BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1...

24
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tamalate Kec. Kota Timur merupakan salah satu dari 7 (tujuh) Puskesmas yang ada di Kota Gorontalo, dimana wilayahnya mencakup 11 Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kota Timur. Puskesmas Tamalate terdapat dikelurahan Tamalate dan berbatasan langsung dengan kecamatan Kabila yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kab. Bone Bolango. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Tamalate adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Kabila. 2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Dembe II Kota Utara. 3. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Teluk Tomini. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kel. Biawu Ke. Kota Selatan. Luas Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah 15,96 Km 2 .Dengan perincian luas wilayah tiap kelurahan adalah sebagai berikut : 1. Kel. Tamalate 0,85 Km 2 2. Kel. Padebuolo 0,62 Km 2 3. Kel. Moodu 1,99 Km 2 4. Kel. Heledulaa Utara 0,91 Km 2 5. Kel. Heledulaa Selatan 1,18 Km 2

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Tamalate Kec. Kota Timur merupakan salah satu dari 7 (tujuh)

Puskesmas yang ada di Kota Gorontalo, dimana wilayahnya mencakup 11 Kelurahan

yang ada di wilayah Kecamatan Kota Timur. Puskesmas Tamalate terdapat

dikelurahan Tamalate dan berbatasan langsung dengan kecamatan Kabila yang

merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kab. Bone Bolango.

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Tamalate adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Kabila.

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Dembe II Kota Utara.

3. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Teluk Tomini.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kel. Biawu Ke. Kota Selatan.

Luas Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah

15,96 Km2.Dengan perincian luas wilayah tiap kelurahan adalah sebagai berikut :

1. Kel. Tamalate 0,85 Km2

2. Kel. Padebuolo 0,62 Km2

3. Kel. Moodu 1,99 Km2

4. Kel. Heledulaa Utara 0,91 Km2

5. Kel. Heledulaa Selatan 1,18 Km2

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

2

6. Kel. Ipilo 0,59 Km2

7. Kel. Bugis 0,48 Km2

8. Kel. Botu 1,78 Km2

9. Kel. Talumolo 3,79 Km2

10. Kel. Leato Utara 1,72 Km2

11. Kel. Leato Selatan 2,08 Km2

Total Luas 15,96 Km2

Sumber : Data Sekunder, 2010

Gambar 4.1

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

3

4.1.2 Gambaran Kependudukan

a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas Tamalate berdasarkan

data terbaru 2010 berjumlah 43.449 jiwa dengan perincian laki-laki berjumlah 21.465

jiwa dan perempuan 21.984 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Tamalate adalah 2.722 / Km2.

b. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Kesehatan

a. 1 buah Puskesmas Induk

b. 1 buah Rumah Dinas Dokter

c. 8 buah Rumah Dinas Tenaga Paramedis

d. 6 buah Puskesmas Pembantu

e. 8 buah Polindes dan 32 Posyandu

f. 2 buah Poskesdes

2. Tenaga

a. 4 orang Dokter Umum (1 sedang pendidikan spesialis)

b. 1 orang S1 Keperawatan

c. 8 Orang D3 Keperawatan

d. 4 Orang SPK

e. 7 Orang D3 Nutrisionis

f. 5 Orang SKM

g. 2 Orang AKL

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

4

h. 5 Orang D1 Sanitasi

i. 7 Orang D3 Kebidanan

j. 4 Orang D1 Kebidanan

k. 2 Orang Perawat Gigi

l. 1 Orang Pekarya Kesehatan

m. 1 Orang Farmasi

n. 1 Orang Apoteker

o. 1 Orang SMK

p. 3 Orang SMU

q. 6 Orang Honor Daerah

r. 5 Orang Tenaga Abdi

Jumlah Tenaga : 67 orang

3. Kader Kesehatan

a. 155 orang Kader Posyandu

b. 35 orang Guru UKS

c. 10 orang Dukun Terlatih

c. Insiden/Prevalensi Penyakit di Puskesmas Tamalate

Prevalensi penyakit Common Cold menandakan dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu jauh peningkatannya. Hal ini sungguh

sangat mencemaskan warga yang berada diwilayah puskesmas tamalate karena

sebagian besar penderita penyakit Common Cold adalah anak-anak yang berusia

dibawah 5 tahun. Penyakit ini pada tahun-tahun-tahun sebelumnya menyerang

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

5

sebagian besar anak balita dengan jenis kelamin yang sama ( artinya perempuan dan

laki-laki memiliki tingkat kesakitan yang sama ) akan tetapi pada tahun 2011 jumlah

penderita perempuan meningkat dibandingkan jumlah laki-laki. Peningkatan penyakit

ini masih dianggap hanyalah penyakit yang biasa oleh para orang tuanya. Hal ini bisa

saja disebabkan karena orang tua hanya memperhatikan gejala dari penyakit ini yang

dianggap hanya penyakit biasa yaitu Batuk pilek biasa, demam yang ringan atau

kadang tidak ada demam, hidung berair atau hidung mampat. Penyakit Common Cold

dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, karena penyakit tersebut 95 % disebabkan

oleh virus. Contohnya Rhinovirus (Mediasari, 2002).

Penyakit ini dapat menular melalui bersin ataupun ludah yang nantinya dapat

dihirup ataupun ditelan oleh penderita. Berdasarkan hasil rekapan data puskesmas,

dapat dilihat bahwa penyakit ini meningkat di musim-musim penghujan meskipun di

musim-musim lainya tetap ada jumlah penderitanya akan tetapi dimusim penghujan

jumlah penderita bisa naik mencapai dua kali lipat. Selain itu penderita dengan

jumlah terbanyak terdapat didaerah tamalate itu sendiri. Karena penyakit Common

Cold merupakan penyakit yang berbasis lingkungan maka hal ini mugkin terjadi

karena di wilayah tamalate tersebut tingkat kebersihannya masih kurang terjaga. Ini

dapat dilihat dari pola hidup masyarakat sekitar dan lingkungan tempat mereka

tinggal. Maka dari itu perlu dilakukan penanganan terhadap penyakit ini dengan

mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat tersebut agar tidak dapat terkena

penyakit tersebut. Selain itu diperlukan juga peran serta dari pihak puskesmas

setempat untuk membantu pemahaman masyarakat terhadap pengertian penyakit

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

6

Common Cold, penyebaran, gejala, pencegahan, pengobatan bahkan pemberantasan

penyakit tersebut. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang berada diwilayah kerja

puskesmas tamalate dapat mencegah timbulnya penyakit tersebut dan peningkatan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

4.1.3 Analisis Univariat

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil penelitian adalah

sebagai berikut :

4.1.3.1 Analisis Univariat Hubungan Sanitasi Rumah dengan kejadian penyakit

Common Cold pada Balita di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun

2012

1) Distribusi Responden menurut umur

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi responden menurut umur, dimana masing-masing responden memilki umur

yang berbeda. Adapun range umur ini terdiri dari < 20 tahun, 20 sampai 24 tahun, 25

sampai 29 tahun, 30 sampai 34 tahun, dan besar > 34 tahun. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

7

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Umur (Tahun) Jumlah

n %

< 20 6 3.0

20-24 47 23.5

25-29 46 23.0

30-34 44 22.0

> 34 57 28.5

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa distribusi responden menurut kelompok

umur yang terbanyak adalah umur > 34 tahun yaitu sebanyak 57 atau sebesar 28.5%,

sedangkan kelompok umur yang jumlahnya sedikit yaitu < 20 Tahun sebanyak 6 atau

3%.

2) Distribusi responden berdasarkan Tempat tinggal

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi responden menurut alamat, yang terdiri dari Kelurahan Tamalate, Ipilo dan

Talumolo. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

8

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Alamat (Kelurahan) Jumlah

n %

Tamalate 137 68.5

Ipilo 21 10.5

Talumolo 42 21.0

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan tempat

tinggal atau Kelurahan yang terbanyak yaitu Tamalate sebesar 68.5%, sedangkan

Keluruhan Ipilo dengan data yang terkecil sebesar 10.5%.

3) Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi responden berdasarkan pekerjaan, yang terdiri dari Karyawan, Mahasiswa,

Pedagang, Pegaawai, URT, Wiraswasta, dan Wirausaha. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

9

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Pekerjaan Jumlah

n %

URT 172 86.0

PNS 10 5.0

Wirausaha 13 6.5

Karyawan 4 2.0

Mahasiswa 1 0.5

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan

pekerjaan yang paling banyak adalah Usaha Rumah Tangga sebanyak 172 atau 86%

dan yang paling sedikit mahasiswa sebanyak 1 atau sebesar 0.5%.

4) Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel berdasarkan umur, dimana masing-masing sampel memilki umur

yang berbeda dan jenis kelamin yang berbeda. Adapun range umur terdiri dari 0

sampai 11 bulan, 12 sampai 23 bulan, 24 sampai 35 bulan, 36 sampai 47 bulan, dan

48 sampai 59 bulan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

10

Tabel 4.4

Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Umur (Bulan) Jumlah

n %

0-11 51 25.5

12-23 31 15.5

24-35 48 24.0

36-47 32 16.0

48-59 38 19.0

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa distribusi sampel menurut

kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur 0-11 bulan sebanyak 51 atau

sebesar 25.5%, sedangkan kelompok umur yang sedikit yaitu 12-23 bulan sebanyak

31 atau sebesar 15.5%.

5) Distribusi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

11

Tabel 4.5

Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah

n %

Laki-laki 107 53.5

Perempuan 93 46.5

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa distribusi sampel menurut jenis kelamin

yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 107 atau sebesar 53.5% dan perempuan

sebesar 93 atau 46.5%.

6) Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Penyakit Common Cold

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel kejadian penyakit Common dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Distribusi Balita Berdasarkan Kejadian Penyakit Common Cold

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Kejadian penyakit Common cold Jumlah

n %

Ya 174 87.0

Tidak 26 13.0

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

12

Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa distribusi balita berdasarkan kejadian

penyakit Common cold, dimana penderitanya sebanyak 174 atau sebesar 87% dan

yang tidak penderita sebanyak 26 atau sebesar 134%.

7) Distribusi Sampel Berdasarkan Ventilasi

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel berdasarkan ventilasi. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7

Distribusi Sampel Berdasarkan Ventilasi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Ventilasi Jumlah

n %

Tidak memenuhi syarat 74 37.0

Memenuhi syarat 126 63.0

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa distribusi sampel berdasarkan ventilasi

yang paling banyak yaitu memenuhi syarat sebanyak 126 atau sebesar 63%

sedangkan ventilasi yang tidak memenuhi syarat sebanyak 74 atau sebesar 37%.

8) Distribusi Sampel Berdasarkan Kepadatan Hunian

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel berdasarkan kepadatan hunian. Hal ini dapat terlihat pada tabel

berikut:

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

13

Tabel 4.8

Distribusi Sampel Berdasarkan Kepadatan Hunian

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Kepadatan Hunian Jumlah

n %

Padat 111 55.5

Tidak padat 89 44.5

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa distribusi sampel berdasarkan kepadatan

hunian yang paling banyak yaitu tingkat kepadatan sebanyak 111 atau sebesar 55.5%

sedangkan untuk kepadatan hunian yang tidak padat sebanyak 89 atau sebesar 44.5%.

9) Distribusi Sampel Berdasarkan Pencahayaan

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel berdasarkan pencahayaan. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Distribusi Sampel Berdasarkan Pencahayaan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Pencahayaan Jumlah

n %

Buatan 67 33.5

Alami 133 66.5

Jumlah 200 100.0

Sumber : Data Primer

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

14

Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa distribusi sampel berdasarkan

pencahayaan yang paling banyak yaitu pencahayaan alami sebesar 133 atau 66.5%

sedangkan pencahayaan buatan sebesar 67 atau 33.5%.

10) Distribusi Sampel Berdasarkan Adanya Perokok

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

distribusi sampel berdasarkan pencahayaan. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10

Distribusi Sampel Berdasarkan Adanya Perokok

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

Tahun 2012

Adanya Perokok Jumlah

n %

Ya (Bapak) 153 76.5

Tidak 47 23.5

Total 200 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa distribusi sampel berdasarkan ada

tidaknya perokok dalam rumah. Sesuai hasil penelitian terdapat perokok yang

sebanyak 153 atau sebesar 76,5% dan yang tidak merokok sebanyak 47 atau sebesar

23,5%.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

15

4.1.3.2 Analisis Bivariat Hubungan Sanitasi Rumah dengan kejadian penyakit

Common Cold pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun

2012

1) Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan Ventilasi di

Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

hubungan antara ventilasi dengan kejadian penyakit Common cold pada Balita dapat

digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11

Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan Ventilasi di Wilayah

kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Ventilasi

Kejadian Penyakit

Common cold Jumlah

X2

Hitung Ya Tidak

n % n %

Tidak Memenuhi syarat 64 86.5 10 13.5 74

0.027 Memenuhi syarat 110 87.3 16 12.7 126

Jumlah 174 87 26 13 200

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.11 terlihat bahwa ventilasi baik yang

tidak memenuhi syarat maupun yang memenuhi syarat banyak terdistribusi pada

kejadian penyakit Common Cold dimana untuk ventilasi yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 64 atau sebesar 86.5% dan memenuhi syarat sebanyak 110 atau sebesar

87.3%. Sedangkan untuk ventilasi baik yang tidak memenuhi syarat maupun yang

memenuhi syarat sedikit terdistribusi pada tidak adanya kejadian penyakit Common

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

16

Cold dimana yang tidak memenuhi syarat sebanyak 10 atau sebesar 13.5% dan

memenuhi syarat sebanyak 16 atau sebesar 12.7%.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.12 di peroleh dari uji chi square, atau

χ2 hitung sebesar 0.027, dimana χ

2 hitung < dari χ

2 tabel sebesar 3.841. Jadi, H0 di terima

yaitu tidak terdapat hubungan ventilasi dengan kejadian penyakit Common cold pada

balita.

2) Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan Kepadatan

Hunian di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan

hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian penyakit Common cold pada

Balita dapat digambarkan pada tabel berikut ini

Tabel 4.12

Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan Kepadatan Hunian di

Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Kepadatan Hunian

Kejadian Penyakit Common cold

Jumlah X

2

Hitung Ya Tidak

n % n %

Padat 100 90.1 11 9.9 111

2.106 Tidak Padat 74 83.1 15 16.9 89

Jumlah 174 87 26 13 200

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.12 terlihat bahwa kepadatan hunian

baik yang padat maupun yang tidak padat banyak terdistribusi pada kejadian penyakit

Common Cold dimana untuk kepadatan hunian yang padat sebanyak 100 atau

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

17

sebesar 90.1% dan yang tidak padat sebanyak 74 atau sebesar 83.1%. Sedangkan

kepadatan hunian yang padat maupun yang tidak padat sedikit terdistribusi pada tidak

adanya kejadian penyakit Common Cold dimana kepadatan hunian yang padat

sebanyak 11 atau sebesar 9.9% dan tidak padat sebanyak 15 atau sebesar 16.9%.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.13 di peroleh dari uji chi square, atau

χ2 hitung sebesar 2.106, dimana χ

2 hitung < dari χ

2 tabel 3.841. Jadi H0 di terima yaitu

tidak terdapat hubungan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit Common Cold

pada balita.

3) Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan Pencahayaan

Alami di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan pola

hubungan antara pencahayaan dengan kejadian penyakit Common cold pada Balita

dapat digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.13

Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan Pencahayaan Alami di

Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Pencahayaan

Kejadian Penyakit Common Cold

Jumlah X

2

Hitung Ya Tidak

n % n %

Buatan 53 79.1 14 20.9 67

5.553 Alami 121 91 12 9 133

Jumlah 174 87 26 13 200

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.14 terlihat bahwa pencahayaan baik

yang buatan maupun yang alami banyak terdistribusi pada kejadian penyakit

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

18

Common Cold, dimana pencahayaan yang buatan sebanyak 53 atau sebesar 79.1 %

dan pencahayaan alami sebanyak 121 atau sebesar 91%. Sedangkan pencahayaan

baik yang buatan maupun yang alami sedikit terdistribusi pada tidak adanya kejadian

penyakit Common col, dimana untuk pencahayaan yang buatan sebanyak 14 atau

sebesar 20.9 % dan pencahayaan yang alami sebanyak 12 atau sebesar 9%.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.14 di peroleh dari uji chi square, atau

χ2 hitung sebesar 5.553, dimana χ

2 hitung > dari χ

2 tabel sebesar 3.841. Jadi, Ho di tolak

yaitu terdapat hubungan pencahyaan dengan kejadian penyakit Common cold pada

balita.

4) Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan adanya Perokok

di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Di wilayah kerja Puskesmas Tamalate pada hasil penelitian didapatkan pola

hubungan antara perokok dengan kejadian penyakit Common cold pada Balita dapat

digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.14

Distribusi kejadian penyakit Common cold berdasarkan adanya Perokok di

Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2012

Adanya Perokok

Kejadian Penyakit Common cold

Jumlah X

2

Hitung Ya Tidak

n % n %

Ya 137 89.5 16 10.5 153

3.721 Tidak 37 78.7 10 21.3 47

Jumlah 174 87 26 13 200

Sumber : Data Primer

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

19

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.14 terlihat bahwa adanya perokok

maupun tidak adanya perokok banyak terdistribusi pada adanya kejadian penyakit

Common Cold dimana ada perokok sebanyak 137 atau sebesar 89,5% dan tidak aada

perokok sebanyak 37 atau sebesar 78.7%. Sedangkan adanya perokok maupun tidak

adanya perokok sedikit terdistribusi pada tidak adanya kejadian penyakit Common

Cold dimana untuk ada perokok sebanyak 16 atau sebesar 11.8% dan yang tidak

perokok sebanyak 10 atau sebesar 21.3%.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.14 di peroleh dari uji chi square, atau

χ2 hitung sebanyak 3.721 dimana χ

2 hitung < dari χ

2 tabel 3.841. Jadi Ho di terima yaitu

tidak terdapat hubungan adanya perokok dengan kejadian penyakit Common Cold

pada balita.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan sanitasi rumah dengan

kejadian penyakit Common cold pada Balita di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate

Kota Gorontalo Tahun 2012, selanjutnya akan dibahas sesuai dengan variabel yang

diteliti.

4.2.1 Ventilasi Rumah

Menurut Notoatmodjo (2003), rumah yang ventilasinya tidak memenuhi

syarat kesehatan akan mempengaruhi kesehatan penghuni rumah, hal ini disebabkan

karena proses pertukaran aliran udara dari luar ke dalam rumah tidak lancar, sehingga

bakteri penyebab penyakit infeksi saluran pernafasan yang ada di dalam rumah tidak

dapat keluar.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

20

Dari hasil analisis uji chi square atau χ2 hitung dimana, χ

2 hitung < dari χ

2 tabel

sehingga tidak terdapat hubungan ventilasi dengan kejadian penyakit Common Cold

pada balita. Berdasarkan hasil Observasi dan penelitian, dimana pada balita

responden mempunyai kebiasaan bermain di luar rumah, hal ini disebabkan karena

keinginan bermain dengan teman-temannya sehingga untuk proses pertukaran udara

atau konsumsi oksigen di dapatkan secara langsung dari luar rumah. Di samping itu

untuk kondisi rumah banyak ditemukan lantai yang kotor karena di sebabkan oleh

binatang peliharaan (Ayam dan anjing) yang masuk keluar dalam rumah, bertepatan

juga banyak balita sedang bermain dengan mainannya, bahkan tidur di lantai yang

kotor, sehingga keadaan tersebut dapat memicu terjadinya penyakit Common cold.

Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan orang tua terhadap perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS). Sebagian juga di temukan balita banyak mengkonsumsi es

sehingga menimbulkan demam, batuk dan pilek, karena faktor daya tahan tubuh juga

menentukan besar kecilnya risiko balita mengalami penyakit Common cold. Adapun

untuk wilayah kerja Puskesmas Tamalate, rumah penduduk seperti Kelurahan

Talumolo dan Bugis berdekatan dengan pantai, sehingga cuaca pada siang hari

maupun malam hari terasa dingin dan bisa mengakibatkan terjadinya penyakit

Common cold. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Akbar, 2008 bahwa penyakit

Common Cold yang di sebabkan oleh virus, sering terjadi pada musim dingin dan

awal musim semi dan biasanya di daerah yang berdekatan dengan pantai maupun

pegunungan.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

21

4.2.2 Kepadaatan Hunian

Kepadatan hunian dalam satu rumah akan memberikan pengaruh bagi

penghuninya. Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan

menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat karena disamping

menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga

terkena penyakit infeksi pernafasan (Notoadmodjo, 2003).

Dari hasil analisis uji chi square atau χ2 hitung dimana, χ

2 hitung < dari χ

2 tabel

sehingga tidak terdapat hubungan ventilasi dengan kejadian penyakit Common Cold

pada balita. Sesuai dengan hasil Observasi dan penelitian bahwa jumlah anggota

keluarga yang tinggal dalam satu rumah itu tidak menetap, karena biasanya sebagian

dari anggota keluarga mereka ada yang bekerja di luar kota. Sehingga dalam satu

rumah tidak terjadi kepadatan hunian yang berkepanjangan. Adapun kondisi dalam

rumah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate yang bangunannya kecil

terdapat banyak barang-barang (perabot) di dalam rumah sehingga mengakibatkan

kurangnya konsumsi Oksigen dan proses pernafasan terganggu. Selain itu, banyak

bangunan/rumah masyarakat, dindingnya terbuat dari papan, bambu dan rotan yang

mengakibatkan kelembaban dan menjadi tempat perkembangbiakkan bakteri dan

jamur. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmadania,2008 tentang sanitasi rumah

terhadap infeksi saluran pernafasan, dimana penyakit Common cold bukan hanya

dipengaruhi oleh banyaknya orang yang tinggal dalam satu rumah tetapi Common

cold bisa berpengaruh pada banyaknya barang-barang yang ada dalam satu rumah

dan struktur bangunan rumah yang tidak memenuhi syarat.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

22

4.2.3 Pencahayaan Alami

Menurut Atmosukarto dan Soeswati (2000), kuman atau bakteri dapat

bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab, dan mati bila terkena sinar matahari,

Kuman atau bakteri akan mati dalam waktu 2 jam oleh sinar matahari. Menurut Lubis

dan Notoatmodjo (2003) cahaya matahari mempunyai sifat membunuh bakteri dan

virus yang dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan seperti Common

cold, ISPA dan pneumonia. Menurtut Depkes RI (2002), kuman hanya dapat mati

oleh sinar matahari langsung.

Dari hasil analisis uji chi square atau χ2 hitung dimana, χ

2 hitung < dari χ

2 tabel

sehingga terdapat hubungan pencahayaan dengan kejadian penyakit Common Cold

pada balita. Sesuai hasil Observasi maupun penelitian di wilayah kerja Puskesmas

Tamalate, sebagian dari masyarakat menggunakan cahaya buatan pada siang hari. Hal

ini disebabkan oleh adanya musim hujan dan mendung pada saat itu sehingga

masyarakat menggunakan cahaya buatan berupa lampu listrik untuk menerangi

ruangan yang gelap, tetapi penggunaannya tidak berlangsung lama sehingga tidak

menyebabkan adanya kejadian penyakit Common Cold. Selain itu sebagian rumah

masyarakat jendelanya saling berdekatan antara rumah yang satu dengan yang

lainnya, karena di sebabkan oleh padatnya rumah dalam satu wilayah, bahkan

sebagian jendela masyarakat berbahan kaca yang tidak bisa dibuka sehingga proses

pertukaran udara maupun cahaya yang masuk tidak lancar atau terhambat, hal ini di

pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana sanitasi rumah

yang memenuhi syarat. Sesuai data penduduk yang ada di kelurahan, khususnya

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

23

kelurahan tamalate, ipilo dan talumolo pada Tahun 2011 taraf pendidikannya rata-rata

dibawah sampai Sekolah Dasar. Menurut Oktaviani, 2009 dalam penelitiannya

hubungan sanitasi fisik rumah dengan penyakit saluran pernafasan di Desa Cepego

Kabupaten Boyolali, bahwa ventilasi yang terbuat dari bahan kaca yang tidak bisa

dibuka akan mempengaruhi kelembaban yang tinggi dan dapat membahayakan

kesehatan sehingga menyebabkan kejadian penyakit Common Cold.

4.2.4 Adanya Perokok

Berbagai penelitian membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain,

imbasnya bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja pada orang dewasa, tapi

terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan pernapasan pada bayi,

infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan, sampai kolik (gangguan pada

saluran pencernaan bayi) (Meta, 2008).

Dari hasil analisis uji chi square atau atau χ2 hitung dimana, χ

2 hitung < dari χ

2 tabel

sehingga tidak terdapat hubungan adanya perokok dengan kejadian penyakit Common

cold pada balita. Sesuai hasil Observasi maupun penelitian di wilayah kerja

Puskesmas Tamalate, perokok banyak di dominasi oleh bapak, tetapi ditemukan

banyak dari mereka yang mengkonsumsi rokok berada di luar rumah, sehingga tidak

terjadi paparan asap di dalam rumah secara langsug. Pola asuh juga sangat

menentukan tingkat kejadian penyakit Common cold pada balita, karena ditemukan

sebagian orang tua balita membiarkan anak-anaknya bermain di luar rumah dengan

berbagai macam mainan dan mainan itu di masukkan kedalam mulut. Hal ini, tanpa

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...eprints.ung.ac.id/5983/7/2012-1-13201-811408107-bab4...BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Kel. Ipilo 0,59

24

disadari kebiasaan buruk tersebut merupakan proses masuknya virus dan bakteri atau

proses penularan terjangkitnya penyakit Common cold pada anak balita.

Dengan adanya kebiasaan balita bermain di luar rumah, tanpa disadari oleh

orang tua, bahwa di luar rumah banyak yang mengkonsumsi rokok sehingga bila ada

perokok aktif maka akan terjajdi paparan asap rokok secara langsung kepada balita

itu sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian Hidayati, 2011 bahwa paparan asap rokok

adalah suatu penyebab utama terjadinya penyakit Common Cold. Efek paparan asap

rokok dapat menimbulkan infeksi paru-paru sama dengan efek yang ditimbulkan pada

perokok aktif dan anak-anak yang memiliki resiko tertinggi. Perokok maupun yang

terhirup asap rokok memiliki resiko yang lebih besar dalam memperoleh penyakit

Common Cold.