BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek …repository.unika.ac.id/14820/5/13.30.0152 Wida...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek …repository.unika.ac.id/14820/5/13.30.0152 Wida...
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam penelitian ini pulasi yang digunakan adalah seleuruh Bank
Umum dan Bank Syari’ah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2012-2015. Berdasarkan pupolasi ini, maka sample ini dipilih
menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria yaitu
Bank konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2012 – 2015. Kemudian yang kedua yaitu Bank Syari’ah yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 – 2015. Serta yang terahir yaitu
bank yang memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2012 – 2015.
Hasil dari metode purposive sampling yaitu terdapatnya 40 Bank Umum
serta 10 Bank Syari’ah yang memenuhi syarat tersebut. Sehingga nantinya
sample yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 sample.
Penelitian ini menggunakan alat uji statistik yaitu SPSS. Dalam
pengujian ini melalui beberapa tahap yaitu pertama menggunakan uji
asumsi klasi yang digunkan untuk menguji kelayakan data. Uji ini terdiri
dari uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskesdastisitas, dan uji
normalitas. Kemudia setelah melakukan uji asumsi klasik tahap
selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t.
33
4.1.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan
SPSS 20.0 maka diperoleh hasil statistik deskriptif sebagai berikut :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif pada Bank Umum
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Statistic Std. Error Statistic
KRDU 160 580852949725
275
241594274
725
581094544000
000
66137356069
492
939348857
6781
11881927
6309610
SBI 160 ,010 ,065 ,075 ,07075 ,000347 ,004394
ROAUMUM 160 ,130 -,076 ,054 ,01573 ,001345 ,017011
Valid N
(listwise) 160
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Berdasarkan dari tabel 4.1 diatas maka diperoleh hasil bahwa
penyaluran kredit yang dilakukan oleh Bank Umum selama empat tahun
yaitu yahun 2012 hingga 2015 memiliki rata-rata sebesar Rp
66.137.356.069 dengan standar deviasi sebesar Rp 118.819.276.309.610,
kemudian nilai minum yang diperoleh yaitu Rp 241.594.274.725 serta nilai
maksimumnya sebesar Rp 581.094.544.000.000. Selanjutnya pada variabel
tingkat suku bunga pada Bank Umum selamat empat tahun memiliki rata-
rata sebesar 0,07075 dengan standar deviasi sebesar 0,004394 kemudian
nilai minum yang diperoleh yaitu 0,065 dan nilai maksimum sebesar
0,075. Selanjutnya pada variabel Return On Assets sebagai variabel
dependen memiliki nilai rata-rata sebesar 0,01573 selama empat tahun
yaitu dari tahun 2012 hingga tahun 2015 dengan standar deviasi sebesar
34
0,017011. Serta pada variabel Return On Asset memiliki nilai minum
sebesar -0,76 dan nilai maksimum sebesar 0,054.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif pada Bank Syari’ah
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Stati
stic
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
PEMBIAYAAN 40 21239867981
000
33275692
000
21273143673
000
438498696
1725
96674556
6439
611423581
5636
SBI 40 ,0106 ,0648 ,0754 ,070825 ,0007378 ,0046665
ROASYARIAH 40 ,0617 -,0236 ,0381 ,010267 ,0020204 ,0127780
Valid N
(listwise) 40
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Berdasarkan pada tabel 4.2 memberikan hasil bahwa pembiayaan
pada Bank Syari’ah bahwa rata-rata pada pembiayaan Bank Syari’ah
selama empat tahun sebesar Rp 4.384.986.961.725 dengan standar deviasi
sebesar Rp 6.114.235.815.636, serta nilai minimum yang diperoleh sebesar
Rp 33.275.692.000 dan nilai maksimum sebesar Rp 21.273.143.673.000.
Kemudian untuk variabel tingkat suku bunga pada Bank Syari’ah rata-rata
yang diperoleh yaitu 0,070825 dengan standar deviasi sebesar 0,0046665,
nilai minimum yang diperoleh dalam perhitungan ini yaitu 0,0648 dengan
nilai maksimum yaitu 0,0754. Serta pada variabel Return On Asset yang
sebagai variabel dependen dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata
selama empat tahun sebesar 0,010267 dengan standar deviasi sebesar
35
0,0127780, kemudian nilai minimum yang di hasilkan yaitu -0,0236 dan
nilai maksimumnya yaitu 0,0381.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1 Uji Normalitas Pada Bank Umum
Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang telah dikumpulkan
memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data yang kita gunakan tidak
berdistribusi normal maka data kita dapat dikatakan tidak valid. Dalam
pengujian ini menggunakan metode kolmogorov smirnov. Penghitungan uji
normalitas menggunakan kolmogorov smirnov sebagai berikut :
Tabel 4.3
Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 160
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,01536461
Most Extreme
Differences
Absolute ,132
Positive ,094
Negative -,132
Kolmogorov-Smirnov Z 1,674
Asymp. Sig. (2-tailed) ,007
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
36
Berdasarkan tabel di atas memiliki hasil bahwa besarnya nilai
kolmogorov sminorv pada Bank Umum sebesar 1,674 dengan signifikan
pada 0,007. Hal ini menandakan bahwa data ini tidak berdistribusi normal
karena data tersebut dapat dikatakan berdistribusi nornal jika hasilnya >
0,05, sedangkan hasil yang diperoleh dalam penghitungan ini sebesar
0,007 yang menandakan bahwa hasil tersebut dibawah 0,05 sehingga data
ini dapat dikatakan tidak berdistribusi normal. Namun hal ini dapat
diperbaiki dengan menggunakan Scatter/Dot dengan cara menghilangkan
data menyebabkan data tersebut tidak berdistribusi normal.
Dalam perhitungan ini menghilangkan Return On Asset yang
memiliki hasil negatif. Return On Asset dengan hasil negatif tersebut yang
menyebabkan hasil dari penghitungan uji normalitas dengan kolmogorov
sminorv rendah, sehingga hasilnya dibawah dari batas minimal dan
membuat data ini menjadi tidak berdistribusi normal. Setelah
menghilangkan Return On Asset yang memiliki hasil negatif maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
37
Tabel 4.4
Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov Setelah
Melakukan Scatter/Dot
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 151
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,01054597
Most Extreme Differences
Absolute ,092
Positive ,092
Negative -,055
Kolmogorov-Smirnov Z 1,135
Asymp. Sig. (2-tailed) ,152
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Setelah menghilangkan Return On Asset yang memiliki hasil
sebesar 1,135 dengan signifikan sebesar 0,152. Hal ini menandakan bahwa
data tersebut telah berdistribusi normal. Hasil yang diperoleh melebihi
batas minimal yaitu 0,05. Sehingga data tersebut dapat diterima.
38
4.2.1.2 Uji Normalitas Pada Bank Syari’ah
Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang telah dikumpulkan
memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data yang kita gunakan tidak
berdistribusi normal maka data kita dapat dikatakan tidak valid. Dalam
pengujian ini menggunakan metode kolmogorov smirnov. Penghitungan
uji normalitas menggunakan kolmogorov smirnov sebagai berikut :
Tabel 4.5
Uji Normalitas Bank Syari’ah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,01276855
Most Extreme Differences
Absolute ,160
Positive ,160
Negative -,149
Kolmogorov-Smirnov Z 1,013
Asymp. Sig. (2-tailed) ,257
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas memiliki hasil sebesar 1,013 dengan
signifikan sebesar 0,257. Hal ini menandakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal. Dapat dikatan berdistribusi normal karena yang
diperoleh melebihi batas minimal yaitu 0,05. Sehingga data tersebut dapat
diterima.
39
4.2.1.3 Uji Multikolinieritas Pada Bank Umum
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah terdapatnya
hubungan antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. Model
regresi yang baik jika tidak derdapatnya korelasi pada varabel bebasnya.
Dalam perhitungan ini menggunakan metode menggunakan dua cara yaitu
melalui hasil dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Hasil dari perhitungan uji multikolinieritas sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji Multikolonieritas Bank Umum
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -,109 ,027 -4,044 ,000
LN_KRDU ,004 ,001 ,425 5,896 ,000 1,000 1,000
SBI ,254 ,279 ,066 ,909 ,365 1,000 1,000
a. Dependent Variable: ROAUMUM
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Dari hasil perhitungan uji multikolinieritas, maka diperoleh hasil
bahwa hasil dari tolerance sebesar 1,00. Hal ini menandakan bahwa
variabel independen tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Dapat dikatakan seperti itu karena hasil yang diperoleh ≥ 0,10. Serta hasil
yang diperoleh VIF yaitu 1,000 yang menandakan bahwa penelitian ini
tidak terderdapatnya korelasi pada variabel bebasnya. Hal ini disebabkan
karena hasil yang diperoleh yaitu kurang dari 10 atau dibawah batas
maksimum.
40
4.2.1.4 Uji Mutlikolinieritas Pada Bank Syari’ah
Dalam uji multikolinieritas metode yang dilakukan sama dengan uji
multikoliniertias yang digunakan pada Bank Umum yaitu menggunakan
Tolerance dan VIF. Hasil uji multikolinieritas sebagai berikut :
Tabel 4.7
Uji Multikolinieritas Bank Syari’ah
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Dari tabel 4.10 maka dapat diperoleh hasil bahwa nilai tolerance
0,997 pada seluruh variabel. Hal ini menandakan bahwa nilai tolerance
melebihi batas minimum. Begitupula pada hasil VIF yang melebihi batas
minimum. Hasil dari VIF dengan uji multikolinieritas sebesar 1,003 pada
seluruh variabel. Dari hasil tersebut menandakan bahwa data ini tidak
terderdapatnya korelasi pada variabel bebasnya.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,004 ,048 ,088 ,930
LN_PEMBIAYAAN ,000 ,001 ,037 ,226 ,822 ,997 1,003
SBI -,021 ,451 -,008 -,046 ,963 ,997 1,003
a. Dependent Variable: ROASYARIAH
41
4.2.1.5 Autokorelasi Pada Bank Umum
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi
antara periode waktu (t) dengan periode waktu sebelumnya (t-1). Dalam
pengujian ini tidak boleh terdapat autokorelasi. Untuk dapat mengetahui
terdapatnya autokorelasi dalam penelitian ini, maka menggunakan
pengujian Durbin-Watson (DW-test). Berdasarkan (Ghozali, 2011)
pengujian Durbin-Watson (DW-test) memiliki beberapa kriteria yaitu
diantaranya adalah :
Tabel 4.8
Tabel Kriteria Durbin-Watson (DW-test)
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi,
Positif atau Negatif
Tolak
No Desicison
Tolak
No Desicion
Tidak Ditolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
du < d < 4 – du
Maka hasil dari pengujian Durbin-Watson (DW-test) melalui alat
uji SPSS 20.0 sebagai berikut :
42
Tabel 4.9
Uji Autokorelasi Menggunakan Durbin-Watson (DW-test) Bank
Umum
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Dari hasil pengujian Durbin-Watson (DW-test) maka di peroleh
hasil Durbin-Watson sebesar 1,820. Penelitian ini dapat dikatakan tidak
terdapatnya korelasi jika hasil Durbin-Watson lebih besar dari dU dan
kurang dari 4 – du. Hasil ini dapat diperoleh melalui cara yaitu dengan
melihat besarnya dU dan dL dari tabel DW. Pada tabel DW terdapat n yang
nemandakan banyaknya data serta k sebagai banyaknya variabel
independen. Penelitian ini n sebanyak 151 data, serta k sebanyak 2. Maka
diperoleh dL sebesar 1,7072 dan dU sebesar 1,7609. Sehingga 4 – dL
sebesar 2,2928 dan 4 - dU sebesar 2,2391. Oleh sebab itu maka hasil
perhitungan DW lebih besar dari dU dan kurang dari 4 - dU dengan hasil
sebesar 1,820.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,429a ,184 ,174 ,015462 1,820
a. Predictors: (Constant), SBI, LN_KRDU
b. Dependent Variable: ROAUMUM
43
4.2.1.6 Uji Autokorelasi Pada Bank Syari’ah
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi
antara periode waktu (t) dengan periode waktu sebelumnya (t-1). Dalam
pengujian ini tidak boleh terdapat autokorelasi. Dalam melakukan olah
data pada pengujian ini metode yang dilakukan sama dengan metode yang
digunakan pada Bank Umum yaitu menggunakan uji Durbin-Watson
(DW-test). Hasil dari uji Durbin-Watson (DW-test) sebagai berikut :
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi Menggunakan Durbin-Waston (DW – Test )
Bank Syari’ah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,038a ,001 -,052 ,0131091 1,600
a. Predictors: (Constant), SBI, LN_PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: ROASYARIAH
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Hasil yang diperolah melalui uji Durbin-Watson (DW-test)
memberikan hasil yaitu 1,600. DW test dapat diketau melalui cara yaitu
dengan melihat besarnya dU dan dL dari tabel DW. Pada tabel DW terdapat
n yang nemandakan banyaknya data serta k sebagai banyaknya variabel
independen. Penelitian ini n sebanyak 40 data, serta k sebanyak 2. Maka
diperoleh dL sebesar 1,3908 dan dU sebesar 1,6000. Sehingga 4 – dL
sebesar 22,6092 dan 4 - dU sebesar 2,4000. Oleh sebab itu maka hasil
44
perhitungan DW kurang dari dU dan kurang dari 4 - dU dengan hasil
sebesar 1,600. Hal ini menandakan bahwa penelitian ini tidak terdapat
korelasi antar variabel.
4.2.1.7 Uji Heteroskedastisitas Pada Bank Umum
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi ini memiliki varians residual yang tidak konstan. Namun hasil yang
peroleh diharapkan tidak terdapatnya Heteroskedastisitas karena untuk
metode regresi berganda yang baik jika hasilnya Homoskedastisitas atau
memiliki varian residual yang konstan. Uji heteroskedastisitas
menggunakan uji glejser. Hasil dari uji hetereskedastisitas sebagai berikut:
Tabel 4.11
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser pada Bank Umum
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,007 ,021 -,349 ,728
LN_KRDU ,000 ,000 ,075 ,938 ,350
SBI ,053 ,216 ,020 ,245 ,806
a. Dependent Variable: ABSRES
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Berdasarkan dari hasil uji hetereskedastisitas dapat diketahui
bahwa nilai signifikan > 0,05. Hal ini menandakan bahwa seluruh dari
variabel bebas ini tidak terdapatnya heteroskedastisitas.
45
4.2.1.8 Uji Heteroskedastisitas Pada Bank Syari’ah
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi ini memiliki varians residual yang tidak konstan. Namun hasil yang
peroleh diharapkan tidak terdapatnya Heteroskedastisitas karena untuk
metode regresi berganda yang baik jika hasilnya Homoskedastisitas. Hasil
dari uji heteroskedastisitas sebagai berikut :
Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser pada Bank Syari’ah
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,032 ,033 ,951 ,348
LN_PEMBIAYAAN ,000 ,001 -,041 -,251 ,803
SBI -,240 ,316 -,124 -,757 ,454
a. Dependent Variable: ABSRES
Sumber : Data sekuder yang diolah, 2017
Berdasarkan dari hasil uji hetereskedastisitas dapat diketahui
bahwa nilai signifikan > 0,05. Hal ini menandakan bahwa seluruh dari
variabel bebas ini tidak terdapatnya heteroskedastisitas.
46
4.3 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
4.3.1 Pengujian Hipotesis pada Bank Umum
Pada pengujian hipotesis ini menggunakan metode uji pengaruh
dengan regresi berganda menggunakan uji t yang berfungsi untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku
bunga terhadap profit (ROA) pada Bankan. Hasil dari perhitungan dengan
uji t dapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Bank Umum
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -,098 ,019 -5,131 ,000
LN_KRDU ,003 ,000 ,523 7,513 ,000
SBI ,274 ,199 ,096 1,377 ,170
a. Dependent Variable: ROAUMUM
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017
Dari hasil pada tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
ROABU = -0,098 + 0,003 KRDBU + 0,274 TSBBU + ε
47
Berdasarkan pada tabel 4.13 maka diperoleh hasil bahwa
penyaluran kredit pada Bank Umum memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) dengan arah yang positif. Hal ini ditunjukan
dengan t hitung sebesar 7,513 dengan signifikan sebesar 0,000. Nilai
signifikan yang dihasilkan < 0,05, maka penyaluran kredit yang dilakukan
oleh Bank Umum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas (ROA). Maka hipotesis 1a diterima.
Alasan yang mendasari penerimaan hipotesis ini pada penyaluran
kredit yang dilakukan oleh Bank Umum berorientasi pada profit. Sehingga
dana yang tersalurkan memiliki tujan untuk dapat meningkat profit bank.
Profit itu sendiri di peroleh berdasarkan banyaknya kredit yang disalurkan
oleh Bank tersebut. Hal ini disebabkan karena penyaluran kredit
merupakan sumber kegiatan utama perbankan, sehingga penyaluran kredit
dapat memberikan dampak pada profitabilitas (ROA) bank. Jika kredit
yang disalurkan pada bank tersebut besar maka akan meningkatkan laba
bank tersebut. Laba tersebut dapat diperoleh dari besarnya margin antara
SBI yang dikelurkan oleh Bank Indonesia dengan besarnya bunga yang
dikelurkan oleh masing-masing Bank tersebut. Maka kegiataan ini mampu
memberikan dampak yang besar bagi profit bank tersebut. Penelitian ini
sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusyidi dan Hafid
(2007) mengenai pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas bank.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penyaluran kredit memiliki
48
hubungan yang signifikan dengan arah positif terhadap profitabilitas
(ROA).
Sedangkan, hipotesis 2a yang menyatakan bahwa terdapatnya
pengaruh SBI terhadap profit (ROA) pada Bank Umum ditolak karena
berdasarkan tabel 4.13menunjukan hasil t hitung sebesar 1,377 serta
dengan nilai signifikansi sebesar 0,17 yang lebih besar 0,05 dengan arah
positif. Maka hipotesis 2a dinyatakan di tolak.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingkat suku bunga yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia (SBI) mengalami peningkatan tetapi
tidak memberikan dampak yang signifikan kepada profit (ROA) bank
tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.14
Tabel 10 Bank Umum yang Menyalurkan Kredit Terbesar
Dalam Jutaan Rupiah
KODE
BANK
TAHUN 2013 TAHUN 2014 Perub
ahan
Laba SBI
Bunga
Pinja
man
Kredit Laba SBI
Bunga
Pinjama
n
Kredit Laba
BBRI 7,52% 13,40% Rp 448.344.856 Rp 21.354.330 7,54% 13,64% Rp 510.696.841 Rp 24.253.845 Naik
BMRI 7,52% 12,44% Rp 450.634.798 Rp 18.829.934 7,54% 13,19% Rp 505.394.870 Rp 20.654.783 Naik
BBCA 7,52% 7,78% Rp 306.679.000 Rp 14.256.239 7,54% 8,21% Rp 339.859.000 Rp 16.511.670 Naik
BBNI 7,52% 11,07% Rp 243.757.807 Rp 6.243.854 7,54% 9,13% Rp 270.651.986 Rp 11.914.732 Naik
BNGA 7,52% 12,52% Rp 145.808.969 Rp 4.296.151 7,54% 13,46% Rp 169.380.619 Rp 2.343.840 Turun
BNLI 7,52% 9,61% Rp 150.169.207 Rp 1.631.118 7,54% 9,07% Rp 157.876.854 Rp 1.647.115 Naik
BDMD 7,52% 10,94% Rp 135.383.000 Rp 4.159.320 7,54% 14,29% Rp 139.057.000 Rp 2.682.662 Turun
PNBN 7,52% 13,24% Rp 103.071.931 Rp 2.454.475 7,54% 13,95% Rp 111.944.302 Rp 2.582.627 Naik
BNII 7,52% 11,72% Rp 94.500.410 Rp 1.570.316 7,54% 13,29% Rp 96.755.697 Rp 712.328 Turun
BBTN 7,52% 9,76% Rp 91.378.847 Rp 1.562.161 7,54% 13,16% Rp 104.905.865 Rp 1.115.592 Turun
Sumber : Data Olahan dari bi.go.id
49
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa SBI dari tahun 2013
hingga taun 2014 mengalami peningkatan. Tetapi peningkatan tersebut
tidak begitu besar yaitu meningkat sebesar 0,02%. Peningkatan SBI
tersebut juga mempengaruhi naiknya suku bunga pinjaman dari masing-
masing Bank. Dengan meningkatnya SBI serta suku bunga pinjaman
Bank dapat mempengaruhi laba perusahan. Hal ini karena jika suku bunga
meningkat maka bunga deposito dan bunga pinjaman akan meningkat
yang nantinya akan mempengaruhi laba Bank serta perekonomian yang
ada. Jika bunga pinjaman Bank meningkat kemungkinan nasabah untuk
melakukan peminjaman dana akan menurun karena bunga yang harus
dibayarkan akan besar. Oleh sebab itu jika bunga Bank meningkat maka
laba yang dihasilkan oleh Bank dapat menurun.
Tetapi berdsarkan pada tabel 4.14 menjelaskan bahwa SBI dan
suku bunga Bank mengalami peningkatan 6 dari 10 Bank yang
menyalurkan kredit terbesar memberikan hasil bahwa laba Bank
mengalami peningkatan. Bank tersebut yaitu Bank BRI, Bank Mandiri,
Bank BCA, Bank BNI, Bank Permata dan Bank Pan. Hal ini kemungkinan
dapat disebakan pada Bank tersebut dapat menyalurkan kreditnya lebih
banyak. Hal ini karena bunga yang diberikan oleh Bank tersebut ditahun
selanjutnya hanya mengalami perubahan sedikit, sehingga Bank tersebut
masih dapat menyalurkan dananya dengan baik. Serta nasabah yang ingin
melakukan pinjaman juga masih dapat terjangkau karena bunga yang
diberikan hanya meningkat sedikit. Sisanya yaitu 4 Bank yaitu Bank
50
CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia dan Bank
Tabungan Negara memberikan hasil bahwa jika SBI dan bunga bank
meningkat laba yang dihasilkan menurun. Hal ini kemungkinan
dikarenakan terdapatnya beberapa nasabah yang kreditnya telah jatuh
tempo yang menyebabkan nasabah tersebut sudah tidak melakukan kredit
sehingga Bank tersebut tidak mendapatkan income lagi dari nasabahnya
maka laba yang dihasilkan Bank tesebut dapat menurun. Kemungkinan
selanjutnya yaitu pada 4 Bank ini memberikan bunga pinjaman yang lebih
besar dibandingkan dari tahun sebelumnya sehingga membuat nasabah
untuk mengajukan pinjaman kredit berfikir ulang serta juga menimbulakan
yang namanya kredit macet pada Bank tersebut karena bunga yang harus
dibayarkan lebih besar. Besarnya kredit macet yang dimiliki oleh masing-
masing Bank dapat dilihat berdasarkan besarnya Non Performing Loan
(NPL) yang dihasilkan oleh Bank tersebut. Besarnya NPL pada masing-
masing Bank tersebut dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini:
Tabel 4.15
Tabel Perubahan NPL pada Masing-Masing Bank Umum
NO KODE BANK NPL 2913 NPL 2014 PERUBAHAN NPL
1 BBRI 1,55% 1,69% Naik
2 BMRI 0,37% 0.44% Naik
3 BBCA 0,40% 0,60% Naik
4 BBNI 0,50% 0,40% Turun
5 BNGA 1,55% 1,94% Naik
6 BNLI 0,31% 0,63% Naik
7 BDMD 1,10% 1,30% Naik
8 PNBN 0,75% 0,46% Turun
9 BNII 1,55% 1,48% Turun
10 BBTN 3,04% 2,79% Turun
51
Oleh sebab itu maka peningkatan SBI dan suku bunga masing-
masing Bank tidak dapat mempengaruhi besar kecilnya laba Bank
tersebut.
4.3.2 Pengujian Hipotesis pada Bank Syari’ah
Dalam pengujian hipotesis ini sama dengan pengujian hipotesis
yang dilakukan pada Bank Umum yaitu dengan metode uji pengaruh
dengan regresi berganda menggunakan uji t yang berfungsi untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh penyaluran kredit dan tingkat suku
bunga terhadap profit (ROA) pada Bank Syari’ah. Hasil dari perhitungan
dengan uji t dapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Bank Syari’ah
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,004 ,048 ,088 ,930
LN_PEMBIAYAAN ,000 ,001 ,037 ,226 ,822
SBI -,021 ,451 -,008 -,046 ,963
a. Dependent Variable: ROASYARIAH
Sumber : Data sekunder yang diolah, 20170
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut :
ROABS = 0,004 + 0,000 KRDBS - 0,021 TSBBS + ε
52
Hasil dari tabel 4.15 menandakan bahwa pembiayaan yang
dihitung tidak berpengaruh pada profitabilitas (ROA) Bank Umum. Hal ini
ditunjukan pada hasil t hitung sebesar 0,226 serta signifikan sebesar 0,822
yang lebih besar 0,05 dengan arah positif. Maka hipotesis 1b di tolak.
Pada Bank Syari’ah pembiayaan tidak memiliki dampak yang
signifikan terhadap laba perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena pada Bank Syari’ah berorientasi tidak hanya pada profit saja tetapi
juga pada kemakmuran dan kebahagiaan. Didalam Bank Syari’ah pada
sistem pembiayaan tidak semata-mata untuk meningkatkan laba Bank.
Tetapi didalam Bank Syari’ah lebih mengedepankan kemakmuran
masyarakat dan kebahagiaan yang merupakan tujuan dari ekonomi Islam.
Hal ini disebabkan juga karena Bank Syari’ah menganut prinsip Syari’ah
yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist yang tertera pada surah An-
Nisa Ayat 29 yang berbunyi “Wahai orang-orang beriman. Janganlah
kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara kalian.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah maha
penyayang kepadamu” . Prinsip tersebut yang membuat Bank Syari’ah
tidak hanya berorientasi pada profit.
Didalam Bank Syari’ah juga terdapat penyaluran dana yang tidak
berorientasi pada profit yaitu pembiayaan non bagi hasil. Pembiayaan
tersebut seperti pada pembiayaan sistem ijarah atau disebut dengan sewa.
53
Ijarah disini yaitu bank akan membeli barangnya kemudian akan
menyewakannya kepada nasabah, kemudian nasabah hanya membayar
sewa pemakaiannya. Sehingga pada Bank Syari’ah penyaluran dana tidak
memiliki pengaruh terhadap profit Bank.
Kemudian pada Bank Syari’ah juga menggunakan sistem bagi
hasil, dimana bagi hasil ini dilakukan dengan kesepakatan (www.bi.go.id).
Sistem bagi hasil yang dilakukan oleh Bank Syari’ah berupa yang pertama
dengan menghitung besarnya tingkat pendapatan investasi yang akan
dibagikan kepada nasabah, perhitungan ini dilihat berdasarkan dari
kegiatan perekonomian yang akan dilakukan. Penghitungan besarnya
pendapatan ini didasarkan pada efisiensi Bank yang mengacu kepada
keuangan Bank tersebut. Kemudian dari perhitungan tersebut maka
diperoleh nisbah yang akan dilakukan untuk sistem bagi hasil.Perhitungan
bagi hasil berdasarkan diatas tersebut dapat dilihat dari rumus dibawah ini
:
Bagi Hasil =𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡 𝐷𝑃𝐾𝐴 𝑥 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑎ℎ 𝑥
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐴
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐴
Dengan sistem ini menunjukan bahwa Bank Syari’ah tidak
berorientasi pada profit saja. Sistem bagi hasil ini juga dapat menimbulkan
hubungan yang erat antara nasabah dengan pihak bank sebagai mitra
usaha, hal ini sependapat dengan teori yang ada.
Sedangkan pada hipotesis 2b yang menyatakan terdapatnya
pengaruh tingkat suku bunga terhadap profit (ROA) pada Bank Syari’ah
54
ditolak. Hipotesis ini ditolak karena dari hasil dari tabel 4.14 menandakan
bahwa tingkat suku bunga yang dihitung tidak berpengaruh pada
profitabilitas (ROA) Bank Syari’ah. Hal ini ditunjukan pada hasil t hitung
sebesar -0,046 serta nilai signifikansi sebesar 0,963 yang lebih besar 0,05
dengan arah negatif. Maka hipotesis 2b di tolak.
Hal ini karena pada Bank Syari’ah berprinsip anti riba, sehingga
pada Bank Syari’ah tidak menggunakan bunga melain menggunakan bagi
hasil. Jika pada Bank Umum tingkat suku bunga digunakan untuk
mencapai keuntungan, tetapi pada Bank Syari’ah keuntungan tersebut
berdasarkan pada bagi hasil. Pada sistem bagi hasil disini juga tidak
mengacu pada tinggi rendahnya tingkat suku bunga yang ada. Berapapun
keuntungan yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan maka keuntungan
tersebut akan dibagi menjadi dua sesuai dengan kesepakatan.
Sehingga pada Bank Syari’ah tidak memiliki pengaruh yang
signifikan pada tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
akan memperngaruh profit (ROA) pada bank tersebut. Hal ini dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
55
Tabel 4.17
Daftar Bank Syari’ah yang Menyalurkan Pembiayaan
(Dalam Jutaan Rupiah)
KODE
BANK
TAHUN 2013 TAHUN 2014
Perubahan
Laba SBI
Bagi
Hasil
Bank
Pembiayaan Laba SBI
Bagi
Hasil
Bank
Pembiayaan Laba
BCA
Syari'ah 7,52% 11,68% Rp 734.635
Rp 12.701 7,54% 12,25% Rp 1.000.037
Rp 12.949 Naik
BNI
Syari'ah 7,52% 10,92% Rp 1.768.300
Rp 117.462 7,54% 11,11% Rp 2.421.699
Rp 163.251 Naik
BRI
Syari'ah 7,52% 12,75% Rp 3.970.205
Rp 129.564 7,54% 13,25% Rp 4.881.619
Rp 6.577 Turun
BJB
Syari'ah 7,52% 13,00% Rp 1.247.135
Rp 28.316 7,54% 13,03% Rp 1.257.249
Rp 21.702 Turun
Muamalat 7,52% 10,74% Rp20.898.945 Rp 165.144 7,54% 12,36% Rp 21.273.143 Rp 57.173 Turun
Panin Syari'ah
7,52% 11,81% Rp 1.350.047 Rp 21.332
7,54% 14,24% Rp 4.117.127 Rp 70.938 Naik
Bukopin
Syari'ah 7,52% 13,50% Rp 1.072.100
Rp 19.547 7,54% 13,50% Rp 1.433.741
Rp 8.661 Turun
Syari'ah Mandiri
7,52% 10,69% Rp10.752.404 Rp 650.530
7,54% 13,46% Rp 10.337.084 Rp 74.979 Turun
Syari'ah
Mega 7,52% 19,58% Rp 41.907
Rp 149.539 7,54% 17,11% Rp 39.552
Rp 17.396 Turun
Victoria Syari'ah
7,52% 15,66% Rp 275.052 Rp 6.362
7,54% 15,57% Rp 585.404 Rp (19.337) Turun
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa SBI dari tahun 2013
hingga taun 2014 mengalami peningkatan. Peningkatan SBI tersebut juga
mempengaruhi naiknya bagi hasil dari masing-masing Bank. Bagi hasil
tersebut cenderung mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan
dari masing-masing Bank. Namun teredapat pula bagi hasil yang
mengalami penurunan dari tahun 2013-2014. Penurunan bagi hasil
tersebut terdapat pada Bank Syari’ah Mega dan Bank Victoria Syari’ah.
Pada Bank Mega Syari’ah penurunan bagi hasil tersebut mencapai 2,47%.
Pada Bank Victoria Syari’ah bagi hasil yang berikan menurun sebesar
0,09%. Penurunan bagi hasil tersebut memberikan dampak pada
penyaluran pembiayaan yang dihasilkan oleh Bank Mega Syari’ah tersebut
56
tetapi tidak untuk Bank Victoria Syari’ah. Penurunan bagi hasil yang yang
diberikan Bank Victoria Syari’ah jurstru membuat penyaluran pembiayaan
Bank ini meningkat. Namun untuk laba yang dihasilkan oleh masing-
masing Bank cenderung menurun.
Sebagian besar laba yang dihasilkan oleh masing-masing Bank
mengalami penurunan. Penurunan tersebut disebabkan oleh SBI yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia di akhir tahun mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut hingga 7,75% di akhir tahun. Dari peningkatan
tersebut maka membuat Non Performing Loan (NPL) dari masing-masing
Bank meningkat. NPL tersebut meningkat disebabkan karena banyaknya
kredit macet di tahun tersebut. Disebabkan karena SBI mengalami
peningkatan di akhir taun sedangkan Bank telah memberikan pembiayaan
yang besar kepada nasabhanya dari awal tahun hingga akhir taun sehingga
banyak nasabah yang mengalami kesulitan untuk mengembalikan
pinjaman maka membuat perusahaan tersebut memiliki tingkat kredit
macet yang besar. Oleh sebab itu Aset yang diperoleh Bank mengalami
penurunan serta membuat laba yang hasilkan menurun pula. Data
perubahan NLP dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
57
Tabel 4.18
Tabel Perubahan NPL pada Bank Syariah
NO KODE BANK NPL 2013 NPL 2014 PERUBAHAN NPL
1 BCA Syari'ah 0,10% 0,10% Tetap
2 BNI Syari'ah 1,13% 1,04% Turun
3 BRI Syari'ah 3,26% 3,65% Naik
4 BJB Syari'ah 1,16% 3,87% Naik
5 Muamalat 3,46% 4,85% Naik
6 Panin Syari'ah 0,77% 0,29% Turun
7 Bukopin Syari'ah 4,27% 4,07% Turun
8 Syari'ah Mandiri 4,32% 6,84% Naik
9 Syari'ah Mega 2,98% 3,89% Naik
10 Victoria Syari'ah 3,31% 4,75% Naik
Sumber: Laporan Keuangan Masing-Masing Bank
Sedangkan jika SBI yang keluarkan oleh Bank Indonesia
meningkat maka akan membuat bagi hasil yang diberikan oleh masing-
masing Bank mengalami peningkatan. Jika bagi hasilnya meningkat maka
akan membuat penyaluran pembiayaan menurun. Penurun penyaluran
pembiayaan tersebut akan memberikan dampak pada laba Bank yang
menurun. Tetapi dalam penelitiaan ini SBI mengalami peningkatan diikuti
oleh peningkatan pada bagi hasil Bank. Namun dalam penyaluran
pembiayaan mengalami peningkatan pula. Hal ini bertolak belakang
dengan pengertian diatas. Serta laba yang dihasilkan oleh masing-masing
Bank justru mengalami penurunan sedangkan pembiayaan terus
meningkat. Sehingga dapat dikatan bahwa peningkatan SBI tidak dapat
sebagai acuan untuk melihat besar kecilnya laba yang akan dihasilkan.
58
4.3.3 Perbedaan Penyaluran Kredit Pada Bank Umum dan Bank
Syari’ah
Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan antara
penyaluran kredit terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum dan
Bank Syari’ah. Hasil pengujian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.19
Hasil Uji Independet Sample T Test
Group Statistics
KREDIT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
LN_KRD BU 160 30,2101 2,03848 ,16116
BS 40 28,0167 1,76163 ,27854
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
LN_
KRD
Equal
variances
assumed
4,495 ,035 6,244 198 ,000 2,19336 ,35126 1,50068 2,88604
Equal
variances
not
assumed
6,816 67,622 ,000 2,19336 ,32180 1,55115 2,83556
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017
59
Berdasarkan pada tabel 4.17 maka dapat dikatakan bahwa
penyaluran kredit yang dilakukan oleh Bank Umum dan Bank Syari’ah
terdapatnya beda. Hal ini dapat dilihat melalui hasil dari signifikan pada
levene’s test yang memberikan hasil 0,035 menandakan bahwa pada data
ini memiliki variance yang sama. Maka untuk melihat uji beda t-test
menggunakan asumsi equal variance assumed. Maka diperoleh hasil
bahwa tingkat signifikannya sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga
varians Bank Umum dan Bank Syari’ah sama. Hal ini menandakan H3 di
terima, artinya bahwa terdapatnya perbedaan penyaluran kredit pada Bank
Umum dan Bank Syari’ah.
Alasan yang mendasari penerimaan hipotesis ini yaitu pada
perbedaan penyaluran kredit yang terdapat pada Bank Umum dan Bank
Syari’ah yaitu pada Bank Umum penyaluran dana tersebut disebut dengan
kredit. Tetapi pada Bank Syari’ah tidak menggunakan kredit melainkan
dengan jenis pembiayaan. Pembiayaan itu sendiri pada Bank Syari’ah
memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu adanya pembiayaan bagi hasil
terdiri dari mudharabah dan musyarakah. Kemudian terdapat pembiayaan
non bagi hasil terdiri dari murabahah, salam, istihna, ijarah dan qardh
Selanjutnya terletak pada sistem penyalurannya. Pada Bank Umum
penyaluran kredit menggunakan sistem bunga, sedangkan pada Bank
Syari’ah menggunakan sistem bagi hasil. Hubungan antara nasabah pada
Bank Umum terbatas debitur dan kreditur tetapi pada Bank Syari’ah
60
hubungan erat sebagai mitra usaha. Sehingga didalam Bank Syari’ah lebih
terjalan hubungan kekeluargaan.
Dalam sistem penyelesaiannyapun juga berbeda. Jika di Bank
Umum terdapat perselisihan antara nasabah dengan pihak bank, pada Bank
Umum diselesaikan di pengadilan negeri tetapi pada Bank Syari’ah
diselesaikan melalui tata cara dan hukum materi syari’ah yang dikenal
dengan BAMUI (Badan Arbitrase Muamalah Indonesia). Selanjutnya yang
membedakaan penyaluran kredit pada Bank Umum dan Bank Syari’ah
yaitu terletak pada jenis penyalurannya. Jika di Bank Syari’ah terdapat
pembiayaan non bagi hasil yang berupa murabahah, salam, istihna, ijarah
dan qardh. Jenis ini tidak terdapat pada penyaluran kredit di Bank Umum.
Kemudian dari sisi orientasinya, pada Bank Umum berorientasi
pada profit. Orientasi pada profit ini dapat diperoleh berdasarkan besarnya
dana yang disalurkan melalui kredit pada Bank Umum tersebut. Namun
pada Bank Syari’ah tidak hanya berorientasi pada profit sehingga sistem
pembiayaan disini tidak dapat memberikan dampak yang signifikan pada
profit Bank Syari’ah. Karena pada Bank Syari’ah lebih mengutamakan
tujuan sosial ekonomi Islam baru kemudian ke profit.