
14 Februari 134 355
15 Maret 107 312
16 April 102 288
17 Mei 82 196
18 Juni 87 207
19 Juli 95 264
20 Agustus 172 477
21 September 132 370
22 Oktober 84 225
23 November 78 218
82
No Periode
Upper dengan sol kurang
merekat Jumlah cacat
24 Desember 155 383
TOTAL 2515 6481
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram tebar seperti dibawah ini :
500450400350300250200
200
175
150
125
100
75
50
Jumlah cacat
Uppe
r de
ngan
sol
kur
ang
mer
ekat
Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat vs jumlah cacat
Gambar 4.8 Diagram tebar jumlah cacat jenis upper dengan sol kurang merekat dengan
jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi sandal wanita periode 2006 – 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara banyaknya
jumlah produk sandal yang cacat pada proses produksi dengan banyaknya jumlah cacat jenis
upper dengan sol kurang merekat periode 2006 – 2007. Dari gambar terlihat bahwa dua
variabel tersebut mempunyai hubungan yang bersifat positif atau berkorelasi positif. Karena
83
nilai-nilai yang besar dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang besar dari variabel
y, dan nilai-nilai yang kecil dari variabel x berhubungan dengan nilai-nilai yang kecil dari
variabel y.
4.8.6. Peta Kontrol atau Bagan Kendali (Control Chart)
4.8.6.1. Membuat peta kendali p untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007
Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita
periode Januari – Desember 2006 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.15 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2006
No Periode
Jumlah sepatu wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
1 Januari 7300 371
2 Februari 6700 248
3 Maret 8288 255
4 April 10692 412
5 Mei 7684 338
6 Juni 8870 241
7 Juli 7962 339
8 Agustus 12876 306
9 September 10994 454
10 Oktober 6548 198
84
No Periode
Jumlah sepatu wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
11 November 8768 285
12 Desember 9556 236
TOTAL 106238 3683
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya
proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).
• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :
produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−
0508.07300371
==− barp Bulan Januari
0370.06700248
==− barp Bulan Februari
0308.08288255
==− barp Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai CL dihitung dengan rumus :
produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=
106238
3683=CL
CL = 0.0347
85
Nilai CL sebesar 0.0347 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang
merupakan batas tengah peta kendali p.
• Nilai UCL dihitung dengan rumus :
UCL = CL + 3 Sp
)(N
CLCLCLUCL −+=
13
)(7300
0347.010347.030347.0 −+=UCL
UCL = 0.0411 Bulan Januari
)(6700
0347.010347.030347.0 −+=UCL
UCL = 0.0414 Bulan Februari
)(8288
0347.010347.030347.0 −+=UCL
UCL = 0.0407 Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai LCL dihitung dengan rumus :
LCL = CL – 3 Sp
)(
NCLCLCLLCL −
−=13
)(7300
0347.010347.030347.0 −−=LCL
LCL = 0.0283 Bulan Januari
86
)(
67000347.010347.030347.0 −
−=LCL
LCL = 0.0280 Bulan Februari
)(
82880347.010347.030347.0 −
−=LCL
LCL = 0.0287 Bulan Maret
Dan seterusnya.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,
UCL, dan LCL untuk sepatu wanita periode Januari – Desember 2006 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2006
No Periode
Jumlah sepatu
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
1 Januari 7300 371 0.0508 0.0347 0.0411 0.0283
2 Februari 6700 248 0.0370 0.0347 0.0414 0.0280
3 Maret 8288 255 0.0308 0.0347 0.0407 0.0287
4 April 10692 412 0.0385 0.0347 0.0400 0.0294
5 Mei 7684 338 0.0440 0.0347 0.0410 0.0284
6 Juni 8870 241 0.0272 0.0347 0.0405 0.0289
7 Juli 7962 339 0.0426 0.0347 0.0409 0.0285
8 Agustus 12876 306 0.0238 0.0347 0.0395 0.0299
9 September 10994 454 0.0413 0.0347 0.0399 0.0295
87
No Periode
Jumlah sepatu
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
10 Oktober 6548 198 0.0302 0.0347 0.0415 0.0279
11 November 8768 285 0.0325 0.0347 0.0406 0.0288
12 Desember 9556 236 0.0247 0.0347 0.0403 0.0291
TOTAL 106238 3683 0.4234 0.4164 0.4874 0.3454
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sepatu wanita
periode Januari – Desember 2007 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.17 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sepatu wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2007
No Periode
Jumlah sepatu wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
1 Januari 8876 261
2 Februari 9980 227
3 Maret 7656 215
4 April 13664 389
5 Mei 7754 316
6 Juni 10660 326
7 Juli 9190 272
8 Agustus 12998 266
9 September 10772 283
10 Oktober 8766 215
11 November 10668 298
88
No Periode
Jumlah sepatu wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
12 Desember 9332 254
TOTAL 120316 3322
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya
proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).
• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :
produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−
0294.08876261
==− barp Bulan Januari
0227.09980227
==− barp Bulan Februari
0281.07656215
==− barp Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai CL dihitung dengan rumus :
produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=
120316
3322=CL
CL = 0.0276
Nilai CL sebesar 0.0276 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang
merupakan batas tengah peta kendali p.
89
• Nilai UCL dihitung dengan rumus :
UCL = CL + 3 Sp
)(N
CLCLCLUCL −+=
13
)(8876
0276.010276.030276.0 −+=UCL
UCL = 0.0328 Bulan Januari
)(9980
0276.010276.030276.0 −+=UCL
UCL = 0.0325 Bulan Februari
)(7656
0276.010276.030276.0 −+=UCL
UCL = 0.0332 Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai LCL dihitung dengan rumus :
LCL = CL – 3 Sp
)(
NCLCLCLLCL −
−=13
)(8876
0276.010276.030276.0 −−=LCL
LCL = 0.0224 Bulan Januari
)(
99800276.010276.030276.0 −
−=LCL
LCL = 0.0227 Bulan Februari
90
)(
76560276.010276.030276.0 −
−=LCL
LCL = 0.0220 Bulan Maret
Dan seterusnya.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,
UCL, dan LCL untuk sepatu wanita periode Januari – Desember 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.18 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2007
No Periode
Jumlah sepatu
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
1 Januari 8876 261 0.0294 0.0276 0.0328 0.0224
2 Februari 9980 227 0.0227 0.0276 0.0325 0.0227
3 Maret 7656 215 0.0281 0.0276 0.0332 0.0220
4 April 13664 389 0.0285 0.0276 0.0318 0.0234
5 Mei 7754 316 0.0408 0.0276 0.0332 0.0220
6 Juni 10660 326 0.0306 0.0276 0.0324 0.0228
7 Juli 9190 272 0.0296 0.0276 0.0327 0.0225
8 Agustus 12998 266 0.0205 0.0276 0.0319 0.0233
9 September 10772 283 0.0263 0.0276 0.0323 0.0229
10 Oktober 8766 215 0.0245 0.0276 0.0328 0.0224
11 November 10668 298 0.0279 0.0276 0.0324 0.0228
12 Desember 9332 254 0.0272 0.0276 0.0327 0.0225
TOTAL 120316 3322 0.3360 0.3312 0.3907 0.2717
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
91
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL,
dan LCL untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.19 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sepatu wanita
(persatuan)
Periode 2006 - 2007
No Periode
Jumlah sepatu
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
1 Januari 7300 371 0.0508 0.0347 0.0411 0.0283
2 Februari 6700 248 0.0370 0.0347 0.0414 0.0280
3 Maret 8288 255 0.0308 0.0347 0.0407 0.0287
4 April 10692 412 0.0385 0.0347 0.0400 0.0294
5 Mei 7684 338 0.0440 0.0347 0.0410 0.0284
6 Juni 8870 241 0.0272 0.0347 0.0405 0.0289
7 Juli 7962 339 0.0426 0.0347 0.0409 0.0285
8 Agustus 12876 306 0.0238 0.0347 0.0395 0.0299
9 September 10994 454 0.0413 0.0347 0.0399 0.0295
10 Oktober 6548 198 0.0302 0.0347 0.0415 0.0279
11 November 8768 285 0.0325 0.0347 0.0406 0.0288
12 Desember 9556 236 0.0247 0.0347 0.0403 0.0291
13 Januari 8876 261 0.0294 0.0276 0.0328 0.0224
14 Februari 9980 227 0.0227 0.0276 0.0325 0.0227
15 Maret 7656 215 0.0281 0.0276 0.0332 0.0220
16 April 13664 389 0.0285 0.0276 0.0318 0.0234
17 Mei 7754 316 0.0408 0.0276 0.0332 0.0220
18 Juni 10660 326 0.0306 0.0276 0.0324 0.0228
19 Juli 9190 272 0.0296 0.0276 0.0327 0.0225
20 Agustus 12998 266 0.0205 0.0276 0.0319 0.0233
92
No Periode
Jumlah sepatu
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
21 September 10772 283 0.0263 0.0276 0.0323 0.0229
22 Oktober 8766 215 0.0245 0.0276 0.0328 0.0224
23 November 10668 298 0.0279 0.0276 0.0324 0.0228
24 Desember 9332 254 0.0272 0.0276 0.0327 0.0225
TOTAL 226554 7005 0.7594 0.7476 0.8781 0.6171
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL diatas, maka diperoleh
peta kendali p untuk sepatu wanita periode 2006 – 2007 adalah sebagai berikut :
242322212019181716151413121110987654321
0.055
0.050
0.045
0.040
0.035
0.030
0.025
0.020
Sample
Prop
orti
on
_P=0.03092
UCL=0.03630
LCL=0.025541
1
1
11
1
1
11
1
1
Tests performed with unequal sample sizes
Peta kendali p untuk sepatu wanita 2006-2007
Gambar 4.9 Peta kendali p untuk sepatu wanita periode 2006 - 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
93
Berdasarkan grafik diatas terlihat jelas data-data yang keluar dari batas pengendali
statistikal peta kendali p. Terdapat enam titik yang berada diluar batas pengendali atas yaitu
pada bulan Januari 2006, Maret 2006, Mei 2006, Juli 2006, September 2006, dan Mei 2007.
Sedangkan terdapat lima titik yang berada diluar batas pengendali bawah yaitu pada bulan
Agustus 2006, Desember 2006, Februari 2007, Agustus 2007, dan Oktober 2007.
4.8.6.2. Membuat peta kendali p untuk sandal wanita periode 2006 – 2007
Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita
periode Januari – Desember 2006 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.20 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sandal wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2006
No Periode
Jumlah sandal wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
1 Januari 7896 231
2 Februari 6754 185
3 Maret 9981 255
4 April 7746 207
5 Mei 7876 258
6 Juni 8788 227
7 Juli 12998 294
8 Agustus 5452 172
94
No Periode
Jumlah sandal wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
9 September 5640 188
10 Oktober 6342 201
11 November 8564 388
12 Desember 7770 313
TOTAL 95807 2919
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya
proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).
• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :
produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−
0293.07896231
==− barp Bulan Januari
0274.06754185
==− barp Bulan Februari
0255.09981255
==− barp Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai CL dihitung dengan rumus :
produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=
95
958072919
=CL
CL = 0.0305
Nilai CL sebesar 0.0305 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang
merupakan batas tengah peta kendali p.
• Nilai UCL dihitung dengan rumus :
UCL = CL + 3 Sp
)(N
CLCLCLUCL −+=
13
)(7896
0305.010305.030305.0 −+=UCL
UCL = 0.0363 Bulan Januari
)(6754
0305.010305.030305.0 −+=UCL
UCL = 0.0368 Bulan Februari
)(9981
0305.010305.030305.0 −+=UCL
UCL = 0.0357 Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai LCL dihitung dengan rumus :
LCL = CL – 3 Sp
)(
NCLCLCLLCL −
−=13
96
)(7896
0305.010305.030305.0 −−=LCL
LCL = 0.0247 Bulan Januari
)(6754
0305.010305.030305.0 −−=LCL
LCL = 0.0242 Bulan Februari
)(9981
0305.010305.030305.0 −−=LCL
LCL = 0.0253 Bulan Maret
Dan seterusnya.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,
UCL, dan LCL untuk sandal wanita periode Januari – Desember 2006 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.21 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sandal wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2006
No Periode
Jumlah sandal
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
1 Januari 7896 231 0.0293 0.0305 0.0363 0.0247
2 Februari 6754 185 0.0274 0.0305 0.0368 0.0242
3 Maret 9981 255 0.0255 0.0305 0.0357 0.0253
4 April 7746 207 0.0267 0.0305 0.0364 0.0246
5 Mei 7876 258 0.0328 0.0305 0.0363 0.0247
6 Juni 8788 227 0.0258 0.0305 0.0360 0.0250
97
No Periode
Jumlah sandal
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
7 Juli 12998 294 0.0226 0.0305 0.0350 0.0260
8 Agustus 5452 172 0.0315 0.0305 0.0375 0.0235
9 September 5640 188 0.0333 0.0305 0.0374 0.0236
10 Oktober 6342 201 0.0317 0.0305 0.0370 0.0240
11 November 8564 388 0.0453 0.0305 0.0361 0.0249
12 Desember 7770 313 0.0403 0.0305 0.0364 0.0246
TOTAL 95807 2919 0.3723 0.3660 0.4369 0.2951
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produk sandal wanita
periode Januari – Desember 2007 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.22 Data jumlah produksi dan jumlah cacat produk sandal wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2007
No Periode
Jumlah sandal wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
1 Januari 11878 267
2 Februari 9982 355
3 Maret 9094 312
4 April 10744 288
5 Mei 7556 196
6 Juni 8340 207
7 Juli 7698 264
8 Agustus 10880 477
98
No Periode
Jumlah sandal wanita yang
diproduksi Jumlah cacat
9 September 10022 370
10 Oktober 7204 225
11 November 7054 218
12 Desember 8012 383
TOTAL 108464 3562
Sumber : PT.GRAMIDO
Berdasarkan tabel diatas, untuk membuat peta kendali p maka harus menghitung besarnya
proporsi cacat, CL (Central Line), UCL (Upper Control Limit ), dan LCL (Lower Control Limit).
• Proporsi cacat dihitung dengan rumus :
produksiJumlahcacatprodukJumlahbarp =−
0225.011878
267==− barp Bulan Januari
0356.09982355
==− barp Bulan Februari
0343.09094312
==− barp Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai CL dihitung dengan rumus :
produksijumlahTotalcacatprodukjumlahTotalbarpCL =−=
99
108464
3562=CL
CL = 0.0328
Nilai CL sebesar 0.0328 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang
merupakan batas tengah peta kendali p.
• Nilai UCL dihitung dengan rumus :
UCL = CL + 3 Sp
)(N
CLCLCLUCL −+=
13
)(11878
0328.010328.030328.0 −+=UCL
UCL = 0.0377 Bulan Januari
)(9982
0328.010328.030328.0 −+=UCL
UCL = 0.0381 Bulan Februari
)(9094
0328.010328.030328.0 −+=UCL
UCL = 0.0384 Bulan Maret
Dan seterusnya.
• Nilai LCL dihitung dengan rumus :
LCL = CL – 3 Sp
)(N
CLCLCLLCL −−=
13
100
)(11878
0328.010328.030328.0 −−=LCL
LCL = 0.0279 Bulan Januari
)(9982
0328.010328.030328.0 −−=LCL
LCL = 0.0274 Bulan Februari
)(9094
0328.010328.030328.0 −−=LCL
LCL = 0.0272 Bulan Maret
Dan seterusnya.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL,
UCL, dan LCL untuk sandal wanita periode Januari – Desember 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sandal wanita
(persatuan)
Periode Januari – Desember 2007
No Periode
Jumlah sandal
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
1 Januari 11878 267 0.0225 0.0328 0.0377 0.0279
2 Februari 9982 355 0.0356 0.0328 0.0381 0.0274
3 Maret 9094 312 0.0343 0.0328 0.0384 0.0272
4 April 10744 288 0.0268 0.0328 0.0380 0.0276
5 Mei 7556 196 0.0259 0.0328 0.0389 0.0267
6 Juni 8340 207 0.0248 0.0328 0.0387 0.0269
101
No Periode
Jumlah sandal
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
7 Juli 7698 264 0.0343 0.0328 0.0389 0.0267
8 Agustus 10880 477 0.0438 0.0328 0.0379 0.0277
9 September 10022 370 0.0369 0.0328 0.0381 0.0275
10 Oktober 7204 225 0.0312 0.0328 0.0391 0.0265
11 November 7054 218 0.0309 0.0328 0.0392 0.0264
12 Desember 8012 383 0.0478 0.0328 0.0388 0.0268
TOTAL 108464 3562 0.3949 0.3936 0.4618 0.3253
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL,
dan LCL untuk sandal wanita periode 2006 - 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.24 Hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL untuk sandal wanita
(persatuan)
Periode 2006 - 2007
No Periode
Jumlah sandal
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
1 Januari 7896 231 0.0293 0.0305 0.0363 0.0247
2 Februari 6754 185 0.0274 0.0305 0.0368 0.0242
3 Maret 9981 255 0.0255 0.0305 0.0357 0.0253
4 April 7746 207 0.0267 0.0305 0.0364 0.0246
5 Mei 7876 258 0.0328 0.0305 0.0363 0.0247
6 Juni 8788 227 0.0258 0.0305 0.0360 0.0250
7 Juli 12998 294 0.0226 0.0305 0.0350 0.0260
8 Agustus 5452 172 0.0315 0.0305 0.0375 0.0235
102
No Periode
Jumlah sandal
wanita yang
diproduksi
Jumlah
cacat
Proporsi
Cacat CL UCL LCL
9 September 5640 188 0.0333 0.0305 0.0374 0.0236
10 Oktober 6342 201 0.0317 0.0305 0.0370 0.0240
11 November 8564 388 0.0453 0.0305 0.0361 0.0249
12 Desember 7770 313 0.0403 0.0305 0.0364 0.0246
13 Januari 11878 267 0.0225 0.0328 0.0377 0.0279
14 Februari 9982 355 0.0356 0.0328 0.0381 0.0274
15 Maret 9094 312 0.0343 0.0328 0.0384 0.0272
16 April 10744 288 0.0268 0.0328 0.0380 0.0276
17 Mei 7556 196 0.0259 0.0328 0.0389 0.0267
18 Juni 8340 207 0.0248 0.0328 0.0387 0.0269
19 Juli 7698 264 0.0343 0.0328 0.0389 0.0267
20 Agustus 10880 477 0.0438 0.0328 0.0379 0.0277
21 September 10022 370 0.0369 0.0328 0.0381 0.0275
22 Oktober 7204 225 0.0312 0.0328 0.0391 0.0265
23 November 7054 218 0.0309 0.0328 0.0392 0.0264
24 Desember 8012 383 0.0478 0.0328 0.0388 0.0268
TOTAL 204271 6481 0.7672 0.7596 0.8987 0.6204
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan tabel hasil perhitungan proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL diatas, maka diperoleh
peta kendali p untuk sandal wanita periode 2006 – 2007 adalah sebagai berikut :
103
242322212019181716151413121110987654321
0.050
0.045
0.040
0.035
0.030
0.025
0.020
Sample
Prop
orti
on
_P=0.03173
UCL=0.03760
LCL=0.02585
1
1
1
1
1
1
1
11
Tests performed with unequal sample sizes
Peta kendali p untuk sandal wanita 2006-2007
Gambar 4.10 Peta kendali p untuk sandal wanita periode 2006 – 2007
Sumber : Hasil analisis data, Desember 2008
Berdasarkan grafik diatas terlihat jelas data-data yang keluar dari batas pengendali
statistikal peta kendali p. Terdapat empat titik yang berada diluar batas pengendali atas yaitu
pada bulan November 2006, Desember 2006, Agustus 2007, dan Desember 2007.
Sedangkan terdapat lima titik yang berada diluar batas pengendali bawah yaitu pada bulan
Maret 2006, Juni 2006, Juli 2006, Januari 2007, dan Juni 2007.
104
4.8.7. Diagram Sebab-Akibat (Cause-and-Effect Diagram)
Dari diagram pareto telah diketahui empat jenis cacat pada proses produksi sepatu
dan sandal wanita. Jenis-jenis cacat tersebut antara lain adalah upper dengan sol kurang
merekat, pengeleman kurang rapi, ukuran tidak sesuai, dan jahitan kurang rapi. Ada lima
faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap cacatnya pada suatu produk antara lain
adalah manusia, mesin, bahan baku, metode kerja, dan lingkungan kerja.
4.8.7.1. Faktor-faktor penyebab terjadinya upper dengan sol kurang merekat
Gambar 4.11 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya upper dengan
sol kurang merekat
Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008
UPPER DENGAN SOLKURANG MEREKAT
MANUSIA
BAHAN BAKUMETODE KERJA
MESIN
Penempatan sepatu dan sandal yang kurang pas
Kebersihan pada saat pengamplasan
Pengaturan suhu danwaktu yang tidak sesuai
Karyawan yang terlalu terburu-buru
Karyawan kurang teliti saat pengamplasan
Kelalaian karyawan
Proses pengepresan yangtidak akurat
Kualitas lem berkurang
Perawatan mesintidak teratur
Tempat lem ditutup kurang rapat
Kelalaian manusia
Kesalahan saat menentukan suhu dan waktu
Kondisi mesin mengalamipenurunan kinerja
105
1. Manusia
• Penempatan sepatu dan sandal yang kurang pas
Dalam hal ini karyawan terlalu terburu-buru dalam melakukan penempatan
sepatu atau sandal pada mesin press sehingga penempatan yang terjadi tidak
pada posisi yang pas.
• Pengaturan suhu dan waktu yang tidak sesuai
Umumnya suhu dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pemanasan adalah
750C dan 20 menit, dan pengaturan ini tergantung dengan bahan baku dari jenis
kulit yang dipergunakan, untuk mendapatkan pengeringan lem yang sempurna.
Kelalaian dalam pengaturan pemanasan ini menyebabkan kondisi upper dan sol
kurang merekat dengan baik .
• Kebersihan pada saat pengamplasan
Untuk mendapatkan hasil pengelemen yang baik, pengamplasan pada bagian
bawah upper yang kasar dan kotor harus dilakukan dengan teliti.
Karena dilakukan mesin yang sederhana, maka ketelitian manusia sangat
berpengaruh besar.
2. Bahan baku
• Kualitas lem berkurang
Hal ini dikarenakan :
- Tempat lem ditutup kurang rapat
Tempat lem harus ditutup dengan rapat, agar sisa lem tidak mengeras
sehingga mutu kerekatan lem tidak berkurang.
- Kelalaian manusia
Pada saat pengambilan lem harus menggunakan alat yang bersih, sehingga
lem tidak tercampur dengan debu dan kotoran.
106
3. Mesin
• Perawatan mesin tidak teratur
Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin
akan mengalami penurunan kinerja.
4. Metode kerja
• Proses pengepresan yang tidak akurat
Penggunaan mesin oven yang masih manual dalam penyesuaian suhu dan waktu
untuk setiap jenis kulit sepatu dan sendal berbeda, maka dapat menyebabkan
kesalahan pada saat menentukan pengaturan suhu dan waktu. Yang selanjutnya
mempengaruhi proses pengepressan upper dan sol tidak merekat dengan baik.
107
4.8.7.2. Faktor-faktor penyebab terjadinya pengeleman kurang rapi
Gambar 4.12 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya pengeleman
kurang rapi
Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008
1. Manusia
• Pemberian lem tidak ada standard baku
Karena pemberian lem dilakukan secara manual oleh manusia maka banyaknya
lem dapat terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Hal ini menyebabkan
pengeleman pada sepatu atau sandal menjadi kurang rapi.
PENGELEMANKURANG RAPI
MANUSIA
BAHAN BAKUMETODE KERJA
LINGKUNGAN KERJA
Pemberian lem tidak ada standard baku
Adanya pemesanan dalamjumlah besar
Kualitas lem berkurang
Ventilasi ruangan kurang
Tempat lem ditutupkurang rapat
Kelalaian manusia Karyawan mengerjakan
secara terburu-buru
Kurangnya pertukaran udara
108
2. Bahan baku
• Kualitas lem berkurang
Hal ini dikarenakan :
- Tempat lem ditutup kurang rapat
Tempat lem harus ditutup dengan rapat, agar sisa lem tidak mengeras
sehingga mutu kerekatan lem tidak berkurang.
- Ketelitian manusia
Pada saat pengambilan lem harus menggunakan alat yang bersih, sehingga
lem tidak tercampur dengan debu dan kotoran.
3. Metode kerja
• Adanya pemesanan dalam jumlah besar
Kadang kala adanya permintaan dari konsumen dalam jumlah yang besar
sehingga karyawan mengerjakannya dengan mengejar target waktu dan
terburu-buru dalam mengerjakan sehingga menimbulkan dampak pekerjaan
menjadi kurang rapi.
4. Lingkungan kerja
• Ventilasi ruangan kurang
Ventilasi ruangan yang dipakai pada bagian pengeleman kurang, sehingga bau
lem tidak mengalami pertukaran udara itu sangat mempengaruhi kondisi para
pekerja (pusing, mata perih, dll).
109
4.8.7.3. Faktor-faktor penyebab terjadinya ukuran tidak sesuai
Gambar 4.13 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya ukuran tidak
sesuai
Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008
1. Manusia
• Ketelitian dalam pemotongan pola
Dalam hal ini ketelitian pada saat pemotongan pola harus benar-benar akurat
antara komponen upper dengan buttom sehingga didapatkan ukuran sepatu
atau sandal yang tepat.
UKURAN TIDAK SESUAI
MANUSIA
BAHAN BAKUMESIN
Ketelitian dalam pemotongan pola
Perawatan pisau mesin Jenis karet sol
Pisau menjadi kurangtajam
Jenis spons
110
2. Bahan baku
• Jenis karet sol
Dalam hal ini kualitas keras dan lembutnya jenis karet sol sepatu atau sandal
sangat berpengaruh dalam pemotongan.
• Jenis spons
Dalam hal ini kualitas keras dan lembutnya jenis spons yang dipergunakan juga
sangat berpengaruh dalam pemotongan.
3. Mesin
• Perawatan pisau mesin
Dengan tidak dilakukannya perawatan pisau mesin secara berkala, sehingga
pisau mesin menjadi kurang tajam. Hal ini menyebabkan pemotongan menjadi
kurang sempurna.
111
4.8.7.4. Faktor-faktor penyebab terjadinya jahitan kurang rapi
Gambar 4.14 Diagram sebab-akibat untuk faktor-faktor penyebab terjadinya jahitan kurang
rapi
Sumber : PT. GRAMIDO dan Hasil analisis data, Desember 2008
1. Manusia
• Kesalahan pemilihan atau pemasangan jarum dan benang
Dalam hal ini kadang terjadi kesalahan dalam pemilihan dan pemasangan jarum
dan benang dengan jenis kulit sepatu atau sandal yang akan dijahit.
2. Mesin
• Perawatan mesin tidak teratur
Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin
akan mengalami penurunan kinerja.
JAHITAN KURANGRAPI
MANUSIA
BAHAN BAKUMESIN
Kesalahan pemilihan atau pemasangan jarum dan benang
Perawatan pisau mesin
Benang tidak sesuai
Tebal atau tipis jarum tidak sesuai
Kondisi mesin mengalamipenurunan kinerja
112
• Tebal atau tipis jarum tidak sesuai
Jenis kulit sepatu atau sandal, sangat berpengaruh dengan tebal atau tipisnya
jarum yang akan digunakan dalam proses penjahitan. Untuk mendapatkan hasil
yang rapi.
3. Bahan baku
• Benang tidak sesuai
Ukuran dan warna benang harus disesuaikan dengan jenis kulit sepatu atau
sandal, karena mempengaruhi motif sepatu atau sandal tersebut.